PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI CEMPAKA DI RW 02 KELURAHAN PETUKANGAN SELATAN
SKRIPSI Diajukan Kepada Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
ARINI MAYANFA’UNI NIM: 1111054100023
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
ABSTRAK Arini Mayanfa’uni 1111054100023 Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka merupakan wadah untuk para perempuan yang ada di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan yang memberikan akses serta kesempatan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang didampingi oleh Penyuluh dari Suku Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini merupakan salah satu kegiatan strategis dalam rangka ikut berpartisipasi untuk pembangunan dalam upaya pemberdayaan perempuan dalam bidang pertanian dengan memanfaatkan lahan pekarangan dan mengolah hasil pasca panen menjadi suatu produk makanan dan minuman yang diharapkan dapat meningkatkan nilai jual dan berdampak pula pada peningkatan pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberdayaan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dalam upaya menyediakan sumber daya, menyediakan kesempatan, meningkatkan pengetahuan serta meningkatkan keterampilan para perempuan dalam kelompok untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menentukan arah langkah mereka sendiri (self determination) ke arah yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif memiliki ciri khas penyajian data dalam bentuk narasi, cerita mendalam atau lebih rinci dari para informan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari penyuluh dan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. Hasil dari penelitian ini, yaitu eksistensi Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka memberikan pengaruh yang positif bagi para perempuan yang berada di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan. dan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka memberikan kontribusi pada pendapatan usaha tani melalui penyediaan sarana dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai budidaya pertanian dan produk dari pengolahan hasil pasca panen. selain itu, Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka juga menyediakan kesempatan kepada para anggotanya untuk mendapatkan pendidikan baik di dalam kelompok maupun dari pihak luar untuk menambah wawasannya. Key words: Pemberdayaan, Kelompok Wanita Tani
i
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Segala puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan.” Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke zaman kebaikan. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat untuk memenuhi gelar Sarjana Sosial Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga selesainya penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung kepada: 1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Bapak Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Ibu Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
ii
2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial dan dosen pembimbing skripsi, serta Ibu Nunung Khoiriyah, MA selaku Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial. 3. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan Ilmu dan pengalamannya kepada peneliti, Semoga apa yang diberikan akan bermanfaat di masa yang akan datang. 4. Bapak Amirudin, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. Terimakasih nasehat dan bimbingannya. 5. Seluruh staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi, dan lain-lain. 6. Kedua
orang
tua
tercinta
Mama
(Almh)
Masni
Ariyani
dan
Ayah Ir. Imbriyadi, terima kasih karena tak pernah hentinya memanjatkan doa serta memberi dukungan kepada peneliti, sehingga peneliti selalu termotivasi menyelesaikan skripsi ini. 7. Abang Reza, abang Umam, dan dek Dinda yang tersayang terima kasih selalu memberikan dukungan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi. 8. Mba Sri Suryati selaku pembina dan penyuluh di Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang sudah memberikan dukungan dan informasi terkait penelitian. 9. Ibu Hj. Sunarti Satimin selaku Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang telah memberikan izin serta dukungan dan bantuannya
iii
untuk melaksanakan penelitian di Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka, Petukangan Selatan. 10. Pengurus dan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang telah membantu dan memberikan informasi dalam penyusunan skripsi ini. 11. Kakak ku Bungong, Wiwi, dan Febria terima kasih selalu memberikan dukungan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini. 12. Sahabatku Ranny, Rena, Puspita, Ita, Mira, dan Dini yang selalu berjuang bersama. Terima kasih atas waktu, semangat, motivasi, kritik dan saran positifnya selama ini. 13. Teman-teman seperjuangan KESSOS angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih doa dan dukungannya. 14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun telah memberikan dukungan, saran, do’a dan semangat di setiap perbincangan, peneliti mengucapkan banyak-banyak terima kasih. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini menjadi langkah awal peneliti untuk meraih kesuksesan kedepannya. Aamiin ya Rabbal alamin. Wassalamu’alaikum Wr, Wb.
Jakarta, 21 Maret 2016 Peneliti
Arini Mayanfa’uni
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................................ v DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 6 1.
Pembatasan Masalah .............................................................. 6
2.
Perumusan Masalah ................................................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat penelitian ....................................................... 8 1.
Tujuan Penelitian .................................................................... 8
2.
Manfaat penelitian ................................................................... 8
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 9 E. Metodologi Penelitian ................................................................. 12 1.
Pendekatan Penelitian ........................................................... 12
2.
Jenis Penelitian ..................................................................... 13
3.
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 13
4.
Teknik Pemilihan Informan .................................................. 14
5.
Sumber Data .......................................................................... 15
v
6.
Teknik Pengumpulan Data .................................................... 16
7.
Analisis Data ......................................................................... 18
8.
Keabsahan Data ..................................................................... 19
9.
Teknik Penulisan ................................................................... 20
F. Sistematika Penulisan ................................................................... 21
BAB II
KERANGKA TEORITIS ................................................................. 23 A. Pemberdayaan .............................................................................. 23 1.
Pengertian Pemberdayaan .................................................... 23
2.
Tujuan Pemberdayaan ........................................................... 35
3.
Indikator Pemberdayaan ........................................................ 36
4.
Strategi Pemberdayaan .......................................................... 37
5.
Tahapan Pemberdayaan ......................................................... 40
B. Aset Komunitas dalam Proses Assesment Kebutuhan dan Potensi Masyarakat ................................................................................... 44 1. Modal Fisik ........................................................................... 44 2. Modal Finansial ..................................................................... 44 3. Modal Lingkungan ................................................................ 45 4. Modal Teknologi ................................................................... 46 5. Modal Manusia ...................................................................... 46 6. Modal Sosial .......................................................................... 47 7. Modal Spiritual ...................................................................... 47 C. Petani ............................................................................................ 48
BAB III
1.
Pengertian Petani ................................................................... 48
2.
Pengertian Kelompok Tani.................................................... 48
3.
Karakteristik Kelompok Tani ................................................ 49
GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN ......... 53 A. Sejarah Singkat KWT Cempaka................................................... 53
vi
B. Visi dan Misi ................................................................................ 55 C. Tujuan ........................................................................................... 55 D. Administrasi ................................................................................. 56 E. Kepengurusan ............................................................................... 56 F. Kegiatan yang dilakukan KWT Cempaka .................................... 59 G. Kemitraan dengan Pihak Luar ...................................................... 61 H. Permodalan ................................................................................... 61 I.
Bentuk dan Jenis Usaha ................................................................ 62
J.
Sertifikasi...................................................................................... 62
K. Produksi ........................................................................................ 63
BAB IV
ANALISA HASIL TEMUAN PENELITIAN................................. 65 A. Profil Informan ............................................................................. 66 B. Penyediaan Sumber Daya ............................................................. 68 C. Penyediaan Kesempatan ............................................................... 74 D. Peningkatan Pengetahuan ............................................................. 82 E. Peningkatan Keterampilan ........................................................... 89 F. Indikator Keberdayaan ................................................................. 97
BAB V
PENUTUP ........................................................................................ 101 A. Kesimpulan ................................................................................. 101 B. Saran ........................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 105
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Kebun Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka .........................70
Gambar 2
Kegiatan Panen Sayur dan Buah ...................................................74
Gambar 3
Pertemuan Kelompok .....................................................................84
Gambar 4
Praktik Pengolahan Produk ............................................................93
Gambar 5
Praktik Pengolahan Produk ............................................................93
Gambar 6
Praktik Keterampilan .....................................................................93
Gambar 7
Hasil Praktik ...................................................................................93
Gambar 8
Produk Hasil Pengolahan Pasca Panen ..........................................94
Gambar 9
Produk Hasil Pengolahan Pasca Panen ..........................................94
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Surat Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran 2
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3
Surat Izin Penelitian
Lampiran 4
Surat Melakukan Penelitian dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka
Lampiran 5
Pedoman Wawancara
Lampiran 6
Transkrip Wawancara
Lampiran 7
Pedoman Observasi
Lampiran 8
Hasil Observasi
Lampiran 9
Pedoman Studi Dokumentasi
Lampiran 10 Hasil Studi Dokumentasi Lampiran 11 Struktur Kepengurusan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka Lampiran 12 Sertifikasi dan Piagam Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2015 mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), bertambah 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi pada bulan September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen). Dari jumlah tersebut ternyata lebih banyak penduduk perempuan dibanding lakilaki, dan jumlahnya makin bertambah dari tahun ke tahun.1 Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kemiskinan sangat dekat dengan perempuan. Perempuan merupakan potensi keluarga yang memiliki semangat. Namun, masih banyak perempuan yang kurang berdaya karena disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu tingkat ekonomi yang rendah, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang rendah serta kurangnya akses untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya. Faktor tersebutlah yang mendorong perempuan untuk ikut serta mengambil alih tanggung jawab ekonomi keluarga dengan bekerja di luar rumah. Adapun beberapa alasan bagi perempuan yang bekerja di luar rumah, antara lain: Pertama, menambah pendapatan keluarga (family income) terutama jika pendapatan suami relatif kecil, Kedua, memanfaatkan berbagai keunggulan (pendidikan dan keterampilan) yang dimilikinya yang diharapkan oleh 1
Data Presentase bps.go.id/brs/view/1158/
Penduduk
Miskin,
1
diakses
pada
25
April
2016
dari
2
keluarganya, Ketiga, menunjukkan eksistensinya sebagai manusia (aktualisasi diri) bahwa ia mampu berprestasi dalam kehidupan masyarakat, Keempat, untuk memperoleh status atau kekuasaan yang lebih besar di dalam kehidupan keluarga. Memberikan motivasi, pengetahuan mengenai pola pendampingan usaha, pelatihan keterampilan dan penyuluhan kewirausahaan merupakan beberapa cara pemberdayaan untuk membekali para perempuan agar bisa bekerja dan memiliki penghasilan dengan usahanya dalam membuat dirinya berdaya.2 Peranan perempuan dalam ikut serta menanggulangi kesulitan ekonomi keluarga telah diupayakan melalui peraturan perundang-undangan yang intinya ingin mengangkat sosok perempuan agar sejajar dengan sosok pria dalam halhal tertentu. Salah satu peraturan yang mengatur pemberdayaan perempuan adalah UU No. 25 Tahun 2005 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004 yang mencakup: (1) program peningkatan kualitas hidup perempuan, (2) program pengembangan dan keserasian kebijakan pemberdayaan perempuan, dan (3) program peningkatan peran masyarakat dan pemampuan kelembagaan pengurustamaan gender.3 Melihat banyaknya wanita yang berusaha memperbaiki dirinya dalam upaya membuat dirinya berdaya seperti yang dilakukan Kelompok Wanita Tani
2
Bambang Susilo, “Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Tani Berbasis Kelembagaan,” diakses pada 22 September 2014 dari http://www.e-jounal.stain-pekalongan.ac.id 3
Fransisca Yaningwati dan Siti Hadidjah, “Pemberdayaan SDM Perempuan Pada Sektor Agribisnis,” Universitas Brawijaya, diakses pada 22 September 2014 dari http://www.ejournalfia.ub.ac.id/index.php/profit/article/viewFile/221/271
3
(KWT) Cempaka ini memiliki tujuan untuk merubah keadaan hidup mereka menjadi lebih baik. Ini sejalan dengan surah Ar-Ra’d/13:11 berikut:4
Artinya: “…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (Q.S Ar-Ra’d/13:11). Pelaksanaan pertanian perkotaan di latar belakangi oleh adanya permasalahan kemiskinan perkotaan. Kemiskinan tidak lagi merupakan masalah yang menjadi dominasi di pedasaan, tetapi juga akan semakin meningkat di daerah perkotaan (urban) dan pinggiran kota (peri-urban). Pemerintah telah melakukan berbagai program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan untuk mengurangi angka kemiskinan di daerah perkotaan, selain berupa bantuan langsung, programnya juga dilaksanakan melalui berbagai macam kegiatan pemberdayaan masyarakat diantaranya dengan membentuk kelompok tani binaan. Menurut Mosher, salah satu syarat untuk memperlancar pembangunan pertanian adalah adanya kerjasama kelompok tani sehingga perlu adanya pengorganisasian wadah petani yang berupa kelompok tani. Adanya kelompok tani diharapkan petani bisa saling bertemu dan bermusyawarah secara bersamasama untuk merencanakan suatu kegiatan.5
4
Al Qur’an Indonesia, “Surah Al-Rad (Ayat 11),” diakses pada 9 Oktober 2014 dari http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/13/10 5 Thomas Widodo, “Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian,” (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang, 2007), diakses pada 22 September 2014 dari http://stppyogyakarta.ac.id/wp-content/uploads/2011/11/IIP_0302_07_Sukadi.pdf
4
Melihat banyaknya perempuan atau ibu rumah tangga di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan yang mayoritas masih di usia produktif dan hanya menjadi ibu rumah tangga biasa serta penghasilan suaminya yang tidak pasti di setiap harinya menjadikan tingkat pendapatan sebuah keluarga menjadi rendah menjadi rendah, dan tingkat kesejahteraanya pun menjadi kurang sejahtera. Maka dari itu perlu diadakannya pemberdayaan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka untuk memberikan akses serta mengembangkan pengetahuandan keterampilan untuk membuat perempuan yang ada di RW 02 ini menjadi berdaya dan diharapkan bisa membantu meningkatkan pendapatan keluarganya. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan merupakan salah satu kegiatan yang strategis dalam rangka ikut berpartisipasi untuk pembangunan di bidang pertanian dan turut menciptakan kondisi masyarakat yang berdaya dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat yang kreatif. Selain mempunyai manfaat ekonomi, pemberdayaan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka juga mempunyai manfaat sosial dan lingkungan serta menjadi salah satu solusi karena mereka menggunakan lahan kosong menjadi berguna selain itu juga memberikan solusi murah dan fleksibel bagi masyarakat
yang
kesulitan
finansial
dengan
menggunakan
lahan
pekarangannya menggunakan metode tambulampot (tanaman buah dalam pot). Selain budidaya pertanian, kelompok ini mengolah hasil panen menjadi suatu produk makanan dan minuman, produk yang dihasilkan diantaranya bir pletok, instan jahe, dan keripik pisang. Pengolahan hasil panen ini bertujuan
5
untuk meningkatkan nilai jual yang diharapkan dapat membantu peningkatan pendapatan yang berdampak pada kesejahteraan keluarga. Namun, kurangnya pengetahuan mengenai budidaya pertanian dan pengolahan hasil pertanian ini menjadi hambatan bagi kelompok dalam melakukan kegiatannya. Sehingga perlu adanya pendampingan oleh pekerja masyarakat yang berkompeten dibidangnya. Dengan diadakannya pemberdayaan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini diharapkan dapat membantu para perempuan ataupun ibu rumah tangga yang berada di RW 02 Keluharan Petukangan Selatan yang sebelumnya hanya menjadi ibu rumah tangga biasa dengan adanya akses mengikuti kegiatan di kelompok ini bisa membantu meningkatnya pendapatan keluarga yang rendah serta menjadi keluarga yang lebih sejahtera dimana terpenuhinya kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan, dikarenakan yang menjadi saaran pelaksanaan pemberdayaan tersebut adalah perempuan atau ibu rumah tangga yang di usia produktif dan kondisi ekonominya yang terbilang rendah. Sama halnya dengan penelitian sebelumnya pernah membahas tentang pemberdayaan perempuan akan tetapi letak perbedaannya penelitian terdahulu melalui pengembangan kewirausahaan keluarga. Adapula beberapa penelitian sebelumnya yang membahas tentang pemberdayaan melalui pemberian pelatihan dan keterampilan dengan pembuatan anyaman di bidang furniture dan di bidang kuliner dengan pembuatan abon lele.
6
Namun, di penelitian ini perbedaannya pemberdayaan yang dilakukan dibidang pertanian yang letaknya di Kelurahan Petukangan Selatan, Kota Jakarta Selatan. Dimana mayoritas orang masih banyak yang berpikir bahwa pertanian pertanian sebagai salah satu kegiatan yang terjadi hampir di daerah pedasaan.
Namun
ternyata,
terdapat
pula
kegiatan
pertanian
yang
dikembangkan di perkotaan seperti yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. Menarik untuk diteliti karena di daerah perkotaan yang sudah sangat jarang terlihat lahan untuk pertanian, Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini menggunakan lahan tidur dan lahan pekarangan rumah untuk menjadi sarana pertaniannya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat
masalah
tersebut
dengan
judul
“PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI CEMPAKA DI RW 02 KELURAHAN PETUKANGAN SELATAN”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah Dengan melihat latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka
masalah yang akan peneliti kaji pada tulisan ini hanya dibatasi pada masalah terkait dengan Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan.
7
2.
Perumusan Masalah Dengan melihat pembatasan masalah tersebut di atas, maka
rumusan umum dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka melakukan pemberdayaan perempuan di RW 02 Petukangan Selatan, Jakarta Selatan?” Dari rumusan umum tersebut, peneliti turunkan menjadi beberapa sub pertanyaan sebagai berikut: a.
Bagaimana
Kelompok
Wanita
Tani
(KWT)
Cempaka
menyediakan sumber daya perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan? b.
Bagaimana
Kelompok
Wanita
Tani
(KWT)
Cempaka
menyediakan kesempatan perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan? c.
Bagaimana
Kelompok
Wanita
Tani
(KWT)
Cempaka
meningkatkan pengetahuan perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan? d.
Bagaimana
Kelompok
Wanita
Tani
(KWT)
Cempaka
meningkatkan keterampilan perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan?
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan secara umum dalam penelitian ini adalah: Untuk menggambarkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dalam
memberdayakan
perempuan
di
RW
02
Kelurahan
Petukangan Selatan, Jakarta Selatan. Adapun tujuan penelitian ini secara khusus yaitu untuk: a.
Menggambarkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dalam menyediakan sumber daya perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan.
b.
Menggambarkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dalam menyediakan kesempatan perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan.
c.
Menggambarkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dalam meningkatkan pengetahuan perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan.
d.
Menggambarkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dalam meningkatkan keterampilan perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan.
2.
Manfaat yang diambil dari penelitian ini a.
Manfaat Akademis 1) Sebagai sarana bagi peneliti untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah.
9
2) Agar dapat dijadikan bahan kajian bagi pembaca yang akan menyusun
skripsi
khususnya
mengenai
pemberdayaan
perempuan.
b. Manfaat Praktis 1) Agar dapat dijadikan bahan evaluasi bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dalam kegiatannya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perempuan. 2) Untuk menambah wawasan bagi para pembaca umumnya tentang
pemberdayaan
perempuan
serta
upaya
untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelompok tani.
D. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada penelitian skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk skripsi ini, peneliti menggunakan literatur berupa skripsi dan jurnal, yaitu: 1. Nama : Irfan Aziz NIM
: 10905400016
Judul : “Strategi Pemberdayan Masyarakat Melalui Kegiatan Kelompok Wanita Tani Mina Maju Bersama Dalam Pembuatan Abon Lele di Parung Poncol RW 02 Kelurahan Duren Mekar”
10
Skripsi S.1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Skripsi ini berisi tentang implementasi strategi pemberdayaan masyarakat melalui kelompok wanita tani dalam pembuatan abon lele dan juga hasil dari implementasi tersebut.
2. Nama : Siti Noor Havidah NIM
: 03054028807
Judul : “Upaya Pemberdayaan Petani Yang Dilakukan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Silih Asih di Kec. Cigombong Kab. Bogor” Skripsi S.1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Dalam skripsi ini menggambarkan tentang upaya pemberdayaan
petani
dalam
meningkatkan
pendapatan
petani
dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani.
3. Nama : Sri Marwanti dan Ismi Dwi Astuti Judul : Model Pemberdayaan Perempuan Miskin Melalui Pengembangan Kewirausahaan Keluarga Menuju Ekonomi Kreatif di Kabupaten Karanganyar. Jurnal ini berisi tentang analisia potensi serta peluang perempuan miskin dalam mengembangkan kewirausahan keluarga, analisa kebijakan penanggulangan kemiskinan serta perumusan model pemberdayaan perempuan miskin melalui pengembangan kewirausahaan keluarga menuju ekonomi kreatif.
11
4. Nama : Imanuel Agung Pramuji Judul : “Pemberdayaan Perempuan Indonesia Maju Mandiri di Desa Rantau Layung Kecamatan Batu Sopang Kabupaten Paser” eJournal Ilmu Pemerintahan, FISIP Universitas Mulawarman, 2013. Dalam jurnal ini membahas tentang mengembangkan keterampilan dalam membuat anyaman-anyaman dalam pelatihan kerja dan mengembangkan keterampilan dalam menggali potensi sumber daya alam dan manusianya di desa Rantau Layung Kecamatan Batu Sopang Kabupaten Paser.
5. Nama : Shita Anggun Lowisada Judul : “Pemberdayaan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Pendapatan Usahatani Bawang Merah (Studi Kasus di Kelurahan Sukomoro Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk)” eJournal Universitas Brawijaya, 2014. Isi jurnal ini berisi tentang pemberdayaan kelompok tani dan meningkatkan pendapatan usahatani bawang merah. Kesimpulan penelitian ini, pemberdayaan kelompok tani mampu memberikan kontribusi pada pendapatan usaha tani anggota kelompok termasuk harga pupuk yang lebih terjangkau bagi anggota kelompok. Berdasarkan hasil tinjauan pustaka di atas, kesimpulannya adalah penelitian pemberdayaan tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan anggota kelompok tani dengan menggali potensi serta sumber daya yang ada.
12
E. Metodologi Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan peneliti dalam mengadakan penelitian
adalah metodologi kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa
pada
suatu
konteks
khusus
yang
alamiah
dan
dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.6 Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dalam Imam Gunawan adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh).7 Dalam pendapat lain, Creswell sebagaimana dalam Imam Gunawan mengemukakan
pendekatan
kualitatif
adalah
pendekatan
untuk
membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif-konstruktif (misalnya, makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilainilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu), atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya,
6
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007) Cet. Ke-23, h.6. 7 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik (Jakarta: PT. BUMI Aksara, 2013), h.82.
13
orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya).8
2.
Jenis Penelitian Penelitian ini akan mendeskripsikan secara akurat pemberdayaan
perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan. Untuk mendeskripsikan informasi dan fakta yang ditemukan maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Moh. Nazir berpendapat bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.9
3.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini diadakan di Kelompok Wanita Tani (KWT)
Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan yang beralamat di Jl. Damai Kapling PDK Nomor 7 RT 11/RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Telp: (021) 7350148. Adapun penelitian dilakukan terhitung mulai bulan Februari sampai bulan Oktober 2015.
8
9
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h.83.
Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 201.
14
4.
Teknik Pemilihan Informan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive
sampling (bertujuan) yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kita memilih orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi dengan topik penelitian kita.10 Informan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang-orang yang tepat dalam memberikan informasi tentang pemberdayaan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan. Tabel 1.1 Rancangan Informan No 1
Informan Pembina (penyuluh)
Informasi yang Dicari Mengetahui pemberdayaan
Jumlah
bagaimana 2 orang yang
dilakukan. 2
Pengurus Kelompok Mengetahui
gambaran 3 orang
Wanita Tani (KWT) umum Kelompok Wanita Cempaka. 3
Tani (KWT) Cempaka
Anggota Kelompok Mengetahui
bagaimana 5 orang
Wanita Tani (KWT) hasil pemberdayaan yang Cempaka.
10
dilakukan.
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.79.
15
5.
Sumber Data Menurut Lofland Husaini sebagaimana dalam Lexy J. Moleong,
sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tape, pengambilan foto atau film. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.11 Walaupun dikatakan bahwa sumber diluar kata dan tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.12 Sumber yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut: a.
Sumber data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari para informan yang ada di Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di RW 02 Petukangan Selatan pada waktu penelitian. Peneliti akan mewawancarai 2 orang pembina atau penyuluh, 3 orang pengurus yang terdiri dari ketua, bendahara, dan sekretaris serta 5 anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang berbeda. Hal ini
11
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), Cet ke-13, h.112. 12 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-13, h.113.
16
dilakukan karena karakteristik petani di Kelompok Wanita Cempaka (KWT) Cempaka sangat heterogen. b.
Sumber data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi tidak langsung peneliti peroleh melalui observasi di lapangan, data-data dan dokumentasi dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka.
6.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan penelitian ini. Teknik pengumpulan ini dilakukan dengan cara: a.
Observasi Metode
observasi
(pengamatan),
merupakan
sebuah
teknik
pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan.13 Peneliti mengadakan pengamatan langsung tentang upaya Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dalam melaksanakan pemberdayaan perempuan melalui program dan kegiatannya. Peneliti menggunakan observasi tak berstruktur, yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat
13
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012), h.165.
Metodologi Penelitian Kualitatif
17
apa yang menarik, melakukan analisis, dan kemudian dibuat kesimpulan.14
b.
Wawancara Metode wawancara, merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.15 sedangkan dalam pendapat lain Stewart dan Cash mengartikan wawancara sebagai sebuah interaksi yang di dalamnya terdapat pertukaran
atau
berbagi
aturan,
tanggung
jawab,
perasaan,
kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara bukanlah suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan atau memulai pembicaraan sementara yang lain hanya mendengarkan.16
c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.17 Dalam pendapat lain, studi dokumentasi diartikan sebagai suatu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis 14
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.174. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007) Cet. Ke-23, h.186. 16 Haris Hardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2012) Cet. Ke-3, h.131. 17 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h.70. 15
18
dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.18 Dalam pendapat lain, Bungin sebagaimana dalam Imam Gunawan mengemukakan teknik dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data dan historis.19 Untuk memperoleh data yang lebih akurat, peneliti juga mencari data tertulis seperti profil umum Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka, panduan program kegiatan serta foto-foto kegiatan yang dilakukan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka.
7.
Analisis Data Maksud dari analisis data adalah proses pengumpulan data dan
mengurutkannya ke dalam pola dan pengelompokkan data. Nazir mengemukakan analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dalam analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna memecahkan masalah penelitian.20 Pendapat lain mengemukakan analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi
satuan
yang
dapat
dikelola,
mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
18
Hardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, h.143. Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h.177 20 Moh Nazir D, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993), h.405. 19
19
dicari, dan memutuskan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.21 Ada berbagai cara untuk menganalisis data, tetapi secara garis besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:22 a. Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilah data yang relevan dengan pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. b. Penyajian data, setelah data mengenai pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka diperoleh, maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel, dan lain sebagainya. c. Penyimpulan data, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan dari tema tersebut, sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan.
8.
Keabsahan Data Untuk mengukur keabsahan data pada penelitian ini peneliti
menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Peneliti menggunakan triangulasi sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan 21
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet ke-23, h. 248
22
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 91.
20
data hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah,
atau
tinggi,
orang
berada,
orang
pemerintahan,
(5)
membandingkan hasil wawancara dengan isi atau suatu dokumen yang berkaitan.23
9. Teknik Penulisan Adapun dalam penulisan skripsi ini, peneliti berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”, (Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Yang disusun oleh Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman Fathurahman, M. Syairozi Dimiyati, Netty Hartati dan Syopiansyah Jaya Putra yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development an Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Press tahun 2007.24
23
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-13, h.178. Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) (Jakarta: CeQDa (Center for Quality Development and Assurance), 2007). 24
21
F. Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab, termasuk Pendahuluan, Isi dan Penutup. Berikut uraiannya secara ringkas: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti mengemukakan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
KERANGKA TEORI Pada bab ini peneliti akan membahas pemberdayaan meliputi,
pengertian
pemberdayaan,
indikator
pemberdayaan, pemberdayaan,
tujuan strategi
pemberdayaan, tahapan pemberdayaan. Petani meliputi, pengertian petani, pengertian kelompok tani, serta karakteristik kelompok tani.
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA Pada bab ini peneliti akan membahas tentang Gambaran Umum
tentang Obyek Penelitian,
latar belakang
berdirinya Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka, visi dan misi, tujuan, struktur kelompok, permodalan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka.
22
BAB IV
ANALISA HASIL TEMUAN PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan membahas analisa hasil penelitian meliputi pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dalam
menyediakan
sumber
daya,
kesempatan,
pengetahuan, serta keterampilan pada perempuan di RW 02 Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.
BAB V
PENUTUP Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari penelitian tentang pemberdayaan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di RW 02 Petukangan Selatan dan saran-saran untuk perbaikan bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka serta penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II KERANGKA TEORI
A. Pemberdayaan 1.
Pengertian Pemberdayaan Secara konseptual, pemberdayaan menurut Edi Suharto berasal dari
kata “power” (kekuasaan atau keberdayaan).1 Perspektif sebelum pemberdayaan yaitu pembangunan sosial. Pembangunan sosial menurut James Midgley adalah suatu pendekatan yang mengangkat kesejahteraan masyarakat. Cara pembangunan sosial mengangkat kesejahteraan yaitu seperti philantropi, pekerjaan sosial dan administrasi sosial.2 Menurut
Payne
sebagaimana
dalam
Isbandi,
pemberdayaan
(empowerment) adalah membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki antara lain melalui transfer daya dari lingkungan.3 Sedangkan
menurut
Gunawan,
pembangunan
adalah
proses
mewujudkan masyarakat sejahtera secara adil dan merata. Masyarakat 1
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h.57. 2 James Midgley, Pembangunan Sosial Perspektif Pembangunan Dalam Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 2005), h. 1. 3 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Lembaga Penelitian FE-UI, 2002), h.162.
23
24
sejahtera ditandai adanya dengan kemakmuran berupa meningkatnya konsumsi masyarakat karena meningkatnya pendapatan. Peningkatan pendapatan sendiri merupakan hasil produksi yang meningkat. Proses demikian dapat berlangsung baik bila asumsi-asumsi pembangunan, yakni adanya kesempatan kerja secara penuh (full employment), tiap orang memiliki kemampuan yang sama (equal produvtivity) dan semua pelaku ekonomi bertindak rasional (efficient) terpenuhi.4 Dalam
pendapat
lain,
Soetomo
mendefinisikan
Community
Development sebagai suatu proses yang merupakan usaha masyarakat sendiri yang diintegrasikan dengan otoritas pemerintah guna memperbaiki kondisi sosial ekonomi dan kultural komunitas, mengintegrasikan komunitas ke dalam kehidupan nasional dan mendorong kontribusi komunitas yang lebih optimal bagi kemajuan nasional.5 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan menekankan kepada perubahan dan pengembangan yang lebih
baik.
Artinya
mendorong
mereka
berkesempatan
untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki dengan upayanya sehingga mereka mempunyai kesadaran penuh dalam membentuk masa depannya. Pemberdayaan sebagai tujuan adalah suatu keadaan yang ingin dicapai, yakni yang memiliki kekuasaan atau keberdayaan yang mengarah pada kemandirian sesuai dengan tipe-tipe kekuasaan.6 Sedangkan
4
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Sosial (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2007), h. 18. 5 Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h. 79. 6 Syamsir Salam, Sosiologi Pedesaan (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h.240.
25
pemberdayaan sebagai suatu proses adalah proses yang berkesinambungan (on-going) sepanjang komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan dan tidak hanya terpaku pada suatu program saja.7 Sebagai
suatu
proses,
Hogan
sebagaimana
dalam
Isbandi
menggambarkan siklus pemberdayaan yang berkesinambungan melalui lima tahapan utama yaitu:8 Bagan 2.1 Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan tidak memberdayakan
Mengembangkan aksi dan mengimplementasikannya
Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan pentidak pemberdayaan
Mengidentifikasikan basis daya yang bermakna
Mengidentifikasi suatu masalah ataupun proyek.
(Sumber: Isbandi Rukminto Adi, 2002, h.174)
Menurut Jim Ife pemberdayaan berarti menyediakan sumber daya, kesempatan,
pengetahuan,
dan
keterampilan
untuk
meningkatkan
kemampuan mereka untuk menentukan masa depan mereka sendiri dan untuk berpartisipasi serta mempengaruhi kehidupan masyarakatnya.9
7
Syamsir Salam, Sosiologi Pedesaan, h.241. Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, h.174. 9 Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h.510. 8
26
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud dengan sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan. a.
Sumber Daya Sumber daya merupakan sumber energi, tenaga, kekuatan yang
diperlukan untuk menciptakan daya, gerakan, aktifitas, kegiatan, dan tindakan. Sumber daya manusia sebagaimana dalam Sonny mengandung dua pengertian, yang pertama usaha kerja atau jasa dapat diberikan dalam proses produksi dan pengertian kedua seseorang yang mampu bekerja memberikan usaha kerja atau jasa tersebut. Mampu bekerja disini diartikan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis yang menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan sumber daya manusia sebagaimana dalam Hasibuan adalah kemampuan dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki oleh setiap individu.10 Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang baik melalui pendidikan formal maupun nonformal. Hal ini dikarenakan dengan adanya tingkat pengetahuan yang tinggi maka wawasannya pun luas, selain itu kemampuan dalam mengantisipasi masalah lebih tinggi. Disamping pendidikan, kualitas sumber daya manusia juga dapat dipengaruhi oleh tingkat kesehatan dan juga nilai gizinya. Berdasarkan asumsi bahwa tingkat produktivitas mencerminkan tingkat pendapatan
10
“Pengertian Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli,” diakses pada 19 April 2015 dari http://humancapitaljournal.com/pengertian-sumber-daya-manusia/
27
maka akan ada pengaruhnya pula dari produktivitas yang rendah terhadap kemiskinan.11 Banyak orang memiliki akses yang relatif kecil kepada sumber daya, dan relatif sedikit keleluasaan atas bagaimana sumber daya tersebut akan dimanfaatkan. Hal ini berlaku baik untuk sumber daya keuangan maupun sumber daya non-keuangan seperti pendidikan, kesempatan untuk pertumbuhan pribadi, rekreasi, dan pekerjaan. Dalam menyediakan sumber daya, peran pekerja masyarakat sebagai broker (perantara) dalam intervensi komunitas erat kaitannya dengan upaya menghubungkan individu atau kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan bantuan atau layanan masyarakat tetapi tidak tahu dimana dan bagaimana mendapatkan bantuan tersebut dengan lembaga yang menyediakan layanan masyarakat.12 Dapat disimpulkan bahwa sumber daya merupakan sumber energi, kekuatan yang digunakan utuk menghasilkan gerakan, kegiatan dan tindakan yang menghasilkan barang ataupun jasa. Kurangnya akses untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber daya ini yang menjadikan pekerja masyarakat memainkan perannya sebagai broker (perantara) untuk memudahkan individu atau kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan.
11
Soetomo, Pembangunan Masyarakat Merangkai Sebuah Kerangka (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h.193-197. 12 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h.101.
28
b.
Kesempatan Kesempatan adalah dimana seseorang memiliki waktu dan peluang
untuk melakukan suatu kegiatan. Salah satu peran pekerja masyarakat dalam menyediakan kesempatan yaitu dengan meningkatkan kesadaran kelompok, salah satu karakteristik peningkatan kesadaran adalah bahwa ia sebaiknya dimaksudkan untuk memberikan kesadaran terhadap berbagai struktur dan strategi perubahan sosial sehingga orang-orang dapat berpartisipasi dan mengambil tindakan yang efektif. Banyak orang yang pasif bukan karena keinginan mereka, namun karena mereka tidak diperkenalkan pada berbagai struktur dan strategi yang disitu mereka bisa dengan mudah menjadi aktivis. Oleh karena itu, membantu masyarakat untuk menjadi partisipan yang aktif adalah sangat penting pagi pekerja sosial.13 Disinilah peran pekerja masyarakat sebagai fasilitator, dalam peran ini berkaitan dengan menstimulasi atau mendukung pengembangan masyarakat. Peran ini dilakukan untuk mempermudah proses perubahan individu atau kelompok. menolong proses pengembangan dengan menyediakan waktu, pemikiran, sarana-sarana dan informasi yang dibutuhkan dalam proses perubahan. Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat, hal ini bisa termasuk informasi mengenai adanya berbagai pelayanan, informasi pengembangan pengetahuan, informasi mengenai bagaimana mengerjakan berbagai tugas khusus, dan lain sebagainya. Pekerja 13
Ife dan Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, h.583.
29
masyarakat memainkan sebuah peran penting sebagai makelar informasi dengan mengetahui bagaimana memperoleh jalan masuk pada informasi ini, membantu kelompok melakukan hal serupa dengan begitu membantu mereka menggunakan informasi itu secara efektif.14 Dalam pemberdayaan ekonomi, salah satu strategi peningkatan kesempatannya dalam berusaha diberikan dengan penyediaan kemudahan dalam pembinaan teknis manajemen memulai usaha, perlindungan usaha, tempat berusaha wirausaha baru merupakan salah satu strategi dalam pemberdayaan di bidang ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa dalam menyediakan kesempatan, peran pekerja masyarakat sebagai fasilitator sangat dibutuhkan. Hal ini untuk membantu proses pengembangan dengan menyediakan waktu, pemikiran, sarana-sarana dan juga informasi penting bagi individu atau kelompok. Dengan begitu, individu ataupun kelompok yang tadinya pasif bisa lebih menjadi aktif sebagai partisipan.
c.
Pengetahuan Dalam menjalankan peran sebagai pendidik (educator), pekerja
masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan menyampaikan informasi dengan baik dan jelas, serta mudah ditangkap oleh komunitas yang menjadi sasaran perubahan. Disamping itu, ia harus mempunyai pengetahuan yang cukup memadai mengenai topik yang akan dibicarakan.
14
Ife dan Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, h.592.
30
Dalam hal ini, tidak jarang pekerja masyarakat harus menghubungi rekan dari profesi lain yang menguasai materi tertentu.15 Misalnya ketika pekerja masyarakat harus menyampaikan tentang perilaku hidup sehat, dalam hal ini pekerja masyarakat mungkin harus menghubungi dokter di puskesmas atau ahli kesehatan masyarakat lainnya agar informasi yang diberikan lebih tepat. Dalam hal ini peran pekerja masyarakat dalam mendidik juga dalam memberikan Informasi, informasi ini merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah masyarakat dalam merencanakan bagaimana cara yang paling baik
untuk
memenuhi
kebutuhannya
dan
bagaimana
melibatkan
masyarakat sebanyak mungkin dalam berbagai proses pengembangan masyarakat. Seorang pekerja masyarakat juga akan berada di dalam suatu posisi yang baik untuk memberikan informasi mengenai berbagai program dalam kelompok masyarakat lainnya, ia pun harus berhati-hati dalam mentransfer sebuah program yang sukses dari satu tempat ke tempat lain karena beragam sosial dan budaya, namun hal tersebut penting bagi orang-orang yang memiliki ide mengenai bagaimana berbagai hal dikerjakan ditempat lain, dengan begitu mereka dapat belajar dari kesuksesan dan kegagalan kelompok lain.16 Dapat disimpulkan bahwa, untuk meningkatkan pengetahuan kelompok, peran pekerja masyarakat sebagai educator (pendidik)
15
Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, h.102. 16 Ife dan Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, h.585.
31
sangatlah penting. Sebagai pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas serta kemampuan dalam penyampaian informasi yang baik dan jelas agar informasi yang diberikan mudah untuk dipahami oleh sasaran perubahan. Selain itu pendidik melakukan kolaborasi dengan profesi lain yang menguasi materi tertentu untuk diberikan kepada kelompok sasaran perubahan.
d.
Keterampilan Keterampilan adalah kemampuan untuk meyelesaikan tugas. Arti
keterampilan juga dapat dikatakan memiliki keahlian yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Keterampilan sangat erat kaitannya dengan sumber daya manusia, The Liang Gie sebagaimana dalam Syarif Makmur mengatakan bahwa keterampilan adalah kegiatan menguasai sesuatu keterampilan dengan tambahan bahwa mempelajari keterampilan harus dibarengi dengan kegiatan praktik, berlatih, dan mengulang-ulang suatu kerja. Seseorang yang memahami semua azas, metode, pengetahuan, dan teori serta mampu melaksanakan secara praktis adalah orang yang memiliki keterampilan.17 Menurut Littre dalam Maurice Duvenger, keterampilan adalah sebagai proses kolektif dari suatu kemahiran atau manufaktur khusus.18 Maksudnya keterampilan dengan berbagai penemuan yang direncanakan
17
Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas Organisasi: Kajian Penyelenggara Pemerintah Desa (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), h.70. 18 Maurice Duvenger, Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakidae (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007). h.79.
32
manusia dengan menggunakan alat-alat, mesin dan sebagainya yang memberikan peserta penguasaan terhadap materi yang diberikan. Peran
penting
bagi
seorang
pekerja
masyarakat
adalah
mengidentifikasi dan memanfaatkan berbagai keterampilan dan sumber daya yang ada bersama masyarakat atau kelompok.19 misalnya ada kelompok warga yang terampil dalam membatik, ada pula yang terampil membuat makanan ataupun kerajinan tangan. Berbagai kelompok warga ini harus mendapat perhatian dari pelaku perubahan sehingga dalam pengembangannya
mereka
bisa
mengoptimalisasikan
keterampilan
mereka. Pelatihan merupakan peran edukatif yang paling spesifik, karena hal tersebut melibatkan bagaimana mengajarkan penduduk untuk melakukan sesuatu. Pelatihan akan sangat efektif bila hal itu memang diberikan untuk merespon permintaan masyarakat itu sendiri. Pelatihan ini disesuaikan dengan kebutuhan kelompok itu sendiri, dalam perkembangan ekonomi misalnya dengan memberikan pelatihan kerajinan tangan, keterampilan yang mereka dapatkan itu mereka gunakan untuk memperoleh sebuah pekerjaan dan bekerja secara produktif dalam sebuah lapangan kerja atau berbagai keterampilan yang dapat mereka gunakan untuk memulai sebuah proyek ekonomi masyarakat lokal. Namun dalam melakukan pelatihan ini, tidak mungkin dilakukan secara individu oleh pekerja masyarakat, pekerja masyarakat juga
19
Ife dan Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, h.574.
33
memainkan perannya untuk menemukan berbagai sumber daya dan para ahli yang berkompeten dibidangnya.20 Dapat disimpulkan bahwa keterampilan merupakan kegiatan mempelajari sesuatu yang dibarengi dengan praktik, berlatih, dan mengulang-ulang suatu kerja. Peran yang juga penting bagi pekerja masyarakat adalah mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Dalam hal ini pelatihanlah yang paling spesifik, karena mengajarkan individu atau kelompok untuk melakukan sesuatu. Pelatihan ini juga disesuaikan dengan kebutuhan serta sumber daya yang ada dalam kelompok tersebut. Pemberdayaan bertujuan meningkatkan kekuasaan dari mereka yang dirugikan, pemberdayaan ini berupaya untuk memperbaiki keadaan untuk menguntungkan kelompok yang dirugikan dengan berbagai cara diantaranya melalui kebijakan dan perencanaan, aksi sosial, sebagaimana digambarkan dalam bagan berikut:21
20
Ife dan Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, h.590. 21 Ibid, h.149.
34
Bagan 2.2 Pemberdayaan
Meningkatkan kekuasaan dari:
Kelompok-kelompok primer yang dirugikan secara struktural: 1.
2. 3.
Pribadi yang dirugikan:
Kelompok lain yang dirugikan:
Duka cita, kehilangan, masalah-masalah pribadi dan keluarga.
Manula, anak-anak, dan kaum muda penyandang cacat (fisik, mental, intelektual), homo dan lesbian terisolasi (secara geografis dan sosial), dsb.
Kelas Kaum miskin, pengangguran, berpenghasilan rendah, penerima jaminan sosial. Gender Perempuan. Ras atau Etnis Masyarakat pribumi, minoritas, etnis, kultural Atas:
Melalui:
Pilihan pribadi, kesempatan, kebutuhan, sumber daya, pengetahuan, kegiatan ekonomi, reproduksi.
Kebijakan dan perencanaan, Aksi sosial, Politik pendidikan dan penyadartahuan.
(Sumber: Jim Ife dan Frank Tesoriero, 2008.h.149) Suatu perspektif pemberdayaan akan membutuhkan pemberian kekuasaan kepada masyarakat untuk mendefinisikan kebutuhan mereka sendiri. Dalam pengembangan masyarakat, menurut Ife ada dua kebutuhan mendasar pertama, suatu keyakinan bahwa kebutuhan manusia harus terpenuhi, dan kedua, masyarakat mampu mengetahui kebutuhan mereka sendiri. Pendefinisian kebutuhan juga mensyaratkan pengetahuan dan keahlian
yang
relevan.
Oleh
karena
itu,
proses
pemberdayaan
35
mensyaratkan bahwa masyarakat harus memiliki akses yang lebih mudah mendapat kesempatan untuk mendapat pendidikan dan informasi.22 Adapun cara yang ditempuh dalam melakukan pemberdayaan yaitu dengan memberikan motivasi atau dukungan berupa penyediaan sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka, meningkatkan kesadaran tentang potensi yang dimilikinya, kemudian berupaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki mereka tersebut.
2.
Tujuan Pemberdayaan Upaya pemberdayaan masyarakat dapat berbeda dengan kelompok
sasaran dan tujuan pemberdayaan sesuai dengan bidang pembangunan yang digarap. Tujuan pemberdayaan bidang ekonomi belum tentu sama dengan tujuan pemberdayaan di bidang pendidikan ataupun bidang sosial. Tujuan pemberdayaan bidang ekonomi adalah agar kelompok sasaran yang berada digaris bawah kemiskinan dapat mengelola usahanya, kemudian memasarkan dan membentuk siklus pemasaran. Sedangkan pemberdayaan bidang pendidikan agar kelompok sasaran dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk mengatasi permasalahannya.23 Menurut Ife sebagaimana dalam Edi Suharto, tujuan pemberdayaan yaitu untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak
22
Ibid., h.142. Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, h.207. 23
36
beruntung.24 Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat
yang berdaya,
memiliki
kekuasaan
atau
mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, serta mandiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya.25
3.
Indikator Pemberdayaan Parsons sebagaimana dalam Edi Suharto mengajukan tiga dimensi
pemberdayaan yang merujuk pada:26 a.
Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar.
b.
Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri orang lain.
c.
Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih menekan.
24
Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.58. Ibid., h.60. 26 Ibid, h.63. 25
37
4.
Strategi Pemberdayaan Sebagaimana dalam Jim Ife, terdapat tiga strategi dalam mencapai
pemberdayaan yaitu pemberdayaan melalui kebijakan dan perencanaan dicapai dengan mengembangkan struktur-struktur dan lembaga untuk mewujudkan akses yang lebih adil kepada sumber daya atau berbagai layanan dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Menggunakan kebijakan ekonomi untuk mengurangi pengangguran dapat dilihat sebagai pemberdayaan dalam konteks bahwa hal ini meningkatkan sumber daya,
akses dan kesempatan bagi masyarakat.
Memberikan sumber daya yang cukup dan aman kepada rakyat juga merupakan strategi pemberdayaan yang penting dan oleh karena itu, kebijakan untuk menjamin pendapatan cukup dapat disebut sebagai memberdayakan. Kemudian,
pemberdayaan
melalui
aksi
sosial
dan
politik
menekankan pentingnya perjuangan dan perubahan politik dalam meningkatkan kekuasaan yang efektif. Tetapi ia menekankan pendekatan aktivis dan berupaya untuk memungkinkan masyarakat meningkatkan kekuasaannya melalui bentuk aksi langsung atau dengan memperlengkapi mereka agar lebih efektif dalam arena politik. Dan
yang
terakhir
pemberdayaan
melalui
pendidikan
dan
penyadartahuan menekankan pentingnya suatu proses edukatif dalam melengkapi masyarakat untuk meningkatkan keberdayaan mereka. Ini memasukkan
gagasan-gagasan
peningkatan
kesadaran,
membantu
masyarakat memahami masyarakat dan struktur opresi, memberikan
38
masyarakat kosakata dan keterampilan untuk bekerja menuju perubahan yang efektif dan seterusnya.27 Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, dan makro. Untuk lebih jelasnya yaitu sebagai berikut: a.
Aras Mikro: Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervetion. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pasa tugas (task centered approach).
b.
Aras Mezzo: Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan sekelompok media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi
dalam meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. c.
Aras Makro: Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar (lare-system stategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan
yang lebih luas. Perumusan kebijakan,
perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian
27
Ife dan Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, h.147.
39
masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini.28 Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa strategi yang digunakan dalam pemberdayaan telah terbagi menjadi tiga aras dimana tiap aras memiliki caranya sendiri. Strategi dalam pemberdayaan di level komunitas dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yakni dengan pendekatan direktif (instruktif) dan pendekatan non-direktif (partisipatif). Untuk memberi gambaran singkat mengenai kedua pendekatan tersebut, berikut merupakan gambaran singkat mengenai pendekatan direktif dan non-direktif. 1) Pendekatan direktif (instruktif) Pendekatan
direktif
(directive
approach)
dilakukan
berlandaskan asumsi bahwa community worker tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Dalam pendekatan ini peranan community worker bersifat lebih dominan karena prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal dari community worker. Community worker-lah yang menetapkan apa yang baik dan apa yang buruk bagi masyarakat. Cara-cara apa yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya, dan selanjutnya menyediakan sarana yang diperlukan untuk perbaikan tersebut. Dan pendekatan seperti ini, prakarsa dan pengambilan keputusan berada di tangan community worker.
28
Ibid, h.66-67
40
2) Pendekatan Non-Direktif (partisipatif) Pendekatan non-direktif dilakukan dengan berlandaskan asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Pada pendekatan ini community worker tidak menetapkan diri sebagai orang yang menetapkan apa yang baik atau buruk bagi suatu masyarakat. Pemeran utama dalam perubahan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri,
community
worker
lebih
bersifat
memanggil
dan
mengembangkan potensi masyarakat. Pemercepat perubahan (enabler) yang membantu mempercepat terjadinya
perubahan
dalam
suatu
masyarakat.
Dengan
menggunakan pendekatan ini, community worker berusaha untuk merangsang tumbuhnya kemampuan masyarakat untuk menentukan arah langkahnya sendiri (self-determination) dan kemampuan untuk menolong dirinya sendiri (self-help).29
5.
Tahapan Pemberdayaan Tahapan pemberdayaan yang baik menurut Isbandi yaitu:30 a.
Tahapan Persiapan (engagment) Pada tahap ini ada dua tahap yang harus dikerjakan yaitu,
Pertama, menyiapkan petugas atau tenaga pemberdaya masyarakat yang bisa juga dilakukan oleh Community Worker hal ini diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota tim mengenai pendekatan 29
Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, h.166-167. 30 Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, h.182.
41
apa yang akan dipilih, penyiapan petugas lebih diperlukan lagi bila dalam proses pemberdayaan masyarakat tenaga yang dipilih memiliki latar belakang antara satu sama lain seperti pendidikan, agama, suku, dan strata. Kedua, menyiapkan lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif. b.
Tahap Pengkajian (Assesment) Proses pengkajian dapat dilakukan secara individu melalui
tokoh-tokoh masyarakat, tetapi juga dapat melalui kelompokkelompok dan masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan dan juga sumber daya yang dimiliki klien. c.
Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan Tahap ini petugas sebagai agen perubahan secara partisipatif
mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan cara menghadapinya. Dalam konteks ini masyarakat mengharapkan dapat memikirkan alternatif program dan kegiatan yang dilakukan. d.
Tahap Pemformulasian Rencana Aksi Tahap dimana menuangkan gagasan yang telah dirumuskan
dalam tahap perencanaan alternatif program ke dalam pernyataan kegiatan (proposal) secara tertulis. Peran agen perubah dalam tahap ini adalah membantu sasaran menuliskan rumusan program mereka dalam format yang layak untuk diajukan kepada penyandang dana. Dalam tahap pemformulasian rencana aksi ini, diharapkan
42
community worker dan masyarakat sudah dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek apa yang akan mereka capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Yakni tahap menuangkan gagasan yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan alternatif program ke dalam pernyataan kegiatan (proposal) secara tertulis. Peran agen perubah dalam tahap ini adalah
membantu sasaran
menuliskan rumusan program mereka dalam format yang layak untuk
diajukan
kepada
penyandang
dana.
Dalam
tahap
pemformulasian rencana aksi ini, diharapkan community worker dan masyarakat sudah dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek apa yang akan mereka capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. e.
Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling
krusial
(penting)
dalam
proses
pengembangan
masyarakat,
keberhasilan dari tahap ini tergantung dari kerjasama yang baik antara agen perubah dengan warga masyarakat serta tokoh masyarakat setempat. Adanya konflik diantara tiga komponen ini akan sangat mengganggu tahap pelaksanaan program atau kegiatan pemberdayaan masyarakat. Dalam
upaya
melaksanakan
program
pengembangan
masyarakat, peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Kader ini biasanya dipilih dari ibu-ibu rumah tangga ataupun pemudi yang
43
masih memiliki waktu luang dan mau melibatkan diri dalam kegiatan tersebut. f.
Tahap Evaluasi Tahap evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan
petugas terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Karena dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuk suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat membentuk suatu sistem dalam masyarakat yang lebih „mandiri‟ dengan memanfaatkan sumberdaya
yang ada. Akan tetapi,
kadangkala dari hasil pemantauan dan evaluasi ternyata hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bila hal ini terjadi maka evaluasi proses diharapkan akan dapat memberikan umpan baik yang berguna bagi perbaikan suatu program ataupun kegiatan. g.
Tahap Terminasi Yakni tahap “pemutusan” atau pemberhentian program.
Idealnya tahap ini dilakukan apabila masyarakat atau komunitas sasaran benar-benar sudah “berdaya”. Pemutusan hubungan dengan komunitas sasaran ini sebaiknya dilakukan secara pelan-pelan, bertahap, tidak secara langsung ditinggalkan begitu saja oleh agen perubah, sehingga dapat dipastikan ketika agen perubah keluar dari komunitas tersebut, keadaan sudah jauh berubah dan komunitas sasaran sudah kreatif mandiri.
44
B. Aset Komunitas dalam Proses Assesment kebutuhan dan potensi masyarakat 1.
Modal Fisik Modal fisik merupakan salah satu modal dasar yang terdapat dalam
setiap masyarakat, baik itu masyarakat yang hidup secara tradisional maupun masyarakat modern. Green dan Haines sebagaimana dalam Isbandi melihat dua kelompok utama dari modal fisik adalah bangunan dan infrastruktur. Bangunan yang dimaksud berupa rumah, perkantoran, pertokoan dan sebagainya. Sementara yang dimaksud infrastruktur berupa jalan raya, jembatan, jalan kereta api, sarana air bersih, jaringan telepon dan sebagainya. Modal fisik yang dimiliki suatu masyarakat akan terkait dengan kualitas manusia yang dimiliki suatu komunitas, misalnya keterkaitan layanan kesehatan yang dapat diakses masyarakat, dengan kondisi infrastruktur yang buruk, akses masyarakat terhadap layanan kesehatan pun menjadi sulit. Keberadaan modal fisik yang memadai juga akan membantu masyarakat untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ataupun kualitas kehidupan masyarakat. Tanpa modal fisik yang memadai masyarakat akan semakin sulit untuk mengatasi masalah yang dihadapi. 2.
Modal Finansial Selain modal fisik, modal lain yang cukup banyak diperhitungkan
dalam menentukan kesejahteraan suatu komunitas adalah modal finansial (keuangan) yang dimiliki ataupun diakses oleh konumitas tersebut. Salah satu indikator yang yang menggambarkan modal keuangan masyarakat
45
adalah dengan melihat banyaknya penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Dengan banyaknya jumlah anggota populasi yang berada di bawah garis kemiskinan, modal keuangan masysrakat masih tetap merupakan hambatan tersendiri dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, misalnya suatu komunitas ingin mengembangkan program di bidang pendidikan, kebutuhan akan modal keuangan menjadi hal yang mutlak dan bukan sekedar bersandar pada modal fisik ataupun sumber daya manusianya. Tanpa kecukupan modal keuangan, laju jalannya suatu program dapat terhambat. Oleh karena itu, pertimbangan akan kecukupan modal dalam menjalankan suatu program dan kegiatan sangat perlu diperhatikan. 3.
Modal Lingkungan Modal lain yang juga mempunyai nilai penting dalam suatu
perencanann partisipatif adalah adanya modal lingkungan yang dapat diakses dan dimanfaatkan masyarakat. Modal lingkungan ini dapat juga berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi serta mempunyai nilai yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup dari manusia dan makhluk lainnya. Terkait dengan modal lingkungan, setiap masyarakat sekurangkurangnya ada berbagai aspek lingkungan yang harus dipertimbangkan. Misalnya bumi, udara, tumbuhan dan juga binatang. Dalam kaitan dengan lingkungan hidup sebagai aset masyarakat, tidak jarang suatu komunitas
46
mengeksploitasi lingkungan mereka secara berlebihan dan tidak terencana sehingga meraka tidak peduli lagi akan kelestarian lingkungan tersebut. 4.
Modal Teknologi Modal lain yang juga mempunyai nilai penting dalam suatu
prencanaan partisipatif adalah modal teknologi yang dimiliki ataupun dapat dimanfaatkan oleh suatu komunitas. Keberadaan teknologi dalam suatu komunitas tidaklah selalu teknologi yang canggih dan kompleks sepeti melibatkan berbagai perangkat komputer dan mesin yang modern. Teknologi yang dimaksud di sini tidak jarang lebih berarti suatu teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi masyarakat. Sebagai contoh dalam bidang pertanian, anda bisa meliat bagaimana tanah digarap dengan bajak. Dimana sebelumnya harus dicangkul. Pencangkulan lahan dinilai terlalu lama kemudian muncul bajak yang memanfaatkan kerbau atau sapi sebagai penggeraknya. 5.
Modal manusia Modal manusia adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
pekerja yang berpengaruh terhadap produktivitas mereka. Dapat dipahami bahwa keberadaan tenaga yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan mampu mengendalikan teknologi dengan baik merupakan hal yang lebih utama daripada teknologi itu sendiri. Misalnya dengan mempunyai modal lingkungan yang besar seperti Indonesia yang memiliki kekayaan tambang yang luar biasa, tetapi karena sumber daya manusianya belum menguasai teknologi pertambangan dengan baik maka yang terjadi adalah pengeksploitasian sumber daya alam.
47
Disinilah letak modal manusia memainkan peranan penting dalam proses pembangunan. Tanpa adanya unsur manusia yang memiliki kemampuan yang memadai, mesin ataupun teknologi yang ada menjadi tidak berguna. Dalam kaitan upaya menyiapkan manusia yang berdaya dan mempunyai kemampuan untuk mengendalikan teknologi yang ada, pendidikan memerankan peranan penting dalam menyiapkan modal manusia yang ada di suatu komunitas. 6.
Modal Sosial Modal lainnya yang juga bernilai penting dalam proses
pengembangan masyarakat adalah adanya modal sosial dalam suatu msyarakat yang menjadi perekat antara kelompok masyarakat yang satu dengan lainnya. Modal sosial yang dimaksud di sini adalah norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang berada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warganya juga unsur kepercayaan dan jaringan antar warga ataupun kelompok masyarakat. 7.
Modal Spiritual Dalam kasus pembangunan ditingkat komunitas, hal yang perlu
diidentifikasikan dari komunitas sasaran antara lain adalah, adakah modal spriritual yang terdapat dalam komunitas tersebut yang dapat membantu proses perubahan berencana yang akan dilakukan oleh community worker. Disamping itu, perlu juga diidentifikasikan „aliran‟ yang dianut oleh para elite dikomunitas agar pembangunan yang dilakukan mempunyai tolak
48
ukur nilai tertentu dari aliran tersebut agar upaya intervensi yang direncanakan dapat berjalan lancar.31
C. Petani 1. Pengertian Petani Petani adalah sumber daya manusia yang mencintai pertanian, berminat dan terlibat dalam kegiatan pertanian. Petani adalah sumber daya manusia yang memiliki usaha tani nelayan sendiri, telah menentukan bidang pertanian sebagai sumber mata pencaharian dan hidup dari hasil tani nelayan.32
2. Pengertian Kelompok Tani Iver dan Page mengemukakan bahwa kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, sehingga terdapat hubungan timbal balik, sedangkan Gerungan mengemukakan bahwa kelompok merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mengadakan interaksi secara intensif dan teratur.33 Menurut Mardikanto pengertian kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa (pria/wanita) maupun petani-taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan dipimpin oleh seorang kontak tani, sedangkan 31
Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, h.240. 32 Pedoman Pembinaan Pemudatani-Nelayan dan Wanita Tani-Nelayan, (Departemen Pertanian, 1995). 33 Margono Slamet dan Sumarjo, Kelompok, Organisasi, dan Kepemimpinan, h.3.
49
menurut Departemen Pertanian (2007), kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan anggota/petani dalam mengembangkan usahanya.34
3. Karakteristik Kelompok Tani Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di pedesaan yang ditumbuhkembangkan “dari, oleh, dan untuk petani”, memiliki karakteristik sebagai berikut: a.
Ciri Kelompok Tani 1) Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota. 2) Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani. 3) Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi. 4) Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan bersama.
b. Unsur Pengikat Kelompok Tani 1) Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya.
34
Ibid, h.4.
50
2) Adanya kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama diantara para anggotanya. 3) Adanya kader tani yang berdedikasi untuk menggerakkan para petani dan kepemimpinannya diterima oleh sesama petani lainnya. 4) Adanya kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sekurang-kurangnya sebagian besar anggotanya. 5) Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk menunjang program yang telah ditentukan.
c.
Fungsi Kelompok Tani 1) Kelas belajar: kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar
bagi
anggotanya
guna
meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga
produktivitasnya
meningkat,
pendapatannya
bertambah serta kehidupannya yang lebih sejahtera. 2) Wahana kerjasama: kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.
51
3) Unit produksi: usaha tani yang dilaksanakan oleh masingmasing anggota kelompok tani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang
dari
segi
kuantitas,
kualitas,
maupun
kontinuitas.35 Dari teori-teori yang telah dipaparkan, peneliti membuat alur atau kerangka berpikir dengan mengambil teori yang peneliti anggap relevan untuk membahas pemberdayaan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. Berikut ini adalah kerangka berpikir tersebut:
35
Peraturan Menteri Pertanian nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani (Departemen Pertanian, 2007), h.5-7.
Bagan 2.3 Sumber daya merupakan sumber energi, tenaga, kekuatan serta kemampuan dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki oleh setiap individu untuk menciptakan daya, gerakan, aktivitas, kegiatan dan tindakan. Pemberdayaan Merupakan upaya
menyediakan sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk menentukan masa depan mereka sendiri dan untuk berpartisipasi serta mempengaruhi kehidupan masyarakatnya. (Jim Ife)
Kesempatan dalam konsep pemberdayaan dilakukan dengan penyediaan kemudahan dan pembinaan teknis manajemen dalam memulai usaha, perlindungan usaha, tempat berwirausaha. Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui dan dipahami atas dasar kemampuan berpikir, merasa, maupun mengindera baik disengaja ataupun tidak disengaja untuk membentuk model mental yang menggambarkan obyek dengan tepat dan mempresentasikannya dalam aksi.
Indikator Suharto:
pemberdayaan
menurut
Edi
1. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar. 2. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri orang lain. 3. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upayaupaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih menekan.
Keterampilan merupakan kegiatan menguasai sesuatu yang dibarengi dengan kegiatan praktik, berlatih, dan mengulang-ulang suatu kerja. 52
BAB III GAMBARAN UMUM KELOMPOK WANITA TANI (KWT) CEMPAKA
Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang berada di Jl. Damai Kapling PDK Nomor 7 RT 11/RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Telp: (021) 7350148.
A. Sejarah Singkat Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka berdiri pada tahun 1992. Didirikan oleh Hj. Sunarti yang sekaligus menjadi ketua dari kelompok ini. Beliau merupakan lulusan dari Sekolah Kepandaian Keluarga Putri. Sekarang beliau memiliki anggota sebanyak 20 orang yang masih aktif membantu dalam usahanya. Menurut pengakuan beliau awalnya ia hanya coba-coba tetapi lamakelamaan menjadi keterusan ungkapnya. Ibu Hj. Sunarti Satimin ini merupakan ibu rumah tangga yang sangat gemar mengkonsumsi minuman tradisional, beliau biasa mengolah rempah-rempah seperti jahe dengan cara yang sederhana, hanya dengan di rebus bersama air dan menambahkan gula sedikit kedalamnya. Kecintaannya terhadap minuman tradisional membuatnya ingin mengembangkan produk minuman tradisional. Dari sinilah beliau memulai usahanya, Usaha ini di mulai dengan modal yang sangat kecil yaitu 1 juta rupiah. Dalam 3 tahun pertama mereka hanya memproduksi dalam jumlah kecil, selain karena modal yang terbatas hal ini juga dikarenakan belum
53
54
banyaknya yang mengetahui produk yang dihasilkan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini.1 Dalam menjalankan usahanya ini beliau ingin memanfaatkan sumber daya masyarakat yang ada agar lebih produktif, terutama ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan dan ingin menambah penghasilan. Setelah 3 tahun berjalan usaha kelompok ini menarik perhatian pemerintah setempat dan karena dirasa dapat berkembang dengan baik maka pemerintah memberikan mereka penyuluhan dan kursus oleh petugas lapangan Suku Dinas Pertanian DKI Jakarta. Diharapkan dengan adanya bantuan berupa penyuluhan dan kursus yang diberikan dapat mengembangkan usaha ini dan benar saja usaha ini semakin berkembang dengan berhasilnya produk ini masuk ke pasar swalayan pada tahun 2000 karena usaha yang sungguh-sungguh dan kegigihan semua anggota kelompok ini.2 Hal ini membuat Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini kebanjiran tawaran dan pesanan. Salah satunya tawaran untuk mengikuti pameran-pameran makanan dan minuman di dalam dan di luar negeri. Dan juga pesanan untuk produk dalam jumlah sangat banyak. Usaha Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini bergerak di bidang home industry yang mengolah hasil pasca panen menjadi suatu produk minuman dan makanan, seperti bir pletok, instan jahe, keripik pisang dan lainnya.
1 2
Wawancara pribadi dengan Sunarti Satimin, Petukangan Selatan, 9 Maret 2015. Wawancara pribadi dengan Sunarti Satimin, Petukangan Selatan, 9 Maret 2015.
55
B. Visi dan Misi Dalam membentuk kelompok, para pengurus Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka membuat visi dan misi kelompok. Hal ini agar Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka mempunyai arahan dalam melakukan kegiatan. Visi dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yaitu “Semua Keluarga Ikut Berperan Dalam Kegiatan yang Menyangkut Hal-hal Pertanian.” Adapun misi dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini diantaranya ingin mewujudkan kemandirian petani binaan di Kelurahan Petukangan Selatan, meningkatkan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, meningkatkan kemampuan daya fikir serta meningkatkan pendapatan keluarga.3
C. Tujuan Tujuan umum Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini yaitu meningkatkan kemampuan dan kualitas kelompok dari sisi pembinaan, pengelolaan, permodalan, dan pengembangan usaha dalam pemberdayaan ekonomi keluarga sebagai upaya meningkatnya pendapatan keluarga untuk mewujudkan Keluarga Sejahtera. Adapun tujuan khusus yang dibuat oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka diantaranya:4 a.
Meningkatnya kesetaraan keluarga agar aktif menjadi peserta KB.
b.
Mengembangkan kegiatan usaha kelompok ekonomi keluarga.
c.
Meningkatkan peran serta masyarakat dan pembinaan akseptor KB melalui kegiatan usaha peningkatan pendapatan keluarga.
3 4
Buku Profil Kelompok UPPKS Cempaka. Buku Profil Kelompok UPPKS Cempaka.
56
d.
Meningkatkan kualitas kelompok UPPKS secara bertahap.
e.
Meningkatkan tahapan keluarga anggota kelompok UPPKS secara bertahap ke tahapan keluarga yang lebih baik.
D. Administrasi Dalam rangka tertibnya administrasi kegiatan, Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka memiliki buku-buku administrasi yang menyangkut semua pencatatan pelaksanaan kegiatan antara lain: 1.
Buku anggota
2.
Buku kas jurnal harian
3.
Buku produksi
4.
Buku pengiriman barang/produksi
5.
Buku setoran hasil penjualan
6.
Buku inventarisasi
E. Kepengurusan Struktur kepengurusan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini seluruhnya dipegang oleh kaum perempuan, karena kelompok ini hanya ditujukan untuk para perempuan saja yang berdomisili di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Administrasi Jakarta Selatan, struktur kepengurusannya sebagai berikut:5
5
Wawancara pribadi dengan Sri Hartati, 14 April 2015.
57
Ketua
: Ibu Hj. Sunarti Satimin
Wakil ketua
: Ibu Nani Lukito
Sekretaris
: Ibu Sri Hartati Hadi
Bendahara
: Ibu Juwarsih
a)
Seksi Produksi
Seksi produksi ini bertugas untuk merencanakan jumlah produk yang akan di produksi setiap bulannya, mengkoordinasikan jenis produk yang akan di produksi pada setiap anggota kelompok, menghitung kebutuhan bahan dan alat yang digunakan dalam mengolah produk yang akan dipasarkan. Seksi produksi ini di pimpin oleh Ibu Iriyani yang beranggotakan: 1.
Ibu Puji Lestari
2.
Ibu Yanizar
3.
Ibu Nuraini
4.
Ibu Sugiarti
5.
Ibu Yuana
6.
Ibu Pratiawanti
b) Seksi Mutu Seksi mutu ini betugas untuk mengecek kebersihan dan kehigienisan produk yang dihasilkan, kemudian mengecek jenis kemasan produk. Serta mengecek tempat penyimpanan sebelum dipasarkan dan ketika dipasarkan. Selain itu, secara periodik seksi mutu ini bertugas untuk memperpanjang P2RT dan
58
sertifikat halal. Seksi mutu ini dipimpin oleh Ibu Murniyati yang beranggotakan:
c)
1.
Ibu Sabtinah
2.
Ibu Warsiah
3.
Ibu Sunarti
4.
Ibu Hj. Chodijah
5.
Ibu Siti Aisyah
6.
Ibu Sri Kustiyasih
7.
Ibu Nur Asiah
8.
Ibu Rohana
Seksi Pemasaran
Seksi pemasaran ini bertugas untuk mencari konsumen tempat pemasaran, menjalin kerja sama dengan pihak-pihak lain yang mau membantu memasarkan produk. Mendatangi pusat-pusat promosi (bazar-bazar) yang diadakan oleh instansi terkait seperti dari Dinas Pariwisata, UKM, Dinas Pertanian dan lain-lainnya. Seksi pemasaran ini dipimpin oleh Ibu Hj. Amroh yang beranggotakan: 1.
Ibu Sri Yuliani
2.
Ibu Masenun
3.
Ibu Rodiyah
4.
Ibu Sumarti
5.
Ibu Sartinah
6.
Ibu Ermi
59
F. Kegiatan yang dilakukan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka Adapun kegiatan yang dilakukan di dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini melalui penyuluhan yang diberikan oleh tenaga penyuluh dari Suku Dinas Pertanian dan Peternakan, diantaranya ada budidaya sayuran, budidaya tanaman hias, tambulampot (tanaman buah dalam pot), penyuluhan KB dan bina keluarga remaja, olahan hasil pasca panen, dan pemasaran. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai kegiatan tersebut.6 1.
Budidaya Sayuran Budidaya sayuran ini diberikan mulai dari cara-cara pengolahan lahan. Untuk budidaya sayuran dilahan kegiatan dimulai dari penyiapan dan pengolahan lahan. Kemudian penyiapan atau pembelian benih unggul lalu penyemaian, pemupukan awal lalu dilanjut lagi cara penanaman, pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian hama penyakit tanaman, dan diakhiri dengan panen.
2.
Budidaya Tanaman Hias Budidaya tanaman hias dilakukan dengan sistem penanaman dalam pot dan dilakukan dimasing-masing rumah setiap anggota. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pemilihan jenis tanaman, penentuan ukuran pot, pembuatan media tanam, cara penanaman dan perbanyakan tanaman. Jenis tanaman hias yang ditanaman seperti aglonema dan euphorbia.
6
Wawancara pribadi dengan Juwarsih, 14 April 2015.
60
3.
Tabulampot (tanaman buah dalam pot) Dikarenakan
lahan
pekarangan
yang
terbatas
dan
tidak
memungkinkan untuk ditanam di tanah langsung, maka penanaman tanaman buah sebagian ditanam melalui pot atau dikenal juga dengan istilah tabulampot (tanaman buah dalam pot). Jenis tanaman yang ditanam umumnya mangga, belimbing, sawo, rambutan, dan jeruk.
4.
Penyuluhan KB dan Bina Keluarga Remaja Penyuluhan ini diberikan pada saat pertemuan kelompok, penyuluhan ini merupakan upaya
meningkatkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan orang tua dan anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja secara seimbang melalui komunikasi efektif antara orang tua dan anak. Bina keluarga
5.
Olahan Hasil Pasca Panen Untuk mempertahankan kualitas hasil serta menghindari kerusakan pada hasil panen, maka dilakukan pasca panen yang diantaranya pengemasan, pendinginan, dan pengolahan hasil. Sebagai contoh jenis jahe diolah menjadi instan jahe, buah pisang diolah menjadi keripik pisang, wortel dan nanas diolah menajadi minumam segar. Tujuan pengolahan hasil pasca panen diantaranya adalah untuk meningkatkan nilai jual agar bisa meningkatkan pendapatan ekonomi.
61
6.
Pemasaran Pemasaran hasil dilaksanakan setelah pengolahan hasil pasca panen. Dijual pada masyarakat sekitar dan juga melalui kerjasama dengan mitra luar, serta melalui pameran dan bazar yang dilakukan oleh instansi pemerintah dan swasta pada event-event tertentu seperti pameran hari pangan sedunia, pameran flona (flora dna fauna), dan masih banyak lagi.
G. Kemitraan dengan Pihak Luar Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka menjalin kerjasama dengan berbagai pihak luar untuk memajukan usaha kelompok dan memasarkan hasil produknya, dengan begitu hasil produk ini bisa berkembang secara berkelanjutan. Berikut pihak-pihak yang bermitra dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka:7 1.
Koperasi Pegawai Perum Percetakan Uang RI (KOPETRI)
2.
Rumah Makan Betawi
3.
Keperasi TVRI Senayan–Jakarta Pusat
4.
Koperasi PDK, Jl. Jendral Sudirman–Jakarta Pusat
H. Permodalan Dalam merintis usahanya, kelompok wanita tani (KWT) Cempaka memperoleh modal usahanya dari anggota kelompok serta modal pinjaman dari berbagai sumber yang terdiri dari:8 7 8
Buku Profil UPPKS Cempaka. Buku Profil UPPKS Cempaka.
62
1) Modal dari anggota kelompok
Rp. 500.000,-
2) Modal pinjaman dari:
I.
a.
BKKBN PUSAT
Rp. 10.000.000,-
b.
BUMN (PLN)
Rp. 3.000.000,-
c.
LSM (Karya Mandiri)
Rp. 10.000.000,-
d.
KUKESRA
Rp. 800.000,-
e.
PKK DKI
Rp. 5.000.000,-
f.
PPMK
Rp. 5.000.000,-
g.
JPS
Rp. 1.000.000,-
Bentuk dan Jenis Usaha Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka bergerak dibidang usaha home industry, memulai produksi pada bulan April 1996, dengan produksi minuman khas betawi bir pletok dan jahe instan. Sampai saat ini jenis produksinya sudah bertambah dengan adanya produksi keripik pisang kepok dan aneka sari buah-buahan namun tergantung pada pemesanan juga ketika ada pesanan.9
J.
Sertifikasi Selama berdirinya kelompok dalam menjalankan usahanya kelompok
telah mendapatkan berbagai sertifikat dari berbagai instansi seperti Sertifikat Kelayakan Usaha, Sertifikat merk dari Departemen Kehakiman & HAM, dan Sertifikat Halal dari MUI ini membuktikan keseriusannya dalam menjalankan
9
Wawancara pribadi dengan Sri Hartati, 14 April 2015.
63
usaha kelompok dan juga diperuntukkan untuk melindungi usaha kelompok, secara periodik sertifikat ini selalu diperbaharui. Kemudian Kelompok mendapatkan sertifikat hasil analisa AP4 (Agricultural Product Processing Pilot Plant) dari IPB yang menyatakan bahwa produk bir pletok yang di produksi oleh Kelompok Wanita Tani Cempaka bebas dari mikroba yang berarti aman untuk dikonsumsi. Selain itu selama menjalankan usahanya Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka sering mendapatkan Sertifikat maupun piagam juara hasil dari lomba-lomba yang diadakan dari berbagai pihak.10
K. Produksi Dalam setiap produksi, Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dapat menghasilkan sebanyak:11 1) Bir Pletok Cair
: 75 botol per minggu
2) Jahe Instan Pasca Panen
: 250 pcs per minggu
3) Kripik Pisang Kepok
: 100 kg per 2 minggu
4) Keripik Aneka Buah
: sesuai pesanan
Kegiatan usaha (produksi) dilaksanakan sebanyak 4 kali dalam sebulan, dengan hasil:
10 11
1) Bir Pletok Cair
: 300 botol
2) Jahe Instan
: 500 pcs
3) Kripik Pisang
: sesuai pesanan
Buku Profil UPPKS Cempaka. Buku Profil UPPKS Cempaka.
64
Namun pada saat ini produk yang diproduksi tidak selalu diproduksi setiap bulannya, karena banyak kegiatan lainnya maka produksi dilakukan dengan disesuaikan oleh kondisi dan pemesanan. Dan produk yang diproduksi sekarang tidak hanya terpaku dengan jenis produk di atas saja, ketika ada bazar atau event-event tertentu, Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka memproduksi beberapa hasil olahan pasca panen lainnya seperti minuman sari wortel dan nanas, puding wortel dan kangkung, selain itu ada pula bapao dan donat yang berbahan dasar dari ubi.
BAB IV ANALISA HASIL TEMUAN PENELITIAN
Upaya pemberdayaan yang bertujuan untuk membangun pertanian kearah perekonomian yang lebih baik dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang terletak di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka melakukan kolaborasi pendampingan dengan berberapa pihak diantaranya penyuluh dari Suku Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Administrasi Jakarta Selatan, dan juga pembimbing atau pelatih yang berkompeten di bidangnya. Seperti dalam BAB II hal 37, strategi yang dipakai dilakukan dalam pemberdayaan ini adalah melalui kebijakan dan perencanaan dengan mengembangkan struktur-struktur dan lembaga seperti yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang menjadi wadah berguna sebagai sarana informasi akan inovasi mengenai budidaya dan pengolahan hasil pasca panen. Pemberberdayaan ini merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan agar para petani dan keluarganya khususnya perempuan yang ada di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan mampu secara mandiri mengorganisasikan dirinya dan masyarakatnya agar bisa hidup lebih sejahtera. Masyarakat harus diajak belajar bagaimana memelihara dan memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungannya untuk kesejahteraan yang lebih baik dan berkelanjutan.
65
66
Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti kepada penyuluh dan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka maka peneliti akan menggambarkan hasil dari pemberdayaan seperti menurut Jim Ife, pada BAB II hal 25 dalam berupaya meningkatkan sumber daya, menyediakan kesempatan, meningkatkan pengetahuan, dan juga mengingkatkan keterampilan anggota yang ada di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan. BAB IV ini terbagi menjadi 6 (enam) bagian yaitu pertama, profil informan, kedua, penyediaan sumber daya, ketiga, penyediaan kesempatan, keempat, peningkatan pengetahuan, kelima, peningkatan keterampilan, dan keenam indikator keberdayaan. A. Profil Informan Berikut ini adalah daftar profil informan, yaitu: Tabel 4.1 Tabel Informan Penelitian No
Nama
Umur
Jabatan
1.
Ibu Sri Suryati
36 th
Penyuluh
2.
Bapak Ghausal Akbar
31 th
Penyuluh
3.
Ibu Yanizar
53 th
Anggota Kelompok
4.
Ibu Sugiarti
53 th
Anggota Kelompok
5.
Ibu Sunarti
48 th
Anggota Kelompok
6.
Ibu Sabtinah
59 th
Anggota Kelompok
7.
Ibu Hj. Amroh
54 th
Anggota Kelompok
67
Ibu Sri Suryati merupakan THL-TBPP (Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian) begitu pula dengan Bapak Ghausal Akbar yang bertugas sebagai penyuluh yang bertugas di Kecamatan Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan Propinsi DKI Jakarta sejak tahun 2008 sampai sekarang. Misi penyuluhan ini adalah mewujudkan kemandirian petani binaan di Kecamatan
Pesanggarahan.
Salah
satu
programnya
adalah
pembentukan kelompok tani sebagai wadah petani untuk belajar dan mengekspresikan kemampuannya seperti yang beliau lakukan di dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. Mereka berdua membantu membina dan mendampingi serta memberikan kemudahan-kemudahan kelompok dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Informan selanjutnya yaitu Ibu Yanizar, Ibu Sugiarti, Ibu Sunarti, Ibu Sabtinah, dan Ibu Hj. Amroh. Mereka merupakan ibu rumah tangga yang tinggal di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan. Ibu Sabtinah berstatus sebagai anggota kelompok, sedangkan Ibu Hj. Amroh berstatus sebagai koordinator seksi pemasaran. Mereka berdua sudah bergabung di dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka sejak awal pembentukan kelompok. berbeda dengan sebelumnya, Ibu Yanizar awalnya sudah aktif di kegiatan PKK terlebih dahulu, lalu beliau diajak untuk bergabung ke dalam kelompok dan sekarang beliau berstatus sebagai anggota kelompok. selanjutnya Ibu Sugiarti dan Ibu Sunarti mereka hanya ibu rumah tangga biasa dan tidak
68
mengikuti kegiatan lainnya selain kegiatan di dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka mereka berdua berstatus sebagai anggota kelompok.
B. Penyediaan Sumber Daya Dalam penyedian sumber daya, seperti menurut Hasibuan dalam BAB II hal 26 untuk meningkatkan kemampuan daya fikir para anggota kelompok, pendamping mengadakan pertemuan rutin secara berkala yang didalamnya terdapat pemberian motivasi kepada anggota, menggali potensi yang ada di dalam dirinya lalu mengembangkan potensinya. Berikut merupakan hasil wawancara dengan Ibu Isur: ”Kalau dari penyuluh, ya kita mengadakan pembinaan rutin, ya intinya sih secara continue dan kasih semangat dan motivasi lah. Karena kan penyuluh itu tugasnya mengubah perilaku dan juga sebagai motivator, jadi kita melakukan pembinaan yang berkelanjutan aja, awalnya kan kita menggali potensi yang ada lalu kita mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya.”1 Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Ghausal: “Dengan cara mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang agribisnis dari penanaman sampai pengolahan hasil produksi pertanian secara luas selain itu penyuluhan ini bersifat pembinaan yang rutin dilakukan dalam pertemuan kelompok. Tujuannya agar para kualitas sumber daya para anggota disini meningkat, kemampuan berfikirnya meningkat, serta mereka sendiri mengetahui potensi yang ada di dirinya lalu mengembangkan potensi tersebut agar bisa bermanfaat bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk kelompok dan masyarakat sekitar.”2
1
Wawancara pribadi dengan Sri Suryati, Petukangan Selatan, 18 Mei 2015. Wawancara Pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015.
2
69
Pemberdayaan
ini
dilakukan
sesuai
dengan
tahapan
pemberdayaan, dalam tahap pengkajian (Assesment) pada BAB II hal 41, dimana pendamping mengidentifikasi apa yang dibutuhkan dan masalah apa yang dimiliki oleh kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok tersebut, anggota kelompok mengutarakan apa kebutuhan serta permasalahan yang dihadapi. Pendamping menggunakan pendekatan direktif instruktif seperti pada BAB II hal 39, dimana dalam praktiknya pendamping menanyakan apa yang menjadi kebutuhan kelompok dan cara apa yang dilakukan untuk menangani suatu permasalahan, tapi pada akhirnya jawaban yang muncul selalu diukur dari segi baik dan buruk menurut para pendamping. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini menggunakan lahan dalam menyediakan sumber daya untuk membantu berjalannya keberlangsungan
kegiatan.
Sebagaimana
diketahui
dalam
pembangunan pertanian yang berkelanjutan, lahan merupakan sumber daya dalam usaha tani, karena usaha yang dikembangkan bersifat land base agricultural. Kurangnya atau sempitnya lahan juga menghambat keberlangsungan pemberdayaan ini. Untuk menangani permasalahan yang dihadapi, pendamping memberikan materi sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut mengenai: a.
Alih fungsi lahan
b.
Tambulampot (Tanaman buah dalam pot)
c.
Pembuatan pupuk organik
70
Gambar 1
Sumber: Foto Peneliti (Kebun Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang menggunakan lahan tidak terpakai di RW 02, Kelurahan Petukangan Selatan) Lahan yang digunakan sebagai kebun kelompok ini sebenarnya bukanlah milik kelompok itu sendiri, melainkan lahan yang tidak terpakai oleh pemiliknya dan dengan hasil negosiasi dari pendamping dan perwakilan kelompok kepada pemilik lahan maka Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka boleh memakainya. Namun kesepakatan ini hanya terucap di mulut saja, belum ada perjanjian yang resmi di atas kertas sampai kapan batas waktu pemakaian lahannya tersebut. Beberapa materi mengenai alih fungsi lahan dan yang lainnya ditunjukan untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan para anggota dalam melihat kebutuhan serta permasalahan yang mereka hadapi sehingga para anggota dapat mencari pemecahan masalah yang tepat. Dalam menyediakan sumber daya, pendamping memberikan pengetahuannya melalui pendidikan non-formal ini bertujuan untuk
71
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di dalam kelompok. Disamping pendidikan, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tingkat kesehatan dan gizi juga harus diperhatikan, karena jika tingkat kesehatan rendah maka tingkat produktivitas seseorang juga akan tidak maksimal dan ini pun berdampak pada tingkat pendapatan seseorang yang akan rendah pula. Pendamping melakukan kolaborasi dengan profesi lainnya yang lebih berkompeten di bidangnya, untuk memberikan materi seputar kesehatan yang tidak hanya didapatkan di dalam kelompok, namun dari kegiatan lainnya. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Ghausal: “Ngga, kalo untuk sarana jaminan kesehatan sih kita tidak memberikan, kalo penyuluhan dari kita kan sebenernya lebih fokus ke pemberdayaan di bidang pertanian, tapi anggota kelompok ini pernah juga diberikan tentang penyuluhan kesehatan karena kelompok tani cempaka ini juga kita kerjasama dan bersinergi juga dengan kegiatan lain, contohnya dari PKK dan PLKB.”3 Berikut hasil wawancara dengan Ibu Yanizar sebagai berikut: “Kalo untuk jaminan kesehatan sih disini kita gak dapet ya mbak, jadi kalo jaminan kesehatan sih urusan masingmasing. Tapi kalo penyuluhan tentang kesehatan disini pernah diadakan.”4
3
Wawancara Pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015. Wawancara pribadi dengan Yanizar, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.
4
72
Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Sugiarti dan Ibu Sunarti sebagai berikut: ”Emmm sejauh ini saya belum tahu mbak, sepertinya nggak ada. Cuman penyuluhan tentang KB, sama kesehatan yang lain gitu mbak.”5 “Sarana kesehatan ya paling tuh kayak penyuluhan tentang KB dan kesehatan lainnya, kalo jaminan kesehatannya ngga ada mba.” Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sarana jaminan kesehatan untuk para anggota tidak tersedia di dalam
Kelompok
Wanita
Tani
(KWT)
Cempaka.
Namun,
penyuluhan mengenai seputar kesehatan pernah diberikan kepada para anggota baik itu dalam pertemuan kelompok maupun dari kegiatan lain seperti PKK dan penyuluhan PLKB. Pendamping melakukan pelatihan mengenai pengolahan hasil pasca panen seperti sayuran dan buah. Tujuan ini salah satunya adalah mengajak para masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sesuai dengan B2SA (beragam, bergizi, seimbang, dan aman). Ketika seseorang sudah mengkonsumsi makanan sesuai dengan kategori tersebut, maka diharapkan tingkat kesehatannya pun akan meningkat dan jika tingkat kesehatan meningkat, maka tingkat produksi dan pendapatan pun akan meningkat pula. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Ibu Isur: “Kalau dalam meningkatkan sumber daya selain dari tingkat pendidikan ya, tapi juga dari faktor kesehatan, nah kami selaku penyuluh juga berusaha mengajarkan kepada perempuan disini khususnya ibu-ibu anggota untuk mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan kategori B2SA 5
Wawancara pribadi dengan Sugiarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.
73
(beragam, bergizi, seimbang, dan aman). Contohnya kami mengajarkan ibu-ibu membuat mie, tapi bukan seperti mie biasa karena bahan-bahan yang digunakan bisa menggunakan sayuran hijau seperti sawi dan bayam. Penyuluhan ini bertujuan agar konsumsi sayuran dan buah meningkat, makanan yang dimakan juga sangat dijamin sehat karena diolah sendiri dengan bahan dan cara yang aman.”6 Dalam
pengamatan
observasi
peneliti
mengamati
pendamping mengatakan bahwa teknik yang digunakan dalam pemberdayaan ini melalui metode sosialisasi dan demontrasi. Dimana metode sosialisasi dilakukan untuk mentransfer kebiasaan atau nilai yang dianggap baik dan perlu ke dalam kelompok. Sedangkan demonstrasi ini terbagi lagi menjadi tiga bagian pertama, demonstrasi cara dimana pendamping memperlihatkan secara singkat kepada kelompok bagaimana melakukan suatu cara kerja baru ataupun cara kerja yang lama yang disempurnakan seperti pemupukan dan pengolahan tanah, kedua demontrasi hasil dimana pendamping menunjukkan kepada kelompok hasil dari suatu cara kerja
baru
seperti
pengolahan
hasil
pasca
panen
dengan
menggunakan alat dan inovasi yang kreatif. Ketiga gabungan dari demonstrasi
cara
dan
hasil
dimana
kegiatannya
dipraktikkan dilapangan.
6
Wawancara pribadi dengan Sri Suryati, Petukangan Selatan, 18 Mei 2015.
langsung
74
Gambar 2
Sumber: Foto Peneliti (Anggota kelompok sedang melakukan panen sayur dan buah yang ditanam di kebun kelompok) Selain itu, dalam pengamatan observasi peneliti mengamati bahwa pendamping memberikan penyuluhan yang berbeda-beda di setiap pertemuan kelompok, ini bertujuan agar apa yang disampaikan tidak membosankan. Berdasarkan hasil studi dokumentasi, peneliti melihat bahwa terdapat pula buku jadwal kegiatan serta buku panduan yang dipakai oleh para pendamping dalam melakukan pemberdayaan. Ini menunjukkan bahwa kegiatan sudah terjadwal dengan baik dan dilakukan dengan benar karena pendamping memiliki panduan dalam melakukan pemberdayaan tersebut.
3.
Penyediaan Kesempatan Setiap
perempuan
mempunyai
kesempatan,
hak,
dan
kewajiban yang sama dengan pria di segala bidang dan kegiatan dalam pembangunan. Seperti yang dinyatakan dalam GBHN (garis-
75
garis besar haluan negara), perempuan mempunyai tangung jawab yang sama terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi majunya pembangunan negara ini termasuk didalamnya peran dalam bidang pembangunan pertanian. Salah satu tujuan dibentuknya Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini adalah menyediakan wadah untuk para perempuan memiliki akses dan kesempatan seperti yang dijelaskan pada BAB II hal 36 pemberdayaan melalui kebijakan dan perencanaan
dapat dicapai dengan mengembangkan struktur-
struktur dan lembaga untuk mewujudkan akses yang lebih adil kepada sumber daya atau berbagai layanan dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka menyediakan kesempatan perempuan di RW 02 untuk berpartisipasi dalam menambah pengetahuan, wawasan, melatih keterampilan para anggotanya mempunyai motivasi di dalam dirinya untuk berkembang. Dengan ikut berpartispasi dalam kelompok ini diharapkan agar perempuan juga memiliki kesempatan untuk membantu meningkatkan pendapatannya. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Sugiarti: “KWT cempaka ini tempat kita untuk meningkatkan produksi dan untuk mengembangkan pertanian yang mana kita tuh harus tahu, sebenernya kita nggak tahu tapi kita belajar supaya KWT ini bisa maju dan kita anggotanya bisa lebih maju untuk mengembangkan pengetahuan kita yang lebih baik lagi. Kan disini KWT ini wadahnya ibu-ibu untuk belajar bagaimana produksi, mengembangkan pengetahuan
76
dan keterampilan kita lah untuk bisa meningkatkan pendapatan juga.”7 Berikut hasil wawancara dengan Ibu Sunarti dan Ibu Hj. Amroh: “Eeeh ini merupakan kelompok yang menyediakan kesempatan kita supaya dapat pengetahuan tentang toga, tanaman buah dalam pot, dan produksi olahan hasil panen. Intinya tuh pemberdayaan buat ibu-ibu di sini biar bisa bantu pendapatan keluarga juga.”8 “Saya mengetahui kelompok ini sebagai tempat mendapat ilmu. Dari mulai ilmu pertanian, cara menanam, macammacam tanaman sayur, obat, dan juga keterampilan. Selain itu kelompok ini juga memanfaatkan lahan kosong sebagai sarananya. Kita bisa nambah penghasilan juga dari kelompok ini.”9 Hal serupa juga dikatakan oleh para anggota lainnya Ibu Sabtinah dan Ibu Yanizar: “Kelompok tani ini ya.. itu suatu kumpulan ibu-ibu didalamnya terdapat struktur organisasi yang jelas, ada ketua, wakil, sekretaris sama bendahara dan anggota gitu ya.Dimana didalam kelompok ini kita dikasih kesempatan untuk bisa belajar mengenai peternakan, pertanian, hasil pasca panen, produksi sampai pemasarannya.”10 “Kelompok wanita tani cempaka merupakan kelompok atau komunitas yang didalamnya menyediakan wadah untuk kita khususnya kaum perempuan nih ibu-ibu rumah tangga di RW 02 bisa dapet penyuluhan serta pembinaan mengenai pertanian, pelatian, dan pengolahan hasil pasca panen.”11 Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka memberikan kesempatan kepada perempuan yang ada di RW 02 Kelurahan Petuangan Selatan untuk mendapatkan dan mengembangkan 7
Wawancara pribadi dengan Sugiarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. Wawancara pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. 9 Wawancara pribadi dengan Amroh, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. 10 Wawancara pribadi dengan Sabtinah, Petukangan selatan, 8 Oktober 2015. 11 Wawancara pribadi dengan Yanizar, Petukangan selatan, 8 Oktober 2015. 8
`
77
pengetahuan serta potensi yang ada baik di dalam dirinya maupun dilingkungannya. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka juga menyediakan kesempatan kepada anggotanya untuk mendapat pengetahuan dari berbagai instansi lain. Apabila ada undangan pelatihan dari luar, pendamping sebagai fasilitator selalu memberikan informasi kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Cemapaka untuk ikut berpartisipasi dalam membantu
mengembangkan dirinya
dan juga untuk
kelompoknya. Biasanya ketua kelompok mengajak para anggotanya untuk bermusyawarah dan menunjuk siapa saja yang akan mengikuti pelatihan tersebut. Semua anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti kegiatan tersebut,
jadi ketua kelompok
memilihnya secara bergantian. Setelah mengikuti pelatihan dari luar, anggota yang mengikuti pelatihan tesebut berkewajiban untuk membagi pengalamannya selama ikut pelatihan kepada anggota lainnya di pertemuan kelompok mengenai materi dan keterampilan yang diberikan. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Bapak Ghausal: ”....setiap ada informasi dari dinas, kementan atau dari balai pengkajian teknologi pertanian itu kita selalu mengikutsertakan, setiap ada peluang untuk mengikuti pelatihan ataupun seminar-seminar selalu kita sampaikan kepada kelompok. Kemudian disitu ketua kelompoknya membagi atau memberikan kesempatan kepada anggota yang belum pernah mengikuti, jadi secara bergantian, masingmasing anggota kelompok itu akan mendapat kesempatan tersendiri.”12 12
Wawancara Pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015.
78
Berikut hasil wawancara dengan Ibu Sunarti dan Ibu Yanizar: “Kesempatannya begini, kita diajak untuk memasarkan produksi, terus juga kita ganti-gantian untuk menghadiri pelatihan dan praktek-praktek gitu mbak, ya walaupun saya belum pernah sih ikut pelatihan dari luar. Waktu itu saya mau dikirim tapi sayangya ngga bisa jadi diganti sama yang bisa ikut hehehe..”13 “Kita diberikan kesempatan untuk ikut dan pelatihan dari luar, ya memang gak langsung semuanya jadi ganti-gantian mbak, setelah kita dapat pelatihan tersebut kita diberi kesempatan juga untuk berbagi sama anggota yang lain pada saat pertemuan kelompok jadinya semua anggota tau juga apa yang kita dapat dari hasil pendidikan dan pelatihan itu.”14 Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Sabtinah dan Ibu Amroh: “Oh kesempatan untuk mengembangkan wawasannya itu ya kita dikasih kesempatan untuk ikut pelatihan yang ada di kawasan sini maupun diluar juga. Misalnya waktu itu kita pernah studi banding ke jogja, terus belajar packaging ke cianjur, nah terus yang dikirim itu diberi kesempatan lagi untuk menyampaikan ke yang lainnya apa yang sudah dipelajari dalam pelatihannya yang diikutin sama dia.”15 “Oh itu.. jadi ya kita untuk mengembangkan wawasan dan potensi kita jika ada pelatihan dari luar kelompok iniya suka ikut serta gitu, misalnya dikirim beberapa orang, terus setelah itu jika ada pelatihan lagi gantian orangnya yang dikirim, selain itu juga kita belajar sama kelompok lainnya agar pengetahuan dan wawasan kita lebih banyak.”16 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa para perempuan yang ada di RW 02 Kelurahan Petukangan selatan mendapatkan berbagai kesempatan dengan adanya Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. Mereka berkesempatan untuk memiliki akses di bidang pertanian ini dalam mengolah hasil pasca 13
Wawancara Pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. Wawancara Pribadi dengan Yanizar, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. 15 Wawancara Pribadi dengan Sabtinah, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. 16 Wawancara Pribadi dengan Amroh, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. 14
79
panen yang nantinya dapat membantu mereka dalam membantu meningkatkan pendapatan mereka. Tidak hanya itu, mereka disini juga banyak sekali mendapatkan kesempatan untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalamannya. Dalam hasil observasi, peneliti melihat juga bagaimana pendamping memberikan kesempatan kepada anggota ketika penyampaian materi, salah satu anggota dipilih sebagai kader dan dilatih untuk menyampaikan materi kepada anggota lain, pada pengamatan peneliti salah satu anggota kelompok ini menyampaikan materi mengenai bina keluarga remaja, dimana materi ini sebelumnya sudah diberikan kepada anggota yang menjadi pemateri tersebut untuk dipelajari dahulu, dan ketika dalam penjelasannya masih ada yang kurang maka pendamping akan menambahkan materi yang dirasa kurang tersebut. Dalam
menyediakan
kesempatan
ini
semua
anggota
mendapatkan kesempatannya untuk bisa menjadi kader, ini dilakukan agar anggota kelompok nantinya bisa lebih mandiri namun pendamping tetap mendampinginya. Selain itu, peneliti melihat dan mengamati pada saat pertemuan kelompok disaat ketua yang biasanya memimpin pertemuan tersebut berhalangan hadir, maka wakil dan sekretaris yang bergantian untuk menggantikan posisi beliau. Hal ini juga sesuai pada tahap pelaksanaan program pada BAB II hal 42 dimana peran masyarakat atau anggota di dalam suatu
80
kelompok sebagai kader sangat penting untuk keberlangsungan suatu program. Pada BAB II hal 29, meningkatkan kesempatan dalam berusaha dengan penyediaan kemudahan dan pembinaan teknis manajemen dalam memulai usaha, perlindungan usaha, tempat berusaha wirausaha baru merupakan salah satu strategi dalam pemberdayaan di bidang ekonomi. Di dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka pendamping juga memberikan pembinaan teknis manajemen berwirausaha. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Isur: ”Jadi mereka awalnya itu kalo kita bikin kelompok jadi diajarkan tentang POAC (planning, organizing, actuating, and controlling), lalu kami ajarkan bagaimana dinamika kelompok tani, bagaimana dia membentuk kelompok, gimana mereka menyatukan tujuan, kan kelompok itu mereka yang mempunya tujuan yang sama. Terus disitu kita ngajarin bagaimana menejemen usahanya, bagaimana mereka memanage anggotanya.”17 Berikut hasil wawancara dengan Bapak Ghausal: “Iya.. iya.. apalagi anggota kelompok yang sudah memulai usaha sendiri, jadi kita berikan istilahnya itu analisa usahanya gitu.Manajemen usahanya itu mulai dari analisa ekonominya sampai gambaran istulahnya keuntungan, kiatkiat pemasaran, kemudian apa itu.. emmm, bagaimana cara meningkatkan nilai jual, seumpama dengan cara perbaikan kemasan misalnya selama ini mereka hanya menggunakan plastik secara sederhana, ya kita berusaha untuk memberitahu bagaimana membuat kemasan yang menarik ditambah juga dengan memberikan label kemasannya seperti itu.”18
17
Wawancara pribadi dengan Sri Suryati, Petukangan Selatan, 18 Mei 2015. Wawancara Pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015.
18
81
Hal ini serupa dengan apa yang dikatakan Ibu Yanizar dan Ibu Sunarti dalam hasil wawancara: “Iya, pernah kita dapat itu materi tentang gimana memulai usaha, dikasih tau tuh teknisnya bagaimana mengolah usaha, produksi, sampai pemasarannya.”19 ”Oh itu iya pernah kita diajarkan bagaimana manajemen mulai usaha, ya abis itu kita bareng-bareng terapin di kelompok biar usaha kita di kelompok ini berjalan dengan baik.”20 Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa benar adanya pendamping memberikan pembinaan mengenai teknis manajemen seperti materi POAC (planing, organizing, actuating, dan controlling), membuat packaging yang menarik untuk meningkatkan nilai jual produk, sampai dengan bagaimana memasarkan hasil produksi. Selain teknis manajemen, dalam pemberdayaan di bidang ekonomi seperti yang dilakukan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka, perlindungan usaha juga sangat penting. Perlindungan usaha yang diberikan pendamping tidak ada, namun peneliti melihat dan mengamati dalam hasil studi dokumentasi bahwa Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka sudah mempunyai sertifikat kelayakan usaha, sertifikat halal serta sertifikat keamanan pangan. Dengan adanya sertifikat tersebut maka usaha bisa terlindungi bahwa produk olahan yang diproduksi ini tidak sembarangan dan terjamin kehalalan dan keamanannya.
19
Wawancara pribadi dengan Yanizar, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. Wawancara pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.
20
82
Untuk tempat berwirausaha, Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini belum mempunyai tempat yang paten, akan tetapi kelompok ini
memasarkan hasil
produk olahannya
kepada
masyarakat sekitar dan juga melalui kerja sama dengan mitra luar seperti rumah makan betawi, Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka juga sering ikut serta dalam kegiatan event-event, pameran, dan bazar yang dilakukan oleh instansi pemerintah dan swasta untuk memasarkan produknya.
4.
Peningkatan Pengetahuan Meningkatkan pengetahuan perempuan yang ada dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka merupakan salah satu tujuan dari pemberdayaan yang dilakukan. Pada BAB II hal 30 pendamping sebagai pendidik, melakukan perannya sebagai pemberi informasi, pengetahuan dan pelatihan. Dimana yang memberikan pengetahuan ini adalah para pendamping dari Penyuluh Suku Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Administrasi Jakarta Selatan, selain itu juga ada POPT (pengamat organisme pengganggu tumbuhan) serta pemateri dari luar yang berkompeten dibidangnya seperti pemateri yang memberikan pengetahuan mengenai membuat keterampilan kerajinan tangan dari daur ulang sampah. Pemberian pengetahuan ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali dalam pertemuan kelompok setiap bulannya, namun jika anjangsana atau diperlukan oleh kelompok, pendamping akan selalu
83
menyempatkan hadir jika itu di luar jadwal pertemuan kelompok. Berikut pernyataan Ibu Sunarti dalam hasil wawancara: “Kegiatannya dilaksanakan kalo kita lagi pertemuan kelompok, kadang kala juga tidak pas pertemuan kelompok sih ya tergantung kondisi juga mbak. Isi materi pertemuan kelompok juga tidak hanya praktek keterampilan terus tapi ada materi lainnya.”21 Berikut hasil wawancara dengan Ibu Yanizar: ”Keterampilan ini biasanya sih dilaksanakan ketika kita pertemuan kelompok satu bulan sekali, tapi terkadang jika ada waktu luang kita tidak menunggu pas pertemuan baru kegiatan ini dilaksanakan.”22 Berdasarkan hasil pengamatan observasi, Peneliti melihat dan mengamati Ibu Hj. Satimin menyampaikan bahwa Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini melakukan pertemuan rutin dalam waktu satu bulan sekali namun terkadang sering juga melihat situasi dan kondisi. Apabila kelompok ingin konsultasi atas permasalahan atau kebutuhan kelompok namun pertemuan rutin sudah terlaksana di satu bulan tersebut, maka Ibu Hj. Satimin mengatur waktu untuk pertemuan kembali bersama pendamping.
21
Wawancara pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. Wawancara pribadi dengan Yanizar, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.
22
84
Gambar 3
Sumber: Hasil Penelitian (Penyuluh memberikan materi penyuluhan mengenai bina keluarga remaja pada saat pertemuan kelompok di pondok kebun kelompok pada tanggal 17 Februari 2016) Pemberian materi ini dilakukan dengan beberapa metode dan media,
seperti
halnya
pendamping sebagai
educator
harus
mempunyai kemampuan menyampaikan materi dengan baik dan jelas agar para anggota kelompok mudah menerima dan menangkap materi yang diberikan. Selain itu pada umumnya masih banyak orang yang menganggap bahwa pemberian pengetahuan dan pendidikan ini selalu berorientasi subjek (guru)–objek (murid) jelas tidak akan mampu membuat para anggota kelompok untuk mau bersuara terlebih di depan umum. Jangankan menceritakan pengalaman-pengalaman hidupnya, untuk sekedar mengutarakan pendapatnya pun mereka masih banyak yang segan dan tidak percaya diri namun banyak juga yang sudah mau dan mampu berbicara di depan umum dengan percaya diri. Berikut adalah hasil wawancara dengan Ibu Sugiarti:
85
“...namanya ngga biasa ngomong di depan umum ya walaupun itu juga temen-temen sendiri ya ada rasa kurang PD mbak nanti takut salah ngomong atau dibilangnya sok tahu gitu.”23 Berikut hasil wawancara serupa juga dikatakan oleh Ibu Sunarti: “Lagi pula ya mbak saya tuh kalo untuk ngomong di depan ibu-ibu yang lain gitu untuk sampein materi apa yang kita dapet masih gerogi gitu loh, karena ngga terbiasa juga kali ya mbak jadi saya tuh rasanya ah udah mending yang lain aja yang sampein.”24 Ini sesuai dengan apa yang peneliti amati dalam pengamatan observasi pada pertemuan rutin kelompok. Peneliti melihat ada beberapa anggota yang masih diam dan pasif ketika pendamping menyampaikan materi namun ada juga yang langsung mengeluarkan pendapatnya ketika diminta maupun tidak. Pada hal ini peran pendamping dalam peningkatan kesadaran sangat diperlukan, banyak orang yang pasif bukan karena keinginan mereka, namun karena mereka tidak diperkenalkan pada berbagai struktur dan strategi yang disitu mereka dengan mudah menjadi partisipan yang aktif. Dalam proses pembelajaran dan meningkatkan pengetahuan anggota kelompok, tentu saja dibutuhkan metode dan media untuk memudahkan langkah-langkah pencapaian tujuan tersebut. Dalam hal ini metode dan media yang digunakan adalah dengan menggunakan
kreatifitas
dan
membuat
manipulasi
dengan
membentuk kelompok-kelompok kecil yang berorientasi pada tugas.
23 24
Wawancara pribadi dengan Sugiarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. Wawancara pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015
86
Dalam pengamatan observasi, saat materi mengenai bina keluarga remaja peneliti melihat dalam kelompok-kelompok kecil dibentuk untuk membuat kreatifitas para anggota dengan manipulasi adegan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Dengan begitu, diantara anggota kelompok-kelompok kecil itu akhirnya terbangun kerjasama dan saling mengutarakan pendapatnya. Untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
wawasannya,
Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka mengikuti kegiatan diklat, kursus, serta seminar lokakarya yang diselenggarakan baik dari pihak dalam maupun dari instansi-instansi luar. Dalam hasil studi dokumentasi, peneliti melihat dan mengamati kegiatan diklat dan seminar yang pernah diikuti oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka diantaranya yaitu kursus teknologi kerumah tanggaan, kursus pendidikan usaha kerja produktif, program pembinaan pendidikan kejuruan masyarakat, program pendidikan luar sekolah tata masakan Indonesia tingkat mahir, seminar nasional memasyarakatkan dan membudayakan tabulampot dan tambulakan menuju swadaya, pelatihan achievment motivation training (AMT), latihan manejerial pengurus LSM lokal, penataan tenaga pendidik kursus PUKP, bimbingan dan peningkatan mutu hasil pertanian, dan seminar kewirausahaan. Selain itu juga pendamping sering menggunakan metode demonstrasi praktik karena pendamping percaya bahwa jika dalam
87
menyampaikan materi hanya teori saja yang diberikan maka para anggota pun akan mudah bosan. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Isur dan Bapak Ghausal: “Demonstrasi cara dan praktek, itu kan yang paling mereka bisa tangkap, kalau kita cuman ngomong orang bosen, jadi langsung praktek aja.”25 “Mereka lebih cenderung kalau langsung praktek dilapangan, demonstrasi cara gitu kemudian membuat petak percontohan gitu.”26 Berikut hasil wawancara dengan Ibu Amroh dan Ibu Sabtinah: “Enaknya tuh ya mbak, disini itu kita belajar tapi senang mbak tidak menjadi beban, karena kita belajarnya santai, nggak Cuma teori aja yang dikasih tapi kita banyak juga langsung prakteknya.”27 “Ya kalo dibilang paham ya insyaAllah saya paham mbak, apalagi kalo praktik jadi cepet kita nangkepnya, tapi wajar kalo ada yang lupa sedikit-sedikit mah ya karena fator umur juga kali hehe..”28 Pada pengamatan observasi peneliti melihat dan mengamati hal serupa disampaikan oleh Ibu Surip selaku pemateri tamu dari luar yang mengatakan dengan adanya praktik langsung ini memudahkan para anggota ataupun peserta lain dalam menangkap apa yang diberikan. Karena kebanyakan juga yang beliau beri pelatihan ini adalah ibu-ibu walaupun ada ibu-ibu muda yang daya tangkapnya cepat namun banyak juga yang ibu-ibu yang sudah dikatakan berumur. Dari hasil wawancara dan observasi diatas dapat
25
Wawancara pribadi dengan Sri Suryati, Petukangan Selatan, 18 Mei 2015. Wawancara pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015. 27 Wawancara pribadi dengan Amroh, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015 28 Wawancara pribadi dengan Sabtinah, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015 26
88
disimpulkan bahwa praktik sangat membantu anggota cepat dalam menangkap materi yang diberikan. Materi yang diberikan juga beragam, di bidang budidaya materi yang diberikan mulai dari pengolahan lahan, pembibitan dimana para anggota juga harus terampil dalam memilih bibit yang bagus, penanaman, pemupukan termasuk cara membuat pupuk organik
ataupun
pupuk
kandang,
pengendalian
organisme
pengganggu tanaman, lalu panen dan cara memanen yang baik. Adapula materi mengenai bina keluarga remaja, dan penyuluhan keluarga berencana. Selain itu materi mengenai keterampilan disini juga bermacam-macam dari keterampilan memilih bibit, terampil dalam mengolah hasil produk, terampil dalam memasarkan produk, sampai terampil dalam membuat kerajinan tangan yang bisa menghasilkan pendapatan. Dalam hasil studi dokumentasi, peneliti melihat bahwa pada saat pemberian materi, pendamping memberikan materinya berupa hand out dimana tujuannya adalah agar anggota bisa mempelajarinya lagi dirumah. Berdasarkan gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dalam meningkatkan pengetahuan anggota menggunakan beberapa media dan metode, dalam meningkatkan pengetahuan anggota, materi ini sampaikan oleh pendamping dari Penyuluh Suku Dinas Pertanian dan Peternakan yang dilaksanakan satu bulan sekali setiap bulannya,
89
materi yang diberikan juga sangat beragam sehingga tidak akan membuat anggota mudah bosan dengan materi yang diberikan.
5.
Peningkatan Keterampilan Salah satu tujuan dilakukannya pemberian keterampilan ini adalah untuk membuat para anggota kelompok mempunyai keterampilan yang membuat dirinya berdaya dan bisa menggunakan daya tersebut untuk meningkatkan pendapatannya. Pendamping memberikan keterampilan dalam mengolah hasil panen pertanian ini menjadi suatu produk minuman seperti jahe instan dan bir pletok. Pengolahan hasil panen tersebut dilakukan untuk meningkatkan nilai jual yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan. Produk yang dihasilkan oleh kelompok ini juga sudah terjamin sehat dan bebas dari mikroba. Hal ini didukung dengan pengamatan peneliti terhadap hasil studi dokumentasi dimana peneliti melihat adanya sertifikat kelayakan usaha serta sertifikat halal yang selalu di perbaharui. Peningkatan pendapatan ini juga dikarenakan kelompok sering mengikuti lomba-lomba hasil panen, setelah sering mendapat juara, maka banyak pula tawaran untuk mengikuti pameran serta bazar. Dengan banyak mengikuti pameran serta bazar dan juga banyaknya permintaan, maka produksi kelompok meningkat. Ketika produksi meningkat maka penghasilan yang didapatkan akan meningkat pula.
90
Setelah mengikuti kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka, peningkatan pendapatan ini dirasakan oleh anggota kelompok, berikut hasil wawancara dengan Ibu Sugiarti dan Ibu Sunarti: “Alhamdulillah seperti yang sudah saya bilang mbak, yang tadinya saya tidak tahu setalah ikut kelompok ini sedikit demi sedikit ya saya jadi tahu. Sebelum ikut kelompok ini saya gak ada usaha mbak, setelah ikut kelompok ini kan banyak pelajaran buat makanan dari sayur gitu, ya coba saya praktekin terus titip di warung dan hasilnya lumayan juga mbak.”29 “Oh iya mbak saya bisa cicil beli mesin cuci tuh pas awal produksi kita lagi banyak orderanya. pengetahuan saya juga meningkat setelah saya ikut gabung sama kelompok ini. Jadi banyak hal-hal baru yang saya tahu.”30 Selain itu, dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah, ibu-ibu rumah tangga ini menggunakan lahannya untuk ditanami sayur seperti terong, cabai, bayam dan sayur lainnya. Dari hasil pemanfaatan lahan yang ditanami sayur ini, maka uang yang harusnya membeli sayur bisa disimpan untuk kebutuhan lainnya. Dalam upaya meningkatkan keterampilan perempuan atau anggota kelompok, pendamping selalu memberikan motivasi dan dorongan untuk anggota agar mereka berkeinginan dalam mengikuti berbagai macam kegiatan yang ada, karena dengan adanya pemberian pelatihan keterampilan ini sangat bermanfaat bagi diri anggota kelompok. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Ghausal:
29 30
Wawancara pribadi dengan Sugiarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. Wawancara pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.
91
“Pertama tentunya kita memotivasi mereka agar mereka mau kemudian mampu dalam menerapkan apa yang dianjurkan penyuluh.”31 Dengan adanya pemberian pelatihan keterampilan seperti budidaya tanaman, keterampilan pengolahan hasil pasca panen dan kerajinan tangan melalui daur ulang sampah ini bertujuan agar anggota kelompok dapat mengembangkan potensi dan mengasah kemampuan yang mereka miliki serta dapat merubah perilaku anggota kearah yang bermanfaat. Pemberian keterampilan ini merupakan suatu daya tarik untuk anggota dalam mengembangkan usahanya sendiri dan bisa menambah peningkatan pendapatan keluarganya. Dalam pemberian keterampilan ini terdiri pemberian teori, praktik dan dilanjutkan dengan hasil dari penyuluhan tersebut. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Isur: “Keterampilan ini diberikan awalnya dengan pemberian teori dulu supaya kita tahu apa yang mau kita kerjakan, setelah teori kita ke praktek dimana kita langsung mencontohkan, mendemonstrasikan bagaimana teori tersebut, contohnya pada pengolahan hasil pasca panen membuat makanan. setelah praktek selesai baru lihat bagaimana hasil prakteknya. Jika dirasa prakteknya berhasil, lalu keterampilan ini bisa dilanjutkan lagi dan ditingkatkan lagi. Jika tidak berhasil maka selanjutnya kita coba lagi dan cari tahu kenapa bisa tidak berhasil. Tapi pada saat ini sih biasanya langsung berhasil paling kalau kurang ya dikit-dikit.”32
31
Wawancara Pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015. Wawancara pribadi dengan Sri Suryati, Petukangan Selatan, 18 Mei 2015.
32
92
1.
Pemberian Teori Tahapan
pemberian
teori
ini
dilakukan
sebelum
melaksanakan praktik, hal ini diharapkan dapat membantu anggota kelompok dalam proses praktik langsung di lapangan dan juga sebagai langkah awal untuk kita memberikan gambaran tentang apa yang ingin dipraktikkan nantinya. 2.
Praktik Setelah
memberikan
teori
kepada
anggota
tentang
keterampilan pembuatan puding sayur misalnya, anggota akan memulai praktik di lapangan. Dalam tahapan ini anggota diajarkan bagaimana cara memilah hasil pasca panen yang baik serta bahan-bahan yang aman lainnya. Proses ini biasanya langsung dilaksanakan pada hari dimana pemberian teori dilaksanakan, ini bertujuan agar suasana pembelajaran ini tidak membosankan dan lebih mudah untuk langsung dipahami. 3.
Hasil Praktik Pada hasil praktik ini, pendamping dan anggota kelompok melihat dan mengamati apakah hasil praktik yang sudah dilakukan berhasil atau tidak. Sebagai contoh, jika dalam praktik pembuatan bapao ubi ungu berhasil, maka selanjutnya produk makanan dari hasil pasca panen ini bisa diproduksi baik bagi anggota masing-masing maupun di dalam kelompoknya.
93
Gambar 4
Gambar 5
Sumber: Foto Peneliti (Penyuluh mendampingi praktik pengolahan hasil pasca panen menjadi makanan, yang dilakukan di pondok kebun kelompok) Gambar 6
Gambar 7
Sumber: Foto Peneliti (Pemberian keterampilan kerajinan tangan dari koran bekas menjadi tempat tissue, nampan, dan lainnya, yang dilakukan di pondok kebun kelompok) Selain itu dalam hasil studi dokumentasi peneliti melihat untuk menambah keterampilan, Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka juga mengikuti pelatihan dari berbagai instansi, pelatihan tersebut
diantaranya
lokakarya
kursus
memasak,
pelatihan
pembuatan manisan kulit jeruk, kursus tata masakan Indonesia
94
tingkat terampil, pelatihan teknis pelepasan biji dan pengolahan buah rambutan, dan pelatihan teknologi tepat guna pengolahan makanan dan pengawetan mutu/kualitas makanan. Kemudian
keterampilan
yang
diberikan
yaitu
hasil
pengolahan pasca panen, dimana buah ataupun sayur diolah menjadi sebuah produk makanan dan minuman untuk meningkatkan nilai jual serta meningkatkan pendapatan para anggota. Contohnya kangkung dan wortel bisa dibuat menjadi olahan puding, ubi ungu bisa diolah menjadi bapao ubi, jahe bisa diolah menjadi bir pletok dan instan jahe. Gambar 8
Gambar 9
Sumber: Foto Peneliti (Produk olahan pasil pasca panen: jahe instan dan bir pletok) Adapun sarana
yang disediakan untuk
meningkatkan
keterampilan anggota yaitu materi selalu di print dan dibagikan kepada semua anggota kelompok, ketika dalam praktik keterampilan membuat produk olahan makanan dan minuman instan, biasanya Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka lah yang menyediakan segala bahan-bahannya, namun terkadang juga dari penyuluh yang menyediakan bahan-bahannya dan ketika ada yang kurang maka kelompoklah yang menyediakannya. Untuk sarana yang diberikan
95
pemerintah pun ada namun tidak bisa dipastikan kapan waktunya. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Ghausal dan Ibu Isur: ”Kalau sarana itu biasanya swadaya sifatnya, kalau umpama mau praktek gitu kan membuat olahan, maka dari kelompok itulah yang menyediakan bahan-bahannya, namun terkadang juga kami sebagai penyuluh menyediakan juga. Kemudian jika sifatnya bantuan dari pemerintah sendiri ada, tapi tidak ditentukan waktunya satu tahun sekali. Seperti peralatan masak-memasak gitu ada bantuan semacam itu tapi tidak rutin.”33 “Kalau sarana yang disediakan sih paling hanya materi yah, seperti hand out gitu, kalau bahan-bahan pembuatan olahan makanan kadang kita sediakan juga tapi jika ada yang kurang kelompok menyediakan sendiri bahannya.”34 Hal serupa disampaikan dalam hasil wawancara dengan Ibu Yanizar, Ibu Sugarti, Ibu Sunarti, dan Ibu Amroh: “Sarana yang di dapat ya lumayan ada mbak, kalo ita mau belajar keterampilan membuat kue atau olahan hasil panen ya bahannya disediakan, kita juga pernah mendapat bantuan sarana seperti alat-alat untuk produksi.”35 “Sarana disini tuh keterampilannya seperti segala sesuatu sudah disiapkan disini tapi misalnya ada kekurangan bahannya atau apa ya kita harus nyiapin sendiri tapi itu sih jarang karena sering kali itu sudah tersedia disini seperti alat-alatnya juga sudah diberikan dikelompok.”36 “Sarana yang diberikan itu kalo penyuluhan tentang parenting skill atau praktek produksi olahan kita dikasih hasil print-annya, kalo praktek juga bahannya sudah disediakan kelompok, ya kalo kurang-kurang ya kita yang nambahin sendiri lagi, dan terkadang alat-alatnya disediakan oleh penyuluh.”37 “Sarananya yah.. kita pernah itu dapet alat untuk mengeringkan dalam pembuatan instan jahe, terus alat-alat 33
Wawancara pribadi dengan Ghausal Akbar, Petukangan Selatan, 16 September 2015. Wawancara pribadi dengan Sri Suryati, Petukangan Selatan, 18 Mei 2015. 35 Wawancara pribadi dengan Yanizar, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. 36 Wawancara pribadi dengan Sugiarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. 37 Wawancara pribadi dengan Sunarti, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015. 34
96
produksi juga kadang suka dikasih dari penyuluh tapi kalo bahan-bahannya sih kebanyakan selalu dari kelompok yang sediain.”38 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sarana yang diberikan dalam peningkatan keterampilan ini berupa hand out materi yang diberikan kepada setiap anggota ketika pemberian
materi
keterampilan,
selain
itu
juga
terkadang
pendamping memberikan sarana seperti alat ataupun bahan-bahan dalam peningkatan keterampilan tersebut. Dalam pengamatan observasi, peneliti mengamati dan melihat ketika dalam pertemuan kelompok, para anggota kelompok terlebih dahulu mempersiapkan bahan-bahan dan alat-alat untuk melakukan praktik pengolahan hasil pasca panen sebelum mereka melakukan kegiatan keterampilan tersebut. Peneliti juga menemukan hasil studi dokumentasi pada saat penelitian berupa buku resep inovasi yang menjadi panduan untuk anggota mempraktikkan bagaimana mengolah hasil pasca panen. Selain itu juga ada buku jadwal praktik yang berisikan tentang jadwal kapan saja melakukan praktik tersebut, namun terkadang praktik dilakukan tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan karena suatu kondisi tertentu.
38
Wawancara pribadi dengan Amroh, Petukangan Selatan, 8 Oktober 2015.
97
6.
Indikator Keberdayaan Berdasarkan Indikator pemberdayaan menurut Parsons sebagaimana dalam Edi Suharto pada BAB II hal 36 yaitu: a.
Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual
yang
kemudian
berkembang
menjadi
sebuah
perubahan sosial yang lebih besar.Pada dimensi ini, Ibu Hj. Satimin selaku pendiri Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka memulai usahanya ini secara individu, seiring berjalannya waktu beliau mengajak beberapa ibu-ibu lainnya untuk menjalankan usahanya bersama sampai pada sekarang ini. Selain itu beliau juga ingin memanfaatkan sumber daya masyarakat yang ada agar lebih produktif, terutama ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan dan ingin menambah penghasilan. Selain itu, status Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang tadinya hanya kelompok binaan, sekarang berkat keaktifan dan keikutsertaannya dalam ikut berpartisipasi untuk pembangunan dan menciptakan masyarakat yang berdaya, maka Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini mendapat pengakuan peningkatan kelompok kelas lanjut dimana piagam pengukuhan tersebut ditandatangani oleh Camat. b.
Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri orang lain. Pada dimensi ini, pendamping
selaku agen perubah melakukan
tugasnya untuk selalu memotivasi anggota Kelompok Wanita
98
Tani (KWT) Cempaka agar mempunyai motivasi yang kuat, mengenali potensi yang ada didirinya dan memanfaatkan potensi tersebut untuk mengembangkan dirinya. Peneliti melihat seorang anggota kelompok yang dilatih menjadi kader untuk keberlangsungan kegiatan kelompok ini menyampaikan materi kepada anggota lainnya dengan penuh rasa percaya diri. Selain itu, apabila Ketua kelompok tidak bisa hadir dan memimpin pertemuan kelompok, peneliti melihat kegiatan pertemuan kelompok ini tetap berjalan dengan baik, ini dikarenakan para anggota kelompok khususnya wakil ketua dan sekretaris kelompok dilatih untuk menjadi kader bagi kelompoknya. c.
Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih menekan.Pada dimensi ini, melalui keikutsertaannya di dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ibu-ibu rumah tangga yang berada di RW 02 yang sebelumnya hanya mengurus urusan rumah tangga sekarang mempunyai
akses
dan
kesempatan
dalam
mendapatkan
pendidikan non-formal dari berbagai pihak terutama penyuluh pertanian. Sehingga terjadilah perubahan-perubahan dalam aktvitas
sehari-harinya
yang
lebih
mengarah
kepada
penambahan pendapatan keluarga melaluipemanfaatan lahan
99
pekarangan dengan tanaman produktif dan mampu mengolah hasil pertanian tersebut sehingga nilai jualnya lebih tinggi dan menguntungkan. Selain itu, karena prestasinya memimpin Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dan setelah sekian lama mendapat binaan dari penyuluh dari Suku Dinas Pertanian dan Peternakan, Ibu Hj. Satimin dipilih dan dipercayai untuk menjadi Ketua RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan.
Berdasarkan hasil temuan dan analisis dapat dijabarkan kembali sebagai berikut: Bagan 4.1 Penyediaan Sumber Daya Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka merupakan wadah untuk para perempuan atau ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan memiliki pendapatan rendah yang ada di RW 02 kelurahan Petukangan Selatan yang memberikan akses serta kesempatan dalam menambah pengetahuan serta keterampilan yang didampingi oleh Penyuluh dari SUDIN Pertanian dan Peternakan. KWT Cempaka ini bergerak dibidang home industri yang mengolah hasil pasca panen menjadi produk makanan dan minuman. Produk yang dihasilkan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka, diantaranya: 1. 2. 3.
Bir Pletok Instan Jahe Keripik Pisang
1. Penyuluh membantu mempercepat perubahan dengan cara pemberian motivasi kepada anggota agar mereka mau kemudian mampu menentukan arah langkahnya sendiri (self-determination). 2. Dilaksanakannya pertemuan rutin setiap satu bulan sekali yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan dan materi penyuluhan. 3. Untuk meningkatkan kualitas SDM, pendamping memberikan materi untuk meningkatka kemampuan daya fikir kelompok, serta melakukan kolaborasi dgn profesi lain utk memberikan materi yang lebih paham dengan bidangnya.
Penyediaan Kesempatan 1. KWT Cempaka menyediakan kesempatan untuk perempuan di RW 02 mendapat akses agar bisa menambah pengetahuan dan wawasannya. 2. Memberikan kesempatan kepada kader untuk tampil menyampaikan materi agar keberlangsungan program berjalan dengan baik. 3. Memberikan kesempatan secara bergantian untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari berbagai pihak instansi luar.
Peningkatan Pengetahuan 1. Peningkatan pengetahuan diberikan oleh penyuluh dari SUDIN Pertanian dan Peternakan. 2. Ada beberapa media dan metode yang dilakukan dalam pemberian pengetahuan salah satunya demonstrasi praktik. 3. Materi yang diberikan juga beragam seperti budidaya sayur dan buah, pengolahan hasil pasca panen, dan bina keluarga remaja.
Peningkatan Keterampilan 1. Pelatihan keterampilan dalam membuat olahan panen yang diproduksi meningkat dan juga pemanfaatan lahan pekarangan membuahkan hasil pada pengingkatan pendapatan, yang tadinya harus membeli sayur, karena sayur tsb ditanam dilahan pekarangan, maka uangnya bisa disimpan dan digunakan untuk kebutuhan lainnya. 2. Sarana dalam praktik keterampilan ini disediakan oleh KWT Cempaka, namun terkadang penyuluh memberikan sarana seperti alat-alatnya.
Indikator Keberdayaan 1. Ibu Hj. Satimin yang awalnya memulai usahanya secara individu, seiring berjalannya waktu beliau mengajak para Ibu rumah tangga untuk berpartisipasi dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk membuat perubahan sosial yang lebih baik. 2. KWT Cempaka mendapatkan pengakuan peningkatan kelas kelompok yang awalnya hanya kelompok binaan, lalu meningkat menjadi kelompok kelas lanjut, dengan piagam pengukuhan yang di tandatangani oleh Camat. 3. Meningkatnya rasa percaya diri dalam memberikan materi di khalayak umum, lalu mampu mengornanisasikan kelompoknya sebagai kader agar kegiatan bisa terus berjalan. 4. Perubahan sosial yang sebelumnya hanya ibu rumah tangga biasa setelah mengikuti penyuluhan dan kegiatan lainnya, maka para anggota bisa membuat usaha sendiri dan mendapat peningkatan pendapatan ditandai dgn terpenuhinya kebutuhan tersier. 5. Atas prestasi yang diraih oleh kelompok, Ketua kelompok dipercayai sebagai ketua RW 02 dan tampil menjadi pemimpin dimasyarakat.
100
BAB V PENUTUP
A.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian “Pemberdayaan
Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan” melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi, dapat peneliti simpulkan sebagai berikut: 1.
Dalam meningkatkan sumber daya perempuan yang ada di RW 02 Kelurahan Petukangan selatan, pendamping melakukan tugasnya sebagai agen perubah dan motivator, pendamping memotivasi para anggota kelompok agar selalu mau untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi yang ada di dirinya menjadi lebih baik. Pendamping memberikan beberapa materi seperti alih fungsi lahan agar para anggota bisa mengetahui bagaimana cara memanfaatkan lahan pekarangan menjadi produktif dan tambulampot (tanaman buah dalam pot) ini tujukan untuk merangsang para anggota agar bisa terampil dalam melihat kebutuhan serta permasalahan yang mereka hadapi sehingga para anggota dapat mencari pemecahan masalah yang tepat.
2.
Dengan adanya Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka, ini membuat perempuan yang ada di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan memiliki akses dan kesempatan dalam menambah ilmu pengetahuan serta keterampilan. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini juga
101
102
memberikan
berbagai
kesempatan
kepada
anggotanya
untuk
mendapatkan pengetahuan serta pelatihan yang diadakan dari berbagai pihak luar. 3.
Dalam meningkatkan pengetahuan anggota, pendamping memberikan pengetahuan dengan berbagai media dan metode dan juga pendamping harus memiliki kemampuan dalam menyampaikan materi dengan baik dan jelas agar anggota kelompok tidak bosan dan mudah menerima serta menangkap materi apa saja yang diberikan. Salah satu metode yang digunakan yaitu dengan cara demonstrasi praktik langsung karena menurut pendamping cara ini lebih mudah diserap oleh para anggota kelompok.
4.
Dalam upaya meningkatkan keterampilan perempuan atau anggota kelompok, pendamping selalu memberikan motivasi dan dorongan untuk anggota agar mereka berkeinginan dalam mengikuti kegiatan yang sudah direncanakan. Pemberian keterampilan ini dimulai dengan pemberian teori terlebih dahulu agar pada saat praktek mereka mengetahui apa yang harus dilakukan. Setelah pemberian teori lalu mereka melakukan praktek langsung untuk lebih mudah memahaminya, setelah praktek selesai maka dilihat bagaimana hasil dari praktek tersebut, jika berhasil maka praktek tersebut bisa dikembangkan dan dilanjutkan lagi untuk kedepannya.
5.
Berdasarkan indikator pemberdayaan, Ibu Hj. Satimin yang awalnya memulai usahanya secara individu, seiring berjalannya waktu beliau mengajak
para
ibu
rumah
tangga
untuk
berpartisipasi
dalam
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk membuat perubahan sosial
103
yang lebih baik. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka mendapat pengakuan peningkatan kelas kelompok yang awalnya hanya kelompok binaan, lalu meningkat menjadi kelompok kelas lanjut, dengan piagam pengukuhan yang ditanda tangani oleh Camat. Meningkatnya rasa percaya diri dalam memberikan materi di khalayak umum, lalu mampu mengorganisasikan kelompoknya sebagai kader agar kegiatan bisa terus berjalan. Atas prestasi yang diraih oleh kelompok, Ketua kelompok Ibu Hj. Satimin dipercayai untuk menjadi ketua RW 02 dan menjadi pemimpin di masyarakat.
B.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini saran untuk pengurus Kelompok
Wanita Tani (KWT) Cempaka dan peneliti selanjutnya: 1.
Dikarenakan lahan kebun kelompok bukanlah milik sendiri, melainkan lahan yang tidak terpakai oleh pemiliknya dan belum adanya perjanjian resmi sampai kapan batas waktu pemakaian lahan tersebut, maka disarankan agar dilakukan perjanjian ulang dengan pemilik lahannya secara resmi sehingga nantinya kelompok bisa mencari alternatif lain untuk lahan yang digunakan ketika lahan yang sekarang akan dipakai oleh pemiliknya.
2.
Peneliti melihat dan mengamati bahwa struktur kepengurusan masih sama sejak awal dibentuknya kelompok ini maka peneliti menyarankan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka agar merevitalisasi pengurus dan melatih para anggota lainnya untuk mau menjadi kader agar menjaga
104
keberlangsungan program serta memberikan kesempatan kepada anggota lain untuk bisa berlatih mengemban tugas serta tanggung jawab. 3.
Peneliti mengamati masih kurangnya partisipasi masyarakat khususnya perempuan di RW 02 dalam kegiatan yang dilakukan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka maka disarankan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka bisa mensosialisasikan lagi adanya kelompok ini untuk mengajak lebih banyak para perempuan yang ada di RW 02 agar kualitas sumber daya manusia dan sumber daya alam di sekitarnya bisa dikembangkan dan dimanfaatkan ke arah yang lebih baik lagi.
4.
Peneliti menyarankan agar penyuluh bisa selalu memberikan kesempatan dan akses kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menambah ilmu pengetahuan serta pendapatan keluarga tidak hanya di dalam kelompok namun juga dari berbagai pihak dari instansi luar.
5.
Bagi penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai pemberdayaan kelompok tani, diharapkan dapat membahas mengenai perilaku komunikasi penyuluh pertanian khususnya yang berhubungan dengan keberhasilan penyuluhan kelompok tani serta membahas peran serta Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini di dalam GAPOKTAN (Gabungan kelompok tani) di Kecamatan Pesanggrahan.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU Adi, Isbandi Rukminto. Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013. Adi,
Isbandi Rukminto. Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penelitian FE-UI, 2002.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Pemberdayaan Kelompok Tani dan GAPOKTAN. Departemen Pertanian, 2008. Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Press, 2012. Cahya, Darmawan Listya. Kajian Peran Pertanian Dalam Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan, 2014. D, Moh Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993. Departemen Pertanian. Pedoman Pembinaan Pemudatani–Nelayan dan Wanita Tani-Nelayan. Jawa Barat, 1995. Duvenger, Maurice. Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakidae. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Ghony , M. Djunaidi dan Almanshur, Fauzan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012. Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: PT. BUMI Aksara, 2013. Hardiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2012. Ife,
Jim dan Tesoriero, Frank.Community Development:Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Luhulima, Achie S. Pengembangan Studi Wanita dan Pembangunan. Proyek Studi Gender dan Pembangunan FISIP UI, 1991. Makmur, Syarif. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas Organisasi: Kajian Penyelenggara Pemerintah Desa. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008. Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
105
106
Midgley, James. Pembangunan Sosial Perspektif Pembangunan Dalam Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 2005. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet, ke-13, 2000. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-23, 2007. Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Jakarta, UIN Jakarta Press: 2007. Peraturan Menteri Pertanian nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. Departemen Pertanian, 2007. Prastowo, Andi. Memahami Metode-metode Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. Salam, Syamsir. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008. Slamet, Margono dan Sumarjo, Kelompok, Organisasi, dan Kepemimpinan. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana-IPB, 2002. Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Soetomo. Pembangunan Masyarakat Merangkai Sebuah Kerangka. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Soetomo. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Soyomukti, Nuraini.Pengantar Filsafat Umum. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010. Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika Aditama, 2005. Sumodiningrat, Gunawan. Pemberdayaan Sosial. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2007. Susanto, A. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistimologis, dan Aksiologis. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011. Tim Pustaka Setia.Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Bandung: CV Pustaka Setia, 2001.
107
SUMBER ELEKTRONIK Al Qur’an Indonesia. “Surah Al-Rad (Ayat 11).” diakses pada 9 Oktober 2014 dari http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/13/10 Kusrini. “Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi.” diakses pada 8 Maret 2015 dari http://books.google.co.id/books?id=MocuEV7C96YC&pg=PA23&f Priyana, Nanang. “Kembali pada Khittah Pemberdayaan ekonomi,” diakses pada 1 Mei 2015 dari http://www.p2kp.org/wartadetail.asp/mid=7280&catid=2& “Pengertian Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli,” diakses pada 19 April 2015 dari http://humancapitaljournal.com/pengertian-sumber-dayamanusia/ Ramadhan, Hasan. ”Kesetaraan Gender.” diakses pada 24 September 2014 dari https://www.jurnalperempuan.org/kesetaraan-gender.html Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang. “Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian.” Diakses pada 22 September 2014 dari http://stppyogyakarta.ac.id/wpcontent/uploads/2011/11/IIP_0302_07_Suka di.pdf Susilo,
Bambang. “Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Tani Berbasis Kelembagaan.” diakses pada 22 September 2014 darihttp://www.ejounal.stain-pekalongan.ac.id
Yaningwati, Fransisca dan Hadidjah, Siti. “Pemberdayaan SDM Perempuan Pada Sektor Agribisnis.”Universitas Brawijaya, diakses pada 22 September 2014 dari http://www.ejournalfia.ub.ac.id/index.php/profit/article/viewFile/221/271
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
Identitas Informan Nama
:
Usia
:
Jabatan
:
Tempat
:
Pertanyaan Informan (Penyuluh/Pembina KWT Cempaka) No.
Pertanyaan
Jawaban
A.
Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka meningkatkan sumber daya pada perempuan
di
RW
02
Kelurahan
Petukangan Selatan?
1.
Bagaimana Ibu meningkatkan kemampuan daya fikir kepada anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka?
2.
Apakah Ibu memberikan pendidikan formal ataupun nonformal kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka?
3.
Pendidikan apa saja yang diberikan?
4.
Kapan pendidikan tersebut dilaksanakan?
5.
Selain pendidikan, apakah Ibu menyediakan sarana agar anggota Kelompok Wanita Tani
(KWT)
Cempaka
mendapat
jaminan
kesehatan?
B.
Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka menyediakan kesempatan pada perempuan
di
RW
02
Kelurahan
Petukangan Selatan?
1.
Bagaimana kepada
Ibu
menyediakan
anggota
agar
kesempatan
mereka
bisa
mengembangkan wawasan mapun potensi dirinya?
2.
Apakah Ibu menyediakan pembinaan teknis manajemen dalam memulai usaha?
3.
Apakah Ibu telah menyediakan perlindungan usaha kepada anggota?
4.
Apakah Ibu akan membuat inovasi terbaru untuk meningkatkan nilai jual produk yang ada saat ini?
5.
Apakah Ibu menyediakan sarana dan prasarana untuk anggota kelompok dalam berwirausaha?
C.
Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka meningkatkan pengetahuan pada perempuan
di
RW
Petukangan Selatan?
02
Kelurahan
1.
Pengetahuan apa yang Ibu berikan untuk diketahui oleh anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka?
2.
Materi seperti apa yang Ibu berikan agar pengetahuan anggota kelompok meningkat?
3.
Siapa saja yang memberikan pengetahuan kepada anggota Kelompok
Wanita Tani
(KWT) Cempaka?
4.
Metode
apa
yang
Ibu
gunakan
agar
pengetahuan yang diberikan mudah dimengerti dan dipahami oleh anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka?
D.
Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka meningkatkan keterampilan pada perempuan
di
RW
02
Kelurahan
Petukangan Selatan?
1.
Sarana apa saja yang Ibu sediakan dalam meningkatkan
keterampilan
anggota
Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka?
2.
Keterampilan apa saja yang diberikan di dalam KWT Cempaka ini?
3.
Bagaimana keterampilan tersebut diberikan?
4.
Apakah ada pelatihan keterampilan?
terkait
pemberian
5.
Kapan pelatihan keterampilan ini diberikan kepada anggota Kelompok
Wanita Tani
(KWT) Cempaka?
6.
Siapa
saja
keterampilan
yang
memberikan
kepada
anggota
Wanita Tani (KWT) Cempaka?
pelatihan Kelompok
PEDOMAN WAWANCARA
Identitas Informan Nama
:
Usia
:
Jabatan
:
Tempat
:
Pertanyaan Informan (Anggota KWT Cempaka) No.
Pertanyaan
Jawaban
1.
Apa yang Ibu ketahui tentang KWT Cempaka?
2.
Bagaimana awal mula Ibu bergabung dengan KWT Cempaka?
3.
Sudah berapa lama Ibu ikut berpartisipasi dalam KWT Cempaka?
4.
Kegiatan apa saja yang Ibu dapatkan di dalam KWT Cempaka?
5.
Apakah Ibu mendapatkan pendidikan formal maupun nonformal dari penyuluh/pembina?
6.
Pendidikan apa saja yang Ibu dapatkan di dalam KWT Cempaka?
7.
Apakah Ibu juga mendapatkan sarana jaminan kesehatan?
8.
Bagaimana
KWT
kesempatan
Cempaka
kepada
menyediakan Ibu
untuk
mengembangkan wawasan maupun potensi di dalam diri Ibu?
9.
Apa yang Ibu dapatkan dari pengembangan wawasan yang telah diberikan oleh KWT Cempaka?
10
Apakah Ibu mendapat pembinanan teknis manajemen dalam memulai usaha?
11.
Apakah Ibu mendapatkan perlindungan usaha?
12.
Apakah
Ibu
mendapatkan
tempat
untuk
berwirausaha? 13.
Apakah penyuluh / pembina memberikan pengetahuan kepada Ibu?
14.
Apakah Ibu memahami tentang pengetahuan yang telah diberikan?
15.
Setelah mendapat pengetahuan atau ilmu, apa yang Ibu lakukan selanjutnya?
16.
Sarana apa saja yang Ibu dapatkan dalam pemberian keterampilan?
17.
Keterampilan apa saja yang sudah Ibu dapat?
18.
Kapan
kegiatan
keterampilan
tersebut
memberikan
pelatihan
dilaksanakan? 19.
Siapa
saja
yang
keterampilan? 20.
Menurut
Ibu
pengetahuan
apakah dan
ada
peningkatan
keterampilan
selama
berpartisipasi dalam KWT Cempaka ini?
PEDOMAN WAWANCARA
Identitas Informan Nama
:
Usia
:
Jabatan
:
Tempat
:
Pertanyaan Informan (Pengurus KWT Cempaka) No. 1.
Pertanyaan Bagaimana Kelompok
Jawaban
sejarah Wanita
berdirinya Tani
(KWT)
Cempaka? 2.
Siapa
yang
memiliki
ide
untuk
mendirikan KWT Cempaka? 3.
Mengapa memilih untuk mendirikan KWT Cempaka?
4.
Mengapa dinamakan KWT Cempaka?
5.
Bagaimana
Ibu
mensosialisasikan
KWT Cempaka kepada masyarakat? 6.
Apa
visi
dan
misi
dari
KWT
Cempaka? 7.
Apa
tujuan
dibentuknya
KWT
Cempaka? 8.
Apakah ada penjalinan relasi dengan pihak luar?
9.
Berapa
jumlah
anggota
yang
berpartispasi di dalam KWT Cempaka dari awal terbentuk hingga sekarang?
10.
Produk apa saja yang diproduksi oleh KWT Cempaka?
TRANSKIP WAWANCARA
Identitas Informan Nama
: Ibu Sri Suryati
Usia
: 36 tahun
Jabatan
: Penyuluh
Tempat
: Kebun KWT Cempaka
Pertanyaan Informan (Penyuluh/Pembina KWT Cempaka) No. A.
Pertanyaan Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka meningkatkan sumber daya perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan?
Jawaban
1.
Bagaimana Ibu meningkatkan Kalau dari penyuluh, ya kita kemampuan daya fikir kepada anggota mengadakan pembinaan rutin, ya Kelompok Wanita Tani (KWT) intinya sih secara continue dan kasih Cempaka? semangat dan motivasi lah. Karena kan penyuluh itu tugasnya mengubah perilaku, sebagai motivator, jadi kita melakukan pembinaan yang berkelanjutan aja, awalnya kan kita menggali potensi yang ada lalu kita mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Kegiatan kita juga salah satunya membantu agar mereka bisa mengembangkan kemampuan berfikir dalam melihat kebutuhan, masalah yang dhadapi serta pemecahan masalahnya tersebut, dengan begitu kita bisa membuat mereka menjadi lebih mandiri.
2.
Apakah Ibu memberikan pendidikan Disini kita memberikan pendidikannya formal ataupun nonformal kepada non-formal. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka?
3.
Pendidikan apa saja yang diberikan?
4.
Kapan pendidikan dilaksanakan?
5.
Selain pendidikan, apakah Ibu menyediakan sarana agar anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka mendapat jaminan kesehatan?
Emm macam-macam, mulai dari keterampilan, keterampilan juga macam-macam kan ya, dari keterampilan memilih benih yang bagus, memilih pupuk yang baik, keterampilan pengolahan hasil pasca panen menjadi suatu produk makanan dan minuman yang ditujukan agar bisa meningkatkan nilai jual dan pendapatan para anggota dan juga disini ada tuh pelatihan keterampilan membuat kerajinan tangan tapi yang memberikan pelatihan tersebut bukan dari penyuluh pertanian dan peternakan. Biasanya ketua kelompok bermusyawarah untuk menghadirkan pelatih dari luar untuk mengajarkan mengenai hal tersebut.
tersebut Disini kan biasanya pertemuan sebulan sekali ya rutinnya tapi kita ada kegiatan anjangsana itu insidentil kalo ada kebutuhan diperluin kita dateng. Kalau dalam meningkatkan sumber daya selain dari tingkat pendidikan ya, tapi juga dari faktor kesehatan, nah kami selaku penyuluh juga berusaha mengajarkan kepada perempuan disini khususnya ibu-ibu anggota untuk mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan kategori B2SA (beragam, bergizi, seimbang, dan aman). Contohnya membuat kami mengajarkan ibu-ibu membuat mie, tapi bukan seperti mie biasa karena bahan-bahan yang digunakan bisa menggunakan sayuran hijau seperti sawi dan bayam. Penyuluhan ini bertujuan agar konsumsi sayuran dan buah meningkat, makanan yang dimakan juga sangat dijamin sehat karena diolah sendiri dengan bahan dan cara yang aman.
B.
Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka menyediakan kesempatan perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan?
1.
Bagaimana Ibu menyediakan kesempatan kepada anggota agar mereka bisa mengembangkan wawasan mapun potensi dirinya?
2.
Apakah Ibu menyediakan pembinaan Iyah menyediakan, jadi mereka teknis manajemen dalam memulai awalnya itu kalo kita bikin kelompok usaha? jadi diajarkan tentang POAC (Planning, Organizing, Actuating, and Controlling), lalu kami ajarkan bagaimana dinamika kelompok tani, bagaimana dia membentuk kelompok, gimana mereka menyatukan tujuan, kan kelompok itu mereka yang mempunya tujuan yang sama. Terus disitu kita ngajarin bagaimana menejemen usahanya, bagaimana mereka memanage anggotanya.
3.
Apakah Ibu telah menyediakan Perlindungan usaha sih belum ada yah. perlindungan usaha kepada anggota? Tapi kelompok sudah punya surat sertifikasi tentang halal, kelayakan usaha, dan lain lainnya.
Emmm.. biasanya gini kita lewat kegiatan lain, misalnya dia sudah mempunyai kemampuan bikin kue kering dari olahan hasil panen, lalu kita meningkatkan kemampuan dia juga dengan mengajak dia ikut pelatihan. Mau itu pelatihan yang diadakan oleh instansi kita maupun dari luar, biasanya di lembang, kita kerjasama dengan kementrian pertanian juga dengan menjalin relasi dengan kelompok lain, agar mereka belajar juga dari kelompok tersebut misalnya kelompok lain usahanya sudah bagus, nah ayo kita ajak mereka kesana jadi kita melakukan studi banding lah gitu secara bergantian. Seperti contohnya lagi kita pernah studi banding ke Cilangkap untuk masalah hidroponik.
4.
Apakah Ibu akan membuat inovasi Iyah, kita sih udah sempet bikin apa terbaru untuk meningkatkan nilai jual sih.. emmm pengembangan seperti produk yang ada saat ini? kemarin itu kita bikin inovasi olahan ubi, kalau biasanya bapao yang dijual biasa aja kan, jadi kita bikin inovasi baru bkin bapao dari ubi jalar, tepung singkong gitu jadi nilai jualnya lebih baik dan punya nilai tambah.
5.
Apakah Ibu menyediakan sarana dan Kalo nyediain sarana prasarana prasarana untuk anggota kelompok mungkin ngga ya, tapi kadang-kadang dalam berwirausaha? ada kegiatan yang ada sisi bantuannya, seperti contoh kemarin ada pelatihan yang bantuannya bisa dapat vacuum drying alat untuk peras jahe ya kaya gitulah. Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka meningkatkan pengetahuan perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan?
C.
1.
Pengetahuan apa yang Ibu berikan Pengetahuan yang berhubungan untuk diketahui oleh anggota Kelompok dengan pertanian dan peternakan, Wanita Tani (KWT) Cempaka? emm.. budidaya, olahan hasil, pengemasan sampai pemasaran.
2.
Materi seperti apa yang Ibu berikan agar Materi banyak, terutama teknologi ya, pengetahuan anggota kelompok mungkin kalau cuman mengolah-olah meningkat? aja mereka bisa tapi kita sisipkan dari sisi tekhnologinya bagaimana juga mereka menerapkan pengolahan yang baik dan benar, gnp nya, asapnya, jadi kita kasih ke mereka semua.
3.
Siapa saja yang memberikan Selama ini sih kita yang rutinitas pengetahuan kepada anggota Kelompok penyuluh tapi kan mereka juga ada Wanita Tani (KWT) Cempaka? pelatihan-pelatihan dari dinas dan orang yang ahli dibidang lainnya.
4.
Metode apa yang Ibu gunakan agar pengetahuan yang diberikan mudah dimengerti dan dipahami oleh anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka?
Demonstrasi cara dan praktek, itu kan yang paling mereka bisa tangkap, kalau kita cuman ngomong orang bosen, jadi langsung praktek aja.
D.
Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka meningkatkan keterampilan perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan?
1.
Sarana apa saja yang Ibu sediakan dalam meningkatkan keterampilan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka?
Kalau sarana yang disediakan sih paling hanya materi yah, seperti hand out gitu, kalau bahan-bahan pembuatan olahan makanan kadang kita sediakan juga tapi jika ada yang kurang kelompok menyediakan sendiri bahannya.
2.
Keterampilan apa saja yang diberikan?
Selain pengolahan hasil ya kita berikan keterampilan budidaya, kita sih sebatas pertanian dan peternakan aja, selain itu keterampilan kerajinan tangan atau daur ulang sampah itu diberikan bukan dari penyuluh tapi dari luar yang bidangnya lebih memahami.
3.
Bagaimana diberikan?
4.
Apakah ada pelatihan terkait pemberian Kita pernah mengadakan pelatihan keterampilan? kaya waktu itu pengembangan bahan pangan lokal, kita pake ubi jalar, jadi
keterampilan
tersebut Keterampilan ini diberikan awalnya dengan pemberian teori dulu supaya kita tahu apa yang mau kita kerjakan, setelah teori kita ke praktek dimana kita langsung mencontohkan, mendemonstrasikan bagaimana teori tersebut, contohnya pada pengolahan hasil pasca panen membuat makanan. setelah praktek selesai baru lihat bagaimana hasil prakteknya. Jika dirasa prakteknya berhasil, lalu keterampilan ini bisa dilanjutkan lagi dan ditingkatkan lagi. Jika tidak berhasil maka selanjutnya kita coba lagi dan cari tahu kenapa bisa tidak berhasil. Tapi pada saat ini sih biasanya langsung berhasil paling kalau kurang ya dikit-dikit.
kita bikin bapao, donat gitu.
5.
Kapan pelatihan keterampilan ini Kalau masalah pelatihan keterampilan diberikan kepada anggota Kelompok kan lewat pembinaan rutin itu ya Wanita Tani (KWT) Cempaka? sebulan sekali, Cuma kadang suka ada kegiatan dari sudin gitu bisa setahun sekali atau di gapoktan (gabungan kelompok tani) kita juga bisa sebulan sekali
6.
Siapa saja yang memberikan pelatihan Selama ini penyuluh pertanian dan keterampilan kepada anggota Kelompok peternakan yang memberikan Wanita Tani (KWT) Cempaka? keterampilan tersebut selain itu juga ada instansi dari luar yang memberikan materi keterampilan lainnya.
TRANSKIP WAWANCARA
Identitas Informan Nama
: Bapak Ghausal Akbar
Usia
: 31 tahun
Jabatan
: Penyuluh
Tempat
: Kebun KWT Cempaka
Pertanyaan Informan (Penyuluh/Pembina KWT Cempaka) No. A.
Pertanyaan Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka meningkatkan sumber daya perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan?
Jawaban
1.
Bagaimana Bapak meningkatkan Dengan cara mengadakan penyuluhankemampuan daya fikir kepada anggota penyuluhan tentang agribisnis dari Kelompok Wanita Tani (KWT) penanaman sampai pengolahan hasil Cempaka? produksi pertanian secara luas selain itu penyuluhan ini bersifat pembinaan yang rutin dilakukan dalam pertemuan kelompok. Tujuannya agar para kualitas sumber daya para anggota disini meningkat, kemampuan berfikirnya meningkat, serta mereka sendiri mengetahui potensi yang ada di dirinya lalu mengembangkan potensi tersebut agar bisa bermanfaat bukan hanya untuk dirinya sendiri, tepai juga untuk kelompok dan masyarakat sekitar.
2.
Apakah Bapak memberikan pendidikan Iya hanya memberikan pendidikan formal ataupun nonformal kepada yang bersifat non-formal. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka?
3.
Pendidikan apa saja yang diberikan?
Budidaya tanaman mulai dari pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, pengendalian
organisme pengganggu tanaman, panen dan cara panen, pengolahan hasil, dan pemasaran. Dibidang olahan hasil mulai dari penentuan waktu panen, cara dan waktu panen, kemudian seleksi grading pengepakan, pengangkutan, penyimpanan, pemasaran. 4.
Kapan pendidikan dilaksanakan?
tersebut Kegiatannya dilaksanakan setiap bulan sekali pada pertemuan kelompok.
5.
Selain pendidikan, apakah Bapak menyediakan sarana agar anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka mendapat jaminan kesehatan?
B.
Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka menyediakan kesempatan perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan?
1.
Bagaimana Bapak menyediakan kesempatan kepada anggota agar mereka bisa mengembangkan wawasan mapun potensi dirinya?
Ngga, kalo untuk sarana jaminan kesehatan sih kita tidak memberikan, kalo penyuluhan dari kita kan sebenernya lebih fokus ke pemberdayaan di bidang pertanian, tapi anggota kelompok ini pernah juga diberikan tentang penyuluhan kesehatan karena kelompok tani cempaka ini juga kita kerjasama dan bersinergi juga dengan kegiatan lain, contohnya dari PKK dan PLKB.
Dengan mempersilahkan kepada masyarakat khususnya perempuan yang ada di RW 02 untuk mau bergabung dengan KWT ini dan jika yang sudah bergabung kita tingkatkan lagi rasa kemauan dalam dirinya, sebagi contohnya perangsang agar mereka mau memanfaatkan pekarangan, kita berikan bantuan berupa bibit-bibit kemudian sarana produksi agar mereka bisa menerapkan masing-masing untuk menanam sayur-sayuran maupun buah di pekarangan rumahnya. Selain itu juga, setiap ada informasi dari dinas, kementan atau dari balai pengkajian teknologi pertanian itu kita selalu mengikutsertakan, setiap ada
peluang untuk mengikuti pelatihan ataupun seminar-seminar selalu kita sampaikan kepada kelompok. Kemudian disitu ketua kelompoknya membagi atau memberikan kesempatan kepada anggota yang belum pernah mengikuti, jadi secara bergantian, masing-masing anggota kelompok itu akan mendapat kesempatan tersendiri.
2.
Apakah Bapak Anda menyediakan Iyah.. iyah.. apalagi anggota kelompok pembinaan teknis manajemen dalam yang sudah memulai usaha sendiri, memulai usaha? jadi kita berikan istilahnya itu analisa usahanya gitu. Mananejemen usahanya itu mulai dari analisa ekonominya sampai gambaran istulahnya keuntungan, kiat-kiat pemasaran, kemudian apa itu.. emmm, bagaimana cara meningkatkan nilai jual, seumpama dengan cara perbaikan kemasan misalnya selama ini mereka hanya menggunakan plastik secara sederhana, ya kita berusaha untuk memberitahu bagaimana membuat kemasan yang menarik ditambah juga dengan memberikan label kemasannya seperti itu.
3.
Apakah Bapak telah menyediakan Kalau dari penyuluh tidak ada perlindungan usaha kepada anggota? perlindungan usaha yang diberikan, namun kami sebagai penyuluh menganjurkan kepada mereka untuk membuat sertifikat halal dan lainnya. rata-rata kelompok ini sudah membuat sertifikatnya. Seperti misalnya setiap produk sudah diurus sertifikat dari sudinkes (suku dinas kesehatan) juga bahkan dari MUI untuk label halalnya yang selalu diperbaharui.
4.
Apakah Bapak akan membuat inovasi Ya sementara ini yaitu tadi dengan terbaru untuk meningkatkan nilai jual cara seperti perbaikan kemasan, produk yang ada saat ini? kemudian selalu menganjurkan untuk
mengikuti bazar atau promosi dan event lainnya dalam rangka memperkenalkan produksinya.
5.
Apakah Bapak menyediakan sarana dan Emm.. itu secara langsung tidak tapi prasarana untuk anggota kelompok kita selalu memberikan apa manakala dalam berwirausaha? baik itu ada informasi dari instansi bukan hanya terbatas dari pertanian tapi umpama dari perindustrian, perdagangan, kemudian dari koperasi kita selalu apa ya.. berkoordinasi untuk membantu mereka dalam usaha mereka.
C.
Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka meningkatkan pengetahuan perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan?
1.
Pengetahuan apa yang Bapak berikan Disamping budidaya pertanian dalam untuk diketahui oleh anggota Kelompok arti luas, kemudian olahan hasil Wanita Tani (KWT) Cempaka? pertanian itu, dan menejemen usahanya juga.
2.
Materi seperti apa yang Bapak berikan Ya kalau dari budidaya ya mulai dari agar pengetahuan anggota kelompok persiapan, pemilihan benih, meningkat? pemupukan, penyiraman, cara panen, menentukan waktu yang tepat saat panen, dan utamanya dalam produksi pengolahan hasil pasca panen ya
3.
Siapa saja yang memberikan Selain penyuluh disitu juga ada kasi pengetahuan kepada anggota Kelompok (kepala seksi pertanian, ada juga dari Wanita Tani (KWT) Cempaka? POPT (pengamat organisme pengganggu tumbuhan) selain itu juga ada pemateri dari luar untuk bidang keterampilan daur ulang sampah menjadi kerajinan tangan.
4.
Metode apa yang Bapak gunakan agar pengetahuan yang diberikan mudah dimengerti dan dipahami oleh anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka?
Mereka lebih cenderung kalau langsung praktek dilapangan, demonstrasi cara gitu kemudian membuat petak percontohan gitu
D.
Bagaimana Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka meningkatkan keterampilan perempuan di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan?
1.
Sarana apa saja yang Bapak sediakan dalam meningkatkan keterampilan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka?
Pertama tentunya kita memotivasi mereka agar mereka mau kemudian mampu dalam menerapkan apa yang dianjurkan penyuluh. Kalau sarana itu biasanya swadaya sifatnya, kalau umpama mau praktek gitu kan membuat olahan, maka dari kelompok itulah yang menyediakan bahan-bahannya, namun terkadang juga kami sebagai penyuluh menyediakan juga. Kemudian jika sifatnya bantuan dari pemerintah sendiri ada, tapi tidak ditentukan waktunya satu tahun sekali. Seperti peralatan masak-memasak gitu ada bantuan semacam itu tapi tidak rutin.
2.
Keterampilan apa saja yang diberikan?
Ya keterampilan dalam bercocok tanam, pengolahan hasil, dan juga ada keterampilan daur ulang sampah.
3.
Bagaimana diberikan?
4.
Apakah ada pelatihan terkait pemberian Kalau pelatihan rutin sih tidak, namun keterampilan? secara berkala ada.
5.
Kapan pelatihan keterampilan ini Hampir setiap pertemuan kelompok diberikan kepada anggota Kelompok yang diadakan sebulan sekali minimal Wanita Tani (KWT) Cempaka? itu selalu ada dengan materi baru.
keterampilan
tersebut Keterampilan itu diberikan saat praktek, karena lebih mudah untuk mencontohkannya seperti pemilihan bibit unggul, lalu pada saat keterampilan dalam pengolahan hasil pasca panen itu kita ajarkan keterampilan untuk membuat produk makanan yang bervariasi seperti donat ubi, donat kentang, puding sayuran, dan lain-lainnya.
6.
Siapa saja yang memberikan pelatihan Banyak dari penyuluhan pertanian, keterampilan kepada anggota Kelompok peternakan, perindustrian, koperasi Wanita Tani (KWT) Cempaka? dan dari instansi lainnya.
TRANSKIP WAWANCARA
Identitas Informan Nama
: Ibu Yanizar
Usia
: 53 tahun
Jabatan
: Anggota
Tempat
: Kebun Kelompok
Pertanyaan Informan (Anggota KWT Cempaka) No. 1.
Pertanyaan Jawaban Apa yang Ibu ketahui tentang KWT Kelompok wanita tani cempaka Cempaka? merupakan kelompok atau komunitas yang didalamnya menyediakan wadah untuk kita khususnya kaum perempuan nih ibu-ibu rumah tangga di RW 02 bisa dapet penyuluhan serta pembinaan mengenai pertanian, pelatian, dan pengolahan hasil pasca panen.
2.
Bagaimana awal mula dengan KWT Cempaka?
bergabung Awal mulanya saya masuk PKK, dan saya kan sebagai guru di PAUD juga terus saya mulai bergabung dengan KWT Cempaka dan sekarang menjadi kader.
3.
Sudah berapa lama Ibu ikut Saya ini ikut partisipasi dalam KWT berpartisipasi dalam KWT Cempaka? Cempaka kurang lebih sudah 3 tahun mbak.
4.
Kegiatan apa saja yang Ibu dapatkan di Waah.. kegiatannya lumayan banyak dalam KWT Cempaka? mbak, salah satunya itu membuat olahan hasil pasca panen menjadi produk makanan dan minuman.
5.
Apakah Ibu mendapatkan pendidikan Iya dong.. disini dapat pendidikannya formal maupun nonformal dari non-formal karena yang kita dapatkan penyuluh/pembina? itu seperti penyuluhan¸ pendidikan dan pelatihan jadi bukan pendidikan
formal kaya di sekolah gitu mbak. 6.
Pendidikan apa saja yang Ibu dapatkan Pendidikan yang didapat itu di dalam KWT Cempaka? diantaranya mulai dari mengolah tanaman dari benih dan bibit, cara menanam, pemupukan, panen, pengolahan hasil panen dan juga kita diberikan pendidikan menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak kita.
7.
Apakah Ibu juga mendapatkan sarana Kalo untuk jaminan kesehatan sih jaminan kesehatan? disini kita gak dapet ya mbak, jadi kalo jaminan kesehatan sih urusan masing-masing. Tapi kalo penyuluhan tentang kesehatan disini pernah diadakan.
8.
Bagaimana KWT Cempaka menyediakan kesempatan kepada Ibu untuk mengembangkan wawasan maupun potensi di dalam diri Anda ?
9.
Apa yang Ibu dapatkan dari Banyak juga ya mbak wawasan kita pengembangan wawasan yang telah semakin luas, kita dapat banyak diberikan oleh KWT Cempaka? pengetahuan mengenai usaha, olahan produk dan juga pastinya cara bercocok tanam.
10
Apakah Ibu mendapat pembinanan Iya, pernah kita dapat itu materi teknis manajemen dalam memulai tentang gimana memulai usaha, usaha? dikasih tau tuh teknisnya bagaimana mengolah usaha, produksi, sampai pemasarannya.
11.
Apakah Ibu mendapatkan perlindungan Perlindungan usaha sih ngga ada usaha? mbak.
12.
Apakah Ibu mendapatkan tempat untuk Iya mbak, kita dapat tempat untuk berwirausaha? berwirausaha. Ketika ada bazar atau event yang diadakan dari sudin pertanian, kita disediakan tempat
Kita diberikan kesempatan untuk ikut dan pelatihan dari luar, ya memang gak langsung semuanya jadi gantigantian mbak, setelah kita dapat pelatihan tersebut kita diberi kesempatan juga untuk berbagi sama anggota yang lain pada saat pertemuan kelompok jadinya semua anggota tau juga apa yang kita dapat dari hasil pendidikan dan pelatihan itu.
untuk berwirausaha. 13.
Apakah penyuluh/pembina memberikan Iya mbak kami ini diberikan banyak pengetahuan kepada Ibu? pengetahuan.
14.
Apakah Ibu memahami tentang Insya allah memahami apa yang sudah pengetahuan yang telah diberikan? diberikan.
15.
Setelah mendapat pengetahuan atau Setelah dapat pengetahuan, tentunya ilmu, apa yang Ibu lakukan selanjutnya? kita terapkan lagi dalam kehidupan sehari-hari misalnya kita dapat pengetahun bagaimana cara untuk menanam cabe, nah selanjutnya kita terapkan dirumah, nah jadi nanti ilmu yang sudah didapat ngga cepat lupa lagi. Gitu mbak..
16.
Sarana apa saja yang Ibu dapatkan Sarana yang di dapat ya lumayan ada dalam pemberian keterampilan? mbak, kalo ita mau belajar keterampilan membuat kue atau olahan hasil panen ya bahannya disediakan, kita juga pernah mendapat bantuan sarana seperti alat-alat untuk produksi.
17.
Keterampilan apa saja yang sudah Keterampilan yang sudah di dapat itu didapat? mengolah hasil-hasil panen, misalnya wortel setelah dioleh dengan nanas bisa menjadi minuman sari wornas yaitu minuman yang terbuat dari wortel dan nanas. Ada juga olahan dari kangkung dibuat menjadi puding kangkung. Jahe kita buat jadi instan jahe. Selain itu kita juga diberikan keterampilan kejaninan tangan, seperti mengolah koran bekas menjadi tempat tisu dan nampan.
18.
Kapan kegiatan keterampilan tersebut Keterampilan ini biasanya sih dilaksanakan? dilaksanakan ketika kita pertemuan kelompok satu bulan sekali, tapi terkadang jika ada waktu luang kita tidak menunggu pas pertemuan baru kegiatan ini dilaksanakan.
19.
Siapa saja yang memberikan pelatihan Yang memberikan keterampilan ini keterampilan? yaitu penyuluh dan juga kadang kita
suka panggil orang dari luar yang bisa mengajarkan kita keterampilanketerampilan lain untuk diajarkan ke kita. 20.
Menurut Ibu, apakah ada peningkatan pengetahuan, keterampilan, serta pendapatan selama berpartisipasi dalam KWT Cempaka ini?
Meningkat sekali ya mbak, dari mulai kita tidak tau sekarang setelah ikut di dalam KWT Cempaka ini menjadi banyak taunya dan dengan ikut berpartisipai sangat banyak manfaatnya saya juga bisa nambah penghasilan keluarga,
TRANSKIP WAWANCARA
Identitas Informan Nama
: Ibu Sugiarti
Usia
: 53 tahun
Jabatan
: Anggota
Tempat
: Kebun KWT Cempaka
No. 1.
Pertanyaan Jawaban Apa yang Anda ketahui tentang KWT KWT cempaka ini tempat kita untuk Cempaka? meningkatkan produksi dan untuk mengembangkan pertanian yang mana kita tuh harus tahu, sebenernya kita nggak tahu tapi kita belajar supaya KWT ini bisa maju dan kita anggotanya bisa lebih maju untuk mengembangkan pengetahuan kita yang lebih baik lagi. Kan disini KWT ini wadahnya ibu-ibu untuk belajar bagaimana produksi, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan kita lah untuk bisa meningkatkan pendapatan juga.
2.
Bagaimana awal mula dengan KWT Cempaka?
3.
Sudah berapa lama Anda ikut berpartisipasi dalam KWT Cempaka?
4.
bergabung
Sebenernya saya ngga tahu apa-apa, saya tuh aslinya dari kampung dan untuk hal-hal seperti ini buta sekali.dan untuk bergabung ini saya pikir dari pada saya diam dirumah, mendingan saya ikut gabung kelompok ini, dan salah satunya memotivasi kita untuk ingin tahu lebih banyak hal-hal yang tadinya tidak tahu jadi tahu.
Eee.. Kalo saya kurang lebih tiga tahun, termasuk baru sih karena belum lama seperti yang lainnya mbak. Kegiatan apa saja yang Anda dapatkan eemm.. kalo itu banyak juga ya di dalam KWT Cempaka? kegiatannya disini banyak ilmu yang bisa di dapat. Seperti penyuluhan
pertanian, kesehatan, dapet keterampilan buat kerajinan tangan, produksi dan pengelolaan selalu di praktekkan disini. Utamanya kita produksi bir pletok terus ubi, pokonya kita produks hasil pasca panen. 5.
6.
Apakah Anda mendapatkan pendidikan formal maupun nonformal dari penyuluh/pembina? Pendidikan apa saja yang Anda dapatkan di dalam KWT Cempaka?
Oh itu iya kita dapet pengetahuan nonformal aja itu mbak. Banyak yah mbak, cara tanam menanam, cara memanen, cara produksi, bagaimana memasarkan hasil produk, wah banyak lagi deh mbak.
7.
Apakah Anda juga mendapatkan sarana Emmm sejauh ini saya belum tahu jaminan kesehatan? mbak, sepertinya nggak ada. Cuman penyuluhan tentang KB, sama kesehatan yang lain gitu mbak.
8.
Bagaimana KWT Cempaka menyediakan kesempatan kepada Anda untuk mengembangkan wawasan maupun potensi di dalam diri Anda ?
9.
Apa yang anda dapatkan dari Eehhh.. itu yang tadinya saya tidak pengembangan wawasan yang telah tahu setelah diberi kesempatan untuk diberikan oleh KWT Cempaka? hadir dalam pelatihan jadi kita tahu,
Yang jelas kalo untuk mengembangkan jelas ada ya, kesempatan yang dikasih ke kita itu misalnya diluar ada pelatihan atau praktek apa beberapa orang dikirim kesana untuk ikut kegiatan tersebut, Kaya kemarin juga dikecamatan ada pemberian praktek kue egg roll itu kebetulan saya yang dikirim kesana. Jadi ganti-gantian kita dikirim untuk ikut kegiatan itu. Terus juga setelah kita ikut pelatihan atau praktek tersebut kita diberikan kesempatan juga untuk bagi informasi yang sudah di dapat dari praktek ke anggota yang lain kalo kita ada pertemuan seperti ini. Tapi ya namanya ngga biasa ngomong di depan umum ya walaupun itu juga temen-temen sendiri ya ada rasa kurang PD mbak nanti akut salah ngomong atau dibilangnya sok tahu gitu.
dan juga belajar untuk bicara depan orang banyak juga sih. 10
Apakah Anda mendapat pembinanan Oh iya mbak suda pernah dikasih teknis manajemen dalam memulai penyuluhan juga tentang teknis usaha? manajemen dalam usaha gitu..
11.
Apakah Anda perlindungan usaha?
12.
Apakah Anda mendapatkan tempat Kalo tempat kita tidak dapat ya mbak. untuk berwirausaha? Paling tuh kalo ada bazar dari kecamatan, atau event gitu kita suka disediakan untuk mengisi tempatnya untuk berwirausaha tapi kalo untuk tempat yang tetap ya belum ada.
13.
Apakah penyuluh/pembina memberikan Oh ya jelas.. penyuluhan itu pasti ada pengetahuan kepada Anda? pengetahuannya sedikit demi sedikit kita dikasih pengetahuan pada saat pertemuan rutin dan juga kalau ada penyuluhan lain diluar pertemuan rutin pasti dikasih mbak.
14.
Apakah Anda memahami tentang Ya sedikit demi sedikit insyaAllah pengetahuan yang telah diberikan? saya memahami semua pengetahuan yang sudah diberikan. Lagi juga gini mbak, disni ibu-ibunya kalo lagi ngobrol masalah kelompok kan suka bahas kegiatan sebelumnya tuh ya, jadi kalo kita lupa terus ada yang ingetin lagi jadi kita keingetan lagi apa yang sudah diberikan.
15.
Setelah mendapat pengetahuan atau Ya kalo saya itu susahnya gini mbak, ilmu, apa yang Anda lakukan disini kan penyuluhan tentang selanjutnya? pengetahuan pertanian, tanaman, produksi, olahan, pemasaran itu kan sudah baik untuk dikembangkan tapi ya memang dari sayanya sendiri belum niat untuk mulai usaha sendiri, jadi
mendapatkan Kalo disini kan memang anggotanya rata-rata memiliki usaha sendiri, kalau perlindungan usaha ya ngga ada jadi itu mah masing-masing. Kalo dikelompok ini perlindungan usahanya apa ya.. eeem paling sih itu mbak kita udah punya sertifikat kelayakan usaha. Jadi kita dalam usaha produksi ini tidak main-main.
saya itu ikutin kegiatan di kelompok aja, misalnya dikasih keterampilan untuk buat kue kering, nah pas lebaran kelompok ini coba produksi yang sudah dipelajari untuk dipasarkan ya saya ikutin gitu mbak.. 16.
Sarana apa saja yang Anda dapatkan Sarana disini tuh keterampilannya dalam pemberian keterampilan? seperti segala sesuatu sudah disiapkan disini tapi misalnya ada kekurangan bahannya atau apa ya kita harus nyiapin sendiri tapi itu sih jarang karena sering kali itu sudah tersedia disini seperti alat-alatnya juga sudah diberikan dikelompok.
17.
Keterampilan apa saja yang sudah Ya keterampilannya itu sih praktek didapat? mbak. Keterampilannya disini kaya kerajinan tangan, kita juga bisa daur ulang sampah dibikin kerajinan yang bida meningkatkan nilai jual, dan keterampilan masak juga mbak.
18.
Kapan kegiatan keterampilan tersebut Itu sering mbak tapi tidak setiap bulan dilaksanakan? sekali, jadi gantian misalnya ulan ini penyuluhan tentang KB, bulan berikutnya tentang teori apa gitu, lalu bulan berikutnya lagi keterampilan gitu, jadi setiap bulan kegiatannya bergilir gantian gitu.
19.
Siapa saja yang memberikan pelatihan Kalo disini yang ngash pelatihan keterampilan? keterampilan ya dari penyuluh pertanian, itu seperti mbak Isur, pak Ghausal, tapi terkadang juga kita hadirkan orang dari luar yang menguasai bidangnya.
20.
Menurut Ibu, apakah ada peningkatan pengetahuan, keterampilan, serta pendapatan selama berpartisipasi dalam KWT Cempaka ini?
Alhamdulillah seperti yang sudah saya bilang mbak, yang tadinya saya tidak tahu setalah ikut kelompok ini sedikit demi sedikit ya saya jadi tahu. Sebelum ikut kelompok ini saya gak ada usaha mbak, setelah ikut kelompok ini kan banyak pelajaran buat makanan dari sayur gitu, ya coba saya praktekin terus titip di warung
dan hasilnya lumayan juga mbak.
TRANSKIP WAWANCARA
Identitas Informan Nama
: Ibu Sunarti
Usia
: 48 tahun
Jabatan
: Anggota
Tempat
: Kebun KWT Cempaka
No. 1.
Pertanyaan Jawaban Apa yang Anda ketahui tentang KWT Eeeh ini merupakan kelompok yang Cempaka? menyediakan kesempatan kita supaya dapat pengetahuan tentang toga, tanaman buah dalam pot, dan produksi olahan hasil panen. Intinya tuh pemberdayaan buat ibu-ibu di sini biar bisa bantu pendapatan keluarga juga.
2.
Bagaimana awal mula dengan KWT Cempaka?
bergabung
Awalnya saya diajak oleh ketua yaitu Ibu Sunarti satimin, dan saya pikir kok menarik sekali untuk ikut kelompok ini, kita bisa belajar dan nambah pengetahuan lagi walaupun kita udah tua begini.
3.
Sudah berapa lama Anda ikut berpartisipasi dalam KWT Cempaka?
Udah berapa tahun ya.. udah lama juga sih mbak lebih dari lima tahun saya ikut gabung sama kelompok ini.
4.
Kegiatan apa saja yang Anda dapatkan Kegiatan ya satu itu apa.. eeeemm.. di dalam KWT Cempaka? bikin-bikin olahan hasl panen, kaya donat ubi, bapao, keripik, minumam instan terutama ya bir pletok. Selain itu juga kegiatan lainnya ya pertemuan rutin kelompok, terus ada kegiatan keterampilan kerajinan tangan juga kita pernah dikasih materinya.
5.
Apakah Anda mendapatkan pendidikan Oh ini pendidikan non-formal aja formal maupun nonformal dari mbak ngga ada pendidikan formalnya. penyuluh/pembina? Kita belajar disini ya sambil kaya
main aja sama ibu-ibu yang lain, tapi main juga ada manfaatnya gak cuma ngerumpi yang gak ada manfaatnya hehehe... 6.
Pendidikan apa saja yang Anda Pendidikannya banyak, di kelompok dapatkan di dalam KWT Cempaka? ini para penyuluh kasih kita penyuluhan mengenai pertanian, bercocok tanam, terus pengolahan hasilnya seperti jahe dibuat minuman instan, pisang dijakan keripik, terus penyuluhan tentang KB, keterampilan kita sebagai orangtua dalam berkomunikasi sama anak. Kerajinan tangan gitu mbak.
7.
Apakah Anda juga mendapatkan sarana Sarana kesehatan ya paling tuh kayak jaminan kesehatan? penyuluhan tentang KB dan kesehatan lainnya, kalo jaminan kesehatannya ngga ada mba.
8.
Bagaimana KWT Cempaka menyediakan kesempatan kepada Anda untuk mengembangkan wawasan maupun potensi di dalam diri Anda ?
9.
Apa yang anda dapatkan dari Ya banyak pengetahuan yang saya pengembangan wawasan yang telah dapatkan, informasi dari ibu-ibu yang diberikan oleh KWT Cempaka? ikut pelatihan dari luar kan harus bagi informasi juga apa yang dia dapat sama anggot a lainnya, pengetahuan tentang olahan produksi dan pemasarannya. Apakah Anda mendapat pembinanan Oh itu iya pernah kita diajarkan teknis manajemen dalam memulai bagaimana manajemen mulai usaha, usaha? ya abis itu kita bareng-bareng terapin
10
Kesempatannya begini, kita diajak untuk memasarkan produksi, terus juga kita ganti-gantian untuk menghadiri pelatihan dan praktekpraktek gitu mbak, ya walaupun saya belum pernah sih ikut pelatihan dari luar. Waktu itu saya mau dikirim tapi sayangnya ngga bisa jadi diganti sama yang bisa ikut hehehe.. Lagi pula ya mbak saya tuh kalo untuk ngomong di depan ibu-ibu yang lain gitu untuk sampein materi apa yang kita dapet masih gerogi gitu loh, karena ngga terbiasa juga kali ya mbak jadi saya tuh rasanya ah udah mending yang lain aja yang sampein.
di kelompok biar usaha kita di kelompok ini berjalan dengan baik. 11.
Apakah Anda perlindungan usaha?
12.
Apakah Anda mendapatkan tempat Oh belum, kelompok ngga dapet untuk berwirausaha? tempat untuk berwirausaha, kita pemasarannya lewat ini aja.. apa itu namanya.. relasi sama rumah makan betawi, terus ya lewat masing-masing anggota yang menawarkan ke orang lain, terus juga kalo bazar kita sering ikut, sama itu paling nitip di warungwarung mbak.
13.
Apakah penyuluh/pembina memberikan Oh iya mbak diberikan. pengetahuan kepada Anda? Apakah Anda memahami tentang Harus dong kalo memahami, ngapain pengetahuan yang telah diberikan? ikut kelompok ini kalo ngga dipahami, namanya juga buat belajar ya kan mbak..
14.
mendapatkan Perlindungan usahanya kita pake sertifikat kelayakan usaha mbak.
15.
Setelah mendapat pengetahuan atau Setelah dapat ilmunya ya sebisa ilmu, apa yang Anda lakukan mungkin kita terapin lagi setelahnya selanjutnya? dipraktekkan lagi jadi kita ilmunya gak sia-sia.
16.
Sarana apa saja yang Anda dapatkan Sarana yang diberikan itu kalo dalam pemberian keterampilan? penyuluhan tentang parenting skill atau praktek produksi olahan kita dikasih hasil print-annya, kalo praktek juga bahannya sudah disediakan kelompok, ya kalo kurang-kurang ya kita yang nambahin sendiri lagi, dan terkadang alat-alatnya disediakan oleh penyuluh.
17.
Keterampilan apa saja yang sudah Keterampilan buat kue-kue dari hasil didapat? panen kita, dan juga keterampilan dari sampah-sampah yang bisa di daur ulang, ya kerajinan tangan gitu juga mbak.
18.
Kapan kegiatan keterampilan tersebut Kegiatannya dilaksanakan kalo kita dilaksanakan? lagi pertemuan kelompok, kadang kala juga tidak pas pertemuan kelompok sih ya tergantung kondisi juga mbak.
Isi materi pertemuan kelompok juga tidak hanya keterampilan terus tapi ada materi lainnya. 19.
Siapa saja yang memberikan pelatihan Para penyuluhnya itu yang kasih sama keterampilan? beberapa orang dari luar juga suka diundang untuk kash kita keterampilan.
20.
Menurut Ibu, apakah ada peningkatan pengetahuan, keterampilan, serta pendapatan selama berpartisipasi dalam KWT Cempaka ini?
Oh iya mbak saya bisa cicil beli mesin cuci tuh pas awal produksi kita lagi banyak orderansaya. pengetahuan saya juga meningkat setelah saya ikut gabung sama kelompok ini. Jadi banyak hal-hal baru yang saya tahu.
TRANSKIP WAWANCARA
Identitas Informan Nama
: Ibu Sabtinah
Usia
: 59 tahun
Jabatan
: Anggota
Tempat
: Kebun KWT Cempaka
No. 1.
Pertanyaan Jawaban Apa yang Anda ketahui tentang KWT Kelompok tani ini ya.. itu suatu Cempaka? kumpulan ibu-ibu didalamnya terdapat struktur organisasi yang jelas, ada ketua, wakil, sekretaris sama bendahara dan anggota gitu ya. Dimana didalam kelompok ini kita dikasih kesempatan untuk bisa belajar mengenai peternakan, pertanian, hasil pasca panen, produksi sampai pemasarannya.
2.
Bagaimana awal mula dengan KWT Cempaka?
bergabung
Ya awalnya ini kan kita ibu-ibu ikutnya PKK ya terus dibentuknya kelompok tani ini ya dijakarta istilahnya di kota kok ada kelompok tani ya kan, penasaran juga. Setalah dikasih tahu ya kelompok tani ini bukannya yang harus bertani menanam sawah tapi hasil pertanian yang lainnya juga kaya menanam pisang, jahe, ubi, banyak lah nah hasil dari panen itu kita produksi jadi produkolahan makanan. Jadi makin tertarik untuk ikut tuh mulai awalnya bergabung sama kelompok ini.
3.
Sudah berapa lama Anda ikut berpartisipasi dalam KWT Cempaka?
Dari mulai sejak dibukanya kelompok ini saya udah mulai ikut.
4.
Kegiatan apa saja yang Anda dapatkan Banyak yah.. cara menanam ya nanam di dalam KWT Cempaka? juga kan dari segala pupuknya juga ini dan itu, bisa buat bibit, cara melihara
ikan, dapat penyuluhan kesehatan, ya ikut lomba juga, produksi olahan panen juga, belajar kerajinan tangan juga, banyak mbak. 5.
6.
Apakah Anda mendapatkan pendidikan formal maupun nonformal dari penyuluh/pembina? Pendidikan apa saja yang Anda dapatkan di dalam KWT Cempaka?
Iya dapetnya pendidikan non-formal aja Ya seperti di awal tadi ya mbak, pendidikan disini tuh banyak sekali, penyuluhan pertanian darimulai bibit, menanam, pemberian pupuk, pemeliharaan, pasca panen, pendidikan tentang kesehatan, KB, komunikas sama anak.. apa itu istilahnya emm.. parenting skill, pendidikan membangun kepercayaan diri juga, banyak lagi deh.
7.
Apakah Anda juga mendapatkan sarana Ngga, ngga ada jaminan kesehatan jaminan kesehatan? yang dikasih sih di kelompok ini.
8.
Bagaimana KWT Cempaka menyediakan kesempatan kepada Anda untuk mengembangkan wawasan maupun potensi di dalam diri Anda ?
9.
Apa yang anda dapatkan dari Yang di dapetin ya banyak pengembangan wawasan yang telah pengetahuan baru ya.. istilahnya kita diberikan oleh KWT Cempaka? jadi makin pinter gitu kan.
10
Apakah Anda mendapat pembinanan teknis manajemen dalam memulai usaha? Apakah Anda mendapatkan perlindungan usaha?
11.
Oh kesempatan untuk mengembangkan wawasannya itu ya kita dikasih kesempatan untuk ikut pelatihan yang ada di kawasan sini maupun diluar juga. Misalnya waktu itu kita pernah studi banding ke jogja, terus belajar packaging ke cianjur, nah terus yang dikirim itu diberi kesempatan lagi untuk menyampaikan ke yang lainnya apa yang sudah dipelajari dalam pelatihannya yang diikutin sama dia.
Iya dapet waktu itu, kita diajarkan manajemen memulai usaha mbak. Kalo saya sendiri sih ngga dapet ya mbak, tapi kelompok ini ya perlindungannya kita pegang sertifikat kelayakan usaha sama sertifikan apa itu namanya ya saya lupa, itu sertifikat yang menyatakan bahwa produksi bir
pletok kita aman gitu mbak. 12.
Apakah Anda mendapatkan tempat Kalo diri sendiri sih belum dapat ya untuk berwirausaha? mbak, dikelompok pun juga belum ada tempat usaha yang paten gitu. Jadi kita memasarkan produksi kita dengan kita titip diwarung sama rumah makan betawi, gitu mbak.
13.
Apakah penyuluh/pembina memberikan Iya penyuluh disini ngasih kita banyak pengetahuan kepada Anda? pengetahuan.
14.
Apakah Anda memahami tentang Ya kalo dibilang paham ya insyaAllah pengetahuan yang telah diberikan? saya paham mbak, apalagi kalo praktik jadi cepet kita nangkepnya, tapi wajar kalo ada yang lupa sedikit-sedikit mah ya karena fator umur juga kali hehe..
15.
Setelah mendapat pengetahuan atau Setelah dapat pengetahuan, kita ilmu, apa yang Anda lakukan pelajari lagi apa yang sudah di dapat, selanjutnya? diulangin lagi pengetahuannya gitu, kaya cara produksi jahe instan itu harus gini, ya biar gak lupa kita praktekin terus.
16.
Sarana apa saja yang Anda dapatkan Dalam pemberian keterampilan disini dalam pemberian keterampilan? kita dapat sarana alat-alat produksi, bahan-bahannya juga kita dapat. Ngga Cuma diketerampilan aja waktu itu saya pernah dapat sarana bantuan ayam untuk kita ternak gitu mbak.
17.
Keterampilan apa saja yang sudah Kita sudah pernah dapat keterampilan didapat? membuat kerajinan tangan dari mendaur ulang sampah. Keterampilan kita sebagai orangtua agar bisa berkomunikasi yang baik dengan anak yang mulai beranjak remaja, keterampilan membuat aneka kue-kue dari hasil pasca panen.
18.
Kapan kegiatan keterampilan tersebut Dilaksanakannya tergantung kondisi, dilaksanakan? kalo misalkan dari penyuluh ada materi buat keterampilan ya pas pertemuan kita praktek buat keterampilan, tapi kadangkala kita juga yang minta sama penyuluh untuk memberikan keterampilan apa gitu
19.
20.
loh. Siapa saja yang memberikan pelatihan Yang memberikan pelatihan keterampilan? keterampilan ini ada yang dari penyuluh ada juga yang dari orang luar. Menurut Ibu, apakah ada peningkatan pengetahuan, keterampilan, serta pendapatan selama berpartisipasi dalam KWT Cempaka ini?
Alhamdulillah saya rasa ada peningkatannya setelah ikut kelompok KWT ini dari mulai pengetahuan tentang budidaya sayur, terus dapet tambahan pemasukan juga dari produksi kelompok.
TRANSKIP WAWANCARA
Identitas Informan Nama
: Ibu Amroh
Usia
: 54 tahun
Jabatan
: Anggota
Tempat
: Kebun KWT Cempaka
No. 1.
Pertanyaan Apa yang Anda ketahui tentang KWT Cempaka?
Jawaban Saya mengetahui kelompok ini sebagai tempat mendapat ilmu. Dari mulai ilmu pertanian, cara menanam, macam-macam tanaman sayur, obat, dan juga keterampilan. Selain itu kelompok ini juga memanfaatkan lahan kosong sebagai sarananya. Kita bisa nambah penghasilan juga dari kelompok ini.
2.
Bagaimana awal mula dengan KWT Cempaka?
bergabung
Awal mulanya saya aktif di PKK, lalu saya ikut bergabung di kelompok ini karena saya tertarik di bidang pertanian seperti bercocok tanam, dan ternyata kegiatan disini tidak hanya sebatas bercocok tanam saja tapi ada kegiatan lainnya.
3.
Sudah berapa lama Anda ikut berpartisipasi dalam KWT Cempaka?
Wah itu saya sudah lama mbak ikut berpartisipasi dengan kelompok ini. Awal kelompok ini baru dibentuk saya sudah mulai ikutan.
4.
Kegiatan apa saja yang Anda dapatkan di dalam KWT Cempaka?
Oh banyak, Kegiatannya macemmacem mbak. Ada penyuluhan, ada pelatihannya, praktek, produksi juga terus ikut serta kalau ada lombalomba dan banyak pengetahuan yang di dapat di kelompok ini.
5.
Apakah Anda mendapatkan pendidikan Pendidikan non-formal saja yang di
formal maupun penyuluh/pembina?
nonformal
dari dapat.
6.
Pendidikan apa saja yang Anda Hmm apa ya..ya satu bercocok tanam, dapatkan di dalam KWT Cempaka? terus keterampilan membuat olahan hasil panen, lalu kerajinan tangan, penyuluhan kesehatan juga.
7.
Apakah Anda juga mendapatkan sarana Jaminan kesehatan mah si ngga ada jaminan kesehatan? yah..
8.
Bagaimana KWT Cempaka menyediakan kesempatan kepada Anda untuk mengembangkan wawasan maupun potensi di dalam diri Anda ?
Oh itu .. jadi ya kita untuk mengembangkan wawasan dan potensi kita jika ada pelatihan dari luar kelompok iniya suka ikut serta gitu, misalnya dikirim beberapa orang, terus setelah itu jika ada pelatihan lagi gantian orangnya yang dikirim, selain itu juga kita belajar sama kelompok lainnya agar pengetahuan dan wawasan kita lebih banyak.
9.
Apa yang anda dapatkan dari pengembangan wawasan yang telah diberikan oleh KWT Cempaka? Apakah Anda mendapat pembinanan teknis manajemen dalam memulai usaha?
Ya memang itu seperti cara-cara untuk pengemasan produk yang menarik
10
Oh iya dapet sudah pernah, tapi karena udah lama juga ya lupa-lupa inget sih hehe
11.
Apakah Anda perlindungan usaha?
12.
Apakah Anda mendapatkan tempat Kalo kelompok sih belum ada tempat, untuk berwirausaha? tapi karena saya juga seksi pemasaran, jadi kita memasarkannya dengan sesama aja gitu disini mah, seperti ikut bazar juga kita ikutin gitu
13.
Apakah penyuluh/pembina memberikan Iya dikasih kok disini mah hehe pengetahuan kepada Anda? Apakah Anda memahami tentang Insya Allah paham mbak, kan disini pengetahuan yang telah diberikan? kita belajar sedikit demi sedikit kita harus paham apa yang kita pelajari. Enaknya tuh ya mbak, disini itu kita belajar tapi senang mbak tidak menjadi beban, karena kita belajarnya santai, nggak Cuma teoti aja yang
14.
mendapatkan Belum kalo perlindungan usaha tapi kita di kelompok ini sudah punya sertifikat kelayakan usaha gitu mbak
dikasih tapi kita banyak juga langsung prakteknya. 15.
Setelah mendapat pengetahuan atau Selanjutnya yah.. ya kita lanjutin apa ilmu, apa yang Anda lakukan yang sudah di dapat supaya ngga lupa selanjutnya? terus biar kita juga ada kegiatan ngga diem aja.
16.
Sarana apa saja yang Anda dapatkan Sarananya yah.. kita pernah itu dapet dalam pemberian keterampilan? alat untuk mengeringkan dalam pembuatan instan jahe, terus alat-alat produksi juga kadang suka dikasih dari penyuluh tapi kalo bahan-bahannya sh kebanyakan selalu dari kelompok yang sediain. Keterampilan apa saja yang sudah Oh banyak, keterampilan membuat didapat? kue-kue dari olahan sayur dama buah, kita juga bikin kerajinan tangan dari koran bekas yang dijadikan tempat tissue, jadi toples banyak mbak.
17.
18.
Kapan kegiatan keterampilan tersebut Ya biasa yah setiap pertemuan aja dilaksanakan? setiap sebulan sekali kita pertemuan kelompok.
19.
Siapa saja yang memberikan pelatihan Oh itu yah.. itu ibu dan bapak keterampilan? penyuluh yang kash pelatihan ke kita disini.
20.
Menurut Ibu, apakah ada peningkatan pengetahuan, keterampilan, serta pendapatan selama berpartisipasi dalam KWT Cempaka ini?
Ada sekali mbak. Alhamdulillah udah tua begini mah masih mau saya belajar pokonya, pendapatan juga ada aja semenjak kita produksi
PEDOMAN OBSERVASI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI (KWT) CEMPAKA DI RW 02 KELURAHAN PETUKANGAN SELATAN NO
SUBYEK OBSERVASI
A.
Melihat Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka meningkatkan sumber daya pada anggota
B.
Melihat Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka
menyediakan
kesempatan
pada anggota C.
Melihat Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka meningkatkan pengetahuan pada anggota
D.
Melihat Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka
memberikan
keterampilan
pada anggota E.
Melihat Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka melakukan kegiatan produksi
F.
Melihat sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka
HASIL
HASIL OBSERVASI Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di RW 02 Kelurahan Petukangan Selatan
WAKTU Senin, 16 Februari 2015
Selasa, 17 Februari 2015
HASIL Peneliti datang ke kebun Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka pada pukul 13.40 untuk memberikan surat izin penelitian kepada Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yaitu Ibu Hj. Satimin. Sesampainya dikebun, peneliti melihat pagar kebun terkunci dan tidak ada orang maka dari itu peneliti mencoba menghubungi kembali Ibu Hj. Satimin yang ternyata beliau sudah berangkat menuju ke sekretariat RW 02 yang kebetulan pula ternyata beliau merangkap sebagai ketua RW 02, Kelurahan Petukangan Selatan. Sebelum berangkat peneliti mengamati kebun Wanita Tani (KWT) Cempaka yang didalamnya ada berbagai jenis tanaman sayuran dan buahbuahan, selain itu juga peneliti melihat didalam kebun ada dua jalan yang menuju rumah pondok yang dominan berwarna hijau dan tidak terlalu besar dengan dua pintu yang tertutup. Setelah diberitahu dan dibimbing melalui telepon saya menuju ke sekretariat RW 02 yang jaraknya kira-kira sekitar 500 meter dari kebun Wanita Tani (KWT) Cempaka. Sesampainya disana peneliti bertemu dengan Ibu Hj. Satimin dan juga ada pembina atau penyuluh yang bernama Sri Suryati yang akrab disapa Mba Isur. Peneliti berkenalan dan menyampaikan maksud dan tujuan untuk melakukan penelitian skripsi, setelah saya menyampaikan maksud dan tujuan saya, Ibu Hj. Satimin menerima peneliti untuk penelitian di KWT Cempaka. Peneliti mendengar Ibu Hj. Satimin menyampaikan bahwa Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini melakukan pertemuan rutin dalam waktu satu bulan sekali namun terkadang sering juga melihat situasi dan kondisi. Apabila kelompok ingin konsultasi atas permasalahan atau kebutuhan kelompok namun pertemuan rutin sudah terlaksana di satu bulan tersebut, maka Ibu Hj. Satimin mengatur waktu untuk pertemuan kembali bersama penyuluh. Hal serupa juga ditembahkan oleh Mba Isur selaku penyuluh, peneliti mendengar beliau menyampaikan bahwa penyuluh akan selalu siap apabila kelompok membutuhkan. Peneliti datang ke Kebun Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka pada pukul 14.00 WIB, peneliti
menghadiri pertemuan rutin Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada pertengahan bulan. Ketika peneliti sampai di kebun kelompok, peneliti masuk ke dalam rumah pondok dan melihat sudah ada 10 anggota yang sudah hadir dan satu penyuluh bernama ibu Emil sedang memperhatikan demo alat masak. Peneliti mengamati ada satu meja bulat, dua meja persegi panjang, kursi lipat, bangku kayu, lemari etalase yang didalamnya terdapat jahe instan serta beberapa kerajinan tangan, tempat tidur pemeriksaan yang sudah tidak terpakai, dan beberapa alat masak. Beberapa saat kemudian ada dua penyuluh datang yang bernama Ibu Sri Suryati yang suka dipanggil mba Isur dan Pak Ghausal diikuti 5 anggota kelompok lainnya yang baru hadir pula. Kegiatan dimulai dengan sambutansambutan dari mulai ketua kelompok dan penyuluh. Setelah sambutan dari penyuluh selesai peneliti diberi kesempatan untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada para penyuluh, pengurus, serta anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka, Alhamdulillah peneliti diterima dan disambut baik oleh para penyuluh, pengurus dan anggota untuk melaksanakan penelitian disini. Kegiatan selanjutnya yaitu Ibu Emil selaku penyuluh memberikan gambaran materi seputar Bina Keluarga Remaja kepada anggota kelompok yang semuanya ibu-ibu rumah tangga, materi lengkapnya akan diberikan di pertemuan berikutnya. Kemudian kegiatan selanjutnya yaitu mempraktekkan membuat keterampilan memasak makanan atau puding dari bahan dasar kangkung hasil panen di kebun dan wortel. Peneliti melihat anggota begitu antusias untuk mempraktekkan pembuatan puding tersebut. Peneliti melihat dan mengamati tahapan pemberian keterampilan ini dimulai dari tahap persiapan, dimana tahap ini para anggota kelompok menyiapakan alat dan bahan, setelah alat dan bahan sudah siap maka tahap selanjutnya penyuluh memberikan gambaran teori terlebih dahulu mengenai kangkung dan wortel termasuk juga cara agar puding tidak bau langu maka wortel dicampurkan dengan jus apel sedikit kemudian setelah pemberian teori tersebut maka selanjutnya tahap praktek, tahap ini anggota melakukan pembuatan puding kangkung dan wortel itu dengan mengikuti cara yang ada di hand out yang sudah diberikan sebelumnya. Ketika puding tersebut sudah matang dan didinginkan lalu puding tersebut dikemas dengan menggunakan cup pelastik yang ada tutupnya. Peneliti mendengar ketua kelompok membicarakan bahwa puding ini sebagai contoh untuk kedepannya di
Senin, 9 Maret 2015
produksi. Peneliti melihat ketua menyuruh seksi produksi untuk menghitung anggaran dasar sampai hasil akhir pembuatan untuk bisa dinilai berapa harga jualnya untuk kedepannya anggota bisa menjual puding ini dan hasilnya bisa meningkatkan pendapatan anggota. Setelah selesai dihitung, kegiatan selanjutnya yaitu makan bersama, peneliti mendengar bahwa makanan tersebut telah dipersiapkan oleh anggota yang sengaja dipersiapkan setiap pertemuan kelompok. Setelah semua selesai makan, maka kegiatan ditutup dengan pembacaan doa. Hari ini peneliti berangkat menuju kebun Kelompok Wanita (KWT) Cempaka dan peneliti tiba disana pada pukul 10.00 WIB. Setelah sesampainya disana, ternyata kebunnya ditutup dan tidak terlihat ada orang disana, maka dari itu peneliti menghubungi Ibu Hj. Satimin yang ternyata memang beliau tidak berada dikebun, beliau berkata bahwa ia sedang di sekretariat RW 02 dan kemudian peneliti berangkat menuju sekretariat untuk bertemu beliau. Pada hari ini peneliti ingin bertanya-tanya mengenai awal pembentukan Kelompok Wanita (KWT) Cempaka, peneliti mendengarkan penuturan beliau pada awal mulanya Ibu Hj. Sunarti Satimin ini merupakan ibu rumah tangga yang sangat gemar mengkonsumsi minuman tradisional, beliau biasa mengolah rempah-rempah seperti jahe dengan cara yang sederhana, hanya dengan di rebus bersama air dan menambahkan gula sedikit kedalamnya. Kecintaannya terhadap minuman tradisional membuatnya ingin mengembangkan produk minuman tradisional ini. Dari sinilah beliau memulai usahanya, karena beliau merasa minuman tradisional sangat baik bagi tubuh dan banyak manfaat yang ada dalam kandungannya. Beliau ingin membuat minuman tradisional yang lezat untuk dikonsumsi dan akhirnya beliau memutuskan untuk menggeluti usaha dalam bidang minuman tradisional seperti sekarang ini seperti bir pletok dan jahe instan. Beliau memutuskan untuk mengajak anggota kelompoknya untuk membantu dalam usaha ini. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini memang sudah terbentuk sebelumnya, berawal dari himbauan Suku Dinas Pertanian Jakarta Selatan yang mengharuskan agar setiap kelurahan harus membentuk kelompok tani. Sehingga terbentuklah kelompok tani petukangan selatan yang dinamakan Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka dengan anggota awal sebanyak 15 orang dan diketuai oleh Hj. Sunarti Satimin. Memutuskan mendirikan usaha ini pun dikarenakan beliau merasa usaha ini tidak membutuhkan modal yang
Rabu, 18 Maret 2015
besar, beliau memulai usaha ini dengan modal satu juta rupiah tetapi hasil produksinya memiliki nilai jual yang tinggi sehingga bisa menambah pemasukan. Bahan-bahan yang digunakan juga mudah didapat dan tidak memerlukan alat-alat yang canggih hanya memerlukan alat yang sederhana. Selain itu beliau juga ingin memanfaatkan sumber daya masyarakat yang ada agar lebih produktif, terutama ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan dan ingin menambah penghasilan. Seperi inilah hasil yang peneliti dapatkan pada hari ini. Peneliti tiba di kebun KWT Cempaka pada pukul 8.20 WIB, kegiatan yang dilakukan pada hari ini yaitu melatih keterampilan dalam pembuatan kue pastel mini kering. Sebelum praktek dimulai peneliti berbincang dengan salah satu anggota kelompok bernama Ibu Yani, dalam pembicaraan kami peneliti mendengar Ibu Yani menyampaikan kegiatan praktek seperti ini tidak hanya dilaksanakan ketika saat pertemuan rutin saja, akan tetapi jika kondisinya tepat dan sesuai dengan keputusan dalam musyawarah jika kita ingin melaksanakan praktek pembuatan hasil olahan makanan atau minuman maka kegiatan praktek ini dilaksanakan. Karena menjelang datangnya bulan Ramadhan, Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka ini berinisiatif untuk memasarkan produk olahan hasil panennya maupun bukan hasil panen. Beliau juga mengatakan jika menjelang bulan puasa pasti pesanan produk olahan kami meningkat seperti keripik dan kue-kue kering lainnya selain itu minuman bir pletok dan instan jahe juga tidak kalah diminati. Pada pukul 09.00 WIB kegiatan ini baru dimulai, peneliti melihat Ibu Yani diberi kesempatan untuk memimpin praktrek hari ini, beliau menjelaskan kepada anggota lain apa saja yang diperlukan dari mulai bahanbahan, berapa takaran masing-masing bahan serta bagimana langkah-langkahnya pembuatannya. Setelah Ibu Yani menjelaskan lalu anggota kelompok mempraktekkannya. Disini juga partisipasi ibu-ibu anggota kelompok sangat dperlukan, peneliti melihat ibu-ibu anggota kelompok ini cukup partisipatif dalam mengikuti praktek ini. Masing-masng ibu-ibu disni belajar melipat agar agar kue pastel ini tidak terbuka saat digoreng. Langkah selanjutnya, peneliti melihat dan mengamati bagaimana seksi produksi mengambil alih untuk menghitung mulai dari budget awal sampai kemudian harga yang pantas untuk dipasarkan. Kemudian setelah dibagi dan dihitung hasil praktek kali ini mendapatkan sebelas bungkus dan setiap bungkusnya
Selasa, 14 April 2015
Selasa, 21 April 2015
tersebut dihargai sepuluh ribu rupiah. Hasil praktek ini langsung dipasarkan melalui warung-warung disekitar, jika memang laku maka praktek ini bisa menjadi salah satu bentuk usaha baru lagi dalam meningkatkan hasil pendapatan ibu-ibu anggota kelompok. Kegiatan hari ini peneliti menghadiri pertemuan kelompok yang di laksanakan di rumah Ibu Yono, karena peneliti tidak mengetahui tepat dimana rumah ibu Yono maka peneliti janjian untuk berangkat bersama dengan ibu Hj. Satimin. Pada pukul 13.00 peneliti tiba dirumah ibu Hj. Satimin, sesampainya dirumah beliau peneliti dipersilahkan masuk dan menunggu ibu Hj. Satimin untuk bersiap-siap. Setalah ibu Hj. Satimin siap, maka peneliti bersama dengan beliau langsung berangkat menuju rumah ibu Yono untuk pertemuan kelompok. Setibanya dirumah ibu Yono peneliti disambut baik oleh ibu-ibu yang telah terlebih dahulu hadir. Sebelum acara dimulai peneliti mengambil kesempatan untuk mewawancarai sebentar pengurus Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. Peneliti mewawancarai ibu Juwarsih dan Ibu Hartati Hadi selaku pengurus mengenai gambaran umum Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. Setelah wawancara selesai kemudian acara dimulai dengan diawali sambutan dari perwakilan divisi, ketua kelompok dan juga penyuluh yaitu ibu Emil. Setelah sambutan selesai dilanjutkan lagi dengan pemberian pengetahuan mengenai bina keluarga remaja, peneliti mendengar dimana materi ini menyampaikan tentang parenting skill untuk menjadi pendengar yang baik bagi anak-anaknya. Pada materi kali ini, penyuluh memberikan kesempatan kepada anggota untuk menyampaikan materi yang sebelumnya sudah diberi oleh Ibu Emil untuk dipelajari lalu diinformasikan kembali kepada anggota yang lain. Peneliti mendengar Ibu Emil menyatakan ini bertujuan agar para perempuan atau ibu-ibu ini bisa mengembangkan daya fikirnya dan membangun kepercayaan diri dalam berbicara didepan khalayak umum. Pemateri memberikan contoh sebagai berikut, ketika anak bercerita kepada orangtua mengenai ia dijauhi oleh teman-temannya, maka orangtua tidak boleh langsung menjudge anak tersebut salah, melainkan orangtua harus mendengarkan dan menggali apa yang menjadi sebab si anak dijauhi oleh temannya, orang tua harus memberikan saran apabila si anak melakukan A maka hasilnya begini, dan jika anak melakukan B maka hasilnya pun begini. Pada akhirnya si anaklah yang harus menentukan apa yang harus ia lakukan pada hal ini disebut dengan self determination. Pada hari ini peneliti tiba di kebun Kelompok
Rabu, 16 September 2015
Wanita Tani Cempaka pada pukul 10.00 untuk menghadiri pertemuan kelompok. Namun, ada yang berbeda pada pertemuan kali ini, karena hari ini bertepatan dengan Hari Kartini, semua anggota diharuskan memakai baju kebaya dan nanti di akhir pertemuan akan ada pemilihan juara satu, dua, dan tiga yang dipilih karena total dalam memakai kebaya beserta kain sebagai roknya dan Ibu Satimin selaku ketua kelompok sudah menyiapkan hadiah untuk hal tersebut. Kegiatan yang dilakukan hari ini adalah memberikan ketrampilan kerajinan tangan dari bahan dasar koran bekas menjadi sesuatu yang berguna. Yang memberikan keterampilan ini adalah Ibu Surip. Beliau merupakan pelatih dari luar yang di undang untuk mengajarkan keterampilan ini kepada para anggota kelompok. peneliti mendengar Ibu Surip mengatakan bahwa kegiatan praktek langsung seperti ini sangat memudahkan para anggota bisa cepat tangkap. Karena kebanyakan juga yang diberikan keterampilan ini ibu-ibu yang sudah berumur sehingga kalau praktek lebih cepat diserap dari pada kita memberikan teori dulu. Bahan yang diperlukan dalam membuat kerajinan tangan ini adalah koran bekas yang di potong beberapa bagian, lem fox, paralon kecil, dan juga bambu panjang yang sudah diserut untuk melilit koran. Kerajinan tangan ini akhirnya bisa dibentuk menjadi tempat tissue, nampan, tempat buah, tempat menaruh air mineral kemasan gelas, dan juga bisa dibuat menjadi meja kecil. Peneliti melihat para anggota kelompok sangat aktif dalam praktek keterampilan ini, dimana semua anggota ikut partisipasi membuatnya. Pada hari ini peneliti mengahadiri pertemuan kelompok pada pukul 13.00. pertemuan kelompok hari ini diisi dengan pemberian materi mengenai bina keluarga remaja dimana Ibu Rohana selaku kader memberikan materinya. Acara ini dimulai dengan sambutan oleh ketua kelompok yang langsung dilanjutkan dengan pemberian materi. Peneliti mendengar Ibu Rohana menjelaskan tentang peran keluarga (orang tua) dalam membina akhlak remaja dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dalam hal ini orang tua harus menjadi contoh yang baik dengan memberikan bimbingan serta pengawasan sehingga para remaja terbiasa berakhlak baik, selain itu meningkatkan interaksi komunikasi dua arah . dimana orang tua dituntut untuk berperan sebagai motivator dalam mengembangkan kondisi-kondis yang positif untuk dimiliki oleh remaja sehingga perilaku mereka tidak
menyimpang dari norma-norma agama, hukum, maupun kesusilaan. Selain itu materi yang disampaikan juga mengenai aspek yang perlu diperhatikan dalam membina hubungan baik dengan keluarga terutama orang tua dengan remaja sebagai anak dalam keluarga. Beberapa aspek tersebut adalah adanya sikap saling menghargai dan menghormati hak dan kewajiban antar anggota keluarga, adanya toleransi anak terhadap orangtua maupun sebaliknya, adanya keterbukaan dan komunikasi yang baik antara anak dan orang tua sehingga orang tua memliki kepercayaan penuh terhadap apa yang dilakukan anak di luar sepengetahuan mereka. Peneliti melihat dalam pemberian materi ini para anggota benar-benar mendengarkan dan memahami apa yang disampaikan. Hal tersebut juga dikarenakan para anggota ini semuanya adalah ibu-ibu. Peneliti pun melihat keaktifan para anggota dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan selama penyampaian materi. Peneliti mendengar salah satu anggota mengatakan bahwa ia sangat senang dengan adanya penyuluhan bina keluarga remaja ini karena kita belajar karena ini sangat membantunya dalam mendidik anaknya dengan cara yang baik.
PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI
NO
DOKUMEN YANG DIKAJI
A.
Meningkatkan sumber daya perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. 1. Buku jadwal kegiatan kelompok. 2. Buku panduan pemberdayaan.
B.
Menyediakan kesempatan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. 1. Sertifikat kelayakan usaha. 2. Sertifikat Merk. 3. Hasil analisa AP4, (Agricultural Product Processing Pilot Plants) 4. Sertifikat halal. 5. Sertifikat juara lomba
C.
Meningkatkan pengetahuan perempuan melalui
DOKUMEN TERLAMPIR
DOKUMEN HANYA DILIHAT (TIDAK DILAMPIRKAN)
KESIMPULAN TERHADAP DOKUMEN
Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. 1. Hand Out materi. 2. Laporan kehadiran penyuluh.
D.
Meningkatkan keterampilan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. 1. Jadwal praktek.
kegiatan
2. Buku inovasi olahan hasil pasca panen. E.
Profil Kelompok.
CATATAN HASIL STUDI DOKUMENTASI
NO
DOKUMEN YANG DIKAJI
A.
Meningkatkan sumber daya perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka.
B.
DOKUMEN HANYA DILIHAT (TIDAK DILAMPIRKAN)
KESIMPULAN TERHADAP DOKUMEN
1. Buku jadwal kegiatan kelompok.
√
Buku jadwal kegiatan ini dibuat agar kagiatan yang dilakukan terjadwal dan sudah tersusun, namun kadang kala kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan apa yang sudah terjadwal ini dikarenakan kondidi tertentu.
2. Buku panduan pemberdayaan.
√
Penyuluh menggunakan buku panduan pemberdayaan dalam melakukan penyuluhannya di KWT Cempaka ini, buku ini berisikan mengenai tujuan, strategi, tahapan pemberdayaan yang harus dilakukan.
Menyediakan kesempatan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka.
DOKUMEN TERLAMPIR
1. Sertifikat kelayakan usaha.
√
√
2. Sertifikat Merk.
3. Hasil analisa AP4, (Agricultural Product Processing Pilot Plants).
√
√ (beberapa saja)
Sertifikat merk ini sangat penting, karena ini bentuk dari mematenkan nama merk untuk produk yang di produksi oleh KWT Cempaka. Hasil analisa ini menunjukkan bahwa kandungan yang terdapat dalam produk bir pletok ini tidak terdapat mikroba sehingga aman untuk dikonsumsi dan di pasarkan.
√
4. Sertifikat halal.
5. Sertifikat juara lomba
Menunjukkan bahwa usaha kelompok dalam pengolahan hasil pasca panen ini layak menjadi usaha yang menghasilkan pendapatan.
Sertifikat halal ini juga sangat penting, karena konsumennya pun beragam, sehingga untuk para muslim dan muslimah tidak khawatir untuk mengkonsumsi produk hasil olahan KWT Cempaka karena sudah terbukti halal, dan sertifikat halal ini selalu diperbaharui secara periodik.
Kelompok Wanita Tani (KWT)
Cempaka sudah sering memgikuti berbagai lomba yang diadakan oleh berbagai pihak, dan sering kali Kelompok ini mendapatkan juara. Ini membuktikan eksistensi dan kualitas yang dimiliki Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka baik. C.
D.
Meningkatkan pengetahuan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka. 1. Hand Out materi.
√
Hand out materi ini selalu dipersiapkan oleh penyuluh dalam pemberian materi untuk anggota, dan hand out ini selalu diberikan kepada anggota agar anggota bisa mempelajarinya lagi dirumah.
2. Laporan kehadiran penyuluh.
√
Laporan kehadiran penyuluh ini selalu ada dan ditandatangani oleh ketua kelompok, ini agar menjadi bukti bahwa penyuluh melakukan penyuluhan kepada anggota KWT Cempaka.
Meningkatkan keterampilan perempuan melalui Kelompok Wanita
Tani (KWT) Cempaka. 1. Jadwal kegiatan praktik.
E.
-
-
Peneliti tidak menemukan buku atau catatan jadwal kegiatan praktik yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka.
2. Buku inovasi olahan hasil pasca panen.
√
Buku profil Kelompok.
√
Penyuluh mempunyai buku inovasi resep-resep olahan hasil pasca panen, dimana buku ini untuk menjadi panduan para penyuluh dalam mengajarkan anggota bagaimana mengolah hasil pasca panen menajdi suatu produk olahan makanan dan minuman yang mempunyai nilai jual lebih tinggi. Peneliti melihat buku profil KWT Cempaka untuk membandingkan data kelompok dan mengecek suatu informasi mengenai kelompok untuk mengetahui kebenarannya. Peneliti menemukan informasi bahwa pengurus KWT Cempaka tidak pernah ada pergantian pengurus, sehingga anggota yang lain pengurus
KWT Cempaka tidak pernah ada pergantian pengurus.