1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia termasuk negara maritim yang mempunyai potensi hasil perikanan laut yang sangat besar. Sebagai negara maritim, ...
Latar Belakang Indonesia termasuk negara maritim yang mempunyai potensi hasil perikanan laut yang sangat besar. Sebagai negara maritim, usaha budidaya laut merupakan salah satu usaha yang dapat memberikan alternatif sumber penghasilan untuk meningkatkan pendapatan bagi nelayan. Berkembangnya usaha budidaya, dapat meningkatkan produksi baik jumlah maupun mutunya. Dampak lebih lanjut dari usaha ini adalah kesejahteraan masyarakat nelayan mengalami peningkatan disamping itu negara diuntungkan karena adanya peningkatan jumlah devisa sebagai hasil ekspor produk perikanan. Selama ini produksi ikan kerapu lebih banyak disuplai dari hasil perikanan tangkap. Di Indonesia 58.905 ton produksi ikan kerapu hanya sekitar 7.500 ton (13%) yang berasal dari budidaya. Produksi dari hasil penangkapan di laut nilainya semakin menurun hampir mencapai 60%. Hal ini menunjukkan ketidakseimbangan antara jumlah penangkapan dan hasil ikan di alam yang dapat membahayakan kelestarian ikan kerapu (Widiana dkk., 2009). Pengembangan ikan kerapu di keramba jaring apung (KJA) mempunyai kendala dalam proses kegiatan budidayanya. Permasalahan yang timbul dalam proses pemeliharaan benih ikan kerapu dalam KJA adalah timbulnya penyakit. Beberapa jenis penyakit yang ditemukan pada kegiatan pemeliharaan tersebut antara lain borok pada pangkal sirip ekor, sirip yang busuk, dan mulut merah. Selain itu, ikan kerapu juga sering terserang penyakit parasitik, yang diakibatkan karena infeksi dari jenis crustacean (Nerocilla sp.), cacing (Diplectanum sp.),
Universitas Sumatera Utara
protozoa (Cryptocaryon sp.) serta bakteri dari genus Vibrio. Hal ini mendorong perlu diadakan pengkajian tentang penyakit yang menyerang ikan kerapu (Azhar, 2011). Guna pemenuhan kebutuhan ikan kerapu dan upaya perlindungan dikembangkanlah usaha budidaya ikan kerapu seperti pengembangan panti-panti pembenihan. Namun usaha ini masih banyak menghadapi kendala dan masalah. Permasalahan utama yang sering menjadi penghambat produksi adalah penyakit seperti bakteri dan virus, termasuk serangan patogen ini pada benih, larva dan juvenil. Produksi budidaya ikan kerapu lumpur, yang terserang patogen juga dapat dimulai dari kegiatan pembenihan sampai budidaya pembesaran di keramba jaring apung. Jenis penyakit yang sering timbul pada budidaya air laut adalah disebabkan oleh strain Vibrio, Pseudomonas, Chromobacterium, Bacillus (Irianto, 2003). Penyakit pada ikan kerapu yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab penyakit merupakan masalah yang dihadapi pembudidaya. Bakteribakteri tersebut akan terus berkembang pada ikan kerapu dan menyebabkan kematian pada ikan tersebut. Salah satu bakteri yang diduga hidup pada ikan kerapu lumpur adalah bakteri Vibrio sp., yang menyebabkan penyakit vibriosis. Bakteri ini dapat langsung menyerang dan menginfeksi bagian tubuh ikan kerapu lumpur yang terlihat mengalami memar dan luka. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan bakteri-bakteri penyebab penyakit yang diduga bersifat patogen pada ikan kerapu lumpur (Epinephelus tauvina) sehingga dapat di identifikasi bakteri apa saja yang menginfeksi ikan kerapu tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Perumusan Masalah Dalam suatu usaha budidaya seringkali terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi seperti adanya serangan penyakit pada kurun waktu tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan biota bahkan dapat mengakibatkan kematian bagi biota tersebut. Permasalahan tersebut sering dihadapi dalam usaha perikanan, satu diantaranya usaha budidaya kerapu lumpur pada keramba jaring apung (KJA) milik UD. Sundoro. Berdasarkan deskripsi di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bakteri patogen apa saja yang hidup dan menginfeksi ikan kerapu lumpur ?
2.
Apakah ada bakteri patogen yang dominan hidup serta menginfeksi ikan kerapu lumpur dan air tempat ikan itu hidup?
Kerangka Pemikiran Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian, ikan kerapu lumpur (E. tauvina) merupakan ikan yang populer di kalangan masyarakat luas dan menjadi kegemaran banyak orang di Indonesia. Hama serta penyakit yang ada pada budidaya ikan kerapu lumpur menjadi salah satu faktor yang cukup menentukan akan keberhasilan budidaya ikan kerapu lumpur. Timbulnya serangan penyakit merupakan hasil interaksi yang tidak seimbang antara lingkungan, kondisi inang (ikan) dan patogen (penyakit). Identifikasi bakteri pada berbagai anggota tubuh ikan kerapu yang diduga terdapat bakteri penyebab penyakit sangat penting untuk menentukan spesies bakteri apa yang paling dominan pada tubuh ikan kerapu lumpur yang diduga terserang
Universitas Sumatera Utara
penyakit serta pengambilan sampel air dimana ikan kerapu lumpur itu hidup untuk mengetahui bakteri-bakteri apa saja yang ada pada keramba jaring apung ikan kerapu lumpur sehingga dapat di identifikasi bakteri yang didapat. Berikut ini adalah kerangka pemikiran (Gambar 1) dalam melakukan penelitian ini:
Serangan Penyakit Pada Ikan Lingkungan
Inang
Patogen
Virus
Jamur
Bakteri
Interaksi
Ikan
Air
Isolasi B k i
Identifikasi Bakteri Penyebab Penyakit
Bakteri-Bakteri Potensial Patogen
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui jenis-jenis bakteri potensial patogen yang hidup dan menginfeksi ikan kerapu lumpur. 2. Untuk mengetahui jenis bakteri penyebab potensial patogen yang paling dominan hidup dan menginfeksi ikan kerapu lumpur, serta jenis bakteri patogen pada air tempat ikan kerapu lumpur itu hidup.
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi bagi pembudidaya ikan laut dengan mengetahui bakteri-bakteri potensial patogen yang dapat menginfeksi ikan laut khususnya ikan kerapu lumpur serta bakteri-bakteri patogen yang terdapat pada air tempat ikan kerapu lumpur itu hidup.