PEMIKIRAN AUDIT INTERNAL DAN UP A Y A MENUJU PROFESIONAL
Olch
HIRO TUGIMAN
71, Z 70
O/,!? ( f C tI, b, Of
1998
(pE
KA TA PENGANTAR
Setelah selesai menjalani pendidikannya, banyak pengawas internal atau auditor internal yang menghabiskan sebagian waktunya untuk mempelajari kembali berbagai hal secara mandiri. Tujuan dari hal tersebut adalah lebih dari sekedar memperluas dan mcmperkaya pengetahuan yang telah didapatkan scbelumnya atau memodifikasi idialismenya. Bclajar kembali sccara mandiri tersebut meliputi pengkoreksian yang spbenamya tcrhadap berbc,gai pemikiran, baik ycu',g tidak tepat maupc!l1 yang sudah tidak berlaku lagi karena perjalanan waktu atau karen a teljadinya perubahan-perubahan kcadaan, Tulisan ini mengetengahkan beberapa pcmikiran dalam bidang pemeriksaan intemal yang diterima secara umum, dengan cara membandingkannya dengan pengalaman aktnal. dalam berbagai pemikiran yang Iebih sejalan dengan kebutuhan. Pihak-pihak lain yang berinteraksi dengan profesi internal auditing periu untt'k mempeI1imbangkan kembali beberapa pemikiran tertentu mengenai pengawasan intemal yang mungkin telah mereka dapatkan pada awal pcndidikan dan pelatihan-pelatiha~1 bisnis yang mcreka jalani sebelum bertugas di unit audit internal. Ken',ajuai1profesi imemal auditing yi:ng ingin dicapai t:d&k akan d&pal diwui udkan tanpa dukungan pihak lain di luar auditor internal. Berdasarkan hal tersebul. t!ljllan tCl1,cnting dari interual auditing yang ingin dieapai pada waktll yang akan datang adalah untuk meningkatkan jumlah orang yang dengan sepenuh hati mcnyatakan bahwa mereka telah mendapat berbagai manfaat dalam interaksinya dengan auditor internal. Pemikiran ini Iebih kami fokuskan pada a:Jditor internal B
Scmoga bcnnanfaat.
Bandung, 2S Februari 1998
Hiro Tugiman
To be '" management's patil1,er, '\(Hle'mustfi~(un~erst~nd what management n~ds.
DAFTAR lSI Kata Pengantar ....................................................................... .. Daftar lsi
ii
1.
UMUM
1
2.
PEI~ANAN
o .1.
DUKUNGAN MANAJEMEN .................................... .
13
4.
SIKAP AUDITOR INTERNAL DAN INDEPENDENSI ....
15
5.
KONSEP KEMITRAAN ............... .
23
6.
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAK LANJUT
29
7.
HASIL SURVAI PERKEMBANGAN AUDIT INTERNAL ....... .
36
8.
SIMPULAN DAN BEBERAPA PEMIKIRAN ................. .
48
9
AUDITOR INTERNAL
..... ,..
Daftar Pustaka .......................................................................
49
Daftar L.ampiran .............................................................................. .
50
t
:~:<;,,.,.<,t,;i',/,,; :/:",'.;,;;';;:',{,i.:,;;:.~i:o :'-0.',;:;.' _;' C, :, -', ,_ -" -; ; ; .... , , ' " -,
11
To be "management's partner;,:!A?r(c?mu,sifirst understand what management'Deeds.
1.
U MUM
Pemeriksaan internal atau internal auditing merupakan bidang yang lebih kompleks dan menant8ng bila dibandingkan dengan profesi lain pad a umumnya. Karena sifat sensitif dari pekerjaannya, auditor internal pada umumnya menghindari publikasi dan jarang membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan profesinya dengan pihak lain di luar lingkungan para pengawas internal.
Hanya dalam sekejap, dimulai tahun 1977 di Amerika Serikat dan tahun 1983 di Indonesia posisi auditor internal berpindah dari sisi panggung ke tenga!? panggung.
Auditor internal diminta untuk meningkatkan kualitas
para stafnya, di samping dalam melakukan pelaporan turut pula berlJbah. Banyak auditor internal yang kemudian membuat laporan kepada direktur utama dan mengadakan pertemllan dengan dewan komisaris perllsahaan s8cora rutin. Pada awalnya, para pengawas internal sanga! gembira atas perllbahan yang terjadi secara cepat tersebut. Namlln kemlldian, ia memiliki untllk
alasan
berpendapat
bahw2
pendidikan
dan
pengal"man
yang
dimilikinya tidaklah clikup lIntlik menghadapi interaksi yang sering dan sensitif dengan pihak manajemen, 3ebagaimana disyaratkan dalam peran barunya.
Pemeriksaan internal merllpakan sllatu aktivitas yang kritis dan menghendaki adanya pengllngkapan ( disclosure ), yang mungkin akan dianggap sebagai suatu ancaman oleh pihak yang kebetulan diperiksa. Pandangan tersebllt tidak sepenllhnya salah, karena pengungkapan dan
kritik sangatlah tepat untuk dijadikan nama dari permainan dimana auditor' internal dibatasi hanya area akllntansi, dan laporan yang dibuat jarang sekali mengenai pihak yang kedudllkannya lebih tinggi dari auditor atau pengawas internal itu sendiri.
Auditor internal yang dididik dengan metode audit akuntansi atau keuangan yang tradisional cenderung untuk menerapkan gaya bermusuhan dalam melaksanai
auditor
internal
melihat
adanya
rasa
ketakutan
dan
ketidakkepercayaan dad managemen senior, seperti yang sebelumnya pernah ia dapatkan dari managemen tengah. Apakah hal tersebut merupakan suatu yang harus selalu dihadapi oleh auditor internal ? Apakah auditor internal harus dipandang sebagai orang yang selalu membawa berita buruk pada saat ia akan melakukan tugasnya ?
Hal yang dibutuhkan oleh auditor internal adalah pandangan yang luas serta pemahaman terhadap berbagai proses manajerial dan yang berkaitan dengan manusia, yang mendasari fungsi internal auditing. Jika dianalogikan dengan dunia kedokteran, internal auditing telah gagal menolong sebagian bes2r pasiennya karen2 telall mengabaikan berbagai peralatall teknis yang sesunggullnya dapat dipergullakall. Yang dibutullkan olell audilor internal , d"lam melakukan audit adalall suatu penriekatan holistik yang menyadari bahwa para manajer dan pihak yang diaudit merupakan pribadi yang kompleks yang berjuang dalam suatu !ingkungan yang
menghasilkan
berbagai macam tekanan profesional.
Oleh karena itu auditor internal harus
bertindak profesional dalam
segala hal, agar ia tidak dipandang sebagai seorang pemangsa yang tidak dapat diduga tingkah laku dan tabiatnya.
Hingga saat ini, terdapat dua konsep dasar mengenal pengawasan internal atau internal auditing, yaitu konsep tradisional dan moderen atau pendekatan baru. Dalam konsepsi pengawasan internal yang tradisional, keuangan dan akuntansi dipandang sebagai disiplin ilmu dari auditor internal yang sesungguhnya, kaiena audit keuangan dan akuntansi sebagai perhatian utama dari pengawasan internal. Konsepsi baru tentang pengawasan internal
2
tidak menolak substansi dari konsepsi tradisional, melainkan berusaha untuk memperluasnya. Perkembangan pengawasan internal baru menginginkan lingkup yang tidak terbatas dan ditunjang dengan berbagai disiplin ilmu laiilnya. Validitas historis dan logis dari pengawasan internal baru membuatnya menarik perhatian seluruh pengawas internal, bahkan bagi mereka yang memilih cara pendekatan tradisional.
Pembagian
pengawasan
internal
menjadi bentuk tradisional dan baru merupakan konstruksi abstrak yang sulit untuk ditemukan daiam duni'1 nyata dan hanya sedikit organisasi yang menerapkan salah satu dari konsepsi pengawasan internal tersebut secara murnr.
PENGERTIAN AUDIT
Pendapat bebera!Ja ahii mengp.nai pe<1gertian audit ( 3uditinq )
Arens ( 1997 : 2) mengemukakan bah'.'.'a : "Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established •..' criteria. Auditing should be done by a competent independent person".
Untuk melaksanakan audit, diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan
sejumlah
kriteria
yang
dapat
digunakan
sebagai
pegangan
pengevaluasian informasi tersebut. Informasi yang dapat diukur memiliki berbagai bentuk, sedangkan kriteria untuk mengevaluasi informasi kuantitatif cukup beragam
da~
audit dilakukan oleh orang yang berkompeten.
Selanjutnya Kiger ( 1994 : 6 ) mengemukakan bahwa : " Auditing is the systematic process by which a competent, independent person objectively obtains and evaluates evidence regarding assertions about an economic entity or event, for the purpose of forming an opinion about and reporting on the degree to which the assertion conforms to an identified set of standards"
3
Seorang auditor harus mempunyai kemampuan memahami kriteria yang digunakan serla malT,pu menentukAn jumlah bahan bukti yang diperlukan uOltuk mendukunq ke3impulan yang akan diambilnya.
Audi~or
harus pula mempunyai sikap menlal yang independen. Sekglipun Duditor adalah
ahli,
apabila
tidak
mempunyai
sikap
independen
dalam
mengumpulkan informasi akan tidak ada arlinya, sebab informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan haruslah tidak bias. Tahap terakhir setelah selesai dalam melakukan audit adalah penyusunan laporan audit yang merupakan alat penyampaian temuan-temuan kepada para pemakai laporan. Cashin ( 1988 : 1 - 10 ) mengelompokan audit kedalam tiga cabang
bidang audit yaitu; Independent auditing ( auditor bebas ), Internal auditing ( auditor internal ), dan Governmental auditing ( auditor pemerintah ). Pada dasarnya, layanan yang diberikan oleh para auditor disetiap cabang auditing diatas adalah sama,dan kini setiap cabang telah terpisah dan mempunyai tanggungjawab je:as cJengan tingkat kcbebasan yang berbeda.
Sebagai
disiplin
ilmu,
auditing
telah
berkembang
dan
telah
membiakkan banyak macam bidang audit. Sering terjadi perbedaan pendapat tentang apa yang akan dicoba di capai oleh tiap macam bidang audit. Bahkan di antara para auditor seringkali terdapat ketidakcocokan tentang batasan yang pasti dari tiap macamnya. Perkembangan bidang audit telah merengkuh keuangan, pemenuhan kinerja, nilai uang, operasional, hasil program, manajemen dan efektivitas.
",.",
4
Barlow ( 1995 : 21 ) menggambarkan hubungan atara berbagai tipe audit
sebagai berikut :
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _....JX)MPREHENSIVE AUDIT
"--"-'----,
I
QUALITY OF PERFORMANCE
r
MANAGEMENT/CONTROL
PERFORMANCE OR OPERATIONAL AUD~ EAGERIAL
II
P;;~RAM
------1
?ESUL TS OR QUALITY OF PEr,FORMANCF
Audit Focus
Traditional
Legality Compliance with I'egulation, Policies Procedures, etc
Economic Mission Acquisition Accomplishment 'lnd Efficient and/or Progress Use of Resources toward oblectives Management Performance Representations Standards , may be made explicitly ,may exits I- " . "' may be implied , may be unavailable - - - - , - - - -... .... ..----.•.---,.--'.-'- ._-_.-_.,,--_..
II'
~-~-
---.-~--
Tidak ada perbedaan yang mendasar, semua bidang audit mencoba memperbaiki kinerja organisasi. Perbedaannya terletak dalam aspek kinerja mana yang disoroti, Umpamanya yang disoroti oleh auditor yang memeriksa tentang
ketaatan
terhadap
undang-undang, 'peraturan,
anggaran
dc1n
kebijakan internal. Karena itu auditor ini mencoba mengetahui sampai sejauh mana taatnya suatu unit terhadap serentetan peraturan resmi adalah satu aspek dari kinerja. Meski ini merupakan aspek penting namun tidaklah merupakan satu-satunya urusan auditor. Audit operasionai mengungkapkan sampai sejauh mana suatu unit memanfaatkan sumber dayanya.
~'-"
5
I
Audit Internal
Teori-teori dasar dan konsep-konsep audit telah menjawab, bahwa keberadaan atau alasan diadakan audit adalah bahwa kegiatan audit d:tujukan untuk memperbaiki kinerja
unit organisasi.
Suatu
unit bisa
berbentuk sebuah perusahaan, divisi, departemen, seksi, unit bisnis , proses bisnis, layanan, informasi, sistem atau proyek. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan kir:erja unit maka berarti menunjallg ke arah perbaikan kinerja organisasi
Audit internal merupakan kegiatan penilaian bebas, dipersiapkan dalam organisasi sebagai suatu jasa terhadap organisasi. Kegiatan ini memeriksa dan menilai efektivitas kegiatan unit yang lain.
T:Clllpa fungsi audit internal, dewan direksi tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja para manajer. The Institute of Internal Auditors ( I.I.A, 1995 : 3 ) dan Sawyer's (1988 : 6) mengemukakan bahwa: ··Internal auditing is an indepenri9nt appraisal function establisl1ed within an organization to examine and evaluate its activites as a service to the organization."
Sedangkan
pengertian
yang
terbaru
tentang
Internal Auditing
( Sawyer's 1996 : 6 ) adalah : ··Internal auditing is a systematic, objective appraisal by internal auditors of the diverse operations and controls within an organization to determine whether ( 1 ) financial and operating information is accurate and reliable, (2) risks to the enterprise are identified and minimized, (3) external regulations and acceptable internal policies and procedures are followed, (4) satisfactory operating criteria are met, (5) resources are used efficiently and economically, and (6) the organization·s objectives arc effectively achieved - all for the purpose of assisting members of the organization in the effective discharge of their responsibilities.'·
6
To be \.>maDagcment's'.partn~fl~;ro.~e'musi~fil:stj.l.no¥rstand;what'managemcnt needs. ,
,",. "
"
i<' __ '
,.,,'
",
. ,.
Dari definisi tersebut di atas maka terdapat lima konsep kunci audit internal (Barlow, 1995 : 11) sebagai berikut :
Independen
PengavVasan j'ang menguji dan menilai pengavVasan
Audit Internal
Layananjasa bagi organisasi
Kegiatan penilaiar.
Diadakan dalam organisasi
Bila dibandingkan audit internal dengan audit eksternal dari berbagai aspek pelayanan (Barlow, 1995 : 45) akan nampaK sebagai berikut :
--""-~--
Internal
Aspek Konsumen
Manajer/Komite Aud it
Eksternal Pemegang saham
Fokus
Resiko usaha
Resiko laporan keuan gan
Orientasi
Saat ini dan yang akan datang
Yang lalu sampai saat ini
Pengendalian
Langsung
Tidak langsung
Kecurangan
Langsung
Tidak langsung
Kebebasan
Obyektivitas
Berdasarka n status
Kegiatan
Proses yang sedang berjalan
Tiap periode akuntans -
7
To be "managemcl1t's.,partner/' "one must first understand what management needs.
Oi samping tugas pokok audit yaitu memperbaiki kinerja organisasL audit internal juga seringkali memberikan layanan berupa pemberian saran untuk mer.lperbaiki kinerja bagi setiap level manajer.
Hal ini sesuai dengan ruang lingkup kegiatan audit internal dalam perusahaan. IIA ( 1995 : 29 ) ruang lingkup kegiatan audit internal adalah sebagai berikut : The ccope of internal auditing should encompass the examination and evaluation of the adequacy and effectiveness of the organization's system of internal control and the quality of performance on carrying out assigned responsibility.
Sejalan denqan hal diatas, maka The Institute of Chartered Accounts in Australia (ICAA, 1994
76 ) tentang ruang lingkup auditor internal
mengemllkakan : The scope and objectives of internal audit very widely and are dependent upon tile size and structure of the er.tity and tile requirement of its management. Normaly however Inte,nal audit operates in one or more the following areas; a. Review of accounting system and related internal control b. Examination for management of financial and operating information. C. ExalTlination of the economy, cfficincy and effectiveness of operations including non-financial control of 8n organization.
Audit internal di Indonesia, khususnya BUMN, diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1983 yaitu tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan (Perjan), perusahaan Umum (Perum), dan Perusahaan Perseroan (Persero). pasal 46 :
1)
Satuan pengawasan intern bertugas membantu direktur utama dalam mengadakan
penilaian
(manajemen)
dan
atas
sistem
pelaksanaannya
pengendalian pada
badan
pengelolaan usaha
yang
bersangkutan dan memberikan saran-saran perbaikan.
8
2)
Pimpinan Perjan. Perum dan Persero menggunakan pendapat dan saran-saran dari satuan pengawasan intern sebagai bahan untuk melaksana~an
penyempurnaan pengelolaan (manajemen) perusahaan
yang baik dan dapat dipertcmggung jawcbkafl.
Memberikan saran para manajer tentang hal-hal operasional termasuk bidang konsultasi mana}emen. Sedangkan konsultasi manajemen bukanlah peran utama si auditor. Apakah para auditor harus terlibat dalam konsultasi m3najemen merupakan topik yang hang2t diperdebatkan oleh banyak fungsi audit.
Jika seorang auditor
mena~etlati
seorang manajer unit tentang hal-hal
operasional. ia seharusnya menerangkan sejelas-jelasnya pad a manajer tersebut bahwa ia hanyalah memberikan saran operasional. la harus menyatakan
bahwa
sarannya
didasarkan
pada
pengalaman
dan
pengetahuan pribadi dan bukan pendapat yang didasarkan pada hasil suntu audit. Oapat juga ia mengatakan kepada si manaJ8r bahwa saat itu ia tidak sedang memakai topi auditor.
Pandangan ini telah banyak dianut bahwa tidak ada salahnya auditor yang menyarankan pad a manajer unit tentang masalah operasional. asalkan jangan sampai terjebak dan kehilangan peran utama mereka sebagai auditor. Langkah-Iangkah auditor tersebut asalkan merupakan cara lain membantu para manajer untuk memperbaiki kinerja merekn.
2.
PERANAN AUDITOR INTERNAL "Krisis identitas"
mung kin merupakan suatu terminologi yang terlalu
keras. namun fakta yang dijumpai menyatakan bahwa lebih banyak individu yang
merasa
kurang
senang
dalam
melaksanakan
perannya
selaku
pengawas internal. Banyak pengawas internal pad a umumnya dididik untuk ··rilenjadi pemeriksa keuangan. dan pendidikan yang telah dijalaninya pada
9
umumnya dititikberatkan pada akuntansi, dan perhatian utamanya tercurah pad a prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, pengendalian, kGnsistensi dan materi81itas, akuntansi intemal serta berbagai hal lainnya.
?engawas internal akan memantau dalam usaha membentuk identitas yang sesungguhnya seandainya ia menerima tanda yang jelas dan konsisten dari klien utamanya, yaitu manajemen puncak dan atau dewan komisaris perusahaan. Akan tetapi hal tersebut sang at jarang terjadi.
Siapakah yang
belum pernah bertemu wakil direktur yang sopenuhnya mendukung fungs; pengawasan yang akhirnya enggan memberikan dukungan ketika bagiannya mendapat giliran untuk diperiksa ? Atau seorang wakil direktur yang dengan tegas
meminta
kepadanya
agar
apabila
manager
pengawasan
segera
memberitahukan
ada bawahan wakil direktur yang
menolak untuk
diperiksa, namun ternyata ia adalah orang yang pertama mengajukan keberatan
ketika
direktur memerintahkan
agar pemeriksaan
dilakukan
terhadap bidang yang sensitif oi bawahnya. Hal ini juga mungkin terjadi adalah ketika pemeriksaan yang dilugaskan oleh cJewan komisaris selesai cJilaksanakan, pengawas intemal mencJapat kabar bahwa setengah anggota cJewan senang hasil pekerjaannya secJang sisanya ticJak. Apakah arti cJari semua ini ? Apakah yang "osungguhnya merupakan peran yang tepat bagi fungsi pengawasan internal?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, kita harus kembali ke dasar cJan menjadikannya .sebagai titik tolak. Sebelum dikeluarkannya Foreign Corrupt
Pratices Act (FCPA) di Amerika Serikat pada tahun 1977, adalah hal yang mungkin bagi setiap perusahaan, bahkan perusahaan besar sekalipun, untuk tidak
memiliki
fungsi
pengawas3n
internal
sama
sekali.
Hal
tersebut
menunjukkan bahwa sebelum tahun 1977, pengawasan internal belum efektif. Setelah dikeluarkan FCPA, sebagian besar kantor akuntan publik menyimpulkan bahwa merupakan hal yang tepat seandainya kliennya (perusahaan) memiliki dewan komisaris yang baik serta cJidukung oleh staf .. pengawas internal yang berkualitas.
10
Berdasarkan hal diatas, kepala satuan pengawasan internal dapat menarik beberapa l<8Simpulan yang cukup dapat diandalkan mengenai peran dasarnya. Pertama, ia berperan untuk ada disana, untuk eksis. Kerlua, ia memiliki peran untuk mengembangkan dan merr,pertahankan staf pengawas internal yang berkualitas dalam jumlah yang sesuai dengan sifat dan ukuran perusahaan. Ketiga, ia berperan untuk menerapkan program pemeriksaan yang
pantas,
yang
dirancang
untuk
memastikan
kehandalan
sistem
pengendalian akuntansi yang dimiliki perusahaannya. Terakhir, ia berperan untuk melapor kepada dewan komisdris dan at3u direktur utama secara periodik, sehubungan dengan baik tidaknya sistem pengendaliar. akuntansi. Akan tetapi, hal yang merupakan peran dari pengawas internal ditinjau dari segi
hukum
dan
sudut
pandang
yang
benar-benar defensif adalah
mengevaluasi baik tidaknya sistem pengendalian akuntansi serta melaporkan hasilnya kepada manajemen dan atau dewan komisaris perusahaan.
Beberapa Anggapan yar.g Menyesatkan gar~lbalan
Setelah kita memperhatikan hal di muka sebdgal suatu
yang akurat dan menyeluruh temang apakah pengawasan internai itu dan apa saj3 yanq dikerjakan didalamnya, kita dengan segera akan melihat bagaimana kita dapat disesatkan oleh beberapa pernyataan yang terlalu sederha'1a
yang
sering
diutarakan
sehubungan
dengan
sifat
dari
pengawasan internal. Contoh pertama adalah pernyataan populer yang menyebutkan
bahwa;
pengawasan
internal
adalah
mata
dan
telinga
manajemen. Pernyataan tersebut memang menggambarkan beberapa aspek tertentu dari pengawasan internal, akan tetapi memiliki potensi untuk menyesatkan individu yang hanya mengetahui sedikit tentang pengawasan internal. Mata dan telinga memiliki konotasi memata-matai atau usaha untuk mengumpukan
berbagai
keterangan.
Walaupun
pengawasan
internal
merupakan sumber informasi yang sang at berguna bagi manajemen, metoda pengumpulan informasi, hanya sedikit atau bahkan bersifat internal yang sensitif atau pendekatannya dilakukan secara diam-diam persentasenya sangat kedl.
11
To
be;~~;lnanag.em.cnt's partner/~\::one
musffirst
understan~.what
management needs.
Pandangan yang menyatakan bahwa pemeriksaan internal (internal
auditing) sem3ta-mata hanyaiah sebuah aktivitas peni/aian juga dapat menyesatkan. Pandanga:l tersebut apabila diartikan seeara harfiah akan mengesampi:lgkan
pekerjaan dari
sebagian
besai anggota
komunitas
pengawas internal. Bagaimana halnya dengan pengawas internal yang sebagian besar tugasnya adalah untuk memastikan atau melakukan verifikasi dan hanya sedikit sekali melakukan kegiatan penilaian ? Apakah semua kegiatan
yang dilakukan dalam memverifikasi
nilai-nilai
neraea,
biaya
pekerjaan. perrbayaran kontrak dan lain sebagainya dikeeualikan dari pekerjaan pengawas internal
?
Selain itu, bila diartikan seeara harfiah.
pengertian dari peni/aian tidak meliputi fungsi
perekomendasian
yang
dilakukan oleh pengawas internal.
Pengawasan internal adalah hal yang bersifat internal. Fungsi paling dasar yang dilaksanakan oleh
pengawas
internal
adalah
memberikan
kepastian kepada dewan direksi sehubungan dengan baik tidaknya masalah pengendalian internal. Berbagai aktivitas didalam lingkup yang terbatas ini pada umumnya lebih membutuhkan dukungan yang utama dari pihak managemen.
Lingkup potensial dari pengawasan internal hampir tidak terbatas. Selain dari memeriksa masalah pengendalian akuntansi, apa yang dikerjakan oleh pengawas internal dalam suatu perusahaan tertentu pada dasarnya merupakan hasil akhir dari proses penawaran dan penerimaan yang terjadi antara pihak pengawas internal dan managemen. Hal ini menjelaskan tentang sebab terjadinya perbedaan yang sangat bervariasi sehubungan dengan fungsi pengawasan internal diberbagai perusahaan.
Peran pengawas internal adalah untuk memastikan apakah sesuatu itu memang ada atau tidak, untuk menilai atau mengevaluasi suatu aktivitas berdasarkan
kriteria
yang
tepat dan
untuk
merekomendasikan
suatu
rangkaian tindakan kepada pihak managemen. Peran pengawas internal
12
To be,~management's partner,'J"'-A.ne mustfirst und~~tand'"what management needs.
tersebut harus dijalankan dengan posisi yang independen didalam organisasi Pad a suatu saat, konsultasi intemal akan diterima sebagai salah satlJ dari aktivitas pengawas internal yang valid.
Berbagai deskripsi ringkas tentang pengawasan intern"I, apabila tidak ditempatkan secara perspektif, akan dapat menyesatkan. Pengawasan internal bukanlah aktivitas memata-matai, dan tidak sepenuhnya merupakan suatu pengendalian terhadap berbagai pengendalian lain yang terdahulu (cuntrol over controls).
Pengawas internal merupakan suatu profesi yang memiliki peranan tertentu yang menjunjung ti'1ggi standar mutu pekerjaan dan mentaati kode etik. Untuk menjadi pengawas internal yang profesional, seseorang harus memahami kumpulan pengetahuan yang berlaku umum dalam bidang pengawasan
internal
yang
dipandang
penting
sehingga
la
dapat
melaksanakan kegiatan dalam area yang cukup luas dengan hasil kerja yang memuaskan.
Para pemula dan spesialis yang bekerja dalam bidang pengawasan internal aJalah pengawas internal. berdasarkan peranan yang mereka jalankan didalam organisasi. Seseorang dianjurkan memiliki sertifikat atau pengesahan tertentu uniuk dapat menjadi pengawas internal. Latar belakang pendidikan atau rencana seseorang untuk waktu yang akan datang tidak ada kaitannya dengan statusnya sebagai pengawas internal, apabila pada sa at ini ia berperan sebagai seorang pengawas internal.
3.
DUKUNGAN MANAJEMEN.
Dari seluruh aspek dalam pengawasan internal, terdapat dua aspek yang secara historis selalu menjadi perhatian utama para pengawas internal, yaitu : dukungan manajemen dan kebebasan audit. Pengawas internal tierusaha
untuk memperoleh dukungan
yang
lebih
besar dari
pihak
\
manajemen,
namun
membcbaskan
diri
pad a dari
saat
yang
pengaruh
sama, pihak
iapun
berusaha
manajeme!l.
untuk
Kita
dapat
mengandaikannyc: sebagai usaha untuk mencapai dua buah tujlJan yang arahnya saling berlawanan. Semakin dekat pengawasan internal kesalah satu tujuan, ia akan semakin jauh dari tujuan yang lain. Dapatkah pengawas internal membebaskan diri dari pengaruh pihak manajemen bila pada kenyataannya iapun membutuhkan dukungan dari pihak manajemen ?
Pengawas manajenlen, dukungannya.
inte~nal
karena
tidak
pengawas
akan
dapat
internal
membebaskan
sang at
diri
tergantung
dari pada
Model dukungan manajemen yang umumnya, seringkali
didasarkan pada kondisi sederhana yang tidak mencerminkan realitas kompleks yang terdapat dalam perusahaan menengah dan besar pad a umumnya. Ciri pembeda yang paling penting dari perusahaan besar adalah banyaknya kewenangan yang didelegasikan. Dalam banyak hal, pengawas internal harus dapat berhubungan secara efektif dengan pe;lerima deleg8si kewenangan. Bila audit internal berkeinginan untuk mengatur hubungan politiknya, audit i'lternal perlu untuk membedakan antara berbagai sumber, jenis dan tingkat dukungan. DUkungan manajemen dapat bersifat primer atau sekunder;
umum
atau khusus; fungsional atau personal; positif, negatif atau netral; kuat atau lemah. Pola dukungan manajemen sangat dinamis dan setiap saat dapat berubah, sehingga perlu untuk dimonitor dan dievaluasi secara rutin. Cara terbaik untuk memperoleh dukungan yang lebih besar dari manajemen senior adalah dengan mendapatkan dukungan dari tingkatan yang lebih rendah diperusahaan. Pengawasan internal akan lebih berhasil apabila ia dapar meningkatkan permintaan akan pelaksanaan jasa pemeriksa. Pengawas internal melayani semua pihak organisasi. Pada dasarnya, seluruh tingkatan manajemen dapat menjadi klien audit internal.
Pengawas internal harus
memperlakukan klien dan mendukung kepentingan dari klien, dengan tetap mempertahankan loyalitasnya kepada perusahaan. Pengawas internal harus . selalu berusaha menemukan keadaan dimana jasanya mung kin dibutuhkan.
Pengawas internal harus memiliki rencana yang fleksibel sehingga ia dapal rnernanfaatkan
kesempatan dan bereaksi secara
efektif,
untuk
menanggapi pennintaan manajemen yang tidak diduga sebelurnnya. Sampai saat ini masih saja terdengar keluhan auditor internal yang mengatakan bahwa manajemen kurang memberikan dukungan.
Dukungan
akan muncul dengan sendirinya kalau auditor internal bermanfaat dan menjadi partner yang baik bagi manajemen dan organisasinya. Untuk monjadi partner yang baik bagi rnanajemen, alJditor internal harus tahu kebutuhan partner, yaitu kebutuhan manajemen. Oleh karena ilu semboyan yang mengatakan : " To be management's partner, one must first understand what management needs ". (Sawyer, 1996)
4.
SIKAP AUDITOR INTERNAL DAN INDEPENDENSI
Prioritas pertama dari sebagian besar manajer 8dalah meningkalkiln karirnya.
Perselisihan
de:!gan
manajemen
operasional
h8mpir
selalu
mendatangkan kerugian bagi satuan pengawasan internal, bahkan bila mereka menang sekalipun. Ironisnya, kemenangan yang dicapai oleh pengawas internal dapat memberikan suatu keuntungan jangka pendek bagi perusahaan, sementara bagi pengawas internal sendiri merusak kepentingan jangka panjangnya.
Dalam keadaan tertentu, dan dengan dukungan sepenu hnya dari manajemen, pengawas internal dapat terlibat dalam perselisihan guna menegakkan jurisdiksinya atau untuk mengubah sikap auditee yang bandel.
Cara
terbaik
untuk
menghindari
perselisihan
adalah
dengan
menemukan dan menerapkan suatu filosofi audit yang disusun guna mengurangi konflik.
15
Auditor harus bersikap bersahabat kepada para pekerja, membatasi diskLiSi deilgan mereka sehingga hanya berkaitan dengan pertanyaan tentang fakta, can mer,diskusikan hal lainnya dengan supervisor (ian manajer da~i
pei<erja.
Alat ukur yang sebaiknya digunakan oleh seorang auditor adalah keeukupan atau adequacy, bukan kesempurnaan. Auditor adalah bagian dari lingkungan audit. Sebaglan besar persoalan yang dihadapi pengawas internal berawal dari praktek [Jengungkapan Dtau disclosure yang dilaksanakannya. Pengdwas internal perlu memikirkan hal lain diluar pengungkapan dan pcmusatan pcrhatiannya pada usaha memeeahkan masalah.
Pengawas internal perlu seeara progresif meninggalkan gaya dan pandangan yang eenderung menimbulkan permusuhan, agar dapat sejalan dengan semangat kerja sama didalam perusahaan.
Perlu Pemikiran. Bila kerjasama didalam perusahaan adalah pola yang ingin diterapkan di waktu mendatanq. pengawas internal harus mcrubah gaya anjing pcnjaga yang sclama Inl dlterapkan menjadi gaya anjing pelaeak jika
kehandalannya
diperiukan
guna
melaeak
yafl~J
IHHgel'ak hanya
kemungkinan
terjadinya
keeurangan dan penyalahgunaan. Fungsipengawasan internal yang sematamata
hanya
mempcrhatikan
pengendalian
yang
bersifat
peneegahan,
pendcteksian dan penghukuman, tidak akan dapat diterapkan dengan baik dilingkungan perusahaan
yang memiliki kerjasama positif antar seluruh
segmen yang tcrdilflilt di dalamnya,
Agar dapat ditumbuhkan rasa kebersamaan dalam perusahaan, peng8was internal perlu menemukan eara yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap keuntungan perusahaan. Karena hal tersebut hanya dapat .dilakukan bila ada kerjasama dengan pihak manajemen dan auditee.
16
Oleh karena itu pengawas internal secara progesif harus merubah peran yang tidak tepa! dan menyesuaikan diri dengan kultur yang pada umumnya terdspat di dalam perusahaan. Bila kita meninjaunya berdssarkan sudut pandang berbagai komentar diatas, kita akan menghargai upaya sebagian satuan pengawasan internal yang memberikan pelayanan berupa penilaian dan usaha peningkatan produktivitas bagi perusahaan. Para auditor tradisional tentunya akan mengajukan pertanyaan yang sering mereka lontarkan : "Apakah kaitan ~al
antara internal
tersebut dengan pengawasan internal
yang
memperluas lingkup
kerjanya
7"
Saat ini, pengawasan
hingga mencakup bidang
penilaian produktivitas, telah menciptakan suatu hubungan kerjasama yang baik dengan manajemen operasional guna mencapai tujuan
bersama
organisasi.
Pikiran Manajemen Senior.
Hal yang menjadi perhatian utama seorang eksekutif kepala adalah kelancardn kerja tim
e~sekutif
puncak
yclfl~J
dirnilikinya. Tantangan utama
yclng rlihClrlClfli milnCljemen adalah persoalan kepemimpinan. Manajemen sangat tidak menyukai adanya kejutan, karena kejutan menunjukkan bahwa manajemen tidak memiliki kendali terhadap suatu kejadian.
Pengawas intemal semakin terlibat dalam kepemimpinan perusahaan, tanpa didasari suatu teori positif gL'na mendukung tindakannya. Pengawasan internal yang bersifat membantu dapat terwujud apabila pengawas internal memberikan kesempatan kepada manajemen untuk memegang inisiatif. Pemeriksaan internal harus dilaksanakan dengan perlirnllangan orienlasi waktu manajemen, bukan waktu pengawas internal.
Pengawas internal tidak dapat secara bebas menentukan pol a pengungkapan audit yang digunakannya.
la harus mendasarkan pol a
tersebut pada kebutuhan akan pengungkapan yang terdapat di perusahaan.
To be "manage.ment's partner," one musffirst understand what management needs.
Pengungkapan merupakan suatu sarana, bukan merupakan suatu tujuan akhir dari proses audit internal. Eksekutif
pengawas
internal
harus
meiihat
upakah
praktek
pengungkapan yang diterapkannya telah sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan lingkungan audit yang semakin mendesak.
Pengullgkapall
Jika kita perh3tikan, kita akan sadar bahwa sebagian b",sar persoalan yang dihadapi oleh pengawas internal secara langsung Illaupun tidak langsung ternyata berkaitan dengan masalah pengungkapan atau disclosure. Kita sangat Illembutuhkan suatu peni!aian yang baru terhadap praktek pengungkapan, penilaian tersebut harus terlepas dari berbagai anggapan, slogan dan hal-hal klise yang berasal dari Illasa lalu. Seseorang Illungkin akan mcngatakan bahwa profesi pcr:gawasan internal hc,rus :r.elaksakan suatu pen:njauan operasional yang cbjektif terhadap praktek pengungkapan yang dijaiankannY3.
Mari kita mempertimbangkan' soal pengungkapan audit berdasarkcm sudut pandang manajcmcn opcrasional dan auditee. Pengawas internal tidak terikat pada suatu standar Illaterialistas yang mutlak dan juga tidak harus meillasukkan seluruh aspek dari suatu kegiatan operasional kedalalll lingkup kerjanya. Sebagian besar pengawas intemal hanya memiliki hak untuk melaporkan seluruh teilluan kcpada manajemen yang Illemiliki tingkatan lebih tinggi, tanpa dapat mempersoalkan apakah teilluan tersebut ditanggapi atau tidak, serta apakah suatu tindakan korektif telah dilaksanakan terhudap teilluan tersebut atau iidak.
Saat ini pengawasan internal menghendaki agar pengawas internal mengajukan
suatu
operasional
dan
tawaran auditee.
yang Tawaran
lebih
menarik
tersebut
kepada
pada
manajemen
dasarnya
berupa
18
:/
To be "managerllent's partner,"' one-must first understand what managcmcnt needs.
penghapusan temuan audit sepanjang terdapat kepastian bahwa akan ada tindakan korektif yang akan dilakukan terhadap temuan tersebuL Pengungkapan temuan yang dihapuskan kepada manaJ8men pada tingkatar. yang lebih tinggi, yang dilakukan semata-mata uTltuk keperluan informasional, dapat dilakukan sampai dengan perincian paling luas yang diijinkan oleh pihak manajemen dan dewan komisaris.
INDEPENDENSI PEMERIKSAAN
Independensi atau kebebasan dalam pemeriksaan bukan merupakan suatu hak mutlak yang dapat dipaksa pelaksanaannya, melainkan suatu kewenangan yang perlu untuk dipertahankan. Pengawas internal tidak terbatas dari pihak manajemen, karena kebebasan tersebut berasal dari pihak manajemen. Kebebasan pemeriksaan dicapai mela!ui pomisahan
o~'gan;sasiorlal
dan status Grganisasional. Kobebasan tersebut hanya diterapkan dalarn hubungan antara petlgawas internal dengan kegiatan atau aktivitas yang diperiksanya. Kebebasan oemeriksaan merupakan suatu alat dan bukan rnGrupakan suatu tujuan. Bagan berikut menunjukkan sernbilan persyaratan yang sangat penting bagi terlaksananya pengawasan internal secara efektif, kebebasan perneriksaan (status organisasional dan pemisahan organisasional) terhadap kesembilan persyaratan tersebut. Terlihat bahwa jig a dari persyaratanpersyaratan tersebut terutama sekali hanya dapat dipenuhi sendiri oleh pengawas internal. Dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan dirinya, manajemen persyaratan
dan
dewan
tersebut
direksi
secara
dapat lang sung,
mewujudkan tanpa
sebagian
rnelalui
besar
kebebasan
perneriksaan.
19
To be "'management's partner," olle must first understand what managemedt needs.
Persyaratan Penting bagi Pemeriksaan yang Efektif
Melalu;I··i
-k·-e·b-·e· b-~as~a~n- · · ·~ ~~,~. ~~fni%-~e-~i~~~il·-~r-}---· -·-~·--···-s··-e·-c'~ra
pemeriksaan
Akses (I) Fasilitas (2) Catatan (3) Orang
)
langsung
~.---.~-- . • • . . . . •
I
(4)
\]I
Ketangg8pan auditee
··~-··l
Organi~asi
_ .•... _ ...
I
I······· .... -7 __. __ .. _.~ _______
....J.
......._. __)
.~
~s-tat~us~-J _.. Pemlsah
......- - - (5) - - _......................
Kebebasan berpelldapat ~-
..••.•...- ...- ...- •.•..- -.•
"/
<
Auditor
Untuk
waktu
yang
-~
//
{-~~--...--..
_._•..
...-.
ObJektivitas
(6) Pencegahan rasa keberpihakan (7) Kecerdasan (8) Pengetahuan
akan
datang,
bidang
pengawasan
internal
mengembangkan suatu model kebebasan pemeriksaan yang baru yang memungkinkan
terjadinya
suatu
interaksi
yang
efektif pada
berbagai
tingkatan tertinggi didalam organisasi.
Independensi merupakan diskusi panjang bahwa nilai khL!sUS dari pendapat yang dibuat oleh akuntan publik muncul karena mereka dianggap memiliki kebebasan. Anggapan ini muncul karena akuntan publik dan klien memiliki organisasi yang terpisah dan akuntan mementingkan
reputasi
profesionalnya
publik tentunya
dibandingkan
lebih
dengan
mempertahankan hubungannya dengan salah satu klien.
20
To be "management's partner," one must firstunderstand what management needs.
Apabila seorang akuntan publik berhenti dari kantor akuntan publik dan Kemudian bekerja dbuatu perusah:Jan, anggapan bahwa ia sehagai seorang akuntan puhlik memiliki kebehasan, menjadi tidak berlaku apabila la melakukan pemeriksaan bagi atasannya sendiri.
Terdapat
bukti
yang
eukup
yang
menunjukkan
bahwa
usaha
pengawas internal untuk meniru kebebasan yang dimiliki oleh akuntan eksternal eenderung mengakibatkan berkurangnya keefektivan mereka, karena mereka menjadi terasing dari organisas; mere!<:a sendiri. Para iJengawas internal baik penganut pandangan tradisional maupun baru, perlu untuk
melakukan
herbagai
pemikiran
ulang
mengenai
kebebasan
pemeriksaan internal. Berbagai teori dan gaya kebebasan pemeriksaan yang dikembangkan oleh profesi akuntan publik atau independent auditing tidak coeok untuk diterapkan oleh pengawas internal yang berusaha mewujudkan seluruh potensinya.
Persoalan ini muneul karena pernyataan yang dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors (liA) sehubungan dengan masalah kebehasan
pemeriksaan, bersifat
kurang terperinei dan tidak eukup memberikan
penekanan yang diperlukan. Hal ini mengakibatkan pengawasan internal dapat menerapkan
pandangan
tentang
kebebasan
pemeriksaan
yang
validitasnya diragukan atau kurang mendalam.
Satuan pengawas internal tidak akan dapat menjalankan tugasnya dengan baik apabila ada sejumlah anggotanya yang tetap berpegang pada pandangan rancu tentang kebebasannya dari pihak manajemen. Ironisnya, pihak manajemen sendiri dapat menjadi penyebab kebinggungan yang dialami oleh pengawas internal sehubungan dengan masalah kebebasan pemeriksaan, karena pihak manajemen seringkali tidak menyadari bahwa sesungguhnya ia dapat berperan dalam mendukung aktivitas pengawasan internal. Apabila antara pengawas internal dan manajernen tidak ada kornunikasi yang memadai dan manajemen tidak mengutarakan apa yang
21
berada didalam pikirannya secara jelas, hal yang dapat dilakukan oleh pengawas
inte~nal
hanyalah menduga apa yang sef:Jenarnya diinginkan oleh
pihak manajemen. Apabila pengawas internal mengalami kesulitan dalam menentukan apa yang ia kehendaki oleh manajer.1en, pengawas internal cenderung berusaha untuk membebaskan diri dari pihak manajemen.
Apabila manajemen senior tidak sepenuhnya mendukung fungsi pengawasan internal, akan ada beberapa persoalan yang kemungkinan b8sar terjadi. Pertama, oengawas internal mung kin akan bersikap mencari amann,,'a dan tidak pernah berusaha untuk melakukan pemeriksaan terhadap manajemen atau aktivitas-aktivitas yang berarti. Hal ini tentunya tidak dikehendaki oleh mereka yang berusaha untuk memajukan perusahaannya dalam suatu ekonomi yang sangat kompetitif. Atau, pengawas internal akan mengerahkan keberanian dan usahanya berdasarkan perkiraan terbaik tentang maksud pihak manajemen yang sebenarnya. Terakhir, pengawas ;nternal mungkin bertindak sesuai dan sejalan dengan maksud pihak manajemen, akan tetapi di mata organisasi secara keseluruhan, tampak bahwa pengawas internal mengambil alih inisiatif
dan kewenangan pihak
manajemen. Adalah hal yang menyedihkan apabila manajemen kemudian memilih untlJk menghambat pekerjaan pengawas internal akan merusak sebuah aset perusahaan yang berharga.
Pendekatan pengawasan internal yang baru berusaha secara aktif untuk memperluas lingkup pekerjaannya hingga mencakup seluruh pihak yang berada dibawah direktur utama, agar potensi yang ada pacta dirinya efektif dan bermanfaat untuk organisasi. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut dengan sukses dan efektif, perlu dikembangkan suatu komunikasi yang
efektif dengan
pihak
manajemen
senior
dengan
tujuan
untuk
menghilangkan segala ketidakpercayaan dan kesalahan pahaman.
22
To be f'management's'partlt'er," one murt first understalld,:what management needs.
5.
KONSEP KEMITRAAN
Konsep
kemitraan
terhadap hubungan kenyataannya,
merupakan
pendefinisian
ulang
yang
radikal
an!ara pengaw2s internal dan manajemen. Pada
konsep kemitraan telah
memberikan
arah
yang
harus
ditempuh oleh pengawas internal apabila ia ingin memenuhi berbagai persyaratan yang dituntut oleh hubungan pelaporannya yang baru, sehingga ia dapat menempatkan dirinya secara efektif dalam lingkungan auditnya.
Konsep kemitraan ini cukup radikal dan senng dianggap sebagai penyangkal terhadap kebebasan pemeriksaan dan pembelot kepada pihak manajemen. Pihak manajemen sendiri mungkin ada yang beranggapan bahwa tidak ada satu orang pun yang mengundang pengawas internal berusaha untuk menjadi mitra, semata-mata untuk kepentingannya sendiri.
Pada urnumnya, usaha untuk rnenolak konsep kernitraan dalarn pengawasan internal dapat dianggap sebagai suatu tanggapan ernosional yaitu usaha untuk rnernpertahankan status quo yang selama ini telah ada. Konsep kernitraan sesungguhnya tepat untuk dilaksanakan pada saat ini dan sesuai
dengan
real ita
lingkungan
audit
yang
semakin
berkembang.
Sesungguhnya konsep kemitraan dapat diterima berdasarkan pertimbangan rasional dan emosional.
Apakah arti dari konsep kernitraan dalam pengawasan internal? Pad a dasarnya, konsep ini merupakan usaha untuk rnelepaskan diri dari filosofi pengawasan internal yang sifatnya tidak bersahabat. Pengawas internal bukan lagi rnerupakan pihak luar didalarn perusahaan, yang ditakuti dan kurang dipercaya oleh sebagian besar orang didalarn perusahaan. Konsep ini mengandung arti bahwa sasaran yang ingin dicapai oleh pihak rnanajernen dan pengawas internal adalah sarna.
23
To be-','management's partner,~_{~~e mus(first un~efStand what m
Konsep ini Illengandung arti bahwa sekalipun pengawas internal terpisah
dari
aktivitas yang diperiksanya,
pengawas
internal
mellliliki
hubungan yang erat dengan pihak Illanajelllen, yang Illerupakan pendukung pelaksanaan pellleriksaan yang di:akukannya. Secara sing kat, konsep ini berarti bahwa pengawasan internal Illerupakan bag ian dari manajelllen, seperti halnya fungsi penelitian dan pengelllbangan, produksi, pelllasaran, keuangan dan berbagai fungsi khas lainnya yang ada di perusahaan. Konsep kemitraan tidak berlllaksud Illengabaikan peranan khas yang dillliliki oleh pengawas internal didalalll perusahaan. Pengawas internal dapat saja berbeda dari bel bagai fungsi Illanajemen lainnya akan tetapi tetap menjadi bag ian dari manajemen. Selanjutnya konsep kemitraan dapat Illemberikan berbagai jenis pelayanan
yang
diharapkan
oleh
manajelllen
dari
pengawas
internal
(Hiro,1997:130) yang dapat saja meliputi: 1)
Pengendalian Akuntansi Internal;
2j Pencegailan dCln Penciektesian :<ecurangan; 3)
POllloriksaan :<euangan;
~)
Pellleriksaan Ke;aatan atau Compliance Auditing;
5) Pellleriksaan Operasional; 6) Pemeriksaan Manajemen; 7) Pellleriksaan Kontrak; 8) Pellleriksaan Electronic Data Processing (EDP); 9) Pekerjaan dalam Pengawasan Internal; 10) Pengembangan Kualitas Personal; 11) Hubungan dengan entitas di luar perusahaan. Kelllitraan dengan pihak Illanajelllen pada akhirnya akan melllperkuat kebebasan pengawas internal dalam Illengelllukakan pendapat dan akan Illeningkatkan
efektivitas
pengawasan
internal
secara
keseluruhan.
Pengawas internal harus dapat menerillla berbagai aspek problelllatik dalalll penerapan konsep kelllitraan, bila ia ingin Illeningkatkan perannya di dalam perusahaan.
24
j
TO.be ~~management's_p~ftner~\!-;,~.one·-mtisr,n,rst;understand what management needs. , :' . -." .
Dalam masalah pengendalian akuntansi internal, pengawas internal harus memberikan dukungan kepada pihak manajemen. DalafTt masaiah yang berkaitan dengan kecurangan, konsep kemitraan menghendaki agar pengawas internal memandang pihak manajemen sebagai seorang klien, bukan seorang tersangka. Kecurangan merupakan hal yang menjadi urusan manajemen dan pengawas internal bcrperan dalam memberikan saran berdasarkan keahlian yang dimilikinya. Pengawas internal harus tetap menangani masalah pengendalian dan menjauhkan diri dari masalah I<eadilan d8.lam menyelesaikan persoalan
kecurangan yang
teriadi di
perusahaan.
Auditor finansial harus menjadi seorang teknisi yang memiliki sudut pandang manajemen. Mereka harus lebih memberikan penekanan terhadap pengevaluasian tentang berarti tidaknya dampak dari suatu masalah, dan mengembangkan
cara
penyelesaian
masalah
tersebut.
Untuk
dapat
melakukan hal tersebut, auditor finansial harus dianggap sudah cukup profesional dan dibebaskan dari program serta jadual audit yang ketat.
Dalam pemeriksaan kemitraan
menghendaki
memperhatikan
kehendak
ketaatan atau agar baik
compliance auditing,
pemeriksaan pihak
dilaksanakan
rnanajelTlell.
Cara
konsep dengan
terbaik
Jal i
pengawas internal untuk memperoleh nama addlah apablla pihak lain membicarakan tentang hal-hal yang baik dari pengawas internal.
Dewan operasional
komisaris hingga
pelaksanaannya.
akan pihak
Berdasarkan
mendukung
pelaksanaan
pemeriksaan
manajemen
sendiripun
mendukung
pelaksanaan
pemeriksaan
hal
tersebut,
operasional hanya akan berhasil dan berkembang apabila dijalankan dalam semangat kemitraan dengan pihak manajemen. Tujuan dari pemeriksaan operasional
adalah
untuk
memperbaiki
dan
membantu. bukan
untuk
mengungkapkan dan menang. Dalam persoalan yang sangat sensitif, hal yang
sebaiknya
menjadi perhatian
utama
auditor manajemen adalah
25
\,
keadaaan
yang mungkin untuk diwujudkan atau future truth.
Auditor
manajemen harus bcr3ikap lebih dari sekedar mitra, ia harus bersikap sebagai teman daii pihak manajemen. Sedangkan auditor EDP harus menjalankan peran yang lebih dari sekedar peran teknisnya, dan membawa persoalan pengendalian EDP ke tingkat politik di perusahaan.
Pengawas internal secara progresif harus meninggalkan definisi pekerjaan audit yang sempit dan harus mempersiapkan diri untuk terlibat dalam aktivitas yang lebih bebas dan kurang terstruktur, yang terkait dengan proses kepemimpinan perusahaan. Produktivitas fungsi pengawasan internal akan meningkat apabila pengawas internal lebih terlibat dalam kegiatan konsultasi internal, dan pengawas internal dapat menunjukkan semagat kemitraan dengan pihak manajemen bila internal audit dengan senang hati memberikan orang-orang terbaiknya untuk ditempatkan dan dipromosikan ke bag ian lain.
Pengawas internal hanya memiliki kewajiban untuk memberitahukan temuan audit secara terperinci kepada pihak manajemGn atau perusahaan. Pengawas internal tidak berkewajiban untuk memberitahukan temuan audit secara terperinci kepada pihak-pihak di l[Jar perusahaan, kecuali apabila ia diinstruksikan untuk meJakukan hal tersebut; dan kemitraan dengan pihak manajemen sangat membutuhkan kesabaran !
Saat ini pengawas internal perlu menolak terhadap berbagai konsep dan sikap yang cenderung menimbulkan pertentangan antara pengaw8s internal dengan auditee, manajemen operasional, dan bahkan manajemen senior. Pengawasan internal saat ini tidak ingin jika penga'Nasan internal secara khusus diasosiasikan dengan berbagai pengendalian preventif dan detektif.
Pengawas
internal
perlu
memperluas
konsep
pengendalian
manajemen, sehingga meliputi seluruh tindakan dan langkah-Iangkah positif yang akan mendukung tercapainya berbagai sasaran perusahaan. Dengan bekerjas8ma dalam mengembangkan langkah-Iangkah pengendalian melalui
26
To, i)~ ,,~4I1laJl agement's'p'~,t:mer,", -, one must)h:s~:un4.~rstand ~b~t- nianagclficn t Ileed~.
pemberian
konsultasi
internal
seluruh
tingkatan,
pengawasan
internal
berusaha untuk memberikan kontribusi positif bagi kesuksesan perusa:laan, yang dilaksanakan dalam semang&t kemitraan dengan pihak rnanajemen.
KEKUATAN AUDITOR iNTERNAL
Kekuatan fisik dan sosial adalah hal yang baik. Kekuatan sosial yang terdapat didalam perusahaan merupakan manfaat pribadi yang sangat besar bagi pengawas intern",!. Pengawas internal ha,us memandang seluruh anggota perusahaan seb;::gai teman dan sekutu ekonomi, yang usaha bersama dan gabungannya sejalan dengan usaha pengawas internal untuk mencapai suatu manfaat guna kepentingan bersama.
Kekuatan sosial bersifat timbal balik. Setiap orang memiliki kekuatan dan tidak ada satu orangpun yang tidak memiliki
kekuatan. Politik adalah
proses dalam memperoleh, mempertahankan dan menggunakan kekuatan. Karena politik merupakan aspek dari kekuatan yang sangat penting, dampak negatif yang terkadang diakibatkan oleh politik harus dipandang dengan penuh toleransi dan rasa humor.
Kekuatan setiap orang ada batasnya. Pengawas internal memiliki kekuatan. Pengawas internal harus memaham: besar dan batasan dari kekuatannya,
dan
juga
kekuatan
pihak
lain.
Pengawasan
internal
menjalankan politik. Pengawas internal berusaha memperluas pengaruhnya; aktivitas
pengawas internal mempengaruhi
cara bagaimana perusahaan
diatur ; dan temuan pengawas internal memiliki dampak terhadap citra dan status dari para pencari kekuatan di dalam organisasL
Intensitas kekuatan lidak bersifat konstan, melainkan cenderung untuk naik dan turun sesuai dengan perubahan keadaan. pengawas internal cenderung lebih
rendah
Kekuatan normal
bila dibandingkan dengan
27
kekuatan normal auditee. Suatu temuan yang sangat berarti secara material akan meningkatkan kekuatan pengawas internal.
Aliansi akan meningkatkan kekuatan. Auditor harus berhati-hati agar tidak menciptakan suatu keadaan yang cenderung mengakibatkan timbulnya aliansi kekuatan yang menentang pengawas internal.
Suatu kepemimpinan yang efektif membutuhkan kompetensi mengenai pemailaman
dan
renuglJllililn
kekuatan.
Pengawas
intemal
harus
menggun2kan kekuatannya secara bijaksana agar dapat mencapai tujuan yang dikehendaki, serta menghindari konfiik yang tidak seharusnya terjadi. Konflik antara audilor dengelll auditoo cenderung merugikan kedua belal1 pihak, sebaiknya kerjasama diantara mereka hampir selalu menguntungkan para pihak dan organisasi .
.ItJrisriiksi cian pola kerja dari auditor finansial telah ditetapkan dan dil1argai sejak waktu yang lama, sel1ingga l1ak untuk memeriksa yang dimilikinya sangat jarang ditenlelng. Seorang uuditor mud a suatu sa at merasa heran bahwa ia telah bekerja selama beberapa tahun tanpa pernah menyadari bahwa ia menyebabkan orang lain merasa ketakutan, sampai akhirnya ia menangkap pembicaraan dua orang auditee tentang apa yang telah ia kerjakan selama ini.
Adalah hal yang umum terjadi disebagian besar perusahaan jika auditor menajemen dan auditor operasional bekerja didalam lingkungan yang secara politik lebih bergolak dibandingkan dengan yang dihadapi oleh auditor finansial. Adalah hal yang biasa bagi iludi/ee untuk mempertanyakan berbagai kualifikasi yang digunakan olel1 auditor, dan terkadang auditee mengajukan keberatan secara kasar terhadap temuan yang diperoleh olel1 auditor manajemen atau
auditor operasional. Karena alasan ini, auditor
manajemen seringkali harus mengutip ketentuan bagi satuan pengawasun
28
To be "mal1a.gcrncct's partner," one must first understand what management needs.
internal dan harus meminta dukungan pihak manajeman guna menghadapi auditee yang i<eras kepala.
Pengawas
~nternal
karena pengaruh keadaan, memandang dirinya
berada di pihak manajemen dan terlibat di dalam pertikaian melawan pihak yang menolak untuk mengakui kebenaran dari maksud satuan pengawasan internal. Saat ini, pengawas internal seringkali merasa bingung dan frustasi karena manajemen seringkali tidak memberikan dukungan hingga tingkat yang diharapkan. Meng8pa ini terjadi
?
Masalah ini perlu diadakan penelitian
lebih lanjut.
6.
LAPORAN HASIL FEMERIKSAAN DAN TINDAK LANJUT
Pengawas internal yang baru menekuni profesinya atau yang belum per1ah rnendapa! latihan penulisan 18poran pemeriksaan, perlu menyadari bahwa suatu laporan pemeriksaan akan dianggap baik apabila memenuhi empa! kriteria mendasar yaitu; objektivitas, berwibawa ( authoritativenness ), keseimbangan dan cara penulisan yang profesional.
Pengawas internal harus selalu mengingat keempat hal diatas pada saat ia merancang, menulis dan memperbaiki laporannya. Apabila ia memenuhi keempat kriteria tersebut, laporan yang ditulisnya pasti akan memiliki nilai yang baik. Selain itu, penyelia dan manajernya pasti akan menyukai laporan yang telah ia susun. Mereka mungkin tidak dapat menjelaskan alasannya secara tepat, namun pasti, mereka menyukainya. Mereka mungkin saja meminta pengawas internal untuk melakukan beberapa perubahan kecil, namun mereka akan tetap beranggapan bahwa pengawas internal
telah
melaksanakan
tugasnya
dengan
baik,
dan
kita
akan
memulainya dari yang pertama yaitu objektivitas.
29
To be "management's partner," one must first understand what management needs.
Objektivitas
Suatu
laporan
pemeriksaan
persoalan dalam pemeriksaan,
yang
bu~\an
objektif membicarakan
pokok
perincian prosedur2.1 atalJ hal-hal lain
yang dip0rlukan dalam proses pemeriksaan. Banyak hal yang dapat dijadikan petunjuk oleh pembaca untuk mengetahui apakah suatu laporan ditulis oleh seorang pengawas internal yang profesional ataukah yang relatif amatir. Pada
umumya,
seorang
pengawas
internal
yang
amatir
cenderung
menampilkan dirinya. la tidak menulis tentang hal yang pokok pembahasan, melainkan menulis tentang dirinya d8n pemeriksaan yang dilaks8nakannya. la menu lis secara terperinci tentang bagaimana ia merencanakan, memL'lai dan menyelesaikan pemeriksaan. la lebih banyak memberikan gambaran tentang tes audit, dibandingkan dengan hasil dari tes itu sendiri. Gaya bahasa yang ia gunakan cenderung menjadikan dirinya dan hal yang ia kerjakan sebagai fokus, bukan pada operasi atau pengendalian yang seharusnya menjadi pokok pembicaraan yang sesungguhnya dalam laporan yang dit:Jlisnya. Berwibawa Berwibawa atau authoritativenness adalah kata yang nampaknya janggal untuk menggambarkan suatu sifat yang harus ierdapat dalam sebuah laporan pemeriksaan. Apakah maksudnya bila kita mengatakan bahwa sebuah laporan pemeriksaan harus berwibawa ? Maksudnya adalah laporan pemeriksaan terse but harus dapat dipercaya dan mendorong para pembacanya untuk setuju dengan substansi yang terdapat di dalam laporan tersebul. Para pembaca tersebut belum tentu akan menerima temuan, kesimpulan dan rekomendasi pengawas internal dengan senang hati, namun mereka tidak cenderung untuk menolaknya. Mereka percaya kepada pengawas internal dan percaya pad a laporan pemeriksaan. Dipandang dari hal tersebut, kewibawaan
merupakan inti dari pemeriksaan
dan penulisan
laporan
pemeriksaan yang efektif.
30
To be "management's partner," one must" first understand what management needs.
Kewibawaan berawal dari adanya pernyataan tentang tujuan dan lingkup pemeriksaan yang jE;las, relevan dan sesuai dengan waktu, sehingga pembaca laporan pemeriKsaan mungkin akan bertClnYCl-tanya, hal a"a lagi yang baru ? A:,an t'ltapi pada umumnya, pengawas internal lelah kehilangan kewibawaan sejak bag ian awallaporan pemeriksaan yang lemah, bercabang, tidak jelas, terlalu panjang lebar dan benar-benar menjengkelkan. Apabila hal III I
terjadi,
usaha
yang
dibutuhkan
oleh
pengawas
internal
untuk
laporan
yang
mengendalikan kredibilitas sangatlah berat. Keseimbangan Laporan
pemcriksaan
yang
seimbang
adalah
m3mbcrikan gambaran tentang organisasi dan aktivitas yang ditinjau secara wajar dan realistik. Keseimbangan adalah keadilan. Keseimbangan adalah memperlakukan
auditee
sebagaimana
pengawas
internal
memperlakukan seandainya mereka bertukar peran. Keseimbangan adalah, atau sudah seharusnya menjadi aturan utama yang mendasari pengawasan internal. Walau demikian, aturan ini ternyata iebih sering dilanggar oleh pengawas internal. Sebagaimana )elah dikatakan sebelumnya, pengawas internal pad a umumnya adalah orang yang memiliki sifat dan sikap yang baik. Mereka pad a umumnya
beranggapan bahwa mereka telah memperlakukan auditee
dengan wajar. Walau demikian, kita pun mengetahui bahwa doktrin dan sikap yang lama, kebutuhan untuk menghemat sumber daya audit internal serta berbagai kead;:;an yang terdapat di sekitar pelaksanaan suatu pemeriksaan mung kin saja akan mempengaruhi keseimbangan penulisan laporan hasil pemeriksaan. Pengawas internal harus peka dan memahami apa yang akan dirasakan oleh auditee, seandainya laporan pemeriksaan yang ia tulis tidak memiliki keseimbangan. Untuk itu, pengawas internal hanya perlu mengingat reaksi yang pad a umumnya ia berikan disaat dirinya sendiri dievaluasi oleh pengevaluasian pihak lain.
31
To be Hmanagement's
partncr,~'
one musf first understand what management nccds.
Cara Penulisan yang Profesional
Selain harus efektif, berwibawa dan berimbang, laporan pemeriksaan harus ditulis secara profesional agar penulisan tersebut efektif. Laporan pemeriksaan yang ditul;s secara profesional adalah laporan pemeriksaan yang ditulis dengan memperhatikan sejumlah unsur yaitu : struktur, kejelasan, keringkasan, nada laporan dan pengeditan.
Laporan Cldalah Hasil Audit Dari uraian sing kat diatas, rnaka dalarn penulisan laporafl perneciksaan haruslah objektivitas, kewibawaan, keseirnbangan dan cara penulisan yang profesional. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan agar pengawas internal dapat menuliskan laporan perneriksaannya secara profesional adalah : struktur, kejelasan, keringkasan, nada laporan dan pengeditan. Laporan perneriksaan bukan rnernberikan uraian tentang pengawas internal, proses perneriksaan atau konsep audit, rneiainkan rnenguraiKan tentang dunia auditee. lsi laporiln perneriksaan tidak boleh dikaitkan denga!1 auditee selaku pribadi, rnenonJolkan diri pengawas internal, meng;Jerakkan
ataupun menyinggung perasaan. Kewibawaan (authoritativenness) berawal dari pernyataan yang jelas tentang tujuan dan lingkup pemeriksaan, fakta dan hasil observasi yang kuat, kriteria pengevaluasian yang pantas, relevansi, arti penting dan dampak, serta rekomendasi yang layak. Pengawas internal perlu bekerja keras untuk mewujudkan adanya keseimbangan di dalarn laporannya apabi/a ia ingin agar pengawasan internal dapat berhasil. Laporan
yang
didistribusikan
kepada
sejumlah
pembaca
yang
heterogen harus dibuat dengan sedemikian rupa, sehingga jelas dan dipahami
oleh
pembuat
keputusan
yang
paling
berpengaruh
dalam
menanggapi temuan audit. Walau pembuat keputusan tersebut mung kin
32
To he "management's partner/' one
bukan
merupakan
pemeriksaan,
ia
orang harus
yang
mu~'t fir~'t
under.stand what management needs.
seeara
dianggap
langsung
sebagai
menenma
pembaea
laporan
laporan
yang
sesungguhnya. Pengertian kejelasan dan keterusterangan yang kasar adalah dua hal yang berbeda dalam laporan, dimana kejelasan merupakan ungkapan pikiran,
sedangkan
keterusterangan
yang
kasar merupakan
ungkapan
emosional. Laporan pemeriksaan harus memiliki nada sebagaimana layaknya sebuah laporan oemeriksaan. Laporan tersebut harus bern ada rendah, tidak dikaitkan dengan pribadi dan tidaK emosional. Pengawas Internal sebaiknya tidak memberikan pujian atau kritik di dalam laporannya, akan tetapi melaporkan tentang baik buruknya opHasi, pengendalian, proses dan hasil. Pujian dan kritik adalah hal yang mengundang resiko dan tidak perlu untuk dilakukan.
Standar yang
harus diterapkan
dalam
pengeditan
laporan
pemeriksaan ialah kesempurnaan. Pengeditan yang buruk menunjukkan bahwa pengawas internal tidak mempcdulikan kual;las hasil pekerjaannya. Laporan adaleh kunei dari audit. Dalam upaya untuk menyampaikan tujuan,
saat
inl
pengawasan
internal
berusaha
untuk
Illengurangl
ketergantungan terhadap dukungan manajemen senior serta meningkatkan dukungan dari manajCr operasional dan auditee. Strategi illi akan sangat berpengaruh
terhadap
cara
penulisan
laporan
pemeriksaan.
Laporan
pemeriksaan gaya baru akan tetap mempertahankan kualitasnya, namun memiliki nada yang lebih bersahabat dan lebih Illenunjukkan keinginan untuk membantu, serta Illenghindari sikap mengkritik. Objektifitas, keseilllbangan dan sikap mendukung adalah hal yang Illenjadi ciri dalam penulisan laporan berdasarkan pandangan pengawasan internal saat ini. Dalam pengawasan internal saat ini, laporan peilleriksaan akhir akan jarang sekali dipergunakan sebagai alat untuk berkonfrontasi dengan manajemen operasional. Ketidak sepakatan yang ada akan dinegosiasikan terutama
sekali
melalui
proses
informal
yang
berlangsung
selama
pelaksanaan pemeriksaan. Apabila pengawas internal menyadari bahwa
/'
"
33
To be «management's partner," one must first understand what management needs.
posisinya mendapat dukungan dari manajemen yang lebih tinggi, ia dapat menggunakan seg31a sarana yang tersedia untu k menunjukKan iakta ini sebelum ia memerbitkan laooran pemeriksaan yang final. Apabila ,1lanajemen tidak akan memberikan dukungan, pengawas i:lternal tidak begitu merasa perlu untuk menyatakan f:etidaksetujuannya di dalam laporan pemeriksaan yang final, kecuali dalam hal di mana kesejahteraan organisasi akan terancam.
Tindak Lanjut Konsep kemitraan dengan pihak manajemen dan konsep pengawasan internal yang bersikap membantu ,nanajemen, menghendaki agar pengawas internal sepenuhnya menghargai hak manajemen untuk menolak suatu rekomendasi audit, bahkan apabila sangat tidak sepakat strategi yang
sekalipun Satu
mungkin diterapkan untuk menangani ketidak sepakatan
tersebut adalah mEOmasukkan temuan yang belum terselesaikan ke rjalam sebuah arsip khusus untuk selanjutnya ditinjCtu kembali. Apal,ila ada waktu luang, pengawas internal dapat mengadakan suatu riset khusus unt:Jk mencari
berbagai
hal
guna
lebih
mendukung
temuan
yang
belum
terselesaikan tersebut. Selanjutnya, pengawas internalharus menentukan apakah kondisi yang merugikan, yang berkaitan dengan temuan yang belum terselesaikan tersebut telah semakin memburuk. Apabiia kondisi tersebul telah cukup buruk, pihak manajemen tentu akhirnya akan menyadari bahwa ia me:Jghadapi suatu masalah, dan ia mungkin akan meminta bantuan pengawas internal.
Dalam menindak lanjuti hasil pemeriksaan auditor internal jangan bersikap seolah-olah menjadi jaksa selaku penuntut umum. Auditor internal sudah cukup arif apabila ia dapat bersikap dan meniru sikap Abunawas
(Hiro, 1997) yang selengkapnya sebagai berikut.
34
To be "management's partnel-," one must first understand what management needs.
AllUNAWAS
Abuna\vas <;angal pri!13tin mcliklt Sultannya yang bijaksana dan adil dikelilingi olch para pejabat kerajaan yang korup dan tidak jujur. Abunawas diijinkan mcnghadap Sultan dan di pintu gerbang diccgat penjaga . " Mau kcmana ?" tanya penjaga dengan seramnya. "Mcnghadap Sultan ", jawab Abunawas. "Tidak bisa, Sultan sedang sibuk "jawab penjaga dcngan ketus. " Tolong carikan jalan. Pokoknya bereslah ". " Bcres, beres ... , asal tahu sama tahu ya, " sahut penjaga. " Gampang, saya mcnghadap Sultan akan mcngainbil hadiah ", k,Ha Abuna\vas.
Maka
(h~ngan
mCnlbullgkuk dan ramah Abunawas dipcrsilahkan Ill
SClc!ah Sultan mC1Hkngar Abull;:l\VaS akan Illcnghadap Sultltl -;;Ill~~:j[ ~.:l'nlhl:;1
dan mcnjcmpUtllY;l scndiri kc ba\:l!1"llng. " Kau yakin Abunawas, bahwJ cngkau dJPat ini '.1", tanya SultJll. '- Sanggup Paduka" jawJb Abulli.lwas.
mengJ[Jsl
kc.\ull!.lll ncge!!
Sctelah Ah!ll3WaS disuruh mC':ngganti pakaian yang kumal diijlllkan llll'ngikutl sidang dengan para Menteri, tctapi peei yang buruk dan tidak karu;ll\ warna dan baunya [l'lap dipakaillY:l. i'v1C])s
i\-1aaf" Sult:u:, peci buruk \V;H'Il:! dan bentuknya inl 111Clul';lh:;Jn pC'-'l wasial. Dcngan mcmakai pee! Ini dapat meliha! h
Cohalah
Menteri Abbas gernctar dan merasa ia telah mcrasa mcmakai uang ncgar:l U1l1uk kepentingan prihadinya. Dengan muka pucat diambilnya peel Abunawas yang baunya busuk, banyak daki dan noda-noda hitam peninggalnn keringalllYJ. Tak tcrlihat apa-apa, apalagi bayangan surga. Namun karena takin kClahu:111 bahwa ia menggerogoti uang ncgara, maka Mentcri Abbas mclaporkan
" llebat Paduka, surga itu sangat indah ". Sultan sangat takjub dan menyuruh mcnteri Hassan mencoba peel Ab1lnawas. Demikian pula Menteri Hassan, agar tidak ketahuan bahwa ia juga udak scdlkn rncmakai uang negan, berscmbahlah ia : " Duh Paduka, benar-bcnar indah surga itu " Demikianlah semua Menteri melakukan hal yang sarna. Tcrakhir Sultan ingin mencoba dan setelah dicobanya Sultan sangat heran. Ja merasa tidak pemah memakai uang negara, mcngapa tidak dapat mclihat bayangan surga. Malah Sultan bersin-bcrsin dan muntah-muntah mencium bau pcci Abunawas.
To be "managcmcnt's-partner," one must first underst.and what management needs.
" Hai Abunawas, tv1cntcriku rnclihat surga kcnapa saya tidak ? Yang Dya 1ihat hanya daki da;) bekas kcringatl11tJ saja. ladi Mentcriku jujnr-jujur dan akulah 5i penghianat dan komptQr ?" hardik Sultan kepada Abunawas. Abunawas berdiri dari dudt:knya dan rnenatap mata para Menter! berkata
s<~~dbil
" \\13h3i Paduka yang adil dan bij;:d(<;"n::l Pm1f::ls nr:Bni ini kacau dan terus melarat, lantaran para Menteri Paduka sernua penjilat dan pcnipu.Mereka tidak mclihat apa-apa di peei kumal harnba, tetapi mereka meJaporkan mclihat surga, lantaran rnereka merasa bcrsa!ah telah menghianati Sultan.Merek:: takut pada bayangannya send!ri, bayangnl1 kcpalsuan dan kccu\a::an mcreka ". iaror Abunawas. Sctclah Sultan !Ilcndl'ngar laporan Abunawas, 111C1tz<1 Sultan berpikir
7.
HASIL SURVAI PERKEMBANGAN AUDIT INTERNAL
Laporan
survai
Harvard
University
(Chambers,
1981
10)
menunjukkan banwa aUdit internal tSlah msnangani sekitar 30% etisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan. Oi samping itu audit internal sem3Kin hanyak memberikan pelayanan kepada manajemen dimana aktivitas audit tidak lagi terfokus pada bidang keuangan namun telah banyak ke bidang operasional antara lain produksi, penjualan, distribusi, personel dan sebagainya. Hal ini nampak pada tabel di bawah, di mana bidang-bidang di luar keuangan semakin banyak mendapatkan perhatian audit.
---~;---------
Bidang
. .--.-,...---c
-----------
1964
(%) ---+--
Electronic Data Processing
64
79
Management Information System
48
60
Organizational control
44
63
To be "management's partner," one must first understand what management needs.
Daftar di bawah menunjukkan bahwa secara keseluruhan kegiatan audit bidang keuangan oler. auditor internal menu run dari 73 % di tahun 1968 menjadi 58 % di tahun 1975 (IIA U.S, 1976: 23; IIA UK, 1977)
'--~--"
Uraian
1968 .~
..
_i%) .....
~~--.-
Not available
89
US and Canada
Not available
61
Eis where
Not available
5~
World wide
73
__.
~-
1975
(0/02.___
UK (per UK survay)
-_.
..
I I
58 --~------.
J
Pittsburgh tentang attitude dan role auditor internal mengambarkan sebagai berikut :
Description
ATTITUDES TOWARD AUDITGr.:zS Number
Negative Neutral Positive Mixed
11 20 10 1
"42-
"I<) cf 'Tetal 26
48 24 2
ROLE Teacher Policemen Attorney Mixed
3 15
6 2 26
Dari hasil survai ternyata auditor internal atitude dipandang positif hanya 24 % dan rolenya sebagai guru atau penasehat hanya 11 %. Sikap inilah yang ingin diperbaiki oleh para praktisi audit internal, seperti yang dikemukakan oleh Courtemanche (1982: 77) :
Dari penelitian yang k3mi lakukan terhadap audit internal BUMNI BUMD di Indonesia nampak sebagai berikut :
1. F}erkembangan BUMN Tahun 1993-1995
Urai'::Jn
i
1. Status BUMN : 3.
,:oJI
20
Porum
160
b. Pefsero
3
Jurdah
---133---1 ~
2. Tingkal !-c:::sehatan : C1. Sang3t
I
3e~lat
b. Sellat
c. l
Jurniah
3. Jumlah BUMN y<:1:1g :
I -
b. Menderita rugi Jumlah
--.-~--
15l
3
I-~~ 178 .
~
--.-.--~-
42
52
49
38
33
43
35
37
62
.19
__.,: I
a. Memperoleh laba
182 -..--..
11,
b. l_aba sebelum pajak
c. AktivrJ d Modal sendln
I
e_~on~~~~~~epada neg~
__
I
154
160
155
29
22
23
183
182
178
83.494
87.764
99.432
l.916
8.499
9.693
333.965
352.369
375.683
76.646
92.191
101.751
1.400
1.224
1.512
-.J I
-I
182____I_-~--, 78---
14. Keuangan (dalam miliar rupiah) : a Penjualan
II
FF.:,w;:~~:~~:,~::=t .1993 ~ 1_"';~_~~_1~~~__
··_J
tahun,m ( PKPT ) " 13UMN
I i
b.
I
!,
;2 I
I
8UMND/L
Jurn1ah
I
I I
183
1 ..
,
~3.81
.......
I
<20.
i
132
1'.- 39'1_.j ···:>~?···ii
f- 4"----1-
a. I).
1B3
l3UMN BUMND/L
.-"40_.
1
I
e.
(i.
OU21ified opinion: I) BUMN 2) SUMND/L Adverse opinion 3) BUMN 4) BUMND/L. No opinion I) BUMN 2) 13UMND/L
I I
I
(~~o;0)._i__ .Y 0%
L_I
.
:
404
I
I
1149
1147
I J05.
254
i
J
378
I
435
I
b.
I
257
.~?~?~I._ ..?~.~_._. 221
.!urnlall
f:Jc;nyataar; per.d ak:JI"'\tEiil " Unqu31ified opinion: I; BUMN 2) 8UMND/L
!
'177
_.j 9.'l% L~L_
I'
I
Sucjah terbit SP nya :
I
i
1B2
I J23
I
301
270
I 23
12Jl
103
6
'1
32
11
!i:.2
50
1
2
11 I 21
!i'\
143
1
5
8
19
6
J
25
lJ3
11
2
9
25
. . ~___~~n~'~!~__l__ 43~_:__._~:._.__ :_:_37~:1
pengc:ua1ian (uIl.qualilicr) opinion) Icriladilp laporan keuangan lailull buku 1995 untuk : (1) BUMN Inengalami penurunan 7 ( ~) % ) dari 147 menjadi 140 dan (2) BUMO mengalam: kenaikan 38 ( 31 'Yo) dari 123 meniadi 161 BUMD b'la dibandingkan dengan tahun 1994 Secara keselurui1an hasil pemeriksaan BPKP tahun buku 1994 (posisi 31 Desember 1995), unluk BUMN/13UMD yang dinyatakan 'Najar Tanpa Pengecualian (WTP) 140 (89%) dan 157 untuk BUMN dan 161 (73 %) dari 221 untuk BUMO.
3. Kemampuan Audit Internal BLJMN/BUMO
~=~~~-----~:~_~r~ ia_fl ....,
~=.~-BUM~
1. Jumlah angket : a. Dikirim b. Jawaban (dalam prcsentasc)
2. Jawabcn atas keberadaan a. I<emampl'an auditor: 1) Sangat baik 2) Baik 3) Cukup 4) Kurang Jumlah b. Bantuan auditor: 1) Sangat membantu 2) Cukup membantu
L_~_ Kurang me~~~~~l:l
S!~I (audit intemal):
~J~mla~l
I
BUMD
180
I
120
I
60
I
38
I
(38 '!o)
I
(32 %)
I
300 107
II
(36 %)
I
I'
i
I
i 3 37 29
13 25 .~-
..
3 50 54
_-_69......
- - - --------
38
- -- --- - ---------
.,
I
22 49 3
1B 1
36 67 4
74
33
107
-----
14
107 --
-,--"-,-.-,-,-,-
II
.
"'-1'-; '..1c"
(j'lt'" c u (j'l
',he .• "'"""'~r)I'~ll "-,,,.~,I:!)O
t_"~,.~
01'dl'{' l'll'el'll']! y"ll(' t., c c· ,3
(;1-<
('j'I']''''(')']I') ~.''j.'-, ('I I I
"0"()"t ,"'>U".<...
dari 107 r'eCiponcjen yang menyampaikan jawaba,·1. Sedangkan yang dir,i!ai, (1) sang at meillbantu sellanyak 36 (33 %), dan (2) dini!ai cukup meillbantu dan kurang Illeillbantu sebanyak 71 (67 %) dari 107 responden yang menyamp8ikan jawaban.
?endiLlikan Umuln Kepala Audit Internal BUMN/BUMO
Survai yang kailli lakukan ( April 1996 ) dari 20l kepala audit internal BUMN/BUMO
yang
memberikan
Jawaban
metlqqamlJarv.an
komposisi
pendidikan Urlwm sebagai berikut :
4. Pendidikcln LJmum Mcll1ajcr Audit !nI8ma!
). -------------···-··--·1
I C~~:,~';n-r~"'~"-"""--'-~---:------+----------.. r 0
1e
1. (;·2
Bida ng
1) Kcuangan/Akuntansi 2) Ekor.omi/M2naje~1:en 3) Lainnya (Adrn/Hukurn)
Jurnlal1
3. [) - 3
l______
GO 24 7
_2____
!
Ie
~>;
I
2
26
~
~
I
, 1
3
5
4-4. . . . . . .-.. . . .-.... 3
3) Teknik
4
5
4) Lainnya (adrn. dan lain-lain)
7
8
23
J,)
------------------
I
- - -,?- ,--~. -r -':'---1 3
7
Jumlah 1 + 2 + 3 + 4
!
I
2) [konornilManajerncn
Atau sederajat
!
i
I
1) KC;UdIIYdll/AkUlltcll:::;i
Jurnlah 4. SLA
JUMLAH
. . _. . . . . . . -------,,- ...j
,)
1) !<cuongon/AkuntDnsi 2) Ekonomi/rvianajemen 3) Teknik 4) Pertanian/Kellutanan 5) Hukurn 6) Lainn,'a (adrn. dan lain .. lain)
j
.----------... -----l
.....1 . . ,-
Juml3h 2 S
bUIviD
7
148 .L......_ _ _ _ _ _
I
14
'~
:3
59 ~-------
r'
10
201 ~------
I
'fo he "management's pal-tncr." Olle
ml!~t
first
ulltlcr~!a)!d
what
mall:l?l~m(,tH
Heeos.
Dar! data di atas ternyata pendidikan umum delri :::cpala iJ'.Jdit internal BllfvlN/13UMD cukup memadai, cJirl!ana unluk (1) f3UrvlN yanu I)erpendidikan umulT1 0,3 keatas sebal~yak 141 (95 %) eJari 148 orang, dan (2) BUrviD sebanyak 56 (95 %) dari 5S1 orang.
Pengetahuan audit diberikan kepada mereka yang mempelajari bidang akuntansi/ keuangan, Bertiti tolak dari ini maka 207 kepal8 audit internal yang telah mempelajari auditing hanya berjuml2'1 33 (16%), Oleh ka:ena itu kalau audit internal b2ru 33 % dirasa sangat membantu dalam perusahaa,lIIya, tidaklah berlebih-Iel,ih meagingat sejumlah 174 (84 %) audite: internal BUrvlNil3UMD secara formal belum pernah mempelajari auditing,
Pendidikan Audit Internal
Pendidikan audit internal dimula: tahl;n 1982 atas rJorongan BPKP/ Departemen Keuangan dan dibiayai dar; bantuan Bank Dunia, BeiJempa BUMN/BUMD
(karena
kebuturan
internal),
telah
melakukall
pclatihon-
pelatihan 3udit yang pada umumnya bekerjasama dengan BPKP, BPL,K dan Perguru8n Tinggi,
Pelatihan
untuK
auditor
internal
antar3
lain
(1)
Dasa-dasar
pemeriksaan, (2) Pemeriksaan operasional, (3) Psykologi dan komunikasi f}emeriksaan,
(4) Pengelolaan tugas
pemeriksaan,
(5)
EDP audit,
(6)
Sampling statistik dalam pemeriksaan, (7) Pengetahuan penyidikan,
Dari
107 BUMN/BUMD yang pernah mengikuti pelatihan (tanpa
memperhatikan
jumlah
yang
mengikuti
pelatihan)
dari
berbagai
pelatihan di atas (FKSPI BUMN/BUMO, 1(95) sebagai berikut :
Jellis
Te be "mallagcmt:ntls partn('r,)) 011r musl first l!lIlicrsland what m;~nagcfllcllt IIU'U'<;,
5
I~~~-
Je,,;~
Pel;4tillCl" untuk Audit Internal
-~-~--~~---
L
~~ ~
'I--~-
i
Jenis Pelatihan
JUMLAH
BUiv1N
I - ~~-~:I:-~~:-sp-o-n::~~:~~r~:njawa b - r - 6 9 -~-------38
107
,
--.-~--~- ~.-~~-~~~-~-~~
1. Oasar-dasar pemeriksaan
65 ( 94 %)
4. Pengelolaan tugas perneriksaan
15. EOP audit j
!
I
91 (85 % ) 74 (6~l'X, )
61 (88%)
12 (31 %)
73 (6il%)
56 (81%)
11 (29%)
67 (63%)
32 (46%)
9 (24%)
2·1
v
"
0..),[,_
(35%)
(21'/'0)
~('O' ) (,.J ) /0
6
26
O'~OI
I
I
15 (39%)
( VJ
iI 3. Psykoiogi dan komunikasi pell1eriksaan
I
26 ( 68 %
. 10)
59
2. Pemeriksaan operasional
I
.--".---.".-.~~.-----
41 ("001 ) \ ,)U
Ie
I
16. Sampling statistik dalalll pell1(Onksaan 7. Pengetahuan penyidikan
7()
l~~ __ .___.__._____._._ ~. _ . __._~_. ~~_____.._~~___~_.~.~ .._j 29 °0
'.l'j
(10%) (L4%) ........_~._~~~_.~_L __ ~_~~~ _ _ _ ~_~
_~~
Dari data di atas nampak bahwa untuk : (1) Dasar-dasar pell1eriksaan, (2) Pemeriksaan operasional, (3) Psykologi dan komunikasi perr~eriksaan, dan (~) Pengelolaan tugas pell1eriksaan lebih dari 80 % BUMN pernah menugaskan staf audit internal untuk ll1engikuti peiatihan. Sedar,gkan auditor internal
BUMO
baru
68
%
pernah
mengikuti
pelatihan
dasar-dasar
pemeriksaan dan junis petatilldll Idilillya rnasih sangat jauh yaitu hampir semua BUMO eli bawah 40 % ll1engirill1kan stafnya mengikuti pelatihan~
I
iI
I
To be
"m;H1;lg(~niCnCS
parlncr,ll one must first undtn;tand what
Pasal 6 dari Anggaran Dasar F!-<.:3P!
!3U~J1~l!3IJMD
1ll;lIla~Clllcut l)(~tds.
bcrbunyi
"FI<SPI BUf\~N/BUMD adalail satu-satunya organisasi Saluclll Pengawasan Intern BUMN/8LIMC dan Badan Usaha I"innya yang bersifat profesional, independen dan non polit:k". Kriteria profesional audit internal ( Sawyer's, 1996
18) dan apa yang
telah FKSPI BUMN/BUMD miliki sampai saat ini dapat dibandingkan sebagai berikut :
6. Kriteria Profesional
Kriteria
1<
1.
Service to !loe public.
2.
LOfI9. speciBlized training for
3.
Subscription to a code of
4.
entran~s.
eth~cs.
1968
(1998)*
Membership in associatior: and attendance at meetings.
1941
1925
5.
Publication of juurnals aimed at L:pgradinQ practice.
1943
1988
6.
Examinations to test entrants knowledge.
1974
1996
OifJarapkan ciapal disyahkan pada Munas F"K SPI BUMNI13UMO bu/,ifI.juni 1998 yang akan datang Ji Denpasar Bali
Standar Profesional Audit Internal telah kami lcr/Jilkan : TallUfJ 7995 PencrfJil PT. Ereseo, Bandung, ISBN 9;0.8022.92.7
Tahun 1997 (denuan pcrbaikan) oleh Penerbit Kanisius. Yogyakarta, ISBN 979.497.984-B
To be "fHlnagCl!lCnt's parllltT," one
Lan~lkah
mll~t
first UIHlcl:-'(:Hld ,,1I;a lnlHlagcHlellt IIcc(h.
Menuju Profesional
Untuk meningkatkan mutu dan
profesio~al
sumber daya manusia di
bidang pengawasan dengan di dorong Kepala BPKP, Direktur Jendral Pembinaan BUMN Depariemen Keuangan RI dan beberapa Direksi BUMN, fC orum KO;!lunikasi Satuan Pengawasan Intern BUMN/BUMD pada tanggal
17 Apr:1 1995 dengan Akte Notaris Ny. F\atna Komala, SH Nomor :122 telah mendirikan Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA).
Kemudian Yayasan Pendidikan Internal Audit ( YPIA ) memlJentuk Pusat Pendidikan dan Pengemb2ngan Audit Intern - BUMN/BUMD sebagai wahana pendidikan dan pengembangan dibidang Pengawasan Internal.
Sasaran Pusat ;)endidikan dan Pengembangan Audit Intern BUMN/BUMD meliputi dua aspek :
SerUfil~asi
I. Pendidikan dan P0Iatihan internal Audit berjenjc;ng dengan penuh secara nasional ( BPKP ) dan Internasional ( IIA/CIA ).
2. Peningkatan kualit:Js dan profesionalisme sumber daya manusia melalui
konsultasi, seminar, penataran, penelitian dan pengembangan.
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut antara lain:
1. Me!aksanakan pendidikan dan pelatihan berjenjang dengan kurikulum,
metode, persyaratan peseria, tenaga pengajar yang qualified
sehirl~Jga
dapat dihasilkan tenaga pengawasan yang handal. 2. Menerbitkan
sertifikasi
auditor
sesuai
dengan
jenjang
pendidikan
/pelatihan yang diikuti dengan seriifikasi penuh lingkup nasional maupun internasional. 3. Secara bertahap menuju pada pendidikan dan pelatihan dengan standar IIA ( CIA) melalui Oua/idied Internal Audit ( QIA ).
To be
"m:-lI1:-l~(,lnCn{'S
pa.rtncr/'
4. F'noritas yallO mc;n:adi
{H1e'
sasar~m
must first understand what
Inan::!~:t[l\(,llt nCl~d:;.
C]ejaiah aparat pens;awasan IlUMN/BUMD
dall SdilllJutnya I)ddili' usalla lalnllya. ~.
Memanfaatkan c,UIT1t)pr daya manusia ( pooling resources) antal LJadan usaha.
6. Bekerjasama dell(Fln instansi/ lembaga terkait didalam maupun diluar neqen.
Pendidikan dan
f~elatihan
kearah profesioanl yang diselenggarakan
Y?IA secara berjenjang meliputi Tingkat Dasar, Tingkat Lanjutan dan Tingkat Mancjcrial dcngan kurikululll sebagai berikut :
Tingkat Dasar
1.
f~enganlar
2.
Dasar-dasar Manajemen
Akuntasi
Audit Manajelllen Ke~angar.
3.
Audit Sisteln Infoi"lTlasi Perpajakan
4.
Stadar dan Kode Etik F'rofesi
'J.
KebiFJkscllliJan
l~elTl8rintah
Teori Investasi Pengenalan Pasar Moda!
Tingkat Lanjutan
Irnghcl(Lilojllta nl
ling ka t L. a nilJtanU
1.
Akuntansi Keuangan Menengah
Akuntansi Manajelllen
2.
Audit SalTlplin£l
Teknik Pelaporan Audit
3.
Teknik-teknik Audit Internal
Komputer Audit
4.
Marketing
Fraud Auditing
5.
Manajemen Sistelll Infurmasi
To be "management's pllr(ncr," one Hlust first undcrstand what
lIIall:,!~~Cmcl\(
IIceds.
Materi F)endidikan Illeliputi •
1. Manajelllen Audit Internal 2. Seleksi dan Pengembangan StaL 3. ManaJemen Strategik 4. KOlllunikasi (jan Psikologi Audit.
t>. Teori !Jengambil211 I<eputusan.
CAt2tan
1l. Scliap jenjang p8rldidikan akan dilakukan ujian-ujian dan bagi peserta yang lulus dijerljang pelatihan tcrsebut akan n-,e;nperoich sertitik3t. 2). /\pabila peserta berhasil lulus untuk ketiga jer,jang pendidikan yang disyarstkan, peserta berhak rnempero!eh pc!ar Qualified Internal Auditor ( OIA ). 3) G:]lar OIA dikeluarka:1 0lc-;h DCVI811 Sertifik.asi Oua!ified intern3! AGoitor dall disyahkan 01eh I<epa!a Badan PeQ1Cr;!<.:s88:1 Keuangan ddl Pemb3ngunan { BPI
4). Alamat y.olA .
Yayasan Pendidikan Internal Audit Graha Sucofindc, Jalan Paya Pasar Minggu j.
Lt. 5, Jakarta 12780
T elp. (021) 7985555, 7983666 Ext 1551 Fax. (021) 798666G
Dalam programnya, Ff< SPI BUMN/BUMD mendorong anggotanya agar bergelar QIA, dan sa a! ini sedang dalam proses pellgusulan kepada yang
berwenang
agar
sebelum
tahun
2005
laporan
audit
internal
ditandatangani oleh mereka yang berkualifikasi QIA Sejak Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) didirikan tahun 1995, !elah banyak melakul;an pendidikan dan pelatihan. Sampai akhir tahun 1997 yang telah mendapatkan sertifikat QIA sebanyak 195 orang.
Secara rinci
periksa lampiran.
47
iL
SiMPULAN DAN BEBERAPA
PJ=I\~;!-:;IRAN
Dilri uraian di muka dapat disimpulk,]f1 dan sl'kaligus saran anta,a lai" :
1.
f~uang
2.
Pendekatan
lingkup audit internal seluas fungsi manajemen itu sendiri.
audit
internal
perlu
diadakan
perubah;Jn
mendasar
dengan penekanan pada hubungan antar me nusia sebagai kuncinya.
3.
Dalam
melaksanakan
tugasnya
auditor
intern81
sudah
saatnya
bersikap sebagai mitra, agar hasilnya lebih efektif.
4.
Anggota Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern Badan U,)ahc. Milik Negara I Badan Usaha Mi!ik Daerah ( FK SPI BUMN/BUMD ) belum memenulli kriteri? profesional seperti yang disyaratkan dalam oasal 6 anggaran dasar FK :;F'I 13UMNil3,li'J1D.
5.
FK
SF'I
BUMN/BUMD
sudah
v,21ktunya
me'"punY8 i
Stardar
Profesional dan Kode [Uk.
6.
Agar di dalam melaksanakan tugasnya
lebih profesional dan untuk
menghadapi globalisasi dan keterbukaan yang akan datang., maka auditor internal sebaiknya berkualifikasi Qualified Intern ill Auditor (QIA) dan selanjutnya diharapkan dari anggota FK SPI BUMN/BUMD ada dan banyak yang berkualifikasi Certified Internal Auditor ( CIA ) dari
The Institute Of Internal Auditors (IIA) yang berpusat di Florida, Arllerika Serikal.
DAFTAR PUST AKA 1.
Areans - Loebbecke
"Audiflng: An Integrater} Approcfl
7th ed.
New Jersey : Prentice Hall Inc, 1997 2.
Australian Socie!y of CPA
"Auditing Hand Book
F"rantice lIall of
Australia Pty Ltd, 1993. / 3.
Garlow, Stephen Cs : " The Business Approch To Internal Auditing ", Juta & Co, Ltd , Johannesburg, 1995.
4.
I3rink & Witt
" Modern Internal Auditing, 4th
ed. !'
Publica lion, 1992. 5
BPKF' : " Perkembangan Pemeriksaan Umurn pada BUMNIBUMD
!Qhun bulw 1992 sampai dengan 1994 posisi ,'JI flF,semiJer 1995 " , /\[lril 1996. 6.
Cashin's: "Hand Book For Auditors ", 2th ed, Mc. Graw-Hili, 1',88
7.
Chambers: " Internal Auditing" , Pitman Books Ltd, 1981.
8,
Coutermanche:" The New Iniel'Jal Auditing ", Ronald
Press
Publication, 1986, 9,
"Perkembangan dar, Status BUMN
DerJarterr.erl KeL:angan
JL:ni
1996 10,
FK SPI BUMN/BUMD : "Hasil Kuisioner Direksi BUMNIBUMD ", 1995
11.
Hiro Tugiman ( ed)
"Pandangan Baru Internal Auditing ", edisi
pertama, Kaeisius, 1997. 12,
Hiro Tugiman : " Menuju Audit Inlernal Yang Ufektif " Seminar Nasional, oi Flatu Ivlalanq, 1 Mei 1997,
13,
Hiro Tugiman : " 101 Pernik Kehidupan " edisi kedua, F)enerbit Kanisius, Yogyakarta, 1997,
14,
Kiger & Scheiner: "Auditing
15.
The Intitute Of Internal Auditors: " Codification Of Standards For The
n,
Hougton Mifflin & Co, 1994.
Profesional Practice Of Inlernal Auditing ", 1995. 16.
f'\atliff, : "Internal Auditing
17.
Sawyers:" Inrernal Auditing
n,
The Institute Of Internal Auditors, 1988 n,
4th .::;d, The Institute Of Internal
Auditors, 1996. 18.
Sawyer:
n
The Manager and The Internal Auditor: Partners Profit ",
John Wiley & Sons, Inc, 1996
To he {Omanagcmcnt's pnrtnct",H one mll5t tint understund what
nU!1l'l.g~m(,lIt n~cds.
DAFTAR LAMPI RAN
1.
Pernyataan Pertanggungjawaban Audit Internal.
2.
Kode Etik Auditor Internal l!ldonesia.
3.
Surat Kepala Badan Pemeriksa3n dan Pembangunan (BC'KF'; No.S· 564JKJ1996 tanggal 20 Agustus 1996 tentang dukunganJ persetujuan
pembentukan Dewan
~.
Surat
Keputusan
Sert~fikasi
Pengurus
Qualified Internal Auditor.
Pusat
Forum
Komunikasi
Satuan
Pengawasan Intern Badan Usaha Milik NegaraJ Badan Usaha Milik Daerah No.KepJ15/FKSPINIIIJ1996 tang9al 21 Agustus 1996 perilvJI Pemuentukan Dewan Sertifikas: Qualified Internal Audita,
5
Surat
Keputusan
Pe'lgurus
Pusat
Forum
Komunikas i
Satuan
Pengawasan Intern Badan usaha Milik NegaraJ Badan Usaha Milik Daerah NO.KepJ16JFKSPINIIIJ1996 tanggaJ 21 Agustus 1996 perihal Susunan Keanggotaan Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor periode tahun 1996 - 2001.
Rekapitulasi Peserta Pendidikan Yayasan Pendidikan Intern",1 Audit
6.
(YPIA) sampai akhir tahun 1991.
........ . : ' ..
,
-
'"
. ,':
50 L. .
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB AUDIT INTERNAL
I.
Tujuan dari pcrnyatan ini adalah menyediakan b"nt/lk rillgkas pengerti"n /I//Ium dad sasaran dall tallggung jtllw;b audit il/tema/. Untuk tuntunan yang lebih khusus pcmbaca dapatl11e!ihat Standar Profesional Audit Internal.
SIFAT
fnlemal audiling atau audit intemal adalah suatu indepen(L~n
yang
dibua~
fungsi pcnila;an yang
daJam sllatu organisasi dcng;:.;n tujuan untuk
n1eng~lj i
dan
mengevaJuasi bcrbagai kcgiatan yang dilaksanakan organisasi. TUJUAN DAN RUA"IG LlNGI
Tujuan dari pelaksanaan audit intcmal adalah untuk me'l1bantll para anggota orgamsas) hal
ag~r
terscbul.
nocreka dapat mclaksanakan timggll!1g jawabnya secara efektif. Untuk auditor
intcmal
akan
rekomcndasi, pctun.iuk dan infolll1asi sedang
diperiksa.
Tlljuan
memberikan
berbagai
scht~bungan
pen1criksaan
analisis,
penilaian,
dengan kcgiata:l-kegiatan yang
tnencakup
pula
l!saha
111cngembangkan
pengendalian yang cfektif dengan biaya yang wajar. }-\nggota orga!lisasi yang dilJantl! dengan adanya audit internal lersebut mencakup seluruh t.ingkalan ll'!anajclllcn dan dev./an.
Ruang
lingkup
dari
pcmeriksaan
internal
menilai
kccfcktivan
sistcJ1l
pengendalian inten1al dan pcngevaluasian tcrhadap kclcngkapan dan Kccf'cktivan slstem
pcngenddlian internal yang dil11iliki organisasi, scrta kualitas dari pelaksanaan tanggullg jawab yang dibcrikan. Pemcriksaan intell1al haws: a.
Mcrcvicw kcandalan (reliabilitas dan intcgritas) dari inic)Jl1lasi finansial dan operasional scrta cara yang dipcrgll.llakan ulltuk mengidcntiCikasi, J11cngllkllr, I1lcngklasifikasi dan melaporkan inform"si terscbul.
b.
r-v1crcvicw
bcrbagai
sistcm
yang
tclah
ditctapkan
untuh
mcrnastikan
kcscsuaiannya dengan bcrbagai kcbijaks
(Hg~\!lisasi
kescs!J~\i;l!l
, dan
dcngall hal··ha!
Tc he "management's parlne,," one lllmt !irs! understand
wh~t
management needs.
f\/!c:l'C\'icw hcrl~agai cara yang dipcrgunakan unluk Jl)Clilldlli"~:.: harta tLl11 hila (:;i'"il"llLlIlg :,,-:rlll, lllC!llVcri !!kasi kcht..'J"ati:lall iurta·-llarta tcrschut.
d.
Mcnilai kcckonomisan dan kccflsicllar! pCllggunaan bcrbagai sumbcr Jaya.
c.
Mcrcvicw berbagai operasi atau program untuk mcnilai apakab hasil-hasilnya akan konsisten dengan berbagai tujuan dan sasaran yang telab ditetapkan dan apakah berbagai
kegiatan at au program tcrsebut dibksanakan sesuai dengan
yang dircncanakan.
TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN
Bagian audit internal nlcrupakan bagian integral dari organisasi dan berfungsi scsuai dengan berbagai kebijaksanaan yang telah ditctapkan olcb manajcmen senior dan
atau
de\'_'nn.
Tujl1:~n> ke\Vi'~n:.lngall
dan
tanggl1n~,> j~~w(1h
h<1gian audit intenlal hanlS
dinyacaka'1 dalam dokumcn tertulis yang formal, misalnya dalam anggaran dasM
organisasi. Pimpinan audit internal hanlS dan schubungan dengan anggaran
nlcnd~ipat pcrsctl~juan dariTn::majemen senior
t·~rscbut.
Anggaran clasM hams mCl}jelasKan tentang
tujuan-tujuan dari bagian audit intcmal, l11cncgaskan tClltang
lil1gk~p
p"ke:jaan yang
tidak dibatasi dan mcnyatakan bahwa bagian audit internai tidak mel11iliki kcwcnanga;l atan tangguilg jawab dalam kegiatan yang l11crcka pcriksa.
Karcna bidang
ptlm~riksaan
internal (internal auditing) dilaksanakan didalam
berbagai lingkungan ycng berbcda dan dalarn organisasi yang tujuan, ukuran dan strukturnya bervariasi, selain ilu terdapat pula jJcrbcdaan antara kctcntuan dan kebiasaan diberbagai organisasi, maka perbcdaan ini dapa' l11empengaruhi pclaksanaan
audit internal pad a masing-masing lingkungan atall organisasi. Pcnerapan kodi flkasi
atau slandar ini karcnanya akan dipcngarubi oich
lingkllngan dimana bagian audit intemal mclaksanakan tanggungjawabnya. Kcscsuaian dcngan konsep-konscp yang dinyatakan oieh knalifikasi ini sangatJah penting apabila para pcmcriksa intemal ingin mcmcnuhi tanggung jawabnya. Scbagail11ana dinyatakan dalal11 kodc ctik, para anggota hamslah menggunakan cara-cara yang tepat scsuai dcngan standar. Standar ini perlu disyahkan olch organisasi profcsi yaitu Pcrhimpunan Auditor Intcrnallndonesia (PAIl).
To
b~ "m(l;tUlgl'lllene.'i jlP.rtilcr,"
one must fir.$t undcn.{aud i\'h:lt !lWIl}q::cl!Il,'nt !leNt:>.
KEMANDIRIAN
Pemcriksa internal haruslah mandiri dan tidak mcmiliki
~ctcrkailan
dengall
kcgiatan-kcgiatan yang dipcriksanya. Pemeriksa internal dianggap mandiri atau indcpcnden apabila mcrcka dapat mclaksanakan pckcljaannya sccara bcbas dan obycktif.
Kcm~mdirian
akan mcrnungkinkan bagi pcmeriksa untuk mcmbuat suatu
penilaian yang tidak berpihak dan tidak didasari oleh suatu prasangka, hal mana sang
1,~l11eriks(lan
yang tepat. Hal ini dapat dicapai mclalui status
organisasi dan oiikap objcktif dari para pCl11criksa .. Status organi,asi dari bagian audit internal haruslah mCl11adai snta I11cl11berikan ke1cluasaan untuk I11cmcnuhi tanggllng Jawab pCll1coriksaan yang diberikan. Pil11pinan Ilunit inlenlal harus bCltanggungjawHh kcpada pimpinan di dalam organisasi yallp
nWn1iliki kewen;mgan cukup untuk lllcningkatkan indepcndcnsi dan llIoluk memaslikall luas pCI11criksnan y
To
b(~
<'manar,emc!1t's partnerl " one mllst flrst understand what IIwnngcmcllt nt:::ds.
J
KODE ETIK AIJDITOR INTERNAL INDONESIA LATAR BEL'.KANG
Kodc CIIK profcslonal berkclllbang dlsebabkan adanya hubungan khllslIs yang sang"l eral anlara para prakiisl profeslonal dengan para kllcnnya. PrlnslJl b;snls yang
111cngatakan bahwa tanggung jawab atas kualitas barang yang dibe!i ada di taEgan konslIll1cn, Iidak berlakll saal profeslonal Il1cnjllal jasanya kcpaela Illasyarakal.
Ki,en
han" I11Clllllik, kcpcrcayaan l'ahwa para profcslonal bClilndak seca;'a ells. Kepcreayaan darl klien akan I11c'llngkat jlka profcsional diharllskan unluk bcrs'ji11pah dala'11 I11ciayani l11asyarakal seeara jujur dan bcrtaanggung jawab, scrla ell alur oleh kodc cllk proiCsl y"ng ketal.
Kcpcrcaj'aan akan semakin bcsar jlka pel11akai jasa profesional
dapat percaya bahwa profesional yang melanggar kode etik akan mendapatkan s(lnksi dari n:::kan··rckan scprofcsinya.
Dapat disimplilkan bahwa unluk seliaI' dislplin IImu yang menjadi suatll profesl, adanya kode elik yang didt:kung olcl1 organis2s1 profcsi yang bersangklllan, akan
mcnarnbah kC
profe~ionaii[as
dar; profcsi tcrsebut.
Tv be "01ali~.gCi1lcnt·s pur-tllC'r," one liloSlill"St UlHll;rstnud wh,lt m:lllllgcilIctlt Heeds.
h:ODV ETIK I'ERIII.'\IPlINAN f\UDITOR INTERNAL 1i"DONESIA PERlllMPlJNAN AUDITOR INTERNAL KODE
INDONI~SIA
I~TlK
PENDAHULUAN
Mcmper1i:'nbangkan bahwa ctik
ivlENGINGAT para 3llggota harus 111CI11pCnahankitn standar yang tingsi n1cngenai pcrilaku, kehor;natan, Gall sikap sehingga dap"t mcnjalankan praktek audit intcrnal dcng(~n tcpat dan berarti; Maka kode etik dipcr!ukan untuk memberi batasan pad a standar perilaku pro resional yang dapat dipakai scbagai panduan untuk sctiap anggota PAIl.
PltNJELASAN TEN TANG PRINSIP-PRINSIP
Ketentuan-kctcntllan dalam kode etik ini mciipllti prinsip-prinslp dasar yang ada dalarn tJcrbagai bidang praktck audit intcrnal. Para anggota PAIl adalah mcrcka yang bcrtugas sebagai auditor internal dan atau mercka yang bcrkualilikasi Qualij/de [nternal Auditor (QIA) harus mcnyadari bahwa pCliirnbangan pribadi dipcrlukan dalam pcnerapan prinsip-prinsip inl. Para anggota bertanggung jawab l'ntul.; mcmpunyal pcriiaku yang baik schingga nama baik dan intcgritasnya tidak dipertanyakan. Dalam hal adanya keterbatasan kcmampuan tcknis, anggota harus bcnlsaha sckcrasnya untuk dapat mcngclllbangkan kemalllpuannya dalalll rncncrapkall standar audit internal, untuk kcpcntingall pcrusahaan, organisasi dan lllasyarakat.
To be "management's partner," one must first understand what ilI:ln;lgcmcnt needs,
I'/\SAI,-I';\SAI.
(I)
I' /\11 beralasKan Pancasila dan Unciang-l:ndang Dasar 1045.
(2)
Para anggola di\Vajibkan llnlllk bcrsikap jujur, obJcklif dan bali-bali dalalll mcnjalankan ttlgas-tugas lnaupull kcwajiban-kcwajibannya.
(3)
Unluk mcmpcrlahankan kepcrcayaan dari pcmberi lugas, para anggola hanls 111cnun,iukan loyalitas kcpada pcmbcri t1Jgas.
Walaupun Ckllliki;H1 anggota
dilarang untuk mcngalllbi: bagian cialam kcgiatan-kc.gial
(4)
Para anggota hanlS I11cnghinciari t1l1tuk tcrlibat kcgialan yang dapat Illcnimbulkan kontlik dengan kepentingan pernbcri tugas, atau yang dapal t11cnirnbulkan prasangka yang 111cragukan kcmalllpuannY:1 untuk secanl obyekti f menyclcsaikan tugas d~n ke\Vaj ibannya.
(5)
Para anggota dilarang untuk menclil11a imbalan alau hadiah clari pCl11beri tugas, klien, pclanggan, atau rclasi bisnis pCl11bcri tugas , kccuali yang rncnjadi haknya.
(6)
Para (1nnf~o~a harus bcrsikal' bijaksana d2n hali-hat! da:,Hl1 T1:c;1ggunakan infermasi yang clipcrolch d(lJanl pc]aksan8.8Ii tugasnya. Para anggota dilarang UJ1tllk nienggunakan in{onl1asi rahasia (lntuk kepentingan prib.1di, atau l11enggunakan SedC111ikian rupa sehingga merugikan kcpcntingan p0mbcri tugas.
(7)
D2.1am menyatakan pcndapal, para anggota'" harlls menggunakan scmua kcmampuannya untuk mClllpcrolch bukti-bukti yang melll
(8)
Para anggota hams sccara tcrus menerus bcrusaha mcningkatkan kcahlian dan kcefcktifan dalam melakukan pckerjaannya.
(9)
Para anggota harus Il1Ct11atuhi peraturan dan mendukung pcncapaian tujuan PAIl. Dalam ll1cnjalankan profcsinya para anggota harus sclalu sadar akan kcwajibannya untuk mcmclihara stanciar yang tinggi tcntang kopctcnsi, ll10ralitas dan kehonnatan yang telah ditctapkan oleh PAIl dan para anggotanya.
'1'0 be
'·l1Iana~emcnt·.'I
partnc-r, " oue nltlst
nr~l1tndt'rstand
wh:il lll:ln:q.!Cmcllt Heeds.
PLN.JLLASAN
i(odc ctik ini member! batasal~ kritcria pcrilaku prokslOn:ll dan mcngharapk
To be "management's partner," one
JllU~t
Tlrst utl{1crstanu Villar flIlUlag<.'mCII{
IlCCO~.
KODE ETlK QUAUFIF!) INTEHNAL AUDITOR
Salah salll syaral lInlllk nlclllpelOlch gelar (jlluiljicd III/eUlul i{wIIlO" (Qli\) adalah para calon har'ls lerlebih dahllill Il1clllbaca dan bcrsdia lInlllk Illcll1,lIl1hi kode elik QIA, disampillg pcndidikan yang dipcr,:yaralbn. 8criklll ini aclal:lh is; dari koJc elik QIA
QUALIFIED INTERNAL AUDITOR
KODE ETIK
PENDAHULlJAN
Qualified Inlemal Audilor (QJA) mcmpunyai !ccwajiban pada profcs;, manajemen, pcmegang saham, dan pada masyarakal umum untuk scsJalu memelihara slanciar perilaku profcsional yang tingg;. Keharusan di patuhiinya slandard profcsi ini, maka Perhimpunan Audilor Inlernal Indonesia (I' All) mcncrapkan kodc elik ini bagi I11creka yang bGkwalifikasi QIA. Ketaatan pada kodc etik ini, yallg didasarkan pada kodc di),,:. bag; angh;0ta P i\ll, mcrupakan pcrsyar?lan unluk mcnjadi QIA. Seorang 0IA yang diniiai olel' PAll telah mclanggar kclcnluan yang ada di dalam kode ctik dapat kehilangan gelar QIA-nya.
PENJELASAN TENTANG PRINSIP-PRINSIP
Kelenluan-kelenluan dalam kodc clik ini mcliputi prinsip-prinsip dasar yang ada dalam bcrbagai bidang praklck audit internal. QIA harus menyadari bahwa per1il11bangan pribadi diperlukan dalal11 mcnerapkan prinsip··prinsip ini. Para anggola bcrtanggung jawab untuk mCl11punyai pcrilaku yang baik, schingga nama baik dan inlegritasnya lidak diper1anyakan. I.chih jauh, mereka harus I11cnggunakan gelar QIA-nya dengan bijaksana dan penuh l11ar1abat, sclalu mcnyadari tcnlang ,u1i gclar lcrsebut, dan sclalu I11cngikuli aluran-aluran yang tdah (J;tctapkan. Dalal11 hal adanya kelcrhatasan kCl11al11puan tcknis, anggola harus berusaha sckcrasnya lInluk dapal mcngcl11bangkan kcmampuannya dalal11 I11cncrapkan standar audil inlernal, untuk kcpcnlingan pcrusahaan dan organisasinya.
PAS/,,:,-PASAI,
(I)
QIA diw'lJibkan lInlllk berslk
ilali':lali
"a)'"11
(2)
l inlllk mcmpcrlahankan kcpercayaan dari pemberi lugas, QIA brlls I11cnlllljllkkall loyalilas kepada pemberi lligas. WalaliplIn dCl11ikian QIA
dilarang unlllk mcngambil bagian dalam kcgiatan-kcgiatan yang n1cnyimpang alan mclanggar hllkul1l.
(3)
QIA ilarlls mCIH;hindari lInlllk lerlibal kcgialan yang dapat mCllimblllkan kontiik dcngan h '"'nentingan pcrnbcri tugas, at3u yang dapat rncnirnb'cilkan prasang,ka yang rneragukflJ1 kCIll2l.rnpuannya lI!ltlik sccara obycktif ll1cnyc\c.:;aikan tugas dan kcwajibannya.
(4)
QIA dilarang lIntuk menerima imbalan atall hadiah dari pemberi tugas, klicn, pc!anggan, atau rclasi bisnis pcmbcri tugas, kccuali yang mcnJadi haknya.
(5)
QIA harus bcrsikap bljaksana dan hali-hati dalam menggunakan informasi yang dipcrcleh dalam pclaksanaan lugasnya. QIA dilarang untuk Incnggtlnakan infoIl11asi rahasia untuk kcpcntingan pribaciJ, atau mcnggunakan scdcmikian rLipa schingga mcrugikan kcpcntingan pcmbcri lugas.
(6)
Dalal11 l11Cnyalaken pcndapal, QIA hanls l11cnggunakan sc;nua kCl11ampuannya untuk mcnlpcroleh bukli-bukti yang memadai yan~~ d3pdl mcndukrlllf, pernyalaannya. Dalam laporannya, QIA hanlS mcngungkapbm fakla-fakla malerial yang diketahuinya yangjika tidak diungkapkan akan dapat mc,'ubah Japoran hasil kcgiatan yang direvicw, atau dapat mcnulupi i!(L:n)'a prak!c1c
praklck yang mcnyalahi prosedur dan kcbijakan.
(7)
QIA harus secara tcrus mencrus bcrusaha mcningkatkan kcahlian dan kecfcktifan dalal11 mclakukan pckcljaannya.
PENJELASAN
Pasal-pasal dalal11 kodc clik PAll dan QIA seear'a umUl11 adalah san1,1, kecllali kode ctik QIA lieiak ll1c1l12sukan pasal (I) dan pasal (9) dari kode etik PAll, yang berisi azas organisasi, tujuan-lujllan PAll dan pemcliharaan alau standar PAIL Walallpun pasal-pasal daJam kedua ctik lerscbul sarna, ada bcbcrapa pcrbcdaan penting dalall1 bagian-bagian lain dari kodc ctik lcrscbul yaitu : I.
Kodc clik QIA dilclapkal1 olch PAll, suatu organisasi yang bcrsifilt profcsional, inclcpcndcl1, dan non polilik yang bcrazaskan Pancasila dan Undal1g-Undang Dasar 1945, ll1aka anggota QIA sceara olomalis wajib ll1cll1atuh i kclcnluan-kctcnluan PAl I.
To b\;" "managcUlcnt's pnrtncr,ll one must first understand \\"hat
)
K,,{k
,-~t:k
QJA
!l1Cllck;:lI1k~l!1
Kc\v;qihall QJ;\
Jll)W!l~\:Il\CIl{
kcpa(L1lll;lsyar~\k~lt
needs.
unHlp!
unLut...
flh':ll'Icllllara :J;uHLI! pcriLtku Y;!llg tingg!, Y;!!lg 1l1~~rlip:Il.:a!l ~,;d:!ll ~;:It!1 "iri d:ll'i Sll
3.
pro!csi.
Kodc ctik QIA memberi sanksi pcncabutan gc!:l;" ()I;\ o!ch PAil bagi anggot
PENUTUP
J lmu infernal
1'1 udiring masih ban yak
mCllgh;h~;,pi
Ul11tangall.
Doktcr -doktcr,
pcngac2ra-pcngacara, dan certified akuntan publik tidak dipcrboleilkan rllenjalankan profcsinya jika mercka tidak bersumpah untuk turut Illcnjunjungctika profcsi dengan syarat mercka telah menyclesaikan pendidikannya.
Sckarang, uncertified internaL audIo,. tidak bcgl(u tcrbatas, lika mereka meJanggar aruran yang ditetapkan, auditor internal yang tidak certified dapat mcn.ialallka:1 pcketjaai1
1~1er(~ka
tanpa memperhatikan
tid;:~kan
disipli;1 dari P!'clcsi,
Sudah tidak I11ungkin ditunda lagi, balr.va lE1tuk mcnjaga kt::11itas dan profcsi internal auditing sekurang-kuraangnya laporan audit int.ernal
dikcluark~n
dan at au
dltanda tangani oleh Qualified Jnlenw! AudilOr.
Di masa depan terbuka kcmungkinan Qualified Illlerna! Audilor (QrA) Il1cmbuka pelayanan untuk umum.
j
J.
Il:!'UUlIK IN{)UNES1A
lJAlJAN l'ENCAWASAN I(EUANCAN l)AN l'lcMIlANCUNAN
(lll'Kl')
NOl!1or
Larnpi r all Peril1al
,J<1kClrta,
5-5G4/1
).() l\9u.stus 1996
UE3ul pembentukan jJr.::v/a.l"i Sertifikasi Qualified Interllal Auditor.
Yeh. Sdz.-
#
Ke t.ua Umwn
Peng'ur"G..B
PUBat
FK
SP;
BUMN/L~UI'H)
diJ-;;~karta
Menunjuk surat Saudara Nomor FKSP1/V/1996/SE-096 t&nggal 11 Mei 1996 perihal ~ersebut pada pokok surat: bzrsaola ini kami sampaikan b~hwa selaku Pembina 10K SPI BllMN/BL'MD k'uni rnenddcu:1c;/ menyeLujui usaha membcntuk Dewan Sertif~fka8i untuk Qualified Internal Auditor bagi para pemeriksa> di lingkungan SP1 BUMN/BUl~D, dengan harapan agar FK 5P1 dapat berkembang lebi.h pesaL/mandiri menjadi suatu' organisasl profesi yang mampu mencctak tenaga Internal l\udit:or 'ya119 handed. Demikian untuk diketahui.-
61
F:< Si'l (JUMNIDUMD
SURAT )'EPUTU~;AN : KEPI i 5/FKSPINIII/199G
4 • NOMOH
TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN SEHTIFIKASI QLJALIFIED INTERNAL AUDITOR
PEr,GUHLJS PLJSAT FOHLJM ),OMLJNIKASI SATLJAN PENGAWASAN INTE',;" BADAN LJSAHA MIUI\ NEGARA IBADAN LJSAi-lA MILIK DAERAH
Mcn!moang
: a. Dahw3 untuk H'cngantisipasi pcrkembangan dunia usaha pada era globalis.asi :xrlu a~anya pcningkat.an pcranan auditor intcfE.al. b. 13ahwa untuk mcningknlkan mutu, diperiukall scrtifikasi yang bcrku.alitas scsuai s[~:!Jldar profcsi.
auditor
intc,nal
c. Bahw:l daJam rangka ;n~njngk.atk.'lJl pro[cs;omdisrnc duditor in 1crr:.al, rOf(~m KOlllunik:asi Satutll1 Pcng:::n'..'a.s3Il lllteln B;jd.an US-.h;l Miiik J'-i-::gaIai fJad.JJl Usaha MiJik D30ra11 (FKSPI I3UMN I I3UMD). mola]"i Yayasan Pondidibn 1;:U;rllal Aedit (YF!A) lllclI),ckng[;arakan JXlldidikan berjcnjang, dan b;;gi yang rncnyelcsajkan. pcndidi~.an tcrscbul JaIl m~mcnuhj syar"al binnY3 y,l!l:; d;!ct:..pkai1 ;lk,lJl d;ucriLm scrtifikasi SCCtlJ(1. Ocrjcnjallg sampai p
PCrJtur.U1 Pcrncrintah Nemor 3 l.1hun 1983 tcntang Tata C1I'<:1 Pengaw"san Pcrjan. Pcnul1 dan Pcrscro.
.
Pcmbjfl~'lan
(~an
b. Kcputllsan PrcsidcIl Nemor Kcuangan dan Pcmb,n:gunan.
31 tahun
1983
lcntang Dac3.J1 Pcng,nvas<111 .
c. Norma PClllcriksaan S:ltuan Pcngawasan lnlern (SPI) BUMNfDUMD. d. Anggaran Das
r.
SUf~lt Kcpal;l BPKP No : S-5G-1fKJI99G ti1ngg
62
,
FOnLJM KOMUNIKASI SATLJAN PENGAWASAN INTEnN IJADAN LJSAHA MILIK NEGAnA DAN lJADAN USAHA MILIK DAEnAH GEDUNG GnHA CITHA CAfli\KA PT. TELKOM JI. Gutot Subroto No. 52 Lt. M. J~knrt" 1215() Toll" (021) 5215400 Fox. (07.1) 6202744
htelld~ljlkaJl
:
I'E~1111':i:TlIKAN
lJEWAN SEltT1FlI\.A;;\ 011;\UF1El! IN'!'!,llNAL
AlILHTOlC l'crl:.Ulla
: MCllllx:ntllk
Dew;JlI
Scriflkasi
Q1.;alificd
lntcrn;iI
Auditor yall!; scialljlJtllya J...;dalll
kCPlJlllS;lJl ini JjscbUl Dewan.
bad:w indqX::Hucll \clkHJ:Ij) org:l!\js~lsi ill:tPcr[\I:ll.~si dan !llc[l]bcrikan !)(:f{iflk:ll QualifH::J Internal Al,,\ilo! (C!IA) kcpa<.b jn(crn~d auditor Ji Indoncsia ) ;Jog lllClllCllulii 5),;1(;)1 Y;lllg [dah JilCl;}, '~"1lI.
l)e\';;JH
!ll(;rupak;\ll
1!lcllcrlJilkal1
KcdU
: Dcw;mlX:langgo •.1k;ln scbany:lk-lJally:,kny:j 15 (lill1:J \Xhs) or311g,lcn.liri u.1ri S-Cb:lll~·;lk -b;JIlyaknya S' (.sclllbil;lIl) orang .111ggC\\:I IC[;lP, J;Ul Scb:1I1yak-bally;:~}rllya G (Cll:1111) orang allggo(;J \,id.1k lel"p, yang ludi!"i u.;ui pakar yaug Jiangkal olch Kclua Dc\vJ.1l bCHbs..:uklll jXnjmb;lllg:Jll ;1Jlggot:l tCl;ljl. : M;;S3
(lima) i<.ccmpat
jabalan
':11g6ol.~ tCI~lP
Dewan
ScrLirtk:~si
Q1A bcrhku uilluk j;::..ngk.a waktu 5
WllUl.
; Dewan lx::rtanggullgjawab alas pclaks
f{ccnam
Ditcl.
Salinan Kcputusa.ll ini uis.1mpaik.an kcpada Ytll. 1. \Vakil Prcsidcn RcpuLllk Indones.ia
u.p. J\.sisl,cn Waprcs lJidang Pcngawas:lJl. 7.. KClua I3a(!.an Pcmcjik..sa Kcu.'Ulgan (BEPEKA) J. Kcpala DaJ
D~rckt\lr Jcndcf~d
Pcmbin.3.aJl DUMN DcparlclIlcn Kcu.allg:lll.
Para lnspcKWf Jcndcr:1l DCp.1rlCnlCn. P~lra Dircktur Ulama DUMN/DUMD, Par.l" Kctua FKSPI Kbmis.ariat Dcpartclllcn. ~. Para Kclua FKSPI Wiloyoh. 9. Y3),1I:,an PClHlidik~!n lnlcm;!.l Aud.it. 10. i'rcsiucn JlA-IllJollcsia ClklpIC(.
6]
SUI,-AT I<EPUTUSAN 5.NOMOI'KE:P/1 G:FKSPllVilII199G
TonLlng PENGANGKATAN ANGGOTA TETAP DEWAN SEfUiFIKASI QUALIFIED INTEr,NAL AUDITOH
l'ENGUH.US l'USAT ;"ORLJIVl J(OMUNlKASI SATUAN PENGA W !\:~AN INTEHN HADAN USAllA MIL1]( NEGA1W13ADAN USAHA hllUK DAElZAU
hi ellIllllJaI1g
a.
Balnva untuk mcr.i.r.gkatkan mutu dan pcran intcntal auditor, tclah dibcnll:k Dewoll Sertiiik
b.
13a_hwa rerJu scgera diallekat anggota tetap! Dc\van Sertifikasi Qu.alificd lillcrn;:ll Auditor lUltl;k mclaksall...'l~~l kCgL,1t;:Ul dc-wan..
c.
Dal;\va nan1~i-!lam.2 yang !crcani'Ul11 dalara SUfa~ KCPilfVS.:lil Illi dip;hHlaJlg telah rue.menuhi sy,u"at w]tuk di"1.ngkat scbag2i allggot.a (ct.] p dc"van.
3.
FGaturae PCfl1crintah Nomor 3 Tahun 1983 . teI1t~'lng Tata Pcmbina.all dan Pengawasan Perjall, PerUll1 dan Persero.
Cara
0 .. Anggaran casar dan Aoggaran Rumah Tangga FOlum Komunikasi Usaha Mijik Daerah 13adal1 Usaha Millik Ncgara/13adaJl (rXSPl BUMNfJ3UMP)
c.
Surat KcpaJa Badan Pcngawasan Kcuangan dan Pcmbangl~Jlan ·Nomor S-564fKlI996 tanggal 20 Agustus 19% yang mL~ldukullgi . menyctujui pembentukan Dewan Scrtifikasi Qualifi.cJ 111tcrIl~11 Auditor.
,L
Surat KCjlulusan Pengurus Pusat FKSPl 13UMNfUUMD Nornor KEP 115/FKSPUVllJIl996 tanggal 21 Agustus 1996 tcnL,ng Pembcutuk..an Dewan ScrtiJikllsi Qu;dificd Illtcfna.l Auditor.
64
FOflUM KOMUNIKASI SATUAN PENGAWASAN INTEflN OADAN USAHA MlliK NEGAHA DAN DADAN USAIIA MlllK DAEHAH GEflUNG GHHA CITHA CAflAKA PT. TELKOM Jl. Galol Suurolo No. 52 LL M. JakurL:! 121W Tolp. (021) 521(;400 Fox. (021) 5202744
~ll.~!UI
USI0\N ;
I'LNCANCJ(AT,\N ANGCOTA TJ.:TAl' (jUALlFlLD INTElU,\AL AUlJlTOH.
Pcrlallla
I( "d ""
lJLW,\N
SEIZTlFIKASl
iVkJlgall~;k~1t yang Il:Ulla-n:l.lll:lllya ICrC\lI(Ulll d:\l;lJll blllpiran Kcputusall ini scbagai Kdlla, Sdrcl:lris d:Ul AJlggO{;l (ctap DewalL
Sura!
ivlasa jainl2Jl
sejak
bcrbkullYJ Sural KcputUS
I(celllpat
Pcngangt<.aUlfl <1JIggota dCW31l tiJ.ak
{('(;IJ)
diputusk;w o!ch
aJlggot;~
dCW31l
tctap. }{cli lila.
ApabiJa saw cian Jain hal 31lggola dcw3n lllcllj;l/alli llluusi dall atau scbab !aillnya, m.ak.a keallggot.aalwya akall di:ct
dewan.
Keer:alll
ApabiLa cialam keputusan lni dikcll1udiall eari
tcrdapat
diadak'.n Jl2nloctubn scpcrlunya. Ketujull
KCPU:US;iil
ini mulai oerJaxu scjax tanggal ditctapkan. Ditetapkan eli Pada tanggal
JAKARTA 21 Ag"stus ,996
SaJinan Surar Keputusall wi disa.mpaikan kcpada Yth. :
J. Waxil Prc-siden IU. U.p. Asistcn Waprcs Did.ang Pcngawasan. 2. Kctua Badan Pcmcriksa Kcuangan (BEPEKA). J. Kcpala Badan Pcngawasan Kcuangan dan l'cmoangunan (lll'KP). -1. Dircktur Jendcral Pcmbinaan DUMN Dcpar1cmcn Kcuangan. 5. Para lnsj)cktu.r lcndcral Dcparte-men.
6. Para Dircktur Ur:ulla BUMNIllUMD. 7 .. Para Kctua FKSPi Komisariat Dcpartcmcn. 8. Para Kctua FKSPI Wibyah. 65 9. Yayasiln Pcnuidikan internal Audit. PresidcnllA Indonesia Chaptcr. 10.
kckeJul.Jan ak.an
~K.
Kctu:1 UlllUlIl FK~FJ lJUMN/UUIvlD No. KLPIl(dFKSI'IiVIJIIY() t:lllgt;:J! 21 I\:~\!:,I.;S 1<J'j().
SUSUNAN KEANGGOTAAN DEWAN SEIU'IJ"lKASl QUALIFIED INTElcN/,L AUDITOlc
t,
I' N G AllAH WAKlL I'ENGAltAlI
l< cpala Ib(]:i.;l PCl1e;!W~lS;)n Kel:angan dan Pcmb:lngun:lil Kctua lnstitute of Internal Auditors indonC5ia Chapter Tugimal~,
!.
Kc[ua (Jl1eranu,kap Al.lggot;\)
: Drs. 1 tiro
2.
Wakil Kctt," (mcrangkap Allggol2)
: Drs. M. CIUlUE Baiuaic, Ak.
3.
Sckrctaris
Ak.
Ketu.\ Umurn FKSPJ IlUMN(])UHD
Deputy Kcp:llJ lJPKjl Uid:lng Pcngawasan 13UiviN/lJUIv1.0
Drs. Sockardi Hocsexio, M.Soc,Sc.
KCJlala Pusat Pcndiulkan (L11) Latihall PC1lg~nvasan BPKP. Kcpala Divi5i J"lcndjdi.kan da:1 Latihan Pus<>.t P'.:ngcmballgan Au~it Intern
(rncraJ1gkap Anggola)
4.
Wakil SCkY'.:.laris (mcrangkap AI11;gola)
Drs. Poctijinno, MBA.
5.
Anggola
Drs.
6.
Anggota
SOCci.af KefldartD
Ketua YaY2san Pcndidik;:n Internal Audit
7.
AJ1ggota
Mohamad Hassan, Ak, MAr-IS.
Sckrctaris Yayasall PcnJidik;li1 Internal Audit
8.
Anggol:.!
Drs. n..Jdwan Fatarud0. Ak.
FaL~h~~l
Mu'il11shaq, MM.
Kclu;; JI! lhlang U'kl,l FX51'1 lJUHNIlJUMD
KcpaJa Pusal Pcngcll1bangan Audit Intern
66
DE~:AN
SERTIFIKASI QUALIFIED INTERNAL AUDITOR
SERTIFIKAT Dit~rik3n
Kepaoa
No. Reg. :
TeJah berhasil menyelesaibn Penwdil«m dan Pelatiball Audit lntemal, sehingga kepada y;ng bersang..l...utan cI.iberikan sertifibt
QUALIFIED lNTERNAL AUDITOR . Jakarta, .... _................ ........ 19.
Mengetahui, BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN KEPAU
DEWA.N SERTIFIK.-\.Sl QUALIFIED INTERNAL AUDfTOR KETVA
Drs. SOEDARJONO
Drs. HTRO TUG[\iAN, Ai-:. (
Berd~s~rbn
Sun! KepoIa BFK? No : S·564/KJ1996 )