PENATAAN REKLAME RUANG LUAR PENGARUHNYA TERHADAP PERENCANAAN KOTA - 2008 Kasus RRL di koridor jalan A.Yani Surabaya Endah Yuswarini Dosen Jurusan Diploma Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Manyar Surabaya, Telp.031-5926456, Email:
[email protected] ABSTRAK Salah satu elemen penting dalam perencanaan wilayah dan kota adalah aspek penandaan atau signage. Diantara unsur penandaan yang cukup penting adalah penataan reklame. Penataan Reklame Ruang Luar (RRL) melibatkan banyak pihak, diantaranya pemerintah, pengusaha, biro iklan dan masyarakat. Motif bersaing menjadi jumlah tidak terkendali, terutama di lokasi yang strategis. Tujuan penting dalam kajian ini adalah adanya keseimbangan antara Keamanan meliputi struktur, mengacaukan rambu dan keselamatan pengamat, Penempatan meliputi sudut pandang/ medan penglihatan dan kejelasan visual. Estetika meliputi irama, sekuen dan keeimbangan. Fungsi, meliputi penonjolan, daya hidup dan keterbacaan serta yang paling penting adalah Peraturan, meliputi penempatan di suatu lokasi, memiliki ketinggian di atas 3.50 meter dan lain-lain. Berdasarkan kajian awal di lapangan diperoleh kondisi bahwa sangat banyak RRL yang tidak sesuai dengan lokasi bahkan merusak tatanan visual yang ada. Metode penelitian dititik beratkan pada penelaahan dan penganalisaan kualitas sosial. Mengingat pentingnya penandaan dalam perencanaan kota maka secara fisik harus mudah dibaca (legible), berkesan (imageable) dan indah (estetis). Hasil akhir kajian ini antara lain lebih menekankan penajaman variabel keterkaitannya dengan perabot jalan yang lain, pemasangan reklame untuk malam hari atau reklame yang bisa digerakkan secara elektronis, penentuan bentuk dan ukuran bagi setiap lokasi serta manajemen penataan iklan. Kata kunci : reklame, aspek penandaan, perabot jalan, ruang luar, perencanaan wilayah kota
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Perkembangan kota di Indonesia sangat pesat dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan kegiatan kota itu sendiri. Secara ekonomis lokasi-lokasi strategis akan mengalami perkembangan yang lebih pesat dan tinggi dibanding lokasi lain dengan peruntukan yang cenderung lebih sulit dikendalikan. Wilayah perkotaan memiliki penandaan berupa rambu-rambu lalu lintas dan pengumuman dan lain-lain bentuk penandaan bersamaan dengan perabot jalan yang lain. Perabot jalan adalah objek yang dipasang di jalan untuk tujuan tertentu, termasuk kursi, trotoar, kotak pos, kotak telepon, lampu jalan, lampu lalu lintas, tanda jalan, halte bis, grit bin, halte trem, wc umum, air mancur, dan patung. Reklame biasa juga disebut dengan iklan atau advertensi,
ISBN No. 978-979-18342-0-9
F-66
merupakan suatu bentuk promosi kepada umum untuk mempengaruhi pengamat dengan tulisan atau kata-kata dengan atau tanpa gambar mengenai suatu jasa , produk, citra gaya hidup, impian serta nilai-nilai baru kepada masyarakat. Dari sisi bisnis ’tanda’ merupakan aspek penting tanpa meninggalkan kualitas lingkungan. Sedangkan dari sisi perencanaan kota ’tanda’ sebagai orientasi kota sehingga memudahkan mengenali mengenali kota. Dari sudut ekonomi ’tanda’ menjadikan masukan pendapatan asli daerah. Pihak yang terkait antara lain: pengusaha, pemerintah daerah, biro pengusaha iklan. 1.2. Rumusan Masalah Sesuai dengan kondisi dan pola penempatan reklame yang ada di
Penataan Reklame Ruang Luar Pengaruhnya Terhadap Perencanaan Kota - 2008 Kasus Rrl Di Koridor Jalan A.Yani Surabaya
sepanjang koridor A. Yani Surabaya, masalah yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Pemasangan RRL berlomba-lomba saling menonjolkan diri. 2. Masing-masing reklame bersendiri kurang ada kesatuan/ pemersatu komposisi antar reklame maupun terhadap lingkungan sekitarnya 3. Penempatan RRL pada area dengan sudutsudut yang strategis, dipasang secara bergerombol/ mengelompok, sehingga pengamat tidak bisa memperhatikan lebih seksama pada reklame-reklame yang terpasang tersebut. 4. Penempatan RRL di sela-sela pohon/ tanaman, mengakibatkan sebagian tampilan reklame tersebut hilang. 5. Penempatan reklame pada bagian ruang/ posisi diluar arah pengamat, sehingga pengamat harus bergeser arah pandang bila ingin mengamati dan keadaan ini mengganggu konsentrasi/ perhatian pengemudi. 6. Penempatan RRL tanpa memperhatikan tanaman-tanaman serta elemen lansekap lainnya, sehingga mengganggu estetika lingkungan yang ada. Tatanan visual dari RRL yang ada dapat dinyatakan antara lain sebagai berikut : 1. Tidak sesuai dengan pergerakan pengendara kendaraan/ pemakai jalan sebagai pengamat. 2. Tidak memperhatikan kesesuaian cara penempatan, estetika dan fungsinya maupun kesesuaian dan keharmonisan dengan lingkungan sekitarnya. Pokok permasalahannya Penataan RRL secara visual tidak menghasilkan suatu keserasian antara cara penempatan, estetika, fungsional dengan lingkungan, tidak memudahkan orientasi dan mengganggu perhatian pemakai jalan sehingga berpengaruh terhadap perencanaan wilayah kota. 1.3. Tujuan dan Sasaran Mengidentifikasi obyek-obyek RRL pada kawasab studi, membuat panduan perancangan (design guidelines) penataan reklame ruang luar ditinjau dari sisi lokasi, dan tata cara penempatan yang bersesuaian dengan kondisi di sekitarnya. Panduan perancangan ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk pedoman penataan bagi pemasangan reklame ruang luar.
ISBN No. 978-979-18342-0-9
F-67
1.4.Kontribusi Kajian 1. Mempertajam pemahaman tentang penataan pertandaan yang terbentuk reklame ruang luar sebagai unsur perancangan kota 2. Memberikan masukan kedalam perancangan kota, yaitu sebagai pertimbangan dalam merancang elemenelemen kota. 1.4. Batasan Kajian 1. Berdasarkan amatan perencanaan kota, maka elemen-elemen peencanaan kota yang visual semrawut adalah di mulai dari bundaran Waru sampai Jembatanlayang Wonokromo,antara lain pada berm/jalur tepi jalan, median jalan, melintang jalan, daerah sempadan bangunan, taman dan pulau jalan. 2. Berdasarkan jenis reklame yang dikaji adalah sebagai berikut : papan reklame yang berdiri sendiri tidak menempel pada bangunan (reklame konstruksi/ billboard), Reklame dua dimensi yang berisi tulisan dan ilustrasi, Reklame terpasang permanen, Reklame dilengkapi lampu penetangan atau tidak akan tetapi dapat diamati dengan jelas pada siang hari, Reklame yang terpasang hanya ditinjau dari sisi kenampakan visualnya tanpa aspek teknis pemasangan (reklame putar dengan dengan gambar bergerak dan sebagainya). 1.5. Sistematika Pembahasan 1. Perencanaan Wilayah Kota yang distudi 2. Pengenalan Wilayah Studi 3. Membahas gambaran kondisi pemasangan RRL berikut elemen-elemen lansekap di sepanjang koridor jalan anatar lain di berm, median, pulau jalan dan jambatan penyeberangan. 4. Membuat metode pembahasan : metoda pendataan dan metode penganalisaan. 2. KAJIAN PUSTAKA Kota sebagai pusat kegiatan manusia, yang di dalamnya terbentuk tatanan hingga membentuk struktur kota. Pendekatan identifikasi stuktur kota dengan pendekatan ekologis, ekonomis, morfologi kota dan faktorial. Pendekatan ekonomis lebih berpengaruh terhadap nilai akses suatu perencanaan wilayah
Endah Yuswarini
kota memiliki arti yang penting dalam memberikan daya saing suatu aktifitas. Keberadaan jaringan jalan utama kota akan mengubah pola aktifitas dari konsentrik menjadi pola sektoral atau yang lain tergantung pada pola jalan yang terbentuk. Pada gilirannya lokasi sepanjang jalan itulah yang akan lebih bernilai strategis dan diperebutkan banyak pihak. Sesuai dengan perkembangan kota , maka warga kota memerlukan suatu orientasi terhadap ruang tertentu. Orientasi dalam kaitannya dengan informasi suatu kawasan membutuhkan land mark, sedangkan sebagai ruang komunikasi membutuhkan pertandaan atau signage. Secara umum pertandaan ini adalah merupakan sesuatu secara fisik memberikan informasi pada masyarakat perkotaan melalui media yang ditampilkan. Bentuk pertandaan bisa berupa tulisan (huruf,angka), gambar (ilustrasi, dekorasi), lambang (simbol, merk) dan bendera (umbul-umbul). Aspek spatial dirancang khusus sesuai pesan dan kesan membentuk komunikasi visual bersifat informatif dan komersial menjadikan ruang terbuka kota 2.1. Reklame Ruang Luar /RRL Merupakan suatu bentuk promosi kepada umum produk barang dagangannya disamping laris juga menawarkan citra impian, gaya hidup ideal disertai nilai-nilai baru kepada masyarakat . 1. Reklame bersifat sementara: selebaran, poster, umbul-umbul, baliho, balon udara. 2. Reklame bersifat tetap: reklame temple, neon sign, reklame konstruksi/ blackboard 3. RRL bisa disebut cara mengiklankan sesuatu di ruang terbuka: media luar, papan reklame, panel bus, perhentian bus (halte), jembatan penyeberangan, neon sign dll 4. RRL terpasang secara: menempel/ menjadi satu dengan bangunan, berdiri sendiri dengan tiang konstruksi yang ditempatkan pada ruang luar bangunan (di pinggir jalan, di atas trotoar, pada taman,jalur hijau ataupun di atas bangunan). 5. Penentuan lokasi papan RRL: menyangkut efektifitas media ruang luar sangat mempengaruhi efek penerimaan konsumen. Terdiri dari : Arah Perjalanan, Jenis Produk, Jangkauan, Kecepatan arus lalu lintas, Persepsi terhadap lokasi, Keserasian dengan bangunan sekitar
ISBN No. 978-979-18342-0-9
F-68
6. Penataan Reklame bukan atas bisnis/ ekonomi semata, namun atas karakter wilayah perkotaan. Sebagai elemen kota ukuran dan kualitas rancangan dari tandatanda reklame harus sesuai tanpa mengurangi efek negatif visual, yaitu : Papan RRL mencerminkan sifat khas kota. Jarak papan RRL yang visibel.
2.2. Perancangan Visual Hubungan manusia dengan apa yang ia pandang sewaktu bergerak secara teratur berurutan (serial vision). Pemandangan pada tapak kota/city site dapat menyenangkan atau sebaliknya.
Penataan Reklame Ruang Luar Pengaruhnya Terhadap Perencanaan Kota - 2008 Kasus Rrl Di Koridor Jalan A.Yani Surabaya
RUANG TERBUKA Prinsip Penyusunan Visual Perkotaan TAPAK KOTA TAPAK INTERNAL
V I ST A
alam
Sumbu:
TAPAK EKSTERNAL
Simetri:
buatan
Titik Pusat Perhatian yang Dominan
Irama/Pengulangan: Hirarkhi:
Merupakan lorong pandang vista à elemen pengarah pandang untuk hadirnya FOCAL POINT, pada JARAK TERDEKAT à Pengamat akan memiliki FOKUS PENGAMATAN yang lebih JELAS pada SATU TITIK atau OBYEK TERTENTU
Tranformasi: Datum:
Tiga Elemen Perancangan Visual Perkotaan: Sekuen:
Pengulangan/Irama
Berdasarkan Kajian Pustaka di atas disimpulkan banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemasangan RRL. Sesuai dengan tujuan pemasangan RRL, agar produk yang ditawarkan bisa membentuk kesan dan terpersepsikan dalam jangka panjang. Secara teoritis faktor-faktor pembentuk persepsi terhadap pertandaan perkotaan terdiri atas unsur : medan penglihatan, kejelasan visual, keterbacaan dan faktor psikologis pengamat. Bila ditinjau dari sisi perancangan visual, maka perancangan ini harus dipertimbangkan aspek-aspek: pemandangan/ vista, sekuen, ulangan dan irama dan keseimbangan. Selanjutnya bila ditinjau dari prinsip penyusunannya harus mengkaji aspek : sumbu, simetri, irama/pengulangan, datum dan transformasi. Dalam merancang ruang Luar, maka prinsip kesatuan baik antar elemen atau dengan lingkungan sekitar tetap mempunyai peran sangat penting. Perancangan penataan RRL yang dikaji adalah aspek visualnya, maka hal-hal yang berkaitan dengan penempatan, estetika, dan fungsi akan memilikiperan terpenting,sedang aspek teknis (konstruksi) pemasangan dan peraturan dipandang sebagai aspek penunjang. Berdasarkan kajian tersebut, penilaian sebagai menggunakan kriteria:
Keseimbangan
Komposisi Perancangan Visual Perkotaan Penonjolan:
Harmoni/Proporsi:
Daya Hidup (kontras/keragaman)
ISBN No. 978-979-18342-0-9
F-69
Endah Yuswarini
Keamanan : Stuktur konstruksi, mengacaukan rambu atau tidak. 1. Penempatan: Sudut pandang/medan penglihatan, kejelasan visual. 2. Estetika: irama, sekuen, keseimbangan. 3. Fungsi: Penonjolan, daya hidup, keterbacaan. 4. Peraturan: Tidak ditempatkan di daerah terlarang, ketinggian minimal 3,5 meter. Dengan Prinsip Penyusunan : Sumbu, Simetri, Hirarkhi, Irama/ Pengulangan, Datum, Transformasi 3. METODE PENELITIAN Penelitian RRL sepanjang koridor A.Yani, Surabaya dengan urutan kegiatan dimulai dari pengkajian kepustakaan, penelaahan wilayah amatan dan penganalisaan kualitas visual. Faktor-faktor yang berkaitan dengan perancangan penataan perkotaan adalah sebagai berikut: 1. Sampel wilayah yang diteliti, dari bundaran Waru sampai dengan jembatan layang Wonokromo. 2. Studi analisis berdasarkan data primer dari lapangan untuk mendapatkan gambaran aktual tentang : keamanan, penempatan, estetika, fungsi dan peraturan pemasangan RRL. 3. Survey lapangan diarahkan pada seluruh RRL yang terpasang pada koridor jalan A.Yani dan elemen pembentuk lansekap yang ada. 4. Secara keseluruhan studi ini ditelaah atas dasar proses pengamanan perancangan visual perkotaan, penelitian literatur dan analisis persepsi. 5. Analisis terhadap kondisi pemasangan RRL yang ditinjau secara kualitatif, walaupun terdapat upaya pengungkapan secara kuantitatif. 6. Penentuan rekomendasi penataan RRL dengan melakukan penyusunan informasi ketentuan-ketentuan yang terkait serta memilih berbagai macam strategi yang sesuai dengan hasil analisis.
ISBN No. 978-979-18342-0-9
F-70
3.1. Langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian dilakukan :
-
-
PERMASALAHAN terhadap PERANCANGAN KOTA Tidak Teratur Tatanan RRL : - Tidak sesuai pergerakan pengamat - Tidak memperhatikan kesatuan dan keharmonisan Mengganggu pemakai jalan
§ § § § §
Tujuan Keamanan Penempatan Estetika Fungsi Peraturan Kajian Teori - Kesatuan Visual - Kejelasan
Kajian Obyek - Penempatan RRL - Jumlah RRL - Obyek Visual - Padat rongga - Pengarahan - Bentuk/wujud
-
yang
Analisa Keamanan Penempatan Estetika Fungsi Peraturan
-
Prinsip Penyusunan Sumbu Simetri Hirarki Irama Datum
PENATAAN RRL
3.2. Kajian Obyek Melakukan kajian terhadap sampel-sampel RRL yang ada di lapangan, dengan mencari informasi faktual dan mengidentifikasi masalah serta menguraikan melalui gambar-gambar yang bertujuan membuatklasifikasi secara sistematis mengenai fakta dan karakteristik RRL pada daerah penelitian. Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan : 1. Observasi Observasi dapat dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Langsung dilakukan oleh pengamat secara langsung
Penataan Reklame Ruang Luar Pengaruhnya Terhadap Perencanaan Kota - 2008 Kasus Rrl Di Koridor Jalan A.Yani Surabaya
(tanpa alat) terhadap subyek yang diselidiki. Tidak langsung dilakukan oleh pengamat terhadap gejala subyek yang diselidiki dengan perantara alat, baik alat yang sudah ada maupun yang dirancang khusus (Surakhmad Winarno,1994,
Pengantar
Penelitian
Ilmiah,
Tarsito,Bdng
Penelitian ini menggunakan kedua metode tersebut, yakni pada tahap awal obyek diamati secara langsung di lapangan, kemudian reklame beserta elemen lansekap lainnya dipotret dan ditempatkan dalam peta untuk mengetahui urut-urutan visual (visual sequenses).Hasil dari rekaman gambar diklasifikasikan untuk kajian lebih lanjut. Untuk mempermudah pengamatan dan pengkajian maka wilayah penelitian dibagi dalam 5(lima) segmen, masing-masing untuk pergerakan ke arah Utara (menuju ke Surabaya), dan ke Selatan (menuju ke luar kota). Pembagian berdasarkan pengelompokan reklame, sudut pandang, dan jarak yang layak bagi pengamat. 2. Wawancara Untuk mengetahui dasar pertimbangan pemasangan RRL serta perijinannya, wawancara ditujukan pada pihak terkait yang berperan dalam pemasangan RRL, isian kuisioner, masalah pemasangan RRL antara lain : pemerintah daerah, biro iklan, serta para pemerhati arsitektur kota/ perencanaan kota. Pelaksanaan wawancara ini dilakukan dilakukan dengan cara pembuatan petunjuk umum wawancara, yaitu membuat kerangka garis-garis besar dan pokok-pokok pertanyaan yang diajukan (Moleong, Lexy J,1995, Metode Penelitian Kumulatif, Bandung hlm.136). Hal ini dilakukan mengingat responden yang dituju sudah jelas sasarannya dan memiliki peluang jawaban yang sama. 3. Kuisioner Untuk mengetahui pendapat masyarakat terhadap pemasangan RRL, isian kuisioner ditujukan pada kelompok responden yang didasarkan pada penataan RRL yang menyangkut penempatan, estetika, dan fungsi dari reklame terpasang. Untuk mengetahui persepsi responden terhadap pemasangan reklame ini maka digunakan variabel terpilih sesuai dengan kajianteori yang sudah ditentukan. Pertanyaan dilakukan dengan tegas, konkrit dan terbatas, sehingga dapat dikategorikan sebagai angket berstruktur (Moleong, Lexy J,1995, Metode Penelitian Kumulatif, Bandung hlm.182-183). Kuisioner ini diberikan secara random pada pengguna kendaraan
pribadi, angkutan umum, motor yang secara rutin melalui koridor jalan A.Yani Surabaya, agar diperoleh gambaran yang obyektif dan tidak memihak kesan perancangan visual kota dalam RRL yang terpasang.
hlm.162).
ISBN No. 978-979-18342-0-9
F-71
3.3. Teknik Analisa Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian arsitekur, sampel-sampel hasil observasi diuraikan melalui gambar atau sketsa obyek-obyek dengan tinjauan berdasarkan faktor yang berpengaruh dan dibuat klasifikasinya. Klasifikasi pertama adalah penempatan pada koridor jalan tersebut antara lain pada berm jalan, median jalan, sempadan bangunan serta pulau jalan atau ditempatkan secara melintang pada jembatan penyeberangan. Dilanjutkan tinjauan terhadap segi visibilitasnya pada gambar situasinya. Dari uraian gambar dan wawancara tersebut, beberapa sampel obyek dipakai sebagai bahan analisa untuk mengetahui tangkat kesesuaian penilaian reklame terpasang berdasarkan faktor-faktor keamanan, penempatan, estetika, fungsi dan peraturan. Secara keseluruhan penilaian ini dilakukan secara visual kualitatif dalam arti penilaian dilakukan menelaah kualitas visual dengan tidak memberikan nilai nominal. KEAMANAN Penilaian faktor keamanan adalah dengan melihat kekuatan konstruksi, keberadaannya mengacaukan rambu atau tidak, dan jumlah atau jenis informasinya reklame terpasang
PENEMPATAN Penilaian lokasi, menyangkut sudut pandang/medan penglihatan dan kejelasan visual, analisa ini dilakukan dengan mengamati dan memberikan penilaian seberapa obyek dapat dipandang tanpa terhalang oleh suatu benda yang lain
ESTETIKA Penilaian irama, sekuen dan keseimbangan. Penilaian terhadap irama ini adalah dengan mengamati obyek apakah membentuk suatu perulangan yang tidak monoton. Pengkajian ini sekaligus dilakukan penilaian bagaimana proporsi dan harmoni yang terbentuk. Analisa sekuen dilakukan dengan mengamati serangkaian pemandangan pada satu segmen apakah reklame yang terpasang membentuk suatu keterurutan dan pengarahan pandangan atau tidak. Bentuk keseimbangan ini merupakan keseimbangan simetris atau asimetris dengan melakukan penganalisaan pengamatan terhadap hubungan antara reklame terpasang dan elemen yang ada di sekitarnya
Endah Yuswarini
PERATURAN Penilaian pelanggaran peraturan. Reklame terpasang di sepanjang koridor sebagian besar terpasang di berm dan median jalan (termasuk daerah milik jalan) yang berarti melanggar peraturan dari sisi lokasi pemasangan, namun akan mendapat ijin apabila memperhatikan aspek estetika, keselamatan dan terpenting memberi kontribusi pendapatan pemerintah kota.
FUNGSI Penilaian penonjolan à menghasilkan satu kesatuan atau tidak, daya hidup, dan keterbacaan reklame yang dilakukan dengan melihat apakah reklame terbaca jelas atau tidak.
4.
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN DAN PENELAAHAN VISUAL PERKOTAAN Gambaran Umum Keadaan Wilayah Studi - Volume lalu lintas pada ruas jalan cukup padat, yaitu pada jam puncak berkisar 3.721,15 satuan mobil penumpang. - Tingkat pelayanan jalan v/c=0,9 yaitu kondisi mulai terjadi gangguan aliran mulai tidak stabil - Rata-rata kecepatan 24km/jam - Ruas jalan terdiri dari 3(tiga) jalur dan tengah/ median jalan ditanami pohon, perdu/semak. - Sisi Timur berhimpit dengan jalur KA tanpa ada tanaman Lokasi Penempatan RRL Terbagi dalam 5(lima) segmen dengan penekanan pada : - Jarak pandang efektif dari pengamatan - Medan Penglihatan yang dimanfaatkan untuk pemasangan reklame - Keberadaan RRL yang terpasang Masing-masing segmen dapat diidentifikasi RRL nya berikut penempatannya: - Pada jalur tanaman tepi/berm - Pada median jalan - Melintang jalan - Pada daerah sempadan bangunan - Pada pulau/taman jalan Hasil pencatatan di lapangan: - Jalur jalan/arus lalu lintas ke arah kota/utara = 51 buah papan reklame - Jalur kearah selatan/luar kota = 44 buah papan reklame Ø Segmen 1: Pergerakan kearah Utara - Terdapat 8 RRL : ditempatkan di berm sebelah kiri jalan
ISBN No. 978-979-18342-0-9
F-72
- Jalur kearah selatan/luar kota = 44 buah papan reklame, pemasangan reklame ini memiliki keterurutan pola dengan ukuran beragam - Pada median jalan/pulau jalan terdapat 7 RRL à memanfaatkan perubahan sudut pandang karena adanya tikungan jalan yang dibentuk. Penempatan ini cenderung acak, dengan ukuran beragam - Pada sempadan bangunan terdapat 4 RRL terpasang berjajar. Ditinjau dari lokasi, pemasangan reklame di sebelah Timur yang berarti pengamatan kearah Selatan. Dengan memanfaatkan pertigaan jalan maka reklame ini dapat diamati oleh pengguna jalan kearah Utara. Pergerakan kearah Selatan - Terdapat 3 RRL : ditempatkan di berm jalan, jelas, tanpa penghalang, memanfaatkan pertigaan jalan Jemursari, lokasi cenderung acak, ukuran beragam, Ø Segmen 2: Pergerakan ke arah Kota/Utara - Secara keseluruhan reklame memanfaatkan jalan lurus, cenderung pemasangan berkelompok berdekatan dengan jembatan penyeberangan di depan Universitas Bhayangkara Pergerakan kearah Selatan - Terdapat 2 RRL : ditempatkan di berm sebelah kiri jalan tepat pada pagar rel KA timur jalan - Terdapat 1 RRL : ditempatkan di median jalan - Terdapat RRL memanfaatkan jembatang penyeberangan jalan di sisi utara Ø Segmen 3: Pergerakan ke arah kota/utara - Secara keseluruhan reklame terpasang strategis di jalan lurus, cenderung memanfaatkan pertigaan dan perdu yang ada - Terdapat 2 RRL pada berm jalan Pergerakan ke arah luar kota/selatan - Terdapat 8 RRL : ditempatkan di berm sebelah kiri jalan Ø Segmen 4: Pergerakan ke arah kota/utara - Terdapat 2 RRL : ditempatkan di median jalan Ø Segmen 5:
Penataan Reklame Ruang Luar Pengaruhnya Terhadap Perencanaan Kota - 2008 Kasus Rrl Di Koridor Jalan A.Yani Surabaya
Penataan RRL lebih banyak disebabkan karena pemanfaatan pemandangan yang dibentuk oleh pulau jalan menuju jembatan layang Wonokromo - Terdapat RRL berukuran besar ditempatkan di bagian tengah dan mendominasi sekitarnya. - Pemanfaatan sudut pandang pengemudi menuju ke arah jembatan layang Wonokromo - Pemanfaatan pemandanganmenuju jembatan layang nampak dipasang berjajar dalam sekali pandang ada 5 RRL, termasuk bando jalan melintang di atas jalan layang. Pergerakan kearah Selatan - Terdapat 2 RRL : ditempatkan di berm jalan, berhimpit dengan pembatas rel KA. Jelas tanpa halangan 5. ANALISA PEMASANGAN REKLAME 5.1. Dasar Pemikiran Penilaian penataan RRL dipengaruhi oleh estetika kawasan dan tata cara penempatannya pada wilayah kota sesuai lingkup bahasan penelitian sudah dibatasi oleh aspek keamanan dengan variabel amatan, struktur konstruksi dan usia pemasangannya, penempatan dengan variabel amatan sudut pandang/medan penglihatan, kejelasan visual, estetika dengan variabel amatan irama, sekun dan keseimbangan, fungsi dengan variabel amatan penonjolan, daya hidup dan keterbacaan dan peraturan (yang tidak dibahas lebih lanjut). ASPEK KEAMANAN Peninjauan apakah reklame terpasang • membahayakan bagi pengguna jalan • mengacaukan rambu lau lintas • merusak konsentrasi pengemudi mengamati reklame
dalam
ASPEK PENEMPATAN Menyangkut penempatan/lokasi pemasangan Memiliki sudut pandang/medan penglihatan ( cara pandang tanpa menggerakkan kepala) ASPEK ESTETIKA Pembentukan keseimbangan simetris dan asimetris. Hubungan RRL terhadap elemen yang ada di sekitarnya ASPEK FUNGSI Pembentukan daya hidup, keterbacaan RRL terhadap elemen disekelilingnya dari segi bentuk, padat atas rongga atau sebaliknya yang dapat menimbulkan kesatuan, dan pesan dapat diterima oleh pengamat pada jarak baca normal
ISBN No. 978-979-18342-0-9
F-73
Penilaian obyek Amatan Penilaian penataan RRL dalam penelitian ini didasarkan pada pemasangan RRL pada penggal jalanyang akan dianalisa. 1. Keamanan a. Struktur Konstruksi, Baik : Konstruksi Kuat menopang dalam jangka panjang, Sedang: Konstruksi kuat menopang tetapi ada kemungkinan timbul gangguan bila terjadi perubahan cuaca/angin, Kurang: Konstruksi rawan terhadap gangguan b. Mengacaukan Rambu, Baik: Keberadaan reklame tidak mengacaukan rambu, Sedang: Keberadaan Reklame mulai dirasakan mengganggu rambu, Kurang : Keberadaan Reklame sudah tidak teramati oleh pengamat c. Keselamatan Pengamat, Baik: Pesan reklame terbaca kurang dari 7 detik, Sedang: Pesan reklame terbaca dalam 7 detik, Kurang : Pesan yang reklame terbaca lebih dari 7 detik 2. Penempatan a. Medan Penglihatan RRL terpasang dalam bingkai medan penglihatan tanpa menggerakkan kepala, yaitu 30º ke atas, 45º ke bawah dan 65º ke samping dan pada jarak 46,5m reklame terlihat jelas, Baik: pada jarak <46,5 m reklame masuk bingkai, Sedang: pada jarak <46,5m reklame sebagian masuk bingkai, Kurang: pada jarak <46,5m reklame berada di luar bingkai b. Kejelasan Visual, Baik: pada jarak <46,5 m terhalang dan mengarah pada pengamat, Sedang: pada jarak <46,5m reklame sebagian masuk bingkai, Kurang: pada jarak <46,5m reklame terhalang dan tidak mengarah pada pengamat 3. Estetika a. Irama : pembentukan yang tidak menimbulkan efek membosankan, Baik: Penempatan RRL menciptakan irama, Sedang: Penempatan RRL kurang menciptakan irama, Kurang: Penempatan RRL tidak menciptakan irama b. Sekuen: Pengamatan serangkaian pemandangan pada satu segmen yang memberikan efek pengarahan atau petunjuk suatu keterurutan tertentu Baik: Keterurutan pemasangan menimbulkan pengarahan, Sedang: Keterurutan pemasangan kurang menimbulkan pengarahan, Kurang:
Endah Yuswarini
Keterurutan pemasangan tidak menimbulkan pengarahan c. Keseimbangan, menciptakan harmoni, Baik: Keseimbangan menciptakan kesatuan, Sedang: Keseimbangan kurang menciptakan kesatuan, Kurang: Keseimbangan tidak menciptakan kesatuan 4. Fungsi a. Penonjolan, Baik:Penonjolan menghasilkan kesatuan, Sedang: Penonjolan kurang menghasilkan kesatuan, Kurang: Penonjolan tidak menghasilkan kesatuan b. Daya Hidup, Baik: Kontras yang menimbulkan kesatuan Kontras kurang menimbulkan kesatuan, Kontras tidak menimbulkan kesatuan c. Keterbacan, Baik: Seluruhnya terbaca, Sedang: Sebagian terbaca Kurang: Sebagian kecil terbaca 5.2. Penataan Reklame Ruang Luar Analisa penataan RRL dengan cara pengkajian aspek visual terhadap elemen kota yang ada. Penentu obyek visual, adalah: obyek mudah terlihat, merupakan unsur aspek lingkungan, cenderung memilik dampak visual yang kuat terhadap pemasangan RRL 5.3. Analisis Pemasangan Reklame Ruang Luar Secara keseluruhan amatan per segmen terhadap pergerakan arah Utara Selatan dimulai dari amatan keamanan. Struktur konstruksi pada dasarnya ditopang dengan tiang besi, kecuali reklame di median jalan yang terpasang singkat (reklame bazar), sehingga nilai keamanan dari variabel konstruksi à nilai baik Keselamatan pengamat,reklame dipasang berjajar mulai menimbulkan gangguan keamanan sebab pengamat membutuhkan waktu lebih dari 7 detik à nilai kurang Penempatan dalam pemanfaatan bentuk jalan dengan sudut pandang baik, pengamat tidak perlu menoleh mengamati reklame à nilai baik Kejelasan Visual secara keseluruhan tidak terhalang pon à nilai baik Estetika meliputi irama , dari sisi harmoni reklame terpasang tidak ada kesatuan dengan lingkungan sebab cenderung menutup elemen kota à nilai kurang Sequen, reklame memberikan pengarahan bagi pengendara Namur tidak menyatu dengan eleven kota à nilai kurang. Keseimbangan reklame dalam sistim sumbu kurang terlihat lebih memanfaatlan sudut
ISBN No. 978-979-18342-0-9
F-74
pandang tidak menyatu dengan lingkungan à nilai kurang Fungsi, kondisi reklame bazar menonjol à nilai sedang Daya hidup, nampak kontras rendah sifat informatif di sisi lain reklame kontras à nilai baik Berdasarkan kajian di atas nampak bahwa reklame sudah memenuhi syarat dari sisi konstruksi dan penempatan, tapi kurang memenuhi syarat estetika dan fungsi. 5.4. Kesan Terhadap Penataan Ruang Luar A.Kesan responden lebih memberi gambaran visual yang ditangkap dengan parameter utama kejelasan pandang dan kesatuan visual. 1. Terhadap perhatian pengamat sebagian besar responden 9% agak setuju, 67% setuju, 27% sangat setuju. Sebab sebagian besar pengamat sudah terbiasa melalui koridor jalan tersebut sehingga sudah tidak terasa. 2. Terhadap jumlah reklame, 75,7% sangat setuju, 24,2% setuju, terhadap pemasangan jumlah agar rongga perkotaan masih nampak 3. Terhadap penempatan RRL, 90,9% sangat setuju, 9,1% setuju untuk pengaturan posisi 4. Terhadap ukuran, 99,9% setuju agar terjadi proporsi, harmoni dan penonjolan 5. Terhadap jarak, 37% sangat setuju, 36% setuju dan 27% agak setuju, agar kejelasan visual/keterbacaan dan kesatuan visual terjadi 6. Terhadap kesesuaian tempat, 76% sangat setuju, 24% setuju bahwa tempat menjadi pendorong kejelasan dan kesatuan visual
B. Kesan Biro Iklan Biro iklan merupakan satu lembaga yang berperan dalam pemasangan reklame,di
Penataan Reklame Ruang Luar Pengaruhnya Terhadap Perencanaan Kota - 2008 Kasus Rrl Di Koridor Jalan A.Yani Surabaya
Surabaya terdapat 80 perusahaan RRL, 44 perusahaan terdaftar dalam P3L(Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia), belum semua menerapkan prinsip periklanan, khususnya RRL. 1. Sasaran media RRL adalah membentuk image masyarakat pengamat suatu produk yang dipasarkan 2. Desain outdoor advertising tidak hanya digambar tetapiu diramu terhadap lingkungan 3. Billboard bermanfaat menutup bagian sudut pandang kumuh/dalam proses pembangunan 4. Desain gambar harus diganti minimal 3 kali dalam setahun, menghindari kejenuhan 5. Kecenderungan penekanan segi bisnis RRL tidak sepenuhnya menekankan misi reklame,sering terjadi konflik dalam memanfaatkan potensi bidang pandang 6. Sebenarnya ’signuet’ merupakan elemen perkotaan dalam elemen estetika/ tandatanda taman/ jalur hijau/ median jalan/ sebab cenderung menjadi sebuah billboard Berdasarkan gambaran diatas biro iklan menekankan kepentingan bisnis 5.5. Konsepsi Penataan RRL 1. Diusahakan penekanan aspek Visual Perkotaan lebih menonjol dari pada Aspek Komersial 2. Penataan iklan menghasil kenyamanan pengamat baik berkendara maupun tidak 3. Penyesuaian jarak pandang medan pengamat baik <46,5m maupun >46.5m tanpa mengganggu konsentrasi pengamat berkendara 4. Menghindari disharmoni pemasangan reklame dengan penataan elemen kota 5. Mengganti kalimat panjang menjadi logologo yang komunikatif 6. Pembatasan jumlah reklame demi keseimbangan elemen perkotaan 6.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Pemasangan RRL di berm jalan ternyata paling banyak dimanfaatkan oleh pemasang iklan, justru pemasangan ini tidak bersesuaian. Potensi pemasangan reklame di berm jalan yang berbatasan dengan rel KA memiliki potensi tinggi tetapi justru dimanfaatkan dengan ukuran yang tidak sesuai dengan lingkungan dan tidak harmoni dengan elemen perkotaan. Pemasangan di median jalan, sebaiknya berukuran kecil selang seling dengan perdu. Pemasangan pada jembatan penyeberangan yang memiliki potensi dengan penataan yang
ISBN No. 978-979-18342-0-9
F-75
disesuaikan dengan lingkungan melalui pembentukan elemen lansekap yang dapat menghasilkan pelembut pandang lebih baik. Penetaan pada pulau jalan, ternyata harus dibatasi dan disesuaikan dengan lokasi sekitar dengan jumlah reklame yang dibatasi menambah perdu untuk kesan menonjol. Pada pertigaan Jalan, reklame perlu dibatasi, reklame didibuat tegak lurus arahpandang sekaligus memberi pengarah pergerakan Rekomendasi Masih diperlukan penelitian lanjut untuk perencanaan kota demi mempertajam aspek peraturan, elemen perabot jalan, segi warna iklan siang/malam, aspek bisnis dalam lokasi usuran dan tampilan. Perancangan Kota perlu menata elemen perkotaan terebut. 7. DAFTAR PUSTAKA a. Follis, John and Hammer, Dave (1979),”The Architectural Signing and Grapics” Whitney Library of Design b. Haryadi,B.Setiawan (1995),”Arsitektur Lingkungan dan Perilaku” Dirjen DiktiDepdikbud Jakarta c. Kasali, Rhenald (1985), “Manajemen Periklanan-Konsep dan Aplikasinya di Indonesia” Pustaka Utama Grafiti, Jakarta. d. Moleong,Lexy J (1995),” Metode Penelitian Kualitatif” Remaja Karya Rosda Bandung. e. Rapoport,Amos (1997),”Human Aspect of Urban Form” Pergamon Press, Oxford f. Yunus, Hadi Sabari (1994),” Teori dan Model Struktur Keruangan Kota” Universitas Gajahmada, Yogyakarta.