Modul 9
MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN KONTEN JARDIKNAS
PEMBUATAN MEDIA VIDEO Penulis: Drs. JAKA WARSIHNA, M.Si
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN 2010
DAFTAR ISI PENDAHULUAN ..............................................................................................................
3
TUJUAN ..........................................................................................................................
4
Kegiatan Belajar 1 : MEDIA PEMBELAJARAN .............................................................
5
TUJUAN ........................................................................................
5
URAIAN MATERI ..........................................................................
5
1.
Pengertian media Pembelajaran .............................................
6
2.
Kontribusi media dalam pembelajaran ....................................
7
3.
Klasifikasi dan jenis media pembelajaran................................
8
4.
Karakteristik media video pembelajaran .................................
8
5.
Prosedur Pengembangan Media Video Pembelajaran ...........
9
SIMPULAN ..................................................................................... 10 LATIHAN ........................................................................................ 10
Kegiatan Belajar 2 : PRAPRODUKSI
.......................................................................... 11
TUJUAN ......................................................................................... 11 URAIAN MATERI............................................................................ 11 1.
Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan ........................................ 11
2.
Analisis Sasaran ...................................................................... 12
3.
Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV) ............... 13
4.
Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV)..................... 14
5.
Penyusunan Naskah .............................................................. 14
6.
Pengkajian Naskah.................................................................. 17
SIMPULAN .................................................................................... 18 LATIHAN ........................................................................................ 18
Kegiatan Belajar 3 : PRODUKSI ................................................................................... 19 TUJUAN ........................................................................................ 19 URAIAN MATERI ........................................................................... 19 1.
Rembuk Naskah ...................................................................... 19
2.
Penentuan Tim Produksi ........................................................ 19
3.
Membuat Shooting Scrip ......................................................... 21
4.
Penyusunan Anggaran ............................................................ 21
5.
Casting (Pencarian Pemain) ................................................... 21
6.
Hunting (Pencarian Lokasi Shooting) ...................................... 21
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
1
Pembuatan Media Video
7.
Cru Metting (Rapat Tim Produksi) .......................................... 22
8.
Seting Lokasi .......................................................................... 22
9.
Pengambilan Gambar.............................................................. 22
SIMPULAN ..................................................................................... 37 LATIHAN ....................................................................................... 37
Kegiatan Belajar 4 : PASCAPRODUKSI
.................................................................... 38
TUJUAN ......................................................................................... 38 URAIAN MATERI .......................................................................... 38 1.
Editing (Penggabungan dan Pemilihan Gambar)..................... 38
2.
Mixing (Pengisian Musik) ....................................................... 42
3.
Preview .................................................................................. 42
4.
Ujicoba .................................................................................... 43
5.
Revisi ..................................................................................... 43
6.
Distribusi/Penyiaran ................................................................ 44
SIMPULAN .................................................................................... 44 LATIHAN ....................................................................................... 44 PENUTUP ......................................................................................................................... 45 DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................... 46
TES AKHIR MODUL ....................................................................................................... 47 KUNCI TES AKHIR MODUL ............................................................................................ 48 LAMPIRAN ....................................................................................................................... 50
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
2
Pembuatan Media Video
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO/TELEVISI PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN Saat ini pendidikan di Indonesia sedang mengalami masalah yang cukup serius yaitu mutu pembelajaran. Bicara mutu pembelajaran yang langsung berkaitan yaitu guru dan siswa. Sebenarnya masih banyak yang berkaitan dengan masalah tersebut yaitu manajemen Sekolah, orangtua, lingkungan sekolah, Pengawas, Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten, Dinas Pendidikan Provinsi dan Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional yang bertanggung jawab mengelola pendidikan secara nasional di dalam Rencana Strategis (Renstra) tahun 2004 – 2009, telah menggariskan beberapa arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional, antara lain (1) mengupayakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik. Untuk mewujudkan yang telah digariskan di dalam Renstra tersebut, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PUSTEKKOM) berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 38 Tahun 2008 mempunyai tugas dan fungsi sebagai pengelola pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan. Salah satu teknologi komunikasi dan informasi yang mampu menjangkau masyarakat luas dan sekaligus paling populer adalah media video/televisi. Saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia telah memiliki video/televisi atau bisa mengakses informasi dari televisi. Bahkan sebagian besar dari kehidupan manusia tidak terlepas dari televisi. Potensi televisi untuk pendidikan tidak perlu diragukan lagi. Pengalaman dari beberapa negara tetangga baik negara maju maupun negara berkembang telah menunjukkan bahwa pendayagunaan video/televisi untuk pendidikan telah memetik manfaat yang tidak kecil. Beberapa negara telah memiliki siaran televisi pendidikan, seperti Cina, Malaysia, Australia, Inggris, Amerika, dan banyak lagi negara lain.
Indonesia sesungguhnya juga telah lama memiliki kesadaran akan adanya potensi televisi untuk membantu memecahkan masalah pendidikan, paling tidak hal itu ditunjukkan dengan diproduksinya video-video pembelajaran baik untuk pendidikan formal
SD
–
PT,
pendidikan
nonformal,
dan
pendidikan
informal,
serta
diselenggarakannya siaran televisi pendidikan pada tahun 1984 di TVRI yaitu sinetron serial Aku Cinta Indonesia (ACI), kemudian diikuti oleh siaran pendidikan di TPI pada
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
3
Pembuatan Media Video
tahun 1990 sampai dengan 1995, di Indovision, dan sekarang ini ada Televisi Edukasi (TVE). Untuk menyediakan video pembelajaran dan menyelenggarakan siaran televisi pendidikan ini diperlukan sebuah materi siaran berupa rekaman video yang harus memenuhi kriteria yang sesuai dengan sasaran, yaitu untuk peserta pendidikan. Proses pembuatan materi siaran harus memenuhi kaidah tertentu yaitu dengan prinsip-prinsip teknologi pembelajaran. Untuk itulah berbagai pihak termasuk guru, perlu memiliki pengetahuan cara membuat video/siaran televise pembelajaran.
B. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat mengetahui tahapan pengembangan media video/televisi pembelajaran yang meliputi: 1.
media video pembelajaran
2.
praproduksi;
3.
produksi; dan
4.
pasca produksi.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
4
Pembuatan Media Video
Kegiatan Belajar 1
MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN
TUJUAN Setelah mempelajari kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan : 1.
Pengertian media
2.
Kontribusi media dalam pembelajaran
3.
Klasifikasi dan jenis media pembelajaran
4.
Karakteristik media video pembelajaran
URAIAN MATERI 1.
Pengertian Media Pendidikan Kata media berasal dari bahasa Latin sebagai bentuk jamak dari medium. Batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Saat ini para pengelola pendidikan semakin sadar pentingnya media yang membantu pembelajaran. Proses kesadaran ini tumbuh secara gradual. Proses perubahan dari pemanfaatan perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori serta dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan menjadi bervariatif dan secara luas. Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran semakin menuntut media yang bervariasi pula. Proses belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar. AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu: a.
Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.
b.
Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
c.
Bahan;merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
5
Pembuatan Media Video
head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software). d.
Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder, dan sebagainya.
e.
Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.
f.
Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.
Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pendidikan. Pertanyaan yang sering muncul pada guru, seberapa pentingkah media pembelajaran? Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran,karena
proses
belajar
mengajar
hakekatnya
adalah
proses
komunikasi,penyampaian pesan dari pengajar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding. Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak. Kegagalan/ ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat atau diamati akan menghambat proses pembelajaran. Kegagalan/ketidakberhasilan atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima. Lantas dimana fungsi media? 2.
Kontribusi Media dalam pembelajaran Sejak mulai adanya pendidikan, seseorang mengajar sudah memanfaatkan media. Namun jenis media dari waktu ke waktu terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Secara umum media mempunyai kegunaan: a.
memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b.
mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
c.
menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
6
Pembuatan Media Video
d.
memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
e.
memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985: a.
Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
b.
Pembelajaran dapat lebih menarik
c.
Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d.
Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e.
Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f.
Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
g.
Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
h.
Peran guru berubahan kearah yang positif
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topiktopik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula. 3.
Klasifikasi & Jenis Media KLASIFIKASI
JENIS MEDIA
Media yang tidak diproyeksikan
Realia, model, bahan grafis, display
Media yang diproyeksikan
OHT, Slide, Opaque
Media audio
Audio K aset, Audio V ission, aktive Audio Vission
Media video
Video
Media berbasis komputer Multimedia kit
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
Computer A ssisted I nstructional ( Pembelajaran Berbasis Komputer) Perangkat praktikum
7
Pembuatan Media Video
Dari berbagai jenis media tersebut, pada kesempatan ini khusus akan dibahas media video/televisi. Media video/televisi biasa disebut audio visual, artinya media ini merupakan gabungan antara suara dan gambar. 4.
Karakteristik Media Video/Televisi Pembelajaran Sebagai sebuah media pembelajaran, video/televisi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Adapun karakteristik media video agak berbeda dengan media televisi. Perbedaan itu terletak pada penggunaan dan sumber. Media video dapat digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran. Namun secara umum kedua media ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu: a.
Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
b.
Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
c.
Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
d.
Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).
Adapun media video/televisi pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. •
Kelebihan -
Dapat menstimulir efek gerak
-
Dapat diberi suara maupun warna
-
Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
-
Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
-
Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (video) control pada pengguna.
•
Kekurangan -
Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
-
Memerlukan tenaga listrik
-
Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya
-
Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi) kontrol pada pengelola.
-
Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui telepon/sms).
-
Dan lain sebagainya.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
8
Pembuatan Media Video
5.
Prosedur Pengembangan Media Video Pembelajaran Saat ini banyak kita temukan media video pembelajaran. Pembuatan media ini tidaklah terlalu sulit, yang penting ada kemauan dan semangat untuk berkarya. Hampir setiap orang dapat membuat media video pembelajaran, yang membedakan yaitu kualitas dan kebermanfaatan dari hasilnya. Untuk membuat media video pembelajaran secara umum ada tiga tahap yaitu: a.
Praproduksi Tahap praproduksi melalui tahap yang panjang dan menentukan keberhasilan pada tahap selanjutnya. Tahap ini merupakan perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan hasil yang akan dicapai. Tahap ini meliputi:
Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan
Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV)
Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV)
Penyusunan Naskah
Pengkajian Naskah
Hasil akhir dari tahap praproduksi yaitu naskah video pembelajaran yang telah disetujui oleh pengkaji dan dinyatakan kebenarannya, sehingga naskah tersebut laik produksi.
b. Produksi Produksi merupakan tahap selajutnya setelah naskah diterima oleh Produser dan Sutradara. Untuk menghasilkan gambar dan suara sesuai dengan keinginan penulis naskah, maka pada tahap ini harus dilakukan berbagai kegiatan, meliputi:
Rembuk Naskah
Penentuan Tim Produksi
Casting (Pencarian Pemain)
Hunting (Pencarian Lokasi Shooting)
Cru Metting (Rapat Tim Produksi)
Pengambilan Gambar
Hasil akhir dari kegiatan produksi yaitu sekumpulan gambar dan suara dari lapangan yang siap diserahkan kepada editor untuk dipilih sesuai naskah.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
9
Pembuatan Media Video
c.
Pascaproduksi Setelah sekumpulan gambar dan suara diterima oleh editor, maka langkah selanjutnya yaitu tahap pemilihan gambar dan suara yang terbaik. Gambar dan suara tersebut kemudian disambung-sambung. Tahap ini cukup panjang, yaitu meliputi:
Editing (Penggabungan dan Pemilihan Gambar)
Mixing (Pengisian Musik)
Preview
Ujicoba
Revisi
Distribusi/Penyiaran
Hasil akhir dari kegiatan ini yaitu sebuah media video pembelajaran yang siap dimanfaatkan oleh siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas.
SIMPULAN Di dalam proses pembelajaran kadang guru sulit menjelaskan suatu konsep yang abstrak atau jauh dari kehidupan siswa. Saat itulah guru memerlukan media. Terdapat banyak jelas media, pengelompokkan jenis-jenis media lebih didasarkan pada pemanfaatannya (indera) dan peralatan yang dipakai untuk membuat dan menyajikan. Untuk memilih media mana yang tepat untuk menyajikan materi pembelajaran perlu mengetahui karakteristik materi yang akan disajikan disesuaikan dengan jenis medianya. Media video merupakan media yang akrab di sekitar siswa dan guru. Media video pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan untuk dimanfaatkan di kelas. Untuk membuat media video pembelajaran tidaklah terlalu sulit, yang penting ada kemauan dan semangat untuk berkarya. Untuk menghasilkan media video pembelajaran melalui beberapa tahap yaitu praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.
LATIHAN Jelaskan manfaat media dalam pembelajaran.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
10
Pembuatan Media Video
Kegiatan Belajar 2
PRAPRODUKSI
TUJUAN Setelah mempelajari kegiatan 2, peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan tahapan dalam kegiatan praproduksi media video pembelajaran, yaitu: 1.
Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan
2.
Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV)
3.
Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV)
4.
Penyusunan Naskah
5.
Pengkajian Naskah
URAIAN MATERI Pembuatan program video/televisi pembelajaran berbeda dengan pembuatan program televisi secara umum. Pembuatan program video/televisi untuk pembelajaran selalu didahului dengan serangkaian kegiatan yang panjang. Media video/televisi merupakan salah satu media massa yang populer di masyarakat. Untuk menyiapkan materi pembelajaran (praproduksi) baik dalam bentuk media video maupun siaran televisi harus melalui tahapantahapan: 1.
Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan Untuk memulai suatu karya apapun dimulai dengan sebuah ide/gagasan. Demikian juga pembuatan media video pembelajaran. Untuk menemukan ide, dapat dari mana saja, misalnya pengalaman mengajar di kelas, lingkungan, permasalahan, buku, siaran TV, siaran radio, surat kabar, dan lain sebagainya. Khusus pembuatan media video/televisi pembelajaran sebaiknya ide diambil dari kurikulum yang berlaku saat itu. Misalnya media tersebut akan digunakan oleh siswa SD/SMP/SMA, maka idenya sebaiknya dari kurikulum SD/SMP/SMA, sesuai sasaran yang akan memakai media tersebut. Kurikulum di sini merupakan acuan utama di dalam pemilihan kompetensi yang akan diajarkan kepada siswa melalui media video/televisi. Di dalam penelaahan kurikulum harus dilakukan oleh guru dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Guru yang menelaah harus sesuai dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan jenjangnya. Maksudnya materi SD harus ditelaah oleh guru SD, materi SMP oleh guru SMP, dan seterusnya.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
11
Pembuatan Media Video
Peranan ahli materi adalah untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini. Sedangkan ahli media harus mengkaji agar di dalam pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media video/televisi sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media video/televisi secara menarik. Dengan demikian ahli media harus menjaga agar nantinya setelah materi tersebut dibuat dalam media video/televisi menarik untuk dilihat siswa dan menambah pengetahuan. Di dalam penelaahan kurikulum ini biasanya untuk seluruh media dan hasilnya disebut Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM). PDKBM merupakan acuan tahapan selanjutnya yaitu penyusunan GBIM. Langkah-langkah pembuatan PDKBM yaitu, pertama semua kompetensi dan indikator untuk satu jenjang harus masuk, kemudian untuk mencapai kompetensi tersebut diperlukan indikator apa saja. Dari indikator inilah akan ditentukan media yang akan dipakai dalam pembelajaran selama satu tahun atau satu jenjang. Media yang biasa digunakan yaitu media cetak, video, audio, presentasi, multimedia, dan internet. Contoh PDKBM: POLA DASAR KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (PDKBM) Mata Pelajaran
:
Bahasa Indonesia
Kelas
:
7 (1 SMP)
Standar
No
Kompetensi
1
Kompetensi Dasar
Media Indikator - Siswa mampu
C A V M I
Siswa mampu
Siswa mampu
mengemukakan
mengemukakan
berbicara di
tahun, judul,
pendapat dalam
pendapatnya dalam
depan umum
penerbit,
berbagai
berbagai kesempatan
kesempatan
dalam bentuk lisan
secara lisan dan
dan tulisan.
- Siswa mampu
v
v
v
v
v
v
Pustaka Penulis,
v
kota.
menulis surat
tertulis.
2.
Analisis Sasaran Dalam proses komunikasi, agar komunikasi berjalan dengan lancar, kita perlu mengenali sasaran dengan baik. Untuk mengenali sasaran dapat dilihat dari psikologis. Dari aspek ini dilihat berkaitan, antara lain:
Usia (Paud, anak, remaja, umum)
Pengalaman
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
12
Pembuatan Media Video
Pendidikan (Formal, informal, atau nonformal)
Ekonomi (bawah, menengah, atau atas)
Geografi (kota besar, kota kabupaten, pinggiran, pedesaan, pegunungan, pantai, dsb).
3. Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV) Di dalam PDKBM sudah tampak jelas standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, serta jenis media yang akan dikembangkan untuk mencapai pembelajaran selama periode tertentu. Dalam PDKBM tersebut juga sudah ditentukan ada jenis media video/televisi, sehingga standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator tersebut dipilih untuk dikembangkan menjadi media video, sedangkan media lain dikembangkan lain waktu. Penyusunan Garis Besar Isi Media (GBIM) untuk media video dilakukan oleh guru dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi mengkaji kebenaran dan kecukupan materi, sedangkan ahli media mengkaji kemenarikan materi tersebut untuk divideokan. GBIM merupakan acuan tahapan selanjutnya dalam penyusunan JM. Contoh GBIM: GARIS BESAR ISI MEDIA VIDEO (GBIMV) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas NO 1
: 7 (1 SMP) Kompetensi Dasar Siswa mampu
Indikator
Materi Pokok
- Siswa
Penerapan
Topik/
Konsep
Judul Pidato
Pustaka
Cara
Berpidato
mengemukakan
mampu
berbicara di
pada rapat
Penulis, tahun,
pendapatnya dalam
berbicara
depan umum
OSIS.
judul,
berbagai kesempatan
di depan
penerbit,
dalam bentuk lisan
umum
kota.
dan tulisan.
4. Penyusunan Jabaran Materi (JM) Setelah GBIM selesai disusun, maka langkah selanjutnya yaitu penyusunan Jabaran materi (JM). JM disusun oleh guru dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Di dalam JM harus diuraikan secara lengkap materi yang akan diangkat dalam media video serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa. Pemilihan aplikasi ini harus disesuaikan dengan lingkungan siswa. Salah dalam pemilihan aplikasi akan menyebabkan materi tersebut sulit dipahami oleh siswa.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
13
Pembuatan Media Video
Contoh JM: JABARAN MATERI MEDIA VIDEO (JMV) Mata Pelajaran
:
Bahasa Indonesia
Kelas
:
7 (1 SMP)
NO
Kompetensi
1
Siswa mampu
Indikator
Topik/ Judul Pidato S
Uraian Materi Cara berbicara di
Penerapan Konsep Berpidato
Pustaka Penulis,
mengemukaka
i
depan umum:
pada rapat
tahun,
n pendapatnya
e
ketika kita
OSIS.
judul,
dalam
p
berbicara di
penerbit,
berbagai
a
depan umum kita
kota.
kesempatan
n
harus
dalam bentuk
memperhatikan:
lisan dan
u
kepada siapa kita
tulisan.
m
berbicara, di
u
mana, kapan,
m
dalam situasi apa, dan berbicara masalah apa?
5. Penulisan Naskah Setelah JM selesai disusun, langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah. Naskah disusun oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah. Seseorang dianggap mampu menulis naskah salah satu syaratnya yaitu pernah mengikuti pelatihan penulisan naskah video/televisi pembelajaran dan dinyatakan lulus, atau pernah menulis naskah video/televisi lain dan diproduksi. Tahapan yang harus dilakukan untuk menulis naskah video/televisi pembelajaran yaitu: -
Mempelajari GBIMV dan JMV
-
Mencari buku referensi yang dianjurkan serta sumber lain yang barkaitan.
-
Melakukan riset lapangan, untuk menemukan aplikasi atau penerapan konsep yang dibahas, sebagai ilustrasi dan adegan yang akan diambil dalam naskah.
-
Menyusun identifikasi naskah, sinopsis, dan treatmen (urutan sajian naskah), kemudian dikonsultasikan kepada ahli materi dan ahli media agar mendapatkan masukan dari kebenaran aplikasi atau penerapan konsep serta kemenarikannya.
-
Visualisasi ide: sinopsis dan treatmen yang sudah disetujui kemudian dikembangkan dalam uraian visual dan audio menjadi sebuah naskah. Langkah awal penulisan naskah, sebaiknya dimulai dari uraian visual dari detik awal hingga akhir dan sebisa mungkin juga sudah digambarkan durasi dari visual tersebut. Setelah uraian visual lengkap kemudian dilengkapi dengan audio.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
14
Pembuatan Media Video
Dalam audio meliputi musik, narasi, sound efeks, direct sound, dll, mulai dari pembuka sampai penutup program. -
Memilih format penulisan Naskah. Format penulisan naskah secara umum ada dua macam yaitu satu kolom dan dua kolom. Untuk program pembelajaran yang dianjurkan adalah format dua kolom.
Contoh Naskah Satu Kolom 15. INT. RUANG TUNGGU STASIUN GAMBIR – MALAM Stasiun penuh sesak dengan calon penumpang kereta api berbaur dengan para pengantar. ANI berdiri bersandar di tiang. Di depannya ANDI mempermainkan kertas yang dipegangnya. Sesekali ia memandang muka ANI. Orang-orang di sekitarnya tidak menaruh perhatian pada kedua anak muda tersebut. ANDI memandang wajah ANI agak lama. ANDI: Jadi kamu benar-benar tidak mau kembali lagi. ANI menggelengkan kepalanya. Wajahnya terlihat tanpa ekpresi. ANDI memandang wajah ANI. Beberapa saat kemudian ia menarik napas dalam-dalam. ANDI (dengan nada sendu): Kalau keputusanmu itu sudah bulat, aku teentunya tidak bisa apa-apa lagi. Hanya saja kalau kamu pikiran, tolong hubungi aku. Kamu kan masih menyimpan alamatku.
berubah
ANI masih diam. Ujung kakinya digerak-gerakkan seolah sedang menulis sesuatu di lantai. Ia kemudian mengangkat mukanya. Pandangannya menerawang. DISSOLVE TO
NO
2
VISUAL LIVE-EXT-(SAMPAH) - LALAT2 BERTERBANGAN MENGERUMUNI BIJI DURIAN - PESAWAT TERBANG TAKE OFF SAMPAI MENGUDARA - ORANG2 YANG LEWAT KEBAUAN, MENUTUPI HIDUNG - BCU LALAT TERBANG MENUJU KAMERA S/I ?
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
AUDIO NARASI SEEKOR LALAT DAPAT DIUMPAMAKAN SEBUAH PESAWAT TERBANG, IA DAPAT TERBANG DGN KECEPATAN YANG SAMA DGN PESAWAT TERBANG. PERCAYAKAH KAMU? BAIKLAH KITA AKAN MEMPELAJARI LEBIH JAUH LAGI BAGAIMANA SEBENARNYA MISTERI YG ADA PADA SEEKOR LALAT.
15
Pembuatan Media Video
-
Menentukan format sajian: format sajian secara umum ada banyak, misalnya: dokumenter, feature, kuis, news, presenter, naratif, dsb. Pilihlah yang tepat sesuai materi dan kemenarikan
-
Metode pembelajaran: Naskah video/televisi pembelajaran sebaiknya ditulis dengan memperhatikan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang secara umum digunakan yaitu: Contoh format sajian program pembelajaran: N O
VISUAL
AUDIO
SEGMEN 1 TUNE 1 PEMBUKA
MUSIK
OPENING/BRIGING 2 (apersepsi)
LIVE/MONTAGE SHOT
SAJIAN 3 MATERI
LIVE
REPETISI 4
LIVE
LATIHAN 5
SOAL
JAWABAN 6
MUSIK
BUMPER 7 BRIGING 8 SEGMEN 2 Contoh lengkap naskah satu segmen: terlampir.
-
Pengemasan secara edutainmen: Hal lain yang harus diperhatikan di dalam menulis naskah adalah kemenarikan program. Istilah umum untuk program pembelajaran penyajiannya yaitu secara edutainmen, artinya mendidik dan menghibur (perlu dan menarik). Untuk membuat menarik ada beberapa cara, misalnya adanya konflik, lucu, human interes (menyentuh perasaan), bintang, terkenal, berbeda, mutakhir, dsb.
LANGKAH PRAKTIS (TIP) MENULIS NASKAH: -
Lihat indikator dan materi yang akan disajikan.
-
Pilih format sajian sesuai karakteristik materi yang disajikan (misalnya; game, kuis, dll)
-
Bumper Tune dibuat animasi tiga dimensi yang mewakili identitas program.
-
Teaser (pembuka) berupa adegan yang menggambarkan materi yang akan dibahas atau montage shot (cuplikan gambar), dan bisa juga dalam bentuk komedi atau tragedi untuk menarik perhatian penonton.
-
Isi bagian visual dengan perintah deskripsi atau gunakan istilah teknis pertelevisian.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
16
Pembuatan Media Video
-
Utamakan visual gerak, berwarna, kalau bisa tiga dimensi, dan detail sesuai narasi
-
Penulisan Caption harus sesuai kaidah bahasa dan singkat, tidak lebih dari lima baris.
-
Sajikan materi dengan menarik, jelas, dan mudah diingat penonton.
-
Repetisi atau pengulangan tidak persis sama dengan sajian materi.
-
Latihan dibuat dalam bentuk soal tertutup (pilihan ganda), sebagai bentuk penguatan sajian materi.
-
Kolom audio diberi musik, sound effect, dialog, presenter, direct sound, embience, narator sesuai dengan kebutuhan. Audio sebagai penguat atau penjelasan visual yang masih belum jelas.
-
Narasi sebaiknya tidak menggurui, kalimat tidak terputus-putus, bersifat memotivasi, dialog disesuaikan dengan situasi dan kondisi, kalau presenter sebaiknya komunikatif, singkat, dll.
6.
Dan lain sebagainya.
Pengkajian Naskah Setiap naskah harus dikaji oleh ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Ahli materi mengkaji aspek sajian materi dan aspek pembelajaran. Dari aspek materi misalnya: kesesuaian materi dengan kurikulum (standar isi) kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Ahli media mengkaji dari aspek penyajian (media), misalnya: kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik media video, karakteristik pemain, perwatakan, animasi, adegan, konflik, musik, sound effect, format program, alur program dll. Sedangkan ahli bahasa mengkaji kaidah dan pilihan kata sesuai dengan karakteristik sasaran. Ahli bahasa mengkaji dari aspek kebahasaan. Aspek ini meliputi: pilihan kata, penggunaan kalimat, hubungan antar paragraf, tanda baca, ejaan, dsb. Khusus untuk naskah bagi pendidikan informal, misalnya berupa sinetron, kartun, dan sebagainya, perlu juga dikaji oleh ahli psikhologi. Naskah dinyatakan final dan siap untuk diproduksi apabila sudah disetujui dan ditandatangani oleh ketiga pengkaji tersebut. Di sinilah kegiatan akhir dari praproduksi. Naskah yang sudah dinyatakan final/laik produksi selanjutnya diserahkan kepada Sutradara untuk diproduksi.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
17
Pembuatan Media Video
SIMPULAN Tahap praproduksi merupakan tahap perancangan/perencaaan yang akan menjadi kunci keberhasilan tahap selanjutnya. Di dalam tahap praproduksi khusus untuk media video/pembelajaran berbeda dengan nonpembelajaran. Perbedaan itu terletak pada mulai pencarian ide/eksplorasi gagasan sampai tahap penentuan tujuan, sasaran, penentuan materi.
Media
video/televisi
pembelajaran
harus
mengacu
kurikulum,
sedangkan
nonpembelajaran bebas. Naskah media video/televisi pembelajaran harus dikaji oleh ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Khusus untuk naskah sinetron dan kartun ditambah ahli psikologi.
LATIHAN Jelaskan mengapa naskah video/televisi pembelajaran harus didasarkan pada kurikulum?
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
18
Pembuatan Media Video
Kegiatan Belajar 3
PRODUKSI TUJUAN Setelah mempelajari kegiatan 3, peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan tahapan dalam kegiatan produksi media video pembelajaran, yaitu: 1.
Rembuk Naskah (script conference)
2.
Penentuan Tim Produksi ( Production Crews)
3.
Membuat Shooting Script
4.
Penyusunan Anggaran
5.
Pemilihan Pemain (Casting)
6.
Pencarian Lokasi Shooting (Hunting)
7.
Rapat Tim Produksi (Production Meeting)
8.
Setting Lokasi /Blocking Area (Location Set)
9.
Pengambilan Gambar (Shooting)
URAIAN MATERI Setelah naskah diterima oleh Sutradara, untuk melakukan kegiatan produksi, maka langkahlangkah kegiatan yang dilakukan yaitu : 1.
Rembuk Naskah (Script Conference) Setelah Sutradara menerima dan mempelajari naskah, maka Sutradara meminta kepada Produser untuk dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi diharapkan tidak terjadi kesalahan yang fatal. Hasil dari rembuk naskah adalah Sutradara memahami naskah dengan baik sesuai dengan kemauan penulis, pengkaji materi, media, dan bahasa. Dengan demikian Sutradara akan mengubah naskah menjadi bahasa visual dan audio yang terintegrasi sehingga menjadi sebuah media pembelajaran yang enak ditonton dan bermanfaat.
2.
Pembentukan Tim Produksi (Production Crews) Setelah Sutradara memahami naskah dengan baik, langkah selanjutnya adalah membentuk Tim Produksi. Tim produksi atau kru produksi, biasa juga disebut kerabat kerja merupakan sekumpulan orang yang mempunyai profesi atau keahlian berbedabeda tetapi setelah disatukan menjadi sebuah tim yang kompak sehingga menghasilkan sebuah karya yang luar biasa.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
19
Pembuatan Media Video
Tim produksi dapat berjumlah besar dan dapat juga kecil, hal ini tergantung dari seberapa kompleks naskah yang akan diproduksi. Apabila kompleks, rumit, dan besar, maka tim produksinya besar dan lengkap, sedangkan apabila sederhana dan hanya sedikit yang diproduksi, maka tim produksinya kecil. Tim produksi yang besar terdiri dari: -
Produser
-
Sutradara + asisten
-
Cameraman + asisten
-
Soundman + asisten
-
Lightingman + asisten
-
Teknisi + Assisten
-
VTRman (Juru Rekam)
-
Switcherman (Pemadu gambar)
-
Floor Manager
-
Unit Manager/Pimpinan Unit
-
Editor + asisten
-
Animator
-
Penata Musik
-
Penata Artistik + asisten
-
Penata Rias + asisten
-
Pembantu Umum
-
Pengemudi
Kolaborasi professi di atas adalah kondisi ideal dalam sebuah produksi program video/televisi, hal tersebut sifatnya kondisional. Mereka memiliki tugas yang berbeda namun harus terintegrasi satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu mereka harus memiliki kekompakan yang baik, saling melengkapi, dan bekerjasama, mengingat semua saling ketergantungan agar mendapatkan produk yang berkualitas. Jika terjadi kekurangan personel maka kadang kala seorang crew bisa memiliki professi ganda agar pekerjaan dapat tertangani. Kondisi seperti memang
dapat dilakukan selama professi
rangkap tersebut tidak berjalan pada waktu yang bersamaan, sebagai contoh cameraman merangkap editor, hal ini karena editor bekerja pada waktu paska produksi, Sutradara merangkap Assisten atau tidak ada assisten dsb. Selain itu pula sebaiknya pemegang rangkap professi tsb benar-benar memiliki kapabilitas yang memadai baik dari sisi skil maupun kondisi fisik.,.dan
sebagainya. Prinsipnya jumlah tim dalam
produksi cukup fleksibel, tergantung kondisi pekerjaan yang dihadapi.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
20
Pembuatan Media Video
3.
Membuat Shooting Script Setelah tim produksi terbentuk dan masing-masing sudah mempelajari naskah, maka mereka melakukan rapat untuk membuat Shooting Script/story board (naskah untuk pengambiln gambar) di dalam naskah ini terdapat gambaran secara lengkap setiap adegan bahkan shot (gambara), misalnya siapa yang muncul, bagaimana gerakan, di mana posisi obyek, dan melakukan apa, kemudian di mana posisi kamera dan angle camera serta bagaimana cara pengambilan gambarnya, apakah secara tilt up, tilt down, follow, atau yang lain, kemudian di mana lampu dan bagaimana suasana yang ingin diciptakan, dan masih banyak lagi lainnya. Hal ini dilakukan sesuai dengan tuntutan naskah.
4.
Penyusunan Anggaran Penyusunan anggaran disusun berdasarkan pertimbangan berbagai hal yaitu:
5.
-
Lamanya syuting
-
Jumlah tim produksi
-
Lokasi : di studio, di luar studio, jauh dekatnya dan berapa tempat
-
Pemain : bintang atau bukan dan jumlahnya
-
Peralatan yang dipakai
-
Setting dan properti yang diperlukan.
-
Faktor kesulitan (stuntman, animasi)
-
Musik (buat sendiri atau beli hak cipta)
-
Dan lain sebagainya.
Pemilihan Pemain (Casting) Jika suatu program memerlukan pemain, maka pemain harus dipilih sesuai dengan tuntutan naskah. Kesalahan pemilihan pemain, atau karakter pemain, menyebabkan kesalahan penyampaian materi atau menjadi tidak menarik. Pemain merupakan salah satu kunci keberhasilan, memakai bintang atau tidak harus dipertimbangkan dengan matang, sebab ada untung dan ruginya. Untungnya yaitu sajian lebih menarik dan orang suka menonton
bintang,
kerugiannya
biayanya mahal.
Bukan bintang
harus
dipertimbangkan bahwa mereka betul-betul dapat menjiwai karakter yang dituntut dalam naskah. 6.
Pencarian Lokasi (Hunting) Pemilihan lokasi untuk pengambilan gambar harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan naskah. Kalau ingin mengubah lokasi syuting demi pertimbangan penghematan, perlu dibicarakan ketika rembuk naskah, atau jika dimungkinkan karena adanya teknologi
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
21
Pembuatan Media Video
(chroma key, virtual, dsb). Kalau sebab akan berakibat fatal dan ditokal ketika preview. Lokasi syuting dapat dil luar atau di studio tergantung dari kemudahan dan efektifitas dari pengambilan gambar dan tuntutan naskah. Sebab semua yang ada di naskah sudah dipertimbangkan efektifitas untuk penyampaian pesan. 7.
Rapat Tim Produksi (Production Meeting) Di dalam pertemuan ini dilakukan diskusi teknis pelaksanaan produksi, masing-masing profesi menyampaikan persiapan yang sudah dan sedang dilakukan serta mencari solusi permasalahan yang belum terselesaikan. Alat, bahan, dll sesuai dengan tugasnya. Di dalam pertemuan ini harus sudah ditemukan:
8.
-
Jadwal syuting;
-
Dana;
-
Lokasi;
-
Pemain;
-
Perizinan;
-
Kostum dan make up
-
Kamera;
-
Jenis lampu;
-
Alat pendukung;
-
Transportasi, konsumsi, dan akomodasi;
-
Keamanan;
-
Properties;
-
Musik;
-
dan lain sebagainya.
Setting Lokasi (Blocking Area /Location Set) Sebelum malakukan pengambilan gambar Sutradara bersama sama tim produksi mengadakan penataan lokasi dan setting properti sesuai yang dibutuhkan dalam naskah. Prosedur ini berlaku untuk perencanaan shoting baik di dalam maupun luar studio. Disamping itu pula penempatan camera(camera blocking) sudah harus tergambarkan dalam areal ini.
9.
Pengambilan Gambar Setelah semua persiapan telah selesai dilakukan, langkah selanjutnya yaitu produksi atau pengambilan gambar. Kegiatan produksi merupakan kegiatan untuk merubah ide dalam bentuk naskah ke bentuk gambar dan atau suara. Kegiatan Produksi harus
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
22
Pembuatan Media Video
mencari dan mendapatkan gambar dan atau suara dengan kualitas prima sesuai yang diinginkan (sesuai Naskah, Shooting Script, Story Board). Gambar
yang
kita
saksikan
di
pesawat televisi, dihasilkan dari kerja
ALAT PENANGKAP GAMBAR
sebuah Video Camera, tetapi jika yang kita saksikan hanya gambar saja,
maka
tayangan itu itu
dapat
Microphone
audio
melengkapi
ALAT PENANGKAP SUARA
tidak menarik, karena
diperlukan
peralatan
dipastikan
lainnya
gambar
PEREKAM GAMBAR DAN SUARA
dan
PENYIMPAN GAMBAR DAN SUARA
untuk
tayangan
PERALATAN DASAR PRODUKSI TV
dengan suara atau audio, selanjutnya gambar
yang dihasilkan dari Video camera dan Suara yang dihasilkan Microphone
digabungkan dalam suatu media penyimpanan dengan menggunakan Recorder.
a. PRINSIP KERJA KAMERA Secara umum prinsip kerja kamera dapat digambar seperti di bawah ini:
PRINSIP KERJA KAMERA TV
•
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
Digital Video Camera by Hanoch Tahapary
23
36
Pembuatan Media Video
b. VIDEO KAMERA Prinsip kerja video kamera dapat digambarkan sebagai berikut: •
Pembentukan gambar melalui scanning
•
Pakai C C D & Electronics circuit
•
Menyimpan gambar & suara pada media Magnetic Tape (Video Tape). Kamera produk mutakhir media penyimpanan gambar dan suara menggunakan Disc dan HardDisc (HDD)
•
Output langsung dapat dilihat pada Video Monitor
•
Dilengkapi dengan Video Tape Recorder (VTR) dan Microphone
CATEGORY OF VIDEO CAMERA 1. CONSUMER VIDEO CAMERA (HOME USED CAMERA)
Digital Video Camera by Hanoch Tahapary
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
24
5
Pembuatan Media Video
2. PROSUMER VIDEO CAMERA ( SEMI PROF. CAMERA)
6
Digital Video Camera by Hanoch Tahapary
3. PROFESSIONAL VIDEO CAMERA
Digital Video Camera by Hanoch Tahapary
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
25
7
Pembuatan Media Video
4. BROADCASTING VIDEO CAMERA (Studio Camera)
8
Digital Video Camera by Hanoch Tahapary
c.
PENGGUNAAN KAMERA Secara umum dalam pemanfaatannya, kamera digunakan untuk pencarian berita atau ENG (Electronic News Gathering) dan kelompok profesional EFP (Electronic Field Production) VIDEO CAMERA
ENG – CAMERA ( Electronic News Gathering )
EFP Camera(Electronic Field Production )
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
26
Pembuatan Media Video
CAMERA MOUNTING/ SUPPORTING
TRIPOD
Digital Video Camera by Hanoch Tahapary
45
d. MODEL KAMERA DARI SISI Prosesor -
TVBE/Tabung
-
CCD (Copel Charger Devise)
PRISMA BLOCK & CCD
CC Filter Digital Video Camera by Hanoch Tahapary
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
27
35
Pembuatan Media Video
-
Digital
DIGITAL VIDEO CAMERA • • • • •
BETACAM SX DVCAM DVCPRO Mini DV DV Professional
1
Digital Video Camera by Hanoch Tahapary
Terminologi Shot
Long Shot
Full Shot
Medium Close Up
Close Up
Medium Shot
Extreme Close Up
Bahasa Visual Kamera Gerak Kamera dapat dikelompokkan menjadi :
TILTING
PANNING (Pan Left, Pan Rigth)
TRACKING (Track In, Track Out)
ZOOMING (Zoom In, Zoom Out)
Crabbing/Dollying ( Crab L, Crab R )
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
( Tilt Up , Tilt Down )
28
Pembuatan Media Video
Mounting
Shoulder Mount
Pedestal Mount
Tripod Mount
Track Mount
Crane Mount
Camera Moving
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
29
Pembuatan Media Video
Camera Moving
Tipe Shots: Pengambilan gambar atau gambar yang dihasilkan dari sebuah kamera dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Close-Up (CU)
Big Close-Up (BCU) / Extrim Close Up
Medium Close Up (MCU)
Long shot (LS)
Medium Long Shot(MLS)
Full Shot(FS)
Terminologi Shot
Long Shot
Medium Close Up
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
Full Shot
Close Up
30
Medium Shot
Extreme Close Up
Pembuatan Media Video
BASIC SHOT CU MS
MLS
LS
PENGEMBANGAN SHOT ECU BCU
Camera Angle : Penempatan tinggi kamera sangat menentukan titik pandang mata penonton dalam menyaksikan suatu adegan, sekaligus membangun kesan psikologis penonton terhadap object tersebutLow Angle (pengambilan gambar dari bawah objek)
High Angle (pengambilan gambar dari atas objek)
Eye Level (pengambilan gambar sejajar dengan objek)
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
31
Pembuatan Media Video
Camera Angle
HIGH ANGLE SHOT & LOW ANGLE SHOT
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
32
Pembuatan Media Video
NORMAL / LEVEL SHOT
Komposisi
Garis Imaginer
Jumping
Looking room /Nose room
Head room
Walking room
MICROPHONE Microphone merupakan alat untuk menangkap suara yang kita inginkan sesuai dengan kebutuhan naskah. Suara yang diambil dapat bermacam-macam, misalnya ambiens (suara sekitar kita), direct sound (suara aslinya), sound effect (suara yang mendukung suatu kejadian/ situasi),
MICROPHONE
DEFINISI
Merupakan peralatan transducer untuk menerima getaran suara dari sumber suara dan merubahnya menjadi signal electrics (disebut dengan nama Signal Audio) Digital Video Camera by Hanoch Tahapary
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
33
43
Pembuatan Media Video
PERALATAN PENANGKAP SUARA
OMNI DIRECTION ( Tangkapan seluruh arah )
UNI DIRECTION ( Tangkapan satu arah )
BI –Direction (Tangkapan dua arah )
Microphone Jenis-jenis mikropon yang biasa digunakan untuk produksi video/televisi antara lain :
Hand Mic,
Clip-On Mic,
Gun Mic,
Shots Gun
Clip – On Microphone
Short Gun Mic
Gun Mic
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
34
Pembuatan Media Video
Karakter
Omni direction
Bi direction
Berbagai macam Microphone Dengan Karakteristiknya
Proses kerja Mikropon:
Ribbon
Dinamic
Condensor
Digital
MEDIA PENYIMPANAN Untuk menyimpan hasil pengambilan gambar dapat dalam:
Video cassette (Home use , professional, broadcast quality)
Video Disk (Hard disc, disc)
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
35
Pembuatan Media Video
MEDIA PENYIMPANAN
VIDEO KASET
HOME USE PRO BROADCAST
VHS, V8, BETAMAX SVHS, Hi-8, Mini DV
BETACAM, DV-Cam
MEDIA PEREKAM
Video casset recorder (VCR)
Video Tape recorder (VTR)
Video Disc Recorder
TATA CAHAYA Prinsip Tata cahaya -
Cahaya alam
-
Cahaya buatan
Konversi cahaya -
Cahaya alam ke cahaya buatan
-
cahaya buatan ke Cahaya alam
Teknik dasar Tata cahaya o
Key light
o
Back light
o
Fill Light
Hasil dari pengambilan gambar dan suara adalah kumpulan gambar dan suara yang jumlahnya sangat banyak dan masih bersifat acak. Gambar dan suara tersebut belum mempunyai makna dan harus disusun supaya mempunyai makna sesuai keinginan naskah.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
36
Pembuatan Media Video
SIMPULAN Ada beberapa tahap yang harus dipahami ketika kita akan memproduksi sebuah program video. Tahapan tersebut harus dilakukan agar kita menghasilkan sebuah karya yang memuaskan. Setiap tahap merupakan langkah yang akan menentukan tahapan berikutnya. Untuk mengambil gambar dan suara harus kita sesuaikan dengan kebutuhan dan sarana yang ada. Kalau kita hanya mempunyai handicam, maka kualitas gambar dan suara sudah kita ketahui, sedangkan kalau untuk kualitas siar, maka kita harus juga memakai kamera dan peralatan perekam suara yang sesuai dengan kualitas stasiun televisi yang menyiarkannya.
LATIHAN Apakah handicam dapat mengambil gambar dan suara untuk dikirimkan ke stasiun televisi? Bentuk informasi apa yang cocok dengan kondisi demikian?
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
37
Pembuatan Media Video
Kegiatan Belajar 4
PASCA PRODUKSI TUJUAN Setelah mempelajari kegiatan ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan langkahlangkah kegiatan pascaproduksi yang meliputi: 1. 2. 3. 4. 5.
Editing Mixing Preview Uji coba Distribusi
URAIAN MATERI Setelah produksi (pengambilan gambar) sudah selesai dilakukan, tahap selanjutnya yaitu pasca produksi. Kegiatan pasca produksi langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan yaitu: 1.
EDITING Editing adalah merangkai gambar dengan gambar, gambar dan suara dengan gambar, suara dengan suara menjadi satu rangkaian yang kronologis sehingga mampu menyampaikan pesan sesuai dengan naskah, dan enak ditonton, menghibur. Kegiatan ini adalah gabungan antara seni dan teknik dari bahan dasar berupa potongan gambar dan suara atau populer dengan nama clip, yang dipadukan dan diolah sehingga mempunyai arti dan makna yang jelas. Proses seni dalam video editing terdiri dari apa saja bagian yang diambil, dihapus atau digabungkan dari berbagai sumber agar menjadi satu, masuk akal dan enak untuk dilihat. Sementara proses teknik meliputi kemampuan untuk mewujudkan ide dari seni itu sendiri, bagaimana hasil seni itu bisa dinikmati oleh orang lain, bisa berupam Film, Casset Video maupun piringan Cakram (Video CD DVD ). Pada dasarnya pengertian editing adalah menghubungkan antara shot/visual atau suara dengan shot/visual atau suara yang lain dengan menggunakan bentuk transisi tertentu agar menjadi kesatuan informasi yang
berkesinambungan. Tiga bentuk edit atau
penyambungan gambar yaitu : Cut. Mix. Fade. CUT Dipergunakan untuk : -
Kontinyuitas gerak/action yang relaif cepat.
-
Menunjukkan sesuatu yang saling berkaitan ( impact )
-
Perubahan informasi atau tempat
-
dll
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
38
Pembuatan Media Video
MIX/ DISOLVING Dipergunakan untuk : -
Perubahan waktu
-
Menyampaikan dua infonnasi dalam satu frame
-
Perubahan waktu setempat secara perlahan
-
Flashback, bayangan pikiran
-
DIl
FADE Fade in ( From black screen to full image ) Dipergunakan untuk: -
permulaan program
-
permulaan scene
-
perubahan waktu
-
perubahan lokasi
-
dll
FADE Fade in ( From black screen to full image ) Dipergunakan untuk: -
permulaan program
-
permulaan scene
-
perubahan waktu
-
perubahan lokasi
-
dll
Fade out ( From fun image to black screen ) Dipergunakan untuk: -
ending program
-
ending scene
-
perpindahan waktu
-
perpindahan lokasi
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
39
Pembuatan Media Video
Editing yang total mengandung unsur : Motivasi : mengapa menggunakan cut" mix" atau fade Informasi : setiap shot adalah informasi sehingga setiap pergantian shot harus ada informasi baru Komposisi : editing tidak hanya sekedar menyambung visual atau suara saja,tetapi juga menyeleksi komposisi gambar yang baik dan layak sebagai bahan editing Suara : menyambung dialog, menempatkan suara ( Narasi atau illustrasi atmosphere) yang tepat, sesuai dengan visual dan sesuai tujuan dalam membangun image, dan emosi. Sudut pandang kamera : Variasi penyajian visual dengan berbagai sudut pandang, tetapi tetap menjaga kesinambungan informasi yang disampaikan. Kontinyuitas : kontinyuitas pesan, kontinyuitas,gerak, kontinyuitas posisi, Kootinyuitas suara. a.
Jenis editing -
Linear editing Linear editing hanya mengandalkan pada hasil gambar yang direkam kamera, dan sangat bergantung pada orang yang mengoperasikan kamera, biasanya dalam pengambilan gambar mengikuti urutan yang sudah direncanakan, karena dalam prosesnya gambar yang diambil berupa duplikat atau copy dari master shootingnya sehingga banyak terjadi penurunan kwalitas gambar akibat dari proses editing. Saat ini linear editing sudah banyak ditinggalkan karena sangat mahal, sebaliknya editing non linear sudah sangat murah dan kwalitas gambar dan suara yang cukup baik. Adanya standar membantu menjaga mutu gambar terutama setelah para pembuat komputer mengikuti format gambar DV (Digital Video) yang banyak dipakai oleh para pembuat kamera sehingga penurunan mutu gambar pada saat proses capturing bisa diminimalisasi.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
40
Pembuatan Media Video
PERALATAN EDITING
EDITING LINEAR
PRV
PGM
MONITOR VCR
VCR RECORDER
VCR PLAYER 1 CG
DIG. EFFECT
VCR PLAYER 2 VIDEO SWITCHER
AUDIO MIXER
Non Linear Editing Metode editing ini menggunakan komputer untuk melakukan proses editing. Proses ini hampir seluruhnya dilakukan secara digital dan tidak menggunakan proses mekanik terkecuali dalam meng-import dan mengeksport hasil akhir kedalam kaset atau CD. Editing ini pada dasarnya menggunakan metode “cut and Paste” Pada saat ini proses untuk mentansfer gambar dari kamera ke komputer sudah sangat mudah karena adanya interface yang kadang sudah terintegrasi pada matherboard komputer bahkan notebook yaitu port firewire atau port 1394. Perangkat lunak atau sofeware editing sudah sangat banyak dan mudah digunakan dan tidak memerlukan hardware kecuali untuk external monitor. Konsep dan aturan dasar proses editing video adalah sama, tetapi bekerja pada lingkungan digital sehingga memungkinkan editor menjadi lebih kreatif dan bebas pada setiap langkah editing, seperti merevisi dan memperbaiki hasil editan tanpa menurunkan mutu gambar. Proses video editing menjadi lebih mudah, seperti memindahkan scene atau urutan gambar cukup dengan di ”cut and paste”
sekaligus
menambahkan efek dan judul. Dengan editing digital, setelah video selesai bisa disimpan ke kaset untuk kemudian di tonton kembali atau di duplikat ke media lain seperti CD atau DVD . Komputer non-linear editing harus mempunyai kombinasi yang baik antara Ram, Hardisk dan OS, adanya konflik
antara
hardware,
software
dan
komponen
lainnya,
dapat
menyebabkan crash, hasil akhir yang direkam ke kaset dapat beragam, seperti lompat atau skipped frames (adanya frame yang hilang). Kunci
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
41
Pembuatan Media Video
dasar untuk menjadi editor video yang sukses adalah waktu, kesabaran, pemahaman pada alat yang digunakan, dan selalu mencari ide-ide baru yang inovatif, ingat video editing adalah gabungan antara teknik dan seni yang dinamis. EDITING NON - LINEAR
b.
Perangkat Lunak Editing Saat ini perangkat lunak (sofware) editing sangat beragam dari yang kelas High – end sampai yang Low – end semua perangkat lunak ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sebagai user kita harus pandai dan tahu apa yang kita butuhkan. Dari sekian banyak perangkat lunak yang tersedia, yang mudah penggunaannya adalah Adobe Premiere, untuk itu dalam pelatihan ini saya akan menggunakan adobe premiere pro karena pada dasarnya kalau kita sudah memahami cara kerja perangkat lunak editing satu saja maka yang lain pasti akan mudah dipelajari.
2.
MIXING Mixing merupakan kegiatan memadukan gambar dan suara agar menjadi satu kesatuan program yang enak dilihat dan didengar. Dalam memadukan gambar dapat memadukan 2 atau lebih gambar agar dapat tampil dalam satu frame, di samping itu juga memadukan suara dengan suara agar menjadi satu kesatuan yang enak didengar.
3.
Preview Setelah editing dan mixing selesai dilakukan, maka media video/televisi dinyatakan siap dipreview. Preview melibatkan Sutradara, ahli materi, ahli media, dan penulis. Kegiatan preview atau istilah di alam evaluasi disebut expert judment untuk melihat apakah media yang dibuat sesuai dengan perencanaan (naskah).
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
42
Pembuatan Media Video
Aspek yang dinilai di dalam preview media video/televisi yaitu: a.
b.
Ahli materi -
Materi
-
Pembelajaran
Ahli Media -
Media (sesuai karakteristik TV)
-
Teknis (gambar, suara, pemain, tulisan, sudut pengambilan gambar, komposisi, seting, propertis, kostum, musik, animasi. Dll)
c.
d.
Ahli Bahasa -
Pilihan kata
-
Penggunaan kalimat
-
Hubungan antar paragraf
Ahli psikologi -
Kesesuaian dengan sasaran
-
Dampak/efek psikologis tayangan.
Apabila ada kekeliruan atau kekurangan, maka disarankan untuk direvisi. Semua ahli bertanggung jawab sesuai dengan keahliannya. 4.
Uji coba Program yang sudah selesai diproduksi dan dipreview, kemudian diujicobakan ke lapangan. Uji coba sangat perlu, karena kadang apa yang dikonsep oleh penulis dan para ahli belum tentu sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal ini terutama yang berkaitan dengan pemilihan aplikasi atau penerapan konsep dan pilihan kata atau bahasa. Kadang menurut kita bahasa sudah mudah dipahami, tetapi ternyata di lapangan siswa tidak paham dengan apa yang kita makusd. Hasil dari uji coba merupakan masukan untuk dilakukan revisi atau langsung dapat dipakai untuk media pembelajaran di kelas atau disiarkan.
5.
Revisi Setelah uij coba dilakukan, kalau ada masukan dari lapangan, maka harus direvisi sesuai masukan. Kadang masukannya sangat mendasar, dalam kondisi ini kalau perlu naskah ditulis ulang atau cukup direvisi bagian-bagian yang perlu saja.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
43
Pembuatan Media Video
6.
Distribusi/Siaran Setelah semua sudah sesuai dengan perencanaan dan cocok untuk dimanfaatkan di lapangan, maka tahapan terakhir yaitu distribusi atau disiarkan.
SIMPULAN Tahapan pasca produksi merupakan tahap akhir dari pembuatan media video. Tahap ini merupakan sentuhan akhir sebelum dimanfaatkan atau disiarkan. Setiap tahap memerlukan ketelitian dan orang-orang yang memahami video/televisi. Setelah selesai pada tahap ini harus dikembalikan lagi ke tahap perencaanaan yaitu ide/gagasan yang tertuang dalam naskah. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap dampak atau manfaat dari media video tersebut bagi sasaran/penonton dan daya serap materi yang tertuang di dalam media. Apabila sasaran memahami materi yang dijelaskan dan senang pada waktu menonton, maka media tersebut dikatakan berhasil, baik sebagai tuntunan dan sekaligus tontonan.
LATIHAN Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan editing dan mixing? Apakah kedua kegiatan tersebut dapat dilakukan bersamaan?
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
44
Pembuatan Media Video
PENUTUP
Pengembangan media video/televisi pembelajaran melalui tahapan-tahapan yang cukup panjang. Tahapan tersebut harus dilakukan secara berurutan, artinya tidak dapat melompat dari tahap satu langsung ke tahap lima, atau sembilan. Kebenaran dalam melakukan tiap tahapan menjamin kebenaran pada tahap selajutnya.
Pembuatan media video/televisi merupakan kerja kelompok. Kekompakan dari unsur-unsur yang terlibat pada tiap tahapan sangat menentukan kualitas dari produk yang dihasilkan.
Pada tahap praproduksi melibatkan berbagai ahli yaitu penemuan ide/gagasan (kalau program formal) oleh guru, sedangkan yang lain oleh penulis naskah, ahli materi, ahli media, ahli bahasa, dan psikolog.
Tahap produksi melibatkan tim produksi yang terampil pada bidangnya masing-masing, produser, sutradara, kameramen, lightingman, soundman, unit manager, makeup, dsb.
Tahap akhir yaitu pascaproduksi dilakukan oleh editor untuk memilih gambar dan suara (juga mengisi suara) sesuai tuntutan naskah yang direncanakan pada awal.
Setelah selesai dibuat dilakukan preview (evaluasi) media, untuk melihat apakah yang dibuat benar-benar sudah sesuai dengan perencanaan yang ada pada naskah, serta efektif untuk dimanfaatkan dan diujicobakan kepada sasaran. Hasil akhir semua kegiatan tersebut adalah media video/televisi dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran atau disiarkan. Semoga bermanfaat.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
45
Pembuatan Media Video
DAFTAR PUSTAKA
- Agnes, Elisabeth, 1999. Format Program TV/Video, Pustekkom, Depdiknas. - Bittner, John R., 1991. Broadcasting and Telecommunication, third edition, PrenticeHall. - Comber, Peter & Tiffin, John, 1978. TV Production for Educational, Focus Press, London. - Hancokck, Alan, 1976. Producing for Educational Mass Media, Unesco Press Paris. - Kusnandar, 1999. Perencanaan Produksi Media Televisi/Video, Pustekkom, Depdiknas. - Kuswandi, Wawan, 1996. Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Televisi, Rineka Cipta, Jakarta. - Kasali, Rhenald, 1995. .Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya, PAU Ekonomi UI, Jakarta, - Siswosumarto, Sandjaja. 1994. Program Televisi Pendidikan Sekolah, Depdiknas, Jakarta. - Surmanek, Jim, 1986. Media Planning, NTC Business Books, Lincolnwood Illionis USA. - Wahyudi, J.B. 1994. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, Gramedia, Jakarta. - Wardwell, Douglas, 1981. Television Production Handbook, Tab Book Inc, USA.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
46
Pembuatan Media Video
TES AKHIR MODUL
1. Jelaskan
kelebihan
dan
kekurangan
media
video/televisi
sebagai
media
pembelajaran. 2. Sebutkan dan jelaskan tiga tahapan besar dalam pembuatan media video/televisi pembelajaran. 3. Jelaskan fungsi naskah dalam pembuatan media video/televisi pembelajaran. 4. Mengapa dalam menulis naskah dimulai dengan kolom visualnya terlebih dahulu? 5. Sebutkan minimal 6 profesi dalam tim produksi pembuatan media video/televisi pembelajaran. 6. Sebutkan macam-macam gerakan kamera. 7. Sebutkan minimal lima macam istilah dalam pengambilan gambar. 8. Siapakah yang paling bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi media video/televisi? 9. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan editing media video/televisi ? 10. Mengapa setelah pembuatan media video/televisi sebagai pembelajaran harus dilakukan preview?
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
47
Pembuatan Media Video
KUNCI TES AKHIR MODUL
1.
Kelebihan dan kekurangan media video/televise sebagai media pembelajaran - Kelebihan: a)
Dapat menstimulir efek gerak
b)
Dapat diberi suara maupun warna
c)
Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
d)
Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
e)
Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (video) control pada pengguna.
- Kekurangan a) Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya b) Memerlukan tenaga listrik c) Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya d) Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi) kontrol pada pengelola. e) Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui telepon/sms). 2.
Tiga tahapan besar dalam pembuatan media video pembelajaran yaitu; praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.
3.
Fungsi naskah dalam pembuatan media video/televise yaitu sebagai acuan dalam produksi dalam pengambilan gambar dan pasca produksi. Semua kegiatan produksi dan pasca produksi dilakukan berdasarkan naskah yang telah dinyatakan final.
4.
Di dalam memulis naskah video/televise pembelajaran dimulai dengan kolom visual terlebih dahulu karena inti dari sebuah tayangan video/televise adalah gambar, sedangkan kolom audio adalah untuk mendukung atau memperjelas gambar supaya tayangan menjadi lebih menarik dan lengkap.
5.
Profesi yang terlibat dalam kegiatan produksi pembuatan media video/televise adalah: a. Produser b. Sutradara + asisten c. Cameraman + asisten d. Soundman + asisten e. Lightingman + asisten f.
Teknisi + Assisten
g. VTRman (Juru Rekam) h. Switcherman (Pemadu gambar) i.
Floor Manager
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
48
Pembuatan Media Video
j.
Unit Manager/Pimpinan Unit
k. Editor + asisten l.
Animator
m. Penata Musik n. Penata Artistik + asisten o. Penata Rias + asisten 6. Macam-macam gerakan kamera. -
Panning
-
Tillting
-
Tracking
-
Craning
-
Zooming
7. Sebutkan minimal lima istilah dalam pengambilan gambar.
8.
-
CU : close up
-
MCU : medium close up
-
MS : medium shot
-
ECU : extrem close up
-
LS : long shot
-
Dll
Yang paling bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi media video/televisi adalah sutradara, sebab sutradara adalah ketua tim produksi.
9.
Editing media video/televisi pemilihan dan penyambungan gambar dan suara dari kumpulan gambar dan suara yang telah selesai dilakukan dalam kegiatan produksi, sehingga menjadi sebuah tayangan yang utuh dan bermakna sesuai dengan tuntutan naskah.
10. Setelah selesai pembuatan media video/televisi pembelajaran harus dilakukan preview, sebab untuk mengetahui apakah media yang telah selesai dibuat sesuai dengan perencaaan awal di naskah atau tidak. Preview merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh ahli-ahli, yaitu ahli materi, ahli media, ahli bahasa, kadang ditambah psikolog, serta didampingi oleh sutradara. Dalam kegiatan ini untuk mengevaluasi akhir sebelum media diujicobakan ke lapangan.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
49
Pembuatan Media Video
Lampiran:
NASKAH/SKENARIO PROGRAM VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK SMU
Mata Pelajaran
:
IPS EKONOMI
Topik
:
Mengapa Langka
Episode
:
01
Kelas/Semester : Penulis
IX/1
:
Pengkaji Media : Pengkaji Bahasa :
Diajukan oleh Media Citra Sinema
Pengkaji Materi,
Pengkaji Media,
Pengkaji Bahasa,
..............................
..............................
..............................
PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DEPDIKNAS JAKARTA 2009
Section 1.01
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
50
Pembuatan Media Video
IDENTIFIKASI PROGRAM
01. 02. 03. 04. 05. 06. 07.
MATA PELAJARAN TOPIK JUDUL NO. KODE PROGRAM SASARAN EPISODE KOMPETENSI DASAR
: : : : : : :
08.
INDIKATOR
:
09. 10. 11. 12. 13. 14. 14. 15. 16.
POKOK-POKOK MATERI LAMA PUTAR PENULIS PENGKAJI MATERI PENGKAJI MEDIA PENGKAJI BAHASA PRODUKSI FORMAT BUKU SUMBER
: : : : : : : : :
17.
CASTING/PEMAIN
:
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
IPS – EKONOMI Mengapa Langka MENGAPA LANGKA Siswa SMA Kelas X Semester 1 01 Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang tak terbatas. Setelah mengikuti sajian video kaset ini, siswa dapat: a. Mendefinisikan kelangkaan ; b. Mengidentifikasikan sebab-sebab terjadinya kelangkaan ; Kelangkaan. + 24 menit .............................. .............................. .............................. .............................. PUSTEKKOM Depdiknas 2009 Drama Rusdarti., IPS EKONOMI UNTUK SMA/MA KELAS X, Jakarta: Platinum. Alam, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas X, Jakarta: Esis Losina Purnastuti Dkk, Ekonomi Untuk SMA/MA kelas X, Jakarta:Grasindo Yudistrira. - JUNED - AJENG - FIGURAN
51
Pembuatan Media Video
SINOPSIS Ajeng, juned dan teman- teman meresmikan terbentuknya KELOMPOK MAJALAH DINDING KITA, judul pertama yang mereka buat ada hubungannya dengan materi yang membahas tentang kelangkaan. Pada segmen 1 ini disampaikan tentang pengertian kelangkaan lewat dialog dan aktivitas antara Ajeng dan Juned. Sedangkan pada segmen ke 2 dijelaskan mengenai sebab- sebab terjadinya kelangkaan dengan narasi yang menjelaskan stok- stok gambar/ video yang dirangkai dengan cutting yang dinamis yang dikemas dalam segmen reportase. Pada segmen ini dihadirkan pula testimoni dari masyarakat, sehingga semua menjadi real tanpa ada rekayasa. Pada segmen ke – 3 Ajeng mengerjakan tugas kliping yang berhubungan dengan penyebab terjadinya kelangkaan. Ajeng mencari data-data tentang bencana tsunami sebagai aplikasi bahwa bencana menyebabkan kelangkaan.
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
52
Pembuatan Media Video
TREATMENT
00. DISLATE PROGRAM (a) Mata Pelajaran IPS – EKONOMI untuk siswa SMU Kelas X semester 1 01. Program dibuka dengan OPENING CREDIT TITLE STANDARD. 02. (TEASER) MONTAGE SEQUENCE: TERLIHAT RANGKAIAN STOK SHOT YANG DIRANGKAI DENGAN DINAMIS, SEMUANYA MENJELASKAN TENTANG KELANGKAAN. GAMBAR DIMULAI DENGAN GAMBAR SEBUAH PEMUKIMAN YANG PADAT, DIPERLIHATKAN LAHAN UNTUK PEMUKIMAN SEMAKIN SEMPIT. ( PADAT BUKAN BERARTI KUMUH) LS. PEMUKIMAN PENDUDUK YANG PADAT DETAIL SHOT RUMAH- RUMAH YANG PADAT GAMBAR KEMUDIAN BERGANTI PADA AKTIVITAS WARGA YANG SEDANG MENGANTRI MINYAK TANAH / BERAS. (GAMBAR DAPAT DIAMBIL DIPASAR – PASAR) LS. ANTRIAN WARGA YANG MENGANTRI MINYAK TANAH/ BERAS DETAIL SHOT WARGA YANG MENGANTRI GAMBAR DENGAN CEPAT BERGANTI PADA AKTIVITAS MENGANTRI TIKET KERETA API (BIASANYA PADA HARI JUMAT, SAAT WEEK END BANYAK TERJADI ANTRIAN PENUMPANG KERETA API DILOKET. BAIK STASIUN SENEN, GAMBIR MAUPUN JATINEGARA
) DIPERLIHATKAN JUGA TULISAN TIKET HABIS/ TEMPAT DUDUK HABIS. (INI BUKAN PULA BERMAKSUD MEMPERLIHATKAN KINERJA PT KAI YANG BURUK, TAPI SEBATAS HAL YANG MEWAKILI KELANGKAAN) LS. PENUMPANG YANG SEDANG ANTRI TIKET KERETA API DETAIL SHOT PARA PENUMPANG YANG ANTRI CU. TULISAN “TIKET / TEMPAT DUDUK HABIS” GAMBAR KEMUDIAN BERPINDAH PADA AKTIVITAS PARA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG MENGANTRI MENGISI BAHAN BAKAR DISEBUAH SPBU. TERLIHAT TULISAN BENSIN/ SOLAR HABIS ( TULISAN INI SELALU ADA DI SETIAP SPBU LS. PENGENDARA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG ANTRI DI SEBUAH SPBU CU .PAPAN BERTULISKAN BBM HABIS, ATAU BENSIN/ SOLAR HABIS TERLIHAT JUNED DAN AJENG MELINTASI JALAN RAYA, SCCOTER MERAHNYA BERKELAK- KELOK MELEWATI KENDARAAN YANG LAIN….
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
53
Pembuatan Media Video
TIBA- TIBA SCCOTER TERBATUK- BATUK KEMUDIAN BERHENTI, MESINNYA IKUT MATI. AJENG TURUN, JUNED TAMPAK MENGAYUN ENGKOL SCCOTER, TAPI SCCOTER TAK MAU HIDUP.. HMM… JUNED NAMPAK PANIK, AJENG MEMPERHATIKAN DENGAN GELISAH.. SESEKALI IA MELIRIK JAM TANGANNYA.. AJENG MENDEKAT… JUNED MENCOBA LAGI, TIBA- TIBA IA TERINGAT SESUATU, DIBUKANYA TANGKI BENSIN, IA MENAIKKAN KEDUA PUNDAKNYA SAMBIL TERSENYUM MEMANDANG AJENG YANG DUDUK DITROTOAR SAMBIL MENOPANGKAN KEDUA DAGUNYA.. WAJAHNYA CEMBERUT (WAH BENSINNYA HABIS NIH….) 03.
BUMPER PROGRAM IPS – EKONOMI: Segmen 1 (Materi 1)
04.
INT/ EXT.RUANG MADING – SIANG Peresmian kelompok Mading kita Semua bahagia menyambut kelompok Mading Kita Ajeng dan Juned kemudian berdiskusi tentang devinisi kelangkaan Kelangkaan tidak seimbangnya antara jumlah kebutuhan dengan Alat pemuas kebutuhan. (i)
Ajeng dan Juned juga mengkritisi tentang kelangkan yang sedang terjadi di Indonesia, diantaranya kelangkaan minyak tanah, BBm dan yang lainnya
05.
BUMPER REPETISI – 1
06.
REPETISI MONTAGE SEQUENCE: TERLIHAT RANGKAIAN STOK SHOT YANG DIRANGKAI DENGAN DINAMIS, SEMUANYA MENJELASKAN TENTANG KELANGKAAN. GAMBAR DIMULAI DENGAN GAMBAR SEBUAH PEMUKIMAN YANG PADAT, DIPERLIHATKAN LAHAN UNTUK PEMUKIMAN SEMAKIN SEMPIT. ( PADAT BUKAN BERARTI KUMUH) LS. PEMUKIMAN PENDUDUK YANG PADAT DETAIL SHOT RUMAH- RUMAH YANG PADAT GAMBAR KEMUDIAN BERGANTI PADA AKTIVITAS WARGA YANG SEDANG MENGANTRI MINYAK TANAH / BERAS. (GAMBAR DAPAT DIAMBIL DIPASAR – PASAR) LS. ANTRIAN WARGA YANG MENGANTRI MINYAK TANAH/ BERAS DETAIL SHOT WARGA YANG MENGANTRI GAMBAR DENGAN CEPAT BERGANTI PADA AKTIVITAS MENGANTRI TIKET KERETA API (BIASANYA PADA HARI JUMAT, SAAT WEEK END BANYAK TERJADI ANTRIAN PENUMPANG KERETA API DILOKET. BAIK STASIUN SENEN, GAMBIR MAUPUN JATINEGARA ) DIPERLIHATKAN JUGA TULISAN TIKET HABIS/ TEMPAT DUDUK HABIS. (INI BUKAN PULA BERMAKSUD MEMPERLIHATKAN KINERJA PT KAI YANG BURUK, TAPI SEBATAS HAL YANG MEWAKILI KELANGKAAN)
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
54
Pembuatan Media Video
LS. PENUMPANG YANG SEDANG ANTRI TIKET KERETA API DETAIL SHOT PARA PENUMPANG YANG ANTRI CU. TULISAN “TIKET / TEMPAT DUDUK HABIS” GAMBAR KEMUDIAN BERPINDAH PADA AKTIVITAS PARA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG MENGANTRI MENGISI BAHAN BAKAR DISEBUAH SPBU. TERLIHAT TULISAN BENSIN/ SOLAR HABIS ( TULISAN INI SELALU ADA DI SETIAP SPBU LS. PENGENDARA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG ANTRI DI SEBUAH SPBU CU .PAPAN BERTULISKAN BBM HABIS, ATAU BENSIN/ SOLAR HABIS kemudian muncul CAPTION TULISAN: Kelangkaan tidak seimbangnya antara jumlah kebutuhan dengan Alat pemuas kebutuhan. 07.
BUMPER LATIHAN – 1
08.
LATIHAN ? EXT. RUANG MADING – SIANG Juned memberikan doorprize dengan memberikan pertanyaan seputar kelangkaan, pertanyaan pertama dapat dijawab murid- murid, yaitu tentang pengertian kelangkaan. Pertanyaan kedua hanya ibu Ida guru ekonomi mereka yang sedari tadi mengamati peresmian kelompok mading kita yang bisa menjawab pertanyaan tentang contohcontoh kelangkaan.
09.
BUMPER OUT COMMERSIAL BREAK – 1
10.
BUMPER PROGRAM IPS – EKONOMI: Segmen 2 (Materi 2)
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
55
Pembuatan Media Video
Skenario Program Pendidikan IPS Ekonomi “ Kelompok Mading” Karya: .............................. Segmen 1 Scene
VISUAL
AUDIO
00.
00. DISLATE KELOMPOK MADING IPS EKONOMI UNTUK SISWA SMU
ILUSTRASI MUSIK
01.
OPENING CREDIT TITLE STANDART ANIMASI LOGO DEPDIKNAS S/I: DEPDIKNAS / TV e MEMPERSEMBAHKAN PROGRAM VIDEO PEMBELAJARAN FADE OUT/ FADE IN TUNE IN PROGRAM
02.
MONTAGE SEQUENCE (Teaser) TERLIHAT RANGKAIAN STOK SHOT YANG DIRANGKAI DENGAN DINAMIS, SEMUANYA MENJELASKAN TENTANG KELANGKAAN. GAMBAR DIMULAI DENGAN GAMBAR SEBUAH PEMUKIMAN YANG PADAT, DIPERLIHATKAN LAHAN UNTUK PEMUKIMAN SEMAKIN SEMPIT. ( PADAT BUKAN BERARTI KUMUH) LS. PEMUKIMAN PENDUDUK YANG PADAT DETAIL SHOT RUMAH- RUMAH YANG PADAT
I/FO ILUSTRASI MUSIK
GAMBAR KEMUDIAN BERGANTI PADA AKTIVITAS WARGA YANG SEDANG MENGANTRI MINYAK TANAH / BERAS. (GAMBAR DAPAT DIAMBIL DIPASAR – PASAR) LS. ANTRIAN WARGA YANG MENGANTRI MINYAK TANAH/ BERAS
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
56
Pembuatan Media Video
Scene
VISUAL DETAIL SHOT WARGA YANG MENGANTRI GAMBAR DENGAN CEPAT BERGANTI PADA AKTIVITAS MENGANTRI TIKET KERETA API (BIASANYA PADA HARI JUMAT, SAAT WEEK END BANYAK TERJADI ANTRIAN PENUMPANG KERETA API DILOKET. BAIK STASIUN SENEN, GAMBIR MAUPUN JATINEGARA ) DIPERLIHATAN JUGA TULISAN TIKET HABIS/ TEMPAT DUDUK HABIS. (INI BUKAN PULA BERMAKSUD MEMPERLIHATKAN KINERJA PT KAI YANG BURUK, TAPI SEBATAS HAL YANG MEWAKILI KELANGKAAN) LS. PENUMPANG YANG SEDANG ANTRI TIKET KERETA API DETAIL SHOT PARA PENUMPANG YANG ANTRI CU. TULISAN “TIKET / TEMPAT DUDUK HABIS”
AUDIO
AJENG : Gimana Ned..? bisa nyala ngga ..? Sebentar lagi telat nih… JUNED : … biasanya kagak begini, Sebentar ye gue cobe lagi.. wah ni vespa kagak mau diajak kerje same…
GAMBAR KEMUDIAN BERPINDAH PADA AKTIVITAS PARA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG MENGANTRI MENGISI BAHAN BAKAR DISEBUAH SPBU. TERLIHAT TULISAN BENSIN/ SOLAR HABIS ( TULISAN INI SELALU ADA DI SETIAP SPBU
LS. PENGENDARA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG ANTRI DI SEBUAH SPBU CU .PAPAN BERTULISKAN BBM HABIS, ATAU BENSIN/ SOLAR HABIS TERLIHAT JUNED DAN AJENG MELINTASI JALAN RAYA, SCCOTER MERAHNYA BERKELAK- KELOK MELEWATI KENDARAAN YANG LAIN…. TIBA- TIBA SCCOTER TERBATUKBATUK KEMUDIAN BERHENTI, MESINNYA IKUT MATI. AJENG TURUN, JUNED TAMPAK
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
57
Pembuatan Media Video
Scene
VISUAL MENGAYUN ENGKOL SCCOTER, TAPI SCCOTER TAK MAU HIDUP.. HMM… JUNED NAMPAK PANIK, AJENG MEMPERHATIKAN DENGAN GELISAH.. SESEKALI IA MELIRIK JAM TANGANNYA.. AJENG MENDEKAT…
AUDIO
JUNED MENCOBA LAGI, TIBA- TIBA IA TERINGAT SESUATU, DIBUKANYA TANGKI BENSIN, IA MENAIKKAN KEDUA PUNDAKNYA SAMBIL TERSENYUM MEMANDANG AJENG YANG DUDUK DITROTOAR SAMBIL MENOPANGKAN KEDUA DAGUNYA.. WAJAHNYA CEMBERUT (WAH BENSINNYA HABIS NIH….) DISSOLVE TO
03.
BUMPER PROGRAM IPS – EKONOMI: SEGMEN 1
04.
INT.RUANG MADING– SIANG TAMPAK SEKITAR 10 SISWA BERKUMPUL DIRUANG MADING. AJENG TERLIHAT BERDIRI DITENGAH- TENGAH MEREKA SUARA NYA LANTANG TERDENGAR YOSI DENGAN HANDYCAM NYA ASIK MENDOKUMNETASIKAN MOMENT INI SEMUA YANG ADA BERSORAK GEMBIRA
SEMUA SALING MEMBANTU MENEMPEL MADING DI SEBUAH PAPAN YANG MEMANG TELAH DISEDIAKAN..
Konten Jardiknas
AJENG : Nah, kalau begitu sekarang, Kelompok Mading kita secara resmi telah berdiri.. SEMUA : Hore... hore.... hidup mading kita... hidup mading kita.. AJENG : Mulai sekarang kita harus bekerja sama membuat tampilan dan kemasan mading kita menarik, berbobot dan kreatif.
SEMUA YANG ADA BERSORAK GEMBIRA
Pengembangan dan Pemanfaatan
ILUSTRASI MUSIK
58
SEMUA : Hore... hore.... hidup mading kita... hidup mading kita.. RIRIN : Nah, bagaimana kalau sekarang kita tempel Mading kita…
Pembuatan Media Video
Scene
VISUAL TERLIHAT JUDUL MADING ”YUK BERHEMAT”
AUDIO SEMUA : Hore... hore.... hidup mading kita... hidup mading kita..
JUNED KEMUDIAN BERDIRI KETENGAH. SESEKALI GAMBAR MUNCUL DARI LCD HANDYCAM YOSI (VARIASI SHOOT DAN PENGADEGANAN)
SEMUA BERSORAK GEMBIRA, BEBERAPA TEMAN SALING BERSALAMAN DAN BERPELUKAN MENGUNGKAPKAN KEBAHAGIAAN, TAK JAUH TERLIHAT SEPASANG MATA YANG MEMPERHATIKAN KEJADIAN ITU SEJAK TADI. HMM.. RUPANYA BU IDA, GURU EKONOMI SEKOLAH ITU. NAMPAK IA IKUT TERHARU WALAUPUN HANYA MENYAKSIKAN KEJADIAN ITU DARI KEJAUHAN.
TERLIHAT MADING SUDAH DIKERUMUNI BANYAK SISWA YANG SIANG ITU DATANG UNTUK MENYAKSIKAN PERESMIAN MADING JUNED BERJALAN MENDEKATI AJENG
GAMBAR PERLAHAN- LAHAN KABUR KINI BERGANTI PADA SAAT AJENG DAN JUNED ANTRI UNTUK MENGISI
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
59
JUNED : Selamat siang temen- temen semue.. Edisi pertame mading kite kali eni berjudul YUK BERHEMAT… Semoga setelah teman- teman membaca, kite semue bise makin berhemat, mengingat begitu banyaknye terjadi kelangkaan di negare kite… seperti bensin, minyak tanah, gas.. dan juga masih banyak yang lain…
JUNED : Selamat ya Jeng, smoge mading kita bisa makin maju dan banyak pembacenye.. O iye.. maaf ye masalah nyang tadi.. AJENG: Ga papa Ned, lain kali jangan sampai kehabisan bensin lagi, mana antrinya di pom bensin panjang banget..
JUNED ; Iye, maaf ye… Ya itung- itung kita semakin paham arti kelangkaan, bukannya yang kita alami tadi termasuk kelangkaan.
Pembuatan Media Video
Scene
VISUAL BENSIN DI POM, BEGITU BANYAK KENDARAAN YANG ANTRI. GAMBAR PERLAHAN LAHAN KABUR KEMBALI DAN KEMBALI PADA WAJAH AJENG
AJENG MENGANGGUK MANTAP
AUDIO AJENG: Ya betul, yang dimaksud kelangkaan adalah tidak seimbangnya antara jumlah kebutuhan dengan alat pemuas kebutuhan, tapi bukan berarti kelangkaan diartikan sulit diperoleh atau ditemukan lho.. JUNED : Iya gue paham…kalo bisa ditarik pake benang mereh, kelangkaan itu punye due pengertian Pertame Alat pemuas kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Kedue Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan AJENG : Setuju ned, ya moga- moga aja kelangkaan yang terjadi di negara kita, seperti yang lu bilang tadi minyak tanah, bbm, gas bisa cepet di atasi.
JUNED TERSENYUM, TIBA- TIBA IA TERINGAT SESUATU TANPA MENUNGGU JAWABAN AJENG, JUNED SEGERA BERLALU JUNED SUDAH HILANG DARI PANDANGAN AJENG, AJENG TAMPAK TERSENYUM, KEMUDIAN IA BERGUMAM PERLAHAN AJENG TERSENYUM PENUH MAKNA
JUNED : Oiya.. dorrprize nya jadi dibagi ga? Sini biar gue yang bagi….
AJENG : Tapi ned… ned… walau pun sering nyebelin, tapi… akh…
Article II. DISSOLVE TO
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
60
Pembuatan Media Video
Scene 05.
06.
VISUAL
AUDIO
BUMPER REPETISI – 1
ILUSTRASI MUSIK
REPETISI INSERT VIDEO : TERLIHAT RANGKAIAN STOK SHOT YANG DIRANGKAI DENGAN DINAMIS, SEMUANYA MENJELASKAN TENTANG KELANGKAAN. GAMBAR DIMULAI DENGAN GAMBAR SEBUAH PEMUKIMAN YANG PADAT, DIPERLIHATKAN LAHAN UNTUK PEMUKIMAN SEMAKIN SEMPIT. ( PADAT BUKAN BERARTI KUMUH) LS. PEMUKIMAN PENDUDUK YANG PADAT DETAIL SHOT RUMAH- RUMAH YANG PADAT GAMBAR KEMUDIAN BERGANTI PADA AKTIVITAS WARGA YANG SEDANG MENGANTRI MINYAK TANAH / BERAS. (GAMBAR DAPAT DIAMBIL DIPASAR – PASAR) LS. ANTRIAN WARGA YANG MENGANTRI DETAIL SHOT WARGA YANG MENGANTRI GAMBAR DENGAN CEPAT BERGANTI PADA AKTIVITAS MENGANTRI TIKET KERETA API (BIASANYA PADA HARI JUMAT, SAAT WEEK END BANYAK TERJADI ANTRIAN PENUMPANG KERETA API DILOKET. BAIK STASIUN SENEN, GAMBIR MAUPUN JATINEGARA ) DIPERLIHTKAN JUGA TULISAN TIKET HABIS/ TEMPAT DUDUK HABIS. (INI BUKAN PULA BERMAKSUD MEMPERLIHATKAN KINERJA PT KAI YANG BURUK, TAPI SEBATAS HAL YANG MEWAKILI KELANGKAAN) LS. PENUMPANG YANG SEDANG ANTRI TIKET KERETA API DETAIL SHOT PARA PENUMPANG
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
61
FI/FO: MUSIK VO AJENG : Kelangkaan adalah tidak seimbang antara jumlah kebutuhan dengan alat pemuas kebutuhan Kelangkaan bukan berarti sulit diperoleh atau ditemukan. Dengan demikian kelangkaan mempunyai dua pengertian yaitu, Pertama Alat pemuas kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Kedua Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan
Pembuatan Media Video
Scene
VISUAL
AUDIO
YANG ANTRI CU. TULISAN “TIKET / TEMPAT DUDUK HABIS”
GAMBAR KEMUDIAN BERPINDAH PADA AKTIVITAS PARA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG MENGANTRI MENGISI BAHAN BAKAR DISEBUAH SPBU. TERLIHAT TULISAN BENSIN/ SOLAR HABIS ( TULISAN INI SELALU ADA DI SETIAP SPBU LS. PENGENDARA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG ANTRI DI SEBUAH SPBU CU .PAPAN BERTULISKAN BBM HABIS, ATAU BENSIN/ SOLAR HABIS KELANGKAAN TIDAK SEIMBANG ANTARA JUMLAH KEBUTUHAN DENGAN ALAT PEMUAS KEBUTUHAN DISSOLVE TO 07.
BUMPER LATIHAN – 1
08.
“LATIHAN ” i)
ILUSTRASI MUSIK
EXT. RUANGAN MADING – SIANG SEMUA MURID BERKUMPUL DIDEPAN RUANG MADING TERLIHAT JUNED BERDIRI PAS DIDEPAN MADING YOSI SEPERTI BIASANYA, MENDOKUMENTASIKAN BEREBAGAI MOMENT DENGAN HANDYCAM.
SEMUA BERTERIAK SENANG (SETELAH INI SUASANA MENJADI RIUH GEMBIRA)
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
62
JUNED : Nah, temen- temen semue… Kelompok madding kita mau bagibagi dorrprize sebagai louncing pertama madding kita.. Ada yang mau doorprize..
JUNED : Pertanyaannye masih berhubungan ame madding yang udah kite buat.. Apakah nyang dimaksud kelangkaan…
Pembuatan Media Video
Scene
VISUAL
AUDIO
SEORANG MURID MENGACUNGKAN TANGAN DAN MENJAWAB
MURID 1 : Tidak seimbangnya anatara jumlah kebutuhan dengan alat pemuas kebutuhan.. JUNED : Eitzz oke juga lu…, betull… !! eni dorrproze nye… Pertanyaan kedua.. kalau tadi pengertian kelangkaan udeh, sekarang ayo sebutin ape aje contohnye minimal 5 …
(SESEKALI GAMBAR BISA DIVARIASIKAN DARI LCD HANDYCAMP YOSI)
MURID 2 MENGACUNGKAN TANGAN LALU MENJAWAB
MURID 3 MENGACUNGKAN TANGAN LALU MENJAWAB
SEMUA BERESORAK MENDENGAR PERKATAAN JUNED
TIBA- TIBA DATANG BU IDA GURU EKONOMI MAJU DAN MENGACUNGKAN TANGANNYA, SEMUA KAGET KEMUDIAN BERTEPUK TANGAN. JUNED AGAK PANIK
MURID 2 Yang pertama kelangkaan BBM, terus kelangkaan minyak tanah… ee.. apa lagi ya..
JUNED : Ya, Cuma dua… gugur… ada lagi yang mau nambah… MURID 3 kelangkaan minyak tanah, kelangkaan BBM, kelangkaan beras, kelangkaan bensin, kelangkaan solar...
JUNED : Stop… stop apa lu kate… bensin ame solar entu termasuk BBM dasar cumi… GUGUR…!! Ayo siapa yang laen… masak Cuma 5 contoh aje kagak bise…
Silahkan ibu Ida
YOSI MENDEKAT KE ARAH BU IDA DARI MATA HANDYCAMP YOSI
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
63
BU IDA : Sifat manusia yang tak pernah puas mendorong manusia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan.
Pembuatan Media Video
Scene
VISUAL TERLIHAT WAJAH BU IDA SANGAT DEKAT ( CU )
SEMUA BERTERIAK DAN BERTEPUK TANGAN, JUNED MENYERAHKAN DORRPRIZE PADA IBU IDA.. SEMUA YANG ADA DIRUANGAN BERTEPUK TANGAN DAN TERSENYUM BANGGA
AUDIO Akibatnya kebutuhan terhadap barang dan jasa meningkat tajam. Padahal barang dan jasa sangat terbatas jumlahnya. Nah, jika permintaan barang dan jasa terus meningkat tajam sedangkan jumlah barang dan jasa terbatas jumlahnya maka terjadilah kelangkaan. Seperti halnya kelangkaan beras, minyak tanah, gas, lahan pemukiman, tiket kereta api juga bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin dan solar dan juga masih banyak yang lainnya. SEMUA: hore… HORE….. BU IDA : Terima kasih untuk dorprizenya, saya bangga pada kalian, saya ucapkan selamat atas terbentuknya kelompok Madingkita, semoga semakin maju dan kreatif… Ibu Ida siap untuk membantu kalian…..
DISSOLVE TO
09.
BUMPER OUT
ILUSTRASI MUSIK
Commercial break 1 Segmen 2 Scene V I S U A L 10.
AUDIO
BUMPER PROGRAM IPS – EKONOMI: SEGMEN 2
ILUSTRASI MUSIK
_______oooOooo_______
Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas
64
Pembuatan Media Video