PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Jalan Polisi Militer Nomor 2, Telp 833462, 832975 Kupang
KAJIAN KAWASAN STRATEGIS RELIGI LARANTUKA
RINGKASAN
CV. Z E M Y Jl. Hati Mulia IV Oebobo - Kota Kupang
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Larantuka sebagai ibu kota Kabupaten Flores Timur sudah terkenal sejak lama dengan obyek wisata religinya. Khususnya pada perayaan Paskah. Perayaan Paskah, banyak dikunjungi wisatawan baik domestik maupun manca negara karena memiliki keunikan yang tidak dimiliki pada perayaan paskah di tempat lain. Keunikan dan kekhasan menjadi daya tarik untuk datang dan mengikuti perayaan dimaksud sekaligus wisata rohani. Potensi wisata religi, Larantuka juga memiliki keunggulan yang strategis yakni; berbatasan laut dengan pulau Adonara dan pulau Lembata, dimana pada kedua pulau ini memilki kebudayaan yang meiliki nilai jual seperti; Alam Kemang Beleng I dan Alam Kemang Beleng II pada Adonara sedangkan di Lembata adalah budaya masyarakat memburu ikan paus yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dari kajian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran kawasan strategis Larantuka; 2. Sejauhmana dampak ekonomi dari kawasan strategis religi Larantuka bagi daerah dan masyarakat; 3. Bagaimana model pengembangan kawasan strategis religi larantuka. 1.3 Tujuan Dan Sasaran Adapun tujuan dari penyusunan kajian ini adalah : 1. Mengidentifikasi potensi wisata religi Larantuka; 2. Menganalisa dampak posisi strategis wisata religi Larantuka terhadap PAD dan Pendapatan per kapita masyarakat Kabupaten Flores Timur; 3. Merumuskan model pengembangan pariwisata di provinsi NTT. Sasaran kajian : 1. Tersedianya data kawasan strategis wisata religi Larantuka; 2. Tersedianya informasi tentang dampak posisi strategis religi Larantuka terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Flores Timur; 3. Tersusunnya model pengembangan model kawasan strategis religi Larantuka.
HALAMAN
I-1
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
1.4 Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan di Kupang dan Larantuka Kabupaten Flores Timur. 1.5 Keluaran Keluaran (output) kajian ini adalah tersedianya sebuah dokumen kajian kawasan strategis religi Larantuka – Kabupaten Flores Timur. 1.6 Ruang Lingkup Lingkup kajian adalah : 1. Kajian potensi dan permasalahan Kawasan Strategis Religi Larantuka; 2. Kajian kebijakan umum, program dan kegiatan prioritas pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Flores Timur; 3. Kajian model dan prospek Kawasan Strategis Religi Larantuka.
II. KEBIJAKAN MAKRO KAWASAN STRATEGIS RELIGIUS LARANTUKA 2.1. Kebijakan Umum Perencanaan Tata Ruang Wilayah Fungsi dan peran wilayah di Kabupaten Flores Timur terbagi menjadi dua kawasan, yaitu kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. 2.1.1.
Kawasan Perkotaan
A. Fungsi dan Peran Wilayah Dalam strategi pengembangan wilayah di Kabupaten Flores Timur ditetapkan beberapa fungsi dan peran wilayah, terutama untuk kawasan perkotaan (ibukota kecamatan) yang memiliki fungsi sebagai pusat pertumbuhan dalam skala pelayanan (pusat SSWP), yaitu : a. Fungsi dan Peran Pusat SSWP Sebagai pusat pertumbuhan wilayah sekitarnya.
HALAMAN
I-2
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Pada setiap pusat SSWP (Larantuka, Wulanggitang, Adonara Timur, Witihama dan Solor Timur) untuk menunjang fungsinya harus tersedia dan dilengkapi dengan pusat perdagangan untuk menampung barang dari wilayah yang dilayani, pusat koleksi dan distribusi barang jenis perdagangan sekunder dan tersier, pusat pengembangan industri kecil (pengelolaan/manajemen, pengolahan, koleksi dan distribusi pemasarannya), serta adanya fasilitas yang dapat melayani kecamatan sekitarnya. Sebagai pusat pelayanan umum Pada perkotaan yang mempunyai fungsi sebagai pusat SSWP, maka seharusnya juga merupakan pusat pelayanan umum yang melayani wilayah sekitarnya, mengingat sesuai dengan fungsinya sebagai pusat SSWP perkotaan ini tentunya mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Oleh karenanya pengembangan fasilitas umum yang dilakukan adalah fasilitas umum yang mempunyai skala pelayanan sub regional dan dapat melayani penduduk dalam lingkup sosial seperti pendidikan, kesehatan dan sebagainya. b. Fungsi dan Peran Ibukota Kecamatan Bagi perkotaan kecamatan yang tidak memiliki fungsi sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya, maka perkotaan kecamatan tersebut tetap merupakan wilayah inti bagi desa-desa sekitarnya pada tingkat kecamatan. Wilayah perkotaan kecamatan ini juga harus memberikan pelayanan sosial-ekonomi minimal sampai tingkat wilayah administrasi kecamatan itu sendiri seperti halnya wilayah yang berfungsi sebagi pusat SSWP. Jenis pelayanan sosial ekonomi yang seharusnya ada pada perkotaan kecamatan ini diantaranya yaitu pendidikan (tingkat SLTA), kesehatan (puskesmas) dan sebagainya. B. Kebijaksanaan Keseimbangan Ekologi Pemanfaatan ruang wilayah untuk berbagai kegiatan baik kegiatan yang produktif maupun kegiatan yang tidak produktif harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dalam arti menjaga keseimbangan ekologi. Untuk itu maka dalam pemanfaatan ruang wilayah harus terbagi dalam beberapa kawasan yang mepunyai fungsi masing-masing, sehingga perlu pengalokasian tanah yang ditetapkan sebagai kawasan yang dapat dibudidayakan dan kawasan yang tidak dapat dibudidayakan. Kawasan yang termasuk dalam kawasan bukan budidaya adalah hutan lindung, hutan suaka alam, hutan raya, taman nasional (di darat, dan di laut), hutan wisata dan cagar budaya yang telah ada dan akan dikembangkan harus ditetapkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Peratuan / Perundangan yang berlaku. Penggunaan tanah untuk kegiatan permukiman pada suatu kawasan non budidaya sepanjang masih menjamin kelestarian alam dan perlindungan maka keberadaannya masih dapat dipertahankan, tetapi tidak diijinkan untuk diperluas atau dikembangkan lebih lanjut. Penggunaan tanah yang dipakai untuk kegiatan budidaya (sawah, permukiman, tegalan, dan sebagainya) yang terletak pada kawasan
HALAMAN
I-3
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
lindung dimana kegiatan tersebut tidak bisa menjamin fungsi hidrologis secara bertahap diubah menjadi hutan lindung sesuai dengan kondisi setempat dan kemampuan pemerintah. Pada kawasan dimana terdapat berbagai satwa yang dilindungi, maka berbagai kegiatan yang diperkirakan dapat mengganggu keberadaan satwa tersebut tidak boleh dilakukan. Peralihan penggunaan tanah dalam kawasan perlindungan ini yang tidak menjamin terpeliharanya fungsi hidrologis dilarang, kecuali suatu jenis penggunaan tanah yang karena sifatnya tidak dapat dialihkan ke tempat lain (jaringan listrik, saluran air bersih, dan sebagainya) dengan tetap melakukan teknik konservasi. Walaupun demikian pemanfaatan tanah untuk kegiatan pertanian dan perkebunan dengan memanfaatkan peningkatan teknologi pengolahan sangat diperlukan baik sistem pengolahan tanah maupun sistem pola tanamnya. Selain itu pada daerah-daerah sekitar waduk, mata air dan pantai juga harus tetap dijaga kelestariannya khususnya untuk peralihan penggunaan. Oleh karena itu pada kawasan waduk lebih kurang 100 meter dari permukaan air tertinggi tidak ada kegiatan penggunaan tanah lainnya yang dapat menimbulkan dampak lingkungan, pada kawasan pantai dan sekitar mata air masing-masing pada radius 500 meter dari surut terendah 200 meter dari permukaan air tertinggi harus merupakan kawasan yang dilindungi. Pada kawasan perkotaan pada dasarnya tanah yang ada dapat dialih fungsikan untuk kegiatan perkotaan yang berorientasi pada bidang non pertanian. Walaupun demikian pada kawasan perkotaan ini memerlukan ruang terbuka untuk menjaga keseimbangan ekologisnya. Hal ini sangat diperlukan terutama untuk menyediakan udara yang bersih di kota. Untuk menyediakan ruang terbuka yang cukup bagi pembangunan perkotaan yang disesuaikan dengan kodisi perkotaan di Kabupaten Flores Timur, maka ditetapkan pengembangan ruang terbuka hijau kota sebagai berikut : 1. Kawasan perkotaan yang tidak berfungsi sebagai pusat SSWP maka dalam pengaturannya perlu disediakan ruang terbuka hijau (yang dapat juga berfungsi sebagai tanah cadangan pengembangan kota), dengan luas minimum 40% dari luas wilayah perkotaan yang telah ditetapkan, sedangkan jika mempunyai fungsi lindung diperlukan luasan tanah minimum 50%. Kebutuhan tanah tersebut diluar penghitungan untuk kebutuhan ruang terbuka pelengkap permukiman perkotaan. 2. Kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat SSWP maka dalam pengaturannya perlu disediakan ruang terbuka hijau (dapat juga berfungsi sebagi tanah cadangan pengembangan kota), dengan luas minimum 30% dari luas wilayah perkotaan yang telah ditetapkan, sedangkan jika mempunyai fungsi lindung diperlukan luasan tanah minimum 40%.
HALAMAN
I-4
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Pengaturan antar bangunan perlu pengendalian Koefisien Dasar Bangunan dan Koefisien Lantai Bangunan sesuai dengan fungsi tiap-tiap zone. Kawasan yang temasuk kawasan konservasi harus tetap dijaga dan dilestarikan keseimbangan lingkungannya misalnya pada kawasan sekitar sungai yang merupakan kawasan yang perlu dikonservasi. Sedangkan pada bagian kota yang penggunaannya untuk permukiman dengan kondisi yang padat maka harus disediakan kawasan hijau tersendiri misalnya dengan menggunakan pot-pot bunga, jalur hijau dan sebagainya sehingga kondisi lingkungan yang padat tesebut memberikan kesan yang asri dan rapi. 4. Pada kawasan yang merupakan daerah yang akan dan atau tercemar misalnya kawasan industri harus disediakan kawasan penyangga (buffer zone) dan harus dilengkapi dengan studi AMDAL supaya kualitas lingkungan dan keseimbangan ekologi tetap terjaga. 5. Pada daerah perkotaaan yang memiliki potensi tanah sebagai hutan kota, maka keberadaannya harus tetap dilestarikan dan diupayakan pengembangan kehidupan fauna yang mendukung keseimbangan ekosistem. C. Kebijaksanaan Optimasi Pemanfaatan Ruang Sesuai dengan karakteristik kawasan perkotaan yang ada di Kabupaten Flores Timur, yakni sebagai kota kecamatan maka kegiatan perkotaan yang cenderung lebih intensif dibandingkan dengan kawasan sekitarnya, maka perlu pengendalian pemanfaatan ruang kota. Untuk itu optimasi pemanfaatan ruang pada kawasan perkotaan ditetapkan sebagai berikut : 1. Kawasan pusat kota ditetapkan intensitas kegiatannya memiliki intensitas yang lebih tinggi dibandingkan wilayah sekitarnya. Sesuai dengan fungsinya maka pada kegiatan pusat kota ini sebaiknya digunakan untuk kegiatan yang mempunyai skala pelayanan yang luas, dengan dominasi kegiatan perdagangan - jasa, perkantoran dan fasilitas umum lainnya. 2. Sekitar kawasan pusat kota sebaiknya dilengkapi dengan ruang terbuka hijau, misalnya taman kota, ruang terbuka untuk umum. Kawasan pusat kota ini dapat juga terdapat kawasan permukiman dengan fasilitas pelengkapnya, dengan kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan kawasan permukiman pada kawasan permukiman yang lainnya. 3. Untuk efesiensi pergerakan dan pelayanan kepada masyarakat, maka setiap kawasan perkotaan dibagi dalam beberapa bagian wilayah kota (BWK) dan setiap BWK memiliki pusat pelayanan skala BWK; selanjutnya setiap BWK dibagi dalam beberupa unit lingkungan (UL), dan setiap unit lingkungan memiliki pusat pelayanan skala unit lingkungan. 4. Untuk perkotaan yang memiliki fungsi khusus seperti perkotaan Tiwatobi terdapat Bandar Udara Gewayantana maka pemanfaatan 3.
HALAMAN
I-5
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
5.
6.
7. 8.
LAPORAN RINGKASAN
ruang di sekitarnya perlu dibatasi dengan jarak tertentu agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat di sekitarnya atau sebaliknya . Pada kawasan perkotaan yang memiliki tanah yang subur, maka prioritas pengembangannya diupayakan agar diarahkan pada tanah yang kurang subur dengan catatan struktur tata ruang yang ideal juga tetap harus diperhatikan. Untuk menjaga kualitas lingkungan dan estetika pembangunan perkotan, maka harus dikendalikan besaran koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan (KLB) yang proporsional dengan karakteristik kegiatan yang akan berkembang. Sesuai dengan prinsip keseimbangan ekologi kawasan perkotaan, maka setiap kota harus meyediakan ruang terbuka yang cukup, sesuai dengan standard kebutuhan ruangnya minimal 30 %. Bagi kawasan perkotaan yang sekitar pusat kotanya sudah padat, atau jalan utamanya hanya satu, maka perlu memperkirakan untuk merencanakan jalan alternatif sebagai antisipasi perkembangan kota pada masa yang akan datang.
2.1.2.
Kawasan Perdesaan
a. Kebijaksanaan Pengembangan Kawasan Kawasan yang tidak terbangun pada umumnya berupa pertanian sawah, tegal, tanah perkebunan dan hutan dan tanah-tanah lain yang sifatnya tidak digunakan untuk tanah terbangun. Untuk tanah-tanah tersebut perlu adanya pengaturan dan pengembangannya, yang antara lain : Tanah-tanah pertanian, terutama pertanian yang beririgasi teknis akan tetap dipertahankan sesuai dengan fungsinya. Pergeseran atau perubahan dari tanah tak terbangun/sawah ke tanah terbangun, hendaknya memanfaatkan tanah sawah yang kurang subur. Tanah untuk hutan perlu dipertahankan sesuai dengan fungsinya sebagai kawasan lindung, konservasi air dan tata hijau Tanah-tanah perkebunan yang berpotensial sebagai penopang perekonomian penduduk seperti kopi, cengkeh, kakao, lada, mente dan kapuk tetap dipertahankan sesuai dengan fungsinya dan apabila ada penggunaan untuk tanah terbangun pada kawasan tersebut hendaknya penggunaannya berkaitan dengan fungsi perkebunan dan perlu dibatasi perkembangannya. Sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan produktivitas sosialekonomi masyarakat maka dibentuk desa sebagai Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) di seluruh Kabupaten Flores Timur. Pada Desa Pusat Pertumbuhan ditempatkan fasilitas yang mampu menjadi pusat orientasi dalam memenuhi kebutuhan dan sentra pemasaran hasil produksi.
HALAMAN
I-6
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Orientasi pemanfaatan ruang masih dipertahankan pada dominasi ruang terbuka, dengan peningkatan dan optimasi tanah pertanian, perkebunan, peternakan serta perikanan. Dalam rangka pemanfaatan ruang untuk budidaya maka diutamakan intensifikasi di semua bidang budidaya. Fungsi tanah yang diperuntukkan sebagai kawasan lindung beserta kawasan lindung turunannya tetap dipertahankan, dengan meningkatkan peran serta masyarakat setempat dalam pengelolaannya. Peningkatan jaringan utilitas dalam hal ini peningkatan kualitas jaringan jalan, listrik, telepon dan air bersih agar kualitas hidup masyarakat dapat terus meningkat.
b. Kebijaksanaan Pengembangan Kegiatan Sosio-Ekonomi Untuk peningkatan kegiatan sosio-ekonomi wilayah, maka bidang strategis dan mempunyai daya dorong yang kuat terhadap pemacuan pertumbuhan kegiatan sangat diperlukan. Bidang-bidang yang diperkirakan mampu untuk memacu pertumbuhan wilayah ini diharapkan akan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih tinggi. Untuk lebih memacu pertumbuhan ekonomi maka kebijaksanaan pengembangannya antara lain : Peningkatan keterkaitan antara bidang pertanian dan industri, misalnya membuat agro-industri, agropolitan dan kawasan strategis. Meningkatkan nilai guna komoditi yang ada, misalnya dengan membuat industri rumah tangga atau sentra industri kecil. Memberikan ketrampilan pada berbagai bidang. Membuka/meningkatkan perhubungan, komunikasi dan transportasi pada wilayah yang memiliki potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan secara optimum. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang identifikasi potensi bidang strategis pada setiap desa yang ada. 2.1.3.
Kawasan Tertentu / Khusus
a. Kawasan Industri Kawasan industri, sesuai dengan arahan yang ada maka untuk ruang terbuka hijaunya minimum harus disediakan 30% dan pemanfatan tanah itu sendiri besaran KDB maksimum 40%. Bagi industri besar dan menengah akan dialokasikan dalam suatu industrian park (kawasan industri) di Waibalun di Kecamatan Larantuka serta berjauhan dengan kawasan permukiman, sedangkan industri kecil yang non polutif dapat membaur dengan permukiman penduduk. Dalam rangka menjaga kualitas lingkungan hidup, sejak dini diterapkaan pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan yang terpadu dan kontinyu.
HALAMAN
I-7
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
b. Kawasan Lapangan Udara Pengembangan kawasan di sekitar bandar udara Kecamatan Ile Mandiri, ditempuh melalui optimasi pemanfaatan ruang dilakukan dengan penetapan kawasan bebas seluas 3 km dari runway dan radius di sekitar bandar udara sejauh 2 km agar bebas dari kawasan terbangun dan permukiman. Pembatasan jenis kegiatan tidak menggangu aktivitas bandara. c. Kawasan Militer Untuk kawasan meliter di bedakan menjadi dua, yaitu komplek militer dan areal latihan. Di sekitar komplek militer harus dilakukan pelarangan penggunaan tanah yang memiliki intensitas kegiatan tinggi. Sedangkan pada areal latihan militer di Kelurahan Lokea di Kecamatan Larantuka apabila sudah tidak dapat memenuhi tingkat keamanan masyarakat yang berada di sekitarnya perlu dialokasi di kawasan yang baru. Kawasan militer harus jauh dari permukiman penduduk. d. Kawasan Pariwisata Dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Flores Timur agar pengembangannya tetap berwawasan lingkungan dan mengutamakan kelestarian, maka langkah-langkah kebijaksanaan yang harus ditempuh adalah : Kegiatan pengembangan obyek pariwisata harus tidak meninggalkan keasliannya Dalam pengembangan pariwisata harus ada keterkaitan antar obyek melalui paket wisata untuk lebih menghidupkan kepariwisataan di Kabupaten Flores Timur. Pelestarian wisata budaya untuk menunjang atraksi wisata Peningkatan aksesibilitas (jalan dan transportasi), sarana/prasarana pariwisata sangat berperan penting bagi pengembangan pariwisata sehingga harus dikedepankan Kegiatan promosi melalui leaflet, kalender wisata dan pekan wisata juga penting perannya bagi pengembangan pariwisata 2.1.4.
Kebijakan Optimasi Pemanfaatan Air
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang vital, karena selain sangat dibutuhkan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya sumber daya ini jumlahnya tetap untuk itu perlu dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu langkah - langkah optimasi dalam rangka pemanfaatannya dapat ditempuh melalui : Pemenuhan kebutuhan air dapat dipenuhi dengan memanfaatkan sumber-sumber air baru yang belum dimanfaatkan secara optimal Pemanfaatan aliran air agar tidak langsung bermuara di laut dengan pembangunan embung atau bendungan.
HALAMAN
I-8
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Untuk menjaga kontinuitas air permukaan (mata air) dilakukan penetapan pengamanan kawasan dengan pembuatan buffer 200 m di sekelilingnya. Pemanfaatan air yang digunakan sebagai konsumsi air minum oleh penduduk lebih dioptimalkan dengan memperbanyak sambungan jaringan air oleh PDAM, dan kran umum. Pemanfaatan air yang digunakan sebagai irigasi pertanian dioptimalkan dengan melakukan pola penggiliran tanam antara padi dan palawija yang terencana. Pemanfaatan air yang digunakan untuk industri dioptimalkan dengan memberikan ketentuan dalam pembuatan intake (saluran masuk) air ke suatu industri, dan penentuan tarif tertentu yang harus dibayar oleh suatu pabrik apabila memanfaatkan air sungai untuk kegiatan produksinya. Untuk menjaga kontinuitas air tanah dangkal dan dalam, maka kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai kawasan mampu menangkap air hujan dalam jumlah besar (kawasan lindung) akan tetap dipertahankan. Dalam menjaga kondisi air sungai maka dilakukan optimasi dengan penetapan garis sempadan sungai sejauh 100 meter untuk sungai besar, 50 meter untuk anak sungai di luar kawasan permukiman, serta 15 meter di kawasan permukiman untuk sungai dan anak sungai.
2.1.5.
Kebijakan Optimasi Pemanfaatan Ruang Udara
Sejauh ini pemanfaatan ruang saluran udara akan terkait dengan aktifitas di bawahnya (tanah). Penggunaan ruang udara yang digunakan sebagai ruang untuk penempatan jaringan listrik tegangan tinggi dan ekstra tinggi, ruang pengaman di sekitar bandar udara, dan ruang perlindungan di atas hutan lindung harus mendapat pengawasan agar tidak di campuri oleh kegiatan lain yang dapat menimbulkan konflik dan saling membahayakan. Mengingat optimasi ruang udara terkait dengan aktifitas dibawahnya (tanah) maka, kebijaksanaan optimasinya berupa : Penetapan ruang bebas bangunan dan aktifitas manusia di bawah jaringan listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Ruang konservasi adalah 20 meter di kanan dan kiri jaringan. Semakin tinggi jarak jaringan ke tanah maka semakin kecil ruang yang dikonservasi Penetapan ruang bebas bangunan dan aktifitas manusia di sekitar kawasan bandara udara Gewayantana. Untuk kawasan di sekitar bandar udara, optimasi pemanfaatan ruang dilakukan dengan penetapan kawasan bebas seluas 3 km dari runway dan radius di sekitar badar udara sejauh 2 km agar bebas dari kawasan terbangun dan permukiman.
HALAMAN
I-9
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
2.2. Kebijakan Operasional 2.2.1. Umum Dalam upaya pembangunan di Kabupaten Flores Timur perlu dilakukan pemerataan pembangunan antar kecamatan dalam rangka memperkecil perbedaan tingkat perkembangan dan kesenjangan antar kecamatan (kecamatan yang maju dengan kecamatan yang masih terbelakang). Sebagai konsekwensinya adalah penajaman dan pengalokasian prioritas pembangunan harus betul-betul terarah, sesuai dengan tuntutan, kebutuhan dan aspirasi rakyat. Mengingat kemampuan sumberdaya yang terdapat di Kabupaten Flores Timur terbatas, maka usaha-usaha pembangunan perlu didasarkan pada konsepsi pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), sehingga dapat menjamin keseimbangan antar pertumbuhan penduduk dengan kegiatannya, sesuai dengan kemampuan sumber daya alam sehingga keseimbangan lingkungan dapat tetap terpelihara. 2.2.2. Jalur-Jalur Upaya Pengembangan Wilayah Kabupaten Flores Timur Berdasarkan rangkaian kebijaksanaan yang ada baik dalam lingkup Propinsi Nusa Tengara Timur, strategi pengembangan tata ruang dalam pembangunan di wilayah Kabupaten Flores Timur menggunakan 7 jalur upaya, yaitu : 1. Jalur Upaya Pemanfaatan Fungsi Lindung Jalur upaya ini dikaitkan dengan tujuan untuk mewujudkan pola pembagunan yang berkelanjutan, mencakup upaya penentuan kawasan budidaya dan lindung. 2. Jalur optimasi Penggunaan Sumber Daya Jalur upaya ini dikaitkan dengan tujuan untuk mencapai pemanfaatan yang optimal atas sumber daya alam yang tersedia, baik dilihat dari segi pembangunan sumber dayanya sendiri, maupun pengaruhpengaruhnya terhadap pengembangan wilayah. Optimasi pemanfaatan sumber daya menyangkut : Pemanfaatan tanah untuk tanaman pangan dan pemukiman Pemanfaatan air untuk mendukung budidaya pangan dan pemukiman Pemanfaatan sumber daya laut 3. Jalur Upaya Penyeimbangan Wilayah Jalur ini dikaitkan dengan tujuan mencapai tingkat pemerataan yang seluas-luasnya, dengan mengupayakan tingkat keseimbangan yang mampu menumbuhkan daya tarik dan membuka kesempatan tumbuh untuk wilayah-wilayah terbelakang. 4. Jalur Upaya Pemanfaatan Sistem Aksesibilitas Jalur ini dikaitkan dengan pencapaian tujuan pertumbuhan dan pemerataan, melalui sistem pengembangan transportasi terutama jaringan jalan regional yang terkait dengan hierarki dan fungsi kota / pusat pengembangan yang menjamin kelangsungan interaksi antar
HALAMAN
I - 10
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
daerah dan pusat-pusat secara mudah dan mendukung angkutan sendiri. 5. Jalur Upaya Pemanfaatan Fungsi kota dan Pemukiman Jalur upaya ini dikaitkan dengan tujuan dalam rangka mencapai keseimbangan perkembangan ruang kota dan wilayah belakangnya melalui penetapan hierarki kota yang menjamin pelaksanaan fungsi utama kota secara efesien. 6. Jalur Upaya Optimasi Penggunaan Ruang Jalur upaya ini dikaitkan dengan tujuan penyelenggaraan fungsifungsi kota secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan intensitas penggunaan tanah dan tingkat kebutuhan dasar pemukiman kota. 7. Jalur Upaya Peningkatan Efesiensi Produksi dan Pemanfaatan Produksi Jalur upaya ini dikaitkan dengan tujuan pencapaian keseimbangan perkembangan wilayah dan mengoptimumkan sumber daya dalam menjamin fungsi produksi yang berkelanjutan, dengan mempertimbangkan keterkaitan ruang hunian dan ruang usaha, serta pola keterkaitan tanah yang dapat mendukung perkembangan keluarga. Pada akhirnya semua jalur upaya dan arah penekanan kebijaksanaankebijaksanaan akan dapat dioperasionalkan bila diwujudkan dalam bentuk perencanaan, yang bersifat memberi arahan-arahan operasional baik fisik maupun non fisik. 2.3. Penetapan Bidang-Bidang Prioritas Pembangunan Dalam perkembangan suatu wilayah, tidak akan terlepas dari keberadaan bidang-bidang yang dapat dijadikan prioritas untuk dikembangkan. Bidang yang diprioritaskan dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: (1) bidang prioritas dilihat dari sisi ekonomi, (2) bidang prioritas dilihat dari sisi kebijaksanaan yang berlaku, (3) bidang prioritas dilihat dari sisi tingkat kesejahteraan masyarakat. 2.3.1. Kegiatan Prioritas Bidang dengan prioritas tertinggi merupakan bidang yang nantinya diharapkan mampu menjadi lokomotif dalam menggerakkan roda perekonomian wilayah setempat atau dalam hal ini tiap SSWP di Kabupaten Flores Timur. Penentuan bidang-bidang prioritas pembangunan harus berdasarkan pada tuntutan kebutuhan atau aspirasi masyarakat dan target oriented. Meskipun demikian penentuan bidang-bidang prioritas pembangunan tersebut juga harus berdasarkan pada potensi sumber daya alam dan bidang-bidang unggulan pada masing-masing kecamatan yang telah teridentifikasi sebelumnya. Sedangkan lokasi pembangunan bidangbidang prioritas dapat dialokasikan pada pusat SSWP atau kecamatankecamatan hinterlandnya sesuai dengan tingkat kepentingan, tujuan dan target. Beberapa kegiatan pengembangan bidang-bidang unggulan dan
HALAMAN
I - 11
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
sumber daya alam yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan wilayah adalah : 1. Pengembangan pusat/kawasan industri kecil dan kerajinan rakyat di Kecamatan Solor Timur dan kecamatan lain yang memiliki potensi 2. Mengalokasikan kawasan industri di Larantuka dan Tanjung Bunga, serta LIK (Lokasi Industri Kecil) di SSWP II (Wulanggitang, Titehena dan Ile Bura) 3. Pengembangan pusat/kawasan peternakan skala besar (Breeding Center) di wilayah-wilayah yang memiliki bidang unggulan peternakan 4. Menjadikan Waibalun dan Postoh sebagai kota nelayan dan sebagai lokasi pelabuhan nasional untuk menunjang tingginya aktivitas nelayan di wilayah tersebut. 5. Pengembangan pusat pendaratan ikan di pelabuhan Postoh Kecamatan Larantuka lengkap dengan adanya TPI (Tempat Pendaratan Ikan) 6. Mengembangkan kegiatan pengolahan bidang-bidang unggulan di seluruh wilayah Kabupaten Flores Timur 7. Mengembangkan jalur-jalur wisata berupa zona wisata dan pengembangan pusat pelayanan wisata di Kabupaten Flores Timur 8. Mengembangkan obyek-obyek wisata yang masih belum dikembangkan khususnya wisata pantai 9. Meningkatkan penelitian bidang pertambangan untuk mengetahui potensi bahan tambang yang mempunyai nilai ekonomi tinggi di Kabupaten Flores Timur yang masuk wilayah SSWP I, SSWP II, SSWP III, SSWP IV dan SSWP V 10. Meningkatkan aksesibilitas dan kondisi jaringan jalan untuk mempermudah koleksi dan distribusi hasil pertanian, barang dan jasa serta menunjang pariwisata Kegiatan-kegiatan prioritas diatas harus dijadikan panduan bagi penentuan arahan pengembangan. Arahan pengembangan esensinya berupa arahan yang sifatnya masih global tetapi sudah disesuaikan dengan sub bidang yang hendak dikembangkan dan untuk tindak lanjutnya harus ada rencana tata ruang yang membahas dan mengarahkan secara lebih detail (seperti rencana bidang dan sejenisnya). Disamping hal-hal yang telah disebutkan diatas tadi, keluaran lain dari hasil penetapan bidang-bidang prioritas ini adalah keberadaan sentrasentra atau pusat dimana bidang prioritas tadi berada. Keberadaan sentra ini akan dapat dijadikan sebagai lokasi percontohan dalam pengembangan lebih lanjutnya. 2.3.2. Bidang Prioritas Kebijakan Dasar Dilihat dari kebijaksanaan yang telah ditetapkan, Kabupaten Flores Timur telah menetapkan prioritas kebijaksanaan pembangunan sebagai berikut : 1. Pembangunan di bidang pertanian perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan usaha membuka tanah-tanah persawahan
HALAMAN
I - 12
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
LAPORAN RINGKASAN
baru, diversifikasi maupun dengan pengelolaan yang lebih baik untuk tanah kering. Pengembangan produk unggulan pada wilayah Pengembangan sistem pengelolaan pada tiap-tiap produk pertanian unggulan. Pengembangan tingkat pelayanan akan prasarana yang dibutuhkan. Pengembangan sistem kelembagaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi. Sistem informasi pada pertanian dalam rangka meningkatkan sumber daya manusianya. Dalam rangka ikut serta mempercepat terciptanya perubahan struktur yang seimbang antara bidang pertanian dengan bidang industri, maka pembangunan bidang-bidang industri akan terus ditingkatkan dengan masih menitik beratkan pada penyediaan kesempatan kerja dalam perluasan lapangan kerja. Peningkatan dan pengembangan sentra-sentra industri kecil dan kerajinan tangan termasuk industri kecil serta industri menengah dan besar di Kabupaten Flores Timur untuk dapat meluaskan kesempatan kerja dan perluasan lapangan kerja sehingga akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
2.3.3. Peningkatan Kesejahteraan Sesuai dengan perkembangan wilayah, maka perlu dibuat suatu arahan prioritas pembangunan, yang sedikit banyak harus mampu mengakomodasikan kebutuhan nyata di masyarakat. Berdasarkan Kebijakan Pembangunan yang telah ditetapkan sebelumnnya bahwa pembangunan yang terkait dengan program kemasyarakatan diarahkan : 1. Peningkatan pemerataan kesejahteraan masyarakat, kemampuan, kesempatan memperoleh pekerjaan serta kesempatan turut serta dalam kegiatan pembangunan. 2. Peningkatan keterpaduan dalam bentuk bimbingan dan pemberian bantuan, santunan, dan rehabilitasi sosial, peningkatan taraf kesejahteraan sosial serta pengembangan dan penyuluhan sosial untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. 3. Peningkatan kemampuan profesional lembaga sosial, asuransi sosial, organisaasi kemasyarakatan dan lembaga kemasyarakatan lainnya, serta panti sosial 4. Peningkatan kesadaran, kesetiakawanan masyarakat dan tanggung jawab sosial masyarakat dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan bagi kesejahteraan masyarakat. 5. Pemberian penghargaan bagi jasa kepeloporan, keperintisan dan kepahlawanan terus dikembangkan. Sementara itu permasalahan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat terutama di Kabupaten Flores Timur harus segera ditangani. Oleh sebab itu dengan melihat kondisi sekarang dan perkiraan masa krisis, maka program prioritas pembangunan dilihat dari segi kesejahteraan masyarakat adalah :
HALAMAN
I - 13
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Peningkatan program jaring pengaman sosial terutama pada daerahdaerah yang memiliki tingkat pengangguran cukup tinggi, dengan mengaplikasikan program padat karya. Program-program yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan tetap diteruskan dengan meningkatkan pengawasan agar hasilnya lebih efektif. Peningkatan program-program yang berkaitan dengan pemberdayaan sumber daya manusia dipedesaan terutama dengan pelatihanpelatihan, dan penyuluhan. Peningkatan pembangunan terutama pada daerah-daerah tertinggal. Kelancaran penyediaan 9 kebutuhan pokok rakyat dengan harga yang terjangkau terutama bagi keluarga-keluarga prasejahtera serta memanfaatkan setiap pekarangan.
2.4. Kriteria Penetapan Kawasan Lindung Dan Kawasan Budidaya 2.4.1. Pengertian dan Klasifikasi Kawasan Lindung 1. Kawasan perlindungan bawahannya, terdiri dari : Kawasan Hutan Lindung yaitu kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar walaupun bawahannya sebagai pengatur tata air pencegahan banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. Kawasan Bergambut yaitu kawasan yang unsur membentuk tanahnya yang sebagian besar berupa sisa – sisa bahan organikyang bertimbun dalam waktu yang lama. Kawasan Resapan Air yaitu kawasan yang mempunyai kawasan tinggi untuk meresapkan air hujan sehinga merupakan tempat penggisian air bumi ( akifer ) yang berguna sebagai sumber air . 2. Kawasan perlindungan Setempat Sempadan pantai yaitu kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Sempadan sungai yaitu kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termaksut sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk memperhatikan kelestarian fungsi sungai. Kawasan sekitar danau/waduk yaitu kawasan tertentu di sekeliling danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau/waduk. Kawasan sekitar mata air yaitu kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. 3. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya : a. Kawasan suaka alam yaitu kawasan yang memiliki ekosistem khas yang merupakan habitat alami yang memberi perlindungan bagi perkembangan flora dan fauna yang khas dan beraneka ragam.
HALAMAN
I - 14
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
b. Pantai Berhutan Bakau yaitu kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberikan perlindungan kepada prikehidupan pantai dan laut. c. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya yaitu daerah berupa perairan laut, perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang, dan atol yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan atau keunikan ekosistem. d. Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam yaitu : Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi dan pendidikan. Taman Hutan raya adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa alami atau hutan, jenis asli dan/atau bukan asli, pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan kebudayaan, pariwisata dan rekreasi. Taman wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam di darat maupun di laut yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. e. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan yaitu kawasan di mana lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi alami yang khas berada. 4. Kawasan Rawan Bencana : Kawasan Rawan Bencana yaitu kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Tabel 2.1 Kriteria Penetapan Kawasan Lindung
1.
Jenis kawasan Definisi Tujuan Perlindungan I. Kawasan Yang Memberikan Per-Lindungan Kawasan Bawahannya Kawasan Hutan Kawasan hutan lindung Mencegah terjadinya Lindung adalah kawasan hutan yang erosi, bencana banjir, memiliki sifat khas yang sedimentasi, dan mampu memberikan menjaga fungsi perlindungan kepada kawasan hidrologik tanah untuk sekitar walaupun bawahanya menjamin ketersediaan sebagai pengatur tata air unsur hara tanah. Air pencegahan banjir dan erosi tanah dan air serta pemeliharaan kesuburan permukaan. tanah.
Kriteria 1. Kawasan hutan dengan fakor – faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang melebihi nilaiskor 175 menurut SK Menteri pertanian No: 837/ KPTS/ um/11/1980 dan atau 2. Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 % atau lebih ( Inmendagri 8/1985 ). Dan atau 3. Kawasan hutan yang mempunyai
HALAMAN
I - 15
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Jenis kawasan
Definisi
Tujuan Perlindungan
2.
Kawasan Bergambut
3.
Kawasan Air
Kawasan bergambut adalah kawasan yang unsur membentuk tanahnya yang sebagian besar berupa sisa – sisa bahan organikyang bertimbun dalam waktu yang lama. Kawasan resapan air adalah kawasaan yang mempunyai kawasan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat penggisian air bumi ( akifer ) yang berguna sebagai sumber air .
Mengendalikan hidrologi wilayah, yaitu sebagai penembat air dan pencegah banjir serta melindunggi ekosistem yang khas di kawasan bergambut. Memberikan ruang yang cukup bagiperesapan air hujan pada daerah resapan air tanah untuk keperluan, penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahnya maupun kawasan yang bersangkutan
Resapan
LAPORAN RINGKASAN
Kriteria ketinggian diatas permukaan laut 2000 meter atau lebih. Tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter atau lebih yang terdapat di bagian hulu sungai. Curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang meresapkan air dan bentuk geo morfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar – besaran .
II. Kawasan Perlindungan Setempat 1.
Sempadan Pantai
2.
Sempadan Sungai
3.
Kawasan Sekitar Danau/Waduk
4.
Kawasan Mata Air
Sekitar
Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kerestarian fungsi pantai. Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/ saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk memperhatikan kerestarian fungsi sungai
Melindunggi pantai dari kegiatan mengganggu kelestarian pantai .
wilayah usikan yang
Kawasan sekitar danau/waduk adalah kawasan tertentu di sekeliling danau/ waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau/waduk. Kawasan sekitar mata air adalah kawasan disekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air.
Melindunggi danau / waduk dari kegiatan budi daya yang dapat mengganggu kelestarian fungsi danau / waduk.
fungsi
Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai.
Melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitarnya.
Dataran sepanjang tepian yang lebarnya proposional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah barat . Sekurang – kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri dan di kanan anak sungai yang berada diluar permukiman (SK mentan No : 837/ KPTS/um/ 11/1980 dan No: 887/KPTS/um/1980 ). Daratan sekeliling tepian yang lebarnya proposional dengan bentuk dan kondisi fisik danau / waduk (antara 50 – 100 meter Dari titik pasang tertinggi ke arah darat). Sekurang – kurangnya dengan jari – jari 200 meter di sekeliling mata air, kecuali untuk kepentingan umum (SK Mentan No : 837/KPTS/Um/11/1990 )
HALAMAN
I - 16
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
1.
Jenis kawasan Definisi III. Kawasan Suaka Alam Dan Cagar Alam Kawasan Suaka Kawasan suaka alam adalah Alam kawasan yang memiliki ekosistem khas yang merupakan habitat alami yang memberi perlindungan bagi perkembangan flora dan fauna yang kahas dan beraneka ragam.
2.
Pantai Bakau
Berhutan
Pantai perhutanan bakau adalah kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberikan perlindungan kepada prikehidupan pantai dan laut.
3.
Kawasan Suaka Alam Laut Dan Perairan lainnya
Suaka alam laut dan perairan lainnya adalah daerah berupa perairan laut, perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai , gugusan karang, dan atol yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan atau keunikan ekosistem.
4.
Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam
5.
Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang di kelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi dan pendidikan. Taman Hutan raya adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa alami atau hutan, jenis asli dan/atau bukan asli, pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan kebudayaan, pariwisata dan rekreasi. Taman wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam didarat maupun di laut yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan adalah
LAPORAN RINGKASAN
Tujuan Perlindungan
Kriteria
Melindunggi keanekaragamaan biota, tipe ekosistem, gejala dan keunukan alam bagi kepentingan plasma nuftah, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya.
Kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan satwa dan daerah penggungsian satwa Kriteri untuk masing – masing kawasan Suaka Alam seperti tersebut dalam SK Menteri Pertanian No : 681/KPTS/UM/8/81 Minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat.
Melestarikan keberadaan hutan mangrove sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangnya berbagai biota laut, di samping sebagai pelindung pantai dari pengikisan air laut serta pelindung usaha budidya dibelakangnya Melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosisitem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan plasma nuftah, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran.
Melindungi kekayaan budaya bangsa berupa
Kawasan berupa pesisir laut, perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang dan atol yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan atau keunikan ekosistem. Kawasan berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki flora dan fauna yang beraneka ragam, memiliki arsitektur bentang alam yang baik dan memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata. Lokasi Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wista Alam ditunjuk dan ditetapkan oleh pemerintah.
Tempat serta ruang di sekitar bangunan
HALAMAN
I - 17
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Jenis kawasan Pengetahuan
1.
Definisi kawasan dimana lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi alami yang khas berada.
IV. Kawasan Rawan Bencana Kawasan Rawan Kawasan rawan bencana Bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam
LAPORAN RINGKASAN
Tujuan Perlindungan peninggalan – peninggalan sejarah, bangunan arkeologi dan monumen nasional, dan keragaman bentukan geologi, yang berguna untuk mengembangkan Ilmu pengetahuan bahkan oleh kegiatan alam maupun manusia
Kriteria bernilai budaya tinggi, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, kriteria Cagar Budaya didasarkan atas Monumental Ordonantis Staste Biad 1931 Nomor 238.
Melindungi manusia dari kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.
Daerah yang diindentifikasikan sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana dalam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi longsor dan lainlain.
Sumber: Pedoman Penyusunan Tata Ruang di Daerah (Tim Tata Ruang Kepres No. 57 tahun 1989)
2.4.2. Pengertian dan Klasifikasi Kawasan Budidaya Kawasan budidaya pada dasarnya merupakan kawasan di luar lindung yang kondisi fisik dan potensi sumber daya alamnya dianggap dapat dan perlu dimanfaatkan baik bagi kepentingan produksi maupun pemenuhan kebutuhan ruang untuk permukiman. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang diharapkan untuk dapat menampung semua kegiatan masyarakat, pemerintah dan swasta dengan tetap meempertahankan azas penatagunaan tanah, yaitu lestari, optimal dan seimbang/serasi (LOS). Tabel 2.2. Kriteria Penetapan Kawasan Budidaya Jenis Kawasan
Definisi
I. Kawasan Hutan Produksi 1. Kawasan Hutan Kawasan yang diperuntukan Produksi Terbatas bagi hutan produksi terbatas dimana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih dan tanam
Kriteria
Kawasan hutan dengan faktorfaktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang mempunyai nilai skor
HALAMAN
I - 18
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Jenis Kawasan
Definisi
Kriteria
2. Kawasan Hutan Produksi Tetap
3. Kawasan Produksi
LAPORAN RINGKASAN
125 - 174, di luar hutan suaka alam, hutan wisata dan hutan konversi lainnya. (SK Mentan No. 683/kpts/Um/8/1981 & 837/KPTS/Um/11/1980
Kawasan yang diperntukan Kawasan hutan dengan faktor-faktor bagi hutan produksi tetap lereng lapangan, jenis tanah, curah dimana eksploitasinya dapat hujan yang mempunyai nilai skor 125 dengan te bang pilih atau 174, di luar hutan suaka alam, hutan tebang habis tanam wisaata dan hutan konversi lainnya. (SK Mentan No. 683/kpts/Um/8/1981 & 837/kpts/Um/11/1980)
Hutan Kawasan hutan yang bilamana Kawasan hutan dengan faktor-faktor di perlukan dapat lereng lapangan, jenis tanah, curah dialihgunakan hujan yang mempunyai nilai skor125 174, di luar hutan suaka alam, hutan wisaata dan hutan konversi lainnya. (SK Mentan No. 683/KPS/Um/8/1981 & 837/kpts/Um/11/1980)
II. Kawasan Pertanian 1. Kawasan Tanaman Kawasan yang diperuntukan Pangan Lahan bagi tanaman pangan lahan Basah basah dimana pengairannya dapat diperoleh secara alamiah maupun teknis
Kawasan yang sesuai untuk tanaman pangan lahan basah adalah yang mempunyai sistem dan atau potensi pengembangan perairan yang Memiliki : a. Ketinggian < 1000 m b. Kelerengan < 40 % c. Kedalaman efektif lapisan tanah atas >30 cm 2. Kawasan Tanaman Kawasan yang diperuntukan Kawasan yang tidak mempunyai sistem Pangan Lahan bagi tanaman pangan lahan atau potensi pengembangan perairan Kering kering untuk tanaman palawija, yang Memiliki : hortikultura atau tanaman a. Ketinggian < 1000 m pangan b. Kelerengan < 40 % c. Kedalaman efektif lapisan tanah atas >30 cm 3. Kawasan Tanaman Kawasan yang diperuntukan Kawasan yang sesuai untuk tanaman Tahunan/Perkebun bagi tanaman tahunan/perkebunan dengan an tahunan/perkebunan yang mempertimbangkan faktor-faktor : menghasilkan baik bahan a. Ketinggian < 2000 m pangan dan bahan baku b. Kelerengan < 40 % industri c. Kedalaman efektif lapisan tanah atas >30 cm 4.Kawasan Kawasan yang diperuntukan Kawasan yang sesuai untuk Peternakan bagi peternakan he wan besar peternakan/penggembala an hewan dan padang penggembalaan besar ditentukan dengan ternak mempertimbangkan faktor-faktor : a. Ketinggian < 2000 m b. Kelerengan < 15 % c. Jenis tanah dan iklim yang sesuai
HALAMAN
I - 19
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Jenis Kawasan
Definisi
LAPORAN RINGKASAN
Kriteria untuk padang rumput alamiah
5. Kawasan Perikanan
Kawasan yang diperuntukan bagi perikanan baik berupa pertambakan/kolam dan perairan darat lainnya
Kawasan yang sesuai untuk perikanan ditentukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor : a. Kelerengan < 8 % b. Persediaan air cukup III. Kawasan Kawasan yang diperuntukan Kriteria lokasi sesuai dengan yang Pertambangan bagi pertambangan baik ditetapkan Departemen Pertambangan wilayah yang sedang maupun untuk daerah masing-masing, yang yang akan segera dilakukan mempunyai potensi bahan tambang kegiatan pertambangan bernilai tinggi IV. Kawasan Kawasan yang diperuntukan a. Kawasan yang memenuhi Perindustrian bagi industri berupa tempat persyaratan lokasi industri pemusatan kegiatan industri b. Tersedia sumber air baku yang cukup c. Adanya sistem pembuangan limbah d. Tidak menimbulkan dampak sosial negatif yang berat e. Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah yang beririgasi dan yang berpotensi untuk pengembangan irigasi V. Kawasan Pariwisata Kawasan yang diperuntukan Kawasan yang mempunyai : bagi pariwisata a. Masyarakat dengan kebudayaan bernilai tinggi dan diminati oleh pariwisata b. Bangunan peninggalan budaya dan atau mempunyai nilai sejarah yang tinggi VI. Kawasan Kawasan yang diperuntukan a. Kesesuaian lahan dengan masukan Permukiman bagi Permukiman teknologi yang ada b. Ketersediaan air terjun c. Lokasi yang terkait dengan kawasan hunian yang telah ada/berkembang d. Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah Sumber: Pedoman Penyusunan Tata Ruang di Daerah ( Tim Tata Ruang Kepres No. 57 tahun 1989
2.5. Rencana Pengelolaan Ruang 2.5.1. Penatagunaan Ruang Untuk Tanah Penatagunaan yang terkait dengan tanah di Kabupaten Flores Timur seperti telah ditetapkan dalam kebijaksanaan dibagi menjadi dua bagian pokok yaitu : tanah yang digunakan sebagai kawasan lindung dan budidaya. Kedua fungsi tanah di atas dalam konstelasi tata ruang wilayah memiliki interaksi yang saling mempengaruhi, sehingga apabila salah satu fungsi tanah mengalami gangguan maka fungsi tanah yang lain akan ikut terpengaruhi.
HALAMAN
I - 20
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
2.5.1.1. Kebijakan Rencana Kawasan Lindung Kawasan lindung di Kabupaten Flores Timur pada dasarnya merupakan penetapan fungsi kawasan agar wilayah yang harus dilindungi dan memiliki fungsi perlindungan dapat dipertahankan guna menghindari adanya infesiensi program pembangunan jangka panjang. Kawasan yang termasuk dalam kawasan lindung ini adalah kawasan perlindungan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam dan cagar alam dan kawasan rawan bencana. 1. Kawasan Perlindungan Bawahannya a. Kawasan hutan lindung mempunyai tujuan perlindungan mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologik tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah. Air tanah dan air permukaan dengan kriteria : Kawasan hutan dengan fakor – faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang melebihi nilai skor 175 menurut SK Menteri pertanian No: 837/KPTS/ UM/11/1980 dan atau Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 % atau lebih ( Inmendagri 8/1985 ). Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan laut 2000 meter atau lebih. b. Kawasan Bergambut mempunyai tujuan perlindungan mengendalikan hidrologi wilayah, yaitu sebagai penembat air dan pencegah banjir serta melindungi ekosistem yang khas di kawasan bergambut. Kriteria tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter atau lebih yang terdapat di bagian hulu sungai. c. Kawasan Resapan Air bertujuan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah resapan air tanah untuk keperluan, penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahnya maupun kawasan yang bersangkutan. Kriteria curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang meresapkan air dan bentuk geo morfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar – besaran. 2. Kawasan perlindungan Setempat a. Sempadan Pantai bertujuan melindungi wilayah pantai dari usikan kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai. Kriteria dataran sepanjang tepian yang lebarnya proposional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah barat. b. Sempadan Sungai bertujuan melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai. Kriteria sekurang–kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri dan di kanan anak sungai yang berada diluar permukiman (SK mentan No : 837/KPTS/UM/11/1980 dan No: 887/KPTS/UM/1980 ).
HALAMAN
I - 21
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
c.
Kawasan sekitar Danau/Waduk bertujuan melindungi danau/waduk dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungsi danau/waduk. Kriteria daratan sekeliling tepian yang lebarnya proposional dengan bentuk dan kondisi fisik danau / waduk (antara 50 – 100 meter Dari titik pasang tertinggi ke arah darat). d. Kawasan Sekitar Mata Air bertujuan melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitarnya. Kriteria sekurang – kurangnya dengan jari – jari 200 meter di sekeliling mata air, kecuali untuk kepentingan umum ( SK Mentan No : 837/KPTS/Um/11/1990 ). 3. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Alam a. Kawasan Suaka Alam bertujuan melindungi keanekaragamaan biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan plasma nuftah, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Kriteria Kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan satwa dan daerah penggungsian satwa. Kriteria untuk masing – masing kawasan Suaka Alam seperti tersebut dalam SK Menteri Pertanian No : 681/KPTS/UM/8/81 b. Pantai Berhutan Bakau bertujuan melindungi guna melestarikan keberadaan hutan mangrove sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangnya berbagai biota laut, di samping sebagai pelindung pantai dari pengikisan air laut serta pelindung usaha budidaya di belakangnya. Kriteria minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat. c. Kawasan suaka alam laut dan Perairan lainnya bertujuan melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan plasma nuftah, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya Kriteria kawasan berupa pesisir laut, perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang dan atol yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan atau keunikan ekosistem. d. Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam bertujuan melindungi pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pecemaran. Kriteria Kawasan berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki flora dan fauna yang beraneka ragam, memiliki arsitektur bentang alam yang baik dan memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata. Lokasi Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wista Alam ditunjuk dan ditetapkan oleh pemerintah. e. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan bertujuan melindungi kekayaan budaya bangsa berupa peninggalan – peninggalan sejarah, bangunan arkeologi dan monumen nasional, dan keragaman bentukan geologi, yang berguna untuk
HALAMAN
I - 22
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
mengembangkan ilmu pengetahuan bahkan oleh kegiatan alam maupun manusia. Kriteria Tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai budaya tinggi, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan. 4. Kawasan Rawan Bencana Mempunyai tujuan perlindungan melindungi manusia dari kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia. Kriteria daerah yang diidentifikasikan sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana dalam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi longsor dan lainlain. 2.5.1.2. Kebijakan Rencana Kawasan Budidaya 1. Kawasan Hutan Produksi a. Kawasan Hutan Produksi Terbatas b. Kawasan Hutan Produksi Tetap c. Kawasan Hutan Produksi 2. Kawasan Pertanian a. Kawasan Tanaman Pangan Lahan Basah b. Kawasan Tanaman Pangan Lahan Kering c. Kawasan Tanaman Tahunan/Perkebunan d. Kawasan Peternakan e. Kawasan Perikanan 3. Kawasan Pertambangan Kawasan yang diperuntukan bagi pertambangan baik wilayah yang sedang maupun yang akan segera dilakukan kegiatan pertambangan. Kriteria lokasi sesuai dengan yang ditetapkan Departemen Pertambangan untuk daerah masing-masing, yang mempunyai potensi bahan tambang bernilai tinggi Yang terpenting dalam penambangan ini berupa, pengaturan dan tata cara penambangan agar sebisa mungkin meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini penting mengingat dalam penambangan cenderung melakukan perombakan struktur tanah. Bentuk - bentuk dari pengelolaan ruang untuk kawasan ini bisa berupa penetapan kawasan pertambangan lengkap dengan luasannya, dan di luar kawasan yang telah ditetapkan dilarang melakukan penambangan. Monitoring dan pengawasan secara berkala diperlukan untuk tetap menjaga agar kawasan pertambangan ini tidak mengganggu lingkungan di sekitarnya. 4. Kawasan Perindustrian Kawasan industri berupa industri berskala besar dan menengah dilakukan pengelolaan berupa, pengembangan industri park. Pada areal ini minimum harus disediakan untuk ruang terbuka hijau 30% dan untuk pemanfaatan tanah industri itu sendiri besaran KDB maksimum 40%. Untuk industri pengolahan hasil - hasil pertanian (agroindustri) maka lokasinya berada paling tidak mendekati wilayah
HALAMAN
I - 23
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
perkotaan tingkat kecamatan. Hal ini dikarenakan karakteristik dari agroindustri itu sendiri yang bahan bakunya berasal dari produksi pertanian, dan aglomerasi pertanian itu sendiri terletak di perdesaan. Bagi industri kecil maka pengelolaan ruangnya berupa pembuatan sentra industri kecil yang juga dilengkapi dengan pusat penjualannya. 5. Kawasan Pariwisata Kawasan yang diperuntukan bagi pariwisata dengan kreteria kawasan yang mempunyai : Masyarakat dengan kebudayaan bernilai tinggi dan diminati oleh pariwisata. Bangunan peninggalan budaya dan atau mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Adapun pengembangan kawasan pariwisata : 1. Peninggalan sejarah Kawasan wisata jenis ini pengelolaan ruangnya berupa pengaturan site dimana situs itu berada, dan melakukan pembatasanpembatasan terhadap aktifitas pembangunan lainnya kecuali pada fasilitas yang benar- benar penting. 2. Taman Wisata Seperti pengelolaan kawasan wisata sejarah, taman wisata agar tetap memberi kesan asri maka perlu dilakukan pembatasan terhadap aktifitas pembangunan dan peningkatan rutinitas perawatan. 3. Lingkungan Pantai Untuk lingkungan pantai pengelolaan ruang akan dioptimasikan pada pengefektifan garis sempadan pantai, pembangunan hanya diijinkan pada bangunan yang mendukung wisata pantai. 6. Kawasan Permukiman a. Kawasan Permukiman Perdesaan b. Kawasan Pemukiman Perkotaan 7.
Kawasan Lainnya a. Kawasan sekitar Bandar Udara b. Sekitar Kawasan Militer
2.5.2. Penatagunaan Ruang Untuk Air Penatagunaan ruang untuk air akan terkait dengan kebijaksanaan pemanfaatan air, baik itu air yang ada dipermukaan maupun air tanah. Mengingat air merupakan elemen yang sangat vital bagi kehidupan manusia maka disusun kebijaksanaan pemanfaatan air di Kabupaten Flores Timur sebagai berikut : 1. Air permukaan, karena selalu mengalir dari sumber/mata air maka dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan irigasi, air bersih, ataupun untuk penggunaan lainnya. Mengingat sumber air ini sangat vital pemanfaatannya, maka sangat diperlukan pelestarian terhadap sumber dan penggunaan sepanjang alirannya dengan membuat konservasi pada kawasan sekitarnya dan supaya
HALAMAN
I - 24
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
tidak digunakan difungsikan sebagai saluran buangan yang akan menimbulkan pencemaran. 2. Air tanah dangkal, akan didapat bila dilakukan suatu usaha (dipompa), dan penggunaanya lebih terbatas. Air tanah dangkal ini akan digunakan oleh sebagian besar penduduk melalui penggunaan sumur pribadi ataupun umum dan terkadang untuk industri. Untuk penggunaan pribadi terutama di kawasan perdesaan dapat dilakukan secara perorangan, akan tetapi untuk kepentingan dalam jumlah yang besar (industri, real estate) maka harus dilakukan dengan mendapat ijin pemompaan dan sebaiknya juga dikelola oleh pemerintah melalui PDAM. Hal ini sangat diperlukan untuk menjaga keberadaan dan kualitas air tanah itu sendiri. 3. Air tanah dalam merupakan sumber air yang cukup besar tetapi lokasinya jauh di dalam tanah. Sumber air ini sebaiknya tidak digunakan untuk pemanfaatan sehari-hari, bahkan disarankan untuk tidak dilakukan penggalian dan pemompaan. Pada kondisi yang sangat terpaksa maka pemanfaatan air tanah dalam ini dapat dilakukan dengan pengawasan langsung dari pemerintah melalui PDAM. Untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan akibat eksploitasi tanah secara berlebihan maka perlu dilakukan reboisasi atau penghijauan kembali kawasan-kawasan lindung, bukit-bukit dan permukaan-permukaan tanah pada wilayah bagian atas sehingga dapat menyerap air dan menjaga stabilitas air tanah pada sumber/mata air atau air tanah lainnya. Daerah yang perlu direboisasi
Kaw(permukiman, perkebunan, pertanian dan kegiatan usaha lainnya asan budidaya
laut
Cadangan air hasil resapan daerah atas Gambar 2.1 Konsep Fungsi Kawasan
2.5.3. Penatagunaan Ruang Udara Pengaturan yang terkait dengan penataan ruang untuk udara berupa pengaturan ruang bebas bagi keberadaan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), ruang udara yang berada di atas kawasan lindung terutama kawasan suaka alam
HALAMAN
I - 25
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
dimana di dalamnya terdapat marga satwa yang dilindungi, ruang udara yang berada di atas kawasan industri, dan ruang udara yang berada di atas bandara udara. Pengaturan-pengaturan ini diperlukan dalam rangka : Memberikan perlindungan bagi jenis burung dari spesies langka yang dilindungi, agar dapat terbang dengan bebas diatas kawasan suaka tersebut. Untuk kawasan industri, pengaturan ruang udara diperlukan dalam rangka memberikan sekat ruang bagi kawasan tersebut sehingga pemfungsian Buffer Zone (Zona Penyangga) dapat maksimal. Untuk kawasan bandara udara (Gewayantana), pengaturan ruang udaranya diperlukan dalam rangka menjaga keamanan penerbangan (militer) dari keberadaan bangunan tinggi dan aktivitas manusia lainnya. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat dari kontak dengan listrik tegangan tinggi. Dan untuk mengatur semua ini maka ditetapkan Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia pada tahun 1987. 2.6. Kebijaksanaan Pembangunan Kota Larantuka Dalam skala makro kebijaksanaan pembangunan Kota Larantuka : 1. Pembangunan dan pengembangan Kota Larantuka untuk meningkatkan pemenuhan fungsinya sebagai pusat pengembangan wilayah pembangunan. 2. Pembangunan dan pengembangan Kota Larantuka harus mampu menjawab tantangan pengembangan Kota Larantuka. Dalam skala mikro kebijaksanaan pembangunan Kota Larantuka : 1. Pembangunan dan pengembangan Kota Larantuka merupakan salah satu upaya yang dapat meningkatkan produktivitas masyarakat guna meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kota Larantuka. 2. Pembangunan dan pengembangan Kota Larantuka harus mampu menjawab tantangan pengembangan Kota Larantuka. Dalam skala mikro kebijaksanaan pembangunan Kota Larantuka : 1. Pembangunan dan pengembangan Kota Larantuka merupakan salah satu upaya yang dapat meningkatkan produktivitas masyarakat guna meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kota Larantuka. 2. Pembangunan dan pengembangan Kota Larantuka harus mampu mewujudkan tata lingkungan kehidupan kota yang harmonis, serasi dan seimbang. 3. Pembangunan dan pengembangan Kota Larantuka harus dapat memperlihatkan pemanfaatan ruang fisik kota seoptimal mungkin melalui pola distribusi tata guna lahan yang berdaya guna dan berhasil guna. 4. Pembangunan dan pengembangan Kota Larantuka harus mampu mewujudkan pola interaksi yang berdaya guna dan berhasil guna
HALAMAN
I - 26
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
melalui pemecahan sistem transportasi, agar terwujud mekanisme proses metabolisme kehidupan kota yang berarti. 5. Pembangunan dan pengembangan Kota Larantuka harus mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas pelayanan kota serta kemampuan administrasi pengelolaan Kota Larantuka. 2.6.1. Arah Dan Kecenderungan Perkembangan Kota 1. Pusat Pemerintah Kabupaten Flores Timur; 2. Kota Transit khususnya untuk pergerakan dari daratan (Pulau Flores) ke wilayah kepulauan dan sebaliknya. 3. Pusat kegiatan fungsional yang berorientasi pada skala pelayanan regional, perkembangannya di sepanjang pantai dan sepanjang jalan regional. Kawasan yang berorientasi di sepanjang pantai meliputi kawasan pelabuhan, perdagangan, dan bandar udara. Sedangkan kawasan yang berorientasi di sepanjang jalan regional meliputi sebagian kawasan permukiman. 4. Pusat kegiatan fungsional yang berskala pelayanan lokal berkecenderungan berkembang ke arah Weri. 2.6.2. Pemanfaatan Ruang Kota 1. Kegiatan-kegiatan yang mempunyai skala pelayanan regional, dialokasikan pada lokasi yang mempunyai aksesibilitas tinggi yaitu di pusat kota. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan perdagangan dan jasa pelayanan yang bersifat economic oriented dan service oriented. 2. Kegiatan yang mempunyai pengaruh yang relatif tinggi terhadap aktivitas, yang diperkirakan dapat mempengaruhi aktivitas kota. Lokasinya dialokasikan di pinggiran kota, kegiatan tersebut meliputi : pergudangan, pelabuhan laut, industri, bandar udara, pangkalan perikanan, terminal antar kota serta pasar kecamatan. Kegiatan industri, pergudangan, pelabuhan laut dan pangkalan perikanan diarahkan ke sebelah barat daya (Kelurahan Waibalun). Kegiatan bandar udara, terminal antar kotadan pasar kecamatan diarahkan ke sebelah timur laut (dekat dengan lokasi bandar udara). 3. Kegiatan yang mempunyai skala pelayanan regional dan memerlukan persyaratan lokasi secara khusus, diarahkan pada lokasi yang mempunyai aksesibilitas yang relatif tinggi. Kegiatan tersebut meliputi perkantoran/pemerintahan, pendidikan, dikembangkan di sebelah timur pusat kota (Kelurahan Postoh). Kegiatan yang mempunyai skala pelayanan keseluruh wilayah kota, dialokasikan ke seluruh wilayah kota dengan dilengkapi fasilitas dan prasarana penunjang. Kegiatan yang dapat berfungsi sebagai buffer bagi pengembangan kota diarahkan di pinggiran kota.
HALAMAN
I - 27
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
III. GAMBARAN UMUM KAWASAN STRATEGIS RELIGI LARANTUKA 3.1 GAMBARAN UMUM KAWASAN STRATEGIS RELIGI LARANTUKA
Wilayah Kabupaten Flores Timur pada dasarnya merupakan wilayah kepulauan. Dengan demikian, potensi untuk pengembangan wilayah meliputi pengembangan kawasan darat dan kawasan laut. Kabupaten Flores Timur mempunyai prospek pertumbuhan dan perkembangan wilayah yang sangat baik dan menjanjikan pada tahun–tahun kedepan karena memiliki potensi yang beranekaragam dalam berbagai aspek, terutama untuk bidang kegiatan ekonomi dimana hampir semua bidang ekonomi terdapat komoditi unggulan. 3.1.1 Potensi Fisik Wilayah Wilayah Kabupaten Flores Timur meliputi wilayah daratan dan laut. Wilayah Kabupaten Flores Timur mempunyai kelerengan yang relatif beragam mulai dari 0-8% sebesar 31.742,67 Ha, 8-15% sebesar 26.729,29 Ha, 15-25 % sebesar 67.413,22 Ha, 25-45% sebesar 16.111,23 Ha dan > 45 % 39.288,59 Ha. Empat buah gunung yang masih aktif banyak memberikan kontribusi terhadap tingkat kesuburan tanah, sekaligus sebagai sumber bencana yang setiap saat dapat mengancam. Gunung-gunung itu adalah (1). Gunung Lewotobi laki-laki dengan tinggi 1.584 m dari permukaan laut, (2). Gunung Lewotobi perempuan dengan tinggi 1.703 m dari permukaan laut, (3). Gunung Leraboleng dengan tinggi 1.117 m dari permukaan laut, (4). Gunung Ile Boleng dengan tinggi 1.659 m dari permukaan laut. Masing-masing tersebar di Pulau Flores Timur Daratan dan Pulau Adonara. Selain itu, pada wilayah-wilayah tersebut mempunyai potensi pengembangan bidang pertanian dan pariwisata. Untuk pengembangan bidang pertanian dalam hal ini adalah pertanian hortikultura dan perkebunan, karena umumnya daerah-daerah dengan ketinggian beragam tersebut mempunyai iklim (suhu) yang cocok untuk berbagai jenis tanaman. Dari segi hidrologi, Kabupaten Flores Timur memiliki banyak mata air yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Flores Timur. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 3.1 sumber mata air yang tersebar pada tiap-tiap SSWP dan peta potensi sumber daya air.
HALAMAN
I - 28
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Tabel 3.1 Sumber Mata Air Yang Tersebar Pada Tiap-tiap SSWP Kabupaten Flores Timur Kecamatan SSWP I
Larantuka
Ile Mandiri
Lewolema
Nama Desa dan Sumber Mata Air
Debit Liter/Detik
Desa Waibalun, sumber mata air: Waituto Desa Mokantarak, sumber mata air: Waiblebet Waibahan Waiwula Desa Lewoloba, sumber mata air: Waibelen. Desa Wailolong, sumber mata air: Wailebo, Waibelen, Waileko Desa Riangkemie, sumber mata air: Waiwarang Waiklateng Waimetik. Desa Tiwatobi dan Mudakeputu, sumber mata air: Waikebo Desa Lewohala, sumber mata air: Wairang Waibelen Waimana Waiklaten Desa Watotutu, sumber mata air : Waimana Weru Waikebo Desa Bantala sumber mata air: Wailuka Desa Ile Padung sumber mata air: - Wailaong - Waipao - Waieba - Wainitit - Waijono - Waikedanga - Waikolon - Waiboton - Waiwuu Desa Sinar hading sumber mata air: Waikaleng Desa Painapang sumber mata air: - Waikmea - Wailiang - Wainuba - Waimiten - Waibuka Desa Balukhering sumber mata air: - Wairelawulan - Waibele
0,5 liter / detik 20 liter / detik 4 liter / detik -
0,7 liter / detik
2,5 liter / detik
2 liter / detik
3 liter / detik -
2 2 1 1 1 1 1 1 1
liter liter liter liter liter liter liter liter liter
/ / / / / / / / /
detik detik detik detik detik detik detik detik detik
2 liter / detik -
1,5 liter / detik liter / detik 2 liter / detik 1 liter / detik 2 liter / detik
-
2 liter / detik 1 liter / detik
HALAMAN
I - 29
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Kecamatan
Tanjung Bunga
Demong Pagong
Adonara Barat
Nama Desa dan Sumber Mata Air Desa Ratulodong sumber mata air - Haragatong - Lungubelen - Apadike - Waileke - Waiwua - Norat - Tiukbelen - Waikepi - Waione Desa Bahinga sumber mata air:: - Watolabi - Noret - Boket - Waibura Desa Latanliwo sumber mata air: Norek Desa Lamatutu sumber mata air: Kayomopa Desa Waibao sumber mata air: Danau Waibelen - Wailuron - Wairina - Waiplatin - Nora - Waimatang - Wulowutung - Waiserang - Noretebak Desa Sinamalaka sumber mata air - Waibao - Waiwujo - Waitie Desa Leokluok, sumber mata air: Waimaki dan Waionge Desa Watotika Ile, sumber mata air Waitaru Desa Blepanawa, sumber mata air : - Letomatan - Waiwu - Waikora - Waimana - Baladudan - Waluwaho - Waidoko - Waiura Desa Pajinian sumber mata air: - Wailebo - Waisuk - Waitanga - Waiklaten Desa Duanur sumber mata air: - Waibaruk - Waibao - Waikewak - Waidaten
LAPORAN RINGKASAN
Debit Liter/Detik -
1 2 1 1
0,5 liter 0,5 liter 0,6 liter 2 liter / 0,5 liter 0,5 liter 0,5 liter
/ detik / detik / detik detik / detik / detik / detik
liter / detik liter / detik liter / detik liter / detik 1 liter / detik 2 liter / detik -
2 Liter / detik
- 2 liter / detik - 1 liter / detik - 1 liter / detik -
-
-
0,5 liter 3 liter / 1 liter / 2 liter /
-
3 3 3 3
liter/ liter/ liter/ liter/
/ detik detik detik detik
detik detik detik detik
HALAMAN
I - 30
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Kecamatan
Nama Desa dan Sumber Mata Air Bukit Saburi Sumber mata air: - Waiulumado - Waimukoutan - Waidoko - Waidata Desa Danibao Sumber mata air: - Waibeta - Waidata - Waineko - Wainapo - Waipaker Desa Ile Pati Sumber mata air: - Waipigang - Waibao - Waikeleka Desa Wureh Sumber mata air: - Wairita - Waidoko - Waiina - Waikluba - Waikean Desa Waiwadan Sumber mata air: - Waiwuring - Waibelen - Waibaka
LAPORAN RINGKASAN
Debit Liter/Detik -
4 4 3 3
liter liter liter liter
-
0.5 liter 0.5 liter 0.5 liter 0.5 liter 2 liter /
-
2 liter / detik 2 liter / detik 2 liter / detik
-
1 3 9 2
-
12 liter/ detik 7 liter / detik 12 liter / detik
liter liter liter liter
/ / / /
/ / / /
detik detik detik detik / detik / detik / detik / detik detik
detik detik detik detik
SSWP II
Wulanggitang
Desa Desa Desa Desa Desa -
Hewa sumber mata air: Waigamur Delungwuan Liwok Bakor Nawakote sumber mata air: Waipuke Waiklibang Waikote Wairona Nileknoheng sumber mata air: Waikilat Waiteket Wailutang Wailuta Wanononwang Waiburang Waiula sumber mata air: Wainore Nihanlodang Waimeting Blewo Wainaga Waidateng Mekerwai Pululera sumber mata air: Duadekah Lurangwain
10 liter / detik
10 liter / detik.
-
11 liter / detik 11 liter / detik
-
-
4 liter / detik 2 liter / detik
HALAMAN
I - 31
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Kecamatan
Ile Bura
Titehena
Wotan Ulumado
Nama Desa dan Sumber Mata Air Desa Boru sumber mata air: - Liwunue - Wualobor - Wainkisak - Waitopo - Waikledo - Soditerang - Waitigegulok - Waiba - Wuawata - Waikuen - Wello Desa Riangbura sumber mata air: - Lerang - Wairona Desa Nuri sumber mata air: - Ikankoten - Waipiken - Wainome Desa Nobokonga sumber mata air: - Waikoten - Konga Desa Lewolaga sumber mata air: - Waioyang - Waikenui Desa Kobasoma sumber mata air: - Burakwaing - Wuakihat - Waiwao Desa Tuakepa sumber mata air: Wailarang Desa Serinuho sumber mata air: - Waimalang - Waibelen - Kelepeng Desa Watowora sumber mata air: - Wailihang - Barewaing Desa Leraboleng sumber mata air: Sigahoker Desa Lewoingu sumber mata air: Wairiki Desa Tenawahang sumber mata air: - Waiwadang - Tenawahang Desa Pandai sumber mata air: - Wairita - Waikesak Desa Wotanulumado sumber mata air meliputi Waiklopa
LAPORAN RINGKASAN
Debit Liter/Detik
-
-
5 liter / detik 5 liter / detik -
-
2 liter / detik 3 liter / detik -
6 liter / detik
-
1 liter / detik 1 liter / detik 10 liter / detik 10 liter / detik
-
7 liter /detik 3 liter / detik 0,5 liter / detik
SSWP III
Wotan Ulumado
Desa Wailebe sumber mata air : - Wainiran - Waijaga - Waibelen - Waiduku - Waikulu
-
0,7 liter 2 liter / 1,5 liter 1,5 liter
/ detik detik / detik / detik
HALAMAN
I - 32
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Kecamatan
Adonara Timur
Ile Boleng
Adonara Tengah
Adonara Tengah
Nama Desa dan Sumber Mata Air Desa Kawela sumber mata air: - Waiwao - Waipetung - Waikepuk - Wailibo - Waibeloto - Waikedanga - Waireo - Wairita - Waikeluba - Waimeran Desa Bilal sumber mata air: Waiawa Desa Dawataa sumber mata air: - Wailako - Waibou - Waidoko - Waiwiak Desa Narasosina sumber mata air: - Wainiu - Wailingo - Waimanga Desa Kiwangona sumber mata air: - Baomata - Narapulo Desa Tapobali sumber mata air: - Wailiwung - Waiwuhu - Beligi - Waimatang Desa Lewobunga sumber mata Baomatan Desa Kokotoba sumber mata air: - Waikuyo - Baololon - Waibao Desa Baya sumber mata air: - Wainebo - Waibreno - Waipaong - Adopeka - Waikung Desa Horowurah sumber mata air: - Waimao - Waikimbeto - Jama - Badu - Woka - Dawan - Muda - Doko - Kolok
LAPORAN RINGKASAN
Debit Liter/Detik -
3 liter / detik 3 liter / detik 3 liter / detik 3 3 3 3 3
liter liter liter liter liter -
/ / / / /
detik detik detik detik detik
6 liter / detik
-
-
air: -
2,5 liter / detik 0,5 liter / detik
-
3 liter / 3,5 liter 3,5 liter 3,5 liter 3,5 liter
detik / detik / detik / detik / detik
-
3 3 3 3 4 3 3 3 3
detik detik detik detik detik detik detik detik detik
liter liter liter liter liter liter liter liter liter
/ / / / / / / / /
HALAMAN
I - 33
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Kecamatan Desa Desa Desa Desa Desa -
Nama Desa dan Sumber Mata Air Kenotan sumber mata air: Jong bele Wailako Waipuka Watolina Waikobu Lite sumber mata air: Waitalu Waimaking Wainebo Wainareng Waibau Wainiak Wewit sumber mata air: Waiwuring Waiputi Waitoba Wainanga Wairoro Waimetet Waikube Narapulo Kotetilal Waijari Wainebo Lewoleba sumber mata air: Wainua Wairoro Waibelako Waigowa Nubalema sumber mata air: Waikenang Waikebayang Wainebo Waiblolong Waiburak Waiwerok
LAPORAN RINGKASAN
Debit Liter/Detik -
1 1 1 1
liter liter liter liter
-
3 liter / detik 1,8 liter / detik 0 , 5 liter / detik 2 liter / detik 1,5 liter / detik 2 liter / detik
-
11,5 liter / detik 2 liter / detik 2 liter / detik 2 liter / detik 2 liter / detik 2 liter / detik 2 liter / detik 2 liter / detik 2 liter / detik 2 liter / detik 2 liter / detik
-
3 liter / detik 2 liter / detik
-
5 2 3 3 4 4
liter liter liter liter liter liter
/ / / /
/ / / / / /
detik detik detik detik
detik detik detik detik detik detik
SSWP IV Witihama Klubagolit Adonara SSWP V
Solor Timur
Desa Tuagoetobi sumber mata air meliputi Waiwiling Desa Lowopulo sumber mata air: Waibele Desa Hinga sumber mata air: Waimatang Desa Menanga sumber mata air: - Waipetun - Waigawe - Waihelan - Wailelu Desa Lewograran sumber mata air: Waibaka Desa Watanhura sumber mata air: Kebareweli
2,5 liter / detik -
-
10 liter / detik 6 liter / detik 10 liter / detik 0,1 liter / detik 2 liter / detik 2,5 liter / detik
HALAMAN
I - 34
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Kecamatan
Solor Barat
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa -
Nama Desa dan Sumber Mata Air Lebao / liwo sumber mata air: Waigawe / liwo Waibao / liwo Waiduli Watohari sumber mata air:Waiduli Lebelen sumber mata air: Waidoko Waikora Waipaa Kalelu sumber mata air: Waibakau Karawatung sumber mata air: Waiwao Balaweling sumber mata air: Lamalewo Penilering Botan Lemanu sumber mata air: Waibeleka Waikelung Waitikeng Tanah Lein sumber mata ai: Waimean Waitiu Waipedang Waihama Waikese Waimao Lamaole sumber mata air: Waibelen Waidoko Waimelu Waiduli Waibao Ongalereng sumber mata air: Waibao Wainore Waikeka Waikmau
LAPORAN RINGKASAN
Debit Liter/Detik -
-
6 liter / detik 3 liter / detik 2 liter / detik 2 liter / detik 2,5 liter / detik 2,5 liter / detik 0,5 liter / deik 10 liter / detik 5 liter / detik
- 0,1 liter /detik
-
- 1,5 liter / detik
-
12 liter / detik 2,5 liter / detik
Sumber : RTRW Flores Timur
Potensi sumber air tersebut dapat dimanfaatkan untuk pariwisata, irigasi dan kebutuhan air bersih. Khususnya untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah Kabupaten Flores Timur, peranan sumber-sumber air tersebut sangat penting karena selama ini digunakan sebagai bahan baku air bersih oleh PDAM yaitu dari Desa Bama, sumber mata air Waiblebet, Waibahan, Waiwula untuk wilayah Kota Larantuka, sisanya atau kecamatan lainnya mengunakan pipa swadaya masyarakat tanpa dipungut biaya.
HALAMAN
I - 35
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
3.1.2 Potensi Tata Guna Tanah
A. Kawasan Lindung a. Kawasan Perlindungan Bawahannya b. Kawasan Perlindungan Setempat c. Kawasan Cagar Budaya Tabel 3.2 Kawasan Cagar Budaya Pada Tiap-Tiap SSWP Kabupaten Flores Timur Kecamatan SSWP I
Larantuka
Nama Situs
Legenda
Istana raja Larantuka di Kelurahan Pohon Sirih Situs kuburan Tua Pati Grama di Kelurahan Amagarapati.
Istana peninggalan sejarah dinasti raja Larantuka Pati saksi yang hanya dapat di bunuh dengan peluru emas Pusat tradisi budaya desa
Situs Rumah Adat Mokantarak di Desa Mokantarak. Koleksi Museum San Dominggo Larantuka, di Kelurahan Larantuka. Koleksi kelautan museum Podor Larantuka di kelurahan Lewolere. Koleksi mini pada seksi kebudayaan kantor dinas pendidikan di Kelurahan Ekasapta Situs rumah adat Waibalun di Kelurahan Waibalun Patung Tuan Mater Dolorosa di Kelurahan Larantuka Situs kapela Tuan Meninu di Kelurahan Sarotari Situs Kapela Tuan Ana di Kelurahan Lohayong Situs Kuburan Partugal Wotowele
Ile Mandiri
Lewolema
Tanjung Bunga Demong Pagong
Situs Rumah Adat Wailolong di Desa Wailolong Situs Rumah Adat Riangkemie di Desa Riangkemie Situs Rumah Adat Mudakeputu Situs Rumah Adat Kawaliwu Situs Rumah Adat Bantala Situs Rumah Adat Lamatou Situs Rumah Adat Belogili Batu bertulis Nopin Jaga di Desa Lebao Tanjung Situs Rumah Adat Lewokluok
Hasil koleksi pribadi uskup larantuka pada masa lalu Hasil koleksi kelautan oleh Ai Frater M. Fianey Koleksi yang dilakukan atas kerjasama kasi kebudayaan dan para penilik kebudayaan. Pusat tradisi budaya desa Peninggalan sejarah bangsa protugal Peningalan sejarah Protugis Peninggalan sejarah Portugis Peninggalan sejarah Portugis Pusat tradisi budaya desa Pusat tradisi budaya desa Pusat tradisi budaya desa Pusat tradisi budaya desa Pusat tradisi budaya desa Pusat tradisi budaya desa Pusat tradisi budaya desa Tulisan kuno huruf pallawa/jawa kuno tentang kejayaan gajah mada ( taraf penelitian) Pusat tradisi budaya desa
HALAMAN
I - 36
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Kecamatan
Adonara Barat SSWP II Wulanggitang Ile Bura Titehena SSWP III Wotran Ulumado Adonara Timur Ile Boleng Adonara Tengah SSWP IV Witihama Klubagolit
Adonara
LAPORAN RINGKASAN
Nama Situs Peninggalan sejarah situs Kapela Wureh dan kedatangan Portugis di Wureh Peninggalan sejarah situs Rumah Adat Koli Lewopulo di Desa Terong
Legenda Sejarah peninggalan bangsa Portugis
Situs rumah adat Lewoingu di Desa Eputobi Situs Kuburan tua Pahlawan Lokasi Leworok Situs Rumah Adat Lewotala Situs Rumah Adat Leworahang
Pusat tradisi budaya desa
Situs Rumah Adat Lamahala Situs perkampungan tradisioanal Lamanele di Desa Nelelamadikeh -
Pusat tradisi budaya desa Tempat Tinggal Masyarakat
Situs Rumah Raja Adonara di Desa Sagu Situs Makam Raja dan benteng Adonara Makam raja-raja Adonara Meriam Kuno Tugu makam serdadu Belanda
Sejarah raja Adonara dan peninggalannya Peninggalan sejarah desa
Situs rumah adat Lamakera Situs rumah adat Laohayong Situs kuburan Raja Kaliha
Pusat tradisi budaya desa Pusat tradisi budaya desa Raja Solor Lohayong dan Tokoh pejuang Megalitik rumah kediaman sultan yang pernah berkuasa di Mananga Pusat tradisi budaya desa Tempat tinggal masyarakat
Pusat tradisi budaya desa
Peninggalan sejarah desa Pusat tradisi budaya desa Pusat tradisi budaya desa
-
Pusat tradisi budaya Pusat tradisi budaya Peninggalan sejarah desa
SSWP V
Solor Timur
Situs Rumah kediaman Kesultanan Menanga Situs rumah adat Menanga Perkampungan tradisional di Desa Wulublolong Situs Kuburan Portugal Watowele
Solor Timur
Solor Barat
Situs rumah adat dan perkampungan tradisional suku Werang di desa Watohari Situs Sampera di desa Lamakera Rumah adat Ketebala di Desa Pamakayo Situs Rumah Adat Karawutung Situs Rumah Adat Balaweling Situs Rumah Adat Balaweling I Situs perkampungan tradisional Kalike
Peninggalan sejarah Portugis Tempat tinggal masyarakt Pusat tradisi budaya desa Pusat tradisi budaya desa Pusat Pusat Pusat Pusat
tradisi tradisi tradisi tradisi
budaya budaya budaya budaya
desa desa desa desa
HALAMAN
I - 37
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
B. Kawasan Budidaya a. b.
Kawasan Permukiman Kawasan Pertanian
3.1.3 Potensi Kependudukan Faktor kependudukan memegang peranan yang sangat penting dalam perencanaan suatu wilayah, karena pada prinsipnya pembangunan yang dilakukan sebenarnya ditujukan untuk penduduk dan dilakukan oleh penduduk itu sendiri. Dengan demikian potensi yang dimiliki oleh penduduk di wilayah tersebut dapat mendukung upaya perencanaan pengembangan wilayah. Adapun potensi kependudukan di Kabupaten Flores Timur ini meliputi : - Ditinjau dari struktur penduduk menurut mata pencaharian, diketahui bahwa penduduk Kabupaten Flores Timur sebagian besar adalah bekerja sebagai petani dengan prosentase 22 %, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bidang pertanian masih memegang peranan penting sebagai sumber penghidupan sebagian besar penduduk. Hal itu dapat menjadi acuan dalam penyediaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. - Ditinjau dari aspek budaya di ketahui bahwa penduduk Kabupaten Flores Timur mempunyai sistem kekeluargaan dan kekerabatan yang sangat tinggi ini terbukti dari salah satu budaya “Kumpo kampo” diterjemahakan sebagai budaya saling tolong menolong apabila ada salah satu anggota masyarakat yang mempunyai hajatan. Hal ini dapat menjadi acuan dalam mempelancar proses pembangunan wilayah. Di Kecamatan Solor Timur sistem adat Lamahalot berjalan dan terpelihara dengan baik melalui praktek kehidupan sehari-hari seperti tolong menolong atau gahing kenahing, saling menghargai dengan yang lain, bahkan berpengaruh pada kehidupan keagamaan sikap toleransi yang cukup baik. Hal ini mencerminkan tradisi lamaholot masih dipegang teguh dan masih kuat menjadi perekat bagi kesatuan dan persatuan warga masyarakat. - Ditinjau dari struktur penduduk menurut agama diketahui bahwa penduduk Kabupaten Flores Timur sebagian besar adalah menganut agama katolik dengan prosentase 81,35 %. Hal ini dapat menjadi acuan dalam pengembangan wisata religius. Selain itu pihak gereja beperan penting dalam hal pembinaan generasi muda. Selain itu terjalin kerukunan antar pemeluk agama - Ditinjau dari struktur jenis kelamin peran wanita merupakan hal yang tidak kalah penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama di desa misalnya kegiatan-kegiatan PKK.
HALAMAN
I - 38
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
3.1.4 Potensi Pengembangan Perekonomian Wilayah a. Potensi Pertanian Kecamatan
Jenis Komoditi
SSWP I Larantuka
Tanaman Pangan : Ubi kayu, ubi jalar Padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, dan sorghum Tanaman Buah-buahan : advokat, mangga, pisang, nanas, durian, jeruk siam, jeruk besar, rambutan, belimbing, jambu biji, nangka, pepaya, salak, sawo, dan jambu air Tanaman Sayur-sayuran : Terung, kangkung, dan bayam
Ile Mandiri
Tanaman Pangan : Padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar Tanaman Buah-buahan : alpukat, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak, dan sawo Tanaman Sayur-sayuran : kubis, sawi, kacang panjang, cabe, tomat, terung, dan ketimun Tanaman Pangan : Kacang tanah, ubi kayu, dan jagung Tanaman Buah-buahan : alpukat, belimbing, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, nanas, pepaya, dan pisang Tanaman Sayur-sayuran : kubis, sawi, petsai, kacang panjang, cabe, tomat, terung, ketimun, kangkung, dan bayam Tanaman Pangan : Padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar Tanaman Buah-buahan : alpukat, belimbing, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, nanas, pepaya, dan pisang Tanaman Sayur-sayuran : kubis, sawi, petsai, kacang panjang, cabe, tomat, terung, ketimun, kangkung, dan bayam Tanaman Pangan : padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, dan kacang hijau Tanaman Buah-buahan : mangga , pisang,nanas, pepaya, ketimun, dan semangka Tanaman Sayur-sayuran : Terung, kangkung, dan bayam Tanaman pangan : kacang tanah , padi, jagung, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar Tanaman Buah-buahan : alpukat, belimbing, durian, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak, dan sawo Tanaman Sayur-sayuran : bawang merah, kubis, sawi, kacang panjang, cabe, tomat, dan terung
Lewolema
Tanjung Bunga
Demon Pagong Adonara Barat
SSWP II Wulanggitang
Ile Bura
Titehena
Tanaman pangan : Padi , jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi jalar Tanaman Buah-buahan : alpukat, belimbing, durian, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak sawo, dan semangka Tanaman Sayur-sayuran : bawang merah, sawi, kacang panjang, cabe, tomat, terung, ketimun, dan bayam Tanaman Pangan : jagung, ubi kayu, kacang tanah, dan kacang hijau Tanaman Buah-buahan : alpukat, belimbing, durian, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak sawo, dan semangka Tanaman Sayur-sayuran : bawang merah, sawi, kacang panjang, cabe, tomat, terung, ketimun, dan bayam Tanaman pangan : Ubi Jalar, padi, jagung, kacang tanah, dan kacang hijau Tanaman Buah-buahan : alpukat, jeruk, mangga, nangka, nanas, pepaya,
HALAMAN
I - 39
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Kecamatan
LAPORAN RINGKASAN
Jenis Komoditi pisang, rambutan, salak, dan sawo Tanaman Sayur-sayuran : kubis, sawi, kacang panjang, cabe, tomat, terung, ketimun, labu siam, kangkung, dan bayam
SSWP III Adonara Timur
Ile Boleng
Adonara Tengah Wotan Ulumado
SSWP IV Witihama
Klubagolit
Adonara
Tanaman pangan : Kacang Tanah, padi, jagung, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar Tanaman Buah-buahan : alpukat, belimbing, durian, jambu biji, jeruk, mangga, pepaya, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak, dan sawo Tanaman Sayur-sayuran : kubis, sawi, kacang panjang, dan kangkung Tanaman pangan : Jagung, Ubi Kayu, Kacang Tanah, dan Kacang Hijau Tanaman Buah-buahan : alpukat, belimbing, durian, jambu biji, jeruk, mangga, pepaya, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak, dan sawo Tanaman Sayur-sayuran : kubis, sawi, kacang panjang, dan kangkung Tanaman Pangan : padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang hijau Tanaman Buah-buahan : Pisang, tomat, pepaya, dan jeruk Tanaman Sayur-sayuran : daun singkong, labu jepang, dan metimun Tanaman Pangan : Ubi Jalar, padi, jagung, kacang tanah, dan kacang hijau Tanaman Buah-buahan : alpukat, belimbing, durian, jambu biji, mangga, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak, dan sawo Tanaman Sayur-sayuran : sawi, kacang panjang, tomat, terung, ketimun, bayam, dan kangkung Tanaman pangan : Kacang Tanah , padi, jagung, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar Tanaman Buah-buahan : alpukat, belimbing, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak, dan sawo Tanaman Sayur-sayuran : sawi, kacang panjang, tomat, terung, dan ketimun Tanaman pangan : Kacang Tanah, padi, jagung, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar Tanaman Buah-buahan : alpukat, belimbing, durian, mangga, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak, dan sawo Tanaman Sayur-sayuran : kubis, ketimun, dan bayam Tanaman Pangan : padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang hijau Tanaman Buah-buahan : alpukat, belimbing, durian, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak, dan sawo Tanaman Sayur-sayuran : koll, sawi, kacang panajng, terung, dan kangkung
SSWP V Solor Timur
Solor Barat
Tanaman Pangan : padi, jagung , kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan Sorghum Tanaman Buah-buahan : alpukat, belimbing, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, dan sawo Tanaman Sayur-sayuran : sawi, kacang panjang, cabe, tomat, terung, dan ketimun Tanaman pangan : jagung, padi, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar Tanaman Buah-buahan : alpukat, belimbing, durian, jeruk, mangga, nangka, nanas, pepaya, pisang, dan semangka Tanaman Sayur-sayuran : kubis, sawi, kacang panjang, tomat, terung, dan labu siam
HALAMAN
I - 40
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
b. Potensi Peternakan Tabel 3.4 Potensi Ternak Pada Tiap-Tiap SSWP Kabupaten Flores Timur Tahun 2006 Kecamatan SSWP I Larantuka Ile Mandiri Lewolema Tanjung Bunga Demon Pagong Adonara Barat SSWP II Wulanggitang Ile Bura Titehena SSWP III Adonara Timur Ile Boleng Adonara Tengah Wotan Ulumado SSWP IV Witihama Klubagolit Adonara SSWP V Solor Timur Solor Barat
Jenis Ternak Babi, sapi, ayam, itik, kuda, domba dan kambing Sapi, kuda, kambing, domba, ayam, itik dan Babi Sapi, kambing, babi dan ayam Babi , sapi, kuda, kambing, domba dan ayam Kambing, babi, ayam dan itik Sapi, kuda, kambing, babi, domba, ayam dan itik Sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi, ayam dan itik Sapi, kambing, babi dan ayam Sapi, kuda, kambing, domba, babi, ayam dan itik Ayam, kuda, kambing, domba, babi, sapi dan itik Ayam, kuda, kambing, domba, sapi dan itik Kuda, kambing, babi, ayam dan itik Babi Sapi, kuda, kambing, domba, ayam dan itik Ayam, kuda, kambing,domba, babi, ayam dan itik Ayam, sapi, kuda, kambing, domba, babi dan itik Sapi, kuda, kambing, babi, ayam dan itik Ayam, sapi,kuda, kambing, domba, babi dan itik Babi, kuda, domba, ayam dan itik
c. Potensi Perikanan dan Laut Pengembangan bidang perikanan laut sangat potensial dan prospektif karena di tinjau dari segi geografisnya Kabupaten Flores Timur merupakan daerah kelautan yang terdiri dari pulau besar dan pulau kecil. Sebaranya adalah : 1. Pesisir Kabupaten Flores Timur adalah ikan Tembang, Kembung dan Lobster. 2. Sektor perikanan berpusat di Kelurahan Waibalun Kecamatan Larantuka pada wilayah ini mempunyai industri besar di bidang perikanan yang mampu melayani masyarakat Flores Timur dan wilayah lainnya. 3. Persebaran mutiara di Pulau Konga sebagai inventasi Penanaman Modal Asing. 4. Adanya budidaya/pengembangan rumput laut yaitu di Desa Wototutu dan Desa Halakodanuan di Kecamatan Ile Mandiri.
HALAMAN
I - 41
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
5. Selain itu juga ada potensi SDA Laut di Kecamatan Tanjung Bunga yang memiliki potensi perikanan dan kelautan yang dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) wilayah laut yakni : Wilayah perairan Teluk Hading (potensi pengembangan Rumput Laut dan Pembudidayaan Mutiara). Sementara ini sudah dikembangkan Pembudidayaan Mutiara oleh CV. Rosario di Perairan Ebak dan oleh PT. Camar Sentosa di Perairan Leworahang sedangkan pengembangan Rumput Laut di perairan Teluk Hading ini belum ada. Wilayah perairan Laka dan Lewobunga potensi lautnya cocok untuk dikembangkan adalah pembudidayaan kerang, sementara potensi ikan sangat bagus dalam arti bahwa ikan diperoleh nelayan lebih dari cukup tetapi ini masih menggunakan alat tradisional. Wilayah perairan Nusa Nipa sampai Patisirawalang, potensi ikan di perairan ini sangat menjanjikan masyarakat di sekitar perairan ini namun karena keterbatasan sarana dan prasarana (aparatur dan fasilitas pendukung). 6. Di Kecamatan Wulanggitang potensi perikanan dan kelautan terdiri dari cumi-cumi, kerang, mutiara, Cengkalang, ikan Tuna, nener dan rumput laut. 7. Di Kecamatan Demon Pagong potensi perikanan dan kelautan terdiri dari ikan dasar dan tongkol. 8. Di Kecamatan Adonara potensi perikanan dan kelautan terdiri dari ikan tuna, tembang dan cangkalang. d. Perkebunan Tabel 3.5 Potensi Perkebunan Pada Tiap-Tiap SSWP Kabupaten Flores Timur Kecamatan SSWP I Larantuka Ile Mandiri Lewolema Tanjung Bunga Demon Pagong Adonara Barat SSWP II Wulanggitan g Ile Bura Titehena
Jenis Komoditi Pinang, kelapa, kopi, kako, jambu mente, kemiri, kapok, pala, lada, dan vanili Jambu mente, kelapa, kakao, kopi , kemiri, vanili dan lada Kelapa, kopi, cengkeh, kako, jambu mente, kemiri , pinang, pala, kapok, lada dan vanili Jambu mente, kelapa, kakao, cengkeh, kemiri , pinang, kapok, pala, lada, vanili dan kopi Kelapa, kopi, kakao, jambu mente, kemiri , pinang, pala, lada dan vanili Kapok, kakao, kelapa, kopi, jambu mente, kemiri , pinang, kapok, pala, lada, vanili dan cengkeh Kelapa, lada, pinang, kakao, asam, kopi, cengkeh, kemiri, jambu mente, kapok, pala dan vanili Kelapa, kopi, cengkeh, kakao, jambu mente, kemiri , pinang, kapok, pala, lada dan vanili Kelapa, mente, kopi, kakao, jambu mente, kemiri , lada dan vanili
HALAMAN
I - 42
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Kecamatan SSWP III Adonara Timur Ile Boleng Adonara Tengah Wotan Ulumado SSWP IV Witihama Klubagolit Adonara SSWP V Solor Timur Solor Barat
LAPORAN RINGKASAN
Jenis Komoditi Pala , vanili, kelapa, kopi, cengkeh, kakao, jambu mente, kemiri , pinang, kapok, pala, dan lada Kelapa, kakao, jambu mente, kemiri dan vanili Kakao, vanili, kelapa, kopi, cengkeh, jambu mente, kemiri, pinang, kapok, pala, dan lada Pinang, kelapa, kopi, kakao, jambu mente, kemiri, lada, dan vanili Kelapa, kopi, kakao, jambu mente dan kemiri Kelapa, kopi, kakao, jambu mente, kemiri , pinang, pala, lada dan vanili Kelapa, coklat, kemiri, pala, pinang, kopi, cengkeh, kakao, jambu mente, pinang, kapok, lada dan vanili Cengkeh , kapok dan jambu mente, kelapa, kakao, kemiri , pinang dan kapok Kelapa, kopi, Jambu mente, kakao, kemiri , pinang dan kapok
e. Potensi Industri Tabel 3.6 Potensi Industri Pada Tiap-tiap SSWP Kabupaten Flores Timur
Kecamatan SSWP I Larantuka Ile Mandiri Lewolema Tanjung Bunga Demon Pagong Adonara Barat SSWP II Wulanggitang Ile Bura Titehena SSWP III Adonara Timur Ile Boleng Adonara Tengah Wotan Ulumado SSWP IV Witihama Klubagolit Adonara SSWP V Solor Timur Solor Barat
Jenis Industri Industri perikanan , Industri minyak kelapa dan industri tenun ikat, Industri perikanan Industri garam Industri tenun ikat Industri garam Industri budidaya mutiara, industri pandai besi dan industri tenun ikat, industri tenun ikat, Industri budidaya mutiara industri tenun ikat, industri tenun ikat dan industri garam industri tenun ikat
HALAMAN
I - 43
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
f. Potensi Pertambangan Dari segi geologis dan beberapa studi menyimpulkan bahwa potensi pertambangan yang ada di Kabupaten Flores Timur memang cukup besar yaitu dengan jenis Sirtu, Batu dan Pasir Gunung, namun perlu kajian lebih lanjut. Kecamatan – kecamatan yang menyimpan potensi tambang dan perlu penelitian lebih lanjut adalah : - Kecamatan Ile Mandiri - Kecamatan Klubagolit - Kecamatan Adonara Timur - Kecamatan Ile Bura - Kecamatan Titehena - Kecamatan Tanjung Bunga - Kecamatan Adonara - Kecamatan Lewolema - Kecamatan Witihama - Kecamatan Wotan Ulumado - Kecamatan Adonara Barat Tabel 3.7 Jenis Pertambangan Kabupaten Flores Timur Kecamatan SSWP I Larantuka Ile Mandiri Lewolema Tanjung Bunga Demon Pagong Adonara Barat SSWP II Wulanggitang Ile Bura Titehena SSWP III Adonara Timur Ile Boleng Adonara Tengah Wotan Ulumado SSWP IV Witihama Klubagolit Adonara SSWP V Solor Timur Solor Barat
Jenis pertambangan Sirtu dan batu Sirtu Sirtu dan Batu Pasir Gunung Sirtu, batu dan pasir Sirtu, batu dan pasir Sirtu, batu dan pasir Sirtu, Batu dan Pasir Sirtu dan batu Sirtu, Batu dan pasir -
Sumber : RTRW Kabupaten Flores Timur
g. Potensi Pariwisata Kabupaten Flores Timur yang geomorfologisnya terdiri dari wilayah pegunungan dan dataran serta perairan pantai membentuk bentangan-bentangan alam yang indah, hamparan pantai yang luas dan berpasir hitam. Selain itu Kabupaten Flores Timur juga kaya
HALAMAN
I - 44
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
akan peninggalan sejarah yang memungkinkan pertumbuhan dan pengembangan wilayah Kabupaten Flores Timur yang berbasis pada pariwisata dengan ditunjang oleh sumberdaya alam dan bidangbidang unggulan seperti pertanian, perternakan, perikanan, industri, pertambangan dan bidang pariwisata sendiri. Pengembangan pariwisata dapat ditempuh melalui pengadaan paket wisata, pengembangan jalur wisata, pengadaan sarana dan prasarana penunjang seperti hotel dan penginapan serta meningkatkan aksesbilitas dengan meningkatkan kondisi jalan dan menyediakan sarana transportasi menuju obyek wisata. Obyek-obyek wisata unggulan dapat dilihat di tabel 3.8 potensi obyek wisata di tiap-tiap SSWP dan peta potensi sektor periwisata. Tabel 3.8 Potensi Obyek Wisata di Tiap-tiap SSWP Kabupaten Flores Timur Kecamatan SSWP I Larantuka
Ile Mandiri
Lewolema Tanjung Bunga
Demon Pagong Adonara Barat SSWP II Wulanggitang Ile Bura Kecamatan Titehena SSWP III Adonara Timur
Ile Boleng
Jenis Pariwisata Obyek wisata budaya : lewokluok, mokantarak, istana raja larantuka Obyek wisata alam : bama, heras, waidoko, sumber air panas (waiplatin) oka, pantai Waiwatololon dan pantai weri, pantai meting doeng Obyek wisata Religius : pantai waibalun, pulau waibalun, dan kota Religius Larantuka Obyek wisata budaya : Lewoloba, wailolong/badu, mudakaputu dan Lewohala Obyek wisata alam : Pantai Baun Botin, Panatai ikan Koten Obyek wisata Religius : Obyek wisata budaya : Obyek wisata alam : Danau Waibelen, Pantai Painghaka, Batu Payung , Batu bertulis Nopin Jaga, Pantai Labawaing, Pantai Nipa dan teluk Hading. Obyek wisata Religius : Obyek wisata budaya : Wureh Obyek wisata alam : Pantai Rako, Pantai Oa, Waipoar dan Hokeng Obyek wisata budaya : Lewotobi, Muluwutun dan Riangkaha Obyek wisata alam : Ile Lewotobi Jenis Pariwisata Obyek wisata budaya : Riang Duli, Leworok dan Lewokluok Obyek wisata alam : Gua Ular, Danau Rana, Wai Dani, Pantai Lato, Pantai Konga dan Bama Obyek wisata budaya : Budaya Terong, Budaya Lahamahala dan Riang Bunga Obyek wisata alam : Pantai Asmara Obyek wisata Religius :Obyek wisata budaya : Taman Budaya Tadon Boleng Obyek wisata alam : Pantai Watu Tena, Pantai Enaburak, Pantai
HALAMAN
I - 45
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Kecamatan Adonara Tengah Wotan Ulumado SSWP IV Witihama
Klubagolit Adonara SSWP V Solor Timur Solor Barat
LAPORAN RINGKASAN
Jenis Pariwisata Deri, Pantai Wera Mean, Pantai Wera Betok dan Pantai Longot. Obyek wisata Religius :Obyek wisata budaya : Toben Lewo Obyek wisata alam : Tobilota dan Nayubaya Obyek wisata Religius :Toben Lewo Obyek wisata budaya : Obyek wisata alam : Pulau Meko, Pulau Bani, Pulau Watanpeni dan Pulau Kenawe. Obyek wisata Religius :Obyek wisata budaya : Benteng Adonara dan Sagu Obyek wisata alam : Danau Kota Kaya Obyek wisata budaya : Benteng Portugis Lohayong (Port Hendriques), Upacara Wuun Lolon dan Lekot Tenoda Obyek wisata alam : Watohari Obyek wisata budaya : Budaya Tanalein, Budaya Lamaole, Budaya Balaweling I, Budaya Pamakayo, Upacara Adat Brauk dan Budaya Sulesawaseng Obyek wisata alam : Pantai Riangsunge
Sumber : RTRW Kabupaten Flores Timur
h. Kehutanan Berdasarkan hasil analisa maka potensi hutan di kabupaten Flores Timur memiliki berbagai macam potensi yang beragam, antara lain dapat dilihat pada tabel 3.9 potensi kehutanan di tiap-tiap SSWP dan peta potensi sektor kehutanan. Tabel 3.9 Potensi Kehutanan di Tiap-tiap SSWP Kabupaten Flores Timur Kecamatan SSWP I Larantuka Ile Mandiri Lewolema
Tanjung Bunga
Jenis hasil Hutan pinang iris, pinang bulat dan kemiri isi pinang iris, pinang bulat dan kemiri isi - Jenis kayu meranti, terdiri dari : nangka, air nana, sukun, rita dan ipi - Jenis kayu indah, terdiri dari : mahoni, johar, keladu, kenila, kepap dan kena. - Jenis kayu jati - Jenis kayu rimba campuran - Potensi asam dan kemiri - Jenis kayu meranti, terdiri dari : nangka, air nana, sukun, rita dan ipi - Jenis kayu indah, terdiri dari : mahoni, johar, keladu, kenila, kepap dan kena. - Jenis kayu jati - Jenis kayu rimba campuran
HALAMAN
I - 46
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Kecamatan Demon Pagong Adonara Barat SSWP II Wulanggitang Ile Bura Titehena SSWP III Adonara Timur Ile Boleng Adonara Tengah Wotan Ulumado SSWP IV Witihama Klubagolit Adonara SSWP V Solor Timur Solor Barat
LAPORAN RINGKASAN
Jenis hasil Hutan - Potensi asam dan kemiri pinang iris, pinang bulat dan kemiri isi pinang iris dan kemiri isi asam dan kemiri isi asam dan kemiri isi asam dan kemiri isi pinang iris, pinang bulat, gaharu dan kemiri isi pinang iris, pinang bulat, gaharu dan kemiri isi kemiri isi, gaharu dan pinang iiris Gaharu pinang iris dan kemiri isi Gaharu Gaharu
Sumber : RTRW Kabupaten Flores Timur
3.2
GAMBARAN INTERNAL KAWASAN STRATEGIS RELIGI LARANTUKA
Kabupaten flores timur merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Nusa tenggara Timur yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu tujuan wisata alternatif yakni wisata spiritual. Daya tarik wisata spiritual yang ada di daerah ini yakni di Kota Larantuka. Kota ini memang sudah dikenal sebagai kota tempat para peziarah khususnya bagi umat Kristiani karena memiliki potensi dan keunikan yang merupakan kekhasan dari tempat ini dan menurut kebanyakan orang yang sudah pernah kesana menilai bahwa kota ini lebih cocok sebagai tempat peristirahatan, menghabiskan masa tua, menyepi dari hingar-bingar kegemerlapan dunia modern. Kegiatan spiritual yang ada yaitu perayaan paskah atau yang di daerah setempat dikenal dengan nama semana sancta atau yang dalam tradisi gereja katolik disebut Pekan Suci. Kegiatan ini sudah berlangsung selama ratusan tahun dan pada kenyataannya kegiatan yang biasanya berlangsung sekali setahun yaitu pada bulan april mampu mendatangkan sekitar ribuan peziarah. Para ziarah yang mengikuti kegiatan ini tidak hanya dari sekitar wilayah Nusa Tenggara Timur saja namun ada juga dari Luar wilayah NTT dan bahkan adapula sebagaian peziarah yang datang dari luar negeri. Selain kegiatan wisata spiritual yang ada, kota Larantuka sendiri juga memiliki berbagai potensi keindahan alam dan budaya yang wajib untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata lain guna menunjang kegiatan wisata spiritual itu sendiri yang diharapkan mampu mewujudkan implementasi dari kegiatan pariwisata yaitu dapat mendatangkan devisa dan meningkatkan ekonomi masyarakat
HALAMAN
I - 47
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
setempat. Beranjak dari adanya perkembangan dan peningkatan permintaan (demand) terhadap wisata spiritual di Kabupaten Flores Timur, di satu sisi, dan adanya potensi yang dimiliki di kota Larantuka di sisi lain (supply), maka ini merupakan peluang bagi pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk mengembangkan daya tarik wisata spiritual Kota Larantuka. 3.2.1 Potensi Kota Larantuka Kota Larantuka Kabupaten Flores Timur selain terkenal dengan ritual keagamaannya yaitu Semana Sancta namun juga terdapat berbagai potensi baik itu potensi fisik maupun potensi non fisik. Potensi-potensi ini yang nantinya diharapkan sebagai daya tarik wisata pendukung dan juga sebagai ajang promosi kepada wisatawan yang datang mengikuti ritual keagamaan bahwa di daerah ini masih terdapat berbagai potensi yang patut untuk dinikmati. 3.2.1.1 Potensi Fisik Keindahan Alam Kota Larantuka merupakan kawasan yang terletak tepat di jantung Kabupaten Flores Timur, dan merupakan pusat dari kegiatan masyarakat setempat,mulai dari perekonomian, perdagangan dan pemerintahan dll. Di dalam Kota Larantuka ini tidak hanya sebagai pusat dari kegiatan masyarakat Flores Timur namun terdapat juga potensi-potensi fisik yang dapat dijadikan sebagai salah satu daya tarik pendukung kegiatan religiusnya yang begitu terkenal yaitu Prosesi Jumat Agung. Salah satu potensi fisik yaitu keindahan alam berupa pemandangan panorama yang disajikan yaitu berupa gugusan pegunungan, pulau-pulau dan lautan yang mengelilingi Kota ini. Panorama Kota Larantuka
HALAMAN
I - 48
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Situs Sejarah Di Kota Larantuka juga tidak hanya terdapat keindahan alam tetapi juga memiliki bangunan-bangunan yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Bangunan-bangunan yang terdapat di Kota ini yaitu mulai dari Istana Kerajaan Larantuka, kapela-kapela (gereja kecil) yang sudah berumur ratusan tahun. 1. Istana Raja Bangunan ini berada langsung di tengah Kota dan model bangunan ini juga masih terjaga sehingga masih terlihat alami dan belum ada sentuhan-sentuhan modern di sekitar bangunan.Meski saat ini keadaan zaman telah berubah namun di Larantuka hirarki kerajaan masih diteruskan, dimana saat ini dipimpin Kerajaan Larantuka dipimpin oleh Raja Don Tinus DVG sebagai penerus saat ini. Istana Raja
Kapela-Kapela Selain bangunan Istana Raja bangunan yang juga memiliki nilai sejarah tinggi yaitu kapela-kapela (gereja kecil) diantaranya kapela Tuan Ma (Bunda Maria) dan Kapela Tuan Ana (Yesus) yang juga memiliki nilai sejarah khususnya dalam sejarah masuknya agama katholik di Kota Larantuka.Secara umum kapela-kapela ini terlihat seperti bentuk-bentuk gereja-gereja katolik yang ada namun sebenarnya keunikan dari kapela ini yaitu terdapat Patung Bunda Maria di Kapela Tuan Ma dan Tuhan Yesus di
HALAMAN
I - 49
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Kapela Tuan Ana. Kapela-kapela ini juga hanya di buka sekali setahun yaitu pada saat Prosesi Jumat Agung (Semana Sancta) berlangsung dan kapela ini hanya boleh dibuka oleh Raja Larantuka. Kapela Tuan Ana dan Kapela Tuan Ma
3.2.1.2 Potensi Non-fisik 1. Budaya Kabupaten Flores Timur sebagai Kabupaten kepulauan begitu kaya dengan panorama alam yang indah dan tradisi adat yang unik. Flores Timur juga memiliki sejumlah aset wisata budaya yang perlu dikembangkan dan dipertahankan keaslian budayanya sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang di Pulau Flores bagian timur ini. Dari beberapa tempat berpotensi untuk wisata di Flores Timur, Dusun Riang Pedang, yang terletak di desa Ile Padung kecamatan Lewolema ternyata menyimpan segudang keaslian budaya Lamaholot. Selain memiliki tradisi budaya yang unik, Flores Timur juga Memiliki Ritual atau tuturan ritual yang tersebar di berbagai wilayah etnik Indonesia bahasa sangat beragam. Salah satunya tuturan bahasa yang cukup unik ialah tuturan bahasa yang berada di Flores Timur.upacara perayaan suku lamaholot yang dimulai dengan taritarian oleh kaum pria yang menggunakan atribut tradisional. Taritarian ini dulunya dimaksudkan untuk menghadapi peperangan atau setelah meraih kemenangan namun sekarang hanya digunakan untuk menyambut wisatawan yang datang untuk melihat ritual adat istiadat daerah setempat yang sedang berlangsung dan gambar berikut kaum wanita bersiap menyambut dan memberi semangat kepada kaum pria dengan menggunakan pakayan tradisional dan perhiasan seperti gelang yang terbuat dari gading gajah.
HALAMAN
I - 50
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
3.2.1.3 Lingkungan Internal dan eksternal Kota Larantuka Pengembangan daya tarik wisata spiritual di Kota Larantuka diawali faktor terhadap lingkungan internal kota Larantuka. lingkungan internal dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesess) Kota Larantuka terkait dengan pengembangan daya tarik wisata spiritual. Dalam upaya pengidentifikasian faktor-faktor kekuatan dan kelemahan, terlebih dahulu ditetapkan beberapa variabel dan indikator lingkungan internal kota Larantuka. Mengacu pada pendapat Cooper (1993) tentang unsur-unsur yang menentukan keberhasilan sebagai daerah tujua wisata, maka beberapa variabel yang dipergunakan dalam lingkungan internal adalah Daya Tarik Daya tarik wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Daya tarik wisata juga dapat dikaitkan dengan motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata yaitu bahwa salah satu dari tujuh elemen dalam motivasi berwisata yaitu daya tarik sebagai respon terhadap daya dorong motivasi. Aksesibilitas Aksesibilitas adalah semua yang dapat memberi kemudahan bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kota Larantuka. Indikator yang dinilai adalah Terletak di ibukota Kabupaten, Kedekatan daya tarik dengan Pelabuhan, kualitas jalan menuju daya tarik, Ketersediaan angkutan wisata, Posisi objek wisata sangat strategis. Fasilitas / kenyamanan Fasilitas yang dimaksud adalah segala fasilitas dan sarana pendukung yang memberikan kenyaman bagi wisatawan selama berkunjung dan melakukan aktifitas di Kota Larantuka selama perayaan Prosesi Jumat Agung Berlangsung. Fasilitas yang tersedia pada suatu daya tarik dapat mempengaruhi kepuasan wisatawan, lama tinggal, besarnya pengeluaran dan kedatangan berulang.
HALAMAN
I - 51
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Beberapa fasilitas yang mempengaruhi kepuasan wisatawan berkunjung ke Kota Larantuka dapat diidentifikasi dalam beberapa indikator antara lain kebersihan dan kelestarian lingkungan, ketersediaan sarana pariwisata, tempat parkir, toilet, warung dan pedagang kaki lima. Jasa Tambahan jasa tambahan yang dimaksud adalah jasa pendukung yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta termasuk didalamnya kualitas pelayanan yang diberikan. 3.2.1.4 Gambaran Umum Kepariwisataan Kabupaten Flores Timur Kepariwisataan Kabupaten Flores Timur Kabupaten Flores Timur merupakan salah satu Kabupaten yang dalam pengembangan kepariwisataan Propinsi Nusa Tenggara Timur masuk ke dalam pembagian Klaster ke III untuk pengembangan destinasi pariwisata. Kabupaten ini juga sudah mulai menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang diprioritaskan karena memiliki keunggulan pariwisata religius yaitu Prosesi Jumat Agung (Semana Sancta) dan dari tahun ke tahun perkembangan jumlah wisatawan yang datang berkunjung juga terus mengalami pertumbuhan yang positif.
Kebijakan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Flores Timur Dalam pelaksanaan pembangunan kepariwisataan, Kabupaten Flores Timur belum memiliki dokumen Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA Kabupaten). Sehingga program dan rencana kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores Timur, disesuaikan dengan kebutuhan.
3.2.1.5 Sejarah Singkat Pelaksanaan Prosesi Jumat Agung Ritual Prosesi Jumat Agung merupakan sebuah ritual keagamaan peninggalan Portugis. Sebelum kedatangan bangsa Portugis, sistem pemerintahan Larantuka dan sekitarnya pada zaman itu menganut sistem kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja dan dibantu oleh beberapa kakang, yang menjalankan fungsi sebagaimana seorang camat pada zaman sekarang. Sejak kedatangan misionaris Portugis, masyarakat Larantuka menjadi penganut agama Katolik, dan Raja Larantuka pertama yang dibabtis menjadi Katolik adalah Raja Ola Adobala dengan nama Don Lorenso Diaz Viera de Godinho. Konon, raja inilah yang kemudian menyerahkan Kerajaan Larantuka ke dalam perlindungan Bunda Maria yang ditandai dengan upacara penyerahan tongkat kerajaan. Sejak saat itulah, Larantuka dan seluruh rakyatnya menyerahkan perlindungan dirinya kepada Bunda Maria.
HALAMAN
I - 52
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Berdasarkan catatan sejarah, ritual prosesi mengelilingi Larantuka dilakukan pertama kali sebagai ungkapan syukur atas keberhasilan menumpas pemberontakan yang terjadi, termasuk diantaranya adalah keberhasilan menghalau penjajahan Belanda.Dari spektrum sistem pemerintahan kerajaan, prosesi dilakukan sebagai manifestasi dari kegiatan kunjungan (Torne) Raja Larantuka, dalam hal ini Bunda Maria ke wilayah-wilayah yang menjadi bagian dari kekuasaannya. Oleh dari itu, dalam setiap pelaksanaan Prosesi Jumat Agung, patung Bunda Maria diusung mengelilingi kota Larantuka. Sedangkan dari spektrum keagamaan (Katolik), Prosesi Jumat Agung merupakan sebuah ritual iman umat Katolik Larantuka bersamasama dengan Bunda Maria berjalan mengeliling kota Larantuka sambil berdoa untuk mengenang sengsara dan wafat Yesus Kristus. Disebut Prosesi Jumat Agung karena ritual prosesi ini dilakukan setiap tahun pada hari Jumat, hari memperingati wafat Yesus. Tata cara pelaksanaan ritual serta semua ornamen yang digunakan, hingga saat ini masih tetap menggunakan tradisi Portugis. Kondisi Pelaksanaan Prosesi Jumat Agung. 3.2.1.6 Kondisi Pelaksanaan Prosesi Jumat Agung Prosesi Jumat Agung di Larantuka merupakan satu rangkaian kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh umat Katolik setempat sebagai peringatan sengsara dan wafatnya Yesus Kristus. Rangkaian kegiatan tersebut oleh masyarakat setempat disebut Semana Sancta atau Pekan Suci, yakni satu minggu sebelum perayaan Paskah atau Hari Kebangkitan Yesus. Walaupun berlangsung selama satu pekan, namun inti dari Semana Sancta dimulai pada hari Rabu yang disebut Rabu Trewa, hari Kamis (Kamis Putih), hari Jumat (Jumat Agung), hari Sabtu (Sabtu Santo), dan hari Minggu Paskah sebagai perayaan kebangkitan Yesus Kristus. Pada zaman dulu, selama masa Semana Sancta, umat di Kota Larantuka menghentikan semua rutinitas pekerjaannya sebagai ungkapan perkabungan. Dewasa ini, kebiasaan tersebut hanya berlangsung pada Hari Jumat Agung. Pemerintah beserta seluruh masyarakat Kota Larantuka mulai mempersiapkan diri untuk menyambut seluruh peziarah yang datang dari berbagai daerah untuk mengikuti Semana Sancta atau pekan suci salah satunya yaitu dengan menaruh spanduk-spanduk yang bertuliskan selamat datang kepada seluruh peziarah.
HALAMAN
I - 53
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Rabu Trewa Pada Rabu trewa umat mulai berkabung mengenang peristiwa Yesus ditangkap di Taman Getsemani. Pada sore hari menjelang malam umat beribadah dan berdoa di gereja dan kapela. Selanjutnya, sebagai tanda perkabungan, biasanya setiap penghuni rumah menabuh bunyi-bunyian yang bermakna mengusir roh-roh jahat. Pada hari ini juga dimulai penutupan jalur-jalur tertentu yang akan dilalui pada saat prosesi jumat agung berlangsung. Pada hari ini biasanya para peziarah yang berasal dari berbagai daerah mulai berdatangan ke Larantuka.
Jalur yang akan dilewati pada saat prosesi Jumat Agung
HALAMAN
I - 54
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Kamis Putih Hari Kamis Putih atau Kamis Suci adalah hari mengenang Yesus merayakan perjamuan terakhir dengan para murid-Nya. Pagi harinya adalah aktivitas membuka pintu di dua Kapela yakni Kapela Tuan Ma (Bunda Maria) dan Kapela Tuan Ana (Yesus) kemudian pentaktaan dan mencium Patung Tuan Ma (Bunda Maria) dan Patung Tuan Ana (Yesus) . dari kiri ke kanan mulai dari proses membuka pintu kapela yang hanya dapat dilakukan oleh keluarga kerajaan dan raja Larantuka kemudian para peziarah dipersilahkan satu persatu untuk masuk kedalam kapela untuk mencium Patung Tuan Ana dan pada Sore harinya perayaan misa (kebaktian) Perjamuan Malam Terakhir. Proses membuka pintu Kapela oleh Keluarga Raja, Para Peziarah secara tertib menunggu giliran untuk mencium Patung.
Jumat Agung Jumat Agung merupakan klimaks dari rangkaian Semana Sancta, dimana dilaksanakan Ritual Prosesi Jumat Agung mengelilingi Kota Larantuka. Kesibukan pada hari ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan keagamaan, yakni: Ritual merias Patung Tuan Ma (Bunda Maria), yang merupakan patung peninggalan Portugis sejak abad 15. Umat berkumpul di Kapela Tuan Ma sambil berdoa dalam Bahasa Portugis. Patung Tuan Ma, hanya bisa diperlihatkan sekali setahun.
HALAMAN
I - 55
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Patung Tuan Ma (Bunda Maria)
Berdoa di Kapela Tuan Ana, merupakan salah satu aktivitas penting yang dilakukan oleh umat pada hari Jumat Agung. Kesempatan berdoa di Kapela Tuan Ana berlangsung dari pagi hingga malam hari. terlihat Ibu-ibu yang sedang berdoa di dalam kapela menggunakan pakayan serba hitam yang menandakan sedang berduka. Proses berdoa ini juga di Larantuka juga dikenal dengan ritual mengaji semana yaitu berdoa dengan menggunakan bahasa Portugis dan bahasa Indonesia dan terdengar seperti berirama.
Umat sedang berdoa di Kapela Tuan Ana Prosesi mengarak Patung Tuan Menino (Kanak-Kanak Yesus). Ritual prosesi ini berpusat di Kapela Tuan Menino di Kelurahan Kota Rowido, berjarak kira-kira 2 kilometer dari pusat kota. Keunikan dari
HALAMAN
I - 56
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
kegiatan ini adalah Patung Tuan Menino diarak melalui laut menuju pusat kota. dari kiri ke kanan terlihat kapal-kapal bermotor yang penuh dengan para peziarah mengiringi Patung Tuan Menino (kanakkanak Yesus). Keunikan dan keistimewaan dari kegiatan ini yaitu selain hanya dapat diarak melalui laut,warga yang memiliki kapalkapal bermotor secara sukarela ikut mengambil bagian dalam kegiatan ini dan mempersilahkan peziarah untuk ikut secara gratis dan kapal-kapal bermotor yang ikut ambil bagian harus berada di belakang perahu yang memuat Patung. Kemudian gambar yang selanjutnya sebagian umat yang bersiap di daratan untuk menjemput patung yang dibawa oleh perahu biasa dan dilanjutkan dengan proses membara patung untuk masuk dalam kapela Tuan Ana. Prosesi penjemputan Patung Tuan Menino
Prosesi Jumat Agung di Kota Larantuka Merupakan puncak dari peringatan Semana Santa, dimana ribuan umat melakukan ritual berjalan kaki mengelilingi Kota Larantuka sambil berdoa dan menyanyikan lagu-lagu rohani. Inti dari ritual ini adalah sebuah perjalanan kedukaan bersama Bunda Maria dalam mengenang sengsara dan wafat Yesus. Oleh karenanya, dalam perarakan ini Tuan Ma dan Tuan Ana menjadi sentral perhatian bagi seluruh umat yang mengambil bagian dalam ritual Prosesi Jumat Agung. Ritual ini dilakukan menurut tata cara yang ditinggalkan oleh para misionaris Portugis, dan semua ornamen-ornamen yang digunakan dalam ritual ini juga merupakan warisan Portugis. Kegiatan prosesi keliling kota dimulai pada pkl.18.00 (waktu setempat) dan berakhir pkl. 02.00. Katedral Reinha Rosari Larantuka menjadi titik awal dan akhir dari rangkaian prosesi. terlihat dari kiri ke kanan barisan depan dari prosesi Jumat Agung yang diisi oleh kongregasi konfreia atau organisasi awam yang secara tradisional diberikan kepercayaan untuk mengorganisir pelaksanaan ritual
HALAMAN
I - 57
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Prosesi Jumat Agung kemudian diikut oleh biarawan, biarawati dan para peziarah. Keunikan dari kegiatan ini yaitu proses mengarak patung mengelilingi Kota Larantuka, orang-rang yang memikul patung juga orang-orang terpilih secara khusus dan tidak akan diketahui oleh orang lain, mereka menggunakan topi merah dan jubah berwarna putih yang menutupi seluruh badan dan mereka juga diberikan sumpah agar tidak menceriterakan apa yang mereka tahu kepada orang lain. Prosesi mengarak Patung Tuan Ma dan Tuan Ana pada malam Jumat Agung
Sabtu Santo Pada pagi harinya umat mengantar Patung Tuan Ma dan Tuan Ana kembali disemayamkan di kapelanya masing-masing terlihat. Biasanya para peziarah yang berasal dari luar daerah, mulai meninggalkan Larantuka dan kembali ke tempat asalnya setelah kegiatan tersebut.
HALAMAN
I - 58
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Proses mengantar Patung kembali ke Kapela
Minggu Paskah Perayaan misa (kebaktian) kebangkitan Yesus Kristus.
memperingati
Paskah,
yakni
hari
HALAMAN
I - 59
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Kebijakan Pengembangan Daya Tarik Wisata Prosesi Jumat Agung Dalam konteks pengembangan event pariwisata (calender of event), Ritual Prosesi Jumat Agung telah ditetapkan sebagai salah satu event tahunan. Hal ini dilakukan mengingat banyaknya tingkat kunjungan para peziarah/wisatawan yang mengikuti Prosesi Jumat Agung setiap tahun. Fenomena demikian menjadikan Prosesi Jumat Agung ditetapkan sebagai salah satu daya tarik (attraction) andalan Kabupaten Flores Timur dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa program kegiatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores Timur dalam beberapa tahun terakhir, antara lain: Penandatanganan MOU kerjasama bilateral antara Pemerintah Kabupaten Flores Timur dengan Kedutaan Besar Portugal untuk menjadikan Larantuka-Fatima sebagai “Cister City”. Alokasi anggaran untuk rehabilitasi dan penataan Gereja Kathedral Larantuka dan kapela-kapela Alokasi anggaran untuk peningkatan fisik dan penataan rumah tinggal masyarakat untuk dijadikan sebagai penginapan bagi para wisatawan/peziarah . Kegiatan pendampingan/pembinaan terhadap para pelaku usaha pariwisata, khususnya penginapan dan rumah makan berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan terhadap wisatawan/ peziarah. 3.2.2 Untuk Kuliner Di Kota Larantuka Salah satu restoran yang paling ramai di malam hari selepas Anda beraktivitas wisata ialah di seberang Hotel Tresna dan juga di Hotel Tresna sendiri yang menyediakan restoran luas dengan hidangan yang beraneka ragam yang disebut Restoran Senaren. Tempat-tempat ini berada di Jl. Yos Sudarso. Beberapa tempat makan dan café lain yang sering dikunjungi tamu ke Larantuka yaitu: Restoran Nirwana, Kuliner Taman Kota, Sri Solo, dan Sederhana berada di Jalan Herman Fernandez. Ujo Aro dan Raiders berlokasi di Jalan Bandara, dan Café Planet berada di Jalan Trans Flores. Café Lastri yang agak tersembunyi berada di Jalan Waiwio. 3.2.3 Untuk Transportasi Di Larantuka Nama bandar udara yang letaknya sekira 5 kilometer ke arah timur laut Larantuka ini ialah Gewayan Tanah yang artinya Melayani Tanah Kampung. Penerbangan yang menghubungkan Gewayan Tanah Airport ialah Kupang dimana setiap hari terdapat penerbangan yang berangkat dari Kupang pada pukul 06.30 dan tiba di Larantuka pukul 07.15 WITA, atau berangkat dari Larantuka pukul 07.40 dan tiba di Kupang pukul 08.30 WITA
HALAMAN
I - 60
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
IV. ANALISA POTENSI KAWASAN STRATEGIS RELIGI LARANTUKA 4.1
Analisis Potensi Kawasan Strategis Religi Larantuka
Kawasan strategis adalah kawasan yang dianggap perlu diprioritaskan pengembangannya atau penanganannya serta memerlukan dukungan penataan ruang segera dalam kurun waktu rencana. Kawasan strategis tersebut mencakup kawasan-kawasan yang cepat tumbuh, kawasan-kawasan kritis, kawasan-kawasan terbelakang dan kawasan yang menunjang sektor-sektor strategis. Kawasan strategis dengan kriteria kawasan yang tumbuh cepat dikaitkan dengan kepentingan adanya sektor-sektor strategis untuk dikembangkan. Selain itu dianggap sebagai pengejawantahan sektor-sektor strategis ke dalam ruang, sehingga sangat menunjang perkembangan sektor strategis lebih lanjut dan agar dapat mengakomodasikan perkembangan sektor strategis yang diharapkan dapat memacu perkembangan wilayah yang lebih luas. Dasar penetapan kawasan strategis adalah sebagai berikut : Pengembangan sektor di wilayah tersebut mempunyai dampak yang luas, baik secara regional mapupun nasional; Pengembangan sektor di wilayah tersebut membutuhkan ruang kegiatan dalam skala luas; Pengembangan sektor yang akan dikembangkan di atasnya mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional maupun nasional; Kawasan yang mempunyai prospek ekonomi yang tinggi sehingga membutuhkan penanganan yang mendesak; Kawasan kritis yang diperkirakan akan segera membawa dampak negatif, karenanya perlu dikendalikan dengan segera; Kawasan dengan fungsi khusus misalnya kawasan prioritas, kawasan agropolitan, kawasan cepat tumbuh, maupun kawasan strategis untuk pertahanan dan keamanan. Penataan kawasan strategis meliputi kawasan yang diprioritaskan, kawasan agropolitan, kawasan cepat tumbuh, kawasan khusus militer, strategi masing-masing kawasan adalah: Kawasan yang diprioritaskan merupakan suatu daerah yang mempunyai potensi sosial ekonomi untuk dikembangkan yang berbasis pada sumber daya alam serta melalui pusat-pusat pengembangan penduduk, dengan diterapkan teknologi dan modal maka daerah tersebut akan menjadi fungsi dan peran khusus bagi
HALAMAN
I - 61
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
4.2
LAPORAN RINGKASAN
daerah sekitarnya (hinterland) guna mencapai tujuan pengembangan wilayah. Kawasan tubuh cepat dilakukan dengan peningkatan akses menuju kota-kota pesisir yang menjadi orientasi utama di wilayah. Pengembangan pelayanan penunjang kegiatan perdagangan berskala kecil hingga besar. Peningkatan prasarana dan sarana penunjang kegiatan sosial – ekonomi masyarakat, Pengembangan kegiatan ekonomi dengan sebesar-besarnya memanfaatkan sumber daya lokal (SDM, SDA, dan SDB), Meningkatkan industri di kawasan pesisir dan kelautan Kawasan agropolitan dilakukan arahan untuk: peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar akan pangan, peningkatan produktifitas dalam pendayagunaan lahan dan sumberdaya alam setempat, peningkatan pemanfaatan sumber daya alam, peningkatan sumber daya manusia, dan pelestarian lingkungan hidup Kawasan khusus militer diarahkan agar lokasinya jauh dari kegiatan umum perkotaan dan masyarakat umum tidak diijinkan memakai atau menempati lahan yang ada dan telah ditetapkan sebagai kawasan khusus. Kawasan khusus tertutup digunakan sebagai kepentingan pertahanan keamanan nasional (TNI), dan kawasan yang digunakan dengan fungsi kegiatan militer dikategorikan sebagai kawasan khusus mencakup daerah pangkalan, lokasi latihan, obyek vital, basis dan daerah demobilisasi. Kawasan rawan bencana dilakukan melalui berbagai antisipasi terhadap munculnya bahaya: letusan gunung api, gempa bumi, aliran lahar, tsunami, banjir, longsor atau yang merupakan fenomena alam lainnya. Pada wilayah yang potensial rawan bencana ini diarahkan untuk tidak digunakan sebagai kawasan permukiman, penyediaan lahan untuk penampungan bila terjadi bencana, dan pemberian informasi penanggulangan dini. Penataan kawasan perbatasan ini meliputi perbatasan antar kabupaten. Penataan ini dilakukan secara bersama dengan prinsip tidak saling merugikan dan dapat dikelola secara bersama melalui program kerjasama antar wilayah. Kawasan pengendalian ketat (High Control Zone) merupakan kawasan yang memerlukan pengawasan secara khusus dan dibatasi pemanfaatannya untuk mempertahankan daya dukung, mencegah dampak negatif, menjamin proses pembangunan yang berkelanjutan. Kawasan ini harus dikendalikan sesuai dengan peruntukan yang ada dengan tetap mengutamakan aspek kelestarian dan fungsi dasar kawasan. Analisis Pengembangan Obyek dan Atraksi Wisata
Berdasarkan hasil analisa potensi wisata pada kegiatan prosesi jumad agung, penambahan atraksi wisata dan fasilitas pendukung maka arahan
HALAMAN
I - 62
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
pengembangan obyek dan atraksi wisata prosesi jumad agung adalah sebagai berikut: 1. Arahan Pengembangan Obyek dan Atraksi Wisata Hari Selasa Terakhir Masa Prapaskah Kegiatan wisata pada hari ini adalah aktus paskah yang didukung dengan ziarah ke pekuburan. Untuk lebih jelas mengenai arahan kegiatan wisata hari selasa terakhir masa prapaskah dapat dilihat pada tabel 4.1. 2. Arahan Pengembangan Obyek dan Atraksi Wisata Hari Rabu Trewa Kegiatan wisata pada hari ini adalah lamentasi dan mengaji samana yang didukung dengan bersantai dan menikmati pemandangan di taman kota dan taman doa. Untuk lebih jelas mengenai arahan kegiatan pada rabu trewa dapat dilihat pada tabel 4.3. 3. Arahan Pengembangan Kegiatan Hari Kamis Putih Kegiatan wisata pada hari ini adalah cium Tuan Ma, cium Tuan Ana, perayaan ekaristi dan adorasi yang didukung dengan bersantai dan menikmati pemandangan di taman kota dan taman doa. Untuk lebih jelas mengenai arahan kegiatan pada hari kamis putih dapat dilihat pada tabel 4.4. 4. Arahan Pengembangan Kegiatan Hari Jumad Agung Kegiatan wisata pada hari ini adalah lanjutan adorasi kamis putih, cium Tuan Ma, cium Tuan Ana, perarakan Patung Tuan Meninu, perarakan Patung Tuan Ma dan Tuan Ana, perarakan Patung Tuan Missericordiae, kebaktian wafat Yesus, lamentasi, dan perarakan malam jumad agung yang didukung dengan bersantai dan menikmati pemandangan di taman kota dan taman doa, serta melihat pemandangan view Kota Larantuka dari laut. Untuk lebih jelas mengenai arahan kegiatan pada hari jumad agung dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.1. Arahan Pengembangan Kegiatan Utama Pada Hari Selasa terakhir Masa Prapaskah Di Kota Larantuka Jenis Aktus Paskah
Jensi Kegiatan Utama Waktu Lokasi 15 00 – 18 00 Stadion Ilemendari Kelurahan Pastoh
Arahan Kegiatan Mengusulkan peran sesuai dengan karakter yang diperankan ke pihak gerejani Penyediaan Jasa Parkir melelui pemberdayaan masyarakat di jln Don Lorenzo (depan Kodim Pekuburan) Penyediaan 2 titik jasa persewaan payung melalui pemberdayaan msyarakat di pintu masuk utara dan selatan Penyediaan fasilitas MCK dengan memamfaatkan rumah penduduk di sekitar jln RA
HALAMAN
I - 63
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Kartini dan rua jln Don Lorenzo (depan Pekuburan) Sumber: Hasil Rumusan Arahan
Tabel 4.2. Arahan Pengembangan Kegiatan Tambahan Pada Hari Selasa terakhir Masa Prapaskah Di Kota Larantuka Jenis Kegiatan Utama Aktus Paskah
Jenis Kegiatan Ziarah Pekuburan
Ke
Araan Kegiatan Tambahan Waktu Jarak Lokasi 18 00 - selesai 10 meter dari Pekuburan stadion Larantuka Ilemendari Kelurahan Lokea
Sumber: Hasil Rumusan Arahan
Tabel 4.3 Arahan Pengembangan Kegiatan Tambahan Pada Hari Rabu Trewa Di Kota Larantuka Kegiatan Utama 1. Mengaji Samana
Jenis Kegiatan Waktu Setiap saat
Bersantai di Taman Kota dan Menikmati Pemandangan Pulao Solor dan Pulau Adonara Serta Perjalanan kapal kapal antar pulau 2. Lamentasi Setiap Saat Melihat Patung Kuce (Bunda Maria yang menggendong Yesus) yang dibangun menhadap pantai Bersantai di Setiap Saat Taman Doa dan melihat Patung BesarMarter Dooroza yang memangku Yesus, lokasi 14 perhentian dan salib Yesus Sumber: Hasil Rumusan Arahan
Arahan Kegiatan Tambahan Jarak Lokasi 5 meter dari Taman Kota Kapela Tuan Kelurahan Ma Larantuka, Balela, Pohon Sirih dan Lohayong
Fasilitas Penyediaan Fasilitas Pendopo
200 meter dari Kapela Tuan Ma
Petung Kuce Kelurahan Lohayong
-
220 meter dari Kapela Tuan Ma
Taman Doa Kelurahan Lohayong
Penyediaan Fasilitas Pendopo
HALAMAN
I - 64
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Tabel 4.4 Arahan Pengembangan Kegiatan Utama Pada Hari Kamis Putih Di Kota Larantuka Jenis Kegiatan 1.
Cium Tuan Ma
Jenis Kegiatan Utama Waktu 10.00 – 17.00
21.30 jumad jam 11.00
2.
Cium Ana
Tuan
Kapela Tuan Ma, Kelurahan Larantuka
agung
12.00 – 17.00 21.30jumad jam 11.00
3.
Perayaan Ekaristi
18.30 – 21.00
4.
Adorasi
21.30 Jumad jam 06.00
Lokasi
Kapela Tuan Ana, Kelurahan Lemahyong agung
Gereja Katedral Kelurahan Postoh agung
Gereja Katedral Kelurahan Postoh
Arahan Dalam Kegiatan Penyediaan Jasa parkir dari masyarakat di jln Reinha Rosari (depan kantor PD Gemohing – pertigaan jalan Raja Manuk) Peningkatan jumlah moda transportasidi Daerah Baratdi Bundaran Patug Reinha Rosari dan di di daerah timur di bundaran patung Herman Fernandez Penyediaan fasilitas MCK dengan memanfaatkan rumah pendudukdi ruas ruan jalan Kedondong, ruan jalan ade irma dan ruas jalan Patigolo Arakian Penyediaa Jasa Parkirdari masyarakatdi jalan Reinha Rosari (depan Kantor PD Gemohing – pertigaan Jalan Raja Manuk) Peningkatan jumlah moda transportasi di daerah barat di bundaran patungHerman Fernandez Penyediaan fasilitas MCK dengan memanfaatkan rumah penduduk ruas jalanKedongdongruas jalan ade irma dan ruas jalan Patigolo Arakian Penyediaan Jasa Parkir dari masyarakat di ruas jalan Ilemandiri Gereja Katedral Kelurahan Penyediaan jasa parkir dari masyarakat di ruas
Sumber: Hasil Rumusan Arahan
HALAMAN
I - 65
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Tabel 4.5 Arahan Pengembangan Kegiatan Tambahan Pada Hari Kamis Putih Di Kota Larantuka Jenis Kegiatan Utama 1. Cium Tuan Ma
2. Cium Tuan Ana
Jenis Kegiatan Bersantai di Taman Kota dan menikmati pemandangan pulau solor dan pulau Adonara dan perjalanan kapal kapalantar pulau Melihat patung Kuce (Bunda Maria yang menggendong Yesus) yang dibangun menghadap ke Pantai Bersantai di Taman doa dan melihat patung besarMaterdolaro za yang memangku Yesus, lokasi 14perhentian salib Yesus
Waktu
Jarak
Lokasi
Fasilitas
Setiap Saat
5 meter dari Kapela Tuan Ma
Taman Kota Kelurahan Larantuka, Balela, Pohon Sirih dan Lohayong
Penyediaan Fasilitas Pendopo
Setiap Saat
200 meter dari Kapela Tuan Ma
Patung Kuce Kelurahan Lohayong
-
Setiap Saat
220 meter dari Kapela Tuan Ma
Taman Doa Kelurahah Lohayong
Penyediaan Fasilitas Pendopo
3. Perayaan Ekaristi 4. Adorasi Sumber: Hasil Rumusan Arahan
Tabel 4.6 Arahan Pengembangan Kegiatan Utama Pada Hari Jumad Agung Di Kota Larantuka Jenis Kgiatan 1. Cium Tuan Ma
Jenis Kegiatan Utama Waktu Lokasi 08.00 – 11.00 Kapea Tuan Kelurahan Larantuka
Arahan Dalam Kegiatan Ma
2.
Cium Tuan Ana
08.00 – 11.00
Kapela Tuan Ana Kelurahan Lohayong
Penyediaan jasa parkir dari masyarakat di jalanReinha Rosari (depan PD Gemohing – pertigaan jalan Raja Manuk) Penyediaan Fasilitas MCK dengan memanfatkan rumah penduduk ruas jalan Kedondong ruas jalan ade irma dan ruan jalan Patogolo arakian Penyediaan jasa parkir dari
HALAMAN
I - 66
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Jenis Kgiatan
Jenis Kegiatan Utama Waktu
Arahan Dalam Kegiatan Lokasi
3.
Perarakan Patung Tuan Ma dan Tuan Ana
13.30 – 14.30
4.
Perarakan Patung Tuan Meninu
08.15 – 09.45
5.
Perarakan Patung Tuan Missericordiae
10.00 – 11.00
6.
Perayaan Ekaristi
18.30 – 20.30
7.
Peararakan Malam jumad agung
18.45 – 03.00 sabtu santo
LAPORAN RINGKASAN
Kapela Tuan Ana Kelurahan Lohayong – Kapela Tuan Ma Kelurahan Larantuka – Gereja Katedral Kelurahan Postoh Kapela Tuan Meninu Kelurahan Sarotari – Armida II Kelurahan Pohon Sirih Kapela Tuan Missericordiae Kelurahan Pante Besar – Kapela Tuan Ana Armida Ikelurahan Pohon Sirih Gereja Katedral Kelurahan Postoh
Gereja Katedral Kelurahan Postoh mengelilingi Kota Larantuka
masyarakat di jalanReinha Rosari (depan PD Gemohing – pertigaan jalan Raja Manuk Penyediaan Fasilitas MCK dengan memanfatkan rumah penduduk ruas jalan Kedondong ruas jalan ade irma dan ruan jalan Patogolo arakian Penyediaan Fasilitas Pos Pelayanan Kesehatan di ruas jalan Kedondong
Penyediaan Kapal
Penyediaan Fasilitas Pos Pelayanan Kesehatan di Depan Keuskupan Larantuka
Penyediaan Jasa Parkir dari masyarakat di ruas jalan Ilemandiri Penyediaan Jasa parkir di Pelabuhan Larantuka
Fasilitas
Penyediaan Fasilitas MCK dengan memanfaatkan rumah pendudukdi dekat Armida I, Armida II, Armida III, Armida IV, Armida V, Armida VI, Armida VII dan Armida VIII Penyediaan Fasilitas Pos Pe;ayanan Kesehatan di pertigaan ruas jalan Raja Manuk dan ruas jalanDon Lorenzo di ruas jalan kedondong Peningkatanpelayanan moda transportasi didaerah barat di bundaran Patung Reinha Rosari dan di daerah timur diruas
HALAMAN
I - 67
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Jenis Kgiatan
Jenis Kegiatan Utama Waktu
LAPORAN RINGKASAN
Arahan Dalam Kegiatan Lokasi jalan Yoakim BL De Rosari (depan percetaka – pertigaan RA Kartini
Sumber: Hasil Rumusan Arahan
Tabel 4.7 Arahan Pengembangan Kegiatan Utama Pada Hari Jumad Agung Di Kota Larantuka Kegiatan Utama 1. Cium Tuan Ma
2. Cium Ana
Tuan
Jenis Kegiatan Bersantai di Taman Kota dan menikmati Pemandangan Pulau Solor dan Pulau Adonara dan perjalanan kapal-kapal antar pulau Melihat Patung Kuce (Bunda Maria yang sedang menggendong Yesus) yang dibangun menghadap ke pantai Bersantai di Taman Doa dan melihat patung besar Materdolorasa yang memangku Yesus, lokasi 14 perhentian dan salib Yaeus
Waktu Setiap Saat
Arahan Jarak 5 meter dari Kapela Tuan Ma
Kegiatan Tambahan Lokasi Fasilitas Taman Kota Penyediaan Kelurahan Fasilitas Larantuka,Balela, Pendopo Pohon Sirih, dan Lohayong
Setiap saat
200 meterdari Kapela Tuan Ma
Patung Kelurahan Lohayong
Kuce
Setiap Saat
220 meter dari kapela Tuan Ma
Taman Kelurahan Lohayong
Doa
-
Penyediaan Fasilitas Pendopo
3. Perakaran Patung Tuan Ma dan Tuan Ana 4. Perakaran Patung Tuan Meninu 5. Perakaran Patung Tuan Misseriecordi ae 6. Perayaan Ekaristi 7. Perakaran Malam Jumad Agung Sumber: Hasil Rumusan Arahan
HALAMAN
I - 68
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
5. Arahan Pengembangan Kegiatan Hari Sabtu Santo Kegiatan wisata pada hari ini adalah cium Tuan Ma, cium Tuan Ana, perarakan Patung Tuan Meninu, perarakan Patung Tuan Ma dan Tuan Ana, perarakan Patung Tuan Missericordiae, dan perayaan ekaristi sabtu santo yang didukung dengan bersantai dan menikmati pemandangan di taman kota dan taman doa, serta melihat pemandangan view Kota Larantuka dari laut. Untuk lebih jelas mengenai arahan kegiatan pada hari ini dapat dilihat pada tabel 4.9 6. Arahan Pengembangan Kegiatan Hari Minggu Paskah Kegiatan wisata pada hari ini adalah perayaan ekaristi, perarakan Patung Maria Alleluia yang didukung dengan perayaan telur paskah. Untuk lebih jelas mengenai arahan kegiatan pada hari minggu paskah dapat dilihat pada tabel 4.10 7. Arahan Pengembangan Kegiatan Hari Senin sampai Rabu Setelah Paskah Kegiatan wisata pada hari ini adalah ziarah ke jazad bapak uskup, pementasan seni dan budaya dan wisata belanja. Untuk lebih jelas mengenai arahan kegiatan pada hari senin sampai rabu dapat dilihat pada tabel 4.12 B. Arahan Pengembangan Sarana dan Prasarana Lainnya Untuk dapat menahan lama tinggal wisatawan selain dari presentasi obyek dan atraksi wisata, penyediaan sarana dan prasarana yang layak di daerah tujuan wisatapun sangat diperlukan. Arahan pengembangan sarana dan prasarana wisata di Kota Larantuka dapat dilihat pada tabel 4.13 Tabel 4.8 Arahan Pengembangan Kegiatan Utama Pada Hari Sabtu Santo Di Kota Larantuka Jenis Kegiatan 1. Cium Tuan Ma
2. Cium Tuan Ana
Jenis Kegiatan Utama Waktu Lokasi 08.00 – 11.00 Kapela Tuan Ma Kelurahan Larantuka
08.00 – 11.00
Kapela
Tuan
Ana
Arahan Dalam Kegiatan Penyediaan Jasa Parkir darimasyarakat di jalan Reinha Rosari (depan Kantor PD Gemohing – pertigaan jalan Raja Manuk) Penyediaan fasilitas MCK dengan memanfaatkan rumah penduduk rusa jalan Kedondong, ruas jalan Ade Irma dan ruas jalan Patigolo Arakian Penyediaan Jasa
HALAMAN
I - 69
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Jenis Kegiatan Utama Waktu
Jenis Kegiatan
3. Perarakan Patuung Tuan Ma dan Tuan Ana
13.30 – 14.30
4. Perarakan Patung Tuan Meninu
08.15 – 09.45
5. Perarakan Patuung Tuan Missericordiae
10.00 – 11.00
6. Perayaan Ekaristi
18.30 – 20.30
Lokasi Kelurahan Lohayong
Gereja Katedral Kelurahan Postoh – Kapela Tuan Ana Kelurahan Lohayong – kapela Tuan Ma Kelurahan Larantuka Kapela Tuan Meninu Kelurahan Sorotari – Armida II KelurahanPohon Sirih Armida I Kelurahan Pohon sirih Kapel Tuan Missericordiae Kelurahan pante Besar – Kapela Tuan Ana Gereja Katedral Kelurahan Postoh
LAPORAN RINGKASAN
Arahan Dalam Kegiatan Parkir darimasyarakat di jalan Reinha Rosari (depan Kantor PD Gemohing – pertigaan jalan Raja Manuk) Penyediaan fasilitas MCK dengan memanfaatkan rumah penduduk rusa jalan Kedondong, ruas jalan Ade Irma dan ruas jalan Patigolo Arakian Penyediaan fasilitas Pos Pelayanan Kesehatan di ruas jalan Kedondong Penyediaan Fasilitas Kapal Pnyediaan Fasilitas Pos Pelayanan Kesehatan di Depan Keuskupan Larantuka Penyediaan Jasa Parkir dari masyarakat di ruas jalan Ilemenadiri
Sumber: Hasil Rumusan Arahan
Tabel 4.9 Arahan Pengembangan Kegiatan Pada Hari Sabtu Santo Di Kota Larantuka Jenis Kegiatan Utama 1. Cium Tuan Ma
Jenis Kegiatan Bersantai di Taman Kota menikmati pemandanga n Pulau Solor dan Pulau Adobara dan perjalanan kapal ka[al
Arahan Kegiatan Tambahan Waktu Jarak Setiap Saat
5 meter dari Kapela Tuan Ma
Fasilitas Penunjang
Lokasi Taman Kota Kelurahan Larantuka, Balela, pohon Sirih dan Lohayong
Penyediaan Fasilitas Pendopo
HALAMAN
I - 70
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Jenis Kegiatan Utama 2. Cium Tuan Ana
3. Perarakan Patung Tuan Ma dan Tuan Ana
Jenis Kegiatan antar pulau Melihat Patung Kuce (Bunda Maria yang menggendon g Yesus) yang dibangun menhadap ke pantai Bersantai di Taman Doa dan melihat Patung Besar Materdoloros a yang memangku Yesus lokasi 14 perhentian dan salib Yesus
Arahan Kegiatan Tambahan Waktu Jarak
LAPORAN RINGKASAN
Fasilitas Penunjang
Lokasi
Setiap Saat
200 meter dari Kapela Tuan Ma
Patung Kuce Kelurahan Lohayong
Setiap Saat
220 meter dari Kapela Tuan Ma
Taman Doa Kelurahan Lohayong
Penyediaan Fasilitas Pendopo
4. Perarakan Patung Tuan Meninu 5. Perarakan Patung Tuan Missericod iae 6. Perayaan Ekaristi Sumber: Hasil Rumusan Arahan
Tabel 4.10 Arahan Pengembangan Kegiatan Pada Hari Minggu Paskah Di Kota Larantuka Jenis Kegiatan Perayaan Ekaristi
Perarakan Patung Maria Alleluia
Jenis Kegiatan Utama Waktu Lokasi 06.00 – 07.30 Gereja Katedral 08.00 – 09.30 17.00 – 19.00 16.00 – 17.00 19.00 – 20.00
Gereja katedral kapela Tuan Ma
–
Arahan Dalam Kegiatan Penyediaan Jasa Parkir di Ruas Jalam Ilemandiri
Penyediaan Jasa parkir di ruas jalan Ilemandiri Penyediaan fasilitas MCK dengan memenfaatkan rumah penduduk
HALAMAN
I - 71
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
ruas jalan Kedondong, ruas jalan Ade Irma dan ruas jalan Patigolo Arakian Penyediaan Pos pelayanan Kesehatan di ruas jalan Kedondong
Sumber: Hasil Rumusan Arahan
Tabel 4.11 Arahan Pengembangan Kegiatan Pada Hari Minggu Paskah Di Kota Larantuka Jenis Kegiatan Utama Ekaristi
Perarakan Patung maria Alleluia
Jenis Kegiatan Perayaan Telur Paskah
Waktu
Jarak
Lokasi
18.00 selesai
10 meter dari Kapela Tuan Ma
Taman Kota Kelurahan Larantuka, Balela, Pohon sirih dan Lohayong
Bersantai di taman kota dan menikmati pemandan gan pulau solor dan pulau Adonara dan perjalanan kapal kapal antar pulau
Setiap saat
5 meter dari Kapela Tuan Ma
Taman kota Keurahan Larantuka, Balela, Pohonsirih dan Lohayong
Melihat patung Kuce (Bunda Maria yang menggendo ng Yesus)
Setiap saat
200 meter dari Kapela Tuan Ma
Patung Kuce Kelurahan Lohayong
Fasilitas Penunjang Penyediaan fasilitas pendopo
Penyediaan fasilitas MCK dengan memanfaat kan rumah penduduk Penyediaan fasilitas Pos pelayanan Kesehatan di Ruas Jalan Kedondong Penyediaan fasilitas Pendopo
-
HALAMAN
I - 72
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Jenis Kegiatan Utama
Jenis Kegiatan yang dibangun menhadap pantai Bersantai di Taman Doa dan Melihat Patung besar Materdoloro sa yang memangku Yesus, lokasi 14 perhentian dan salib Yesus
LAPORAN RINGKASAN
Fasilitas Penunjang
Waktu
Jarak
Lokasi
Setiap Saat
220 meter dari Kapela Tuan Ma
Taman dia Kelurahan Lohayong
Penyediaan fasilitas Pendopo
Sumber: Hasil Rumusan Arahan
Tabel 4.12 Arahan Pengembangan Kegiatan Pada Hari Senin sampai Rabu Setelah Paskah Di Kota Larantuka Jenis Kegiatan Ziarah Ke Jasad Bapak Uskup Pementasan Seni dan Budaya Tarian Adat : Soka Raja, Soka Palang Hedung Buhu Lelu, Murong Ae, Dolo-dolo, Lusi, Lerang Bajo Alo, Paa Naa
Wisata Belanja : Makanan Khas : Jagung Titi, Kua Rambut, Ikan asin, Tuak
Waktu 08.00 – 17.00 17.20 – 22.00
17.00 – 22.00
Atraksi Tambahan Jarak Lokasi 2 km dari Gereja Biara Susteran Katedral PRR Kelurahan weri 20 meter dari Stadion Katedral Ilemandiri Kelurahan Postoh
20 meter Katedral
dari
Stadion Ilemandiri Kelurahan Postoh
Fasilitas Penunjang Penyediaan jasa parkir melalui pemberdayaan masyarakat di ruas jalan Ilemandiri
Penyediaan Jasa MCK dengan menmanfaatka n rumah penduduk yang berada di ruas jalan RA Kartini dan ruas jalan Don Lorenzo (depan pekuburan) Penyediaan jaa parkir di ruas jalan Ilemandiri
HALAMAN
I - 73
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
Jenis Kegiatan Waktu
Atraksi Tambahan Jarak
LAPORAN RINGKASAN
Fasilitas Penunjang
Lokasi
Tenun Ikat, Anyaman Daun Lontar Assesoris : baju, patung, Rosario Penyediaan Jasa MCK dengan memanfaatkan rumah penduduk yang berada di ruas jalan RA Kartini dan jalan Don Lorenzo (depan pekuburan)
Sumber: Hasil Rumusan Arahan
Tabel 4.13 Arahan Pengembangan Sarana dan Prasarana Wisata Kota Larantuka No
Jenis Prasarana
1.
Ketersediaan air Bersih
2.
Ketersediaan Listrik
3.
Ketersediaan akomodasi
4.
Ketersediaan Jasa Makan dan Minum
Arahan Peningkatan pelayanan air bersih oleh PDAM dalam menjaga kualitas air Peningkatan pelayanan kelistrikan olah PLN agar tidak melakukan pemadaman listrik pada hari hari kegiatan tradisi prosesi jumad agung Pemberdayaan Masyarakat dengan menmanfaatkan rumah rumah penduduk (menyewa kamar) dengan lokasi prioritas adalah di Kelurahan Larantukia, Kelurahan Balela, Kelurahan Pohonsirih, Kelurahan Lohayong dan Kelurahan Lokea. Untuk ini diperlukan kerja sama dari pemerintah, pihak gereja dan masyarakat dalam pendataan daya tampung rumah. Pemberdayaan Masyarakat dengan memanfaatkan kreatifitas memasak ibi ibu PKK dengan lokasi prioritas adalah di Kelurahan Larantuka, Kelyurahan Balela, Kelurahan Pohonsirih, Kelurahan Lohayong dan Kelurahan Lokea Untuk itu diperlukan kerjasama dari pemerintah, pihak gereja dan masyarakat dalam pendataan kelompok ibi ibu yang bersedia menyediaan pelayanan makan.
Sumber: Hasil Rumusan Arahan
HALAMAN
I - 74
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
4.3
LAPORAN RINGKASAN
Analisis Linkage system Dalam Menunjang Kegiatan Wisata Religius Kota Larantuka
Dalam menunjang analisis fungsi pelayanan Wisata Religius Kota Larantuka tentunya dapat dilihat dalam pengembangan kegiatan pergerakan/transportasi untuk direncanakan lebih rinci. Arahan jaringan jalan menuju pada pra-rencana pola dan konstruksi jaringan jalan yang mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan jaringan jalan untuk setiap ruas jalan yang digambarkan secara rinci bagi setiap jenis jalan dan kelas jalan. Bentuk geometrik diupayakan dapat diterapkan sampai jaringan jalan lingkungan. Hasil analisis ini diarahkan untuk menemukan pola pengembangan jaringan jalan dan transportasinya, yang meliputi sirkulasi lalu lintas, kondisi dan konstruksi jalan, geometri jalan dan street furniture serta perparkiran. Dalam menunjang kenyamanan pengunjung untuk wisata religius di Kota Larantuka maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Sirkulasi Sistem sirkulasi di Kota Larantuka diupayakan saling mendukung, antara sirkulasi eksternal dan internal suatu bangunan, serta antara individu pemakai bangunan dengan sarana transportasinya. Sirkulasi direncanakan mengalir, tidak berbalik dan tidak menimbulkan “crossing” dengan kegiatan lainnya. Pencapaian yang mudah dan jelas merupakan tuntutan mutlak, dengan tetap memperhatikan pembagian yang tegas antara pencapaian “public” dan pencapaian “service”. Sirkulasi di lingkungan bangunan harus memungkinkan pencapaian kendaraan pemadam kebakaran maupun kendaraan pelayanan lainnya. Alur sirkulasi berpotensi untuk memasukkan unsur-unsur estetis yang menarik bagi pengunjung/pemakainya seperti ramburambu jalan, papan informasi dan elemen-elemen pengarah sirkulasi (misal : taman, perkerasan). 2. Jalan Transportasi kota pada kawasan perencanaan masih perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan potensi jalan-jalan yang sudah ada dengan meningkatkan kualitas jalan atau menambah jalanjalan lingkungan. Jalan-jalan lingkungan ini tetap diintegrasikan dengan jalan-jalan yang sudah ada maupun sistim jaringan jalan kota secara keseluruhan. 3. Pedestrian / Trotoar Untuk keamanan dan kenyamanan pejalan kaki pengunjung perluada trotoar di setiap ruas jalan yang ada di Kota Larantuka dengan lebar dan konstruksi yang memenuhi standar. Untuk seluruh Kota Larantuka terutama pusat kota dan daerah yang mempunyai pergerakan tinggi pada dasarnya perlu dibuat trotoar dengan bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan lingkungannya. Trotoar pada lingkungan perumahan dibuat sepanjang jalan langsung sebagai penutup drainase kota.
HALAMAN
I - 75
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
4. Parkir Fasilitas parkir mempengaruhi kualitas lingkungan dalam kaitannya dengan kegiatan dan bentuk fisik suatu bangunan. Pada kawasan Kota Larantuka, terutama kendaraan-kendaraan pengunjung untuk wisata religius perlu diperhatikan kantong-kantong parkir sehingga tidak parkir memakai badan jalan, sehingga bisa mengurangi beban jalan. 5. Halte / Shelter Halteu/shelter pemberhentian kendaraan umum merupakan tempat terkosentrasinya pengunjung wisata religius khususnya dan penduduk kota Larantuka pada umumnya dalam kegiatan menunggu kendaraan umum, dimana kegiatan ini akan mencapai puncaknya pada saat tertentu tergantung dari fungsi/sifat kawasan. Halteu/shelter untuk pemberhentian/menunggu kendaraan umum ditempatkan pada simpul-simpul kegiatan lingkungan. Penempatan diusahakan di tempat-tempat yang strategis dan mudah dicapai oleh pejalan kaki. 4.4
Analisis Estetika Bangunan Dalam Menunjang Kegiatan Wisata Religius Kota Larantuka
Estetika yang dimaksudkan yaitu bentuk penampilan bangunan yang seimbang atas dasar pengamatan pertimbangan fisik dan pertimbangan non fisik. Pertimbangan fisik yang dimaksud yaitu : - Pola struktur bangunan, yaitu keseimbangan antara bentuk-bentuk dasar vertikal dan horisontal. - Pola lahan dan konstruksi bangunan, yaitu keseimbangan antara konstruksi dan bahan-bahan bangunan yang digunakan Pertimbangan atas dasar non fisik yang dimaksud yaitu : - Pertimbangan keseimbangan seperti yang disebutkan diatas, dengan adanya unsur dan ciri-ciri kebudayaan setempat - Pertimbangan keseimbangan seperti yang disebutkan diatas, dengan adanya kesesuaian terhadap iklim lingkungan setempat. Berdasarkan analisa, dalam upaya menciptaka tertib dan keselamatan bangunan terhadap pengunjung dalam menunjang kegiatan Wisata religius di Kota Larantuka, maka perlu dirumuskan beberapa alternatif pemecahan sebagai berikut : - Perlunya pengaturan bangunan yang berada di tepi pantai/sungai terutama aturan jarak sempadan pantai/sungai, orientasi bangunan dan keselamatan bangunan; - Perlunya ketentuan yang mengatur ketertiban terhadap bangunan yang berada di daerah kumuh. Ketentuan ini menyangkut kriteria bangunan, jarak bangunan, orientasi, sirkulasi pencahayaan dan penghawaan, serta utilitas dan sanitasi.
HALAMAN
I - 76
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
- Perlunya ketentuan yang mengatur tentang wujud, bentuk dan ketinggian bangunan dengan mempertimbangkan letak bangunan, lebar jalan, ruang terbuka (open space) yang ada dilingkungannya. - Perlunya pengaturan fungsi ruang yang bertitik tolak dari zoning - Perlunya ketentuan dan aturan yang mengatur tentang sistem pembuangan air kotor yang aman, sehingga tidak mencemari lingkungan dan menganggu kesehatan penduduk/lingkungan - Mengupayakan semaksimal mungkin bukaan-bukaan untuk mengalirnya udara dan masuknya cahaya alami kedalam bangunan. - Melestarikan bangunan-bangunan kuno sebagai upaya membentuk/mempertahankan citra Kota Larantuka sebagai Kota yang mempunyai Wisata Religius. 4.5
Analisis Jaringan Utilitas Dalam Menunjang Kegiatan Wisata Religius Kota Larantuka
Jaringan utilitas meliputi aspek-aspek drainase, air kotor, persampahan, istrik, dan telepon. 1. Sistim Jaringan Drainase Drainase dimaksudkan sebagai cara mengeringkan tanah melalui permukaan (surface) maupun peresapan ke bawah tanah (sub surface) untuk berbagai tujuan. Sistim drainase di Kota Larantuka memanfaatkan drainase alam, artinya dimana jaringan pembuangan air hujan dibuang melalui sungai yang melewati Kota Larantuka. Arahan pengembangan sistim drainase meliputi saluran drainase dan gorong-gorong adalah sebagai berikut : - Saluran dibagi beberapa tipe yaitu saluran induk (primer), saluran sekunder dan saluran tersier. - Saluran induk sedapat mungkin menggunakan saluran alam yang ada. - Saluran induk direncanakan dengan radius terdekat sampai daerah pembuangan yang aman. - Saluran sekunder dan tersier diarahkan menjadi satu sistim dengan saluran drainase jalan agar lebih ekonomis dan perawatan mudah. Dengan perencanaan teknis saluran didasarkan pada hal-hal sebagai berikut : - Air buangan harus dapat mengalirkan dengan cepat ke suatu badan air penerima di luar lahan. - Jalan aliran diupayakan sependek mungkin. - Rencana saluran diarahkan untuk dapat menampung kemungkinan air buangan maksimum. Sedangkan pola jaringan saluran drainase mempertimbangkan : - Bentuk atau pola lingkungan yang direncanakan
diatur
dengan
HALAMAN
I - 77
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
-
LAPORAN RINGKASAN
Klasifikasi jalan dan arahan perletakan sesuai dengan hubungan fungsionalnya sebagai instrument perlengkapan jalan. Arah kemiringan lahan. Besaran dan sebaran badan penerima limpasan pada masingmasing lingkungan.
2. Air Kotor Dalam menunjang kenyamanan pengunjung pada Kegiatan Wisata religius di Kota Larantuka perlu diperhatikan system pembuangan air kotor dan air limbah, terutama untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menghindari terjadinya pencemaran terhadap air tanah. Semua rencana jaringan air kotor dan air limbah ini dibuat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : - Air kotor yang berasal dari kamar mandi, dapur dan cucian ditampung dan diendapkan dalam bak control kemudian dibuang ke sumur peresapan atau saluran drainase kota. - Air kotor yang berasal dari WC, harus ditampung ke dalam septic tank kemudian disalurkan ke sumur peresapan. - Air kotor yang berasal dari limbah industri atau bengkel, rumah sakit, laboratorium, dan lain-lain harus diserap atau disaring terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran drainase atau sumur peresapan. 3. Sampah Masalah sampah sangatlah penting untuk kenyamanan dan kebersihan Kota Larantuka, adapun kriteria dasar perencanaan penanganan sampah di Kota Larantuka adalah sebagai berikut : - Lokasi pembuangan akhir diusahakan tidak mengganggu daerah permukiman penduduk. - Sistem pengelolaan sampah dari rumah tangga pada setiap rumah menyediakan bak sampah untuk memudahkan pengangkutan, dianjurkan sampah-sampah telah dimasukkan dalam kantong. - Pada tempat-tempat umum/terbuka disediakan bak sampah di setiap lokasi. - Perletakan bak sampah lingkungan diusahakan pada pusat-pusat sub lingkungan dan di pinggir jalan yang mumudahkan proses pengumpulan dan pengangkutan. - Dari bak sampah, sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir oleh petugas kebersihan Kota. 4. Prasarana Listrik Dari sebaran dan besaran jaringan listrik yang ada di kawasan Kota Larantuka serta distribusi pelayanan untuk masing-masing trafo yang telah diadakan penyambungan daya diharapkan didapatkan arahan bagi rencana pembangunan dan prioritas sebaran jaringan listrik. Rencana pengembangan jaringan listrik diarahkan untuk menemukan langkah-langkah pengendalian sebagai berikut :
HALAMAN
I - 78
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
-
-
-
LAPORAN RINGKASAN
Menentukan prioritas sebaran lokasi di Kawasan Kota Larantuka yang memungkinkan diadakan penyambungan-penyambungan atau penambahan daya. Mengoperasikan daya yang telah diinterjesing pada trafo-trafo di kawasan Kota Larantuka, sehingga dapat berfungsi maksimal, sesuai dengan daya yang dapat dioperasikan. Penempatan gardu listrik (gardu bangunan dan gardu tiang), penempatan tiang dan jaringan kabelnya agar memperhatikan keamanan, efisiensi dan keselarasan/estetika.
5. Jaringan Telepon Kebutuhan jaringan telepon sebagai sarana komunikasi dan informasi, pada kawasan Kota Larantuka belum terpenuhi dan tidak terdapat fasilitas telepon umum. Mengingat pada kawasan Kota ini mempunyai sektor wisata unggulan dengan kegiatan wisata religiusnya, maka prasarana telepon ini masih perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya agar dapat mendukung pengembangan dan penataan kawasan. Peningkatan kuantitas diperhitungkan dengan asumsi jumlah penduduk dan kapasitas sambungan telepon yang sudah ada. Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan di dalam penyediaan telepon umum pada kawasan Kota Larantuka ini antara lain: Lokasi penempatan yang terjangkau dan cukup aman. Radius pelayanan yang meliputi jarak layanan dan jumlah penduduk maupun pengunjung yang dilayani. Jumlah warga penghuni kawasan. Jaringan telepon primer direncanakan melalui jalan-jalan utama, sedangkan jaringan sekunder melalui aksis dalam yang melalui pusatpusat lingkungan dan pusat-pusat aktifitas kawasan. Jaringan tersebut merupakan jaringan tunggal bawah tanah yang menyatu dengan jaringan listrik dalam satu „main hole‟ sehingga dari segi keamanan dan kemudahan lebih dapat diandalkan.
V. KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS WISATA RELIGI LARANTUKA 5.1. Pengertian Pariwisata Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud untuk mencari nafkah di
HALAMAN
I - 79
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. 5.1.1
Industri Pariwisata Tabel 5.1 Klasifikasi Usaha Kepariwisataan Klasifikasi
Akomodasi Usaha Perjalanan Pelayanan Makanan Kebudayaan dan Entertainment Usaha Kendaraan Lain Lain
Transportasi Udara
5.1.2
Usaha Hotel, Motel, Tourist Courts, Tourist Home Camping Ground dan Travel Trailer Park Penjualan Pakaian Usaha Area Rekreasi Agen Perjalanan, Biro Tur dan Guide Restoran, Bar, Kelab Malam Museum Taman Botanical dan Zoological Teater dan Entertainment Taman Hiburan Service Kendaraan, Penitipan Kendaraan Toko Camera dan Photografi Toko Hadiah dan Souvenir Loundri dan Optik Transportasi Udara Antar Kota dan Transit Perdesaan Bus dan Kendaraan Carter Penyewaan Mobil Transportasi air
Wisata Heritage
A. Heritage Tourism Menurut Rusli Cahyadi (2009:2), Pariwisata Pusaka atau heritage tourism biasanya disebut juga dengan pariwisata pusaka budaya (cultural and heritage tourism atau cultural heritage tourism) atau lebih spesifik disebut dengan pariwisata pusaka budaya dan alam. Pusaka adalah segala sesuatu (baik yang bersifat materi maupun non materi) yang diwariskan dari satu generasi ke generasi. Beberapa lembaga telah mendefinisikan heritage Tourism dengan titik berat yang berbeda-beda : Organisasi Wisata Dunia (World) mendefinisikan pariwisata pusaka sebagai kegiatan untuk menikmati sejarah, alam, peninggalan budaya manusia, kesenian, filosofi dan pranata dari wilayah lain.
HALAMAN
I - 80
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Badan Preservasi Sejarah Nasional Amerika (The National Trust for Historic Preservation) mengartikannya sebagai perjalanan untuk menikmati tempattempat, artefak-artefak dan aktifitas-aktifitas yang secara otentik mewakili cerita/sejarah orang-orang terdahulu maupun saat ini. Pada pasal 1 UU RI No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya mendefinisikan Benda Cagar Budaya sebagai berikut: 1. Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. 2. Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan pusaka bisa berupa hasil kebudayaan manusia maupun alam beserta isinya. Pariwisata pusaka adalah sebuah kegiatan wisata untuk menikmati berbagai adat istiadat lokal, benda-benda cagar budaya, dan alam beserta isinya di tempat asalnya yang bertujuan untukmemberikan pengetahuan dan pemahaman akan keanekaragaman budaya dan alam bagi pengunjungnya. B. Wisata Ziarah (Religi) Istilah Religi secara harfiah berarti kepercayaan akan adanya kekuatan akodrati di atas manusia (Gayatri, 1994). Banyak orang menyamakan religi sebagai agama, pendapat tersebut tidak dapat disalahkan walaupun pada dasarnya pembicaraan tentang religi jauh lebih luas jangkauannya dalam lingkup agama, karena religi sendiri pada dasarnya merupakan suatu fenomena pada segala aspek yang ada di luar kekuatan manusia berupa kepercayaan akan kehidupan lain dan mahluk-mahluk gaib (Gayatri, 1994). Pada awalnya konsep religi muncul berupa: 1. Dinamisme (percaya kepada kekuatan alam) Gejala tersebut ada karena pemikiran spekulatif pada saat manusia menghadapi suatu yang membuat mereka tidak berdaya, biasanya hal ini ditimbulkan oleh gejala-gejala alam yang tidak dapat dihindari oleh manusia dan manusia akan tersugesti pada saat tindakan spekulasi tersebut mengalami kebenaran, walaupun dengan cara tidak sengaja, contohnya pemujaan terhadap matahari, angin, api, pohon besar dan lain-lain. 2. Animisme (percaya terhadap kekuatan roh nenek moyang) Gejala ini muncul karena pemujaan terhadap suatu indiyidu yang menjadi pemimpin suatu kelompok secara berlebihan, dimana setelah individu tersebut meninggal maka para pengikut
HALAMAN
I - 81
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
(pemujanya) menganggap arwah dan kekuatan spiritualnya akan tetap ada dan wajib untuk disembah. Menurut Koentjaraningrat (2004), religi sebagai kepercayaan hidup manusia mempunyai beberapa unsur yang terdiri dari: Emosi Keagamaan Kepercayaan Upacara Keagamaan Kelompok Keagamaan Pada bagian lain Koentjaraningrat (2004), menyatakan bahwa berbicara tentang agama sebagai suatu sistem didalamnya terkandung lima aspek penting diantaranya adalah: Emosi keagamaan atau getaran jiwa yang menyebabkan manusia menjalankan kelakuan keagamaan. Sistem kepercayaan atau bayangan - bayangan manusia tentang bentuk dunia alam gaib, hidup mati dan sebagainya Sistem upacara keagamaan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib berdasarkan atas sistem kepercayaan Sistem peralatan ritus upacara keagamaan sebagai perlengkapan kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang mengkonsepsikan serta mengaktifkan agama beserta sistem upacara-upacara keagamaannya atas dasar kelima unsur-unsur tersebut pembahasan mengenai perubahan budaya khususnya sistem religi akan difokuskan. Definisi Wisata Ziarah Wisata Ziarah atau yang sering disebut sebagai wisata pilgrim, adalah jenis pariwisata dimana tujuan perjalanan yang dilakukan adalah untuk melihat atau menyaksikan upacara - upacara keagamaan (Yoeti, 1996), sedangkan Pendit (2005) menyatakan bahwa wisata pilgrim adalah sebagai jenis wisata yang sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat, wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat - tempat suci, kemakammakam orang besar atau pemimpin yang diagungkan Sedangkan Soekadijo (1997) menyatakan bahwa motif spiritual dan wisata spiritual merupakan salah satu tipe wisata yang tertua, sebelum orang mengadakan perjalanan untuk rekreasi, bisnis, olah raga dan sebagainya orang sudah mengadakan perjalanan untuk melakukan ziarah. Lebih lanjut mengenai kategori peribadatan,/ziarah keagamaan (religion and pilgrirnages), maksud atau motivasi utamanya adalah melakukan perjalanan kunjungan ke suatu tempat untuk hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan (Mappisammeng, 2000). Dalam kaitan wisata ziarah tersebut, maka sampai sekarang tercatat beberapa kegiatan penting dalam wisata ziarah yang
HALAMAN
I - 82
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
dilakukan secara turun temurun dilesatrikan wisatawan yang semakin meningkat yaitu:
LAPORAN RINGKASAN
dengan
jumlah
Perjalanan ziarah penganut agama Islam untuk melakukan perjalanan kunjungan umroh dan haji ke kota Mekah dan Madinah. Perjalanan ziarah penganut agama Katolik dari Perancis berkunjung ke Vatican di Roma untuk mengikuti kebaktian perayaan Natal. Perjalanan ziarah penganut agama Hindu di Bali berkunjung ke Pure Besakih untuk mengadakan upacara keagamaan. Perjalanan ziarah penganut agama Budha ke Candi Mendut dan Pawon untuk mengikuti acara Waisak. Definisi Wisata Religi adalah wisata yg lebih diperuntukan bagi pemenuhan kebutuhan batin / rohani manusia yg bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rohani dan memperkuat iman manusia dengan mendatangi tempat2 atau tujuan2 yg memiliki nilai religis. Belakangan, wisata religi menjadi tren baru yang digandrungi banyak orang. Entah siapa yamg membuat dan mempopulerkan istilah itu, yang jelas secara tiba-tiba istilah “wisata religi” menjadi semacam kesepakatan yang tak terkatakan (ijmak sukûtiy), yang diakui berbagai kalangan, mulai dari para penyedia armada wisata, pengelola kawasan ziarah wali, tokoh-tokoh masyarakat, dan masyarakat umum, baik pedesaan maupun perkotaan. Dari penamaan ini, tampak jelas bagi kita bahwa wisata ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual kita. Karena bagaimanapun, ini adalah perjalanan keagamaan yang ditujukan untuk memenuhi dahaga spiritual, agar jiwa yang kering kembali basah oleh hikmah-hikmah religi. Jadi ini bukan wisata biasa yang hanya dimaksudkan untuk bersenang-senang, menghilangkan kepenatan pikiran, semacam dengan pergi ke tempat hiburan. Dengan demikian, maka semestinya tujuan wisata religi tidaklah sempit, namun memiliki cakupan yang sangat luas, dan sifatnya cukup personal. Artinya tempat-tempat yang menjadi tujuan wisata religi tidak terbatas pada makam-makam para wali saja, namun mencakup setiap tempat yang bisa menggairahkan cita rasa religiusitas kita, atau bisa menyegarkan dahaga spiritual kita, baik itu pemakaman para wali, museum-museum kesejarahan Islam, tempattempat bersejarah, atau tempat apapun yang bisa menyampaikan kita pada tujuan yang dikehendaki dalam wisata religi itu. Tergantung kecendrungan kejiwaan masing-masing orang.
HALAMAN
I - 83
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
5.2. Pariwisata Berkelanjutan 1) Pariwisata yang memberikan penerangan. Wisatawan tidak hanya belajar tentang kunjungan (negara/ daerah yang dikunjungi) tetapi juga belajar bagaimana menyokong kelangsungan karakter (negara/ daerah yang dikunjungi) selama dalam perjalanan mereka. Sehingga masyarakat yang dikunjungi dapat belajar (mengetahui) bahwa kebiasaan dan sesuatu yang sudah biasa dapat menarik dan dihargai oleh wisatawan. 2) Pariwisata yang mendukung keutuhan (integritas) dari tempat tujuan. Pengunjung memahami dan mencari usaha yang dapat menegaskan karakter tempat tujuan wisata mengenai hal arsitektur, masakan, warisan, estetika dan ekologinya; 3) Pariwisata yang menguntungkan masyarakat setempat. Pengusaha pariwisata melakukan kegiatan yang terbaik untuk mempekerjakan dan melatih masyarakat lokal, membeli persediaan-persediaan lokal, dan menggunakan jasa-jasa yang dihasilkan dari masyarakat lokal. 4) Pariwisata yang melindungi sumber daya alam. Dalam pariwisata ini wisatawan menyadari dan berusaha untuk meminimalisasi polusi, konsumsi energi, penggunaan air, bahan kimia dan penerangan di malam hari. 5) Pariwisata yang menghormati budaya dan tradisi. Wisatawan belajar dan melihat tata cara lokal termasuk menggunakan sedikit katakata sopan dari bahasa lokal. Masyarakat local belajar bagaimana memperlakukan/menghadapi harapan wisatawan yang mungkin berbeda dari harapan yang mereka punya. 6) Pariwisata ini tidak menyalahgunakan produk. Stakeholder mengantisipasi tekanan pembangunan (pariwisata) dan mengaplikasikan batas-batas dan teknik-teknik manajemen untuk mencegah sindrom kehancuran (loved to death) dari lokasi wisata. Stakeholder bekerjasama untuk menjaga habitat alami dari tempat tempat warisan budaya, pemandangan yang menarik dan budaya lokal. 7) Pariwisata ini menekankan pada kualitas, bukan kuantitas (jumlah). Masyarakat menilai kesuksesan sektor pariwisata ini tidak dari jumlah kunjungan belaka tetapi dari lama tinggal, jumlah uang yang dibelanjakan, dan kualitas pengalaman yang diperoleh wisatawan. 8) Pariwisata ini merupakan perjalanan yang mengesankan. Kepuasan, kegembiraan pengunjung dibawa pulang (ke daerahnya) untuk kemudian disampaikan kepada teman-teman dan kerabatnya, sehingga mereka tertarik untuk memperoleh hal yang sama- hal ini secara terus menerus akan menyediakan kegiatan di lokasi tujuan wisata. 5.3. Pengembangan Pariwisata Beberapa hal yang menentukan dalam pengembangan suatu obyek wisata, diantaranya adalah: a. Atraksi Wisata
HALAMAN
I - 84
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
b.
c.
d.
e.
LAPORAN RINGKASAN
Atraksi merupakan daya tarik wisatawan untuk berlibur. Atraksi yang diidentifikasikan (sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya, dan sebagainya) perlu dikembangkan untuk menjadi atraksi wisata. Tanpa atraksi wisata, tidak ada peristiwa, bagian utama lain tidak akan diperlukan. Promosi dan Pemasaran Promosi merupakan suatu rancangan untuk memperkenalkan atraksi wisata yang ditawarkan dan cara bagaimana atraksi dapat dikunjungi. Untuk perencanaan, promosi merupakan bagian penting. Pasar Wisata (Masyarakat pengirim wisata) Pasar wisata merupakan bagian yang penting. Walaupun untuk perencanaan belum/tidak diperlukan suatu riset lengkap dan mendalam, namun informasi mengenai trend perilaku, keinginan, kebutuhan, asal, motivasi, dan sebagainya dari wisatawan perlu dikumpulkan dari mereka yang berlibur. Transportasi Pendapat dan keinginan wisatawan adalah berbeda dengan pendapat penyuplai transportasi. Transportasi mempunyai dampak besar terhadap volume dan lokasi pengembangan pariwisata. Masyarakat Penerima Wisatawan yang Menyediakan Akomodasi dan Pelayanan Jasa Pendukung Wisata (fasilitas dan pelayanan).
Menurut Suwantoro (1997), unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata meliputi : a. Obyek dan Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Pada umumnya daya tarik suatu obyek wisata berdasar pada : 1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih. 2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. 3. Adanya spesifikasi/ ciri khusus yang bersifat langka. 4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani wisatawan; 5. Obyek wisata alam memiliki daya tarik tinggi (pegunungan, sungai, pantai, hutan dan lain- lain). 6. Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa lampau. b. Prasarana wisata Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam
HALAMAN
I - 85
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. c. Sarana wisata Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata ialah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya. 5.4. Dampak Dampak merupakan perubahan yang terjadi di dalam suatu lingkup lingkungan akibat adanya perbuatan manusia. Untuk dapat menilai terjadinya dampak, perlu adanya suatu acuan yaitu kondisi lingkungan sebelum adanya aktivitas (Soemarwoto 1988). Oleh karena itu dampak lingkungan adalah selisih antara keadaan lingkungan tanpa proyek dengan keadaan lingkungan dengan proyek. Dampak dari suatu kegiatan pembangunan berpengaruh terhadap aspek-aspek sosial, ekonomi dan budaya. 5.4.1 Dampak Pariwisata Menurut Faizun (2009), dampak pariwisata adalah perubahan-perubahan yang terjadi terhadap masyarakat sebagai komponen dalam lingkungan hidup sebelum ada kegiatan pariwisata dan setelah ada kegiatan pariwisata. Identifikasi Dampak diartikan sebagai suatu proses penetapan mengenai pengaruh dari perubahan sosial ekonomi yang terjadi terhadap masyarakat sebelum ada pengembangan pembangunan dan setelah adanya pengembangan pembangunan. 5.4.2 Dampak Pengembangan Pariwisata Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga memberikan berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan pariwisata mampu membuat masyarakat setempat mengalami perubahan dalam berbagai aspek kehidupannya baik secara ideology, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. Hal tersebutlah yang mengakibatkan dampak akan sebuah pariwisata menjadi studi yang paling sering mendapatkan perhatian masyarakat karena sifat pariwisata yang dinamis dan melibatkan banyak pemangku kepentingan. Pariwisata tentu saja akan memberikan dampak baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Pengembangan pariwisata dan kunjungan wisatawan yang meningkat dapat menimbulkan dampak atau pengaruh positif maupun negatif dan yang terkena dampak tersebut adalah masyarakat, lingkungan, ekonomi, serta sosial (Lenner dalam Mathieson & Wall, 1982).
HALAMAN
I - 86
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Masyarakat dalam lingkungan suatu obyek wisata sangatlah penting dalam kehidupan suatu obyek wisata karena mereka memiliki kultur yang dapat menjadi daya tarik wisata, dukungan masyarakat terhadap tempat wisata berupa sarana kebutuhan pokok untuk tempat obyek wisata, tenaga kerja yang memadai dimana pihak pengelola obyek wisata memerlukannya untuk menunjang keberlangsungan hidup obyek wisata dan memuaskan masyarakat yang memerlukan pekerjaan dimana membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Menurut Kusudianto (1996), bahwa suatu tempat wisata yang direncanakan dengan baik, tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi yang memperbaiki taraf, kualitas dan pola hidup komunitas setempat, tetapi juga peningkatan dan pemeliharaan lingkungan yang lebih baik. Bila dilakukan dengan benar dan tepat maka pariwisata dapat memaksimalkan keuntungan dan dapat meminimalkan permasalahan. Penduduk setempat mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya pengembangan obyek wisata, karena penduduk setempat mau tidak mau terlibat langsung dalam aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan kepariwisataan di daerah tersebut. Akan tetapi apabila suatu obyek wisata tidak dikembangkan atau ditangani dengan baik atau tidak direncanakan dengan matang, dapat menyebabkan kerusakan baik secara lingkungan maupun dampak-dampak negatif terhadap ekonomi maupun sosial. 5.4.3 Dampak Ekonomi Pariwisata Cohen dalam (Pitana dan Diarta, 2009), secara teoritis mengemukakan dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dikelompokan ke dalam delapan kelompok, yaitu: 1. Dampak terhadap penerimaan devisa 2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat 3. Dampak terhadap kesempatan kerja 4. Dampak terhadap harga dan tarif 5. Dampak terhadap distribusi manfaat keuntungan 6. Dampak terhadap kepemilikan dan pengendalian 7. Dampak terhadap pembangunan 8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah Sedangkan menurut Ritchie (1987), pariwisata juga menimbulkan beberapa dampak sosial ekonomi masyarakat, diantaranya adalah: 1. Ketidak tergantungan ekonomi 2. Perpindahan tenaga kerja 3. Perubahan dalam pekerjaan 4. Perubahan nilai lahan 5. Peningkatan standar hidup 6. Perubahan sistim politik Menurut Robert Cristie Mill (1990), Secara ringkas kegiatan pariwisata dapat memberikan dampak positif atau negatif di bidang ekonomi: Dampak positif :
HALAMAN
I - 87
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
1) 2) 3)
Terbuka lapangan pekerjaan baru Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat Meningkatkan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing 4) Membantu menanggung beban pembangunan sarana dan prasarana setempat 5) Meningkatkan kemampuan manajerial dan keterampilan masyarakat yang memacu kegiatan ekonomi lainnya. Dampak negatif : 1) Meningkatkan biaya pembangunan sarana dan prasarana 2) Meningkatkan harga barang-barang lokal dan bahan-bahan pokok 3) Peningkatan yang sangat tinggi tetapi hanya musiman, sehingga pendapatan masyarakat naik dan turun 4) Mengalirnya uang keluar negeri karena konsumen menuntut barang-barang impor untuk bahan konsumsi tertentu. Baik secara langsung atau tidak, kegiatan pariwisata yang terjadi di suatu daerah atau wilayah akan memberikan dampak terhadap masyarakat yang tinggal di daerah atau wilayah tersebut. Dampak yang ditimbulkan meliputi dampak fisik, ekonomi, dan sosial. Menurut Triwahyudi (2002), terdapat beberapa manfaat utama pariwisata yaitu: 1. Pariwisata dapat menciptakan diversifikasi produk, menjadikan ekonomi lokal tidak hanya tergantung pada sektor utama. 2. Sektor pariwisata adalah sektor yang padat karya, sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja yang besar bagi generasi muda. 3. Pertumbuhan sektor pariwisata menghasilkan penambahan dan perbaikan fasilitas yang tidak hanya digunakan oleh wisatawan, tetapi juga oleh penduduk. 4. Pariwisata menciptakan kesempatan bagi munculnya produk-produk baru, fasilitas pelayanan dan pengembangan bisnis yang sudah ada. 5. Pariwisata dapat mempercepat permukiman pengembangan permukiman. 6. Pariwisata dapat meningkatkan pelayanan transportasi di suatu wilayah. 7. Pariwisata dapat meningkatkan kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi bagi masyarakat. 8. Pariwisata menggaris bawahi kebutuhan pengaturan yang tepat melalui kebijakan dan rencana yang efektif, untuk menjamin kelestarian lingkungan agar tetap terjaga. 9. Pariwisata dapat meningkatkan interaksi sosial antara masyarakat dengan wisatawan domestik maupun internasional yang akan memperluas wawasan masyarakat setempat. 10. Pariwisata dapat meningkatkan infrastruktur. Menurut Yoeti (2008), bahwa terdapat faktor penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara yang disebabkan akibat adanya kegiatan pariwisata, diantaranya adalah:
HALAMAN
I - 88
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
1.
Peningkatan kegiatan perekonomian sebagai akibat dibangunya prasarana dan sarana demi pengembangan pariwisata sehingga memungkinkan orang-orang melakukan aktivitas ekonominya dari suatu tempat ke tempat lainnya, baik dalam satu wilayah negara tertentu, maupun dalam kawasan internasional pun. 2. Meningkatkan industri-industri baru yang erat kaitannya dengan pariwisata; 3. Meningkatkan hasil pertanian dan peternakan untuk kebutuhan hotel dan restoran; 4. Meningkatkan permintaan terhadap handicraft, souvenir goods, art painting, dan lain-lain; 5. Memperluas barang-barang lokal untuk lebih dikenal oleh dunia internasional termasuk makanan dan minuman; 6. Meningkatkan perolehan devisa negara sehinga mengurangi beban deficit neraca pembayaran; 7. Memberikan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, peningkatan penerimaan pajak bagi pemerintah, dan peningkatan pendapatan nasional; 8. Membantu membangun daerah-daerah terpencil yang selama ini tidak tersentuh pembangunan; 9. Mempercepat perputaran perekonomian pada negara-negara penerima kunjungan wisatawan (Tourist Receiving Countries); 10. Dampak penggandaan yang ditimbulkan pengeluaran wisatawan, sehingga memberi dampak positif bagi pertumbuhan daerah tujuan wisata (DTW) yang dikunjungi wisatawan.
5.5. Konsep Pengembangan Objek Wisata Religi Larantuka Oleh karena itu, terkait dengan perlunya pemerintah untuk mengembangkan objek wisata yang melibatkan dan menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama, maka local communitybased sebuah konsep pengembangan objek wisata lokal merupakan konsep alternatif sebagai upaya pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat di Larantuka. 5.5.1 Local Community-Based Sebuah Konsep Pengembangan Objek Wisata Religi Larantuka Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pariwisata keagaman (religi) haruslah berdampak pada dua aspek, yaitu aspek ekonomi dan aspek konservasi budaya. Pada aspek ekonomi, masyarakat akan memperoleh keuntungan ekonomi, sehingga bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Keuntungan itu bisa diperoleh secara langsung atau tidak langsung. Pada aspek konservasi, masyarakat akan berupaya keras untuk melestarikan potensi budaya yang mereka miliki. Karena hanya dengan cara demikian, potensi budaya yang mereka miliki itu bisa “dijual” kepada wisatawan untuk memperoleh keuntungan ekonomik.
HALAMAN
I - 89
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
Kunjungan para wisatawan sudah seharusnya dapat memberikan fee kepada penduduk sekitar obyek wisata, misalnya dengan cara menjual barang-barang konsumsi dan cindera mata lokal. Jika keuntungan ekonomi tersebut memberikan dampak positif terhadap tingkat kesejahteraan penduduk, niscaya mereka akan berupaya sekuat tenaga untuk menciptakan lingkungan yang kondusif. Mereka juga akan senang hati dan ikhlas menjaga potensi wisata budaya tersebut secara optimal untuk menarik minat wisatawan secara berkelanjutan. Dengan demikian, masyarakat pemilik potensi wisata religi tersebut benar-benar diposisikan sebagai subjek pariwisata daerah. Dengan perkataan lain, konsep ini telah menempatkan secara langsung masyarakat sebagai basis pengembangan wisata di Larantuka. Jika konsep atau kebijakan tersebut yang akan dikembangkan, maka tugas pemerintah daerah atau dinas pariwisata menjadi lebih ringan. Peranan pemerintah hanya membuat regulasi pariwisata budaya dengan berpihak pada kepentingan masyarakat lokal. Secara tidak langsung, pemerintah telah memberi ruang yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk ambil bagian secara aktif di sektor jasa pariwisata. Kebijakan ini harus benar-benar dapat dimaknai sebagai bagian dari upaya pemerintah memberdayakan sosial-ekonomi masyarakat lokal di Larantuka dan memerangi kemiskinan melalui kegiatan pariwisata. Dengan demikian, kegiatan wisata religi di Larantuka harus berbasis geografi pedesaan dan masyarakat lokal, sehingga manfaatnya bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat sebagai pemilik sekaligus pemelihara wisata yang ada. Dalam mengembangkan wisata religi di Larantuka pemerintah daerah handaknya melibatkan masyarakat dalam proses pengembangan kepariwisataan. Dalam pelibatan masyarakat tersebut hendaknya diperhatikan hal-hal berikut. 5.5.2 Potensi Larantuka dalam Menarik Wisatawan Mancanegara Larantuka memiliki banyak tempat wisata religi yang unik serta bernilai sejarah tinggi dibanding dengan tempat wisata yang ada di luar negeri. Namun, sedikit sekali dari wisatawan asing atau turis mancanegara yang mau datang untuk berkunjung melihat keindahan dan keunikan wisata religi larantuka. Hal ini disebabkan kurangnya sumber daya manusia (SDM) masyarakat dalam pengetahuan dan kecakapan berbahasa internasional (bahasa inggris) serta kurang atau tidak adanya pemandu wisata yang profesional, dalam artian ia mempunyai wawasan yang sangat luas tentang kepariwisataan. Karena itu pemerintah daerah perlu menggalakkan kegiatan-kegitan yang dapat meninglkatkan kemampuan masyarakat dalam menguasai bahasa asing. Masyarakat pada umumnya menganggap wisatawan asing hanya dapat membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar dan masyarakat. Padahal tidaklah demikian, asalkan kita bergaul dengan bangsa asing itu tidak melampaui batas dan mengikuti norma-norma yang ada, kita tidak akan dapat terpengaruh atau dipengaruhi oleh mereka. Jika masyarakat tahu dan mengerti akan manfaat kepariwisataan, terutama dalam
HALAMAN
I - 90
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
menarik wisatawan asing, omset perekonomian masyarakat akan meningkat.
daerah
LAPORAN RINGKASAN
dan
penghasilan
5.5.3 Potensi Larantuka Sebagai Daerah Tujuan Wisatawan Lokal Tujuan berwisata adalah menghibur diri dengan mencari suasana yang berbeda, untuk mendapatkan ketenangan pikiran dan kesenangan hati. Berwisata dapat menyegarkan pikiran kita (self refresh) yang mana dalam kesehari-harian kita selalu disibukkan dengan segala macam urusan dan dengan berwisata kita bisa leluasa sejenak, melepas kepenatan. Namun berwisata bukan untuk tujuan mencari kesenangan nafsu semata, melainkan kita berwisata adalah untuk menghilangkan rasa stres di pikiran kita dan mencari inspirasi baru, apa yang kita dapatkan nanti setelah kita berwisata. Larantuka banyak menyimpan khasanah budaya dan tempat wisata yang cocok untuk melakukan ziarah, seperti istana raja, kapela tuan ana dan kapela tuan ma serta potensi non fisik lainnya seperti acara acara keagamaan (Religius) yang dilakukan pada saat-saat tertentu. Kawasan-kawasan wisata religious tersebut jika dikembangkan dengan baik dan dikemas secara menarik akan menjadi magnet untuk menarik wisatawan-wisatawan lokal berkunjung ke Larantuka. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa wisatawan lokal biasanya lebih memilih kegiatan-kegiatan wisata yang bersifat religious dan kuliner. 5.5.4 Fokus Program Dan Tujuan Umum Pariwisata Sasaran akhir kerja sama antara pemerintah daerah dengan masyarakat dalam pariwisata adalah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas performance bisnis pariwisata, sehingga memberikan dampak pada pendapatan, lapangan kerja, dan juga pengurangan kemiskinan di daerah tersebut. Peningkatan kuantitas dan kualitas tersebut dapat berupa pertumbuhan usaha baru atau wirausaha baru. Sehingga tercapai tujuan umum dari pariwisata: a. Meningkatkan penghasilan kelompok masyarakat miskin. b. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, dan kelompok lain yang selama ini terpinggirkan. c. Menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat miskin. d. Meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap berbagai kegiatan ekonomi produktif. e. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat. f. Memperbaiki kapasitas kelembagaan masyarakat. g. Meningkatkan kapasitias pemerintah daerah dalam pelayanan masyarakat miskin. Untuk bisa mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah hendaknya dalam proses pengembangan kepariwisataan melibatkan masyrakat setempat, baik dalam proses pengembangan maupun pemeliharaan kawasan objek wisata. Hal-hal yang perlu dikembangkan untuk mengoptimalkan kawasan potensi wisata meliputi peningkatan keindahan
HALAMAN
I - 91
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
dan keberagaman antraksi wisata, peningkatan aksesesibilitas, dan pembenahan sarana-sarana penunjang kepariwisataan. 5.6. Konsep Pengembangan Kegiatan Wisata Religi Larantuka Beberapa rancangan pengembangan dalam mendukung dan memberikan kenyamanan bagi peziarah/wisatawan yang melakukan aktifitas di Kota Larantuka selama prosesi berlangsung, maka perlu beberapa hal sebagai indikator rancangan pengembangan yaitu sebagai berikut : 5.6.1 Konsep Pengembangan Jaringan Utilitas Dalam Menunjang Kegiatan Wisata Religi Larantuka A. Pengembangan Konsep Tata Jaringan Tata jaringan yang dimaksud adalah tata jaringan pada kawasan Kota Larantuka, baik jaringan jalan maupun jaringan utilitas yang meliputi : Konsep Tata Jaringan Jalan Konsep tata jaringan jalan harus memperhatikan hal-hal seperti sistem jaringan jalan yang disesuaikan dengan fungsi, kelancaran, keamanan, efisien, dimensi yang sesuai dengan fungsinya. Konsep Tata Jaringan Air Bersih Pemilihan sistem jaringan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, kapasitas air, dan sumber air. Dalam pemasangan harus aman, efisien dan dilengkapi dengan fire hydrant untuk kepentingan lingkungan. Konsep Tata Jaringan Air Kotor dan Limbah Tata jaringan air kotor dan limbah yang dimaksud adalah sistem penyaluran air kotor dan limbah dalam kawasan Kota Larantuka. Penyaluran dari sub wilayah sampai pada pembuangan akhir yang aman, tidak mencemari lingkungan, dengan beberapa alternatif tergantung dari sifat limbah yang dialirkan antara lain dengan sistem peresapan, dengan melalui treatment tertentu dan dialirkan bebas. Konsep Tata Jaringan Listrik Secara prinsip harus memperhatikan tata jaringan listrik pada kawasan Kota Larantuka seperti sumber pembangkit tenaga listrik, sistem pendistribusian, penempatan gardu (gardu tiang dan gardu bangunan) dan jaringan kabel listrik. Konsep Tata Jaringan Telepon Secara prinsip hampir sama dengan tata jaringan listrik, yang perlu diperhatikan dalam tata jaringan telepon adalah : jaringan sentral telepon, sistem pendistribusian, penyediaan jaringan/line yang cukup dan penenmapatan box telepon umum. Konsep Pembuangan Sampah Yang utama harus diperhatikan didalam sistem pembuangan sampah pada kawasan Kota Larantuka ini adalah Sumber
HALAMAN
I - 92
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
sampah, jenis dan sifat sampah, sistem dan tempat penampungan sementara, sistem pengangkutan dan tempat pembuangan akhir. B. Pengembangan Landscape Dan Estetika Dalam setiap perencanaan landscape terkait dengan estetika lingkungan, sehingga perencanaan meliputi obyek-obyek bentukan alam dan buatan termasuk didalamnya pemasangan papan informasi, reklame, kabel transmisi, listrik dan telepon. Maka Kota Larantuka terutama segmen pusat kota sebagai pusat kegiatan wisata religius, diharapkan dapat menghidupkan wilayah yang direncanakan berupa penempatan, bentuk dan ukuran yang serasi dengan lingkungannya. Dominasi tata hijau dengan pemanfaatan material alam terkesan akrab, sekaligus berfungsi praktis sebagai perlindungan terhadap alam. Untuk pembentukan karakter kawasan disyaratkan jenis angsana, mahoni, maupun asam belanda sebagai karakter tanaman kebun. Kemudian dengan gagasan perencanaan diharapkan pembentukan karakter lingkungan dapat tercapai. Implementasi landscaping dapat digambarkan sebagai berikut : - Tanaman dipergunakan sebagai pelindung terhadap alam; - Alternatif sebagai pagar pembatas dan pelunak pagar adalah pohon perdu/semak/bunga; - Tanaman keras yang diharapkan untuk ditanam adalah pohon jenis Angsana, Mahoni, Asam Belanda; - Penanaman pohon dengan daun lebat sebagai peneduh; - Dalam perencanaan semaksimal mungkin dihindari penebangan pohon yang sudah ada; - Perencanaan Papan Informasi : Apabila memungkinkan dikumpulkan dalam sistem terpadu dan terklasifikasi; Menghindari adanya konflik antar lalu lintas (kendaraan dan pejalan kaki); Desain dan penerangan yang memadai.
HALAMAN
I - 93
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
5.7. Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan Dalam Menunjang Kegiatan Wisata Religi Larantuka 5.7.1. Rencana Sistem Pergerakan 1. Rencana Jaringan Jalan Rencana jaringan jalan di Kawasan Kota Larantuka didasarkan pada struktur yang telah ditetapkan dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota Larantuka yang kemudian dirinci lebih detail. Dimensi jalan merupakan ukuran-ukuran geometrik jalan dan mengandung pengertian Daerah Manfaat Jalan(DAMAJA), Daerah Milik Jalan (DAMIJA) dan Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA). Penentuan dimensi jaringan jalan berdasarkan arahan dan kondisi eksisting yang ada saat ini serta perkiraan besarnya arus lalu lintas yang akan melalui jalan tersebut di masa mendatang. Hal tersebut memberi indikasi pada dimensi jalan dan perlengkapan jalan lainnya agar lalu lintas dapat ditampung sesuai dengan tingkat pelayanan yang dikehendaki. 2. Rencana Sistim Perparkiran - Kawasan parkir dapat menempati daerah milik jalan dan di luar jalur lalu-lintas atau di luar daerah milik jalan berupa Taman Parkir. - Tidak diperkenankan parkir tepi jalan (on street parking) pada jalur jalan yang mempunyai kepadatan lalu-lintasnya tinggi yaitu kawasan pusat pertokoan. - Parkir tepi jalan (on street parking) pada jalan lainnya hanya diperkenankan pada jalan yang tidak padat pada jam sibuk dan bersifat sementara.
HALAMAN
I - 94
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
A. Parkir pada sisi jalan /on street parking
LAPORAN RINGKASAN
(sudut sejajar bahu jalan): tepi jalan
badan jalan tepi jalan
B. Parkir pada areal khusus parkir / off srteet parking : Pengaturan sudut
Pengaturan sudut
parkir 300
parkir 600
Pengaturan sudut
Pengaturan sudut parkir
parkir
450
900
- Parkir di luar badan jalan (of street parking) berupa kantongkantong yang melayani kawasan tertentu seperti kawasan pertokoan atau kawasan permukiman. 3. Rencana Trotoar Dan Pedestrian Rencana trotoar pada dasarnya mengikuti jalan-jalan yang telah ada dan mengikuti rencana jalan-jalan baru. Trotoar yang sudah ada dan kondisinya masih baik pada dasarnya tetap dipertahankan, sedangkan untuk beberapa tempat diperlukan rencana trotoar. Trotoar pada jalan arteri dan Kolaktor pada dasarnya harus mengikuti prinsip-prinsip yang sama, karena trotoar ini sebagai trotoar di Kawasan Pusat Kota. Sedangkan trotoar pada jalan-jalan lingkungan dibuat diatas drainase dan langsung sebagai penutup got yang berada di bawahnya. Permukaan trotoar harus dibuat rata, tidak licin dan harus ada pohon peneduh, penerangan, dan perlu perbedaan warna/material pada trap (naik atau turun). Trotoar pada jalan utama bisa dipakai sebagai penutup saluran kota untuk alasan keamanan, sekaligus untuk effisiensi lahan. Untuk keperluan tersebut, maka pada daerahdaerah tertentu pada trotoar diberi lubang dengan jeruji penaham sampah, sebagai tempat alir air hujan dari jalan menuju saluran
HALAMAN
I - 95
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
dibawahnya. Setiap jarak tertentu dari trotoar diberi “man hole” sebagai lubang masuk untuk pembersihan saluran. 4. Rencana Perlengkapan Jalan Perlengkapan jalan merupakan salah satu faktor pendukung dalam menciptakan lalu-lintas pergerakan jalan raya dengan aman, nyaman, efisien dan ekonomis bagi pemakai jalan/penziarah/wisatawan. Perlengkapan jalan yang direncanakan disini adalah traffic light, marka jalan, trotoar, penyeberangan bagi pejalan kaki dan halteu. Arahan perlengkapan jalan di Kawasan Kota Larantuka adalah : - Perlu disediakan sarana pengaturan dengan lampu lalu-lintas (traffic light) pada pertemuan antara jalan arteri sekunder dengan jalan kolektor primer. - Jalan-jalan dilengkapi dengan marka jalan minimal berupa garis membujur, melintang, zebra cross dan rambu-rambu lalu lintas. - Fasilitas pejalan kaki yang disediakan berupa trotoar terutama jalan-jalan arteri sekunder, kolektor primer dan kolektor sekunder. Sedangkan fasilitas yang lain, yaitu penyeberangan bagi pejalan kaki disediakan pada pusat-pusat kegiatan lain. - Halteu direncanakan untuk kawasan di kota Larantuka pada jalan-jalan yang dilalui angkutan kota dengan jarak antar halteu sekitar 400 meter. Penempatan halteu mendekati pusat-pusat kegiatan dan permukiman.
TROTOAR
HALTEU
HALAMAN
I - 96
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
5.7.2. Rencana Wujud Bangunan 1. Pengaturan Ketinggian Bangunan - Ketinggian bangunan di kawasan sepanjang jalan yang diperkirakan akan tumbuh menjadi kawasan urban komersial ketinggian bangunan maksimal yang diijinkan adalah 3 lantai, dengan jarak antar lantai tidak boleh dari 5 meter. - Ketinggian bangunan kawasan permukiman dipertahankan hanya satu lantai saja. - Batas tinggi bangunan di kawasan Kota Larantuka diatur sebagai berikut: Tinggi puncak atap suatu bangunan tidak bertingkat maksimum 8 meter dari lantai dasar. Tinggi puncak atap suatu bangunan 3 lantai maksimum 16 meter. 2. Pengaturan Garis Sempadan Bangunan - Garis Sempadan Muka Bangunan dan Sempadan Samping yang menghadap jalan ditetapkan setengah lebar badan jalan ditambah satu meter. - Garis Sempadan Samping Bangunan (GSsB) berjarak minimal 1,5 meter dari dinding bangunan. - Garis Sempadan Belakang Bangunan (GSbB) berjarak minimal 2 meter dari dinding bangunan. Tinggi puncak atap suatu bangunan tidak bertingkat maksimum 8 meter dari lantai dasar. Tinggi puncak atap suatu bangunan 3 lantai maksimum 16 meter. Selain sempadan bangunan, di kawasan tersebut diperlukan pula aturan tentang sempadan pantai dan sungai untuk ketertiban dan keamanan bangunan di tepi sungai/pantai. Sempadan pantai ditetapkan 50-100 meter dari pasang tertinggi, sedangkan sempadan sungai ditetapkan 15 meter dari pinggir sungai. 3. Koefisien Dasar Bangunan Penetapan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) di kawasan tersebut disamping mempertimbangkan faktor-faktor tersebut diatas, juga disesuaikan dengan karakteristik kegiatannya. Kawasan pertokoan KDB-nya 100%, kawasan permukiman 60%, kawasan perkantoran 50%, kawasan pendidikan 40%, fasilitas umum 50% dan untuk kawasan jalur hijau (konservasi) dan taman kota KDB-nya ditetapkan antara 0% - 20%, dimana 20% merupakan bangunan-bangunan pelengkap. 5.7.3. Rencana Sistem Utilitas 1. Rencana Jaringan Drainase Untuk Rencana jaringan drainase yang diterapkan di Kawasan kota Larantuka, terutama di pusat kota dan segmen utama dengan fungsi kegiatan wisata religius, adalah pengembangan saluran yang
HALAMAN
I - 97
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
digunakan untuk membuang air hujan semaksimal mungkin. Aliran saluran direncanakan menuju ke sungai/laut yang terdekat, dan sungai diarahkan sebagai aliran saluran induk. Perencanaan sistim saluran drainase diupayakan mengikuti kemiringan lahan yang akhirnya dibuang ke sungai/laut, sesuai dengan kondisi topografis kawasan perencanaan. Dari kriteria perencanaan dapat dijelaskan sebagai berikut : - Berdasarkan kapasitas, saluran dibagi menjadi saluran induk (primer), saluran sekunder dan saluran tersier. - Saluran induk menggunakan saluran alam yang ada, direncanakan dengan radius terdekat. - Saluran drainase diusahakan berakhir pada sungai/laut yang merupakan daerah pembuangan yang aman. - Saluran drainase sekunder dan tersier diusahakan digabung dengan saluran drainase jalan. - Saluran drainase dipisahkan dari saluran-saluran lain. - Perencanaan saluran secara teknis mengacu pada kemudahan aliran ke suatu badan air penerima di luar lahan, jarak aliran sependek mungkin, dan daya tampung air buangan maksimal. - Penentuan dimensi saluran berdasarkan kriteria-kriteria berikut : Kemiringan saluran mengikuti kemiringan tanah asli dengan kelandaian antara 0,002 - 0,005. Kecepatan aliran air didalam saluran sebesar 0,50 - 2,00 m/s. Koefisien pengaliran sebesar 0,5 - 0,8. Koefisien kekasaran saluran diperhitungkan terhadap kekasaran saluran batu kali sebesar 1/n = 60. Perencanaan intensitas curah hujan, untuk off site digunakan daur ulang 2 tahun dan untuk on site digunakan daur ulang 5 tahun. 2. Rencana Jaringan Air Kotor Sistim pembuangan air kotor terbagi menjadi dua sistim, yaitu : - Sistim pembuangan mandiri, yang dikenal dalam bentuk : septic tank, leaching pit, leaching field dan sebagainya. - Sistim pembuangan bersama, yang dikenal dalam bentuk WC umum, saluran pembuangan, septic tank individual dengan peresapan ke riool. Perencanaan dapat dibagi menjadi : - Air kotor dari kamar mandi, dapur dan cucian. Air kotor ini ditampung dan diendapkan didalam bak kontrol pada masing-masing rumah dan kemudian dibuang pada saluran terdekat. - Air kotor dari WC. Air kotor ini harus ditampung didalam septic tank yang terletak pada setiap rumah yang kemudian dialirkan ke sumur peresapan atau riool kota. Jarak antara sumur peresapan dan sumber air bersih minimum yang paling aman sebesar 10 meter.
HALAMAN
I - 98
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
-
LAPORAN RINGKASAN
Air kotor yang berasal dari limbah industri atau bengkel, rumah sakit, laboratorium dan lain-lain. Air kotor tersebut harus dinetralkan/diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran riool atau sumur peresapan.
3. Sistim Jaringan Air Bersih Jaringan Air bersih harus dapat melayai seluruh masyarakat di Kawasan kota Larantuka, terutama di pusat kota dan segmen utama dengan fungsi kegiatan wisata religius ini. Pada tempat tempattempat tertentu yang dipandang perlu dipasang kran-kran umum dan kran-kran pemadam kebakaran (fire hidrant) dengan jarak yang cukup terjangkau. Sumber-sumber air bersih harus diamankan dari pencemaran lingkungan. Pembuatan sumur gali harus mempunyai jarak sekurang-kurangnya 10 meter dari septic tank, baik di dalam maupun di luar site. Sumber air bersih di kawasan ini selain dari sumur juga dari sumber-sumber air yang dikelola oleh PDAM. Penambahan jaringan air bersih yang baru harus mempertimbangkan penempatan bak-bak reservoir, penambahan pipa primer maupun sekunder. Pengendalian air ini diperhitungkan juga akan kebutuhan untuk pencegahan atau pemadam kebakaran dengan disediakannya hidrant pillar (fire hidrant) dan diharapkan tersedianya sistem tersendiri bagi bangunan, serta perhitungan kehilangan akibat produksi khususnya untuk pembersihan dan kehilangan akibat kebocoran. 4. Sampah -
Lokasi pembuangan akhir diusahakan tidak mengganggu daerah permukiman penduduk. Lokasi pembuangan sementara dipilih alternatif pada tempat yang berada pada daerah belakang kawasan dan diluar pandangan umum. Setiap rumah menyediakan bak sampah untuk memudahkan pengangkutan, dianjurkan sampah-sampah telah dimasukan dalam kantong. Pada tempat-tempat umum disediakan bak sampah di setiap lokasi. Perletakan bak sampah lingkungan diusahakan pada pusat-pusat sub lingkungan dan dipinggir jalan yang memudahkan proses pengumpulan dan pengangkutan. Dari bak sampah besar sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir oleh petugas kebersihan kota.
HALAMAN
I - 99
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
POLA INDIVIDUAL LANGSUNG
POLA INDIVIDUAL TIDAK LANGSUNG
Truk Pemadat
Kantong plastik Sumber timbulan sampah
Sumber timbulan sampah
X
Tong (bin)
Kantong plastik Tong (bin)
LAPORAN RINGKASAN
Dump Truk
Becak sampah
TPS
Gerobak komunal
kontainer
X
Dump Truk Truk Berlengan
Truk Berlengan Kontainer
POLA KOMUNAL LANGSUNG
Sumber timbulan sampah
Truk Pemadat
POLA KOMUNAL TIDAK LANGSUNG
POLA PENYAPUAN JALAN
TPA
X
Truk Pemadat
Gerobak komunal Sumber timbulan sampah
Sumber timbulan sampah
Dump Truk
Gerobak komunal
Kontainer komunal
TPS
kontainer
Gerobak sampah 1 m3
TPS
kontainer
Dump Truk
X
Truk Berlengan
X
Dump Truk
Truk Berlengan
RENCANA SISTEM PENANGANAN PERSAMPAHAN ”POLA INDIVIDUAL TIDAK LANGSUNG”
HALAMAN
I - 100
Kajian Kawasan Strategis Religi Larantuka
LAPORAN RINGKASAN
5. Listrik Pemasangan jaringan listrik hendaknya dapat menjangkau semua kawasan, tidak mengganggu lingkungan, dan tidak merusak pandangan. Penempatan tiang-tiang listrik atau gardu diusahakan agar tidak mengganggu trotoar atau halaman. Pemasangan kabel dan tiang untuk jaringan tegangan tinggi diusahakan melalui tempattempat kosong, sehingga pada kawasan rencana tidak dilewati oleh instalasi listrik tegangan tinggi.
6. Telepon Sarana telekomunikasi merupakan penunjang yang sangat penting bagi sektor-sektor usaha jasa wisata dan lainnya, karena dengan telekomunikasi akan diperoleh hubungan antar sektor yang cepat dan efektif. Kemajuan di berbagai sektor usaha menuntut diadakannya peningkatan pelayanan jasa telepon oleh Perumtel. Pemasangan Instalasi telepon hendaknya memperhitungkan sistem penarikan kabel agar tidak nampak semrawut. Tiang-tiang telepon didirikan pada tempat-tempat yang tidak mengganggu lalu-lintas serta jaraknya diatur sedemikian rupa sehingga dapat mendukung suasana yang baik.
HALAMAN
I - 101