Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
PEMODELAN DENGAN PENDEKATAN KONSEPTUAL UNTUK SUPPLY CHAIN EVENT MANAGEMENT PADA PROSES PENGADAAN Ali Ridwan1) dan Iwan Vanany2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail:
[email protected] 2) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Tujuan dari Supply Chain Event Management (SCEM) adalah meningkatkan proses bisnis supply chain untuk merespon peristiwa yang mengganggu, termasuk dalam proses pengadaan. Salah satu Perusahaan Minyak Indonesia, diharapkan untuk tepat waktu dalam menyelesaikan setiap proses pengadaan yang pada akhirnya sejalan dengan salah satu tujuan perusahaan dalam supply chain yaitu Waktu Yang Tepat. Namun demikian, sebagai kontraktor Production Sharing Contract (PSC), wajib melakukan beberapa tugas wajib dalam setiap proses pengadaan sebagaimana dibimbing oleh Otorita. Selain itu, jumlah kegiatan pengadaan yang dihasilkan, menyaratkan untuk memiliki dukungan dari alat yang bisa memonitor tugastugas, memberi tahu orang yang bersangkutan, mensimulasikan tindakan, mengontrol kualitas proses dan mengukur kinerja (Steven & Kruger, 2004). Walaupun perusahaan sudah dilengkapi dengan dua sistem utama, yaitu ERP dan ECM, persyaratan di atas dukungan sebagai alat tidak dapat sepenuhnya terwujud. Penelitian ini akan didukung oleh data dari dua sistem utama yang disebutkan di atas. Modeling telah dikembangkan menggunakan ARIS Express 2.4 dengan dasar pemodelan ERM (Chen, 1976) yang didukung oleh ComputerAided Software Engineering, EPC (Mendling & Nuttgens, 2003) dan BPMN untuk memenuhi tugas-tugas utama SCEM (Steven & Kruger, 2004). Kata kunci: Supply Chain Event Management, Proses Bisnis, Waktu untuk Pengadaan PENDAHULUAN Sebagai Kontraktor Production Sharing Contract (PSC), PT. X E&P Indonesia (XEPI) melakukan suatu kegiatan usaha hulu minyak dan gas pada area di bawah sebuah perjanjian dengan Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh SKK Migas sebagai otoritas. Kegiatan yang dilakukan di bawah PSC dipandu oleh Otoritas dalam bentuk beberapa pedoman yang dikeluarkan. Salah satu kegiatan yang penting adalah manajemen supply chain yang dipandu dengan nomor pedoman 007. Dengan memiliki tingkat aktivitas operasional yang tinggi, XEPI harus memiliki Supply Chain Management (SCM) kuat yang terdiri dari metode, alat atau pendekatan dalam mengelola supply chain (Pujawan & Mahendrawati, 2010), atau sistem antar fungsional yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu mendukung dan mengelola hubungan antara beberapa proceses bisnis utama perusahaan dan orang-orang dari pemasok, pelanggan, dan mitra bisnis (O'Brien & Marakas, 2009). Tanggung jawab yang dimiliki oleh Divisi Kontrak dan Pengadaan sebagai aktor utama manajemen supply chain untuk melakukan proses pengadaan, yang sejalan dengan ISBN : 978-602-70604-0-1 A-25-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
pedoman dari Otoritas yang terdiri dari beberapa tugas wajib. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan risiko dalam pemenuhan tujuan waktu yang tepat, yang selanjutnya mensyaratkan untuk memiliki dukungan dari alat yang bisa memonitor tugas-tugas, memberi tahu orang yang bersangkutan, mensimulasikan tindakan, mengontrol kualitas proses dan mengukur kinerja. Secara internal, untuk mendukung manajemen supply chain, XEPI memanfaatkan dua solusi utama yaitu Enterprise Resource Planning (ERP) dan Enterprise Contract Management (ECM). Solusi pertama adalah ERP, tulang punggung teknologi e-bisnis, kerangka transaksi enterprisewide dengan link ke pemrosesan order penjualan, manajemen persediaan dan kontrol, produksi dan perencanaan distribusi, dan keuangan (O'Brien & Marakas, 2009). Pada dasarnya, fungsi manajemen supply chain yang ditawarkan oleh modul SCM dalam ERP telah didukung oleh Supply Chain Manajemen Event (SCEM). Namun, versi ERP yang digunakan oleh XEPI masih belum bisa mewujudkan fungsi SCEM karena versi ERP yang ada tidak dilengkapi dengan solusi untuk merekam setiap tugas wajib yang dibutuhkan oleh Otoritas dalam proses pengadaan. ERP tanpa fungsi untuk memonitor tugas wajib dalam proses pengadaan dapat menyebabkan penundaan untuk tugas yang berurutan untuk menyelesaikan proses. Solusi kedua adalah ECM yang digunakan untuk menghasilkan semua dokumen dan kontrak pengadaan. Ini dilengkapi dengan fungsi process plan yang dapat mendukung pengguna untuk merencanakan tugas-tugas mereka dalam melakukan setiap proses pengadaan dan mencatat tanggal yang sebenarnya. Selain penjelasan atas fungsi SCEM oleh O'Brrien & Mara-kas (2009, hal. 325), Istilah SCEM banyak digunakan secara membingungkan. Di satu sisi, istilah SCEM ini ditandai sebagai konsep keseluruhan, yang abstrak dari aspek teknis tertentu (Winkelmann, Fleischer, Herwig, & Becker, 2009). Konsep SCEM adalah proses dan sistem perusahaan agar waspada terhadap perubahan yang tidak direncanakan dalam supply chain atau peristiwa lainnya sehingga mereka dapat merespon dengan alternatif. Himpunan fungsionalitas yang terintegrasi melintasi lima proses bisnis dari Monitor, Notifikasi, Simulasikan, Kendali, dan Pengukuran kegiatan supply chain (Bensel, Fürstenberg, & Vogeler, 2008). Berdasarkan kondisi itu, XEPI membutuhkan solusi untuk memantau jumlah tugas wajib dalam proses pengadaan, dengan sekitar 2 ribu proses dalam satu tahun, di mana sebagai konseptual dapat dilindungi oleh SCEM.
Tingkat Perenca naan (Supply Chain Planning) Tingkat
Operasio nal (Supply Chain Event Managemen t)
• Perkiraan permintaan terkoordinasi • Alokasi stok dan kapasitas terkoordinasi • Disain proses bisnis terkoordinasi • Sistem informasi terkoordinasi
• Waktu yang dibujetkan untuk proses yang terkoordinasi • Informasi tepat wakty untuk proses lebih lanjut • Reaksi cepat terhadap deviasi rencana • Sistem informasi terkoordinasi
Minimalisasi “peristiwa”
Minimalisasi konsekuensi “peristiwa”
Gambar 1. Tujuan SCEM ISBN : 978-602-70604-0-1 A-25-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model denga pendekatan konseptual untuk SCEM dalam proses pengadaan. Pemodelan dapat mengintegrasikan solusi ERP dan ECM yang menjadi salah satu titik informasi yang akan digunakan untuk pemantauan, pemberitahuan, simulater, kendali dan mengukur semua tugas proses pengadaan. Model yang akan dikembangkan dalam penelitian ini akan menjadi salah satu yang sesuai untuk mencapai tujuan Waktu yang Tepat yang sejalan dengan satu aplikasi SCEM, Strategic SCEM: Meningkatkan Kualitas Perencanaan untuk proses pengadaan di XEPI METODE Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, penelitian ini dirancang dengan menerapkan langkah-langkah yang dijelaskan dalam penelitian sebelumnya (Winkelmann, Fleischer, Herwig, & Becker, 2009) : Pengetahuan Umum
Latar Belakang Masalah
Pustaka
Rumusan Masalah dan Teroritikal Model
Teori
Metoda Konstruksi Pemodelan
Metoda Implementasi Pemodelan
Studi Kasus
Metoda Evaluasi Pemodelan
Metoda Perbaikan
Butuh Koreksi ?
No Hasil, Kesimpulan dan Saran
Ya
Selanjutnya, penelitian ini juga akan didukung oleh metodologi yang digunakan dalam pemodelan konseptual untuk arus informasi dengan berbasis peristiwa. Pemodelan ini akan disesuaikan dengan kebutuhan informasi ditambah pembatasan dalam supply chain dan proses bisnis untuk Kontraktor Production Sharing Contract dengan SKK Migas. Dari kajian literatur dan beberapa sumber, ditemukan bahwa beberapa metodologi mungkin berlaku tapi masih tidak dapat sepenuhnya memodelkan perusahaan dengan tipe Production Sharing Contract di Minyak dan Gas Bumi seperti XEPI. Untuk itu, model ini akan melibatkan dua sistem utama yang digunakan dalam XEPI, yaitu ERP dan ECM.
Gambar 2. Desain Penelitian
Metodologi konstruksi pemodelan untuk melaksanakan SCEM akan mengacu pada tugastugas utama SCEM, yang merupakan definisi proses supply chain yang sudah diaplikasikan di XEPI, identifikasi objek logistik referensi dari proses bisnis saat ini dan definisi peristiwa yang sudah disesuaikan dengan proses yang yang dipandu dalam PTK 007 Buku Kedua, desain status pemberitahuan dan pengembangan dari aturan bisnis di divisi pengadaan di XEPI. Pemodelan SCEM akan menggunakan Entity-Relationship Model (ERM) (Chen, 1976) yang telah menjadi model di seluruh dunia yang digunakan untuk mewakili bahasa pemodelan konseptual (Becker, Janiesch, Pfeiffer, & Seidel, 2006). Event-driven Process Chain (Mendling & Nuttgens, 2003) yang digunakan untuk menentukan peristiwa yang ada dalam model SCEM. ARIS Express 2.4, aplikasi dari Software AG yang akan digunakan dalam langkah pemodelan. Pemodelan ini akan dilakukan dalam dua arah untuk tugas tengah yaitu simulasi. Modeling untuk pemantauan dan pemberitahuan akan dilakukan untuk menentukan peristiwa apa yang dapat disimulasikan. Kemudian pemodelan untuk mengukur dan kendali akan
ISBN : 978-602-70604-0-1 A-25-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
dibentuk untuk menyediakan pengukuran dan pengendalian yang sesuai untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan masih dalam jalur dikendalikan untuk simulasi lebih lanjut. HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi Model dengan Melakukan Tugas Utama SCEM Tugas utama pertama konstruksi model adalah pendefinisian proses pengadaan. Tender Document OK
7:30 am Obtain Document Approval
Check new incoming PR
Prepare for Distribution
Invite Participants for Briefing
Announce Tender Tender for Launch
PR in ERP
Participants are Briefed
Brief Participants
Above 5M$? New PR Received
Tender Announced
Tender Document
Closing Date is defined
Notify Disapproved Doc Record PR nb in ECM TP Sent to CRD
Create Tender Document
Register interested Participant
Minutes of Meeting
Bidder List
Obtain Authority Approval
Submit Tender Plan
Draft Tender Document
RFQ in ERP
Invitation
Tender for Launch
Obtain Approval
Check Sufficient participant
TP Approved
Document in ECM
Gambar 3. BPMN sebagian proses pengadaan
Tugas utama kedua konstruksi model identifikasi obyek referensi logistik Berdasarkan definisi Pengadaan procesess di atas, obyek referensi logistik yang menjadi pemicu peristiwa didefinisikan dengan mengubah proses bisnis menggunakan BPMN menjadi EPC. EPC yang dikembangkan berdasarkan BPMN kemudian dirangkum untuk mendapatkan peristiwa penting dan kritis yang memicu proses pengadaan. Peristiwa penting memiliki objek yang merangsang perubahan status yang kemudian disebut sebagai Logistical Referential Object (LRO) proses pengadaan: a. Permintaan Pembelian b. Instruksi Kepada Peserta Pengadaan c. Rencana Pengadaan d. Aturan Pengadaan dan Evaluasi e. Persyaratan Administrasi f. Hasil Evaluasi Penawaran Teknis g. Hasil Evaluasi Penawaran Komersial h. Rekomendasi untuk Award i. Persetujuan Award j. Pemberian Perintah Kerja/ Kontrak k. Tandatangan Perintah Kerja / Kontrak
PR Received
IT system ITB
ERP
Prepare Document
Buyer
PR Document (ITB) Ready
PR
Check PR Value
Buyer
Equal and above 5M$
Below 5M$ IT system
Prepare Tender Plan to Authority
Launch Tender Tender Plan Aproved
Tender Launched
Buyer
Tugas utama ketiga adalah pendefinisian peristiwa Peristiwa-peristiwa yang berlaku pada LRO yang terungkap pada desain EPC pada akhirnya disajikan dalam tabel peristiwa yang harus diperhatikan dalam proses pengadaan.
ISBN : 978-602-70604-0-1 A-25-4
Buyer
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
Table 1. Peristiwa yang terhubung dengan Obyek Logistik
No LRO
Rules Basic Ratio
1
PR
Req.date Req.Value ITB Valid.date TP Valid.date ER Perf.Date AR Open.Date TE Result.Date CE Result.Date RTA Valid.Date AA Valid.Date CNT Award.Date SCNT Sign.Date
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Events
Exp
Calc Ratio
< > > > > > > > > > > >
Stat.Date 5M$ Stat.Date Target.Date Plan.Date Plan.Date Plan.Date Plan.Date Plan.Date Target.Date Target.Date Plan.Date
Urgent request received Authority threshold request Received Document preparation delayed TP approval delayed Pre Bid meeting delayed Closing Date delayed Technical Evaluation delayed Commercial Evaluation delayed RTA preparation delayed RTA approval delayed Award delayed Contract Signatory delayed
Tugas utama keempat adalah desain status notifikasi Setiap peristiwa dapat diberikan sarana untuk notifkasi, tapi harus dipilih agar tidak menjadi gangguan kepada semua pihak karena jumlah notifikasi yang dapat berlebihan. Kemudian notifikasi diarahkan sesuai dengan desain ERM yang telah ditentuakan seperti Gambar 4. M
Department User
N
Procurement Process
Buyer
I
I
Order
I
I
Buyer Task
Order
I
N
Supplier
Planning Tasks
M
N
Procurement Task
Procurement Events
Gambar 4. ERM untuk notifikasi peristiwa
Tugas utama yang ke-lima adalah pengembangan aturan bisnis Dengan memiliki model dan relasi yang terbentuk dari hasil pelaksanaan tugas-tugas utama sebelumnya, untuk menjadikan bagian dari proses dan aturan bisnis, maka disusunlah Standard Operating Procedure dan Working Instruction yang salah satunya mengenai bekerja dengan procurement plan di ECM. Aturan bisnis lainnya adalah SOP untuk melakukan sharing experience dan membuat quality feedback notice atas proses pengadaan yang secara pengendalian kualitas melewati batas atas kendali. Mengimplentasikan Model dengan pengembangan perangkat lunak SCEM Untuk tujuan pengembangan aplikasi, bahwa halaman SCEM di XEPI kemudian disebut sebagai "SCHEMA", terletak di XEPI intranet yang dapat diakses oleh personel yang dilengkapi dengan PC atau laptop yang terhubung ke jaringan perusahaan. Coding HTML dan ASP dilakukan dengan menggunakan Microsoft Frontpage. Grafik yang ditampilkan dalam skema didukung oleh template yang awalnya dikembangkan oleh www.highcharts.com. ISBN : 978-602-70604-0-1 A-25-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
Semua ASP coding yang ditulis oleh peneliti yang didukung oleh divisi Informasi dan Telekomunikasi di XEPI untuk pengembangan arsitektur intranet. Studi Kasus dengan SCHEMA sebagai perangkat lunak hasil pemodelan. Dalam rangka untuk memastikan SCHEMA yang dapat memenuhi tujuan konseptual, studi kasus digunakan untuk menguji: 1. Kasus penanganan untuk pembelian permintaan yang dikeluarkan oleh ERP ke dalam proses pengadaan yang tercatat dalam ECM 1. Hal ini untuk menunjukkan bahwa fungsi pemantauan dapat menciptakan informasi yang efisien antara ERP dan ECM. 2. Kasus proses pengadaan akan membandingkan tanggal yang direncanakan dengan tanggal aktual yang tercatat dalam ECM, dari persiapan sampai penerbitan Purchase Order. Hal ini untuk menunjukkan bahwa fungsi simulasi dapat membandingkan tanggal yang direncanakan dengan yang sebenarnya. 3. Kasus ekspedisi barang untuk menerima barang pada waktunya. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi pengukuran dapat membantu pembeli untuk melakukan perencanaan perencanaan pengadaan mereka. Evaluasi Model pada SCHEMA Evaluasi dari penanganan studi kasus pertama oleh SCHEMA menghasilkann hubungan bahwa sebuah permintaan pembelian dapat memiliki beberapa baris item yang akhirnya dapat mememiliki beberapa status. Sehingga pengembangan SCHEMA untuk fungsi pemantauan harus tetap membedakan pemantauan setiap item dari permintaan pembelian dengan pemantauan proses pengadaan dari setiap item tersebut. Hasil evalluasi pada studi kasus pertama pada akhirnya memberi bahan bagi fungsi notifikasi dikarenakan perencanaan yang telah dilakukan yang dibandingkan dengan tanggal aktual menghasilkan daftar peristiwa yang perlu diinformasikan kepada pembeli dan stakeholder. Evaluasi dari penanganan studi kasus kedua oleh SCHEMA membangkitkan kebutuhan simulasi yang berbentuk grafik dan tidak hanya bersifat status dan kondisi terhadap rencana awal. Gambar 5. Grafik perencanaan Simulasi berbentuk grafik yang mengadopsi konsep Gantt chart dan SCurve sangat diharapkan dan dapat dilihat dari beberapa sisi stakeholder. Pencatatan tanggal aktual secara langsung memberikan data statistik untuk proses pengendalian kualitas dan mengungkap faktor-faktor penyebab deviasi perencanaan. Evaluasi dari penanganan studi kasus ketiga oleh SCHEMA menunjukkan bahwa pengukuran waktu yang diperlukan untuk pembelian sampai ekspedisi barang diminta untuk dapat membedakan komoditi tiap barang dan sehingga diperlukan penghitungan statistik yang andal. Hasil evaluasi pada studi kasus ketiga pada akhirnya memberi bahan bagi fungsi kendali dikarenakan secara tidak langsung mendapatkan daftar komoditi yang sering mengalami peristiwa deviasi terhadap rencana. ISBN : 978-602-70604-0-1 A-25-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
7:30 am
Tender Document OK
Setiap hasil evaluasi yang didapatkan menjadi sumber untuk perbaikan pada BPMN dan EPC yang kemudian menjadi dasar perbaikan SCHEMA. Revisi BPMN akan selalu berujung pada perubahan aturan bisnis yang berlaku. Dalam hal hasil evaluasi di Gambar 6. Revisi BPMN setelah evaluasi atas, aturan bisnis yang diberlakukan adalah kewajiban untuk melakukan kalkulasi rencana pengadaan berdasarkan hasil pengukuran yang disajikan oleh SCHEMA. Simulasi yang perencanaan dan tanggal aktual Check new incoming PR
Obtain Document Approval
Create Tender Document
Tender for Launch
PR in ERP
Above 5M$?
New PR Received
TP Approved
Notify Disapproved Doc
Record PR nb in ECM
Draft Tender Document
Prepare for Distribution
TP Sent to CRD
Obtain Authority Approval
RFQ in ERP
Document in ECM
Tender Document
Calculate the Plan
Submit Tender Plan
Obtain Approval
Create Procurement Plan
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dengan memiliki fungsi pengukuran, menjadikan aktifitas perancanaan proses pengadaan memiliki dasar yang kuat dan dapat lebih dipertanggungjawabkan. 2. Dengan memiliki fungsi simulasi yang mempublikasikan rencana proses pengadaan yang telah dibuat kepada stakeholder, meningkatkan kualitas dan validitas informasi kondisi aktual terhadap perencanaan. 3. Aplikasi SCHEMA menjadikan XEPI memiliki budaya perencanaan dan memahami faktor-faktor penyebab deviasi perencanaan yang pada akhirnya sejalan dengan penelitian ini yaitu Strategic SCEM : memperbaiki kualitas perencanaan pada proses pengadaan. Untuk memperbaiki hasil penelitian ini, maka sarannya adalah: 1. Pemantauan yang dilakukan di tingkat manajemen yang berkelanjutan sebagai komitmen untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas perencanaan. 2. Pengendalian kualitas internal terhadap faktor-faktor yang ditemukan menjadi penyebab deviasi perencanaan harus menjadi bagian tidak terpisah dari SCEM. 3. Fungsi notifikasi yang real time membutuhkan data yang real time dari ERP, sehingga diperlukan pengembangan lebih lanjut untuk mendapatkan data langsung dari ERP DAFTAR PUSTAKA Aczel, A., & Sounderpandian, J. (2008). Complete Business Statistics - Seventh Edition. Boston: McGraw-Hill Irwin. Baader, A., & Montanus, S. (2008). Transparency in Global Supply Chain Networks – Methods and Tools for Integrated Supply Chain Event Management. In R. Ijioui, H. Emmerich, & M. Ceyp, Strategic and Tactics in Supply Chain Event Management (p. 3). Wedel, Germany: Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Becker, J., Janiesch, C., Pfeiffer, D., & Seidel, S. (2006). Evolutionary Method Engineering : Towards a Method for the Analysis and Conception of Management Information Systems. Proceedings of the Twelfth Americas Conference on Information Systems , 3922 - 3933. ISBN : 978-602-70604-0-1 A-25-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
Becker, T. (2008). Event Based Process Performance Management. In R. Ijioui, H. Emmerich, & M. Ceyp, Strategies and Tactics in Supply Chain Event Management (p. 37). Wedel, Germany: Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Bensel, P., Fürstenberg, F., & Vogeler, S. (2008). Supply Chain Event Management. Berlin: Universitätsverlag der TU Berlin. Besterfield, D. (2009). Qualty Control - Pearson International Edition, Eighth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. BP Migas. (2011). PTK 007 Revisi-II/I/2011 Pedoman Tata Kerja - Pengelolaan Rantai Suplai. Jakarta: BP Migas. Chen, P. P.-s. (1976). The Entity-Relationship Model - Toward a Unified View of Data. ACM Transactions on Database system, Vol. 1, No. 1 , 9-36. Chopra, S. &. (2004). Supply Chain Management : Strategy, Planning and Operation International Edition. New Jersey: Pearson, Prentice Hall. Masing, N. (2003). Supply Chain Event Management as Strategic Perspective. Bremen: Universite du Quebec en Outaouais. Mendling, J., & Nuttgens, M. (2003). EPC Modelling based on Implicit Arc Types. Information Systems Technology and its Application, International Conference ISTA'2003 , 131-142. Moeller, R. R. (2008). Sarbanes-Oxley Internal Controls Effective Auditing with AS, COBIT, and ITIL. New Jersey: John Wiley & Sons. Montgomery, D. (2009). Introduction to Statistical Quality Control, Sixth Edition. New York: Wiley. Montgomery, D., Jennings, C., & Pfund, M. (2011). Managing, controlling and improving quality. Denver: John Wiley & Sons, Inc. O'Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2009). Management Information Systems Ninths edition. Boston: McGraw-Hill Irwin. Pujawan, I. N., & Mahendrawati, E. (2010). Supply Chain Management. Surabaya: Penerbit Guna Widya. Stapenhurst, T. (2005). Mastering Statistical Process Control - A Handbook for Performance Improvement Using Cases. Burlington: Elsevier Butterworth-Heinemann. Steven, M., & Kruger, R. (2004). Supply Chain Event Management für globale Logistikprozesse. In Logistik Management. Prozesse, Systeme, Ausbildung. Heidelberg. Troger, R., & Alt, R. (2010). Service-oriented Supply Chain Event Management - A Case Study from the Fashion Industry. INFORMATIK 2010 - Business Process and Service Science - Proceedings of ISSS and BPSC .
ISBN : 978-602-70604-0-1 A-25-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014
Van der Aalst, W. Formalization and Verification of Event-driven Process Chains. Eindhoven: Departmentof MathematicsandComputingScience, EindhovenUniversityof Technology. Winkelmann, A., Fleischer, S., Herwig, S., & Becker, J. (2009). A CONCEPTUAL MODELING APPROACH FOR SUPPLY CHAIN EVENT MANAGEMENT (SCEM). 17th European Conference on Information Systems . Yang, L., Wang, Y.-R., & Pai, S. (2009). On-Line SPC with consideration of learning Curve. Computer & Industrial Engineering , 1089-1095.
ISBN : 978-602-70604-0-1 A-25-9