BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Investasi mempunyai pengaruh penting terhadap perubahan ekonomi
suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal merupakan pengerahan investasi jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan pada sektor yang
produktif. Pasar modal merupakan fasilitas untuk kepentingan ini karena pasar modal adalah merupakan media untuk melakukan periuasan pemindahan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) kepada pihak lain yang membutuhkan dana (emiten). Pasar modal secara formal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan
(atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutnag atau modal sendiri baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 1993). Investasi adalah penyaluran dana saat ini dalam rangka untuk
memperoleh keunhmgan di masa mendatang, yang mempunyai ketidakpastian. Investor selalu memperhankan keridakpastian, karenanya mereka membatasi risiko untuk mengantisipasi risiko yang lebih tinggi. Hal itu memerlukan kompensasi penyebab yang disebut sebagai pendapatan (Gita Danupranata, 1998). Investasi terdiri dari:
1. Investasi riil, bentuk yang jelas dari investasi, seperti properti dan investasi komersial.
2. Investasi keuangan, investasi teihadap bentuk keuangan tetap, seperti
deposito dan obligasi atau bentuk tidak tetap, seperti investasi sekuritas (Bambang Riyanto, 1955).
Semua investasi diikuti oleh risiko. Investor tidak tahu secara pasti
hasil yang akan muncul dari investasinya. Karenanya investor hanya bisa mengharapkan tingkat keuntungan yang akan diperolehnya {expected return). Investor tidak dapat mengetahiu secara pasti tingkat keuntungan yang akan diperoleh.
Menurut Husnan (1993), investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan risiko tertentu dengan tingkat keuntungan yang terbesar, atau
tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terkecil. Salah satu cara untuk mengurangi atau memperkecil risiko yang dihadapi oleh investor adalah dengan portofolio investasi, yaitu dengan melakukan diversivikasi investasi. Dalam pembelian saham investor haras dapat menentukan atau memilih saham-saliam yang akan menjadi investesinya dan menentukan portofolio
yang optimal sehingga keuntungan yang diharapkan dapat tercapai dengan tingkat risiko yang minimal.
Risiko dapat dibagi menjadi dua jenis : risiko sistematik dan risiko nonsistematik (Williams, 1978; hal.65-89).
1. Risiko sistematik atau resiko pasar adalah risiko yang selalu ada dan
tidak dapat dihilangkan dengan diversivikasi. Risiko sistematis terjadi
karena perubahan pasar secara keseluruhan. Seperti perubahan suku bunga yang mengakibatnkan meningkatnya tingkat keuntungan, inflasi, resesi eknomi, perubahan kebijakan ekonomi.
2. Risiko nonsistematis atau unique risk adalah risiko khusus dari setiap
perusahaan yang berbeda satu dengan yang lain, seperti kemampuan manajemen, kebijakan investasi, kondisi lingkungan kerja maupun
masalah keuangan yang nantinya akan berpengaruh terhadap fluktuasi
harga sekuritas perusahaan di pasar modal. Risiko nonsistematis dapat dihindari investor dengan melakukan diversivikasi pembelian sekuritas.
Risiko
sistematis
adalah
risiko
yang
relevan
untuk
memperhitungkasn tingkat keuntungan yang diharapkan investor karena risiko ini tidak dapat dihilangkan dengan diversivikasi. Karenanya, investor hams
memperhitungkan untuk dapat meminimalkan risiko ini.. Sedangkan risiko non-sistematik dapat dihapus tanpa membatalkan investasi, sehingga tidak ada
risiko yang muncul dalam investasi. Risiko yang harus diperhitungkan oleh investor adalah risiko sistematik. Karena hal tersebut, penulis memilih
menganalisa risiko sistematis dan tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham sektor Perbankan di Bursa Efek Jakarta
Peneliti memilih menggunakan metode indeks tunggal untuk
mengevaluasi risiko sistematik dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Metode ini dikembangkan oleh William Sharpe (1963). Model ini didasarkan
pada pengamatan bahwa liarga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan
indeks harga pasar. Pengamatan yang dilakukan oleh William Sharpe
menunjukkan bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan
harga jika indeks harga saham naik, begitu pula sebaliknya. Hal ini terjadi karena return dari sekuritas makin berkorelasi karena adanya reaksi umum
{common response) terhadap perabahan-perubahan nilai pasar. Pada saat menggunakan model indeks tunggal, peiieliti liarus mempertimbangkan tentang kondisi pasar, karena kondisi pasar sangat penting dalam mempengaruhi harga saham.
Metode indeks tunggal juga mempunyai keuntungan dan kelemahan.
Keuntungan model indeks tunggal adalah nilai analisis relevan untuk investor dalam menilai risiko sistematik. Kelemahan model indeks tunggal adalah
keakuratan estimasi portofolio bervariasi tergantung keakuratan asumsi kunci
yang dibuat oleh model. Contohnya, jika kovarian antara residual untuk sekuritas yang berbeda adalah positif, tidak nol seperti yang diasumsikan, varians residual sebenarnya dari portofolio akan menjadi dibawah estimasi (Charles P. Jones, 1998; hal.196).
Bagian dasar yang menopang model indeks tunggal adalah bahwa semua saham dipengaruhi oleh pergerakan dalam pasar umum. Kerika indeks
pasar umum meningkat secara tajam, saham secara umum akan cenderung meningkat sebagai tanggapan pergerakan pasar ini. Secara berlawanan, ketika indeks pasar umum turun drastis, saham secara umum akan cenderung
mengalami penurunan. Lebih jauh, pergerakan pasar umum ini atau faktor pasar diasumsikan sebagai kekuatan sistematis yang bertindak pada semua
saham. Pengaruh lain diasumsikan menjadi spesifik atau unik pada saham individu dan didiversifikasi pada portofolio (James L. Farell Jr., hal.71).
Di Indonesia, bursa saham terdiri dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya. Bursa Efek Jakarta memperhatikan tentang perdagangan
sekuritas tingkat tinggi sedangkan Bursa Efek Surabaya memperhatikan tentang perdangangan sekuritas menengah kebawah.
Obyek penelitian adalah sektor Perbankan. Kondisi ekonomi di Indonesia masih dalam fluktuasi. Hal itu akan mempengaruhi insistensi bank
untuk memainkan perannya dalam perekonomian. Analisis risiko sistematik
dan tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham dalam sektor Perbankan di Bursa Efek Jakarta adalali fokus dari penelitian penulis. Risiko sistematik
adalah risiko yang biasanya masih ada meskipun investor memperluas
investasinya melalui diversivikasi. Analisa hubungan antara risiko sistematik dan tingkat keuntungan yang diharapkan relevan atau tidak dilakukan dengan menggunakan metode indeks tunggal.
Masalah yang akan dianalisa difokuskan pada "Analisis Risiko
Sistematik dan Tingkat Keuntungan yang Diharapkan dari Saham di Sektor Perbankan di Bursa Efek Jakarta".
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Apakah ada hubungan antara risiko sistematik dan pengembalian yang diharapkan dari saham dari sektor Perbankan di Bursa Efek Jakarta?
1.3. BATASAN PENELITIAN
Pembatasan wilayah penelitian adalah :
1. Risiko sistematik adalali risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan
diversifikasi. Investor akan mengalami kerugian karena risiko sistematis.
2. Harga sahamyang penelitipilih adalahharga sahamharian.
3. Data dikumpulkan dari harga saham dari 15 perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta pada Jully 2002 - Desember 2002.
1.4. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara risiko
sistematis dengan tingkat keuntungan yang diharapkan, apakah mempunyai korelasi yang positif atau negatif.
1.5. MANFAAT PENELITIAN
1. Penelitian ini memberikan manfaat pada investor untuk memilih saham
mana yang mempunyai risiko lebihrendah atau risiko lebih tinggi. 2. Manfaat untuk penulis adalah menambah pemahaman tentang pasar
modal, terutama untuk mengetahui Hubungan Antara Risiko Sistematis dan Tingkat Keuntungan yang Diharapkan dan bagaimanamenghitung risiko sistematis dan tingkat keuntungan yang diharapkan.