ANALISIS PENGARUH RBC, RASIO UNDERWRITING, RASIO HASIL INVESTASI, RASIO PENERIMAAN PREMI, DAN RASIO BEBAN KLAIM TERHADAP LABA PERUSAHAAN ASURANSI (Studi Kasus Pada 9 Perusahaan Asuransi Kerugian Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
RINA DHANIATI Universitas Gunadarma
[email protected]
ABSTRAK Persaingan dunia usaha di Indonesia semakin ketat, salah satunya di bidang jasa yaitu usaha asuransi yang semakin berkembang. Sebagai usaha yang menghimpun dana dari masyarakat, perusahaan asuransi perlu kepercayaan masyarakat untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Oleh karena itu, perusahaan asuransi harus pandai dan professional dalam mengelola risiko dan kinerja keuangannya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data berupa data sekunder yang pengumpulan datanya diperoleh dari laporan keuangan perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis data menggunakan metode kuantitatif dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, RBC berpengaruh positif terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, rasio underwriting tidak berpengaruh terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, rasio hasil investasi berpengaruh positif terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, rasio penerimaan premi berpengaruh positif terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan rasio beban klaim berpengaruh negatif terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara simultan, RBC, rasio underwriting, rasio hasil investasi, rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim secara bersama-sama berpengaruh terhadap laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci : RBC, Rasio Underwriting, Rasio Hasil Investasi, Rasio Penerimaan Premi, Rasio Beban Klaim, Asuransi Kerugian.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma (2011) 20207938
PENDAHULUAN
Asuransi merupakan salah satu alternatif untuk mengalihkan dan mengendalikan risiko finansial dari hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, untuk mengatasi semua risiko yang berasal dari para tertanggungnya perusahaan asuransi membutuhkan dana yang cukup besar untuk menutupi semua tanggungan tersebut, sehingga perusahaan bisa tetap mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan investasi atas aset-aset yang ada untuk mencukupi kebutuhan akan dana yang dikelola. Maka dari itu agar tetap dapat dipercaya oleh para nasabah, perusahaan asuransi harus memiliki kinerja keuangan yang bagus dan laporan keuangan yang dinyatakan wajar, sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan kinerja keuangan perusahaan asuransi di Indonesia yaitu dengan menggunakan metode Risk Based Capital (RBC). RBC merupakan rasio kecukupan modal terhadap resiko yang ditanggung dan menjadi salah satu indikator utama dalam menilai kesehatan perusahaan asuransi, khususnya yang terkait dengan solvabilitas atau kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya. Selain RBC, ada pula hal-hal yang dapat mempengaruhi tingkat keuntungan atau laba perusahaan asuransi yaitu underwriting, hasil investasi, penerimaan premi, dan beban klaim. Penelitian yang sejenis dilakukan oleh Niken (2005) yang meneliti pengaruh RBC dan rasio underwriting terhadap laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan dari tingkat RBC dan rasio underwriting terhadap profitabilitas pada Perusahaan Asuransi Kerugian. Serta Ali Fikri (2009) yang meneliti pengaruh premi, klaim, hasil investasi, dan underwriting terhadap laba Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Mubarakah. Penelitian tersebut menyatakan bahwa yang paling efektif dalam peningkatan laba perusahaan asuransi jiwa syariah diperoleh dari hasil underwriting dan hasil investasi, sedangkan variabel premi dan klaim memberikan nilai negatif dalam persamaan regresi karena variabel tersebut tidaklah memberikan kontibusi positif terhadap laba. Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas, dalam penelitian ini dilakukan pengujian lebih lanjut mengenai pengaruh RBC, rasio underwriting, rasio hasil investasi, rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim terhadap laba perusahaan asuransi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma (2011) 20207938
Penelitian ini dilakukan pada 9 Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2007-2010. Dengan hipotesis sementara yaitu secara bersamasama (simultan) RBC, Rasio Underwriting, Rasio Hasil Investasi, Rasio Penerimaan Premi, dan Rasio Beban Klaim berpengaruh terhadap laba Perusahaan Asuransi Kerugian. Secara sebagian (parsial) RBC, Rasio Underwriting, Rasio Hasil Investasi, Rasio Penerimaan Premi, dan Rasio Beban Klaim berpengaruh terhadap laba Perusahaan Asuransi Kerugian.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi asuransi menurut Undang-undang No. 2 Tahun 1992, tentang Usaha Perasuransian yaitu perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Pengertian Asuransi Kerugian Menurut UU No. 2 Tahun 1999, asuransi kerugian adalah usaha yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Menurut Herman Darmawi (2004:27), asuransi kerugian adalah asuransi yang hanya boleh menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi kerugian termasuk reasuransi, yaitu penanggulangan risiko atas harta kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum, serta program asuransi sosial.
Laba Perusahaan Asuransi Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi peranan modal. Laporan laba rugi memberikan beberapa pengertian mendalam terhadap profitabilitas Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma (2011) 20207938
suatu perusahaan asuransi, paling tidak untuk jangka pendek karena laporan laba rugi tersebut menunjukkan pendapatan bersih atau rugi bersih selama suatu jangka waktu tertentu. Tetapi laporan laba rugi tidak dapat memberikan pengertian mendalam terhadap profitabilitas perusahaan untuk jangka waktu yang lama. Keuntungan perusahaan asuransi dapat diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi seluruhnya. Sehingga apabila di telusuri faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keuntungan atau laba perusahaan asuransi yaitu underwriting, hasil investasi, jumlah pendapatan premi, beban klaim, beban komisi, beban operasional, dan cadangan teknis.
Risk Based Capital Pengertian Risk Based Capital Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 63 Tahun 2004 menyatakan bahwa, rasio kesehatan RBC adalah suatu ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan financial atau kesehatan suatu perusahaan asuransi yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi kerugian sebesar 120%. Semakin besar rasio kesehatan RBC sebuah perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi financial perusahaan tersebut. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No.424/KMK/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, pemerintah telah menetapkan perusahaan asuransi di Indonesia saat ini wajib memiliki nilai Batas Tingkat Solvabilitas (RBC) minimal 120%. Risk Based Capital diperoleh dari hasil membandingkan selisih kekayaan yang diperkenankan terhadap kewajiban dengan batas tingkat solvabilitas minimum (BTSM).
Underwriting Underwriting adalah proses penilaian dan penggolongan tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekelompok orang dalam pertanggungan sehubungan dengan produk asuransi tertentu dan pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak risiko tersebut. Untuk mengukur tingkat keuntungan dari usaha murni perusahaan asuransi salah satunya dapat dilihat dari rasio underwriting yaitu rasio yang menunjukkan tingkat hasil underwriting yang dapat diperoleh perusahaan. Rasio ini dihitung dengan rumus : Hasil Underwriting
x 100%
Pendapatan Premi Neto Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma (2011) 20207938
Hasil Investasi Investasi adalah penanaman uang untuk tujuan memperoleh keuntungan. Sedangkan hasil Investasi pada dasarnya adalah penghasilan dari portofolio investasi aktiva perusahaan asuransi. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi perusahaan asuransi untuk melakukan investasi atas aset-aset yang ada untuk mencukupi kebutuhan akan dana yang dikelola. Sebagian besar perusahaan asuransi mengandalkan hasil investasinya untuk menutupi kekurangan akan tarif premi yang diberikan kepada tertanggung. Untuk menilai kemampuan manajemen dan kebijakan-kebijakan investasi dari perusahaan asuransi, serta menentukan sehat tidaknya perusahaan asuransi dari penentuan jumlah laba yang diperoleh dapat digunakan rasio hasil investasi atau investment yield ratio, yang dihitung dengan rumus : Jumlah Hasil Investasi
x 100%
Rata-rata Investasi 2 tahun
Premi Menurut Soeisno Djojosoedarso (2003:127), premi asuransi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada penanggung. Penerimaan premi adalah jumlah pendapatan premi dari penjualan polis asuransi yang biasanya diukur dalam periode satu tahun. Aktuaris perusahaan asuransi mempertimbangkan banyak faktor ketika melakukan perhitungan-perhitungan yang diperlukan untuk menetapkan tarif premi yang memadai dan wajar. Tarif premi harus memadai agar perusahaan asuransi mempunyai cukup dana untuk membayar manfaat polis. Rasio yang dapat dipergunakan untuk melihat tingkat penerimaan premi yaitu rasio premi neto terhadap modal sendiri yang mengukur seberapa besar premi yang ditahan sendiri dapat diperoleh perusahaan. Premi yang ditahan sendiri dapat dijadikan dasar untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menahan premi dibanding dengan modal yang tersedia. Rasio ini dihitung dengan rumus : Pendapatan Premi Neto
x 100%
Modal Sendiri
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma (2011) 20207938
Beban Klaim Klaim adalah beban yang harus dibayarkan oleh penanggung kepada pihak tertanggung apabila terjadi risiko yang dipertanggungkan. Umumnya, seseorang atau sistem yang menangani klaim akan menentukan apakah informasi yang diserahkan atas suatu klaim telah sesuai dengan pertanggungan yang tercantum dalam suatu polis yang berlaku atau tidak, sehingga orang atau sistem tersebut dapat mengambil keputusan untuk menyetujui atau menolak klaim. Rasio yang dapat dipergunakan yaitu rasio beban klaim. Rasio ini memberikan gambaran mengenai pengalaman klaim (loss ratio) yang terjadi serta kualitas usaha penutupannya terhadap pendapatan premi asuransi. Rasio ini dihitung dengan rumus : Beban Klaim
x 100%
Pendapatan Premi Neto
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada 9 Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 sampai 2010. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa neraca, laporan laba rugi, dan laporan perhitungan tingkat solvabilitas tahunan. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen. Terdiri dari satu variabel dependen dan lima variabel independen, yaitu :
Variabel dependen (terikat) : laba Perusahaan Asuransi Kerugian
Variabel Independen (bebas) : rasio RBC, rasio underwriting, rasio hasil investasi, rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim.
Penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial pada penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu : 1. Uji Asumsi Klasik : normalitas, multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas. 2. Analisis Regresi Linear Berganda : Laba = α + β1XRBC + β2XUnderwriting + β3XHasil Investasi + β4XPenerimaan Premi + β5XBeban Klaim Ket :
α
: Konstanta
β1 – β5 : Koefisien regresi masing-masing variabel independen 3. Uji Hipotesis : Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma (2011) 20207938
Uji F : Ho ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikan F atau p value < 0,05. Uji T : Ho ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikan T atau p value < 0,05.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data-data yang ada dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang pada dasarnya untuk melihat apakah data-data dalam penelitian ini dapat digunakan untuk meregresikan antara RBC, rasio underwriting, rasio hasil investasi, rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim terhadap tingkat laba. Hasil regresi, uji parsial, dan uji simultan dengan menggunakan SPSS versi 18.0 dapat dilihat pada tabel-tabel perhitungan sebagai berikut : Hasil Regresi Linier Tabel 4.1 Regresi Linier Berganda Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B 10.028
Std. Error .429
RBC
2.133
.392
.413
R. Underwriting
-.059
.231
.063
.014
.245
-.006
1.148
.322
.265
-1.575
.567
.334
(Constant)
R. Hasil Investasi R. Penerimaan Premi R. Beban Klaim
Beta
a. Dependent Variable: LABA
Dengan melihat pada tabel 4.1 di atas, didapatkan persamaan regresi linier berganda yaitu : Laba = 10,028 + 2,133X1 – 0,059X2 + 0,014X3 + 1,148X4 – 1,575X5 Arti angka-angka dalam persamaan di atas adalah sebagai berikut : Nilai konstanta (a) sebesar 10,028 artinya jika RBC, rasio underwriting, rasio hasil investasi, rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim bernilai 0, maka jumlah laba bernilai sebesar 10,028.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma (2011) 20207938
Nilai koefisien variabel RBC (X1) bernilai positif, yaitu sebesar 2,133 artinya setiap peningkatan 1% nilai RBC akan meningkatkan jumlah laba sebesar 2,133% dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Nilai koefisien variabel rasio Underwriting (X2) bernilai negatif, yaitu sebesar -0,059 artinya setiap peningkatan 1% rasio underwriting akan mengurangi jumlah laba sebesar 0,059% dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Nilai koefisien variabel rasio Hasil Investasi (X3) bernilai positif, yaitu sebesar 0,014 artinya setiap peningkatan 1% rasio hasil investasi akan meningkatkan jumlah laba sebesar 0,014% dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Nilai koefisien variabel rasio Penerimaan Premi (X4) bernilai positif, yaitu sebesar 1,148 artinya setiap peningkatan 1% rasio penerimaan premi akan meningkatkan jumlah laba sebesar 1,148% dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Nilai koefisien variabel rasio Beban Klaim (X5) bernilai negatif, yaitu sebesar -1,575 artinya setiap peningkatan 1% rasio beban klaim akan mengurangi jumlah laba sebesar 1,575% dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Tabel 4.2 Uji Parsial (t) Model 1
(Constant) RBC R. Underwriting R. Hasil Investasi R. Penerimaan Premi R. Beban Klaim
Unstandardized Coefficients B Std. Error 10.028 .429 2.133 .392 -.059 .231 .014 .245 1.148 .322 -1.575 .567
T 23.401 5.435 .256 2.054 3.559 2.777
Sig. .000 .020 .800 .043 .001 .009
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat hasil uji signifikan secara parsial variabel RBC sebesar 0,020 (0,020 < 0.05) dan nilai t hitung sebesar 5,435 yang lebih besar dari nilai t-tabelnya (5,435 > 1,697), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel RBC signifikan berpengaruh positif terhadap laba perusahaan asuransi. Hal ini menunjukkan bahwa rasio RBC secara parsial bermanfaat dalam memprediksikan laba Perusahaan Asuransi Kerugian periode 2007-2010, yang berarti jika nilai rasio RBC naik maka akan meningkatkan jumlah laba yang diperoleh perusahaan. Hasil
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma (2011) 20207938
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Niken (2005) dan Novia (2010), bahwa rasio RBC berpengaruh positif terhadap laba. Hasil uji signifikan variabel Rasio Underwriting sebesar 0,800 (0,800 > 0.05) dan nilai t hitung sebesar 0,256, dimana lebih kecil dari t-tabelnya (0,256 < 1,697). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel rasio underwriting tidak berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan asuransi. Hal ini menunjukkan bahwa rasio underwriting secara parsial kurang bermanfaat dalam memprediksikan laba Perusahaan Asuransi Kerugian, yang berarti jika nilai rasio underwriting naik maka akan mengurangi jumlah laba yang diperoleh perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Niken (2005), bahwa rasio underwriting tidak berpengaruh terhadap laba. Hasil uji signifikan variabel Rasio Hasil Investasi sebesar 0,043 (0,043 < 0.05) dan nilai t hitung sebesar 2,054, dimana lebih besar dari t-tabelnya (2,054 > 1,697). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel rasio hasil investasi berpengaruh signifikan positif terhadap laba perusahaan asuransi. Hal ini menunjukkan bahwa rasio hasil investasi secara parsial bermanfaat dalam memprediksikan laba Perusahaan Asuransi Kerugian, yang berarti jika nilai rasio hasil investasi naik maka akan meningkatkan jumlah laba yang diperoleh perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali fikri (2009) dan Arifuddin (2006), bahwa rasio hasil investasi berpengaruh positif terhadap laba. Hasil uji signifikan variabel Rasio Penerimaan Premi sebesar 0,001 (0,001 < 0.05) dan nilai t hitung sebesar 3,559, dimana lebih besar dari nilai t-tabelnya (3,559>1,697). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel rasio penerimaan premi berpengaruh signifikan positif terhadap laba perusahaan asuransi. Hal ini menunjukkan bahwa rasio penerimaan premi secara parsial bermanfaat dalam memprediksikan laba Perusahaan Asuransi Kerugian, yang berarti jika nilai rasio penerimaan premi meningkat maka akan menaikkan jumlah laba yang diperoleh perusahaan. Hasil uji signifikan variabel Rasio Beban Klaim sebesar 0,009 (0,009 < 0.05) dan nilai t hitung sebesar 2,777 yang lebih besar dari nilai t-tabelnya (2,777 > 1,697). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel rasio beban klaim berpengaruh signifikan negatif terhadap laba perusahaan asuransi. Hal ini menunjukkan bahwa rasio beban Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma (2011) 20207938
klaim secara parsial bermanfaat dalam memprediksikan laba Perusahaan Asuransi Kerugian, yang berarti jika nilai rasio beban klaim menurun maka akan menurunkan jumlah laba yang diperoleh perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali Fikri (2009), bahwa rasio beban klaim berpengaruh negatif terhadap laba. Tabel 4.3 ANOVAb Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
1 Regression
10.037
5
2.007
Residual
3.793
30
.126
15.876
Sig. .000
a
Total 13.830 35 a. Predictors : (Constant), RBC, Rasio Underwriting, Rasio Penerimaan Premi, Rasio Beban Klaim b. Dependent Variable: LABA
Dari tabel di atas, dapat dilihat hasil perhitungan uji F (Anova) menunjukkan bahwa tingkat signifikan sebesar 0,000 dan nilai F hitung sebesar 15,876, yang masih lebih besar dari nilai F tabelnya (15,876> 2,53). Oleh karena tingkat signifikannya < 0,05 dan nilai F hitung > F tabel, maka dapat disimpulkan bahwa variabel RBC, rasio underwriting, rasio hasil investasi, rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah laba. Sehingga model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tabel 4.4 Model Summaryb Model R 1
R Square a
.852
.726
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.680
.355584
a. Predictors : (Constant), RBC, Rasio Underwriting, Rasio Penerimaan Premi, Rasio Beban Klaim b. Dependent Variable: LABA
Karena dalam model regresi ini menggunakan variabel independen lebih dari 2 (Ghozali,2006) maka dianjurkan untuk menggunakan adjusted R square (koefisien Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma (2011) 20207938
determinasi yang telah disesuaikan). Sehingga dapat dilihat di tabel bahwa besarnya nilai adjusted R Square adalah sebesar 0,680. Hal ini berarti bahwa sebesar 68% dari jumlah laba perusahaan asuransi dapat dijelaskan oleh nilai RBC, rasio underwriting, rasio hasil investasi, rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 0,320 atau 32% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian. Standard Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi dalam memprediksikan nilai Y. Dari hasil regresi didapat nilai 0,355584, berarti banyaknya kesalahan dalam memprediksi jumlah laba sebesar 0,355584.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial, RBC berpengaruh positif terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, rasio underwriting tidak berpengaruh terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, rasio hasil investasi berpengaruh positif terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, rasio penerimaan premi berpengaruh positif terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan rasio beban klaim berpengaruh negatif terhadap jumlah laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara simultan, RBC, rasio underwriting, rasio hasil investasi, rasio penerimaan premi, dan rasio beban klaim secara bersama-sama berpengaruh terhadap laba Perusahaan Asuransi Kerugian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Saran Untuk penelitian selanjutnya perlu adanya penambahan rasio-rasio keuangan lainnya yang di uji dalam model penelitian. Pemilihan rasio yang lebih banyak akan memberikan tingkat keakuratan penilaian kualitas kinerja perusahaan asuransi terhadap jumlah laba dengan periode penelitian yang lebih panjang, sehingga jumlah sampel penelitian menjadi lebih banyak dan dapat meningkatkan distribusi data yang lebih baik. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma (2011) 20207938
DAFTAR PUSTAKA Abbas Salim. 2007. Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Arifuddin, 2006. “Pengukuran Rasio Early Warning System Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Yang Listing Di Bursa Efek Jakarta”, Economic Resources, Pusat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah FE-UMI.
Dahlan Siamat. 2000. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Ketiga. Jakarta: FEUI.
Fabozzi, Frank J. 2000. Manajemen Investasi Jilid 2. Edisi Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Herman Darmawi. 2006. Manajemen Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.28 tentang Akuntansi Asuransi Kerugian. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers.
M. Agung Ali Fikri, 2009. Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting Terhadap Laba Asuransi Jiwa (Studi Kasus PT Asuransi Syariah Mubarakah. Skripsi Institut Pertanian Bogor. Niken Wulandari, 2005. “Analisis Pengaruh Risk Based capital dan Underwriting Ratio Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Asuransi Kerugian”. Skripsi Universitas Padjajaran. Novia Wulan Sari, 2010. ”Pengaruh Risk Based Capital Terhadap Profitabilitas Pada PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk”. Skripsi Universitas Komputer Indonesia.
Oscar Yulius. 2010. Kompas IT Kreatif SPSS 18. Yogyakarta: Panser Pustaka.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma (2011) 20207938
Soeisno Djojosoedarso. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.
Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima (Revisi) Jakarta: Salemba Empat.
Sofyan Syafri. 2008. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma (2011) 20207938