TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
PENCELUPAN KAIN SHANTUNG DENGAN EKSTRAK DAUN SIRSAK DAN RIMPANG KUNYIT Wulansari Prasetyaningtyas Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
ABSTRACT: The textile industry for clothing and textiles for household needs is one of the non-oil export products that require attention to be improved. Shantung is a kind of textile that uses rayon viscose fiber. Rayon viscose is one textile material which is much preferred by consumers because in addition to looking attractive, inexpensive and easy to obtain as well as comfort (comfortable) in its use. This study uses experimental approach. Experimental approach used in this study is a way of extracting experiment with soursop leaves and turmeric with a cold extraction method. Data collection methods used in this research is to conduct an assessment to determine the quality of the test results which includes assessing the organoleptic test color direction, whereas for aging and color fastness to washing with a laboratory test. Analysis of the data in this study using descriptive analysis. Extract of soursop leaf and turmeric rhizome can be used to dye fabrics shantung with a brownish yellow color direction. Aging shantung fabric colors are dyed using extracts of soursop leaf and turmeric shows the results of R (%) 7.62. Fastness shantung fabrics are dyed using extracts of soursop leaf and turmeric are included in the category with an average of less CD (color difference) 6.0. Keywords: Dyeing, Fabric Shantung, Soursop leaves, Turmeric rhizome.
ABSTRAK : Industri tekstil untuk pakaian maupun tekstil untuk kebutuhan rumah tangga merupakan salah satu produk ekspor non migas yang perlu mendapat perhatian untuk terus ditingkatkan. Shantung adalah jenis tekstil yang menggunakan serat rayon viskosa. Rayon viskosa merupakan salah satu bahan tekstil yang banyak disukai oleh konsumen karena selain berpenampilan menarik, murah dan mudah didapat juga karena kenyamanan (comfortable) dalam pemakaiannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen. Pendekatan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan cara pengekstraksian daun sirsak dan rimpang kunyit dengan metode ekstraksi dingin. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penilaian untuk mengetahui kualitas hasil pengujian yang meliputi penilaian arah warna dengan uji organoleptik, sedangkan untuk ketuaan warna dan ketahanan luntur warna terhadap pencucian dengan uji laboratorium. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Ekstrak daun sirsak dan rimpang kunyit dapat digunakan untuk mencelup kain shantung dengan arah warna kuning kecoklatan. Ketuaan warna kain shantung yang dicelup dengan menggunakan ekstrak daun sirsak dan rimpang kunyit menunjukkan hasil R (%) 7.62. Ketahanan luntur kain shantung yang dicelup dengan menggunakan ekstrak daun sirsak dan rimpang kunyit termasuk dalam kategori kurang dengan rata-rata CD (colour difference) 6.0. Kata Kunci: Pencelupan, Kain Shantung, Daun Sirsak, Rimpang Kunyit.
. PENDAHULUAN Industri tekstil untuk pakaian maupun tekstil untuk kebutuhan rumah
tangga merupakan salah satu produk ekspor non migas yang perlu mendapat perhatian
untuk
terus
ditingkatkan
104
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
kualitas
dan
kuantitasnya.
Kain
Kondisi di atas juga didukung
shantung merupakan jenis tekstil yang
dengan
menggunakan
Kedutaan Besar Republik Indonesia di
serat
rayon
viskosa.
adanya
peringatan
Rayon viskosa merupakan salah satu
bidang
bahan tekstil yang banyak disukai oleh
{yang merujuk dari CBI (Center for the
konsumen karena selain berpenampilan
Promotion of Import from Developing
menarik, murah dan mudah didapat juga
Countries) cef CBI/HB 3032 tanggal 13
karena
(comfortable)
Juni 1996} akan bahayanya zat warna
dalam pemakaiannya. Kain shantung di
sintetis yang mengandung gugus azo,
Indonesia banyak digunakan sebagai
karena sifat amino aromatisnya diduga
bahan dasar batik.
keras menyebabkan penyakit kanker
kenyamanan
Perkembangan teknologi tekstil
kulit
perdagangan
(karsinogenik).
di
dari
Nederlands
Akibatnya
jalur
pada penyempurnaan kain shantung,
perdagangan zat warna tersebut segala
terutama
bentuk
proses
pewarnaan
sangat
produknya
terutama
yang
berguna untuk mewarnai tekstil. Hal ini
langsung kontak dengan kulit manusia,
disebabkan
kain
seperti: clothing, footwear, dan bed linen
shantung merupakan salah satu tahap
sudah dilarang dikedua Negara (Jerman
yang dapat meningkatkan nilai jual,
dan Belanda) sejak 1 April 1996 (Kun
memperindah penampilan tekstil (kain
Lestari W.F, 1999: 2).
proses
pewarnaan
shantung) dan dapat memperbanyak
Memasuki abad ke 21 yang
variasi corak serta warna dari kain itu
berorientasi
sendiri. Kenyataan menunjukkan selama
kekhawatiran akan dampak lingkungan
lebih dari seabad zat warna sintetis
dari
merajai dunia, dalam pemakaian yang
nondegradable.
sangat luas sampai pada pewarnaan
sintetis dalam pewarna tektil dapat
makananpun
yang
dikurangi dengan cara menggunakan
menggunakan bahan pewarna sintetis.
zat warna alam. Tanaman penghasil
Sepanjang
tersebut,
warna untuk pewarna tekstil sangat
meskipun dalam penggunaannya sudah
beragam, diantaranya akar mengkudu,
banyak terjadi penyimpangan dengan
kayu secang, daun teh, daun jati, kunyit,
ditemukannya kasus-kasus penggunaan
daun suji, dan kulit buah manggis.
pewarna sintetis untuk bahan tekstil
Tanaman yang juga mudah ditemui dan
dalam bahan makanan, namun sampai
mudah tumbuh di Indonesia serta dapat
sekarang tetap saja belum ada tindak
menghasilkan warna antara lain kunyit
lanjut
dan tanaman sirsak.
yang
banyak
kurun
waktu
berarti
yang
intinya
penertiban penggunaan pewarna sintetis ini.
zat
lingkungan,
warna
sintetis
Bahaya
adanya
yang pewarna
Tanaman sirsak termasuk jenis tanaman yang telah lama dikenal dan
105
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
ditanam oleh masyarakat Indonesia,
pemanfaatan daun sirsak dan
walaupun sebenarnya bukan tanaman
rimpang kunyit sebagai bahan
asli Indonesia. Ekstrak daun sirsak dan
pewarna tekstil.
biji sirsak mengandung racun (tannin) yang berpotensi sebagai bahan baku
TINJAUAN PUSTAKA
pembuatan obat nyamuk. Daun sirsak
1. Kain Shantung
sangat
handal
digunakan
sebagai
Shantung adalah jenis tekstil
insektisida nabati. Daun sirsak dapat
yang menggunakan serat rayon viskosa.
menghasilkan warna hijau, sedangkan
Bernard P. Corbman (1983: 312), dalam
rimpang kunyit menghasilkan warna
bukunya menyatakan bahwa: “Viscose
kuning.
rayon is made from cotton fiber or wood
Tujuan dan Manfaat Penelitian
pulp
a. Tujuan Penelitian
hemlock, and pine trees”. Rayon viskosa
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana
arah
warna
usually
obtained
from
spuce,
dibuat dengan bahan dasar selulosa yang
kayu
cemara/beuk
yang
dimurnikan
dihasilkan pada pencelupan kain
dengan
natrium
shantung dengan ekstrak daun sirsak
menjadi
selulosa
dan rimpang kunyit.
dengan karbon disulfide diubah menjadi
2. Bagaimana ketahanan luntur kain shantung
yang
dicelup
dengan
menggunakan ekstrak daun sirsak
dilarutkan
dalam
larutan
natrium
shantung
tidak
mudah
kain
kotor karena rayon viscosa merupakan
dengan
penghantar panas yang baik sehingga
menggunakan ekstrak daun sirsak
kotoran tidak mudah menempel dan
dan rimpang kunyit.
tepat digunakan sebagai pakaian musim
shantung
yang
warna
Kemudian
hidroksida encer. Kain
ketuaan
alkali.
diubah
natrium selulosa xantat dan selanjutnya
dan rimpang kunyit. 3. Bagaimana
hidroksida
dicelup
panas karena dapa menyerap keringat. b. Manfaat Penelitian
Kekuatan kain shantung tidak berkurang
Manfaat dari penelitian ini adalah:
jika dijemur dan juga tahan terhadap
1. Memberikan
panas penyeterikaan.
informasi
pada
masyarakat mengenai manfaat
Kain shantung akan lebih cepat
lain dari daun sirsak dan kunyit
rusak oleh asam jika dibandingkan
sebagai pewarna tekstil.
dengan serat kapas, terutama dalam
2. Memberikan peluang pada petani khususnya
petani
sirsak
dan
keadaan
panas.
Selain
itu,
kain
shantung juga tidak tahan terhadap
petani kunyit untuk menambah
larutan
penghasilan
terhadap larutan alkali encer. Ketahanan
dengan
adanya
alkali
pekat,
tetapi
tahan
106
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
oksidator
yang
shantung
dimiliki
sangat
oleh
rendah.
kain
menghilangkan
zat
impuritis
Zat
ketidakmurnian
serat
pada
atau proses
pengoksidasi mengakibatkan kerusakan
pembuatannya, sehingga daya serap
pada
kain meningkat dan zat warna dapat
shantung
dengan
akibat
penurunan kekuatan serat.
tersebar dengan merata.
Jamur juga akan menyebabkan
3. Tanaman Sirsak
kain shantung berkurang kekuatannya
Sirsak (annona muricata Linn.)
serta mengubah warna kain shantung.
termasuk jenis buah yang telah lama
Pencelupan kain shantung biasanya
dikenal dan ditanam oleh masyarakat
dilakukan pada suhu yang lebih rendah
Indonesia, walaupun sebenarna sirsak
dibandingkan pencelupan kain kapas,
bukan
dan memerlukan garam yang lebih
Indonesia.
Tanaman
sedikit serta perlu ditambahkan zat
morfologis
memiliki
penghambat pencelupan.
setengah
lingkaran
2. Pencelupan Kain Shantung
percabangan yang mendatar dan rapat.
Pencelupan
adalah
suatu
Daun
merupakan
berbentuk
tanaman sirsak tajuk
secara
berbentuk
dengan
bulat
asli
system
memanjang,
proses pemberian warna pada bahan
berukuran besar dan lebar, dengan
tekstil secara merata (uniform) dengan
permukaan bagian atas berwarna hijau
media air (Rasyid Djufri, 1976: 3). Air
mengkilap (nitindus). Daun sirsak sangat
pada
handal digunakan sebagai insektisida
proses
pencelupan
mutlak
diperlukan sebagai media pembawa
nabati
molekul-molekul zat warna untuk dapat
belalang, wereng coklat, walang sangit
masuk ke dalam serat.
dan thrips.
Hasil
pencelupan
akan
pengendali
serangan
ulat,
4. Tanaman Kunyit The
maksimal jika kain yang akan dicelup
rhizomes
of
Curcuma
dari
domestica Val. (syn. C. longa Koenig
kotoran, bebas dari kanji, dan jenis zat
non L) are used as a spinace and are
warna
best known in Europe and America for
mudah
menyerap
air,
yang
bebas
digunakan
harus
mempunyai sifat mudah larut, mudah
this
meresap ke dalam kain dan tidak mudah
(http://www.spizes.com/spienline/Catego
lepas. Pencelupan dengan zat warna
rylist/TrumericHistory.asp).
alam
termasuk
sebaiknya
menggunakan
kain
purpose.
Kunyit
tanaman
tahunan
yang
merumpun.
Susunan
tubuh
berserat alam, meskipun tidak menutup
tumbuh
kemungkinan dengan serat sintetis. Kain
tanaman terdiri atas akar, rimpang,
yang akan dicelup harus melalui proses
batang semu, pelepah daun, daun,
pemasakan terlebih dahulu. Tujuan dari
tangkai bunga dan kuntum bunga.
pemasakan
kain
adalah
untuk
107
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
Rimpang cabang
dan
kunyit secara
bercabangkeseluruhan
diblender dengan diberi tambahan air, dan
diperas
membentuk rumpun. Bentuk rimpang
saringan
sangat
bervariasi,
panjang
dan
kulit
dengan
(screen)
menggunakan
dari
kain
yang
umumnya
bulat
memiliki tetal pakan dan lusi yang rapat.
rimpang
muda
Penyaringan hasil ekstraksi dilakukan
berwarna kuning muda serta berdaging
sebanyak 2 kali.
kuning. Rimpang tua kulitnya berwarna
Rimpang
kunyit
dipilih
yang
jingga kecoklatan dan dagingnya jingga
berwarna kuning muda karena untuk
terang agak kuning.
menghasilkan
5. Ekstraksi Pewarna Daun Sirsak
Rimpang kunyit dikupas dan dicuci
dan Rimpang Kunyit
untuk
Bernasconi G.H., dkk (1995) menyatakan
bahwa
yang
dimaksud
warna
menghilangkan
yang
menarik.
kotoran
yang
menempel. Kemudian dipotong tipis-tipis untuk
mempermudah
dalam
proses
dengan ekstraksi adalah pemisahan
menghaluskan.
bahan
dengan
dihaluskan dengan cara diblender dan
bantuan pelarut. Pemisahan terdiri atas
diberi tambahan air, kemudian disaring
dasar kemampuan larut yang berbeda
melalui
dari
dengan menggunakan saringan (sceen)
dari
suatu
padatan
komponen-komponen
dalam
larutan.
2
Rimpang
kali
proses
kunyit
penyaringan
dari kain yang memiliki tenunan rapat. Proses ekstraksi terbagi menjadi
6. Kualitas Hasil Pencelupan
2, yaitu:
Warna merupakan salah satu
a. Ekstraksi
panas,
dilakukan
jika
alat
untuk
mencapai
suati
desain.
keseimbangan
bahan pewarna alam berbentuk kayu
dalam
Warna
dapat
atau mempunyai kekerasan ≥ 2.5
membangkitkan atau menimbulkan efek
(skala Mohs).
perasaan tertentu pada orang yang
b. Ekstraksi dingin, dilakukan jika bahan
melihatnya karena warna memiliki sifat
baku yang digunakan adalah bahan
tertentu, misalnya warna biru mampu
warna yang lebih lunak, misalnya
mengendorkan
daun, bunga, dan buah. Ekstraksi
denyut nadi, ritme, dan perasaan. Arah
dingin biasanya dilakukan sekitar 24
warna dibagi dalam beberapa tingkatan,
jam.
yaitu Pengambilan
ekstrak
daun
warna
akan
dicuci
pencelupan
untuk
sekunder,
dan
Ketuaan warna bahan tekstil
yang berwarna hijau tua, kemudian dipotong-potong
primer,
menenangkan
tertier.
sirsak dengan cara memilih daun sirsak
dan
otot,
diperoleh
jika
tercapai
pada
proses
keseimbangan,
mempermudah dalam menghaluskan.
yaitu pada saat zat warna masuk ke
Daun sirsak dihaluskan dengan cara
dalam kain yang diwarnai mencapai titik
108
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
maksimum.
Ketuaan
warna
juga
dipengaruhi oleh perbadingan larutan yang
digunakan
dalam
(staining scale) pada kain putih.
proses
pencelupan.
warna
sampel uji dan skala penodaan warna
Pengujian
ketahanan
luntur
warna terhadap pencucian dilakukan 0
Luntur merupakan berubahnya
dengan dua cara, yaitu pada suhu 40 C
atau
dan
hilangnya
terkandung
dalam
warna
bahan
yang tekstil.
pada
dilakukan sampel
keadaannya
penodaan
setelah
0
70
dengan
Ketahanan luntur warna adalah tetap (kedudukannya)
susu
yang
penilaian
membandingkan
telah
warna
C.
dicuci
pada
dengan
kain
putih.
mengalami proses tertentu. Ketahanan
Perubahan warna pada sampel dinilai
warna terdiri dari ketahanan warna
dengan
terhadap pencucian, pemutih dengan
penodaan warna dinilai dengan skala
chloor,
penodaan.
keringat,
gosokan,
cahaya
skala
abu-abu,
sedangkan
matahari, sinar lampu karbon, panas penyeterikaan, dan pencucian kering
METODE PENELITIAN
(dry clean). Ketahanan luntur yang
Obyek
dalam
kain
shantung
penelitian
diteliti di sini adalah ketahanan luntur
adalah
terhadap pencucian.
berwarna putih dan belum diberi zat
7. Teknik
Pengujian
Ketahanan
Luntur terhadap Pencucian
yang
ini
masih
warna dengan lebar 1.15 meter dan berat kain ±170 g/m. daun sirsak yang
Penilaian tahan luntur warna
digunakan dalam penelitian ini adalah
dilakukan dengan mengamati adanya
daun sirsak yang berwarna hijau tua
perubahan warna asli dari sampel uji
yang diperoleh di beberapa desa di
yaitu:
kabupaten Kendal. Rimpang kunyit yang
“tidak
berubah,
ada
sedikit
perubahan, perubahan cukup berarti,
digunakan
dan
shantung ini juga berasal dari beberapa
berubah
penilaian
sama
ketahanan
sekali”. luntur
Hasil warna
biasanya dilakukan dengan pengamatan visual. Penilaian secara visual dilakukan dengan warna
membandingkan yang
terjadi
perubahan
dengan
suatu
desa
yang
dalam
pencelupan
terdapat
di
kain
kabupaten
Kendal. Penelitian
ini
pendekatan
eksperimen.
eksperimen
yang
menggunakan Pendekatan
digunakan
dalam
standar perubahan warna. Standar yang
penelitian ini adalah eksperimen dengan
dikenal adalah standar yang dikeluarkan
cara pengekstraksian daun sirsak dan
oleh International Standart Organization
rimpang kunyit dengan metode ekstraksi
(ISO) yaitu standar skala abu-abu (grey
dingin. Ekstraksi dingin yaitu ekstraksi
scale) untuk menilai perubahan warna
yang dilakukan tanpa perebusan zat warna yang akan dilakukan pada proses
109
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
pencelupan. Ekstrak daun sirsak dan rimpang
kunyit
ini
yang
Pola
digunakan
eksperimen
dalam
penelitian ini adalah pola eksperimen
dalam pencelupan kain shantung.
untuk mengetahui secara bersamaan
Desain eksperimen merupakan
dari beberapa faktor yang berlainan dari
langkah-langkah lengkap yang perlu
suatu percobaan, dalam hal ini kualitas
diambil
eksperimen
hasil celup kain shantung yang dicelup
dilakukan supaya data yang semestinya
dengan menggunakan ekastrak daun
diperlukan dapat diperoleh sehingga
sirsak dan rimpang kunyit ditinjau dari
akan membawa kepada analisa obyektif
arah
dan kesimpulan yang berlaku untuk
ketahanan luntur terhadap pencucian.
persoalan
Tabel desain analisis data:
jauh
sebelum
yang
sedang
dibahas
warna,
ketuaan
warna,
dan
(Sudjana, 1995: 1). Pengujian Sampel
1
2
3
Arah Warna Ketuaan
R%
Warna
SD CV
Tahan
Luntur
R%
Warna
SD
terhadap
CV
Pencucian
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penilaian untuk mengetahui kualitas hasil pengujian yang meliputi penilaian arah warna dengan uji organoleptik, sedangkan untuk ketuaan warna dan ketahanan luntur warna terhadap pencucian dengan uji laboratorium. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang data hasil penelitian yaitu arah warna, ketuaan warna, dan ketahanan luntur warna terhadap pencucian.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Arah warna kain shantung yang dicelup dengan menggunakan ekstrak daun sirsak dan rimpang kunyit berdasarkan hasil uji organoleptik yang dilakukan oleh 10 orang panelis adalah warna kuning kecoklatan. Uji ketuaan warna pada kain shantung yang dicelup dengan menggunakan ekstrak daun sirsak dan rimpang kunyit dengan dilakukan menggunakan alat Spectrophotometer (UV-PC). Apabila nilai R% semakin kecil berarti warna semakin tua.
110
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
Rata-rata hasil pengujian ketuaan warna yang dilakukan pada 3 buah sampel kain dapat dilihat pada tabel berikut: Sampel 1
7.59
Sampel 2
8.09
Sampel 3
7.17
S
22.85
n
3
Mean (R%)
7.62
Standar Deviasi
0.46
Varians
0.21
CV
6.0%
Tabel di atas menyatakan bahwa kain yang dicelup dengan menggunakan ekstrak daun sirsak dan rimpang kunyit menghasilkan warna kuning kecoklatan dengan rata-rata ketuaan warna (R%) mencapai 7.62. Hasil pengujian terhadap ketahanan luntur dapat dilihat dari perubahan warna (grey scale) dalam satuan Colour Difference (CD). Hasil pengujian kain shantung yang dicelup dengan menggunakan ekstrak daun sirsak dan rimpang kunyit dapat dilihat pada tabel berikut: Sampel
CD
Tahan
Kriteria
Luntur 1
6.0
2
Kurang
2
6.0
2
Kurang
3
6.0
2
Kurang
Grey scale dari ketiga sampel
Ketuaan
warna
dipengaruhi
ekstrak daun sirsak dan rimpang kunyit
khromofor dalam molekul berupa ikatan
menyatakan bahwa ketiganya masuk
rangkap terkonjungsi sebagai pembawa
dalam kriteria kurang.
warna. Hasil penelitian yang dilakukan
Pembahasan
oleh balai penelitian kimia Semarang menyebutkan
adanya
celup
hasil pencelupan dengan menggunakan
Arah warna kain shantung yang
oleh
hasil
bahwa
ekstrak
gugus
kunyit
dicelup dengan menggunakan ekstrak
pada pH asam menghasilkan warna
daun
kunyit
semakin muda, pada pH 4.5 warna
menunjukkan warna kuning kecoklatan.
menjadi kuning muda pucat, pH 6.7
Hal ini disebabkan karena ekstrak daun
berwarna kuning. Ketuaan warna kain
sirsak
shantung
sirsak
dan
menghasilkan
sedangkan
rimpang
warna
rimpang
menghasilkan warna kuning.
hijau kunyit
yang
dicelup
dengan
menggunakan ekstrak daun sirsak dan rimpang kunyit menunjukkan hasil R (%)
111
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
7.62. Warna yang dihasilkan masuk
2. Ketuaan warna kain shantung yang
dalam kategori sedang karena dalam
dicelup
penelitian
menggunakan
ekstrak daun sirsak dan rimpang
mordan yang memiliki fungsi sebagai
kunyit menunjukkan hasil R (%)
pembangkit warna pada pewarnaan kain
7.62.
ini
tidak
dengan
menggunakan
dengan pewarna alam. Penggunaan
3. Ketahanan luntur kain shantung
mordan juga dapat menambah gugus
yang dicelup dengan menggunakan
khromofor
yang
ekstrak daun sirsak dan rimpang
hasil
kunyit termasuk
dalam
menyebabkan
serat
ketuaan
warna
dalam kategori
celup akan lebih tua jika dibandingkan
kurang dengan rata-rata CD (colour
dengan
difference) 6.0.
hasil
celup
kain
tanpa
Saran
menggunakan mordan. Hasil uji ketahanan luntur warna
1.
Mengoptimalkan penggunaan daun
kain shantung yang dicelup dengan
sirsak dan rimpang kunyit sebagai
menggunakan ekstrak daun sirsak dan
pewarna
rimpang kunyit termasuk dalam kategori
menggunakan jenis mordan dan
kurang. Hasil yang diperoleh kurang
jenis kain lain yang digunakan
optimal karena tahan luntur terhadap
dalam proses pencelupan.
pencuciannya rendah. Hal ini dapat juga disebabkan
Melakukan penelitian serupa untuk mengetahui pengaruh ketahanan
pemakaian mordan dalam penelitian ini.
luntur warna terhadap keringat,
Penggunaan mordan yang bersifat basa
panas
dapat membuat larutan sedikit alkali dan
penyetrikaan, dan gesekan.
air
tidak
dengan
adanya
melunakkan
karena
2.
tekstil
dalam
proses
3.
matahari,
panas
Kain shantung tidak tahan terhadap
pencelupan. Sifat basa dalam mordan
larutan
alkali
pekat,
sehingga
dapat berfungsi untuk menggumpalkan
hanya dapat menggunakan mordan
kotoran-kotoran yang ada di dalam air
dalam larutan alkali encer.
dan yang terikat di dalam kain, sehingga warna hasil pencelupan dapat tersebar
DAFTAR PUSTAKA
ke seluruh permukaan kain.
Bernard P. Corbman. 1983. Textiles to Fabric. New York.
SIMPULAN DAN SARAN
Bernasconi G. H., Grester H. Hauster,
Simpulan
H. Staubel and E. Schneiter
1. Ekstrak daun sirsak dan rimpang kunyit
dapat
digunakan
untuk
mencelup kain shantung dengan
diterjemahkan
oleh
Liende
Handoyo. 1995. Tenologi Kimia. Jakarta: Pradnya Paramita.
arah warna kuning kecoklatan.
112
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
Rasyid
Djufri.
1979.
Pengelantangan,
Teknologi Pencelupan,
dan Pencapan. Bandung: Institut
Standar Industri Indonesia. 1980. Cara Tahan
terhadap
1996.
Metode
Statistika.
Bandung: Tarsito. Sugiyono.
2011.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R and
Teknologi Bandung.
Uji
Sudjana.
Luntur
Warna
Pencucian.
Jakarta:
Departemen Perindustrian.
D. Bandung: Alfabeta. Wibowo
Moerdoko.
Tekstil.
1975.
Evaluasi
Bandung:
Institut
Teknologi Bandung.
113