P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Penapisan Jamur dari Sarang Ratu Anai-anai Macrotermes gilvus Hagen., Uji Aktivitas Ekstrak Terhadap Candida albicans, dan Analisis KLT (Screening of Fungi from Termite Nest Macrotermes gilvus Hagen., Extract Activity Test against Candida albicans, and TLC Analysis) Yohannes Alen*, Mutia Permata Sari & Deddi Prima Putra Fakultas Farmasi Universitas Andalas Kampus Limau Manis, Padang 25163 Corresponding email:
[email protected] ABSTRAK Telah dilakukan penapisan jamur dari sarang ratu anai-anai Macrotermes gilvus Hagen ex Silaut, Pesisir Selatan dan uji aktivitas anti-jamur. Empat isolat jamur telah diisolasi dari sarang ratu anai-anai yaitu Aspergillus flavus, Mucor sp., Aspergillus niger dan Cladosporium sp. A. flavus, A. niger dan Mucor sp., memperlihatkan pertumbuhan yang sangat baik pada medium Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dibanding dengan Potato Dextrose Agar (PDA) dengan waktu pertumbuhan koloni maksimal (petri in dia 9 cm) berturut-turut 168, 159, 72 jam. Sedangkan Cladosporium sp., memperlihatkan pertumbuhan yang sangat baik PDA dibanding pada medium SDA dengan waktu pertumbuhan koloni maksimal (petri in dia 9 cm) 66 jam. Uji aktivitas anti-jamur terhadap Candida albicans ATCC 10231 dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan kertas cakram. Pengujian anti-jamur ekstrak metanol masing-masing isolat jamur dengan konsentrasi ekstrak 40% b/v memperlihatkan Cladosporium sp., memiliki aktivitas dengan zona hambat 10,38 ± 0,55 mm. Dari hasil analisa kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap ekstrak jamur A. flavus memperlihatkan noda tunggal pada UV 254 dan 366 nm (Rf 0,61) dengan kombinasi eluen diklorometan (DCM)-metanol (MeOH) (8:2). Ekstrak jamur A. niger memperlihatkan 3 noda terpisah pada UV 254 nm (Rf 0.93, 0.87 dan 0.8). Ekstrak jamur Mucor sp., memperlihatkan 1 noda pada UV 366 nm (Rf 0.94). Ekstrak jamur Cladosporium sp., memperlihatkan 3 noda terpisah pada UV 254 nm (Rf 0.87, 0.83 dan 0.74). Kata Kunci: Sarang ratu anai-anai, skrining, Aspergillus flavus, Aspergillus niger, Mucor sp., Cladosporium sp., aktivitas anti-jamur, kromatografi lapis tipis (KLT) PENDAHULUAN Akhir-akhir penyakit
yang
ini
jumlah
resistensi
mikroba
2004).
Meningkatnya
akibat
penggunaan
antibiotika yang tidak rasional tersebut menjadi
mengalami peningkatan. Sejalan dengan itu,
dasar bagi para peneliti untuk melakukan
penggunaan
pencarian antibiotika baru.
antibiotika yang
oleh
jenis
(WHO,
mikroba
peningkatan
disebabkan
dan
antibiotika
juga
signifikan.
mengalami Namun,
Salah satu mikroba penghasil senyawa
penggunaan antibiotika saat ini banyak yang
antibiotika adalah jamur. Beberapa diantaranya
tidak rasional dan tidak terkendali sehingga
yang
menjadi penyebab utama timbulnya resistensi
griseofulvin),
terkenal
yaitu
Penicillium
Cephalosporium
(penisilin,
(sefalosporin)
344
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
serta beberapa jamur lain seperti Aspergillus
informasi
(fumigasin), Chaetomium (chetomin), Fusarium
aktivitas antibiotika dari jamur pada sarang ratu
(javanisin), Trichoderma (gliotoxin) dan lain-
anai-anai. Sementara di Indonesia maupun
lain. Jamur-jamur tersebut dapat berasal dari
negara lain terutama di perkebunan banyak anai-
tanah, air laut, lumpur, kompos, isi rumen,
anai yang dianggap sebagai hama penganggu
limbah domestik, bahan makanan busuk dan
sedangkan potensi sarang anai-anai dapat
lain-lain (Suwandi, 1989).
dikembangkan menjadi salah satu sumber daya
Sarang ratu anai-anai merupakan salah
dan
publikasi
ilmiah
mengenai
alam yang menghasilkan antibiotika.
satu sumber adanya jamur karena sarang
Berdasarkan uraian di atas, dalam rangka
dibangun oleh pekerja anai-anai dengan cara
eksplorasi bahan baku obat alami maka peneliti
membawa butir-butir tanah dengan mulutnya
telah melakukan penelitian penapisan jamur
sekaligus saliva berfungsi sebagai perekat.
yang tumbuh pada sarang ratu anai-anai dan
Wójcik dan Andres (2015) telah berhasil
menguji
mengisolasi beberapa jamur pada sarang anai-
terhadap jamur patogen Candida albicans, serta
anai
melihat profil kromatografi lapis tipis.
Reticulitermes
lucifugus
diantaranya
aktivitas
masing-masing
ekstrak
Penicylium verucosum (Stolk et Hadlok), Mucor himeralis (Wehmer), Trichoderma viridae (Pers.
METODE PENELITIAN
ex Gray), Rhizopus
Alat
sp.,
Paecilomyces
sp.,
Alternaria sp., Aspergillus ustus (Thom et
Alat-alat yang digunakan adalah: Laminar
Church), Aspergillus flavus (Link), Fusarium sp.,
Air Flow (LAF) (Thermo Scientific®), hotplate,
dan F. gramirenorum. Sedangkan Rouland-
vortex (Etech®), Erlenmeyer (Pyrex®), gelas ukur
Lefevre et al., 2006 dalam Mathew, 2012, hal.
(Pyrex®), rotary evaporator (Buchi®), labu
504, mengatakan bahwa jamur Termitomyces
rotary, autoklaf (All American®), tabung reaksi
yang ada pada sarang anai-anai merupakan
dan rak, cawan petri, timbangan analitik, kapas,
bahan yang dikonsumsi oleh anai-anai dan
kain kasa, benang jagung, lampu spiritus, jarum
berfungsi
pencernaan
ose, kertas saring, kertas perkamen, batang
makanan serta memenuhi kebutuhan senyawa
pengaduk, pinset, wadah maserasi (botol),
nitrogen. Berdasarkan penelitian Solavan et al.
bejana kromatografi lapis tipis (KLT) (chamber),
(2007), menyatakan bahwa terdapat aktivitas
plat KLT GF254, lampu UV254
antibakteri dari ekstrak anai-anai dan juga
mikroskop, kamera., jangka sorong.
dalam
membantu
nm
dan UV366
nm,
ekstrak sarang anai-anai terhadap Eschericia coli O157, E. coli JM 109, E.coli mos blue, E. coli BL21, Pseudomonas
sp.,
Bahan yang digunakan adalah sampel
Strataphoromoans bhaumini, Vibrio eltar, dan
sarang ratu anai-anai, media Sabouraud Dextrose
Vibrio classical. Chaves et al. (2014) juga
Agar (SDA) (Difco®) dan Potato Dextrose Agar
menyatakan
aktivitas
(PDA) (Difco®), aquadest, methanol (MeOH),
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan
diklorometan (DCM), dimetil sulfoksida (DMSO),
E. coli. Potensi ini kemungkinan berasal dari
etanol 70%, NaCl fisiologis, 0.5 Mc Farland,
jamur
ketokonazol,
yang
putida,
bahwa
ada
pada
Klebsiella
Bahan
terdapat
sarang
anai-anai.
Berdasarkan penelusuran literatur, belum ada
jamur
uji
Candida
albicans,
Dragendorf, vanilin asam sulfat, FeCl3. 345
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Sampel Sarang Ratu Anai-Anai Sampel Macrotermes
sarang
gilvus
Hagen.,
Kultivasi Isolat Jamur
ratu
anai-anai
dikoleksi
Isolat murni yang didapat kemudian
dari
dikultur dalam 10 agar miring SDA. Isolat murni
perkebunan kelapa sawit Silaut, Pesisir Selatan,
diambil satu ose, kemudian digoreskan pada
Sumatera Barat pada tanggal 6 Mei 2015.
medium agar miring SDA dan diinkubasi pada suhu kamar selama 3 minggu.
Isolasi Jamur dari Sarang Ratu Anai-Anai Isolasi jamur dari sarang ratu anai-anai dimulai dengan pengerukan dan penggerusan
Ekstraksi Metabolit Sekunder dari Isolat Jamur
sarang ratu anai-anai bagian dalam. Beberapa
Isolat jamur hasil kultivasi dipisahkan
buah sampel sarang digerus hingga homogen,
dari medium agar dengan cara memasukkan
kemudian diambil 10 gram dan dimasukkan
methanol secukupnya kedalam biakan jamur
kedalam Erlenmeyer (250 mL), ditambahkan
pada media agar miring. Kemudian kocok secara
100 ml aquadest steril. Lalu didispersikan dan
perlahan agar miselium dan spora jamur terlepas
dilakukan pengenceran hingga konsentrasi 10-4.
dari media. Setelah itu, ekstraksi dengan metanol
Diambil 100 µl dari larutan sampel konsentrasi
menggunakan metode maserasi selama 3 x 2
10-3 dan 10-4 untuk diinokulasi pada medium
hari.
SDA dalam cawan petri secara aseptis, kemudian
menggunakan
diinkubasi pada suhu kamar selama 48-72 jam.
didapatkan ekstrak kental metanol. Ekstrak
Koloni yang mempunyai bentuk yang berbeda
kental digunakan untuk uji aktivitas dan analisis
dengan lainnya dapat dianggap sebagai isolat
KLT.
Maserat
yang
diperoleh
diuapkan
rotary
evaporator
sampai
yang berbeda. Kemudian dilakukan pemurnian sampai diperoleh isolat murni (tunggal). Setelah
Uji Aktivitas Anti-jamur
didapatkan isolat murni, masing-masing isolat
a.
Pembuatan suspensi jamur uji
diinokulasi pada 2 jenis media yang berbeda
Jamur uji yang digunakan adalah Candida
yaitu PDA dan SDA untuk membandingkan
albicans ATCC 10231 dari Laboratorium
pertumbuhan isolat pada kedua media tersebut.
Biota
Sumatera,
Universitas
Andalas,
Padang, Sumatera Barat. Koloni jamur uji Identifikasi Isolat Jamur
diambil dari agar miring 1-2 ose lalu
Identifikasi jamur hasil isolasi dilakukan
disuspensikan dalam NaCl fisiologis steril
di Laboratorium Bakteriologi Balai Pendidikan
dalam tabung reaksi steril. Kemudian
dan Pengujian Veteriner Regional II, Bukittinggi.
dihomogenkan dengan vortex. Konsentrasi
Identifikasi ini berdasarkan karakter morfologis
atau
makroskopis
membandingkan dengan 0,5 Mc Farland.
dan
mikroskopis.
Identifikasi
secara makroskopis berdasarkan warna koloni. Identifikasi
secara
mikroskopis
kekeruhan
diukur
dengan
b. Pengujian aktivitas anti-jamur
dilakukan
Ekstrak metanol dari isolat jamur diuji
dengan mengamati morfologi mikroskopis jamur
menggunakan metode difusi menggunakan
menggunakan buku identifikasi dari Gedek
kertas cakram. Kertas cakram steril ditetesi
(1980) dan Hartmann & Rohde (1980).
dengan ekstrak MeOH (40% b/v dalam DMSO). Sebagai kontrol positif digunakan 346
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
ketokonazol (15 µg/disk dalam DMSO) dan
velvety, memiliki hifa bersekat (septa),
kontrol negatif digunakan DMSO. Kemudian
konidiofor non-septat dan muncul dari
kertas cakram tersebut diletakkan pada
“foot cell” (yaitu sel miselium yang
permukaan medium yang telah diinokulasi
bengkak dan berdinding tebal), konidia
jamur uji C. albicans. Lalu diinkubasi pada
membentuk rantai diatas sterigmata.
suhu 20º-25ºC selama 24 jam. Aktivitas anti-
c.
Mucor
sp.,
pertumbuhannya permukaan
cepat,
jamur ditunjukkan dengan adanya zona
memenuhi
hambat di sekitar cakram. Zona hambat yang
dalam beberapa hari; koloni berwarna
terbentuk diamati dan diukur dengan jangka
putih
sorong.
dengan
awalnya,
agar
kemudian
sejumlah
hanya abu-abu
titik
hitam
(sporangia); seluruh petri dipenuhi HASIL DAN DISKUSI
setelah beberapa hari; memiliki hifa
Dalam penelitian ini, empat isolat jamur
tebal dan tidak bersekat (non-septa);
telah berhasil diisolasi dari sarang ratu anai-anai
sporangiofor bercabang, bulat, tumbuh
M. gilvus Hagen. Berdasarkan hasil identifikasi 4
pada seluruh bagian miselium; konidia
isolat jamur menunjukkan 3 genus yaitu
berbentuk elips dan terdapat dalam
Aspergillus, Mucor, dan Cladosporium, dimana 2
jumlah besar dalam sporangia.
diantara isolat jamur tersebut dapat diketahui spesiesnya
yaitu
Aspergillus
flavus
d.
dan
Cladosporium sp., koloni berwarna hijau gelap hingga hitam, konidiofor tidak
Aspergillus niger. Masing-masing isolat yang
bercabang, konidia tersusun berantai,
didapat ini memiliki ciri khas morfologi yang
Aspergillus
dan
Mucor
telah
diisolasi
berbeda (Gambar 1). Secara rinci karakteristik
sebelumnya dari sarang anai-anai yang berbeda.
morfologi dari keempat jamur tersebut adalah
Wójcik dan Andres (2015) telah mengisolasi A.
sebagai berikut (Hartmann dan Rohde, 1980;
flavus dari sarang anai-anai R. lucifugus. Piontek
Gedek, 1980).
(1999) dalam Wójcik & Andres (2015), telah
a.
A.
flavus,
dapat
mengisolasi Mucor sp. dari sarang anai-anai
hari,
Coptotermes formosanus. Zoberi & Grace (1990)
permukaannya dipenuhi dengan spora,
dalam Sharma dan Sumbali (2013) melaporkan
koloni
putih-hijau
A. niger merupakan kelompok Aspergillus
kekuningan, tekstur bergranula halus
tertinggi jumlahnya pada sarang anai-anai tanah
atau velvety, memiliki hifa bersekat
di
(septa), konidiofor
ditemukan dalam sarang anai-anai tanah (Abe et
dikenali
pertumbuhannya dalam
beberapa
berwarna
non-septat dan
muncul dari “foot cell” (yaitu sel
b.
Ontario,
Canada.
Cladosporium
juga
al., 2000).
miselium yang bengkak dan berdinding
Dari hasil penapisan jamur, terlihat
tebal), konidia membentuk rantai diatas
bahwa hanya 4 jenis jamur yang didapatkan.
sterigmata.
Sementara Wójcik dan Andres (2015) berhasil
A. niger, pertumbuhannya dapat dikenali
mengisolasi 10 jamur dari sarang anai-anai R.
dalam beberapa hari, permukaannya
lucifugus yaitu P. verucosum (Stolk et Hadlok),
dipenuhi dengan spora, koloni berwarna
M. himeralis (Wehmer), T. viridae (Pers. ex
hitam, tekstur bergranula halus atau
Gray), Rhizopus
sp.,
Paecilomyces
sp., 347
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Alternaria sp., Aspergillus ustus (Thom et
fenol (Wang et al., 2013). Cladosporin juga
Church), Aspergillus flavus (Link), Fusarium sp.,
menunjukkan aktivitas antibakteri, antitumor
dan F. gramirenorum. Dapat dilihat bahwa hanya
dan insektisida. Penelitian Silber et al. (2014)
ada genus yang sama yaitu Aspergillus dan
juga menyatakan bahwa jamur Cladosporium sp.
Mucor. Diduga jamur yang diperoleh pada
strain
penelitian ini yaitu Aspergillus, Mucor dan
menunjukkan
Cladosporium menghasilkan mikotoksin yang
antijamur terhadap Xanthomonas campestris
dapat menghambat atau membunuh jamur lain.
dan
Sebagaimana yang disampaikan oleh Wójcik dan
memiliki aktivitas tersebut adalah malettinin A-C
Andres (2015) ada beberapa jamur yang bersifat
dan malettini E. Zona hambat terlihat lebih kecil
patogen terhadap anai-anai dan serangga lain
dibanding dengan ketokonazol (kontrol positif,
seperti
15 µg/disk). Dari analisis kromatografi lapis tipis
Alternaria
harzianum.
sp.
dan
Keberadaan
Trichoderma
Aspergillus
KF501
yang
diisolasi
aktivitas
Trichopyton
dari
laut
antibakteri
dan
rubrum.
Senyawa
yang
dan
terlihat ekstrak MeOH jamur Cladosporium ini
Cladosporium didalam sarang ratu anai-anai
memperlihatkan 3 noda senyawa yang cukup
tidak hanya sebagai pengendali mikroorganisme
terpisah dengan intensitas hampir sama (Rf 0.87,
lain tetapi juga berfungsi sebagai bahan makanan
0.83, dan 0.74, DCM : MeOH (8:2)) (Gambar 3).
dan membantu proses pencernaan sebagai jamur
Perlu dilakukan pemisahan senyawa-senyawa
selulolisis. Hal ini dikuatkan oleh Thom dan
tersebut sehingga didapatkan senyawa aktif.
Raper (1945) serta Hawker dan Linton (1971)
Disisi lain juga bisa dilakukan upaya peningkatan
dalam Zoberi & Grace (1990), bahwa Aspergillus
konsentrasi
dan Cladosporium merupakan jamur selulolisis,
pertumbuhan misalnya penambahan prekursor
dimana berperan penting bagi anai-anai dalam
pada media (Suryanto dkk., 2011).
mencerna makanan.
zat
aktif
dengan
optimasi
Meskipun 3 jenis isolat jamur lainnya (A.
Beberapa jenis jamur juga bersifat
flavus, A. niger, Mucor sp.) tidak memperlihatkan
patogen terhadap manusia diantaranya Candida
aktivitas terhadap Candida albicans, namun
albicans,
memiliki
Trichopyton
mentagrophytes,
peran
penting
dalam
bidang
Histoplasma capsulatum, dan lain-lain. Aktivitas
kefarmasian. Jamur A. flavus telah diketahui
masing-masing ekstrak MeOH isolat jamur
dapat menghasilkan senyawa toksin yaitu
terhadap
ekstrak
aflatoksin. Senyawa toksin lain yang dihasilkan
Cladosporium sp. memberikan daya hambat
A flavus adalah sterigmatocystin, cyclopiazonic
10.38 ± 0.55 mm pada konsentrasi 40% b/v
acid, kojic acid, b-nitropropionic acid, aspertoxin,
(4000 µg/disk), sementara ekstrak yang lain
aflatrem, gliotoxin dan aspergillic acid (Hedayati
tidak memperlihatkan aktivitas (Gambar 2). Dari
et al., 2007). Senyawa-senyawa toksin tersebut
literatur
Cladosporium
dapat dimanfaatkan untuk merancang obat
senyawa
berdasarkan struktur molekul toksin. Jamur A.
cladosporin dan isocladosporin yang dapat
niger diketahui memiliki aktivitas antibakteri
menghambat
terhadap
C.
albicans
diketahui
cladosporiodes
bahwa
bahwa
mengandung pertumbuhan
jamur
patogen
bakteri
patogen
Staphylococcus
Pseudomonas
tanaman Colletotrichum acutatum, Co. fragariae,
aeruginosa,
aureus,
Co. gloeosporioides dan Phomopsis viticola.
Staphylococcus epidermidis dan Bacillus sp (Al-
Senyawa ini merupakan kelompok senyawa
Shaibani et al., 2013) namun tidak aktif terhadap 348
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
jamur patogen (Ahdinur, 2013). Selain itu, A.
ekstrak jamur Mucor sp. memberikan warna
niger juga menghasilkan asam sitrat dan enzim
ungu dengan pereaksi vanilin asam sulfat.
ekstraseluler yang dapat dimanfaatkan dalam
Sedangkan dengan Dragendorf keempat ekstrak
industri (Schuster et al., 2002). Jamur Mucor sp.
isolat
dilaporkan
enzim
perubahan warna yang menunjukkan bahwa
proteolitik yang digunakan dalam produksi keju
ekstrak tersebut tidak mengandung senyawa
(EMLab P&K, 2015). Selain itu, dilaporkan juga
alkaloid.
dapat
menghasilkan
jamur
tersebut
tidak
memberikan
bahwa kitosan dari Mucor rouxxi UCP 064 yang diisolasi dari sedimen bakau berpotensi sebagai antibakteri terhadap Listeria monocytogenes (Bento et al., 2009). Dari hasil pertumbuhan masing-masing isolat jamur terhadap media pertumbuhan SDA
Tabel 1. Aktivitas Anti-jamur dari ekstrak MeOH isolat jamur dari sarang ratu anai-anai M. gilvus Hagen terhadap jamur patogen manusia C. albicans Zona hambat No.
Sampel
(mm) ± Standar Deviasi (SD)
dan PDA, didapatkan hasil bahwa jamur A. flavus, sp., memperlihatkan
1
Aspergillus flavus
-
pertumbuhan yang relatif lebih cepat pada media
2
Mucor sp
-
SDA,
3
Aspergillus niger
-
4
Cladosporium sp
10.38 ± 0.55
5
Ketokonazol
34.9 ± 0.78
6
DMSO
A.
niger
dan Mucor sedangkan
Cladosporium
sp.
memperlihatkan pertumbuhan yang relatif lebih cepat pada media PDA (Tabel 2). Dari hasil analisa KLT masing-masing ekstrak metanol isolat jamur menggunakan fase gerak (eluen) DCM : MeOH (8:2), didapatkan
-
Keterangan : - = tidak aktif
hasil yang berbeda-beda. Profil KLT ekstrak A. flavus memperlihatkan 1 noda dibawah lampu UV (254 dan 366 nm) dengan nilai Rf 0.61 dan masih terdapat noda dasar (UV 366 nm). Profil
Tabel 2. Pertumbuhan koloni isolat jamur pada media PDA dan SDA diameter Koloni (petri in dia 9 cm) No. Waktu Jamur
KLT eksrak A. niger memperlihatkan 3 noda yang
Media
(jam)
cukup terpisah dibawah lampu UV 254 nm dengan nilai Rf 0.93, 0.87, dan 0.8 serta masih terlihat kelompok senyawa pada dasar (UV 254
1
A. flavus
2
A. niger
3
Mucor sp.
dan 366 nm). Profil KLT ekstrak Mucor sp. memperlihatkan 1 noda dibawah lampu UV 366 nm dengan nilai Rf 0.94 dan masih ada kelompok senyawa pada dasar (UV 366 nm) (Gambar 3). Setelah diberi pereaksi penampak noda pada KLT, ekstrak jamur A. flavus, A. niger dan Cladosporium sp. memberikan warna hitam
inkubasi
4
Cladosporium sp.
PDA
>216
SDA
168
PDA
>216
SDA
159
PDA
96
SDA
72
PDA
66
SDA
168
dengan pereaksi FeCl3 yang menunjukkan bahwa ekstrak tersebut mengandung senyawa fenol dan
349
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Aspergillus flavus
Mucor sp.
Aspergillus niger
Cladosporium sp. Gambar 1. Pengamatan makroskopis dan mikroskopis isolat jamur dengan perbesaran 100x
350
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
A (-) (+)
D
B
C
Gambar 2. Uji aktivitas ekstrak metanol 40% isolat jamur A. flavus (A), Mucor sp. (B), A niger (C), Cladosporium sp. (D) terhadap C. albicans, masa inkubasi 24 jam. Kontrol (+) menggunakan ketokonazol 15 µg/disk dan kontrol (-) DMSO
A
B
Gambar 3. Profil KLT ekstrak MeOH isolat jamur dibawah sinar UV (A) 254 nm dan (B) 366 nm
KESIMPULAN
2.
Ekstrak
jamur
Cladosporium
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
memperlihatkan
disimpulkan sebagai berikut.
terhadap Candida albicans dengan daya
1.
Dari sarang ratu anai-anai Macrotermes gilvus Hagen diperoleh 4 isolat jamur
aktivitas
sp.
antijamur
hambat 10.38 ± 0.55 mm. 3.
Jamur A. flavus, A. niger, Mucor sp. relatif
yaitu Aspergillus flavus, Aspergillus niger,
lebih
Mucor sp., dan Cladosporium sp.
media
cepat SDA
pertumbuhannya dibanding
PDA
pada dan
351
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
4.
Cladosporium sp. relatif lebih cepat
yang cukup terpisah (Rf 0.93, 0.87, dan
pertumbuhannya pada media PDA.
0.8)
Profil
flavus
memperlihatkan juga 3 komponen yang
memperlihatkan noda tunggal (Rf 0.61)
cukup terpisah (Rf 0.87, 0.83, dan 0.74).
KLT
ekstrak
A.
dan
Cladosporium
sp.
dengan eluen DCM : MeOH (8:2). Ekstrak A. niger memperlihatkan 3 komponen DAFTAR PUSTAKA Abe, T., Bignell, D. E. & Higashi, M. 2014. Termite: Evolution, Sociality, Symbioses, Ecology. Berlin : Springer Science Business Media. Ahdinur, R. F. 2013. Uji Aktivitas Antimikroba dari Jamur yang Bersimbiosis dengan Spon Laut Haliclona fascigera asal Pulau Mandeh Pesisir Selatan Sumatera Barat. Skripsi Sarjana Farmasi. Padang: Fakultas Farmasi Universitas Andalas Al-Shaibani, A. B. A., Al-Shakarchi F. I. & Ameen, R. S. 2013. Extraction and Characterization of Antibacterial Compound from Aspergillus niger. Journal of Al-Nahrain University. 16(4): 167-174. Bento, R. A., Stamford, T. L.M., de Campos-Takaki, G. M., Stamford, T. C. M. & de Souza, E. L. 2009. Potential of Chitosan from Mucor rouxxi UCP064 as Alternative Natural Compound to Inhibit Listeria monocytogenes. Brazilian Journal of Microbiology. 40: 583-589. Chaves, T. P., Clementino, E. L. C., Felismino, D. C., Alves, R. R. N., Vasconcellos, A., Countinho, H. D. M. & Medeiros, A. C. D. 2014. Antibiotic Resistance Modulation by Natural Products Obtained from Nasutitermes corniger (Motschulsky, 1885) and Its Nest. Saudi Journal of Biological Sciences. Emlab P&K A TestAmerica Company. 2014. Mucor sp. dilihat 30 Oktober 2015. http://emlab.com/app/fungi Gedek, B. 1980. Kompendium der Medizinischen Mykologic. Berlin : Parey. Hartmann, G. & Rohde, B. 1980. Introducing Mycology by examples. Hamburg: Michalein Press Toronto. Hedayati, M. T., Pasqualotto, A. C., Warn, P. A., Bowyer, P. & D. W. Denning. 2007. Aspergillus flavus: Human Pathogen, Allergen and Mycotoxin Producer. Microbiology. 153: 1677–1692. Mathew, G. M., Ming Ju, Y., Yung Lai, C., Mathew, D. C. & Huang, C. C.. 2012. Microbial Community Analysis in The Termite Gut and Fungus Comb of Odontotermesformosanus: The Implication of Bacillus as Mutualists. FEMS Microbiol Ecol. 79: 504-517.
Schuster, E., Dunn-Coleman, N., Frisvad, J. C. & van Dijck, P. W. M. 2002. On The Safety of Aspergillus niger – A Review. Appl. Microbiol. Biotechnol. 59: 426-435. Sharma, V. & G. Sumbali. 2013. Occurrence and Diversity Indices Assessment of Micromycetes Associated with The Ant-Hills of Parks and Gardens of Jammu (India). Curr. Res. Microbiol. Biotechnol, 1(4): 166172. Silber, J., Ohlendorf, B., Labes, A., Wenzel-Storjohann, A., Näther, C. & J. F. Imhoff. 2014. Malettinin E, an Antibacterial and Antifungal Tropolone Produced by a Marine Cladosporium strain. Frontiers in Marine Science. 1(35). Solavan, A., Paulmurugan, R. & Wilsanand, V. 2007. Antibacterial Activity of Subterranean Termites Used in South Indian Folk Medicine. Indian Journal of Traditional Knowledge. 6(4): 559-562. Suwandi, U. 1989. Mikroorganisme Penghasil Antibiotik. Cermin Dunia Kedokteran, No. 58 : 37-40. Wang, X., Radwan, M. M., Taráwneh, A. H., Gao, J., Wedge, D. E., Rosa, L. H., Cutler, H. G. & Cutler, S. J. 2013. Antifungal Activity Against Plant Pathogens of Metabolites fromthe Endophytic Fungus Cladosporium cladosporioides. J Agric Food Chem. 61 (19): 4551-4555. WHO. 2004. Regional Office for South-East Asia. Monitoring of Antimicrobial Resistance. Report of an Intercountry Workshop. Vellore, Tamil Nadu, India, 14-17 October 2003. Wójcik, A. & Andres, B. 2015. Mildew Fungi Found in Termites (Reticulitermeslucifugus) and Their Nests. Journal Entomological and Acarological Research. 47: 2184. Zoberi, M. H & Grace, J. K.1990. Fungi Associated with The Subterranean Termite Reticulitermes flavispes in Ontario. Mycologia. 82(3): 289-294.
352 385
392