PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN MEMBUAT DAN MEMANFAATKAN LIMBAH ORGANIK 1
Sufianto, 2Wiyono dan 3Sri Mursiani Arifah
Universitas Muhammadiyah Malang, Jl. Raya Tlogomas 264, Malang 65144, Jawa Timur
Abstrak Kerjasama antara kelompok pengajian dengan masyarakat disekitarnya merupakan potensi sosial dalam memproduksi varian organik dan memanfaatkannya untuk ikut menciptakan lingkungan yang bersih dan indah, sekaligus membantu pihak pemerintah dalam mengurangi dan memanfaatkan limbah rumah tangga.Keberhasilan kelompok dalam bekerjasama untuk dapat menghasilkan varian produk organik yang berkualitas dan memenuhi Standar Nasional Indonesia terutama kaitannya dengan pemanfaatannya. Melalui metode pengumpulan limbah rumah tangga yang telah memilah atas golongan organik dan anorganik kemudian masuk tempat pengumpulan limbah maka varian produk organik dapat dilakukan secara berkesinambungan dengan sistem pengorganisasian yang sistematis dan terencana.Produk organik berupa: pupuk cair organik, kompos, bamecing (bahan media cacing), bapacing (bahan pakan cacing), bapaterle (bahan pakan ternak lele) dalam waktu 14-17 hari, siap dimanfaatkan untuk tanaman hartikultura baik golongan sayur-sayuran, buah-buhan maupun bungabungaan, pakan dan media ternak cacing dan pakan ternak ikan lele. Kata kunci: Limbah dan Produk organik 1.
PENDAHULUAN
Membaurnya kelompok pengajian dengan masyarakat dapat mengatasi permasalahan yang ada lebih kreatif, inovasi dan menghasilkan produk berdayaguna serta efisien.Pada umumnya keberadaan limbah rumah tangga sering diabaikan dan terabaikan oleh kelompok sosial disekitarnya namun dampaknya sangat dirasakan oleh kelompok tersebut, terutama berkaitan dengan kondisi lingkungan dan ancaman terhadap kesehatan kelompok tersebut. Wilayah kelompok masyarakat Kelurahan Merjosari dengan jumlah KK 1350 atau 5400 jiwa, setiap harinya limbah rumah tangga yang organik mencapai 2,5 – 5 ton, ini berarti dalam satu bulan mencapai 75 ton -15 ton, dari jumlah ini belum dimanfaatkan sama sekali oleh masyarakat untuk kepentingan sekaligus menyelesaikan hal lain yang dihadapi oleh masyarakat tersebut. Dampak yang muncul terutama di musim hujan, tersebar bau yang tidak enak, banyak lalar yang dapat menyebarkan dan mengancam kesehatan masyarakat disekitarnya. Kelompok pengajian, bersama masyarakat berpotensi dan melihat peluang ini untuk berpartisipasi dalam menekan dampak negatif dari keberadaan limbah lewat kegiatan mengolah limbah tersebut menjadi beberapa varian produk organik seperti pupuk cair organik, kompos, bamecing (bahan media cacing),
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
291
bapacing (bahan pakan cacing), bapaterle (bahan pakan ternak lele) sebagai sumber nutrien dan pemulihan kemampauan tanah. Pembuatan dan pemanfaatan serta pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi produk seperti di atas dibutuhkan informasi, pengetahuan, ilmu, teknologi, keterampilan dan pengalaman. Hal ini menjadi pembatas dalam kelompok pengajian dan masyarakat, sehingga diperlukan kerjasama dengan pihak lain yang dapat: memberikan pencerahan, pelatihan dan pendampingan, agar memiliki wawasan, pengetahuan, menjadi terampil serta berhasil dalam mengolah limbah secara benar dalam aplikasi pemanfaatannya. Berdasarkan hasil penelitian, pada limbah rumah tangga terdiri dari 70-76% bahan organik, dan dapat diolah menjadi material yang bermanfaat dengan perbandingan bahan dan menggunakan motor alami yaitu jasad renik atau mikroorganisme. Secara alami proses penguraian berlangsung 5-12 bulan namun dengan teknologi yang efektif hanya dibutuhkan waktu 14-17 hari. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengolahan bahan organik menjadi berbagai varian produk dengan menyertakan terknologi, dapat berupa jenis, perbandingan, kombinasi, komposisi, ukuran yang dikambinasikan dengan organisme pengurai baik berupa mikrooragnisme maupun cacing didapat produk yang bermanfaat bagi lingkungan maupun tanaman atau ternak, dengan kandungan berbagai unsur makro, mikro maupun zat perasang alami. Tujuan program ini, bagi mitra kerja adalah: 1. Dapat mengetahui teknologi untuk membuat berbagai produk dengan bahan limbah organik rumah tangga yang berguna bagi tanaman, ternak cacing, ternak ikan lele. 2. Dapat informasi tentang teknik membuat dan memanfaatkan limbah organik rumah tangga menjadi berbagai produk organiki, 3. Dapat mengikuti pelatihan dan pendampingan dari tenaga yang menguasai bidangnya dan dapat menyelesaikan setiap permadsalahan yang timbul dan 4. Dapat menguasai cara mengelola limbah rumah tangga menjadi berbagai produk organik yang bermanfaat dan dapat berkelanjutan. Manfaat dari program ini bagi kelompok pengajian dan masyarakart sekitar dapat berpartisipasi aktif dalam menciptakan lingkungan dengan memanfaatkan limbah rumah tangga serta mengubahnya menjadi berbagai produk organik yang bermanfaat. 2.
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan dengan model metode partisifasi aktif dari setiap anggota keluarga pengajian dan masyarakat. Setiap ibu rumah tangga anggota dan masyarakat dapat memisahkan sampah organik dan anorganik di rumah masing-masing, kemudian sampah tersebut dikumpulkan pada satu tempat pengolahan yang akan di olah oleh kaum remaja dan bapak-bapak menjadi berbagai produk organik, kemudian produk yang dihasilkan tahap awal dibagikan pada setiap anggota dan masyarakat sebagai bentuk pengenalan produk, pada tahap selanjutnya dijual untuk modal keberlanjutan kegiatan. Guna keefektifitas penggunaan maka disertakan juga cara penggunaannya. Secara periodik dilakukan koordinasi dan diskusi sebagai bahan evaluasi kegiatan baik dari bahan, proses, maupun tentang pembukuan, pemasaran, keuangan dan pengembangan kegiatan. Potensi Ekonomi Produk Kualitas dan harga produk yang dihasilkan dapat bersaing dengan produk pupuk organik lain yang ada di pasaran karena produk ini secara komersil sudah tersedia di wilayah Malang, namun harganya
292
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
masih tinggi dan bahan yang diperlukan tidak berdasarkan bahan yang tersedia lingkungan sehingga tidak efisien . Nilai Tambah Produk dari Sisi IPTEKS Sisi IPTEKS, nilai tambah produk organik yang dihasilkan adalah: a.Dapat mengajak masyarakat untuk ikut menciptakan lingkungan yang bersih, dan sehat, b. Menambah wawasan kelompok pengajian dan masyarakat tentang cara mengolah dan memanfaatkan limbah rumah tangga c. Dapat meningkatkan hubungan sosial sesama anggota dan masyarakat, e. Dapat mencegah pencemaran likungan dan meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah mitra 3.
HASIL PELAKSANAAN
Tahap sosialisasi program dilakukan dua tahap dikelompok pengajian, dan kelompok masyarakat yang waktunya malam hari dan dihadiri seluruh anggota pengajian. dilanjutkan diskusi baik mengenai materi maupun tentang teknik pelaksanaan. Adapun dokumentasi sosialisasi seperti disajikan pada Gambar 1 dan 2.
Gambar 1 dan 2. Dokumentasi suasana sosialisasi dan penyuluhan serta pendidikan untuk masyarakat Pada acara sosialisasi program diberikan dengan cara diberi makalah satu persatu dan setelah dijelaskan dilanjutnya tanya jawab dan diskusi. Banyak pertanyaan yang muncul terutama tentang konsep, teknik pelaksanaan dan keberlanjutan dari program. Tahap Pengumpulan Limbah Limbah yang ada setiap di rumah dipisahkan antara jenis organik dan anorganik kemudian limbah tersebut diserahkan atau dikumpulkan pada tempat pengolahan yang telah disepakati pada tiap blok dan limbah tersebut akan diangkut ke pusat pengolahan limbah. Tahap Pengolahan Limbah Dalam proses pengolahan limbah semua limbah digabung baik dari rumah tangga, Adapun dokumetasi sebagain bahan yang terkumpul seperti disajikan pada Gambar 3
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
293
Gambar 3 Dokumentasi bagian limbah dari rumah tangga yang disetorkan oleh ibu-ibu kepada anggota dan masyarakat sebagai pelaksana untuk diolah menjadi pupuk cair organik. Semua bahan yang disetorkan dari para ibu, anggota, maupun masyarakat sekitar setelah itu diolah dimana dengan cara dicacah sehalus mungkin, kemudian dicampur dan diaduk rata. Terakhir campuran tersebut doitambahkan air kelapa, air beras, molase diaduk kembali hingga rata dan ditutup rapat namun dibuatkan saluran untuk membuang gas lewat botol yang diisi air. Hal ini bertujuan untuk membuang gas tetapi gas diuraikan terlebih dahulu lewat air dengan harapan gas yang dilepas tidak menimbulkan bau, sehingga tidak mencemari lingkungan. Setlah jadi maka ampasnya di jadikan kompos, bahan media ternak cacing, bahan pakan cacing dan bahan pakan ternak lele. Adapun contoh produk varian dari limbah rumah tangga seperti disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Produk varian bahan organik :pupuk cair, kompos, bahan pakan cacing, bahan media tewrnak cacing , bahan pakan ternak lele Selama proses fermentasi dilakukan pengukuran suhu dan pH yang difermentasi. Pengukuran ini untuk mengetahui berjalanya proses fermentasi, sampai telah menunjukkan suhu kamar yang yaitu berkisar 25 – 27oC dan sifatnya stabil selama 3 hari pertanda proses fermentasi telah selesai. Begitu juga dalam hal pencatatan tingkat keasaman, jika pH cairan telah menunjukkan angka mendekati 7 dan stabil dalam 3 hari maka disimpulkan proses fermentasi selesai dan cairan dapat dimanfaatkan Manfaat
294
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
sebagian varian produk limbah ortganik rumah tangga berupa pupuk cair, kompos, kotoran cacing seperti disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Aplikasai pupuk cair, kompos, kascing terhadap berbagai tanaman dalam pot: jenis sayuran, bungaan, dan buahan Pemanfaatan limbah rumah tangga menciptakan lingkungan yang asri hijau, segar yang bermanfaat bagi kesehatan mata juga lingkungan. Adanya komitmen bersama untuk dapat mengolah dan memanfaatkan limbah yang ada secara bersama dan rutin maka akan dapat menjadi motivasi bagi kelompok masyarakat yang lain. IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan, pelaksanaan kegiatan ini : kelompok pengajian dan masyarakat terjalin ikatan yang lebih erat, juga dapat, mampu mengolah, memanfaatkan limbah rumah tangga, menciptakan lingkungan yang bersih serta dapat menjadi motivasi, contoh bagi kelompok masyarakat yang lain, karena bernilai sosial dan ekonomi Saran, berdasarkan kesimpilan di atas maka dapat disarankan agar para anggota kelompok pengajian dengan masyarakat untuk membuat komitmen bersama untuk berkesinambungan kegiatan ini
DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5]
Anonimous, 2010. Dinas Perikanan Propinsi DKI Jakarta, Perbaikan Perikanan Diversifikasi brosur Informasi Proyek, tahun 2010). Arifin, Z. dan A. Krismawati. 2008. Pertanian Organik Menuju Pertanian Berkelanjutan. Bayumedia Publishing. Malang. 151 hal. Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2010b.. Hasil Sensus Penduduk 2010 Kota Malang. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2010a.. Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010. Diakses pada tanggal Agustus 2012 pada www. BPSRI.co.id Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2012. Produksi Sayuran Selada September 2012. Diakses pada tanggal Agustus 2012 pada www. BPSRI.co.id
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
295
[6] [7] [8] [9] [10] [11] [12]
Mursiani S.A. 2011. Kajian efek aplikasi kompos dan kascing terhadap tanaman pakcoy. Lap. Penel. UMM. Nandang R. 2010. Kajian Kulit Kayu Sengon Menjadi Pupuk Organik dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon. Lap. Penel. UMM Nugroho, P. 2012. Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair : Untung Mengalir dari Pupuk Kompos Cair. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. Sufianto .2012. Kajian aplikasi ukuran frekuansi penggunaan pupuk cair pada tingkat pH media netral terhadap tanaman pakcoy. Lap. Penel. UMM Sufianto. 2013. Pembuatan dan pengujian Pupuk Cair Organik terhadap sayuran pakcoi. Lap. Penel. Block grant FPP. Sufianto, 2014. Perbandingan dan ukuran pemanfaatan limbah organik rumah tangga untuk tanaman sayuran. Laporan penelitian FPP. Sufianto. 2015. Pembuatan dan pengujian Pupuk Kompos terhadap sayuran andewi. Lap. Penel. Block grant FPP.
296
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk