Hayati Lubis, dkk.
Pemeriksaan Cemaran Bakteri dan …
Pemeriksaan Cemaran Bakteri dan Beberapa Logam Berat pada Air Minum Isi Ulang yang Beredar di Kota Medan Hayati Lubis*, Effendy De Lux Putra* dan Admar Jas** * Staf Pengajar pada Departemen Farmasi FMIPA USU Medan ** Staf Pengajar pada Departemen Farmakologi FK USU Medan
Abstrak: Telah dilakukan pemeriksaan air minum isi ulang yang beredar di Kota Medan terhadap cemaran bakteri dan beberapa logam berat. Pemeriksaan terhadap cemaran mikroba dilakukan dengan metode hitungan cawan (Plate Count Method) dan metode uji duga terdekat (Most Probable Number), dan pemeriksaan terhadap logam berat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Hasil pemeriksaan terhadap 5 sampel menunjukkan terdapat bakteri aerob dengan jumlah 80-115 koloni/ml. Tidak ada sampel yang tercemar oleh bakteri Coliform, Salmonella dan Clostridium perfringens. Kadar logam Cu, Cd, Pb dan Hg tidak ada yang melewati nilai ambang batas. Kadar Cu 0,0022 ppm ≤ µ ≤ 0,0866 ppm, Cd 0,0007 ppm ≤ µ ≤ 0,0044 ppm, sedangkan logam Pb dan Hg tidak terdeteksi oleh alat. Kata kunci: air minum, kontaminasi, logam berat, bakteri Abstract: The examinations of microbial and heavy metals contaminations of commercial drinking water refills in Medan city have been carried out. Microbial contamination was measured by plate count method and most probable number method while heavy metals were assayed by atomic absorption spectrophotometer method. The results showed that 5 samples contains 80-115 colonies/ml samples aerobic bacteria. No samples were contaminated by Coliform, Salmonella, and Clostridium perfringens. The concentrations of Cu, Cd, Pb and Hg did not over the threshold limit values. The concentration of Cu 0.0022 ppm ≤ µ ≤ 0.0866 ppm and Cd 0.0007 ppm ≤ µ ≤ 0.0044 ppm, while the concentration of Pb and Hg were undetectable by the instrument. Key words: drinking water, contamination, heavy metals, microbes
PENDAHULUAN Air merupakan bahan yang sangat penting bagi manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak bisa digantikan oleh senyawa lain dan tidak ada satupun kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung terus tanpa tersedianya air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air mutlak, karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, yang jumlahnya sekitar 70% dari bagian tubuh tanpa jaringan lemak1. Mengkonsumsi air yang bersih dan sehat merupakan cara hidup yang sehat dan menjaga diri agar tetap sehat. Untuk mendapatkan air bersih dan sehat, harganya masih mahal apabila membeli air kemasan secara terus menerus, apalagi bagi keluarga besar. Cara yang paling hemat adalah dengan merebus air tersebut sebelum diminum. Memang, dengan cara merebus, bakteri dalam air tersebut akan mati,
tapi tidak dapat mengurangi atau menghilangkan kandungan logam beratnya. Mengkonsumsi air minum dari depot isi ulang kini jadi pilihan baru. Selain praktis karena tidak perlu dimasak lagi, mudah mendapatkannya, dan harganya yang relatif terjangkau. Namun jika air minum tersebut tidak memenuhi syarat maka akan beresiko bagi konsumennya. Adapun proses pembuatan air minum isi ulang sebagai berikut: 1. Bahan air baku dialirkan melalui filter ke dalam tangki pengendapan. 2. Kemudian air dipompakan ke dalam filter yang berisi karbon aktif untuk menghilang kan kandungan logam berat, bau dan warna. 3. Air disterilisasi menggunakan sterilisator (ultraviolet/ozonisasi) terlebih dahulu sebelum dialirkan ke kran pengisian.
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 y No. 4 y Desember 2005
305
Karangan Asli
Berdasarkan hasil penelitian Laborato-rium Teknologi dan Manajemen Lingkungan IPB, 16% dari 120 sampel air isi ulang yang diambil dari 10 kota besar (Jakarta, Tanggerang, Bekasi, Bogor, Cikampek, Medan, Denpasar, Yogyakarta, Semarang, Surabaya) yang diteliti terkontaminasi bakteri Coliform. 16% dari sampel itu ternyata juga tidak memenuhi satu parameter persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai kesehatan dan 34 sampel tidak memenuhi persyaratan kesehatan yang dikeluarkan Depkes2. Air minum yang dikonsumsi manusia, seharusnya tidak mengandung Coliform. Ini sesuai persyaratan SNI nomor 01-3553-1996 dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan serta Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum3-6. Menurut Lembaga Perlindungan Konsumen Surabaya (LPKS), 23 depo air minum isi ulang yang diteliti, ditemukan jumlah jasad renik dan kandungan logamnya yang melampaui ambang batas normal, yang akan membawa efek buruk bagi konsumen. Dalam waktu dekat dapat menyebabkan diare. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan pemeriksaan cemaran bakteri dan beberapa logam berat air minum isi ulang khususnya yang beredar di Kota Medan, karena peminatnya cukup banyak.
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Balai Laborato-rium Kesehatan, jalan Willem Iskandar Pasar V Barat I No. 4 Medan dan di Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara, Laboratorium Lingkungan, jalan H. M. Said No. 25 Medan. Bahan Semua bahan yang digunakan dalam penelitian ini, kecuali dinyatakan lain adalah berkualitas pro analisis keluaran E. Merck yaitu Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1%, Nutrient Agar (NA), Lactose Broth (LB), Selenite Broth (SB), Salmonella Shigella Agar (SSA), Fluid Thioglycollate Medium (FTM), Motility Sulfide Medium (MSM), asam klorida pekat, asam nitrat pekat, kalium permanganat, larutan kalium persulfat, hidroksilamin hidroklorida, larutan
306
timah klorida, larutan standar Pb, Cd, Cu, Hg (Kanto chemical Co., Inc). Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas (pyrex), kawat Öse, autoklaf (Hiramaya), inkubator (Fisher Scientific), lampu bunsen, lemari pendingin (satelite electris), spektrofotometer serapan atom (Shimadzu AA-6200), MVU-1A (Shimadzu), lampu katoda Pb, Cd, Cu, Hg (Hamamatsu photonics K. K), hot plate (schott), magnetic stirrer, kertas whatman (0,45 µm). Media yang digunakan9 Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1% Komposisi : Pepton 1000 mg Aquadest 1000 mg Pembuatan : Sebanyak 1000 mg peptone dilarutkan dalam 1000 ml aquadest, diaduk sampai bahan larut sempurna. Larutan disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 1210C. Nutrient Agar (NA) komposisi : Bacto-Beef Extract 3g Bacto-Peptone 5g Bacto-Agar 15 g Pembuatan : Disuspensikan 23 g campuran bahan di atas dalam 1000 ml aquadest, dipanaskan sampai mendidih sehingga bahan larut sempurna, kemudian dicek pH 6,8. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi steril sebanyak 20 ml dan disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Selenite Broth (SB) Komposisi: Bacto-Tryptone 5g Disodium Phosphate 10 g Bacto Lactose 4g Sodium Selenite 4g Pembuatan : Sebanyak 23 g campuran bahan di atas disuspensikan ke dalam 1000 ml aquadest steril. Dipanaskan sampai mendidih hingga bahan larut sempurna, dicek pH 7. Kemu dian dituangkan kedalam tabung reaksi steril secara aseptis. Salmonella Shigella Agar (SSA) Komposisi : Bacto-Beef Extract Preteosa Peptone Bacto-Lactose Bacto-Agar Sodium Citrate Bacto-Bile Salt No. 3 Sodium Thiosulfate
5 g 5 10 13,5 8,5 8,5 8,5
g g g g g g
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 y No. 4 y Desember 2005
Hayati Lubis, dkk.
Ferric Citrate Bacto-Brilliant Green Bacto-Neutral Red
Pemeriksaan Cemaran Bakteri dan …
1 g 0,3 g 25 g
Pembuatan : Sebanyak 60 g bahan di atas disuspensikan di dalam 1000 ml aquadest steril, dimasuk kan ke dalam erlenmeyer steril, kemudian dipanaskan sampai mendidih sehingga bahan larut sempurna, dicek pH 7. Fluid Thioglycollate Medium (FTM) Komposisi: Bacto-Yeast Extract 5 g Bacto-Casitone 15 g Bacto-Dextrose 5 g Sodium Chloride 2,5 g l-cystine, Difco 0,75 g Thyoglycollic Acid 0,3 g Bacto-Agar 0,75 g Resazurin 0,001 g Pembuatan: Sebanyak 29,5 g bahan di atas disuspensikan dalam 1000 ml aquadest dan dipanaskan sampai bahan larut sempurna, dicek pH 7,1. Kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi steril sebanyak 20 ml dan disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 1210C selama 15 menit. Motility Sulfide Medium Komposisi: Bacto-Beef Extract Proteose l-Cystine, Difco Ferrous Ammonium Citrate
3 10
g g 0,2 g 0,2 g g g g g
Sodium Citrate 2 Sodium Cloride 5 Bacto-Gelatin 80 Bacto-Agar 4 Pembuatan : Sebanyak 104 g Bacto-Motility sulfide medium disuspensikan dalam 1000 ml air. Bila media terlalu basah, maka dipanaskan hingga mendidih. Media ini memerlukan agitasi yang hampir konstan selama proses pemanasan. Kemudian disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 1170C, pH 7,3. Pembuatan Pereaksi KMnO4 5% Dilarutkan 5 mg KMnO4 dalam labu tentukur 100 ml dengan aquadest, kemudian diencerkan sampai garis tanda (DitJen POM, 1979). Kalium persulfat 5% Dilarutkan 50 g kalium persulfat dalam labu tentukur 1 liter dengan aquadest, kemudian diencerkan sampai garis tanda (SNI, 1992).
Hidroksilamin hidroklorida Dilarutkan 10 g hidroksilamin hidroklorida dengan aquadest hingga 100 ml (DitJen POM, 1979). Timah klorida Dilarutkan 33 g SnCl2 dalam 10 ml HCl p dan aquadest secukupnya hingga 100 ml (DitJen POM, 1979). HNO3 1:10 Dicampurkan 10 ml HNO3 p dalam aquadest hingga 100 ml. Metode Pengambilan Sampel Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan secara acak berkelompok (cluster random sampling), yaitu pengambilan secara acak berdasarkan kelompok wilayah. Kota Medan dibagi menjadi 5 wilayah, dengan pusat pembagian dibuat kecamatan Medan Kota. Kemudian dari masing-masing wilayah didata jumlah depot pengisian air minum isi ulang yang ada. Dari masing-masing depot air minum isi ulang, dilakukan secara acak untuk mendapatkan lokasi pengambilan sampel. Sampel yang diperiksa Kode A : Mewakili Medan Kota Alamat : Jln. Brigjen Katamso Sumber air baku : Air pegunungan Sibolangit Sterilisasi : Ultraviolet Kode B : Mewakili Medan bagian Utara Alamat : Jln. HM. Yamin Sumber air baku : Air pegunungan Sibolangit Sterilisasi : Ultraviolet Kode C : Mewakili Medan bagian Selatan Alamat : Jln. SM. Raja Sumber air baku : Air pegunungan Sibolangit Sterilisasi : Ultraviolet Kode D : Mewakili Medan bagian Barat Alamat : Jln. Setia Budi Sumber air baku : PAM Sterilisasi : Ozonisasi Kode E : Mewakili Medan bagian Timur Alamat : jln. Mandala By Pass Sumber air baku : PAM Sterilisasi: Ozonisasi Prosedur Kerja Uji Cemaran Mikroba Pengenceran sampel − Pengenceran 10-1
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 y No. 4 y Desember 2005
307
Karangan Asli
−
−
Pengenceran sampel dilakukan secara aseptis. Botol sampel yang akan diperiksa dikocok beberapa kali, kemudian dipipet 10 ml ke dalam botol reagensia steril yang berisi 90 ml larutan Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1%. Pengenceran 10-2 Larutan pengencer 10-1 dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam botol reagensia steril yang berisi 90 ml larutan Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1% Pengenceran 10-3 Larutan pengencer 10-2 dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam botol reagensia steril yang berisi 90 ml larutan Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1%.
Penentuan Angka Lempeng Total Bakteri a. Larutan pengencer sampel 10-1, 10-2, 10-3, dan sampel tanpa pengenceran masingmasing dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril yang sudah diberi tanda sesuai dengan pengencerannya. Perlakuan ini dibuat dua kali. b. Ke dalam masing-masing cawan petri steril tersebut dimasukkan media nutrien Agar (NA) dengan suhu 450C–500C sebanyak 20 ml. Digoyang perlahan sehingga media dan sampel tercampur homogen. c. Sebagai kontrol terhadap Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1% diambil cawan petri steril, diisi 1 ml Pepton Dilution Fluid 0,1% dan 20 ml media Nutrien Agar. d. Sebagai kontrol terhadap media, diambil cawan petri steril dan diisi 20 ml media Nutrient Agar e. Setelah agar memadat, diinkubasi dalam inkubator pada suhu 370C selama 24-48 jam. f. Setelah masa inkubasi selesai, diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh memakai quebec coloni counter. g. Prosedur seperti di atas dilakukan untuk setiap sampel. h. Data hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel 1. Penentuan jumlah bakteri Coliform secara Most Probable Number Uji dugaan a. Setiap sampel yang akan diperiksa, disediakan 13 tabung reaksi steril yang berisi tabung Durham steril dan masingmasing tabung reaksi di isi dengan 9 ml
308
b.
c. d.
media Lactose Broth (LB) steril dan dibagi atas 5 kelompok. Kelompok I terdiri dari 3 tabung reaksi (T1, T2, T3) masing-masing diisi dengan 1 ml sampel pengenceran 10-1. Kelompok II terdiri dari 3 tabung reaksi (T4, T5, T6) masing-masing diisi dengan 1 ml sampel pengenceran 10-2. Kelompok III terdiri dari 3 tabung reaksi (T7, T8, T9) masing-masing diisi dengan 1 ml sampel pengenceran 103 . Kelompok IV terdiri dari 3 tabung reaksi (T10, T11,T12) masing-masing diisi dengan 1 ml sampel tanpa pengenceran, kelompok V terdiri dari 1 tabung reaksi yang hanya berisi media Lactose Broth (LB) digunakan sebagai kontrol. Semua tabung reaksi dikocok hingga homogen. Kemudian diinkubasi pada suhu 370C saelama 48 jam. Setelah masa inkubasi selesai, diamati dan dicatat tabung reaksi yang menunjukkan reaksi positif yaitu terbentuknya gas pada 1/10 bagian tabung.
Pemeriksaan Bakteri Salmonella 1. Sampel tanpa pengenceran dan dari hasil pengenceran 10-1 dipipet 1 ml, ditanamkan kedalam tabung reaksi steril yang berisi 9 ml media pembenihan Selenite Broth (SB), dikocok hingga homogen. Perlakuan ini dibuat dua kali. Kemudian diinkubasi pada suhu 370C selam 24 jam. 2. Setelah masa inkubasi selesai diambil bahan dengan memakai kawat Öse dan digoreskan pada media Salmonella Shigella Agar (SSA) yang telah disediakan dalam cawan petri steril yang telah diberi tanda sesuai dengan pengenceran. 3. Sebagai kontrol terhadap pengencer Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1% ke dalam cawan petri steril dimasukkan 1 ml Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1% dan 20 ml media Salmonella Shigella Agar (SSA). 4. Setelah media memadat, diinkubasi pada inkubator pada suhu 370C selama 24-48 jam. 5. Setelah masa inkubasi selesai, diamati adanya pertumbuhan koloni bulat kecil, tidak berwarna dengan bulat hitam ditengah. 6. Prosedur di atas dilakukan untuk tiap-tiap sampel. Pemeriksaan Bakteri Clostridium Perfringens 1. Sampel tanpa pengenceran dan dari hasil pengenceran 10-1 dipipet 1 ml ke dalam
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 y No. 4 y Desember 2005
Hayati Lubis, dkk.
2.
3.
4.
5. 6. 7. 8.
Pemeriksaan Cemaran Bakteri dan …
tabung reaksi steril yang berisi 9 ml media pembenihan FTM, diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Setelah masa inkubasi selesai, diambil bahan dengan kawat Öse dan digoreskan pada media Motility sulfide medium (MSM), kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24-48 jam. Sebagai kontrol terhadap Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1%, ke dalam cawan petri steril dimasukkan 1 ml larutan Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1% dan 20 ml larutan Motility Sulfide Medium (MSM). Sebagai kontrol terhadap media, ke dalam cawan petri steril dimasukkan 20 ml media Motility Sulfide Medium (MSM), setelah media memadat diinkubasi dalam 0 inkubator pada suhu 37 C selama 24-48 jam. Setelah masa inkubasi selesai, diamati warna koloni yang terbentuk Clostridium Perfringens positif apabila terdapat koloni berwarna hitam pada setiap cawan Prosedur di atas dilakukan untuk setiap sampel. Data dan hasil pemeriksaan dapat dilihat pada lampiran 3. 10
kemudian ditambahkan lagi 10 ml HNO3 (p), ditutup mulut erlenmeyer dengan gelass arloji dan dipanaskan lagi hingga sisa volume 40 ml. Ditambahkan lagi 4 ml HNO3 (p) dan dipanaskan kira-kira sepuluh menit. Erlenmeyer diangkat, dibilas gelas arloji dan air bilasan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian sampel disaring dengan menggunakan kertas saring whatman ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan larutan baku standar 1 ppm, ditambahkan aquadest, ditepatkan sampai garis tanda. Sampel siap untuk diuji. −
Preparasi sampel merkuri Ke dalam erlenmeyer 250 ml dimasukkan 100 ml sampel, ditambah 5 ml H2SO4 (p), 2,5 ml HNO3 (p), 15 ml KMnO4 5% dibiarkan selama 15 menit. Kemudian ditambahkan 8 ml K2S2O8 5%, dipanaskan di atas hot plate 950C selama 2 jam kemudian didinginkan pada temperatur kamar. Ditambah hidroksilamin hidroklorida sampai warna permanganat hilang, kemudian ditambah larutan baku standar 40 ppb, dicukupkan dengan aquadest hingga volume 100 ml. − 1.
Pemeriksaan Cemaran Logam
2.
Pembuatan Larutan Standar − Larutan standar 100 ppm Pada labu tentukur 50 ml, diencerkan 5 ml larutan standar 1000 ppm dengan larutan HNO3 1:10 hingga tepat garis tanda. − Larutan standar 0,4 ; 0,8; 1,2; 1,6; 2 ppm Pada labu tentukur 50 ml, diencerkan 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1 ml larutan standar 100 pm dengan larutan HNO3 1:10 hingga tepat garis tanda. − Larutan standar 1 ppm Pada labu tentukur 100 ml, diencerkan 1 ml larutan standar 100 ppm dengan larutan HNO3 1:10 hingga tepat garis tanda. − Larutan standar 10; 20; 30; 40; 50 ppb Pada labu tentukur 50 ml, diencerkan 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 ml larutan standar 1 ppm dengan larutan HNO3 1:10 hingga tepat garis tanda.
3.
Analisa Kuantitatif Logam Berat − Preparasi sampel tembaga, cadmium dan timbal Ke dalam erlenmeyer dimasukkan 100 ml sampel ditambahkan 10 ml HNO3 (p) di panaskan di atas hot plate hingga sisa volumenya 60 ml,
4.
1. 2. 2. 3.
Pemeriksaan logam Pb, Cu, Cd menggunakan SSA Disesuaikan kondisi alat dengan unsur logam yang akan dianalisa. Diukur absorbansi larutan standar (kalibrasi). Larutan contoh yang akan diperiksa diukur absorbansinya dengan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) sebanyak enam kali Prosedur yang sama dilakukan terhadap sampel yang lain. Pemeriksan Logam Hg menggunakan SSA Diukur 100 ml larutan uji yang dimasukkan ke dalam bejana. Ditambahkan 5 ml SnCl2. Larutan diaduk selama 90 detik dengan magnetic stirrer. Larutan yang akan diperiksa diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom sebanyak enam kali.
Analisa Data Secara Statistik Untuk mengetahui kadar sebenarnya dari hasil percobaan dapat digunakan rumus : μ = SD =
∑(X − X )
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 y No. 4 y Desember 2005
2
n −1
309
Karangan Asli Tabel 1. Hasil pemeriksaan angka lempeng total bakteri No
1
2
3
4
5
Kode sampel
A
B
C
D
E
pengenceran
Tanpa pengenceran 10-1 10-2 10-3 Tanpa pengenceran 10-1 10-2 10-3 Tanpa pengenceran 10-1 10-2 10-3 Tanpa pengenceran 10-1 10-2 10-3 Tanpa pengenceran 10-1 10-2 10-3
jumlah koloni bakteri Cawan petri I Cawan petri II 97
99
8 97
11 1 95
10 84
8 86
9 115
7 120
12 1 100
11 1 95
9 -
9 -
Dengan dasar penolakan data: t hitung > t tabel Untuk mencari data sebenarnya α = 0,01, dk = n – 1, dapat digunakan rumus:
SD n
Keterangan : μ = Interval kepercayaan X = Kadar sampel X = Harga t tabel sesuai dk (n – 1) α = Tingkat kepercayaan dk = Derjat kebebasan (n – 1) SD = Standar deviasi n = Jumlah perlakuan
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan terhadap angka lempeng total bakteri pada seluruh sampel berkisar antara 80–115 koloni/ml sampel. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel 1.
310
Persyaratan SNI 013553-1996
Maks 1,0 x 105
Keterangan : SD = Standar deviasi X = Kadar rata-rata sampel X = Kadar sampel n = Jumlah perlakuan
μ = X + t(1-1/2α)dk x
Jumlah koloni tiap ml sampel 98 95 96 90 85 80 118 115 97 90
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan ternyata semua sampel memenuhi persyaratan batas maksimum cemaran mikroba untuk angka lempeng total yaitu 1,0x105 koloni/ml sampel, dimana angka lempeng total bakteri untuk sampel dengan kode A sebanyak 95 koloni/ml sampel, kode B sebanyak 90 koloni/ml sampel, kode C sebanyak 80 koloni/ml sampel, kode D sebanyak 115 koloni/ml sampel dan kode E sebanyak 90 koloni/ml sampel. Terlihat bahwa bahan baku atau sumber air tidak memberi gambaran jumlah angka lempeng total bakteri. Pemeriksaan bakteri terhadap cemaran bakteri Coliform dengan metode Most Probable Number (MPN) menunjukkan hasil yang negatif pada uji dugaan. Oleh karena itu uji penegasan dan uji lengkap tidak dilakukan. Terdapatnya bakteri Coliform dalam air minum menunjukkan adanya kontaminasi bakteri yang berasal dari kotoran manusia dan hewan dan menunjukkan tingkat sanitasi yang rendah. Air yang tercemar oleh kotoran manusia atau hewan tidak dapat diminum karena dianggap mengandung mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi 11 kesehatan . Pemeriksaan sampel terhadap pencemaran bakteri Salmonella pada media Selenite Broth (SB) memberikan hasil yang negatif. Uji penegasan pada media Salmonella Shigella Agar (SSA) juga memberikan hasil yang negatif.
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 y No. 4 y Desember 2005
Hayati Lubis, dkk.
Pemeriksaan Cemaran Bakteri dan …
0,0009, dengan koefisien korelasi (r) = 0,9996. Konsentrasi logam Cu di dalam sampel setelah dihitung berdasarkan persamaan regresi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Bakteri ini terdapat pada kotoran unggas, ternak dan manusia. Pemeriksaan sampel terhadap pencemaran bakteri Clostridium perfringens menggunakan media Fluid Thioglycollate Medium (FTM) dan Motility Sulfide Medium (MSM) menunjuk kan hasil yang negatif. Clostridium perfringens merupakan bakteri yang bersifat nonmotil yang tersebar luas di alam, yaitu di dalam tanah dan debu. Semua air minum hendaknya dapat terhindar dari kemungkinan terkontaminasi bakteri, terutama yang bersifat patogen. Dari hasil pemeriksaan di atas ternyata bahan baku atau sumber air dan proses pembuatan air minum isi ulang yang benar akan menghasilkan air minum isi ulang yang bebas dari kontaminasi bakteri. Pada analisa yang dilakukan untuk penentuan kadar logam, logam-logam yang terkandung di dalam sampel berada di bawah konsentrasi minimum standar pada kurva kalibrasi jika pengukuran dilakukan terhadap sampel langsung, sehingga dilakukan pengadisian terhadap sampel, yaitu 1 ppm untuk 12 logam Cu, Cd, Pb, dan 40 ppb untuk Hg . Konsentrasi logam yang terdapat dalam sampel dapat diperoleh dengan menggunakan kurva kalibrasi standar, yaitu dengan menginterpolasikan absorbansi yang didapat terhadap konsentrasi atau menggunakan persamaan regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi, kemudian kadar logam yang diperoleh dari perhitungan tersebut dikurangi 1 ppm (untuk logam Cu, Cd, Pb) dan 40 ppb (untuk Hg), hingga kadar logam sebenarnya dalam 13 sampel diketahui
Tabel 3. Hasil analisis konsentrasi logam Cu No
Kode sampel
Konsentrasi (ppm)
1
A
0,0022 ≤ µ ≤ 0,0136
2
B
0,0698 ≤ µ ≤ 0,0866
3
C
0,0140 ≤ µ ≤ 0,0232
4
D
0,0108 ≤ µ ≤ 0,0190
5
E
0,0373 ≤ µ ≤ 0,0405
Diperoleh kadar logam Cu sebenarnya yaitu: 0,0022 ppm ≤ µ ≤ 0,0866 ppm. -
Logam Cd Pada pengukuran yang dilakukan terhadap larutan standar Cd, diperoleh data seperti yang terlihat pada tabel 4. Berdasarkan data-data dari tabel 4, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan persamaan garis regresi, diperoleh hubungan linier dengan persamaan regresi Y = 0,2703X 0,0016, dengan koefisien korelasi (r) = 0,9998. Konsentrasi logam Cd di dalam sampel setelah dihitung berdasar persamaan regresi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5. Hasil analisis konsentrasi logam Cd
-
Logam Tembaga (Cu) Pada pengukuran yang dilakukan terhadap larutan standar Cu, diperoleh data seperti yang terlihat pada tabel 2. Berdasarkan data-data dari tabel 2, dapat dilkukan perhitungan untuk mendapatkan persamaan garis regresi, diperoleh hubungan linier dengan persamaan regresi Y = 0,0823 X +
No
Kode sampel
Konsentrasi (ppm)
1
A
0,0007 ≤ µ ≤ 0,0023
2
B
0,0010 ≤ µ ≤ 0,0044
3
C
0,0009 ≤ µ ≤ 0,0029
4
D
0,0012 ≤ µ ≤ 0,0034
5
E
0,0013 ≤ µ ≤ 0,0041
Tabel 2. Data pengukuran absorbansi larutan standar Cu Konsentrasi
Absorbansi
Rata-rata
(ppm)
I
II
III
IV
V
VI
0,0000
0,0001
0,0002
0,0001
0,0001
0,0002
-0,0002
0,0001
0,4000
0,0358
0,0351
0,0359
0,0350
0,0352
0,0358
0,0355
0,8000
0,0658
0,0650
0,0659
0,0658
0,0651
0,0656
0,0655
1,2000
0,0998
0,0991
0,0998
0,0990
0,0990
0,0997
0,0994
1,6000
0,1329
0,1333
0,1340
0,1354
0,1347
0,1346
0,1342
2,0000
0,1644
0,1641
0,1647
0,1645
0,1649
0,1646
0,1645
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 y No. 4 y Desember 2005
311
Karangan Asli
terlihat pada tabel 6. Berdasarkan data-data dari tabel 6, dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan persamaan garis regresi, diperoleh hubungan linier dengan persamaan regresi Y = 0,0144X + 0,0002 , dengan koefisien korelasi (r) = 0,9995.
Diperoleh kadar logam Cd sebenarnya yaitu 0,0007 ppm ≤ µ ≤ 0,0044 ppm. -
Logam Pb Pada pengukuran yang dilakukan terhadap larutan standar Pb, diperoleh data seperti yang Tabel 6. Data pengukuran absorbansi larutan standar Pb Konsentrasi
Absorbansi
Rata-rata
(ppm)
I
II
III
IV
V
VI
0,0000
0,0004
0,0005
0,0005
0,0005
0,0004
0,0005
0,0005
0,4000
0,0058
0,0050
0,0059
0,0057
0,0059
0,0058
0,0057
0,8000
0,0118
0,0116
0,0116
0,0117
0,0118
0,0119
0,0117
1,2000
0,0173
0,0172
0,0173
0,0171
0,0172
0,0173
0,0172
1,6000
0,0230
0,0232
0,0230
0,0234
0,0235
0,0232
0,0232
2,0000
0,0292
0,0290
0,0289
0,0292
0,0290
0,0288
0,0290
Tabel 7. Data pengukuran absorbansi larutan standar Hg Konsentrasi
Absorbansi
Rata-rata
(ppm)
I
II
III
IV
V
VI
0,0000
0,0000
0,0002
0,0001
0,0003
0,0003
0,0002
0,0002
10,0000
0,0023
0,0024
0,0021
0,0022
0,0023
0,0021
0,0022
20,0000
0,0041
0,0043
0,0047
0,0044
0,0043
0,0047
0,0044
30,0000
0,0069
0,0068
0,0069
0,0068
0,0067
0,0065
0,0068
40,0000
0,0087
0,0089
0,0089
0,0094
0,0091
0,0093
0,0091
50,0000
0,0118
0,0112
0,0112
0,0111
0,0116
0,0112
0,0113
Tabel 8. Hasil analisis kuantitatif logam Cu, Cd, Pb, Hg secara spektrofotometer Serapan atom No
Logam yang dianalisis
Konsentrasi (ppm)
Persyaratan SNI 01-3553-1996
1
Cu
0,0022 ≤ µ ≤ 0,0866
0,500 ppm
2
Cd
0,0007 ≤ µ ≤ 0,0044
0,005 ppm
3
Pb
Tidak terdeteksi
0,005 ppm
4
Hg
Tidak terdeteksi
0.001 ppm
Tabel 4. Data pengukuran absorbansi larutan standar Cd Konsentrasi (ppm)
312
Absorbansi
Rata-rata
I
II
III
IV
V
VI
0,0000
-0,0005
0,0004
0,0007
0,0015
0,0008
0,0008
0,0006
0,4000
0,1019
0,1018
0,1017
0,1016
0,01018
0,1016
0,1017
0,8000
0,2176
0,2184
0,2190
0,2197
0,2195
0,2190
0,2189
1,2000
0,3187
0,3196
0,3194
0,3199
0,3192
0,3195
0,3194
1,6000
0,4291
0,4317
0,4337
0,4370
0,4346
0,4337
0,4333
2,0000
Kedokteran Nusantara 38 y No. 0,5387Majalah 0,5382 0,5383 0,5385Volume0,5684
4 y0,5389 Desember 0,5385 2005
Hayati Lubis, dkk.
-
Logam Hg Pada pengukuran yang dilakukan terhadap larutan standar Hg, diperoleh data seperti yang terlihat pada tabel 7. Berdasarkan data-data dari tabel 7, dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan persamaan garis regresi, diperoleh hubungan linier dengan persamaan regresi Y= 0,0002X + 0,0007, dengan koefisien korelasi (r) = 0,9996 Hasil analisis kuantitatif logam Pb dan Hg menunjukkan bahwa logam ini tidak terdeteksi oleh alat, sedangkan logam Cu dan Cd memberikan hasil yang positif, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 8. Dari tabel di atas terlihat bahwa logam Pb dan Hg tidak terdeteksi, hal ini kemungkinan disebabkan oleh : Sampel yang dianalisis tidak tercemar oleh logam yang bersangkutan. Sampel yang dianalisis kemungkinan tercemar oleh logam yang bersangkutan dalam jumlah yang sangat kecil sehingga tidak terdeteksi oleh alat yang mempunyai kepekaan 0,001 ppm. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa konsentrasi logam Cu dan Cd berada di bawah konsentrasi batas maksimum yang diizinkan.
Pemeriksaan Cemaran Bakteri dan …
DAFTAR PUSTAKA 1.
Azwar, A. (1996). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Cetakan ke delapan, Jakarta. Mutiara Sumber Widya. Halaman : 31.
2.
Waspada Sabtu, 26 april 2003. Air Isi Ulang Terkontaminasi Bakteri. Halaman : 1.
3.
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. (1994). Pengujian Kualitas Air Sumber dan Limbah Cair. SNI 06-2462-1991, SNI 06-251-1991, SNI 06-2517-1995, SNI 06-2464-1991.
4.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan. (1992). Cemaran Logam Raksa. SNI 19-2896-1992. Halaman : 7
5.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan. (1996). Air Minum Dalam Kemasan. SNI 01-3553-1996.
6.
DitJen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Halaman : 649, 691, 733, 682.
7.
Harian Jawa Post, Kamis, 27 Maret 2003. Se-babkan Kanker dan Diare. Halaman: 3.
8.
Widodo, P dan Laksono, H. (2003). Lampu Kuning Air Isi Ulang. Farmakosindo, edisi 2/tahun I/Juli. Halaman : 82-84.
9.
Difco Laboratories. (1997). Difco Manual of Dehydrated Culture Media and Reagents for Microbiological and Clinical Laboratories Procedures. Ninth edition. Michingan : Detroid. Pages :31-32, 135, 158, 173, 176-177.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pemeriksaan terhadap 5 sampel, menunjukkan bahwa semua sampel memenuhi syarat bakteriologis seperti yang tertera pada SNI 01-3553-1996. Dari sampel yang diperiksa terdapat konsentrasi logam Cu dan Cd yang tidak melewati ambang batas kadar maksimal seperti tertera pada SNI 01-3553-1996 Logam Pb dan Hg tidak terdeteksi oleh alat. Saran Diharapkan agar Pemerintah melakukan pemeriksaan terhadap depo air minum isi ulang secara rutin atau periodik, untuk menjamin mutu air minum yang dihasilkan.
10. Vogel. (1989). Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi 4. EGC kedokteran. Jakarta. Halaman : 942. 11. Fardiaz, Srikandi. (1992). Polusi Air dan Udara. Bogor. Penerbit Kanisius. Halaman : 42-43, 46. 12. Khopkar, M. (2002). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta. Universitas Indonesia Press. Halaman : 274-287. 13. De Lux Putra, E. (2003). Spektrometer Absorpsi Atom. Medan. Program Pascasarjana bidang studi Ilmu Farmasi USU. Halaman : 10
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 y No. 4 y Desember 2005
313