PENDAHULUAN
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewan lntemasional Pengembangan Pendidikan (The International Central of Educational Development) mengungkapkan bahwa negara-negara bekernbang umumnya mempunyai masalah jumlah penduduk yang tinggi, pndapatan perkapita yang rendah, rata-rata 40% tefdapat penduduk miskin, rnaraknya penganggumn, serta rendahnya tingkat pendidikan,
sehingga untukmengatasi permasalahan tersebut, Cmmbs (Supriatna , 1 997: 26) mernandang
perlu
diadakannya
program pernbangunan
pendidikan yang
berorientasi kepada masyarakat miskin melalui pendidikan sekolah (yaitu pendidikan
formal),dan pendidikan luar sekolah (yaitu pendidikan nonformal dan informal) yang diselenggarakan di masyarakat, lernbaga-kmbaga, dan keluaga. Pendidikan nonformal merupakan altematif baru untuk memecahkan masalah-masalah pndidikan di pedesaan, baik yang disebabkan oleh keterbafasan pendidikan formal, maupun usaha untuk mencari bentuk atau aliran yang sesuai bagi masyarakat (Sudjana, 1991: 4, 91). Program pendidikan luar sekolah (PLS) menurut Harbinson (Sudjana, 1991:
I , 14) dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu: (1) program pendidikan untuk meningkatkan kemampuan kej a bagi masyarakat yang telah mempunyai pekejaan; (2) program pendidikan untuk mempersiapkan angkatan keja, terutama bagi generasi muda yang akan memasuki lapangan keja; dan (3) program pendidikan untuk
memperluas
dan
meningkatkan
pemahaman
pengstahuan, keterampilan, sikap, dan tentang dunia kerja.
rnasyarakat
tentang
Trend tetbaru PLS yang sedang digalakkan adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyamkat (PKBM) yang dapat dikembangkan menjadi wahana pembehjaran
demokrasi Indonesia {Napitupulu, 2000: 281, sehingga PKBM merupakan wadah pemberdayaan masymkat
datam
membangun masyarakat
mandin
yaitu
menjadikan masyarakat memiliki kekuatan yang kreatif dalam mengernbangkan potensi yang ada dilingkungannya (Jukri, 2000: 55). Oengan demikian tumbuhnya model PLS melalui PKBM diharapkan menjadi era barn untuk mernberdayakan masyarakat karena PKBM mengembangkan pendidikan yang bersifat perpaduan teoritis yang berhrjuan untuk peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai,
keyakinan, dan partisipasi warga masyatakat. Adapun salah satu contoh PKBM yang berhasil dan dapat dijadikan kajian bagi PKBM lainnya di Indonesia adalah 'PKBM Alpa" yang terjetak di Kelurahan Cirangrang, Kecamatan Babakan Ciparay, kotamadya Bandung. Dikatakan
demikian, karena menunrt anggapan sementara bahwa dengan adanya PKBM Alpa
ini memiliki dampak yang positif bagi warga masyarakatnya (Sihombing, 2000a: f55), selain itu jug& karena hrdasarkan alasan dan pertimbangan bahwa di PKBM
Alpa terdapat adanya upaya pembinaan dan pengembangan industri kecil suku cadang sepeda motor yang dilakukan oleh Alpa Spalle Parts1 PKBM Alpa nampak
tenrs menews, berkelanjutan, dan terpadu dengan berbagai aspek yang cenderung saling menguatkan. Penelitian ini difokuskan pada kegiatan program keterampilan produksi komponen sepeda motor, karena menurut pendapat Colletta dan RadclMe (Sudjana, 1991: 35) dan Faqih (2000: 54) bahwa ciri utarna perubahan tingkah laku lulusan
Pendidikan Luar Sekolah (PLS) adalah dalam ha1 penguasaan keterampilan
sehingga dapat memunculkan sumber mata pencaharian dan rneningkatkan taraf hidup masyarakat.
Menurut Sihombing dan Gutama (1999: 701, pada dasarnya program-pragram yang dilaksanakan di PKBM adalah programprogram pernberdayaan (program
Paket A setara SD, Paket B setara SLTP, Paket C setara SMU, Keaksaraan Fungsional (KF), Pendidikan Anak Usia Dini ( P A W ) , Kelompok Belajar Usaha
(KBU), magang, progmm pendidikan ketemmpilan, dan program bimbingan belajar kelompok)
yang
dalam
proses
pembelajarannya
menggunakan
metode
pernbelajaran yang mencerminkan kemandirian masyarakat dalam memilih program
yang diyakini dapat memperbaiki kualitas kehidupannya, sehingga tetdapat persepsi yang baik dari masyarakat tefhadap program-program pemberdayaan tersebut di
PKBM dan melibatkan partisipasi aMl masyarakatnya dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan secara demokrasi.
Tentunya juga telah teqadi adopsi program oleh para pemimpin formal di daerah tersebut sehingga proses adopsi tersebut menjadi awal dari proses difusi terhadap
masyarakat karena pemimpin memiliki pengaruh untuk mengajak masyarakat dalam
mencapai tujuan bersama pada kegiatan program-program pembelajaran yang
dilaksanakan di PKBM Alpa. Hal yang menarik di sini adalah tersiratnya proses kepemimpinan dan sejauh mana
proses
kepemimpinan dapat
dikaitkan dengan
peranannya dalam
menggerakkan partisipasi masyarakat di PKBM Alpa ini beium dapat diketahui dengan pasti, sehingga perlu diteliti.
Adapun intiinti pertnasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara peranan pemimpin formal dengan partisipasi
masyarakat pada program keterampilan produksi komponen sepeda motor di PKBM Alpa 3. 2. Faktor-faktor apa saja di luar kepemimpinan formal yang berperan dalarn rnenggerakkan partisipasi masyarakat pada program ketemrnpilan pmiuksi
komponen sepeda motor di PKBM Alpa ?. 3. Sejauhmana partisipasi masyarakat pada prograrn keterampilan produksi
komponen sepeda motor di PKBM AIpa bemubungan dengan peningkatan
kualiis perilaku hasil pembelajaran ?.
Tujuan Penelfin
Sejalan dengan perrnasalahan di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk: 1. Menganahsis hubungan antara peranan pemimpin formal dengan pahsipasi
masyarakat pada program keterarnpilan produksi komponen sepeda motor di PKBM ALpa. 2. Menganalisis hubungan dari faktor-falrtor di luar kepemimpinan formal dengan
partisipasi masyarakat pada prqram keterampilan produksi kompomn sepeda motor di PKBM Alpa.
3. Menguji hubungan antara partisipasi masyarakat pada program keterampilan produksi komponen sepeda motor di PKBM Alpa dengan peningkatan kualitas perilaku hasil pembelajaran.
Kegunaan Hasll Penelitian
1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat rnembrikan perluasan
wawasan akdemis tentang peranan pemimpin formal dalarn rnenggerakan partisipasi masyarakat di PKBM.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan bagi penpmbangan program-program pembelajaran di PKBM (khususnya pada kegiatan program keterarnpilan) untuk rnasa akan datang.