ABSTRAKSI Intimasi Perselingkuhan Pada Pramugari Udara Yang Sudah Menikah
Dwi Nuryani Program Sarjana, Universitas Gunadarma Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, banyak sekali perubahan yang terjadi dalam hampir seluruh aspek kehidupan. Salah satu dari perubahan-perubahan itu adalah perubahan sosial Adanya perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, juga ikut merubah nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat itu sendiri, terjadinya pergese ran nilai-nilai di dalam masyarakat, termasuk di dalamnya masalah-masalah seks (perselingkuhan). Padahal perilaku seks (perselingkuhan) diantara sesama pasangan yang sudah menikah itu masih belum dapat di terima oleh sebagian besar anggota masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam bagaimana gamba ran intimasi perselingkuhan pada pramugari udara yang sudah menikah, faktor-faktor apa sajakah yang memunculkan intimasi pada pasangan selingkuh tersebut, alasan subjek melakukan perselingkuhan serta dampak intimasi perselingkuhan pada pramugari udara yang sudah menikah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Subjek dalam penelitian ini berjumlah satu orang dengan karakteristik berjenis kelamin perempuan berusia 34 tahun yang sudah menikah dan melakukan perselingkuhan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena perselingkuhan yang terjadi pada saat ini berhubungan dengan jenis pekerjaan yang menuntut untuk sering berada diluar rumah, jauh dari keluarga dan sering bepergian ke luar kota dengan rekan kerja dalam waktu yang cukup lama. Kondisi seperti ini sangat rentan terjadinya perselingkuhan. Salah satu pekerjaan yang bisa disebut seperti ini adalah pramugari udara. Intimasi perselingkuhan yang terjadi pada subjek seperti keinginan untuk menjaga dan mengusahakan kesejahteraan pasangan, menikmati saat-saat kebersamaan, perasaan saling menghargai dan menempatkan pasangan pada tempat yang tertinggi dan menyadari kekurangan pasangan, selalu ada untuk membantu dalam situasi yang sulit, saling mengerti satu sama lain, berbagi dan memberikan yang terbaik untuk orang yang dicintai, selalu mendukung dan membantu saat dibutuhkan, berempati dan mendukung secara emosional, komunikasi yang jujur dan mendalam, merasa keberadannya sangat penting dalam kehidupan. Intimasi ini bisa muncul karena adanya latar belakang kehidupan dan status ekonomi yang tidak jauh berbeda, kesamaan minat, kebiasaan-kebiasaan dan aktivitas serta ketertarikan secara fisik yang berujung pada ketertarikan secara seksual.
Kata kunci : Intimasi, Perselingkuhan, Pramugari Udara
PENDAHULUAN Adanya perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, juga ikut mengubah nilainilai yang dianut oleh masyarakat itu sendiri, terjadinya pergeseran nilai-nilai di dalam masyarakat, termasuk di dalam nya ma sal a h- m asala h ya ng berkaitan dengan seks. Akibat terjadinya pergeseran nilai tersebut, tampak adanya kecenderungan untuk semakin bersikap permisif terhadap perilaku seks dalam pergaulan sehari-hari. Ekspresi seks lain jenis yang semakin bebas seakan telah menjadi gaya hidup baru di kalangan orang-orang pada zaman modern ini, padahal perilaku seks (perselingkuhan) diantara sesama pasangan yang sudah menikah itu masih belum dapat diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat. Norma-norma dan nilai yang berlaku di masyarakat masih menganggap bahwa perilaku seksual (hubungan intim) hanya boleh dilakukan oleh seseorang dengan pasangan resminya (Faturochman, 1992). Fenomena perselingkuhan yang banyak terjadi, biasanya sering dilakukan oleh salah satu dari pasangan. Perselingkuhan memiliki banyak makna dan konsep perselingkuhan akan menjadi rancu mengingat banyaknya orang-orang yang memiliki persepsi sendiri mengenai apa yang dimaksud dengan perselingkuhan. Menurut Ragil (2006), perselingkuhan adalah segala bentuk hubungan terlarang yang dilakukan oleh seseorang yang sudah menikah secara sah menurut agama dan hukum negara, terhadap or a n g l a i n ya n g bu ka n p as a nga n resminya. Sementara itu Karen (2007), juga menjelaskan bahwa perselingkuhan biasanya mengacu kepada perilaku seksual atau hubungan seksual yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lain yang bukan pasangannya dan tanpa diketahui oleh pasangan yang sebenarnya. Hal seperti ini yang membuat munculnya
motif baru dalam perselingkuhan yang mereka lakukan, yang pada awalnya hanya sebatas ketertarikan seksual berubah menjadi ketertarikan secara lebih mendalam lagi dan melibatkan emosi serta perasaan masing-masing. Karena pada hakikatnya, intimasi tidak hanya dilihat sebatas kuantitas hubungan, tapi juga kualitas hubungan yang terjalin. Intimasi bisa terjalin karena beberapa faktor antara lain karena adanya latar belakang kehidupan yang tidak jauh berbeda. Dilihat dari status sosial ekonomi yang tidak jauh berbeda, adanya kesamaan minat, memiliki kebiasan-kebiasaan yang sama. Pada intinya, seseorang akan merasa dekat jika kedua individu tersebut memiliki banyak kesamaan (Atwater, 1989). Fenomena tersebut berhubungan dengan jenis pekerjaan yang menuntut untuk sering berada diluar rumah, jauh dari keluarga dan sering bepergian dengan rekan kerja dalam waktu yang cukup lama. Kondisi seperti ini sangat rentan terjadinya perselingkuhan. Salah satu pekerjaan yang bisa disebut demikian adalah pramugari udara. Padahal jika dilihat secara fisik bisa dikatakan menarik dan berpenghasilan yang cukup baik. Selain itu juga pekerjaan sebagai p r a m u ga r i u da r a bi s a di k a t a k a n pekerjaan yang mengandung resiko t i n gg i k a r e n a b e k e r j a d i b i da n g t r a ns p or t a si ya ng m e m b ut u hk a n kemampuan khusus, dengan jadwal bekerja yang berbeda dengan jenis pekerjaan yang lainnya dan sangat menyita waktu, terutama bagi individu yang sudah menikah harus pandai-pandai membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Hal itu bukan hal yang mudah k a r e na s e l a i n be r t a n g g u n g p a d a
perkerjaan dan juga bertanggung jawab pada keutuhan rumah tangga. Untuk itu dalam melakukan penelitian dan studi kasus ini akan lebih mendalam lagi mengenai gambaran intimasi pada pramugari yang berselingkuh dengan rekan kerjanya yang sudah menikah. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Intimasi Intimasi adalah kedekatan secara emosional dan psikologis diantara dua orang atau lebih (Atwater, 1983). Menurut Chaplin (2000), yang disebut dengan Intimasi adalah kedekatan interpersonal yang melibatkan dua orang, baik kedekatan secara fisik ataupun kedekatan secara psikologis. Papalia dan Olds (1996) mendefinisikan intimasi sebagai sebuah kedekatan secara interpersonal diantara dua orang. Lebih lanjut Papalia dan Olds (1996) juga menjelaskan bahwa kedekatan yang terjadi tidak hanya sebatas pada dua orang yang saling mencintai (suami i s t ri ) , na m un j uga t e r da pat pa d a hubungan pertemanan atau persahabatan, persaudaraan, dan ikatan-ikatan lainnya. Intimasi menurut Freud (1968), adalah ke d e ka t a n s e c a r a e m os i on al da n interpersonal, dan kedekatan seksual yang merupakan perwujudan atau manifestasi dari ketertarikan seksual diantara dua organisme. Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Wirawan (1994), yang mengatakan bahwa intimasi bukan hanya sebatas ketertarikan secara seksual yang pada akhirnya merupakan hubungan intim ( coitus intercourse ), nam un i ntim asi le bih mer upa ka n kedekatan secara psikologis, emosional dan perasaan diantara dua manusia atau lebih. Haris dan Liebert (1987) memberikan definisi mengenai intimasi, mereka mengatakan bahwa intimasi adalah satu
perasaan kuat penuh kasih sayang atau kecintaan terhadap seseorang dan biasanya disertai oleh adanya komponen seksual. Definisi intimasi adalah suatu hubungan yang hangat di antara dua teman atau pasangan yang saling mencintai yang telah berjalan dalam waktu yang lama (Jourard, 1974). Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Rogers (1984), yang mengatakan bahwa intimasi adalah kedekatan personal terhadap orang lain, dimana orang lain tersebut membagi (sharing) pikiran-pikiran dan perasaan-perasaannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa intimasi selalu dikaitkan dengan kedekatan atau keintiman secara seksual. Karena hubungan seksual (coitus intercourse) pasti melibatkan kontak fisik yang sangat dekat diantara dua orang. Berdasarkan berbagai macam definisi dan pengertian mengenai intimasi di atas maka dapat diambil kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan intimasi adalah kedekatan secara emosional, interpersonal dan psikologis yang melibatkan dua orang atau lebih. Faktor-faktor yang Menyebabkan Munculnya Intimasi Intimasi tidak hanya dilihat sebatas kuantitas hubungan, tapi juga kualitas hubungan yang terjalin. Intimasi bisa terjalin, karena beberapa faktor, antara lain karena adanya latar belakang kehidupan yang tidak jauh berbeda, status sosial ekonomi yang tidak jauh berbeda, adanya kesamaan minat, memiliki kebiasaan-kebiasaan yang sama. Pada intinya, seseorang akan merasa dekat jika kedua orang tersebut memiliki banyak kesamaan (Atwater, 1989). Freud (1968) menjel askan bahwa intimasi yang muncul diantara dua orang
dapat terjadi karena adanya ketertarikan secara fisik yang pada akhirnya berujung pada ketertarikan secara seksual, dan memang semua itu didasari atas dasar ketertarikan secara seksual terhadap lawan jenis. Lebih lanjut Freud (1968) menjelaskan juga bahwa kedekatan atau intimasi yang terjadi diantara sesama jenis (sahabat/teman), lebih disebabkan karena adanya kesamaan minat, tujuan, pola pikir dan cara pandang seseorang terhadap suatu objek seksual. Maslow (1998) mengemukakan bahwa intimasi muncul karena adanya suatu kebutuhan, kodrat, pemenuhan hasrat atau keinginan. Dimana manusia sangat membutuhkan orang lain agar dapat memenuhi kebutuhannya akan pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Hal tersebut individu lakukan semata-mata untuk memenuhi dan mencapai aktualisasi dirinya secara pribadi. Fungsi Intimasi Konsep intimasi, sangat penting dan berpengaruh bagi kehidupan manusia. Intimasi memiliki fungsi untuk menyehatkan individu secara mental psikologis. Dimana pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan keberadaan orang lain untuk keberlangsungan hidupnya secara terus- menerus. Intimasi juga merupakan salah satu bagian dari tingkat kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Yaitu ke but uha n a kan a fi li a si ( nee d of affiliation), penghargaan dari orang lain (need of achievement), kebutuhan akan rasa aman ( need of secure) (Maslow, 1993). Lebih lanjut Maslow (1993) menjelaskan bahwa intimasi adalah salah satu cara untuk mencapai aktualisasi diri pada individu. Dimana pada setiap tingkatan kebutuhan, intimasi tidak akan dapat dilepaskan satu sama lain, karena manusia membutuhkan orang lain untuk
mencapai tingkatan kebutuhan yang lebih tinggi lagi, yang pada akhirnya akan mencapai tingkat aktualisasi diri (self actualization). Perselingkuhan Pengertian Perselingkuhan Menurut Ragil (2006), perselingkuhan adalah segala bentuk hubungan terlarang yang dilakukan oleh seseorang yang sudah menikah secara sah menurut agama dan hukum negara, terhadap or a ng l a i n y a n g bu ka n pa s a n ga n resminya. Karen (2007), perselingkuhan biasanya mengacu kepada perilaku seksual atau hubungan seksual yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lain yang bukan pasangannya dan tanpa diketahui oleh pasangan yang sebenarnya. Perselingkuhan memang cenderung diartikan sebagai sebuah perilaku hubungan seksual antara seorang pria dan wanita yang bukan pasangannya, dan hubungan tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan pasangannya masing– masing (Lindsay, 2007). Namun, ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa perselingkuhan, tidak hanya sebatas perilaku hubungan seksual yang dilakukan oleh seseorang dengan seseorang yang bukan pasangannya. Tetapi yang disebut perselingkuhan adalah segala bentuk hubungan intim dan personal, baik secara fisik, emosional, psikologis maupun seksual yang dilakukan dengan orang yang bukan pasangannya (Malinger, 2007). Alasan Mengapa Seseorang Melakukan Perselingkuhan Menurut Ragil (2007), perselingkuhan ya ng t e r j a di t i da k h an ya se ba t a s disebabkan oleh adanya ketidakpuasan dalam kehidupan seksual mereka. Tetapi
biasanya cenderung diakibatkan karena mulai berkurangnya atau lunturnya kedekatan, keintiman seseorang secara psikologis terhadap pasangannya. Salah satu pasangan tidak lagi memberikan perhatian sebagaimana layaknya seorang suami istri. Kasih sayang yang diberikan hanya sebatas materi dan seksual, padahal cinta dan kasih sayang tidak hanya terbatas pada dua hal itu saja. Ketika salah satu pasangan mulai atau bahkan tidak lagi memberikan perhatianper hatia n, kasi h s ayang ter ha da p pasangannya, maka pasangan tersebut akan mencoba mencari objek lain yang dapat memberikan perhatian dan kasih sayang yang tidak dapat diberikan lagi oleh pasangannya. Lambat laun, hal tersebut merupakan awal terjadinya perselingkuhan (Karen, 2007). Profesi Pramugari Udara Yaitu profesi yang dilakukan di pesawat terbang yang bertugas untuk membantu cockpi t c r ew dal a m m e nj a ga da n memelihara keamanan serta keselamatan dalam penerbangan dalam mengambil langkah-langkah penyelamatan apabila terjadi keadaan darurat yang disebut juga dengan tugas operasional. Tugas lainnya yaitu memberikan pelayanan sebaikbaiknya kepada penumpang yang disebut juga tugas komersial. Sebagai seorang pramugari lebih ditekankan pada aspek keselamatan dan kenyamanan penerbangan. Bukan tugas yang mudah karena pada saat bekerja mereka dituntut untuk berada dalam kesadaran tinggi, serius, konsentrasi, waspada, konsentrasi, pembekalan yang baik, kondisi tubuh dan kesehatan yang baik, menjalankan peraturan dan segala unsurunsur keselamatan dengan baik, karena jika tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi keselamatan banyak orang. Sistem kerja seorang yang berprofesi pramugari berbeda dengan sistem kerja perusahaan lainnya, karena aktivitas kerjanya tidak tergantung dengan hari hari besar nasional dimana operasional
harus berjalan seperti biasanya yang berarti tetap harus bekerja. Seperti hari sabtu dan minggu tetap berjadwal untuk terbang dan hanya diberikan libur selama 1 hari dalam 1 minggu dengan jadwal yang selalu berbeda dal am setiap minggu-nya, seperti tugas terbang dalam 1 hari dan malah lebih sering tugas keluar kota meninggalkan keluarga s e l a m a b e r h a r i - h a r i . ( R ul e s a n d Regulation, duties and responsibilities Flight Attendant).
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan penelitian studi kasus. Menurut Maliki (2001), yang dimaksud dengan studi kasus adalah sebuah sebuah metode penelitian yang menggunakan pendekatan personal, untuk meneliti suatu kasus –kasus individual ataupun kelompok yang memiliki ciri–ciri yang unik serta khas. Jumlah subjek penelitian satu orang yang memiliki kriteria subjek adalah seorang wanita dewasa berusia 25-35 tahun yang berstatus menikah dan bekerja sebagai pramugari udara yang melakuka n perselingkuhan dengan rekan kerjanya selama kurang lebih 1-2 tahun. Penelitian dilakukan di tempat subjek bekerja dengan pertimbangan waktu, padatnya jadwal bekerja subjek dan mempermudah melakukan observasi perselingkuhan subjek dengan rekan kerja subjek sebagai salah satu teknik pengumpulan data, selain itu teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap satu orang subjek dan dua orang significant other yaitu selaku sahabat dan rekan kerja subjek. Adapun tahapan yang dilakukan peneliti dalam pengambilan data yaitu dengan mempersiapkan pedoman wawancara dan pedoman observasi. Alat bantu yang digunakan untuk mempermudah bagi
penulis adalah tape recorder yang berfungsi untuk merekam hasil wawancara subjek dan significant other ditempat terpisah dan waktu yang tidak bersamaan dengan subjek. Dalam penelitian ini dosen pembimbing skripsi bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data dan peneliti akan menganalisa fenomena yang terjadi, apa yang menjadi penyebab fenomena itu terjadi dan bagaimana fenomena itu terjadi. Setel a h dat a- dat a yang di per ol e h dilapangan diolah dengan memanfaatkan computer Microsoft words 2003, flash disk untuk menyimpan data dan power point yang digunakan sebagai bahan presentasi pada saat sidang sarjana.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Intimasi Perselingkuhan Pramugari Udara Yang Sudah Menikah Berdasarkan pernyataan subjek dan pernyataan significant other pada saat wawancara. Dapat diketahui bahwa gambaran intimasi yang dilakukan subjek adalah subjek dan pasangan selingkuh subjek sama-sama saling memenuhi kebutuhan pasangan dalam hal perhatian, kasih sayang dan seks. Subj e k t ul us da n juj ur m e ncintai pasangan selingkuh subjek dan menerima pasangan selingkuh subjek apa adanya begitupun dengan pasangan selingkuh selalu ada di saat subjek membutuhkannya dan mereka sering menghabiskan waktu bersama, pasangan selingkuh subjek selalu memberikan dukungannya terhadap subjek, bagi subjek pasangan selingkuh subjek merupakan hal yang terpenting bagi s u bj e k be gi t upu n ba gi pa s a n ga n selingkuh subjek bahwa subjek merupakan hal yang terpenting bagi pasangan selingkuh subjek. Hal i ni s e suai de nga n t e ori yang
dikemukakan oleh Sternberg dan Grajek (dalam Sterberg, 1988) yaitu elemenelemen dalam intimasi yaitu: Desiring to promote the welfare of the loved one, yaitu intimasi disini mengacu ke pa da kei ngi na n untuk me njaga pa s a n ga nn ya da n m e n gu s a ha ka n kesejahteraan pasangannya. Didalam hal i ni s u bj e k m e m e n u h i k e bu t u ha n pasangan selingkuh subjek dalam hal perhatian dan kasih sayang. Experience happiness with the loved one, yaitu indvidu menikmati kebersamaan bersama pasanganganya. Didalam hal ini, subjek sering melakukan aktivitas-aktivitas bersama dengan pasangan selingkuh subjek. Holding the loved one in high regard, yaitu perasaan saling menghargai dan menempatkan pasanganya pada tempat yang tertinggi dan menyadari kekuranga pasangannya. Di dalam hal ini subjek menerima apa adanya kekurangan ma upun ke l ebi ha n d ari pa s anga n selingkuh subjek. Being able to count on the loved one in times of need, yaitu ketika dibutuhkan.individu merasa bahwa pasangannya selalu ada untuk membantu. Di dalam hal ini, ketka subjek berada pada posisi yang sulit pasangan selingkuh subjek selalu ada disaat subjek membutuhkanya. Having mutual understanding with the l ov ed on e, ya i t u pa s a n ga n s al i ng mengerti satu dengan yang lainnya. Di dalam hal ini pasangan selingkuh subjek selalu berempati terhadap subjek. Sharing one self one’s possessions with the loved one, yaitu individu mau berbagi dan memberikan yang terbaik dengan orang yang dicintainya. Di dalam hal ini subjek selalu memberikan yang terbaik bagi pasangan selingkuh subjek begitupun sebaliknya. Receiving emotional support from the loved one, ya it u i ndi vi du m e ras a didukung dan dibantu oleh pasangannya pada saat-saat dibutuhkan Didalam hal
ini pasangan selingkuh subjek selalu ada disaat subjek membutuhkannya. Giving emotional support from the l ov e d o ne , i n di v i d u m e n du k u n g pasangannya dengan cara berempati dan mendukung secara emosional jika dibutuhkan. Didalam hal ini pasangan selingkuh subjek selalu mendukung subjek. Communicating intimately with the loved one, yaitu pas anga n saling da pat berkomunikasi secara mendalam dan jujur serta berbagi perasaan yang paling dalam. Didalam hal ini subjek dan pasangan selingkuh subjek terbuka dan jujur dan berbagi perasaan melalui komunikasi yang terjalin diantara subjek dan pasangan selingkuh subjek. Valuing the loved one, yaitu pasangan saling merasa keberadaan satu dengan yang lainnya penting dalam kehidupannya. Didalam hal ini subjek merasa bahwa pasangan selingkuh subjek merupakan hal yang terpenting bagi subjek begitupun sebalikya bagi pasangan selingkuh subjek. Adapun tokoh lain yaitu, Rubin (dalam Sternberg, 1988) mengatakan bahwa kunci dari intimasi adalah rasa percaya (trust), kejujuran (honest), perasaan menghargai (respect), adanya ikatan (commitment), perasaan aman (safety), p e m b e r i a n d u k u n g a n ( s u p p or t ) , kemurahan hati (generousity), kesetiaan (loyality), hubungan timbal balik yang menguntungkan (mutuality), adanya ketetapan (constancy), pengertian (unde rst andi ng ) da n pe neri m a an (acceptance). Di dalam hal ini subjek percaya, jujur, memberikan dukungan, pengertian dan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan terhadap pasangan selingkuh subjek. Teori-teori tersebut di atas sesuai dengan uraian yang telah dijelaskan mengenai subjek. Lebih lanjut lagi Sarwono (1997), mengatakan bahwa salah satu ciri yang terdapat didalam suatu hubungan yang intim adalah cinta yang membara atau
passionate love. Cinta seperti ini ditandai ol e h ke c e n d e r u n g a n u nt u k t e r u s memikirkan pasangannya. Didalam hal ini s ubje k denga n tul us dan j ujur mencintai pasangan selingkuh subjek, ditandai dengan adanya kedekatan secara emosional terhadap pasangan selingkuh subjek dan subjek menceritakan segala hal yag terjadi pada diri subjek sebagai s e b u a h b e nt u k c i n t a d a n s e b u a h komitmen dalam sebuah hubungan perselingkuhan yang tengah dilakukan oleh subjek. Rogers (1984) mengungkapkan intimasi sebagai salah satu bagian dan kebutuhan yang ada pada setiap pribadi individu. Hal ini merupakan salah satu bagian penting dalam pembentukan konsep diri (self concept) individu yang positif. Dengan keintiman, individu akan merasa diterima oleh orang-orang disekitarnya. Penerimaan diri ini, akan membuat individu menilai dirinya pribadi secara utuh, bahwa individu layak untuk dicintai, disukai dan diterima oleh orang lain. Subjek merasa kepercayaan diri yang matang bahwa subjek telah diterima oleh orang lain dan adanya penerimaan diri yang positif terhadap diri subjek sendiri dan pasangan selingkuh subjek Faktor-faktor yang memunculkan Intimasi Perselingkuhan Pramugari Udara Yang Sudah Menikah Berdasarkan keterangan yang diberikan subjek dan significant others, maka dapat diketahui faktor-faktor yang memunculkan intimasi pada diri subjek dan pasangan selingkuh s ubjek adalah s ubje k da n pasangan selingkuh subjek memiliki latar belakang dan status ekonomi yang sama, memilki hobby dan minat yang sama dan sering melakukan aktivitas dan kebiasaankebiasaan yang sama dengan pasangan selingkuh subjek, subjek telah menjalani hubunga n perselngkuhannya denga n pasangan selingkuhnya selama sembilan tahun, dan subjek tertarik secara fisik dan seksual terhadap pasangan selingkuh subjek.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Atwater (1989), yaitu adanya latar belakang kehidupan yang tidak jauh berbeda, status sosial ekonomi yang tidak jauh berbeda, adanya kesamaan minat, memiliki kebiasaan-kebiasaan yang sama. Selain itu uraian diatas mengenai subjek juga sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Freud (1968) yaitu, intimasi dapat muncul diantara dua orang karena adanya ketertarikan secara fisik yang pada akhirnya berujung pada ketertarikan secara seksual. Didalam hal ini subjek melakukan hubungan perselingkuhan dengan pasangan selingkuh subjek karena adanya ketertarikan secara fisik dan berujung pada ketertarikan secara seksual yang menimbulkan daya tarik tertentu bagi subjek sehingga terjadi hubungan perselingkuhan selama sembilan tahun yang subjek jalani saat ini. Haris dan Liebert (1987) mengatakan bahwa intimasi dapat terjadi karena banyak hal dan pada umumya sering muncul karena adanya kesamaan minat dalam aktivitas, memiliki latar belakang pendidikan yang sama, latar belakang status ekonomi yang sama, memiliki sifat, temperamen yang sama, watak yang cenderung sama. Didalam hal ini hubungan perselingkuhan yang dijalani subjek terlibat didalam sebuah aktivitas yang sama yaitu subjek dan pasangan selingkuh subjek berada pada aktivitas, yaitu tempat kerj a serta berada didal am satu tim. Memiliki latar belakang status ekonomi yang sama sehingga memungkinkan subjek untuk melakukan perselingkuhan dengan pasangan selingkuh subjek. Alasan melakukan perselingkuhan pada Intimasi Perselingkuhan Pramugari Udara Yang Sudah Menikah Berdasarkan keterangan yang diberikan subjek bahwa alasan subjek untuk melakukan perselingkuhan karena ketidakkonsi st enan pas a nga n subje k dala m memberikan perhatian terhadap subjek. Perubahan itu dirasakan semenjak subjek menikah dengan pasangan subjek dan menyebabkan berkurangnya kedekatan atau lunturnya secara psikologis terhadap
pasangan subjek. Subjek menganggap bahwa kasih sayang yang diberikan hanya sebatas materi dan hubungan seksual semata. Terutama sebagai seorang wanita kasih sayang dan perhatian adalah hal yang sangat penting sekali,karena berpengaruh akan rasa aman, merasa diperhatikan dan merasa kehadiran subjek sangat penting artinya. Seperti yang dikatakan oleh (Karen, 2007) ketika salah satu pasangan mulai atau bahkan tidak lagi memberikan perhatianperhatian, kasih sayang terhadap pasangannya, maka pasangan tersebut akan mencoba mencari objek lain yang dapat memberikan perhatian dan kasih sayang yang tidak dapat diberikan lagi oleh pasangannya. Lambat laun hal tersebut merupakan awal terjadinya perselingkuhan. Disamping itu juga intensitas pertemuan subjek dengan pasangan selingkuh subjek lebi h ba nya k da n ham pir setia p ada permasalahan dalam pekerjaan, subjek lebih sering berdiskusi dengan pasangan selingkuh subjek, karena dalam pekerjaan subjek adalah bagian dari sebuah tim kerja dimana pasangan selingkuh subjek adalah pemimpin dari tim kerja tersebut. Jadi subjek mendapat perli ndu nga n da n pe m be l aa n dal a m pekerjaan. Selain itu juga Ragil (2007) mengemukakan bahwa perslingkuhan yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh adanya ketidakpuasan dalam kehidupan seksual m e r e k a, t et a pi bi a s a ny a c e nd er u ng diakibatkan karena mulai berkurangnya atau lunturnya kedekatan, keintiman seseorang secara psikologis terhadap pasangannya. Salah satu pasangan tidak lagi memberikan perhatian sebagaimana layaknya suami istri. Kasih sayang yang diberikan sebatas materi dan seksual, padahal cinta dan kasih sayang tidak hanya sebatas pada dua hal itu saja.
Dampak perselingkuhan pada Intimasi Perselingkuhan Pramugari Udara Yang Sudah Menikah Subjek merasa bahagia jika sedang berada dekat dengan pasangan selingkuh subjek
dan bisa melupakan permasalahan yang dialami dengan suami subjek yang kurang memperhatikan subjek dalam memberikan kasih sayang dibandingkan pada saat pacaran dan pada saat setelah pernikahan. Kebahagiaan subjek ini hanya berlangsung untuk sementara waktu saja yaitu pada saat subjek berdinas dengan pasangan selingkuh subjek, setelah itu subjek harus kembali pada kehidupan yang sebenarnya dimana subjek adalah seorang wanita yang sudah menikah, memiliki dua orang anak, suami yang sah dan subjek harus melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan menjadi seorang istri yang baik, melayani suami dan setia. Untuk menjaga agar k e s e t i a a n i ni t e t a p t e r l i h a t , s u bj e k menyimpan suatu kebohongan, menyembunyikan rasa rindu pada pasangan selingkuh subjek, rasa tidak nyaman, rasa takut dan juga subjek harus menerima konsekue nsi pada saat suami subjek mengetahui soal perselingkuhan subjek. Kehidupan rumah tangga subjek menjadi penuh dengan pertengkaran dan hampir terjadi perceraian. Beruntung perceraian tidak terjadi pada subjek, Seperti yang dikatakan oleh Lindsay ( 2 00 7) ba hw a p er s e l i ng ku ha n a k a n berdampak pada kehancuran rumah tangga dan aki ba t ya ng pa li ng f at al a da l ah terja dinya percer aia n. Da m pa k dari perceraian tidak hanya akan dirasakan oleh suami atau istri saja, akan tetapi juga pada anak-anak. Seperti yang dikatakan Arrifah (2005), anakanak yang mengetahui bahwa salah satu orang tuanya telah melakukan perselingkuhan maka anak akan menjadi hilang rasa percaya terhadap orang tua, munculnya rasa apatis, frustasi yang menyebabkan anak-anak melakukan pelarian terhadap obat-obatan terlarang, alkoholisme, anti sosial dengan merusak, berkelahi, membuat onar. Perselingkuhan juga sangat berpengaruh pada kehidupan spiritual subjek, karena perselingkuhan adalah perilaku asusila yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama yang dianut subjek dan norma-norma dalam
masyarakat. Beberapa kali subjek memiliki keinginan untuk menghentikan perselingkuhan ini tetapi selalu tidak berhasil karena salah satu alasan adalah berkurangnya kehidupan spiritual subjek.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa subjek penelitian selalu memenuhi kebutuhan pasangan selingkuh subjek dalam hal perhatian, kasih sayang, melakukan aktivitas bersama-sama. Komunikasi yang terbuka dan jujur dengan perasaan yang mendalam. Penghargaan yang begitu tinggi dengan menganggap pasangan selingkuh subjek adalah orang yang penting dalam kehidupan dan begitupun dengan pasangan selingkuh subjek. Dukungan yang diberikan dengan selalu ada disaat subjek membutuhkan, berempati dan selalu berusaha membantu disaat subjek berada dalam situasi yang sulit. Menerima segala kekurangan dan kelebihan dan selalu memberikan yang terbaik bagi pasangan s eli ngk uh s ubj ek be git upun de ngan pasangan selingkuh subjek. Sementara itu faktor-faktor yang memunculkan intimasi subjek dengan pasangan selingkuh subjek adalah memiliki latar belakang dan status ekonomi yang tidak jauh berbeda, kesamaan minat, kebiasaankebiasaan dan aktivitas, ketertarikan secara fisik yang berujung pada ketertarikan secara seksual yang dijalani oleh subjek dengan pasangan selingkuh subjek selama sembilan tahun. Adapun alasan perselingkuhan yang subjek ungkapkan adalah tidak konsistennya perhatian dan kasih sayang yang diberikan suami subjek pada masa pacaran dan setelah subjek menikah. Sedangkan intensitas pertemuan subjek dengan suami subjek lebih sedikit dibandingkan dengan pasangan selingkuh subjek, dan dalam pekerjaan hampir setiap ada permasalahan subjek lebih sering berdiskusi dengan pasangan selingkuh subjek dan subjek mendapat perlindungan, pembelaan karena pasangan selingkuh
subjek sebagai rekan kerja dan pemimpin tim kerja subjek. Selain itu juga bahwa intimasi perselingkuhan ini berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup berumah tangga dan psikologis subjek maupun p a s a ng a n s e l i ng ku h s u bj e k, ka r e na perselingkuhan adalah suatu perilaku asusila yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan berdampak pada psikologis individu dimana individu menyimpan suatu kebohongan, keburukan dan ketidaktenangan, pertengkaran yang hampir menyebabkan perceraian dalam rumah tangga subjek, rasa curiga, kehidupan spiritual yang semakin berkurang selama menjalani perselingkuhan. Jika perceraian terjadi maka akan berdampak negatif pada anak-anak yang mengetahui bahwa orang tuanya telah melakukan perselingkuhan yang bisa menjadi hilang rasa percaya terhadap orang tua, munculnya rasa apatis, frustasi yang menyebabkan anak-anak melakukan pelarian terhadap obat-obatan terlarang, alkoholisme, anti sosial dengan merusak, berkelahi, membuat onar. Alangkah lebih baik apabila berfikir lebih jauh jika akan melakukan perselingkuhan yang hanya memberikan sedikit kebahagiaan dengan dampak negatif yang lebih banyak yang bisa didapatkan.
Saran Saran pertama berdasarkan hasil penelitian maka terdapat beberapa saran yang dapat diberikan penulis kepada subjek adalah agar subjek dapat menyelesaikan masalahmasalah antara subjek dengan pasangan selingkuh subjek dan berhenti melakukan perselingkuhan dan kembali pada pasangan resminya, begitupun dengan pasangan selingkuh subjek. Saran kedua yang diberikan penulis bagi penelitian selanjutnya agar dapat terus berupaya memperbaharui dan mengembangkan hasil penelitian ini secara
l e bi h m e nd a l a m da n da pa t m e nj a di perbandingan bagi penelitian-penelitian lain dengan tema yang sama seperti intimasi pasangan selingkuh pada pramugari udara yang telah menikah.
DAFTAR PUSTAKA American Psychological Association (APA), 2000. www.apa.org. Di akses tanggal 14 Agustus (2009). Arrifah, M. (2005). Cara pintar mengaktifkan bawah sadar untuk kemampuan sosial pada anak. Alih Bahasa: Citra Ananda. Jakarta: Erlangga. Atwater, E. (1989). Psychological adjustment: Growt in a changing world. New York: Prentice Hall Atwater, E. (1983). Adjusment in human life span. New Jersey: Wood Bridge Book Chaplin, J P. (2000). Kamus lengkap psikologi. Alih Bahasa: Kartini Kartono. Jakarta: PT Rajawali Press Dunval, G H. dan Miller, R M. (1985). Relapse prevention training and problem solving therapy in the long terms management of marriage problems. Journal of Consulting and Clinical Psychological 9, 42 – 46. Faturochman, A. (1992). Psikologi perkembangan: Sebuah pengantar. Yogyakarta: Jalasutra Freud, S. (1968). An outline of psychoanalysis. London: Norhern Library Fromm, E. (1964). The art of loving. New York: Fresh Book. Haddar, A L. (1996). Metode penelitian kualitatif untuk masalah sosial. Jakarta: PT Balai Pustaka. Haris, M & Liebert, J. (1987). The child. New Jersey: Prentice Hall
Hollander, R. (1981). Individualistic personality toward society. New York : Papalia & Olds, S W. (1998). Developing McGraw Hill Incintimacy in life during marriage. New Jersey: Damian Inc. Jansen, M. (2009). Childrens cognitive Patton, R. (1990). Research methode and problems. London : Northorn Library. questionaire design. Malaysia. Prentice Hall. Jung, C.G. (1992). Man and his symbol. Patton, R. (1997). Research methode and London: Northern Library questionaire design. Malaysia: Prentice Jourard, R. (1974). Children and adulthood Hall. intimacy acquasition. Journal of Social Psychology & Personality 9, 12-16. Prabowo, H. (1998). Pengantar psikologi umum. Depok: Universitas Gunadarma Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1994). Poerwandari, E K. (1998). Pendekatan Jakarta: PT Balai Pustaka. kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Karen, L. (2007). Marriage development, a cultural basic regeneration. New York: Ragil, M. (2006). Indahnya perceraian, likaMcGraw Hill, Inc. liku pernikahan. Jakarta: Penerbit Mizan Lindsay, F. (2007). Developmental psychology and life span. New York : John Wiley & Sons Maslow, A. (1998). Striving higher for a better life. Singapore: McGraw Hill Inc Maslow, A. (1993). Self striving. New York: McGraw Hill Inc. Maliki, T. (2001). Anak-anak, remaja dan kriminalitas. Jurnal Psikologi Sosial (JPS) 7, 24 – 27. Malinger, T. (2007). The careness of mother. Philadelphia: Aple Books. Malinger, T. (2008). Intimacy in children. New York: Fresh Book. Milles, L & Huberman, D. (1994). In deepth interview, observation and other research instrument. London: Northern Library. Moleong, L J. (2001). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Papalia, M & Olds, S W. (1996). Human development. New York: McGraw Hill Inc
Ragil, M. (2007). Pernikahan dan perceraian. Jakarta: Penerbit Mizan Rogers, C. (1984). The development of unconditional love. New York: FreshBook Sternberg, J. (1988). Intimacy in adulthood and ventromedial hyphothalamus, Journal of Health Psychology 4, 37 – 41. Santrock, R. (1997). Human infference : Strategies and shortcomings of social judgment. Englewood Cliff, New Jersey: Prentice Hall. Sarwono, S W. (1997). Psikologi kepribadian. Jakarta: PT Balai Pustaka. Wirawan, M. (1994). Psikologi kepribadian: Sebuah pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Yin , H Z. (2003). Social research methode. London: Wallbridge Library. Anonim. (1970). Rules and regulation, duties and responsibility flight attendant. Jakarta.