Penaksiran Kebutuhan Penguat Kompetensi Profesional Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes
Syafii
PENAKSIRAN KEBUTUHAN PENGUAT KOMPETENSI PROFESIONAL MAHASISWA JURUSAN SENI RUPA FBS UNNES Oleh: Syafii (Dosen Jurusan Seni Rupa FBS Unnes, Magister Pendidikan, e-mail:
[email protected] )
Abstrak Jurusan Seni Rupa FBS Unnes mengelola program studi S1 Pendidikan Seni Rupa dan Seni Rupa dengan membekali mahasiswanya di samping sejumlah mata kuliah wajib juga pilihan. Mata kuliah pilihan sebagai penguat kompetensi profesional mahasiswa Jurusan Seni Rupa telah ditetapkan dalam kurikulum yang pengembangannya tanpa melihat kebutuhan nyata mahasiswa. Masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah relevansi mata kuliah pilihan yang telah ditentukan oleh Jurusan Seni Rupa FBS Unnes dengan kebutuhan mahasiswa? (2) Kompetensi profesional penguat apakah yang diperlukan mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes di luar yang telah ditentukan dalam mata kuliah pilihan?, dan (3) Bagaimanakah peta kompetensi profesional penguat mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes dalam bentuk mata kuliah pilihan? Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, khususnya deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Jurusan Seni Rupa FBS Unnes yang terdaftar pada tahun 2008/ 2009. Sampel penelitian diambil secara aksidental. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah angket. Sesuai dengan pendekatan yang dipilih, teknik analisis data digunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mata kuliah yang dianggap relevan bagi mahasiswa program studi Pendidikan Seni Rupa secara urut adalah Desain Interior, Seni Lukis Potret, Gambar Ilustrasi Buku, Gambar Potret, Desain Taman, Desain Poster, Lukis Batik, Kajian Seni Rupa Anak, Seni Grafis Terapan, dan Gambar Alam Benda. Mahasiswa program studi Seni Rupa Konsentrasi Desain Komunikasi Visual menganggap relevan mata kuliah Desain Web, Fotografi Terapan, Animasi Kartun, Kajian Merk & Periklanan, dan Reprografis. Sementara untuk program Seni Rupa Murni menganggap relevan untuk mata kuliah Fotografi Terapan, Esei Kritik Seni Rupa, Seni Rupa Alternatif, Kajian Seni Rupa Nusantara, dan Kajian Semiotika Visual. Kompetensi lain yang dibutuhkan oleh mahasiswa, khususnya program studi Pendidikan Seni Rupa sebagai penguatan kompetensi profesionalnya adalah mata kuliah Fotografi, Ornamen Nusantara, dan Karikatur. Peta mata kuliah pilihan sebagai penguat kompetensi profesional mahasiswa Jurusan Seni Rupa, bagi mahasiswa Pendidikan Seni Rupa ada sejumlah mata kuliah pilihan yang diunggulkan yakni Gambar Potret, Desain Taman, Desain Interior, dan Lukis Batik. Bagi mahasiswa Seni Rupa Konsentrasi Desain Komunikasi Visual adalah Animasi Kartun, Desain Web, dan Fotografi Terapan. Sementara bagi mahasiswa Seni Rupa Konsentrasi Murni adalah Fotografi Terapan, Seni Rupa Wayang, dan Kajian Semiotika Visual. Saran yang dikemukakan berdasarkan penelitian ini adalah (1) perlu segera disiapkan berbagai sarana yang diperlukan terkait dengan perangkat dan media pembelajaran dan penyiapan fasilitas laboratorium mata kuliah pilihan yang sesuai kebutuhan mahasiswa, dan (2) mata kuliah pilihan perlu disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa. Kata Kunci: penaksiran kebutuhan; mata kuliah pilihan; kompetensi profesional
Pendahuluan Perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan yang bertugas untuk melestarikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks). Dalam rangka pelestarian dan pengembangan ipteks tersebut perguruan tinggi melaksanakan berbagai bentuk pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat yang lazim disebut sebagai tridarma perguruan tinggi. Selanjutnya, diharapkan perguruan tinggi diusahakan mampu menyelenggarakan pendidikan, melakukan penelitian dan pengkajian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memberikan pengabdian kepada masyarakat yang bermanfaat bagi
Vol. VI No. 2 Juli 2010
93
Syafii
Penaksiran Kebutuhan Penguat Kompetensi Profesional Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes
kemanusiaan dan sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Kegiatan mahasiswa dan dosen dikembangkan sesuai dengan disiplin ilmu dan profesinya, antara lain dengan jalan mendorong pengembangan wadah disiplin keilmuan sehingga para mahasiswa dan dosen dapat meningkatkan dan mengembangkan prestasinya untuk berperanserta dalam pembangunan. Sejalan dengan itu terus dikembangkan iklim yang mendukung kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi perguruan tinggi sebagai lembaga keilmuan agar sivitas akademika secara bertanggung jawab dapat mengembangkan pemikiran yang konstruktif dan kreatif baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan maupun pembangunan nasional. Mahasiswa merupakan komponen penting di perguruan tinggi dalam upaya mempersiapkan sumberdaya yang memiliki daya saing. Berangkat dari pemikiran ini maka program-program baik intra, ko, maupun ekstra kurikuler senantiasa diarahkan bagi kepentingan tersebut. Penelitian ini diarahkan pada pengembangan program intra kurikuler. Program ini secara khusus terkait dalam hal pengembangan kurikulum. Sebagaimana diketahui bahwa kurikulum pada dasarnya merupakan upaya lembaga dalam rangka membentuk, membina, dan atau mengembangkan peserta didik ke arah sasaran yang diharapkan. Ada sejumlah kemampuan yang diharapkan dalam upaya membentuk, membina, dan mengembangkan potensi mahasiswa, salah satunya adalah kompetensi profesional. Secara lebih khusus kompetensi profesional ini dipahami sebagai kemampuan yang terkait dengan penguasaan bidang studi atau keahliannya. Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes, khususnya dalam lingkup program S1, terdiri atas program Pendidikan Seni Rupa, dan
94
Seni Rupa. Saat ini bagi kedua program studi ini digunakan Kurikulum 2007 dan 2008 yang menawarkan sejumlah mata kuliah wajib maupun pilihan yang terkait dengan pengembangan kompetensi profesionalnya. Mata kuliah wajib dalam kerangka pengembangan kompetensi profesional ini disesuaikan kebutuhan minimal “tubuh keilmuan seni rupa”. Tubuh keilmuan yang dimaksud meliputi kajian estetika, sejarah senirupa, tinjauan/kritik seni rupa, dan pengalaman studio. Oleh karena itu, pada Kurikulum 2007 dan 2008 Program Studi Pendidikan Seni Rupa dan Seni Rupa antara lain meliputi mata kuliah Estetika Timur, Estetika Barat, Sejarah Seni Rupa (Indonesia, Timur dan Barat), Tinjauan Seni Rupa, Kritik Seni Rupa, dan sejumlah mata kuliah pengalaman studio. Mata Kuliah pengalaman studio yang dikembangkan antara lain adalah Seni Gambar, Seni Lukis, Seni Patung, Seni Grafis, Seni Ukir, Seni Keramik, dan sejumlah mata kuliah Desain. Sementara itu, dalam rangka memberikan penguatan atas kompetesinya itu, Jurusan Seni Rupa menawarkan sejumlah mata kuliah pilihan baik yang diselenggarakan pada program studi Pendidikan Seni Rupa maupun Seni Rupa yang terkait dengan pengembangan kreatif dan kajian. Pada program Pendidikan Seni Rupa aspek kreatif antara lain Seni Grafis Terapan, Gambar Alam Benda, Desain Poster, Seni Lukis Potret, Seni Patung Potret, Gambar Ilustrasi Buku, Gambar Potret, Ukir Kayu, Keramik Seni, Lukis Kaca, Desain Interior, dan Desain Taman. Sementara yang berkaitan dengan aspek kajian adalah Kajian dan Pembinaan Seni Rupa Anak, Manajemen Pendidikan Seni Budaya, Kajian Seni Rupa Nusantara, Kajian Seni Rupa Mancanegara, Esei Kritik Seni Rupa, dan Kajian Semiotika Visual. Pada program studi Seni Rupa mata kuliah pilihan yang ditawarkan tidak begitu
Vol. VI No. 2 Juli 2010
Penaksiran Kebutuhan Penguat Kompetensi Profesional Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes
banyak, dengan asumsi, mahasiswa telah terkonsentrasi pada sejumlah mata kuliah peminatan. Mata kuliah pilihan pada program studi Seni Rupa adalah Kajian Seni Rupa Nusantara, Kajian Seni Rupa Mancanegara, Esei Kritik Seni Rupa, Seni Rupa Wayang, Fotografi Terapan, dan Seni Rupa Alternatif, Esei Kritik Desain, dan Kajian Semiotika Visual. Penentuan sejumlah mata kuliah ini dilakukan dengan pertimbangan asumsi kebutuhan mahasiswa dapat lulus dengan predikat berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi di pasaran kerja. Mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi tambahan di samping kompetensi yang terkait dengan kewenangan utamanya. Namun secara empirik penentuan mata kuliah pilihan ini belum teruji kesesuaiannya dengan kebutuhan mahasiswa. Apakah mata kuliah pilihan yang telah ditetapkan oleh jurusan ini benar-benar menjadi kebutuhan mahasiswa? Inilah yang menjadi pertanyaan utama dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan oleh karena akan dapat diperoleh pemetaan kebutuhan mahasiswa dalam rangka penguatan kompetensi profesionalnya, yang dalam jangka pendek dapat digunakan dalam rangka persiapan sumberdaya yang lebih memadai, sementara dalam jangka panjang akan dapat digunakan dalam rangka pengembangan kurikulum di masa yang akan datang. Bertolak dari uraian tersebut masalah penelitian ini dirumuskan (1) Bagaimanakah relevansi mata kuliah pilihan yang telah ditentukan oleh Jurusan Seni Rupa FBS Unnes dengan kebutuhan mahasiswa? (2) Kompetensi profesional penguat apakah yang diperlukan mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes di luar yang telah ditentukan dalam mata kuliah pilihan?, dan (3) Bagaimanakah peta kompetensi profesional penguat mahasiswa
Syafii
Jurusan Seni Rupa FBS Unnes dalam bentuk mata kuliah pilihan? Tinjauan Pustaka Penaksiran kebutuhan dalam evaluasi program lebih dikenal dengan istilah needs assessment. Menurut Kaufman dan Thomas (1980: 52) needs assessment merupakan determinasi seseorang berada dan seharusnya berada. Artinya apakah kondisi yang dihadapi sekarang ini sesuai dengan harapan yang dicita-citakan. Pandangan tersebut sesuai dengan pendapat Borg dan Gall (1983: 753) bahwa kebutuhan (need) merupakan kesenjangan antara seperangkat kondisi yang ada dengan seperangkat kondisi yang diharapkan. Lebih lanjut Kaufman dan Thomas (1980: 53) menjelaskan needs assessment merupakan proses penentuan kesenjangan antara apa yang ada dengan apa yang seharusnya, penempatan kesenjangan dalam skala prioritas, dan pemilihan kesenjangan dari prioritas yang tertinggi bagi pemecahan kembali. Tahapan dalam melakukan needs assessment dari suatu program, menurut Kaufman dan Thomas (1980: 62-63) adalah (1) identifikasi kondisi yang ada dengan mengumpulkan, mereduksi dan meringkas sejumlah data yang ada, (2) identifikasi apa yang seharusnya, atau apa yang diharapkan, dengan kegiatan sebagaimana pada tahapan pertama dengan memfokuskan pada kecenderungan kondisi yang memungkinkan dilakukan di masa yang akan datang, (3) pembuatan matriks needs assessment yang menampilkan apa yang ada dan seharusnya diinginkan dari berbagai pihak, (4) menyajikan perbedaan pandangan needs assessment dari pihak-pihak yang terlibat tersebut, dan (5) membuat daftar kebutuhan (needs).
Vol. VI No. 2 Juli 2010
95
Syafii
Penaksiran Kebutuhan Penguat Kompetensi Profesional Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes
Needs assessment dalam dunia pendidikan sangat penting terutama dalam pengembangan program. Salah satu program dalam dunia pendidikan adalah apa yang disebut sebagai kurikulum. Kurikulum dipandang sebagai program oleh karena hakikatnya kurikulum adalah rancangan untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik (lihat Mulyasa 2006; Muslich 1994). Dengan demikian, kurikulum sesungguhnya dapat dikatakan sebagai blue-print dunia pendidikan. Dalam tataran normatif kurikulum sebagai blue-print pengalaman belajar kepada peserta didik sudah barang tentu harus menaksir kebutuhan dari berbagai pihak. Kelemahan pengembangan kurikulum dengan model administratif, yakni pengembangan kurikulum yang hanya dilakukan di belakang meja oleh suatu tim mestinya harus digabung dengan model akar rumput (grass-roots) dengan mempertimbangkan pengguna kurikulum, yang di dalamnya termasuk peserta didik (Mulyasa 2006: 99-101). Kembali kepada persoalan kurikulum sebagai rancangan pembelajaran, salah satu orientasi pengembangannya adalah berorientasi pada tujuan (Tyler dalam Lewy 1977: 10-11) yang tampaknya pada akhir-akhir ini diadaptasi menjadi kurikulum yang berorientasi pada kompetensi atau berbasis kompetensi. Kompetensi sering diartikan sebagai kemampuan. Yang dimaksud adalah kemampuan untuk bertindak cerdas dan bertanggung jawab. Kompetensi yang dirumuskan dalam pengembangan kurikulum pada umumnya dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kompetensi, yakni kompetensi personal, sosial, dan profesional. Kompetensi personal adalah kemampuan yang harus dapat ditunjukkan oleh lulusan dengan memiliki kepribadian yang luhur sesuai dengan harapan negara dan masyarakat. Kompetensi sosial ditunjukkan dengan kemampuan untuk hidup beradaptasi dengan
96
masyarakat tempat tinggalnya. Sementara kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai dalam bidang profesinya. Profesi dalam bidang seni rupa, dalam dunia pendidikan sudah barang tentu dikembangkan sesuai dengan body of knowledge seni rupa. Para ahli telah merumuskan bahwa bangunan ilmu seni rupa adalah meliputi sejarah seni rupa, estetika, tinjauan/ kritik seni dan pengalaman studio (Salam, 2001). Oleh karena itu pengembangan kurikulum seni rupa dalam berbagai tingkatan jika orientasinya pada bangunan ilmu tersebut, akan berisi sejumlah pengalaman yang tertuang dalam mata pelajaran atau mata kuliahnya. Dalam rangka pengembangan kurikulum ini, sesuai dengan strukturnya dikenal dengan apa yang disebut dengan core subject, mata pelajaran inti atau mata kuliah inti. Mata pelajaran atau mata kuliah inti wajib diikuti oleh peserta didik, oleh karena tersusun sesuai dengan bangunan ilmu yang dimaksud. Di samping itu ada juga sejumlah mata pelajaran atau mata kuliah pilihan yang digunakan untuk memperkuat core subject akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Dalam kurikulum berbasis kompetensi sering disebut sebagai penguat kompetensi profesional, atau kompetensi profesional tambahan. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara khusus, sesuai dengan masalah, pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Artinya pertanyaanpertanyaan penelitian akan dijelaskan melalui paparan dengan dukungan angka-angka yang menunjukkan besaran dan kecenderungan tertentu.
Vol. VI No. 2 Juli 2010
Penaksiran Kebutuhan Penguat Kompetensi Profesional Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Jurusan Seni Rupa FBS Unnes yang terdaftar pada tahun 2008/2009. Sampel penelitian diambil secara aksidental (yang kebetulan hadir dalam perkuliahan ketika pengumpulan data), yakni dengan menentukan mahasiswa program strata satu Pendidikan Seni Rupa dan Seni Rupa yang telah menggunakan Kurikulum 2008 dan 2007. Alat pengumpulan data penelitian ini adalah angket. Sesuai dengan masalah yang diangkat, angket akan diarahkan untuk mengetahui (1) sebaran mata kuliah pilihan sesuai Kurikulum 2008 dan 2007 yang diminati oleh mahasiswa, dengan format matriks penting tidaknya mata kuliah bagi mahasiswa (lihat Isaac dan Michael 1981: 20), dan (2) kompetensi profesional lain yang belum terakomodasi dalam mata kuliah pilihan Kurikulum 2008 dan Kurikulum 2007 yang Disesuaikan). Sesuai dengan pendekatan yang dipilih, teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Analisis ini meliputi deskripsi persentase, penyajian dalam tabel dan diagram, serta analisis kecenderungankecenderungan terkait dengan mata kuliah pilihan serta kompetensi profesional lain yang diinginkan oleh mahasiswa. Hasil Penelitian Pengembangan Kurikulum Jurusan Seni Rupa Kurikulum merupakan salah satu rancangan pembelajaran yang perlu disusun dengan berbagai pertimbangan, terutama pertimbangan kebutuhan masyarakat pada masa yang akan datang. Menyadari hal tersebut Jurusan Seni Rupa FBS Unnes senantiasa mengembangkan kurikulum pendidikan secara berkala. Tercatat saat ini, berlaku kurikulum tahun 2005, dan 2008, baik
Syafii
untuk program kependidikan maupun non kependidikan. Kedua kurikulum (khusus program kependidikan) merupakan pengembangan dari Kurikulum 1995 dan 2002. Kurikulum tahun 1995 program studi Pendidikan Seni Rupa dikembangkan berdasarkan tuntutan atas program pengembangan tenaga kependidikan sekolah menengah. Walaupun secara utama lulusannya diprogramkan menjadi guru sekolah menengah, melalui kurikulum 1995 ini, disiapkan juga program fleksibilitas dan profesional. Program fleksibilitas terinci atas fleksibilitas vertikal dan horisontal. Melalui program fleksibilitas vertikal lulusan program studi Pendidikan Seni Rupa (IKIP Semarang ketika itu) tidak hanya disiapkan menjadi tenaga guru pada sekolah menengah akan tetapi juga pendidikan dasar, termasuk guru Taman Kanak-Kanak dengan spesialisasi Seni Rupa. Kurikulum tahun 2002 (baik program kependidikan dan non Kependidikan) dirancang berdasarkan bergulirnya konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi, dan bergaungnya empat pilar pendidikan (learning to do, learning to know, learning to be, dan learning to live together) yang dicanangkan UNESCO. Pemikiran kurikulum berbasis kompetensi ini, sesungguhnya telah lama dirintis oleh program studi Pendidikan Seni Rupa Unnes sejak tahun 1979 sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang menerapkan prinsip Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi yang lebih dikenal dengan PGBK. Konsep PGBK ini merinci kompetensi guru ke dalam kompetensi personal, sosial, dan profesional. Kompetensi personal merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dengan berkepribadian yang bersumber pada nilai-nilai budaya bangsa. Kompetensi sosial merupakan kemampuan lulusan agar adaptif untuk hidup di lingkungan masyarakat. Sementara
Vol. VI No. 2 Juli 2010
97
Syafii
Penaksiran Kebutuhan Penguat Kompetensi Profesional Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes
kompetensi profesional mempersiapkan lulusan agar memiliki kemampuan untuk mengajar di depan kelas sesuai dengan bidang keahliannya, yakni pendidikan seni rupa. Kompetensi profesional ini dirinci ke dalam 10 kompetensi dasar, antara lain menguasai bidang studi termasuk bidang studi yang diajarkan di sekolah, menguasai pengelolaan kelas, mampu merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi pembelajaran, serta mampu menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Kurikulum 2005 dan 2008, sesungguhnya merupakan penyempurnaan atas kurikulum 2002, dengan memasukkan sejumlah mata kuliah pilihan dan penambahan sejumlah mata kuliah umum. Dengan demikian kurikulum yang dilaksanakan saat ini tetap mempertimbangkan prinsip pengembangan kompetensi, commond ground, dan fleksibilitas. Mengacu kepada pengembangan kurikulum berdasarkan kompetensi, mata kuliah pada Jurusan Seni Rupa UNNES dikelompokkan ke dalam mata kuliah MPK, MKK, MKB, MPB, dan MBB. Struktur Mata Kuliah Keahlian Berkarya terutama diarahkan berdasarkan konsep DBAE (Dicipline-Based Art Education) yang menekankan materi-materi berkaitan dengan Estetika, Sejarah Seni, Kritik Seni, dan Pengalaman Studio. Di samping itu beberapa mata kuliah dikembangkan berdasarkan tinjauan atau perspektif keilmuan Pertimbangan pengembangan kurikulum program studi Pendidikan Seni Rupa berikutnya adalah potensi lokal wilayah Semarang dan sekitarnya, serta Jawa Tengah pada umunya. Potensi lokal yang ada adalah kerajinan ukir di Jepara, kerajinan keramik yang hampir menyebar di semua daerah dan kerajinan batik di Pekalongan, Surakarta, Lasem, dan sebagainya. Untuk mengantisipasi hal tersebut program studi Pendidikan Seni Rupa UNNES mengembangkan mata kuliah
98
yang bermuatan lokal, yakni mata kuliah Seni Ukir, Keramik, dan Lukis Batik. Di samping itu, bergayut dengan konsep pendidikan multikultural dikembangkan mata kuliah Ornamen Nusantara, agar mahasiswa lebih peka tentang kekayaan seni nusantara, seni ornamen khususnya, dalam rangka mengembangkan potensi lokal. Pengembangan potensi lokal dan pendidikan multikultural terutama diarahkan dalam rangka pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah. Namun demikian, Jurusan Seni Rupa Unnes juga memperhatikan merambahnya perkembang-an teknologi, terutama komputer di bidang seni rupa dan desain. Dengan pertimbangan ini, maka bagi mahasiswa disiapkan mata kuliah Grafis Komputer 1 dan 2 masing-masing 2 SKS. Dengan demikian, lulusan program studi Pendidikan Seni Rupa dan Seni Rupa Unnes diharapkan memiliki kompetensi dalam bidang pengembangan kesenian baik lokal, nasional, maupun internasional. Dalam rangka mengembangkan kompetensi profesional yang lebih spesifik bagi mahasiswa disiapkan bentuk-bentuk perkuliahan yang dapat dipilih. Mata kuliah pilihan ini adalah Skripsi dan sejumlah mata kuliah. Skripsi merupakan mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa program sarjana dalam bentuk penelitian, akan tetapi kenyataan menunjukkan mahasiswa Seni Rupa Unnes cukup kesulitan untuk menyelesaikannya. Bertolak dari hal tersebut Jurusan Seni Rupa mengembangkan alternatif penulisan skripsi dalam bentuk pengembangan karya seni rupa. Kegiatan ini mirip dengan penelitian laboratorium yang dilakukan dalam bidang eksakta dan teknik. Bentuk perkuliahan ini diberi label “Proyek Studi” yang dianggap equivalens dengan penulisan skripsi. Mata kuliah lain yang dikembangkan menjadi mata kuliah pilhan pada Program Studi
Vol. VI No. 2 Juli 2010
Penaksiran Kebutuhan Penguat Kompetensi Profesional Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes
Pendidikan Seni Rupa adalah Seni Grafis Terapan, Gambar Alam Benda, Desain Poster, Kajian dan Pembinaan Seni Rupa Anak, Manajemen Pendidikan Seni Budaya, Seni Lukis Potret, Seni Patung Potret, Gambar Ilustrasi Buku, Gambar Potret, Ukir Kayu, Keramik Seni, Lukis Batik, Desain Interior, Desain Taman, Kajian Seni Rupa Nusantara, Kajian Seni Rupa Mancanegara, Esai Kritik Seni Rupa, dan Kajian Semiotika Visual. Matamata Kuliah pilihan ini disiapkan bagi mahasiswa yang ingin mengakhiri studinya lebih dari 144 SKS dan maksimal 160 SKS. Mata kuliah pilihan yang disiapkan untuk Program Studi Seni Rupa antara lain adalah Kajian Seni Rupa Nusantara, Kajian Seni Rupa Mancanegara, Esai Kritik Seni Rupa, dan Kajian Semiotika Visual, Seni Rupa Wayang, Fotografi Terapan, dan Seni Rupa Alternatif (untuk Konsentrasi Seni Rupa Murni). Mata kuliah Kajian Seni Rupa Nusantara, Esei Kritik Deskomvis, Kajian Semiotika Visual, Fotografi Terapan, Desain Website, Animasi Kartun, Reprografis, dan Kajian Merek & Periklanan untuk Konsentrasi Desain Komunikasi Visual. Mata-mata Kuliah pilihan ini disiapkan bagi mahasiswa yang ingin mengakhiri studinya dengan rentangan 144 SKS dan maksimal 160 SKS. Relevansi Mata Kuliah Pilihan Jurusan Seni Rupa FBS Unnes, saat ini mengelola 2 (dua) buah program S1, yakni Pendidikan Seni Rupa dan Seni Rupa. Program studi Seni Rupa memiliki 2 (dua) konsentrasi yakni Desain Komunikasi Visual dan Seni Rupa Murni. Kesemua program tersebut menyediakan sejumlah mata kuliah sebagaimana yang telah disiapkan dalam kurikulum. Guna melihat tingkat relevansi mata kuliah pilihan yang disiapkan dalam kurikulum dan kebutuhan mahasiswa dilakukan dengan
Syafii
melihat proporsi atau persentase mahasiswa yang menentukan pilihan (tingkat relevansi lihat bagian metode penelitian). Secara berturut-turut paparan berikut mendeskripsikan tingkat relevansi mata kuliah pilihan pada program studi Pendidikan Seni Rupa, Seni Rupa Konsentasi Desain Komunikasi Visual dan Seni Rupa Konsentrasi Murni. Berdasarkan angket yang diisi oleh mahasiswa Pendidikan Seni Rupa sejumlah 66 orang yang menjadi responden penelitian ini menunjukkan bahwa kedelapanbelas mata kuliah yang ditawarkan semuanya ada peminatnya, paling rendah adalah mata kuliah Seni Patung Potret (6,06%) dan paling tinggi adalah mata kuliah Desain Interior (81,82%). Jika dilihat tingkat relevansi dari cukup relevan ke atas maka mata kuliah yang relevan bagi kebutuhan mahasiswa secara berturutan adalah Desain Interior (81,82%), Seni Lukis Potret (71,21%), Gambar Ilustrasi Buku (68,18%), Gambar Potret (63,64%), Desain Taman (62,12%), Desain Poster (57,58%), Lukis Batik (56,06%), Kajian Seni Rupa Anak (50,00%), Seni Grafis Terapan (46,97%), dan Gambar Alam Benda (43,94%). Simpulan yang dapat ditarik secara umum adalah mahasiswa Pendidikan Seni Rupa memiliki kecenderungan tertarik pada mata kuliah pilihan yang bersifat praktikum dibanding teori. Sementara mata kuliah prakatik yang dipilih berkecenderungan pada karya dua dimensi yakni yang berbasis lukis, gambar dan grafis. Mahasiswa Program Studi Seni Rupa konsentrasi Desain KomunikasiVisual dengan sampel 62 orang (angkatan 2007 dan 2008) menunjukkan bahwa mata kuliah pilihan yang memiliki tingkat relevansi sangat tinggi adalah Fotografi Terapan (98,38%), Desain Web (100,00%), Animasi Kartun (87,10%) dan Kajian Merk & Periklanan (87,10%), sementara yang cukup relevan yakni mata kuliah
Vol. VI No. 2 Juli 2010
99
Syafii
Penaksiran Kebutuhan Penguat Kompetensi Profesional Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes
Reprografis (53,23%). Yang tidak memiliki relevansi yang signifikan adalah mata kuliah teori. Semua mata kuliah teori memiliki tingkat relevansi tidak relevan kecuali Kajian Merk & Periklanan. Oleh karena itu pula dapat disimpulkan mahasiswa program studi Seni Rupa Konsentrasi Desain Komunikasi Visual juga berkecenderungan untuk memilih mata kuliah yang bersifat praktik, khususnya yang berbasis teknologi. Responden mahasiswa program studi Seni Rupa Konsentrasi Murni tidak banyak, oleh karena jumlah populasinya memang tidak sebanyak program studi yang telah diuraikan di atas. Dalam penelitian ini hanya ada 6 (enam) orang yang menjadi responden. Berdasarkan isian responden menunjukkan bahwa mahasiswa Seni Rupa Murni hanya menganggap mata kuliah pilihan yang tidak relevan adalah Kajian Seni Rupa Mancanegara, sementara mata kuliah lain yang ditawarkan ditanggapi cukup sampai dengan sangat relevan. Bahkan yang cukup mengejutkan semua responden (100%) memilih mata kuliah Fotografi Terapan sebagai pilihannya. Secara urut berdasarkan proporsi mata kuliah yang dianggap relevan oleh responden adalah Fotografi Terapan (100%), Esei Kritik Seni Rupa (83,33%), Seni Rupa Alternatif (83,33%), Kajian Seni Rupa Nusantara (66,67%), Kajian Semiotika Visual (50,00%), dan Seni Rupa Wayang (50,00%). Kompetensi Penguat Profesional Lain Kompetensi penguat profesional lain yang dimaksud adalah kompetensi yang terbangun pada diri mahasiswa di luar yang telah ditetapkan oleh kurikulum. Hal tersebut dida-sarkan pada pemikiran bahwa kurikulum yang baik adalah jika mempertimbangkan banyak faktor, salah satunya adalah kebutuhan mahasiswa. Responden yang menanggapi atas hal tersebut hanyalah mahasiswa program studi
100
Pendidikan Seni Rupa, itu pun tidak banyak. Mata kuliah yang diusulkan adalah Fotografi, Ornamen Nusantara, dan Karikatur. Fotografi dalam program studi Pendidikan Seni Rupa memang tidak tersaji secara monolitik menjadi mata kuliah akan tetapi menjadi salah satu bahasan dalam mata kuliah Seni Grafis 2, oleh karena itu dapat dipahami jika mahasiswa mengharapkan untuk tersaji sebagai mata kuliah. Mata Kuliah Ornamen Nusantara sesungguhnya sudah tersaji dalam mata kuliah wajib, namun ternyata mata kuliah ini menjadi yang diharapkan tersaji kembali sebagai mata kuliah pilihan. Ini menunjukkan bahwa di antara mahasiswa ada yang menyukai mata kuliah yang berbasis tradisi. Terakhir adalah mata kuliah Karikatur, walaupun kemampuan mahasiswa dalam menggambar karikatur telah terakomodasi dalam mata kuliah Ilustrasi namun tampaknya di antara mahasiswa tersebut masih memerlukan penguatan untuk dijadikan mata kuliah tersendiri. Pemetaan Mata Kuliah Pilihan pada Jurusan Seni Rupa Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, mata kuliah yang memiliki tingkat relevansi cukup sampai dengan sangat relevan pada program studi Pendidikan Seni Rupa adalah mata kuliah Seni Lukis Potret, Seni Grafis Terapan, Gambar Ilustrasi Buku, Gambar Potret, Gambar Alam Benda, Lukis Batik, Desain Interior, Desain Taman, Desain Poster dan Kajian Seni Rupa Anak. Mahasiswa program studi Pendidikan Seni Rupa dalam hal pemilihan mata kuliah tersebut, berdasarkan ranking yang diberikan Gambar Potret sebagai urutan pertama, Desain Taman urutan kedua dan Lukis Batik sebagai urutan ketiga. Sementara mata kuliah lain menjadi urutan berikutnya. Peringkat ini didasarkan prioritas yang dibuat oleh mahasiswa.
Vol. VI No. 2 Juli 2010
Penaksiran Kebutuhan Penguat Kompetensi Profesional Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes
Mahasiswa program studi Seni Rupa Konsentrasi Desain Komunikasi Visual, memilih mata kuliah Fotografi Terapan, Desain Web, Animasi Kartun, Reprografis dan Kajian Merk & Periklanan. Pemetaan yang dibuat berdasarkan perhitungan rerata rangking secara urut dari yang paling tinggi sampai dengan yang terendah adalah Animasi Kartun, Desain Web, dan Fotografi Terapan, Kajian Merk & Periklanan, dan Reprografis. Sementara mahasiswa program studi Seni Rupa Konsentrasi Murni mata kuliah pilihan yang menjadi kebutuhannya adalah Kajian Seni Rupa Nusantara, Esei Kritik Seni Rupa, Kajian Semiotika Visual, Seni Rupa Wayang, Fotografi Terapan, dan Seni Rupa Alternatif. Setelah dibuat perangkingan mata kuliah tersebut dapat dipetakan secara urut Fotografi Terapan, Seni Rupa Wayang, Kajian Semiotika Visual, Seni Rupa Alternatif, Esei Kritik Seni Rupa, dan Kajian Seni Rupa Nusantara. Penutup Berdasarkan paparan data yang diuraikan di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut (1) Mata kuliah pilihan yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang dianggap relevan bagi mahasiswa program studi Pendidikan Seni Rupa secara urut adalah Desain Interior, Seni Lukis Potret, Gambar Ilustrasi Buku, Gambar Potret, Desain Taman, Desain Poster, Lukis Batik, Kajian Seni Rupa Anak, Seni Grafis Terapan, dan Gambar Alam Benda. Mata kuliah yang dianggap relevan oleh mahasiswa program studi Seni Rupa Konsentrasi Desain Komunikasi Visual adalah Desain Web, Fotografi Terapan, Animasi Kartun, Kajian Merk & Periklanan, dan Reprografis. Sementara mahasiswa program Seni Rupa Murni menganggap relevan untuk mata kuliah Fotografi Terapan, Esei Kritik Seni Rupa, Seni
Syafii
Rupa Alternatif, Kajian Seni Rupa Nusantara, dan Kajian Semiotika Visual, (2) Komptensi lain yang dibutuhkan oleh mahasiswa, khususnya program studi Pendidikan Seni Rupa sebagai penguatan kompetensi profesionalnya adalah mata kuliah Fotografi, Ornamen Nusantara, dan Karikatur, dan (3) Peta mata kuliah pilihan sebagai penguat kompetensi profesional mahasiswa Jurusan Seni Rupa dapat dijelaskan sebagai berikut. Bagi mahasiswa Pendidikan Seni Rupa ada sejumlah mata kuliah pilihan yang diunggulkan yakni Gambar Potret, Desain Taman, Desain Interior, dan Lukis Batik. Bagi mahasiswa Seni Rupa Konsentrasi Desain Komunikasi Visual adalah Animasi Kartun, Desain Web, dan Fotografi Terapan. Sementara bagi mahasiswa Seni Rupa Konsentrasi Murni adalah Fotografi Terapan, Seni Rupa Wayang, dan Kajian Semiotika Visual. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dikemukakan saran sebagai berikut .(1) Dalam rangka mengantisipasi penyelenggaraan perkuliahan yang menjadi unggulan mahasiswa perlu segera disiapkan berbagai sarana yang diperlukan. Sarana yang dimaksud terkait dengan perangkat dan media pembelajaran dan penyiapan fasilitas laboratorium. (2) Penyusunan kurikulum di masa yang akan datang perlu memperhati-kan kebutuhan mahasiswa atas kemampuan yang menurut anggapan mereka relevan sebagaimana yang ditemukan melalui penelitian ini. Daftar Pustaka Borg, W.R. dan Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction. New York: Longman. FBS UNNES. 2008. Buku Panduan Fakultas Bahasa dan Seni. Semarang: Unnes.
Vol. VI No. 2 Juli 2010
101
Syafii
Penaksiran Kebutuhan Penguat Kompetensi Profesional Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes
Kaufman, R. dan Thomas, S. 1980. Evaluation Without Fear. New York: New Viewpoints. Lewy, A. (Ed.). 1977. Handbook of Curriculum Evaluation. New York: Longman. Muslich, M. 1994. Dasar-dasar Pemahaman Kurikulum 1994. Malang: YA 3. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Salam, S. 2001. Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar. Makassar: UNM.
102
Vol. VI No. 2 Juli 2010
Penaksiran Kebutuhan Penguat Kompetensi Profesional Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unnes
Vol. VI No. 2 Juli 2010
Syafii
103