ISSN 1907 - 3666
Volume 9, Nomor 17, Maret 2014 Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007
Penanggung jawab/Pemimpin Umum : Dra. Yenny Budiasih, MBA Pemimpin Re daksi : Hj. Sri Wahyuningsih, SE, MM. Staf Ahli : Dr. Sugito Effendi, MSi. Dr. Mohamad Ilmi, M.Ec. Dr. Marinus R. Manurung, MPA Indri Astuti, S.Pd., MM., M.Pd. Dr. Nurwidiatmo, SH, MM, MH. Noverdi Bross, Ph.D. Hadi Mulyo Wibowo, SH, MM. M. Riduan Karim, SE, MM Pelakasana Harian : H. Zaharuddin, SE, MM Dr. Nurwidiatmo, SH, MM, MH Dr. Zulkifli Amsyah, MA. Tim Editing Budi Purnomo Sugito Hartadi Sirkulasi & Pe masaran Teorida Simarmata Dewi Listiorini
Alamat Re daksi : Program Magister Manajemen Sekolah T inggi Manajemen IMMI Jakarta Jl. Tanjung Barat No.11 Jakarta Selatan 12530 Telp. (021) 781 7823, 781 5142 Fax. (021) 781 5144 E-mail :
[email protected]
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
77
78
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Volume 9, Nomor 17, Maret 2014 Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007
DARI REDAKSI Segala puji bagi T uhan yang Maha Esa, Jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen Volume 9, Nomor 17, bulan Maret 2014 dapat menjumpai pembaca sesuai waktu yang direncanakan. Dalam edisi ke enam ini, redaksi Jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen menyajikan beberapa topik antara lain: 1. Investasi Sektor Industri Di Indonesia (Studi Kasus Di Kabupaten Karawang Jawa Barat) 2. Analisis Perbedaan Kinerja Mengajar yang Sudah dan Belum Disertifikasi (Studi di SMPN Jakarta T imur) 3. Analisis Pengembangan Kelapa Sawit Di Pulau Sumatra 4. Pengaruh Seleksi dan Pelatihan Terhadap Kompetensi Serta Dampaknya Pada Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. Nugra Santana Group) 5. Pengar uh Kualitas Pelayanan Pada Loyalitas Pelanggan yang Dimediasi Ke puasan Pelanggan (Studi Pada Amelia phone repair software and hardware) 6. Pola Perhitungan Persediaan Perlengkapan (Studi Kasus di PT. Berdiri Matahari Logistik, Jakarta) 7. Pengaruh Pengembangan Produk Terhadap Volume Penjualan Produk Pada PT. Akal Interaktif (Studi Kasus Pada PT. Akal Interaktif) 8. Analisis Hubungan Service Value (nilai perkhidmatan) Pendidikan T inggi dengan Kepuasan Pelajar Serta Pengaruhnya Terhadap Pendidikan T inggi Di Indonesia Redaksi mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin dengan penulis, dan dengan pembaca yang menggunakan jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen sebagai salah satu referensi. Besar harapan kami Jurnal ini turut memberikan kontribusi dalam pengembangan bisnis dan manajemen. Kami sangat terbuka menerima kritik dan saran guna penyempurnaan Jurnal kita pada edisi mendatang.
Terima kasih
Redaksi
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
79
80
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Volume 9, Nomor 17, Maret 2014 Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007
DAFTAR ISI INVESTASI SEKT OR INDUST RI DI INDONESIA (studi Kasus Di Kabupaten Karawang Jawa Barat) Oleh : Enjang Sudarman ------------------------------------------------------------------------ANALISIS PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR YANG SUDAH DAN BELUM DISERT IFIKASI (Studi Di SMP Negeri Jakarta T imur) Oleh : Syarif Hidayat -------------------------------------------------------------------------------ANALISIS PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI PULAU SUMAT RA Oleh: Munawir ------------------------------------------------------------------------------------PENGARUH SELEKSI DAN PELAT IHAN T ERHADAP KOMPET ENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Nugra Santana Group) Oleh : Sugito Effendi -----------------------------------------------------------------------------PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PADA LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI KEPUASAN PELANGGAN (Studi Pada Amelia Phone Repair Software and Hardware) Oleh : Ryan Firdiansyah ------------------------------------------------------------------------POLA PERHIT UNGAN PERSEDIAAN PERLENGKAPAN (ST UDI KASUS DI PT. BERDIRI MATAHARI LOGIST IK, JAKARTA ) Oleh : M. Setiadi Hartoko ----------------------------------------------------------------------PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK T ERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK PADA PT. AKAL INT ERAKT IF (Studi Kasus Pada PT. Akal Interaktif) Oleh : Rama T iasmon dan Djodi Achmad Hussain Suparto ------------------------------------ANALISIS HUBUNGAN SERVICE VALUE (NILAI PERKHIDMATAN) PENDIDIKAN T INGGI DENGAN KEPUASAN PELAJAR SERTA PENGARUHNYA T ERHADAP PENDIDIKAN T INGGI DI INDONESIA Oleh: Zaharuddin ---------------------------------------------------------------------------------
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
1
11 21
27
41
47
57
67
81
82
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
INVESTASI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT) Oleh : Enjang Sudarman ABSTRACT This study discovers concept and principles to become new theories regarding industrial investment, study investment theories with regard to industrial investment format, industrial agglomeration and investment location, industrial estate as medium of investments, investment climate and permits, investment risk and social accountability. Implication of the study can give positive contribution for scientific development at industry economics, development economics.and industrial investment new theories. Practically the new theories would directive for investor to have such new business, increasing professional capability in order managing such organization to improve business survival lucratively. Keywords: Investment, agglomeration, industrial estate, investment risk,social acountability. PENDAHULUAN Sektor Industri di Indonesia adalah peluang bisnis yang menguntungkan, buktinya para investor asing telah berdatangan ke Indonesia. Antara News tanggal 5 mei 2011 menyatakan selama januari- april 2011, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sudah memberikan izin prinsip bagi 45 penanaman modal asing (PMA) pada sektor industri dengan total nilai investasi 4,34 miliar dolar Amerika Serikat, dan dalam proses perizinan bernilai 962,04 juta dolar Amerika Serikat. Industri yang jadi incaran adalah industri manufaktur jenis makanan, minuman dan minyak makan yang berasal dari lemak nabati/ hewani. Ber bicara tent ang investa si se ctor indust ry, pem erin tah I ndon esia berusaha mengarah kan investasi pada sektor industri hilir terfokus pada industry m anuf aktur , sebab in dustr y ma nufak tur dipandang lebih cocok dalam rangka memanfaatkan potensi di Indonesia. Untuk menarik minat investor datang ke Indone sia, pemer intah memberikan fasilitas kepada penanam modal asing dengan cara mempermudah penerbitan perijinan dan fasilitas pa jak . Namun demikia n ham bat an masukn ya investastor asing masih ada. Terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan rendahnya daya saing
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Indone sia dalam m elaksanaka n bisnis. M enurut laporan hasil penelitian The Global Competitiveness Report World Economic forum (WEF 2007-2008) menyatakan bahwa hambatan bagi investor di Indonesia adalah: 1) kriminalitas dan pencurian, 2) etika kerja buruk, 3) pajak terlalu besar, 4) kebijakan pemerintah sering berubah-ubah, 5) regulasi uang asing,6) penyuapan dan korupsi, 7) inflasi tinggi, 8) tenaga kerja terdidik terbatas, 9) regulasi perpajakan tidak kondusif, 10) peraturan ketenagakerjaan yang tidak restriktif, 11) akses pendanaan terbatas, 12) birokrasi tidak efisien, 13) infrastruktur buruk.14) pemerintahan tidak stabil. Berdasarkan kondisi tersebut di atas pemerintah mengadakan upaya perbaikan sebagaimana tertuang dalam Road Map Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014), berisikan program-program menyangkut perbaikan tata kelola pemerintahan, penegakan pilar demokrasi, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, pembangunan di bidang ekonomi khususnya di sektor industri, Selain itu pemerintah berupaya menjaga stabilitas politik dan k ea ma n an a gar da pa t me m be rik an ja mina n ke ny am an an ba gi inv est or seh ingga p elua ng pe masa ran men jadi te rbuka leba r mulai pasar domestik sampai pasar global. Di sektor birokrasi
1
INVESTASI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT) Oleh : Enjang Sudarman
pemerintaha n Indonesia sedang gia t melakukan repormasi birokrasi menuju clean government atau corp orate good g overna nce ya ng be rdam pak terhadap efisiensi biaya kegiatan produksi dan distribusi. Selain itu, pemer intah memberikan kemudahan perizinan investasi melalui reformasi birokrasi, dan reformasi kebijakan. Sebagai contoh, dalam kebijakan fiscal pemerintah telah menerbitkan aturan fasilitas fajak ( tax holiday) yang diharapkan mampu meningkatkan daya tarik investasi Indonesia dan sekaligus menaikan investment grade” di tingkat dunia. Di bidang sumberdaya manusia, pemerintah m en y iap k a n t en a ga k e rja ya n g m e m ilk i pengetahuan,kemampuan, dan keterampilan sehingga menjadi sumber daya manusia professional yang memiliki competitive advantage. Keberhasilan investasi sector industry di Indonesia telah dibuktikan di Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat Indonesia, dalam kurun waktu 20 tahun, Jumlah industri sampai dengan tahun 2008 mencapai 9.409 unit, terdiri atas PMA 295 unit, PMDN 187 unit dan non fasilitas 96 unit serta industri kecil 8.831 unit. Akhirnya, keputusan dalam melakukan investasi ak an dia mbil ap abila inv est asi ter sebut dap at memprediksi pengembalian modal (rate of return) atau prediksi tingkat keuntungan investasi (rate of investment). Oleh sebab itu, diperlukan pemahaman dan ilmu pengetahuan tentang kelayakan investasi ditinjau dari berbagai aspek diantaranya; aspek pasar, let ak geogr afis dae rah inve stasi, a spek tek nis operasional, iklim usaha, aspek financial, dan risiko inv estasi serta tanggung jawab social terha dap lingkungan. M ela lui a r tik el in i, pe n ulis m em ber ika n pemahaman tentang investasi sektor industri yang sekiranya dapat memberikan prediksi keberhasilan. Namun demikian agar investasinya dipastikan berhasil , perlu ada gambaran bagaimana cara melakukan investasi sector industry di Indonesia, maka dengan artikel ini bertujuan memberikan analisis terhadap peluang investasi sector industry di Indonesia dengan membahas ; 1) aglo merasi industri dan lo kasi inv estasi, 2 ) kawasan industry sebaga i sar ana investasi, 3) iklim investasi dan perizinan, 4) risiko investasi dan tanggung jawab social.
2
AGLO MERASI INDUSTRI DAN LO KASI INVESTASI I ndustr i didef inisik a n se ba ga i k um p ula n pe rusa haan yan g m engh asilkan bar ang- bara ng homogen, atau barang-barang yang memilki sifat mengganti yang sangat erat keterkaitannya. Secara makro ekonomi, industry diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang mempunyai nilai tambah (Muhammad Teguh, 2010). Sedangkan investasi adalah penanaman modal atau pembentukan modal dan secara makro ekonomi investasi adalah tambahan modal untuk membeli saham, asset produktif atau barang modal seperti tanah, bangunan, alat-alat, mesin dan lain-lain. Menurut Teguh (2010) Aglomerasi industry adalah pemusatan kegiatan industry disuatu lokasi yang memilki keterkaitan produk dalam proses produksi berkelanjutan. Manfaat dari aglomerasi industry da pat men ingka tka n p er min taa n pasar, dan penghematan biaya produksi . Kunci keberhasilan dalam investasi sektor industri adalah memilih lokasi industri yaitu daerah yang memilki ketersediaan faktor produksi, dan memiliki prospek pasar baik domestic maupun pasar global. Menurut Michael P.Todaro dan Stephen C.Smith ( 20 06 ) dalam te or i k eun ggula n ko mp a ra tif menyebutkan bahwa perusahaan yang berada pada distrik industri mendapatkan manfaat dari peluang mensubkontakkan pekerjaan ketika mendapatkan p e sa n a n n o n r e gule r da lam jum la h be sa r , mengembangkan proses produksi yang kompetitif untuk mendapatkan pasar yang lebih luas. Diistrik industry ( industrial estate) adalah daerah pemusatan in dust ri (ag glom eration ind ustry) dalam sa tu kawasan yang disiapkan untuk menampung kelompok usa ha dalam be ntuk k luste r industri yang ada keterkaitan. Keuntungan yang diperoleh dari kluster industri maupun distrik industri menurut Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa lokalisasi industri dalam suatu distrik memberikan keuntungan dalam bentuk aglomerasi ekonomi (agglomeration economics) yaitu memberikan keunggulan dari segi efisiensi biaya bagi produsen maup un kon sumen. Aglome rasi industri memberi keuntungan skala ekonomis bagi perusahaan (usaha sekala besar), dan memperoleh sumber bahan baku dengan mudah, infrastruktur,
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
INVESTASI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT) Oleh : Enjang Sudarman
jalan dan fasilitas pendukung industri yang lengkap seperti alat transfortasi, listrik, jaringan telephon, jaringan gas, jaringan air bersih, drainase, dan fasilitas lainnya. Dalam memilih lokasi investasi sektor industry a gar m en da pa t ke p a st ia n k e ber h a sila nn y a didasarkan atas prinsip dan konsep investasi. Menurut Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus (2005) men yataka n perusahaan mengambil keputusan investasi berdasarkan tiga fakor yaitu; pertama prediksi keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk barang melalui analisis permintaan pasar. Kedua tingkat bunga yang harus dibayarkan ketika mengambil modal harus lebih kecil dari keuntungan ya ng dipe roleh. Ket iga har apan pe rtumbuh an ekonom i negara tujuan investasi. Pertumbuhan e ko no mi a ka n n aik ap abila dalam k egia ta n perekonomian menggunakan teknologi terbaru dan pertumbuhan ekonomi didukung oleh stabilitas politik dan keamanan. Menurut Faisal Basri dan Haris Munandar (2009) pemerintah indonesia dapat mengendalikan stabilitas politik dan keamanan seperti dalam menumpas aksi berba gai kelom pok teror is, bahk an diakui oleh berbagai kalangan internasional bahwa Detasemen Khusus (Densus 88) Polri sebagai kesatuan hebat dan sangat efektif dalam menjalankan program penanggulangan dan pencegahan terorisme yang tidak kalah dari FBIAmerika Serikat, Scottland Yard Inggris, m aupun Sin Be th Isr ael. Secara umum presiden SBY berhasil dalam mengelola stabilitas politik di Indonesia secara damai. KAWASAN INDUSTRI SEBAGAI SARANA INVESTASI Pengertian Kawasan Industri atau industrial Estate atau sering disebut industrial park menurut industrial Development Handbook dari T he Urban Land Institute (ULI) Washington DC 1975 dan menurut National Industrial Zoning Committee’s (USA) 1967. Kawasan Industri adalah suatu daerah atau kawasan yang didominasi oleh aktifitas industri. Kawasan industri dilengkapi oleh sejumlah fasilitas yang terdiri atas peralatan-peralatan pabrik (industrial plants), penelitian dan laboratorium untuk pengembangan, bangunan perkantoran, bank, serta
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
prasarana lainnya seperti fasilitas sosial dan umum yang mencakup perkantoran, perumahan, sekolah, tempat ibadah, ruang terbuka dan lainnya. Menurut Keputusan Presiden RI (Keppres) Nomor 41 Tahun 1996 . pengertian kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang. Kawasan industry dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki izin Usaha. Sedangkan pengertian zona industry atau kawasan peruntukan industry adalah satuan wilayah geografis sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya kegiatan industri, baik berupa industri dasar maupun industri hilir, Persyaratan yang harus dipenuhi oleh kawasan industry adalah : 1) memiliki lahan minimal 20 Ha, dengan status Hak Guna Bangunan (HGB) dalam bentuk kaveling-kaveling siap bangun.2) memiliki sarana dan prasarana meliputi; jaringan jalan, salauran air hujan, instalasi penyediaan air bersih, instalasi / jaringan distribusi dan pembangkit tenaga listrik, jar in ga n distr ibusi t elek o munika si, salaura n pengumpulan air limbah industri, instalasi pengolah limbah, penampungan, sementara limbah padat, penerangan jalan, unit pemadam kebakaran dan pagar kawasan industri. 3) Sarana Penunjang, suatu kawasan industri diwajibkan membangun sarana pen unjang di dalamn ya, ya itu m eliputi kan tor p e nge lola , k a n to r po s, ka n t or p ela y an a n telekomunikasi, poliklinik, kantin, sarana ibadah, perumahan karyawan industri dan mess transito, pos keamanan, sarana kesega ran jasmani, dan halte angkutan umum, 4) Izin AMDAL, kawasan industri diwajibkan memiliki izin analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Izin ini mutlak diperlukan karena di dalam kawasan industry terdapat banyak pabrik yang berdiri dan biasanya pabrik tersebut beroperasi dengan menghasilkan limbah. Untuk meminimalisasi dampak lingkungan yang timbul dari dioperasionalkan kawasan industri maka limbah yang ditimbulkan dari pabrik yang beroperasi harus dapat dikelola dengan sebaik-baiknya. Perusahaan industri yang beroperasi di dalam kawasan industri, selain memperoleh kemudahan dalam hal kebutuhan lahan untuk industri yang telah dilengkapi dengan prasarana dan sarana tersebut, juga
3
INVESTASI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT) Oleh : Enjang Sudarman
mendapatkan kemudahan dalam hal perizinan, seperti : bebas dari izin AMDAL, bebas dari izin gangguan (HO), bebas dari kewajiban memeroleh izin prinsip, serta kemudahan dalam pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB). Pendir ian bangunan di dalam kawasan industri sudah bisa dilaksanakan meskipun I MB belum se le sa i dan m a sih da la m p ro se s pe ngurusan . Kem uda han y ang dibe rik an oleh kawasan industri tersebut diatas, yang memberi keunggulan bagi kawasan industri dibanding dengan lokasi di luar kawasan industri, sehingga kawasan industri dapat menjadi lokasi yang menarik untuk melakukan investasi. Kawasan industry di Kabupaten karawang telah dirancang dengan baik, segala fasilitas yang diperlukan tersedia. Terdapat lima kawasan industry yang bertaraf internasional yaitu; Karawang International Industri City (KIIC), Bukit Indah Industrial City, Surya Cipta Swadaya,Kawasan Industri M it ra ( KI M) , da n Ka wa sa n In dust ri Kujan g Cikampek (KIKC) .Penjabaran tentang kawasan industry di Kabupaten karawang dijelaskan berikut ini. 1. Karawang Inte rnational Industri City (KIIC) Kawasan industry KIIC adalah kawasan industr y bertar af intern asional dikelola oleh manajemen PT. Maligi Permata Industrial Estate, beralam at di Gr aha KIIC lantai 2 Jl. Permata Raya Lot C-IB, Karawawang 41361, Jawa Barat Indonesia. Telephon : 021. 8901666, Email: administra tion@k iic.co .id Presiden direktur Shizuka Yoshisato. PT. Maligi Permata In dust ria l Estat e adalah pe rusa haa n ya ng bergerak dalam bidang pengem bangan dan pengelolaan kawasan industri “KIIC”. Didalam kawasan industri KIIC terdapat lebih dari 70 pabrik. Di dalam Kawasan Industri KIIC juga tersedia fasilitas-fasilitas penunjang yang secara t e rus- me n e rus dik e mba n gk a n se p er t i Apart emen, Pusa t Pelatiha n, Pusat Niaga, lapangan golf, peruma han, restoran jepang dengan standar kualitas ISO 9001, ISO 14001, restoran Indonesia,bank dll. Kawasan Industri KIIC memilki luas lahan keseluruhan 780 Ha, terjual 341 Ha. Lahan yang siap bangun untuk dipasarkan 204 Ha.
4
2.
3.
4.
5.
Kawasan Industri Bukit Indah City Kawasan Industry Bukit Indah City dikelola oleh dua manajemen yaitu PT Besland Pertiwi beralamat di Wisma Indocemen lt. 12 Jl. Jend. Sudirman Kav 70-71 Jakarta Indonesia. dan PT Indotaisei Indah , beralamat di Kawasan Industri In do taise i sec to r 1 A Blok B Cika mp ek Kar a wan g In do ne sia, a la m a t E m ail :
[email protected] lokasi strategis dengan akses jalan tol Jakarta bandung. Kawasan Industri Kujang Cikampe k (KIKC) PT Kawasa n Industri Kujang Cikampek (KIKC) adalah anak perusahaan PT Pupuk Kujang yang berlokasi di Cikampek. KIKC mengelola kawasan industri seluas 140 hektar. Akses Jalan Raya tepat disekitar interchange Tol Jakarta-Cikampek dan Jakarta - Bandung, hanya sekitar 1,5 km dari pintu Tol Dawuan/ Cikampek ( km 68 ). Manajemen Kawasan menyewakan lahan mulai dari 5.000 m2 sampai diatas 1 hektar dengan masa sewa selama minimum 5 tahun sampai dengan 30 tahun dan dapat diperpanjang, serta harga sewa lahan siap pakai cukup wajar yaitu US$ 2.50 / m2 per tahun. Menyewakan dan membangun Warehouse atau Standard Factory Building sesuai pesanan jasa pelayanan pabrik. Fasilitas lahan lndustri terdiri : listrik PLN dengan tegangan sta ndar 220V/1P H/50Hz, 380V/3PH/50Hz. Saluran telepon, SLJJ dan Internasional dari PT Telkom, lintasan pipa gas alam PT. PGN dan Pertamina, unit penjernih air dari PT Pupuk Kujang ,kolam penampung air limbah cair tersedia dengan persyaratan kualitas air buangan dari tiap perusahaan. Kawasan Industri Mitra (KIM) Kawasan Industri Mitra beralamat kantor pusat Imora Building lt 4, Jl. P. Jayakarta no. 50 Jakarta, alamat lokasi Kawasan Industri M it r a Ka r awa n g Ke ca m a ta n Cia m pe l Karawang dengan total area seluas ± 500 Ha. Kawasan Industri Surya Cipta PT Suryacipta Swadaya mengelola lahan seluas 1,400 hektar untk kaveling industry dengan infrastruktur lengkap dan fa silitas pendukung lainnya. Lokasinya sangat strategis
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
INVESTASI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT) Oleh : Enjang Sudarman
terletak 55 kilo meter arah timur dari Jakarta, dengan akses langsung ke jalan tol JakartaCikampek. Infrastruktur yang dimiliki kawasan surya cipta terdiri dari jalan, drainase, jaringan air bersih, listrik, telephon, dan gas, Utilitas terdiri power suplay 300 MVAdari PLN, 3000 jaringan telephon oleh Telkom, Water treatmen plant. Fasilitas pendukung lainnya terdiri perumahan , housing residential, dormitory, policlinic, bank, canteen, fire brigade, green area, commercial area, public fasilities, security. Be rda sa rka n uraian di at as den gan a dan ya kawasan industry, perusahaan akan diuntungkan dalam beberapa hal, diantaranya proses produksi akan bisa ef isien , a da nya sa ling ke ter ka ita n a nt ar industry(linkages) sehingga industry satu menjadi pasar bagi industry lainnya, tersediannya tenaga professional dengan mudah, sarana prasarana penunjang industry tersedia dan lengkap, bisa memproduksi dengan skala besar (skala ekonomis) sehingga biaya produksi menjadi murah. IKLIM INVESTASI DAN PERIJINAN Pemahaman tentang iklim investasi di negara tujuan investasi adalah penting bagi investor asing dalam menjalankan operasi bisnisnya. Menurut Warren J. Keegan (1995) dalam melakukan bisnis di negara lain adalah harus ada jaminan perlakuan yang sama seper ti halnya kep ada wa rga ne gara a sli, adanya stabilitas dan kepast ian hukum, adanya jaminan terh adap pemberian lisensi ,ada aturan tentang larangan dan tindakan terhadap praktek suap dan korupsi , adanya perlindungan merek dagang dan paten, adanya kejelasan tentang pembayaran besaran pajak dan jenis pajak, adanya kemudahan dalam perijinan, adanya penga wasan terhadap praktek p e rsa inga n , p e nga wasa n pe n e ta p a n h a rga , p en ga wasan p e ne ta p an n ila i e kspo r imp or , pen gawasa n prak tek pe rdagan gan, p engawa san pemberian label,pengaturan tenaga kerja,pengaturan isi iklan. Aturan-aturan tersebut perlu dipahami, dan pemahaman bagaimana mereka cara bekerja adalah penting untuk melindungi bisnis dan memajukan program bisnis baru. Jaminan bagi pengusaha asing untuk melakukan investasi di Indonesia didukung oleh pemerintah
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
seperti tertuang dalam Undang undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Dalam pasal 4 ayat 1 menyatakan bahwa pemerintah mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi penanam modal asing , memberikan perlakuan yang sam a , m enjam in ke pastia n huk um, k epast ian berusaha, dan keamanan berusaha. Pemerintah tidak akan me lakukan pengam bilan hak kepe milikan penanam modal atau tindakan nasionalisasi kecuali dengan undang-undang. Pasal 7 ayat 1 undangundang nomor 20 tahun 2007 menyatakan apabila terjadi tindakan nasionalisasi atau pengambilalihan hak, maka pemerintah akan memberikan konpensasi yan g jum lahn ya ditetap kan berda sarka n ha rga pasar.bahka n dalam pasal 8 menya takan bahwa penanam modal dapat mengalihkan asset kepemilikan kepada pihak yang diinginkan sesuai ketentuan dan peraturan dan perundang-undangan. Penanam modal diberi hak untuk melakukan transfer repatriasi dalam valuta asing terhadap modal, keuntungan, bunga ban k, dev iden , dan a unt uk pe m be lian ba ha n ba ku,bar ang set en gan jadi, ba ra ng ja di, da na pembayaran kembali pinjaman, dana royalty,atau biaya yang harus dibayar. Dalam pasal 10 menyatakan Perusahaan penanaman modal berhak menggunakan tenaga ahli warga negara asing untuk jabatan dan keahlian tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan p er un da n g- un da n ga n . Se lain it u duk un ga n pemerintah terhadap penanaman modal asing adalah memberikan fasilitas berupa kebijakan fiskal bagi y a ng m en ja la n k an usa h str a t egis t e h ada p perekonomian Indonesia. Bentuk fasilitas tersebut sesuai dengan pasal 18 ayat 4 dan ayat 5 adalah pengurangan pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan neto sampai batas tertentu, pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri. Selain memberikan fasilitas dibidang kebijakan fiscal, pemerintah memberikan kemudahan dalam hal perizinan menyangkut; perizinan hak atas tanah, pelayanan keimigrasian, perizinan impor. Kemudahan dalam pelayanan keimigrasian adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja asing yang bersifat sementara seperti perbaikan mesin,dan alat bantu produksi lainnya, dan tenaga asing untuk pelayanan purna jual. Dalam pasal 23 ayat 2 dan 3, menyatakan
5
INVESTASI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT) Oleh : Enjang Sudarman
kepada penanam modal asing diberikan fasilitas be rupa iz in tingga l t er bat as sela ma 2 ta hun, Selanjutnya diberikan izin tinggal tetap setelah berturut turut tinggal 2 tahun, dan diberikan masuk kembali beberapa kali perjalanan kepada pemegang izin tinggal terbatas setelah tinggal 1 tahun. Setelah calon investor paham terhadap segala aspek penanaman modal di Indonesia, membulatkan niatnya untuk melakukan investasi diawali dengan m em be nt uk pe r se ro aa n t er ba t as ( P T ) y an g berdomisili di Indonesia. Kemudian memilih sector bisnis yang diperbolehkan dengan memperhatikan daftar negatif investasi (Negative list for Investment): yaitu daftar yang berisi sector bisnis yang tertutup baik bagi investasi domestic maupun asing, Selanjutnya memasukan lamaran pengajuan investasi me lalui Badan Koo rdinasi P ena nam an Modal (BKPM) di Jakarta, kemudian dokumen aplikasi permohonan investasi dievaluasi oleh BKPM dalam berbagai aspek terutama aspek permodalan, dan teknis atau informasi lain yang diperlukan. Setelah proses evaluasi dilaksanakan dalam waktu paling lama 10 hari kerja. Setelah izin investasi dikeluarkan, pe rusa ha an sec ar a le ga l da pa t didirika n da n beroperasi. Tahap berikutnya adalah pelaksanaan menjalankan investasi, BKPM akan menerbitkan surat izin Rencana Persetujuan Tenaga Kerja Asing (RP T KA), Izin Mempek erjaka n Ten aga Asing (IMTA), surat persetujuan bea cukai, Akta Pengenal Impor Terbatas (APIT ), izin Usaha Tetap (IUT ). Se bagai tam ba han pe rijina n di t in gka t p usa t, pemerintah kabupaten /kota akan menerbitkan surat izin lokasi, izin konstruksi bangunan, izin gangguan (Nuisance act permit), dan surat hak tanah. Untuk mendapatkan surat izin di tingkat kabupaten kota cukup menghubungi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PT SP), akan melayani dengan cepat, mudah, dan murah, karena hal ini telah dilakukan reformasi birokr asi untuk me nuju good c orporate g overnan ce. RISIKO INVESTASI DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL Masalah penting dalam melakukan in vestasi adalah pemahaman terha dap bagaimana analisis tentang risiko, investor akan melihat dan betanya bagaimana ben tuk dan besarnya r isiko se belum
6
bersedia melakukan investasi. Investor akan selalu berusaha menyeimbangkan antara tingkat keuntungan yang akan diperoleh dengan besarnya risiko yang dihadapi. Menurut Iman Suharto (2002) pengertian risiko dikaitkan dengan kemungkinan (probabilitas) terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan. Tujuan melaksa naka n in vest asi ada lah mem pero leh keuntungan di masa depan, namun dihadapkan pada risiko bahwa memperoleh keuntungan mungkin terjadi kura ng da ri ya ng diha ra pka n. Se ma kin k ec il keuntungan yang diperoleh atau bahkan rugi, semakin besar risiko usaha tersebut. Menurut Bramantyo Djohanputro (2008) risiko diartikan suatu keadaan ketidak pastian yang berpotensi terhadap kerugian. Jenis risiko dalam suatu investasi mencakup; risiko permodalan,, transaksi, pasar, nilai tukar, likuiditas, kredit, sumberdaya manusia, asset, reputasi , hukum dan sosial. Risiko dalam bisnis bisa terjadi setiap saat, sebagai contoh dalam melakukan transaksi, bagi pe rusaha an in ter nasion al, da n m ulti nasion al melakukan transaksi bisa dalam waktu 24 jam setiap harinya . apabila transaksi tersebut menggunakan valuta asing, maka transaksi tersebut terkait dengan nilai tukar,sehingga apabila terjadi keterlambatan eksekusi transaksi valuta asing beberapa detik saja, bisa menyebabk an kerugian besar. Risiko pasar berkaitan dengan pergerakan variable pasar selama per iode likuiditas, dan pe rusaha an har us selalu mengadakan penyesuaian nilai terhadap pasar (mark to market). Risiko pasar dikelompokan dalam empat jenis risiko yaitu suku bunga, nilai tukar, komoditas dan equitas. Risiko suku bunga berkaitan dengan pinjam meminjam, risiko nilai tukar berkaitan dengan transaksi dengan valuta asing, risiko komoditas berkaitan dengan transaksi komoditas secara kredit atau perdagangan forward, futures, risiko ekuitas berkaitan dengan indeks saham.Risiko modal dalam in vesta si ada la h k etika mo dal dipe roleh da ri ekuitas(pemegang saham) ataupun pinjaman yang keduanya mengandung risiko. Ekuitas yang dikuasai perusahaan ada biayanya yang disebut biaya ekuitas (cost of equity), pemegang saham menginginkan pendapatan (deviden yield) ya ng lebih t inggi dibandingkan pendapatan dari bentuk investasi lain, kalau tidak sahamnya akan ditarik dipindahkan ke bentuk investasi lain.Risiko pinjaman adalah tingkat suk u bun ga a pa bila bun ga tin ggi je la s a ka n
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
INVESTASI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT) Oleh : Enjang Sudarman
membebani perusahaan.Risiko sumberdaya manusia dalam industry manufaktur adalah produktivitas dalam menghasilkan barang, cara mengatasi risiko SDM m elalui pe nge lo la n den gan indica to r keberhasilannya adalah tingkat kepuasan karyawan, semakin tinggi kepuasan semakin tinggi produktivitas, Risiko asset berwujud dalam investasi industry terkait denga n rusakn ya fisik bangunan akibat gempa, kebakaran, kecelakaan kendaraan, pencurian atau penjarahan, rusaknya mesin, matinya listrik. Untuk mengatasi resiko itu perusahaan harus menyiapkan sejumlah dana. Risiko reputasi berkaitan dengan hancurnya nama baik perusahaan karena ketidak mampuan dalam mengelola kinerja, komunikasi internal dan eksternal. Risiko hukum terjadi adanya kelem ahan yur idis missalnya da lam pembuatan kontrak dengan fihak lain tidak mencantumkan klausul kesepakatan dalam beberapa hal dengan anggapan masalah kecil, padahal justru dapat menjadi titik rawan yang bisa berdampak panjang. Risiko social terjadi karena tidak akrabnya perusahaan dengan lingkungan tempat perusahaan berada, termasuk didalamn ya ke tika rekrut men k aryawan ta npa memberi kesempatan kepada masyarakat setempat dan peran social terhadap masyarakat. Bagi perusahaan yang baru akan didirikan belum bisa mengidentifikasi kejadian risiko, namun demikian perusa haan sejenis pernah m engalaminya , oleh karena itu mengetahui risiko yang akan terjadi, bisa menggali informasi atau menggali data dari segala sesua tu t en ta ng r isik o m elalui p en ga la ma n perusahaan lain, data risiko diambil baik data primer at au dat a se kunder ber da sa rk an p en ga la ma n perusahaan lain. Selanjutnya dilakukan pengukuran atas risiko melalui metode tertentu, namun demikian dalam artikel ini tidak dibahas tentang bagaimana cara pengukuran risiko. Risiko terhadap lingkungan dan social dalam investasi sector industry perlu pemahaman yang lebih serius mengingat hal ini sangat menentukan sekali terhadap keberhasilan dan keberlanjutan usaha. Risiko social dan lingkungan lebih jauh lagi dibahas melalui tanggungjawab social perusahaan (corporate social responsibility)/yang disebut CSR. CSR merupakan upaya dunia usaha dalam mencari pola kemitraan (partne rship) dengan selur uh stake h older agar
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
dap at berpe ran dala m pe mban guna n, sehin gga mampu bersaing serta tidak berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan. Pengertian tanggung jawab social perusahaan adalah operasi bisnis tidak hanya mencari keuntungan secara financial, tetapi kepedulian perusahaan dalam membangun social ek on omi dan lingkun ga n sec ar a h olistic dan be rke sin am bun gan . T erdap at bebera pa istilah mengenai tanggung jawab social perusahaan (corporate social responsibility), yaitu corporate giving, corporate philanthropy, corporate community relations, dan community development. Ditinjau dari motivasinya corporate giving bermotif amal atau charity, corporate philanthropy bermotif kemanusiaan dan co rpo rate co mmu nity relation s m enjalin hubungan baik dengan lingkungan, community development bernuansa pemberdayaan lingkungan, dan sustainable development dengan Tujuan membantu pe rt um buha n ek on om i, m en ja ga k elesta rian lingkungan dan keadilan social. Di Indonesia istilah CSR telah popular sejak 1990-an, dimana beberapa pe rusah aa n t elah me lak uk an ak tivit as so cial pe rusahaa n (co rp ora te so cial ac tiv ity) ya ng merepresentasikan dalam bentuk peran serta dan kepedulian perusahaan terhadap aspek sosial dan lin gk un ga n . De ngan a dan ya pr o gr am CSR, diharapkan dapat membantu mengurangi angka kemiskinan, mengurangi angka pengangguran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.Menurut unda ng-unda ng nom or 25 t ahun 20 07 ten tang penanaman modal pasal 15 menyatakan bahwa perusahaan wajib melaksanakan tan ggung jawab social perusahaan. Demikian pula dalam undangundang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 ayat 1 menyatakan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan de nga n sumber day a alam wajib men jalank an tanggung jawab sosial dan lingkungan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. T ujuan adanya CSR adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; meningkatkan perbaikan lingkungan; mendorong pelaksanaan kegiatan usaha yang bersih dan bertanggung jawab; memberikan konstribusi yang positif kepada masyarakat yang ada disekitar lingkun gan perusah aan khususn ya dan um um ny a m asya rak at luas diluar lingkungan
7
INVESTASI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT) Oleh : Enjang Sudarman
perusa haan; membe ntuk sikap/c itra positif dari ma sy ar ak at lua s at au publik t er ha da p bisn is perusahaan; Untuk mengkoordinasikan program CSR agar tepat sasaran di Kabupaten Karawang dibentuk T im Koordinasi dengan tugas tim kerja CSR adalah ; mela kukan penelitian p ermasa lahan sosial dan lingkungan perusahaan berdom isili. melak ukan verifika si atas usulan CSR mengenai k ebutuhan masyarakat maupun usulan perusahaan., melakukan sosialisasi perihal pembangunan berkelanjutan melalui program CSR kepada perusahaan-perusahaan yang belum melaksanakan CSR di Kabupaten Karawang., merumuskan berbagai petunjuk pelaksanaan meliputi p e re n c an a a n CSR, t e rm a suk m ek a n ism e pembiayaan. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan CSR, akunta biitas CSR dalam bentuk pelaporan kepada para pemangku kepentingan. Progr am CSR di Kabupaten Karawang telah berjalan sebagai contoh dilakukan oleh PT.ASIA PASIFIC FIBERS , perusahaan tersebut berlokasi di desa kiara payung kecamatan klari kabupaten karawang. PT.Asia Pasifc Fibers memproduksi bahan dasar tekstil berupa kapas sintetis atau fiber, pada bulan oktober 2011 telah melaksanakan kegiatan dalam bentuk : membangun ruang rawat inap berikut f asilita sn y a di puske sm a s ke c am a ta n k la ri, penyediaan sarana air bersih di puskesmas curug kecamatan klari, memberi makanan tambahan bergiji bagi balita, memberian perlengk apan posyandu berupa timbangan bayi dan alat ukur bayi di 13 desa kecamatan klari, memberikan mobil siaga untuk keperluan transportasi pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa kiara payung, kecamatan klari, membantu pembangunan sarana keagamaan pondok pesantren di desa Duren kecamatan Klari. Persoalannya adalah bagaimana risiko investasi dan tanggung jawab social dirumuskan sehingga in ve st asi m en gun tungk an dan tida k m er usak lingk unga n . Ba hk a n ba gaim a na logik an y a melaksanakan investasi sector industry berdasarkan konsep dan prinsip investasi. agar memperoleh keuntungan bagi perusahaan dan masyarakat sekitar lingkungan. Fenomena investasi sector industri pada akhirnya dapat dilihat se bagai sebua h kemungkin an dan kesempatan yang positif, baik dari sisi praktis bisnis
8
maup un diri sisi p engemba ngan kh asanah ilmu pengetahuan, dan bahkan melahirkan teori-teori baru di bida n g ek o no mi in dustr y, da n e k on om i pemba ngunan. Pemusatan industr y pada suatu kawasan (distrik) adalah sebuah konsep pemilihan lokasi investasi yang memungkinkan terjadinya sekala ekon omis dalam p roses produk si yan g efisien, pemusatan industry memungkinkan pengembangan pem asara n hasil pr oduksi, dan memungkin kan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Konsep iklim investa si dapat memberikan kema mpuan tentang bagaimana situasi dan kondisi yang harus dipersiapkan dalam melakukan investasi. Pada sisi praktis, investasi sector industry adalah menciptakan lapangan kerja profesional, proses alih teknologi, peningkatan produktivitas nasional, sert a akan meningkatkan kemampuan ,keterampilan dalam mengelola investasi sector industry untuk lebih survive. Agar perusahaan yang melakukan investasi sector industry bisa surviv e, maka diperlukan ilmu pengetahuan baru yang mendukung kepentingan praktis pengelolaan investasi sector industry, sehingga lah irnya kom unita s pro fessional dala m bidang investasi sector industri bisa dipertanggung jawabkan secara akademik dan professional. Dan untuk itu, diperlukan suatu kajian yang spesifik dalam bidang tersebut, Sehingga bagi perguruan tinggi dan fakultas ekonomi dapat mengembangkan ilmu ekonomi industr y da n ek on om i pe mba ngun an dar i ko nsep aglomerasi industry, iklim investasi, risiko investasi dan tanggungjawab social. KESIMP ULAN Investasi sector indust ry di Indonesia sangat menguntungkan, buktinya investor asing berdatangan terus ke Indonesia untuk mendirikan pabrik. Indonesia dipandang oleh investor asing memiliki keunggulan komparatif ditinjau dari segi factor produksi, maupun dar i se gi pe masar an h asil produksi. Sela in itu, dukungan pemerintah sangat tinggi bagi investor asing. Dukungan tersebut berupa jaminan dari pemerintah dalam hal keamanan, kenyamanan, stabilitas politik, serta memberikan fasilitas berupa sarana prasarana industry, keringanan pajak dan kemudahan perijinan. Fenomena investasi sector industri pada akhirnya dapat dilihat se bagai sebua h kemungkin an dan
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
INVESTASI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT) Oleh : Enjang Sudarman
kesempatan yang positif, baik dari sisi praktis bisnis maup un diri sisi p engemba ngan kh asanah ilmu pengetahuan, dan bahkan melahirkan teori-teori baru di bida n g ek o no mi in dustr y, da n e k on om i pemba ngunan. Pemusatan industr y pada suatu kawasan (distrik) adalah sebuah konsep pemilihan lokasi investasi yang memungkinkan terjadinya skala ekon omis dalam p roses produk si yan g efisien, pemusatan industry memungkinkan pengembangan pem asara n hasil pr oduksi, dan memungkin kan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Konsep iklim investa si dapat memberikan kema mpuan tentang bagaimana situasi dan kondisi yang harus dipersiapkan dalam melakukan investasi. Pada sisi praktis, investasi sector industry adalah menciptakan lapangan kerja profesional, proses alih teknologi, peningkatan produktivitas nasional, sert a akan meningkatkan kemampuan ,keterampilan dalam mengelola investasi sector industry untuk lebih survive. Agar perusahaan yang melakukan investasi sector industry bisa surviv e, maka diperlukan ilmu pengetahuan baru yang mendukung kepentingan praktis pengelolaan investasi sector industry, sehingga lah irnya kom unita s pro fessional dala m bidang investasi sector industri bisa dipertanggung jawabkan secara akademik dan professional. Dan untuk itu, diperlukan suatu kajian yang spesifik dalam bidang tersebut, Sehingga bagi perguruan tinggi dan fakultas ekonomi dapat mengembangkan ilmu ekonomi industr y da n ek on om i pe mba ngun an dar i ko nsep aglomerasi industry, iklim investasi, risiko investasi dan tanggungjawab social. DAFTAR PUSTAKA Bryson, John M., Strategic Planning for Public and No np ro fit Org a niza tio n , A Gu id e to Strengthening and Sustaining Organizational Achievemen t, Josse y Ba ss P ublisher s, San francisco, 1995. Case.Karl E., Fair Ray C., Principle of Economics 8 th Edition, Published by Pearson Education, Inc. Upper Saddle River, New Jersey, 2007. Djoha np utr o Bra man tyo , M an aje men Risiko Korporat, Penerbit PPM, Jakarta 2008.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Basri Faisal dan Munandar Haris, Lanskap Ekonomi Indon esia, Kajian dan Re nungan Ter hadap masala h structur al, T ranfo rmasi Baru, dan Prospek perekonomian Indonesia, Penerbit Prenada Media Grup, Jakarta, 2009. Kee ga n War r e n J. Glob a l ma rk e tin g manage ment,Pre ntice Hall In c. A Simon &Schuster Company, Englewood Clips, New Jersey, 1995. Kotler, Philip, Marketing Management, Prentice Hall inc. A Simon & Schuster Company, Upper Saddle River, New Jersey, 1997 Madura , Jeff, Introduction to Business 2 nd Edition , T homson Learning Asia, 60 Albert Street, Singapore, 2001. T hompson, Jr., StricklandA.J., Fulmer, William E., Readng in Strategic Management, Business Publications, Inc., Plano, Texas, 1984. Wheelen, T homas L, dan Hunger David, J. Strateg ic Ma n ge m en t a nd B usine ss P olicy, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey, 2002. T r i Ca hy on o, Bam ba ng, S trate gic Bu sin ess Policy,,Grad uate P rogram Modules.IP WI Publishing Company, Jakarta, Indonesia, 1999. Madura , Jeff, Introduction to Business 2 nd Edition , T homson Learning Asia, 60 Albert Street, Singapore, 2001. T hompson, Jr., StricklandA.J., Fulmer, William E., Readng in Strategic Management, Business Publications, Inc., Plano, Texas, 1984. Wheelen, T homas L, dan Hunger David, J. Strateg ic Ma n ge m en t a nd B usine ss P olicy, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey, 2002. Samuelson Paul A. dan Nordhaus Wiliam D. Economics Eighteenth Edition,T he McGrawHill Companies, Inc. New York 2005. Suharto Iman, Studi Kelayakan Proyek Industri, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002. T r i Ca hy on o, Bam ba ng, S trate gic Bu sin ess Policy,,Grad uate P rogram Modules.IP WI Publishing Company, Jakarta, Indonesia, 1999. Teguh Muhammad, Ekonomi Industri, PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta 2010.
9
INVESTASI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT) Oleh : Enjang Sudarman
Todaro Michael P. dan Smith Stephen C. Economic Development Ninth Edition, Pearson Education Limited, United Kingdom, 2006. Antara News, 45 PMA dapat Izin Investasi sector Industri, Jakarta, 5 Mei 2011. Rencana Pembangunan Jangka Menengan Nasional (RPJMN 2010-2014) Undang-undang nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Undang-undang nomor 25 tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
10
Keptusan Presiden RI (Keppres) Nomor 41 Tahun 1996 Tentang Kawasan Industri. Keptusan Presiden RI (Keppres) Nomor 53 Tahun 1 98 9 Te nt a ng P en gem ba ngan Ka wa sa n Industri. _________, Investent Prosedure, BKPM Jawa Barat, Bandung 2008. _________, Karawang Dalam Angka 2006 _________, Karawang Dalam Angka 2007 _________, Karawang Dalam Angka 2008 _________, Karawang Dalam Angka 2009
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR YANG SUDAH DAN BELUM DISERTIFIKASI (Studi Di SMP Negeri Jakarta Timur) Oleh : S yarif Hidayat ABSTRACT The quality of education can not be separated from the presence of the teacher as the main source in determining achievement of objectives. The key task of the teacher is doing lesson planning, implementing learning and doing peniaian learning outcomes. Government efforts to improve the performance of teachers to teach this one through the teacher certification program followed by professional educator certification and welfare provision. This study aims to describe the performance of teaching and teacher who has not been certified and mengenalisis differences in performance and teaching of teachers who have not been certified. The method used was a survey in East Jakarta Junior High School with a total sample of 200 people. The instrument used was a questionnaire with a Likert scale model 5 answer choices. The results showed that: 1) the performance of teachers teaching Junior High School in East Jakarta is quite good there are only a few aspects of the implementation of a relatively weak with interactive learning, using varied methods, the use of media fun and weak reflection learning implementation, 2) teachers' teaching performance certified tend to be better than the performance of teachers who have not been certified to teach. It can be concluded that the teacher certification program succeeded in improving the performance of teachers in the teaching and learning activities. Kualitas pendidikan tidak dapat dipisahkan dari ke ber ada an guru se bagai sum ber uta ma dalam menentukan pencapaian tujuan. T ugas pokok guru ada lah mela kuka n pe renc anaa n pe mbelajar an, melaksanakan pembelajaran dan melakukan peniaian hasil belajar. Upaya Pemerintah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru ini salah satunya melalui program sertifikasi guru yang diikuti dengan pemberian ser tifikat p endidik profe sion al da n pe mber ian k e se ja ht e r aa n . P e n elit ian ini ber t ujua n mendeskripsikan kinerja mengajar guru yang belum dan sudah disertifikasi dan mengenalisis perbedaan kiner ja me nga jar guru ya ng be lum da n sudah disertifikasi. Metode yang digunakan adalah survei di SMP Negeri Jakarta T imur dengan jumlah sampel sebanyak 200 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket model skala Likert dengan 5 pilihan jawaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) kinerja mengajar guru SMP Negeri di Jakarta T imur tergolong cukup baik hanya terdapat beberapa aspek y a ng t er go lo n g le m ah y ak n i p e lak sa na a n
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
pembelajaran dengan interaktif, penggunaan metode bervariasi, penggunaan media yang menyenangkan dan lemahnya refleksi pelaksanaan pembelajaran, 2) Kine rja me ngajar guru y ang sudah disertifikasi cenderung lebih baik dibandingkan dengan kinerja mengajar guru yang belum disertifikasi. Dengan de mikian dap at disimp ulka n bah wa p ro gr am sertifikasi guru berhasil meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu sumber bagi kela ngsungan hidup sebuah ne gara. Pendidikan bermutu akan menghasilkan Sumber Daya Manusia bermutu, dan Sumber Daya Manusia yang bermutu akan mampu membawa negara kearah lebih maju. Pada saat ini, Indonesia menghadapi masalah yang sifatnya multidimensi yang menuntut kemampuan dan kemauan semua pihak untuk melakukan pemecahan segera terutama dalam hal mutu/kualitas pendidikan pada semua jenjang.
11
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR YANG SUDAH DAN BELUM DISERTIFIKASI (Studi Di SMP Negeri Jakarta Timur) Oleh : Sy arif Hiday at
Kualit as a tau mut u pe ndidika n t idak dap at dilepaskan dari peran dan fungsi guru yang secara langsung berhadapan dengan subyek pendidikan di kelas. Dari sederatan faktor penentu keberhasilan pendidikan, guru (human factor) merupakan ujung tombaknya, karena tanpa guru, sumber daya lain (nonhuman factor) seperti kurikulum, media, dan sarana prasarana akan statis dan tidak berguna. Peran dan urgensi guru sebagai motor pendidikan, secara faktual mengalami kendala besar. Hasil rapat kerja Departemen Pendidikan Nasional tahun 2004, m en un jukk an bah wa m a sa la h ya ng dih adap i pendidikan dilihat dari kondisi guru saat ini adalah: (a) Kualifikasi dan kompetensi guru yang kurang layak, sehingga mengha mbat peningkatan mutu pendidikan; (b) Kualifikasi akademik guru masih ba nya k y ang di bawa h stan dar minimal ya ng dipersyaratkan; dan (c) Kompetensi guru terhadap mata pelajaran yang diajarkan kurang memadai (Setjen Depdiknas, 2004 : 5) Sejalan dengan data di atas, berdasarkan hasil sa la h satu p ene lit ia n din yat aka n bah wa sk or penguasaan guru terhadap metodologi pembelajaran yang diterapkan di kelas hanya mencapai sekitar 51,81 % dan aspek yang paling rendah te rdapat pada aktivitas menganalisis pembelajaran dengan skor 37,08% (Umul Hidayat, 2006: 92). Rendahnya p e ngua sa a n p a da be be r a pa a sp e k di at a s menunjukkan rendahnya kinerja guru dalam mengajar yang terindikasi pada kreativitas guru dan upaya guru dalam melakukan inovasi-inovasi pembelajaran, kec ender ungan masih mela kukan hal- hal y ang konvensional dalam pembelajaran yakni mengajar da n me mber i tuga s la tiha n ya ng ber da mp ak munculnya kejenuhan pada siswa bahkan membuat siswa f rust asi dan menga lami kebosan an y ang berkepanjangan. Oleh karena itu, diperlukan daya dorong guru untuk dapat menciptakan inovasi-inovasi dalam pem belajaran y ang berkualitas. Kualitas pembelajaran yang dilakukan guru ini diawali dari perencanaan awal pembelajaran inovatif yang mampu mengajak siswa untuk berpikir kreatif, pemilihan bahan pembelajaran, penentuan strategi, penggunaan media pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan senang, sampai bagaimana melakukan evaluasi untuk mengukur hasil belajar yang dicapai siswa. Seiring dengan permasalahan di atas dan tuntutan masyarakat akan kualitas pendidikan sebagai wadah pemroduksi sumber daya manusia di masa mendatang
12
yang kompetitif, pengelolaan pendidikan secara pro fesional oleh ten aga-t enaga ata u guru-guru profesional menjadi bagian yang tidak dapat dielakkan lagi. Sosok dan keberadaan guru menjadi sentral dalam p engembangan pe ndidikan bermutu yang memerlukan kebijakan serius dan berkelanjutan yang adil dan merata. Berpijak pada urgensi peran dan fungsi guru, P em er int a h me lak uka n upa y a pe n in gka ta n profesionalisme guru melalui proses sertifikasi guru diama nat kan dalam UU No 20/2003 te nta ng Sisdiknas, yaitu dalam pasal 39 ayat (2) dinyatakan, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas m er e n ca n a ka n da n me la ksa n ak a n p r o se s pembelajaran, menilai hasil belajar, serta melakukan pembimbingan dan pelatihan, pasal 42 ayat (1) bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan se rtifik asi sesuai den gan je nja ng ke wen angan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Amanat Undang-Undang Sisdiknas tersebut di atas, dikuatkan UU nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, disebutkan pada bab II pasal 2 ayat (1) bahwa guru mempun yai ke duduka n seba gai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan pada ayat (2) disebutkan bahwa pengakuan kedudukan guru se ba gai t ena ga pr of esion al se ba gaima na dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidikan, dan pada pasal 8 ayat (1), disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Implementasi program sertifikasi guru secara teknis dirinci dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl Nomor 18 Tahun 2007, diantaranya dinyatakan bahwa sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pen didik untuk gur u dalam ja batan . Ser tifik asi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diikuti oleh guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma(D-IV). Be rdasark an uraian te rsebut, f ok us tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Mendeskripsikan kiner ja me nga jar guru ya ng be lum da n sudah disertifikasi, dan 2) Mengenalisis perbedaan kinerja mengajar guru yang belum dan sudah disertifikasi.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR YANG SUDAH DAN BELUM DISERTIFIKASI (Studi Di SMP Negeri Jakarta Timur) Oleh : Sy arif Hiday at
KINERJA MENGAJAR GURU Sejalan dengan hal tersebut di atas, Gordon (1993: 141) mengatakan bahwa “ performance was a function o f employee’s ability, a cceptance of goal, level of the goals, and the interaction of the goals their ability.” (Kinerja menurut Gordon meliputi empat komponen utama, yaitu: (1) Kemampuan, (2) tujuan, (3) tingkatan tujuan, (4) Interaksi tujuan terhadap kemampuan. Oleh karena itu untuk melihat kinerja seseorang maka perlu diadakan penilaian sec ar a me ny e luruh te r ha da p tuga s dan a ta u tanggungjawab yang diberikan kepadanya). Bentuk kualifikasi dan kompetensi seorang guru dijelaskan Muijs and Reynolds dalam Jeff Jones, Mazda Jenkin and Sue Lord (2006: 5) bahwa kinerja guru yang efektif sangat bergantung pada beberapa aspek, yaitu : “The effective teachers performanace: 1. have a positive attitude; 2. develop a pleasant social / psychological climate in the classroom; 3. have high expectations of what pupils can achieve; 4. communicate lesson clarity; 5. practise effective time management; 6. employ strong lesson structuring; 7. use a variety of teaching methods; 8. use and incorporate pupil ideas; and 9. use appropriate and varied questioning”. Bahwa kinerja seorang guru akan efektif bila memiliki kriteria sebagai berikut: memiliki sikap positif, mampu membangun iklim kelas yang kondusif, memiliki harapan yang besar terhadap keberhasilan siswa, mampu berkomunikasi dengan jelas, dapat men gelola wakt u sec ara e fektif, men gguna kan struktur pem belajaran yang jelas, menggunakan ber ba ga i ma ca m me to de pe mbelajar an y an g bervariasi, menggali dan menggunakan ide-ide siswa, dan menggunakan berbagai model pertanyaan yang bervariasi. Helmut R. Lang & David N. Evans (2006 : 298) bahwa kegia tan mengajar dimulai dengan tahap pert ama ber upa per encanaa n sebelum kegiatan p em be la ja ra n dim ula i, t a h ap k edua a da la h menjelaskan tujuan pembelajaran yang dikaitkan dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya dan yang akan dipelajari berikutnya, tahap ketiga adalah menyajikan dan mengorganisasi kemajuan belajar yang dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat terhadap materi yang telah diajarkan, tahap keempat adalah melibatkan dan memotivasi belajar siswa dengan memberikan penjelasan yang disertai contohcontoh sehingga membantu mereka untuk memahami
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
pe la ja ra n, t ah ap k elima a da la h me mber ik an kesempatan kepada siswa untuk mengulang dan mempraktekkan pelajaran yang telah lalu sehingga ada penguatan atas apa yang mereka dapatkan, dan tahap terakhir adalah pemberian tes untuk mengetahui seberapa baik pemahaman siswa terhadap pelajaran. 1). Membuat Perencanaan Mengajar Aktivitas guru dalam melakukan rangkaian pembelajaran dimulai dari menyusun rencana belajar mengajar, mengorganisasikan, menata, mengendalikan, membimbing, dan membina terlaksanannya proses belajar mengajar secara relevan, efisien, dan efektif, menilai proses dan hasil belajar, dan mendiagnosis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan proses belajar untuk dapat disempurnakannya proses belajar mengajar selanjutnya (Soedijarto, 1993 : 9 6) . Pe re nc an aa n m en ga ja r me rupa ka n persiap an yang dibuat sebagai standar atau rambu-rambu dalam proses pembelajaran di kelas. Menurut Fred C. Lunenburg & Beverly J. Irby (2006: 88-89) konten perencanaan pembelajaran adalah meliputi: a. Goal, yaitu sasaran umum yang hendak dicapai dalam pembelajaran b. T ujuan, yaitu aspek khusus yang harus dikuasai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang mengacu pada pola abcd (aud ience , beh avio r, co ndition, degree) c. Menentukan materi yang akan diajarkan d. Le vel dan kara kter istik siswa, yak ni mempe rhitungk an berba gai perbedaan y an g me m ungk ink a n be r be da ny a pencapaian tujuan e. Penilaian, yaitu melakukan penilaian atas tujuan yang telah ditetapkan Dalam Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 ten tang sta ndar proses dinya taka n ba hwa perenca naan proses p embelajaran m eliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian ha sil bela jar , da n sumbe r be lajar. Dengan demikian, guru dintuntut menyiapkan persiapan pembelajaran dalam bentuk dokumen yang telah disiap kan sebe lum kegiata n pe mbelajar an
13
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR YANG SUDAH DAN BELUM DISERTIFIKASI (Studi Di SMP Negeri Jakarta Timur) Oleh : Sy arif Hiday at
dilakukan, artinya, pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan terlebih dahulu didesain dan dipersiapakan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 2).
14
Melaksanakan Pembelajaran Mengajar merupakan tugas menantang dan kompleks karena yang dihadapi adalah manusia yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda tetapi tetap harus dijamin mencapai keberhasilan. Oleh karena itu, seorang guru memiliki peran multi, yaitu sebagai pendidik, pengajar, pelindung, dll. Menurut Linda Darling Hammond (2006: 115) ba hwa mengajar merupakan k egiatan membangun dan memodifikasi materi sesuai pengalaman siswa, memilih dan menggunakan materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman siswa, mendesain aktivitas pembelajaran yang menarik siswa, menggunakan contoh-contoh dalam pembelajaran sesuai yang dialami siswa, mengelola kelas dengan berbagai cara sehingga menentukan gaya interaksi dalam pembelajaran, dan m en ggun ak an t ek nik ev alua si y an g bervariasi. Menurut Schunk, Pintrich, Meece (2008: 304) bahwa pembelajaran yang efektif dilakukan melalui tahapan berikut: a) Memulai pembelajaran dengan penjelasan sin gk at p ra sa ya r a t da n t ujua n pembelajaran. b) Menyampaikan materi baru pada beberapa tahapan dan membe rikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkannya. c) Menjelaskan secara gamblang, jelas dan instruksi yang detil. d) Me nyia pkan siswa dalam melakuk an praktek e) M em in ta p er t a ny a a n, m en ge ce k pe mah am an siswa, dan mem be rik an respon terhadap semua siswa. f) M em a n du siswa se la m a m e ngik ut i kegiatan praktek g) Menyiapkan feedback dan koreksi yang sistematis h) Memberikan instruksi yang eksplisit dan latihan praktis serta memonitornya Sedangkan keterampilan teknis yang harus dikuasa i adalah keter ampilan-keter ampilan khusus sehingga tujuan dapat tercapai dengan
ba ik, dia nta ra k ete ram pila n itu adalah : Ke tr am pila n ber ta ny a (qu estion skill ) , Ket r a mp ilan m em be ri p en guat a n (re in fo rsc e m e n t sk ills) , Ke t er a m p ila n m en gada k an va r ia si ( v aria tio n sk ills) , Ketrampilan menjelaskan (exsplanation skills), Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran (set indu ction and closu re), Ketr ampilan m e mbim bin g diskusi k e lom p o k k e cil, Ketrampilan mengelola kelas, dan Ketrampilan mengajar perseorangan (M. Uzer Usman, 1992 : 66). 3). Melakukan evaluasi Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru m en c a kup 4 a spe k , y a k ni a sp e k pengetahuan dan pemahaman konsep (yaitu bagaimana siswa dapa t mendemonstrasikan pemahamannya), aspek kemampuan berpikir (yaitu baga imana siswa dapat be rpikir atau menunjukkan indikator bahwa mereka dapat berpikir), aspek keterampilan (yaitu apa yang dapat siswa lakukan yang mengindikasikan adanya perubahan), dan aspek perilaku (yaitu bagaima na p e rila ku siswa me nunjuk ka n perubahan positif di kelas) (Donald C. Orlich, et al. 2010: 325). Menurut Cross dalam Sukardi (2008 : 1) yang dimaksud dengan evaluasi adalah : a process which determines the extent to which objectives have be en achie ved. Bahwa evaluasi adalah sebuah proses yang menentukan kondisi yang menunjukkan bahwa tujuan telah dapat dicapai. Pelaksanaan evaluasi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu tes formatif dan tes sum at if ( Ant ho ny J. Nik o & Susan M . Brookhart, 2007: 120-127). Secara luasAnthoni dan Susan ini menjelaskan gambaran kedua tes tersebut di atas. Tes formatif digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pencapaian target yang dicapai siswa dalam pembelajaran yang f un gsin ya un tuk me m buat p e re nc an aa n pe mbelajar an se la njut ny a, me ndia gn osis kesulitan belajar siswa, dan untuk memberikan informasi kepada siswa bersangkutan tantang bagaimana cara meningkatkannya. Ada tiga teknik yang digunakan dalam tes formatif ini, yaitu: oral assesment technique,paper and pencil assesment technique, portfolio tech-
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR YANG SUDAH DAN BELUM DISERTIFIKASI (Studi Di SMP Negeri Jakarta Timur) Oleh : Sy arif Hiday at
nique. Sedangkan tes sumatif dilakukan secara formal untuk mengevaluasi pencapaian target belajar siswa untuk diinforma sikan ke pada siswa, orang tua maupun pengawas sekolah dengan dua teknik yaitu: teacher crafted technique dan external technique. Wilson ( 19 99: 1 58 ) men ggam ba rk an pe ngukur an kin erja dengan tujuh mac am metode, yaitu: penilaian kinerja yang dilakukan oleh atasan langsung, penilaian oleh diri sendiri, penilaian oleh bawahan, penilaian oleh teman sejawat, penialaian secara tim, dan penilaian umpan balik 360 derajat yang berfokus pada pengembangan skill. SERTIFIKASI GURU Sebagaimana dimaklumi, bahwa unjung tombak da ri se tiap ke bijak an ya ng be rk ait an de ngan pendidikan adalah guru. Guru merupakan sumber daya utama yang secara operasional terkait langsung dengan berbagai bentuk, pola, gerak, dan perubahan sistem pendidikan. Perubahan kurikulum yang belum lama ini beralih dari kurikulum 1994 ke kurikulum KBK tahun 2004 yang disempurnakan dengan KT SP, tidak terlepas dari guru sebagai pemeran utamanya yang segera harus menguasainya untuk ditransfer kepada siswa didiknya (Cam and Sam, 2005: 54). Lahirnya kebijakan ini menuntut kemampuan dan profesionalisme guru agar kurikulum baru tersebut dapat diimplementasikan dengan baik. Di era desentralisasi dan demokratisasi, menururt T ilaar (2000: 23) proses pendidikan memerlukan te na ga- te naga p en didik an ya ng ter am pil dan profesional yang berbeda dengan era sebelumnya yang harus berpikir unifom sehingga bedampak pada matinya berpikir kritis dan inisiatif. Hal demikian juga mengakar pada arah kebijakan manajemen dan proses pendidikan yang tidak mengembangkan berpikir kritis dan inovatif, standar nasional pendidikan yang abstrak, serta tidak memiliki relevansi dan akuntabilitas. Bentuk kebijakan Pemerintah untuk mengangkat profesionalisme guru adalah dengan diadakannya p r ogr a m se rt if ik a si guru den ga n se ga la kon sekuensin ya. Sert ifika t guru adalah sebuah sertifikat yang ditanda tangani oleh Perguruan Tinggi pen yele nggar a se rtifikasi seba gai bukti for mal pengakuan profesionalit as gur u yang diber ikan kepada guru sebagai tenaga professional. Sedangkan sertifikasi adalah proses pemberian setifikat pendidik
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
kepada guru yang telah memenuhi standar professional guru (Dirjen PMPT K Depdiknas, 2007: 1). Menurut UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dijelaskan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen, sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Sertifikat pendidik diberikan jika mereka dapat membuktikan telah menguasai keempat kompetensi sebagai agen pembelajaran. Jika pendidikan profesi pendidik dianalogikan dengan kursus mengemudi, uji sertifikasi dapat diibar atkan dengan ujian untuk memperoleh SIM. Akibat positif dari sertifikasi guru, adalah guru berhak memperoleh tunjangan profesi. Di sinilah berlaku hukum “reward and punishment”, setelah berkualit as, maka diberi reward be rupa tunjangan profesi. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Sertifikasi guru ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. M e ne n t uk a n k e lay a k a n guru dala m melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional 2. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan 3. Meningkatkan martabat guru 4. Meningkatkan professional guru Sedangkan manfaat dari pelaksanaan program sertifikasi guru ini adalah: 1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru 2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak professional 3. Meningkatkan kesejahteraan guru Dasar utama pela ksana an se rtif ikasi ada lah Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang disahkan tanggal 30 Desember 2005. Yaitu dalam pasal 8, disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal lainnya adalah pasal 11, ayat (1) menyebutkan bahwa sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.
15
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR YANG SUDAH DAN BELUM DISERTIFIKASI (Studi Di SMP Negeri Jakarta Timur) Oleh : Sy arif Hiday at
M en ur ut Sur a k hm a d ( 2 0 09 : 25 1 - 25 2 ) sesungguhnya program sertifikasi guru diharapkan dapat tercapainya hal-hal sebagai berikut: 1. Terciptanya mata rantai kegiatan kependidikan sehingga guru lebih termotivasi secara intrinsik untuk berkarya dan berkembang. 2. Sistem pengadaan, penempatan, pemberdayaan, dan pembinaan guru akan lebih baik dan professional. 3. Lembaga pendidikan tenaga kependidikan akan lebih bertanggung jawab dan terfok us pada upaya menghasilkan guru yang lebih unggul dari segala aspek keguruan. 4. Masyarak at awam ak an le bih m emaha mi, menghargai, dan mendukung posisi serta peran guru sebagai kekuatan pendidikan bangsa. 5. Pemerintah akan lebih terbuka, berani, dan me ndukun g pe ran guru dalam m ela kuk an pendidikan anak bangsa ini. METO DO LO GI PENELITIAN P en dek a ta n da la m p e n elitia n ini ada la h pendekatan kuantitaif, metode survey dan teknik analisisnya menggunakan uji “ t” untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan anatara dua kelompok ndependen yakni guru belum disertifikasi dan yang sudah disertifika si. Obyek pe nelitian guru SMP Ne ger i di Jaka rta T imur. Wak tu pelaksana an penelitian bulan Pebruari sampai dengan Maret 2013. Populasi adalah subyek atau keseluruhan wilayah yang akan diteliti, seperti dikatakan Moh. Nazir (1999 : 325) bahwa populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri di Jakarta T imur yang berjumlah 1638 orang. Desa in sa mp ling dala m p e ne litia n in i me ngguna kan desain re stricted sa mple, yaitu penarikan sampel secara tidak langsung dari populasi akan tetapi ditarik dari kelompok sub-populasi (Moh. Nazir, 1999: 332). Dalam hal ini, populasi adalah seluruh guru pada SMP Negeri di Jakarta T imur, sedangkan sub-populasinya adalah kelompok guru be lum dise rtifik asi da n kelomp ok gur u sudah disertifikasi. Sampel penelitian adalah guru SMP Ne ger i di Jak art a T imur yan g diam bil seca ra proporsional atau proportionate stratified random sampling. Besaran jumlah sampel yang diambil dari populasi didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 134) bahwa apabila populasi subyeknya cukup besar
16
maka sebagai ancer-ancer sampel diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 %. Dalam penelitian ini, sampel diambil sebanyak 10 % dari jumlah total populasi 1638 orang guru yaitu 163,8 kemudian penulis genapkan menjadi 200 orang yakni 100 orang guru belum disertifikasi dan 100 orang guru sudah disertifikasi. Instrumen penelitian menggunakan model skala Liker t, yaitu jenis ska la yang digunakan untuk mengukur persepsi atau sikap seseorang dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan dan responden diminta untuk memberikan jawaban dalam skala ukur yang telah disiapkan (Sukardi, 2003: 146). Pengujian validitas instrumen menggunakan korelasi Product Moment dengan jumlah responden berjumlah 20 orang guru. Hasil uji validitas, bahwa instrumen kinerja mangajar dari 35 butir ternyata 4 butir drop dan 31 valid. Uji reliabilitas instrumen atau tingkat konsistensi instrumen dengan menggunakan formula Koefisien Alfa dari Cr onbach. Ketentuan tent ang tingkat reliabilitas butir instrumen, seperti diungkapkan oleh Sugiyono (2011: 184) bahwa instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki skor reliabilitasnya minimal 0,6, dan jika kurang dari 0,6 maka instrumen dikatakan tidak reliabel. Berdasarkan perhitungan reliabilitas, diperole h skor Alpha Cronbach sebesar 0,892. Dengan demikian, instrumen kinerja mengajar guru reliabel. Tabel 1 Kriteria Skor Rerata Variabel Rentang Nilai 0,00 – 1,00 1,01 – 2,00 2,01 – 3,00 3,01 – 4,00 4,01 – 5,00
Kriteria Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi
Penafsiran Sangat kurang baik Kurang baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
HASIL PENELITIAN De skripsi Data Kine rja Me ngajar Deskripsi kinerja mengajar dijabarkan secara berurutan yakni dimulai kinerja mengajar guru yang belum disertifikasi kemudian kinerja mengajar guru yang sudah disertifikasi dan terakhir penjabaran sec a r a k e se luruh a n se hin gga dap a t diiha t perbandingan antarkeduanya. Kinerja data mengajar guru meliputi empat aspek y a it u pe r e nc a n aa n me n ga ja r , p e lak sa na a n p e mbe laja r an , ev a lua si pe m bela jar a n da n pengembangan yang diperoleh melalui perhitungan ra ta-r ata ter hada p sk or jawa ban dar i 31 but ir pertanyaan yang dijawab oleh guru sebgai responden
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR YANG SUDAH DAN BELUM DISERTIFIKASI (Studi Di SMP Negeri Jakarta Timur) Oleh : Sy arif Hiday at
di SMP Negeri Jakarta T imur. Deskripsi data kinerja mengajar guru SMP Negeri di Jakarta T imur yang sudah disertifikasi dapat ditampilkan sebagai berikut: Gambar 1. Kinerja Mengajar Guru yang Sudah Disertifikasi
Pa da graf ik di ata s, dime nsi pe ren ca na an pembelajaran terdiri dari 3 butir pertanyaan selurunya me miliki k rit er ia baik , dime nsi p elak sa na an pembelajaran memiliki 21 pertanyaan secara umum memiliki kriteria cukup baik, dimensi penilaian pembelajaran memiliki 5 butir pertanyaan memiliki kriteria cukup baik, dan dimensi pengembangan memiliki 2 butir pertanyaan dengan kriteria cukup baik. Skor rata-rata untuk kinerja mengajar guru SMP Negeri di Jakarta T imur yang sudah disertifikasi adalah (3.29 + 2.88 + 2.72 + 2.73) : 4 = 11.62 : 4 = 2.90 dengan klasifikasi cukup baik. Maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja mengajar guru SMP Nege ri di Jak arta T im ur yang sudah disertifikasi secara umum memiliki klasifikasi cukup baik meskipun ada satu dimensi yaitu perencanaan pembelajaran yang memiliki kriteria baik. Dengan dimensi yang sama, deskripsi kinerja me nga jar guru yan g belum diser tif ika si dap at ditampilkan sebagai berikut: Gambar 2. Kinerja Mengajar Guru yang Belum Disertifikasi
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Pa da graf ik di ata s, dime nsi pe ren ca na an pembelajaran terdiri dari 3 butir pertanyaan selurunya me miliki k rit er ia baik , dime nsi p elak sa na an pembelajaran memiliki 21 pertanyaan secara umum memiliki kriteria cukup baik, dimensi penilaian pembelajaran memiliki 5 butir pertanyaan memiliki kriteria cukup baik, dan dimensi pengembangan memiliki 2 butir pertanyaan dengan kriteria cukup baik. Skor rata-rata untuk kinerja mengajar guru SMP Negeri di Jakarta T imur yang belum disertifikasi adalah (3.11 + 2.80 + 2.63 + 2.59) : 4 = 11.13 : 4 = 2.78 dengan klasifikasi cukup baik. Maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja mengajar guru SMP Negeri di Jak arta T imur yan g belum disertifikasi secara umum memiliki klasifikasi cukup baik meskipun ada satu dimensi yaitu perencanaan pembelajaran yang memiliki kriteria baik. Sedangkan deskripsi data kinerja mengajar guru secara keseluruhan antara yang belum dan sudah disertifikasi dapat ditampilkan sebagai berikut: Gambar 3 Kinerja Mengajar Guru Sudah dan Belum Disertifikasi
Pa da gam bar di at as te rlih at kine rja guru tersertifikasi lebih tinggi dibandingkan dengan guru yang belum disertif ikasi. Dimensi perenca naan pembelajaran yang terdiri dari 3 butir pertanyaan seluruhnya memiliki kriteria baik, dimensi pelaksanaan pembelajaran dengan 21 pertanyaan, seluruhnya memiliki kriteria cukup baik, Dimenasi penilaian pembelajaran dengan 5 butir pertanyaan seluruhnya memiliki kriteria cukup baik, dan dimensi terakhir adalah pengembangan dengan 2 butir pertanyaan seluruhnya memiliki kriteria cukup baik.
17
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR YANG SUDAH DAN BELUM DISERTIFIKASI (Studi Di SMP Negeri Jakarta Timur) Oleh : Sy arif Hiday at
Pengujian Hipote sis Hipotesis penelitian yang diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik sebagai berikut : Ha : µ1 < µ2 Ho : µ1 = µ2 Hipotesis bentuk kalimat : Ha : Kinerja guru yang sudah disertifikasi lebih baik daripada kinerja guru yang belum disertifikasi. Ho : Kinerja guru yan g sudah disertifikasi sama dengan kinerja guru yang belum disertifikasi.
Sela njutnya untuk menget ahui ada tida knya perbedaan antara kinerja guru yang belum dengan yang sudah disertifikasi, dibandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas sig. dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : (a) Jika nilai nilai probabilitas sig. lebih besar dari probabilitas 0.05 atau (sig. > 0.05), maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya varians populasi sama. (b) Jika nilai nilai probabilitas sig. lebih kecil dari probabilitas 0.05 atau (sig. < 0.05), maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya varians populasi berbeda.
Berdasarkan hasil perhitugan uji beda mean dengan menggunakan “t” tes jalan melalui komputer program SPSS 16.00 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Perhitungan “ t” Test
Kesimpulan : Dari tabel di atas diperoleh skor Coeffisients sig. se besar 0. 001, sedangkan n ilai probabilitasnya 0.05 atau 0.001 < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya kinerja guru yang sudah disertifikasi cenderung lebih baik dibandingkan dengan guru yang belum disertifikasi. PEMBAHAS AN Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Perlu ada kesadaran dan pemahaman dari semua pihak ba hwa ser tifikasi adalah sa rana unt uk menuju kualit as. Kesa dar an dan p ema hama n in i ak an melahirkan aktivitas yang benar, bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk mencapai kualitas. Hal ini seperti dise butkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 bab 2 pasal 2, bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, jika guru mengikuti sertifikasi, tujuan utama bukan unt uk mendapa tkan tunjan gan pr ofesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki kompetensi sebagaimana disy ar at kan dalam st an da r k om pe ten si gur u.
18
T unjangan profesi adalah konsekuensi logis yang men yerta i ada nya k emam puan dimak sud y ang tercermin pada kinerjanya dalam melaksanakan tugas utamanya yaitu melakukan proses belajar mengajar. Kinerja mengajar guru SMP Negeri di Jakarta T imur adalah aktivitas dan perilaku kerja guru baik PNS ma upun no n P NS y ang dilanda si dengan pen getah uan dan k emamp uan dalam membuat p e re n c an a a n p e mbe laja r an , me la ksa n ak a n pembelajara n, mengevaluasi pembelajaran, dan melakukan pengembangan. Kinerja mengajar guru di bagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok kinerja guru yang telah disertifikasi dan kelompok kinerja guru yang belum disertifikasi. Kinerja mengajar guru memiliki empat dimensi yakn i pere ncanaa n pembelajar an, pe laksan aan p e mbe laja r an , ev a lua si pe m bela jar a n da n pengembangan. Dari empat dimenasi tersebut di atas, satu dimensi memiliki kriteria baik yaitu dimensi perencanaan pembelajaran, sedangkan tiga dimensi lainnya yaitu pelaksanaan pembelajaran, penilaian pembelajaran dan pengembangan memiliki kriteria cukup baik. Dalam konteks di SMP Negeri di Jakarta Timur, secara umum dikatakan bahwa rata-rata kinerja
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR YANG SUDAH DAN BELUM DISERTIFIKASI (Studi Di SMP Negeri Jakarta Timur) Oleh : Sy arif Hiday at
mengajar guru memiliki kriteria cukup. Satu dimensi memiliki kriteria baik dan tiga dim ensi lainnya tergolong cukup baik dan terdapat pula beberapa aspek dengan kategori lemah atau kurang baik yakni p ada aspe k m en je lasak an se ca ra in te ra kt if , menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang menyenangkan, menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, penggunaan media pembelajaran ya ng dap at men arik m ina t bela jar siswa , dan penggunaan model pembelajaran kooperatif. Hal ini berarti kecenderungan proses pembelajaran masih sering dilakukan dengan pola-pola konvensional dan belum banyak menggunakan metode atau modelmodel pembelajaran kooperatif, interaktif yang menyenangkan dan saat ini berkembang. Setelah dilakukan uji perbedaan antara guru yang sudah dise rt ifika si de nga n gur u ya ng be lum disertifikasi dipero leh gamba ran bahwa ant ara keduanya m emilik i perbedaan yang signifikan. Art inya , ba hwa p rogr am sertifikasi guru y ang dilakukan Pemerintah dan sebagai konsekuensinya mer eka me ndapat kan tunjanga n kese jahter aan ternyata membuahkan hasil yang cukup baik.Akan tetapi dari data yang diperoleh, meskipun secara umum terdapat perbedaan dan kinerja mengajar guru yang sudah disertifikasi ternyata lebih baik, akan tetapi p ada be be ra p a a sp ek dala m p e lak sa na a n pembelajaran masih termasuk kategori rendah dan sama antara kedua kelompok tersebut. Baik guru yang belum dan sudah disertifikasi menunjukkan skor rendah dalam hal penggunaan strategi pembelajaran ak tif da n inte rak tif , se rta pe ngguna an media pe mbelajar an y ang men arik . Aspek lain ya ng te rm asuk sa ma da n ter go lo ng re ndah adalah pelaksanaan refleksi pembelajaran, hal ini berarti bahwa guru belum terbiasa melakukan diskusi prof ess da la m m e me c a hk a n m a sala h -m a sala h pe mbe la jar an yan g dilakuka n seca ra be rsa ma dengan teman sejawat. Gambaran tersebut di atas, secara umum bahwa guru SMP negeri di Jakarta T imur yang belum dan yang sudah disertifikasi memiliki kinerja yang berbeda, kin erja men gaja r guru y ang tela h disert ifik asi cenderung lebih baik dibandingkan dengan kinerja mengajar guru yang belum disertifikasi. Dengan demikian bahwa program sertifikasi guru memiliki pengaruh par sial te rhadap peningka tan kin erja mengajar guru. Pada aspek kelengkapan dokumen perencanaan dan penilaian cenderung lengkap dan
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
me madai akan te tap i dari aspek pelaksana an p em be la jar a n y a ng h ar us dila k uka n se c ar a menyenangkan masih kurang kreatif. Kreativitas guru, erat kaitannya dengan kinerja guru dalam melakukan inovasi-inovasi pembelajaran. Kec enderungan untuk m elakuk an hal-hal y ang ko nv en sion al y an g ter be le nggu den ga n po la pembelajaran paradigma lama yakni mengajar dan memberi tugas latihan membawa dampak munculnya ke jen uha n p ada siswa bah kan me mbuat siswa f rust asi da n me n gala m i k e bo sa na n ya n g berkepanjangan. Kondisi pembelajaran yang tidak bermutu ini jelas sangat merugikan semua pihak terutama siswa karena eksistensi mereka sebagai individu yang harus difasiliasi perkembangannya cenderung terhambat. Oleh karena itu, diperlukan daya dorong guru untuk dapat menciptakan inovasiinovasi dalam pembelajaran yang berkualitas. Kualitas pembelajaran yang dilakukan guru ini diawali dari perencanaan awal pembelajaran inovatif yang mampu mengajak siswa untuk berpikir kreatif, pemilihan bahan pembelajaran, penentuan strategi, penggunaan media pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan senang, sampai bagaimana melakukan evaluasi untuk mengukur hasil belajar yang dicapai siswa. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis pe nelitian yang diajukan , maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kinerja mengajar guru SMP Negeri di Wliayah Jakarta T imur tergolong cukup baik. Khusus dimensi perencanaan pembelajaran cenderung ba ik seda n gk a n dim en si p e lak sa na a n pembelajaran tergolong cukup kecuali pada poin penggunaan strategi pembelajaran aktif, kreatif da n in ov a t if ser t a pe n ggun a an m edia pe mbela ja ran t ergolon g r en dah , dim en si penilaian pembelajaran tergolong cukup baik, dan pada dimensi pen gembangan tergolong cukup baik kecuali pada p oin pelaksanaan refleksi masih tergolong rendah. 2. Terdapat perbedaan kinerja mengajar guru yang belum dan sudah disertifikasi. Guru yang sudah lulus program sertifikasi dan dinyatakan lulus sebagai guru professional mem iliki kinerja mengajar lebih baik dibandingkan dengan guru yang belum mengikuti program sertifikasi.
19
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR YANG SUDAH DAN BELUM DISERTIFIKASI (Studi Di SMP Negeri Jakarta Timur) Oleh : Sy arif Hiday at
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu penulis sampaikan rekomendasi sebagai berikut: 1. Perlu dilakukannya supervisi kelas oleh kepala seko lah sec ara in tensif dan ter us men erus karena hasil penelitian menunjukkan bahwa kiner ja mengaja r guru se cara umum masih berada pada level menengah yaitu cukup baik dan terdapat aspek yang masih lemah yakni pada p ro se s p ela ksan a an p e mbela ja ra n y an g inter aktif, koo peratif da n menyenan gkan, lema hnya pe nggunaan metode atau m odel pe mbelajar an y an g me na rik da n kura ng dilakukannya refleksi atas proses pembelajaran yang telah dilakukan. 2. Perlunya evaluasi dan kontrol dari ke pala se kolah kep ada se tia p gur u sete lah ya ng bersangkutan selesai mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) dan lulus pada program sertifikasi guru sehingga pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Chan, Sam M & T uti T. Sam. (2005). Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Gordon, Judith R. (1993). Adiagnostic Approach to organizational behavior. Allyn and Bacon: Boston. Hammond, Linda Darling. (2006). Powerful Teacher Educ ation, Lesson F rom Exa mplary Programs. USA: Jossey-Bass. Hiday at, Um ul. ( 200 6). Up ay a pen in gk atan k o mp e ten si g u ru. J urn a l P e ne litia n Pendidikan Agama Dan Keagamaan. Vol. 4 No. 2 April-Juni 2006. Jones, Jeff, Mazda Jenkin and Sue Lord. (2006). Developing Effective Teacher Performance. California. Paul Chapman Publishing.
20
Lang, Helmut R & David N. Evans. (2006). Models, Strategies, a nd Methods for E ffective Teaching. USA: Pearson Education. Lunenburg, Fred C & Beverly J. Irby. (2006). The P rinc ipa lsh ip . Vision to A c tion . USA : Cengage Learning. Nazir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Niko, Anthony J & Susan M. Brookhart. (2007). Educational Assessment of Students. Fifth Edition. Ohio: Pearson Prentice Hall. Orlich, Donald C. et al. (2010). Teaching Strategies a Guide to Effective Instruction, USA : Wadsworth. Permendiknas Nomor 1 8 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan Permendiknas Nomor 1 8 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan Pintrich, Paul R & Dale H. Schunk. 1996. Motivation in Education, Theory, Research, and Application. Ohio : Prentice Hall. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Suk a r di. ( 2 00 3 ) . Me to d o log i P en e litia n Pe ndidikan , Komp ete nsi d an Pra ktiny a. Jakarta: Bumi Aksara. Surakhmad, Winarno. (2009). Pendidikan Nasional, Strategi dan Tragedi. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara. Tanya Jawab Tenta ng Sertifik asi Guru. ( 2007). Jakarta: Dirjen PMPT K Depdiknas. T ilaar, H.A.R. (2000). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Usm a n , M . Uze r. ( 2 00 6 ) . Me nja d i Gu ru P rofe sio n a l. Ba ndun g: P T . Re ma ja Rosdakarya. Wilson, John P. (1999). Human Resources Management: Learning and Training for Individuals and Organizations. London: Kogan Page Limited.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
21
ANALISIS PERBEDAAN KIN ERJA MENGAJAR GURU ANALISI MADRASAH S PENGEMBANG DAN FAKTOR-FAKTOR AN KELAPA SAW YANG IT DI MEMPENGARUHINYA PULAU SUMATRA (Survei di Madr asah AliyahOleh: KotaMBekasi) unawir Ol eh: Asr oi
22
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
ANALISI S PENGEMBANG AN KELAPA SAW IT DI PULAU SUMATRA Oleh: M unawir
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
23
ANALISIS PERBEDAAN KIN ERJA MENGAJAR GURU ANALISI MADRASAH S PENGEMBANG DAN FAKTOR-FAKTOR AN KELAPA SAW YANG IT DI MEMPENGARUHINYA PULAU SUMATRA (Survei di Madr asah AliyahOleh: KotaMBekasi) unawir Ol eh: Asr oi
24
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
ANALISI S PENGEMBANG AN KELAPA SAW IT DI PULAU SUMATRA Oleh: M unawir
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
25
ANALISI S PENGEMBANG AN KELAPA SAW IT DI PULAU SUMATRA Oleh: M unawir
26
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGARUH SELEKSI DAN PELATIHAN TERHADAP KOMPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Nugra Santana Group) Oleh : Sugito Effendi ABSTRACT The corporate performance is reviewed at three levels, i.e. financial performance, operational performance, and behavioral performance. The financial and operational performance showed improvements, however, the value of the company to the stakeholders was low, further the employee turnover was quite high. The analysis shows (1) corporate financial ratios are not satisfactory and below the standard to the competitor, (2) the EVA of the company showed negative amount and indicating decreasing value of the corporation to the stakeholders, and (3) the performance of the employee was not satisfactory as indicated by the employee satisfaction model tests shows close relationships between employee loyalty and commitment with the corporate financial performance. With these conditions, the company should pay more attention to the improvement of employee loyalty and commitment by improving their financial and non financial satisfaction to motivate them to improve the corporate financial performance; on the other side, the company should restructure its cost structure and expand the market to improve the corporate financial performance. Key words: The Influence Selection and Training with Competency than aplicable for Performance Employee LATAR B ELAKANG P ENELITIAN. Persaingan bebas sumber daya yang paling bernilai bagi peningkatan daya saing adalah sumber daya manusia. Hal ini jelas terbuk ti dari pengalaman Negara Jerman dan Jepang yang dapat bangkit dari k e ha n c ur a n a k iba t Pe r a n g Dunia II dala m keberhasilannya membangun SDM. Kedua Negara tersebut tidak memiliki banyak sumber daya alam, yang mereka miliki hanya penduduk (orang). Oleh karena itu, mereka memilih untuk mengembangkan dan mengorganisasi sumber daya manusia sebagai upaya pengembangan ekonomi. Pada persaingan bebas, para pelaku ekonomi har us bersiap diri untuk mem asuki keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang tinggi, bersaing produk-produk yang memiliki muatan kualitas yang baik. Sebagaimana yang telah disepakati dalam kerangkaAFTA, APEC, dan WTO, setiap perusahaan h ar us me n gh a da p i p er sa inga n k et a t de n ga n perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi apa yang mereka harapkan dengan cara yang lebih memuaskan dari pada yang dilakukan para pesaing. Perhatian suatu perusahaan tidak terbatas pada produk atau jasa yang dihasilkan saja, tetapi juga pada aspek proses dan lingkungan. Kompleksitas persaingan suatu industri menyebabkan se tia p p e r usa h aa n ha r us se lalu be r usa h a me nin gka tkan kualitas pr oduk a gar kep uasan pelanggan dapat terwujud. Kualitas yang diperlukan harus dipenuhi dilihat dari sudut pelanggan, pandangan tersebut merupakan hal yang penting merancang kembali struktur, sistem dan prosedur. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Dessler (1997), bahwa mengelola SDM merupakan ha l yan g san gat pe nting un tuk ke ber ha silan pe rusah aa n besa r maupun k ec il apa pun jen is industrinya. Mengantisipasi lingkungan, perlu diikuti
27
PENGA RUH SELEK SI DAN PEL ATIHAN TE RHADAP KO MPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KI NERJA KARYAWAN (Studi Kas us Pada PT. N ugra Santana Group) Oleh : Sugito Ef fendi
lebih efektif dalam mengelola SDM agar berdampak keefektifan dalam bidang lainnya. Terkait dengan semua hal itu, dalam perusahaan terdiri dari manusia yang per lu dikelola seca ra professional, karena p er usa ha a n a ka n se la lu be r ha dap a n de n ga n lingkungan. Apabila organisasi ingin bertahan hidup, ha rus bisa me nyesuaikan (re spon sive ) dengan lingkungan, termasuk manusia/pekerja didalamnya (Robbins 1995). Juga hal lingkungan dikaji oleh Hunger (2001), keberadaan organisasi harus merespons atas meningkatnya pergola kan lin gkungan dan be radapt asi ter hadap per usa haa n bisnis, sua tu keputusan strategis manajemen sangat dibutuhkan pengelolaan SDM untuk berjangka panjang untuk menentukan kinerja (performance) PT Sunt hi Sep ur i dan Unit lainny a dalam pela ksanaan kebijakan telah mengambil suatu keputusan yang strategis, yaitu untuk pengelolaan SDM pada tujuan-tujuan bisnis perusahaan, yaitu mengarahkan SDM pada orientasi fokus pelanggan, disam p in g itu, pe k er ja ditun tut disa mp in g kemampuannya untuk terlibat secara strategis juga harus memiliki pengetahuan bisnis perusahaan, tak terkecuali semua tingkatan manajer, kepala bagian dan kepala seksi diharapkan mempunyai pandanganpandangan yang kreatif, dan bagaimana perusahaan dap a t m e n ja lin h ubun gan k ep e lan ggan a n (custumerization). Menempatkan konsumen sebagai prioritas utama, membawa suatu konsekwensi yang harus dipenuhi, yaitu produk yang dihasilkan harus bisa memenuhi keinginan konsumen, keputusan produk diten tuk an m asukan -ma suk an, se rta men jalin hubungan kemitraan antara SDM dengan konsumen. Pada periode akhir ini kualitas produk merupakan hal yan g pe rlu diper hatikan, sehingga mun cul pendapat-pendapat yang umum menyatakan bahwa produk yang berkualitas adalah produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen atau dapat memuaskan konsumen. Dalam manajemen terpadu, kualitas produk ditentukan oleh pelanggan, oleh karena itu hanya dengan memahami proses dan pelanggan maka perusahaan dapat mengetahui tingkat kualitas produk atau jasa yang dibutuhkan dan yang diinginkan o le h k on sume n da n da pa t me ny adar i se rt a men ghar gai k ualitas produk at au ja sa t erse but (Gaspersz, 2002). Ber k a it a n de n ga n ha l te r sebut , da la m me ningkatk an k emam pua n pe rusa haan sem ua aktifitas atau proses diarahkan kepada peningkatan
28
nilai produk sesuai harapan konsumen. Ada hubungan yang erat antara mutu produk (barang dan jasa), memenuhi apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan kepuasan pelanggan dan laba perusahaan (Supranto, 1995). PT. Sunthi Sepuri merupakan unit dari Group Nugra Santana, perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan diantara 3 perusahaan unit yang berbeda p ro duk ny a. Agar k e la ngsun ga n h idup da pa t diper taha nka n, perusah aan ini ditun tut unt uk meningkatkan kompetensi sehingga diharapkan menghasilk an kin erja ya ng tin ggi, berdasa rkan ke tera nga n p erusaha an y ang ter gabung dalam kelompok Nugra Santana ini telah menerapkan manajemen mutu terpadu (total quality management) melalui ISO 9001:2008. Up ay a dar i p er usa ha an de ngan pe ner ap an m an a je me n m utu te r pa du, p e ke r ja dibe k ali ketrampilan dan pengetahuan untuk mengejar targettarget yang telah ditetapkan dan perbaikan yang yang terus menerus berkelanjutan, dengan menerapkan pengendalian hubungan pelanggan, hubungan dengan pekerja, hubungan proses produksi diharapkan produk y an g diha silk a n se suai den ga n h ar ap an dar i pelanggan(Gasperz, 2002). Sedangkan produk - produk yang dihasilkan dalam pasar, menghadapi persaingan yang tajam dengan produk pesaing, oleh sebab itu tidak ada alasan bagi pihak manajemen untuk tidak mempertahankan kualitas, bahkan harus ditingkatkan sebagai pemimpin pasar. Pa da tingkat k ine rja p er usa ha an da ri tiga perusahaan ternyata hasilnya belum optimal dari target yang ditetapkan. Kinerja perusahaan yang berupa, perencanaan, kebijakan bisnis, koordinasi, evaluasi pengawasan, pemilihan staff, negosiasi dan kinerja manajer belum menyentuh nilai maksimum. Hal ini menandakan belum adanya kemampuan tercapainya target kinerja, pihak perusahaan itu sendiri berusaha unt uk m aksimalisasi untuk te rcapa inya tujuan tersebut. Sedangkan hasil maksimal tergantung pula dari kemampuan perusahaan meraih kompetensi karyawannya, karena semakin tinggi kompetensi semakin tinggi pula kemampuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan (Ashton,1996). Sep e r ti diur aik a n se be lumn y a p e la t iha n me rup akan fa kto r y ang dap at mem pengaruhi kom pete nsi. Disisi la in selek si dan pe latihan berpengaruh pada kinerja karyawan, sehingga jika
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGA RUH SELEK SI DAN PEL ATIHAN TE RHADAP KO MPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KI NERJA KARYAWAN (Studi Kas us Pada PT. N ugra Santana Group) Oleh : Sugito Ef fendi
dihubungkan keduanya, maka semakin tinggi aktifitas seleksi, pelatihan dan kompetensi semakin tinggi pula kemampuan untuk meningkatkan berdampak pada kinerja karyawan. Berarti bisa dinyatakan bahwa seleksi dan pelatihan berpengaruh pada kompetensi dan keduanya bersama-sama mempunyai pengaruh secara langsung dan tak langsung terhadap kinerja karyawan. Walaupun strategi dari pihak perusahaan dengan menerapk an strategi pe ngelolaan sum ber daya manusia, seleksi dan pelatihan, dari semuanya telah melaksanakan mulai dari tingkat manajer, kepala bagian dan unit, namun berdasarkan hasil penelitian pada umumnya target seleksi dan training tidak tercapai terlihat belum terpenuhinya pencapaian targe t ko mpet ensi da n be rdam pak pa da k iner ja perusahaan. Memperhatikan permasalahan kompetensi yang ada dalam perusahaan PT Sunthi Sepuri dan unit yang lain yang menjadi tema sentral penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut : “ Bagaimana pengaruh seleksi dan pelatihan yang dilakukan selama ini dan kompetensi yang dimiliki, serta dampaknya bagi kinerja karyawan “ Ide ntifikasi Masalah 1. Seberapa besar Pengaruh Seleksi itu terhadap kompetensi secara parsial 2. Seberapa besar Pengaruh Pelatihan itu terhadap Kompetensi secara parsial. 3. Sebe ra p a besa r P en ga ruh Kom p et e nsi terhadap Kinerja Karyawan. Tujuan Pe ne litian. 1. Me ngan alisis p en ga ruh se le ksi te rh adap kompetensi karyawan di PT. Nugra Santana Group 2. Menganalisis pengar uh pelatihan terha dap kompetensi karyawan di PT Nugra Santana Group . 3. Menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan di PT Nugra Santana Group KERANGKA PEMIKIRAN. Pelatih an m erupa kan suat u tin daka n un tuk men ingk atka n pe nget ahua n da n ke tera mpilan seseorang didalam melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Menurut teori psikologi assosiasi dari Herbart (Hama lik , 19 93) , bela jar adala h me mpe roleh
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
pengetahuan melalui alat indera, yang disampaikan dalam bentuk perangsang dari luar. Pengalamanpengalaman ber asosiasi dan dapat direproduksikan. Latihan memegang peran yang penting. lebih banyak ulangan dari latihan akan lebih banyak pengetahuan, lama pengalaman, keterampilan tinggi, menambah kesadaran dan ingatan seseorang. Sebaliknya, jika se dik it ulan gan da n latihan ak an sedikit pula pengalaman dan p engeta huan serta c epat p ula dilupakan. Kompetensi merupakan aset yang tidak terlihat yang merupakan gabunga n dari faktor manusia, proses dan pelanggan yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan (Dessler, 1997). Modal maya dalam organisasi bersumber dari pengetahuan pekerja yang menjadi sumber untuk menciptakan keunggulan ber saing dala m men jalank an usaha ma up un unt uk m em ilih , me ngguna ka n se rt a me ngem ba ngk an t ek nologi pe rusah aa n ya ng cenderung terus berkembang dan makin canggih di masa depan (T jakraatmadja, 2002). Kompetensi dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu modal manusia (human capital), dan modal struktural (structural capital). Human capital dapat diperoleh dari tiga sumber, yaitu kompetensi (competence), sikap (attitude), dan kecerdasan intelektual (intellectual agility). Sedangkan structural capital dapat diperoleh dari tiga sumber juga, yaitu hubungan, organisasi, dan pembaharuan serta pengembangan (Botis et al,1999). Kalau kompetensi sendiri adalah suatu bentuk aset non fisik bahkan keberadaannya tidak pernah usang semakin sering suatu kompetensi digunakan, justru semakin baik dan semakin bernilai (Hamel,1994). Sementara itu kompetensi merupakan hal yang paling sulit untuk ditiru, karena sifatnya yang berbeda dan spe sifik ba gi m a sin g- ma sing indiv idu (Bergenhenegouwen, 1997). Hasil penelitian Giilmore tidak ada satu jenis kompetensi yang bisa secara tepat atau persis dibutuhkan atau dapat diterapkan pada berbagai jenis pekerjaan yang berbeda, oleh karena itu identifikasi terhadap kompetensi-kompetensi apa yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas-tugas tertentu menjadi hal yang cukup krusial (Gilmore, 1996). Pendapat tersebut sesuai hasil penelitian Sibson, yang melakukan penelitian terhadap berbagai pe rusah aa n m en gem uka ka n p en dap at ; bah wa kompetensi haruslah sesuai dan tepat kebutuhan suatu perusahaan, dan memungkinkan para pegawai mempelajarinya (Sibson:1992).
29
PENGA RUH SELEK SI DAN PEL ATIHAN TE RHADAP KO MPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KI NERJA KARYAWAN (Studi Kas us Pada PT. N ugra Santana Group) Oleh : Sugito Ef fendi
Kin erja mana jeria l adalah kiner ja p ara individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, ev alua si, sup erv isi pengaturan sta f, n ego isasi, perwakila, r epresentasi (Mahoney, e t.al., dalam Indiantoro,1995). Menurut teori atribusi (attribution theory) kinerja adalah hasil interaksi antara motivasi dan kemampuan dasar, teori atribusi ini pertama kali dikemukakan oleh Fritz Heider (Luthans, 1995). Pendapat Hansen dan Moven (1997) menyatakan bahwa penilaian kinerja terdapat dua jenis pengukuran ya itu ke uan gan da n n on ke uan gan , p enilaian dirancang untuk menyikapi aktifitas jika terjadi hambatan atas perbaika n yang akan dilakukan. Penilaian pusat kinerja aktivitas dibagi kedalam tiga dimensi, yaitu (1) efisiensi, (2) kualitas dan (3) waktu. Hal serupa juga dikemukakan oleh Kaplan dan Norton (199 6) yang menyatakan bahwa dalam pengukuran kinerja dari perspektif keuangan maupun bukan ke uangan dari sistem manajemen sebuah perusa haan dibeda kan dalam t iga dimensi yaitu strategi, fokus, dan organisasi. Pada sisi strategi, ia m en jadi age nda se n tr a l o rga n isa si, dim an a pengukuran kinerja mengalir dari lini organisasi yang tertinggi hingga yang terendah, difokuskan menjadi penuntun implementasi strategi dan kemampuan manajemen dan karyawa n dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perusahaan. Dari ringkasa n tersebut, dapat disusun suatu paradigma penelitian sebagai be rik ut lih a t Gambar 1 Paradigma :
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, secara keseluruhan kerangka berfikir atau paradikma penelitian seperti pada Gambar 1-2, variabel bebas saling berkorelasi, selain berpengaruh secara langsung terhadap seleksi, pelatihan dan kompetensi, juga berpengaruh tidak langsung pada kompetensi melalui pelatihan. Selanjutnya pelaksanaan seleksi dan pelatiha n juga sebagai varia bel bebas terha dap
30
ko mpe ten si. Komp ete nsi be rpe nga ruh seca ra langsung pada kinerja karyawan. Pre mis P re m is a dala h be n tuk pr o ses p en a lar a n berdasarkan logika yang berusaha menghubungkan dua proposisi yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan (Badudu dan Zain,1994). Premis 1 : Seleksi adalah pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan karyawan potensial untuk melaksanakan suatu jabatan tertentu. Dr. T. Hani Handoko, MBA (2003:240). Premis 2 : Seleksi adalah kegiatan suatu perusahaan untuk memilih karyawan yang paling tepat dan dalam jumlah yang tepat pula dari calon- calon yang dapat ditariknya Alex S. Nittisemito (1996:50). Premis 3 : Pelatihan SDM dituntut untuk mengetahui strategi bisnis perusah aan, apabila strategi ber beda , me nggunakan pelatih an berbe da. Menyusun strategi baru dapat menciptakan kebutuhan langsung akan informasi, untuk pelatihan yang baru (Randall dan Susan, 1999; Harris, 2000; Dessler, 1997; Cascio, 1995). Premis 4 : Pelatihan SDM mampu memperbaiki perilaku yang memikirkan pengetahuan dan wawa san baru, dan me ningkat kan kwalitas intelektual serta mempunyai hubungan dengan kinerja manajerial (Randall dan Susan, 1999; Dumond, 1995; Garvin, 1993; Chenhall dan Morris, 1993). Premis 5: Kompetensi adalah potensi yang dimiliki pe ke rja un tuk me ny elesaika n tuga s da n tanggung jawab dan komitmen menciptakan keunggulan bersaing, mendorong pencapaian tujuan perusahaan (Long, 2000; T urner, 1997; Durkin, 1999; Brooking dan Motta, 1996; Ulrich, 1998). Premis 6 : Kompetensi merupakan aset yang tidak terlihat yang merupakan gabungan dari faktor m a nusia, p ro se s da n p e la n gga n ya n g me mbe rikan ke unggulan ko mpe tit if ba gi perusahaan (Dessler,1997). Premis 7 : Kinerja para individu anggota organisasi dalam ke gia ta n m an ajer ial, a nt ar a lain perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi pengaturan staf, negoisasi, perwakila, r ep r e se n t asi (M a h on e y, e t .a l. , da la m Indiantoro,1995).
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGA RUH SELEK SI DAN PEL ATIHAN TE RHADAP KO MPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KI NERJA KARYAWAN (Studi Kas us Pada PT. N ugra Santana Group) Oleh : Sugito Ef fendi
Premis 8 : Menurut teori atribusi (attribution theory) kinerja adalah hasil interaksi antara motivasi dan kemampuan dasar, teori atribusi ini pertama kali dikemukakan oleh Fritz Heider (Luthans, 1995). Hipotesis Berdasarkan pada hal-hal yang telah dikemukakan pada latar belakang penelitian, kerangka pemikiran dan premis, yang menunjukan berbagai keterkaitan anta r variabel eksog enus da n endoge nus. Da ri variabel-variabel tersebut seleksi dan pelatihan, ada upa ya pe ngua tan t erhadap kompe tensi, se rta berdampak pada peningkatkan kinerja karyawan. Oleh sebab itu, perlu, ditarik suatu konklusi dalam penelitian ini, dalam bentuk hipotesis. Hipotesis 1: Seleksi berpengaruh positif secara parsial terhadap pelatihan Hipotesis 2: Seleksi berpengaruh positif secara parsial terhadap kompetensi Hipotesis 3: Kompetensi berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan METO DO LO G I P ENELITIAN Data dan Sumbe r Data Data penelitian ini dapat dikelompokkan menurut jenisnya menjadi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survei langsung dengan media kuesioner dan wawancar a para karyawan Group Nugra Santana (PT Sunthi Sepuri dan Unit lainnya). Se da ngk an data sekunder dida pat ka n melalui berbagai sumber seperti membaca literatur, majalah, artikel, jurnal, penelitian-penelitian terdahulu dan lainnya yang memiliki relevansi dengan topik/masalah penelitian ini. Teknik Pengambilan Sampe l Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah kar yawan yang berjumlah 89 7 kary awan y ang tersebar di 3 Kota. Penentuan sampel dengan stratified random sampling, artinya penelitian digunakan ap abila suat u po pula si m en un jukk an a da ny a stratifikasi baik strata besar, sedang maupun kecil terhadap populasinya. Berikut ini rekapitulasi populasi dalam penelitian ini: Tabel 1 Rekapitulasi Populasi Penelitian No. 1. 2 3.
Perusahaan PT Sunthi Sepuri PT Intan Sengkunyit PT Gembala Sriwijaya Jumlah
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Populasi 415 207 275 897
Dari populasi sejumlah 897 responden, jumlah re spo nde n ya ng dijadikan sa mpe l adala h 1 50 responden (lihat Tabel 1). Tabel 2 Rekapitulasi Sampel Penelitian No. 1. 2. 3.
Unit Kerja P T Sunthi S epuri P T Intan Sengkunyit P T Gembal a Sriwijaya Jumlah
Populasi 415 207 275 897
S ampel 100 25 25 150
Teknik Pe ngumpulan Data Pe ngump ula n dat a di sin i dit ujuka n unt uk mem peroleh skor y ang berfungsi sebagai a rah hubungan Seleksi, Pelatihan, Kompetensi dan Kinerja Karyawan di PT Nugra Santana Group (PT Sunthi Sepuri dan Unit lainnya). di Jakarta, Tangerang dan P ale mba ng. M e to de y a ng digun a ka n un tuk mengumpulkan data terdiri dari : a. Kuesion er, yaitu tek nik pengumpulan data me lalui daft ar per tan yaa n ( angk et) ya ng diajukan kepada responden. Teknik pengambilan data melalui kuesioner ini menggunakan metode angket tertutup, artinya responden tinggal memilih salah satu di antara beberapa alternatif jawaban yang telah disediakan dan di jamin kerahasiaannya. b. Wawancara, dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada karyawan PT. Nugra Santana Group (PT Sunthi Sepuri dan Unit lainnya). Langkah ini dilakukan guna mencari informasi yang berkaitan dengan fenomena yang diamati, yang belum terungkap atau kesulitan untuk digali secara mendalam melalui instrumen kuesioner. Pengukuran data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah skala Linkert. Skala Linkert Me tode Analisis Data Dalam studi ini, analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik analisis yang bersifat stokastik yakni menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) atau sering juga disebut dengan Linear Structural Relationship atau analisis kovarians program Analysis of Moment Structure (AMOS) Versi 5.0 (Ghozali: 2004). Penggunaan SEM diasumsikan bahwa pengembangan model penelitian yang dilakukan harus berdasarkan teori yang kuat dan mendalam melalui data empirik (confirmatory an alysis facto r) sert a data men yeba r n orma l. Penentuan jumlah minimal responden berdasarkan
31
PENGA RUH SELEK SI DAN PEL ATIHAN TE RHADAP KO MPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KI NERJA KARYAWAN (Studi Kas us Pada PT. N ugra Santana Group) Oleh : Sugito Ef fendi
rule of thumb SEM, setiap peubah memerlukan lima responden (Ferdinan 2002). Analisa data yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh seleksi, pelatihan dan kompetensi terhadap kinerja di karyawan di PT Sunthi Sepuri dan Unit lainnya dan juga untuk mengetahui faktor paling dominan dari tiap faktor seleksi, p elatihan dan kompetensi dalam mempengaruhi kinerja Karyawan PT Sunthi Sepuri dan Unit lainnya adalah model analisa data Structural Equation Modeling (SEM). Sele ksi m erup akan peubah lat en e ksogen ( î1) , pelatihan merupakan peubah laten eksogen (î2) dan kompetensi merupakan peubah laten eksogen (î3) serta kinerja merupakan peubah laten endogen (ç) yang kemudian diproses dengan software Lisrel (Linear Structural Relationship) versi 8.72. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pengujian Hipote sis Untuk menguji hipotesis yang telah disusun di muka, dilakukan pengolahan data menggunakan analisis SEM. Dalam hal ini model yang ada dipecah empat Struktur; 1. Struktur satu variabel X1 dan X2 merupakan variabel eksogenus dan variabel X3 merupakan variabel endogenus. 2. Struktur dua X1 dan X2 merupakan variabel eksogenus dan variabel Y merupakan variabel endogenus. 3. Struktur tiga X1 dan X2 merupakan variabel eksogenus dan variabel Y merupakan variabel endogenus. 4. Struktur empat Y merupakan variabel eksogenus dan variabel Z merupakan variabel endogenus. Sebelum pengolahan data untuk struktur satu, dihitung terlebih dahulu koefisien korelasi antar variabel X1 dan X2 dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka dapat diketahui bahwa variabel X1 dan X2 berpengaruh secara signifikan terhadap X3 karena nilai probabilitas ketiga variabel tersebut lebih kecil 5%. Hal ini berarti bahwa X1, X2 dan Y berpengaruh terhadap var iabel Z, atau variabelvariabel seleksi dan pe latiha n dan kompet ensi berpengaruh terhadap variabel kinerja Sela n jut n ya dila k uk a n p e n go la ha n da t a substruktur ke dua, pengaruh secara parsial X1,X2, te rh ada p Y dan ha sil y ang dipe roleh de ngan menggunakan tingkat signifikan 5 % maka dapat diketahui bahwa variabel X1, X2 berpengaruh secara
32
signifikan terhadap Y karena nilai probabilitas ketiga variabel tersebut lebih kecil 5%. Hal ini berarti bahwa X1, X2 ber pengaruh terhadap Y at au variabel kompetensi . Analisa Struktural Equation Modelling Mode l Kinerja Karyawan Evaluasi Normalitas dan Outlier Data Pe ne litian Untuk memperoleh hasil estimasi yang baik dan akurat, dat a yan g diguna kan dalam pen elit ian mengun akan structu ral equation model (SEM) harus berdistribusi normal, jika data berdistribusi sangat tidak normal hasil analisis dapat menjadi bias dan tidak akurat. Demikian juga data untuk pengujian model penelitian sebaiknya tidak memiliki data yang mempunyai nilai jauh diatas atau dibawah rata-rata data yang biasa disebut sebagai outlier data. Pengujian Normalitas Data Uji normalitas data dalam SEM mempunyai dua tahap an yaitu tahap pe rtama ada lah pengujian nor malita s dat a unt uk sem ua va riabe l manifes (indikator) yang digunakan (univariate normality) dan tahap kedua adalah pengujian normalitas semua variabel manifes secara bersama-sama (multivariate normality). P engujian dist ribusi normalitas sebaran data dengan mengunakan nilai pada table normalitas yang dihasilkan dengan mengunakan AMOS ter hadap skewness value (nilai Z) yang setara dengan critical ratio (CR) pada level of significant 0,01 ( 1 % ) yaitu sebesar ± 2,58. Data dianggap berdistribusi normal jika nilai critical ratio yang dihasilkan dari setiap variabel penelitian lebih kecil dari ± 2,58. Dari tabel 4.1. diatas memperlihatkan pengujian normalitas data (assessment of normality) yang diambil dari output hasil pengolahan data dengan AMOS, terlihat bahwa data yang digunakan dalam penelitian secara multivariate tidak terdistribusi dengan normal. Angka multivariate yang diperoleh sebesar 9,709 jauh lebih besar dari nilai kritisnya (critical ratio) 2,58. Namun demikian secara univariate hanya indicator KK7, K1, K3, P5, S6 dan S8 yang memiliki nilai skewness y ang diatas nilai kritis, sedangkan indikator- indik ator y ang lain sudah terdistribusi dengan normal. Dengan demikian data penelitian ini masih dapat digun ak an dalam m en guji m odel y an g te la h dikembangkan dalam penelitian ini.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGA RUH SELEK SI DAN PEL ATIHAN TE RHADAP KO MPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KI NERJA KARYAWAN (Studi Kas us Pada PT. N ugra Santana Group) Oleh : Sugito Ef fendi
Pe ngujian Outlier Data Pe ngujian outlie r data men gun aka n AM OS dengan mengunakan tampilan output observation furthest from the centroid, y ang me nunjuk kan seberapa jauh jarak sebuah data dari titik pusat ter tentu. Jara k tersebut diukur dengan met ode Mahalonobis, semakin jauh jarak sebuah data dengan titik pusat (centroid) semakin besar kemungkinan data tersebut masuk dalam kategori outlier atau data yang sangat berbeda dengan data lainnya. Deteksi sebuah data termasuk outlier jika mempunyai angka p1 dan p2 yang kurang dari 0.05. Tabel 4.2. berikut hanya memperlihatkan 5 observasi teratas hasil pengujian outlier data. Tabel 4.2 Hasil Uji Outlier Data Observation number Mahalanobis d-squared 9 54.546 124 50.838 127 48.836 147 47.275 130 46.963 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer.
p1 .003 .007 .012 .017 .019
p2 .343 .301 .270 .267 .153
Dari seratus lima puluh (150) data sampel yang digunakan dalam penelitian, terlihat bahwa untuk data observasi no 9, 124, 127, 147 dan memiliki nilai p1 le bih k ec il da ri 0, 05 y an g m en gin dikasik an terdapatnya data outlir, namun demikian dari hasil nilai p2 terlihat untuk 5 data observasi teratas tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa data yang digunakan dalam penelitian terbebas dari problem outlier data dan layak untuk digunakan dalam penelitian. Uji Me asure me nt Mode l Uji measurement model terdiri dari uji validitas dan realibilitas serta uji goodness of fit model (uji kesesua ian model). Uji validita s dan realibilitas bertujuan untuk mengukur apakah indikator yang dikembangkan dalam penelitian ini mampu untuk menjelaskan keberadaan variabel konstruk yang diwa kilin ya. Seda ngkan uji ke se sua ia n m odel bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian yang digunakan dalam penelitian cocok dengan model penelitian yang dikembangkan. Model awal yang dikembangkan dalam penelitian ini mengunakan 2 variabel konstruk eksogen dan 2 variabel konstruk endogen. Variabel konstruk eksogen terdiri dari variabel seleksi dengan 8 indikator dan variabel pelatihan dengan 10 variabel indikator.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Sedangkan variabel konstruk endogen terdiri dari variabel kompetensi dengan 10 indikator dan variabel kinerja karyawan dengan 9 indikator. Uji Validitas dan Re alibilitas Pengujian validitas indikator penelitian akan dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilakukan pengujian untuk seluruh indikator yang digunakan dalam model struktural penelitian. Pada tahap ini setiap indikator yang nilai standardized regression weight sebagai factor loading lebih kecil dari 0,5 tidak akan dipakai, karena dianggap kemampuan indikator tersebut untuk menjelaskan konstruk yang diwakilinya lemah (Santoso, 2007). Pada ta hap kedua pe ngujian validita s ak an dilakukan dengan mengunakan indikator yang tersisa (factor loading lebih besar dari 0,5). Sedangkan un tuk m enguk ur ke mam pua n sua tu in dik at or menjelaskan unidimensinalitas variabel konstruk dapat dibuktikan dengan melihat nilai probabilita yang dihasilkan, bila nilai P < 0.05 berarti indikator-indikator tersebut signifikan sebagai dimensi dari variabel laten yang dibentuk. Untuk mengukur realibilitas suatu konstruk akan dinilai dengan menghitung realibilitas instrument yang digunakan (composite realibility) dari model SEM yang dikembangkan. Nilai batas yang digunakan untuk melihat tingkat realibilitas yang dapat diterima adalah 0.7 , namun demikian untuk penelitian yang bersifat eksplonatory nilai realibilitas konstruk dibawah 0.7 masih bisa diterim a unt uk me njust ifika si ha sil penelitian (Ferdinand, 2006) . Dalam hasil pengujian validitas tahap pertama diatas menunjukkan bahwa indikator S6, S8, P5, K1, K3 DAN KK7 mempunyai nilai factor loading lebih kecil dari 0,5 sehingga indikator-indikator tersebut akan dikeluarkan dari model penelitian, selanjutnya akan dilakukan pengujian tahap kedua. Pada penelitian ta hap ke dua ter lihat bahwa seluruh indikator yang digunakan untuk mewakili variabel konstruk lebih besar dari 0,5, dengan demikian indikator-indikator tersebut akan digunakan dalam penelitian. Hasil uji validitas dan realibilitas tahap dua terlihat pada tabel 4.4. Pada pengujian validitas indikator tahap 2 seperti yang terdapat pada tabel 4.4. menunjukkan bahwa nilai factor loading ( ë ) seluruh indikator yang digun aka n unt uk kon str uk seleksi, pe lat iha n, kompetensi dan kinerja karyawan adalah lebih besar
33
PENGA RUH SELEK SI DAN PEL ATIHAN TE RHADAP KO MPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KI NERJA KARYAWAN (Studi Kas us Pada PT. N ugra Santana Group) Oleh : Sugito Ef fendi
dari 0,5, ini berarti bahwa korelasi antara indikator tersebut dengan variabel konstruknya cukup kuat, dengan demikian dapat dikatakan bahwa indikator tersebut mampu menjelaskan keberadaan konstruk yang diwakilinya. Hal itu juga terlihat dari nilai pvalue yang jauh lebih kecil dari level of significant 0.05, hal ini mempertegas validitas setiap indikator. Untuk pengujian realibilitas konstruk, terlihat bahwa nilai realibilitas konstruk untuk variabel seleksi, pe lat ih an, ko mpe te nsi da n kin erja k ar yawan semuanya lebih besar dari 0,7 yang menunjukkan bahwa analisa at as dat a yang digun akan dalam penelitian ini adalah realibel dalam menjelaskan kontruk tersebut. Uji Goodness of Fit Model Langkah selanjutnya dalam uji m easurement model setelah uji validitas indicator penelitian dan realibilitas variabel konstruk adalah menentukan apakah model yang dikembangkan dalam penelitian ini secara keseluruhan (overall) memiliki kesesuaian (fit) dengan data sampel yang ada. Indeks hasil pengujian akan dibandingkan dengan nilai kritis untuk me ne nt uka n ba ik at au t ida kn ya m ode l ya ng dikembangkan dalam penelitian. Hasil uji kesesuaian model tersebut disajikan dalam table 4.5. berikut : Tabel 4.5.Hasil Uji Godness of Fit Model Kriteria
Nilai Kritis
Diharapkan nilai kecil DF Positif Probabilitas (P) ≥ 0.05 CMIN/DF ≤ 2.00 CFI ≥ 0.95 TLI ≥ 0.95 RMSEA ≤ 0.08 Sumber: Data Primer Diolah Chi-Square
Hasil
Evaluasi Model
1094.049
MARGINAL
373 0. 000 2. 933 0. 767 0. 746 0. 114
BAIK TIDAK FIT MARGINAL MARGINAL MARGINAL MARGINAL
Pada tabel 4.5. diatas terlihat bahwa nilai Chisquare yang diperoleh sebesar 1094,049 pada degree of freedom (DF) sebesar 373. Nilai probabilitas yang diperoleh adalah 0.000 jauh lebih kecil dari nilai kritis sebesar 0,05, ini mengindikasikan bahwa model yang dipakai dalam penelitian untuk menguji pengaruh seleksi dan pelatihan t erhadap kompet ensi dan dam paknya pada kine rja k aryawan tidak fit.. De mikian juga de ngan n ilai CMI N/DF y an g merupakan ratio antara nilai Chi-square dengan
34
De gree of freedo m t erlih at bah wa nilai ya ng diperoleh (2,933) lebih besar dari nilai kritis ( d” 2,00) yang dianjurkan, namun demikian karena angka ini masih dibawa h 3, 00 ma ka m odel masih da pat dikategorikan cukup fit atau marginal (lihat Arbukcle, 2007). Dengan mengunakan alat uji yang lain seperti CFI (Comparative Fit Index), T LI (Tucker Lewis Index) dan RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation) diperoleh hasil yang lebih besar dari nilai kritis yang disyaratkan, yaitu CFI= 0.767; T LI= 0.746 dan RMSEA 0.114. Dari hasil pengujian diat as dapa t disimp ulk an bah wa mo de l ya ng digunakan dalam penelitian tidak termasuk model yang sangat cocok dengan data penelitian (very good fit model) hanya marginal saja (better fit) dan cukup reasonable untuk dilanjutkan kepengujian model struktural. Analisa Model Persamaan Struktural Pe ne litian Dalam m ode l pe rsam a an str uk t ur al y an g dikembangkan untuk penelitian ini terdapat dua buah fungsi eksogen terhadap endogen, yaitu persamaan yang menunjukkan hubungan antara variabel seleksi dan pelatihan terhadap kompetensi dan persamaan yang menunjukkan hubungan antara kompetensi terhadap kinerja karyawan. Pengujian Hipote sis Untuk menguji hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai C.R (identik dengan t-test) dengan nilai kritisnya (identik dengan t-tabel) pada level signifikansi tertentu (5 % atau 10 %), dimana jika nilai C.R. > nilai kritis pada level signifik ansi ter tentu m aka hipo tesa penelitian diterima dan sebaliknya jika nilai C.R. < nilai kritis maka hipotesa penelitian ditolak. Cara lain dengan mengunakan nilai probabilit as (P) yang dibandingkan dengan nilai kritis, jika nilai P d” 0,05 maka hipotesa penelitian diterima dan sebaliknya jika P e” 0,05 maka hipotesa penelitian ditolak. Nilai C. R. dan nilai pro babilita y ang ak an digunakan untuk menguji diterima atau tidaknya hipotesa dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut ini, yang merupakan hasil estimasi regression weight pada output AMOS.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGA RUH SELEK SI DAN PEL ATIHAN TE RHADAP KO MPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KI NERJA KARYAWAN (Studi Kas us Pada PT. N ugra Santana Group) Oleh : Sugito Ef fendi
Tabel 4.6. Hasil estimasi regression weight Kompetens i <--- Seleksi Kompetens i <--- Pelatihan kinerja_karyawan <--- Komp etensi Sumber : Data Primer Diolah
Estimate .533 .378 .906
S.E. .220 .151 .106
C.R. 2.419 2.506 8.563
Ber dasa rkan pada tabe l 4.6 . te rliha t ba hwa hipotesa pertama yang menyatakan bahwa seleksi mempunyai pengaruh positif secara parsial terhadap kompetensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pada derajat kepercayaan 95 % antara seleksi dengan kompetensi dimana nilai probabilitas lebih kecil dibandingkan dengan nilai kritisnya, P (0.016) < 0.05. Hipotesa kedua menyatakan bahwa pelatihan mempunyai pengaruh positif secara parsial terhadap kompetensi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pelatihan dengan kompetensi, dimana nilai probabilitas yang peroleh lebih kecil dari nilai kritis yaitu P (0,012) < 0. 05. m enunjukk an bah wa pe nga ruh t ersebut signifikan pada derajat kepercayaan sebesar 95 %. Hipotesa ketiga menyatakan bahwa kompetensi mem punya i pe ngaruh positif terh adap kine rja karyawan. Hasil pengujian menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada derajat kepercayaan 99 %, dimana nilai probabilita yang diperoleh jauh lebih kecil dari nilai kritis yaitu P (0,000) < 0,05. Analisa Pengaruh Selain pengujian hubungan kausalitas, juga akan diuji seberapa besar keeratan hubungan (pengaruh) antar variabel konstruk eksogen dengan variabel ko nstr uk e ndo gen. Unt uk mengukur be sarn ya pengaruh ant ara var iabel se leksi dan pelat ihan te rh adap k om pe te nsi se rt a pe ngar uh a nt ar a kompetensi terhadap kinerja karyawan tersebut akan digunakan hasil estimasi standardized regression weight yang merupakan nilai estimasi yang telah distandarisasi. Analisa pengaruh antar variabel konstruk dapat dilihat dari gambar 4.1. yang menunjukkan hasil pengolahan model persa maan struktural dengan mengunakan software AMOS, sedangkan tabel 4.7 menunjukkan hasil persamaan struktural yang diperoleh dari hasil pen golahan model tersebut. Gambar dan tabel yang ditampilkan adalah path diagr am dan t abe l da ri h asil estima si yang telah distandarisasi (standardized estimate)
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Gambar 4.1. Hasil Pengolahan Model .49 e1
S1 .43
e2
S2 .66 .70
e3 e4
.47
.65 S3 .47 .81 .69 S4 .40 .64
e5
S5.67 .44
e6
S6
e38 .69 .7 5 .74 .8 1 .73 .73
seleksi .4 5
.66
kompetensi
.44 e8
K1 .57 e19
S8
K2 .55 e20 K3 .54 e21 K4 .53 e22 e23 K5 .7 2 .52 .85K6 .73 e24 .82K7 .68 e25
K8
.91
e26
.39 e9
P1 .33
e10
P2 .49 .62
e11
P3
.98
.58 .70
.58 e13
P5 .56
e14
P6.80 .65
e15
1 P7.7.50
e16
P8.70
.75
.49 e18
.47
e39 .9 6
.76 pelatihan
.55 .3 1
.54 .29
kinerj a karyawan
.78 .78 .7 6 .62 .39 .61 .60
.58
KK1
KK3
KK6
KK7
KK8
KK9
e29
e31
e34
e35
e36
e37
P10
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer Untuk melihat hasil persamaan struktural yang diperoleh dari path diagram diatas dapat dilihat pada tabel 4.7. berikut ini : Tabel 4.7. Hasil estimasi standardized regression weight Kompetensi <--Seleksi Kompetensi <--Pelatihan kinerja_karya wan <--Kompetensi Sumber: Data Primer Diolah
Estimate .453 .465 .978
Berdasarkan hasil estimasi yang distandarisasi diat as m aka dap at disusun f un gsi p er sa ma an struktural sebagai berikut : 1. Kompetensi = 0,453 Seleksi + 0,465 Pelatihan (2,419)** (2,506)** R2 = 0,807 2. Kinerja Karyawan = 0,978 Kompetensi (8,563)* 2 R = 0,957 Note: angka dalam kurung adalah C.R. (t-hitung) R2 adalah koefisien determinasi (squared multiple correlation) *signifikan pada derajat kepercayaan 99% **signifikan pada derajat kepercayaan 95%
35
PENGA RUH SELEK SI DAN PEL ATIHAN TE RHADAP KO MPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KI NERJA KARYAWAN (Studi Kas us Pada PT. N ugra Santana Group) Oleh : Sugito Ef fendi
Pen gujian besar nya pe ngaruh atau keera tan hubungan a ntara variabe l konstruk seleksi dan pe la tih an t erh adap ko mp ete nsi sep er ti ya ng diperlihatkan pada persamaan struktural pertama, menunjukkan tidak terdapat korelasi yang kuat antara seleksi dan pelatihan terhadap kompetensi. Dari persamaan struktural tersebut menunjukkan bahwa variabel pelatihan mempunyai pengaruh yang paling besar dibanding variabel seleksi terhadap kompetensi yaitu sebesar 0.465, sementara itu variabel seleksi mem puny ai pe ngar uh te rbesa r ke dua t erha dap kompetensi yaitu sebesar 0.453. Untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel seleksi dan pelatihan menjelaskan variasi perubahan variabel kompetensi akan digunakan uji koefisien determinasi (squared multiple correlations). Dari hasil uji koefisien determinasi sebesar R2 = 0,807 , men unjuk kan va riabe l seleksi dan pelatihan hanya mampu menjelaskan perubahan variabel kompetensi sebesar 80,7%, sedangkan yang 19,3% lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dala m m odel per sam aan struktur al kompetensi tersebut. Pada persamaan struktural kedua menunjukkan bahwa variabel kompetensi mampu menjelaskan variasi perubahan kinerja karyawan sebesar 0,957, dan signifikan pada tingkat kepercayaan yang sangat tinggi sebesar 99%. Hasil ini menunjukkan bahwa kompetensi sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. Hasil persamaan struktural diatas menjelaskan bah wa pelaksan aan seleksi yang baik sehin gga karyawan yang direkrut sesuai dengan kebutuhan kerja, kemudian diikuti dengan pemberian pelatihan yang memadai dan terencana akan meningkatkan kompetensi kerja karyawan tersebut. Selanjutnya dengan kompetensi kerja karyawan yang tinggi dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan akibat proses seleksi yang baik dan pelatihan yang terncana dengan baik akan meningkatkan kinerja karyawan. Analisa Pe ngaruh Tidak Langsung Berdasarkan model yang dikembangkan untuk penelitian ini terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel seleksi dan pelatihan terhadap variabel kinerja kar yawan . Unt uk me njelaskan h ubungan tidak langsung tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8. berikut
36
ini yang diperoleh dari nilai standardized indirect effect hasil pengolahan AMOS. Tabel 4.8. Pengaruh Tidak Langsung Seleksi dan Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan
kompete nsi kinerja_karyawan
seleksi
pela tihan
.000 .444
.000 .455
kompetensi .000 .000
kinerja_ karyawan .000 .000
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.8. diatas terlihat adanya hubungan tidak langsung antara seleksi dan pelatihan dengan kinerja karyawan. Hubungan tidak langsung anta ra var iabel seleksi dengan variabel kin erja karyawan melalui variabel kompetensi sebesar 0,444. Sedangkan untuk hubungan tidak langsung antara variabel pelatihan dengan variabel kinerja karyawan melalui variabel kompetensi adalah sebesar 0,455. Sekalipun korelasi tidak langsung antara seleksi dan pelatihan melalui kompetensi terhadap kinerja karyawan tidak terlalu kuat, hasil ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan seleksi karyawan dengan baik yang diikuti dengan pemberian pelatihan yang baik akan meningkatkan kompetensi karyawan dan pada akhirnya akan mendorong kepada peningkatan kinerja karyawan tersebut. KESIMP ULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitihan ini maka dapat diisimpulkan sebagai berikut : 1. Seleksi merupakan variabel independen yang mempunyai pengaruh paling besar tehadap kompetensi dengan nilai probabilitas 0,016 dan t hitung sebesar 2,419 dengan nilai koefisien sebesar 0,453.Dalam h al ini seleksi sangat berpen garuh terh adap sehin gga jika p roses se le ksi it u dila kuka n de ngan baik ma ka kompetensi akan meningkat dengan demikian Hipotesis (H1) penelitian ini diterima. 2. Pelatihan merupakan variabel independen yang mempunyai pengaruh paling kecil terhadap kompetensi dengan nilai probabilitas dari 0,012 yang lebih dari nilai kritis 0,05 dan t hitung sebesar 2,506 dengan nilai koefisien sebesar 0,46 5 Jadi variabel pela tihan berpengaruh terhadap kompetensi dengan demikian Hipotesis 2 (H2) penelitian ini diterima.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGA RUH SELEK SI DAN PEL ATIHAN TE RHADAP KO MPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KI NERJA KARYAWAN (Studi Kas us Pada PT. N ugra Santana Group) Oleh : Sugito Ef fendi
3.
Kompetensi mempunyai pengaruh paling besar dengan sign ifikan positif terha dap kin erja karyawan dengan nilai probabilitas 0,000 dan t hitung sebesar 8,563 dengan nilai koefisien 0,978. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi cukup mem pengaruh i kinerja ka ryawan. Kare na ditunjang dengan seleksi yang baik dan pelatihan yang kontinyu. Oleh karena itu, jika variabel kompetensi meningkat , maka kinerja karyawan ak an m en in gka t juga . De nga n de mikian Hipotesis 3 (H3) penelitian inin diterima.
DAFTAR PUSTAKA Craig, RL (1987); Trainning and Development Handb ook, a Gu ide to Human Reso urrce Development ; American Society for T raining and Development (AST D), Mc Graw Hill Book Company. Sutarto. 1995. Dasar-dasar Organisasi, Yogyakarta: Gajah Mada University Press Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Be lajar Me nga ja r. Ja ka rt a: Bin a Aksara. Go mes, Faustin o Car doso. 200 3 Man ajem en Sumbe r Daya Man usia, Yogyakarta, Andi Offset. Castetter B. William, (1996), The Personal Function in Ed uca tio nal ad min istra tio n, M c Millian. Veithzal Rivai,. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusah aan, Ja karta, PT. Raja Grafindo Persada Sutermeister, A. Robert. (1976), People and Productivity. New York: Mc. Graw-Hill Book Company. Usm an , Mo h. Uz er. (1 99 4) . Men jad i Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Fishbein, MI, and Ajzen, T (1975), Belief, Attitude, Intention and Behavior,An introduction to theory and research, Addison Wesley Publishing Company, Massachusetts, 15 Martoyo, M, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jogyakarta, Penerbit BPFE,1990 Mo ek ija t, Ev aluasi Pelat iha n Dalam Ra ngka Me ningkatk an Produktivita s P erusahaa n, Bandung, Penerbit Mandar Maju, 1990 Saefuddin Azwar (1992). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Hall, D. T. & Good, J. G. 1986. Human resources management. London: Scott, Foresman and Company Harun Al Rasyid, 1994, Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala, Bandung : Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran. Harun Al Rasyid, 2004, Metode Statistika, Bandung : Pr o gra m Pa sc a Sa r ja n a Un ive r sit a s Padjadjaran. Harun, Al Rasjid, 1988, Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: LP3E UNPAD. In driart oro , Nur & Bambang Supom o, 200 2, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, Yogyakarta, BPFE. Rahardja, Alice T jandralila. 2004. “Hubungan Antara Komunikasi antar Pribadi Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK B PK P ENA BUR Ja ka rta. J urna l Pe nd id ik an Pe na bu r. II I (3 ). [ On line ]. Tersedia: www.bpkpenabur.or.id/jurnal. [20 Oktober 2005] Hariani, Muji dan Muhadjir, Noeng. 1990. Evaluasi Kem ampu an Me ngajar Jak art a: PPP 3G Dikbud Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1996, Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, ( Alih Bahasa Nunuk Adiarni), Pener bit Binarupa Aksara, Jakarta. Agustini, D (2005) Pengaruh Budaya Organisasi d an I klim Ke rja terh a da p Kin e rja Widya iswa ra di PPPG Te rtu lis Ban dun g, Tesis, Bandung, PPS UNWIM Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Bacal, R. (2004). How to Manage Performance. New York USA: Mc Graw-Hill Bilmar, P (2006) Pengaruh Desain Pekerjaan dan Kompetensi terhadap Kepuasan Kerja dan I mp lik asiny a k ep ad a Kine rja P e ga wa i ( Su atu Su rve i pa da Ka ntor Pe la ya na n Pe rb end ah araan Nega ra di lin gku ng an Ka ntor Wilaya h XI I Direk tora t Je nderal Perbendaharaan Bandung, Disert asi PPS UNPAD. Bittel, L.R (1996, P edoman Bagi Pen yelia I, (Te rjema han) , Jak arta, Pust aka Bina wan Pressindo.
37
PENGA RUH SELEK SI DAN PEL ATIHAN TE RHADAP KO MPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KI NERJA KARYAWAN (Studi Kas us Pada PT. N ugra Santana Group) Oleh : Sugito Ef fendi
Brannen, J, 1997, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Terjemahan Kurde, dkk, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cascio, WF (1996), Managing Human Resources, Productivity, Quality of work Life, 5 th ed. New York Mc. Graw Hill Churchill. (2001). Sales Force Management (7 th ed.). New Jersey: Prentice Hall. Craig, RL (1987) ; Tra inin g and Deve lopm ent Han dboo k, a Guide to Hum an R esou rce Development ; American Society for T raining and Development (AST D), Mc Graw Hill Book Company. Davis, K & J.W. Newstrom. (1990). Perilaku dalam Organisasi. Terjemahan. Jakarta: Erlangga. Deal, T E. dan Kennedy, AA, (1982), Corporate Culture s: The Rites a nd Rituals of Corporate Life. Reading, MA: Addison-Wesley Depdikbud, (1985), Pendidikan Luar Unit/bagian (Dikmas), Laporan Pelaksanaan Dep dikn a s. ( 2 00 2 ) . P ed o m an P en e rap a n Manajemen Berbasis Unit/bagian di Jawa Barat. Depdiknas Propinsi Jabar De ssle r. G. ( 19 98 ). Ma na je me n Pe rson alia . Ter jema han Agus Dha rma. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga Dharm a, A; (1 998), Peren canaa n Pe latih an, Jakarta : Pusdiklat Pegawai Depdikbud. Franco, EA. (1991). T raining, Quizon City: kalayan Press Mktg Ent Inc. Gibson. ( 1997). Organisasi, Perilaku, Stru ktur, Proses. Alih Bahasa Nunuk Ardiani. Jakarta : Binarupa Aksara Ham alik, U, ( 19 9 3) , S istem da n P rose du r P e ng e m ba n g an Kurik u lu m , Le m ba g a Pendidikan dan Pelatihan, T rigenda Karya, Bandung. Harumi, (2005), Pengaruh Diklat Kependidikan dan Motivasi terhadap Kinerja Instruktur di PPPG Tertulis Bandung, Tesis, Bandung, PPS UNWIM. Ha sa n, F. ( 20 00 ). Ca ta ta n Se kita r Ma sa la h Pendidikan. Kompas, 28 Februari 2000 Hasibuan, M (1994), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta. CV. Haji Masagung. Hasibuan, SP, M. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Ihsan, F, (1 996) . Dasar-d asar Kep endidika n, Renika Cipta, Jakarta.
38
International Journal of Public Sector Management, Vol. 13 No. 2 tahun 2000, pp 125-141, MCB University Press James, R.D &. Davis, A.B (1998), Effective Training S trategies, A Compreh ensive guide to Ma ximizing Le arning in Org aniza tion s, Berrett Koehler Publishers, Inc : San Francisco. John P.K, &. Heskett, JL. 1997, Corporate Culture And Performance, Edisi Indonesia, Jakarta. Kast dan Rosenz werg. (199 6). Orga nisasi dan Manajemen. Alih Bahasa Hasymi. Edisi 4) Bandung: Bumi Aksara Koe n tja r an ingr at . ( 1 9 86 ) . Meto d e- m e to d e P en e litia n Ma sy a rak a t.. Ja ka r t a : P T Gramedia. Komaruddin, (1988), Kamus Istilah Skripsi dan Tesis, Angkasa, Bandung Kotter, John P. (1997). Corporate Culture and Performance.Alih Bahasa Benyamin Molan. Jakarta: PT Prenhalindo Laired, D, (1995), Approaches To Training and Development, Revised 2nd Edition, Addison – Wesley Publishing Company Lunenburg, C. Ornstein C (2000); Educational Adm inistra tion Con c e p t a n d P rac tice s, Wadworth/T homson Learning 10 davis 2Drive, Belmont CA 94002-3098 USA. Luthans, F. (1992). Organizational Behavioral. Fifth Edition. California: McGraw Hill International Lynton, RP. & Pareek, Udai, (1994), Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja (Terjemahan), Jakarta : PT. Prenhalindo. Lynton, RP. dan Udai Pareek. (1992). Pelatihan dan Pe ng em ba ng an Ten ag a Ke rja, Jak ar ta : Pustaka Binaman Presindo. Mangkunegara, AP. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosdakarya Manihuruk, AE.. (1980). Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1979 : Daftar Penilaian Pelaksa naan Pek erja an d an Dafta r Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: PT. Inaltu Marsudi, (2005), Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Widyaiswara (Studi Ten ta ng P en g aruh R ek ru tm e n, S elek si, Pendidikan dan Pelatihan , dan Motivasi te rh a d ap Kin e rja Widy a iswa ra d i Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGA RUH SELEK SI DAN PEL ATIHAN TE RHADAP KO MPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KI NERJA KARYAWAN (Studi Kas us Pada PT. N ugra Santana Group) Oleh : Sugito Ef fendi
Dasar dan Menengah Jakarta), Tesis Universitas Indonesia. M ar zuki, M. S, (1 99 2) , S trate gi d an Mo de l Pelatihan, Malang : IKIP Malang. M et o de P e la t ih a n, Ka jia n P ede sa a n se c ar a Partisipatif, www. deliveri. org Moekijat, (1990), Pengembangan dan Motivasi, Bandung : Pionir Jaya. Moeliono,AM., (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta. Mulyadi, D. (2004). Faktor-faktor Stratejik yang Memp engaruh i Kinerja Dose n Pergu ruan Tinggi Kedinasan (Studi tentang Pengaruh P erilak u Ke p e mim p in a n , B u da y a Organisasi, dan Manajemen Mutu terhadap Kinerja Dosen STIA LAN). Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Nawawi, H, (1997). Manaje men Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Gajah Mada Universitas Press. Ndraha. T. (1997). Budaya Organisasi. Jakarta: PT Rineka Cipta Pasha, A. (2005), Pengaruh Budaya Kerja dan Mo tivasi te rha da p P en in gka ta n Kin erja Pegawai PPPG Tertulis Bandung, Tesis, PPS, UNWIM. P ed o m an P en g e mb a n ga n Bu d a ya Kerja Aparatur Negara, (2002). Jakarta, kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. R a s t o, (2006), Pengaruh Kompetensi, Motivasi, dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Mengajar Guru (Penelitian Pada S ekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Rumpun Bisnis Dan Manajemen Di Kota Bandung), Tesis, Bandung, PPS UPI. Rahayu, D. (2002). Pengaruh Budaya Organisasi dan Iklim Kerja terhadap Kinerja Pamong Belajar di Balai Pe ngembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Jawa Barat. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Rahman, A. (1997). Hubungan Pengaruh antara Budaya Organisasi dengan Kualitas Kinerja Dosen. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana IKIP Bandung Robbins, SP. (2001). Organizational Behavior, 9th ed.. Upper Saddle River, New Jersey, 07458:
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Prentice-Hall Inc. Robbins, SP. (1 99 6) . Teo ri Pe ng em b an ga n Organisasi. Alih Ba hasa Hadyana. Jakarta: Bumi Aksara Rukmana,A. dan Rahyasih, Y. (1994). Pengelolaan Tenaga Kependidikan, dalam Pengelolaan Pendidikan. Bandun g: T im Dose n MKDK Pengelolaan Pendidikan. Ruky. AS. (2001). Sistem Manajemen Kinerja: Performance Management System, Panduan P ra k tis un tuk Me ra nc a ng da n Me raih Kinerja Prima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Rusidi. (1989 ). Dasar-dasar Pe nelitian da lam Rangka Pengembangan Ilmu, Bandung: Program Pascasarjana Unpad Sason gko. (200 3). Pen erapan dan Kebutu han Pemelajaran Life Skills di Unit/bagian dan Madrasah. Jurnal Mimbar Pendidikan 2 (22), 47-54. Schein, E.H (1985). Psikologi Organisasi. Alih Bahasa oleh Nurul Iman. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju Siagian, SP. (1992). Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. Jakarta: Gunung Agung Siagian, SP. (1996). Manajemen S umber Daya Manusia. Bandung: Bumi Aksara Sia gian , SP. (2 0 0 2) Kia t Me n ing k a tk a n Produktivitas Kerja. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Simamora, H, (1997). Manajemen Sumber Daya Man usia , Yo gyak arta , Ba gia n Pe ner bit an STIE Singarimbun, M dan Effendi. S, (1987), Metode Penelitian Survei, Jakarta, LP3ES. Siswanto, B.S. (2002). Manajemen Tenaga Kerja Indo nesia: Pende katan A dministratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Steers RM, Porter, LW. (1996); Motivation and Leadership at Work; 6 th ed New York Mc. Graw Hill. Sudja na , HD, ( 1 99 7) . P eran a n P LS d a la m Pengembangan SDM Berkualitas, Makalah Seminar Nasional PLS dan Konperensi ISPPSI, Surabaya. Su dja na, HD, ( 200 4), Ma najem en Pro gram Pendidikan, untuk pendidikan Non Formal
39
PENGA RUH SELEK SI DAN PEL ATIHAN TE RHADAP KO MPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KI NERJA KARYAWAN (Studi Kas us Pada PT. N ugra Santana Group) Oleh : Sugito Ef fendi
dan Pengembangan Sumber daya Manusia, Falah Production, Bandung. Sudjan a, N (19 97). Pe nilaia n P ro ses Be lajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sudjana. (1997) . Metode S tatistika . Ba ndun g: Tarsito. Sudjan a. (19 96). Te knik An alisis Re gresi d an Ko rela si B agi para Pen elitian. Ba ndun g: Tarsito Sudomo, (1974). Pendidikan Non Formal di Indonesia, FIP IKIP Malang. Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Suharno, (2005), Pengaruh Pelatihan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru Sekolah Meneng ah Pertama ( SMP) Negeri di DKI Jakarta, T hesis Universitas Indonesia Sukmalana, S. (2003), Kinerja Dosen Perguruan Ting gi Swa sta, A nalisa Pengaruh Tin gkat P en did ik an , Mo tiva si Be rprestasi, da n Kultur Organisasi te rhadap Kinerja Dosen dalam Tridarma Perguruan Tinggi di Tiga P ergu rua n Tin g gi S wasta Ja wa B arat, Disertasi, PPS UPI. Sumantri, S. (2000), Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung, Fakultas Psikologi Unpad. Supr ia di, D. (19 99 ). Me ng an gk at Citra d an Martabat Widyaiswara . Yogyakarta: Adicita Karya Nusa Sur akhm ad, W. (1 998) . Pe ngan tar pene litian ilmiah, Bandung : TARSIT O. Suryadi A. (2001). Meny oal Mutu Pendidikan. Kompas, 4 April 2001. Suryadi, E (2004). Pengaruh Sistem Komunikasi Org anisasi Terh adap Prod uktivita s Ke rja (Studi Tentang Peristiwa Komunikasi, Iklim Kom u n ik a si, Kep u a sa n Ko m u nik a si, Komunikasi Dan Budaya Organisasi Serta Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Kerja Manajer Tingkat Dasar Pada BUMN Sektor Jasa Di Jawa Barat), Disertasi Dalam Ilmu Komunikasi Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran Bandung. Susanto. AB. (1997). Budaya Perusahaan. Jakarta: PT Eleksmedia Komputindo Susilo , D ( 20 0 1 ). P o ko k - Po k o k P ik ira n Pe nge mb ang an Bud ay a Kerja A pa ratur Negara Republik Indonesia, Jakarta, Kantor
40
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Sutisna, O (1999). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional. Ban dung: Angkasa Syarif, R, (I984), Teknik Manajemen Latihan dan pembinaan, Bandung : Angkasa. T hompson, G. et.al. (1959). Educational Psychology., New York: Appleton Century Crofts, Inc T jiptono, F dan Diana, A, (1998), Total Quality, Management, Yogyakarta :Andi offset. T riguno, (1997). Budaya Kerja, Jakarta, PT. Golden Terayon Press. T risnamansyah, S, (1985), Dasar-dasar Metode Penelitian, Bandung IKIP Bandung. T risn amansyah, S, (199 7). Peran PLS Da lam Pembangunan Masyarakat Gemar Belajar, Makalah Seminar Nasional PSL dan Konferensi ISPPSI, Surabaya. Ukas, M, (2005), Pengaruh Budaya Kerja, Kinerja dan Imbal Jasa, terhadap Kepuasan Kerja Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPSUPI, Tesis PPS UPI Ukas. M. (1999). Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, Bandung: Ossa Promo Bandung Wahyudi, B. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: BPFE. Wether Jr., W.B. E. Davis, Keith, (I997). Human Resource And Personel! Management, Fifth Edition Mc. Graw Hill, Inc. Wills, M, (1993), Managing The Training Process: Putting The Basies Into Ractice, England : Mc. GrawHill Book Company Europe. Yoder, D, (1962), Personel Principles and Policies, Prentice Hall Inc, Maruzen Company Ltd, Second Edition. Yuniarsih. T. dkk., (1998). Manajemen Organisasi. Bandung: IKIP Bandung Press. Ditjen PLSP, 2001’ Kebijakan Pemerintah Di Bidang Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (PLSP) dan Pelaksanaan Program Tahun 2001 Serta RAPBN Tahun 2002, Jakarta. Santoso, S., 2007, Structural Equation Modelling Konsep dan Aplikasi dengan A MO S. Elex Media Komputindo, Jakarta Arbuckle, J.L., 2007, Amos 16 User’s Guide, Amos Development Corporation Ferdinand, A., 2006, Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen, Fakultas Ekonomi UNDIP, Semarang.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PADA LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI KEPUASAN PELANGGAN (Studi Pada Amelia Phone Repair Software and Hardware) Oleh : Ryan Firdiansyah ABSTRACT Quality of service is a very important factor for service firms. Quality of service will be able to lead in customer satisfaction. Likewise, the presence of the customer satisfaction will be able to establish a loyalty to the customer. Thus, service quality will lead to satisfaction and ultimately customer loyalty will be formed. With the loyalty of customers, it means a steady income for the company’s services, because they have been loyal to the company and will certainly make the purchase again. The purpose of this study was to examine: 1) the influence of service quality on customer loyalty, 2) the influence of customer satisfaction on customer loyalty, 3) the influence of service quality on customer satisfaction, and 4) the influence of service quality on customer loyalty customer satisfaction mediated. This study used a descriptive correlational methods. Research carried out on customers in Amelia Phone and Repair. The population is not limited. Samples were taken with the technique of purposive sampling of 100 respondents. Data obtained by questionnaire. Techniques of data analysis using path analysis. The results of the analysis concluded that: 1) There are positive and significant influence directly the quality of service on customer loyalty, 2) There is a direct effect of satisfaction on customer loyalty, 3) There are positive and significant direct service quality on customer satisfaction, and 4) There influence the quality of service on customer loyalty customer satisfaction mediated. Based on these conclusions are advised to entrepreneurs to be able to maintain services and improve service quality in order to create satisfaction and ultimately will lead to customer loyalty. Keywords: Service quality, customer satisfaction, customer loyalty PENDAHULUAN Pelaku bisnis dalam strata ini harus senantiasa menyadari bahwa kemampuannya untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya yang paling utama adalah bagaimana mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki guna meningkatkan kualitas layanan jasa kepada pelanggan agar dapat memuaskan mereka. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Riani dan Harjo (2003: 123) bahwa: “ Kualitas layanan akan dihasilkan oleh operasi yang dilakukan oleh perusahaan, dan keberhasilan proses operasi perusahaan ini ditentukan oleh faktor, antara lain faktor karyawan, sistem, teknologi dan keterlibatan nasabah”. Kualitas layanan tentunya akan dipengaruhi oleh kualitas faktor-faktor yang tersedia. Kemampuan karyawan dalam memberikan pelayanan, sistem kerja Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
yang profesional, teknologi yang canggih, serta keterlibatan nasabah, tentunya merupakan hal yang dapat menentukan kualitas layanan. Jadi, kualitas layanan tidak hanya ditentukan oleh faktor intern pe ny edia jasa, nam un juga da ri na sabah at au pelanggan sebagai pengguna jasa tersebut. Selain menjaga kualitas pelayanan, sebuah usaha perlu juga menjaga kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen perlu dijaga agar konsumen memiliki rasa puas set ela h me la kukan p em be lia n te rh adap perusahaan dan akan memiliki persepsi yang baik te rha dap lem baga usaha . L oya lit as pela nggan merupakan harapan dari semua perusahaan. Terlebih la gi bagi p erusah aan ya ng men yediak an jasa, keberadaan loyalitas pelanggan boleh dikata sangat pe ntin g. Sebuah perusah aan yan g tidak dap at mempertahankan pelanggannya, suatu saat akan
41
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PADA LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI KEPUASAN PELANGGAN (STUDI PADA AMELIA PHONE REPAIR SOFTWARE AND HARDWARE) Oleh : Riy an Firdiansy ah
mengalami penurunan penjualan, karena perusahaan lain dapat menjaga loyalitas dengan berbagai cara. Meskipun demikian, loyalitas pelanggan perlu diketahui oleh perusahaan agar dapat mengetahui apakah produk yang ditawarkan sudah dapat memberikan kepuasan secara terus menerus terhadap pelanggan. Menurut Rangkuti (2002: 5) menyebutkan kaitan antara kepuasan dengan loyalitas sebagai berikut: “ pemahaman atas kepuasan pelanggan sehinggga dapat memenuhi customer expectation, langsung memp engaruh i kine rja pen jualan. Kemam puan bereaksi secara cepat akan menciptakan retensi pelanggan yang lebih tinggi yang akhirnya akan menciptakan penjualan dan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan”. Salah satu jenis usaha yang dikembangkan oleh masyarakat adalah usaha jasa, seperti perbaikan handphone. Usaha jasa tersebut saat ini sangat ramai k ar en a ditunja ng o le h ba ny a kn ya p en ggun a h an dp ho n e. Usa h a ja sa pe rba ik an ( serv ice ) handphoneAmelia Phone Repair tidak hanya dituntut untuk memenuhi pelayanan dengan baik, akan tetapi juga harus mampu bersaing untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik. T untutan tersebut mutlak untuk tercipta sebuah loyalitas penggunaan jasa ini yang kelak akan menjadi asset yang berharga bagi perusahaan. Alma, dkk (2007: 138), dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa “ kualitas p elayanan jasa memiliki hubungan positif signifikan dengan kepuasan n asa bah , te t a pi den ga n lo ya lita s na sa ba h hubungannya tidak signifikan. Kepuasan nasabah memiliki hubungan yang positif signifikan dengan loyalitas nasabah”. Dari hasil penelitian tersebut jelas menunjukkan bahwa kualitas pelayanan jasa memiliki hubungan dengan kepuasan nasabah. Hal ini tentu disyaratkan adanya kualitas pelayanan yang baik. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan dalam kesimpulannya bahwa “kualitas pelayanan jasa Taplus Bank BNI pada umumnya relatif baik. Unsur tangible, reliability, dan assurance dalam k ualitas pelayanan jasa ini relatif baik. Sedangkan unsur responsive ness dan emphat y relatif cukup ”. Jadi, dengan kualitas pelayanan yang baik akan dapat mempengaruhi loyalitas konsumen jasa. Beberapa penelitian terdahulu dilakukan oleh Akbar dan Prves (2009), Chen dan Ching (2007), Hon g, Ching, Ja mes (2004 ), Naik, Gan tasa la,
42
Prabhkar (2010), terkait dengan penelitian ini. Ket erkaitan a ntara pene litian te rsebut den gan penelitian ini bersifat parsial, karena tidak mengambil judul yang sama persis dengan penelitian tersebut. Karena itu, penelitian ini juga bukan penelitian yang mereplikasi penelitian sebelumnya. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah kualitas pelayanan mempe ngaruhi loyalitas pelanggan? 2. Apakah kepuasan pelanggan mempengaruhi loyalitas pelanggan? 3. Apakah kualitas pelayanan mempe ngaruhi kepuasan pelanggan? 4. Apakah kualitas pelayanan dapat mempengaruhi loy alit as y an g dim edia si oleh k ep ua sa n pelanggan? KAJIAN TEO RI 1. Perilaku Konsume n Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakantindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang ja sa ek on omis ter ma suk p roses pe ngambilan ke put usan yan g m endah ului dan men en tuk an tindakan-tindakan tersebut. Studi tentang perilaku konsumen akan menjadi dasar yang penting bagi manajemen pemasaran. Hasil kajian dan penelitian tentang perilaku konsumen akan dapat membantu pemasar untuk keperluan antara lain: a. merancang bauran pemasaran b. menetapkan segmentasi pasar c. merumuskan posisioning dan pembedaan produk d. memformulasikan analisis lingkungan bisnisnaya e. mengembangkan riset pemasarannya (Setiadi, 2005: 7). 2.
Usaha Jasa Kotler dalam Lupiyoadi (2001: 5) mengemukakan bahwa: Jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. Jasa memiliki karakteristik utama, yaitu : T idak be rwujud (intan gibility ), T idak t er pisa hk an , Bervariasi (variability), dan Mudah lenyap (perishability). Ada lima dimensi kualitas pelayanan, yaitu:
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PADA LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI KEPUASAN PELANGGAN (STUDI PADA AMELIA PHONE REPAIR SOFTWARE AND HARDWARE) Oleh : Riy an Firdiansy ah
Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangibles. 3.
Konse p Ke puasan Pelanggan Engel dalam Tjiptono (2001: 146) menyatakan bahwa “ kepuasan pelanggan merupakan evaluasi pembeli dimana alternatif yang dipilih sekurangkurangnya memberikan hasil sama atau melampaui harapan pelanggan, sedang ketidakpuasan timbul bila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan”. M et ode ya ng diguna ka n un t uk m en gukur Kepuasan Pelanggan, menurut Kolter dalam T jiptono (2001: 34) yaitu dengan : Sistem Keluhan dan Saran, Gho st Sh oppin g, Lo st Customer Analysis dan Survey Kepuasan Pelanggan. Hasil pengukuran atau penilaian tersebut akan mengambil salah satu dari tiga bentuk penilaian yang berbeda, yaitu terdiri dari: a. Diskonfirmasi positif, yaitu bila kinerja lebih baik dari pada yang diharapkan, b. Konfirmasi sederhana, kinerja sama dengan harapan, dan c. Diskonfirmasi negatif, yaitu bila kinerja lebih buruk daripada yang diharapkan. Beberapa pen eliti mengidentifikasi tiga jenis ha rap an yan g dapa t m emp engaruhi kep uasan konsumen yaitu: a. Kinerja yang wajar b. Kinerja yang ideal, dan c. Kinerja yang diharapkan (Engel, et.al, 1995 : 211) 4.
Loyalitas Pelanggan Loyalitas adalah sika p menyenangi terhadap sesuatu yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten sepanjang waktu. (Sutisna, 2002: 41). Konsumen atau pelanggan adalah seseorang yang menjadi terbiasa untuk m embeli dari anda. Jadi, loyalitas konsumen adalah sikap dari konsumen yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten dari produsen. Setiadi (2003: 199) dan Sutisna (2002: 41) bahwa loyalitas konsumen dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu loyalitas merek (brand loyalty) dan loyalitas toko (store loyalty). Menurut Griffin (2005: 22) disebutkan empat jenis loyalitas yang berbeda yang muncul bila ketertarikan rendah dan tinggi diklasifikasi-silang dengan pola pembelian ulang yang rendah dan tinggi, yaitu: tanpa loyalitas, loyalitas
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
yang lemah, loyalitas tersembunyi, dan loyalitas premium. Seorang pelanggan yang melakukan pembelian, pada tahap berikutnya ia akan melakukan pembelian lagi, dan begitu seterusnya. Jadi seorang pelanggan akan mengalami siklus pembelian. Dalam kaitannya dengan loyalitas, maka siklus pembelian akan terulang pada produk atau jasa yang sama. Menurut Griffin (2006: 31) pelanggan yang loyal memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Melakukan pembelian berulang secara teratur 2) Membeli antarlini produk dan jasa 3) Mereferensikan kepada orang lain 4) Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing Kerangka Pe mikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran
Sumber : Diolah Penulis Hipotesis H1 : Te rdap at p enga ruh kua lita s la yana n pa da loyalitas pelanggan. H2 : Terdapat pengaruh kepuasan pelanggan pada loyalitas pelanggan. H3 : Te rdap at p enga ruh kua lita s la yana n pa da kepuasan pelanggan. H4 : Te rdap at p enga ruh kua lita s la yana n pa da lo ya litas p ela ngga n y an g dim ediasi oleh kepuasan pelanggan. METO DE P ENELITIAN Penelitian ini memiliki subjek penelitian yaitu konsumen, dengan jumlah populasi tidak terbatas, yaitu semua konsumen di Amelia Phone Repair Software & Hardware Repair. Besar sampel yang diambil sebanyak 100 responden, teknik purposive sampling. Ala t ana lisis yang digun akan dalam menyusun penelitian ini dengan Multiple Regression, uji t, uji F dan koefisien determinasi.
43
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PADA LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI KEPUASAN PELANGGAN (STUDI PADA AMELIA PHONE REPAIR SOFTWARE AND HARDWARE) Oleh : Riy an Firdiansy ah
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Data penelitian ini diperoleh dari 100 responden pelanggan di Amelia Phone Repair. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Analisis Deskriptif
Sumber: Hasil Olahan SPSS Analisis Jalur Hasil analisis data sebagaimana terlampir, dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 2 Analisis Regresi Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan
Sumber: Hasil Olahan SPSS Da ri ta bel te rsebut dap at dik et ahui bah wa koefisien determinasi (adjusted r square) sebesar 0,120, yang berarti bahwa 12% kepuasan dapat dijelaskan oleh faktor kualitas layanan. Sedangkan sisanya sebesar 88% dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor lain. Hasil uji t sebesar 3,648 signifikan pada taraf 0,001 dan uji F sebesar 13,309 juga signifikan. Ha sil pen elitia n m enun juk kan ba hwa kua lit as pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan. Tabel 4.16 Analisis Regresi Kualitas Layanan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas
Sumber: Hasil Olahan SPSS
44
Da ri ta bel te rsebut dap at dik et ahui bah wa koefisien determinasi (adjusted r square) sebesar 0,253, yang berarti bahwa 25,30% loyalitas dapat dijelaskan atau dipengaruhi ole h faktor kualitas layanan dan kepuasan . Sedangkan sisanya sebesar 74,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor lain. Pengaruh langsung kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan = 0,346 Pengaruh tak langsung kualitas layanan terhadap Loyalitas melalui kepuasan 0,384 x 0,239 = 0,092 --------------------------Total pengaruh = 0,444 Pengujian Hipote sis Adapun analisis yang dapat disusun berdasarkan hasil analisis statistik, dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 4.4. Analisis Jalur
Analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas diperoleh t hitung sebesar 4,150 dengan signifikansi 0,000. Karena harga signifikansi < 0,05, maka Ho dit olak. Disimpulkan bah wa terhadap pengaruh yang signifikan antara kualitas layanan terhadap loyalitas konsumen. Besarnya pengaruh kualitas lay anan/jasa terhadap kepuasan sebesar 0,384 (38,4%). Analisis pengaruh kepuasan terhadap loyalitas konsumen diperoleh t hitung 2,580 dengan signifikansi 0,011. Karena harga signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signif ikan antara kepuasan konsumen te rhadap loyalitas konsumen. Besarnya pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas sebesar 0,239. Analisis pengaruh kualitas layanan te rhadap kepuasan konsumen diperoleh t hitung 3,648 dengan signifikansi 0,000. Karena harga signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak. Disimpulka n bahwa te rdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas layanan pada kepuasan konsumen. Besarnya pengaruh kualitas layanan terhadap loyalitas sebesar 0,346.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PADA LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI KEPUASAN PELANGGAN (STUDI PADA AMELIA PHONE REPAIR SOFTWARE AND HARDWARE) Oleh : Riy an Firdiansy ah
Analisis pengaruh kualitas layanan dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas diperoleh F hitung 17,768 dengan signifikansi 0,000. Karena harga signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas layanan dan kepuasan konsumen se cara sim ulta n te rhadap loyalitas kon sume n. Besarnya pengaruh kualitas layanan dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas sebesar 0,268. PEMBAHAS AN Usaha mempertahankan loyalitas konsumen dapat dilakukan oleh penjual dengan memberikan layanan baik yang berupa fisik maupun non fisik terhadap konsumen atau pelanggan. Dalam penelitian ini kualitas layanan terbukti berpengaruh signifikan pada loyalitas. Hal ini dapat dimaklumi bahwa kegiatan bisnis di bidang jasa seperti di Amelia phone repair, sangat banyak pesaingnya. Jika tidak memiliki jasa khusus, usaha jenis ini sa ngat rentan terha dap kebangkrutan. Dengan kata lain bahwa usaha jasa ini tidak banyak memberikan penghasilan yang cukup besar. Karena itu, untuk melakukan mempertahankan pela nggan, maka dilakukan be berapa hal y aitu meningkatkan pelayanan yang terdir i dari lima dimensi kualitas pelayanan yang bersifat fisik maupun non fisik. Kepuasa n dapat diusah akan oleh per usahaan dengan berusaha memenuhi apa yang diperlukan dan diinginkan oleh konsumen. Dengan berbagai usaha, per usaha an da pat m encipt akan kepua san p ada konsumen dan diharapkan konsumen akan kembali lagi untuk melakukan pembelian. Jika konsumen bersedia kembali melakukan pembelian ulang, berarti sudah tercipta adanya loyalitas. Konsumen ini pun kemudian dapat disebut dengan pelanggan. Lo yalit as pelan gga n m erupa kan ke se tia an pelanggan untuk membeli barang atau jasa pada merek atau penjual jasa tertentu. Loyalitas merupakan salah satu tujuan penjual, karena loyalitas merupakan aset yang dapat menjaga penghasilan. Loyalitas dapat dikat aka n dapa t m enjaga p enghasila n k are na ko nsumen ya ng loy al a kan se lalu m ela kuk an p em be lia n be rulan g se c ar a ber ka la . Den ga n melakukan pembelian berkala, tentu hal ini merupakan masukan yang rutin bagi penjual. Karena itu loyalitas pelanggan perlu diperhatikan agar penjual dapat memperoleh kepastian penghasilan.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Dalam bisnis jasa, loyalitas sangat vital. Hal ini dikarenakan jasa merupakan produk tak terlihat yang ditawarkan oleh penjual. Sebagai produk yang tak terlihat, jasa sangat mudah berubah. Selain itu, pesaing juga dapat muncul sewaktu-waktu. Oleh karena itu, penjual jasa harus selalu melakukan evaluasi untuk dapat menjaga loyalitas pelanggan sehingga dapat menjadi sumber penghasilan tetap. Penjualan jasa seperti di Amelia Phone and Repair yang melayani perbaikan handphone sangat penting memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggannya. Konsumen akan me rasa pua s jika kerusaka n h andp hone dap at diperbaiki dengan cepat. Pelayanan yang cepat ini sangat diperlukan karena handphone sebagai sarana komunikasi menjadi alat yang vital bagi seseorang yang sering berhubungan dengan orang lain di tempat yang berbeda. Apalagi jika handphone ter sebut digunakan sebagai kegiatan bisnis atau usaha. Jika pesawat handphone terlalu lama di tempat perbaikan, maka pemiliknya dapat merasa rugi karena tidak dapat melakukan kegiatan bisnis atau usaha sebagaimana biasanya. Kualitas pelayanan berpengaruh pada loyalitas pelanggan yang dimediasi oleh kepuasan. Jika ada faktor kepuasan pada pe langgan, maka kualitas pelayanan secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap loyalitas. Dengan adanya kualitas pelayanan yang diciptakan oleh perusahaan yang kemudian me ncipta kan ke pua san pada p ela nggan, ak an meningkatkan pula loyalitas pelanggan. Dengan demikian maka kepuasan dapat menjadi variabel mediasi dalam hubungan antara kualitas pelayanan dengan loyalitas pelanggan. KESIMP ULAN 1. Ada pengaruh positif dan signifikan secara langsung kualitas layanan terhadap loyalitas konsumen di Amelia Phone Repair. Hal ini berarti bahwa setiap ada peningkatan kualitas layanan, maka akan diikuti oleh peningkatan lo ya litas k onsum en . Sebalikn ya bila a da penurunan dalam kualitas layanan, maka akan terjadi penurunan pada loyalitas konsumen. 2. Ada pe ngaruh ke puasa n se ca ra la ngsung terhadap loyalitas konsumen di Amelia Phone Re pair. Hal ini ber art i bah wa set ia p a da peningkatan kepuasan, maka akan diikuti oleh
45
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PADA LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI KEPUASAN PELANGGAN (STUDI PADA AMELIA PHONE REPAIR SOFTWARE AND HARDWARE) Oleh : Riy an Firdiansy ah
3.
4.
peningkatan loyalitas konsumen. Sebaliknya bila ada penurunan dalam kepuasan, maka akan terjadi penurunan pada loyalitas konsumen. Ada pengaruh positif dan signifikan kualitas layanan secara langsung terhadap kepuasan konsumen di Amelia Phone Repair. Hal ini berarti bahwa setiap ada peningkatan kualitas layanan, maka akan diikuti oleh peningkatan ke pua san k onsume n. Sebalikny a bila a da penurunan dalam kualitas layanan, maka akan terjadi penurunan pada kepuasan konsumen. Ada pengaruh kualitas jasa p ada loyalitas pe lan gga n yan g dime dia si ole h kep uasan pelanggan di Amelia Phone Repair. Hal ini berarti dengan adanya kualitas pelayanan yang baik dapat menimbulkan kepuasan dan akhirnya mempengaruhi peningkatan atau penurunan pada loyalitas konsumen.
Saran Be rdasa rk an ke sim pulan pe ne lit ia n, ma ka beberapa saran dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Kep ada pengusah a Am elia P hon e R epa ir khususnya dan pengusaha jasa lain diharapkan selalu memperha tikan pent ingnya kua litas pelayanan jasa yang ditawarkan kepada calon ko nsumen . Kualita s pe lay ana n jasa ya ng diberikan senantiasa harus dikaji dan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Karena itu, bagi pengusaha jasa harus selalu mencari informasi tentang kebutuhan ko nsumen yang terkait dengan jasa yang ditawarkan melalui survey. Untuk dapat menjaga kualitas pelayanan yang ditawarkan, pengusaha dapat menerima keluhan da ri p ela n gga n se h ingga k e k ur a n ga n kekurangan dapat segera dibe rikan ke pada pelanggan. 2. Kepada peneliti lain diharapkan agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai dasar bagi penelitian yang dilakukan pada topik yang sama. Artinya bahwa dimensi kualitas pelayanan perlu selalu dilakukan penelitian di tempat-tempat te rt en tu y an g me miliki f en om en a ya ng me nunjukka n a dany a k etidakpuasa n pa ra pe la nggan ny a. Oleh ka re na it u, pe ne liti diharapkan dapat melakukan pengamatan atau pre-research dengan menggunakan kuesioner singkat yang menyediakan isian bebas tentang
46
variabel-variabel yang mungkin berpengaruh at au den gan lem bar obser vasi agar dap at memahami fenomena di lapangan. DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari; Rahayu, Agus; Utama, Dian H.; Wibowo, Lili A.. 2007. Analisis Unsur-Unsur Kualit as P elay an an Jasa ya ng Dom in an Kaitannya dengan Kepuasan dan Loyalitas Nasabah (Kasus Taplus Pada PT Bank BNI Caba ng UP I ). Jur n al : B un g a R a m pa i Manajemen Bisnis Berbasis Hasil Penelitian. Bandung : Alfabeta. B. Tamil Mani, S. Arun Kumar, S. Prabhakaran. 2010. Influence of Service Quality on Customer Satisfaction Application of Servqual Model. Internationa l Journal of Business and Management Vol. 5, No. 4. (Pp.239-251 Engel, James F., Blackwell, Roger D., dan Miniard, Paul W. 1995. Perilaku Konsumen, Jilid 1 & 2, Jakarta : Binarupa Aksara Hong, Sheue-Ching, Goo, Y J James.A Causal Model of Customer Loyalty in Professional Service Firms: An Empirical Study. International Journal of Management, Dec 2004. Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik. Jak arta : Sa lemba Empat. Mohammad MuzahidAkbar and Noorjahan Parvez. Impact Of Service Quality, T rust, And Customer Satisfactin On Customer Loyalty. ABAC Journa l Vo l. 29, No. 1 ( Jan uary-Ap ril 200 9, pp.24-38) Rangkuti, Fredy. 2002. Measuring Customer Satisfa ction , Tek nik Men gu ku r d an Stra te ti Men in gk a tka n Ke p u asa n P e lan g g an . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Riani,Asri Laksmi dan Harjo, Bangun Kuntoro. 2003. Analisis Kualit as Pelayan an dan Kep uasan Nasabah Bank. Fokus Manajerial. Vol. 1, No. 2: 123-136. Setiadi, Nugroho J 200 5. Perilaku Konsum en, Konsep dan I mplikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta : Kencana T jipto no, Fandy. 2 001. Strategi Pe masara n. Yogyakarta : Andi. T jip to n o, Fa ndy. 2 00 2 . Man a jem e n J a sa . Yogyakarta: Andi Offset.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
POLA PERHITUNGAN PERSEDIAAN PERLENGKAPAN ( STUDI KASUS DI PT. BERDIRI MATAHARI LOGISTIK, JAKARTA ) Oleh : M. Setiadi Hartoko ABSTRACT Management of inventory under FIFO / LIFO inventory used in the calculation of PT. Berdiri Matahari Logistics, Jakarta. This study also revealed that there is an internal control system in order to run inventory management without deviation. And also so that the reader understands what pattern to use and how to manage inventory in accordance with GAAP and that existing rules. And, of course, a good inventory system will affect the profitability of the company I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan perlengkapan merupakan bagian yang pen ting dalam sebua h per usah aan, baik da lam perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, man ufaktur, at au yan g ber gerak di bidang jasa tertentu. Selain sebagai aset lancar per usahaan, pe rsedia an juga be rf un gsi se ba ga i alat ban tu penunjang usaha. Oleh sebab itu, perlu diadakan pe rh it un gan p er sedia an y ang ben ar se hingga m en gh asilka n da t a y a ng a kur a t da n da pa t dipertanggungjawabkan. Pe rhitun gan pe rse dia an per len gka pan juga berpengaruh terhadap laba perusahaan. Jika terdapat kesalahan dalam perhitungan persediaan, maka akan berdampak terhadap harga pokok persediaan yang dapat berakibat fatal terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena itu, diperluka n sistem pencat atan persedia an yang baik da n sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.Selain itu diperlukan pula manajemen yang baik untuk mengawasi persediaan, baik secara fisik ataupun dalam pencatatan. Seperti perusahaan yang lain, PT. Berdiri Matahari Logistik juga memiliki persediaan berupa persediaan perlengkapa n. Persediaan p erlengk apan sa ngat dibutuhkan karena menunjang usaha pada PT. Berdiri Matahari Logistik yang bergerak di bidang forwardin g, yaitu per usa haa n y an g m emberikan ja sa pengiriman dan penerimaan barang, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pengiriman barang tersebut tidak lepas dari proses packaging yang
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
membutuhkan persediaan perlengkapan seperti kayu, pa ku, plastik PE da n sebaga iny a. Per se dia an perlengkap an ter sebut bertujuan agar bar ang– barang yang akan dikirim tetap terlindung dan aman sa mpai te mpa t tujua n. P ema kaia n p ersedia an perlengkapan tersebut harus dihitung setiap bulan dan dibuatkan laporan yang berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan. Hal ini menjadi alasan penulis unt uk m e m ilih judul “ PE RHIT UNGAN PE RSEDIAAN PERLENGKAPAN PADA P T. BERDIRI MATAHARI LOGIST IK JAKARTA” 1.2 Alasan Pemilihan O bjek I ngin m en ge t ah ui lebih lan jut m e nge na i perhitungan persediaan perlengkapan yang dilakukan pada PT. Ber diri Matah ari L ogist ik y ang juga memberikan banyak manfaat dan pembelajaran bagi penulis. 1.3 Tujuan dan Manfaat Ada p un p en ulisa n y a ng di wujudka n in i mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut : 1.3.1 T ujuan Penulisan T ujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Unt uk m en ge ta hui m et ode pe rh it un ga n persediaan perlengkapan yang digunakan di PT. Berdiri Matahari Logistik. 2. Untuk mengetahui cara menyusun Listing persediaan perlen gkapan pada P T. Ber diri Matahari Logistik.
47
POLA PERHITUNGAN PERSEDIAAN PERLENGKAPAN ( STUDI KASUS DI PT. BERDIRI MATAHARI LOGISTIK, JAKARTA ) Oleh : M. Setiadi Hartoko
3.
Untuk mengetahui pengendalian intern terhadap persediaan perlengkapan di PT. Berdiri Matahari Logistik.
1.3.2 Manfaat Penulisan Pe nulis berh ar ap agar pe nulisan in i dap at memberikan kontribusi bagi berbagai pihak, antara lain : 1. Bagi penulis Dapat menerapkan teori dan memperdalam pengetahuan mengenai perhitungan persediaan perlengkapan. 2. Bagi Perusahaan Dapat dijadikan suat u masukan yang dapat dikembangkan berkenaan dengan masalah yang dit elit i, dan da pat membantu kine rja PT. BE RDIRI MATAHARI LOGI ST IK dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan khususnya dibagian persediaan perlengkapan. 3. Bagi Pembaca Laporan ini dapat dijadikan sebagai penambah wawasan dan dapat dijadikan sebua h acuan untuk penelitian bagi penulis selanjutnya. 1.4 Ide ntifikasi Masalah Dalam pembahasan karya ini, maka penulis akan mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. M e to de digun a k an dala m p e r hit unga n persediaan pada PT. Berdiri Matahari Logistik. 2. Bagaimana cara menyusun Listing persediaan pe rle ngk apa n p ada PT. Be rdiri Mat aha ri Logistik ? 3. Ba gaim ana pe ngen dalian int ern te rhadap persediaan di PT. Berdiri Matahari Logistik ? 1.5 Batasan Masalah Untuk menghindari agar tidak menyimpang dari tujuan utama, batasan permasalahan yang ada pada perhitungan persediaan perlengkapan pada PT. BERDIRI MATAHARI LOGIST IK adalah sebagai berikut : 1. Mem baha s pro ses p erhitunga n per sediaan perlengkapan dengan metode FIFO. 2. Me mba has me nge nai p roses per hit ungan perlengkapan di dalam kartu stok sampai tahap pelaporan ke bagian Akuntansi.
48
1.6 Metodologi Pe nulisan Meto dologi penulisan me rupaka n gambaran rancangan/metode yang akan digunakan sebagai rencana, struktur dan strategi untuk penyelesaian penelitian. Dalam hal ini, penulis memerlukan datadata yang bersumber pada : Pe nelitian Lapangan (Field Research) Dalam penelitian lapangan, Penulis melakukan peninjauan langsung ke objek penelitian dengan maksud memperoleh data primer. Data primer yaitu data yang diperlukan secara langsung dari sumber penelitian itu sendiri, dalam hal ini perusahaan yang dijadikan objek penelitian adapun cara yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Wawan cara Yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan bagian Persedian. 2. Pengamatan (observasi) Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh penulis dengan cara mengamati secara langsung objek yang diteliti. Adapun data yang diperlukan tersebut berupa gam baran umum m engenai perhitungan persediaan perlengkapan metode FIFO. Studi Pustaka (Library Research) Ya it u p en gum pulan da ta -da ta de ngan ca ra mempelajari berbagai bentuk bahan-bahan tertulis seperti buku-buku penunjang kajian, majalah, catatancatatan maupun referensi lain yang bersifat tertulis. II. LANDASAN TEO RI 2.1 Penge rtian Pe rhitungan Men urut Kamus Lengk ap Ba hasa I ndone sia karangan Indrawan W.S perhitungan didefinisikan sebagai berikut : “ Perhitungan adalah perbuatan atau cara menghitung, perkiraan, penafsiran”. 2.2 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan sangat tergantung pada jenis operasional p erusaha an. Pada perusa haan dagang, persediaan adalah barang-barang yang dibeli dan dijual oleh perusahaan yang bersangkutan tanpa mengadakan perubahan yang berarti terhadap barang yang bersangkutan. Dalam perusahaan industri istilah persediaan meliputi bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
POLA PERHITUNGAN PERSEDIAAN PERLENGKAPAN ( STUDI KASUS DI PT. BERDIRI MATAHARI LOGISTIK, JAKARTA ) Oleh : M. Setiadi Hartoko
Pengertian persediaan menurut PSAK No. 14 butir 4 adalah “ Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual k embali, misalnya barang dagangan dibeli pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persedian juga mencakupi barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian ya ng seda ng dip roduksi oleh per usa haan , dan terma suk baha n serta p erlengka pan yang akan digunakan dalam proses produksi”. Seda ngk a n p en ger t ia n pe r se dia a n da la m perusahaan industri, dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Persediaan Bahan Baku (Raw Material) Adalah bahan baku yang akan digunakan untuk membuat barang jadi. Bila kita masuk ke sebuah pe rusa haa n industri ga rmen , m aka bah an bakunya adalah kain. Bila kita masuk ke sebuah perusahaan industri perabot (mebel), maka yang menjadi bahan bakunya adalah kayu. 2. Persediaan Perlengkapan Pabrik (Supplies) Adalah barang–barang yang mempunyai fungsi memperlancar proses produksi, misalnya oli mesin, bahan pembersih mesin dan lain-lain. 3. Persediaan Bahan Penolong Pabrik (Indirect material) Adalah barang atau bahan yang juga menjadi bagian dari proses produksi yang nilainya kecil. Misalnya benang dan kancing pada industri gar men, ata u pa ku da n mur pa da industri perabot. 4. Persediaa n Barang dalam P roses (Good in Proc ess) Adalah bahan baku yang sudah mulai diolah ke dalam proses produksi akan tetapi bahan baku ini belum selesai dikerjakan. 5. Persediaan Barang Jadi (Finished Good) Adala h bara ng- bar ang y ang sudah se lesai diproses menjadi barang dagang yang siap dijual kepada konsumen. Menurut PSAK (2007) dalam Achmad Hidayat (2011:57) “ Pe nger t ia n pe r se diaa n digun ak a n un tuk menyatakan aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Persediaan dapat pula dikaitkan den gan hak kepemilikan barang sesuai syarat penyerahan pada saat transaksi yang meliputi : 1. Barang dalam Perjalanan (In transit) Pemilikan barang ini sangat bergantung pada syarat penyerahannya. Kemungkinan biaya pengangkutan ditanggung pembeli, maka barang tersebut menjadi milik pembeli, demikian pula sebaliknya. 2. Barang Titipan (Komisi) Barang komisi yang belum terjual jelas milik pihak yang menitipkan barang. Ditinjau dari pihak yang menitipkan, barang tersebut sering disebut barang konsinyasi. 2.3 Pe nge rtian Pe rle ngkapan (Supplies) Menurut link http://akateichi.xtgem.com/news/ Perlengkapan (Supplies) adalah “ barang – barang yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan dalam kegiatan perusahaan yang sifatnya habis dipakai dan nilainya relatif kecil”.(Akateichi, 2013) 2.4 Metode Pe ncatatan Pe rse diaan Dalam sistem pencatat an perrsediaan barang dagangan (merchan dise inv ento ry) terdapat 2 metode pencatatan, yaitu metode fisik/periodik dan metode perpetual atau permanen. 1. Metode Fisik/periodik Dengan sistem periodik, pembelian barang dagangan akan dicatat dengan menggunakan akun pembelian. Dengan cara ini bertambahnya ba ran g dagang at au ber kur angny a bara ng dagang tidak bisa dideteksi secara langsung. Akibat dari cara ini adalah barang dagang akhir periode harus dihitung fisiknya secara langsung agar dapat menggambarkan nilai persediaan ba ran g dagang ya ng se sun gguhny a dalam laporan keuangan. Dengan demikian agar nilai persediaan barang dagang yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan tercatat sama dengan nilai persediaan akhir, maka harus dibuatkan jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi. 2. Metode Permanen/perpetual Dalam sist em perpetual, catata n mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagang yang dibeli maupun yang dijual diselenggarakan secara terperinci. Sistem pencatatan ini akan seca ra terus-menerus menunjukkan be rapa besarnya saldo persediaan barang dagang yang
49
POLA PERHITUNGAN PERSEDIAAN PERLENGKAPAN ( STUDI KASUS DI PT. BERDIRI MATAHARI LOGISTIK, JAKARTA ) Oleh : M. Setiadi Hartoko
ada di gudang un tuk masing-masing jen is persediaan. 2.5 Metode Pe nilaian Persediaan Dalam akuntansi dikenal tiga metode yang dapat diguna ka n da la m me nghitung besar ny a nila i persediaan, yaitu metode FIFO (first in first out), metode LIFO (last in first out), dan metode biaya rata-rata (average cost method) Metode FIFO (first in first out), harga pokok dari barang yang pertama dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa unit atau barang yang pertama kali dibeli adalah unit atau barang yang pertama kali akan dijual. Jadi penekanannya disini bukan kepada unit atau fisik barangnya, melainkan lebih kepada harga pokoknya. Dengan menggunakan metode FIFO, yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit atau barang yang terakhir dibeli. Sebaliknya dengan metode LIFO, harga pokok dari barang yang terakhir kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dengan menggunakan metode LIFO, yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit atau barang ya ng pertam a kali dibeli. Sedangkan metode biaya rata-rata, harga pokok penjualan per unit dihitung berdasarkan rata-rata harga perolehan per unit dari barang yang tersedia untuk dijual. 2.6 Penge ndalian Intern 2.6.1 Pengertian Pengendalian Intern Pengendalian Intern merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pencapaian tujuan usaha. Suatu perusahaan yang telah beroperasi harus memonitor kegiatannya dan hasil yang diperolehnya. Manajemen harus setiap waktu melakukan pemeriksaan yang berkesinambungan dan menganalisa laporan dan catatan-catatan dari mana laporan didapat. Menurut Hery dalam buku Akuntansi dan Rahasia di baliknya (2012:91) “Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi asset pe rusaha an dar i se gala bent uk tin dak an penyalahgunaan.” Pengertian pengendalian internal menurut Iwan Purwanto dalam buku Manajemen Strategi (2008:70) “ Pengendalian internal adalan pengendalian yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya”.
50
Sedangkan pengendalian intern menurut Mulyadi dalam buku Sistem Informasi Akuntansi (2012:42) adalah sebagai berikut : “ suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk me ngama nk an ak tiv a p er usa ha an, m engec ek k ec e rm a ta n da n k et e lit ian da t a a kun ta n si, me nin gka tka n e fisien si, dan men dor ong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi”. 2.6.2Unsur Sistem Pengendalian Intern Un sur- unsur ya ng h arus ditet ap kan dalam pengendalian intern agar dapat efektif dengan baik adalah sebagai berikut: 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. P r in sip- p r in sip y a n g m e nda sar dala m pengendalian intern adalah sebagai berikut: a. Dalam fun gsi ak untan si per lu ada nya pemisahaan fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Fungsi operasi merupakan fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan, sedangkan fungsi penyimpanan merupakan fungsi y an g me m ilik i we wen a n g un tuk menyimpan aktiva perusahaan dan fungsi akuntansi mempunyai wewenang untuk mencatat transaksi yang terjadi dalam perusahaan. b. Suatu transaksi tidak dibenarkan hanya ditangani oleh satu fungsi saja melainkan dari awal sampai dengan selesai. 2. Sistem wewenang dan prosedur pen catatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap aktiva, utang, pendapatan, dan biaya. Suat u perusa haan dibutuhkan adanya suatu sistem yang mengatur pembagian wewenang, untuk memberikan otorisasi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang dan dinyatakan dalam fo rmulir y ang diguna kan untuk m erek am transaksi tersebut. Oleh karena itu, formulir merupakan dasar pencatatan transaksi ke dalam catatan akuntansi, suatu prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercayai mengenai aktiva, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi (perusahaan).
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
POLA PERHITUNGAN PERSEDIAAN PERLENGKAPAN ( STUDI KASUS DI PT. BERDIRI MATAHARI LOGISTIK, JAKARTA ) Oleh : M. Setiadi Hartoko
3.
Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi dan karyawan yang mutunya sesuai dengan unit produksi. P em ba gia n t an ggun g ja wab da n siste m wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksanakan dengan baik ap abila tidak dicip ta kan ca ra- car a unt uk m en ja min pr a k tik ya n g se h at dala m pelaksanaannya. Contoh praktik yang sehat adalah : a. Pe nggunaa n f orm ulir berno mor ur ut te rc et ak y an g pe ma ka ia nn ya h ar us dipe r t an ggun gjawa bk an o le h ya n g berwe nang. b. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan oleh seseorang karyawan atau bagian lain. c. Perputaran jabatan. d. Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang sudah berhak. e. Secara periodik diadakan pencocokan fisik antara kekayaan dengan catatan. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya . Bagaimanapun baiknya siste m dalam suatu perusahaan semuanya tergantung pada manusia yang melaksanakannya, Jika perusahaan mempunyai karyawan yang jujur maka unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan pe rusaha an aka n t eta p m amp u m enghasilk an p e rt a n ggun gja waba n k e uan ga n y a ng dap a t diandalkan. 2.6.3 T ujuan Pengendalian Intern Pengendalian intern bertujuan untuk menjaga integritas informasi akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, dan pencurian yang dilakukan oleh pihak di dalam maupun di luar perusahaan. Selain itu, pengendalian intern juga harus dapat memudahkan pelacakan kesalahan baik disengaja ataupun tidak sengaja sedemikian rupa sehingga memperlancar prosedur audit. Agar dapat berjalan efektif, pengendalian intern memerlukan adanya pembagian tanggung jawab yang jelas dalam orga nisasi. Setiap fungsi h arus ada penanggung jawabnya sec ara khusus. T ujuannya adalah agar setiap karyawan dapat mengkonsentrasikan perhatian kepada lingkup tanggung jawabnya masing-masing sehingga tidak ada suatu fungsi yang tidak tertangani.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
2.6.4 Pengendalian Internal atas Persediaan Pengendalian internal atas persediaan mutlak diperlukan mengingat aktiva ini tergolong cukup lancar. Terdapat 2 tujuan utama dari diterapkannya pengendalian internal atas persediaan, yaitu untuk mengamankan atau mencegah aktiva perusahaan ( pe r sedia an ) da r i t in da k a n p e nc ur ia n , penyelewengan, penyalahgunaan, dan kerusakan serta menjamin keakuratan (ketepatan) penyajian persediaan dalam laporan keuangan. Didalamnya termasuk pengendalian atas keabsahan transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan. Pengendalian internal atas persediaan seharusnya dimulai pada saat barang diterima (yang dibeli dari pe masok ). Lap ora n p en erimaa n bara ng ya ng bernomor urut tercetak seharusnya diarsipkan oleh bagian penerimaan untuk menetapkan tanggung jawab awal atas persediaan. Untuk me mastikan bahwa barang yang diterima sesuai dengan apa yang dipesan, maka setiap laporan penerimaan barang harus dicocokkan dengan formulir pesanan pembelian yang asli. Harga barang yang dipesan, seperti yang t er te r a da lam f o rm ulir pe san an pe mbe lian , seharusnya dicocokkan dengan harga yang tercantum dalam faktur tagihan (invoice). Setela h laporan penerimaan barang, formulir pesanan pembelian, dan fa kt ur ta gih an dicoc ok kan , per usa ha an ak an mencatat persediaan dalam catatan akuntansi. Pe ngen dalian int ern al a tas per sediaa n juga seringkali melibatkan bantuan alat pengaman seperti kaca dua arah, kamera, sensor magnetik, kartu akses gudang, pengatur suhu ruanga n, dan seba gainya termasuk petugas keam anan. Mengenai tempat penyimpanan persediaan, persediaan seharusnya disimpan dalam gudang yang dimana aksesnya dibatasi hanya untuk karyawan tertentu saja. Setiap p en ge lua ra n bar a ng da ri guda ng se ha r usny a dilengkapi atau didukung dengan formulir permintaan barang yang telah diotorisasi sebagaimana mestinya. Suhu tempat penyimpanan barang disimpan juga seharusnya diatur sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya kerusakan atas barang dagangan. Penggunaan sistem pencatatan perpetual juga me mber ik an p en ge ndalian y an g ef ek tif at as persediaan. Informasi mengenai jumlah atas masingmasing jenis barang dagangan dapat segera tersedia dalam buku besar pembantu untuk masing-masing
51
POLA PERHITUNGAN PERSEDIAAN PERLENGKAPAN ( STUDI KASUS DI PT. BERDIRI MATAHARI LOGISTIK, JAKARTA ) Oleh : M. Setiadi Hartoko
persediaan. Untuk menjamin keakuratan besarnya persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, perusahaan seharusnya melakukan pemeriksaan fisik atas persediaannya. III. PRO FIL PERUSAHAAN 3.1 Se jarah Singkat Pe rusahaan PT. Berdiri Matahari Logistik beralamat di Graha Mustika Ratu lantai 4, Jalan Jend. Gatot Subroto Kav. 74-75 Jakarta 12870 dan didirikan pada tanggal 3 April 1996 sebagai perluasan dari PT. Hitachi Power System Indonesia (sebelumnya PT. Japan AE Power Systems Indonesia) dan sebagai salah satu agen dari Hitachi Transport System Ltd Jepang di Indonesia. Lalu memperluas lahan bisnis dengan mengambil alih semua hal tentang p abrik logistik dar i hal penanganan barang impor, pengepakkan, transportasi bahan dan perlengkapan berat, sampai penanganan ekspor ke negara-negara tetangga (luar negeri). Sebagai sebua h serv ice lo gist ik, PT. Berdiri Ma tah ari Logist ik akan te rus be rusaha unt uk me me nuhi p er ubah an k ebut uh an k on sume nkonsumen dengan dukungan logistik yang berkualitas tinggi dan harga yang terjangkau (rendah). PT . Ber diri Ma tah ari L ogist ik me lak uk an penelitian dengan seksama dan cermat terhadap sistem logistik para pelanggan atau konsumen baru sebelum menawarkan dan memberikan solusi kepada keefisiensian operasional dan meminimalisasi waktu dalam proses dan mengurangi biaya produksi dengan kemampuan integritas yang tinggi dari Hitachi Transport System hanya dengan jentikan jari dapat mengatasi semua masalah logistik konsumen. Sem ua staff PT. Ber diri Mat ahar i Lo gist ik berpengalaman dan telah mendapatkan pelatihan secara periodik oleh Hitachi T ransport System Ltd, Jepang. Ini dikarenakan kebutuhan konsumen sangat variatif dan sudah seharusnya dapa t menga tasi masalah tersebut sebagai pemenuhan terhadap hasil a kh ir p er usah aa n ya it u k ep ua sa n pe la ngga n (konsumen).
3.2.2Misi 1) Berada di antara 3 ( tiga) prod uction base terbaik di Asia, dalam volume dan persaingan. 2) Mampu menyediakan pesanan customer dari lokal dan luar negeri. 3) Dapat memberikan kepuasan kepada customer. 3.3 Aspek Ke giatan Usaha Adapun pelayanan yang diberikan PT. Berdiri Matahari Logistik kepada pelanggan (konsumen) adalah sebagai berikut : 1. Agen tunggal Hitachi T ransport System. 2. Pengangkutan barang melalui laut dan darat. 3. T ransportasi berat kargo. 4. Bisnis export dan import. 5. Pengepakan, dan 6. Jasa konsultasi logistik IV. PEMBAHAS AN 4.1 Metode Pe rhitungan Persediaan Pada PT. Berdiri Mata hari Logistik, metode perhitungan persediaan perlengkapan yang digunakan adalah metode FIFO (First In First Out) atau dengan istilah lain yaitu Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP). Dalam metode FIFO, harga pokok dari barang yang pertama kali dibeli adalah yang diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa unit atau barang yang pertama kali dibeli adalah unit atau barang yang pertama kali akan dijual. Jadi, penekanannya disini bukan kepada unit atau fisik barangnya, melainkan lebih kepada harga pokoknya. Dengan metode FIFO, yang akan menjadi persediaan akhir adalah harga pokok dari unit atau barang yang terakhir dibeli. Dalam Stock Card tersebut penerapan metode FIFO dapat dilihat dari saldo Januari 2014 yaitu sebesar 65 unit dan total amount sebesar Rp. 2.975.000. Total amount tersebut berasal dari, 15 unit x Rp. 45.000 50 unit x Rp. 46.000 65 unit
= Rp. 675.000 = Rp. 2.300.000 + = Rp. 2.975.000
3.2 Visi dan Misi Pe rusahaan 3.2.1 Visi Visi dari PT. Berdiri Matahari Logistik yaitu memproduksi furniture yang berkualitas tinggi dan bersaing secara singkat dan dapat mendistribusikan ke pasar dunia.
52
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
POLA PERHITUNGAN PERSEDIAAN PERLENGKAPAN ( STUDI KASUS DI PT. BERDIRI MATAHARI LOGISTIK, JAKARTA ) Oleh : M. Setiadi Hartoko
Gambar 4.1.1 Stock Card Pada PT. Berdiri Matahari Logistik
Dat a te r se but dip e ro le h dar i da t a bula n sebelumn ya. Tanggal 12 Febuari 2014 terdapat penerimaan barang sebanyak 50 unit dengan harga satuan Rp. 45.000, sehingga total amount pada kolom debet sebesar Rp. 2.250.000 yang berasal dari 50 unit x Rp. 45.00 0. Tot al pen erimaa n tersebut menambah persediaan awal sebagai berikut, 65 unit = Rp. 2.975.000 (perhitungan diatas) 50 unit x Rp. 45.000 = Rp. 2.250.000+ (penerimaan 12 Febuari) 115 unit = Rp. 5.225.000 Pada tanggal 12 Febuari terdapat stok sebesar 115 unit dengan dua harga yang berbeda yaitu Rp. 45.000 dan Rp. 46.000. Ketika terjadi pengeluaran barang, maka harga yang digunakan adalah harga pada barang yang pertama kali datang. Dalam kasus ini barang yang pertama kali datang mempunyai harga sebesar Rp. 45.000, maka saat terjadi pengeluaran tanggal 15 Febuari harga satuan yang digunakan adalah sebesar Rp. 45.000. Pengeluaran tersebut berpengaruh terhadap stok akhir persediaan yaitu sebagai berikut, 1. 15 unit x Rp. 45.000 = Rp. 675.000 2. 50 unit x Rp. 46.000 = Rp. 2.300.000 3. 50 unit x Rp. 45.000 = Rp. 2.250.000 + 115 unit = Rp. 5.225.000 (saldo tanggal 12 Feb) Pengeluaran tanggal 15 Febuari menggunakan harga barang yang pertama kali datang maka,
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
15 unit x Rp. 45.000 = Rp. 5 unit x Rp. 45.000 = Rp. (pengeluaran tanggal 15 Feb) 10 unit x Rp. 45.000 = Rp.
675.000 225.000– 450.000
Sehingga persediaan akhir adalah sebagai berikut, 10 unit x Rp. 45.000 = Rp. 450.000 50 unit x Rp. 46.000 = Rp. 2.300.000 50 unit x Rp. 45.000 = Rp. 2.250.000 + 110 unit = Rp. 5.000.000 (persediaan akhir per 15 Feb) Dalam perhitungan tersebut sudah terlihat metode y an g diguna ka n a da la h me to de FI FO, ya it u p en ge lua ra n y an g digun a ka n a da la h den ga n menggunakan harga barang yang diperoleh pertama kali. Pengeluaran tersebut selalu menggunakan harga barang pertama, hingga kuantitas barang pertama habis. Ketika kuantitas barang pertama habis dan terdapat pengeluaran, maka harga yang digunakan adalah harga barang kedua. Langkah ini dilakukan secara berulang-ulang. 4.2 Tata Cara Me nyusun Listing Pe rse diaan Perle ngkapan 4.2.1 Data yang Diperlukan untuk Menyusun Listing Da la m per hitun ga n per se diaan dipe rluk an berbagai data seperti bukti pengeluaran dan bukti pe nerimaan . Bukti pengeluaran ada lah sebuah dokumen yang berisi tanggal persediaan material dikeluarkan, nomor bukti pengeluaran, nama project,
53
POLA PERHITUNGAN PERSEDIAAN PERLENGKAPAN ( STUDI KASUS DI PT. BERDIRI MATAHARI LOGISTIK, JAKARTA ) Oleh : M. Setiadi Hartoko
nomo r jo b, desk ripsi m ater ial apa saja ya ng dikeluarkan serta kuantitas barang yang dikeluarkan, dan tanda tangan dari pihak yang membuat bukti pengeluaran tersebut. Selain bukti pengeluar an, data lainnya yang dip er luk a n ada la h buk t i p en er ima a n. Bukt i penerimaan adalah sebuah dokumen yang berisi keterangan mengenai material apa saja yang diterima beserta jumlah barang, tanggal penerimaan, nomor bukti penerimaan, dan tanda tangan pihak yang membuat bukti penerimaan. Di dalam bukti penerimaan terdapat beberapa lampiran, diantaranya invoice dan Purchase Order. Langkah Me nyusun Listing Langkah awal yang dilakukan dalam menyusun listing adalah menghitung persediaan perlengkapan yaitu de ngan c ara m engum pulka n setiap bukti pengeluaran dan penerimaan beserta lampirannya selama satu bulan. Selama pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah memasukkan data yang sudah lengk ap ke da lam sto ck card yan g ter dapat di Microsoft Excel. Data yang sudah diperoleh, di input sesuai dengan kolom yang terdapat di stock card dan sesuai dengan nama jenis material. Bukti pengeluaran tersebut, terdapat berbagai macam material yang akan dimasukkan ke dalam kartu stok sesuai dengan nama materialnya. La ngk ah- lan gka h untuk m ema suk kan da ta pengeluaran material ke dalam stock card adalah sebagai berikut : 1. Masukkan tanggal ke dalam kolom date. 2. Masukkan nomor bukti pengeluaran ke dalam kolom factur no. 3. Masukkan job number ke dalam kolom transaction. 4. Masukka n kuantitas p engeluaran k e dalam kolo m credit, masukkan harga da ri ha rga pembelian pertama. Dalam kasus ini, pembelian pertama sebesar Rp. 18.750 maka harga yang digunakan untuk pengeluaran yaitu sebesar Rp. 18.750. Total amount diisi dengan hasil kali dari kuantitas barang yang di keluarkan dengan harga satuannya, yaitu 7 pcs di kali dengan Rp. 18.750 sebesar Rp. 131.250. 5. Dalam kolom last stock, menginformasikan mengenai persediaan akhir material. Hasil last stock diperoleh dari pengurangan saldo awal dengan jumlah pengeluaran.
54
6.
Langkah selanjutnya adalah membuat rekapan bukti pengeluaran dengan cara menyalin kolom credit dalam stock card, lalu memindahkannya ke le mbar kerja yang baru. Rekapan bukti pengeluaran tersebut kemudian di print untuk diserahkan ke Divisi Billing. Langkah selanjutnya adalah memasukkan bukti penerimaan ke dalam stock card. Prosesnya tidak jauh berbeda dengan memasukkan data pengeluaran, berikut langkah-langkahnya : 1. Periksa dahulu invoice dalam bukti penerimaan tersebut, terdapat PPN atau tidak. Jika harga dalam invoice tersebut termasuk PPN maka harus dikeluarkan dahulu PPNnya dengan cara membagi total di invoice dengan 1,1. 2. Sesua ikan den gan Purc hase Order, ja ngan sampai terdapat kesalahan nominal dalam invoce dengan Purchase Order. 3. Setelah sesuai, masukkan data penerimaan ke dalam stock card yang sesuai dengan material tersebut. 4. Masukkan tanggal penerimaan ke dalam kolom date. 5. Masukkan nomor bukti penerimaan ke dalam kolom factur no. 6. Masukkan nomor Purchase Order ke dalam kolom transaction. 7. Masukkan kuantitas barang yang diterima, lalu masukkan harga yang tercantum pada invoice. 8. Pada kolom last stock, terdapat akumulasi dari saldo sebelumnya di tambah dengan penerimaan persediaan yang baru, yaitu (350 x Rp. 13.125) + (200 x Rp. 13.125) = 550 xRp. 13.125 = Rp. 7.218. 750. Setelah bukti penerimaan dan pengeluaran selesai di input, lakukan stok opname guna menyesuaikan jumlah persediaan yang ada di gudang dengan catatan yang sudah dibuat. Setelah sesuai dengan stok yang ada di gudang, langkah selanjutnya adalah membuat rekapan bukti p en gelua ra n be rda sar k an no m o r job . Ca r a penyusunannya, hanya melanjutkan dari rekapan bukti pengeluaran yang sebelumnya lalu data tersebut di kelompokkan berdasarkan nomor job dan kemudian dibuatkan rinciannnya saja. Hal ini dilakukan agar mudah untuk mengetahui total pengeluaran material berdasarkan nomor jobnya.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
POLA PERHITUNGAN PERSEDIAAN PERLENGKAPAN ( STUDI KASUS DI PT. BERDIRI MATAHARI LOGISTIK, JAKARTA ) Oleh : M. Setiadi Hartoko
Dalam kolom account number berisi penjelasan mengenai nomor akun yang digunakan. Seperti 34350 untuk akun seragam, nomor akun 34390 untuk akun office supplies, dan nomor akun 11301 adalah nomor akun untuk jobsheet. Sedangkan pada kolom invoice number berupa nomor job yang terdapat pemakaian persediaan perlengkapan. Kolom issued, diisi dengan jumlah pemakaian material. Sedangkan pada kolom keterangan merupakan penjelasan mengenai apakah pengeluaran material tersebut sudah dimasukkan ke dalam program akuntansi atau belum. Jika sudah dimasukkan, maka diberi tanda KLIK, jika belum diberi tanda INPUT. Untuk mengetahui apakah bukti pengeluaran sudah di input atau belum adalah dengan membuka program akuntansi (SAP) dan membuka akun 11301 sesuai dengan periode a kuntansi. Kemudian cek nominal yang ada di rincian nomor job tersebut, apakah sudah ada atau belum. Jika belum terdapat nominal pengeluarannya, maka di beri tanda dengan INPUT. Setelah selesai, rekapan tersebut kemudian diserahkan ke Divisi Akuntansi untuk diproses. Langkah berikutnya adalah menyesuaikan saldo akhir persediaan yang sudah dibuat dengan Divisi Akuntansi. Setelah saldo akhir sudah sesuai dengan pihak akuntansi, mak a dibuatkan sebuah listing sebagai lapora n per sediaa n per lengk apan y ang kemudian diserahkan ke Divisi Akuntansi. Langkah selanjutnya ada lah menyusun listing perse diaan perlengkapan. Pada saat tutup buku akhir bulan ataupun tutup buku tahunan, setiap divisi akuntansi harus menyusun sebuah listing. Listing ini bertujuan sebagai laporan pertanggungjawaban atas apa yang telah dikerjakan dalam periode tertentu. Persediaan perlengkapan juga perlu dibuatkan listing, hal in i be rtujua n untuk m engetah ui nilai persediaan akhir perlengkapan material. Listing perlengkapan material adalah sebuah informasi yang be risi m en gen ai saldo awal m at erial, jumlah penerimaan, jumlah pengeluaran dan saldo akhir pe rsedia an p er le ngka pa n ma te rial. La ngka h penyusunan listing perlengkapan material tidaklah sulit, karena jika dalam proses memasukkan data pengeluaran dan penerimaan material ke dalam stock card sudah benar, maka secara otomatis data yang telah di input sudah tercantum ke dalam format listing.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Da ta da lam listing pe rlengka pan m ate rial diperoleh dari total penerimaan dan total pengeluaran tiap jenis material yang terdapat dalam kartu stok. Kemudian total penerimaan material tersebut di tambahkan dengan saldo awal material dan dikurangi de ngan to ta l pen ge luara n ma ter ia l, se hingga menghasilkan saldo akhir perlengkapan material. Saldo akhir ini yang kemudian menjadi dasar dalam penentuan saldo awal perlengkapan material periode berikutnya. Langkah terakhir adalah menyerahkan Listing Perlengkapan Material yang telah disusun dan di tanda tangani ke divisi akuntansi untuk diperiksa dan diarsipkan. 4.3 Pengendalian Inte rn pada Persediaan Pe nge nda lia n inte rn pada p ersediaan ya ng diterapkan PT. Berdiri Matahari Logistik adalah : 1. Pemisah an tugas anta ra bagian pen catatan persediaan material dengan bagian gudang. 2. Melakukan pengecekan fisik persediaan (stock opname/stock take) secara berkala. 3. Dibuatkan bukti pengeluaran dan penerimaan mat eria l, setiap ter dapa t pen erim aan dan pengeluaran material. 4. Penyimpanan persediaan material yang aman, sehingga kemungkinan adanya penyelewengan dapat diminimalisir. BAB V P ENUTUP Pada bab terakhir dalam penulisan ini, penulis akan menarik sebuah kesimpulan dan saran yang mungkin dapat bermanfaat dan dapat dijadikan masukan bagi PT. Berdiri Matahari Logistik, guna meningkatkan efisien dan efektifitas kerja yang maksimal. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penulisan mengenai perhitungan perse diaan mat erial pada PT. Be rdiri Mat ahari Logistik dan berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikem ukak an sebelumny a, m aka penulis memberi kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode yang digunakan da lam perusahaan adalah metode FIFO, yaitu harga pokok dari barang yang pertama kali dibeli adalah yang diakui pe rtam a k ali sebaga i ha rga pok ok penjualan.
55
POLA PERHITUNGAN PERSEDIAAN PERLENGKAPAN ( STUDI KASUS DI PT. BERDIRI MATAHARI LOGISTIK, JAKARTA ) Oleh : M. Setiadi Hartoko
2.
3.
Mekanisme penyusunan listing berawal dari melakukan input data penerimaan dan data pengeluaran ke dalam kartu stok yang sesuai dengan klasifikasinya. Kemudian dibuat rekapan selama satu bulan dan menghasilkan saldo akhir persediaan perlengkapan. Pengendalian intern yang dilakukan perusahaan diantaranya, melakukan stock taking secara berkala, adanya pemisahan tugas antara bagian gudang dan bagian pencatatan, terdapat bukti unt uk set iap ke gia ta n p e ne r im a an da n pengeluaran barang.
DAFTAR PUSTAKA Hery. Pengantar Akuntansi 1. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2012. Hery. Akuntansi dan Rahasia dibaliknya. Bandung: Pustaka Hidayah, 2012. Hidayat,Achmad. Tax Accounting. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2011. http://akateichi.xtgem.com/news/ Mulyadi. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Fajar, 2012. Purwanto, Iwan. Manajemen Strategi. Bandung: Yrama Widya, 2008
5.2 Saran Dalam hasil analisa yang dilakukan penulis pada bab-bab sebelumnya serta kesimpulan diatas, maka penulis men coba memberikan saran atau bahan masuk an yang mungkin dapat be rmanfaat bagi perusahaan dalam pencapaian tujuan, saran dari penulis adalah sebagai berikut : 1. Lebih meningkatkan pengendalian intern atas persediaan material dengan lebih baik lagi, seperti melakukan Stock Taking setiap bulan. 2. Adanya tempat penyimpanan material yang aman, dan tidak ada orang yang dapat masuk ke tempat tersebut, kecuali mendapat otorisasi dari pihak yang berwenang.
56
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK PADA PT. AKAL INTERAKTIF (Studi Kasus Pada PT. Akal Interaktif) O le h : Rama Tiasmon dan Djodi Achmad Hussain Suparto ABSTRACT Implementation of product development is a marketing strategy that aims to increase sales volume. This study aims to assess and analyze financing product development conducted by PT Intellect Interactive. The development of these products have been associated with product sales volume of PT Intellect Interactive. Framework of analysis is an analytical framework that connects product development product development costs with sales volume obtained by PT Intellect interktif Results of the analysis showed a strong attachment between the cost of product development and product sales volume of PT Intellect Interactive .: 1. If the product development costs increased, the sales volume will also rise. 2. The relationship between the cost of product development with positive sales results and strong, with a correlation coefficient of 0.9067. This relationship is in the interval koefien correlation (KK) 0.90
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
produk yang benar benar diinginkan konsumen akan tercapai. Pengembangan produk harus disesuaikan dengan adanya factor factor yang mempengaruhi ko nsum en unt uk m en da pa tk an p ro duk ya ng dibutuhka n da n diingink an k onsumen , seper ti perubahan selera, prestise, terciptanya produk yang mempunyai kelebihan dan keunggulan . Set ia p p e rusa ha a n h a r us m ela k uk a n p en ge mba n ga n pr o duk , se baga i k ia t un tuk mempertahankan eksistensi perusahaan. Dengan pe ngem ban ga n pro duk, ha sil p en juala n ak an meningkat. PT Akal Interaktif merupakan perusahaan yang be rger ak dibidan g multimedia c ompa ny, yaitu memproduksi CD software edukasi yang disajikan dengan unsur edutaiment. Segmentasi pasarnya mulai da ri an ak- ana k sam pai o ran g dewasa dima na pe ngem ba ngan p ro dukny a dila kuka n de ngan menambahkan jenis produk, menerbitkan per 3 bulan produk berseri, memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Pada dasarnya pengembangan produk dilaksanakan
57
PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK PADA PT. AKAL INTERAKTIF (Studi Kasus Pad a PT. Akal Interaktif) Oleh : Rama Tiasmon dan Djodi Achmad Hussain Suparto
untuk tujuan memenuhi kebutuhan dan keinginan kon sume n, me mper tahan kan produk di pasar, memperluas pasar, mempertahaukan pelanggan yang suda h ada da n pa da a k h ir n y a a k an dap a t meningkatkan penjualan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT Akal Interaktif, tentan g sejauh m anakah pengaruh pelak sanaan pengembangan produk terhadap peningkatan hasil penjualan. Penulis melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pengembangan Produk Terhadap Volume Penjualan Produk Pada PT Akal Interaktif. IDENTIFIKASI MASALAH Beberapa masa lah y ang da pat diiden tifik asi adalah: 1. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia yan g krea tif dan pro duktif pada PT Akal Interaktif dalam menciptakan produk yang inovatif. 2. Kepedulian akan kualitas dan mutu produk yang be ro rie nt asi p ada p en ingka tan k epuasan konsumen dalam setiap menciptakan produk pada PT Akal Interaktif. 3. Peningkatan kemampuan tenaga pemasaran dalam m empe rken alkan dan mem asar kan produk kepada masyarakat luas. 4. Bagaimana memperluas saluran distribusi yang efek tif te rhadap pemasa ran pr oduk dalam meningkatkan volume penjualan produk PT Akal Interaktif. 5. Hubun gan biay a p en gem ba n ga n p ro duk terhadap volume penjualan produk pada PT Akal Interaktif. 6. Ko nt ribusi bia ya p en ge mban ga n pr oduk terhadap volume penjualan produk pada PT Akal Interaktif. 7. Biay a pe n gem ba nga n pr o duk dala m meningkatkan volume penjualan produk pada PT Akal Interaktif masih rendah. BATASAN MAS ALAH Berda sarkan identifik asi perm asalahan yang dibahas diatas, maka masalah yang hendak diteliti perlu dibahas untuk menghindari agar masalah yang menjadi objek kajian tidak menyimpang dari masalah pokok pelaksanaan pengembangan produk terhadap peningkatan penjualan produk PT Akal Interaktif, dibatasi pada tiga masalah sebagai berikut:
58
1.
2.
3.
Hubun gan biay a p en gem ba n ga n p ro duk terhadap volume penjualan produk pada PT Akal Interaktif. Ko nt ribusi bia ya p en ge mban ga n pr oduk terhadap volume penjualan produk pada PT Akal Intcraktif. Pelaksa naan biay a pen gembangan pro duk be rp engaruh signif ik an ter ha dap vo lume penjualan produk pada PT Akal Interaktif.
PERUMUSAN MAS ALAH 1. Adakah pengaruh yang signifikan antara biaya pe ngem ba nga n pr oduk te rh ada p vo lume penjualan produk pada PT Akal Interaktif ? 2. Se ber ap a besa r k ont ribusi daripada bia ya pe ngem ba nga n pr oduk te rh ada p vo lume penjualan produk pada PT Akal Interaktif ? 3. Adakah hubungan biaya pongembangan produk terhadap volume penjualan produk di PT Akal Interaktif? TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan biaya pengembangan produk terhadap volume penjualan produk pada PT Akal Interaktif 2. Untuk mengetahui kontribusi daripada biaya pe nge mbangan pr oduk te rh adap vo lume penjualan prouuk pada PT Akal Interaktif 3. Untuk mengetahui hubungan pengembangan produk terhadap volume penjualan produk di PT Akal Interaktif. KERANGKA P EMIKIRAN Volume penjualan dapat ditingkatkan dengan biaya pengembangan produk. Bila pengembangan produk dijalankan. terbukti volume penjualan meningkat, maka dianggap benar bahwa biaya pengembangan produk memiliki hubungan dalam meningkatkan volume penjualan. Seberapa kuat atau lemah hubungan pengembangan produk, ditentukan oleh seberapa besar a ta u ke cil (p ro se n) v olum e pe njua la n meningkat. Dalam kaitannya dengan pengembangan produk pada PT Aka l In tera ktif kera ngka pik ir y ang dikemuka kan adalah pem asaran produk melalui p er ba ik a n p r oduk y a n g suda h a da m a upun menciptakari produk baru. Dengan pengembangan produk tersebut dicoba analisa melalui metode regresi
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK PADA PT. AKAL INTERAKTIF (Studi Kasus Pad a PT. Akal Interaktif) Oleh : Rama Tiasmon dan Djodi Achmad Hussain Suparto
linier untuk melihat dari hubungan variable biaya pe ngem ba nga n pr oduk (X) te rh ada p vo lume penjualan (Y). Apabila ada hubungan yang positif ber a r ti str a t egi me m p er luas p asa r m e lalui pengembangan produk PT Akal Interaktif untuk dikembangkan. Gam bar Ke rangk a Berf ikir Hubun gan Biaya Pengembangan Produk terhadap Volume Penjualan Produk Biaya Pengembangan Produk (X) Meliputi : Biaya Riset Biaya Bahan Baku Biaya Produksi Biaya Izi n Sensor Biaya Tenaga Kerja
Volume Penjualan Produk (Y)
HIPO TESIS Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Ho =T idak ada h ubunga n a tau pe nga ruh ya ng signiflkan antara biaya pengembangan produk terhadap volume penjualan produk pada PT Akal Interaktif Hi = Ada hubungan atau pengaruh yang signifikan antara biaya pengembangan produk terhadap volume penjualan produk pada PT Interaktif JENIS P ENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis deskriftif asosiatif mengenai “ Pengaruh Pengembangan produk terhadap Volume Penjualan Produk pada PT Akal Interaktif”. Metode analisis deskriftif asosiatif ini dimaksudkan untuk suatu permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih. Penelitian ini bersifat hubungan kausal antara variabel satu dengan variabel lain atau lebih. Hubungan Kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi ada variabel independent (variabel ya ng m em pe ngaruhi) da n va ria be l de pe nden (dipengaruhi). Populasi dan Tehnik Pe ngambilan Sampe l Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannva. Untuk mendapatkan data dan informasi mengenai basil penjualan produk dan biaya pengembangan produk pada PT Akal Interaktif, penulis menggunakan alat pengumpulan data berikut ini: 1. Sumber data Primer. Sumber data Primer adalah data yang berasal dari sumbernya langsung melalui tehnik riset lapangan yaitu: observasi, dan wawancara, Observ asi yang dilakukan a dalah obse rvasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur a. Observasi Terstruktur Obse r v asi ya n g dir a nc a n g se ca r a siste matis, te ntang apa yang dia mati, dima n a t e m pa t n ya . Jadi obse rv a d torstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti variabel apa yang akan diteliti melalui pengamatan data-data dan informasi. b. Observasi T idak Tersetruktur Observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang diobservasi. Dalam melakukan pengamatan ini peneliti tidak menggunakan instrument yang baku, t et a pi ha n ya be r upa ra m bu- ra r abu pengamatan. Interview/wawancara yang dilaksanakan terdiri dari wawancar a terstrukt ur dan wawancara tidfak terstruktur: a. Wawancara Terstruktur Merupakan wawancara yang digunakan sebagai tehnik pengumpulan data, bila pe ne liti a ta u pe ngum pul da ta t elah mengetahui dengan ptisti informasi yang diperoleh. Maka dalam wawancara peneliti telah menyiapkan instrument penelitian berupa daftar pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. b. Wawancara T idak Terstruktur Wa wanc ara tida k le rse truk tur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang te lah t ersusun sec ara sist ema tis dan lengk ap untuk pengump ulan dat anya. Dengan mengadakan wawancara secara la ngsung k e ba gia n um um bida n g pemasaran guna mendapatkan keterangan dan informasi yang diperlukan.
59
PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK PADA PT. AKAL INTERAKTIF (Studi Kasus Pad a PT. Akal Interaktif) Oleh : Rama Tiasmon dan Djodi Achmad Hussain Suparto
2.
Sumber data sekunder Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan data dan inf or ma si y an g dipe ro le h da ri dat a perusahaan seperti hasil penjualan per tahun dan Pelaksanaan Pengembangan Produk. Selain itu juga penulis mendapatkan data dan informasi dari studi kepustakaan, seperti berbagai teori yang berhubungan dengan masalah pemasaran t e rut a ma m en ge na i p em e san a n da n pengembangan produk.
Tehnik Analisa Data Dalam penelitian ini, setelah penulis mendapatkan data maka data tersebut penulis analisa sehingga akan didapat hasil-hasil yang diperoleh. Metode yang digunakan dalam tehnik analisa data ini yaitu tehnik kuantitatif. Dalam tehnik kuantitatif, penulis menggunakan metode statistika yaitu analisis persamaan regresi selanjutnya untuk mengetahui keeratan hubungan pelaksanaan pengembangan produk terhadap hasil penjualan maka analisis ini menggunakan analisis korelasi. Analisis korelasi ini adalah alat untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan atau korelasi antar a dua var iabcl yait u w.riabc i (X) ter hadap variabel (Y). Ualarn variabel X (variabel bebas/independent) adalah Biaya Pengembangan Produk dan variabel Y (variabel tidak bebas/dependent) adalah Volume Penjualan produk PT Akal Interaktif. Apabila hasil perhitungan korelasi yang didapat positif maka dapa t di tank kesimpula n ba hwa hubungan antara biaya pengembangan produk dan volume penjualan CD Akal sempuma positif atau cukup kuat Berdasarkan rumus persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Rumus Pe rsamaan regresi Y= a + b X
a= Ŷ -b ( )
a.
Jika KK bernilai positif maka variabel-variabel berkorelasi positif. Semakin dekat nilai KK ke +1, maka semakin kuat/besar korelasinya b. Jik a KK bernilai n egat ive m aka v ariabelvariabel berkorelasi negative. Semakin dekat nilai KK ke-1, maka semakin rendah/lemah korelasinya c. Jika KK bernilai 0 (nol), maka variabel - variabel tidak menunjukan korelasi d. Jika KK bernilai +1 atau -1, maka variabelvariabel menunjukan korelasi positif atau negatif yang sempurna Keterangan : X = Volume Penjualan Y = Biaya Pengembangan Produk n = Banyaknya data/sample Apabila hasil perhitungan korelasi yang didapat positif maka dapa t di tank kesimpula n ba hwa hubungan antara pelaksanaan pengembangan produk dan hasil penjualan CD Akal sempurna positif atau sangat kuat. Untuk menent ukan kee ratan h ubungan atau korelasi antara variabel tersebut, maka diberikan rilainilai koefisien korelasi (KK) sebagai berikut: 1. KK = 0, tidak ada korelasi 2. 0 < KK 0,20, korelasi sangut rendah/lemah sekali 3. 0,20 < KK < 0,40, korelasi rendah/lemah tapi pasti 4. 0,40 < KK< 0,70, korelasi yang cukupberarti 5. 0,70 < KK < 0,90, korelasi yang tinggi, kuat 6. 0,90 < KK < 1,00, korelasi sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan 7. KK = 1, korelasi sempurna Selanjutnya dalam penulis menggunakan rumus determinasi yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan atau pengaruh pengembangan produk terhadap hasil penjualan produk dan distribusi t dengan tingkat 5%
b=
Se da ngkan Rum us Pr oduct M om ent ( Ka rl Pearson), sebagai berikut: rxy = Koefisien korelasi (KK) memiliki nilai antara-1 dan + 1 (-1
60
Analisis Korelasi adalah : Merupakan suatu analisis untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara dua variabel. Tingkat hubungan tersebut dapat dibagi m enjadi tiga kriteria, ya itu m empun yai hubungan positif, mempunyai hubungan negatif dan tidak mempunyai hubungan.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK PADA PT. AKAL INTERAKTIF (Studi Kasus Pad a PT. Akal Interaktif) Oleh : Rama Tiasmon dan Djodi Achmad Hussain Suparto
Rumus Korelasi: rxy = Keterangan: rxy = Korelasi/Hubungan n = data/sampel x = variable aktif y = variable terikat
c.
Uji Signifikan de ngan Uji t untuk mengeta hui apak ah hasil perhitungan korelasi sederhana signifikan atau tidak, maka diper lukan uji signifika nsi denga n uji t, a dapun rumusnya adalah : Rumus Uji t : d.
Keterangan : t : Nilai t yang di hitung, selanjutnya disebut t hitung r : Koefisien korelasi n : Jumlah sampel ANALISA DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pe ne litian Program pengembangan produk yang dilakukan oleh PT Akal Interaktif pada dasarnya adalah untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan demikian peusahaan dituntut haruslah benar-benar mengembangkan dan mengelola produknya dengan sebaik mungkin. Untuk mencapai hal itu, perusahaan tentu dituntut liarus mengikut i langkah-Iangkah dari penge mbangan produk ini secara sistematis. Adapun tahap-tahap dari pe nge mbangan produk yang dilakukan oleh PT Akal Interaktif adalah sebagai berikut: a. Mencari Gagasan PT Akal Interaktif mencari ide-ide dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan antara lain: Karyawan perusahaan sendiri, katalog, internet, majalah dan lain-lain. b. Penyaringan Ide-ide PT Akal Interaktif melakukan pemilihan ide yang paling baik untuk ditindak lanjuti oleh bagian HR&D. Yaitu dengan cara memisahkan gagasan mana yang sekiranya menguntungkan
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
e.
f.
p er usa h a an da n m a n a y an g m e r ugika n perusah aan, gagasan yang merugika n tidak digun ak a n , se da n gka n ga ga sa n ya n g menguntungkan perusahaan segera di tindak lanjuti. Pengembangan dan Pengujian Konse p Da la m t ah ap in i, sua tu ide ata u gagasan dialihkan ke sejumlah besar alternatif gagasan prodak. Pada bagian ini akan dibuat desain dari ide tersebut, selanjutnya PT Akal Interaktif melakukan penelitiaa terhadap konsep produk yang sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana dari konsep dari ide perusahaan yang memerlukan perbaikan dan perubahan apabila diperlukan untuk mencapai standar yang telah ditetapkan oleh PT Akal Interaktif. Penge mbangan Strate gi Pe masaran Strategi yang dirancang PT Akal Interaktif dalam memasarkan produknya. yaitu dengan mengikuti berbagai pameran yang diselenggarakan dalam iven-iven tertentu, pembagian brosur mengenai keseluruhan keunggulan produk, baik dari segi kualitas produk, isi konten produk dan tampilan produk. Analisis Bisnis PT Akal Interaktif memperkirakan kelayakan produk dari segi bisn is dengan men ghitung besarnya biaya produksi dan biaya-biaya lainnya yang dikeluarkan untuk produk CD Edutaiment Akal Interaktif. Selanjutnya PT Akal Interaktif menetapkan besarnya jumlah penjualan dan besarnya laba yang akan diperoleh dari penjualan CD Edutaimen Akal Interaktif. Penge mbangan Produk PT Akal Interaktif melakukan ide atau gagasan yang te lah ditetapka n, yang semula masih berupa judul materi, konten, rancangan grafis, selanjutnya dibuat master software nya. Master software tersebut akan didiskusikan lebih lanjut antara general manajer dengan seluruh staff yang terkait untuk mengkaji ulang secara cermat apakah produk CD Edutaiment yang dihasilkan telah sesuai dengan rencana yang disepakati semula, dengan demikian usaha untuk mengembangkan produk baru dan mengelola produk yang sudah a/ia dalam men ghadapi keadaan dan selera konsumen yang berubahubah akan berjalan dengan baik melalui riset dan
61
PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK PADA PT. AKAL INTERAKTIF (Studi Kasus Pad a PT. Akal Interaktif) Oleh : Rama Tiasmon dan Djodi Achmad Hussain Suparto
g.
h.
p e nge m ba n gan usa h a it u se n dir i ba gi keberhasilan perusahaan. Pe ngujian Pasar PT. Akal interaktif melakukan dengan cara memproduksi produk CD Edutaiment Akal interaktif dalam jumlah yang relatif sedikit dengan tujuan untuk mengetahui reaksi pasar terlebih dahulu. Apabila produk CD software e duta inm en t y an g dit a wa rk a n ke pa sa r m en da pa tk an re ak si y an g p osit if m ak a perusahaan akan menambah jumlah produksi, t et a pi se balikn y a a pa bila CD so ft war e edutainment tersebut dan mengevaluasi tentang kekurangan CD software edutainment untuk diproses lebih lanjut atau dihentikan. Komersialisasi Jika produk CD Software Edutaiment telah diproduksi, maka produk baru tersebut akan di produksi PT Akal Interaktif dalam jumlah besar karena permintaan konsumen yang sa’igat besar pula. PT Akal Interaktif akan menentukan waktu yang tepat dalam meluncurkan produk barunya, karena bila terlalu lambat maka produk CD software edutaiment perusahaan akan tertinggal dari perusahaan lain. Hal ini dapat menyebabkan produk CD Software Edutaiment perusahaan akan tidak diminati konsumen karena sudah dianggap sudah ketinggalan jaman.
Analisis dan Inte rprestasi Hasil Pene litian 1. Analisis Hubungan Biaya Pe nge mbangan Pr odu k Te rh ada p Vo lum e P e nj ual an Produk Pada PTAkal Inte raktif Dala m p e m asa r an , pe la ksa n aa n pergembangan produk harus di lakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan hasij penjualan. P ro duk ba r u ya ng sukses di p asar a ka n meningkatkan keuntungan dan keunggulan competitive nya untuk suatu perusahaan. Meskipun hampir 50 persen produk baru yang diluncurkan di pasar tiap tahun mengalami kegagalan, suatu perusahaan akan terus menggali inovasi-inovasi baru untuk menghasilkan produk yang sukses di pasar. Dilema bagi perusahaan adalah, disatu sisi inovasi produk baru akan meningkatkan daya saingnyan namun disisi lain, inovasi beresiko
62
besar dan mahal. Maka oleh karena itu, penulis mencoba untuk menganalisis secara statistic dengan menggunakan analisis regresi sederhana dan korelasi Karl Pearson (Product Moment). T ujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui hubungan biaya pengembangan produk terhadap volume penjualan yang di capai oleh PT Akal Interaktif. Selain itu, analisis ini berfungsi untuk mengetahui langkah apa yang dapat di lakukan o le h P T Aka l I nt e ra k tif dala m ba ura n pemasaran selanjutnya. Pada penelitian ini terdapat dua variable utama yakni biaya pengembangan produk yang dinyatakan dalam satuan rupiah dan volume penjualan yang dinyatakan dalam satuan unit. Data ya ng berasal dar i PT Akal Int eraktif kemudian diubah kedalam bentuk persen untuk k ep e n tin gan pe n ghit unga n de n ga n menggunakan skala rasio. Pengambilan data diambil berdasarkan kurun waktu tahun yang dimulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Table berikut ini merupakan data yang diperoleh dari PT Akal Interkatif yang akan dijadikan data pada penelitian selanjutnya. Tabe l. Data Volume Penjualan dan Biaya P e nge m ba n gan P ro duk CD So f t wa r e Edutainment Akal Interaktif Tahun
Volume Pe njualan
Biaya Penge mbangan
(dalam kee ping)
Produk (R upiah)
2009
100.883
9.355.000
2010
161.740
12.000.500
2011
161.534
15.236.700
2012
159.702
15.850.500
2013
201.841
19.151.200
Total
185.700
71.683.900
Pada bagian ini akan dilakukan analisis data berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari PT Ak al Int era ktif sesuai de nga n t ujuan penelitian. Analisis data yang akan dilakukan meliputi regresi sederhana, koefisien korelasi, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis untuk menguji apakah ada hubungan yang berarti antar a pelaksa naan penge mbangan p roduk dengan peningkatan hasil penjualan.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK PADA PT. AKAL INTERAKTIF (Studi Kasus Pad a PT. Akal Interaktif) Oleh : Rama Tiasmon dan Djodi Achmad Hussain Suparto
Tabel . Data Volume Penjualan dan Biaya P e nge m ba n gan P ro duk CD So f t wa r e Edutainment Akal Interaktif Setelah Diubah Dalam Bentuk Persentase Tahun
X%
2009
1.008,83
93.550
2010
1.617,40
120.005
2011
1.615,34
153.267
2012
1.597,02
158.505
2013
2.018,41
191.512
Total
7.857
716.839
b
=
=
Pada bagian ini akan dilakukan analisis data berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari PT. Akal Intter aktif sesua i dengan tujuan penelitian. Analisis data yang akan dilakukan meliputi regresi sederhana, koefisien korelasi, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis untuk menguji apakah ada hubungan yang berarti antar a pelaksa naan penge mbangan p roduk dengan peningkatan hasil penjualan. Untuk mempermudah perhitungan maka digunakan dengan tabel berikut : Tabel . Perhitungan Korelasi dan Regresi Tahun
X
Y
XY
X2
Y2
2009
93.550
1.008,83
94.376.046,5
8.751.602.500
1.017.737,97
2010
120.005
1.617,4
194.096.087
14.401.200.025
2.615.982,76
2011
153.267 1.615,34
247.578.315,78
23.490.773.289
2.609.323,32
2012
158.505 1.597,02
253.135.655,1
25.123.835.025
2.550.472,88
2013
191.512 2.018,41
386.549.734,92
36.676.846.144
4.073.978,93
Total
716.839
7.857
1.175.735.840,30
108.444.256.983
12.867.495,85
N=5
∑X
∑Y
∑XY
∑X
=
= = 0,0086
Dengan nilai b maka akan diperoleh nilai a sebagai berikut :
X = = 143.367,8
2
∑Y
Berdasarkan hasil perhitungan antara biaya pengembangan produk (X) dan Hasil Penjualan (Y) PT. Akal Interaktif, maka digunakan rumus persamaan regresi sebagai berikut : Keterangan X = Biaya Pengembangan Produk (716.839) ; Y = Penjualan (7.857) n = data/sampel n =5 X2 = 108.444.256.983 Y2 = 12.867.495,85 XY = 1.175.735.840,30 A = 143.367,8 v = 1.571,4
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Y = a + bX Untuk mencari nilai b digunakan rumus
Y%
2
Rumus:
Y = Ŷ = 1.571,4 Rumus :
a = (Ŷ) – (b) ( = (1.571,4) – (0,0086) (143.367,8) = (1.571,4) – (1.232,96) = 338,43 Maka Y = 338,43 + 0,0175 X Menyusun Persamaan Regresi Berdasarkan pada persamaan diatas maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y =338,43 + 0,0086 X Dari persamaan diatas diperoleh kesimpulan bahwa bila tidak ada biaya pe ngemba ngan produk (X=0), maka Volume penjualan sebesar 338,4 3 keping a tau setiap kenaikan biaya pengembangan produk sebesar 1 Rupiah akan
63
PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK PADA PT. AKAL INTERAKTIF (Studi Kasus Pad a PT. Akal Interaktif) Oleh : Rama Tiasmon dan Djodi Achmad Hussain Suparto
meny ebabka n kena ikan v olume penjua lan sebesar 0,0086 keping. Apabila X = Rp. 10.000, maka kenaikan volume penjualannya sebesar 86 keping. 2.
Berdasarkan hasil koefisien korelasi diatas, maka dapat diartikan r = 0,9067 mempunyai arah hubungan positif dan mendekati angka satu, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara kedua variabel tersebut biaya pengembangan produk yang dikeluarkan oleh PT Akal Interaktif akan menyebabkan kenaikan pada hasil penjualan produk. Un tuk me n get a h ui se bc r a pa besa r sum ba nga n a t a u k o nt r ibusi da r i biay a pengembangan produk (X) terhadap kenaikan hasil penjualan produk (Y), penulis menentukan dengan menggunakan koefisien penentu sebagai berikut: Koe fisien de te rminasi Rumus:
Kontribusi daripada Biaya Pe ngembangan Pr odu k Te rh ada p Vo lum e P e nj ual an Produk Pada PTAkal Inte raktif Setelah penulis mengadakan suatu ramalan tentang biaya pengembangan produk dan hasil penjualan CDAkal Interaktif, maka selanjutnya penulis akan mengadakan perhitungan analisa korelasi product moment/Karl Pearson. Analisa ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kedua variabel tersebut. Penulis akan menggunakan rumus korelasi sebagai berikut:
rxy =
Kd = r 2 x 100%
Adapun nilai analisa koreasi (r) itu berkisar antara -1 sampai dengan 1 > r > - l yang artinya bahwa : a. Apabila r = 1 atau mendekati 1 maka korelasi hubungan antara kedua variabel tersebut (biaya pengembangan produk dan hasil penjualan) adalah terdapat hubungan yang sangat kuat dan positif. Ini berarti kenaikan atau penumnan variabel yang sat u aka n diikuti oleh kenaikan a tau penurunan variabel yang lain) b. Apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah dan tidak terdapat hubungan sama sekali c. Apabila r - -1, maka terdapat hubungan yang sangat kuat antara kedua variabel dan nilai negative. Ini bearti kenaikan atau penurunan variabel yang satu akan diikuti oleh penurunan atau kenaikan variabel yang lain. rxy =
=
=
=
64
= 0,9067
= (0,9067) 2 x l00% = 82,21% Jadi, besarnya sumbangan atau pengaruh yang diberikan oleh perusahaan dalam biaya pengembangan produk terhadap hasil penjualan produk PT Akal Interaktif adalah sebesar 82,21 % se da n gk a n sisa ny a se besa r 1 7, 7 9 % ditentukan oleh faktor lain/ekstemal. Faktor lain/ ekstemal ini bisa beiasal dari situasi ekonomi, politik, persaingan, dan lain-Iain. Hasil pe rh itunga n te r se but sek a ligus m e ny im pulk an bah wa an t a ra bia y a pengembangan produk dengan hasil penjualan terdapat hubungan yang tinggi/kuat kuat, setelah di asumsikan dengan nilai-nilai KK (Koefisien Ko relasi) ya ng telah di t eta pka n se bagai patokan. 3.
Biaya Penge mbangan Produk Be rpe ngaruh Sign ifikan Tcrhada p Hasi l Pe nju alan Produk pada PTAkal Inte raktif Untuk memastikan ada atau tidaknya huburigan korelasi antara biaya pengembangan produk dengan hasil penjualan produk pada PT Akal Interaktif, maka penulis akan mengadakan suatu uji hipotesa terhadap nilai “ r” dengan menggunakan distibusi “ t” dengan signifikasi level 5% sebagai berikut:
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK PADA PT. AKAL INTERAKTIF (Studi Kasus Pad a PT. Akal Interaktif) Oleh : Rama Tiasmon dan Djodi Achmad Hussain Suparto
to = = = =
= 3,729
Nilai t h itun g itu t ersebut se lan jutn ya dibandingkan dengan nilai t table dengan tingkat a = 0,05 (5%) db = n-2 = 5-2 = 3 t 0,05 = 2,353 Maka diperoleh t table = 2,353 Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar. Kurva Distribusi t
3.
B.
Berdasarkan perhitimgan diatas, nilai to (t hitung) lebih besar daripada ta (t table), yaitu to = 3,729> t a = 2,353 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara biaya pe ngem ban gan pr oduk da n v olume penjualan produk pada PT Akal.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Hasil a n a lisis p e rh it un ga n dn ga n menggunakan koefisien determinasi antara biaya pengembangan produk dengan volume penjualan adalah bahwa sumbangan/ kontribusi biaya pengembangan produk sebesar 82,21% disebabkan faktor internal dan sisanya sebesar 17,79% ditentukan oleh faktor lain atau eksternal. i berarti bah wa t e r da p a t p e nga r uh bia y a pengembangan produk yang berdampak pada naik atau turunnya volume penjualan. 2. Hasil a n alisis pe r h it un ga n de n ga n menggunakan koefisien korelasi diperoleh
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
bahwa, terdapat pengaruh positif dan kuat an ta ra biay a p en ge mba ngan pr oduk dengan volume penjualan sebesar 0,9067. Pengaruh ini terbukti dengan berada int er v a l k o ef isie n ko r e la si ( KK) 0 ,9 0
Saran 1. Hendaknya perusahaan melakukan system int elejen p emasaran sepe rtir membeli p r oduk p e sain g, a t au m ela k uk a n pembicaraan dengan konsumen, pemasok, distributor, dan pihak luar lainnya yang dilakukan secara rutin agar perusahaan mendapatkan informasi tentang produk yang sedang dibutuhkan oleh konsumen. 2. PT Akal Interaktif sebaiknya memperluas sumber ide-ide un tuk mengembangkan atau membuat produk baru, sehingge hasil yang diperoleh akan lebih bervariasi lagi. 3. PT Akal Interaktif sebaiknya lebih menjaga kualitas produknya, sehingga meminimalisir komplain dari konsumen.
DAFTAR PUSTAKA Boyd, Walker, and Larrenche, 1996, Marketing Man ageme nt: A Strategic Appoa rch with Global Oriented, First Edition, All Rights Reserved. Gragorius, Chandra, 2002, Strategi dan Program Pemasaran, Edisi Kesatu, Yogyakarta:Andi. Hasan, Ikbal, 2002, Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (S tatistik Deskriptif), Cet akan Perta ma, Jakarta : PT. Bumi Aksara. Keegen, Warren J, 1996, Manajemen Pemasaran Global, Edisi Revisi, Jakarta: Prenhallindo.
65
PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK PADA PT. AKAL INTERAKTIF (Studi Kasus Pad a PT. Akal Interaktif) Oleh : Rama Tiasmon dan Djodi Achmad Hussain Suparto
Kotler , Philip, 2 003, Marketing Manage ment, Eleven edition, New Jersey : Prentice Hall. Kotler, Philip, 1997, Marketing Management: Anality, Planning, Implementation, and Control, Ninth Edition, New Jersey : Prentice Hall. Kotler , Philip, 2 000, Marketing Manage ment, Millenium Edition, New Jersey : Prentice Hall. Kotler. P, Kartajaya, and Hermawan, 2003, Rethinking Marketing Sustainable: Marketing in Asia, New Jersey : Prentice Hall. Lupiyoadi, Rambat, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Teori d an Praktik, Jakarta : Salemba Emban Patria. Na ngo i, Ro nald, 19 96, Me ne ntu kan S tra te gi Pemasaran Dalam Menentukan Persaingan,
66
Ce ta kan Kedua, Ja ka rt a : Raja Graf in do Persada. Nugroho, Djuzali A, dan Aburizal A, 1995, RumusR u mu s Sta tistik S e rta P en e rap a n ny a , Cetakan Kedua, Jakarta : PT. Raja Grafindo. Pearce dan Robinson, 1997, Manajemen Strategi, Jilid Kesatu, Jakarta : Binarupa Aksara. Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesepuluh, Bandung : CV Alfabeta. Sunarto, 2006, Pengantar Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : UST Press. Umar, Husein, 20 01, Meto de Penelitian u ntuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi Ketiga, Jakarta : Raja Grafindo.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
ANALISIS HUBUNGAN SERVICE VALUE (NILAI PERKHIDMATAN) PENDIDIKAN TINGGI DENGAN KEPUASAN PELAJAR SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA Oleh : Zaharuddin ABSTRACT Student satisfaction is the key to the success or the spearhead of a college. Satisfaction has gained the attention of the dominant or becoming a strategic factor in service (Gilbert, Lumpkin and Dant, 1992). Therefore, the college must truly know and understand what the needs of students. University management m ust determine whether the quality of services provided to meet the standard college and in accordance with the wishes of students or just the opposite. Thus the universities in Indonesia must plan service quality improvement program which is given by considering the gap between the expected service with perceived service. With the change of the services provided, the educational institutions are expected to be developed rapidly creating satisfaction through the products and services provided. The impact of service value that can either contribute additional students at the college more expected increase student satisfaction, so is it true value and satisfaction perkhidmatan students have a positive impact on increasing the number of students. For it is necessary to research on the relationship and satisfaction of students in college and have an impact on increasing the number of students at the university. Keywords: Value Perkhidmatan, Student Satisfaction, penigkatan Number of Students (unspoken emotion) 1.
PENG ENALAN Berbagai usaha dijalankan oleh PTS untuk menarik pelajar dengan cara memberikan nilai kepuasan yang tinggi seperti penyesuaian tingkat harapan dan kinerja pelayanan, program yang bervariasi, biaya kuliah yang relatif murah dan kemudahan cara pembayaran, promosi yang gencar melalui berbagai media, lokasi kampus yang mudah dijangkau, dosen dan karyawan yang kompeten, proses belajar dan administrasi yang mudah serta fasilitas dan sarana perkuliahan yang maju dan modern. Pelajar sebagai konsumen jasa perguruan tinggi akan membandingkan quality dari jasa yang diterima de nga n pen gor ba nan ya ng dikelua rka n unt uk mendapatkan jasa tersebut, (Al-Alak dan Alnases, 2012). Adanya service yang harus diberikan maka jasa perguruan tinggi akan mempunyai value tertentu di mata pelajar da n calon p elaja r. Pe ntingnya memberikan service value dan satisfaction dalam
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
industri jasa pendidikan adalah keharusan. Beberapa perguruan tinggi swasta yang mengabaikan hal-hal penting tersebut menjadikan mereka kesulitan dalam menjaring pelajar baru. Dengan demikian upaya untuk me mper tah ank an p ela jar yan g suda h ada dan mena rik calo n pelajar dapa t dilakukan melalui pemberian customer satisfaction (kepuasan pelajar) jangka panjang dengan cara menciptakan nilai jasa kepada pelajar secara berkesinambungan (continuous creation of superior service value). Karena, apabila pelajar merasa ia menerima dan menikmati nilai tersebut, ia akan memberikan imbalan kepada instusi perguruan tinggi untuk menyebarluaskan keunggulannya (Keaveney. dan Parthasarathy, 2001). 2.
LATAR B ELAKANG KAJIAN Pendidikan Tinggi merupakan suatu lembaga yang m em e gan g pe r a na n pe n t in g da la m p r ose s pengembangan sumber daya manusia. Melalui pro-
67
ANALISI S HUBUNGAN SE RVICE VALUE (N ILAI PERKHIDM ATAN) PENDIDI KAN TINGGI DEN GAN KEPUASAN PELAJAR SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PE NDIDIKAN TI NGGI DI IND ONESIA Oleh: Zah arud din
gram-program pendidikan dari setiap Perguruan T inggi yang terkendali baik, diharapkan dapat lulusan yang berkualitas. Perkembangan kebutuhan akan pendidikan tinggi pada akhirnya membuka peluang bagi pihak swasta untuk ikut berpartisipasi dalam usaha penyelenggaraan pendidikan. Dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 19 ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Sementara itu Pendidikan T inggi Di Indonesia, baik PT N maupun PT S sebagai sarana alternatif dalam ra ngka me nin gkat kan kua lit i sumbe r m anusia dihadapkan kepada mekanisme keterbukaan pasar, sehingga persaingan lebih terjadi di Pendidikan Tinggi Swasta dimana mereka bersaing ketat dengan cara menawarkan berbagai jenis layanan pendidikan yang bernutu tinggi. Oleh karena itu setiap perguruan tinggi ditunt ut untuk mem berikan jasa at au layan an pendidikan yang berkualitas dan bernilai tinggi agar pelajar merasa puas, semakin percaya, tidak pindah ke perguruan tinggio lain bahkan mengajak orang lain untuk studi di perguruan tinggi tempatnya studi. Hal ini sangat penting mengingat akhir-akhir ini kualitas lay an an p e ndidik a n pe rgur uan t in ggi ser in g memperoleh kritikan karena dianggap memiliki kinerja rendah. Misalnyastaf akademik tidak hadir, fasilitas belajar yang kurang memuaskan atau kualitas tenaga pengajar yang tidak memadai. Menurut Andaleeb (2001), sistem penyampaian layanan biasanya mempertimbangkan tifa faktor penting, yaitu perbaikan kualitas layanan, kemudahan untuk me ngakses layana n dan penuruna n biaya layanan. Persepsi masyarakat atas kualitas layanan perguruan tinggi memiliki pengaruh kuat terhadap kecenderungan masyarakat untuk studi di perguruan tinggi tersebut. Oleh karena itu kemudahan akses dan penurunan biaya layanan tidak mencukup i jika kepercayaan terhadap kualitas layanan pendidikan rendah. Kepuasan pelajar merupakan kunci atau ujung tombak bagi keberhasilan sebuah perguruan tinggi. Kepuasan telah memperoleh perhatian dominan atau menjadi faktor strategis dalam pelayanan (Gilbert, Lumpkin dan Dant, 1992). Oleh karena itu, pihak
68
perguruan tinggi harus benar-benar mengerti dan memaha mi apa kebutuhan pela jar. Penge lolaan perguruan tinggi harus mengetahui apakah mutu layanan yang diberikan sudah memenuhi standar perguruan tinggi dan sesuai dengan keinginan pelajar atau justru sebaliknya. Dengan demikian perguruan tinggi di Indonesia harus merencanakan program perbaikan kualitas la ya n a n ja sa y an g dibe rik a n de nga n me mpe rtim ban gka n gap a nta ra lay anan ya ng diharapkan dengan layanan yang dirasakan. Dengan adanya perubahan layanan yang diberikan maka lembaga pendidikan diharapkan akan maju pesat menciptkan kepuasan melalui produk maupun jasa yang diberikan. 3.
ULASAN KARYA Customer satisfaction atau kepuasan pelanggan dapat merupakan tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan kinerja (nilai relatif) yang dirasakan dengan harapannya (Teck Hua et.al, 2005). Customer satisfaction merupakan evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, seda ngkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan (Blackwell dan Miniard, 2009). Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bah wa p ada dasar ny a c usto m er sa tisfa ctio n mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan dari suatu jasa. Customer satisfaction juga merupakan respon p elan gga n te r ha da p e va lua si k e tida se sua ia n (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya (Te ck Hua et. al, 20 05). Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya adalah hubungan antar perusahaan dengan pelanggan menjadi harmonis (customer intimacy), memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang da n tercipt anya loya litas pelanggan atau customer loyalty, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication) yang menguntungkan bagi perusahaan (Jamal dan Goode, 2001). Berdasarkan kajian tersebut dapat dilihat dalam menilai dan menggunaka n jasa pendidikan pada umumnya para pelajar dalam memilih PT S dengan mempertimbangkan citra Perguruan T inggi Swasta
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
ANALISI S HUBUNGAN SE RVICE VALUE (N ILAI PERKHIDM ATAN) PENDIDI KAN TINGGI DEN GAN KEPUASAN PELAJAR SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PE NDIDIKAN TI NGGI DI IND ONESIA Oleh: Zah arud din
yang bersangkutan untuk mendapatkan nilai jasa pendidikan yang le bih baik sehingga menc apai kepuasan pelajar. Menurut Brady et al (2001), jika pertukaran antara sacrifice dan service quality sepadan, maka suatu jasa dapat dikatakan memiliki value atau nilai dimata ko nsumen. Va lu e tidak se lalu positif, terkadang hubungan yang ada antara sacrifice dan sevice quality tidak memenuhi harapan konsumen sehingga value yang tercipta akan negativ. Menurut Best (2008) nilai pelanggan (customer value) merupakan selisih antara nilai yang diperoleh pelanggan dengan memiliki dan menggunakan suatu jasa, de n ga n bia y a ya n g dik eluar k an un tuk memperoleh produk tersebut. Pendapat di atas memiliki arti, nilai yang dirasakan pelanggan adalah selisih antara jumlah nilai pelanggan de nga n jumlah bia ya pelanggan . Jumlah nilai pe la nggan a dalah se ke lom po k m an fa at ya ng diha rapkan dari pro duk dan jasa. Jumlah biaya pelanggan adalah sekelompok biaya yang digunakan dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, dan membuang produk atau jasa. Nilai yang dirasakan oleh konsumen berasal dari keseluruhan e valuasi k onsumen akan kegunaan produk berdasarkan apa yang mereka terima dan apa yang mereka berikan. (Bolton et al, 2001). Be rda sar k a n sudut p an da ng k on sume n , memperoleh value adalah tujuan dasar dan titik tumpuan untuk segala transaksi jual beli maka dari itu penting bagi manajer jasa unt uk memahami kon sumen menda patka n valu e pada ja sa y ang ditawarkan. Pelanggan biasanya menghadapi sederetan besar service jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tertentu. Seorang pelanggan membuat keputusan pembelian berdasarkan persepsi terhadap nilai yang melekat pada berbagai service jasa tersebut. Se rvic e v alue ya ng me nga rah t erwujudn ya kepuasan pelanggan (pelajar) adalah sistem yang ak an m em ba wa sua tu bisn is ( usah a) k e ar ah peningkatan hasil produksi atau pelayanan untuk menjadi yang terbaik bagi para pelanggannya. Untuk mencapai keberhasilan dalam sebuah usaha bidang pendidikan masa kini, para pimpinan dan karyawan harus memperhatikan kepuasan pelanggan dari sudut pandang pelajar sebagai konsumen (Hanysha, et.al., 2011).
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Saat ini customer satisfaction atau ke puasan pelanggan menjadi fokus perhatian oleh hampir semua pihak, baik pemerintah, pelaku bisnis, pelanggan dan sebagainya. Hal ini disebabkan semakin baiknya pemahaman mereka atas konsep kepuasan pelanggan sebagai strategi untuk memenangkan persaingan di dunia bisnis. Kepuasan pelanggan merupakan hal yan g pe ntin g bagi pe nyelenggara jasa, kar ena pelan ggan aka n menyeba rluaskan rasa puasnya kepada calon pelanggan, sehingga akan menaikkan reputasi pemberi jasa. Terdapat beberapa definisi yang lazim digunakan untuk menggambarkan customer satisfaction atau kepuasan pelanggan. T hakur dan Singh (2011) mendefinisik an kepuasan sebagai ev aluasi pasca konsumsi di ma na suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Singkat kata, alternatif tersebut sebaiknya terlaksana sebaik yang atau melebihi apa yang diharapkan. Pada dunia pendidikan tinggi, kepuasan pelajar sebagai pelanggan jasa pendidikan tergantung dari berbagai faktor, antara lain apresiasinya terhadap ilmu atau ket erampilan yang diperoleh, pe mahaman terhadap jalur karier yang akan dapat dititinya, serta har apan- hara pan a tau e kspe ktasinya t erha dap lembaga pendidikan yang telah memberikan jasa pelayanan (services) kepadanya sebagai pelanggan (Abbasi, et. al, 2012). Pelajar mempunyai harapan tertentu terhadap proses pembelajaran yan g diberikan dosen. Bila pelajar merasa proses pembelajaran yang diberikan dosen sesuai dengan yang diharapkan, mereka akan m er a sa p uas dan m en ga ta k a n ba hwa mut u pembelajaran dosen sudah sangat baik. Sebaliknya, bila yang diterima sangat jauh dari yang diharapkan, dikatakan bahwa mutu pembelajaran dosen sangat kurang baik. Penilaian terhadap mutu pembelajaran dosen berdasarka n tingkat p emenuhan h arapan pelajar tersebut dipandang sebagai persepsi pelajar tentang mutu pembelajaran dosen. (Daughles, et. al, 2006). Br own dan Ma zza ro l ( 20 09) me ngart ik an k ep ua sa n p elajar se ba ga i k in er ja pe la ya na n perguruan tinggi yang diteriamnya yang melebihi dari harapan pelajar yang bersangkutan. Kepuasan pelajar (student satisfaction) sangat penting dalam sektor pendidikan t inggi berkaitan dengan peranannya sebagai industri jasa. Oleh karena itu mengevaluasi
69
ANALISI S HUBUNGAN SE RVICE VALUE (N ILAI PERKHIDM ATAN) PENDIDI KAN TINGGI DEN GAN KEPUASAN PELAJAR SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PE NDIDIKAN TI NGGI DI IND ONESIA Oleh: Zah arud din
persepsi pelajar terhadap kepuasan mereka yang mereka alami dan harapan harus terus dilakukan universitas, sekolah tinggi, institut sebagai lembaga pendidikan tinggi (Brown dan Mazzarol, 2009). Perhatian dalam mutu pelayanan jasa perguruan tinggi yang menekankan pada kepuasan pelajar muncul dalam rangka menarik para calon pelajar, melayani dan mempertahankan mereka. Peningkatan mutu perguruan tinggi termasuk di dalamnya mutu pelayanan akademik dan mutu pengajaran merupakan upaya-upaya yang harus dilakukan agar kepuasan pelajar sebagai pelanggan perguruan tinggi dapat diberikan se cara optimal. (Al-Alak dan Alnaser 2012). Konsep kepuasan pelajar merupakan keadaan di mana keinginan, harapan dan kebutuhan pelajar dapat dipenuhi. Sebuah pelayanan pendidikan di perguruan tinggi dinilai memuaskan bila pelayanan perguruan tinggi tersebut dapat memen uhi kebutuh an dan har apan pelajar. Pen gukuran kepua san pela jar merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan perguruan tinggi yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.Apabila pelajar merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan perguruan tinggi, maka pelayanan perguruan tinggi tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan efisien. Kepuasan pelajar merupakan prasyarat dalam menjaga loyalitas pelajar, yang pada gilirannya menjadi kunci pengendali tujuan dalam peningkatan bisnis perguruan tinggi (Saleem, 2012). 2.
KERANGKA KO NSEPTUAL Ke pua san pe lajar harus m enjadi da sar da ri keputusan manajemen untuk meningkatkan nilai Perkhidmatannya, sehingga perguruan tinggi harus menjadikan peningkatan kepuasan pelajar sebagai suatu sa saran yang mendasar. Pergurua n T inggi memerlukan jangka waktu tertentu untuk mencapai hasil berupa kepuasan pelajar dan memerlukan kerja keras yang terpadu dan terencana (Ariokisamy dan Abdullah, 2012). Service value atau nilai Perkhidmatan berperan penting di dalam membentuk perilaku pelanggan dalam h ubunganny a den gan P erguruan T inggi. Semakin tinggi service value yang dirasakan dari pelanggan maka pelanggan akan merasa puas dengan Perkhidmatan yang diterimanya, sebaliknya jika p elan gga n me ra sa ba hwa service va lu e dar i Perkhidmatan ter sebut renda h maka pelanggan
70
me rasa ke tidakpuasa n da ri Perk hidmat an y ag diterima dan ini akan membentuk perilaku pelanggan yang dapat merugikan Perguruan T inggi. Pelanggan menginginkan sacrifice yang sekecil mungkin untuk mendapatkan service value yang se besar mun gk in. Ha l ini yan g m en yebabk an pengaruh sacrifice terhadap service value menjadi negatif. Brady et al (2001) mengemukakan beberapa definisi akan value dan sampai pada kesimpulan bahwa konsep model value adalah kombinasi antara “ gives” and “gets”. Semakin tinggi service quality yang diterima konsumen maka akan menyebabkan service value yang semakin tinggi juga. Begitu pula sebaliknya sem akin renda h service qua lity yan g diterima kon sumen mak a service valu e yan g dirasa kan konsumen juga semakin rendah. Jika Perkhidmatan yang dikonsumsi memiliki kualitas maka Perkhidmatan tersebut akan memiliki nilai dimata konsumen (Brady et al, 2001). Dengan demikian, nilai Perkhidmatan mempunyai hubungan yang kuat dengan kepuasan. Kepuasan merupakan perasaan pelanggan dalam mengevaluasi satu atau lebih pengalaman dengan Perkhidmatan. Semakin tinggi service value yang diterima oleh konsumen maka pelanggan akan meras semakin terpuaskan terhadap Perkhidmatan yang diterima, seba liknya semakin rendah serv ice value ya ng diterima konsumen, akan menimbulkan ketidakpuasan bagi pelanggan Perkhidmatan. Nilai secara otomatis dapat merangsang kepuasan dalam diri pelanggan (Bogozzi pada Brady et al 2001). Pe rgur uan T inggi h arus me mbe rikan n ilai Perkhidmatan terbaiknya kepada pelanggan agar pelanggan merasa puas dengan nilai Perkhidmatan yang mereka terima . Kare na dengan kepuasan t e rse but a ka n me n c ip t a k an p er ilak u ya n g menguntungkan Perguruan T inggi (Brady et al, 2001). Semakin tinggi kepuasan yang dirasakan pelanggan maka akan menimbulkan kecenderungan perilaku pelanggan yang akan menguntungkan Perguruan T inggi, sebaliknya semakin rendah kepuasan yang dir asaka n kon sumen mak a aka n men imbulkan ke cenderun gan per ilak u k onsumen yan g ak an merugikan perusahaan. P er guruan tinggi y an g dip an da n g se ba ga i Perguruan T inggi yang melakukan perbaikan yang terus-menerus (contin uous imp roveme nt) nilai jasnya mulai dari siklus ide untuk menghasilkan out-
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
ANALISI S HUBUNGAN SE RVICE VALUE (N ILAI PERKHIDM ATAN) PENDIDI KAN TINGGI DEN GAN KEPUASAN PELAJAR SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PE NDIDIKAN TI NGGI DI IND ONESIA Oleh: Zah arud din
put (lulusa n) ya ng berkuatit as, p enge mban gan kurikulum, proses belajar mengajar, sampai kepada ikut bertanggungjawab untuk memuaskan pengguna lulusan perguruan itu (Sumaedi et.al., 2011). Disebutkan bahwa mutu Perkhidmatan sebagai pilar sentral, dan mutu dipahami sebagai kepuasan pelajar perguruan tinggi karena pemahaman ini didasa rk an pa da pa nda ngan filo sof is ba hwa pendidikan adalah merupakan Perkhidmatan atau p elay an an . P en de ka ta n o utco me a ssesm en t menekankan pentingnya evaluasi output perguruan tinggi seperti prestasi maha siswa, gradua tion, pe ker jaa n/ jabata n. Seka lip un pen dek ata n ini memberikan kontribusi berharga bagi instansi, pelajar da n publik nya, pe maha man ata s output tidak memberikan basis untuk menentukan masalah masalah dalam proses belajar-mengajar, oleh sebab itu dibutuhk an pendekatan sistem t erbuka yang merupakan sistem jaminan kualitas terintegrasi bagi perguruan tinggi (Ilias et.al., 2008). Di lembaga perguruan tinggi dalam peningkatan kualitas nilai Perkhidmatannya dapat dilakukan lewat beberapa program di mana potensi kemanfaatan umum dapat diidentifikasikan sebagai berikut (T uan, 2012): a. mengerahkan seluruh sivitas akademik sehingga memp unyai pe ran langsung/tidak langsung da la m m em per ba iki seluruh pro se s ser ta lingkungan belajar untuk memberikan mutu hasil didik yang baik b. memperbaiki iklim kerja dan iklim belajar serta kerja sama yang kondusif guna meningkatkan mutu hasil didik produktivitas lembaga. c. me mungkink an lembaga per guruan tinggi m en ca p ai k eun tunga n ko m pe titif dem i k elan gsungan hidup dan pe rk em ban ga n kehidupannya. d. me mungkink an lembaga per guruan tinggi menghasilkan mutu hasil didik yang tinggi dengan biaya yang lebih kecil. e. me mbuat le mba ga per gur uan tinggi lebih menarik, sehingga dapat memperoleh tenaga edukatif, tenaga non edukatif dan pelajar yang lebih potensial untuk maju. Produk perguruan tinggi (PT ) yang sepenuhnya adalah Perkhidmatan kependidikan tinggi yang terdiri atas Perkhidmatan kurikuler, Perkhidmatan penelitian, Pe rk hidm at an pe ngabdian p ada m asya ra ka t, Perk hidmat an adm inistr asi, dan Per khidma tan
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
ek str akur ikuler. Se dan gka n lulusan PT a dalah merupakan produk parsial. (Ghost et.al., 2007) Lulusan dipahami sebagai produk parsial PT, karena sesungguhnya pelajar pada akhirnya lulus bukan hanya karena Perkhidmatan-Perkhidmatan PT, melainkan juga karena adanya potensi dan usaha pelajar sendiri. Selain itu, pengaruh lingkungan, dukungan orangtua, berbagai bacaan dan informasi dari berbagai media seperti buku, majalah, jurnal, internet. Juga turut kontribusi pada keberhasilan pela jar. Namun dengan demikian lulusan t etap merupakan produk PT yang bersifat generatif karena it u sa ngat p en ting, se ba b me la lui lulusa nlah Perkhidmatan PT disebarluaskan dan dikembangkan di dunia kerja dalam masyarakat secara aplikatif (Ghost et.al., 2007). M en ur ut Auh ( 20 05 ) n ilai P er kh idma ta n perguruan tinggi dapat dibedakan menjadi nilai Perkhidmatan dengan atribut soft dan hard. Driver and Johnston (2001) menggunakan terminologi atribut soft dan hard sebagai kompete nsi person alnya. Atribut soft berupa perhatian, kepedulian, komitmen, komunikasi, kehormatan, fleksibel, dan akrab yang dimiliki stakeholder perguruan tinggi. Sedangkan atribut hard berkaitan dengan akses, ketersediaan lay anan , kebersihan, kenya mana n, we wena ng, kemampuan, integritas, keandalan, kemampuan bereaksi, dan keamanan. Pada realitasnya beberapa pelajar mempertimbangkan atribut soft lebih penting dibandingkan kualitas hard. Sedangkan pelajar yang lain mungkin sebaliknya. Selanjutnya Dunkel (2007) menunjukkan atribut soft ada lah per ilaku yang progresif, berfikir ke depan dan mampu mengenali atribut hard dengan baik. Manajemen perguruan tinggi dapat mengembangkan atribut soft yang dapat menghasilkan komitmen, kolaborasi, efektivitas kelompok, dan inovasi bagi stakeholder-nya. Dala m k e gia t a n m e ny a m pa ik an n ila i Perkhidmatan yang ditawarkan kepada pelajar,Auh (2005) menggarisbawahi pentingnya perguruan tinggi untuk menanam modal dalam atribut tidak inti (atribut soft, seperti social dan relational) sebagai tambahan terhadap atribut inti (atribut hard, seperti kinerja yang unggul). Cullen, Johnson and Sakano (2000) juga menunjukkan keberhasilan aliansi strategis terhadap perguruan tinggi internasional tidak hanya didasarkan pada sisi aliansi manajemen yang bersifat hard, tetapi juga sisi yang soft. Aliansi manajemen yang soft men gacu pada pe ngembanga n da n ma naje men
71
ANALISI S HUBUNGAN SE RVICE VALUE (N ILAI PERKHIDM ATAN) PENDIDI KAN TINGGI DEN GAN KEPUASAN PELAJAR SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PE NDIDIKAN TI NGGI DI IND ONESIA Oleh: Zah arud din
hubungan dari aspek sosio psikologis. Dua manfaat ya ng pe nt in g dar i a lian si ma najem en adalah kepercayaannya pelajar dan komitmen manajemen perguruan tinggi. Adapun pembangunan rajah kerangk a teori kajian yang menggambarkan tentang pembolehubah penyelidikan adalah sebagai berikut : Rajah 1. Kerangka Konseptual
Sumber : Data Diolah Penulis 5.
PERB INCANGAN DAN PENUTUP Perguruan T inggi mem erlukan jangk a waktu tertentu untuk mencapai hasil berupa kepuasan pelajar dan memerlukan kerja keras yang bersepadu dan terencana untuk mencapai objektif (Ariokisamy dan Abdullah, 2012). Nilai perkhidmatan berperanan penting dalam membentuk perilaku pelanggan dalam hubungannya dengan Perguruan T inggi. Sema kin tinggi n ilai perkhidmatan yang dirasakan dari pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas dengan perkhidmatan yang diterimanya, sebaliknya jika pelanggan merasa bahwa nilai perkhidmatan dari perkhidmatan tersebut rendah maka pelanggan merasa ketidakpuasan dari apa yang diterima dan ini akan membentuk perilaku pelanggan yang dapat merugikan Perguruan T inggi. Dengan demikian, nilai perkhidmatan mempunyai hubungan yang kuat den gan kepuasan.Kepuasan merupakan perasaan pelanggan dalam mengevaluasi satu atau lebih pengalaman dengan perkhidmatan. Semakin tinggi nilai perkhidmatan yang diterima oleh pelanggan maka pelanggan akan merasakan semakin puas ter hadap perkhidm atan yang dite rimanya, sebaliknya jika semakin rendah nilai perkhidmatan yang diterima pelanggan, maka akan menimbulkan ketidakpuasan bagi perkhidmatan pelanggan. Nilai secara otomatik dapat merangsang kepuasan dalam diri pelanggan (Bogozzi pada Brady et al 2001).
72
Perhatian dalam mutu pelayanan perkhidmatan perguruan tinggi yang menekankan pada kepuasan pelajar muncul dalam rangka menarik para calon p ela jar , me la ya n i da n m e m pe r t ah a n ka n mereka .Pelajar dalam pelaya nan perkhidmatan perguruan tinggi merupakan pelanggan yang harus diberi tumpuan. Untuk memberikan kepuasan dalam pelayanan kepada pelajar, perlu diketahui faktor apa yang dominan yang menentukan tingkat kepuasan. Pe la ja r ya ng m em pe roleh p en ga la ma n ya ng memenuhi harapan dan merasa puas atas pelayanan yang diterimanya akan memiliki sikap positif terhadap perguruan tingginya. Loyalitas Pelajar pada Perguruan T inggi akan mengakibatkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah pelajar pada Perguruan T inggi tersebut. Sikap pelajar ini akan menceritakan kepada orang lain dan dengan secara tidak langsung akan mempromosikan Perguruan T inggi berkenaan dengan imej imej positif. RUJUKAN Ah med, I shfa q, Muh amm ad Musarra t Nawa z, Zulfqa r Ahmad, Zaf ar Ahmad, Muhammad Zeeshan Shaukat, Ahmad Usman, Wasim-ulRehman and Naveed Ahmed, 2010, “Does service quality affect students’ performance? Evidence from institutes of higher learning”, African Journal of Business Management, Vol. 4, No. 12, pp. 2527-2533. Alexandris, K., Dimitriadis, N., and Markata, D. (2002) Can perceptions of service quality predict behavioral intentions? An exploratory study in the hotel sector in Greece.Journal of Managing Service Quality, 12, 4, pp. 224-231. Alves, Helena dan Mario Raposo, 2007, “ T he Influence of University Image in Students Expectations, Satisfact ion and Lo yalty”, Ma kalah Dipresentasikan pada 29th Annual Eair Forum 26 to 29 August 2007, Innsbruck, Australia. Al- Alak , Ba shee r A. dan Ahm ad Salih Mhe idi Alnases, 2012, “Assesing the Relationship Between Higher Education Service Quality Dimension and Student Satisfaction”, Australian Journal of Basic and Apllied Science, Vol. 6, No. 1, pp. 156-164. Arokiasamy, Anantha Raj A. dan Abdul Ghani bin Abdullah, 2012, “ Service Quality And Students’
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
ANALISI S HUBUNGAN SE RVICE VALUE (N ILAI PERKHIDM ATAN) PENDIDI KAN TINGGI DEN GAN KEPUASAN PELAJAR SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PE NDIDIKAN TI NGGI DI IND ONESIA Oleh: Zah arud din
Satisfaction At Higher Learning Institutions: A Case Study Of Malaysian University Competitiveness”, International Journal of Managem en t an d S tra te gy h t tp :// www.facultyjournal.com/ (IJMS) 2012, Vol. No.3, Issue 5, hlm. 1-16. Best Roger J, 2005, Market-Baset Management: Strategies for Growing Customer Value and Profitability. New Jersey: Person Education, inc. Blackwell, R, & Miniard, P. W. 2009.Penjualan Kon sume n, (alih ba hasa : F.X.Budiy anto ). Jakarta: Binapura Aksara. Bolton, Ruth N. and James H. Drew. 201, “ A MultiStage Model of Customers’ Assessment of Service Quality and Value,” Journal of Consumer Research, Vol. 17, No. 4, pp. 375-384. Bou-Llusar, J., Camison-Zornoza, C., and EscrigTena,A. (2001) Measuring the relationship, Total Quality Management & Business Excellence , 12, 6, pp. 719-734. Brady Michael K., J. Joseph Cronin, Jr., Richard R. Brand, Roscoe Hightower, Jr., dan Donald J. Shemwell, 199, “A Cross-Sectional Test of the Effect and Conceptualization of Service Value”, Journal of Services Marketing, Vol. 11, No. 6, pp. 375-391. Brown, Robert M. dan T imothy William Mazzarol, 2009, “ The Importance of Institutional Image to Students Satisfaction and Loyalty Within Higher Education”, High Education, Vol. 58, pp. 81-95. Cravens, David W. dan Piercy, Nigel F. 2009.Strategic Marketing.Singapura; Mcgraw-Hill International Edition. Dimitriades, A. (2006) Customer Satisfaction, Loyalty and Commitment in Service Organizations: Some Evidence from Greece, Management Research News, 29, 12, pp. 782-800. Ghosh, Amit K., Rajshekhar Javalgi dan Thomas W. Whipple, 2012, “ Service Strategies for Higher Educational Institutions Based on Student Segmentation”, Journal of Marketing for Higher Education. Vol. 17, No. 2, hlm.238-255. Hart, Allison E. dan Philip J. Rosenberg, 2004, “T he Effect of Corporation Image in the Formation o f Cust o m er o f Cust o m er L oy a lty ” , Australasian Marketing Journal, Vol. 12, No. 3. pp. 87-96.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Hasan, Fitri Hishamuddin Abu, Azleen Ilias, Rahida Abd Rahman and Mohd Zulkeflee Abd Razak, 2008, “ Service Quality and Student Satisfaction: A Case Study at Private Higher Education Institutions”, International Business Research, Vol. 1, No. 3, pp. 163-175. Hu, Kai Chieh dan Mei Chieh Huang, 2011, “ Effect of Service Quality, Innovation and Corporate Image on Customer’s Satisfaction and Loyalty of Air Cargo Terminal”, International Journal of Operation Research, Vol. 8, No. 4, pp. 36-47. Hellier, P.K., Geursen, G.M., Carr, R.A. and Rickard, J.A. (2003) Customer repurchase intention – a general structural equation model, European Journal of Marketing, 37, 11/12, pp. 17621800 Jamal,A. and Goode, M.M.H. 2001, “Consumer and Brand: a Study of T he Impact of Self-Image Congruence on Brand Preference and Satisfaction”. Marketing Intelligence and Planning, Vol. 19, No. 7, pp. 482-492. Keaveney, S. and M. Parthasarathy, 2001, “ Customer Switching Behavior in Online Services: An Exploratory Study of the Role of Selected Attitudinal, Behavioral, and Demographic Factors,” Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 29, No. 4, pp. 374-390 Khan , Munawar, Mubbsher, Ishfaq Ahmed and Muhammd Musarrat Nawaz, 2011, “ Student’s Perspective of Service Quality in Higher Learning Institutions; An evidence Based Approach”, International Journal of Business and Social Science, Vol. 2, No. 11, pp. 159-164. Kheiry Bah ram, Bahareh Mohamma di Rad and Omid Asgari, 2012, “University intellectual image impact on satisfaction and loyalty of students (Tehran selected Perguruan T inggies)”, African Journal of B usiness Mana gement, Vol.6 No. 37, pp. 10205-10211 Kristensen, K., Martensen, A. and Gronholdt, L. (1999) Measuring the impact of buying behavior on customer satisfaction, Total Quality Management, 10, 4/5, pp. S602-S614 Mohammad, Mahadzirah dan Zainudin Awan, (2009), “ Building Corporate Imade and Securing Students Loyalty in the Malaysian Higher Learning Industry”, The Journal of the International
73
ANALISI S HUBUNGAN SE RVICE VALUE (N ILAI PERKHIDM ATAN) PENDIDI KAN TINGGI DEN GAN KEPUASAN PELAJAR SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PE NDIDIKAN TI NGGI DI IND ONESIA Oleh: Zah arud din
Management Studies, Vol. 4, No. 1, pp. 30-40. Ngung Chia Siew and Gian Casimir, (2013), A Model of Service Quality, Price Satisfaction, Image Rating, Overall Satisfaction, Repurchase Intention and Positive Word of Mouth in Private High e r E duc a t io n Or ga nisa tio n s in Singapore.DBA DissertationNewcastle Business School, Faculty of Business and Law,T he University of Newcastle Australia Saleem, Azhar, Aamir Saghir, Raja Nasim Akhtar , Nabila Bibi1, Nazish Asif, 2012, “ Students’ Satisfaction Regarding Higher Education: A Surve y St udy I n Az ad Ka sh mir, Pa kist an ”, Sci.Int.(Lahore),Vol. 24, No. 1, hlm. 91-94.
74
Sudin, Suhaimi, 2011, “ How Service Quality, Value and Corporate Image Affect Client Satisfaction and Loyalty”, The 2nd International Research Symposium in Service Management, pp. 116-125. Teck-Hua Ho, Young-Hoon Park. dan Zhou, YongPin, 2005, Incorporating Satisfaction into Customer Value Analysis: Optimal Investment in Lifetime Value, Marketing Science.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
Volume Nopember 2007 2011 Volume6, 1, Nomor Nomor12, 3, Nopember
PEDOMAN PENULISAN JURNAL 1.
Naskah tulisan diketik di komputer program MS Word dengan ukuran 2 (dua) spasi, huruf (font) time new roman, ukuran huru 12 pt, jumlah halaman 14-20 lembar ukuran A4 (termasuk gambar, tabel, ilustrasi, dan daftar pustaka). Margin kiri 4 cm, margin bawah, atas dan kanan 3 cm. Menyertakan salinan soft copy (print out) dan hard copy (dalam disket, CD, flasdisk)
2.
Naskah adalah asli, belum pernah dipublikasikan melalui media lainnya.
3.
Naskah berupa hasil penelitian atau hasil studi kepustakaan yang bersifat obyektif, sistematis, analistis dan deskriptif
4.
Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris
5.
Judul naskah singkat, sesuai dengan ini naskah.Abstraksi Bahasa Indonesia untuk naskah Bahasa Inggris dan sebaliknya, terdiri dari pendahuluan, isi (hasil, metode penelitian, analisis hasil), kesimpulan dan daftar pustaka.
6.
Isi naskah bukan tanggung jawab redaksi. Redaksi mempunyai hak mengedit redaksional tanpa merubah arti aslinya.
7.
Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi redaksi Jurnal Aliansi Magister Manajemen ST IMA IMMI.
Jurnal Manajemen & BisnisAliansi
83