LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10 No 2 (2015) 69-79
ISSN : 0216-7433
PEMBELAJARAN KIMIA ITU MUDAH, ASYIK DAN MENYENANGKAN Syailani1 1. SMA Negeri 1 Banjarmasin
[email protected] (085730151518) ABSTRAK Dalam pembelajaran ilmu kimia disekolah diusahakan khususnya MTS/SMP maupun di SMK/SMA dikembangkan sesuai kemampuan sekolah dan karektristik siswa tetap mengenalkan pembelajaran kimia dilaboratorium maupun diluar laboratorium. Dalam Pembelajaran reaksi elekrokimia, ada pembelajaran sel Volta menggunakan kata yang mudah diingat siswa yaitu ACIL KASAR ( Anoda Kecil Katode Besar ) artinya Harga E0 kecil pasti anode ( oksidasi ) sedangkan harga E0 besar pasti katode ( red). Sedangkan Pembelajaran elektrolisis khususnya larutan logam IA, IIA dan Al dan Mn menggunakan elektrode tidak aktif (C, Pt ) dan sisa asam yang mengandung Oksigen ( SO4, PO4, C2O4, NO3 ). Dalam pembelajaran ini siswa menggunakan kata yang mudah diingat yaitu PASKAH ( Pada Katode gas H2) dan ANOA ( pada Anode gas O2 ). Kata kunci : kimia, mudah, menyenangkan PENDAHULUAN Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita apalagi pembelajaran kimia adalah masalah lemahnnya proses pembelajaran, di mana dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya anak didik pintar secara teoritis tetapi miskin secara aplikasi. Pendidikan kita diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi anak menjadi manusia yang cerdas, mampu memecahkan masalah hidup, membentuk manusia yang kreaktif dan inovatif. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik 69
Syailani / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10 No 2 (2015) 69-79
mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pada program Ilmu Pengetahuan Alam ( Kimia ), matematika dipergunakan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan serta lebih mengembangkan kemampuan matematika yang diperlukan dalam mempelajari bidang-bidang ilmu alam. Walaupun matematika merupakan ilmu pengetahuan murni yang bersifat abstrak, teori yang dibangun mulai dengan konsep yang diwujudkan berdasarkan kesepakatan bersama. Namun matematika saling berhubungan dan diperlukan pada bidang ilmu pengetahuan lain, tidak terkecuali bidang studi ilmu kimia. Hal ini didukung oleh. Muhaimin ( Seminar PMIPA, 1993 : 1 ) bahwa matematika saling keterkaitan dengan fenomena – fenomena alam nyata dan saling berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam yang lain. Hal yang senada dikemukakan oleh kalangan pengajar kimia dan ahli kimia ( Majalah HAI, 1991. : 66 ) berpendapat sama, bahwa ilmu kimia merupakan gabungan antara hitungan dan hapalan, sehingga memerlukan taktik khusus untuk memahaminya. Kemudian menurut Catherine Middlecamp dan Elizabeth Kean ( 1985 : 1-2 ) bahwa materi kimia bersifat berurutan dan berkembang dengan cepat melibatkan lebih dari sekedar pemecahan soal-soal dan menuntut banyak belajar. Untuk mengetahui hubungan matematika dengan mata pelajaran ilmu kimia dapat penulis tunjukkan sebagai berikut : 1. Stoikiometri Pada pembakaran sempurna 0,29 gram suatu senyawa, diperoleh 0,66 gram CO2 dan 0.27 gram H2O( C = 12 , H = 1 , O = 16 ) . Tentukan rumus senyawa tersebut ? Penyelesaian : Massa C dalam senyawa
=
massa C dalam CO2
=
×0,66 gram
= =
0,18 gram massa H dalam H2O
=
×0,27 gram
Massa O dalam senyawa
= = =
0.03 gram 0,29 – ( 0,18 + 0.03) 0,08 gram
Mol C : mol H : mol O
=
Massa H dalam senyawa
= =
,
:
,
:
,
0,016 : 0,030 : 0.005 3 : 6 : 1
Rumus senyawa tersebut adalah C3H6O 70
Pembelajaran Kimia Itu Mudah, Asyik Dan Menyenangkan
( Irfan Anshory, 1988 : 39 – 40 ) 2. Kesetimbangan Kimia 0,1 mol HI dimasukkan dalam labu 1 liter, lalu terurai menurut reaksi 2 HI H2 + I2. Jika I2 yang terbentuk adalah 0,02 mol, hitunglah tetapan kesetimbangan. Penyelesaian : 2 HI H2 + I2 Mula – mula : 0,1 Terurai : 0,04 0,02 0,02 _____ ____ ____ Setimbang : 0.06 0,02 0,02
=
(
) ( )
( ) (0.02) (0,02) = (0,06)
4 × 10 = 36 × 10 = 1,1 × 10 ( Irfan Anshory, 1988 : 166 ) 3. Larutan dan sifat – sifatnya Tentukan titik didih larutan 17,4 gram K2SO4 dilarutkan dalam 250 gram air. Kb air = 0,52 dan ∝= 0,95 Penyelasaian : Mr . K2SO4 = 2 × 39 + 32 + 4 × 16 = 174 , = 0,1 mol / 250 ml K2SO4 = m
=
0,1 ×
=
0,4 2 K + SO4 n=3 = . m × ( 1 + ( − 1) ) A = 0,52 × 0,4 × ( 1 + ( 3 − 1 )0,95 ) = 0,52× 0,4 × 2,9 = 0,6032 Titik didih larutan = 100 + 0.6032 = 100,6032oC K2SO4
PEMBELAJARAN KIMIA MUDAH, ASYIK DAN MENYENANGKAN Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas 71
Syailani / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10 No 2 (2015) 69-79
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk. Menelaah permasalahan hubungan matematika dengan ilmu kimia yang telah ditunjukkan, maka pada proses belajar mengajar ilmu kimia perlu adanya teknik atau cara yang ditempuh dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan – permasalahan ilmu kimia itu diantara nya penulis dapat merumuskan langkah – langkah sebagai berikut : 1. Siswa harus menuliskan reaksi kimia atau rumus kimia. 2. Siswa menuliskan perbandingan koefisien reaksi kimia. 3. Siswa harus mengetahui satuan yang digunakan. 4. Siswa harus tahu cara menghitung dan tata aturan dalam matematika. Senada dengan hal di atas para ahli kimia juga memberikan petunjuk tentang teknik atau cara yang harus ditempuh siswa dalam menyelesaikan permasalahan ilmu kimia diantaranya : 1. Hiskia Ahmad ( 1993 : 3 ), petunjuk yang ditempuh dala menyelesaikan soal – soal kimia adalah : a. Baca sepintas soal, untuk memperoleh gambaran umum tentang soal. Pada tahap ini, jangan sampai ke detail. Tidak perlu memperhatikan angka – angka dan rumus khas yang menyangkut soal. Baca seluruh saol tanpa berusaha menganalisannya sampai detail. Ingat bahwa pada tahap ini Anda hanya berkepentingan untuk memperoleh gambaran umum tentang soal b. Setelah memperoleh gambaran umum tengtang soal, tahap mengidentifikasi apa yang akan dihitung. Perhatikan kata – kata kunciseperti “ Cari......” atau “Berapa.....”. Apa.....”. Hal – hal ini diperlukan untuk memberikan arah mencari jawaban. Anda dapat juga memperkirakan ( dengan Ilmiah ) tentang jawaban , meskipun hal ini tidak terlalu penting. c. Sekarang anda telah mengetahui ke arah mana Anda bekerja, perhatikan informasi yang terdapat pada soal . Jangan risau dulu tentang angka – angka. Selidiki sifat dari data yang diberikan. Kadang – kadang dapat membatu untuk mengekstrak data dari kata – kata pertanyaan dan menyusunnya sehingga apakah ada rangkaian dengan Kata – kata.
72
Pembelajaran Kimia Itu Mudah, Asyik Dan Menyenangkan
d.
Perhatikan macam perhitungan yang kan menggunakan data. Jangan risau dengan angka – angka . Analisa bagaimana Anda menggabungkan data untuk memperoleh jawaban yang diperlukan. Perhatikan satuan – satuan pada data dan satuan yang akan digunakan pada jawaban. Perhatikan atau cari mata rantai yang tidak terdapat, Baik dalam data atau pengetahuan yang akan Anda gunakan dalam mengahadapi soal semacam itu. Pada tahap ini Anda harus yakin untuk menggunakan persamaan reaksi atau rumus matematika. Gunakan kertas, bukan diluar kepala. e. Sekarang Anda harus memperhatikan angka – angka. Pada tahap ini semua informasi telah tersusun dan Anda memutuskan bagaimana cara memecahkan masalah soal. Jika tahap 1 sampai dengan 4 telah dilakukan dengan baik, pada tahap ini tidak sukar unutk memperoleh jawaban. f. Perhatikan jawaban yang diperoleh . Apakah jawabannya masuk akal ? Apakah satuannya benar ? 2. W. Harjadi ( 1990 : 20 ), langkah – langkah pemecahan soal dalam reaksi kimia adalah : a. Menulis persamaan reaksi. b. Melengkapi persamaan tersebut dengan koefisien reaksi. c. Mencari zat yang diketahui jumlahnya dan ( bila masih perlu ) mengubah jumlah itu menjadi jumlah dalam satuan nol. d. Berdasarkan perbandingan koefisien, menentukan jumlah mol zat yang ditanyakan banyaknya. e. Jumlah mol zat yang dicari selanjutnya diubah menjadi jumlah gram atau dalam satuan lain sesuai dengan soal nya ( misalnya, gas dapat ditanyakan dalam satuan volume pada suhu dan tekana tertentu ). f. Memeriksa kebenaran hitungan . Dalam memecahkan soal kimia tidak sekedar menerapakan suatu urutan langkah yang harus diingat Jika hanya mengandalkan seperti itu, maka bila soal diubah sedikit saja, murid sudah merasa kesulitan, sebab urutan langkah – langkah yang dihafalnya mungkin tidak sesuai lagi. Lain halnya apabila murid mengerti inti dan latar belakang soal – soal yang diubahnya di lihatnya sebagai “ Soal baru “ yang belum ia kenal, melainkan sebagai variasi dari soal yang ia sudah pahami betul prinsipnya. Ia tetap akan sanggup memecahkannya. Tidak mustahil ia akan berani berkaok : “ Tidak ada soal kimia yang sulit ! “ ( Harjadi , 1989 ). Sekali lagi janganlah hendak menghapal cara menjawab soal ! memang berusaha untuk mengerti sering meminta usaha yang lebih ; memang dalam belajar Kimia ada hal – hal yang harus dihapal, misalnya menyangkut fakta antara lain simbol unsur, rumus molekul asam,valensi, aturan – aturan tertentu, dan konsep – konsep. Namun dalam menghafal harus diusahakan menggunakan logika, untuk melihat hubungan – hubungan yang dapat diturunkan dari fakta yang tersedia itu. Selain harus di hafal, tahu , dan mengerti, untuk penguasaan yang memadaai juga diperlukan latihan yang cukup banyak dan mandiri. Mandiri 73
Syailani / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10 No 2 (2015) 69-79
disini diartikan tanpa melihat lagi contoh yang diberikan, tetapi berdasarkan pengertian sendiri ( Harjadi , 1989 ). Mata pelajaran Kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Untuk mempelajari ilmu Kimia secara baik diperhatika ciri – ciri Kimia itu sendiri yaitu ; Bersifat abstrak, membahas atom dan molekul yang tak tampak. Diajarkan dalam bentuk yang lebih sederhana dari pada kenyataannya. Bersifat berurutan dan berkembang dengan cepat. Melibatkan lebih dari sekedar pemecahan soal – soal . Menuntut banyak belajar . Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulisMeningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat. Memahami konsep,prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Mata pelajaran Kimia di SMA/MA merupakan kelanjutan IPA di SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut. Struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia, stoikiometri, larutan nonelektrolit dan elektrolit, reaksi oksidasi-reduksi, senyawa organik dan makromolekul. Termokimia, laju reaksi dan kesetimbangan, larutan asam basa, stoikiometri larutan, kesetimbangan ion dalam larutan dan sistem koloid. Sifat koligatif larutan, redoks dan elektrokimia, karakteristik unsur, kegunaan, dan bahayanya, senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya, Makromolekul.
74
Pembelajaran Kimia Itu Mudah, Asyik Dan Menyenangkan
MEMBIMBING DALAM MEMECAHKAN MASALAH PEMBELAJARAN Pada saat membimbing anak untuk dapat memahami, mengerti dan mengaplikasi secara kontektual, baik pada mata pelajaran ilmu kimia maupun mata pelajaran lain, anak harus kita bimbing sedemikian rupa agar anak dapat mengidentifikasi , menghayati, memahami dan mencari cara – cara pemecahannya. Ketika membimbing peserta didik untuk memecahkan masalah, ada beberapa hal yang perlu diupayakan agar mereka mampu memecahakan masalah dengan baik, yaitu : a. Kehangatan dan kenyamanan hubungan suasana hubungan yang hangat dan nyaman antara siswa dan guru selama proses belajar mengajar akan sangat mendukung terciptanya proses pembelajaran pemecahan masalah yang sangat bermakna. b. Kemampuan peserta didik tentang materi prasyarat Dengan menguasai materi prasyarat,masalah akan dapat terpecahkan dengan lebih mudah dan efektif. Guru tidak perlu mengulang lebih jauh dan membenahi prasyarat yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut , tetapi apabila memang materi prasyarat tersebut belum dikuasai oleh anak peserta didik dengan baik, maka diperlukan pengulangan materi prasyarat terebut, karena itu sudah merupakan sifat dari kimia yang secara hirakis menuntut adanya materi prasyarat. Oleh sebab itu indikator daya serap pencapaian hasil belajar hendaknya tidak hanya difokuskan pada prosentase materi tetapi hendaknya ditekankan kepada sejauh mana materi tersebut dapat dipahami dan dikuasai oleh anak peserta didik. c. Antusias anak untuk memecahkan masalah Antusias dan merasa tertantang untuk memecahkan masalah merupakan hal yang harus diupayakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Persoalan yang tidak menimbulkan antusias dan tantangan kepada anak peserta didik untuk menyelesaikan bukanlah suatu masalah. Banyak aspek positif yang muncul kalau kita mampu membuat siswa selalu merasa antusias dan tertantang. Aspek positif itu bukan hanya untuk keperluan belajar pada mata pelajaran tetapi yang juga untuk kperluan hidup sehari – hari. d. Memberikan petunjuk yang tidak terlalu eksplisit. Ketika anak peserta didik mengalami kebutuhan dalam upayanya memecahkan masalah, guru perlu memberikan petunjuk baru tetapi tidak boleh terlalu eksplisit. Kalau petunjuk yang diberikan sangat jelas kesempatan bagi anak peserta didik untuk menemukan gagasan yang sesuai dengan pola fikirnya akan hilang. Sehingga kesempatan untuk dapat mengembangkan daya nalar secara optimal akan hilang. Kita harus dapat menahan diri untuk memberikan petunjuk serinci mungkin saat awal anak menemukan gagasannya. e. Keterbukaan guru untuk menerima perbedaan Sebagai guru kita harus mampu menerima perbedaan cara berfikir pada anak peserta didik, meskipun cara yang dilakukan berbeda dengan cara yang 75
Syailani / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10 No 2 (2015) 69-79
diajarkan didalam kelas. Ini merupakan hal yang sangat penting didalam proses belajar mengajar. Karena apabila cara berfikir peserta didik sudah dianggap tidak efektif dan efesien maka hal itu akan mengendorkan semangat bagi anak tersebut. Dan harus kita akui bahwa masih banyak guru yang menganggap bahwa berfikirmereka itu adalah cara berfikir yang paling baik, efektif dan efesien. 1.
AJAIBNYA IKATAN ION ( IKATAN KIMIA ) LOGAM NATRIUM + LOGAM KLORIN = GARAM MEJA
Natrium termasuk logam yang cukup umum, unsur ini berkilau, lunak dan merupakan konduktor yang baik, selalu sangat reaktif. Natrium disimpan di dalam minyak tanah untuk mencegah bereaksi dengan air yang berasal dari udara. Jika sepotong natrium yang meleleh dan meletakannya ke dalam beaker gelas yang berisi penuh gas klorin yang berwarna kuning kehijauan. Natrium yang meleleh mulai bercahaya dengan cahaya putih yang semakin lama semakin terang. Gas klorin akan teraduk dengan segera warna gas mulai menghilang, dalam beberapa menit reaksi selesai dan gelas beaker dapat aman di buka. Garam meja atau NaCl yang terendapkan di dalam gelas beaker. Proses pembentukan garam meja adalah sesuatu yang menakjubkan dan ini dilakukan dalam pembelajaran Ikatan Kimia khususnya Ikatan ion akan memudahkan siswa dalam menerima pembelajaran ikatan kimia karena melihat langsung proses pembentukan garam meja tersebut. Pembelajaran ikatan kimia khususnya ikatan ion dapat dilakukan disekolah dilakukan dilaboratorium untuk mengenalkan materi pembelajaran kimia dalam kehidupan sehari-hari. Ikatan Kimia dikurikulum KTSP maupun Kurikulum 2013 kontentnya terdiri atas ikatan ion dan kovalen. Untuk ikatan ion terjadi antara unsur-unsur logam dan non logam, untuk memudahkan anak dalam belajar ini menginngatnya dengan kata LION ( Li = Logam, On = non Logam ) sedangkan ikatan kovalen untuk memudahkan mengingatnya dengan kata KONON ( Ko= Kovalen Non = Non logam ) ikatan ini terjadi antara atom-atom non logam. 2.
KUBIS MERAH BASA )
OBAT PENCAHAR KUNO (INDIKATOR ASAM
Indikator adalah zat pewarna organik (alam) yang mengalami perubahan warna karena keberadaan asam atau basa. Kubis merah salah satu tanaman sebagai indikator asam basa, jika tanaman ini tumbuh ditanah masam bunganya merah muda, jika ditanah basa atau alkalis bunganya berwarna biru. Jika kita meminta siswa untuk memotong kubis merah dan merebusnya, kemudian mengambil cairan tertinggal kemudian mereaksikan dengan larutan asam, cairan tersebut berubah menjadi merah muda, saat dicampur dengan larutan basa, cairan tersebut berubah menjadi kehijauan. Cairan yang bersifat basa ini diambil masukan kedalam wadah/mangkok masukan sedotan kedalam larutan bersifat basa dan meniupnya akhirnya cairan akan berubah menjadi biru. Hal ini menunjukan cairan berubah menjadi agak asam, karena karbondioksida yang 76
Pembelajaran Kimia Itu Mudah, Asyik Dan Menyenangkan
terkandung dalam napas akan bereaksi dengan air membentuk asam karbonat. Cairan kubis merah dapat digunakan dalam membantu proses pencernaan lambung atau obat pencahar kuno. Pembelajaran larutan asam basa khususnya indikator alam banyak ditemukan dalam kehidupan sehingga semua sekolah dapat melakukan kegiatan percobaan ini, walaupun sekolah tidak memiliki laboratorium dan mengenalkan materi pembelajaran ini lebih menarik dan menyenangkan. 3. ANODA KECIL KATODE BESAR = SEL VOLTA/BATEREI ANOA = PASTI PADA ANODA TERJADI GAS OKSIGEN PASKAH = PASTI PADA KATODE TERJADI GAS HIDROGEN Reaksi Redoks dan Elektrokimia Jika reaksi oksidasi dapat dipisahkan dari reaksi reduksi, kemudian elektronnya dapat dialirkan melalui kawat maka akan terjadi aliran elektron atau arus listrik. Reaksi redoks dapat diubah menjadi arus listrik atau energi kimia diubah menjadi energi lisrik. Jumlah energi listrik yang dapat dihasilkan oleh sel volta tergantung pada perbedaan potensial antara kedua elektrode. Arus listrik yang terjadi pada sel volta disebabkan karena elektron-elektron mengalir dari elektrode negatif ke elektrode positif. Karena perbedaan potensial antara kedua elektrode. Dalam menentukan potensial elektrode diperlukan potensial mutlak suatu elektrode tidak dapat diukur yaitu elektrode standar yang digunakan elektrode hidrogen. Menurut perjanjian : elektrode yang lebih mudah mengadakan reaksi reduksi dibandingkan elektrode H2 diberi harga potensial reduksi positif, elektrode yang lebih sukar mengadakan reaksi reduksi dibandingkan dengan elektrode H2 diberi harga potensial reduksi negatif. Untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran ini menggunakan kata Anoda Kecil Katode Besar artinya harga potensial kecil sebagai anoda, sedangkan harga potensial besar sebagai katode Reaksi elektrolisis merupakan rangkaian dua elektrode yaitu anode dan katode yang dicelupkan kedalam larutan elektrolit. Larutan elektrolit hanya berfungsi menghantarkan listrik. Elektron akan mengalir dari anode ke katode. Reaksi elektrolisis terjadi pada katode kation (ion-ion positif ) direduksi pada katode dengan ketentuan ion hidrogen dari suatu asam direduksi menjadi gas Hidrogen, begitu juga logam Larutan Golongan IA, IIA, Al dan Mn tidak direduksi, direduksi adalah air yang dihasilkan juga gas hidrogen dan larutan bersifat alkalis. Karena sama –sama dihasilkan gas hidrogen, siswa dapat dibimbing menggunakan kata PASKAH artinya pasti pada katode terjadi gas hidrogen. Reaksi eletrolisis yang terjadi pada Anoda adalah reaksi Oksidasi. Ion Hidroksil dan sisa asam ( SO4, PO4, CO2, C2O4 ) yang mengandung oksigen dioksidasi menghasilkan gas oksigen dan larutan bersifat asam, Untuk memudahkan siswa dalam reaksi dianode menggunakan kata ANOA artinya pada anoda pasti terjadi gas oksigen, Sedangkan sisa asam yang lain seperti ion golongan VIIA menghasilkan gas Cl2, Br2, I2 77
Syailani / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10 No 2 (2015) 69-79
PENUTUP Dalam pembelajaran ilmu kimia disekolah diusahakan khususnya MTS/SMP maupun di SMK/SMA dikembangkan sesuai kemampuan sekolah dan karektristik siswa tetap mengenalkan pembelajaran kimia dilaboratorium maupun diluar laboratorium. Dalam pembelajaran disekolah dapat dilaksanakan pembelajaran sebagai berikut : 1.
AJAIBNYA IKATAN ION ( IKATAN KIMIA ) LOGAM NATRIUM + LOGAM KLORIN = GARAM MEJA LION = Ikatan Ion sedangkan KONON = Kovalen non Logam. Pembelajaran ini dapat digunakan dalam kelas khususnya siswa kelas X.
2.
KUBIS MERAH BASA )
OBAT PENCAHAR KUNO (INDIKATOR ASAM
Kubis merah dapat dilaksanakan dalam percobaan Indikator alami, khususnya asam basa dalam laboratorium maupun diluar laboratorium. 3.
ANODA KECIL KATODE BESAR = SEL VOLTA/BATEREI ANOA = PASTI PADA ANODA TERJADI GAS OKSIGEN PASKAH = PASTI PADA KATODE TERJADI GAS HIDROGEN. Dalam Pembelajaran reaksi elekrokimia, ada pembelajaran sel Volta menggunakan kata yang mudah diingat siswa yaitu ACIL KASAR ( Anoda Kecil Katode Besar ) artinya Harga E0 kecil pasti anode ( oksidasi ) sedangkan harga E0 besar pasti katode ( red). Sedangkan Pembelajaran elektrolisis khususnya larutan logam IA, IIA dan Al dan Mn menggunakan elektrode tidak aktif (C, Pt ) dan sisa asam yang mengandung Oksigen ( SO4, PO4, C2O4, NO3 ). Dalam pembelajaran ini siswa menggunakan kata yang mudah diingat yaitu PASKAH ( Pada Katode gas H2) dan ANOA ( pada Anode gas O2 ).
78
Pembelajaran Kimia Itu Mudah, Asyik Dan Menyenangkan
DAFTAR RUJUKAN Agus Fuadi, M.,2007, Pengaruh Pendekatan Ketrampilan Proses Sains Melalui Eksperimen Menggunakan Kit dan Alat Sederhana pada Pembelajaran Fisika Ditinjau dari Kreativitas Siswa, Tesis, PPs:UNS. Anita Lie., 2005, Cooperatif Learning, Jakarta : Grasindo. Arends Richard I, 2008, Learning To Teach ( Belajar Untuk Mengajar), Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Arifin, Mulyati. 1994. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia Bandung : Airlangga Press Arikunto, S. 1997, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007, Permendiknas RI Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompotensi Guru, Jakarta, Badan Standar Nasional Pendidikan. Browing & Burnham, 1977, Effective Learning in Schools, London, Financial Times Pitman Publising. Christopher Bowring-Carr and John Wast Bu rham, 1977, Effective Learning in Schools, London, Financial Times Pitman Publising. Darliana, 1998, Dasar-Dasar Teknik Berpikir Untuk Pendidikan IPA, Bandung, Pusat Pengembangan Penataran Guru IPA Bandung. Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Standar Kompotensi Mata pelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, Jakarta, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
79
Syailani / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10 No 2 (2015) 69-79
80