Pemilihan Lokasi Belanja Bahan Pangan Pokok Penduduk Kota Depok Diky Pradana Putra1, Hafid Setiadi2, M.H Dewi Susilowati3 Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus Ui Depok 16424
[email protected]
Abstrak Beras merupakan bahan pangan pokok mayoritas penduduk Indonesia. Tempat yang menjual beras beragam jenis dan karakternya, setiap tempat mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing yang termasuk dalam karakteristik pasar. Dalam memilih sesuatu tentu adanya pertimbangan tertentu seperti motivasi serta bagaimana karakteristik setiap individu, termasuk dalam memilih lokasi belanja bahan pangan pokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pemilihan lokasi yang dilihat dari masing-masing karakteristik penduduk, motivasi pemilihan lokasi dan makna tempat, sehingga seseorang memutuskan untuk membeli pada lokasi tersebut. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial dan deskriptif. Makna tempat dilihat dari motivasi pemilihan lokasi dan pendapatan lain tentang lokasi tersebut. Hasil yang didapat karakteristik penduduk di kelas permukiman sederhana dan menengah sebagian besar mempertimbangakan jarak yang dekat, sedangkan di kelas permukiman mewah cenderung mengabaikan jarak yang dekat dalam memilih lokasi favorit belanja beras. Kemudian lokasi dimaknai berbeda-beda sesuai dengan motivasi mereka memilih lokasi belanja dan adanya pendapat lain tentang lokasi tersebut. Kata Kunci : Pemilihan lokasi, motivasi pemilihan lokasi, makna tempat.
Preference of Townspeople in Depok for Staple Food Shopping Location Abstract Rice is the staple food majority population in Indonesia. The place that sells rice are variety and character types, each place have advantages and disadvantages that included in market characteristics. In order to choose, there should be a certain consideration like a motivation and how the characteristic each individual, including in selecting the location of a shopping staple food. This study aims to know the site selection process is seen from each population characteristics, motivations site selection and the meaning of place, so decided to buy at that location. The analysis used in this study are spatial and descriptive analysis. Meaning of place seen from motivation site selection and other opinion about that location. The results is, most of simple and middle settlement considering the close proximity, while in the luxury settlement tend to ignore the close proximity when selecting locations of shopping favorite place. Then the meaning of place varies according to their motivation and other opinions about that location. Keywords : preference of location, motivation site location, meaning of place.
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam memilih sesuatu perlu adanya pertimbangan yang dilakukan sebagai individu untuk menetapkan pada suatu pilihan. Termasuk dalam pengambilan keputusan pemilihan lokasi ataupun pengambilan keputusan dalam berbelanja. Keputusan ini dapat disebut juga keputusan pembelian. Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli (Kotler & Armstrong, 1997). Pada proses pengambilan keputusan, konsumen sebagai individu akan menetapkan pilihan terhadap objek yang dianggap memenuhi kebutuhannya, termasuk bagaimana upaya atau cara untuk mendapatkannya. Pengambilan keputusan ini juga dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan untuk memilih suatu lokasi yang ideal dengan melihat dari motivasi yang mendasari sebuah pengambilan keputusan. Selain motivasi, makna tempat juga berpengaruh dalam pertimbangan seseorang dalam pengambilan keputusan untuk memilih lokasi yang sesuai menurut mereka. Kebutuhan pangan merupakan hal yang sangat diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi manusia. Beras merupakan bahan pangan pokok mayoritas masyarakat Indonesia, perbedaan dalam proses pengambilan keputusan terdapat pada pertimbangan utama dalam mengkonsumsi beras, frekuensi dan ukuran pembelian, serta tempat membeli beras (Nurmalina & Astuti, 2007). Menurut data dari BPS produksi padi di Kota Depok sendiri pada tahun 2010 mencapai 4.818 ton dengan luas panen sebesar 817 Ha dan mengalami kenaikan pada tahun 2011 mencapai 4.985 ton dengan luas panen mencapai 857 Ha. Untuk memenuhi kebutuhan pangannya, masyarakat dapat membeli di pasar yang menyediakan kebutuhan yang diperlukan, baik pasar tradisional maupun pasar modern. Kota Depok mempunyai salah satu pusat kegiatan ekonomi yang dapat terlihat dari pembangunan baik fisik maupun ekonominya, yaitu berada di jalan Margonda Raya. Kemudian di sekitarnya juga terdapat berbagai jenis permukiman, mulai dai permukiman mewah, sedang dan sederhana. Hal ini menarik untuk diteliti apabila mengaitkan keruangan dari sisi permukiman dan masing-masing karakteristik individu penduduknya, dengan lokasi pasar baik tradisonal maupun modern dalam hal mengetahui pemilihan lokasi favorit belanja bahan pangan, serta pemaknaan lokasi pada pasar modern ataupun pasar tradisional.
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
1.2 Rumusan Masalah •
Bagaimana kaitan karakteristik penduduk Kota Depok dengan motivasi pemilihan lokasi belanja bahan pangan pokok?
•
Bagaimana kaitan motivasi pemilihan lokasi dan makna tempat penduduk Kota Depok terhadap pemilihan lokasi belanja bahan pangan pokok favoritnya?
1.3 Tujuan Penelitian •
Dapat mengetahui kaitan karakteristik penduduk dengan motivasi pemilihan lokasi sebagai bagian dari proses keputusan pemilihan lokasi belanja bahan pangan pokok.
•
Dapat mengetahui kaitan motivasi pemilihan lokasi dan makna tempat penduduk kota depok terhadap lokasi belanja bahan pangan pokok favoritnya.
1.4 Batasan Penelitian a. Bahan pangan pokok adalah bahan yang dapat memenuhi kebutuhan utama pangan, dalam penelitian ini bahan pangan pokoknya adalah beras. Merk dan kualitas beras tidak dibatasi. b. Pengambilan keputusan pemilihan lokasi adalah hasil pertimbangan dari karakteristik penduduk, karakteristik lokasi pasar, motivasi pembelian terhadap lokasi dan makna tempat oleh responden. c. Lokasi favorit pada penelitian ini adalah lokasi yang dianggap ideal oleh individu (penduduk kota depok) dengan rutinitas kunjungan yang sering lebih dari 1 kali dalam satu bulan. d. Motivasi pembelian terhadap lokasi dalam penelitian ini menjadi bagian dalam proses pengambilan keputusan pemilihan lokasi belanja beras atau alasan mendasar memilih lokasi. Hal ini biasanya berasal dari dalam diri sendiri (intrisik) maupun pengaruh dari luar atau pihak lain (ekstrisik). e. Responden pada penelitian ini adalah penduduk kota depok yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang berbelanja langsung (tidak diwakilkan) dan bertempat tinggal di Kota Depok dengan klasifikasi kelas permukiman yang berada didalam cakupan batasan geomer penelitian. Sedangkan untuk pasarnya tidak dibatasi, lokasinya tidak hanya di Kota Depok. f. Batasan geomer pada penelitian adalah salah satu pusat kegiatan ekonomi di Kota Depok di Jalan Margonda Raya, yang menjadi titik acuan merupakan Pasar Kemiri Muka.
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
2. Tinjauan Teoritis 2.1 Geografi manusia Penelitian ini masuk kedalam penerapan ilmu geografi manusai karena melihat bagaimana proses interaksi manusia terhadap lingkungannya. Dalam hal ini melihat motivasi pembelian terhadap lokasi dan makna tempat belanja sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan memilih lokasi belanja beras. Penelitian Kates, 1962 yang dikutip oleh Johnston (1990) mengenai geografi manusia yang berjudul Geography and Geographers edisi kedua, yang mengenai pengambilan keputusan suatu komunitas masyarakat terhadap pemilihan lokasi tempat tinggal didaerah rawan banjir, perilaku pengambilan keputusan ini dasari oleh empat asumsi, berikut merupakan asumsinya: a.
Dalam mengambil keputusan manusia cenderung rasional. Pengambilan keputusan secara rasional bersifat memaksa yang berarti keputusan tersebut mengalami proses pemikiran yang matang dan direspon oleh lingkungan dengan positif.
b.
Manusia membuat pilihan; beberapa keputusan dapat berupa kebiasaan maupun hal sepele sehingga mereka memberikan waktu untuk berfikir atau tidak terburu-buru sebelum keputusan dibuat. Beberapa keputusan utama berhubungan dengan lingkungan dan penggunaanya dapat berupa kebiasaan, tetapu perilaku ini biasanya hanya terjadi setelah beberapa pilihan secara sadar dibuat menuju respon tiruan terhadap situasi yang sama di masa yang akan datang.
c.
Pilihan dibuat berdasarkan pengatahuan manusia.
d.
Informasi dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Teori pengambilan keputusan ini menjadi gambaran pada penelitian ini tentang
bagaimana manusia mengambil keputusan dalam memilih lokasi berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan akan melakukan evaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. 2.2 Makna Lokasi Dasar makna place dalam penelitian ini berasal dari makna “place” dalam A Companion to Political Geography oleh Lynn A. Staehali (2006). Sumber ini berisi tentang pemaknaan place dalam geografi politik. Berikut pengertian place menurut Lynn A. Staehali:
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
a.
Place as physical location or site (tempat sebagai lokasi secara fisik) Dalam hal ini tempat pada penelitian ini digambarkan sebagai suatu tempat yang terlihat secara fisik, di mana konsumen akan membayangkan bahwa pasar ini akan memberikan kepuasan dengan produk yang tersedia dan konsumen dapat menjangkau pasar ini dengan mudah. Dengan kata lain dalam hal ini faktor jarak, harga dan produk menjadi hal utama yang dipertimbangkan oleh konsumen.
b.
Place as cultural and/or social location (tempat sebagai lokasi budaya dan/atau lokasi sosial) Dalam hal ini pasar tradisional merupakan tempat berbelanja yang letaknya biasanya sangat bedekatan dengan pemukiman warga, sehingga jika dilihat dari pandangan sosial pasar tradisional lebih bersahabat dengan kelas masyarakat menengah kebawah, mulai dari harga dan kualitas produknya. Sedangkan untuk pasar modern terkesan untuk kelas masyarakat menengah keatas.
c.
Place as context (tempat sebagai konteks/suasana) Dalam hal ini lokasi peneltian merupakan satu kesatuan/komposisi yang khas sebagai tempat berbelanja berbagai kebutuhan sehingga komposisi dari lokasi pasar menimbulkan suasana tersendiri dalam berbelanja. Suasana dari lokasi memberikan makna tersendiri yang dinilai berbeda oleh setiap orang. Perbedaan pemaknaan ini menjadi sumber tindakan yang pada akhirnya menghasilkan keputusan pemilihan lokasi berbelanja, baik di pasar tradisional maupun pasar modern.
d.
Place as socially constructed through time (tempat sebagai gagasan sosial melalui waktu) Pada penelitian ini kedua pasar baik pasar modern ataupun pasar modern ini memiliki sejarah yang berbeda, di mana pasar tradisional hampir semua sudah berdiri sebelum adanya pasar modern. Sehingga setiap konsumen mempunyai penilaian tersendiri terhadap masing-masing pasar berdasarkan sejarah ataupun waktu awal terbentuknya pasar.
e.
Place as process (tempat sebagai proses sosial) Staehali (2006) menyatakan bahwa definisi dari tempat adalah hasil dan produk. Konsep terahkir dari “place” ini menganggap bahwa tempat merupakan proses, selalu “menjadi” (Pred, 1984 dalam Staehali, 2006). Tempat terlihat mengikat secara rumit dengan yang luas dan lokal lainnya – mengikat, proses dan tempat sendiri mengalami perubahan secara konstan (Massey, 1994 dalam Staehali, 2006)
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
3. Metode Penelitian 3.1 Ruang Lingkup Daerah Penelitian Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengambilan keputusan pemilihan lokasi belanja bahan pangan yang dilihat dari karaktersitik penduduk yang akan mempunyai motivasi pembelian terhadap lokasi yang berbeda-beda dengan karakteritik pasar, sehingga memunculkan makna tempat secara subyektif dari responden yang menjadi alasan sekaligus menjawab mengapa memilih lokasi tersebut. Geomer pada penelitian ini adalah Kota Depok, dengan batasan geomer yaitu ditentukan pada salah satu pusat kegiatan ekonomi di Kota Depok, tepatnya di Jalan Margonda Raya. Titik awal untuk menentukan daerah penelitian dimulai dari menitikan pada Pasar Kemiri yang berada jalan Margonda Raya, lalu kemudian dibuffer dengan radius 3,5 km. Radius ini diasumsikan bahwa sudah cukup mewakili pusat kegiatan ekonomi di jalan Margonda Raya dan juga sudah mencakup beberapa pasar modern maupun pasar tradisional. Daerah penelitian (batasan geomer) berdiameter 7 km dengan titik pusat di Pasar Kemiri, karena pasar Kemiri merupakan salah satu pasar yang sudah lama berdiri di Kota Depok. 3.2 Alur Pikir Penelitian ini berada disekitar pusat kegiatan ekonomi di jalan Margonda Raya, Depok. Daerah penelitian dibatasi dengan radius 3,5 km melingkar dan titik pusatnya berada di Pasar Kemiri. Pada daerah penelitian terdapat beberapa kelas permukiman. Pada penelitian ini kelas permukiman dibagi menjadi tiga kelas, yaitu permukiman rumah mewah, permukiman rumah sedang dan permukiman rumah sederhana. Sedangkan pada jenis pasar terdapat pasar modern dan pasar tradisional. Dari masing-masing kelas permukiman akan diketahui karakteristik penduduknya, hal ini akan mempengaruhi motivasi pembelian terhadap lokasi. Kemudian dari sisi lokasi yang menjual bahan pangan, dalam hal ini pasar tradisional dan pasar modern mempunyai karakteristik yang berbeda dan akan mempengaruhi responden dalam memaknai suatu lokasi. Berikut ini merupakan skema alur pikir pada penelitian ini:
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
Gambar 3.1 Alur Pikir Penelitian 3.3 Pengumpulan Data 3.3.1 Data Primer Data primer pada penelitian ini adalah data yang didapatkan dari responden, berupa karakterisitik penduduk berdasarkan tiga faktor, yaitu faktor spasial dengan klasifikasi permukiman, faktor ekonomi dengan pendapatan dan faktor demografi dengan usia. Adapun cara memperoleh keseluruhan data yang diperlukan melalui metode observasi, wawancara, dokumentasi dan pengabungan ketiganya yang didapat dari responden pada kelas permukiman yang berbeda. a. Observasi Dalam penelitian ini menggunakan observasi terus terang, di mana dalam mengumpulkan data peneliti terus terang kepada sumber data bahwa peneliti sedang melakukan penelitian (Sugiyono, 2009). b. Wawancara
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
Penelitian ini menggunakan jenis wawancara semitersetruktur di mana responden yang akan diwawancarai akan dimintai pendapat yang berkaitan dengan motivasi dan pemilihan lokasi belanja beras. Wawancara dilakukan pada masing-masing kelas permukiman. Wawancara dilakukan pada hari kerja ataupun pada akhir pekan. Adapun bentuk dasar pertanyaannya: -‐
Terkait karakteristik penduduk dari masing-masing kelas permukiman. Pertanyaan dalam hal ini adalah usia dan pendapatan.
-‐
Terkait motivasi pembelian terhadap lokasi dari masing-masing kelas permukiman. Dasar pertanyaan dalam hal ini adalah alasan mengapa berbelanja atau berlangganan di masing-masing lokasi pilihan t.rsebut
c. Dokumentasi Mendokumentasikan kegiatan penelitian dan juga mendapatkan bentukan fisik dari lokasi penelitian berupa foto dari masing-masing lokasi yang sudah dipilih oleh responden. Kemudian mencatat informasi penting yang terjadi dilapangan, sehingga membatu pada proses analisis nantinya. d. Triangulasi Menggabungkan seluruh data yang diperoleh dari lokasi penelitian berupa hasil observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mendeskripsikan hasil penelitian dan melakukan kredibilitas data yang diperoleh. 3.3.2 Data Sekunder Selanjutnya data yang dibutuhkan dalam penelitian ini selain data primer diatas adalah data sekunder yang juga dapat melengkapi informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, berikut daftar data sekunder yang dibutuhkan: a.
Kenampakan fisik lokasi penelitian yang didapatkan dari citra google earth untuk memvisualisasikan batasan geomer penelitian.
b.
Peta Administrasi Kota Depok dari BIG (Badan Informasi Geospasial)
c.
Peta Jaringan Jalan Kota Depok dari BIG (Badan Informasi Geospasial)
3.4 Pengolahan Data 3.4.1 Data Primer a.
Informasi dari karakteristik penduduk, karakterisitik pasar dan motivasi pembelian terhadap lokasi akan saling dikaitkan untuk mendapatkan proses pemilihan lokasi favorit belanja bahan pangan pokok.
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
b.
Kemudian makna tempat dari masing-masing responden didapatkan dari motivasi mengapa memilih lokasi tersebut yang akan dimasukan kedalam kategori makna tempat yang diadopsi dari makna “place” dalam A Companion to Political Geography oleh Lynn A. Staehali (2006).
c.
Karakteristik dari segi ekonomi, pendapatan akan dibagi tiga kelas yaitu: kelas pertama dengan pendapatan 0-3 juta perbulan. Kelas kedua dengan pendapatan 3 juta – 8 juta rupiah perbulan. Kelas ketiga dengan pendapatan diatas 8 juta rupiah. Klasifikasi ini berdasarkan distribusi data yang ada.
d.
Karakteristik dari segi demografi, usia akan dibagi tiga kelas yaitu: kelas pertama dengan usia 20-40 tahun. Kelas kedua dengan usia 41-60 tahun. Kelas ketiga dengan usia lebih dari 60 tahun.
e.
Selanjutnya akan didapatkan alasan pengambilan keputusan responden memilih lokasi tersebut dari motivasi pemilihan lokasi dan memaknai tempat dengan karaktersitik penduduk yang berbeda dan karakteristik pasar yang berbeda juga.
3.4.2 Data Sekunder a. Dari citra google earth dititikan pada pasar kemiri yang berada di Jalan Margonda Raya. b. Setelah menemukan titik pusat kemudian titik tersebut di buffer sejauh 3,5 km untuk mendapatkan visualisasi batasan geomer penelitian dan di overlay. c. Kemudian batas administrasi juga dioverlay untuk mendapatkan informasi tambahan dimana letak masing-masing pasar yang sudah dipilih responden. 3.5 Analisis Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif di mana pada penelitian ini menekankan pada makna dan proses. Penelitian ini dijelaskan secara deskriptif keruangan dari data-data yang diperoleh dilapangan maupun dari data sekunder. Analisis keruangan bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik pasar dengan makna tempat dari masing-masing penduduk dengan latar belakang kelas permukiman dan juga jarak antar tempat tinggal dengan lokasi favorit belanja mereka. Sedangkan analisis deskriptif tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana perbedaan karakteristik penduduk berdasarkan kelas permukiman, motivasi pembeli terhadap lokasi dan makna tempat secara subyektif, dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pemilihan lokasi belanja beras.
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
4. Hasil Penelitian 4.1 Karakteristik Penduduk 4.1.1 Ekonomi, Demografi dan Spasial Berdasarkan hasil survey lapangan yang lokasinya sudah ditentukan berdasarkan kelas permukiman didapatkan data karakteristik ekonomi yang dilihat dari pendapatan keluarga yang dibagi menjadi tiga kelas yaitu pendapatan
Rp. 8.000.000. Kemudian akan dibandingkan berdasarkan kelas permukiman, yaitu sebagai berikut:
Gambar 4.1 Persentase Pendapatan Responden [Sumber: Hasil Survey dan Pengolahan Data, 2014] Selain data pendapatan, karakteristik penduduk pada penelitian ini juga dilihat dari karakteristik demografi, dalam penelitian ini yang dilihat adalah faktor usia. Sumarwan (2002) berpendapat “Perbedaan usia seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam memilih, karena adanya perbedaan selera dan kesukaan akan suatu objek”, hal ini yang menjadi alasan mengapa faktor usia dipilih pada penelitian ini. Pada penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok usia, yaitu usia 20-40 Tahun, 41-60 Tahun dan >60 Tahun. Berikut adalah data sudah diperoleh:
Gambar 4.2 Persentase Umur Responden [Sumber: Hasil Survey dan Pengolahan Data, 2014]
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
4.2 Motivasi Pembelian Hasil dari survey dilapangan didapat bermacam-macam alasan mengapa membeli beras ditempat tersebut. Berikut hasil yang didapat pada permukiman perumahan sederhana, di Kampung Sugutamu:
Gambar 4.3 Persentase Motivasi Penduduk Kelas Permukiman Sederhana [Sumber: Hasil Survey dan Pengolahan Data, 2014] Hasil survey selanjutnya berada di permukiman kelas menengah, yaitu Perumahan Beji Permai. Berikut merupakan persentase motivasi yang didapat dari responden di Perumahan Beji Permai:
Gambar 4.4 Persentase Motivasi Penduduk Kelas Permukiman Menengah [Sumber: Hasil Survey dan Pengolahan Data, 2014] Hasil survey terakhir mengenai motivasi pemilihan lokasi belanja beras berada di Pesona Khayangan Estate. Berikut merupakan data yang sudah didapatkan dan diolah:
Gambar 4.5 Persentase Motivasi Penduduk Kelas Permukiman Mewah
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
[Sumber: Hasil Survey dan Pengolahan Data, 2014] 4.3 Makna Tempat (Place) Dari masing-masing responden memaknai tempat yang berbeda-beda dengan latar belakang mereka yang berbeda pula. Latar belakang responden dilihat dari karaktersitik penduduknya, yaitu faktor ekonomi, faktor spasial dan faktor demografi. Selain dari dalam diri mereka untuk memaknai sebuah tempat, faktor yang harus dilihat juga adalah kondisi tempat tersebut baik secara internal maupun eksternal.
Makna Tempat
Makna Tempat
Makna Tempat
Makna Tempat
Gambar 4.6 Persentase Makna Tempat Belanja Bahan Pangan Pokok [Sumber: Hasil Survey dan Pengolahan Data, 2014]
5. Pembahasan 5.1 Pendapatan dengan Motivasi Bab ini dapat memperlihatkan apakah faktor ekonomi (pendapatan) dapat mempengaruhi motivasi sesorang dalam memlih lokasi belanja bahan pangan pokok (beras). Dari Gambar 5.1 terlihat bahwa pendapatan penduduk, baik pendapatan penduduk yang rendah maupun pendapatan penduduk yang tinggi juga mempunyai motivasi dalam memilih lokasi belanja beras mempertimbangkan karena faktor harga yang murah, sehingga dari faktor pendapatan sebagian besar tidak mempengaruhi dalam memotivasi untuk memilih lokasi belanja beras.
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
Pendapatan
Motivasi
Gambar 5.1 Total Keseluruhan Persentase Pendapatan dengan Persentase Motivasi Penduduk [Sumber: Hasil Survey dan Pengolahan Data, 2014] Berikut merupakan tabel yang telah didapatkan dari hasil survey dan sudah diolah : Tabel 5.1 Tabel Pendapatan dengan Motivasi Keseluruhan Responden
Penduduk dengan penghasilan dibawah tiga juga rupiah, mempunyai motivasi yang berbeda-beda, seperti Ibu Didi yang tinggal di kelas permukiman sederhana yang berpengasilan 2,5 juta rupiah perbulan lebih memilih lokasi di agen beras yang berada agak
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
jauh dibandingkan dengan warung kelontong yang lebih dekat, karna walapun harganya tidak berbeda jauh tetapi tetap Ibu Didi memilih harga yang lebih murah untuk menekan angka pengeluaran keluarganya. Selanjutnya penduduk yang berpenghasilan diantara tiga sampai delapan juta rupiah, seperti Ibu Raminah yang tinggal di kelas permukiman sederhana yang berpenghasilan 3,2 juta rupiah perbulan memilih lokasi belanja beras di agen dekat rumahnya, dengan motivasi harga yang murah. Padahal dengan jarak yang sama ada warung kelontong yang juga menjaul beras, tetapi Ibu Raminah tetap memilih lokasi di agen tersebut karena Ibu raminah sudah berlangganan dengan agen tersebut sekitar 12 tahun. Selanjutnya penduduk yang berpenghasilan diatas delapan juta rupiah seperti Ibu Dewi yang tinggal di kelas permukiman menengah keluarganya mempunyai pendapatan diatas 8 juta perbulan memilih lokasi belanja beras di warung kelontong. Ibu Dewi berpendapat bahwa membeli di warung kelontong karena lebih praktis, ia tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk berbelanja karena jaraknya dekat ia bisa berjalan kaki. 5.2 Usia dengan Motivasi Usia dapat mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihan karena selera ataupun kemampuan lainnya, termasuk dalam memilih lokasi belanja bahan pangan pokok seperti beras. Dalam bab ini akan membahas kaitan antara faktor usia dengan motivasi dalam memilih. Asusmsi dalam hal ini seharusnya dengan usia yang semakin tinggi seharusnya tingkat mobilitasnya semakin menurun secara fisik, dan sebaliknya jika usianya rendah maka mobilitasnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan usia yang tinggi. Berikut merupakan penjelasan usia dan motivasi berdasarkan kelas permukiman: Penduduk dengan usia 20 sampai 40 tahun mempunyai motivasi yang berbeda-beda dalam memilih lokasi belanja beras, seperti Ibu Nur yang tinggal di kelas permukiman sederhana yang berusia berusia 38 tahun, ia memilih lokasi Warung kelontong yang berada didekat rumahnya untuk belanja beras. Dengan usia yang masih tergolong muda seharusnya Ibu Nur mampu mencapai jarak yang lebih jauh secara fisik untuk mencari dan membeli beras yang menurutnya ideal. Selanjutnya untuk usia 40 sampai 60 tahun seperti Ibu Tati yang tinggal dikelas permukiman sederhana yang berusia 53 tahun, ia memilih lokasi pasar yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya, yaitu Pasar Cisalak. Hal ini karena Ibu Tati mempunyai motivasi membeli di Pasar Cisalak karena murah, sehingga jarak yang cukup yang agak jauhpun ia sanggup mencapainya. Selanjutnya untuk usia yang diatas 60 tahun, seperti Ibu Nurjannah yang tinggal dikelas permukiman sederhana yang berusia 61 tahun berpendapat bahwa ia memiliki motivasi membeli di warung kelontong karena dekat dan perbedaan
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
harganya yang tidak terlalu jauh. Sehingga ia lebih memilih lokasi yang dekat dengan rumah.berikut merupakan tabel hasil pengolahan data: Tabel 5.2 Tabel Usia dengan Motivasi Keseluruhan Responden
[Sumber: Hasil Survey dan Pengolahan Data, 2014] Adapun grafik total persentase motivasi dengan usia penduduk:
Usia
Motivasi
Gambar 5.2 Total Keseluruhan Persentase Usia dengan Motivasi Penduduk [Sumber: Hasil Survey dan Pengolahan Data, 2014]
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
Dari Gambar 5.2 terlihat untuk memilih lokasi belanja beras tampaknya tidak terlalu relevan, hal ini dikarenakan data yang diperoleh terlihat bahwa baik usia 20-40 tahun atau 4160 tahun atau >60 tahun cenderung memilih motivasi murah, dekat dan kualitas bagus terhadap lokasi pilihan mereka. Persentase usia yang lebih muda seharusnya lebih bisa menjangkau tempat yang lebih jauh dibandingkan dengan usia yang sudah tidak muda lagi seperti usia lebih dari 60 tahun. Tetapi hal ini berbeda dalam memilih lokasi favorit belanja beras, ibu rumah tangga yang umur muda pun lebih memilih jarak yang dekat karena tidak mengeluarkan biaya transport yang besar dan juga tidak menghabiskan banyak waktu. 5.3 Motivasi dengan Makna Tempat Berikut merupakan pembahasan kaitan motivasi dengan makna tempat berdasarkan kelas permukiman: Tabel 5.3 Tabel Makna Tempat dengan Motivasi Keseluruhan Responden
[Sumber: Hasil Survey dan Pengolahan Data, 2014]
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
Responden yang memaknai tempat belanja sebagai lokasi sosial, seperti responden yang bernama Ibu Nur Ahyani, tinggal dikelas permukiman sederhana yang berusia 38 tahun dan mempunyai pendapatan 1 juta rupiah dalam satu bulan. Ia memilih lokasi belanja di warung kelontong, dengan motivasi jarak yang dekat. Tetapi dalam wawancara ia sempat berpendapat “saya mah tidak mampu membeli kebutuhan pangan seperti beras, gula dan lainlain di alfamart ataupun tempat belanja modern lain, karena saya memandang kalau berbelanja disana hanya untuk orang yang mampu dan juga tidak bisa berhutang, paling kalau berbelanja disana hanya untuk jajan anak-anak saja, itupun jarang”. Sehingga ia memaknai tempat belanjanya sebagai lokasi sosial. Selanjutnya reseponden yang memaknai tempat belanja sebagai lokasi fisik. Untuk responden yang mempunyai motivasi murah dengan makna tempat sebagai lokasi fisik, yaitu Ibu Raminah tinggal di kelas permukiman sederhana yang berusia 44 tahun dan Ibu Didi yang berusia 48 tahun mereka memilih lokasi yang berbeda, tetapi dengan karakter pasar yang sama yaitu pada agen beras. Mereka mempunyai motivasi memilih lokasi tersebut karena harganya menurutmya lebih murah dibandingkan di warung kelontong. Tidak ada pendapat lain tentang lokasi belanja mereka masing-masing, sehingga mereka memaknai tempat belanja beras mereka sebagai lokasi fisik. Selanjutnya reseponden yang memaknai tempat belanja sebagai konteks/suasana. Untuk responden yang mempunyai motivasi memilih lokasi belanja karena nyaman dan memaknai tempat belanja sebagai konteks/suasana, seperti Ibu Nyuwigati yang tinggal di kelas permukiman menengah yang berusia 49 tahun dan mempunyai pendapatan diantara 3 juta sampai 8 juta rupiah, ia memilih lokasi belanja beras di Carrefour, ITC Depok. Ia mempunyai motivasi dalam memilih lokasi belanja karena nyaman. Ia berpendapat bahwa belanja di Carrefour memberi kenyamanan karena fasilitas yang tersedia lengkap. Sehingga memkanai tempat belanja beras sebagai konteks/suasana, sebab suasana yang ada pada lokasi tersebut telah membentuk makna tersendiri bagi setiap orang yang mengunjungi lokasi tersebut. Selanjutnya reseponden yang memaknai tempat belanja sebagai proses sosial. Untuk responden yang mempunyai motivasi sosialisasi dengan makna tempat sebagai proses sosial yaitu Ibu Sri Lestari yang berusia 38 tahun dan Ibu Tati 53 tahun memilih lokasi yang sama yaitu Pasar Cisalak. Saat mewawancarai mereka adalah teman yang saat berbelanja jalan bersama, walaupun mereka mempunyai mempunyai motivasi memilih lokasi tersebut karena harga yang murah, tetapi motivasi sosialisasi juga menjadi pertimbangan mereka. Sehingga mereka memkanai tempat belanja mereka sebagai proses sosial.
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
Selanjutnya reseponden yang memaknai tempat belanja sebagai gagasan melalui waktu. Untuk responden yang mempunyai motivasi dalam memilih lokasi belanja karena kualitas yang bagus dengan makna tempat sebagai gagasan melalui waktu, seperti Ibu Ida Hasan yang tinggal di kelas permukiman mewah yang berusia 60 tahun dan mempunyai pendapatan diatas 8 juta rupiah perbulan memilih lokasi belanja beras di Pasar Depok Jaya. Ia mempunyai motivasi dalam memilih lokasi belanja karena ia merasa kualitas di pasar tersebut bagus, selain itu karena ia merasa sudah cocok berbelanja disana. Dalam hal ini meskipun motivasi ia memilih lokasi tersebut karena kualitas beras yang menurutmya bagus, tetapi ia mempunyai pendapat lain tentang lokasi tersebut sehingga ia memaknai tempat tersebut sebagai gagasan melalui waktu. Kebutuhan akan makan merupakan kebutuhan yang paling dasar, sehingga sesuai dengan hirarki kebutuhan maslow yang menjelaskan bahwa ini termasuk kedalam kebutuhan fisiologi dan merupakan tingkat kebutuhan yang paling bawah, sehingga pada penelitian ini hampir sebagian besar memaknai tempat belanja beras hanya sebagi lokasi fisik. Berikut merupakan peta pemilihan lokasi berdasarkan motivasi dan makna tempat ini pada masingmasing kelas permukiman:
Gambar 5.3 Peta Pemilihan Lokasi Belanja Penduduk Kota Depok Kelas Permukiman Mewah
Gambar 5.5 Peta Pemilihan Lokasi Belanja Penduduk Kota Depok Kelas Permukiman Sederhana
Gambar 5.4 Peta Pemilihan Lokasi Pemilihan Belanja Penduduk Depok Kelas lokasiKota belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014 Permukiman Menengah
6. Kesimpulan Penduduk Kota Depok berdasarkan kelas permukiman dalam memilih lokasi belanja bahan pangan pokok mayoritas memilih jenis pasar tradisional dibandingkan jenis pasar modern. Penduduk dengan karakteristik kelas permukiman sederhana dan menengah sebagian besar mempertimbangkan jarak yang dekat, sedangkan penduduk dikelas permukiman mewah cenderung mengabaikan jarak yang dekat dalam memilih lokasi favorit belanja bahan pangan pokok. Penduduk yang menekankan motivasi jarak yang dekat, harga yang murah dan kualitas yang bagus memaknai tempat belanja sebagai lokasi fisik, sedangkan yang menekankan ketiga motivasi tersebut dengan adanya pendapat lain tentang lokasi tersebut maka memaknai tempat belanja sebagai lokasi sosial atau sebagai gagasan melalui waktu.
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014
Daftar Referensi Kotler, Philip & Amstrong, Gary. 1997. Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta Nurmalina, Rita & Astuti E. Pudji. 2007. Analisis Proses Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Beras (Studi Kasus di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur). Jurnal Sains Terapan. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor. Johnston, R. J. (1990). Geography and Geographers: Anglo-American Human Geography sine 1945 (2nd Ed.). Edward Arnold Press. London Staehali, Lynn A. 2006. Place dalam A Companion to Political Geography hal 158-170. Blackwell Publishing. Australia. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Pemilihan lokasi belanja..., Diky Pradana Putra, FMIPA UI, 2014