Jurnal Edu Science (JES) (ISNN: 2403-355X) Vol.1 No.1 Edisi April 2014
Pembinaan moral anak melalui Pelajaran PKn di SMP Negeri 1 Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan Budi Winata Hasibuan Program Studi Pendidikan PKn, STKIP Labuhanbatu Email :
[email protected]
ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah bahwa dalam kehidupan sehari-hari terdapat sejumlah ketimpangan sosial dan moral, baik di tataran pejabat publik, pemerintahan, masyarakat umum, bahkan dalam kehidupan pelajar. Ketimpangan sosial dan moral tersebut berbentuk penyimpangan-penyimpangan yang mengindikasikan mulai melemahnya moralitas anak Indonesia dimana kondisi ini telah meresahkan masyarakat Indonesia secara umum. Dengan demikian, sangat penting dan mendesak untuk melakukan kajian terhadap pola pembinaan nilai-moral yang dilakukan oleh lembaga pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar SMP Negeri 1 Torgamba. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologis dengan menggunakan metode deskripstif-analisis, yaitu melakukan tahap pengumpulan data dengan cara pengamatan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan m akma terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pola pembinaan moral siswa yang dikembangkan SMP Negeri 1 Torgamba.menggunakan tiga pendekatan, yakni: pendekatan integrasi dalam praktek pembelajaran, pendekatan melalui pengembangan program pantauan, dan pendekatan integrasi melalui kegiatan pengembangan potensi/ekstrakurikuler seperti hizbul wathan, tae kwon do, tahsinul dan tahfidzul qur’an, out bond, relasi unit kegiatan PMR, UKS. 2) Efektivitas pola pembinaan moral di SMP Negeri 1 Torgamba.dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi proses, dan segi hasil. Dari segi proses berkaitan erat dengan aspek tugas/fungsi guru dalam mendidik, aspek ketentuan dan aturan, dan tanggapan siswa terhadap program pembinaan. Berdasarkan beberapa hasil wawancara dan observasi dapat dikatakan pembinaan moral terhadap siswa di SMP Negeri 1 Torgamba. Hal ini dapat dilihat dari kesadaran agama dan perilaku atau akhlak siswa yang mencerminkannya. Sikap siswa yang santun, hormat, dengan penuh senyum dan salam sapa adalah sebagian dari contohnya. Kata Kunci : Pembinaan Moral, PPKn
Jurnal Edu Science (JES) (ISNN: 2403-355X) Vol.1 No.1 Edisi April 2014 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan prasekolah atau pendidikan anak usia dini haruslah memperhatikan tugas-tugas perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya, sehingga mereka mampu mencapai tugas-tugas perkembangan selanjutnya secara optimal. Masa sekolah ini disebut juga "The Golden Age atau masa emas".1 Oleh karena itu anak harus mendapatkan perhatian yang serius dalam kehidupannya yang akan datang. Tetapi sayangnya sering kali orang dewasa tidak lagi memikirkan dan memperlakukan mereka sebagai anak kecil dengan "dunia kecil"-nya.2 Mereka memperlakukan anak sebagai orang dewasa mini yang dituntut untuk senantiasa berpikir, merasakan, bersikap, melakukan sesuatu, dan berdaya tahan seperti orang dewasa. Pendidikan harus dimaknakan sebagai proses pembelajaran untuk menyiapkan anak-anak untuk menghadapi kehidupan dimasanya nanti. Dalam proses belajar mengajar, banyak ditemukan fakta bahwa pendidikan hanya menstransfer ilmu dan berpedoman pada pencapaian target mata pelajaran yang harus dikuasai siswa tanpa memperhatikan kondisi siswa. Sehingga tidak salah apabila pendidikan formal (sekolah) hanya dijadikan panggung pentas untuk memperoleh rangking di sekolah. Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari, “Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar.”4 Jadi berkembangnya teknologi serta arus globalisasi yang begitu pesat pada saat sekarang ini harus selalu diiringi dengan berkembangnya ilmu agama dalam diri seseorang. Sehingga banyak hal yang harus diperhatikan terutama halhal yang sifatnya dapat mempengaruhi
moral anak bangsa. Misalnya, filterisasi terhadap budaya-budaya barat yang masuk ke Indonesia. Tujuan utama dari pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, laki-laki maupun wanita, memiliki jiwa yang bersih, kemauan keras, cita-cita yang benar dan akhlak yang tinggi, mengetahui arti kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati hak-hak manusia, mengetahui perbedaan buruk dengan baik, memilih satu fadhilah karena cinta pada fadhilah, menghindari suatu perbuatan yang tercela, dan mengingat Tuhan dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan. Maju mundurnya atau baik buruknya peradaban masyarakat suatu bangsa akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani atau yang ditempuh oleh masyarakat bangsa tersebut. Karena sesungguhnya runtuhnya pendidikan mengakibatkan rendahnya moralitas bangsa yang secara tidak langsung berakibat meningkatnya kriminalitas diberbagai tempat. Selain pengaruh dari internet, berbagai bentuk penyimpangan juga bisa muncul akibat pergaulan yang tidak sehat yang didukung oleh lemahnya pengawasan orang tua. Rasa ingin tahu yang relatif tinggi mendorong anak untuk mencoba hal-hal baru. Semisal tentang kebiasaan merokok, hasil riset Komisi Perlindungan Anak Indonesia tahun 2010 dan 2011 terhadap usia minimum perokok, terjadi pergeseran umur perokok pemula dari usia 7 tahun ke usia 4 tahun.6 Bahkan data yang berhasil dihimpun Komnas PA selama tahun 2008 hingga 2012 jumlah perokok anak dibawah umur 10 tahun di Indonesia mencapai 239.000 orang. Sedangkan jumlah perokok anak antara usia 10 tahun hingga 14 tahun mencapai 1,2 juta orang. Pendidikan dianggap sebagai aspek mulia yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi
Jurnal Edu Science (JES) (ISNN: 2403-355X) Vol.1 No.1 Edisi April 2014 penerus, agar tidak kehilangan pegangan budaya, tradisi, dan nilai yang selama ini dipegang. Oleh karena itu instrumen yang paling strategis dalam mengembangkan sistem kehidupan manusia ke arah yang lebih baik adalah melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan. Kondisi inilah yang menjadikan pendidikan sebagai tema sentral dalam wacana pembangunan bangsa. Esensi dasar pendidikan adalah untuk menumbuhkembangkan anak ke arah kedewasaan, yaitu kedewasaan dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku. Oleh karena itu pelayanan pendidikan juga harus membawa misi moralitas, karena sejatinya istilah moral mengajarkan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia yang baik. Bahkan nuansa moral sebenarnya senantiasa melekat dalam cita-cita pendidikan nasional, sabagaimana dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 dinyatakan sebagai berikut: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung 2 jawab.” Tujuan pendidikan nasional tersebut memiliki perhatian yang luar biasa, pembentukan watak dan peradaban yang menjadi kata kunci sepenuhnya merupakan tujuan dan ikon moral yang begitu luar biasa. Secara teoritis, hadirnya perundang-undangan tersebut seharusnya berpengaruh terhadap kebermoralan masyarakat, terutama peserta didik. Namun gejala-gejala kehidupan yang
kurang kondusif yang ditandai dengan sejumlah ketimpangan sosial mengindikasikan mulai melemahnya moralitas bangsa. Arus globalisasi yang demikian kuat berpotensi mengikis jati diri bangsa, semakin canggihnya teknologi informatika membawa imbas yang sangat besar terhadap pola hidup individu, terutama melalui akses informasi melalui internet yang sifatnya bebas dan tanpa batas. Perambatan budaya luar yang kurang ramah membuat nilai-nilai kehidupan yang dipelihara menjadi goyah bahkan berangsur hilang. Sejumlah ketimpangan sosial dan moral hampir terjadi setiap hari di setiap lapisan masyarakat, baik di tataran pejabat publik, pemerintahan, masyarakat umum, bahkan dalam kehidupan pelajar atau mahasiswa sebagaimana yang sering kita temukan di media massa baik elektronik maupun cetak. Masalah moral merupakan masalah yang menjadi kekhawatiran bagi semua orang saat ini. Terlebih bagi para orang tua, mereka pasti ingin memberikan bekal bagi putra-putrinya agar kelak sukses di dunia dan selamat di akhirat. Mereka ingin putra-putri mereka siap dan terbuka terhadap modernisasi, namun tetap memiliki nilai-nilai moral dan aqidah yang kuat sehingga mampu menjaring arus informasi yang diaksesnya dan mendayagunakannya. Namun banyak orang tua yang belum menyadari bahwasannya pendidikan moral diperoleh pertama kali dari orang tua sendiri, sebab orang tua merupakan orang pertama yang dikenal dan berinteraksi dengan anak. Jadi bias dikatakan bahwa orang tua merupakan pendidik yang utama dan yang pertama bagi anak. Seorang pendidik harus bisa menjadi contoh yang baik bagi anak didiknya. Karena pada usia anak-anak mereka akan mengidolakan seseorang sebagai tokoh yang hebat yang selanjutnya akan mencontoh perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak
Jurnal Edu Science (JES) (ISNN: 2403-355X) Vol.1 No.1 Edisi April 2014 pada usia dini belajar melalui melihat dari apa yang ada dan yang terjadi di sekitarnya dan bukan lewat mendengarkan nasihat dan khotbah dari pendidiknya.14 Sehingga dapat dikatakan bahwa menjadi model pelaksana moral bagi anak-anak bukan menjadi suatu pilihan bebas, tetapi suatu keharusan yang tak terelakkan sebagai orang tua dan juga pendidik. Hal inilah yang menjadikan penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap Moral tersebut. Bagaimana pendidik dapat mengatasi banyaknya perbedaan yang ada diantara peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan dapat tercapai, khususnya mengenai pembentukan moral anak yang akan menjadi pembahasan penulis dalam skripsi ini. Untuk itu penulis memfokuskan skripsi ini dengan judul " Pembinaan moral anak melalui Pelajaran PKn di SMP Negeri 1 Torgamba Kabupaten Labuhanbatu selatan B. Permasalahan Berdasar pada latar belakang masalah di atas, maka masalah utama yang menjadi kajian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana pola pembinaan moral Anak melalui Pelajaran PKn di SMP Negeri 1 Torgamba? b. Bagaimana efektivitas kegiatan pembinaan moral dalam membentuk perilaku moral Anak melalui Pelajaran PKn di SMP Negeri 1 Torgamba? C. Tujuan Penelitian Berdasar pada latar belakang masalah dan Rumusan Masalah, maka Tujuan utama yang menjadi kajian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Untuk Mengetahui pola
pembinaan moral Anak melalui Pelajaran PKn di SMP Negeri 1 Torgamba? b. Untuk Mengetahui efektivitas kegiatan pembinaan moral dalam membentuk perilaku moral Anak melalui Pelajaran PKn di SMP Negeri 1 Torgamba? D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: a. Secara teoritis, dapat menambah khazanah tentang pola pembinaan moral pada anak usia SMP b. Ecara praktis, dapat menambah wawasan dan memberi manfaat yang besar bagi peneliti sebagai calon pendidik dan bagi pembaca akan pentingnya pembinaan moral kepada anak. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembentukan Moral a. Pembinaan Kata pembinaan berasal dari kata bina yang berarti bangun. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pembinaan adalah sebuah proses, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Psikologi memandang perilaku manusia (human behavior) sebagai reaksi yang bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia khususnya dan pada berbagai spesies hewan umumnya memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species specific behavior) yang didasari oleh kodrat untuk mempertahankan kehidupan.
Jurnal Edu Science (JES) (ISNN: 2403-355X) Vol.1 No.1 Edisi April 2014 B. Perkembangan Moral Menurut Purwadarminto (dalam Sunarto, 2008) moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah. Dengan demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkah laku. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, yaitu penelitian yang bertujuan melakukan studi yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut. Penelitian ini juga merupakan penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan tentang orangorang atau perilaku yang diamati. Penelitian Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2002:3) B. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi. Pendekatan ini memfokuskan pada penyelidikan segi-segi psikologi dalam situasi pendidikan. Tujuan pendekatan ini adalah untuk mendiskripsikan kebutuhan peserta didik, baik perilaku atau suasana belajar, dengan memahami makna dan gejala pendidikan yang terjadi dalam sebuah komunitas terutama unsur-unsur internal dalam pembelajaran yang merupakan ciri khas teori belajar. Selanjutnya pendekatan ini dipandang sebagai jalan yang akan dilalui dalam memecahkan problem penelitian yaitu Upaya Guru PPKn dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral
siswa SMP Negeri 1 Torgamba. C. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subyek dan sumber data utama adalah Guru PPKn di SMP Negeri 1 Torgamba yang berjumlah 3 orang. Sedangkan sumber data lainnya adalah semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran yaitu peserta didik D. Teknik Pengumpulan Data Untuk menghimpun keseluruhan data yang diperlukan peneliti menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. 1. Observasi Metode ini digunakan hampir pada proses pengumpulan data penelitian termasuk ketika melakukan penjajagan pertama (pra penelitian) yaitu sebelum disusunnya rencana dan judul penelitian. Dengan metode ini diharapkan dapat diketahui gambaran utuh mengenai keadaan dari SMP Negeri 1 Torgamba baik yang berkaitan dengan pendidik, peserta didik maupun subyek-subyek lain yang terlibat dalam proses pembelajaran. 2. Wawancara Metode ini dipergunakan untuk mempertajam data yang diperoleh dari observasi serta untuk memperoleh data yang akurat mengenai peran yang dilakukan pendidik dalam membentuk moral anak. 3. Dokumentasi Dalam hal ini penyusun menggunakan metode dokumentasi untuk menghimpun data berupa keadaan sekolah, baik pendidik, peserta didik, ataupun sarana dan prasarana sekolah. E. Metode Analisis Data Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptik analitik yaitu teknik analisis data dengan menuturkan, menafsirkan serta mengklasifikasikan, dan membandingkan fenomena- fenomena.41 Fenomena yang dimaksud tersebut adalah yang terjadi di lapangan (Play Group Among Putro) dengan analisis dan perbandingan serta
Jurnal Edu Science (JES) (ISNN: 2403-355X) Vol.1 No.1 Edisi April 2014 klasifikasi dari yang ada pada teori-teori yang telah ditulis. Adapun data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan pola berpikir induktif yaitu cara berpikir yang bertolak dari fakta-fakta yang khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Dengan menggunakan pola berpikir induktif ini, maka fakta-fakta atau laporan kejadian yang ada di lapangan penelitian yaitu di SMP Negeri 1 Torgamba dapat diuraikan secara jelas sehingga permasalahan yang dibahas menjadi umum sifatnya. Hasil Penelitian Di SMP Negeri 1 Torgamba Pembinaan moral anak bukanlah pekerjaan mudah bagi guru, tetapi diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PKn. Pendidikan budi pekerti yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PKn secara umum bertujuan untuk memfasilitasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuan, mengkaji, dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai, mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya akhlak mulia dalam diri siswa serta mewujudkanya dalam berbagai konteks sosial budaya yang bhinika. Kegiatan pembelajaran PKn kelas VIII SMP Negeri 1 Torgamba dialokasikan 2 jam perminggu. Sejalan dengan hal tersebut maka guru mata pelajaran PKn kelas SMP Negeri 1 Torgamba diharapkan mampu mengkoordinasikan model pembelajaran PKn dalam pembelajaran di kelas dengan menambah materi budi pekerti. Dari hasil pengamatan, pada saat proses pembelajaran di kelas guru mata pelajaran PKn kelas VIII SMP Negeri 1 Torgamba tidak lupa menyisipkan nilainilai budi pekerti ke dalam materi PKn yang sedang disampaikannya. Tentu saja nilai-nilai budi pekerti yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
PKn dipilih dan disesuaikan ke dalam tema pokok mata pelajaran PKn baik itu visi maupun misi dari mata pelajaran PKn. Salah satu nilai yang paling penting adalah nilai keimanan yang merupakan nilai yang paling utama dalam nilai budi pekerti, karena dari nilai percaya kepada adanya Tuhan ini menjiwai nilai-nilai yang lain seperti nilai kejujuran, sabar, rendah hati, bertenggang rasa dan masih banyak nilai-nilai yang lainya. Nilai keimanan sangat dibutuhkan dalam menciptakan suasana yang aman dan tenteram baik dalam melaksanakan kegiatan maupun di luar kegiatan. Maka setiap kali mengajar, guru PKn kelas VIII SMP Negeri 1 Torgamba selalu menyisipkan nilai keimanan kepada siswanya. Wawancara dengan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Torgamba, Syahrial Harahap, tanggal 14 Februari 2013. ”Setiap kali mengajar PKn, guru selalu mengajarkan nilai-nilai budi pekerti kepada siswa” Di dalam proses pembelajaran, guru mata pelajaran PKn dapat memilih nilai-nilai budi pekerti apa yang akan ditanamkan melalui beberapa pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan diajarkan. Nilai-nilai budi pekerti yang diperkenalkan dan ditanamkan melalui mata pelajaran PKn itu sebenarnya secara riil empirik telah mengakar dalam kehidupan masyarakat. Berikut hasil wawancara dengan guru mata mata pelajaran PKn kelas VIII SMP Negeri 1 Torgamba Bapak Ihsan, tanggal 16 Februari 2013: ”Misalnya lagi dalam pokok bahasan tentang Demokrasi, saya selalu mengajarkan nilai-nilai seperti nilai demokratis, menghargai pendapat orang lain, bijaksana, dan semangat kebersamaan.”
Jurnal Edu Science (JES) (ISNN: 2403-355X) Vol.1 No.1 Edisi April 2014 Selain diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PKn, nilai-nilai budi pekerti juga diajarkan melalui kegiatankegiatan yang diadakan oleh sekolah seperti perayaan hari besar nasional, hari besar agama, dan kegiatan dibulan puasa. Dengan perayaan hari besar nasional, misalnya hari kemerdekaan Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus sekolah mengadakan berbagai macam lomba, waktu bulan ramadhan sekolah mengadakan kegiatan pesantren kilat, yang dimaksudkan agar siswa lebih mendekatkan diri dengan Tuhan YME. Hasil wawancara dengan guru PPKn SMP Negeri 1 Torgamba, Bapak Ihsan pada tanggal 14 Februari 2013. ”Ya.. selain diintegrasikan dalam mata pelajaran PKn, nilainilai budi pekerti juga diajarkan melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan di sekolah, misalnya dengan mengadakan lomba-lomba di hari besar nasional maka akan menumbuhkan sikap kebersamaan diantara sesama, selain itu nilainilai iman dan takwa dapat kita tingkatkan dengan mengadakan kegiatan pesantren kilat dibulan puasa.” Di dalam mengimplementasikan nilai-nilai budi pekerti guru PKn kelas VIII SMP Negeri 1 Torgamba juga memberikan motivasi/dorongan kepada siswanya yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran, apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak. Guru Pkn kelas VIII SMP Negeri 1 Torgamba dalam mengimplementasikan pendidikan budi Pekerti pekerti memberikan motivasi kepada siswanya agar nilai-nilai budi pekerti yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh semua siswa. Sebelum proses pembelajaran dimulai guru mata pelajaran PKn kelas
SMP Negeri 1 Torgamba membuat persiapan mengajar atau rencana pelaksanaan pembelajaran, dalam pembuatan RPP tersebut guru mata pelajaran PKn SMP Negeri 1 Torgamba menyisipkan nilai-nilai budi pekerti yang akan diberikan kepada peserta didik yang materinya disesuaikan dengan pokok bahasan yang relevan, karena dengan membuat RPP terlebih dahulu guru mempunyai pedoman pada waktu proses pembelajaran di kelas. Guru mata pelajaran PKn SMP Negeri 1 Torgamba menyisipkan nilainilai budi pekerti ke dalam mata pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa yang disesuaikan dengan pokok bahasan yang diberikan. Hal tersebut terlihat berdasarkan hasil observasi terhadap perangkat pembelajaran yang dibuat guru PKn kelas VIII SMP Negeri 1 Torgamba yang terdiri dari Prota, Promes, Pengembangan Silabus, dan RPP telah mengandung pengimplementasian budi pekerti. Keberhasilan penerapan nilai-nilai budi pekerti yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PKn antara lain dipengaruhi oleh ketepatan guru mata pelajaran PKn dalam memilih dan mengaplikasikan metode-metode pembelajaran yang akan digunakan. Manfaat Implementasi Pendidikan Moral Yang Diintegrasikan Ke Dalam Mata Pelajaran PKn Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Torgamba Impelementasi pendidikan budi pekerti yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PKn sangat tepat sekali karena mata pelaaran PKn merupakan mata pelajaran yang di dalamnya mengajarkan tentang nilai-nilai moral, selain itu secara konstitusional Negara Republik Indonesia menempatkan silasila Pancasila sebagai fondasi sekaligus muara dari keseluruhan upaya pendidikan untuk mencerdaskan bangsa. Tidak hanya itu saja, isi dan titik berat mata pelajaran PKn. Sesuai dengan tujuan UU RI No
Jurnal Edu Science (JES) (ISNN: 2403-355X) Vol.1 No.1 Edisi April 2014 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan budi pekerti adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain memiliki tujuan, implementasi pendidikan Moral ke dalam mata pelajaran PKn juga memiliki manfaat yang sangat penting, salah satu diantaranya adalah membentuk manusia yang berkarakter baik dan perubahan sikap, sifat, dan perilaku secara lebih positif. Dengan adanya pendidikan budi pekerti kita akan mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, serta yang etis dan yang tidak etis. Manfaat pendidikan Moral sangat banyak sekali, pendidikan moral mengajarkan kita akan hal-hal yang baik, di mana setiap manusia dituntut untuk memiliki budi pekerti yang luhur agar tercipta rasa saling memiliki antar sesama sehingga melahirkan kehidupan yang harmonis. Kita sebagai bangsa indonesia yang menganut budaya Jawa harus bersikap sopan santun, bertatakrama, saling menghormati, menghargai, membantu, tenggangrasa, sabar. Tidak hanya itu saja manfaat pendidikan moral menjadikan kita bersabar dan tabah dalam menghadapi setiap masalah, dapat meningkatkan keimanan dan ketakwan kita kepada Tuhan YME, bertanggung jawab, berakhlak mulia, serta sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti yang luhur. Berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 1 Torgamba manfaat pendidikan budi pekerti dapat terlihat dari sikap siswa kelas VIII yang dulunya bersikap takut dan acuh tak acuh sekarang bersikap baik, sopan, ramah, dan saling menghormati antar warga
sekolah baik itu kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha, dan semua teman sebaya. PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis memaparkan pokok-pokok permasalahan dan pembahasannya, maka berikut ini penulis sampaikan simpulan sebagai berikut: 1. Pola pembinaan moral siswa yang dikembangkan SMP Negeri 1 Torgamba menggunakan tiga pendekatan, yakni: pendekatan integrasi dalam praktek pembelajaran, pendekatan melalui pengembangan program pantauan, dan pendekatan integrasi melalui kegiatan pengembangan potensi/ekstrakurikuler seperti hizbul wathan, tae kwon do, tahsinul dan tahfidzul qur’an, out bond, relasi unit kegiatan PMR, UKS dan dokter kecil, program taman kelas, ESQ, shalat dhuha dan pesantren kilat. 2. Efektivitas pola pembinaan moral di SMP Negeri 1 Torgamba dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi proses, dan segi hasil. Dari segi proses berkaitan erat dengan aspek tugas/fungsi guru dalam mendidik, aspek ketentuan dan aturan, dan tanggapan siswa terhadap program pembinaan. Adapun dari segi hasil berkaitan erat dengan hasil belajar pengembangan moral nilai agama, khususnya dalam pengembangan kemampuan berperilaku dan ibadah
Jurnal Edu Science (JES) (ISNN: 2403-355X) Vol.1 No.1 Edisi April 2014 siswa serta pengamatan terhadap kesadaran moral siswa. Berdasarkan beberapa hasil wawancara dan observasi dapat dikatakan pembinaan moral terhadap siswa di SMP Negeri 1 Torgamba cukup efektif peranannya dalam membentuk dan menanamkan nilai pada diri peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari kesadaran agama dan perilaku atau akhlak siswa yang mencerminkannya. Sikap siswa yang santun, hormat, dengan penuh senyum dan salam sapa adalah sebagian dari contohnya. Saran Setelah penulis menganalisa data yang sudah terkumpul dan menarik kesimpulan sebagaimana tercantum diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 3. Materi yang diajarkan kepada peserta didik hendaknya lebih dikembangkan lagi dengan cara menjadikan materi tersebut terstruktur dalam suatu proses pembelajaran. 4. Peran pendidik yang telah diemban selama ini hendaknya terus ditingkatkan, dan hendaknya tetap menjadi suri tauladan yang baik bagi peserta didiknya karena pada masa-masa usia dini anak mudah sekali meniru sesuatu yang berada disekitarnya. 5. Dalam upaya pembentukan moral hendaknya pendidik mengambil langkah yang lebih konkrit misalnya diadakannya buku untuk memantau sikap siswa atau sering disebut dengan buku penghubung siswa. Hal ini bertujuan sebagai penghubung antara pendidik dan orang tua anak mengenai segala hal yang terjadi terhadap
anak. Dengan hal ini maka orang tua maupun pendidik akan lebih mudah dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dalam diri anak.
Daftar Pustaka Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Abuddinnata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002. Bertens, Kees, Etika, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007. Daradjat, Zakiah, Membina NilaiNilai Moral di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1971. Daradjat, Zakiah, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 1982. Depag RI, Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN, Jakarta: alMa’arif, 1983. Depdiknas RI [Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia], UndangUndang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Jakarta: Depdiknas RI, 2004. Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Djiwandono & Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Penerbit Grasindo, 2004.
Jurnal Edu Science (JES) (ISNN: 2403-355X) Vol.1 No.1 Edisi April 2014 Habibah, Anis, “Pembinaan Kesadaran Moral Siswi Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004. Hadiwardoyo, Moral dan Masalahnya, Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Krapyak Triharjo Sleman Yogyakarta”, Skripsi, Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009. Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989. Redaksi
Pratiwi,
Tami, “Bimbingan Kecerdasan Moral Pada Anak Usia 4-6 Tahun di TPA Plus An-Nuur
detik, “5 Bocah SD Perkosa Temannya, polisi Periksa Seorang Warga sebagai Saksi”, http://m.detik.com. 2013.
Jurnal Edu Science (JES) (ISNN: 2403-355X) Vol.1 No.1 Edisi April 2014