4
PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber daya manusia yang sangat potensial adalah para mahasiswa. Mahasiswa adalah generasi muda yang merupakan komponen penting dalam melaksanakan pembangunan di negara ini. Aktivitas perkuliahan yang padat, banyaknya tugas-tugas kuliah yang diberikan, ujian, kegiatan organisasi serta kegiatan lain diluar perkuliahan cukup menyita waktu dan tenaga para mahasiswa. Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi tidak akan terlepas dari aktivitas belajar, keharusan mengerjakan tugas-tugas studi dan membuat skripsi pada akhir studinya. Setiap mahasiswa dituntut untuk membuat sebuah skripsi yang merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian. Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya (Darmono dan Hasan, 2002). Tidak semua universitas dengan jenjang strata 1 wajib membuat skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan kurikulum pendidikannya, tetapi beberapa universitas mewajibkan mahasiswa membuat skripsi untuk tugas akhir belajarnya, tidak terkecuali Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Seperti disebutkan dalam Petunjuk Penulisan Penyusunan Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana (2013) bahwa penulisan skripsi dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana pada Program Sarjana (S1) di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Menurut Somadikarta (dalam Fitriana, 2010) skripsi disamping karya ilmiah lainnya, merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap ciri atau karakteristik yang dituntut dari seorang mahasiswa sebagai bagian dari suatu masyarakat ilmiah yang kritis, obyektif, analitis, kreatif dan konstruktif. Skripsi ini juga sekaligus merupakan evaluasi terhadap apa yang telah mahasiswa dapatkan dari proses belajar mengajar antara mahasiswa dan pengajar (dosen) sebagai bagian dari usaha aktif mahasiswa untuk mengikuti metode belajar mengajar dialogis yang membedakan mahasiswa dengan
5
peserta didik dari tingkatan pendidikan lainnya yang lebih rendah. Kesulitan dalam pembuatan skripsi terutama muncul jika mahasiswa mempunyai sifat yang perfeksionis dan tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dan makalah (paper) secara baik karena tidak sesuai dengan standar internal yang telah mereka tentukan sendiri (Fitriana, 2010). Begitu panjang dan rumitnya proses pengerjaan skripsi ini sehingga membutuhkan biaya, tenaga, waktu, dan perhatian yang tidak sedikit. Umumnya, mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan skripsi dalam jangka waktu satu semester atau kurang lebih sekitar enam bulan. Tetapi pada kenyataannya, banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari enam bulan untuk mengerjakan skripsi (Darmono dan Hasan, 2002). Selain itu, saat ini tuntutan mahasiswa semakin tinggi dengan adanya persaingan yang semakin ketat. Hal ini membuat mahasiswa menghalalkan segala cara agar dapat memenuhi semua tuntutan yang ada. Berbagai kemungkinan dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yaitu dengan melakukan kecurangan akademis. Kecurangan akademis banyak dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun di perguruan tinggi (Pangemanan, 2011). Salah satu bentuk kecurangan akademis adalah plagiarisme. Plagiarisme adalah ketidakjujuran dalam menghasilkan karya tulis karena menggunakan karya dan pikiran orang lain seolah-olah menjadi karya dan pikirannya baik disengaja maupun tidak disengaja (Julissar, 2007). Menurut Hexham (2005) plagiarisme terjadi ketika seseorang mengaku atau memberi kesan bahwa ia adalah penulis asli suatu naskah yang ditulis orang lain, atau mengambil mentah-mentah dari tulisan atau karya orang lain atau karya sendiri secara keseluruhan atau sebagian, tanpa memberi sumber. Plagiat merupakan suatu tindakan menyimpang yang melanggar hukum dan tidak dapat ditolerir karena mencuri hasil karya ataupun hak cipta orang lain. Plagiarisme dalam skripsi akan berdampak negatif karena perbuatan plagiat dalam penulisan karya ilmiah merupakan suatu tindak pidana. Hal ini telah diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dan Permendiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Orang yang terbukti melakukan plagiat dalam penulisan karya ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi terancam sanksi pencabutan gelar (Pasal 25 ayat 2 UU Sisdiknas), pembatalan ijazah (Pasal 12 ayat 1 huruf g Permendiknas
6
17/2010), bahkan hingga ancaman pidana penjara (Pasal 70 UU Sisdiknas). Efek negatif yang timbul akibat plagiarisme adalah hilangnya penghargaan terhadap karya intelektual, plagiarisme akademis menyebabkan akademisi malas untuk berkarya, mulai pudarnya penghargaan terhadap sifat jujur dan kerja keras, merusak nama baik bangsa dan institusi pendidikan, plagiarisme menghasilkan generasi-generasi plagiator secara massal (Rahma, 2011). Mahasiswa yang diharapkan dapat memajukan bangsa tidak jarang menjadi pelaku plagiarisme. Dilihat dari segi manapun, plagiarisme hanyalah upaya pembodohan generasi penerus bangsa. Namun saat ini keberadaan aturan, etika, atau panduan penulisan karya tulis ilmiah di Perguruan Tinggi tampaknya bukan jaminan untuk mengurangi ataupun menghentikan perbuatan plagiarisme ini. Berkali-kali dunia kampus di Indonesia diresahkan oleh oknum mahasiswa atau dosen yang mempublikasikan karya tulis penelitiannya, yang akhirnya terbukti karya tersebut hasil plagiarisme (Sinaga, 2010). Hasil penelitian Pusat Integritas Akademik, Duke University, Amerika Serikat mencatat 68 hingga 70 persen mahasiswa yang kuliah di AS mengaku pernah melakukan plagiat (dalam Riyanto, 2010). Selain itu Suwarjo, dkk (2012) melakukan penelitian dengan hasil yang menunjukkan bentuk-bentuk plagiat skripsi pada mahasiswa FIP UNY adalah 1) mengacu dan mengutip istilah, kata/kalimat, data/info dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpa menyatakan sumber secara memadai (63,29%); 2) mengacu dan mengutip secara acak istilah, kata/kalimat, data/info dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpa menyatakan sumber secara memadai (17,6%); 3) menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan/teori tanpa menyebutkan sumber secara memadai (17,1%); 4) merumuskan dengan kata-kata dan kalimat sendiri dari sumber kata-kata, kalimat, gagasan, pendapat/teori tanpa menyebutkan sumber secara memadai (1,4%). Faktor-faktor yang mempengaruhi plagiarisme menurut (Rahma, 2011) antara lain (1) kemajuan teknologi, (2) kurangnya keterampilan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah, (3) ketidakmampuan dalam memilah sumber-sumber dari internet, (4) salah pengertian antara plagiarisme dan parafrase, (5) salah pengertian antara terminologi bahasa, (6) proses pengutipan yang tidak lengkap, (7) tekanan yang berlebihan dari orang tua, teman, atau tenaga pendidik untuk mendapatkan nilai yang sempurna, (8)
7
minimnya sanksi hukum dari pihak yang berwenang, (9) kurangnya pemahaman dan pendalaman mahasiswa mengenai materi yang akan ditulis, (10) buruknya keterampilan manajemen waktu mahasiswa (menunda-nunda atau dalam istilah lain disebut prokrastinasi). Prokrastinasi ditandai dengan tidak segera memulai ketika menghadapi suatu tugas yang dilakukan oleh mahasiswa (Knaus, 1986). Perilaku seorang prokrastinator cenderung mengalami kesulitan untuk mengerjakan tugas yang tidak disenangi sehingga memungkinkan mahasiswa melakukan plagiarisme untuk memudahkan. Orang yang melakukan penundaan rentan mengalami kekhawatiran dan frustasi (afektif) apabila belum menyelesaikan tugas pada batas waktu yang ditentukan, hal ini membuat mahasiswa mencari jalan keluar dengan melakukan plagiarisme. Plagiarisme juga dilakukan mahasiswa akibat pertentangan secara kognitif antara niat untuk menyelesaikan tugas dan manajemen waktu yang buruk (Rahma, 2011). Pertentangan antara niat menyelesaikan tugas dan manajemen waktu yang buruk adalah bentuk persepsi mahasiswa akan motivasinya untuk tidak menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, sehingga memungkinkan mahasiswa melakukan plagiarisme untuk tetap bisa menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan (Siaputra, 2013). Dari keempat aspek perilaku, afektif, kognitif dan motivasi tersebut terbentuklah prokrastinasi. Sehingga perilaku prokrastinasi merupakan faktor seseorang melakukan plagiarisme (Walker, 2008). Dalam penelitian terdahulu juga telah diungkapkan oleh Roig & DeTommaso (1995) dalam studinya bahwa siswa yang diketahui memiliki masalah prokrastinasi dapat melakukan perilaku plagiarisme dibandingkan siswa yang dapat melakukan perencanaan dalam studinya. Juga dalam studi yang dilakukan oleh Ferrari & Beck (1998) menjadi penguat bahwa prokrastinasi menjadi indikasi bagi perilaku plagiarisme. Namun dalam penelitian Warsiyah (2013) menunjukkan hasil prokrastinasi dengan perilaku menyontek tidak signifikan. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai prokrastinasi akademis dengan plagiarisme skripsi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara prokrastinasi akademis dengan plagiarisme skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW.
8
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara prokrastinasi akademis dengan plagiarisme skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Plagiarisme Skripsi Plagiarisme merupakan tindakan menyerahkan (submitting) atau menyajikan (presenting) ide atau kata/kalimat orang lain tanpa menyebutkan sumbernya (Sastroasmoro, 2007). Plagiarisme adalah ketidakjujuran dalam menghasilkan karya tulis karena menggunakan karya dan pikiran orang lain seolah-olah menjadi karya dan pikirannya baik disengaja maupun tidak disengaja (Julissar, 2007). Sedangkan pengertian skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan akademis di Perguruan Tinggi (Poerwodarminto, 1986). Semua mahasiswa wajib mengambil mata kuliah skripsi karena skripsi digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana. Tujuan skripsi agar mahasiswa mampu melaksanakan penelitian dengan berbagai persyaratannya, sehingga menunjukkan penguasaan suatu cabang/bidang ilmu, yaitu meliputi latar belakang, teori, perumusan hipotesis, metode penelitian yang tepat dan analisis yang sesuai, serta mewujudkan dalam suatu penulisan penelitian tugas akhir untuk gelar kesarjanaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa plagiarisme skripsi merupakan hasil penjiplakan ide, gagasan, kata-kata/kalimat orang lain tanpa menyebutkan sumbernya yang berhubungan dengan penulisan penelitian tugas akhir untuk gelar kesarjanaan. Jenis Plagiarisme Jenis-jenis plagiarisme menurut Barnbaum (2006) antara lain: 1. Word by word plagiarism (copy & paste) Mengutip atau menjiplak kata-kata, kalimat atau penggalan kalimat, paragraf, bab bahkan seluruh karya orang lain sesuai dengan karya asli tanpa mengubah katakata atau susunan kalimat dan tanpa mencantumkan nama penulis asli dan sumber informasi.
9
2. Word switch plagiarism (mengganti kata) Mengutip atau mengambil kalimat atau penggalan kalimat atau paragraf dari karya penulis lain kemudian mengganti beberapa kata didalam kalimat tersebut tanpa mengubah susunan kata maupun susunan kalimat dan tanpa mencantumkan nama penulis maupun sumber informasi. 3. Style plagiarism (gaya penulisan) Mengubah kalimat dengan kata-kata atau paragraf baru, namun gaya penulisannya sama dengan gaya penulis asli. 4. Metaphor plagiarism (melengkapi tulisan) Mengutip atau menjiplak sebuah bagian dari karya penulis lain dan menggunakannya untuk memperjelas makna dari tulisan sendiri. 5. Idea plagiarism (ide penulisan) Mengambil, mengutip atau memakai gagasan seorang penulis yang telah mengeluarkan sebuah ide untuk pemecahan suatu masalah atau untuk menggambarkan sebuah konsep tentang suatu fenomena, dan dikutip untuk dipakai dalam karya tulis sendiri tanpa mencantumkan nama penggagas dan sumber informasi. Pengertian Prokrastinasi Akademis Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin, yaitu terdiri atas kata pro yang berarti bergerak maju dan crastinus yang berarti untuk hari esok atau jika digabungkan menjadi procrastinus yang berarti menangguhkan atau menunda hingga ke hari berikutnya (Burka & Yuen, 2008). Sokolowska (2009) menyatakan bahwa prokrastinasi akademik dioperasionalkan sebagai penundaan pada tindakan pengerjaan tugas yang penting atau mendesak, berdasarkan pilihan secara sadar yang dapat bersifat rasional atau tidak rasional, yang dapat disertai dengan emosi negatif atau positif, dan ditentukan oleh tingkat motivasi yang berhubungan dengan tugas dan nilai dari tugas yang dikerjakan. Solomon dan Rothblum, (1984) mengatakan bahwa suatu perilaku penundaan yang dilakukan oleh individu dapat dikatakan suatu prokrastinasi apabila perilaku penundaan itu dilakukan oleh individu pada tugas yang penting dan dilakukan berulangulang secara sengaja dan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada diri individu.
10
Menurut Johnson dan Bloom (dalam steel, 2007) perilaku penundaan adalah perilaku menunda penyelesaian sebuah tugas karena perasaan tidak nyaman yang dialami individu. Steel (2007) mengemukakan bahwa perilaku penundaan adalah perilaku menunda suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sengaja walaupun penundaan ini dapat membuat hasil yang tidak maksimal. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendapat dari Sokolowska (2009) yang menyatakan bahwa prokrastinasi akademik dioperasionalkan sebagai penundaan pada tindakan pengerjaan tugas yang penting atau mendesak, berdasarkan pilihan secara sadar yang dapat bersifat rasional atau tidak rasional, yang dapat disertai dengan emosi negatif atau positif, dan ditentukan oleh tingkat motivasi yang berhubungan dengan tugas dan nilai dari tugas yang dikerjakan. Aspek Prokrastinasi Akademis Menurut Sokolowska (2009) prokrastinasi memiliki 4 aspek, yaitu: a. Perilaku Dimensi perilaku menekankan pada penundaan mengerjakan tugas dengan cara menghindar dan memperlambat penyelesaian tugas. Oleh karena itu, karakteristik perilaku prokrastinasi berkaitan dengan aksi penundaan atau penghindaran. Seorang prokrastinator cenderung mengalami kesulitan untuk melakukan hal-hal yang tidak disenangi dan ketika mungkin untuk melakukan, akan menghindarinya. Ia lebih cenderung untuk melakukan hal-hal yang disenangi. b. Afektif Dimensi afektif menekankan pada ketidaknyamanan yang dirasakan individu. Secara khusus, dimensi ini berhubungan dengan kecemasan dan kekhawatiran. Beberapa peneliti menginvestigasi penundaan sebagai mekanisme jalan keluar dari tekanan emosional yang diasosiasikan dengan tugas. Orang yang melakukan penundaan juga rentan menderita kekhawatiran dan frustrasi, khususnya sebelum atau sesudah batas waktu yang ditentukan. Selain itu, cenderung bosan, suka mencari sensasi, dan aksi pemberontakan. c. Kognitif Dimensi kognitif menekankan kepada mengapa individu tetap membuat keputusan untuk menunda meskipun mengetahui konsekuensi negatifnya.
11
Pendekatan secara kognitif membahas kesengajaan untuk menunda di awal atau akhir dalam menyelesaikan suatu tugas. Dimensi kognitif dari prokrastinasi melibatkan pertentangan antara niat untuk menyelesaikan tugas. Dimensi kognitif juga melibatkan kesulitan memprioritaskan suatu tugas, dan manajemen waktu yang buruk. d. Motivasi Prokrastinasi juga bisa dilihat sebagai motivasi untuk tidak menyelesaikan tugas. Termasuk di dalamnya persepsi individu akan pentingnya tugas, manfaat, dan ketertarikan intrinsik yang melekat dalam diri individu. Beberapa penelitian secara umum menunjukkan bahwa siswa yang melihat tugas sebagai hal yang tidak penting, tidak relevan dengan tujuan utamanya, dan tidak tertarik terhadap tugas tersebut, menunjukan level prokrastinasi yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang menilai tugas sebagai sesuatu yang penting. Hubungan Antara Prokrastinasi Akademis dengan Plagiarisme Skripsi Pelaku prokrastinasi akademis pada umumnya mengerjakan tugas pada menit terakhir batas pengumpulan tugas dan dapat membuat mereka merasa panik, perasaan panik tersebut dapat menyebabkan mahasiswa membuat keputusan buruk seperti berperilaku curang. Salah satu perilaku curang yang dapat terjadi sebagai bentuk ketidaksiapan mahasiswa dalam menghadapi batas waktu adalah tindak plagiat. Tindak plagiat tersebut menjadi salah satu cara mudah dalam mengerjakan tugas ketika menghadapi batas waktu yang semakin dekat (Westphal, 2004). Penn (2007) juga menambahkan bahwa pelaku plagiarisme menganggap bahwa dengan melakukan tindak plagiat walaupun ia melakukan penundaan pada pengerjaannya, maka tugasnya akan dapat diselesaikan dengan mudah. Hal ini sejalan dengan pendapat Ziesat, Rosenthal & White (dalam Holmes, 2000) penundaan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan digolongkan kedalam bentuk prokrastinasi akademis. Salah satu bentuk konsekuensi negatif dari prokrastinasi akademis adalah kecurangan akademis (Roig & De Tommaso dalam Hendricks, 2004).
12
Hipotesis Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan antara prokrastinasi akademis dengan plagiarisme skripsi pada mahasiswa. Semakin tinggi prokrastinasi akademis yang dilakukan oleh mahasiswa maka semakin tinggi pula plagiarisme skripsi yang dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah prokrastinasi akademis yang dimiliki mahasiswa, maka semakin rendah plagiarisme skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa. METODE PENELITIAN Partisipan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW dengan karakteristik sudah mengambil matakuliah skripsi lanjut, yang berjumlah 175. Prosedur Sampling Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Yamane (dalam Sukandarrumidi, 2006) yaitu: n=
N Nd2 + 1
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = presisi Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh jumlah sampel sebanyak 64 orang. Pengukuran Untuk memperoleh data dari penelitian ini menggunakan 2 skala yaitu: 1. Skala Plagiarisme Skripsi Untuk Skala Plagiarisme peneliti menyusun sendiri berdasarkan aspek plagiarisme menurut Barnbaum (2006) yang tersusun dari 27 item pertanyaan dalam bentuk skala Likert. Yang terdiri dari aspek word by word plagiarism, word switch plagiarism, style plagiarism, metaphor plagiarism dan idea plagiarism. Skala psikologi ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu 16 item favorable dan 11 item unfavorable,
13
menggunakan 4 tingkat penilaian (Skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4. Untuk jenis pernyataan favorable Subjek akan mendapat skor 4 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3 untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS), dan Untuk jenis pertanyaan unfavorable subjek akan mendapatkan skor 1 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 2 untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).
Tabel 1 Item Valid dan Gugur Pada Skala Plagiarisme No 1.
Aspek Word by word plagiarism
Indikator Mengambil sebagian kata, kalimat atau paragraf orang lain tanpa mengubah aturan penulisan dan mencantumkan sumber
No. Item Total Item Valid Favorable Unfavorable 1*, 6*, 8 1 12*
Menyalin apa yang telah 17*, 19*, orang lain buat sebelumnya 20 dan menganggap bahwa karya itu adalah miliknya
22, 24, 26
4
2.
Word switch plagiarism
Mengutip atau mengambil kalimat, paragraf orang lain kemudian mengganti beberapa kata tanpa mengubah susunan kata maupun kalimat dan tanpa mencantumkan sumber
2, 13*
9
2
3.
Style plagiarism
Mengubah kalimat dengan kata-kata atau paragraf baru, namun gaya menulis sama dengan penulis asli Mencuri atau mengambil ide orang lain, meskipun itu mungkin hanya gaya penulisannya saja
3*
-
0
14
10, 27
3
14
4.
Metaphor plagiarism
5
Idea plagiarism
Mengutip atau menjiplak bagian dari karya orang lain dan menggunakannya untuk memperjelas makna dari tulisan sendiri Mengambil, mengutip atau memakai gagasan orang lain (ide) tanpa mencantumkan nama dan sumber informasi Menggabungkan ide orisinil dengan ide orang lain Menggabungkan beberapa ide dari orang lain Total Item Valid
4*, 15
21
2
5*, 7
11
2
16
23
2
18
25*
1
7
10
17
Uji validitas dan reliabilitas alat ukur menggunakan try out terpakai yang berarti data dari subjek yang digunakan untuk try out juga digunakan untuk penelitian. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur menunjukan bahwa jumlah item valid dalam Skala Plagiarisme Skripsi sebanyak 17 item. Sementara itu, nilai r item total correlation bergerak antara 0,308 sampai dengan 0,588 dengan nilai reliabilitas berdasarkan kriteria reliabilitas menurut Guilford–Fuhcher (dalam Azwar, 2004) sebesar 0,852 yang berarti reliabilitas tinggi. 2. Skala Prokrastinasi Akademis. Skala Prokrastinasi Akademis dalam penelitian ini mengacu pada alat ukur yang dikembangkan oleh Sokolowska dan Zusho (2009) yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Skala tersebut bernama Academic Procrastination Q-Sort (APQ) yang tersusun dari 38 item pertanyaan dalam bentuk skala Likert. Yang terdiri dari aspek perilaku, kognitif, afektif, dan motivasi. Skala tersebut memiliki nilai reliabilitas atau Alpha sebesar 0.80 (Sokolowska, 2009). Skala psikologi ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu 19 item favorable dan 19 item unfavorable, menggunakan 4 tingkat penilaian (Skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4. Untuk jenis pernyataan favorable Subjek akan mendapat skor 4 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3 untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS), dan Untuk jenis pertanyaan unfavorable subjek akan mendapatkan skor 1 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 2 untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).
15
Tabel 2 Item Valid dan Gugur Pada Skala Prokrastinasi Akademis No
Aspek
1.
Perilaku
2.
3.
4.
Indikator
Menunda mengerjakan tugas Menghindari mengerjakan tugas dengan melakukan hal yang disenangi Afektif Mencari sensasi Merasakan kecemasan atau khawatir dalam mengerjakan suatu tugas Kognitif Mengetahui konsekuensi negatif dari penundaan tetapi tetap melakukannya Kesulitan memrioritaskan tugas Motivasi Menganggap suatu tugas sebagai hal yang tidak menarik Menganggap tugas tidak memiliki manfaat Total Item Valid
No. Item Favorable Unfavorable 9, 12*, 13 11, 14
Total Item Valid 3
24
7, 10
4
15, 16, 17 18, 19, 21*
26* 20, 22*, 23, 27, 28
3 6
3*, 4, 8
-
2
2, 6
5, 25*
3
1, 30, 32
29, 31, 34, 36, 38*
7
37*
33, 35*
1
15
14
29
Uji validitas dan reliabilitas alat ukur menggunakan try out terpakai yang berarti data dari subjek yang digunakan untuk try out juga digunakan untuk penelitian. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur menunjukan bahwa jumlah item valid dalam Skala Prokrastinasi Akademis sebanyak 29 item. Sementara itu, nilai r item total correlation bergerak antara 0,303 sampai dengan 0,639 dengan nilai reliabilitas berdasarkan kriteria reliabilitas menurut Guilford–Fuhcher (dalam Azwar, 2004) sebesar 0,900 yang berarti reliabilitas tinggi. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian dengan hasil data yang berbentuk angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2005). Pendekatan ini dipilih karena peneliti mengolah data dalam bentuk angka-angka ke dalam analisis statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut Hadjar (1996)
16
penelitian korelasional bertujuan untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara variabel-variabel yaitu antara prokrastinasi akademis dan plagiarisme skripsi. Pengambilan sampel dilakukan selama 4 hari, yaitu pada tanggal 27 dan 30 Juni 2014 serta tanggal 1 dan 2 Juli 2014. Sehingga didapat 64 sampel yang sesuai dengan kriteria. Peneliti menyiapkan 70 skala psikologi yang akan digunakan dengan rincian 64 angket untuk digunakan dalam penelitian dan 6 angket digunakan sebagai cadangan apabila ada kesalahan dalam prosedur pengisian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling yaitu teknik sampling dimana anggota sampel yang diambil tidak direncanakan terlebih dahulu, tetapi dijumpai secara tiba-tiba. Proses pengambilan sampel diawali dengan peneliti berada di lokasi penelitian dan peneliti mencoba mencari siapa saja responden pada lokasi penelitian yang memenuhi kriteria dan dapat dijadikan sebagai subjek pada penelitian ini. Saat responden yang ada pada lokasi penelitian ini memenuhi kriteria untuk dijadikan subjek dari penelitian dan telah bersedia untuk berpartisipasi pada penelitian ini, peneliti
mulai membagikan
skala
psikologi
yang
telah
dipersiapkan,
begitu
seterusnya pada hari-hari selanjutnya.
HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan uji normalitas dan linearaitas yang bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data penelitian pada masing-masing variabel. Data dari variabel penelitian diuji normalitasnya dengan metode KolmogorovSmirnov Test menggunakan SPSS for Windows 16.0. Diketahui pada variabel plagiarisme skripsi memiliki koefisien normalitas sebesar 0,886 (p > 0,05) dengan demikian variabel plagiarisme skripsi memiliki distribusi data yang normal, sedangkan untuk variabel prokratinasi akademis memiliki koefisien normalitas sebesar 0,845 (p > 0,05) dengan demikian variabel prokrastinasi akademis juga ada pada distribusi yang normal juga. Untuk uji linearitas menunjukkan bahwa hubungan prokrastinasi akademis dan plagiarisme skripsi adalah linear, karena dari hasil uji linearitas diperoleh F beda = 1,43 dan nilai signifikansi sebesar 0,159 (p > 0,05). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubungan antara prokrastinasi akademis dan plagiarisme skripsi menunjukkan garis yang sejajar atau linear.
17
Hasil analisis deskriptif atas data yang diperoleh dibagi menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Pembagian interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan membaginya dengan jumlah kategori. Analisis deskriptif data diperoleh hasil seperti pada tabel berikut: Tabel 3 Kriteria Skor Prokrastinasi Akademis No
Interval
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
98,9 ≤ x ≤116
Sangat Tinggi
0
0%
2.
81,2≤ x <98,6
Tinggi
1
1,56%
3.
63,8≤ x <81,2
Sedang
34
53,13%
4.
46,4≤ x <63,8
Rendah
25
39,06%
5.
29 ≤ x < 46,4
Sangat Rendah
4
6,25%
Mean
Standar deviasi
63,25
9,74
Hasil analisis deskriptif diatas menunjukkan bahwa perilaku prokrastinasi akademis mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi UKSW berada pada tingkat rendah. Tabel 4 Kriteria Skor Plagiarisme Skripsi No
Interval
Kategori
Frekuensi
Persentase
Sangat Tinggi
0
0%
1.
57,8≤ x ≤68
2.
47,6≤ x <57,8
Tinggi
1
1,56%
3.
37,4≤ x <47,6
Sedang
37
57,81%
4.
27,2≤ x <37,4
Rendah
23
35,94%
5.
17 ≤ x < 27,2
Sangat Rendah
3
4,69%
Mean
Standar deviasi
37,89
6,00
Hasil analisis deskriptif diatas menunjukkan bahwa perilaku plagiarisme skripsi berada pada tingkat sedang.
18
Kemudian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara prokrastinasi akademis dengan plagiarisme skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga, maka digunakan uji korelasi Product moment-Pearson sebagai berikut: Tabel 5 Correlation variable
plagiarisme plagiarisme
Pearson Correlation
prokrastinasi 1
Sig. (1-tailed) N prokrastinasi
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
.506** .000
64
64
.506**
1
.000 64
64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi didapatkan hubungan sebesar 0,506 dengan sig.= 0,000 (p > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan korelasi positif yang signifikan antara prokrastinasi akademis dengan plagiarisme skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Product Moment oleh Karl Pearson antara variabel prokrastinasi akademis dengan plagiarisme skripsi menunjukkan korelasi r = 0,506 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p > 0,05) dari perhitungan uji korelasi antara variabel prokrastinasi akademis dengan plagiarisme skripsi, didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siaputra (2013) bahwa plagiarisme berkorelasi positif terhadap prokrastinasi. Penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya bahwa prokrastinasi menjadi indikasi bagi perilaku plagiarisme (Ferrari & Beck, 1998). Pelaku prokrastinasi akademis pada umumnya mengerjakan tugas pada menit terakhir batas pengumpulan tugas dan dapat membuat mereka merasa panik, perasaan
19
panik tersebut dapat menyebabkan mahasiswa membuat keputusan buruk seperti berperilaku curang. Salah satu perilaku curang yang dapat terjadi sebagai bentuk ketidaksiapan mahasiswa dalam menghadapi batas waktu adalah tindak plagiat. Tindak plagiat tersebut menjadi salah satu cara mudah dalam mengerjakan tugas ketika menghadapi batas waktu yang semakin dekat (Westphal, 2004). Penn (2007) juga menambahkan bahwa pelaku plagiarisme menganggap bahwa dengan melakukan tindak plagiat walaupun ia melakukan penundaan pada pengerjaannya, maka tugasnya akan dapat diselesaikan dengan mudah. Hal ini sesuai dengan penelitian Ziesat, Rosenthal & White (dalam Holmes, 2000) penundaan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan digolongkan kedalam bentuk prokrastinasi akademis. Salah satu bentuk konsekuensi negatif dari prokrastinasi akademis adalah kecurangan akademis (Roig & De Tommaso dalam Hendricks, 2004). Orang yang melakukan penundaan rentan mengalami kekhawatiran dan frustasi (afektif) apabila belum menyelesaikan tugas pada batas waktu yang ditentukan, hal ini membuat mahasiswa mencari jalan keluar dengan melakukan plagiarisme. Plagiarisme juga dilakukan mahasiswa akibat pertentangan secara kognitif antara niat untuk menyelesaikan tugas dan manajemen waktu yang buruk (Rahma, 2011). Pertentangan antara niat menyelesaikan tugas dan manajemen waktu yang buruk adalah bentuk persepsi mahasiswa akan motivasinya untuk tidak menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, sehingga memungkinkan mahasiswa melakukan plagiarisme untuk tetap bisa menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan (Siaputra, 2013). Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa perilaku prokrastinasi akademis mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi UKSW berada pada tingkat rendah dan plagiarisme skripsi berada pada tingkat sedang. Berdasarkan perhitungan uji korelasi juga ditemukan bahwa prokrastinasi akademis memiliki sumbangan sebesar 25,60% terhadap munculnya perilaku plagiarisme skripsi, maka sisanya yaitu 74,40% penyebab munculnya perilaku plagiarisme skripsi dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti kemajuan teknologi, kurangnya keterampilan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah, ketidakmampuan dalam memilah sumber-sumber dari internet, salah pengertian antara plagiarisme dan parafrase, salah pengertian antara terminologi bahasa, proses pengutipan yang tidak lengkap, tekanan yang berlebihan dari orang tua, teman, atau tenaga pendidik untuk
20
mendapatkan nilai yang sempurna, minimnya sanksi hukum dari pihak yang berwenang, kurangnya pemahaman dan pendalaman mahasiswa mengenai materi yang akan ditulis (Rahma, 2011).
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara variabel prokrastinasi akademis dengan variabel plagiarisme skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW, yang berarti semakin tinggi prokrastinasi akademis yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW maka semakin tinggi pula plagiarisme skripsi yang dilakukan. 2. Prokrastinasi memberikan kontribusi terhadap plagiarisme skripsi sebesar 25,60% sedangkan 74,40% dipengaruhi oleh faktor lain. 3. Mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi UKSW dalam penelitian ini memiliki tingkat prokrastinasi yang tergolong rendah, dan mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi UKSW yang memiliki tingkat plagiarisme skripsi yang tergolong sedang. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, serta mengingat masih banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Saran bagi mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Mahasiswa diharapkan dapat memperkaya wawasan terhadap media online maupun non-online sehingga tidak terjadi kemiripan karya ilmiah yang disusun dalam skripsi. Kejujuran akademis perlu dijunjung tinggi oleh mahasiswa dengan cara membentengi diri melalui pendekatan spiritual dan peningkatan akhlak yang mulia. 2. Saran bagi Fakultas Psikologi UKSW Pihak fakultas sebaiknya secara periodik dan sistemik melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan plagiarisme skripsi mahasiswa dengan cara pemantauan terhadap skripsi mahasiswa sehingga menciptakan karya ilmiah yang bebas dari plagiarisme.
21
3. Saran bagi peneliti selanjutnya a. Penelitian ini masih terbatas, karena hanya meneliti hubungan prokrastinasi akademis terhadap plagiarisme skripsi. Dengan demikian masih ada faktor-faktor lain yang turut memberi pengaruh pada plagiarisme skripsi mahasiswa yang belum dijelaskan dan diteliti. Sehingga disarankan untuk dapat mengkaji lebih dalam lagi faktor-faktor lain penyebab plagiarisme skripsi agar dapat meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya. b. Bagi peneliti selanjutnya juga bisa memberikan variasi subjek tidak hanya di fakultas dan universitas yang sama sehingga bila penelitian ini dilakukan pada subjek yang berbeda akan menambah kualitas penelitian tersebut.
22
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2004). Validitas dan reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Barnbaum, C. (2006). Plagiarism: A Student’s Guide to Recognizing It and Avoiding: Five Types of Plagiarism. Valdosta State University. Burka, J. B. & Yuen, L. M. (1983). Procrastination: Why you do it, what to do about it. New York: Perseus Books. Darmono, A. M. & Hasan. (2002). Menyelesaikan Skripsi Dalam Satu Semester. PT Grasindo. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. (2013). Petunjuk Penulisan Penyusunan Skripsi. Salatiga Ferrari, J., & Beck, B. (1998). Affective responses before and after fraudulent excuses by academic procrastinators. Education. 118, 529–537. Fitriana (2010). Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi Berdasarkan Jenis Kelamin di UKSW. Skripsi. Fakultas Psikologi UKSW. Salatiga. Hadjar, I. (1996). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Hendricks, B (2004) Academic Dishonesty: A Study in The Magnituteof and Justification for Academic Dishonesty among College Undergraduate and Graduate Students. Journal of College Student Development. 35 (March). 212-260. Hexam, I. (2005). “The Plague of Plagiarisme”. Department of Religious Study. University of Calgary. Diunduh dari: http://people.ucalgary.ca/~nurelweb/academic/plag.html. Pada tanggal 17 Desember 2013. Holmes, R. A. (2000). The effect of task structure and task order on subjective distress and dilatory behavior in academic procrastinator. Diunduh dari: www.proquest.com pada tanggal 23 maret 2013. Jullisar (2007). Mengenali Permasalahan Plagiarisme. Diunduh dari http://zsaidah.blogspot.com/2007/11/julissar-naf-mengenali-permasalahan.html. Pada Tanggal 26 mei 2013. Kementerian Pendidikan Nasional RI. (2010). Peraturan Mendiknas RI no 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Jakarta. Diunduh dari http://luk.tsipil.ugm.ac.id/atur/Permen17-2010.pdf. Pada tanggal 2 Maret 2013.
23
Knaus, E. (1986). Procrastination. New York: institute for Rational-Emotive Therapy. Diunduh dari http://www.utulsa.edu/epsc/procrastination. Pada tanggal 12 April 2012. Pangemanan. (2011). Maraknya Perilaku Curang Dikalangan Pelajar. Manado Post. Diunduh dari http://issuu.com/manadopost/maraknyaperilakucurang/mp060810. Pada tanggal 17 Juli 2012 Penn, S. (2007). Researching with The Web: How to Avoid Internet Plagiarism. Diunduh dari http://www.vpul.upenn.edu/lr/PDF/plagiarism%20(W).pdf. Pada tanggal 12 April 2012. Presiden Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Diunduh pada www.hukumonline.com. Pada tanggal 17 Desember 2013. Purwodarminto, W. J. S. (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rahma, A. (2011). Makalah Ilmu Sosial dan Budaya Masalah Sosial: Plagiarisme di Dunia Akademik. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/46065523/Makalahplagiarisme. Pada tanggal 16 april 2014. Riyanto, A. (2010). Kutuk Plagiarisme, Lalu?. Kompas. Diunduh dari http://cabiklunik.blogspot.com/2010_02_01_archive.html. Pada Tanggal 24 Februari 2013. Roig, M., & De Tommaso, L. (1995). Are college student cheating and plagiarism related to academic procrastination? Psychological Reports, 77, 691-698. Sastroasmoro, S. (2007). Beberapa Catatan Tentang Plagiarisme. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol. 57 Nomor: 8. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Siaputra, I. B. (2013). The 4PA of plagiarism: A psycho-academic profile of plagiarists. International Journal for Educational Integrity. Vol. 9 (2) 50-59. Sinaga. (2010). Oknum Penipu Mahasiswa. Artikel. Diunduh http://www.maestrofkums.com/2014/05/oknum-penipu-mahasiswa.html. tanggal 16 Juli 2012.
dari Pada
Sokolowska, J. (2009). Behavioral, cognitive, affective, and motivational dimensions of academic procrastination among community college students: AQ methodology approach. Dissertation: AA, LaGuardia Community College, City University of New York. Solomon, L. J. & Rothblum, E. D. (1984). Academic Procrastination: Frequency and Cognitive- Behavioral Correlates. Journal of Counseling Psychology. Vol. 31 No. 4. 503-509.
24
Steel, P. (2007). The nature of procrastination: A meta-analytic and theoretical review of quintessential self-regulation failure. Psychological Bulletin, 133(1). 65-94. Sugiyono. (2005). Statistika untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta Sukandarrumidi. (2006). Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Semula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Suwarjo., Sugiyatno., Astuti, B., Eliasa, E. I., Tjiptasari, F., Ratri, N., Utami, N. H. S., Astriwi, C., & Mayasari, D. (2012). Identifikasi Bentuk Plagiat Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Diunduh dari http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0C BkQFjAA&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Fpen elitian%2FDr.%2520Budi%2520Astuti%2C%2520M.Si.%2F6identifikasi%2520bentu k%2520plagiat%2520pada%2520skripsi%2520mahasiswa.pdf&ei=UPjFU_ClEcK1u ATKnoGAAw&usg=AFQjCNFCE5KvutA0HXWDOTYc9EsZfV_5pQ&sig2=MgyePpsraX FoIgNidf-QxA&bvm=bv.71126742,d.dGc. Pada Tanggal 16 januari 2013. Walker, J. P. (2008). High school student perceptions and attitudes toward academic dishonesty. Diunduh dari www.proquest.com. Pada tanggal 21 mei 2012. Warsiyah. (2013). PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA MUSLIM (Pengaruh Tingkat Keimanan, Prokrastinasi Akademik dan Sikap terhadap Menyontek pada Perilaku Menyontek Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo). Tesis. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Westhpal (2004). Plagiarism. Diunduh dari http://leo.stocloudstate.edu/reseacrh/plagiarism.html. Pada tanggal 23 april 2012