PEMBERIAN PUPUK NITROGEN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HIJAUAN RUMPUT PASAPALUM TRATUM Oleh: I Nyoman Kaca
BAB I PENDAHULUAN
yang murah untuk ternak sapi, dimana yang menjadi permasalahan adalah kontinyuitas penyediaannya, terutama di musim kemarau.
1.1 Latar Belakang
Petani
Meningkatnya pendapatan masyarakat,
ternak
di
Bali
umumnya
menyebabkan kebutuhan akan daging juga
memanfaatkan rumput lokal sebagai sumber
mengalami peningkatan, baik untuk daerah
pakan ternak sapinya (Mendra, 1992; Anon.
Bali maupun Indonesia secara keseluruhan.
1978).
Dengan adanya peninkatan ini merupakan
jenis lokal seperti Axonopus compressus,
tantangan bagi pemerintah dan peternak
Paspalum sp, Cynodon dactylon yang sudah
untuk memenuhi kebutuhan ini. Di daerah
menyesuaikan diri (adapted) dengan kondisi
Bali peternak sudah banyak membentuk
lingkungan,
kelompok yang memelihara Sapi dengan
pemotongan yang tidak teratur oleh para petani
sistem kereman, yaitu ternak dikandangkan
peternak di Bali.
Rumput lapangan ini terdiri dari
sistem
pengembalaan,
dan
dan makanannya dicarikan oleh peternaknya,
Kelemahan rumput jenis lokal ini
dengan harapan sapi tumbuh lebih cepat dan
sebagai sumber makanan ternak adalah
meningkatkan jumlah ternak yang dapat
produksi bahan kering yang rendah terutama
dipelihara. Untuk meningkatkan populasi ini
di musim kemarau, kandungan protein kasar
pemerintah juga memberikan bantuan sapi
dan nilai cernanya cepat menurun serta tidak
melalui kelompok yang ada sehingga dapat
responsip terhadap pemupukan (Anon., 1978;
memberikan motivasi kepada peternak untuk
Humphrey, 1978).
meningkatkan produktivitas ternak sapinya.
yang dipupuk dengan 300 kg N/Ha dapat
Axonopus compressus
Ditinjau dari biaya produksi, biaya
menghasilkan 5 ton bahan kering dengan
pakan merupakan bagian yang terbesar dari
kandungan nitrogen 1 sampai 2% (Manidol,
seluruh biaya produksi yaitu 80% dari total
1992). Kualitas hijauan pakan yang kurang baik
biaya yang harus dikeluarkan (Nitis, 1980).
ini menyebabkan kebutuhan nutrisi ternak sapi
Hijauan adalah makanan ternak
kurang terpenuhi dan sapi memerlukan waktu
utama
30 | Singhadwala • Edisi 44 • Februari 2011
Meningkatnya kesadaran para petani
pemeliharaan yang lama untuk mencapai berat
ternak akan pentingnya hijauan makanan
pasar. Usaha-usaha telah dilakukan untuk
ternak yang cukup dan mempunyai kualitas
mengganti jenis rumput lokal ini dengan jenis
yang baik maka dimulai penanaman beberapa
rumput unggul seperti Paspalum atratum yang
jenis
umumnya dikembangkan di luar negeri (Horne
produktifitas yang lebih tinggi dibandingkan
dan Sturr, 1999).
Apabila dibandingkan
dengan jenis rumput lokal. Penanaman jenis
dengan rumput jenis lokal, rumput jenis unggul
rumput unggul ini akan bisa mengurangi waktu
tumbuh lebih cepat, produksi bahan keringnya
petani ternak untuk mencari hijauan makanan
lebih tinggi, kandungan protein kasarnya
ternak dan dapat menambah jumlah ternak sapi
lebih tinggi dan sangat responsip terhadap
yang dapat dipelihara dalam luasan yang tetap
pemupukan (Anon., 1978; Humphrey, 1978).
(Horne dan Sturr, 1999). Petani juga telah
rumput
unggul
yang
mempunyai
Tanah-tanah pertanian terutama di
memupuk tanaman rumputnya dengan pupuk
lahan kering pada umumnya kekurangan
urea tetapi dosis yang digunakan tidak tentu,
nitrogen, sehingga untuk dapat menghasilkan
maka berdasarkan latar belakang tersebut
bahan kering yang tinggi rumput unggul perlu
dilakukan penelitian ini.
diberikan pupuk nitrogen (Sanchez, 1976). Di
Hipotesis
yang
diajukan
dalam
Indonesia sebagai sumber nitrogen banyak
penelitian ini adalah dengan peningkatan dosis
dipergunakan pupuk urea, dengan kandungan
pupuk nitrogen akan akan dapat meningkatkan
nitrogen sebanyak 46% (Muhadi, 1979). Di
pertumbuhan, berat kering, kandungan protein
dalam tanah urea diubah menjadi Amonium
dan serapan Nitrogen dalam tanah.
dan Nitrat yang bisa diserap oleh tanaman. BAB II
Sekarang ini petani sudah mulai menanam rumput unggul di tanah miliknya
BAHAN DAN METODE
dan untuk meningkatkan produksi bahan
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
kering dan protein kasar, jenis rumput unggul
Puhu,
ini membutuhkan unsur hara terutama nitrogen
Gianyar, dengan ketinggian tempat 700 m
yang jumlahnya berbeda-beda.
diatas permukaan laut.
Produksi
Kecamatan
Payangan
Kabupaten
Waktu Penelitian
bahan kering yang berbeda dengan kandungan
berlangsung dari tanggal 3 Februari sampai
protein yang berbeda pula akan menyebabkan
tanggal 4 Mei 2008.
jumlah serapan unsur nitrogen dari dalam
Menggunakan
Rancangan
Acak
tanah berbeda. Jenis rumput yang berbeda ini
Kelompok (RAK) dengan lima perlakuan dan
akan mempunyai N recovery (N yang diserap
diulang sebanyak tiga kali, sehingga ada 15
kembali) berbeda dan umumnya berkisar
unit perlakuan/petak percobaan.
antara 30- 50% (Sanchez, 1976).
Adapun perlakuan tersebut adalah:
Rumput
unggul ini merupakan rumput perennial yang
N0 = 0kg N/ha
( 0 kg Urea/ha )
daunnya dapat dipotong terus menerus pada
(0 g Urea/petak)
interval waktu tertentu.
N1 = 100 kg N/ha (217,39 kg urea/ha)
= =
Singhadwala • Edisi 44 • Februari 2011 | 31
jaraknya 1 m, dengan tinggi 30 cm dan ukuran
(97,39 g urea/petak) N2 = 200 kg N/ha (434,78 kg urea/ha)
= petak 2,8 X 1,6 m. Sebelum ditanam di lapangan bibit
(194,78 g urea/petak) N3 = 300 kg N/ha (652,17 kg urea/ha)
= rumput terlebih dahulu ditanam di dalam polybag dan setelah berumur 2 minggu baru
( 292,17 g urea/petak) N4 = 400 kg N/ha (869,56 kg urea/ha)
= dipindah ke petak percobaan.
Penanaman
dilakukan dengan membuat lubang pada petak
( 389,56 g urea/petak)
Tanaman yang digunakan adalah rumput percobaan, plastik polybag dilepas, kemudian Paspalum atratum yang ditanam adalah bagian bibit/anakan ditanam dan setiap lubang anakan (tiller) dan dipotong seragam sepanjang ditanami 2 bibit dengan jarak tanam 40 X 40 20 cm. Untuk pemupukan digunakan pupuk cm (Anon., 1982; Mannetje and Jones, 1992). urea, sedangkan peralatannya seperti cangkul,
Setelah tumbuh dan yakin tumbuh dilakukan
sabit, meteran, timbangan, kantong kertas,
penjarangan sebelum diberikan pemupukan
kantong plastik, oven, dan alat-alat tulis
nitrogen sehingga yang ada setiap lubang
lainnya.
hanya 1 bibit. Pemeliharaan tanaman meliputi
Dalam pelaksanaan percobaan pengolahan
lahan dilakukan sebanyak dua kali, pada penanggulangan gulma dengan cara dicabut pengolahan yang kedua langung dibuat petak yang percobaan dimana jarak diantara petak dalam
dilaksanakan
secara
rutin
untuk
menghindari kompotisi unsur hara terutama
satu blok 50 cm, sedangkan antara blok pupuk nitrogen antara tanaman gulma dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Analisis Variabel
N0
N1
N2
Tinggi tanaman (cm)
35,00a
36,12a
40,14b
46,42c
55,28d
Jumlah anakan (batang/ rumpun)
11,00a
14,33a
22,67b
28,17c
34,67d
Luas daun (M2/rumpun)
1,21a
1,30a
1,42a
1,76b
1,98c
Berat Kering Oven Daun(ton/ha) Berat Kering Oven Batang (ton/ha) Total Berat Kering Hijauan (ton/ha) Serapan Nitrogen (ton/
3.10a
4,43b
5,10c
5,67d
6,42e
0,82a
0,93b
1,18c
1,28d
1,39e
3,92a
5,36b
6,28c
6,95d
7,81e
4,23a
6,09b
7,99c
9,85d
12,39e
6,76a
7,11b
7,96c
8,86d
9,92e
31,45a
30,32b
29,00c
28,01d
26,92e
ha) Kandungan Kasar (%)
Protein
Kandungan Serat Kasar (%)
32 | Singhadwala • Edisi 44 • Februari 2011
N3
N4
tingginya tanaman secara linear, akibat dari
rumput. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali
penyeran Nitrogen yang lebih banyak. Hasil
yaitu setengah dosis pada umur 1 minggu dan
ini sesuai dengan Purwowidodo (1992) yang
setengah dosis dilakukan pada umur 3 minggu.
menyatakan dengan pemberian pupuk nitrogen
Sebelum disebar di petak percobaan, pupuk
akan
dicampur terlebih dahulu dengan pasir halus
batang dan tinggi tanaman. Disamping itu
pada tiap-tiap dosis pupuk untuk penyebaran
juga dapat merangsang pertumbuhan anakan,
yang lebih merata.
Pemupukan dilakukan
hal ini terlihat dari dengan peningkatan
dengan cara bending yaitu membuat lubang
pemberian nitrogen jumlah anakan juga
dilarikan diantara baris tanaman kemudian
semakin banyak.
baru pupuk disebarkan dan ditimbun kembali
tinggi tanaman akibat bertambahnya dosis
dengan tanah.
pemberian pupuk dari perlakuan N0 ke
dapat
meningkatkan
pertumbuhan
Dengan bertambahnya
Pemotongan dilakukan setelah tanaman
perlakuan N4 akan menambah titik tumbuh
berumur 12 minggu yaitu sudah mulai
sehingga jumlah daunnya juga semakin
berbunga, dengan menggunakan sabit pada
banyak.
ubinan yang telah ditentukan pada masing-
pemupukan dengan nitrogen akan dapat
masing petak percobaan dan dipotong setinggi
meningkatkan jumlah daun dan memperluas
15 cm dari atas permukaan tanah.
helai daun.
Havlin et al. (1999) menyatakan,
Dengan meningkatnya jumlah
Variabel yang diamati meliputi tinggi
dan luas daun menyebabkan peningkatan
tanaman, jumlah anakan, berat kering oven
proses fotosintesis sehingga pertumbuhan
daun, berat kering oven batang, total berat
vegetatif tanaman seperti daun, anakan, batang
kering hijauan, serapan nitrogen, luas daun,
bertambah sehingga produksi berat kering
kandungan
total tanaman juga mengalami peningkatan.
protein kasar, dan kandungan
Hal ini terlihat pada hasil penelitin dengan
serat kasar. Data yang diperoleh dianalisis dengan
semakin meningkatnya dosis pupuk akan di
sidik ragam dan apabila terjadi perbedaan yang
ikuti oleh peningkatan pertumbuhan tanaman
nyata (P<0,05) diantara perlakuan dilanjutkan
secara keseluruhan. Nyakpa dkk. (1988)
dengan uji Duncan’s Multiple Range Test
dan Winarso (2005) menyatakan tanaman
(Steel and Torrie, 1989).Keterangan: Angka-
yang mempunyai luas daun yang lebih lebar
angka pada baris yang sama yang diikuti oleh
akan dapat meningkatkan proses fotosintesis
huruf yang
sehingga penyimpanan bahan makanan di
sama adalah tidak berbeda nyata
(P>0,05)
tumbuhan semakin baik. . Peningkatan total
Pembahasan
berat kering tanaman ini disebabkan oleh
Pada variabel tinggi tanaman pemberian pupuk pada N2 sudah mulai pengaruh
yang
nyata
memberikan
(P<0,05)
yang
adanya peningkatan berat kering daun dan berat kering batang. Rosmarkam dan Yuwono (2002)
menyatakan
pemupukan
dengan
disebabkan olen adanya pemberian urea yang
nitrogen akan dapat meningkatkan produksi
lebih tinggi yang menyebabkan bertambah
dan berat kering total tanaman. Pemberian
Singhadwala • Edisi 44 • Februari 2011 | 33
pupuk nitrogen pada tanaman rumput akan dapat
meningkatkan
hasil
berat
kering
tanaman 2 sampai 4 kali dibandingkan dengan tanpa pemupukan (Soedomo, 1985). Serapan Nitrogen dengan peningkatan dosis pupuk dari perlakuan N0 ke perlakuan N4 memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0,05), hal ini disebabkan oleh adanya kandungan nitrogen yang semakin meningkat, akibat bertambahnya jumlah daun yang mengandung nitogen yang lebih tinggi dibandingkan dengan bagian batang tanaman rumput dan terjadinya kenaikan pada variabel total berat kering tanaman rumput. Pada parameter kandungan protein juga terjadi peningkatan dengan penambahan dosis pupuk nitrogen, hal ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan vegetatif tanaman seperti daun lebih banyak yang menandakan adanya peningkatan kualitas hijauan pakan dan disamping itu terjadinya penurunan kandungan serat kasar dengan penambahan dosis pemupukan nitrogen dari perlakuan N0 ke perlakuan N4. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1978. Penentuan Pembuatan Padang Pengembalaan (Hijauan Makanan Ternak). Jakarta : Direktorat Jendral Peternakan. Havlin, J.L., Beaton, J.D., Tisdale, S.L., Nelson, W.L. Soil Fertility and Fertilizer. 1999. Prentice Hall Upper Saddle River. New Yersey. Horne, P.N., dan Sturr, W.W. 1999. Mengembangkan Teknologi Hijauan Makanan Ternak Bersama Petani Kecil (Terjemahan). Monografi ACIAR No. 65. Humphreys, L.R. 1978. Tropical Pasture and Folder Crops. Brisbane : Departemen Of Agriculture University of Queensland Australia.
Manidool, C. 1992. Axonopus compressus (Swartz). In t’Mannetja, L., Jones, R.J.,Editor. Plant Resuorces of South East Asia, Forage. Bogor : Prosea No 4. Mendra, I.K. 1992. Evaluasi Penyediaan Hijauan Makanan Ternak di Delapan Kabupaten di Bali. Denpasar: Dinas Peternakan Propinsi Bali. Muhadi, I. 1979. Pengetahuan Pupuk. Yogjakarta : Penerbit Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Nyakpa, M.Y., Lubis, A.M., Pulung, M.A., Amrah, A.G., Munawar, A., Hong, G.B., Hakim, N. 1988. Kesuburan Tanah. Lampung : Penerbit Universitas Lampung. Purwowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung : Penerbit Angkasa. Rosmarkam, A,. Yuwono, N.W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogjakarta : Penerbit Kanisius. Sanchez, P. 1976. Properties and Management of Soil In The Tropics. New York ; A Willey – Intersience Publication. Soedomo, R. 1985. Pruduksi Hijauan Makanan Ternak Tropik. Yogjakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Steel, R.G.D., Torrie, J.H. 1989. Principles and Procedur of Statistic. New York : Mc Graw – Hill Book Company. Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Yogjakarta : Penerbit Gava Media.
34 | Singhadwala • Edisi 44 • Februari 2011