PENDAHULUAN
Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupaka n upaya mencapai taraf hidup masyarakat yang lebih berkualitas sesuai dengan nilai- nilai sosial yang berlaku. Oleh karena itu proses pembangunan menuntut adanya partisipasi masyarakat yang lebih besar agar tujuan pembangunan dapat tercapai. Sumber daya manusia yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan, salah satunya adalah wanita. Upaya untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki oleh wanita di Indonesia
dalam
pembangunan
diawali
dengan
kegiatan
wanita
dalam
memperjuangkan harkat, martabat, dan kedudukannya agar wanita dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional. Tjokrowinoto dalam Rini Laili Prihatini (2000:24) mengatakan bahwa perempuan menjadi bagian yang penting dalam pembangunan, hal ini dapat dilihat dari perannya di masyarakat dan kerja ya ng dilakukannya di dalam dan di luar rumah. Perempuan memegang peranan penting dan sentral dalam struktur masyarakat. Wanita dalam keluarga sebagai anggota dan bagian masyarakat merupakan salah satu potensi penting yang perlu diberdayakan, agar dapat menunjang pendapatan keluarga. Sebagai ujung tombak kegiatan pembangunan, keberhasilan penyuluhan sangat diharapkan utamanya agar dapat merubah perilaku masyarakat sehingga menjadi tahu, mau dan mampu dalam menyelenggarakan kegiatan usaha nelayan/pengolah hasil perikanan secara tepat sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Keterlibatan wanita baik secara langsung maupun tidak langsung untuk ambil bagian dan bertanggung jawab dalam meningkatkan pendapatan keluarga dan
produktivitas usaha pengolahan ikan asin di Muara Angke Jakarta Utara merupakan salah satu potensi penting. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan keterampilan wanita pengolah ikan asin sehingga dapat meningkatkan produktivitas usahanya. Berkaitan dengan peningkatan produktivitas, sesuai yang diamanatkan dalam UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan pasal 3 bahwa “pengelolaan perikanan dilaksanakan dengan tujuan: f. meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing”. Kegiatan penyuluhan kepada pengolah ikan asin yang dilakukan di Muara Angke, tidak dikhususkan kepada kelompok wanita pengolah. Kegiatan peningkatan keterampilan tersebut umumnya lebih banyak diikuti oleh pengolah ikan asin pria. Kegiatan untuk peningkatan keterampilan wanita pengolah ikan asin seyogyanya dilakukan melalui penyuluhan dan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan kegiatan usahanya. Hal ini karena keberhasilan suatu kegiatan penyuluhan dapat dilihat dari terjadinya perubahan perilaku sasaran, antara lain menyangkut aspek keterampilan. Oleh karena itu agar materi yang disuluhkan atau dilatihkan dalam pembinaan sesuai dengan kebutuhan wanita pengolah ikan asin, maka perlu dilakukan penelitian untuk: (1) mengkaji tingkat keterampilan wanita pengolah ikan asin, (2) mengkaji materi pembinaan yang dibutuhkan oleh wanita mengolah ikan asin untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas usahanya.
Masalah Penelitian Muara Angke merupakan salah satu daerah di pesisir pantai Jakarta Utara, yang pada tahun 1984 telah ditetapkan sebagai pusat pengolahan hasil perikanan tradisional. Kegiatan pengolahan hasil perikanan tradisional yang diusahakan di Muara Angke umumnya adalah pengolahan ikan asin. Produksi ikan asin yang
dihasilkan oleh pengolah ikan asin di Muara Angke setiap tahun selalu meningkat, terutama dalam lima tahun terakhir. Hal tersebut merupakan hasil dari usaha yang dilakukan sumberdaya manusia dalam kegiatan pengolahan hasil perikanan. Kegiatan usaha pengolahan ikan asin yang dilakukan di Muara Angke melibatkan seluruh anggota keluarga, terutama suami dan istri (wanita). Wanita pada keluarga pengolah ikan asin sebagai anggota dan bagian dari masyarakat yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dan ikut bertanggung
jawab
dalam
peningkatan
kesejahteraan
keluarga.
Mengingat
pentingnya peran seorang wanita dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, maka perlu adanya upaya-upaya untuk meningkatkan keterampilannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan wanita pengolah ikan asin adalah melalui penyuluhan dan pelatihan-pelatihan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhannya sebagai pengolah ikan asin. Kegiatan penyuluhan yang terkait dengan usaha pengolahan hasil perikanan telah dlakukan kepada pengolah ikan asin di Muara Angke. Pada tahun 2004 beberapa kegiatan penyuluhan telah dilaksanakan diantaranya oleh Subdin Bina Mutu DKI Jakarta yaitu sosialisasi rencana pengembangan PHPT dengan materi teknologi sistem pengeringan dengan menggunakan sistem tertutup. Subdin Kesehatan Jakarta Utara melakukan penyuluhan kepada pengolah ikan asin tentang bahan-bahan yang berbahaya dalam pengolahan ikan asin. Pelatihan Teknologi Pasca Panen Ikan yang diselenggarakan oleh Pengembangan Sumberdaya Perikanan Tangkap Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 12-14 Mei 2004 diikuti oleh 25 orang peserta pengolah ikan asin tradisional dengan pesertanya mayoritas adalah kaum pria, dan sekitar 10% wanita pengolah yang mengikuti kegiatan ini. Pada pertengahan tahun 2004 beberapa perwakilan pengolah
ikan asin diundang oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan untuk diberikan penyuluhan mengenai bahan-bahan berbahaya yang tidak boleh digunakan dalam pengolahan ikan asin yang direkomendasi berdasarkan hasil penelitian. Solusi pengganti formalin dengan menggunakan bahan yang lebih aman yang telah direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 1988 yaitu kalsium khlorida (CaCl2), dapat mengeraskan bahan makanan,
juga telah
disosialisasikan kepada pengolah ikan asin di Muara Angke. Kegiatan-kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang dilakukan kepada pengolah ikan asin tersebut di atas, tidak secara khusus menyentuh kelompok wanita pengolah ikan asin. Hal ini berarti bahwa wanita belum memperoleh kesempatan yang sama dengan pria dalam kegiatan penyuluhan. Menurut Totok Mardikanto (1993:252-253), perumusan strategi penyuluhan pertanian juga harus diarahkan untuk meningkatkan keterlibatan kaum perempuan dan generasi muda dalam pernyuluhan
pertanian.
Khusus
yang
menyangkut
peningkatan
peran
wanita/perempuan dalam penyuluhan pertanian, perlu diperhatikan bahwa: (1)
Kaum perempuan terbukti memberikan kontribusi yang besar dalam pertanian, tetapi masih jarang dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan penyuluhan pertanian.
(2)
Kaum perempuan belum memperoleh perhatian yang sederajat dengan kaum pria, baik dalam kegiatan penyuluhan maupun dalam pelaksanaan seluruh kegiatan pertanian. Seperti dinyatakan oleh Totok Mardikanto (1993), kegiatan pembinaan yang
ditujukan khusus kepada kelompok wanita pengolah ikan asin di Muara Angke dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilannya relatif
masih belum memadai, karena selama ini penyuluhan atau pelatihan lebih banyak diikuti oleh kaum pria. Kontribusi wanita yang cukup besar dalam kegiatan usaha pengolahan ikan asin, sudah seharusnya wanita mendapat kesempatan yang sama dengan kaum pria dalam kegiatan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan tersebut dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas usaha wanita pengolah ikan asin, hal ini dipengaruhi oleh karakteristik wanita pengolah ikan asin. Oleh karena itu yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah: (1)
Karakteristik internal apakah yang berhubungan dengan keterampilan wanita pengolah ikan asin?
(2)
Faktor eksternal apakah yang berhubungan dengan keterampilan wanita pengolah ikan asin?
(3)
Apakah tingkat keterampilan wanita pengolah ikan asin berhubungan dengan produktivitas usahanya?
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1)
Mengkaji hubungan antara karakteristik internal wanita pengolah ikan asin dengan keterampilannya.
(2)
Mengkaji hubungan antara faktor eksternal wanita pengolah ikan asin dengan keterampilannya..
(3)
Mengkaji hubungan antara tingkat keterampilan wanita pengolah ikan asin dengan produktivitas usahanya
Manfaat Penelitian Manfaat atau kegunaan dari penelitian yang dilakukan adalah: (1)
Sebagai informasi untuk penelitian yang lebih luas dalam pengembangan penyuluhan bagi masyaraka t nelayan.
(2)
Sebagai bahan untuk menyusun materi dan strategi penyuluhan atau pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan wanita pengolah ikan asin di masa yang akan datang.