PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS X SMA PASUNDAN 7 BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) Muhamad Fajar Rizkia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia email :
[email protected]
Abstrak Menulis cerpen merupakan salah satu pembelajaran yang diajarkan pada siswa SMA kelas X. Menulis cerpen adalah suatu proses kreatif yang memerlukan daya imajinasi dan pengolahan kata-kata sehingga menciptakan jalan cerita yang mampu tergambarkan dengan baik bagi pembaca. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen kuasi dengan menggunakan kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming). Berdasarkan pada hasil tes awal, kemampuan siswa dalam menulis cerpen rata-rata pada kelas eksperimen adalah 52.01 dan pada kelas kontrol 51.87. Setelah menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) di kelas eksperimen, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 73.68 dan di kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran biasa juga mengalami peningkatan menjadi 63.12. berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan tersebut, NLP (Neuro Linguistic Programming) terbukti efektif diterapkan pada pembelajaran menulis cerpen di kelas X. Kata kunci : pembelajaran menulis cerpen, NLP (Neuro Linguistic Programming). Abstract Writing short stories is one of the lessons taught on the high school student class x. Writing short story is a creative process and require creative power of imagination and the processing of words, thus creating a storyline that capable reflected properly for the reader. Research conducted is a research quasi experiment with using the control class. This study was conducted to determine the ability of students in writing a short story using NLP (Neuro Linguistic Programming). Based on the results of the initial tests, the ability of students in writing a short story on average on an experimental class was 52.01 and on the control class 51.87. After using NLP (Neuro Linguistic Programming) in the experimental class, the average value of students increased to 73.68 and in control class that uses the usual learning also increased to 63.12. Based on the research that has been done, the NLP (Neuro Linguistic Programming) proved to be effective are applied to the learning of writing short stories in class X. Keywords: the learning of writing a short story, NLP (Neuro Linguistic Programming)
1
PENDAHULUAN Menulis merupakan kegiatan umum yang dilakukan oleh siapa saja. Oleh sebab itu, menulis merupakan hal yang sangat berkaitan dengan kehidupan seharihari. Salah satu hal yang bisa kita tulis adalah mengenai sastra seperti cerpen, puisi, atau novel. Akan tetapi, perlu kita akui bahwa menulis itu memang sesuatu yang tidak mudah karena memerlukan kreativitas dan pengetahuan atau apresiasi yang lebih. Salah satu bentuk tulisan yang berisi kreativitas, aspirasi, imajinasi, pikiran, dan perasaan siswa adalah cerita pendek. Cerita pendek atau cerpen merupakan sebuah media yang sangat penting untuk mengungkapkan sesuatu atau menceritakan sebuah pengalaman baik itu senang, sedih, susah, dan keadaan lainnya. Elfiky (2009: 14) mengemukakan definisi ilmiah dari NLP. Neuro mengacu kepada sistem syaraf, corong penghubung lima indra. Linguistic adalah kemampuan alami berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. Programming mengacu pada pola berpikir, perasaan, dan tindakan. Menurut Wikanengsih (2009: 138), penerapan NLP dalam pembelajaran dititikberatkan pada komunikasi yang terjalin antara guru dengan siswa sehingga proses pembelajaran berjalan dengan menyenangkan. Craff dalam Wikanengsih (2001: 125) mengemukakan bahwa NLP menawarkan suatu pandangan belajar yang positif dan praktis sebagai salah satu cara yang efektif bagi pembelajar pada segala lapisan usia. Dengan menggunakan prinsip NLP, seseorang dapat memanfaatkan fleksibilitas tingkah laku dalam proses pembelajaran yang baru dan menyenangkan. Pembelajaran menulis cerpen perlu menyenangkan dan NLP menawarkan pembelajaran
yang
menyenangkan.
Di
dalam
NLP
(Neuro
Linguistic
Programming) terdapat beberapa langkah yang merupakan bagian dari NLP itu sendiri yang bisa diambil dalam pembelajaran seperti penyelarasan kondisi pikiran, modelling, mind mapping, dan mengaitkan materi terhadap kegunaan kelak (future pacing).
2
Pengalaman pribadi secara langsung berperan sebagai titik fokus siswa dalam menungkapkan cerita menjadi sebuah cerpen. Apa yang siswa pikirkan dapat digali kembali melalui hal-hal yang membantu mengingatkan pengalaman seperti foto atau contoh cerita lainnya. NLP sederhana ini diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen atau dikenal juga dengan nama eksperimen semu. Pada penelitian ini, sampel diberi dua kali tes, yaitu tes awal yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung sebelum diberi diberi perlakuan dengan menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming). Test kedua adalah tes akhir yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung pada kelas eksperimen sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming). Tes dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Perbedaan pencapaian antara kelas kontrol dan kelas eksperimen akan dijadikan tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran menulis puisi di kelas X SMA Pasundan 7 Bandung.. Instrumen yang digunakan adalah tes berupa uraian bebas menulis cerpen yang diberikan pada tes awal dan tes akhir. Penilaian berdasarkan pada konpetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran. Teknik pengolahan data untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan analisis perbedaan dua rata-rata yaitu dengan uji-t dengan hipotesis: H1
: terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung dalam menulis cerpen pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H0
: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung dalam menulis cerpen pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3
Sebelum menggunakan uji-t, dilakukan uji realibilitas data, uji normalitas data dan uji homogrnitas data. Rumus uji-t yang digunakan adalah: t=
Mx-My 2 2 n1-1 s1 + n2-1 s2 1 1 + n1 n2 n1+n2-1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian, diperoleh data tes awal dan tes akhir dari kelas eksperimen. Hasil tes awal di kelas eksperimen adalah 52.01 dan hasil tes akhir di kelas eksperimen adalah 73.68. Sementara itu, hasil tes awal di kelas kontrol adalah 51.87 dan hasil tes akhir di kelas kontrol adalah 63.12. Berikut tabel yang menggambarkan nilai hasil tes awal dan akhir di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 1 Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Kelas
Tes Awal
Tes Akhir
Peningkatan
Eksperimen
52.01
73.68
21.67
Kontrol
51.87
63.12
11.25
Tabel di atas menunjukan terjadinya peningkatan nilai hasil tes uraian bebas menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan di kelas eksperimen dan pembelajaran di kelas kontrol. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Data yang telah diperoleh, selanjutnya analisis dengan melakukan uji realibilitas data, uji normalitas data dan homogenitas data untuk menguji hipotesis. Berdasarkan tabel Guilford, koefisien reliabilitas antarpenimbang untuk nilai tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol tergolong dalam korelasi tinggi seperti yang ditunjukan dalam tabel berikut ini.
4
Tabel 2 Hasil Uji Reliaibilitas Kelas
Data
Tabel Guilford
rn
Kesimpulan
yang diuji Kelas
Tes awal
0,614031 0,80–1,00(Reliabilitas sangat tinggi tinggi)
eksperimen Kelas kontrol
Tes akhir
0,788901 0,60–0,80(Reliabilitas tinggi) tinggi
Tes awal
0.79513
0,40-0,60(Reliabilitas
tinggi
sedang)
Tes akhir
0,90
0,20–0,40(Reliabilitas
Sangat
rendah)
tinggi
0,00–0,20(Reliabilitas sangat rendah)
Selanjutnya, uji normalitas data tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal seperti dalam tabel berikut ini.
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data yang
Xhitung
diuji Kelas
Tes awal
1,72
eksperimen
Tes akhir
0,93
Kelas
Tes awal
1,82
kontrol
Tes akhir
2,52
Xtabel
Kesimpulan Normal
7,81
Normal Normal Normal
Selanjutnya data dikatakan homogen setelah melakukan uji homogenitas dengan hasil dalam tebel berikut ini.
5
Tabel 4 Hasil Uji Homogenitas
(Sd) Terendah di
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
1,398
3,8
Homogen
kelas kontrol dan (Sd) tertinggi di kelas eksperimen
Berdasarkan uji reliabilitas, uji normalitas dan uji homogenitas yang telah diuraikan, diketahui bahwa data tes awal dan tes akhirmemiliki realibilitas tinggi, berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis
Uji-t
Berdasarkan 5,344>
thitung
ttabel
Kesimpulan
5,344
1,65
Signifikan
perhitungan
di
atas,
maka
dapat
diperoleh
1,65. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan
nilai rata-rata tes awal dan tes akhir kelas kontrol dan eksperimen terbukti signifikan.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang sudah dipaparkan, ada beberapa hal yang akhirnyadisimpulkan sebagai berikut. 1) Siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung mampu menulis cerpen menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming). Hal ini dilihat dari nilai rata-rata prates pada kelas eksperimen mendapatkan nilai 52.01 meningkat menjadi 73.68 pada pascates.
6
2) Siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung pada kelas kontrol cukup baik pula dalam menulis cerpen. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa kelas kontrol saat prates 51.87 dan meningkat pada pascates menjadi 63.12. 3) NLP (Neuro Linguistic Programming) efektif digunakan dalam mengajarkan menulis cerpen. Hal ini dapat dilihat berdasarkan uji t. hipotesis tersebut (5,3) >
terbukti dengan perolehan nilai
(1,65) pada taraf
kepercayaan 95%, sehingga dinyatakan hasil penelitian memiliki perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming). Ada beberapa saran yang perlu disampaikan kepada beberapa pihak agar hasil penelitian ini dapat lebih bermanfaat. Saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut. 1. Penulis merekomendasikan kepada guru untuk menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) dalam pembelajaran menulis cerpen karena strategi ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. 2. Penulis menyarankan untuk menggunakan berbagai teknik dan metode yang menyenangkan lainnya dalam melakukan pembelajaran di kelas. 3. Penulis menyarankan dalam pembelajaran terhadap siswa, guru mampu lebih memahami siswa dan mengapresiasi hasil kerja siswa. 4. Pembelajaran menulis, khususnya cerpen harus diawali dengan sesuatu strategi yang menyenangkan atau mengantusiaskan siswa. Dengan NLP (Neuro Linguistic Programming) diharapkan siswa dapat belajar lebih efektif. 5. Penelitian terhadap NLP (Neuro Linguistic Programming) disarankan untuk dilanjutkan dengan aspek kemampuan berbahasa yang lain seperti berbicara, membaca, dan menyimak.
PUSTAKA RUJUKAN Elfiky, Ibrahim. 2010. Terapi Komunikasi Efektif dengan Metode Praktis NeuroLinguistic Programming (NLP). Jakarta: Hikmah.
7
Wikanengsih. 2009. “Menerapkan Neurolinguistic Programming (NLP) dalam Pembelajaran Bahasa”. Dalam Anshori dan Sumiyadi (editor). Bahasa dan Sastra dalam Perspektif Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.
8