PENCOBAAN TERBERAT Pencobaan adalah suatu peristiwa yang umum dialami oleh anak Tuhan, namun demikian kita perlu bisa
waspada
terhadapnya
menjatuhkan
iman
karena
kita.
Pada
pencobaan dasarnya
pencobaan memiliki dua sisi yang berlawanan, melemahkan atau menguatkan pertumbuhan rohani kita dan hal itu sangat bergantung bagaimana sikap kita merespon pencobaan yang kita alami sebagaimana ditegaskan dalam Yakobus 1:2–4, 2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, 3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. 4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun. Jika
pemahaman
kita
terhadap
pencobaan
terlalu dangkal, maka kita mungkin hidup dalam
penolakan
dan
menyerah
pada
pola
hidup
yang
buruk sehingga merusak kehidupan rohani kita. Di
pihak
lain,
jika
pemahaman
kita
akan
pencobaan terlalu sempit, kita menjadi putus asa,
kehilangan
semangat
dan
hidup
penuh
ketakutan dan tidak meyakini kuasa dan tujuan yang diberikan Allah dalam hidup kita. Tuhan Yesus menyatakan, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.”(Mat 26:41). Ungkapan “supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan“ menunjukkan bahwa
ada
kemungkinan
kita
jatuh
dalam
pencobaan, dan pencobaan itu bisa berbahaya.
Bahaya Pencobaan Jangan pernah meremehkan keselamatan yang kita Tuhan
miliki. Yesus
Ketika dan
mula-mula
memulai
hidup
kita baru,
terima kita
begitu
bersuka
cita
dan
bersemangat
untuk
berbakti, membaca firman Tuhan, bersaat teduh dan memuji Tuhan. Seiring dengan berjalannya waktu, baik karena kesibukan maupun kemalasan kita, maka kita jarang ke gereja, memuji Tuhan dan
jarang
bahkan
tidak
pernah
lagi
membaca
alkitab serta bersaat teduh. Kita tidak pernah menyiram iman kita lagi dengan air yang hidup yaitu
firman
dengan-Nya,
Tuhan maka
dan
iman
berdoa kita
agar
tidak
dekat
berakar.
Ketika ada pencobaan, kita bisa murtad karena iman dan pengertian kita lemah.
Lukas 8:13
mengatakan, “Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.” Jika
kita
murtad
baik
karena
kesadaran
sendiri maupun karena paksaan maka kita akan
kehilangan
keselamatan
kita,
kita
kehilangan
Kerajaan Sorga dan akan masuk neraka.
Pencobaan dari Iblis Pencobaan keinginan
bisa
kita
sendiri,
datang dari Allah. berasal
dari
datang
dari
tetapi
Iblis tak
dan
pernah
Pertama-tama pencobaan itu
Iblis
karena
di
Yakobus
1:13
dikatakan, “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.” Jadi pencobaan Iblis,
itu
bukan
dari
Allah,
tapi
dari
yang juga dijelaskan di 1 Tesalonika
3:5 , “Itulah sebabnya, maka aku, karena tidak dapat tahan lagi, telah mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku kuatir kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalaukalau usaha kami menjadi sia-sia.”
Selain
dicobai
sering,
baik
oleh
karena
oleh
Si
disadari adanya
Iblis,
maupun
keinginan
kita
tidak, yang
juga
dicobai
kuat
yang
berasal dari diri kita sendiri dan berdampak pada
terseretnya
diri
kita
dalam
pusaran
pencobaan.
Dicobai Keinginan Sendiri Yakobus 1:14 mengatakan, “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.”
Jadi kita bisa jatuh dalam pencobaan
karena
ulah
kita
merasa
kuat
dan
bahwa
yang
sadar bagi
iman
menjalankannya.
sendiri, ingin kita
kita, Ada
bisa
karena
kita
atau
kita
coba-coba lakukan
ini
namun anak
Tuhan
berbahaya
kita yang
tetap sudah
berkeluarga namun masih menjalin “ttm” “teman tapi mesra” yaitu suatu hubungan dengan lawan
jenis
yang
Seringkali karena mereka dosa yang
lebih
pada
iseng kuat,
dari
mulanya
dengan mereka
perselingkuhan, terjatuh.
sekedar
mereka
“ttm”
keyakinan tidak namun
Demikian
akan
teman. hanya
bahwa
iman
jatuh
dalam
ternyata juga
banyak beberapa
pengusaha Kristen yang karena ingin mendapat proyek, ingin memiliki usaha atau penghasilan yang lebih, mereka bergaul dengan orang-orang duniawi, mereka
yang
mungkin
begitu
walaupun dapat
besarnya
mereka
tercemar,
keinginan
tahu
bahwa
namun
karena
untuk
“sukses”,
mereka tetap menjalankannya.
Apakah Pencobaan yang Dialami Ayub Terberat? Kita mungkin berpikir bahwa hal-hal yang buruk
seharusnya
“jahat”,
namun
hanya
menimpa
tidak
selalu
orang-orang seperti
itu
kasusnya. yang
Kadang
malang
Allah
menimpa
mengizinkan
kehidupan
mengasihi dan menaati Allah. Tuhan
ingin
mereka perlu
menguji
pada-Nya. menyesali
diijinkan
Allah
karena
adanya karena
Ia
mereka
yang
Mengapa? Karena
ketaatan
Oleh
situasi
dan itu
kesetiaan kita
tidak
pencobaan
yang
mendisiplin
anak-
anak yang dikasihi-Nya. Ibr 12:5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; 6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Hasil
yang
baik
akan
muncul
dari
pencobaan seperti itu jika kita mampu bertahan dan
mengambil
sesuatu
pelajaran
pengalaman seperti yang dialami Ayub.
dari
Kita yang
mungkin
dialami
merupakan dialami anaknya,
beranggapan Ayub
pencobaan
manusia; dan
ia
bahwa
sangat terberat kehilangan
kesehatannya
pencobaan
berat
bahkan
yang
pernah
harta,
seperti
anak-
yang
kita
baca di Ayub 1:8-19 dan 2:7-8. Namun di tengah segala penderitaannya, Ayub tetap menyembah dan memuji Allah (1:20,21) dan “Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut” (1:22). menyarankan menyatakan,
sesuatu
yang
Istri Ayub bahkan negatif
dengan
“Kutukilah Allahmu dan matilah!"
(2:9b).
Respons yang tegas dari Ayub ialah, “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" (2:10b). Berapa banyak di antara kita dapat memberikan
tanggapan
terhadap
situasi
dengan sikap yang baik seperti itu?
sulit
Pencobaan akan terus mengikuti kita seumur hidup
kita,
namun
yang
terpenting
ialah
bagaimana reaksi kita terhadap pencobaan dan oleh beluk
sebab
itu
pencobaan,
kita
perlu
terlebih
mempelajari kita
yang
seluk sedang
hidup di akhir zaman.
Pencobaan di Akhir Zaman Di akhir zaman kita akan masuk ke suatu era pencobaan yang lebih dahsyat dan menggoyahkan iman kita dengan ancaman siksaan bahkan sampai kehilangan nyawa kita seperti yang dinyatakan di Matius 24:9-13, “Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, 10 dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. 11 Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.
12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. 13 Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” Ketika atas,
terjadi
Tuhan
penganiayaan
Yesus
menyampaikan
seperti agar
berlari dari satu kota ke kota lain yang
tertulis
di
Matius
10:23,
di kita
seperti
”Apabila mereka
menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.” Orang-orang Kristen yang dikejar-kejar pasukan ISIS di Suriah mungkin dalam keadaan seperti itu, lari tanpa harta bahkan perbekalan yang memadai
karena
dirampas orang.
apa
yang
mereka
miliki
telah
Dalam masa aniaya di akhir zaman kita semua mungkin akan mengalami hal yang serupa bahkan yang lebih dari itu.
Pencobaan yang Tidak Kasat Mata Selanjutnya Tuhan Yesus menjelaskan bahwa pada akhir zaman akan banyak bermunculan nabi palsu, Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.(Mat 24: 11). menyukai mendengarkan oleh
Dan
orang-orang
mendengarkan firman
hamba-hamba-Nya,
Tuhan
akan
mereka yang
lebih
daripada disampaikan
Karena akan datang waktunya,
orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
Mereka akan memalingkan telinganya dari
kebenaran dan membukanya bagi dongeng.( 2Tim 4:3-4). Apa yang disampaikan oleh pengajar-pengajar palsu nampak menarik, namun sesungguhnya apa
yang mereka sampaikan hanyalah dongeng belaka karena tidak mendasarkannya pada firman Tuhan. Dongeng-dongeng membuat tanpa
mereka
pengikutnya disadari
tanpa
terlena
mengeluarkan
disadari bahkan
akan
mungkin
kata-kata
yang
menghujat Tuhan bahkan melanggar firman Tuhan yang menyebabkan mereka murtad. Di akhir zaman atau di saat ini pun kita akan
dan
pencobaan
barangkali yang
sedang
sama,
dicobai
pencobaan
yang
oleh tidak
kasat mata, ajaran-ajaran yang sesat. Sekilas kita mungkin menganggap pencobaan yang
dialami
pencobaan
yang
Ayub
lebih
dialami
Tuhan
berat Yesus,
daripada padahal
pencobaan yang dialami Tuhan Yesus jauh lebih berat. fisikal,
Pencobaan
yang
terasa,
dialami
teraba,
Ayub
dan
relatif terlihat
sedangkan pencobaan yang dialami Tuhan Yesus, tidak
kasat
mata.
Kalau
kita
sampai
mengalaminya
barangkali
kita
tidak
menyadarinya sampai kita sudah terjatuh.
Pencobaan Tuhan Yesus Pencobaan bukan
tidak dialami
bulu;
memiliki
kecenderungan berdosa seperti kita,
manusia,
makhluk
tak
mereka
pencobaan
yang
namun
hanya
pandang
berdosa
pun
mengalaminya.
Buktinya adalah Adam dan Hawa bahkan
Yesus
Kristus
untuk
sendiripun
Allah
ijinkan
dicobai. Tuhan
kita
tidak
dicobai
dengan
penganiayaan atau nafsu kesombongan yang penuh dosa,
ambisi,
kebencian, makan, pendeknya
iri
hati,
kemarahan,
nafsu nafsu
birahi, jahat
rencana
jahat,
kecemburuan,
nafsu
bermabuk-mabukkan;
dalam
bentuk
apa
pun
yang umum dilakukan manusia namun Ia dicobai
dengan pencobaan yang jauh lebih berat.
Tiga Pencobaan Kristus Dalam
Matius
4:1-11
kita
membaca
kisah
Tuhan Yesus yang dicobai sampai tiga kali oleh Iblis sebagai berikut: Matius
4:1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk
dicobai Iblis. 4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. 4:3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." 4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." 4:5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." 4:7 Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" 4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 4:9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" 4:11 Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Pencobaan dalam Konteks Akhir Zaman Dalam
konteks
pencobaan
sejenis
dapat
menimpa
akhir yang
kita
zaman, dialami
dan
menimpa kita saat ini.
pencobaanTuhan
Yesus
barangkali
sudah
Pencobaan jenis ini
tidak kasat mata dan kalau kita tidak memahami dan mendalami firman Allah dan mengantisipasi perwujudannya
yang
dapat
mudah
dengan
nyaris
tak
terbawa
kentara,
arus
zaman
kita dan
terjatuh ke dalam dosa dan bahkan kita bisa murtad dengan menyangkali iman kita.
Pencobaan yang pertama Kita
tahu
bahwa
dialami Tuhan Yesus.
ada
tiga
pencobaan
yang
Pencobaan yang pertama
tertulis di Matius 4:2-4; “Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
4:3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." 4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Dalam konteks akhir zaman, bisa jadi ketika kita lari entah dari kejaran penganiaya atau penguasa
yang
anti
menderita
kelaparan.
Kristen, Si
pencoba
kita
akan
datang
dan
merayu kita, “Hai anak Tuhan, perintahkanlah supaya batubatu ini menjadi roti." mungkin
Orang-orang di sekitar kita
menimpalinya
dengan
berkata,
“Caranya
tidak penting, yang penting kita bisa makan . Lakukanlah cara apa pun yang penting kita tidak mati kelaparan.”
Tapi Tuhan
Yesus mengingatkan kita, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Artinya kalaupun
apa? kita
Untuk lapar,
mempertahankan kita
tetap
hidup, harus
memerolehnya
sesuai
Tidak
boleh
karena
menghalalkan
segala
menjarah,
dengan kita
lapar,
cara
merampok,
ajaran
Firman.
maka
dengan
menipu,
kita
mencuri, berbohong,
memperdaya orang lain dan sebagainya, karena hal-hal
tersebut
Firman. harus
Jadi
sesuai
walaupun
melawan
cara
kita
Firman,
mungkin
masyarakat tertentu.
serta
melanggar
memeroleh
tidak
boleh
makanan melanggar
diperbolehkan
dalam
Misalnya, beberapa waktu
yang lalu ada satu kejadian di Italia, di mana seseorang
ketahuan
mencuri
makanan
karena
lapar dan kemudian ia diputus bebas oleh hakim karena hakim berpendapat bahwa bila seseorang mencuri tidak
karena dianggap
kelaparan, sebagai
maka
hal
perbuatan
tersebut kriminal.
Kalau pun misalnya peraturan tersebut berlaku di Indonesia, kita tetap tidak boleh mencuri,
kita tetap harus mencari makan secara jujur, sesuai dengan Firman. Kita tahu di kitab Keluaran 20:15 dikatakan, “Jangan
mencuri.”
Dan
juga
di
Kis
15:29a
disampaikan “kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang Walaupun hidup
yang mati dicekik dan dari percabulan." kita
sulit,
hidup
dan
Firman.
kita pola
Walaupun
tetap makan
harus kita
sekarang
menjaga sesuai
kita
belum
gaya dengan masuk
akhir zaman sekalipun, aturan yang sama tetap berlaku.
Perbedaan antara “Cari Makan” dengan “Cari Uang” Beberapa orang Tionghoa menjalankan prinsip yang berbeda ketika mereka mencari uang atau nafkah, mereka membedakan antara “cari makan”
dan “cari uang”. kita
Kalau “cari makan” artinya
berusaha,
penghasilan
bekerja
agar
kita
bisa
atau
mencari
makan,
sedangkan
kalau “cari uang” adalah penghasilan yang kita peroleh sudah
untuk cukup,
Mereka jangan
tabungan sisanya
mengatakan, melakukan
penghasilan
untuk
disebut
kalau
hal
yang
karena
yang
kita
“cari
cari
uang”.
uang,
melanggar,
peroleh
makan
belum
kita karena tentu
sempat kita makan. Tapi, kalau “cari makan”, cara
apa
tidak,
pun
kita
boleh akan
mati
beberapa
orang
prinsip
tersebut,
tetap
tidak
dilakukan,
di
kelaparan!
sekeliling sebagai
boleh
karena
melakukan
Walaupun
kita
anak
kalau
menganut
Tuhan hal
kita
tersebut
karena tidak sesuai dengan Firman. Saat ini kita mungkin tidak mencuri secara langsung,
tapi
berbisnis
tidak
mungkin jujur,
cara-cara misalnya
kita
setengah
menipu, seperti dikatakan dalam Alkitab dengan menggunakan kita
2
timbangan
menjalankan
yang
bisnis
berbeda,
dengan
atau
cara
yang
kurang benar. Mungkin saat ini kita bekerja di usaha
yang
kekristenan
tidak atau
sesuai
kita
dengan
bekerja
prinsip
dengan
tidak
jujur dan bersungguh-sungguh.
Walaupun dalam
kondisi
menolak
lapar,
Tuhan
Yesus
untuk
mendapatkan makanan dari cara-cara yang tidak sepatutnya karena Ia tahu bahwa makanan kita haruslah sesuai
dari
usaha
Firman,
menjalankannya
atau
demikian
haruslah
pekerjaan
juga
sesuai
yang
cara
dengan
kita setiap
firman yang keluar dari mulut Allah.
Pencobaan yang Kedua Kemudian di pencobaan kedua, Matius 4:5-7:
“Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, 4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." 4:7 Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Dalam konteks akhir zaman, bisa jadi ketika kita dalam masa aniaya, kita dipukuli, disiksa bahkan sampai akan dibakar dan dalam kondisi tersebut kita memilih untuk bunuh diri dengan cara
menjatuhkan
diri
ke
jurang
atau
terjun
dari gedung yang tinggi atau cara-cara lainnya yang sejenis. Kalau kita bunuh diri, maka pada dasarnya kita tidak percaya akan rencana dan
perlindungan
Tuhan
dalam
hidup
kita
dan
itu
adalah dosa. Atau
sebenarnya
aniaya
kita
bisa
jadi
menghujat
juga
Tuhan,
dalam agar
masa diberi
makanan, seperti yang dilakukan orang Israel. Mereka meminta Ketika
mencobai
dalam
makanan
menurut
orang
Israel
hati hawa
mereka
dengan
nafsu
mereka.
kelaparan
dan
kehausan,
mereka mencobai Allah, bahkan juga bersungutsungut kepada Musa dengan mengatakan, “Mengapa engkau membawa kami ke tempat ini sedangkan di sini
tidak
bisa
juga
makanan
ada kita
dan
makanan dalam
milik
dan
minuman?”
kondisi
orang
itu
lain.
Atau
mengingini Atau
kita
mengeluh “Mengapa Tuhan membiarkan saya dalam aniaya
padahal
harta
benda
tentang
saya saya,
sudah
melepaskan
dimanakah
pemeliharaan-Nya.
janji
Benarkah
segala Tuhan
janji-Nya,
adakah
Tuhan?.
Jika
ada,
mengapa
Ia
tidak
seperti
itu?
menolong saya? .” Mengapa
kita
berperilaku
Sedikitnya ada 3 alasan mengapa seorang anak Tuhan nekat bunuh diri dan mencobai Allah : Pertama : karena ia tidak mengerti bahwa di akhir
zaman
anak-anak
Tuhan
memang
akan
mengalami aniaya namun kita harus tabah untuk tetap berpegang teguh akan keyakinan kita pada Kristus.
Why 13:10 Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia
akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus. Kedua : mungkin ia tidak mengerti dan percaya bahwa rencana Tuhan bagi anak-anak-Nya ialah yang terbaik bahkan jika harus mati sekalipun karena kebahagiaan kita yang terutama bukanlah
sekedar hidup di dunia ini, namun hidup kekal di dalam Kerajaan Sorga. Yer 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Ketiga : ia tidak mengerti bahwa bunuh diri adalah
dosa
baik
dilakukan
oleh
anak
Tuhan
maupun bukan. Mengapa berdosa ? Karena dengan melakukan bunuh diri maka ia telah melakukan pembunuhan dengan
terhadap
jelas
dirinya!
mengatakan,
Firman
Allah
“Jangan membunuh”. (Kel
20:13). Karena itu kita harus tetap tabah karena hanya mereka
yang
bertahan
yang akan selamat !
sampai
dengan
akhirlah
Mat 10:22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Oleh karena itu dalam kondisi apa pun, kita harus
tetap
setia,
bahkan
jika
harus
mati
sekalipun karena kita percaya bahwa itu adalah rencana Tuhan yang terbaik bagi kita dan kita juga yakin bahwa kita akan dibangkitkan untuk menerima
kemuliaan
bersama-Nya.
Dengan
demikian kita tidak perlu berusaha untuk lari atau
terjun
dari
bangunan
bertingkat
dan
mencobai Allah ketika kehausan dan kelaparan . Kita
harus
mengatur adalah membaca dalam
percaya
segala
yang yang buku
“Buah Roh”.
bahwa
sesuatu
terbaik
bagi
berkaitan penulis
Tuhan
sudah
dan
rancangan-Nya
kita
–
dengan
“Nilai
yang
hal
kita
bisa
tersebut
Keselamatan”
dan
Pencobaan Ketiga Di
pencobaan
ketiga,
di
Matius
4:8-10
dikatakan, “Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." 10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Dalam
konteks
akhir
zaman,
selain
harus
menghadapi kelaparan, kita masuk masa aniaya, dan kemudian ada tawaran untuk sujud menyembah si
Iblis
yaitu
dengan
cara
melepaskan
iman
kita pada Tuhan Yesus dan pindah ke keyakinan lain
agar
penderitaan. penguasa
kita Dan
jahat
bisa
kalau
terlepas
kita
berkata,
bersedia,
dari si
“Tanggalkan
keyakinanmu, seluruh
maka
hartamu
menyediakan lain.”
aku dan
akan
mengembalikan
bahkan
kesenangan-kesenangan
aku
akan
dunia
yang
Namun, kita harus tetap setia sebab
kita hanya boleh menyembah dan berbakti pada Tuhan
dan
keyakinan
kita kita
tidak
dalam
boleh
kondisi
melepaskan
apa
pun.
Wahyu
2:10 mengatakan, “Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” Pada umumnya manusia memiliki kecenderungan untuk
hidup
kekayaan
nyaman
yang
ingin
melimpah
memiliki ruah
harta dengan
kemegahannya, padahal sesungguhnya yang harus menjadi prioritas utama kita ialah bagaimana kita
bisa
masuk
ke
dalam
Kerajaan
Sorga,
seperti dibahas dalam buku penulis “Prioritas Hidup Manusia”. Mungkin mencintai
kita Tuhan
merasa daripada
bahwa
kita
dunia
ini
lebih
sehingga
kita tidak akan bersedia melepaskan iman kita karena harta.
Keyakinan tersebut tentu saja
sangat baik, namun salah satu cara yang ampuh untuk menguji kebenarannya ialah dengan mencek apakah kita melakukan persepuluhan atau tidak! Pada
dasarnya
melakukan mencintai
banyak
orang
persepuluhan harta
ditetapkan
Tuhan
dan
karena
dunia. sepuluh
yang
tidak
ia
lebih
Persepuluhan persen
dari
penghasilan kita, bukan karena Ia menginginkan harta
kita,
melainkan
karena
Ia
ingin
memberkati kita, seperti tertulis di Maleakhi 3:10, “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak
membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.” Kalau dalam keadaan biasa saja kita tidak mau menjalankan persepuluhan, mungkinkah kita akan memercayai janji itu ketika kita sedang menderita? Ini renungan
menjadi
bagi
kita
pertanyaan semua.
dan Jika
bahan untuk
diberkati saja kita tidak mau melakukan karena kita
tidak
percaya,
masih
bisakah
kita
mengatakan bahwa saya sungguh-sungguh beriman pada Tuhan Yesus? Yak 2:26
Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian
jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. Demikian
juga
bisakah
kita
mengatakan
bahwa
kita mengasihi Tuhan Yesus ? Yoh 14:15
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti
segala perintah-Ku.
Kiat-kiat untuk Menghadapi Pencobaan Seperti
telah
dijelaskan
sebelumnya,
pencobaan yang terberat adalah pencobaan yang tidak kasat mata dimana Iblis melalui nabi dan pengajarnya
menyampaikan
ajaran-ajaran
yang
sesat. Jika kita tidak mengerti firman Allah, maka kita tidak mungkin bisa tahu bahwa ajaran yang disampaikan adalah sesat. Oleh karena itu kita
akan
oleh
pengajar
membawa dengan
mengikuti sesat
kita
kedalam
tidak
sadar
apa itu
yang yang
diperintahkan pada
kesesatan. melepaskan
akhirnya
Kita
akan
iman
kita
sehingga kita akan kehilangan keselamatan yang Tuhan
Yesus
janjikan
dan
kita
akan
masuk
neraka. Oleh karena itu sebagai anak Tuhan, kita harus mudah
mengerti
firman
disesatkan,
Tuhan
terlebih
sehingga
tidak
Tuhan
Yesus
menjelaskan bahwa pada akhir zaman akan banyak
nabi-nabi nabi
palsu
palsu
bahkan
akan
pendukung
muncul
antikris
seorang
yang
sangat
berpengaruh : Why 13:11 Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga. Sang nabi palsu nampak sebagai pribadi yang sangat baik dan lembut “seperti anak domba” namun apa
yang
disampaikan
adalah
kebohongan
dan
tipu daya semata “berbicara seperti seekor naga”. Kita
mungkin
hanya
sempat
mendengarkan
khotbah satu atau dua kali per minggu, oleh karena itu kita harus tambah pengertian kita tentang Firman dengan membaca Alkitab setiap hari,
merenungkan
firman-Nya
dan
melakukan
Firman itu dalam kehidupan kita agar kita bisa menjadi umat Tuhan yang mampu memegang teguh
keselamatan
kita
seperti
yang
dijelaskan
di
buku penulis “Umat Pemenang”.
Berdoa Tuhan Yesus memberikan contoh yang sangat jelas
tentang
ketika
kita
aniaya
lainnya.
apa
dalam
yang
harus
kesulitan,
Seperti
kita
lakukan
penyiksaan
dijelaskan
di
dan
kitab
Lukas 22:39-42, di malam sebelum Tuhan Yesus akan
diserahkan
untuk
disalibkan,
Ia
dan
murid-murid-Nya pergi ke bukit Zaitun, suatu tempat yang tenang, Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia. kepada
Kemudian Tuhan Yesus menyampaikan
murid-murid-Nya
agar
mereka
berdoa,
Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
Kemudian
Tuhan Yesus sendiri juga berdoa untuk memohon
akan
kemurahan
menyerahkan
Allah
semuanya
namun pada
demikian
kehendak
Ia
Allah,
Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya:
"Ya Bapa-Ku,
jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." Walaupun Allah tetap pada keputusan-Nya yaitu bahwa
Tuhan
Yesus
harus
menanggung
dosa
seisi
mengirimkan
seorang
mati
disalib
dunia,
malaikat
untuk
namun
untuk
Ia
memberi
kekuatan pada Tuhan Yesus, Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
Dan
ketika
Tuhan
Yesus
makin
ketakutan, Ia justru makin bersungguh-sungguh berdoa,
Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh
berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
Dalam konteks akhir zaman, sangat mungkin kita semua akan dianiaya seperti tertulis di Matius 24:9 Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena dan
nama-Ku,
ditegaskan
lagi
di
Wahyu 13:10
Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Untuk menghadapi masa-masa sukar seperti ini kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh agar diberi kekuatan untuk menghadapinya. Dan sama
seperti
Tuhan
Yesus,
sungguh
yang
telah
dimana
bukan
ketika
Ia
diteladankan berdoa
Ia
telah
oleh
bersungguhdianiaya,
melainkan sebelumnya bahkan jauh sebelum itu dan ketika dalam kondisi baik sekalipun. Oleh karena itu, jika kita meyakini bahwa saat ini kita telah berada di akhir dari akhir zaman bahkan akan segera memasuki masa penganiayaan, maka
kita
semua
sudah
harus
memiliki
waktu
bersaat teduh di hadapan Tuhan, berdoa dengan rutin dan bersungguh-sungguh.
Penutup Kehadiran hidup
pencobaan
keseharian
bangun
kita
tak dan
menghadapinya.
terelakkan kita
Namun
dalam
sering
jatuh
sebagai
anak
Tuhan yang semakin bertumbuh, kadar kualitas iman kita harus semakin membaik serta mendalam sehingga semakin lama tingkat kejatuhan kita ke
dalam
berkurang
pencobaan karena
kita
seharusnya semakin
kuat
semakin di
dalam
Tuhan. Pencobaan yang dialami Tuhan Yesus dalam keadaan
lapar
setelah
berpuasa
40
hari
merupakan pencobaan berupa tipu muslihat Iblis yang
sangat
Pencobaan
licik
yang
dan
sejenis
tidak yaitu
kasat
mata.
pencobaan
yang
tidak kasat mata,
bisa terjadi dalam hidup
kita seperti yang juga terjadi pada Adam dan Hawa
yaitu
pencobaan
yang
berat
dan
canggih
yang nyaris tak kentara. Untuk menghadapinya, kita harus memiliki pengetahuan dan pengertian tentang Firman sehingga kita bisa membedakan manakah benar
yang
yaitu
benar yang
dan
tidak
manakah sesuai
yang
dengan
tidak firman
Tuhan. Dan 11:32 Dan orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak. Kita
harus
selalu
berjaga-jaga
terhadap setiap serangan dari
dan
waspada
Si Jahat.
1Ptr 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Selain
itu
kita
harus
memiliki
waktu
untuk
bersaat teduh di hadapan Tuhan agar kita bisa berdoa
dengan
hikmat
dan
sungguh-sungguh
pertolongan
Tuhan
untuk agar
memohon jangan
sampai terjebak, tertipu, dan dikalahkan oleh tipu muslihat si Jahat. 1Ptr 4:7
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu
kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.