PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN KELURAHAN LOA BAHU KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 10.2
Oleh :
MARNO NIM. 130 500 196
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016
PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN KELURAHAN LOA BAHU KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 10.2
Oleh :
MARNO NIM. 130 500 196
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah
: Pemetaan Penggunaan Lahan Kelurahan Loa Bahu Kecamatan
Sungai
Kunjang
Kota
Samarinda
Mengunakan Sofware ArcMap 10.2 Nama
: Marno
NIM
: 130 500 196
Program Studi
: Geoinformatika
Jurusan
: Manajemen Pertanian
Pembimbing,
Penguji I,
Penguji II,
Ir. Wartomo.Mp NIP. 19631028 198803 1 003
Husmul Beze, S.Hut, M.Si NIP. 19790613 200812 1 003
Andrew Stefano, ST,MT NIP. 19760315 200912 1 002
Menyetujui, Ketua Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Mengesahkan, Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Husmul Beze, S.Hut, M.Si NIP. 19710103 199703 2 001
Ir. M. Masrudy, MP NIP. 19600805 198803 1 003
Lulus ujian pada tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ABSTRAK
MARNO, Pemetaan Penggunaan Lahan Kelurahan Loa Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda (dibawah bimbingan WARTOMO). Penelitian ini dilatarbelakangi belum diperbaharuinnya sistem informasi geografis yang dapat dimanfaatkan sebagai informasi tentang pemetaan penggunaan lahan dan luas Wilayah Kelurahan Loa Bahu Tujuan penilitian ini adalah tentang penggunaan lahan dan luas wilayah Kelurahan Loa Bahu Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan data secara langsung dan tidak langsung. Pengambilan data secara langsung menggunakan Global Positioning System Navigasi. Sedangkan tidak langsung terdiri dari data skunder, peta administrasi Kota Samarinda,citra Samarinda 2010, Hasil penelitianini adalah,Luas wilayah Kelurahan Loa Bahu adalah 1.074 Ha dan penggunaan lahannya terdiri dari perumahan dan pemukiman 504,093 Ha,perkebunan dan pertanian 104,613 Ha, industry dan perdagangan 375,480 Ha 90,734 Ha
RIWAYAT HIDUP
Marno, Laki- laki kelahiran 10 Maret 1996 di Desa Lok,ko Kecamatn Baraka, Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan ini merupakan putra ketuju dari delapan bersaudara, dari pasangan Bapak Rahim dan Ibu Duhani. Penulis memulai sekolah dasar di SD Negeri 144 Pangbarani pada Tahun 2001 dan lulus sekolah dasar pada Tahun 2007 di SD Negeri 144 Pangbarani. Selepas dari pendidikan sekolah dasar, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4 Baraka dan lulus pada Tahun 2010, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Baraka, dan lulus pada Tahun 2013. Penulis melanjutkan pendidikan tinggi pada Tahun 2014 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi Geoinformatika melalui program beasiswa Bidik Misi.
Selama menjadi
mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa (HIMA) Geoinformatika dan menjabat sebagai anggota Humas selama satu
periode
(2015) Pada Bulan Maret 2016 hingga Bulan Mei 2016 penulis melaksanakan program Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Mahkam Sawit Plantation Provinsi Kalimantan Timur. Untuk menyelesaikan tugas akhir, penulis memilih bidang Penginderaan Jauh dengan judul Pemetaan Penggunaan Lahan Kelurahan Loa Bahu kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda Menggunakan Software ArcGis 10.2
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
Halaman i
ABSTRAK
ii
RIWAYAT HIDUP
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3
A. Keadaan Umum Kelurahan Loa Bahu
3
B. Pengertian Penggunaan lahan
5
C. Jenis Penggunaan Lahan
6
D. Komponen Penggunaan Lahan
6
E. Klasifikasi Jaringan Jalan
8
F. Sistem Informasi Geografis ( SiG )
11
G. H. Cara pengolahan Data Menggunakan Autocad 2006 dan ArcMap 10.2
15
I. Global Positioning System (GPS)
29
BAB III METODE PENELITIAN
24
36
A. Tempat dan Waktu Penelitian
36
B. Alat dan Bahan
36
C. Prosedur Penelitian
37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
49
A. Hasil
49
B. Pembahasan
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
55
A. Kesimpulan
55
B. Saran
55
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
56 57
DAFTAR TABEL
Nomor
Tubuh Utama
1.
Mata Pencarian Masyarakat Kelurahan Loa
2.
Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Loa Bahu
3
Data Koordinat persebaran Penggunaan Lahan yang ada di Kelurahan Loa Bahu
4
Halaman 4 4 48 49
BAB I PENDAHULUAN
Sebagian besar Kelurahan di Indonesia tidak mempunyai peta Kelurahan inii seringkali dapat memicu konflik di wilayah perbatasan dan penghambatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah. Bila tidak segera diselesaikan maka
berpotensi
menurunkan
tingkat
pelanyanan
pemerintah
kepada
masyarakat untuk itu setiap keluraha wajib mempunyai peta Kelurahan yang jelas Kelurahan wajib mempunyai peta Kelurahan
dan pemetaan penggunaan
lahan yang jelas agar mempermudah masyarakat mengetahui batas RT dan RW di setiap kelurahan
peta ini juga sangat membantu ketika ada kegiatan
pemerintah seperti sensus penduduk maka dari itu sangat memudahkan pekerjaan tersebut jika ada peta yang jelas di setiap kelurahan, oleh karna itu sangat pentingnya peta di setiap kelurahan. Peta di setiap kelurahan sangat penting dan wajib ada agar mempermudah masyarakat dan juga instansi yang terkait mengetahui Daerah
tersebut demi
kemajuan dan perkembangan di setiap kelurahan karna adanya peta tersebut pemerintah bisa membuat plening atau rencana kerja dengan cepat untuk memajukan daerah tersebut, seperti pembangunan jalan, perbaikan jalan, pembanguna perumahan yang strategis yang aman dari bencana alam seperti banjir ,tanah longsor dan pencemaran udara di sekitar tempat tersebut akibat dari industry dengan ini kami melakukan penelitian ini Dengan ini saya melakukan penelitian ini dengan besar harapan saya bisa membantu permasalahan yang muncul dari tidak adanya peta,Kelurahan dan
2
peta penggunaan lahan di kelurahan tersebut dan juga berharap bisa memberikan informasi tentang Ilmu Pemetaan. Tujuan dari kegiata n penelitian ini adalah membuat peta penggunaan lahan kelurahan Loa Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda yang meliputi , jaringan jalan dan pemetaan penggunaan lahan. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada pihak kelurahan dan instansi , terkait tentang penggunaan lahan Kelurahan Loa Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keadaan Umum Kelurahan Loa Bahu 1. Geografis Kelurahan Loa Bahu Berdasarkan monografi Kelurahan Loa Bahu Tahun 2015 a. Luas wilayah 2.515 Ha b. Terletak pada wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 0°21'81"
1°09'16" LS dan 116°15'16" 117°24'16" BT c. Batas wilayah 1) Sebelah Utara
: Kelurahan pinang
2) Sebelah Timur
: Kelurahan .Air Putih,Kelurahan,Karang Anyar dan Kelurahan Karang Asam
3) Sebelah Selatan
: Kelurahan Loa Bakung
4) Sebelah Barat
: Kabupaten Kutai Karta Negara
d. Jarak dari Pusat Pemerintahan 1) Jarak dari Ibu Kota Kecamatan Sungai Kunjang
: 7 Km
2) Jarak dari ibu Kota Samarinda
: 13 Km
e. Posisi wilayah berada pada daerah pedalaman 2. Demografi Kelurahan Loa Bahu a. Jumlah penduduk 27.305 jiwa b. Jumlah RT 48 buah c. Pekerjaan / Mata Pencarian Mata pencarian Masyarakat pada Tabel bawah ini :
Kelurahan Loa Bahu bisa Kita liat Seperti
4
Tabel 2.1 Mata Pencarian Masyarakat Kelurahan Loa Bahu, Tahun 2015 NO.
Pekerjaan
Jumlah (Orang)
1
Pegawai Negeri Sipil
806
2
ABRI
19
3
Polri
35
4
Swasta
5
Guru/ Dosen
6
Wiraswasta/ pedagang
1174
7
Pensiunan
257
8
Mengurus Rumah Tangga
5402
9
Jasa
693
6636 73
d. Pendidikan Tingkat pendidikan Masyarakat Kelurahan Loa Bahu bisa kita lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.2 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Loa Bahu, Tahun 2015 No
Pendidikan
Jumlah ( Orang)
1
Sekolah dasar
4779
2
SMP
4221
3
SMA / SMU
7639
4
Sarjana
1538
5
Pasca sarjana
96
3. Penggunaan Lahan Kelurahan Loa Bahu Berdasarkan monografi, data tentang penggunaan lahan di Kelurahan Loa Bahu yang terdata, dari jenis penggunaan lahan terdiri dari a. Perumahan b. Pemukiman c. Perkebunan
5
d. Pertanian e. Industri f. Lahan Kosong g. Perdagangan h. Hutan Kota B. Pengertian Penggunaan Lahan Pengertian penggunaan lahan adalah segala campur tangan manusia baik secara permanen maupun secara siklus terhadap suatu kelompok sumber daya alam dan sumber buatan yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan
kebutuhannya baik secara kebendaan maupun
spiritual ataupun keduan- duanya Menurut Malingreu,(1977). Peta penggunaan lahan merupakan salah satu aplikasi data penginderaan
jauh yang penting
digunakan dalam perencanaan penggunaan lahan dan tata guna lahan. Pemetan pengggunaan lahan disuatu daerah merupakan usaha untuk mengumpulkan menganalisa dan mengklasiifikasidata meng gunaan lahan suatu daerah yang bersangkutan serta bersagkutan serta menuagkannya dalam bentuk peta dengan menggunakan metode tertentu agar peta yang dihasilkan dapat dengan mudah dimengerti, memberikan gambaran yang
jelas dan sebenarnya rapian bersih
Sesuai dengan disiplin ilmu yang diperoleh maka penelitian dititik beratkan pada kasus untuk mengetahui pola agihan perubahan penggunaan lahan Menurut Fauzi
A(1994) daerah pinggira kota menpunyai kemungkinan lebih banyak
untuk berkembang menjadi daerah perkotaan dibandingkan dengan
daerah
yang jauh dari kota . perubahan lahan terkait dengan letak suatu lahan dan kemudahanya dijangkau .
Aksesibilitas dari suatu lahan terhadap fasilitas
perkotaan dianggap memberi keuntungan dengan anggapan semakin mudah
6
dijangkau atau semakin strategis suatu lahan maka permintaan akan lahan meningkat. Sarana dan prasarana perhubungan merupakan media yang sangat penting untuk mengenbangkan sektor kehiduan disuatu wilayah. Adanya fasilitas perdagangan dan pendidikan merupakan salah satu indicator kegiatan sosial ekonomi disuatu wilayah. Mamfaat peta penggunaan lahan secara umum menurut Rhind (1980) dalam Suharyadi( 2001) adalah: 1. Mengetahui jenis pemanfaatan lahan pada suatu bidang lahan tertentu 2. Mengetahui kecenderungan perkembangan 3. Sebagai masukan dalam pemodelan evaluasi dan atau perencanaan pemanfaatan lahan 4. Mengkaji hubungan antara kenampakan fisik lahan dengan kondisi social C. Jenis Penggunaan Lahan Secara garis besar, lahan kota terbagi menjadi lahan terbangun dan lahan tak terbangun 1. Lahan Terbangun terdiri dari dari perumahan, industri, perdagangan, jasa dan perkantoran 2. lahan tak terbangun terbagi menjadi lahan tak terbangun yang digunakan untuk aktivitas kota (kuburan, rekreasi, transportasi, ruang terbuka) 3. lahan tak terbangun non aktivitas kota (pertanian, perkebunan, area perairan, produksi dan penambangan sumber daya alam) Chapin dan Kaiser, (1979) D. Komponen Penggunaan Lahan Menurut Lean end Goodall, (1976), komponen penggunaan lahan dibedakan menjadi: 1. Penggunaan
lahan
menguntungkan
yang
tergantung
menguntungkan. pada
Penggunaan
penggunaan
lahan
lahan
yang
yang
tidak
7
menguntungkan. Hal ini disebabkan guna lahan yang tidak menguntungkan tidak dapat bersaing secara bersamaan dengan lahan untuk ftmgsi yang menguntungkan. Komponen penggunaan lahan ini meliputi penggunaan lahan untuk pertokoan, perumahan, industri, kantor dan bisnis. Tetapi keberadaan. guna lahan ini tidak lepas dari kelengkapan penggunaan lahan lainnya yang cenderung tidak menguntungkan, yaitu penggunaan lahan untuk sekolah, rumah sakit, taman, tempat pembuangan sampah, dan sarana prasarana. Pengadaan sarana dan prasarana yang Iengkap merupakan suatu contoh bagaimana. guna lahan yang menguntungkan dari suatu lokasi dapat inempengaruhi guna lahan yang lain. Jika lahan digunakan untuk suatu tujuan dengan membangun kelengkapan untuk guna.lahan disekitarnya, maka hal ini dapat meningkatkan nilai keuntungan secara umum, dan meningkatkan nilai lahan. Dengan demikian akan memungkinkan beberapa guna lahan bekerjasama meningkatkan keuntungannya dengan berlokasi dekat pada salah satu guna lahan. 2. Penggunaan lahan yang tidak menguntungkan. Komponen penggunaan lahan ini meliputi penggunaan lahan untuk jalan, taman, pendidikan dan kantor pemerintahan. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa guna lahan yang menguntungkan mempunyai keterkaitan yang besar dengan guna lahan yang tidak menguntungkan. Guna lahan utama yang dapat dikaitkan dengan fungsi perumahan adalah guna lahan komersial, guna lahan industri, dan guna lahan publik maupun semi publik Chajin dan Kaiser, (1979). Adapun penjelasan masing masing guna lahan tersebut adalah:
8
a. Guna lahan komersial. Fungsi komersial dapat dikombinasikan dengan perumahan melalui percampuran secara vertikal. Guna lahan komersial yang harus dihindari dari perumahan adalah perdagangan grosir dan perusahaan besar. b. Guna lahan industri. Keberadaan industri tidak saja dapat inemberikan kesempatan kerja namun juga memberikan nilai tambah melalui landscape dan bangunan yang megah yang ditampilkannya. Jenis industri yang harus dihindari dari perumahan adalah industri pengolahan minyak, industri kimia, pabrik baja dan industri pengolahan hasil tambang. c. Guna lahan publik maupun semi public. Guna lahan ini meliputi guna lahan untuk pemadam kebakaran, tempat ibadah, sekolah, area rekreasi, kuburan, rumah sakit, terminal. E. Klasifikasi Jaringan Jalan 1. Klasifikasi berdasarkan fungsi jalan Berdasarkan fungsi jalan dibedakan atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut: a. Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani [angkutan]] utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi secara berdaya guna. b. Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. c. Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
9
d. Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kec epatan rata-rata rendah. 2. Klasifikasi berdasarkan administrasi pemerintahan a. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. b. Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. c. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. d. Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan
dengan
persil,
menghubungkan
antarpersil,
serta
menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota. e. Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. 3. Klasifikasi berdasarkan beban muatan sumbu a. Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter,
10
ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton, yang saat ini masih belum digunakan di Indonesia, namun sudah mulai dikembangkan diberbagai negara maju seperti di Prancis telah mencapai muatan sumbu terberat sebesar 13 ton b. Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton, jalan kelas ini merupakan jalan yang sesuai untuk angkutan peti kemas; c. Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton; d. Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton; e. Jalan Kelas III C, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
11
F. Sistem Informasi Geografis (SIG) 1. Pengertian Sistem Informasi Geografis (sig) Sistem Informasi Geografis (SIG) / Geographic Information Sistem (GIS) adalah suatu sistem informasi berbasis komputer, yang digunakan untuk memproses data spasial yang ber-georeferensi (berupa detail, fakta, kondisi, dsb) yang disimpan dalam suatu basis data dan berhubungan dengan persoalan serta keadaan dunia nyata (real world). Manfaat SIG secara umum memberikan informasi yang mendekati kondisi dunia nyata, memprediksi suatu hasil dan perencanaan strategis. Secara
harfiah,
sistem
informasi
geografis
(SIG)
dapat
diartikan
sebagaisuatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis". 2. Komponen Sistem Informasi Geografis (SIG) Secara umum Sistem Informasi Geografis (SIG) bekerja berdasarkan integrasi 5 Komponen, yaitu: Hardware, software, data, manusia dan metode. a. Hardware Sistem Informasi Geografis (SIG) membutuhkan
hardware atau
perangkat keras seperti, digitizer, plotter/printer, scanner, komputer yang memiliki spesifikasi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya untuk menjalankan software-software Siatem Informasi Geografis (SIG), seperti kapasitas Memory (RAM), Hard-disk, Prosesor serta VGA Card. Hal tersebut disebabkan karena data-data yang digunakan dalam
12
SIG baik data vektor maupun data raster penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan prosesor yang cepat. b. Software Sebuah
software
Sistem
Informasi
Geografis
(SIG)
haruslah
menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah 1) Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis 2) Sistem manajemen basis data 3) Tool yang mendukung query geografis, analisis dan visualisasi 4) Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi c. Data Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental SIG bekerja dengan dua tipe model data geografis yaitu model data vektor dan model data raster. 1) Model Data Vektor Informasi posisi point, garis dan poligon disimpan dalam bentuk x,y koordinat. Suatu lokasi point dideskripsikan melalui sepasang koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat point. Bentuk poligon, seperti zona project disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup. 2) Model Data Raster
13
Model data ini terdiri dari sekumpulan grid/sel seperti peta hasil scanning maupun gambar/image. Masing-masing grid/sel atau pixel memiliki nilai tertentu yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan. Sebagai contoh, pada sebuah image hasil penginderaan jarak jauh dari sebuah satelit, masing
masing pixel direpresentasikan
sebagai panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari posisi permukaan Bumi dan diterima oleh satelit dalam satuan luas tertentu yang disebut pixel
Gambar 1. Struktur Data Raster Pada image hasil scanning, masing
masing pixel merepresentasikan
keterangan nilai yang berasosiasi dengan poin-poin tertentu pada image hasil scanning. Dalam SIG, setiap data Geografis memiliki data tabular yang berisi informasii spasial. Data tabular tersebut dapat direlasikan oleh SIG dengan sumber data lain seperti basis data yang berada diluar tools SIG
14
d. Manusia Teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi dunia nyata. Sama seperti pada Sistem Informasi lain pemakai SIG pun memiliki tingkatan tertentu, dari 3 tingkat spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk menolong pekerjaan mereka sehari-hari e. Metode SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda-beda untuk setiap permasalahan. f. Proses Sebelum data geografi digunakan dalam SIG, data tersebut harus dikonversi kedalam format digital. Proses tersebut dinamakan digitasi. Proses digitasi memerlukan sebuah hardware tambahan yaitu sebuah digitizer lengkap dengan mejanya. Untuk mendigitasi peta harus dilekatkan pada peta digitasi titik dan garis ditelusuri dengan kursor digitasi atau keypad. Digitasi ini memerlukan software tertentu seperti ARC/INFO Autocad, MapInfo atau software lain yang dapat mensupport proses digitasi tersebut. Untuk SIG dengan teknologi yang lebih modern, proses konversi data dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi scanning Anonim, (2011).
15
G. Peta 1. Pengertian Peta Peta adalah gambaran permukaan bumi yang di gambar pada permukaan datar, dan diperkecil dengan skala tertentu dan juga dilengkapi simbol sebagai penjelas. Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan berbagai pengertian, namun pada dasarnya peta mempunyai arti yang sama. Berikut pengertian peta dari para ahli. a. Menurut International Cartographic Association (ICA) Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari pemukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. b. Menurut Aryono Prihandito (1998) Peta adalah gambaran permukaaan bumi dengan skal a tertentu, digambar pada bidang datar melalui system proyeksi tertentu. c. Menurut Erwin Rainsz (1948) Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas. d. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Bakosurtanal (2005) Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan pada tingkatan pembangunan.
16
2. Fungsi peta Secara umum, peta berfungsi untuk : a. menunjukkan lokasi pada permukaan bumi; b. menggambarkan luas dan bentuk berbagai gejala, baik gejala alamiah maupun gejala insaniah; c. menentukan arah serta jarak suatu tempat; d. menunjukkan ketinggian atau kemiringan suatu tempat; e. menyajikan persebaran sifat-sifat alami dan nonalami; f. melukiskan luas dan pola; g. memungkinkan pengambilan kesimpulan dari data atau informasi yang tersaji, serta; h. memperlihatkan gerak perubahan dan prediksi dari pertukaran barangbarang persebaran aktivitas industri, arus produksi, mobilitas manusia, dan sebagainya. 3. Jenis-jenis peta Menurut jenisnya, peta dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut. a. Jenis peta berdasarkan skalanya 1) Peta teknik/kadaster Peta ini mempunyai skala sangat besar antara 1 : 100 - 1 : 5.000 peta kadaster ini sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan jaringan jalan, jaringan air, dan sebagiannya.
17
2) Peta berskala besar Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan wilayah. 3) Peta berskala medium Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000. 4) Peta berskala kecil Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000. 5) Peta Geografi/Dunia Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000. b. Jenis Peta Berdasarkan Keadaan Objek 1) Peta dinamik, yaitu peta yang menggambarkan labil atau meningkat. Misalnya peta transmigrasi atau urbanisasi, peta aliran sungai, peta perluasan tambang, dan sebagainya. 2) Peta stasioner, yaitu peta yang menggambarkan keadaan stabil atau tetap. Misalnya, peta tanah, peta wilayah, peta geologi, dan sebagainya. c. Berdasarkan isi data yang disajikan 1) Peta Umum Peta umum yaitu peta yang menggambarkan semua unsur topografi di permukaan bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia, serta menggambarkan keadaan relief permukaan bumi yang dipetakan. 2) Peta Topografi Peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur yaitu garis pada peta
18
yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama. Sifat-sifat garis kontur pada peta topografi antara lain sebagai berikut.: a) Semakin rapat jarak antargaris kontur, menunjukan semakin curam daerah tersebut. Begitu juga sebaliknya, bila jarak antargaris konturnya jarang, maka tempat tersebut adalah landai. b) Bila ditemukan ada garis kontur yang bergigi, hal tersebut menunjukkan di daerah tersebut terdapat depresi atau lembah. 3) Peta Tematik Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu/khusus.Misal peta Geologi, peta pegunungan lahan, peta persebaran
objek
wisata,
peta
kepadatan
penduduk,
dan
sebagainya.Salah satu contoh peta Tematik yaitu peta pegunungan lahan.Peta ini merupakan peta yang khusus menunjukan persebaran penggunaan lahan suatu wilayah yang dipetakan. 4) Peta berdasarkan sumbernya (data) a) Peta turunan (derived map) yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. b) Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. 5) Jenis Peta Statistik a)
Peta
statistik
menggambarkan
distribusi
kevariasian
jenis
kualitatif, data,
adalah
tanpa
peta
yang
memperhitungkan
jumlahnya, contohnya: peta tanah, peta budaya, peta agama, dan sebagainya.
19
b)
Peta
statistik
distribusi
kuantitatif,
adalah
peta
yang
menggambarkan jumlah data, yang biasanya berdasarkan perhitungan persentase atau pun frekuensi. Misalnya, peta penduduk, peta curah hujan, peta pendidikan, dan sebagainya. 6) Jenis Peta Berdasarkan Fungsi atau Kepentingan Berdasarkan fungsi atau kepentingannya, peta dapat dibedakan menjadi: a) peta geografi dan topografi; b) Peta geologik, hidrologi, dan hidrografi; c) peta lalu lintas dan komunikasi; d) peta yang berhubungan dengan kebudayaan dan sejarah, misalnya: peta bahasa, peta ras; e) peta lokasi dan persebaran hewan dan tumbuhan; f) peta cuaca dan iklim; g) peta ekonomi dan statistik. 7) Unsur-unsur (komponen) Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi keruangan. Berdasarkan fungsi tersebut maka sebuah peta hendaknya dilengkapi dengan berbagai macam komponen/unsur kelengkapan yang bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam membaca/menggunakan peta. Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara umum banyak ditemukan pada peta misalnya adalah: 1) Judul Mencerminkan isi sekaligus tipe peta.Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah.Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas.
20
2) Legenda Legenda adalah keterangan dari simbol -simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta. 3) Orientasi/tanda arah Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta.Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah. 4) Skala Skala
adalah
perbandingan
jarak
pada
peta
dengan
jarak
sesungguhnya di lapangan, jenis-jenis simbol peta antara lain: a) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional b) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak c) Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu. d) Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak. e) Simbol
batang,
digunakan
untuk
menyatakan
suatu
harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya. f) Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk persentase. g) Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil.
21
5) Warna Peta Warna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta. Warna simbol dalam peta terdiri dari 8 warna, yaitu: a) Warna Hijau Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m.Biasanya bentuk muka bumi yang terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi olah dataran rendah.Dataran rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai selatan. b) Warna Merah Warna merah menunjukkan jalan kereta api/gunung aktif.Warna merah sering dijumpai di peta suatu provinsi. c) Warna Hijau Muda Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 200 400 m di atas permukaan laut.Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang landai dengan disertai bentukbentuk muka bumi bergelombang dan bukit.Penyebaran bentuk muka ini hampir menyeluruh di atas dataran rendah. d) Warna kuning Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 500 1000 m di atas permukaan laut.Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan dan pegunungan rendah.Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di bagian tepi-tengah
22
dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di sebelah tenggara Kabupaten Sukoharjo. e) Warna cokelat muda Warna cokelat muda menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1000 1500 m diatas permukaan air laut.Bentuk muka bumi yang dominan di daerah ini berupa pegunungan sedang disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka ini berada dibagian tengah dari JawaTengah. f) Warna cokelat Warna cokelat menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan air laut.Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi
oleh gunung-gunung
yang
relatif
tinggi.Penyebaran
dari
gunung-gunung tersebut sebagian besar di bagian tengah dari Jawa Tengah. g) Warna biru keputihan Warna biru menunjukkan warna kenampakan perairan.Warna biru keputihan menunjukkan wilayah perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai.Zona di wilayah ini disebut dengan zona neritik.Penyebaran dari zona ini ada disekitar pantai.Di wilayah perairan darat warna ini menunjukkan danau atau rawa. DiWonogiri terdapat Waduk Gajah Mungkur, di Bawen terdapat Rawa Pening, disekitar Kebumen terdapat
waduk Wadaslinang dan Sempor dan
beberapa waduk kecil lainnya. h) Warna biru muda
masih
ada
23
Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan laut yang mempunyai kedalaman antara 200 2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentukan lereng yang relatif terjal.Wilayah ini merupakan kelanjutan dari zona neritik.Namun wilayah ini tidak tergambar dalam peta umum. i) Warna biru tua Warna biru tua menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di sekitar Pulau Bali pada kedalaman > 2000 m sulit untuk diketahui dan tidak bisa diinterprestasikan dari peta.Namun biasanya bentuk muka bumi pada laut dalam dapat berupa dataran, lubuk laut, drempel dan palung laut.Bentuk muka bumi seperti ini juga tidak tergambar dalam peta umum. a. Tipe Huruf (Lettering) Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam penggunaan lettering: 1) Obyek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta 2) Obyek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa. b. Garis Astronomis. Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis. c. Inset. Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset antara lain:
24
1) Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali. 2) Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting. 3) Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama. d. Garis Tepi Peta. Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta. e. Sumber dan Tahun Pembuatan. Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh. f. Garis Lintang dan Garis Bujur Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat - timur atau dari arah timur - barat.Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara - selatan atau selatan - utara.
H. Cara Pengolahan Data Menggunakan Autocad 2006 dan ArcMap 10.2 1. Pengolahan Menggunakan Autocad Cara pengolahan data menggunakan Autocad adalah sebagai berikut a. Pertama siapkan file dengan extensi . txt (tex delimineted) b. Kemudian klik star > ketik land > buka autocad land desktop c. Klik new > browse >pilih tempat penyimpanan > ok d. Kik create project > prototype > default ( meters) > Nama = Nama project >ok > Ok
25
e. Muncul windows baru ok > window baru lagi tekan next f. Ganti linear units = meters > Angle display style = north azimuth > finish > ok g. Buat layer baru dengan cara klik layer properties manager > new ( buat 2 layer baru) > nama nya exsisting dan rencana >ok h. Masuk point >import / export points >import points.. i. Muncul window format manager- import
points > ganti format menjadi
penzd ( space delimited ) > source file ( tempat penyimpanan data , txt sebelumnya ) pertama masukan file exsisting dengan layer exsisting juga > ok >ok muncul Window baru ok , tunggu beberapa saat hingga selesai j. Tekan z ( zoom) enter > e ( extent enter )untuk melihat titik k. Blok seluruh titik keseluruhan > klik kanan > display properties > window point display properties > pada tab text > text size ubah menjadi 0,2 dan memakai size absolute units > tabs marker size absolute units juga > size 0,3 > ok l. Kemudian ketik pl ( polyline) enter buat luasan daerah pada kedua data exsisting dan rencana
2. Pengolahan Data Menggunakan ArcMap 10.2 a. ArcMap 10.2 ArcMap merupakan menu utama dalam ArcGis yang digunakan untuk membuat (create), menampilkan (viewing), memilih (query), editing. Composing dan publishing peta GIS Consortium Aceh
Nias, (2007).
26
Gambar 2. Tampilan ArcMap 10.2 Komponen -komponen ArcMap antara lain : b. Table Of Contents (TOC) Merupakan list atau daftar isi data yang ditampilkan dalam Map Area TOC
terdiri
atas
Data
Frame
yang
berisi
layer-layer
yang
mempresentasikan data yang ada. Beberapa fungsi yang dapat dilakukan dalam TOC antara lain 1) Menyusun susunan layer 2) Mengaktifkan layer dan me-nonaktifkan layer 3) Melihat system koordinat yang digunakan (Layer Properties) 4) Membuka table attribute data spasial (Open Attribute Table) TOC juga menyediakan fasilitas symbology yang merepresentasikan muka bumi yang diwakili oleh simbol (baik bentuk maupun warna) dari feature (point, line, maupun polygon) berdasarkan attribute dapat di sesuaikan melalui TOC. Selain symbology TOC juga dapat melakukan fungsi labeling yang mana fasilitas ini berungsi unutk mempermudah user dalam memahami isi peta tersebut.
27
Gambar 3. Tampilan Table Of Contents c. Arc Toolbox ArcToolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk melaksanakan operasi-operasi tertentu pada ArcGis. Tampilan ArcToolbox yaitu berupa tools yang ditampilkan pada folder-folder ArcToolbox berdasarkan fungsi. d. Search Satu hal yang baru di ArcMap 10.2 yaitu terdapat fasilitas search. Fasilitas ini menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari.Melalui fasilitas ini, user dapat mencari data spasial, data project dan tools local server.
28
Gambar.4 Tampilan Search ArcMap 10.2 e. Toolbar Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar.Secara logis toolbar memiliki tool -tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu. Berikut ini beberapa contoh tools standart yang terdapat pada ArcMap 10.2 f. Toolbar Tools Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu. g. Toolbar Standart
Gambar 5. Tampilan Toolbar Standar.
29
h. ArcCatalog 10.2 ArcCatalog merupakan bagian dari ArcGis yang digunakan untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution), dan menyimpan (documentation) data-data SIG. Secara sederhana fungsi dari ArcCatalog adalah manajemen data.
Gambar 6. Tampilan ArcMap 10.2 Catalog Desktop I. Global Positioning System (GPS) 1. Pengertian Global Positioning System (GPS) Menurut Abidin (1995) dalam Anonim (2007), Global Positioning System (GPS) adalah sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Global Positioning System (GPS) dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan dan waktu di mana saja di muka bumi setiap saat, dengan ketelitian penentuan posisi dalam fraksi milimeter sampai dengan meter. Kemampuan jangkauannya mencakup seluruh dunia dan dapat digunakan banyak orang setiap saat pada waktu yang sama. 2. Manfaat Global Positioning System (GPS)
30
Pemanfaatan teknologi Global Positioning
System (GPS) dapat dibagi
menjadi dua bagian: a. Keperluan Militer dan Pertahanan Keamanan. Penggunaan Global Positioning System (GPS) untuk keperluan militer antara lain digunakan sebagai alat navigasi bagi tentara saat melakukan operasi militer pada daerah yang sangat sukar untuk mendapatkan patokan arah atau posisi dimana mereka berada, contohnya pada padang pasir. Global Positioning system (GPS) ini juga digunakan pada beberapa kendaraan militer seperti pada tank, mobil perang, helikopter, pesawat tempur, kapal perang dan sebagainya. b. Keperluan Masyarakat Sipil. Untuk keperluan sipil Global Positioning System (GPS) digunakan untuk beberapa keperluan seperti: 1) Kegiatan Outdoor digunakan sebagai alat navigasi untuk menunjukkan posisi dan arah dari suatu titik tempat kita berada pada muka bumi, navigasi bagi pecinta alam, saat ini pada beberapa tempat seperti di Amerika dan Eropa digunakan juga pada kendaraan bermotor yang dapat memberi petunjuk arah dan peta jalan yang akan dilalui dan tujuan. 2) Maritim/Kelautanuntuk keperluan di bidang kelautan, Global Positioning System (GPS) dipasang pada perahu motor atau kapal yang digunakan sebagai alat navigasi laut yang dapat menunjukkan arah dan posisi kapal tersebut pada muka bumi, dipakai juga untuk keperluan penangkapan ikan dengan tambahan bantuan alat sonar dan sebagainya.
31
3) Avionics digunakan juga pada pesawat-pesawat komersial sebagai bagian alat navigasi udara, dan juga pada balon udara. 4) Pemetaan (Geographics Information System (GIS) Survei. Selain hal tersebut di atas GPS dimanfaatkan secara khusus untuk memperoleh data untuk pembuatan peta survey suatu daerah berupa kontour dan juga untuk keperluan data geografi/ Geographich Information System (GIS). 3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Global Positioning System (GPS) Dalam setiap pengguanaannya Global Positioning System (GPS) memiliki juga kelebihan dan kekurangan Global Positioning System (GPS). Kelebihan dan kekurangan Global Positioning System ( GPS) dapat dilihat di bawah ini: a. Kelebihan Global Positioning System ( GPS) Berikut adalah kelebihan Global Positioning System (GPS), yaitu: 1) Penggunaannya relatife mudah 2) Informasi dapat diperoleh secara cepat 3) Informasi yang dihasilkan cukup akurat 4) Mudah dipindah
pindahkan / dibawa
5) Terus berkembang sesuai kebutuhan (banyak pilihan model). b. Kekurangan Global Positioning System ( GPS) Berikut adalah Kekurangan Global Positioning System ( GPS), yaitu: 1) Dipengaruhi oleh cuaca dan tempat 2) Pengambilan data harus dilakukan di tempat terbuka 3) Tergantung dengan keberadaan Global Positioning System (GPS) 4) Koordinat yang dihasilkan terkadang tidak pas jika diplotkan di peta 5) Tempat penyimpanan data masih terbatas.
32
c. Keakuratan Perangkat Global Positioning System ( GPS) Berikut adalah keakuratan perangkat Global Positioning System (GPS), yaitu: 1) Global Positioning System (GPS) umumnya memiliki 12 chanel secara parallel. 2) Faktur atmosfir dapat mengurangi ketepatan. 3) GPS untuk penerbangan dapat mencapai keakurasian sampai dengan +/- 15 meters. 4) Wide
Area
Augmentation
keakurasian hingga +/- 3
System (WAAS) dapat
meningkatkan
8 meters.
5) Tidak ada alat khusus atau biaya extra untuk mendapatkan signal 6) Wide Area Augmentation System (WAAS), selama negara tersebut memasang Wide Area Augmentation System (WAAS) ground koreksi satelit. 7) Sedang
Differential
Global
Positioning
System
(DGPS)
dapat
meningkatkan keakurasian hingga +/- 3-5 meter. 8) Differential Global Positioning System (DGPS) terdiri dari alat yang menerima signal dan mentransmisikan 9) Mengulang untuk mengoreksi posisi, alat ini dipakai untuk penerbangan, di Halim Airport ada 2 unit Differential Global Positioning System (DGPS) untuk meningkatkan keakurasian. 10)
Untuk koreksi ini Global Positioning System (GPS) kita harus
memiliki differential beacon receiver and antenna, seperti pada Global Positioning System (GPS295) dimana kita dapat menyetel frequensi dari beacon tersebut.
33
d. Sumber Kesalahan Berikut adalah sumber kesalahan Global Positioning System (GPS), yaitu: 1) Keterlambatan dari pantulan Ionosphere end troposphere : terjadi penurunan ketepatan akibat dari keterlambatan waktu saat signal saat menembus lapisan ini, namun Global Positioning System (GPS) dapat mengkoreksi dengan mengasumsikan faktor kesalahan rata rata. 2) Eror dari Pantulan signal: hal ini terjadi jika signal Global Positioning System (GPS) berpantul melalui objek seperti bangunan atau gunung sebelum dia diterima unit kita. 3) Kesalahan Waktu dari unit kita: Ketepatan waktu / jam dari unit kita tidak setepat jam Atom di GPS satelit (GPS memakai Atomic Clock). Untuk itu ada sedikit error waktu. 4) Orbital errors
dikenal sebagai ephemeris errors, hal ini terjadi jika ada
pergeseran dari orbit / laporan dari satelit untuk posisinya. 5) Jumlah satelit yang diterima: semakin banyak signal yang diterima semakin tinggi ketepatannya, Bangunan, gunung, gangguan elektronik, bahkan pohon rindang dapat mengurangi ketepatan. 6) Posisi relative dari Satelit / gangguan sisi miring: hal ini terjadi jika posisi satelit terletak pada sudut yang sangat lebar atau sangat dekat atau hampir berhimpitan satu sama lain sehingga perhitungan ketepatan berkurang. 4. Teknik Pengambilan Posisi Menggunakan Global Positioning System (GPS). Pengambilan posisi dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) sangat bergantung dari seberapa kuat sinyal yang dapat diterima oleh Global Positioning System (GPS).Semakin banyak dan kuat sinyal yang
34
diterima oleh Global Positioning System ( GPS) maka semakin tinggi pula akurasi yang dihasilkan oleh Global Positioning System (GPS) tersebut. Oleh sebab itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat penerimaan oleh Global Positioning System (GPS), antara lain adalah kondisi cuaca. Cuaca mendung dapat menghalangi tingkat penerimaan sinyal oleh Global Positioning System (GPS).Selain itu, penerimaan sinyal oleh
Global
Positioning System (GPS) juga dapat dipengaruhi oleh halangan-halangan fisik seperti bangunan, pohon, atap rumah dan lain lain. a. Nyalakan Global Positioning System (GPS), dengan menekan tombol power , setelah itu Global Positioning System (GPS) akan segera melakukan kalkulasi posisi berdasarkan penerimaan sinyal oleh satelit. Besarnya sinyal satelit yang diterima oleh Global Positioning System (GPS) dapat dilihat diagram batang (bar indikator). b. Jika Global Positioning System (GPS) telah berhasil menerima sinyal dari satelit minimal 3 atau 4 buah, maka posisi Global Positioning System (GPS) akan segera tampak, beserta dengan perhitungan akurasinya. Sebaiknya akurasi yang digunakan adalah dibawah 8 meter. Positioning
System
(GPS)
akan
senantiasa
melakukan
Global kalkulasi
berdasarkan tingkat penerimaan sinyal, oleh sebab itu posisi geografis yang ditunjukkan akan selalu berubah-ubah. c. Jika nilai akurasi yang diinginkan telah dicapai, maka kita dapat melakukan penandaan posisi (marking) dengan menggunakan tombol enter , dengan cara menekan lama (5 detik). Setelah itu tampilan akan berubah ke Mark Waypoint. Waypoint merupakan istilah untuk titik (stasiun) yang posisinya kita ambil menggunakan Global Positioning System
(GPS). Kita juga
35
dapat
melakukan
perubahan
jenis
simbol,
nama
waypoint,
serta
memasukkan sedikit catatan. Pengaturan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan tombol arah dan enter.
Waypoint hasil penandaan oleh
Global Positioning System (GPS) tersebut selain berisi posisi Global Positioning System (GPS) saat itu, juga memuat informasi waktu pengambilan dan elevasi permukaan bumi.
Jika pengaturan selesai
dilakukan, tekan tombol OK untuk mengakhiri proses penandaan data (sekaligus menyimpan data). d. Global Positioning System (GPS) juga dapat menyimpan Track . Dimana Track merupakan jalur yang telah dilalui oleh Global Positioning System (GPS) ketika sedang on (aktif) dan menerima sinyal dari satelit. Track akan otomatis diambil oleh Global Positioning System (GPS), dimana track tersebut berisi informasi posisi, waktu, serta ketinggian tempat. e. Tombol find berfungsi untuk membantu kita dalam melakukan pengecekan terhadap titik yang telah diambil sebelumnya. Caranya, tekan tombol find, kemudian pada layar akan tampil menu Find, setelah itu pilih waypoint dan tekan enter. Setelah itu kita tinggal memilih titik yang ingin di cek ataupun di cari. Global Positioning System (GPS) kemudian akan memberikan tampilan informasi titik tersebut. Kita juga bisa melihat posisi titik tersebut pada peta dengan memilih Map atau mengecek arahnya dari Global Positioning System (GPS) dengan memilih GO TO.
Selain berfungsi
menentukan posisi, Global Positioning System (GPS) juga memiliki beberapa fungsi tambahan, antara lain : Penerimaan Satelit, mengukur trip (perjalanan), peta, kompas, ketinggian, pasang surut, dan lain-lain.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Loa
Bahu kecamatan sungai
kunjang kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur selanjutnya data yang diperoleh dari lapangan di olah di
laboratorium Penginderaan Jauh dan
System Geografis ( SIG ) Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 2. Waktu Penelitian ini membutuhkan waktu selama 6 bulan meliputi penyusunan proposal, pengambilan data di lapangan, pengolahan dat a, dan penyusunan laporan.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada jadwal kegiatan yang sudah
ditentukan. B. Alat dan Bahan a. Peralatan yang digunakan: Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut : a. Global poisoning System (GPS) Navigasi, digunakan sebagai alat ukur dalam pengambilan data lapangan yaitu mengambil titik koordinatnya. b. Computer/Laptop sebagai alat untuk pengolahan data dengan spesifikasi sebagai berikut : merk acer, intel(R) Core(TM) i3-4030u CPU @ (1,9 GHz,3MBL3 cache) dilengkapi dengan memori 2.00 GB dan system type 32-bit Operating System. c. MapSource dan ArcGIS 10.2, sebagai software untuk mengolah data. d. Pensil, sebagai alat untuk menulis atau mencatat
37
e. Kamera digunakan dalam pengambilan gambar f. Kendaraan,roda dua digunakan pengambilan data dilapangan b. Bahan a. Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Tally Sheet, digunakan untuk mencatat data-data lapangan sebelum diolah agar data-data lapangan tersebut tidak hilang atau lupa. b. Citra c. Peta administrasi, d. Monografi Kelurahan C. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian ada beberapa tahapan yang meliputi a. Persiapan Fasilitas Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan seperti komputer/laptopdengan spesifikasi sebagai berikut: tipe Acer E5-571-34vi processor intel inside CORE i3dilengkapi memory 2 GB DDR3, HDD 500 GB. Beserta aplikasi software didalamnya yaitu menggunakan aplikasi ArcGIS 10.2 b. Persiapan di Lapangan Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu dilakukan persiapanpersiapan untuk kelancaran pelaksanaan pengukuran adalah sebagai berikut : 1) Memeriksa lokasi dimana pengukuran akan dilaksanakan. 2) Perencanaan pemilihan alat yang akan digunakan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapangan.
38
3) Menyiapkan Tally sheet perhitungan data. 1. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan langsung di lapangan dengan menggunakan alat Global poisoning System (GPS) Handheld 62s. Metode yang digunakan adalah metode pengambilan titik (point). Di setiap posisi penggunaan lahan yang ada dikelurahan Loa Bahu dan juga beberapa jaringan jalan. 2. Pengolahan Data Setelah selanjutnya
data-data/tabel-tabel adalah
tahapan
di
atas
sudah
pengolahan
data
terisi,
maka
lapangan.
langkah Data-data
mentah/data lapangan di atas dibawa ke laborato rium Geomatika Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Data mentah dari lapangan tidak bisa digunakan , kita harus mendownload data Global Posioning System (GPS)
tersebut menggunakan aplikasi Map source.
Setelah terdownload maka masukaan data tersebut ke aplikasi ArcGIS 10.2 untuk tahap pengolahannya agar menjadi peta. 3. Pengolahan data menggunakan ArcGIS 10.2 Pada tahapan ini kita hanya memerlukan peta administrasi sebagai acuannya. Terlebih dahulu mendigitasi setiap areanya , setelah itu masukkan data dari Global Posioning System (GPS) tadi agar memunculkan point-point yang telah diambil di lapangan dan jangan lupa untuk memasukkan data vector jaringan jalan kota samarinda agar hasil nya lebih memuaskan. a. Input Data dari Global Posioning System ( GPS). Menurut Prasetyo (2011) add data dari Global Posioning System (GPS) ke dalam ArcGis ada 2 cara, yaitu add data tabulasi/tabel dan melakukan transfer data langsung dari
Global Posioning System (GPS)
39
,Dalam penelitian ini download data Global Posioning System (GPS) dilakukan dengan transfer data langsung menggunakan software DNR Garmin dengan cara : 1) Membuka aplikasi DNR Garmin. 2) Mengkoneksikan
receiver
Global
Posioning
System
(GPS)
menggunakan kabel USB ke komputer. 3) Dari menu toolbar,memilih GPS Set Port> USB. 4) Jika tersambung akan muncul tulisan Connected di kolom sebelahn kiri pojok yang memberikan keterangan tersambungnya ke Global poisoning System (GPS) beserta Latlong_nya. 5) Mengatur sistem koordinat deangan mengklik File>Set Projection. 6) Maka muncul DNR Garmin Properties, pada lembaran Projection menandai pilihan ESRI, Datum GCS_WGS 1984 dan zona 50S. Kemudian OK. 7) Setelah pengaturan tersebut,data dapat didownload dengan cara memilih Waypoint> download 8) Secara default program ini akan memunculkan titik yang tersimpan pada
GPS.
9) Data disimpan dalam bentuk shapefile atau dalam bentuk data base. b. Georeferencing 1) Membuka program ArcMap dari start menu > Program >ArcMap 10.
40
Gambar .7 Tampilan ArcMap 10.2 2) Tampilkan layer Peta Administrasi.Untuk menampilkan data, browser data dan direktori melalui icon Add data.
Gambar.8 Tampilan Icon Add Data 3) Maka peta dasar akan muncul. Dari gambar terlihat bahwa tipe koordinat peta adalah Projected Coordinate System.
41
Gambar .9 Tampilan Peta Dasar 4) Untuk menyamakan sistem koordinat dilakukan dengan memberi koordinat pada layer dengan cara mengklik kanan pada layer>Properties>Coordinate System>UTM>WGS 1984>Southern Hemispere>WGS 1984 Zone 50S> OK.
Gambar. 10 Tampilan Sistem Koordinat
42
5) Selanjutnya penentuan titik kontrol dengan mengklik Add Control Point pada Georeferencing Tool. Zoom salah satu titik perpotongan yang dijadikan sebagai titik kontrol > klik kiri titik perpotongan > klik kanan >input X dan Y.melakukan langkah ang sama untuk 3 titik kontrol lainnya.
Gambar.11 Tampilan Penentuan Titik Kontrol c. Digitasi Digitasi merupakan proses konversi feature ke dalam format digital. Langkah-langkah digitasi sebagai berikut. 1) Membuat Shapefile, pembuatan Shapefile dimulai dengan mengklik icon arcCatalog>klik Folder Connection> klik kanan pada folder penyimpanan >New Shapefile.
43
Gambar 12 Tampilan Membuat Shapefile 2) Untuk memulai digitasi, klik icon Editor>pilih Start Editing> maka muncul jendela Create Feature klik feature polygon (Batas Administrasi). Kemudian mendigitasi batas administrasi batas administrasi wilayah kota Samarinda.
Gambar. 13 Tampilan Memulai Digitasi
d. Layout Peta Pada tahap ini, layout Peta dilakukan menggunakan software ArcMap 10.2 Sebelum dibuka menggunakan ArcMap 10.2 citra hasil klasifikasi
harus
disimpan
dalam
format
yang
dapat
dibuka
menggunakan ArcMap 10.2 misalnya format tiff. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
44
1) Ubah background menjadi warna putih. Setup
Klik menu File
pilih White pada Background Color
page
OK.
2) Simpan data dalam format tiff menggunakan Save As. 3) Aktifkan software ArcMap 10.2 Tampilan kerja ArcMap 10 seperti di bawah ini.
Gambar . 14 Tampilan Kerja Software ArcMap 10.2 4) Buka file hasil pengolahan
Gambar .15 Tampilan Hasil Pengolahan
45
5) Klik Layout View, akan nampak tampilan seberti di bawah ini. Di mana garis hitam paling luar merupakan batas kertas dan garis hitam yang kedua merupakan batas peta yang akan di-layout.
Gambar. 16 Tampilan Kertas Layout. 6) Atur terlebih dahulu kertas yang akan digunakan. Klik menu File Page and Print Setup, akan muncul jendela Page and Print Setup. Pilih jenis print yang akan digunakan pada dialog box Printer Setup Name. Pada Paper, dialog box Size pilih A3 (Scaled) dan pilih
46
Landscape.
Beri tanda contreng pada Scale Map Elements
proportionally to changes in Page Size, lalu klik OK. 7) Atur Margin. Klik kanan pada Rulers Centimeters
Options
pada Units pilih
pada Smallest Division pilih ½ cm
OK. Kemudian
atur margin kertas dengan mengklik pada rulers sesuai ukuran yang diinginkan. 8) Atur skala peta yang akan diprint agar sesuai dan pas dengan ukuran kertas. Pada layout ini digunakan ukuran skala 1 : 180.000. 9) Memberi grid geografis peta. Properties
Klik kanan pada area peta
klik Grids pada Data Frame properties
New Grid.
Akan muncul jendela dialog Grids and Graticules Wizard, pilih Graticule: divides map by meridians and parallels Graticule and labels pada Appearance grid 0o
pada latitude dan longtitude
garis pada Axes dan tulisan pada Labeling
Next
pilih
pada interval atur interval Next Next
atur tampilan Finish
OK.
10) Tambahkan pula grid UTM peta. Klik kanan pada area peta Properties
klik Grids pada Data Frame properties
New Grid.
Akan muncul jendela dialog Grids and Graticules Wizard , pilih Measured Grid: divides map into a grid of map units Tick marks and labels meter Labeling
Next Next
Next
pilih
pada Intervals atur interval grid 10000
atur tampilan garis pada Axes dan tulisan pada Finish
OK.
47
11) Memberi judul peta. Klik menu Insert
Title. Untuk peta
beri
PENGGUNAAN LAHAN KELURAHAN LOA BAHU 12)
North Arrow.
13) Memberi skala peta dengan mengklik menu Insert kemudian pilih Scale text untuk skala teks dan Scale Bar untuk skala bar. 14) Memberi keterangan peta dengan mengklik menu Insert
Legend.
15) Buat peta penuntuk lokasi dengan mengklik menu Insert
Data
Frame. 16) Masukkan sumber data serta pembuat peta dan instansi terkait dengan mengklik menu Insert
Text.
17) Terakhir beri bingkai dengan mengklik menu Insert 18) Simpan dengan mengklik menu File
Neatline.
Save.
19) Peta dapat pula disimpan dalam format lain untuk memudahkan membuka misalnya dalam format JPEG dan PDF dengan mengklik menu File
Export Map.
48
Gambar .17 Contoh Gambar Peta yang Sudah Jadi dan Diekspor Dalam Format JPEG.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ini dimulai dari
melakukan pengambilan titik atau posisi
penggunaan lahan yang ada di Kelurahan Loa Bahu dan beberapa jaringan jalan yang ada di Kelurahan Loa Bahu dan selanjutnya data di olah menjadi peta penggunaan lahan yang ada dikeluran Loa Bahu di laboratorium Penginderaan Jauh dan SIG
Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda dan ada beberapa penggunaan lahan yang didapatkan setelah melakukan survey di lapangan adalah sebagai berikut 1. Pemetaan penggunaan lahan persawahan Kelurahan Loa Bahu 2. Pemetaan penggunaan lahan Perkebunan Kelurahan Loa Bahu 3. Pemetaan
pengunaan lahan pemukiman dan perumahan Kelurahan Loa
Bahu 4. Pemetaan penggunaan lahan industri sedang dan besar 5. Pemetaan penggunaan lahan perdangangan dan Jasa a. Data Koordinat persebaran Penggunaan Lahan yang ada di Kelurahan Loa Bahu. Berdasarkan hasil pengamatan dan Survey dilapangan Data Koordinat persebaran Penggunaan Lahan yang ada di Kelurahan Loa Bahu adalah sebagai tabel berikut ini
50
Tabel 2.4 Data Koordinat Persebaran Penggunaan Lahan yang ada di Kelurahan Loa Bahu No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Penggunaan Lahan Perumahan
Easting (m)
Northing (m)
Elevation (m dpl)
510689
9944173
7
Industri
510068
9944379
9
Industri
509549
9944784
8
Perkebunan
509402
9944962
7
Industri
509305
9945241
7
Industri
508068
9945057
26
Pertanian
507405
9944984
11
Industri
507389
9944923
17
Lahan Kosong
507612
9945104
14
Industri
509563
9945803
24
Pemukiman
511884
9945861
8
Perdagngan
512203
9945075
8
Industri
508863
9946916
20
Perkebunan
509510
9945018
17
Industri
512265
9944587
8
Perkebunan
511570
9946515
27
b. Jenis penggunaan lahan Berdasarkan hasil pengolahan penggunaan Lahan Kelurahan Loa Bahu telah di Ketahui Luas wilayah dari setiap penggunaan Lahan adalah sebagai berikut
51
Tabel 2.5Jenis Penggunaan Lahan dan Luas Areal No
Penggunaan Lahan
Luas
Keterangan
1
Perumahan
15,799
Ha
2
Pemukiman
488,294
Ha
3
Perkebunan
16,342
Ha
4
Pertanian
88,271
Ha
5
Industri
370,205
Ha
6
Lahan Kosong
56,112
Ha
7
Perdagangan
5,275
Ha
8
Hutan Kota
34,622
Ha
Jumlah
1.074
Ha
Lahan Belum di Kelolah
1.441
Ha
Luas Wilayah
2.515
Ha
c. Luas wilayah Berdasarkan data monografi yang diperoleh dari kelurahan Loa Bahu luas Wilayah kelurahan Loa Bahu adalah 2.515 Ha dengan luas areal penggunaan lahan yang berhasil saya petakan adalah 1.074 Ha, berdasarkan hasil penjumlahan pada tabel di atas luas lahan yang belum di kelolah adalah 1.441 Ha dengan batas wilayah utara Kelurahan Pinang, sebelah timur kel,air putih /Kel.Karang Anyar /Kel. Karang Asam, sebelah Selatan Kelurahan Loa Bakung dan Sebelah Barat Kabupaten Kutai Karta Negara, setelah melakukan pengecekan lapangan sekitar 40 % dari wilayah Kelurahan Loa Bahu adalah hutan dan beberpa wilayahnya adalah rawa-rawa, tanah kosong dan pemukiman d. Pemukiman dan perumahan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang
52
berfungsi sebagagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU no.4
tahun
1992,
tentang
Perumahan
dan
Permukiman).
Permukiman adalah kawasan yang didominasi oleh lingkungan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan dan tempat kerja yang memberikan pelayanan dan kesempatan kerja yang terbatas untuk mendukung perikehidupan dan penghidupan, sehingga fungsinya dapat berdaya guna dan berhasil guna. Permukiman ini dapat berupa permukiman perkotaan maupun permukiman perdesaan (Kamus Tata Ruang Tahun 1997). Permukiman adalah tempat atau daerah untuk bertempat tinggal dan menetap, B. Pembahasan Berdasarkan tabel di atas bisa di jelaskan bahwa luas penggunaan lahan yang ada di kelurahan Loa Bahu adalah 1.074 Ha dengan luas areal Kelurahan Loa Bahu adalah 2.515 Ha, di sini kita bisa jelaskan bahwa dari sisa luas areal 1.441 Ha ini adalah lahan yang belum di kelolah, dengan data yang di peroleh dari Dinas Pekerjaan Umum Provensi Kalimantan Timur tahun 2012 1. Ada beberapa pendapat tentang Komponen penggunaan lahan suatu wilayah. a. menurut Hartshorne, komponen penggunaan lahan dapat dibeda kan menjadi (Hartshorne, 1980): 1) Private
Uses,
penggunaan
lahan
untuk
kelompok
ini
adalah
penggunaan lahan permukiman, komersial, dan industri. 2) Public Uses, penggunaan lahan untuk kelompok ini adalah penggunaan lahan rekreasi dan pendidikan. 3) Jalan
53
b. menurut Lean dan Goodall, (1976), komponen penggunaan lahan dibedakan menjadi: 1) Penggunaan lahan yang menguntungkan. Penggunaan lahan yang menguntungkan tergantung pada penggunaan lahan yang tidak menguntungkan.
Hal
ini
disebabkan
guna
lahan
yang
tidak
menguntungkan tidak dapat bersaing secara bersamaan dengan lahan untuk ftmgsi yang menguntungkan. Komponen penggunaan lahan ini meliputi penggunaan lahan untuk pertokoan, perumahan, industri, kantor dan bisnis. Tetapi keberadaan. guna lahan ini tidak lepas dari kelengkapan
penggunaan
lahan
lainnya
yang
cenderung
tidak
menguntungkan, yaitu penggunaan lahan untuk sekolah, rumah sakit, taman,
tempat
pembuangan
sampah,
dan
sarana
prasarana.
Pengadaan sarana dan prasarana yang Iengkap merupakan suatu contoh bagaimana. guna lahan yang menguntungkan dari suatu lokasi dapat inempengaruhi guna lahan yang lain. Jika lahan digunakan untuk suatu tujuan dengan membangun kelengkapan untuk guna.lahan disekitarnya, maka hal ini dapat meningkatkan nilai keuntungan secara umum,
dan
meningkatkan
nilai-lahan.
Dengan
demikian
akan
memungkinkan beberapa guna lahan bekerjasama meningkatkan keuntungannya dengan berlokasi dekat pada salah satu guna lahan. 2) Penggunaan lahan yang tidak menguntungkan. Komponen penggunaan lahan ini meliputi penggunaan lahan untuk jalan, taman, pendidikan dan kantor pemerintahan. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa guna lahan yang menguntungkan mempunyai keterkaitan yang besar dengan guna lahan
54
yang tidak menguntungkan. Guna lahan utama yang dapat dikaitkan dengan fungsi perumahan adalah guna lahan komersial, guna lahan industri, dan guna lahan publik maupun semi public a. Guna lahan komersial. Fungsi komersial dapat dikombinasikan dengan perumahan melalui percampuran secara vertikal. Guna lahan komersial yang harus dihindari dari perumahan adalah perdagangan grosir dan perusahaan besar. b. Guna lahan industri. Keberadaan industri tidak saja dapat inemberikan kesempatan kerja namun juga memberikan nilai tambah melalui landscape dan bangunan yang megah yang ditampilkannya. Jenis industri yang harus dihindari dari perumahan adalah industri pengolahan minyak, industri kimia, pabrik baja dan industri pengolahan hasil tambang. c. Guna lahan publik maupun semi public. Guna lahan ini meliputi guna lahan untuk pemadam kebakaran, tempat ibadah, sekolah, area rekreasi, kuburan, rumah sakit, terminal dan lain-lain
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Luas wilayah Penggunaan Lahan Kelurahan Loa Bahu 1.074 Ha dari Luas wilayah keseluruhan adalah 2.515 Ha dengan Lahan yang belum di kelolah 1.441 B. Saran Saran atau masukan yang bisa diberikan adalah sebagai berikut. 1. Pemerintah Kelurahan Loa Bahu agar berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan luas wilayah antara perumahan,pemukiman dan industry di lapangan agar diperluas wilayahnya 2. Luas wilayah Kelurahan Loa Bahu yang belum dimampaatkan 1.441 Ha perlu adanya koordinasi, antara Masyarakat dengan Pemerintah Kelurahan Loa Bahu agar lahan tersebut dimampaatkan tidak menjadi lahan tidur
Daftar Pustaka Aryono Prihandito (1998) Pengertian Peta Anonim,( 2011). Sistem Informasi Geografis (SIG) / Geographic Information Sistem (GIS Abidin (1995) dalam Anonim (2007), Pengertian Global Positioning System (GPS) Bakosurtanal (2005) Pengertian Peta Chapin dan Kaiser, (1979) Jenis Penggunaan Lahan Chajin dan Kaiser, ( 1979). Penggunaan lahan yang tidak menguntungkan Dinas Pekerjaan Umum (2012) Data Penggunaan Lahan Dan Peta Administrasi Samarinda Erwin Rainsz (1948) Pengertian Peta Fauzi
A(1994) daerah pinggira kota menpunyai kemungkinan lebih banyak untuk berkembang menjadi daerah perkotaan
http//gdeg.cr.usgs.gov/gdeg/ (2010) Citra Lansat 8 Jumar,s Sos M.Si (2015) Data Monografi Kelurahan Loa Bahu Lean end Goodall, (1976), komponen penggunaan lahan Malingreu,(1977). Pengertian Penggunaan Lahan Rhind (1980) dalam Suharyadi( 2001) Mamfaat peta penggunaan lahan secara umum Sandi, 1 made, (1973) Peta penggunaan lahan merupakan salah satu aplikasi data penginderaan jauh
Lampiran
60
Gambar.19 Citra Samarinda
Gambar. 20 Peta Administrasi Samarinda
61
Gambar. 21 Pengambilan data Koordinat lahan kosong
Gambar.22 pengambilan data Koordinat bekas tambang
62
Gambar.23 Pengambilan Data Koordinat Perumahan
Gambar.24 pengambilan Data Koordinat Sawah
0°29'50"S
-1900
0°28'40"S
-1700
-1500
0°27'30"S
0°26'20"S
-1300