Media Agrosains Vol. 2 No. 01, September 2016 : 32 - 36
PEMBERIAN DOLOMIT DAN KALIUM UNTUK PENINGKATAN LAJU PENGISIAN FOTOSINTAT PADA UMBI TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) Bondan Hary Setiawan1* dan Arum Asriyanti Suhastyo2 Dosen Program Studi Agroteknologi Politeknik Banjarnegara E-mail :
[email protected] 2 Dosen Program Studi Agroteknologi Politeknik Banjarnegara E-mail :
[email protected] 1
Received date: 25/1/2016, Revised date: 13/9/2016, Accepted date: 29/9/2016
ABSTRACT Study the importance of the effect of the addition of dolomite and potash fertilizer in an advanced stage based on the research that has been done and their interactions to increase the production of sweet potato. Research should be conducted during the months of September to December 2014 at the Polytechnic Experiment Land Banjarnegara. Materials used include : sweet potato seedlings, dolomite, KCl. Tools used include : a hoe, scales. The observed variables include : K is available, exchangeable Aluminium, tubers volume (cm3), weight of tuber per plant (kg), weight of tuber per hectare (kg), sugar content in the tubers. The experimental design used was a draft Plots Divided (split plot design) where there are two factors and each factor there are 2 treatment, namely : factor dolomite (D) include treatment : without the addition of dolomite (D0) and the addition of dolomite 5 ton/ha (D1). Factor the addition of potassium (K) include treatment : without the addition of potassium (K1), the addition of potassium up to 225 kg/ha (K2), the addition of potassium up to 300 kg/ha (K2), the addition of potassium up to 375 kg/ha (K3). Analysis of data using ANOVA test with a confidence level of 95%, followed by a further test DMRT. The results showed award specifies the treatment of dolomite no significant increase the weight of tubers per plant, weight of tuber per hectare and the volume of tubers per plant. Giving potassium treatment gives a noticeable difference to the volume parameter of tubers per plant. Interaction dolomite and potassium provide real difference in carbohydrate content in the delivery of 5 tons per hectare dolomite and potassium of 300 kg/hectare. Keywords : Dolomite, photosynthesis, potassium, sweet potato ABSTRAK Penelitian mengenai pentingnya pengaruh pemberian dolomit dan penambahan pupuk kalium pada taraf lanjutan berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan serta interaksinya untuk meningkatkan produksi ubi jalar. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember 2014 di Lahan Percobaan Politeknik Banjarnegara. Bahan yang digunakan meliputi : bibit ubi jalar, dolomite, KCl. Alat yang digunakan meliputi : cangkul, timbangan. Variabel yang diamati meliputi : K tersedia, Al-dd, volume umbi (cm3), bobot umbi per tanaman (kg), bobot umbi per hektar (kg), kandungan gula pada umbi, kandungan klorofil. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (split plot design) dimana terdapat 2 faktor dan masing-masing faktor terdapat 2 perlakukan yaitu : faktor dolomit (D) meliputi perlakuan : tanpa penambahan dolomit (D0) dan penambahan Dolomit 5 ton/ha (D1). Faktor penambahan kalium (K) meliputi perlakukan : tanpa penambahan kalium (K1), penambahan kalium sampai 225 kg/ha (K2), penambahan kalium sampai 300 kg/ha (K2), penambahan kalium sampai 375 kg/ha (K3). Analisis data menggunakan uji Anova dengan tingkat kepercayaan 95% yang dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT. Hasil penelitian menunjukkan pemberian perlakuan dolomit tidak memerikan perbedaan nyata pada parameter hasil 32
Media Agrosains Vol. 2 No. 01, September 2016 : 32 - 36
tetapi dapat meningkatkan bobot umbi per tanaman, bobot umbi per hektar dan volume umbi per tanaman. Pemberian perlakuan kalium memberikan perbedaan nyata pada parameter volume umbi per tanaman tetapi dapat meningkatkan bobot umbi per tanaman, bobot umbi per hektar dan volume umbi per tanaman pada pemberian sampai 225 kg/hektar. Interaksi dolomit dan kalium memberikan perbedaan nyata pada kandungan karbohidrat dan kandungan karbohidrat tertinggi pada pemberian dolomit 5 ton per hektar dan kalium 300 kg/hektar. Sedangkan untuk bobot umbi per tanaman, bobot umbi per hektar dan volume umbi per tanaman memperoleh hasil terbaik pada pemberian dolomit 5 ton per hektar dan kalium 225 kg/hektar. Kata kunci : Dolomit, fotosintesis, kalium, ubi jalar PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang berupaya mencukupi kebutuhan pangannya sendiri. Program ketahanan pangan menjadi manifestasi dari upaya tersebut. Salah satu upaya yang dijalankan adalah deversifikasi pangan agar konsumsi masyarakat tidak tergantung pada beras. Ubi jalar merupakan salah satu alternatif yang dapat dikembangkan dalam rangka menopang ketahanan pangan nasional. Ubi jalar memiliki keunggulan yaitu selain sebagai bahan konsumsi pangan juga berkembang menjadi berbagai olahan makanan. Selain itu juga menjadi bahan pembuatan tepung ubi dimana Indonesia masih mengimpor 5 ton tebung gandum dengan substitusi ubi jalar. Ubi jalar juga memiliki kandungan gizi yang baik sehingga bermanfaat untuk penderita diabetes. Data Departemen Pertanian tahun 2011 menunjukkan bahwa padi masih memimpin produksi tanaman pangan Indonesia yang mencapai 68 juta ton disusul ubi kayu sebesar 23 juta ton dan jagung 18 juta ton. Ubi jalar hanya menyumbang produksi sebesar 2 juta ton per tahun. Produktivitas ubi jalar dapat mencapai 13,9 ton per hektar sedangkan padi masih pada angka 5 ton per hektar. Produktivitas yang tinggi pada tanaman ubi jalar menjadi alternatif bagi pelaksanaan ketahanan pangan pendamping padi (Departemen Pertanian, 2012). Data di atas menunjukkan bahwa peningkatan produksi ubi jalar secara nasional menjadi kebutuhan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan intensifikasi. Upaya intensifikasi dapat berupa pengolahan tanah yang lebih baik, pemupukan dan perawatan yang baik. Upaya peningkatan produktivitas ubi jalar adalah dengan meningkatkan bobot umbi. Peningkatan bobot umbi dipengaruhi oleh laju pengisian fotosintat ke dalam umbi atau memperbesar fungsi penangkapan sinar matahari untuk memperbesar fotosintat. Fotosintesis memegang peran besar untuk menghasilkan fotosintat bagi umbi pada ubi jalar. Unsur kalium (K) berperan besar pada budidaya tanaman ubi jalar. Salah satu fungsi kalium pada tanaman ubi jalar adalah pada proses translokasi fotosintat ke dalam umbi sehingga akan mempengaruhi pengisian atau bobot umbi. Aplikasi dosis pupuk K sampai dengan 300 kg/ha memberikan peningkatan panjang akar, panjang umbi, volume umbi, dan kandungan glukosa (Hadi, 2012). Klorofil atau dikenal sebagai zat hijau daun berperan dalam penangakapan sinar matahari pada proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu faktor penting dalam pengisian umbi oleh hasil fotosintesis atau fotosintat. Pengapuran pada tanah merupakan salah satu kegiatan penting yang terkadang diabaikan petani. Pemberian dolomit selain memperbaiki pH tanah juga merupakan sumber kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang penting bagi tanaman. Magnesium merupakan unsur hara makro yang penting sebagai pengikat cincin porfirin pada struktur klorofil. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai pentingnya pengaruh pemberian dolomit dan penambahan pupuk kalium pada taraf lanjutan berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan serta interaksinya untuk meningkatkan produksi ubi jalar. Tujuan penelitian ini adalah menetapkan dosis pemberian dolomit dan kalium pada budidaya ubi jalar dan memahami interaksi antara pemberian dolomit dan kalium.
33
Media Agrosains Vol. 2 No. 01, September 2016 : 32 - 36
BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember 2014 di Lahan Percobaan Politeknik Banjarnegara. Bahan yang digunakan meliputi : bibit ubi jalar, dolomite, KCl. Alat yang digunakan meliputi : cangkul, timbangan. Variabel yang diamati meliputi : K tersedia, Aldd, volume umbi (cm3), bobot umbi per tanaman (kg), bobot umbi per hektar (ton), kandungan gula pada umbi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (split plot design) dimana terdapat 2 faktor dan masing-masing faktor terdapat 2 perlakukan yaitu : faktor dolomit (D) meliputi perlakuan : tanpa penambahan dolomit (D0) dan penambahan dolomit 5 ton/ha (D1). Faktor penambahan kalium (K) meliputi perlakukan : tanpa penambahan kalium (K1), penambahan kalium sampai 225 kg/ha (K2), penambahan kalium sampai 300 kg/ha (K2), penambahan kalium sampai 375 kg/ha (K3). Analisis data menggunakan uji Anova dengan tingkat kepercayaan 95% yang dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Dolomit Tabel 1. Pengaruh Pemberian Dolomit Parameter Bobot umbi Bobot umbi Volume umbi per tanaman per hektar per tanaman Kandungan karbohidrat Tanpa Dolomit 1,58 a 32118,1 a 1440,9 a 28,3 a Dolomit 5 ton / hektar 1,84 a 36722,3 a 1658,2 a 28,6 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada UJGD taraf 5%. Perlakuan Dolomit
Pemberan dolomit sampai dengan 5 ton/hektar tidak signifikan meningkatkan hasil pada bobot umbi per tanaman, bobot umbi per hektar, volume umbi per tanaman dan kandungan karbohidrat. Kandungan magnesium pada dolomit bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman utama adalah pembentukan cincin porfirin pada klorofil atau zat hijau daun sehingga bermanfaat pada proses fotosintesis pada tanaman (Gardner, 1995). Pengaruh Pemberian Kalium Tabel 2. Pengaruh Pemberian Kalium Parameter Perlakuan Kalium Bobot umbi Bobot umbi Volume umbi per tanaman per hektar per tanaman Kandungan karbohidrat Tanpa kalium 1,69 a 37555,63 ab 1548,33 ab 28,35 a Kalium 225 kg/ha 2,12 a 45777,87 a 1956,39 a 28,50 a Kalium 300 kg/ha 1,58 a 31000,06 ab 1431,39 ab 28,92 a Kalium 375 kg/ha 1,43 a 32555,62 b 1262,22 b 28,65 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama berarti berbeda nyata taraf 5%. Pemberian kalium tidak berpengaruh nyata pada bobot umbi per tanaman, bobot umbi per hekatar dan kandungan karbohidrat tetapi berpengaruh nyata pada volume umbi per tanaman, dimana pemberian kalium 225 kg/hektar memberikan hasil tertinggi. Berdasarkan hasil laboratorium sampel tanah sebelum penelitian menunjukkan bahwa kandungan kalium pada lahan penelitian adalah tinggi, 34
Media Agrosains Vol. 2 No. 01, September 2016 : 32 - 36
sehingga dimungkinkan penambahan kalium dalam jumlah yang lebih besar tidak memberikan bobot umbi yang lebih besar. Menurut Salisbury et al., (1995) dalam Badhal dan Malik (1988), kalium merupakan pengaktif dari sejumlah besar enzim yang penting untuk fotosintesis dan respirasi. Kalium mengaktifkan pula enzim yang digunakan untuk membentuk pati dan enzim. Pemberian perlakuan kalium sampai dengan 280 kg/ha dapat meningkatkan hasil ubi jalar sampai dengan 45,1 ton/ha (Purcell, 1982). Menurut Astuti et al., (2010) pemberian pupuk KCl dengan dosis 225 kg/ha memberikan respon pertumbuhan terbaik. Interaksi Pemberian Dolomit dan Kalium Tabel 3. Interaksi Pemberian Dolomit dan Kalium Bobot umbi per tanaman Perlakuan Dolomit Tanpa Dolomit Dolomit 5 ton/hektar Bobot umbi per hektar
Tanpa kalium 1,51 ab 1,88 ab
Perlakuan Dolomit
Tanpa kalium Tanpa Dolomit 30.222,28 ab Dolomit 5 ton/hektar 37.555,63 ab Volume umbi per tanaman Perlakuan Dolomit Tanpa Dolomit Dolomit 5 ton/hektar Kandungan karbohidrat
Tanpa kalium 1.363,33 a 1.733,33 a
Perlakuan Kalium Kalium 225 kg/ha Kalium 300 kg/ha 1,95 ab 1,63 ab 2,29 a 1,55 ab
Kalium 375 kg/ha 1,24 a 1,63 ab
Perlakuan Kalium Kalium 225 kg/ha Kalium 300 kg/ha 39.000,08 ab 32.666,73 ab 45.777,87 a 31.000,06 ab
Kalium 375 kg/ha 26.583,39 a 32.555,62 ab
Perlakuan Kalium Kalium 225 kg/ha Kalium 300 kg/ha 1.819,44 a 1.483,33 a 2.093,33 a 1.379,44 a
Kalium 375 kg/ha 1.440,97 a 1.426,67 a
Perlakuan Kalium Tanpa kalium Kalium 225 kg/ha Kalium 300 kg/ha Kalium 375 kg/ha Tanpa Dolomit 27,90 c 28,40 bc 28,23 bc 28,70 ab Dolomit 5 ton/hektar 28,37 bc 28,60 ab 29,10 a 28,33 bc Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda dalam kolom yang sama berarti berbeda nyata taraf 5%. Perlakuan Dolomit
Interaksi pemberian dolomit dan kalium memberikan perbedaan nyata pada parameter kandungan karbohidrat pada kombinasi pemberian dolomit 5 ton per hektar dan kalium 300 kg/hektar. Kalium merupakan unsur penting dalam mensintesis dan translokasi karbohidrat dari tanaman ke dalam umbi. Lahuddin (2010), mengemukakan bahwa pemberian dolomit akan meningkatkan Ca-dd dan menurunkan Al-dd dalam tanah dan pemberian dolomit sampai 50 g/5 kg tanah meningkatkan P tersedia dalam tanah. Peran magnesium pada pembentukkan karbohidrat terkait dengan perannya sebagai pengaktif berbagai enzim untuk fotosintesis. Menurut Salisbury et al., (1995), magnesium berada di dalam klorofil, bergabung dengan Adenosin Tripospat (ATP) agar berfungsi dalam beberapa reaksi, mengaktifkan berbagai enzim yang diperlukan dalam fotosintesis, respirasi dan pembentukan DNA serta RNA. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian perlakuan dolomit tidak memberikan perbedaan nyata pada parameter bobot umbi per tanaman, bobot umbi per hektar, volume umbi per 35
Media Agrosains Vol. 2 No. 01, September 2016 : 32 - 36
tanaman dan kandungan karbohidrat. Pemberian perlakuan kalium memberikan perbedaan nyata pada parameter volume umbi per tanaman. Interaksi dolomit dan kalium memberikan perbedaan nyata kandungan karbohidrat pada pemberian dolomit 5 ton per hektar dan kalium 300 kg/hektar. DAFTAR PUSTAKA Astuti, LT, Hapsoh, Siregar, LAM. 2010. Pertumbuhan Ubi Jalar Akibat Aplikasi Kompos dan Pupuk KCl. Jurnal. usu.ac.id. Depatemen Pertanian. 2012. Basis Data Statisitik Pertanian. www.deptan.go.id. Diakses 7 Oktober 2014. Gardner, Franklin, P. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia, Jakarta. Hadi, MT. 2012. Kajian Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Ubi Jalar (Ipomen batatas L.) Varietas Cilembu yang Diberi Kotoran Ayam dan Pupuk K. Fakultas Pertanian. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. http:\\faperta.unsoed.ac.id. Diakses 11 November 2014. Lahuddi et al., 2010. Interaksi Kompos dan Dolomit : Efek Interaksi Perlakuan Kompos dan Dolomit pada Tanah Sangat Asam terhadap Kadar Ca-dd, Al-dd, dan P-Bray II dalam Tanah. Jurnal Ilmu Pertanian Kultivar Vol. 4 No. 2. Purcell, AE et al., 1982. Nitrogen, Potassium, Sulfur Fertilization, adn Protein Content of Sweet potato Roots. Journal of American Society for Horticutral Science Alexandria, Virginia Vol. 107(3) 425-427. Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB Bandung, Bandung.
36