PEMERIKSAAN KADAR UREUM DALAM DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ESTOMIHI MEDAN TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh : RIZKI WIDYA SARTIKA 11.034.054
PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 2014
PEMERIKSAAN KADAR UREUM DALAM DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ESTOMIHI MEDAN TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Sebagai Ahli Madya Analis Kesehatan
Oleh : RIZKI WIDYA SARTIKA 11.034.054
PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Identitas Diri Nama Tempat/Tanggal Lahir
: RIZKI WIDYA SARTIKA : Kutacane, 02 Desember 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Anak ke
: 6 dari 6 Bersaudara
Nama Ayah
: Alm, Wahibun Selian
Nama Ibu
: Nurijah Bangko
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Desa Kampung Baru, Kecamatan Badar, Kabupaten Aceh Tenggara.
2. Riwayat Pendidikan 1. Tahun 1998-1999
: TK Anugrah Kutacane
2. Tahun 1999-2005
: SD Negeri 1 Kutacane
3. Tahun 2005-2008
: SMP Negeri Perisai Kutacane
4. Tahun 2008-2011
: SMK SPP-SPMA Negeri Kutacane
5. Tahun 2011-2014
: Sedang Menyelesaikan Pendidikan D-III Analis Kesehatan di Program Studi Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan.
ABSTRAK Penyakit diabetes mellitus merupakantingginya kadargula darah karena adanya gangguan sistem metabolisme karbohidrat, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin dan tubuh tidak mampu mengubah glukosa menjadi glikogen.Peningkatan kadar glukosa darah menyebabkan peningkatan filtrasi glukosa oleh glomerulus. Bila konsentrasi glukosa ini melampaui 170 mg per 100 ml darah yaitu nilai ambang ginjal maka ginjal mengeluarkan glukosa yang berlebihan itu dalam air kemih, ambang ginjal terlewatkan dan timbul glukosuria. Pemeriksaan ureum merupakan salah satu pemeriksaan faal ginjal. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriftif crosectional yang bertujuan untuk menentukan persentase peningkatan kadar ureum pada penderita Diabetes Mellitus yang dirawat inap di RS.ESTOMIHI Medan Tahun 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang. Mengkomsumsi terlalu banyak asupan protein dan obat-obatan dapatmenyebabkan penyakit gagal ginjal. Metode yang dipakai adalah Enzymatic Fotometric Test, setelah dilakukan penelitian di RS.ESTOMIHI dengan pemeriksaan ureum pada penderita diabetes mellitus di proleh hasil yang meningkat sebanyak 11 pasien (55%) dan yang normal sebanyak 9 pasien (45%). Dianjurkan kepada penderita diabetes mellitus supaya rutin memeriksakan kadar ureum ke laboratorium dan kurangi makanan yang tinggi gula, serta berolah raga secara teratur.
Kata kunci : Diabetes Mellitus, Ureum
i
ABSTRACT Diabetes mellitusis adiseaseof highblood sugar levelsdue todisorderof carbohydrate
metabolisme system, wherethe organ pancreas unable toproduce insulinand thebody is unable toconvert glucose intoglycogen. Increasedblood glucose levelscausean increase inglucose by glomerular filtration. When the glucose concentration was beyond 170 mg per 100ml of bloodi srenal thresh old value then the kidneys to excrete the excess glucosein the urine, renal thresh old and the result ingglucosuria missed. Examination ofureais one of the examination of renal physiology. This research was conducted with theaim crosectional descriptive method to determine the percentageincrease inurea levelsin patients with diabetes mellitus who are hospitalizedin Medan RS.ESTOMIHI 2014witha sample size of20people. Consuming too much protein intake and medication scan cause kidney failure. The method use dis Fotometric Enzymatic Test, after conductin gresearchin RS.ESTOMIHI with urea examinationin patients with diabetes mellitus inproleh results in creased by 11 patients(55%) and normal total of 9 patients (45%). It is recommended that patients with diabetes mellitus toregularly checkthe levels ofureato the laboratory and reduce foods that are high in sugar, as well asregular exercise.
Keywords: DiabetesMellitus, Urea
ii
KATA PENGANTAR Segala Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PEMERIKSAAN KADAR UREUM DALAM DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ESTOMIHIMEDAN” ini dengan baik.Ada pun tujuan dari penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini adalah salah satu langkah untuk menyelesaikan Studi Analis Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak/ibu: 1. Bapak Drs. W. Purba, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan. 2. Ibu Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan. 3. Ibu Taruli Rohana Sinaga SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan. 4. Ibu Nova Florentina Ambarwati, S.ST, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Analis Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan. 5. Bapak Erlan Aritonang, S.Si, M.Si, selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan materi dan meluangkan waktu dan penuh sabar memberi bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
iii
6. Ibu Yunita Purba, M.Si, selaku penguji I yang telah banyak memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Ibu Tiara Rajagukguk, SKM, selaku peniguji II yang telah banyak memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf pegawai Pendidikan Analis Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan. 9. Teristimewa Kepada Orang Tua Ayahanda Alm, Wahibun Selian dan Ibunda Tercinta Nurijah Bangko serta Kakak-kakak dan keluarga besar yang telah banyak memberikan dukungan dan Do’a maupun materi dalam menempuh pendidikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 10. Seluruh sahabat tercinta khususnya Faulinda, Intan, Selvi, Nova, Rida, Risa, dan Yohana. 11. SeluruhRekan Mahasiswa/I Analis Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan yang saling mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis sendiri dan para pembaca sekalian.
Medan, Juli 2014 Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACT .................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN……………............................................................... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian....................................................................
1 4 4 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ureum ...................................................................................... 2.1.1 Definisi Ureum............................................................... 2.1.2 Metabolisme Ureum ............................................................... 2.2. Ginjal ........................................................................................ 2.2.1 Gagal Ginjal ........................................................................... 2.3 Diabetes Mellitus....................................................................... 2.3.1 Definisi ............................................................................ 2.3.2 Tipe-tipe Diabetes Mellitus ............................................. 2.3.3 Gejala-gejala Diabetes Mellitus ...................................... 2.3.4 Penyebab Diabetes Mellitus ............................................ 2.3.5Komplikasai Diabetes Mellitus ........................................ 2.3.6 Diagnosis Diabetes Mellitus............................................ 2.4Hubungan Ureum terhadap Diabetes Mellitus ........................... 2.5 Kerangka Konsep ......................................................................
5 5 5 6 6 8 7 7 8 9 9 10 10 12
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ..................................................................... 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................ 3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................ 3.3 Populasi dan Sampel................................................................ 3.3.1 Populasi ..........................................................................
13 13 13 13 13 13
v
3.3.2 Sampel ............................................................................ 3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 3.5 DefenisiOperasional ................................................................. 3.6 Alat, Bahan, dan Reagensia...................................................... 3.6.1 Alat ......................................................................................... 3.6.2 Bahan ...................................................................................... 3.6.3 Reagensia................................................................................ 3.7 Prosedur Kerja Manual............................................................. 3.7.1 Metode Pemeriksaan............................................................... 3.7.2 Prinsip Dan Reaksi ................................................................. 3.7.3 Kalibrasi Alat.......................................................................... 3.7.4 Prosedur Kerja ........................................................................ 3.8 Interpretasi Hasil.......................................................................
13 13 14 14 14 15 16 17 17 17 17 18 18
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil........................................................................................... 4.2 Pembahasan ...............................................................................
19 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan................................................................................ 5.2 Saran ..........................................................................................
24 24
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Ureum Pada Penderita Diabetes Mellitus20 sampel .......................................................................
19
Tabel 4.1.2 Hasil Pemeriksaan KadarUreum yang Meningkat.....................
21
Tabel 4.1.3 Hasil Pemeriksaan KadarUreum yang Normal..........................
22
vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ureum merupakan produk akhir metabolisme protein dan harus di keluarkan dari tubuh. Peningkatan konsentrasi zat-zat tersebut kira-kira sebanding dengan jumlah penurunan nefron fungsional, sehingga merupakan alat penting untuk menilai tingkat kegagalan ginjal. Tingginya kadar ureum dalam darah yang tidak dapat dikeluarkan dari dalam tubuh karena menurunnya fungsi ginjal dapat menjadi toksik bagi tubuh. (1) Kondisi kadar ureum yang tinggi disebut uremia. Penyebab uremia tersering adalah gagal ginjal yang menyebabkan gangguan ekskresi.Azotemia mengacu kepada peningkatan semua senyawa nitrogen berberat molekul rendah pada gagal ginjal. Uremia prarenal berarti peningkatan BUN (blood urea nitrogen) akibat mekanisme yang bekerja sebelum filtrasi darah oleh glomerulus.Mekanisme-mekanisme ini mencangkup penurunan aliran darah ke ginjal seperti pada syok, dehidrasi, atau peningkatan katabolisme protein seperti perdarahan masif ke dalam saluran cerna disertai pencernaan hemoglobin dan penyerapannya sebagai protein dalam makanan.Uremia pascarenal terjadi apabila terdapat obstruksi saluran kemih bagian bawah di ureter, kandung kemih, atau uretra yang mencegah ekskresi urin.Urea di dalam urin yang tertahan dapat berdifusi kembali kedalam aliran darah.Penyebab uremia di ginjal mencakup penyakit atau toksisitas yang mempengaruhi glomerulus dan mikrovaskularisasi ginjal atau tubulus ginjal.(1)
1
2
Penyakit gagal ginjal merupakan salah suatu penyakit yang disebabkan oleh diabetes mellitus. Penderita gagal ginjal akan mengalami penurunan fungsi organ ginjal hingga pada kondisi terburuk, yaitu organ sama sekali tidak mampu lagi menyaring darah. Penyaringan darah berfungsi untuk membuang elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium darah atau produksi urine.Penyakit gagal ginjal dapat menyerang semua penderita diabetes mellitus dan berdampak langsung pada organ ginjal.(2) Gejala-gejala gagal ginjal adalah ketika kondisi organ ginjal semakin memburuk. Gejala-gejala tersebut antara lain tubuh lemah, nafsu makan menurun, meningkat (hipertensi), kulit kering bersisik, rambut tipis dan kasar, serta kehilangan kekuatan otot.(2) Penyakit gagal ginjal lebih sering dialami orang dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia. Mayoritas penyakit gagal ginjal bersifat kronis sehingga akanlebih baik jika penderita mengenali gejala-gejala penyakit ini sehingga dapat dilakukan penanganan dengan segera.(2) Penanganan diabetes mellitus secara dini dapat mencegah kerusakan ginjal. Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang di disebabkan oleh interaksi berbagai faktor genetik, imunologik, lingkungan dan gaya hidup. Penyakit ini di tandai dengan hiperglikemia, suatu kondisi yang terjalan erat dengan kerusakan pembuluh darah besar (makrovaskuler) maupun kecil (mikrovaskuler), yang berakhir sebagai kegagalan, kerusakan, atau gangguan fungsi organ.(3)
3
Menurut PERKEMI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) pada tahun 2006, seseorang dikatakan menderita diabetes jika kadar gula puasa > 126mg/dl dan pada tes sewaktu > 200mg/dl. Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal setelah 2 jam kemudian. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari sebelum berpuasa adalah 70-110 mg/dl.(4) Diabetes mellitus atau kencing manis merupakan penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah secara kontiniu dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan diabetes adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak memproduksi insulin dengan cukup atau tidak merespon zat insulin dengan benar.(2) Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi di pankreas, yang memungkinkan sel menangkap glukosa untuk diubah menjadi energi. Pada diabetes, tubuh tidak merespon insulin dengan baik atau kekurangan insulindan diabetes mellitus dapat terjadi karena kedua faktor tersebut. Kondisi demikian menyebabkan glukosa di dalam darah menumpuk dan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi penyakit yang lain.(2) Padadiabetes,kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut. Hiperglikemia jangka panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati atau penyakit pada saraf.(5)
4
Keluhan awal dapat berupa peningkatan rasa haus (polidipsia) dan lapar (polifagia) yang disertai pertambahan volume/frekuensi berkemih (poliuria).Rasa lapar yang berlebihan terjadi karena tubuh tidak mampu lagi memindahkan energi kedalam sel menjadi kelaparan, di lain pihak sel-sel itu sendiri tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan energi. Kelelahan dan kelemahan, yang lazim dirasakan oleh diabetes merupakan cerminan dari ketiadaan energi itu.(3) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah bagaimana hasil pemeriksaan kadar ureum pada penderita diabetes mellitus yang dirawat inap. 1.3 Tujuan Untuk menentukan persentase peningkatan nilai ureum pada penderita diabetes mellitus. 1.4 Manfaat - Menambah pengetahuan dan pengalaman ilmiah dalam suatu penelitian di bidang kimia klinik - Sebagai bahan informasi apakahterjadipeningkatan kadar ureum pada penderita diabetes melitus - Untuk menambah wawasan bagi ilmu pengetahuan dan masukan bagipeneliti
selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ureum 2.1.1 Definisi Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianyadi dalam hati dan mencapai ginjal,dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap 100 cm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.(6) 2.1.2
Metabolisme ureum Gugusan amino dilepas dari asam amino bila asam amino ini didaur ulang
menjadi sebagian dari protein atau dirombak dan dikeluarkan dari tubuh, aminotransferase yang ada di berbagai jaringan mengkatalisis pertukaran gugusan amino antara senyawa-senyawa yang ikut serta dalam reaksi-reaksi sintesis. Deaminasi oksidatif memisahkan gugusan amino dari molekul aslinya dangugusan amino yang dilepaskan itu diubah menjadi ammonia.Amonia diangkut ke hati dan diubah menjadi reaksi-reaksi bersambung.(6) Hampir seluruh ureadibentuk di dalam hati, dari katabolisme asam-asam amino dan merupakan produk ekskresi metabolisme protein yang utama. Konsetrasi urea dalam plasma darah terutama menggambarkan keseimbangan antara pembentukkan urea dan katabolisme protein serta ekskresi urea oleh ginjal : sejumlah urea dimetabolis melebih lanjut dan sejumlah kecil hilang dalam keringat dan feses.(6)
5
6
2.2
Ginjal Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yng terletak dirongga
retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang. Setiap ginjal memiliki panjang 11-25 cm, lebar 5-7 cm, dan tebal 2,5 cm. Ginjal kiri lebih panjang dari ginjal kanan. Berat ginjal pria dewasa 150-170 gram dan wanita dewasa 115-155 gram.(7) Fungsi ginjal : - Memegang peranan penting dalam mengeluarkan zat-zat atau racun - Mempertahankan suasana keseimbangan cair - Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh - Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh - Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin, dan amoniak. (7) 2.2.1 Gagal Ginjal Gagal ginjal adalah keadaan dimana kedua ginjal tidak bisa menjalankan Fungsinya. Penyebab gagal ginjal muncul tidak hanya disebabkan oleh satu sebab saja melainkan berbagai macam hal. Banyak penyakit ginjal yang mekanisme patosiologinya bermacam-macam,tetapi pada hakikatnya sama-sama disebabkan destruktif nefron yang progresif.(8) Gagal ginjal dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : 1.
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk
7
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia. 2.
Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara mendadak dengan akibat terjadinya peningkatan hasil metabolit seperti ureum dan kreatinin.(8)
2.3 Diabetes Melitus 2.3.1 Definisi Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal besikulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa di bentuk di hati dari makanan yangdi konsumsi. Insulin yaitu suatu hormon yang di produksidi pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi penyimpanannya.(5) 2.3.2 Tipe-tipe Diabetes Melitus a. Diabetes tipe 1 adalah hasil dari kegagalan tubuh dalam memproduksi insulin. Hampir semua penderita diabetes tipe 1 harus
melakukan
pengobatan dengan metode suntik insulin. Ciri khusus penderita diabetes tipe 1 adalah hilang nya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin
pada tubuh.
Diabetes ini dapat di derita oleh anak-anak maupun usia dewasa. b. Diabetes tipe 2 adalah hasil dari penolakan atau kegagalan tubuh menggunakan zat insulin,yaitu suatu kondisi dimana selgagal untuk menggunakan insulin dengan benar dan terkadangdikombinasi dengan
8
kekurangan insulin relatif atau diabetes yang tidak tergantung pada insulin. 90% penderita diabetes tipe 2 ditemukan mengalami gemuk perut atau obesitas. Penyebab lainnya adalah faktor
riwayatkeluargadan seiring
berjalannya waktu,diabetes mulai menyerang usia anak-anak dan remaja. c. Diabetes gestational Wanita hamil yang belum pernah mengidap diabetes, tetapi memiliki angka gula darah cukup tinggi selama kehamilan dikatakan telah menderita
diabetes
gestational.Dalam
beberapa
kondisi,diabetes
gestational mirip dengan diabetes tipe 2.Diabetes gestational terjadi akibat sekresi insulin relative tidak memadai dan responsif.Diabetes gestional dapat diobati sepenuhnya, tetapi harus melalui pengawasan medis selama kehamilan. Sekitar 20-50% wanita yang terkena diabetes gestational, kemudian akan berkembang menjadi diabetes tipe 2. Wanita yang sebelumnya diketahui telah mengidap diabetes, kemudian hamil, tidak termasuk kedalam kategori ini.(2) 2.3.3 Gejala-gejala Diabetes Melitus Gejala umum diabetes ialah penderita mengalami rasa haus yang berlebih dan menurunnya berat badan secara drastis. Kedua gejala tersebut mengakibatkan seseorang sering buang air kecil. Umumnya tubuh mengeluarkan urine sebanyak 1,5 liter per hari, tetapi penderita diabetes dapat mengeluarkan urine hingga lima kali lipat. Pengeluaran urine tersebut mengakibatkan dehidrasi dan hanya dapat diganti dengan minum dalam jumlah banyak.(9)
9
2.3.4 Penyebab Diabetes Melitus a. Genetika (keturunan) Diabetes tipe 1 dipicu oleh beberapa faktor terutama infeksi virus, kondisi stres,atau paparan zat-zat kimia dari lingkungan.Ada kerentanan faktor genetik terhadap beberapa pemicu munculnya penyakit ini. Ada pola genetik yang lebih kuat untuk diabetes tipe 2,seseorang yang memiliki saudara kandung mengidap diabetes tipe 2 memiliki resiko yang jauh lebih tinggi menjadi pengidap diabetes. b. Hipertensi Menurut sebuah penelitian selama sepuluh tahun yang dilakukan oleh para peneliti dari Amerika Serikat dan di ikuti ribuan perempuan propesional kesehatan, wanita dengan penyakit hipertensi memiliki resiko terkena diabetes tipe 2 tiga kali lebih besar dibanding wanita dengan tekanan darah optimal setelah disesuaikan dengan berbagai faktor seperti usia, merokok, asupan alkohol, olahraga, serta riwayat diabetes dalam keluarga.(2) 2.3.5 Komplikasi Diabetes Mellitus Komplikasi-komplikasi pada diabetes mellitus dapat di bagi menjadi dua yaitu: a. Komplikasi metabolik akut - Hiperglikemia yaitu apabila kadar glukosa darah lebih dari 250 mg% dan gejala yang muncul yaitu poliuri, polidipsi, mual,muntah, penurunan kesadaran sampai koma.
10
- Hipoglikemia yaitu menurunnya kadar gula darah dalam darah lebih rendah dari 60 mg% dan gejala yang muncul adalah berdebar-debar, banyak berkeringat, gemetar, terasa lapar dan dapat terjadi penurunan kesadaran sampai koma. b. Komplikasi kronik - Mikrovaskuler - Makrovaskuler - Neuropati (mikro dan makrovaskuler).(10) 2.3.6 Diagnosis Diabetes Mellitus Kriteria diagnostik diabetes mellitus menurut Perkin 2006 atau yang dianjurkan American Diabetes Associaton (ADA) yaitu bila terdapat salah satu atau lebih hasil pemeriksan dibawah ini : - Kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl - Kadar gula darah puasa ≥ 126mg/dl
- Kadar glukosa plasma ≥ 200mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada testoleransi glukosa oral.(10) 2.4 Hubungan Ureum terhadap Diabetes Mellitus Pemeriksaan kadar ureum darah merupakan pemeriksaan yang popular sebab mudah di kerjakan dengan teliti dan tepat. Namun kadar ureum darah di pengaruhi oleh banyak faktor diluar ginjal sehingga mempengaruhi penafsiran hasilnya. Kadar ureum darah akan meningkat pada peningkatan asupan protein, kurangnya aliran darah ke ginjal, misalnya pada dehidrasi, pada peredaran saluran cerna bagian atas, pada peningkatan keadaan hiperkatabolisme seperti infeksi,
11
paska operasi dan trauma. Sebaliknya kadar ureum darah menurun pada kurangnya asupan protein misalnya malnutrisi.(11) Penyakit diabetes mellitus yang telah berlangsung selama bertahun-tahun akan menimbulkan kemunduran faal ginjal, yaitu suatu keadaan yang dikenal sebagai nefropati diabetik.(12) Nefropati diabetik merupakan suatu sindroma klinik yang terjadi pada penderita diabetes mellitus, ditandai dengan keadaan mikroalbuminuria dan uremia. Pada penderita diabetes mellitus jika terjadi mikroalbuminuria maka akan terjadi uremia yang akhirnya menyebabkan kadar ureum dalam darah meningkat.(12)
12
2.5 Kerangka Konsep Penderita Diabetes Mellitus
Pemeriksaan Ureum dalam Darah
Meningkat
Normal
Menurun
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif cross sectional. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium RS.Estomihi Medan. 3.2.2 Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2014. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalahdarah pasien penderita diabetes mellitus yang dirawat inap dan populasi sama dengan jumlah sampel. 3.3.2 Sampel Sampel yang di ambil sebanyak20 pasien diabetes mellitus yang telah di ketahui kadar glukosa darahnya dan akan melakukan pemeriksaan kadar ureum. 3.4
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan memproleh data primer dan
sekunder. Data primer diambil dengan cara pemeriksaan darah terhadap pasien diabetes mellitus,dan data sekunder diproleh secara tidak langsung melaluimedical record.
13
14
3.5 Defenisi Operasional 3.5.1 Diabetes mellitus atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah secara kontiniu dan bervariasi, terutama setelah makan. Seseorang dikatakan menderita diabetes jika kadar gula puasa > 126 mg/dl dan pada tes sewaktu > 200 mg/dl. Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal setelah 2 jam 3.5.2 Ureum merupakan produk akhir metabolisme protein yang harus di keluarkan dari tubuh berasal dari asam amino yang di pindahkan amonianya ke dalam hati dan mencapai ginjal. 3.6
Alat, Bahan, dan Reagensia
3.6.1 Alat Alat yang digunakan : -
Spektrofotometer
-
Holder
-
Jarum vakuntainer
-
Rak tabung
-
Alkohol swab 70%
-
Sentrifuge
-
Torniquit
-
Clinipet
-
Plaster
-
Yellow tip
-
Tabung vakum serum clot
-
Blue tip
aktifator (SST) -
Mikropipet 10µl, 1000µl
15
3.6.2 Bahan - Serum 1.
A. Cara Pengambilan Darah Vena(Ganda S, 2004) 1. Disiapkan peralatan 2. Identitas pasien ditulis pada tabung 3. Tourniquet dipasang pada lengan sekitar 7 cm diatas daerah yang akan ditusuk 4. Pasien diminta untuk mengepalkan jarinya sehingga vena terlihat jelas 5. Setelah meraba jalur vena, daerah yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas alkohol melingkar keluar dan dibiarkan kering 6. Jarum dipasang ke vacum tube holder dengan cara memutar 7. Tabung dipasang ke holder sampai tabung mencapai jarum 8. Tutup jarum dibuka 9. Jarum ditusuk ke lumen vena dengan posisi tusukan keatas dengan sudut 300 10. Ditekan tabung vacuntainer ke jarum, dan darah akan langsung mengalir ke dalam tabung 11. Tourniquet dilepaskan 12. Tabung diisi darah sampai volume 2 ml 13. Setelah membuka lengan pasien, ditempatkan alkoholswab diatas daerah yang ditusuk 14. Alkohol swab ditahan secara lembut dan tarik jarum perlahan-lahan 15. Pasien diminta untuk menekan bekas tusukan dengan alkohol swab steril sampai darah tidak tampak keluar lagi
16
16. Bekas tusukan ditutup dengan plester. B. Cara Memperoleh Serum 1. Dibiarkan darah membeku dalam tabung vakum selama 30 menit 2. Sebelum memutar darah disiapkan tabung penyeimbang 3. Diletakkan tabung dengan posisi seimbang 4. Darah diputar dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit 5. Setelah sentrifuge benar-benar berhenti, tabung diambil dari dalam 6. Dilihat pemisahan darah dengan serum, bila sudah sempurna serum darah dipindahkan ke dalam tabung lain. 3.6.3 Reagensia (Agappe Diagnostics Switzerland GmbH) Komposisi reagen Komponen Reagen 1 Tris Buffer (Ph 7,60)
100 mmol/L
ADP
0,7 mmol/L
α-ketogutarate
9,0 mmol/L
Urease
> 6500 U/L
GLDH
> 1100 U/L
Reagen 2 NADH
0,25 mmol/L
2-Oxoglutorate
5 mmol/L
Standart Urea Standart konsentrasi untuk urea
50 mg/dl
17
3.7
Prosedur KerjaManual Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara manual dengan alat Spektrofotometer Mindray BA-88A.
3.7.1 Metode Pemeriksaan MetodeGOD-PAP Enzimatik Fotometrik Test. 3.7.2 Prinsip dan Reaksi Protein tidak dapat disimpan di dalam tubuh manusia, sehingga kelebihannya harus di pecah, asam amino yang berasal dari komponen protein memecah menghasilkan amonia. Ini beracun dan melalui serangkaian reaksi kimia (siklus urea) urea tidak beracun diproduksi dan dilepas ke dalam darah yang disaring ke ginjal dan diekresikan dalam urin. Peningkatan kadar terlihat selama peningkatan protein, dehidrasi, muntah, diare. Juga terlihat dalam setiap jenis gangguan ginjal seperti nefritis glomerulus, nefritis kronis, dan nefritis sindrom. Penurunan kadar ditemukan pada gagal hati dan kehamilan. Urea + 2 H2OUrease2NH3 + CO2 NH4 + 2-ketoglutarate + 2NADHGLDH L-Glutamate + 2NAD+ + 2H2O 3.7.3
Kalibrasi Alat Pengkalibrasian alat dilakukan 3 bulan sekali.
18
3.7.4 Prosedur kerja
Working reagent Standart Sampel
Standart 1000 µl 10µl -
Sampel 1000 µl 10µl
Ukur absorbansi dari standart dan sampel pada panjang gelombang 340 nm. Operasional Alat - Tekan tombol on/off - Muncul Initializing (Loading) - Muncul Washing, ambil aquades masukan pada pipet penghisap - Lalu, muncul tampilan menu pilih test - Pilih/cari pemeriksaan ureum - Tunggu temperatur sampai stabil sampai muncul Please aspiret - Kemudian klik calibrate masukan reagen standart pada pipet penghisap - Klik sampel masukan sampel pada pipet penghisap - Kemudian klik return - Muncul menu pada tampilan layar pilih menu Start down sampai muncul close instrument - Lalu klik ok - Muncul Fluidic pada wash please aspiretmasukan aquades pada pipet penghisap, lalu klik ok sampai muncul please shut down - Lalu klik ok - Tekan tombol on/off 3.8
Interpretasi Hasil (Agappe Diagnostics Switzerland GmbH) Nilai normal : 10 – 50mg/dl.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 20 pasien yang diperiksa di
Laboraturium RS.Estomihi Medan pada bulan Juni 2014, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.1.1Hasil Pemeriksaan Kadar Ureum Pada Penderita Diabetes Mellitus 20 Sampel No
Kode
Usia
KGD Puasa
KGD 2 Jam PP
Ureum
Sampel
(Tahun)
(mg/dl)
(mg/dl)
(mg/dl)
1
X1
60
164
225
29.00
2
X2
79
220
321
50.60
3
X3
33
178
281
21.02
4
X4
32
200
275
68.50
5
X5
43
189
256
39.00
6
X6
60
176
285
60.08
7
X7
43
113
205
22.00
8
X8
62
260
333
53.08
9
X9
42
109
281
61.00
10
X10
65
168
257
29.00
11
X11
76
178
248
42.00
19
20
12
X12
43
168
360
80.00
13
X13
75
233
256
33.00
14
X14
43
194
383
56.00
15
X15
43
124
240
18.77
16
X16
62
138
225
51.66
17
X17
40
212
225
20,06
18
X18
47
173
256
57.70
19
X19
40
161
225
67.05
20
X20
51
170
323
54.50
Keterangan : X1 – X20 :Nomor Urut Sampel
21
Tabel 4.1.2 Hasil Pemeriksaan Kadar Ureum yang Meningkat No
Kode
Usia
KGD Puasa
KGD 2 Jam PP
Sampel
(Tahun)
(mg/dl)
(mg/dl)
1
X2
79
220
321
50.60
2
X4
32
200
275
68.50
3
X6
60
176
285
60.08
4
X8
62
260
333
53.08
5
X9
42
109
281
61.00
6
X12
43
168
360
80.00
7
X14
43
194
383
56.00
8
X16
62
138
225
51.66
9
X18
47
173
256
57.70
10
X19
40
161
225
67.05
11
X20
51
170
323
54.50
Ureum
Dari hasil pemeriksaan sebanyak 20 sampel yang di dapat, diproleh hasil kadar ureum yang meningkat sebanyak 11 sampel, maka persentasenya adalah : =
= =55%
Jumlah sampel meningkat Jumlah seluruh sampel 11 20
x 100%
x 100%
22
Tabel 4.1.3Hasil Pemeriksaan Kadar Ureum yang normal No
Kode
Usia
KGD Puasa
KGD 2 Jam PP
Sampel
(Tahun)
(mg/dl)
(mg/dl)
1
X1
60
164
225
29.00
2
X3
33
178
281
21.02
3
X5
43
189
256
39.00
4
X7
43
113
205
22.00
5
X10
65
168
257
29.00
6
X11
76
178
248
42.00
7
X13
75
233
256
33.00
8
X15
43
124
240
18.77
9
X17
40
212
225
20,06
Ureum
Dari hasil pemeriksaan sebanyak 20 sampel yang di dapat, diproleh hasil kadar ureum yang normal sebanyak 9 sampel, maka persentasenya adalah : Jumlah sampel normal
=
=
Jumlah seluruh sampel 9 20
= 45%
x 100%
x 100%
23
4.2 Pembahasan Dari 20 sampel penderita diabetes mellitus, terdapat 11 (55%) pasien kadar ureum diatas batas normal dan 9 (45%) pasien dalam batas normal serta tidak ada pasien yang kadar ureum di bawah batas normal. Hal ini disebabkan penyakit ginjal merupakan salah satu penyakit komplikasi dari diabetes mellitus, tetapi nilai ureum di atas batas normal bukan berarti semua menuju kearah gagal ginjal dapat saja disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya kadar ureum darah akan meningkat pada peningkatan asupan protein, sebaliknya kadar ureum darah menurun pada kurangnya asupan protein misalnya malnutrisi. Faktor lain yang dapat menyebabkan kadar ureum dalam darah meningkat bila penderita diabetes mellitus sangat rutin dalam mengonsumsi obat-obatan, bila terlalu banyak mengonsumsi obat dapat menyebabkan gangguan pada ginjal bahkan gagal ginjal.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian 20 sampel pada penderitaDiabetes Mellitus adalah sebagai berikut: 1. 11pasien (55%) kadar ureum yang meningkat 2. 9 pasien (45%) kadar ureum yang normal 3. Tidak di jumpai pasien yang kadar ureum di bawah batas normal.
5.2 Saran 1. Bagi penderita diabetes mellitus agar melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap fungsi ginjal 2. Bagi penderita diabetes mellitus sebaiknya menjaga asupan makanan yang tinggi kadar gula, agar tidak terjadi peningkatan glukosa dalam darah 3. Bagi penderita diabetes mellitus yang kadar ureumnya melebihi batas normal agar dapat menjaga asupan makanan tinggi protein dan mengkomsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter.
24
DAFTAR PUSTAKA 1.
Pearce, Evelyn , 2013. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
2.
Sutanto,2010. Cekal Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol dan Diabetes. Penerbit Andi Yogyakarta.
3.
Arisman, 2011. Buku Ajar Ilmu Gizi Obeitas, Diabetes Melitus dan Displipedemia. Penerbit EGC, Jakarta.
4.
Sudoyo, A.W, Setiodi,B dkk, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Penerbit Dapertemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI Jakarta
5.
Smeltzer C. Suzanne & Brenda G.Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit EGC, Jakarta.
6.
Baron, 2013. Kapita Selekta Patologi Klinik. Penerbit EGC, Jakarta.
8.
Drs.H.Syaifudin, AMK,2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Penerbit EGC, Jakarta.
9.
Arif Muttaqin & Kumala Sari, 2011.Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
10. Fox Charles & Anne kilvert, 2010. Bersahabat dengan Diabetes Tipe 2.Penebar plus+, Jakarta. 11. Hasdianah, 2012. Mengenal Diabetes Pada Orang Dewasa dan Anak-anak Dengan Solusi Herbal. Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta. 12. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/140/jtptunimus-gdl-anikwijaya-6959-2babi.pdf di akses pada tanggal 20 maret 2014. 13. http://health99.hpa.gov.tw/media/public/pdf/21705.pdf diakses pada tanggal 13 Maret 2014. 14. Ganda R Soebrata, 2004. Penuntun laboratorium klinik. Dian rakyat, Jakarta Gambar 4. Prosedur Pemeriksaan
LAMPIRAN
Gambar 1. Reagensia
Gambar 2. Alat Spektrofotometer Mindray BA-88A
Gambar 3. Operasional Alat
Gambar 4. Prosedur Pemeriksaan