SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015
UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK GAMBIR (UncariagambirRoxb) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO Suraini, Chairani dan Enlita STIKes Perintis Padang Email :
[email protected]
ABSTRACT Effective treatment is being sought for the discovery of antifungal compounds.One of Plants that are suspected as a potential antifungal is Gambir (Uncaria gambierRoxb.). Gambir contains high antioxidants. Gambier containing catechin, katekutannat, quercetin, gallic acid, and catechol elagat acid, has been studied to determine its antifungal activity. This study was done by using experimental in vitro tube dilution method. The general objective of this study was to investigate the inhibition of ethanolic extract and water extract of gambier towards the growth of Candida albicans. Specific objectives were to determine Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC)of ethanolic extract and water extract of gambier towards the growth of Candida albicans. The concentration used were 50% , 60% , 70% , 80% , 90% and 100% . The results showed thatMICof the ethanolic extract of gambier could not be determined, while the MBCwas 100%. One Way ANOVA statistical analysis results showed p= 0.004 ( p< 0.05 ), indicating significant differences in changes of the concentration of ethanol extract gambier to the number of colonies ofCandida albicans. Correlation test showed a close relationship between the concentration of gambier extract and the number of colonies ( r = -9.900 : p < 0.05 ). Regression test yielda linear regression equation Y = 5,034-0,048x with R Square coefficient ( r2 ) of 0.802. Based on the research results it can be concluded that the ethanolic extract of gambier has antifungal effect against Candida albicans. Keywords : antifungal, extract ofgambier, Candida albicans
PENDAHULUAN Candida albicans merupakan spesies Candida yang paling sering menyebabkan infeksi oportunistik. Candida albicans dapat menyebabkan infeksi pada kulit dan atau membran mukosa di dalam mulut,yang dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Pada anak kecil, jamur ini sering ditemukan sebagai penyebab jejak putih dalam mulut (sariawan). Sariawan atau oral thrush adalah suatu kondisi di mana jamur Candida albicans terakumulasi pada lapisan mulut, yang juga dapat disebut dengan candidiasis mulut (Ratnadita,2011). Tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Kegunaan gambir secara tradisional adalah sebagai pelengkap makan sirih dan sebagai obat-obatan. Penggunaan gambir dalam makan sirih dapat menyehatkan gigi, gusi dan tenggorokan (Heyne, 1987). Di Malaysia gambir digunakan ISSN : 2087-5045
untuk luka bakar, rebusan daun muda dan tunasnya digunakan sebagai obat diare dan disentri serta obat kumur-kumur pada sakit kerongkongan. Secara moderen gambir banyak digunakan sebagai bahan baku industri farmasi dan makanan, diantaranya bahan baku obat penyakit hati dengan paten “catergen”, bahan baku permen yang melegakan kerongkongan bagi perokok di Jepang karena gambir mampu menetralisir nikotin. Sedangkan di Singapura gambir digunakan sebagai bahan baku obat sakit perut dan sakit gigi (Dhalimi, 2006). Kandungan utama dari gambir adalah senyawa katekin dan senyawa lainnya seperti katekutannat, kuersetin, asam gallat, asam elagat, katekol, pigmen dan lain-lain. Gambir mengandung zat antioksidan yang tinggi. Sifat antioksidan dari gambir karena adanya senyawa polifenol seperti tanin, katekin dan gambiriin (Kaylaku, 2012). Kandungan polifenol katekin (catechin) yang bermanfaat sebagai antioksidan alami dapat menangkal radikal bebas (Gani dkk, 2013), sehingga dapat berfungsi menangkap radikal bebas yang dapat 62
SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015
melindungi dari penyakit kardiovaskuler, oksidasi lipoprotein densitas rendah (LDL), dan penyakit kanker lainnya. Gambir juga memiliki peran dalam mekanisme pertahanan terhadap mikroorganisme, serangga dan herbivora (Agawa, 2001 cit Kresnawati, 2009). Bachtiar (1991) mengatakan kandungan kimia gambir yang banyak dimanfaatkan adalah katekin dan tannin. Secara tradisional daun gambir sering juga digunakan sebagai obat untuk luka, demam, sakit kepala, sakit perut dan infeksi karena bakteri dan jamur (Kaylaku, 2012). Hasil uji bakteri didapatkan bahwa ekstrak gambir memiliki aktifitas anti bakteri dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, dibuktikan dengan terbentuknya daerah zona bening yang tidak ditumbuhi oleh bakteri (Kresnawaty, 2009). Dilaporkan juga bahwa disamping mengandung bahan aktif anti mikroba gambir juga bersifat anti jamur dan serangga (Adria, 1998). Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui daya hambat ekstrak etanol gambir (Uncaria gambir Roxb) terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Mengetahui daya hambat ekstrak air gambir (Uncaria gambir Roxb) terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Sedangkan tujuan khusus untuk mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum dari ekstrak etanol dan ekstrak air gambir (Uncaria gambir Roxb).
METODE PENELITIAN Alat dan bahan Alat yang digunakan: kompor listrik, waterbath, alat rotaryevaporator, spektrofotometer, autoclave, erlenmeyer, gelas piala, tabung reaksi, rak tabung reaksi, inkubator, oven, ose, lampu spritus, cawan petri, timbangan analitik, mikropipet, Bahan yang digunakan adalah : getah olahan gambir, etanol 70%, NaCl 0,9%, aquades, media Sabauraoud Dekstrosa Agar (SDA), media Sabauroud Broth, koloni Candida albicans, kertas saring, aquades steril. Bahan Uji dan Sampel Bahan uji dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol dan ekstrak air dari gambir, kering sedangkan sampel penelitian adalah jamur Candida albicans yang diperoleh dari ISSN : 2087-5045
laboratorium mikrobiologi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Djamil Padang. Konsentrasi ekstrak gambir yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50%%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% dengan 4 kali pengulangan. Prosedur Kerja Penyiapan Serbuk gambir Bahan uji yang digunakan adalah olahan gambir yang diperoleh dari olahan gambir rakyat di Payakumbuh Sumatera Barat. Bongkahan gambir dibersihkan dari bahan pengotor dan dihaluskan menjadi serbuk. Pembuatan Ekstrak Etanol Gambir Gambir diekstrak dengan cara maserasi menggunakan etanol 70%. Sebanyak 500 gram serbuk gambir dimasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu ditambahkan methanol 70% sampai serbuk gambir terendam dan terdapat lapisan pelarut setebal 3 cm diatas serbuk gambir. Tabung Erlenmeyer ditutup sambil sesekali di aduk. Campuran tersebut dibiarkan selama 2 x 24 jam. Campuran tersebut disaring dengan kertas saring sehingga didapatkan filtrat. Kemudian ampasnya dimaserasi kembali dengan pengulangan sebanyak 2 kali sampai ampasnya terlihat berwarna pucat. Filtrat hasil saringan kemudian diuapkan menggunakan rotaryevaporator sehingga diperoleh ekstrak kental. Pembuatan Ekstrak Air Gambir Bongkahan gambir dihaluskan sampai menjadi serbuk, kemudian ditimbang sebanyak 200 gram. Kemudian serbuk gambir diekstraksi dengan pelarut air sebanyak 300 ml sambil diaduk. Kemudian ekstrak di saring dengan menggunakan corong yang dilapisi kertas saring (Hargono, 1986 cit Sari, 2010). Pembuatan Suspensi Candida albican Koloni jamur Candida albicans sebanyak 3 ose dimasukkan ke dalam media Sabauroud Broth. Koloni jamur pada Sabauroud Broth dispektrofotometri dengan λ=530 sehingga diketahui Otical Density (OD) yang setara dengan 106 bakteri.ml. Kemudian dengan rumus pengenceran N1.V1=N2.V2 kepadatan jamur tersebut diencerkan 2X dengan Sabauroud Broth menjadi 104 jamur/ml.
63
SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015
Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Etanol Disiapkan 7 buah tabung reaksi. Tabung 1 tidak berisi ekstrak (hanya berisi aquades steril), tabung 2 berisi 1 ml ekstrak gambir dengan konsentrasi 50%, tabung 3 berisi 1 ml ekstrak dengan konsentrasi 60%, tabung 4 berisi 1 ml ekstrak dengan konsentrasi 70%, tabung 5 berisi 1 ml ekstrak dengan konsentrasi 80%, tabung 6 berisi 1 ml ekstrak dengan konsentrasi 90% dan tabung 7 berisi 1 ml ekstrak dengan konsentrasi 100%. Kemudian ke dalam masing-masing tabung ditambahkan perbenihan cair Candida albicans yang berisi 104CFU/ml (tabung 2,3,4,5,6,7). Tabung 1 yang tidak berisi ekstrak (0 ml ekstrak) merupakan control positif (KP). Ketujuh tabung reaksi kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam dan diamati kekeruhannya dan dilihat nilai KHM. Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) Disiapkan 7 buah cawan petri yang berisi medium SDA. Kemudian suspensi Candida albicans dari ketujuh tabung reaksi yang sudah diinkubasi selama 18-24 jam kemudian diinokulasikan ke dalam masingmasing medium dengan menggoreskan satu ose pada masing-masing cawan petri. Cawan petri 1 berasal dari tabung reaksi yang diberi ekstrak dengan konsentrasi 50%, cawan 2 dari tabung reaksi yang diberi ekstrak dengan konsentrasi 60%, cawan 3 berasaldari tabung reaksi yang diberi ekstrak dengan konsentrasi 70%, cawan 4 dari tabung reaksi yang diberi ekstrak dengan konsentrasi 80% dan cawan 5 dari tabung reaksi yang diberi ekstrak dengan konsentrasi 90% dan cawan 6 dari tabung reaksi yang diberi ekstrak dengan konsentrasi 100%. Cawan Cawan petri 7 merupakan Original Inokulum (OI). Keenam streaking plate beserta OI diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam kemudian koloni Candida albicans yang tumbuh dihitung dengan menggunakan coloni counter untuk menentukan nilai KBM. Analisis Data Hasil penghitungan jumlah koloni jamur Candida albicans yang diperoleh berdasarkan 4 kali pengulangan ini kemudian dianalisa dengan software SPSS 22. Uji statistik yang digunakan adalah uji One -Way ANOVA, Uji Korelasi, uji Regresi serta Analisis Post Hoc. ISSN : 2087-5045
Semua analisis dihitung berdasarkan batas kepercayaan 95%. artinya kemungkinan kesalahan hasil penelitian berkisar 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Candida albicans Penelitian ini menggunakan isolate Candida albicans yang disediakan oleh Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang. Isolat tersebut dilakukan penggoresan ulang pada media Sabauraud Dextrosa Agar (SDA) kemudian diidentifikasi menggunakan pewarnaan Gram dan germinating tube test. Pada medium SDA, Candida albicans memperlihatkan koloni yang berbentuk bulat dengan permukaan agak cembung, tekstur halus, licin, berwarna putih kekuningan dan berbau seperti ragi/tape. Setelah dilakukan pewarnaan Gram dan diamati dibawah mikroskop dengan memakai perbesaran 100x, ditemukan sel jamur yang berbentuk bulat lonjong, bertunas (budding yeast) dengan sediaan yang berwarna ungu. Sedangkan identifikasi germinating tube test didapatkan bentukan tunas yang memanjang yang merupakan kunci untuk menentukan dari jenis Candida albicans yang mana bentukan tabung kecambah ini tidak dimiliki oleh jenis Candida lainnya.
Gambar 1. Koloni Candida albicans
Gambar 2. Pewarnaan Gram Candida albicans (100x10)
64
SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015
Hasil Pengamatan Kekeruhan dan Analisa terhadap (KHM) Ektrak Etanol Gambir Pada penelitian ini konsentrasi ekstrak etanol gambir yang digunakan enam macam yaitu 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100%. Kadar Hambat Minimum adalah kadar terendah dari antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan jamur yang ditandai dengan tidak adanya kekeruhan pada tabung. Berdasarkan hasil uji tabung,setelah dilakukan inkubasi selama 18-24 jam, kelihatan bahwa tidak bisa diamati perbedaan tingkat kekeruhan dari larutan yang ada didalam tabung. Hal ini disebabkan karena warna larutan ekstrak etanol gambir yang sangat pekat sehingga dari percobaan ini tidak bisa ditentukan konsentrasi minimal Kadar Hambat Minimum (KHM) yang dapat menghambat pertumbuhan jamur.
Gambar 3. Ekstrak etanol gambir + Candida albicans (sebelum inkubasi)
Gambar 4. Ekstrak etanol gambir + Candida albicans (setelah inkubasi)
Penentuan KBM Ekstrak Etanol Gambir Dari masing-masing tabung hasil uji dilusi selanjutnya diambil satu ose dan diinokulasikan pada medium padat SDA, kemudian diinkubasi pada suhu 37ᴼC selama 18-24 jam. Keesokan harinya dilakukan penghitungan jumlah koloni yang tumbuh pada masing-masing konsentrasi dengan menggunakan coloni counter. KBM (Kadar Bunuh Minimum) adalah kadar terendah dari antimikroba yang dapat membunuh jamur yang ditandai dengan tidak adanya pertumbuhan jamur pada media SDA atau pertumbuhan koloninya kurang dari 0,1% dari jumlah koloni inokulum awal (Original inoculums/OI) pada medium SDA. Hasil penghitungan koloni jamur yang tumbuh pada media SDA dari masing-masing tabung hasil uji dilusi dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 1 : Hasil Hitung Koloni Jamur Pada Media SDA dari Tabung Hasil Uji Dilusi Ekstrak Etanol gambir. Konsentrasi 50 % 60 % 70 % 80 % 90 % 100 %
I 95 20 19 17 6 0
Jumlah koloni setiap isolate (ulangan) II III IV 69 99 95 65 62 67 28 28 30 15 12 17 10 11 5 0 2 0
Pertumbuhan koloni jamur Candida albicans pada Original inoculum juga dihitung untuk tiap-tiap isolat. Koloni jamur yang tumbuh pada isolat 1 adalah 1356, koloni jamur yang tumbuh pada isolat 2 adalah 1340, koloni jamur yang tumbuh pada isolat 3 adalah 1526 dan koloni jamur yang tumbuh pada isolat 4 adalah 1442, dengan rata-rata jumlah ISSN : 2087-5045
Jumlah
Rata-rata
358 214 105 61 32 2
89,5 53,5 26.25 15.25 8,5 0,5
koloni sebesar 1416. Apabila dilakukan penghitungan untuk menentukan KBM, maka 0,1% dari rata-rata Original inoculums adalah 1,416. Berdasarkan penghitungan jumlah koloni jamur Candida albicans yang tumbuh pada tiap-tiap isolat tersebut, dapat ditentukan (KBM) dari ekstrak gambir yaitu pada media 65
SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015
yang tidak ditumbuhi koloni jamur atau jumlah koloninya < 0,1 % dari Original inoculums. Pada penelitian ini (KBM) ekstrak etanol gambir adalah pada perlakuan dengan konsentrasi 100% karena pada konsentrasi 100% ini rata-rata jumlah koloni jamur yang tumbuh adalah 0,5 . Jumlah koloni ini < 0,1 % dari Original inokulum. Hasil ini memperlihatkan semakin besar konsentrasi ekstrak etanol yang digunakan semakin besar pula kandungan bahan aktif yang berpengaruh terhadap penurunan pertumbuhan jumlah koloni jamur Candida albicans yang tumbuh pada media. Data penghitungan jumlah koloni kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 22.0. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji statistik One-Way ANOVA, Uji korelasi dan uji Regresi. Dari hasil uji One-Way ANOVA didapatkan hasil p=0,004 (p<0,05). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan jumlah koloni Candida albicans yang signifikan pada dua kelompok konsentrasi ekstrak etanol gambir. Dari uji korelasi didapatkan angka signifikansi 0,000 (p value<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ekstrak etanol gambir dengan jumlah koloni jamur Candida albicans. Besar koefisien korelasi Pearson yaitu r=-0,900. Tanda negative menunjukkan hubungan yang terbalik yaitu bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol gambir maka semakin sedikit jumlah koloni Candida albicans yang tumbuh dan sebaliknya. Nilai 0,900 menunjukkan bahwa koefisien korelasinya sangat kuat. Kemudian dari hasil Uji Regresi dapat dikatahui seberapa besar pengaruh pemberian ekstrak etanol gambir terhadap jumlah koloni jamur Candida albicans. Hasil persamaan regresi linearnya adalah Y=5,034-0,048x, dimana Y adalah jumlah koloni jamur Candida albicans, sedangkan X adalah konsentrasi ekstrak etanol gambir. Nilai koefisien R Square (r2) sebesar 0,802 yang menyatakan besarnya derajat keeratan hubungan antara konsentrasi ekstrak etanol gambir dengan jumlah koloni Candida albicans adalah 80,2%. Hal ini berarti kontribusi pemberian ektrak etanol gambir dalam menurunkan jumlah koloni jamur Candida albicans sebesar 80,2%, sedangkan sisanya 19,8% disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak teliti.
ISSN : 2087-5045
Gambir memiliki efek antijamur terhadap jamur Candida albicans diduga karena adanya zat-zat aktif didalam gambir yang larut dalam etanol. Zat aktif utama yang terdapat didalam gambir antara lain berupa senyawa polifenol yaitu katekin dan katekutannat (tannin yang berikatan dengan flavonoid). Katekin merupakan bahan alami yang dihasilkan oleh gambir yang bersifat antioksidan. Katekin merupakan senyawa aktif yang termasuk golongan fenol. Mekanisme kerja fenol berdasarkan denaturasi dan pengendapan protein sel mikroba serta menonaktifkan enzim-enzim. Sebuah penelitian di Jepang menunjukkan bahwa katekin mempunyai efek antifungi yang kuat terhadap Candida albicans di saliva ( Kentaro, 2001). Tanin merupakan suatu senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar yang terdiri dari gugus hidroksi dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil untuk membentuk kompleks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa makromolekul. Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan usus sehingga gerakan peristaltik usus menjadi berkurang. Efek spasmolitik ini diduga dapat mengkerutkan dinding sel jamur Candida albicans, sehingga mengganggu permiabilitas sel, sehingga sel tidak dapat melakukan aktifitas hidupnya yang akhirnya menyebabkan pertumbuhan sel terhambat atau bahkan sel akan mati. Berdasarkan fakta hasil penelitian dimana adanya penurunan jumlah koloni jamur Candida albicans seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak etanol gambir dan diperkuat dengan hasil analisa statistik, maka dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol gambir memiliki efek antifungal terhadap jamur Candida albicans secara in vitro. Pengamatan Kekeruhan dan Analisis terhadap (KHM) Ektrak Air Gambir Pada penelitian ini konsentrasi ekstrak air gambir yang digunakan enam macam yaitu 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100%. Kadar Hambat Minimum adalah kadar terendah dari antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan jamur yang ditandai dengan tidak adanya kekeruhan pada tabung. Berdasarkan hasil uji tabung setelah diinkubasi selama 18-24 jam, kelihatan bahwa tidak bisa 66
SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015
diamati perbedaan tingkat kekeruhan dari larutan yang ada didalam tabung. Hal ini disebabkan karena warna larutan ekstrak air gambir yang pekat. Pengamatan untuk Penentuan KBM Ekstrak Air Gambir Dari masing-masing tabung hasil uji dilusi selanjutnya diambil satu ose dan diinokulasikan pada medium padat SDA,
kemudian diinkubasi pada suhu 37ᴼC selama 18-24 jam. Keesokan harinya dilakukan penghitungan jumlah koloni yang tumbuh pada masing-masing konsentrasi dengan menggunakan coloni counter. Hasil penghitungan koloni jamur yang tumbuh pada media SDA dari masing-masing tabung hasil uji dilusi dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 2 : Hasil Hitung Koloni Jamur Pada Media SDA dari Tabung Hasil Uji Dilusi Ekstrak Air Gambir Konsentrasi 50 % 60 % 70 % 80 % 90 % 100 %
I 564 484 456 396 432 248
Jumlah koloni setiap isolate (ulangan) II III IV 602 496 586 492 502 476 476 482 465 450 442 432 411 420 405 224 154 117
Pada Tabel 2 diatas dapat diketahui hasil penghitungan jumlah koloni jamur Candida albicans yang tumbuh pada tiap-tiap isolat yang menunjukkan bahwa semua konsentrasi pada media SDA ternyata terdapat pertumbuhan jamur.Berdasarkan hasil ini tidak dapat ditentukan (KBM) dari ekstrak air gambir karena jumlah koloni jamur pada semua konsentrasi perlakuan lebih besar dari 0,1 % jumlah koloni Original inoculums.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol gambir (Uncaria gambir Roxb) memiliki efek antifungal terhadap jamur Candida albicans secara in vitro. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol gambir, maka semakin rendah pertumbuhan jamur Candida albicans. Kadar Bunuh Minimal (KBM) ekstrak etanol gambir terhadap jamur Candida albicans adalah konsentrasi 100%.
DAFTAR PUSTAKA Adria,
1998. Pengaruh Ekstrak Gambir Terhadap Hama terong KB Epilachna varivestis Mulsant. Jurnal penelitian tanaman Industri. Vol. IV.4 Bogor.
ISSN : 2087-5045
Jumlah
Rata-rata
2248 1954 1879 1720 1668 743
562 488,50 469,75 430 417 185,75
Agawa,M and Suyama, 2001. Amine oksidase lie activity of flavonoid. Europe Jurnal Biochemryist, 268, 1953-1963. Bakhtiar, A 1991. Manfaat Tanaman Gambir. Makalah Penataran Petani dan Pedagang Pengumpul Gambir di Kecamatan Pangkalan Kab. 50 Kota 29-30 November 1991. FMIPA Unand. Padang 23 hal Dhalimi, A. 2006. Permasalahan Gambir (Uncaria gambir L.) di Sumatera Barat dan Alternatif Pemecahannya. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Jurnal Perspektif. Volume V Nomor 1 hal 46-59. Gani,M., Y, Cuaca., A.Ayucitra dan N, Indraswati, 2013. Ekstraksi Senyawa Fenolik Antioksidan dari Daun dan tangkai Gambir. Jurnal Teknik kimia Indonesia, Vol. 11. No. 5. 250-256. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Badan Litbang Departemen Kehutanan. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta. Kaylaku, S.J. 2012. Formulasi granul Efervesen Kaya Antioksidan dari Ekstrak Daun Gambir. Jurnal Pascapanen. 9(1), 27-34. Bogor. Kresnawaty, I dan A. Zainuddin, 2009. Aktivitas Antioksidans dan Aktibakteri dari Derivat Metil Ekstrak Etanol daun Gambir (Uncaria gambir) Jurnal Littri
67
SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015
15(4), halaman 145-151. ISSN 08538212. Ratnadita, A. 2011. Candidiasis Mulut (Oral Trush), Infeksi Jamur di Mulut. detik Health. Salni, N, Aminasih, R. Sriviona, 2013. Isolasi Senyawa Antijamur dari rimpang lengkuas Putih (Alpinia galanga (L) Wilid) dan Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum terhadap Candida albicans. Proosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. Sari, W.P. 2010. Uji Toksisitas Akut campuran Ekstrak Etanol daun Sirih (Piper betle, L.) dan Ekstrak Kering Gambir (Uncaria gambir, R.) Terhadap Mencit Putih jantan. Skripsi. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Syarif Hidayatullah. Jakarta.
ISSN : 2087-5045
68