PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SIMPAN PINJAM (Study Kasus: Program Simpan Pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi. Liang-Bogor) Skripsi Diajukan Kepada Fakutas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos. I)
Oleh: Lia Fitria Farhana 106054002044
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA 1432 H/2010
1
2
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SIMPAN PINJAM (Study Kasus: Program Simpan Pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi. Liang-Bogor) Skripsi Diajukan Kepada Fakutas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos. I) Oleh: Lia Fitria Farhana 106054002044
Pembimbing
Tantan Hermansah, M. Si NIP. 19760617 200511 006
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA 1432 H/2010
3
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunkan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Desember 2010
Lia Fitria Farhana
ABSTRAK Lia Fitria Farhana Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemberdayaan Simpan Pinjam (Study Kasus: program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi. Liang-Bogor)
Program simpan pinjam yang ada di BMT Khairul Ummah, merupakan suatu program yang banyak diminati oleh para nasabah umumnya para pedagang yang ada dipasar Leuwi. Liang. Karena bagi para nasabah yang usahanya itu sebagi pedagang tambahan modal itu sangat penting sekali untuk meningkatkan usahanya mereka. Maka dengan adanya program simpan pinjam ini para pedagang merasa perlu untuk menambah modal usahanya tersebut. Selain itu bukan hanya para pedagang saja melankan masyarakat pun ikut serta dalam program ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana proses simpan pinjam yang ada di BMT Khairul Ummah itu berjalan dengan tepat dan optimal, adanya harapan yang baik dari pihak BMT, masyarakat dan nasabah yang ikut serta dalam program simpan pinjam tersebut. Metodologi penelitian karya ilmiah ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif bukan hanya untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati, melainkan sebagai acuan dan rincian dari hasil data yang penulis peroleh. Hasil penelitian yang penulis temukan yang berhubungan dengan program simpan pinjam adalah dari proses pemberdayaan baik dari pihak BMT maupun dari pihak nasabah itu sendiri. Adapun perubahan yang telah dialami oleh para nasabah yang ikut serta dalam program ini yaitu penghasilan yang mereka dapat telah mengalami perubahan, bahkan bukan hanya untuk kebutuhan sehari-hari melainkan untuk yang lainnya pun sudah terpenuhi. Terkait dengan proses yang diberikan oleh BMT yaitu BMT terjun langsung dalam menangani masalah yang ada dari para pedagang yang ada dipasar Leuwi. Liang, selain itu BMT juga ada pembinan mengenai BMT itu sendiri, karena masih ada masyarakat yang belum mengerti apa gunanya dari BMT itu selain untuk nabung dan simpan pinjam. Dengan demikian, adanya pemberdayaan masyarakat maupun nasabah pasar Leuwi. Liang yang ikut dalam program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi. Liang ini dapat berjalan secara kondusif, berjalan dengan lancar dan seoptimal mungkin, baik dalam segi pendapatan yang mereka peroleh sekarang dan nanti.
i
KATA PENGANTAR “Bismillahirrahmanirrahim” Segala puji bagi Allah SWT, zat yang Maha menggenggam seluruh jagat alam semesta ini termasuk setiap hati manusia, zat yang Maha besar, Maha pengasih dan Maha penyayang. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, keluarganya, para sahabat dan seluruh umat islam yang mengikuti sunnahnya. Alhamdulillahi rabbil ’alamin, penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan pertolongannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Karena tanpa rahmat dan pertolongannya tidaklah mungkin skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Simpan Pinjam (study kasus: Program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah Lw. LiangBogor)”. Penulis gunakan untuk memenuhi persyaratan kelulusan yang harus ditempuh mahasiswa Pemberdayaan Masyarakat Islam. Penulis tertarik dengan penelitian ini karena dalam program ini para pedagang atau usaha kecil menengah dapat terbantu dengan adanya program tersebut dan mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna, khususnya bagi penulis pribadi umumnya untuk mahasiswa atau orang lain yang mungkin dapat berguna sebagai pengembangan keilmuan dan bahan tambahan bagi mereka yang berkonsentrasi pada bidang study Pengembangan Masyarakat Islam. Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulis skripsi ini tidak akan terselesaikan bila tanpa bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik
ii
secara moril maupun materil. Sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan bantuan serta dukungannya. Sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Arief Subhan M. Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Wati Nilamsari M.Si, selaku ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak M. Hudri S.Pg, selaku sekertaris jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Wati Nilamsari M. Si, selaku Dosen penasehat akademik Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2006, serta bapak/ibu dosen Fakultas Dakwah dan Komunukasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah mengarahkan, mendidik, membimbing, dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat untuk hidup penulis. 5. Bapak Tantan Hermansyah M, Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang tidak pernah menganal lelah untuk membimbing dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini. 6. Para fasilitator BMT diantaranya: Bpk Pepi, Bu Yati, Pak Komar, Bu Risma dan staf-staf lainnya. 7.
Bapak dan ibu ku tercinta yang selama ini telah memberikan segala daya upaya untuk akhirnya saya dapat menjadi seorang sarjana.
iii
8. Untuk Aa yang selalu memberikan motifasi dan semangat dalam menjalankan tesis skripsi ini. 9. Teman-teman ku tercinta, Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2006 yaitu: yanis, iin, ika, ida, fy, mila, nana, ayu, mimi, fitri, bule, amin, akew, lutfi, aji, oji, aji n’dut, ari, fadol dan anak-anak PMI lainnya. 10. Teman-teman kosan diantaranya sepupuku Novi, Rindi, Ria, Dewi dan Sovi. 11. Staff Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12. Dan kepada pihak-pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan baik secara moril maupun materil, saya ucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya.
Ciputat, Oktober 2010
LIA FITRIA F
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................
5
D. Metodologi Penelitian ............................................................
6
E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 14 F. Sistematika Penulisan ............................................................ 15 BAB II
LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat .................................. 16 B. Pengertian Simpan Pinjam ..................................................... 22 C. Baitul Maal Wattamwil (BMT) ............................................... 25
BAB III
GAMBARAN UMUM BMT KHAIRUL UMMAH DAN PROFIL NASABAH BMT KHIDMATUL UMMAH A. Gambaran Umum BMT Khidmatul Ummah .......................... 33 B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Khairul Ummah ........................ 38 C. Program Pelayanan sosial BMT Khairul Ummah .................... 38 D. Pembinaan Nasabah pasar Leuwi. Liang oleh BMT Khairul Ummah ................................................................................... 40
v
E. Sasaran Nasabah BMT Khairul Ummah ................................. 42 F. Latarbelakang nasabah pasar Leuwi. Liang ............................ 42 BAB IV
ANALISIS MELALUI
PEMBERDAYAAN PROGRAM
SIMPAN
MASYARAKAT PINJAM
PARA
NASABAH PASAR LEUWI. LIANG A. Proses Pemberdayaan melalui Usaha Simpan Pinjam ............. 47 B. Harapan Para Pihak dalam Upaya Pemberdayaan melalui Program Simpan Pinjam ......................................................... 50 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 81 B. Saran ........................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Masalah kemiskinan selalu merupakan masalah yang paling serius dan dituntut untuk segera diselesaikan dan menuntaskan kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Selain kemiskinan di Indonesia juga memiliki banyak sekali masalah
yang
berkaitan
dengan
rakyat
Indonesia
seperti
masalah
kesejahteraan masyarakat, kesenjangan sosial dan yang paling serius yaitu masalah ekonomi. Dalam setiap kegiatan ekonomi ada istilah kegiatan memproduksi dan mengkonsumsi baik itu barang maupun jasa harus membuat pilihan. Tujuannya adalah supaya sumber daya yang tersedia akan dgunakan secara efisien dan dapat mewujudkan kesejahteraan yang paling maksimum kepada masyarakat1. Oleh karena itu, dalam masalah persoalan ekonomi ini mulai adanya berbagai pihak yang memberikan gagasan untuk mendirikan Bank yang berbasis Islam. Di Indonesia berdirinya Bank Islam diperakasia oleh Majellis Ulama Indonesia (MUI) yang didukung oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada tahun 1990 dan terealisasi dengan ditandatanginya akte pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) di hotel syahid pada tanggal 1 November
1
Sukirno Sadono. Miro Ekonomi Teori Penantar. PT. Raja Grafindo. Jakarta 2005, h. 7
1
2
1991. Pendirian BMI ini kemudian diikuti dengan pendirian lembaga keuangan Syariah seperti Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS), BMT, Asuransi Syari’ah dsb2. Kedudukan BMT di tengah tata hukum perbankan nasional masih sangat lemah, Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dalam pasal-pasalnya belum mengatur hal-hal yang berhubungan dengan usaha lembaga mikro keuangan syari’ah. Demikian juga ketentuan-ketentuan Bank Indonesia yang mengatur operasional dan tata kerja perbankan nasional, tidak satupun butir yang eksplisit mengatur operasional dan tata kerja lembaga mikro keuangan syari’ah. jika rata-rata satu BMT dapat membiayai 2.000 orang anggota pengusaha kecil maka jumlah BMT yang harus didirikan untuk membiayai 40,5 juta pengusaha kecil di seluruh Indonesia adalah sebanyak 20.250 BMT atau dengan kata lain kita masih kekurangan 17.250 BMT.3 Perkembangan ekonomi Syari’ah yang marak sekarang ini merupakan cerminan umat islam untuk kembali menghidupkan semangat para eunterpreneur muslim dalam dunia bisnis dan perdagangan, sebagaimana menjadi ajaran Nabi Muhammad dan sunnah yang diteladankan ummatnya. BMT itu sendiri yaitu bakal usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal
wa
al-tamwil
dengan
kegiatan
mengembangkan
usaha-usaha
produktifitas dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang
2
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait. (Jakarta: Rajawali Press,1997) h.74 3.http://bmt-link.co.id/perkembangan-beberapa-bmt/s
3
pembiayaan kegiatan ekonominya4. Hal ini terbukti pada tahun 2000 saja BMT yang merupakan koperasi syariah telah berjumlah 3.037 unit (seindonesia) dengan aset total mencapai 300 Milyar rupiahan memiliki anggota usaha kecil sebanyak 2400 unit5. BMT membantu para pengusaha-pengusaha kecil mulai dari pedagang kaki lima sampai pedagang yang memiliki kios/toko sendiri dalam hal menabung dan memberikan pinjaman modal untuk membuka usaha baru atau menambahkan modal bagi usaha lama untuk berkembang lebih baik lagi. Dalam hal ini BMT sudah membantu masyarakat dalam masalah pemberdayaan kepada masyarakat itu sendiri untuk berusaha dalam mengerjakan suatu pekerjaannya baik itu mulai dari pendampingan dari BMT maupun tata cara untuk membuka usaha baru bagi yang memiliki skill dalam berwirausaha dari segi modalnya dan cara transaksi yang baik sesuai dengan cara Islami. Pada perkembangan selanjutnya BMT menjadi salah satu lembaga pengembangan masyarakat dibidang ekonomi. Dalam kaitannya hal tersebut kiranya penulis mencoba meneliti lembaga BMT yang mampu bertahan dan berkembang baik. Salah satunuya adalah BMT Khairul Ummah yang berada diwilayah Leuwi. Liang-Bogor. Sebagai lembaga ekonomi mikro yang notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip oprasionalnya mengacu pada prinsip syariah islam dan mengemban misi sosial pula, maka insya Allah akan 4
Prof. H. A. Dzajuli dan Drs. Yadi Janwari, M. Ag, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 5 Data diperoleh dari PINBUK Jakarta Pusat
4
menampilkan lembaga keuangan yang sehat berkualitas dan memenuhi harapan umat. Alasan penullis memilih BMT Khairul Ummah karena di BMT tersebut ada beberapa hal diantaranya: produk layanan, simpan pinjam, simpan berjangka, dan pembiayaan. Berdasarkan pemaparan diatas penulis bermaksud mengadakan suatu penelitian ilmiah guna mengetahui bagaimana aplikasi dari salah satu tahapan pelaksanaan dalam manajemen pengembangan masyarakat.yang diterapkan pada BMT Khairul Ummah dalam pemberdayaan ekonomi mikro yang salah satunya dalam hal ini BMT dapat membantu pedagang-pedagang kecil khususnya yang ada di pasar Lw. Liang dengan memberikan salah satu program yang ada dalam BMT tersebut yaitu Simpan pinjam. Maka penulis meninjau perlunya penelitian yang lebih mendalam lagi mengenai bagaimana pelaksanaan program yang ada di BMT ini dalam mencapai suatu tujuannya yaitu dalam memberdayakan para pedagang agar dapat berjualan dengan efektif, efisien dan berkualitas. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut penulis menuangkannya dalam skripsi dengan judul “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SIMPAN PINJAM (Study Kasus: Program Simpan Pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi. Liang-Bogor).”
5
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah peneliti membatasi pada pemberdayaan masyarakat melalui simpan pinjam yang ada di BMT Khairul Ummah. 2. Perumusan Masalah Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas maka peneliti merumuskan masalahnya pada: a. Bagaimana pelaksanaan simpan pinjam BMT Khairul Ummah dalam upaya memberdayakan masyarakat sekitarnya? b. Bagaimana harapan masyarakat dan BMT Khairul Ummah dalam upaya pemberdayaan melalui simpan pinjam ini?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: a. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi terhadap para nasabah pasar Leuwi. Liang yang telah ikut dalam program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah, sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan b. Untuk
mengetahui
harapan
BMT
Khairul
Ummah
dalam
memberdayakan masyarakat melalui simpan pinjam c. Untuk mengetahui jumlah yang ikut dalm program simpan pinjam baik laki-laki dan perempuan di BMT Khairul Ummah.
6
2.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu: a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, untuk memberikan suatu keberhasilan bagi BMT Khairul Ummah dalam memberdayakan masyarakat. Bukan hanya melalui program simpan pinjam saja melainkan dari program-program yang lainnya. b. Dapat dijadikan suatu evaluasi bagi BMT Khiairul Ummah dalam pelaksanaan program simpan pinjam ini dengan selalu melihat tingkat keberhasilan dan tingkat kegagalannya juga. c. Dapat memberikan suatu penelitian, model dan objek penelitian bagi mahasiswa jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dengan cara efektif dan berkualitas
D. METODOLOGI PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mengidentifikasikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna dilapangan.6
6
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. 2003 cet ke 2, h. 39
7
Selain itu, penelitian dengan menggunakan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memenfaatkan berbgai metode alamiah.7 Study kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial, secara umum study kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluangg untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Penelitian study kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu: study kasus eksplanatoris, eksploratoris, dan deskriptif. Penelitian study kasus dalam penggunaannya perlu memusatkan perhatian pada aspek pendesainan dan penyelenggaraannya agar lebih mampu menghadapi kritik-kritik tradisional tertentu terhadap metode/tipe pilihannya. Study kasus juga digunakan diberbagai lapangan, seperti:
Penelitian kebijakan, ilmu politik, dan administrasi umum,
Psikologi masyarakat dan sosiologi,
Study-study organisasi dan manajemen,
7
Moleong J Lexy M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007, h.6
8
Penelitian perencanaan tata kota dan regional seperti, study-study program, lingkungan, atau agen-agen umum serta,
Pengerjaan berbagai disertasi atau tesis dalam ilmu-ilmu sosial
2. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rancangan yang menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, seperti waktu penelitian, sumber data dan kondisi, arti apa data dikumpulkan dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun8. Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah berupa study kasus, metode study kasus digunakan bertujuan untuk melakukan penelitian ini. Pendekatan ini menggambarkan pendekatan kualitatif (qualitatif research), adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain atau kuantifikasi (pengukuran). 3. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 21 juni sampai dengan 17 Oktober 2010. Penelitian ini dilakukan dipasar Leuwi. Liang-Bogor dan sekitarnya.
8
Nana syarodhi sukmadinata, Metode penelitian pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007
9
4. Subjek dan Objek Penelitian Adapun subjeknya penelitian adalah para nasabah, pengurus BMT, maupun masyarakat yang ada di pasar Leuwi. Liang-Bogor. Dipilihnya para nasabah yang ikut di BMT ini karena: a. Peneliti mengambil tempat penelitian di BMT Khairul Ummah karena selain dekat lokasinya, di BMT tersebut banyak peminat atau nasabah yang ikut serta. Bukan hanya program simpan pinjam saja meliankan pelayanan-pelayanan dan program-program lainnya yang ada di BMT Khairul Ummah. b. Nasabahnya yaitu antara lain:
Pak Ahmad (pedagang pakaian)
Pak Odih (pedagang telur)
Nouval (pedagang minuman)
Ibu Ani (pedagang warung roko, mainan dan alat-alat tulis)
Ibu Romlah (pedagang buah-buahan) Sedangkan objeknya adalah BMT Khairul Ummah Leuwi. Liang-
Bogor. Dimulai dari perkenalan diri dari peneliti kepada pihak BMT, dari direktur sampai staf-staf lainnya. Setelah itu meminta bantuannya untuk dapat melakukan penelitian di BMT ini untuk menyusun tugas skripsi. Pihak BMT pun menerima dengan senang hati dan memberikan masukanmasukan dalam menjalankan penelitian ini dan memberikan penjelasan mengenai hal program simpan pinjam tersebut.
10
5. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara
adalah
metode
pengumpulan
data
dengan
melakukan tanya jawab secara langsung antara dua orang atau lebih, antara penulis dengan responden yang terpilih. Wawancara
adalah
metode
pengumpulan
data
dengan
melakukan tanya jawab dengan cara mendatangi langsung ke BMT Khairul Ummah mengenai ppogram simpan pinjam bagi para nasabah di pasar Leuwi. Liang. Adapun proses wawancara yang peneliti lakukan di BMT khairul Ummah pertama mencari tahu berapa orang yang ikut program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah, setelah mengetahui berapa orang yang ikut nasabah di BMT tersebut peneliti menentukan narasumber
yang
akan
dijadikan
sebagai
subjek
yang
akan
diwawancarai. Setelah itu peneliti mengontak langsung kepada para narasumber untuk bersedia diwawancarai mengenai program simpan pinjam yang mereka lakukan di BMT Khairul Ummah. Kemudian peneliti juga melakukan wawancara kepada 5 orang pedagang yang terlibat dalam proses simpan pinjam yang dilakukan oleh BMT Khairul Ummah. Seperti orang yang diberdayakan diantaranya: Pak Ahmad, mbak Ani, pak Odih, nouval dan ibu Romlah.
11
b. Dokumentasi Dokumentasi adalah data pendukung yang memperkuat data primer yang didapat dari sumber data yang berupa dokumentasi dan laporan. Selain itu menurut Hasanuni Saleh metode dokumentasi merupakan metode untuk mencari data mengenai variabel-variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, notulen, agenda dan sebagainya.9 Peneliti mengumpulkan informasi berupa buku-buku, internet dan skripsi yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi. Berdasarkan sumber dan keterangan yang dipeoleh dari hasil penelitian, kemudian peneliti membuat analisa deskriptif. c. Observasi dan Partisipasi Observasi dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan. Yaitu dengan melihat cara kerja BMT Khairul Ummah terhadap para nasabah, maupun kehidupan para nasabah sendiri. Arti dari observasi adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap suatu kegiatan secara akurat serta mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Penulis menggunakan metode ini dengan pertimbangan: 1) Untuk menghadapi kekurangan data yang diperoleh dari wawancara 2) Melengkapi kebenaran data yang dipeoleh dari wawancara.
9
Hasanudi Saleh, Metodologi Research (Bandung: Tarsito, 1989) h. 134
12
3) Untuk mendapatkan data konkrit tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian. Peneliti melakukan penelitian ini yaitu pada bulan Oktober 2010. Adapun partisipasi disini yaitu dalam observasi tidak hanya kita terjun langsung dengan sendirinya melainkan ada yang membantu peneliti dalam melakukan penelitian tersebut antara lain pihak BMT dan para nasabahnya langsung. 6. Analisis Data Merujuk pada kerangka analisis data yang dibangun oleh Moleong pada tahun 2007 mekanisme analisis datanya adalah sebagai berikut: a. Mencatat, yang menghasilkan catatan Lapangan dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, mengumpulkan, memilah-milah,
mengklasifikasikan,
mensistensiskan,
membuat
ikhtisar dan membuat Indeksnya b. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum. 7. Teknik Keabsahan Data Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihannya (validitas) dan kendala (realibilitas) menurut versi “positovisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri. Diperoleh dari pandangan dan pendapat seorang ahli paradigma alamiah yakni Egon Guba (Lincoln dan Guba, 1981:291-
13
294, catatan: penulis menemui dan berdiskusi dengan beliau di Indiana University, Bloomington, Februari 1988). Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria di antaranya yaitu: a. Kredibilitas (derajat kepercayaan) yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal iti dicapai dengan jalan: Membandingkan data hasil pengamatan, dengan data hasil wawancara. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain. b. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dengan memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Maksudnya peneliti di sini hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai dengan perumusan masalah saja. c. Kepastian dengan Teknik Pemeriksaan Audit Kepastian Auditor dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Di sini pemastian bahwa sesuatu itu objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang, dapat dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif. Sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif.
14
E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Peranan Baitul Maal Wattamwil (BMT) AL Fath dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat Melalui Penyaluran Danan Murabahah di KedaungCIPUTAT. Yang ditulis oleh Dede Masfuhah (NIM: 102054025777) 2006. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Peran Bitul Maal Wattamwil (BMT) Ar-Ridho dalam Memberdayakan para pedagang Kecil Melalui Dana Bergilir di Kelurahan Pisangan Ciputat. Yang ditulis oleh Iip Apriaji (NIM: 105054002044) 2009. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa. Yang ditulis oleh Amelia (NIM: 105054002039) 2009. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bantuan Pinjaman Dana Bergulir Oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPMMP) di Kelurahan Pondok Betung, Tangerang.
15
F. SISTEMATIKA PENULISAN Penelitian dalam skripsi ini dibagi menjadi lima Bab, setiap Bab dirinci dalam beberapa sub bab sebagau berikut: BAB I PENDAHULUAN, yang meliputi latar belakang maslah, pembatsan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II KERANGKA TEORITIS, yang meliputi pengertian Pemberdayaan, Pengertian simpan pinjam, pengertian BMT. BAB III PROFIL NASABAH BMT KHAIRUL UMMAH, yang meliputi Jenis kelamin, Usia, Pendapatan, dan profesi. BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SIMPAN PINJAM PARA NASABAH PASAR LW. LIANG. Yang meliputi Gambaran Umum BMT Khairul Ummah, Program Umum simpan pinjam para nasabah, Analisis pemberdayaan masyarakat melalui simpan pinjam. BAB V PENUTUP, Kesimpulan dan Saran.
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Pemberdayaan 1. Pengertian Pemberdaayaan Masyarakat Menurut Suharto pemberdayaan itu adalah sebuah proses dan tujuan. Disebut sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,
termasuk
individu-individu
yang mengalami
masalah
kemiskinannya. Sebagai tujuan, pemberdayaan menunjukkan pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memilki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.1 Pemberdayaan Ekonomi dipahami sebagai suatu proses dimana lembaga atau organisasi masyarakat dan masyrakatnya sebagai objek pemberdayaan mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah atau lembaga masyarakat untuk menciptakan suatu kesejahteraan dan 1
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.( Bandung: Reflika Aditama. 2005) h. 52
16
17
merangsang
perkembangan
kegiatan
ekonomi
suatu
kelompok
masyarakat.2 Menurut Suharto pemberdayaan ekonomi sebagai suatu proses yaitu mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pengembangan kegiatan-kegiatan produktif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan jasa yang baik dan pengembangan lembaga-lembaga usaha baru. 2. Konsep Pemberdayaan Dilihat dari lapangan ada tiga konsep pemberdayaan anatara lain:3 a. Pemberdayaan yang hanya berkutat di “daun” dan “ranting” atau pemberdayaan konformis. Karena struktur sosial, dan struktur ekonomi sudah dianggap Given. Maka pemberdayaan adalah usaha bagaiamana masyarakat tunadaya harus menyesuaikan dengan yang sudah memberi (given) tersebut. Bentuk aksi dari konsep ini merubah sikap mental masyarakat tunadaya dan pemebrian santunan, seperti misalnya pemberian modal, pembangunan prasarana pendidikan, dan lain-lain. Konsep ini sering disebut sebagai magical paradigm. b. Pemberdayaan yang hanya berkutat di “batang” (pemberdayaan reformis), maksudnya secara umum tatanan sosial, ekonomi, politik dan budaya sudah tidak ada lagi masalah. Oleh sebab itu pemberdayaan model ini adalah mengubah dari top down menjadi bottom up, sambnil mengembangkan sumber daya manusianya, 2
www. Policy. hu/suharto/modul_2/pemberdayaan ekonomi masyarakat_uks_12 htm Projono, O. S dan Pranarka, A. M.W. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. (Jakarta: CSIS. 1996) h. 269 3
18
menguatkan kelembagaannya, dan sejenisnya. Konsep ini disebut sebagai naive paradigm. c. Pemberdayaan yang hanya berkutat di “akar” atau pemberdayaan struktural. 3. Tahap-tahap Pemberdayaan Dalam pemberdayaan tidak langsung terbentuk atau terjadi secara langsung atau tiba-tiba, tetapi melalui beberapa proses tahapan yaitu: a. Tahap Persiapan Tahapan
ini
meliputi
penyiapan
petugas
(community
Development), dimana tujuan utama ini adalah menyamakan persepsi antara anggota agen perubah (agent of change) mengenai pendekatan apa yag akan dipilih dalam melakukan pengembangan masyarakat. Sedangkan pada tahap penyiapan lapangan petugas melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran. Pada tahap inilah terjadi kontak dan kontrak awal dengan kelompok sasaran. b. Tahap Assesssment Proses Assesssment yang dilakukan disini adlah dengan mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumbe daya yang dimiliki klien. Dalam proses penilaian ini dapat pula digunakan teknik SWOT, dengan melihat kekuatan, kelemahan, dan ancaman.
19
c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan Pada tahap ini agen perubah secara partisiatif mencoba melibatkan warga untuk mencoba berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. d. Tahap Pemformulasikan Rencana Aksi Pada tahap ini agen membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. e. Tahap Pelaksanaan Program Tahap pelaksanaan ini merupakan bagian yang krusial (penting) dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatu yang direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan dilapangan bila tidak ada kerjasama antarwarga. f. Tahap Evaluasi Tahap ini sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. g. Tahap Terminasi Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Terminasi dilakukan seringkali bukan karena masyarakat sudah dapat dianggap mandiri, tetapi tidak jarang terjadi karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah
20
selesai dan tidak ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan. 4. Strategi dan intervensi pemberdayaan Strategi pada dasarnya memiliki tiga arah yakni:4 a. Pemihakan dan pemberdayaan masyarakat, b. Pemantapan otonomi dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan pembangunan didaerah yang mengembangkan peranserta masyarakat, c. Modernisasi melalui penajaman dan pemantapan arah perubahan struktur sosial ekonomi dan budaya yang bersumber pada peran masyarakat lokal. Pengembangan masyarakat lokal menurut Rothman (sebagaimana diulas oleh Suharto, 2005:42) adalah pengembangan masyarakat yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat dipandang bukan sebagai sistem klien yang bermasalah melainkan sebagai masyarakat yang unik dan memiliki potensi, hanya saja potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan.5 Dalam beberapa situasi strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual. Meskipun pada gilirannnya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan
4
Sumodiningrat Gunawan, Pemberdayaan masyarakat & jaring Pengaman Sosial (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 130 5 Ismail Usman Asep (ed) dan Ismet Firdaus, Dkk. Pengalaman Al Qur’an “ Tentang Pemberdayaan Dhua’fa” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dakwah Press, 2008) cet. 1, h. 73
21
sumber atau sistem diluar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial pemberdayaan sosial dapat dilakukan melalui: a. Intervensi Mikro, yaitu pemberdayaan yang dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stess management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered approach). b. Intervensi Mezzo, yaitu pemberdayaan yang dilakuakn terhadap sekelompok klien. Pemberdayaaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervesi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permaslahan yang dihadapinya. c. Intervensi Makro, pendekatan ini disebut sebagia strategi sistem besar (large-system strategi) karena sasaran perubahan diarahkn pada sistem lingkungan yang luas. Perumusan kebijakan, perencanaa sosial, kampanye, aksi sosial lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang memiliki
22
kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menemukan strategi yang tepat untuk bertindak.6 Intervensi makro mencakup berbagai metode profesional yang digunakan untuk mengubah sistem sasaran yang lebih besar dari individu, kelompok dan keluarga. Yaitu organisasi, komunitas baik setingkat lokal, regional maupun nasional secara utuh.7 B. Pengertian Simpan Pinjam Simpan pinjam atau Ariyah adalah memberikan manfaat sesuatu yang halal kepada yang lain untuk diambil manfaatnya dengan tidak merusak zatnya, agar dapat dikembalikan lagi zat barang tersebut. Setiap yang mungkin dikembalikan manfaatnya dengan tidak merusak zat barang itu, boleh dipinjam atau dipinjamkan. 1. Hukum Pinjaman Asal hukum meminjamkan adalah sunat, seperti tolong menolong dengan orang lain, kadang-kadang menjadi wajib, seperti meminjamkan kain kepada orang yang terpaksa dan meminjamkan pisau untuk menyembelih binatang yang hampir mati. Juga kadang-kadang haram, kalau yang dipinjam itu akan berguna untuk yang haram. Kaidah: “Jalan menuju sesuatu hukumnya sama dengan hukum yang dituju.” Misalnya, seseorang yang menunjukan jalan kepada pencuri, maka keadaannya sama dengan melakukan pencurian itu. 6
Suharto Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h. 66 7 Adi Rukminto Isbandi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Jakarta: FEUI Press, 2003), h. 57
23
2. Rukun Pinjaman a. Yang meminjamkan syaratnya: 1) Ahli (berhak) berbuat baik sekehendaknya: anak kecil dan orang yang dipaksa, tidak sah meminjamkannya. 2) Manfaat barang yang dipinjam dimiliki oleh yang meminjamkan, walau dengan jalan wakaf atau menyewa sekalipun, karena meminjam
hanya
bersangkutan
dengan
manfaat,
bukan
bersangkutan dengan zat. Oleh karenanya yang meminjamkan tidak boleh meminjamkan barang yang dipinjamnya karena manfaat barang yang dipinjam bukan miliknya. Hanya dia dizinkan mengambilnya, tetapi membagikan manfaat yang boleh diambilnya kepada yang lain, tidak berlarangan, seperti dia meminjam rumah selama satu bulan ditinggalinya hanya 15 hari, sisinya (15 hari lagi) boleh diberikannya kepada orang lain. b. Yang Meminjam: Hendaklah dia orang yang ahli (berhak) menerima kebajikan. Anak kecil dan orang gila tidak sah meminjam sesuatu karena ia tidak ahli (tidak berhak) menerima kebajikan. c. Barang yang dipinjam syaratnya: 1) Barang yang tentu ada manfaatnya 2) Sewaktu diambil manfaatnya, zatnya tetap (tidak rusak), oleh karenanya makanan dengan sifat untuk dimakan, tidak sah dipinjamkan,
24
3) Lafadz: kata setengah orang, sah dengan tidak berlafadz 4) Mengambil Manfaat Barang Yang Dipinjam Yang meminjam boleh mengambil manfaat dari barang yang dipinjamnya hanya sekedar menurut izin dari yang punya, atau kurang dari yang diizinkan. Umpamanya dia meminjam tanah untuk menanam padi, dia dibolehkan menanam padi dan yang sama umurnya dengan padi, atau yang kurang seperti Kacang. Tidak boleh dipergunakan untuk tanaman yang lebih lama dari padi kecuali ditentukan masanya, maka dia boleh bertanammenurut kehendaknya. 5) Hilangnya barang yang dipinjam atau rusak sebab pemakaian yang dizinkan, dan ada kesepakatan sebelumnya maka itu ada rasa saling percaya dan mempercayai. Tetapi kalau sebab lain wajib untuk menggantinya. Menurut pendapat yang lebih kuat, kerusakan yang hanya sedikit karena dipakai yang dizinkan tidaklah patut diganti, karena terjadinya disebabkan oleh pemakaian yang dizinkan (kaidah: Ridho pada sesuatu, berarti ridho pula pada akibatnya). 6) Mengembalikan yang dipinjam kalau mengembalikan barang yang dipinjam tadi berhajat pada ongkos maka ongkos itu hendaknya dipikul oleh yang meminjam.
25
C. Baitul Maal Wattamwil 1. Pengertian BMT Baitul maal wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah yaitu baitul mall dan baitul wattamwil. Baitul mall lebih mengarah pada usah-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit, seperti zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan baitul wattamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.8 Adapula BMT itu adalah kependekan kata dari Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Maal Wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah.9 Dalam sejarah perekonomian umat muslim, sebenarnya ada salah satu instansi yang telah memperhatikan aspek kebajikan pada kehidupan masyarakat, yaitu bait al maal yang memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam menyeimbangkan perekonomian umat Islam pada masa itu dengan memberikan dana subsidi kepada umat Islam yang membutuhkan yang dalam Islam disebut sebagai mustahik. Adapun sumber dana dari baitul maal tersebut adalah dari dana zakat, infak, pajak dan beberapa kebijakan yang telah ditentukan oleh khalifah (pemimpin) umat Islam pada waktu itu. BMT itu sendiri yaitu bakal usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan
8
Sudarsono Heri. BANK dan Lembaga Keuangan Syariah deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Ekonisia 2008), h.103 9 Soemitra Andri, M.A. BANK dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana 2009) h. 443
26
usaha-usaha produktifitas dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. BMT membantu para pengusaha-pengusaha kecil mulai dari pedagang kaki lima sampai pedagang yang memiliki kios/toko sendiri dalam hal menabung dan memberikan pinjaman modal untuk membuka usaha baru atau menambahkan modal bagi usaha lama untuk berkembang lebih baik lagi. Dalam hal ini BMT sudah membantu masyarakat dalam masalah pemberdayaan kepada masyarakat itu sendiri untuk berusaha dalam mengerjakan suatu pekerjaannya baik itu mulai dari pendampingan dari BMT maupun tata cara untuk membuka usaha baru bagi yang memiliki skill dalam berwirausaha dari segi modalnya dan cara transaksi yang baik sesuai dengan cara Islami. Secara dinamis BMT lebih dikelola oleh beberapa individu dan menjangkau sektor mikro dari perekonomian rakyat, terlepas dari fungsi baitul maal itu sendiri ada satu fungsi lagi dari lembaga itu yaitu baituttamwil atau lembaga pendanaan, sehingga selain mempunyai dana untuk kegiatan konsumtif dari para mustahik ada juga instrumen pendanaan untuk kebutuhan produktif bagi UMK yang tentunya sesuai dengan prinsip yang ditentukan oleh Islam atau sering disebut dalam tulisan ini nantinya dengan prinsip syariah, sehingga pada akhirnya diharapkan BMT ini diharapkan dapat menjadi penyokong UMK dan menggantikan praktek rentenir (bank plecit) yang dianggap mencekik
27
UMK dalam jeratan hutang yang berkepanjangan itu dan pada akhirnya menyeimbangkan pasaran Indonesia secara umum. Prosedur Pendirian BMT dapat didirikan damn dikembangkan dengan suatu proses legalitas hukum yang bertahap. Awalnya dapat dimulai sebagi kelompok swadaya masysrakat dengan mendapatkan sertifikat operasi/kemitraan dari PINBUK dan jika telah mencapai nilai aset tertentu segera menyiapkan diri ke dalam badan hukum koperasi.10 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan BMT yaitu mengenai lokasi atau tempat usaha BMT, sebaiknya berlokasi ditempat kegiatan-kegiatan ekonomi para anggotanya berlangsung, baik anggota penyimpanan dana maupun pengembang usaha atau pengguna dana. Tahapan pendirian BMT dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Jika rata-rata satu BMT dapat membiayai 2.000 orang anggota pengusaha kecil maka jumlah BMT yang harus didirikan untuk membiayai 40, 5 juta pengusaha kecil di seluruh Indonesia adalah sebanyak 20.250 BMT atau dengan kata lain kita masih kekurangan 17.250 BMT. b. Jika rata-rata satu BMT dapat membiayai 2.000 orang anggota pengusaha kecil maka jumlah BMT yang harus didirikan untuk membiayai 40, 5 juta pengusaha kecil di seluruh Indonesia adalah 10
Soemitra Andri, M.A. BANK dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana 2009) h. 452-453
28
sebanyak 20.250 BMT atau dengan kata lain kita masih kekurangan 17.250 BMT. c. Perlu ada pemerkasa, motivator yang telah mengetahui BMT. d. Di antara pemrakarsa membentuk panitia penyiapan pendirian BMT (P3B) di lokasi jamaah masjid, pesantren, desa miskin, kelurahan kecamatan atau lainnya. e. P3B mencari modal awal atau modal perangsang sebesar Rp 10.000.000-Rp 30.000.000 agar BMT memulai operasi dengan syarat modal itu. f. P3B bisa juga mencari modal-modal pendiri (simpanan pokok khusus/ SPK semacam saham) dari sekitar 20-44 orang dikawasan tersebut untuk mendapatkan dana urunan. g. Jika calon pemodal pendiri telah ada, maka dipilih pengurus yang ramping (3-5 orang) yang akan mewakili pendiri dalam mengarahkan kebijakan BMT. h. P3B atau pengurus jika telah ada mencari dan memilih calon pengelola BMT. i. Mempersiapkan legalitas hukum untuk usaha sebagai: KSM /LKM dengan mengirim surat ke PINBUK, KSP/KSU unit syariah dengan menghubungi kepala kantor/dinas/ badan koperasi dan pembinaan pengusaha kecil di ibu kota kabupaten. j. Melatih calon pengelola sebaiknya juga diikuti oleh satu orang pengurus dengan menghubungi kantor PINBUK terdekat.
29
k. Melaksanakan
persiapan-persiapan
sarana
kantor
dan
berkas
administrasi yang diperlukan. l. Melaksanakan bisnis operasi BMT Dalam masalah dana BMT untuk menambahkannya para anggota biasa menyimpan simpanan pokok, simpanan wajib, jika ada kemudahan juga simpanan sukarela yang semuanya itu akan mendapatkan bagi hasil dari keuntungan BMT. Ada pula dalam kegiatan pembiayaan atau kredit usaha kecil bawah (mikro) dan kecil, antara lain dapat berbentuk: a. Pembiayaan
Mudharabah,
yaitu
pembiayaan
total
dengan
bersama
dengan
menggunakan mekanisme bagi hasil. b. Pembiayaan
Musyarakah,
yaitu
pembiayaan
menggunakan mekanisme bagi hasil. c. Pembiayaan Murabahah, yaitu pemilikan suatu barang tertentu yang dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pembiayaan Bay’bi saman ajil, yaitu pemilikan suatu barang tertentu dengan mekanisme pembiayaan cicilan. e. Pembiayaan Qard al hasan, yaitu pinjaman tanpa adanya tambahan pengembalian kecuali sebatas biaya administrasi. 2. Visi dan Misi BMT Visi BMT: “Menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat dan kuat, yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga mampu
30
berperan menjadi wakil pengabdi Allah memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan umat manusia pada umumnya” Misi BMT: “Mewujudkan gerakan pembebasan anggota dan masyarakat dari belenggu rentenir, jerat kemiskinan dan ekonomi ribawi, gerakan pemberdayaan meningkatkan kapasitas dalam kegiatan ekonomi rill dan kelembagannya menuju tatanan perekonomian yang makmur dan maju dan gerakan keadilan membangun struktur masyarakat madani yang adil dan bermakmuran berkemajuan, serta makmur maju berkeadilan berlandaskan syariah dan rida Allah” 3. Badan Hukum BMT BMT dapat didirikan dalam bentuk Kelomppok Swadaya Masyarakat atau Koperasi: a. KSM adalah Kelompok Swadaya Masyarakat dengan mendapat surat Keterangan Operasional dan PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil). b. Koperasi serba usaha atau koperasi syariah, c. Koperai simpan pinjam syariah (KSP-S). 4. Prinsip Operasinal BMT Prinsip-prinsip BMT a.
Keimanan
dan
ketakwaan
pada
Allah
SWT,
dengan
mengimplementasi prinsip-prinsip syariah dan muamlah Islam ke dalam kehidupan nyata,
31
b.
Keterpaduaan (Kaffah) dimana nilai-nilai spiritual berfungsi mengarahkan dan menggerakkan etika dan moral yang dinamis, proaktif, progresif, adil, dan berakhlak mulia,
c.
Kekeluargaan,
d.
Kebersamaan,
e.
Kemandirian,
f.
Profesionalisme, dan
g.
Istiqomah
5. Strategi Pengembangan BMT Semakin berkembangnya masalah ekonomi masyarakat, maka berbagai kendala mungkin dilepaskan dari keberadaan BMT. Oleh karena itu, perlu strategi yang jitu guna mempertahankan eksistensi BMT tersebut. Strategi tersebut diantaranya: a. Sumberdaya manusia yang kurang memadai kebanyakan berkorelasi dari tingkat pendidikan dan pengetahuan. b. Strategi pemasaran yang local oriented berdampak pada lemahnya upaya BMT untuk mensosialisasikan produk-produk BMT diluar masyarakat dimana BMT itu berada. c. Perlunya Inovasi, produk yang ditawarkan kepada masyarakat relative tetap, dan kadangkala BMT tidak mampu menangkap gejala-gejala ekonomi dan bisnis yang ada di masyarakat. Hal ini timbul dari berbagai sebab:
32
1) Timbulnya kekhawatiran tidak sesuai dengan syariah, 2) Memahami produk BMT hanya seperti yang ada. d. Untuk meningkatkan kualitas layanan BMT diperlukan pengetahuan strategi dalam bisnis (business strategy). e. Pengembangan aspek paradigmatic, diperlukan pengetahuan mengenai Aspek bisnis islami sekaligus meningkatkan muatan-muatan islam dalam setiap perilaku pengelola dan karyawan BMT dengan masyarakat pada umumnya dan nasabah pada khususnya. f. Sesama BMT sebagai partner dalam rangka mengentaskan ekonomi masyarakat, demikian antar BMT dengan BPR syariah atau pun Bank Syariah merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan antara yang satu dengan yang lainnya memiliki tujuan untuk menegakkan syariat islam di dalam bidang ekonomi. g. Perlu adanya evaluasi bersama guna memberikan peluang bagi BMT untuk lebih kompetitif.
BAB III GAMBARAN UMUM BMT KHAIRUL UMMAH DAN PROFIL NASABAH BMT KHAIRUL UMMAH
A. Gambaran Umum BMT Khairul Ummah Profil lembaga keuangan syariah koperasi BMT Khairul Ummah, lembaga yang didirikan dari bentuk kepedulian terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah dimana dalam operasionalnya lembaga ini tidak hanya memfasilitasi ummat islam untuk bertransaksi secara syariah tetapi juga membuka peluang permodalan bagi para pengusaha mikro/kecil dan menengah. 1.
Sejarah Berdirinya BMT Khairul Ummah Awal mula berdirinya BMT Khairul Ummah yaitu pada tanggal 24 Agustus 1994. Dengan alamat di Jl. Raya Leuwiliang No. 106-Bogor 16640,
badan
hukum
111060/BH/KWK.10/5,
akta
perubahan,
111060/BH/PMD/KWK. 10/XII-1997 tgl 31 desember 1997.modal awal tahun 1994 yaitu Rp. 5.000.000;, asset terakhir pada tgl 31 desember 2009 Rp. 3.754.422.67;, klasifikasi koperasi: B (baik). Prestasi : koperasi berprestasi Tk Kabupaten Bogor tahun 2009. Jumlah nasabah: a. Nasabah penabung: 5.384 orang b. anggota: 275 orang c. nasabah: 750 orang
33
34
Dalam hal lain perangkat hukum juga membatasi lembaga keuangan dalam menyalurkan kredit kepada sektor usaha kecil dan menengah, apalagi sektor informal dan usaha kecil lainnya. Disamping itu adapula kendala-kendala yang turut mempengaruhi penyaluran dana kepada pengusaha kecil, antara lain:
Masalah prosedur
Sikap mental
Aspek legalitas
Aspek jaminan Dengan demikian, sebanyak apapun Bank di Indonesia, selama
pola operasinya tidak berubah, maka pengusaha kecil dan menengah tidak akan memperoleh hasil yang maksimal akan sulit untuk maju dan tentu pencapaian kesejahteraan para pengusaha kecil akan terasa lambat. Dengan demikian keberadaan Bank hanya untuk kelas menengah ke atas. Dalam kaitan itulah kehadiran Koperasi BMT Khaitul Ummah merupakan salah satu alternatif solusi untuk menjembatani pengusaha mikro dengan sumber modal, peningkatan akses pengusaha kecil terhadap bank sekaligus menyediakan lembaga keuangan yang memberikan kemudahan dan keamanan dalam penyimpanan dananya. BMT itu sendiri adalah alternatif dalam membangun ekonomi ummat, beberapa manfaat keberadaan BMT: a. Membantu para pengusaha mikro/kecil terutama yang bergerak dalam sektor informal untuk memperoleh model usaha,
35
b. Meningkatkan pendapatan para pengusaha kecil yang selanjutnya diharapakan dapat meningkatkan taraf hidup mereka, c. Meningkatkan pemahaman keislaman para pengusaha kecil melalui pengajian rutin yang diselenggarakan oleh lembaga, d. Mendekatkan hubungan antara kaum muslimin pemilik dana dengan kaum dhuafa sehingga dapat mengurangi kesenjangan diantara mereka, e. Mudah didirikan, karena tidak membutuhkan modal yang besar, fasilitas dan kantor yang sederhana. 2.
Struktur dan tujuan dari BMT Khidmatul Ummah a. Profil Singkat dan Struktur Organisasi BMT Khairul Ummah 1.
Nama
: KOPERASI
PONDOK
MU’ALLIMIEN/
BMT
PESANTREN “KHAIRUL
UMMAH” 2.
Alamat
: Jl. Raya Leuwiliang No. 106 Leuwiliang Bogor 16640 Tlp. (0251) 8640026, Facs. (0251)
8642847,
e-mail:
[email protected] 3.
Tanggal berdiri
: 24 Agustus 1994
4.
Badan hukum
: 11060/BH/KWK.10/5
5.
Akta perubahan
: 11060/BH/PMD/KWK.100/XII-1997 Tggl 31 Desember 1997
6.
Jenis Usaha
: a. Simpan pinjam dengan sistem syariah b. Pembinaan para pengusaha kecil
36
7.
Modal awal th 1994 : Rp 5.000.000
8.
Asset terakhir pd 31 :
Rp 3.754.422.67,- Desember
9.
Klasifikasi Koperasi :
B (baik)
10. Prestasi
: Koperasi
berprestasi
Tk.
Bogor thn 2009 11. Jumlah Nasabah a.
Nasabah Penabung
:
5.384 orang
b.
Anggota
:
275 orang
c.
Nasabah pyd
:
750 orang
12. Unit Binaan a. Koperasi BMT Ikhlasul Ummah Ciasihan Ciasmara b. BMT Umar bin AbdulAziz Leuwisadeng c. BMT Al Husna Leuwiliang d. Bank Mini Pelita Ciampea b. Bagan struktur Organisasi BMT Khairul Ummah
Kabupaten
37
KOMPOSISI PENGURUS TAHUN 2009-2012
Penasehat Syariah Ketua
: K.H Maliuddin
Anggota
: E. Murdika, S.Ag.
Pengawas Pengurus Ketua
: Ir. Yudhiyanto Dewandono
Anggota
: Drs. Zaprudin Muhson : Drs. Khairul Anwar
Pengurus Ketua
: Pepi Januar Pelita, S. Kom
Sekretaris
: Syarif Hidayatullah, S. Kom
Bendahara
: Drs. Sadikin
Pengurus (Badan Eksekutif) Manajer Umum
: Cecep Sholahudin, S.E
Kabag. Operasional
: Yari Nurhidayati
Kabag. Marketing
: Meidy Rachmadi, S.E
Kabag. Oprasional
: Yati Nurhidayati
Account Officier
: Cecep Sholahudin : Yan Mulyawandi
Admp/ Custumer service
: Risma Rislianti
Kassir
: 1. Herna Ramdaningrum,
S.Hi : 2. Elita Mahdianti, A.Md Marketing
: Ginanjar, S.Pd
Kolektor
: Alwi Novianto : Jaenal Sumama
Pembantu Umum
: Riki Andika
38
B. Visi, Misi dan tujuan BMT Khairul Ummah Dilihat dari segi visi dan misi ekonomi BMT Khairul Ummah hanya sebatas komersial semata. BMT khairul Ummah didasarkan sebagai menifestasi dari ibadah unuk memperoleh ridho Allah SWT, dengan tujuan yang lebih spesifik yaitu: 1. Meningkatkan produktifitas dan mengembangkan ekonomi ummat islam, khususnya pengusaha kecil/mikro; 2. Meningkatkan produktifitas usaha melalui sektor rill dengan memberikan pelayanan pembiayaan kepada pengusaha Muslim; 3. Membebaskanpara pengusaha kecil dari jeratan para pelepas uang dengan sistem bunga dan rente; 4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas usaha disamping meningkatkan kesempatan kerja dan penghasilan ummat islam; 5. Menghimpun dana ummat, terutama zakat, infaq dan shadaqah secara profesional untuk disalurkan kepada para mustahiq; 6. Tujuan lainnya yang mengarah pada perbaikan strata ekonomi ummat Islam terutama kaum dhuafa dan mustafidin.
C. Program Pelayanan Sosial BMT Khairul Ummah Produk simpanan dana ummat antara lain: 1. Tabungan syariah (Tasyri) Produk tabungan umum bagi perorangan/lembaga. 2. Tabungan untuk Masa depan (Tampan)
39
Produk tabungan untuk pelajar/mahasisiwa, sebagai bekal untuk kelanjutan study nasabah. 3. Tabungan Menuju Walimah (Tammah) Produk
tabungan
umum
perorangan
sebagai
persiapan
untuk
melaksanakan pernikahan. 4. Tabungan persiapan Qurban (Tapaqur) Produk tabungan umum/perorangan sebagai persiapan melaksanakan ibadah Qurban. 5. Deposito dengan Aqad Mudharabah Produk tabungan umum perorangan/lembaga yang pengembaliannya bersifat berjangka. 6. Menerima titipan amanah (zakat, infaq dan shadaqah) Produk titipan dalam bentuk zakat, infaq, dan shadaqah yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan kebajikan (Al Qardhul Hasan; tanpa laba/bagi hasil) bagi mustahuiq zakat. Layanan lainnya antara lain:
Tranfer on line dan real time antar Bank
Pembayaran rekening listrik dan telpon
Pembayaran tagihan seluler pasca bayar
Isi ulang pulsa
Pemesanan tiket pesawat
Pembayaran lain-lain (kredit motor FIF dan ACC)
Layanan jemput tabungan
40
Layanan jemput pembayaran listrik dan telepon
Melayani konsultasi dan jemput zakat
Jasa penukaran uang pecahan Semua jenis simpanan maupun pembiayaan pada BMT Khairul
Ummah dioperasikan tanpa unsur “bunga”. Atas setiap simpanan, lembaga menjaga keamanan dana nasabah serta mengelolanya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat atas setiap pembiayaan, lembaga melibatkan nasabah dalam menentukan margin/profit/proporsi nasabah.
D. Pembinaan Nasabah pasar Lw. Liang oleh BMT Khairul Ummah Umumnya para pelaku UMKM ini berlatar pendidikan dan keterampilan seadanya. Oleh karena itu, BMT berkewajiban untuk memberikan binaan agar kemampuan serta usahanya dapat lebih maju dan berkembang , pembinaan yang dilakukan meliputi: 1. Manajemen usaha Pembinaan yang dilakukan oleh BMT Khairul Ummah ini selain pembentukan akhlak dan pelatihan peningkatan usaha BMT juga melakukan pembinaan yang meliputi aspek perencanaan, cara mengelola yang baik, seluruh kegiatannya terawasi dan terkendali dengan baik. Selain itu, pembinaaan ini juga melatih cara menghitung berapa modal, berapa omzet, berapa biaya, berapa unungnya, kredit, mengatur pembelanjaan barang dan lain-lain secara efesien dan efektif guna mencapai tujuan usaha yang baik dan berjangka panjang.
41
2. Pengelola keuangan Pembinaan pengelolaan keuangan merupakan hal terpenting dalam sebuah usaha. Oleh karena itu, hal pertama yang perlu mereka lakukan adalah adnya pencatatan tentang keuanngan, penghitungan pembelian, omset dan biaya-biaya, kemudian pengaturan alokasi keuangan baik untuk usaha maupun keperluan hidup yang selama ini menyatu. Oleh karena itu, semua harus diatur antara uang untuk belanja lagi harus dialokasikan tidak boleh terpakai dan untuk keperluan bulanan harus disisihkan setiap hari. Seperti biaya bulanan sewa rumah, untuk biaya sekolah anak, biaya sewa toko dll itu harus dialokasikan dari keuntungan harian disishkan atau ditabung. Sehingga, pada akhur bulan tidak pusing untuk cari pinjaman. 3. Akhlak moral Menyangkut pembentukan karakter ini biasanya BMT dalam membina anggotanya itu mmesti ditanamkan niali-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, halal dan haram baik buruk dll. Tidak melakukan hal yang merugikan dan merusak seperti menggunakan zat-zat berbahaya bagi kesehatan pada makanan, jangan menipu, dan terpenting masalh utang piutang jika tidak diselesaikan akan bermasalah sampai mati dan diakhirat kelak dituntut pertanggungjawabannya. 4. Akidah keagamaan Pembinaan yang dilakukan oleh BMT mengenai akidah keagamaan itu tidak dipaksakan, karena hal terpenting
dalam akidah adalah
merupakan harga mati, semua tanggung jawab atas akidah adalah
42
merupakan harga mati, semua tanggung jawab atas akidah kita dan yang lain. E. Sasaran nasabah BMT Khairul Ummah Yang menjadi sasaran dari BMT Kharul Ummah adalah nasabah yang menerima pembiayaan dan pembinaan dari BMT Khairul Ummah terdiri dari para pelaku usaha mikro kecil dengan skala usaha mulai dari Rp. 750.000 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) hingga pada akhirnya puluhan juta rupiah. Dilihat dari jenis usaha nasabah yang memperoleh pembiayaan dari BMT Khairul Ummah dapat ditetapkan sebagai berikut: 1. Pedagang kaki lima 2. Pedagang sayuran dan buah-buahan 3. Pedagang pakaian 4. Warung sembako dan warung nasi 5. Pedagang telor, daging ayam dll Pada umumnya usaha yang mereka geluti ini untuk menghidupi dan membiayai keluarganya serta untuk biaya sekolah anak-anaknya. Jadi usaha mereka ini merupakan sumber utama pada ekonomi keluarga. F. Latar belakang Nasabah pasar Lw. Liang Bogor Nasabah dipasar Lw. Liang yang mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah, bila dilihat berdasarkan beberapa hal antara lain berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan profesi. Seperti berdasarkan jenis kelamin anatara perempuan dan laki-laki yang mengikuti program ini masih diposisikan laki-laki yang banyak ikut serta dibandingkan dengan
43
perempuan. Berdasarkan usia yaitu diatas 30 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan pendidikan tidak terlalu minim, karena masih ada yang lulusan SLTA tapi masih banyak para nasabah lulusan SD dan SLTP. Berdasarkan penghasilan atau pendapatan rata-rata dari 500.0006.000.000/hari. Selain itu, jika dilihat berdasarkan profesi atau jenis usahanya kebanyakan itu pedagang, baik itu padagang makanan, buah-buahan, sayur mayur, pakaian, minuman, telur, daging dan lain-lain. Sedangkan yang lainnya masih dibilang kurang banyak seperti usaha dalam bentuk jasa, pertanian, dan home industry. TABEL 1 Nasabah berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan dan profesi No
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Pendidikan
Pendapatan
Profesi/pekerjaan
Pria
22 th
SLTA
Rp. 3.000.000
Minuman
Rp. 700.000
Warung roko
1
Nauval
2
Ani
Wanita
28 th
SLTA
3
Odih
Pria
55 th
SD
Rp. 6.000.000
Telur
4
Ahmad
Pria
45 th
SLTP
Rp. 2.500.000
Pakaian
5
Romlah
Wanita
43 th
SD
Rp. 800.000
Buah-buahan
44
TABEL 2 Naasabah berdasarkan lama kredit, besaran kredit dan angsuran perbulan
No
NAMA MITRA
1 2
A. Sugandhi Ade Irawan Ade Soleh Muhayar Agus Saeful Bahri Ahmad Jalil Ahmad Nuryani Asrinawati Bailani Nasution Cecep Cevi Ibrahim Dede Kuswadi Desi Sukmawati Dewi Fahriani, s. Ag. Didi Suhardi Dini Nahrudiani Drs. Cece Taufik Hidayat Drs. Jayusman E. Jaenudin E. Roswandi E. Supardi Elah Nurlaelah Elah Nurlaelah Endah Karyawati Endang Endang Kosasih Endang Sudarjat, S.Pd. Entin Juleha Erma Hermawati Fijay Fadilah Fikri Susanti H. Maman Abdurahman Haryanti Hertog Tondaon
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 30 31 32 33 34
ALAMAT
PYD
PLAFOND
Leuwiliang Leuwiliang
4 1
5.000.000 2.000.000
Leuwisadeng
3
3.000.000
Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Ciomas Ciomas Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang
4 2 4 3 2 3 1 2 1
10.000.000 2.000.000 2.000.000 8.000.000 45.000.000 10.000.000 2.500.000 2.000.000 1.000.000
Leuwiliang
2
8.000.000
Leuwiliang Leuwiliang
7 2
1.000.000 7.000.000
Leuwiliang
2
30.000.000
Leuwisadeng Leuwiliang Dramaga Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang
3 1 2 4 3 3 4 3 1
20.000.000 3.000.000 7.000.000 4.000.000 6.000.000 4.000.000 1.000.000 3.000.000 1.000.000
Leuwisadeng
1
6.000.000
Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang
5 3 3 2
7.000.000 10.000.000 3.000.000 5.000.000
Leuwisadeng
3
90.000.000
Leuwiliang Leuwiliang
4 3
4.000.000 8.000.000
JW ∑ 50 24
Per Pekan Bulan
24 50 40 10 24 24 24 125 140 12
Bulan Pekan Pekan Bulan Bulan Bulan Bulan Hari Hari Bulan
24 125 12
Bulan Hari Bulan
500 24 60 24 115 10 10 12 24 40
Hari Bulan Hari Bulan Hari Bulan Bulan Bulan Bulan Pekan
3 40 10 10 150
Bulan Pekan Bulan Bulan Hari
24 150 200
Bulan Hari Hari
PERUNTUKAN
SEKTOR
Modal Kerja Modal Kerja
Perdagangan Perdagangan
Modal Kerja
Perdagangan
Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja
Perdagangan Perdagangan Peternakan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Jasa Perdagangan
Modal Kerja
Jasa
Modal Kerja Modal Kerja
Perdagangan Perdagangan
Modal Kerja
Perdagangan
Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja
Jasa Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan
Modal Kerja
Perdagangan
Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja
Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan
Modal Kerja
Perdagangan
Modal Kerja Modal Kerja
Perdagangan Perdagangan
45
35 36 37
56 57 58 59 60 61 62 63 64
Hj. Nining Sain Icih Ikah Kartika Iwan Ridwan Maolana Iyas Sutisna Jajang Jarkasih Jamahil Jeni Jirkis Ihwani Juleha Komarudin Lia Amalia M Hendry SH M. Ali Imran Mahmud Maryam Mugiyatna Muhammmad Mahdi Mulyadi Nano Suparno Naufal Ramadian, M. Si. Neni Nuaraini Anshori Nita A. Rosanti Nyai Suryani Nyi Imas Odih Purwanti, S. Pd. Reni Anggraeni Rosmawati Saefudin Sapuan b Danwir
65
Suhardin, S.Ag.
66 67 68 69 70 71 72 73 74
Sukaesih Sukardi b Ahmad Sumarni T. Rustini Tatang b Iting Tiah Ulan Juliah Uum (bt Ukas) Wahyuni
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang
9 4 4
15.000.000 2.000.000 500.000
Leuwiliang
3
10.000.000
Cibungbulang Leuwiliang Leuwiliang Pamijahan Leuwiliang Nanggung Leuwiliang Leuwisadeng Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang
2 1 2 3 1 6 2 1 2 1 3 1
2.250.000 2.000.000 4.000.000 15.000.000 1.000.000 6.000.000 3.000.000 15.000.000 2.000.000 500.000 2.000.000 5.000.000
Leuwiliang
4
10.000.000
Leuwiliang Leuwiliang
1 2
1.000.000 1.000.000
Leuwiliang
4
10.000.000
Leuwiliang
3
20.000.000
Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Pamijahan Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Jakarta Selatan Leuwiliang Cibungbulang Ciomas Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang
4 3 2 17 2 2 1 1 1
4.000.000 5.000.000 1.000.000 30.000.000 10.000.000 8.000.000 2.350.000 25.000.000 1.000.000
1
20.000.000
3 1 7 3 5 2 2 2 1
5.000.000 2.000.000 8.000.000 8.000.000 2.000.000 1.500.000 4.000.000 2.500.000 2.000.000
250 125 40
Hari Hari Pekan
115 10 10 10 12 40 40 115 10 10 10 13 12
Hari Bulan Bulan Bulan Bulan Pekan Pekan Hari Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
24 40 75
Bulan Pekan Hari
12
Bulan
12 24 10 40 150 60 10 72 24 24
Bulan Bulan Bulan Pekan Hari Pekan Bulan Pekan Bulan Bulan
24 150 150 24 62 24 40 18 40 10
Bulan Hari Hari Bulan Pekan Bulan Pekan Bulan Pekan Bulan
Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja
Perdagangan Perdagangan Perdagangan
Modal Kerja
Perdagangan
Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja
Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan
Modal Kerja
Perdagangan
Modal Kerja Modal Kerja
Perdagangan Perdagangan
Modal Kerja
Perdagangan
Modal Kerja
Jasa
Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja
Perdagangan Perdagangan Perdagangan Peternakan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan
Modal Kerja
Perdagangan
Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja
Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan
46
75 76 77 78 79
Warlan Wawat Budiawati Wida Suhertika Wiwin Mintarsih Yuyuh Yuhriyati Jumlah
Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang Leuwiliang
5 4 1 1 4
10.000.000 3.000.000 1.000.000 1.500.000 5.000.000
Rp
609.600.000
10 40 10 40 10
Bulan Pekan Bulan Pekan Bulan
Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja
Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA HASIL
A. Proses Pemberdayaan Melalui Usaha Simpan Pinjam 1. Menggali kewajiban BMT Khairul Ummah Kewajiban
BMT
Khairul
Ummah
dalam
memelihara
kesinambungan usaha masyarakat, keterlibatan BMT di dalam kegiatan ekonomi masyarakat akan membantu konsistensi masyarakat dalam memegang komitmen sebagai seorang nasabah. Maka BMT Khairul Ummah bertugas sebagai pengelola antara lain zakat, Infaq, dan Shadaqah dalam membantu nasabah yang kesulitan dalam masalah pembayaran kredit (dalam program simpan pinjam ). Menurut ketua BMT Khairul Ummah bapak Pepi Januar, kepada setiap anggota yang ada di BMT sudah seharusnya dalam diri pribadi menggali segala kewajiban yang ada dan termasuk dalam BMT ini. 2. Target Target dari BMT Khairul Ummah terhadap para nasabah yaitu antara lain: adanyna pencapaian Kas, para anggotanya terekrut, target financial dan juga target kebutuhan nasabah lainnya. Dililhat
dari
penarikan
para
nasabah
pihak
BMT
tidak
mendatangkan setiap orang atau rumah melainkan melalui media-media promosi seperti melalui beberapa kegiatan yang ada di masyarakat,
47
48
mempublikasikan diri disetiap pengajian baik secara dipanggil atau pun sendiri, bersosialiasasi dan membuat brosur di iklan koran. Jika menurut pihak BMT sendiri target yang paling penting dalam segala hal yang menyangkut para nasabah yaitu target dalam segi financial. Menurut pak Pepi dengan adanya program simpan pinjam ini BMT khairul Ummah pun ikut berkembang dengan banyaknya peminat yang gabung dalam program-program yang ada di BMT tersebut. 3. Manfaat/ Strategi Pengembangan BMT Mereka yang ikut dalam program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah berarti mereka mendapatkan manfaat ganda antara lain:
Terhindar dari praktik pembungaan uang (riba)
Dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan pengusaha muslim yang termasuk kategori pengusaha kecil atau menengah,
Tetap berpeluang memperoleh keuntungan atau profit/margin, hadiah atau bonus dari hasil kelolaan oleh negara. Perlu strategi yang jitu guna mempertahankan eksistensi BMT
tersebut. Strategi tersebut diantaranya: a. Sumberdaya manusia yang kurang memadai kebanyakan berkorelasi dari tingkat pendidikan dan pengetahuan. b. Strategi pemasaran yang local oriented berdampak pada lemahnya upaya BMT untuk mensosialisasikan produk-produk BMT diluar masyarakat dimana BMT itu berada.
49
c. Perlunya Inovasi, produk yang ditawarkan kepada masyarakat relative tetap, dan kadangkala BMT tidak mampu menangkap gejala-gejala ekonomi dan bisnis yang ada di masyarakat. Hal ini timbul dari berbagai sebab: 1) Timbulnya kekhawatiran tidak sesuai dengan syariah, 2) memahami produk BMT hanya seperti yang ada. 3) Untuk
meningkatkan
kualitas
layanan
BMT
diperlukan
pengetahuan strategi dalam bisnis (business strategy). 4) Pengembangan aspek paradigmatic, diperlukan pengetahuan mengenai Aspek bisnis islami sekaligus meningkatkan muatanmuatan islam dalam setiap perilaku pengelola dan karyawan BMT dengan masyarakat pada umumnya dan nasabah pada khususnya. 5) Sesama BMT sebagai partner dalam rangka mengentaskan ekonomi masyarakat, demikian antar BMT dengan BPR syariah atau
pun
Bank
Syariah
merupakan
satu
kesatuan
yang
berkesinambungan antara yang satu dengan yang lainnya memiliki tujuan untuk menegakkan syariat islam di dalam bidang ekonomi. 6) Perlu adanya evaluasi bersama guna memberikan peluang bagi BMT untuk lebih kompetitif. 4. Fungsi Lembaga keuangan syariah BMT Khairul Ummah difungsikan sebagai berikut:
50
a. Wahana untuk memberikan pemahaman, pengamalan dan media dakwah bil hal dari tata kehidupan berkoperasi yang mencerminkan prinsip ekonomi denagna kaidah dan etika yang islami. b. Wahana proses pembentukan sikap perilaku dan pemahaman terhadap tata kehidupan muslim secara kaffah yang mencakup segala aspek kehidupan.
B. Harapan Para Pihak dalam Upaya Pemberdayaan Melalui Program Simpan Pinjam 1. Masyarakat Menurut ibu Eneng salah seorang bendahara PD pasar Tohaga, Pedagang pasar Leuwi. Liang berjumlah 1.107 dibagi menjadi dua bagian yaitu pedagang yang tetap dan pedagang yang kontrak. Pedagangi yang tetap berjumlah 542 orang (blok AAK, ABK dan ACK), sedangkan pedagang yang tidak tetap atau kontrak berjumlah 565 termasuk pedagang kaki lima, dan yang ikut program simpan pinjam secara keseluruhan berjumlah 258 orang, peneliti hanya mewawancarai para nasabah pasar Leuwi. Liang yang ikut program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah hanya 5 orang dari masing-masing jenis usaha yang mereka kelola. Selain itu, peneliti melihat dari segi karakteristik pendidikan, diantaranya lulusan dari SD, SLTP, SLTA dan lulusan akademik, serta pengurus BMT Khairul Ummah berjumlah 4 orang. Jadi disini peneliti hanya mewawancarai
51
nasabah pasar Leuwi. Liang dan pengurus BMT Khairul Ummah berjumlah 14 orang.1 Dari hasil wawancara peneliti dengan para nasabah yang diharapkan oleh para nasabah yaitu BMT dapat membantu dalam segi modal usaha baik itu modal usaha pertama ataupun modal usaha tambahan bagi wirausaha. Hal ini dikarenakan para pedagang usaha kecil menengah dapat dibantu oleh BMT, hal yang dapat memotivasi atau mendorong mereka untuk memanfaatkan modal dari simpan pinjamnya di BMT antara lian untuk nambah-nambah biaya anak sekolah, kebutuhan sehari-hari dan untuk membeli alat transportasi agar bekerja dapat lebih cepat dalam pembelian barang-barang atau produksi di pasar. Harapan bagi para nasabah pasar Leuwi. Liang yang paling utama adalah untuk nambah modal usaha, karena modal usaha bagi mereka merupakan kebutuhan nasabah pasar Leuwi. Liang yang paling utama. Sebagian besar dari nasabah menjalankan usahanya selalu mengalami kekurangan, disebabkan karena kebutuhan yang mereka butuhkan sangat banyak seperti kebutuhan makan untuk sehari-harinya, untuk membayar angsuran tempat usaha, biaya kebutuhan anak-anak sekolah dan membayar kreditan barang-barang. Nasabah pasar Leuwi. Liang mengikuti untuk memiilih program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah harapannya untuk menambah
1
Wawancara dengan Bu Eneng, Bendahara PD pasar TOHAGA, pada hari sabtu 20 November 2010, jam 11.00-11.25
52
modal usaha mereka agar lebih lancar dalam menangani persaingan pasar yang ada. Pemberdayaan yang dilakukan oleh BMT Khairul Ummah sudah terlaksana karena dalam hal ini sudah keliatan adanya perubahan yang dialami beberapa nasabah yang mengikuti program simpan pinjam tersebut. Pada awalnya pihak BMT sendiri merencanakan program ini semenjak BMT dibuka dan direncanakan secara musyawarah dari staf–staf pihak BMT Khairul Ummah dengan menghasilkan suatu kesepakatan mengenai beberapa adanya program-progarm dan pelayanan-pelayanan yang ada di BMT tersebut. Ada beberapa metode dalam pemilihan klien bukan hanya menjemput bola atau menunggu secara pasif, tetapi pihak BMT sendiri menggunakan beberapa media untuk memberitahukan segala program yang ada di BMT seperti melalui brosur (surat kabar), melalui beberapa kegiatan, mempublikasikan diri dengan cara bersosialisasi (mengikuti pengajian-pengajian dan komunitas-komunitas tertentu). Target yang BMT milki sudah cukup tersusun dan sesuai rencana yang dibuat, seperti rencana perekrutan anggota baru, pencapaian kas, dan khususnya target financial. Dalam mengelola program simpan pinjam ini pasti sudah ada targetnya tertentu, yaitu bukan hanya sekedar membantu para pedagang kecil menengah kebawah saja melainkan memberikan bantuan untuk menambahkan modal usaha bagi para pedagang yang sudah
53
cukup mapan tapi berhubung persaingan pasar sangat ketat pada akhirnya pedagang yang sudah mapan pun ikut serta dalam program simpan pinjam ini. Bila dihitung banyaknya nasabah yang ikut serta dalam program simpan pinjam ini bisa dilang cukup banyak antara 258-310 orang. Untuk sekarang ini dana yang sudah terserap sampai akhir bulan Desember 2010 yaitu kurang lebih hampir mencapai 3 Milyar rupiah. Kendala-kendala yang cukup berat yang dihadapi oleh pengurus BMT dilapangan bukan hanya sekedar menyangkut sikap hidup atau budaya orang/nasabah yang diantaranya seperti minimnya para nasabah yang memahami tentang cara kerja keuangan syariah (secara sistem), kunci utamanya yaitu mengenai keterbukaannya masih sangat kurang, dan dalam pembiayaan selalu ada kendalanya sendiri dalam pinjaman. Sedangakan kendala yang menyangkut kapasitas lembaga sendiri seperti adanya hambatan-hambatan dari nasabah ke BMT, dan lain sebagainya. Untuk menangani segala kendala yang BMT hadapi yaitu dengan cara memberikan beberapa penjelasan dan bermusyawarah antara pihak BMT dan para nasabah. Adanya kebijakan managemen dalam meminimalisir segala kendala yang ada mengacu kepada kesepakatan bersama dan keterbukaan. Dalam segi pembinaan nasabah setiap jenis perbankan dan koperasi pasti ada pembinaan nasabah, di BMT Khairul Ummah juga ada pembinaan nasabah dimulai saat nasabah ikut serta menjadi anggota BMT
54
dan menjadi nasabah tetap dengan memberikan informasi yang ada dalam program yang ada di BMT. Untuk pembinaan nasabah pihak BMT memiliki 12 karyawan yang termasuk bagian pembinaan dan kasir. Jika dilihat dari berapa persennya nasabah yang telah dibina dan berhasil sesuai target dan rencana semula oleh BMT dari 100% bisa diukur 70% dari 300 anggota lebih. Kondisi kredit para nasabah peminjam termasuk salah satu program dalam posisi yang terbanyak di BMT Khairul Ummah, karena dari program ini BMT sudah cukup membantu. Pinjaman yang terbesar diberuikan oleh BMT yaitu 50 juta rupiah dengan sistem pembayarannya yaitu angsuran perbulan. Menurut pihak BMT adanya pemanfaatan kredit konsumen selama ini sudah tepat karena telah memberikan kemudahan kepada beberapa sektor-sektor usaha yang ada diantaranya perdagangan, jasa, pertanian dan home industri. Mungkin saja usaha mereka dapat diperbesar untuk modal usahanya apabila dalam pembayaran dan pembiayaannya lancar dan tepat secara maksimal mungkin.2 a. Jualan minuman Nauval (22 thn) seorang remaja belum menikah, dia lulusan SMA Taruna Andiga yang ada di daerah Bogor. Dia anak ketiga dari lima bersaudara, kakaknya yang pertama dan yang kedua sudah menikah dan tinggal diluar daerah Bogor, dia anak ketiga yang masih tinggal bersama orang tua dan satu adik, sedangkan adiknya sendiri 2
Wawancara dengan Pepi Januar Pelita, ketua BMT Khairul Ummah, pada hari jumat 15 Oktober 2010, jam 13.00-13.30
55
masih sekolah dan sepulangnya sekolah dia membantu orang tuanya di pasar Leuwi. Liang. Berhubung dia anak yang mengikuti jejak orang tuanya usaha di pasar, akhrirnya dia membuka usaha sendiri meskipun beda dengan kedua orang tuanya dalam segi jualannya. Dia tinggal di Kp. Saptamarga Rt 01/03, Kec: Leuwi. Liang, Kab: Bogor berhubung dia belum nikah jadi tunjangan untuk sehari-harinya hanya untuk kebutuhan hidup dia sendiri dan memberikan sebagian penghasilannya untuk kedua orang tuanya dan adiknya yang masih sekolah. Pekerjaan yang dilakukannya sekarang yaitu seorang penjual minuman, hampir lima tahun buka usaha minuman ini awalnya hanya bermodal seadanya, tanpa ada bantuan dari orang tuanya sedikitpun. Awal dia buka grosiran minuman ringan ini karena dia melihat di pasar Leuwi. Liang yang menjual minuman kurang banyak bahkan masih ada yang hanya bermodal seadanya dengan cara jualan minuman keliling, selain itu dia melihat ada lahan kosong didepan toko orang tuanya yang berjualan bahan-bahan kue. Akhirnya dia mencoba sedikit demi sedikit untuk membuat toko dari hasil dia menabung, kekurangannya dia mencoba untuk meminjam modal usaha di BMT Khairul Ummah. Akhirnya dengan adanya bantuan dari BMT tersebut akhiirnya dia dapat membuka usaha minuman dengan jerih payah dia sendiri, tanpa ada bantuan dari pihak kedua orang tuanya. Penghasilan yang sekarang ia dapatkan setiap harinya yaitu antara 2.500.000-5.000.000 sedangkan untuk ia sendiri yaitu antara
56
800.000-1.200.000/hari bersihnya, diluar dari pembayaran pinjaman, pembayaran barang-barang dan karyawan-karyawannya. Untuk sampai sekarang ngerasa nyaman-nyaman saja, sedangkan untuk pengeluaran kebutuhan sehari-hari saat ini yaitu satu orang karyaman diberi gaji 20.000/hari, sedangkan dia memiliki tiga orang karyawan jadi untuk karyawan 60.000/hari, bayar cicilan pinjaman 50.000, untuk makan rokok dan kebutuhan lainnya kira-kira 50.000/hari dan pembelian stok minuman kurang lebih 1.500.000/dua hari (750.000/hari). Jadi jika dihitung setiap harinya ia mengeluarkan Rp 910.000/hari untuk kebutuhan ditoko saja belum kebutuhan dirumah sehari-harinya dan memberikan kepada orang tua dan adiknya sekolah. Dia menjadi nasabah di BMT Khairul Ummah sudah hampir lima tahun dari tahun 2005, dari dia buka tabungan sampai sekarang ikut program simpan pinjam untuk modal usahanya. Waktu itu kalau mengikuti program simpan pinjamnya sendiri sudah hampir empat tahun dimulai dari tahun 2006 sampai sekarang. Ada pun batasan pinjaman bagi Nouval yaitu sampai barang yang ia peroleh sudah mencukupi dan dapat menghasilkan barang dari hasil penjualan barang itu sendiri. Jadi, tidak harus mengikuti pinjaman lagi di BMT, dan tetap mengikuti tabungannya yang sudah ia lakukan sebelumnya. Jika dilihat dai segi asetnya ia memiliki cukup aset untuk masa depan kelak nanti dari hasil penjualan grosir minuman tersebut.
57
Indikatornya sendiri ia mengikuti program di BMT ini yaitu bukan hanya untuk menambah modal usaha yang ia kelola sekarang melainkan untuk menghasilkan suatu usaha yang mapan, menjadi orang yang sukses dan berhasil. Dia mengetahui adanya program simpan pinjam ini waktu ia mengikuti tabungan di BMT tersebut, selain itu dia mengetahui adanya program simpan pinjam ini karena dia mencoba untuk menanyakannya kepada pihak BMT dan pihak BMT pun memberitahukan secara detail tentang program simpan pinjam ini, dari situ dia mengetahuinya. Adapun alasannya ia mengikuti program simpan pinjam ini yaitu karena ia akan membuka usaha grosiran minuman, berhubung modal yang ia punya belum mencukupi akhirnya ia memiliki inisiatif untuk menambahkan modal usahanya tersebut dengan mengikuti program simpan pinjam ini, dia juga sudah mulai menabung cukup lama di BMT Khairul Ummah dan sudah menjadi nasabah di BMT sudah cukup lama jadi sangat mudah ia untuk mengikuti program simpan pinjam tersebut. Model yang ia ikuti di dalam program simpan pinjam ini yaitu model mudharabah dimana dalam istilah ini pembiayaan total dengan menggunakan mekanisme bagi hasil. Jenis usaha yang ia jalankan sekarang ini yaitu grosiran minuman, dari minuman kaleng, minuman ringan (frutang, oki jelly drink, milkuat, jussy dll) dan minuman lainnya seperti susu, soda dan cocacola baik dari kalengan mapun
58
botol. Selama ia mengikuti program simpan pinjam ini belum ada kendalanya sama sekali baik itu dari segi pembayaran, biaya dan lain sebagainya. Sebelum dia mengikuti program ini dia sangat kekurangan dan bingung bagaimana caranya dia membuka usaha minuman sedangkan modal yang ia punya saat itu memang bisa dibilang sangat minim, modal awal saja yang dia punya tidak cukup untuk membuka usaha minumannya, belum untuk membuat tokonya seperti bahan dan alatalatnya antara lain kayu untuk pajangan, paku, besi, kaca dan lain-lain, membeli barang-barang minumannya sampai alat-alat lainnya seperti etalase, dan lain sebagainya. Setelah dia mengikuti program simpan pinjam ini usaha yang dia kelola sekarang bisa dibilang berhasil dan maju karena bukan hanya dia yang memiliki keuntungan saja, dia juga dapat membuka pekerjaan bagi orang lain itulah hal yang membuat dia merasa sudah berhasil. Penghasilan sebelum mengikuti program simpan pinjam ini bisa dibilang kurang dari yang ia harapkan, bahkan untuk kebutuhan sehari-harinya saja kurang. Beda halnya dengan apa yang ia dapatkan setelah mengikuti program simpan pinjam ini, bukan hanya dapat memperbesar usahanya tersebut dia juga dapat memenuhi kebutuhan dia sehari-hari baik untuk bayar kredit, gaji karyawan, makan dan rokok, bayar biaya lainnya dan memberikan sebagian penghasilannya kepada kedua orang tuanya.
59
Adapun keuntungan dari program ini yaitu bukan hanya membantu memberikan modal usahanya saja melainkan dia juga mendapatkan penghasilan yang cukup banyak, selain itu dapat membuka pekerjaan bagi orang lain untuk bekerja di tokonya membantu memberikan minuman kewarung-warung, membersihkan toko, dan membantu mengepak barang bagi yang beli. Jika dilihat dari hasilnya sekarang ini bisa dibilang cukup lumayan
berhasil,
bila
dihitung
berapa
persen
dari
100%
keuntungannya sekarang dibandingkan sebelumnya yaitu kira-kira 35% itupun dari keuntungan bersihnya. Untuk sampai saat ini dia mengikuti program simpan pinjam belum ada kekurangannya, baik dari pihak dia pribadi maupun dari pihak BMT.3
Gambar foto 1.1, sedang mencatat minuman-minuman yang dibeli oleh salah seorang pembeli 3
Wawancara dengan Nuoval, Pedagang grosiran minuman dipasar Leuwi. Liang,, pada hari minggu 17 Oktober 2010, jam 14.00-14.30
60
Gambar foto 1.2, sedang menghitung berapa jumlah dan harga yang harus dibayar oleh pembeli b. Jualan warung kopi dan mainan Ibu Ani (28thn) sudah menikah dan memiliki 2 orang anak, anak pertama berusia 5 tahun sudah masuk TK sedangkan anak keduanya berusia 2 bulan. Dia tinggal di komplek sapta marga RT 02/03, Kec: Leuwi. Liang Kab: Bogor. Ibu Ani seorang pedagang warung kopi, mainan dan alat-alat tulis. Sebelumnya bu ani hanya sebagai karyawan toko pakaian yang hanya mendapatkan gaji sebesar Rp 15.000/hari, sedangkan suaminya hanya buruh serabutan. Pekerjaan bu Ani saat ini yaitu membuka usaha warung kopi, mainan dan alatalat tulis. Bu Ani menjalankan usaha ini sudah hampir 7 tahun semenjak dia menikah. Penghasilan bu Ani dari usaha tersebut antara 800.000-1.250.000, tergantung banyak pembeli. Berhubung bu Ani bukan hanya usaha warung kopi saja melinkan mainan dan alat-alat
61
tulis membuat bu Ani setiap musim sekolah tiba usahanya tersebut bisa dibilang banyak pembelinya bahkan penghasilannya pun bisa melonjak tinggi antara 2.500.000-3.000.000 dari hasil alat-alat tulis saja belum selebihnya dari warung kopi dan mainan. Dalam menjalankan usahanya ini bu Ani merasa nyamannyaman saja karena dari hasil usahanya inilah selama ini bu Ani berhasil baik dari segi kebutuhan sehari-harinya maupun pembayaran kredit dan lainnya. Untuk kebutuhan sehari-harinya bu Ani mengeluarkan uang Rp 50.000 untuk biaya kebutuhan dirumah dan anak sekolah. Sedangkan untuk biaya diwarungnya tersebut bu Ani mengeluarkan biaya kira-kira Rp 150.000, untuk bayar kreditan, bayar ke BMT dan bayar cicilan kontrakan rumah. Bu ani menjadi nasabah di BMT Khairul Ummah sudah hampir 5 tahun dari tahun 2005, dimulai dari pembukaan tabungan sampai sekarang mengikuti program simpan pinjam ini. Bu Ani mengetahui adanya program simpan pinjam di BMT ini karena bukan hanya sudah menjadi bagian dari nasabah BMT saja melainkan karena bu Ani sudah kenal dengan pihak staf yang ada di BMT yaitu pak Cecep. dari situ dia mengikuti program simpan pinjam untuk menambahkan modal usahanya diwarungnya tersebut. Alasan yang menjadi dasar bu Ani mengikuti program ini yaitu untuk menambahkan modal usahnya, dari yang tadinya hanya usaha warung kopi dan jualan itu saja, bu Ani berinisiatif untuk merambah
62
usahanya tersebut seperti jualan mainan dan alat-alat tulis lainnya. Oleh karena itu dia mengikuti program simpan pinjam ini, untuk menambah modal usahanya tersebut. Dalam mengikuti program simpan pinjam ini bu Ani mengikuti sama halnya dengan sodara Nouval yaitu model mudharabah (pembiayaan total dengan menggunakan sisitem bagi hasil), selain itu bu ani juga mengikuti tabungan tasyri dan tabungan masa depan bagi bekal anaknya kelak sekolah. Dalam mengikuti program ini bu Ani belum merasakan ada kendalanya sedikitpun baik itu dari segi biaya maupun pembayarannya karena untuk sampai saat ini bu ani membayar pembayarannya ke BMT berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikitpun. Sebelum memiliki tambahan modal untuk usahanya dia hanya bisa mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya anak sekolah, untuk bayar tagihan dia hanya bisa meminjam dari keluarga dulu dan jika ada hasilnya dari suami hanya untuk membayar utang-utang bayar tagihan tadi sama seperti pribahasa “tutup lubang, gali lubang”. Setelah dia mengikuti program simpan pinjam ini kebutuhan seharihari, biaya anak selokah, tagihan listrik, tagihan kontrakan rumah, kontrakan warung dan lainnya sudah mulai sangat tercukupi, bahkan bu Ani masih bisa menyimpan dari penghasilannya tersebut untuk menabung.
63
Sebelum mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah ini bu ani merasakan usahanya kurang mendapatkan hasil yang mencukupi bukan hanya kurang untuk kebutuhan sehari-jari dan kedua anaknya melainkan untuk cicilan rumah dan warung pun bu Ani masih sangat kekurangan. Apa lagi untuk menambahkan barangbarang diwarungnya tersebut sangat kurang, suaminya sendiri hanya seorang buruh serabutan yang belum tahu pekerjaan tetapnya itu apa. Dengan adanya program simpan pinjam ini bu ani merasa perlu untuk membantu menambah usahanya tersebut, setelah bu ani mengikuti program tersebut usaha bu ani bukan hanya jualan warung kopi saja melainkan mainan dan alat-alat tulis lainnya. Penghasilan bu ani sebelum mengikuti program simpan pinjam masih pas-pas an belum ada lebihnya untuk kebutuhan lainnya seperti kebutuhan untuk manambah usaha yang lainnya. Dari hasil usaha warung kopi saja bu ani hanya mendapatkan antara 500.000750.000/hari itu sudah termasuk bayar cicilan kontrakan rumah, warung kopi, bayar listrik, bayar anak sekolah dan bayar lainnya. Sesudah bu ani mengikuti program simpan pinjam ini penghasilan bu ani naik drastis karena bu ani mengikuti program ini untuk menambahkan usahanya tersebut bukan hanya jualan warung kopi saja melainkan bu ani merambah usaha jualan maianan dan alatalat tulis dari pertama mengikuti program simpan pinjam ini diberi modal 1.500.000-3.000.000, bahkan karena bu ani lancar dalam
64
pembayarannya bu ani diberi kepercayaan untuk diberikan modal usahanya lagi oleh BMT dengan memberikan modal sebesar 5.000.0010.000.000. tapi untuk sampai saat ini bu ani paling besar meminjam di BMT
yaitu 5.000.000-7.000.000. Jika dihitung dari segi
penghasilannya, sekarang penghasilan bu ani kira-kira 1.500.0003.000.000/hari. Untuk kebutuhan sehari-hari seperti bayar cicilan kontrakan rumah Rp 20.000/hari, bayar kontrakan warung Rp 25.000/hari, bayar anak sekolah, bayar listrik, untuk masak dirumah Rp 35.000/hari, dan bayar ke BMT Rp 50.000/hari sudah mulai tercukupi. Malah masih ada lebihnya untuk ditabung, bukan hanya untuk nabung pribadi melainkan untuk tabungan anaknya juga untuk biaya sekolah. Batasan pinjaman bu Ani dilihat dari modal usaha yaitu maksimal 10.000.000 sesuai dengan jualan yang ia lakukan sekarang ini. Sedangkan asetnya bu Ani itu sendiri sampai sekarang yang ia dapatkan dari hasil usahanya tersebut yaitu ia sudah dapat membeli sebuah kendaraan bermotor dan sebagian dapat ia tabung. Indikatornya dalam mengikuti program simpan pinjam yang ada di BMT Khairul Ummah tidak jauh bedanya dengan nuoval untuk menambah modal usahanya biar cepat sukses dan hasilnya dapat tercapai sesuai rencana yang ada. Dilihat dari keuntungannya bu ani mengikuti program simpan pinjam ini yaitu usaha bu ani jadi tambah maju, lancar dan suaminya
65
pun memiliki usaha tetapnya menjaga warung mainan dan alat-alat tulis. Meskipun dia masih saja dapat panggilan dari tetangganya untuk membantu membetulkan rumah atau lainnya tetap ia lakukan karena untuk nambah-namabah penghasilan dan kebutuhan dirumah. Hasil usahanya sekarang cukup maju dan menambah hasil yang optimal meskipun dia masih tinggal dikontrakan, warungnya juga ngontrak tapi dia masih bersyukur usahanya dapat maju dan mendapatkan hasil yang banyak. Jika dilihat dari persentase keuntungan bu ani sekarang ini dari 100% yaitu 30% dibandingkan sebelumnya yang hanya mendapatkan 10%. Bu ani melihat dari program ini tidak ada kekurangannya sama sekali bagi di bu ani pribadi.4 c. Jualan telur Bapak Odih (55 thn) dia sudah menikah dan memiliki 6 orang anak, anak pertama dan yang kedua sudah menikah, yang ketiga masih kuliah, anak kempat sekolah kelas 3 SMA, kelima kelas 2 SMP dan keenam masih kelas 5 SD. Pak Odih tinggal di kampung Moyan Rt 01/07, Kel Leuwi. Liang, Kec Leuwi. Liang, lahir tanggal 15 juni 1955, Dia seorang pedagang telur, berjualan telur kurang lebih sudah 10 tahun dari harga telur 190/butir (±4000/kg) sampai sekarang 1.100/butir (±12.500) disana dia menjual 3 macam jenis telur yaitu telur ayam, telur bebek, dan telur puyuh. 4
Wawancara dengan bu Ani, pedagang warung kopi, mainan dan alat-alat tulis dipasar Leuwi. Liang, pada hari rabu 13 Oktober 2010, jam 09.30-10.05
66
Penghasilan bapak odih dari berjualan telur yaitu 6.000.0007.000.000/hari, belum untuk bayar kreditan toko, bayar karyawan, biaya anak-anak sekolah, bayar listrik, bayar ke BMT dan kebutuhan sehari-hari baik dirumah maupun dipasar. Dalam melakukan usahanya ini pak Odih masih merasa nyaan-nyaman saja tanpa ada beban dan tetap santai. Biasanya untuk pengeluaran kebutuhan sehari-hari yaitu Rp 250.000/hari. Bapak Odih sudah cukup lama menjadi nasabah di BMT Khairul Ummah dari tahun 2005 sampai sekarang ±5thn, bapak Odih mengetahui adanya program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah karena keikutsertaannya pak Odih menabung di BMT Khairul Ummah. Selain itu, dia juga sudah kenal dengan anggota-anggota yang ada di BMT tersebut. Awal mula yang menyebabkan ikut program simpan pinjam ini yaitu alasannya untuk menambah modal usaha jual telurnya yang ada di pasar Leuwi. Liang karena tiap bulannya harga telur melonjak tinggi akibatnya pak odih berusaha untuk memajukan usahanya tersebut dengan meminjam modal dan ikutserta dalam program simpan pinjam yang ada di BMT. Model yang pak Odih ambil dalam program simpan pinjam ini yaitu model simpanan mudharabah, dimana pengambilannya bersifat berjangka dan mekanismenya menggunakan sistem bagi hasil. Selain itu bukan hanya model itu saja berhubung pak odih masih mengikuti
67
tabungan yang merupakan termasuk model Tasyri yang ada dalam salah satu produk simpanan dana umat di BMT Khairul Ummah. Jenis usaha yang sekarang dijalankan oleh pak odih, sehingga membuat pak odih merasa perlu untuk mengikuti program ini yaitu jualan telur dari beberapa jenis telur seperti telur ayam, telur bebek, dan telur puyuh. Dari situlah dia mencoba untuk mengembangkan usahanya tersebut dengan mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah untuk menambahkan modal usahanya dari pinjaman 5.000.000-30.000.000, dengan pembayaran hariannya yaitu dari 25000 sampai 227.000/hari. Selama pak odih mengikuti program ini belum ada kendalanya baik dari segi pembayaran maupun tabungan. Sebelum mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah usaha pak odih hanya biasa-biasa saja bahkan pelanggannya pun hanya sedikit dapat dihitung jari, penghasilannya pun hanya mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya anak-anak sekolah dan tagihan-tagihan lainnya. Dibandingkan dengan sekarang ini sudah dibilang cukup lebih, untuk kebutuhan sehari-hari seperti bayar sekolah anak Rp 100.000/hari, bayar karyawan Rp 50.000/hari, bayar cicilan toko Rp. 20.000/hari, bayar listrik, bayar cicilan BMT Rp 275.000/hari, kebutuhan di rumah Rp 50.000/hari dan kebutuhankebutuhan lainnya yang tak terduga. Penghasilan sebelum mengikuti program ini yaitu antara 3.000.000-4.500.000 itu sudah termasuk biaya dipasar dan kebutuhan lainnya dirumah dan anak-anak. Belum lagi bayar telur bila telur sudah
68
datang dari tempat distributornya sendiri. Setelah mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah penghasilan yang pak odih dapat yaitu antara 7.000.000-10.000.000, dengan hasil keuntungan yang pak odih dapat bersihnya yaitu antara 2.000.000-4.000.000/hari belum termasuk biaya buat karyawan, biaya tagihan-tagihan, biaya anak-anak sekolah dan biaya kebutuhan lainnya yang tak terduga. Batasan pinjaman pak Odih kurang lebih sampai 30.000.000 dilihat dari segi pembayaran dan usaha yang ia lakukan dari dulu sampai sekarang berjalan dengan lancar dan berhasil. Asetnya sendiri itu sudah berupa rumah, kendaraan bermotor dan ladang, itupun untuk aset modal usahanya suatu saat nanti. Indikatornya yaitu untuk menambah modal usaha agar usaha berjalan lancar dan meraih sukses yang mapan. Untuk sekarang ini hasil dari keuntungan usahanya jualan telur sangat maju pesat, bukan karena pedagang grosiran telur sedikit melainkan karena pak odih sangat cepat tanggap dalam kondisi yang ada dipasar Leuwi. Liang dan harga telur yang naik turun tersebut sehingga pak odih mendapatkan hasil keuntungan yang lumayan banyak dan mendapatkan pelanggan yang tetap lumayan banyak pula. Persentase keuntungan yang di dapat pak odih seorang penjual telur sebelum dan setelah mengikuti program simpan pinjam ini yaitu sebelum mendapatkan modal usaha dari BMT pak odih hanya mendapatkan bersihnya sebesar 20%, dibandingkan sekarng ini hasil pak odih dari jualan telur yaitu sebesar 40% dari 100%. Sampai
69
sekarang ini pak odih mengikuti program ini belum mersakan adnya kekurangan baik dari segi pelayanan amuapun pembiayaan. Selain itu bukan hanya dari pihak BMT sendiri melainkan dari pihak nasabh seperti pak odih ini belum merasakan adanya kekurangan.5
Gambar foto 2.1, penjual sedang memilih telur-telur yang dibeli oleh pembeli
Gambar foto 2.2, pembeli membayar dan mengambil barangnya kepada penjual
5
Wawancara dengan pak Odih, pedagang grosiran telur dipasar Leuwi. Liang, pada hari rabu 13 Oktober 2010, jam 13.00-13.42
70
d. Jualan buah Bu romlah (40tahun) sudah menikah suami kerja buruh dan hanya memiliki dua orang anak saja, anak pertama sudah menikah dan anak keduanya kerja disalah satu perusahaan swasta. Bu romlah tinggal di Kp. Karacak Rt 03/03, Kec: Leuwi. Liang, Kab: Bogor. Bu romlah hanya seorang pedagang buah-buahannya. Penghasilan yang didapat bu romlah dari usahanya sebagai penjual buah yaitu hanya sebesar 450.000-700.000/hari, itu sudah termasuk biaya sehari-hari bu romlah dipasar, untuk kebutuhan dirumah, bayar listrik, bayar angsuran kios dan tabungan. Bu romlah merasa nyaman-nyaman saja dalam menjalankan usahanya tersebut sebagai penjual buah-buahan. Pengeluaran kebutuhan untuk sehari-harinya bu romlah mengeluarkan biaya sebesar Rp 100.000/hari berhubung kedua anaknya sudah mandiri jadi untuk tanggungan sehari-hari bu romlah hanya berdua saja dengan suami. Pengeluran tersebut antara lain untuk bayar angsuran kios, bayar listrik, tabungan dan sehari-hari. Batasan pinjaman bu Romlah dari BMT Kahairul Ummah jika dilihat dari segi modal usahanya yaitu 12.000.000. Hasilnya sendiri yang sudah bu Romlah peroleh yaitu ia sudah dapat membeli rumah meskipun dengan cara diangsur dari penghasilan ia bejualan buahbuahan, dan rumah itulah sebagai asset untuk pinjaman di BMT. Indikatornya bu Romlah mengikuti program simpan pinjam ini yaitu
71
sama dengan yang lain untuk menambah hasil usaha dan menambah barang usaha yang sudah ada. Bu romlah sudah menjadi nasabah di BMT khairul Ummah hampir 4 tahun, dimulai saat bu romlah mengikuti tabungan tasyri di BMT. Bu romlah mengetahui adanya program simpan pinjam ini yaitu saat bu romlah mengikuti pengajian yang ada di daerahnya, waktu itu ditengah-tengah pengajian ada salah satu staf dari BMT Khairul Ummah memberikan pengarahan mengenai program yang ada di BMT antara lain tentang produk simpanan seperti macam-macam tabungan, dan pembiayaan-pembiayaan penyaluran.
Dari situ bu romlah
mengetahui adanya program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah. Yang menyebabkan bu romlah ikut serta dalam proram simpan pinjam ini untuk modal usaha jualan buahya dengan menambahkan buah-buahnya tersebut dan merenovasi tokonya agar kelihatan segar dan cerah bahkan untuk banyak pembeli yang berminat membeli buahbuahnya bu romlah. Model yang bu romlah ambil dalam program simpan pinjam ini yaitu termasuk model penyaluran dalam pembiayaan. Yaitu pembiayaan mudharabah dimana pembiyaan akad jual beli dengan pembayaran diangsur sesuai kesanggupan dan termasuk bagi hasil. Jenis usaha yang sekarang bu romlah kerjakan yaitu usaha jualan
buah-buahan,
dikarenakan
untuk
menambahkan
buah-
buahannya tersebut bu romlah merasa perlu adanya tambahan modal
72
usaha. Dari hasil yang ia tabung selama ini bu romlah merasa masih kurang, pada akhirnya bu romlah ikut serta menjadi salah satu dari nasabah yang mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah. Akhirnya bu romlah mendapatkan hasil yang cukup banyak dan menguntungkan meskipun disalah satu pihak mulai banyak saingannya bu romlah yang jualan buah-bauhan. Selama ini dalam mengikuti program simpan pinjam ini di BMT Khairul Ummah bu romlah belum mendapatkan kendala sedikit pun baik dari segi pembayaran dan pembiayaan lainnya, hanya saja adapun kendalanya dari kondisi yang ada di pasar seperti mulai banyaknya penjual buah-buahan di pasar Lw. Liang. Sebelum mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah usaha jualan buah-buahan bu romlah belum mengalami peningkatan dan masih dalam keadaan biasa-biasa saja meskipun anakanaknya sudah mulai mandiri tapi bu romlah masih harus membiayai untuk dirinya pribadi dan untuk suaminya. Sedangkan setelah mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah usaha jualannya tersebut meningkat dari yang tadinya penghasilannya kurang mencukupi sekarang sudah mulai mencukupi. Sebelum mengikuti program ini penghasilan bu romlah berjualan buah-buahan yaitu 400.000-850.000/hari, hasilnya bukan hanya untuk kebutuhan sehari-hari melainkan untuk membeli stok buah-buahan nanti, bayar kontrakan rumah, bayar tagihan listrik, bayar
73
angsuran kreditan, bayar los buah, bayar angsuran dan tabungan ke BMT, dan biaya makan sehari-hari dirumah dan dipasar. Pengeluaran untuk sehari-harinya hampir Rp 200.000 belum termasuk beli stok buah, karena untuk stok buah bu romlah membelinya seminggu sekali. Setelah mengikuti program simpan pinjam di BMT penghasilan bu romlah meningkat, hasilnya itu bukan hanya untuk membayar kebutuhan sehari-hari melainkan untuk kebutuhan yang lainnya juga terpenuhi, seperti bayar angsuran motor, dan bayar kontrakan rumah sudah tidak harus pusing-pusing lagi untuk membayarnya. Jika dilihat dari hasilnya sekarang sudah mencukupi dari penghasilan yang sekarang bu romlah peroleh, meskipun hanya seorang penjual buah-buahan
dan tidak gampang melihat kondisi
sekarang ini dalam segala usaha apapun pasti banyak saingannya apalagi dipasar yang seluas pasar Leuwi. Liang. Keuntungannya jika dipersentase untuk usaha sekarang ini dari 100%
yaitu
25%
dari
hasil
keuntungan
secara
bersihnya.
Dibandingkan dengan sebelumnya hanya antara 7-10% dari hasil yang bu romlah peroleh. Selama bu romlah mengikuti program ini tidak melihat adanya kekurangan baiak dari pembyaran dan pembiyaannya juga.6
6
Wawancara dengan bu Romlah, pedagang buah-buahan di pasar Lw. Liang, pada hari kamis 14 Oktober 2010, jam 10.00-10.45
74
e. Jualan pakaian Pak Ahmad (45 thn) lahir tanggal 7 November 1965, sudah menikah dan memiliki tiga orang anak. Anak pertama sudah menikah dan tinggal dikampung yang berbeda, anak keduanya sudah kerja dan anak yang paling kecil masih sekolah kelas 5 SD. Pak ahmad tinggal di Kp Hambaro Rt 04/01 Kel: Leuwi. Liang, Kec: Leuwi. Liang-Bogor. Sebelum dia jualan pakaian ditoko, dia hanya seorang pedagang pakaian kaki lima yang sehari-harinya hanya jualan dipinggir jalan. Pak Ahmad jualan pakaian sudah hampir kurang lebih 10 tahun dari yang tadinya jualan di Tanah Abang sampai pada akhirnya ada penggusuran dan hasilnya pak ahmad pindah dari jakarta ke pasar Lw. Liang dengan usaha yang sama yaitu jualan pakaian. Penghasilan pak ahmad dari hasil jualan pakaiannya tersebut yaitu antara 800.000-1.500.000 bagaimana situasi yang ada di pasar rame tidaknya yang beli. Jika dibilang nyaman apa tidaknya pak ahamad jualan pakaian ini, pak ahmad sangat nyaman dan merasa santai saja dalam melakukan usahanya tersebut selama usahanya masih dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari baik itu dirumah maupun biaya lainnya. Dari penghasilan sekarang yang dia dapat biasanya pengeluaran kebutuhan harian saat ini yaitu untuk biaya dirumah Rp 50.000/hari, untuk bayar anak sekolah Rp 10.000/hari, angsuran kios Rp
75
20.000/hari, dan biaya lainnya. Jika dihitung keseluruhannya yaitu Rp 100.000/hari. Pak Ahmad menjadi nasabah di BMT Khairul Ummah sudah hampir 3 tahun mulai ikut tabungan tasyri sampai akhirnya pak ahmad mengikuti program simpan pinjam di BMT tersebut. Pak ahmad mengetahui adanya program simpan pinjam di BMT yaitu dari pihak anggota atau staf BMT yaitu pak Pepi, Setelah lama dia berjualan di pasar Leuwi. Liang, dia melihat di pasar Leuwi. Liang masih banyak toko atau kios yang masih kosong. Dia menanyakan kepedagang-pedagang lainnnya yang ada di pasar Leuwi. Liang mengenai toko atau kios yang masih kosong, pada akhirnya pak ahmad dapat membuka usaha pakaiannya dipasar Lw. Liang tersebut. Pak Ahmad sudah lama menjadi nasabah di BMT Khairul Ummah yaitu sudah hampir 5 tahun. Selain menabung pak ahmad juga sudah kenal dengan pak Pepi salah satu pengawas di BMT Khairul Ummah, dari situ pak Ahmad mencoba ikut serta dalam program simpan pinjam untuk menambah modal usaha pakaian dipasar Leuwi. Liang, dengan pinjaman pertamanya sebesar 3.000.000 dengan cicilan setiap harinya yaitu 30.000/hari. Karena pihak BMT melihat pembayaran yang dilakukan oleh pak ahmad lancar dan tepat akhirnya sekarang pak ahmad diberikan pinjaman modal usahanya sebesar 5.000.000-10.000.000.
76
Batasan pinjaman untuk pak Ahmad dari BMT Kahairul Ummah jika dilihat dari segi modal usahanya yaitu 25.000.000. Hasilnya sendiri yang sudah pak Ahmad peroleh yaitu ia sudah dapat membeli beberapa hektar sawah, dari hasil sawahnya itu ia asetkan sebagai jaminan ke BMT untuk pinjaman tersebut. Indikatornya pak Ahmad mengikuti program simpan pinjam ini yaitu bukan hanya untuk menambah modal ushanya saja melainkan untuk mendapatkan hasil dan keuntungan yang cukup banyak. Pak ahmad mengikuti program simpan pinjam yang ada di BMT Khairul Ummah ini alasannya karena pak ahmad kurang modal dalam melakukan usahanya tersebut dengan biaya yang sangat minim sekali untuk merenovasi toko membeli alat-alat pajangan, patung dan bayar sewa bulan pertama dari modal awal sebesar Rp 8.000.000 itu termasuk kurang sekali untuk membuka usaha baru. Oleh karena itu pak ahmad memberi tahukan niatnya tersebut kepada temannya salah satu pengawas di BMT untuk mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah tersebut. Model yang pak ahmad ikut serta yaitu dalam segi pembiyaan termasuk dalam model pembiayaan mudharabah dengan mekanisme bagi hasil dengan pembayarannya diangsur sesuai kesanggupan pihak nasabah itu sendiri. Selain itu, pak ahmad juga sudah termasuk bagian dari nasabah BMT semenjak pak ahmad mengikuti tabungan yang
77
model simpanannya yaitu tabungan Tasyri (produk tabungan umum bagi perorangan maupun lembaga). Untuk sekarang ini jenis usaha yang pak ahmad lakukan yaitu jualan pakaian, seperti pakaian olah raga, seragam sekolah dan pakaian anak untuk menambah barang dagangannya tersebut pak ahmad mengikuti program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah. Karena bukan hanya untuk menambah dagangannya saja melainkan untuk kebutuhan sehari-hari yang pak ahmad butuhkan baik itu kebutuhan untuk dirumah maupun untuk usahanya dipasar. Selama pak ahmad menjadi salah satu nasabah dari program simpan pinjam tersebut pak ahmad belum merasakan adanya kendala baik dari pembayarannya ke BMT maupun dari segi biaya lainnya yang menyangkut halnya dengan program yang ada di BMT Khiarul Ummah. Sebelum mengikuti program simpan pinjam di BMT hanya mengikuti tabungan saja pak ahmad sangat bingung akan usahanya yang akan dijalankannya untuk membuka usaha jualan pakaian, untuk kebutuhan pak ahmad sehari-hari seperti biaya anak sekolah, biaya kios, biaya listrik, biaya kebutuhan dipasar juga masih merasa ketarketir. Beda halnya setelah mengikuti program simpan pinjam, karena pak ahmad mencoba untuk menjadi salah satu nasabah dari program simpan pinjam tersebut usaha pak ahmad jualan pakaian sekarang ini sudah mulai kelihatan perubahannya baik dari segi financial maupun lainnya. Bahkan untuk sekarang ini pak ahmad memiliki dua toko
78
dalam menjalankan usahanya tersebut meskipun pak ahmad hanya menjual pakaian olahraga, seragam sekolah dan pakaian anak saja pengahasilannya pun sudah dibilang sangat cukup. Bahkan untuk biaya kebutuhan sehari-hari di rumah, dipasar untuk anak sekolah dan biaya yang tak terduga sekalipun sekarang sudah tidak pusing lagi dalam memenuhi semuanya itu. Dihitung dari segi keuntungannya pak ahmad dalam mengikuti program ini yaitu banyak sekali seperti usahanya sekarang sudah ada perubahannya, bahkan sudah memiliki dua toko. Dengan terpenuhinya kebutuhan sehari-hari baik dirumah maupun kebutuhan dipasar sekalipun. Jika dilihat dari hasilnya, pak ahmad sudah dibilang tercukupi, meskipun pak ahmad masih keliatan biasa-biasa saja dalam segi berpakaian dan kebiasaannya sangat sederhana. Karena hal itui menurut pak ahmad tidak terlalu penting, “orang beli bukan lihat tampang kita melainkan lihat apa yang kita jual di toko kita”, itulah ciri khas pak ahmad. Bila dilihat dari segi persentase keuntungan pak ahmad sekarang dan sebelumnya sangat nampak. Sebelum pak ahmad mengikuti program ini dari penghasilan yang dia peroleh hanya sebesar 10%, dibandingkan dengan keuntungan hasil yang pak ahmad peroleh sekarang yaitu sebesar 40%. Tapi hal itu tergantung situasi yang ada dipasar rame apa tidaknya pembeli yang datang. Untuk sampai saat ini pak ahmad belum merasakan adanya kekurangan dalam mengikuti
79
program simpan pinjam yang ada di BMT Khairul Ummah, karena selama ini pak ahmad membayar angsurannya lancar dan tepat waktu.7
Gambar foto 3.1, penjual sedang tawar-menawar harga dengan para pembeli
2. Pihak BMT Harapan nasabah yang ada dipasar Lw. Liang terhadap program yang ada di BMT baik itu dari produk pembiayaan dan pelayanan yang paling utama diharapkan yaitu mengenai adanya program simpan pinjam dimana program tersebut dianggap sangat membantu para pedagang kecil yang umumnya masih sangat membutuhkan modal usahanya, bukan hanya pedagang kecil saja melainkan pedagang yang menengah juga sangat membutuhkan modal usaha untuk menambahkan usahanya tersebut karena untuk sekarang ini dipasar Leuwi. Liang sangat banyak saingannya. Oleh karena itu harapan para nasabah yaitu dengan adanya program simpan pnijam di BMT itu sangat penting. 7
Wawancara dengan pak Ahmad, pedagang pakaian dipasar Leuwi. Liang, pada hari minggu 17 Oktober 2010, jam 09.15-10.30
80
Harapan dari pihak BMT sendiri mengenai program yang ada di BMT Khairul Ummah untuk para nasabah yaitu adanya kerja sama yang baik bukan hanya dalam program simpan pinjam saja melainkan program dan produk-produk pelayanan lainnya, seperti macam-macam model tabungan dan pembiayaan lainnya. Selain itu BMT pun mengharapkan dengan adanya program simpan pinjam ini dapat membantu para usaha kecil menengah kebawah dapat menciptakan para pedagang yang mandiri dan berdaya sehingga akhirnya dapat menekan angka pengangguran dan membuka lowongan kerja bagi yang membutuhkan. Hal ini terbukti antara harapan dari para nasabah dan BMT mendapatkan hasil yang optimal seperti mulai meningkatnya para nasabah dalam usahanya, dan memberrikan kemajuan dalam bidang ekonominya seperti terciptanya lapangan usaha baru bagi yang membutuhkan, menghapus kata riba dari masyrakat dan nasabah lainnya, dan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM dari para nasabah dan masyarakat lainnya. Dengan demikian BMT Khiarul Ummah berperan sangat baik dan optimal bukan hanya dari program simpan pinjam saja melainkan program lainnya yang ada di BMT Khairul Ummah, hal ini membuktikan bahwa BMT telah memenuhi harapan yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para nasabah pasar Leuwi. Liang.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Sesuai dengan perumusan masalah yang diajukan dan berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Ternyata dengan adanya BMT Khairul Ummah melalui programnya simpan pinjam ini menjadi salah satu alternatif bagi para usaha kecil maupun menengah dalam segi perbaikan ekonomi dan peningkatan usaha mereka. Hal ini terbukti dengan tidak digunakannya sistem bunga dalam penentuan bagi hasil (mudharabah) dan menambah banyaknya nasabah yang ikut program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah. 2. Peran suatu BMT dalam pemberdayaan Masyarakat kecil khususnya pedagang kecil dan menengah denagn memberikan simpan pinjam tersebut para nasabah yang ada di pasar Leuwi. Liang diharapkan dapat terciptanya masyarakat yang hidup di garis bawah kemiskinan mampu bangkit dan berubah, dari masyarakat yang kurang mampu atau berdaya menjadi mampu dan berdaya, menghapuskan riba karena dinilai memberatkan masyarakat yang meminjam. Sedangkan harapan nasabah pasar Leuwi. Liang terhadap BMT Khairul Ummah adalah bisa memfasilitasi dan terus menolong mereka pedagang kecil dalam segi peminjaman yang digunakan sebagai modal usaha dan peningkatan usaha termasuk membiayai keperluan untuk hidup sehari-hari, biaya anak-anak sekolah dan lainnya,
81
82
sehingga pada akhirnya diharapkan terciptanya sumber penghasilan dan lapangan kerja baru. Maka harapan BMT dalam pemberdayaan masyarakat khususnya para pedagang kecil dan wirausaha berharap yang awalnya hidup dibawah garis kemiskinan mampu dapat berubah menjadi lebih berdaya tersedianya lapangan usaha bagi para nasabah dan menghapuskan yang namanya istilah “riba”. 3. Adanya kesesuaian antara harapan para nasasbah pasar Leuwi. Liang dengan harapan BMT Khairul Ummah yaitu program simpan pinjam sebagai modal usaha baik itu awal maupun tambahan yang dapat meningkatkan penghasilan dan taraf hidup mereka. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dan kemajuan dalam bidang ekonomi,
termasuk
terciptanya lapangan usaha baru, dan menghapus istilah riba, selain itu untuk peningkatan kualitas dan kuantitas SDM masyarakat tersebut. Dengan demikian, BMT Khairul Ummah berperan tepat dan baik, hal ini dikarenakan BMT Khairul Ummah memenuhi semua harapan yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para nasabah pasar Leuwi. Liang.
B. Saran-saran Saran-saran penulis terhadap program pemberdayaan para usaha mikro (pedagang kecil) melalui program simpan pinjam oleh BMT Khairul Ummah yaitu Pemberdayaan para pedagang kecil melalui pemanfaatan program simpan pinjam yang merupakan salah satu program yang ada di BMT Khairul Ummah bagi para nasabah pasar Leuwi. Liang. Namun, akan lebih baik bila
83
nasabah tersebut langsung diberikan bimbingan dan pelatihan tentang kewirausahaan yang lebih baik dan motivasi biar selalu semangat dalam menjalankan pekerjaannya dan itu merupakan salah satu upaya peningkatan SDM juga. Disarankan kepada para nasabah dalam pengambilannya harus tepat waktu, karena uang yang dipinjamkannya itu akan diputar kembali. Dengan demikian saran dan harapan yang peneliti pandang perlu untuk disumbangkan dengan harapan akan memperoleh respon positif dari pihak yang dituju. Untuk para mahasiswa dan mahasiswi, semoga skripsi ini dapat kalian lanjutkan dan lebih di detail lagi dalam penjelasannya apabila skripsi memang cukup menarik untuk kalian. Mohon maaf apabila banyak kekurangan dan salah-salah kata dalam penulisan skripsi ini yang berkenaan dengan BMT Khairul Ummah.
84
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Adi, Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Jakarta: FEUI Press, 2003 Burhan, Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. 2003 cet ke 2 Dzajuli, A. dan Janwari, Yadi, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Ismail, Asep Usman (ed), dan Firdaus, Ismet, Dkk. Pengalaman Al Qur’an “Tentang Pemberdayaan Dhua’fa” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dakwah Press, 2008) cet. 1 Lexy M.A, Moleong J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007 Nana syarodhi sukmadinata, Metode penelitian pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007 Projono, O. S dan Pranarka, A, Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS. 1996 Sadono, Sukirno. Miro Ekonomi Teori Penantar. PT. Raja Grafindo. Jakarta 2005 Saleh, Hasanudi, Metodologi Research (Bandung: Tarsito, 1989) Soemitra, Andri, M.A. BANK dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana 2009 Sudarsono, Heri. BANK dan Lembaga Keuangan Syariah deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonisia 2008 Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Reflika Aditama. 2005 Sumitro, Warkum, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait. (Jakarta: Rajawali Press,1997) Sumodiningrat, Gunawan, Pemberdayaan masyarakat & jaring Pengaman Sosial Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999
85
B. Internet http://bmt-link.co.id/perkembangan-beberapa-bmt/s PINBUK Jakarta Pusat
Data
diperoleh
dari
www. Policy. hu/suharto/modul_2/pemberdayaan ekonom masyarakat_uks_12 htm
C. Karya Ilmiah “Profil Lembaga Koperasi Pondok Pesantren Mu’allimien/Baitul Maal Wat Tamwil Khairul Ummah”
D. Wawancara Pribadi Wawancara dengan Bu Eneng, Bendahara PD pasar TOHAGA, pada hari sabtu 20 November 2010 Wawancara dengan Pepi Januar Pelita, ketua BMT Khairul Ummah, pada hari senin 11 Oktober 2010 Wawancara dengan bu Ani, Pedagang Warung Kopi, Mainan dan Alat-alat Tulis dipasar Leuwi. Liang pada hari rabu 13 Oktober 2010 Wawancara dengan pak Odih, Pedagang Grosiran Telur dipasar Leuwi. Liang pada hari rabu 13 Oktober 2010 Wawancara dengan bu Romlah, Pedagang Buah-buahan di pasar Leuwi. Liang pada hari kamis 14 Oktober 2010 Wawancara dengan pak Ahmad, Pedagang Pakaian dipasar Leuwi. Liang, pada hari minggu 17 Oktober 2010 Wawancara dengan Nuoval, Pedagang Grosiran Minuman dipasar Leuwi. Liang pada hari minggu 17 Oktober 2010