PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA YANG BERFOKUS DAN KOMUNIKATIF Juhana Sakmal
Abstrak, Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas-kelas SD banyak yang kurang padu, tidak berfokus, dan kurang komunikatif. Padahal, KBK dan KTSP menghendaki pembelajaran bahasa Indonesia yang padu, berfokus, dan komunikatif. Fokus inilah yang menjadi pusat perhatian dan pusat kegiatan belajar dalam satu pertemuan pembelajaran yang padu dan komunikatif. Kajian ini berisi uraian dan contoh rancangan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang padu, berfokus, dan komunikatif di SD. Kata kunci: Padu (terdiri atas dua sampai tiga aktivitas berbahasa dalam satu pembelajaran), focus (sasaran utama pembelajaran), komunikatif (sesuai konteks peristiwa komunikasi)
dalam pembelajaran. Padahal, pemaduan 2
PENDAHULUAN Kurikulum Bahasa Indonesia SD yang berbasis
program
dan aspek kebahasaan harus ada dalam satu
mengembangkan
pembelajaran. Dalam kegiatan inti RPP juga
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan
tidak jelas fokus pembelajarannya. Kegiatan
sikap positif terhadap bahasa dan sastra
pembelajaran yang dirancang dalam RPP
Indonesia. Karena itu, KBK Bahasa Indonesia
kurang
SD
merupakan
yang
kompetensi
dirancang
disusun
merupakan
atau 3 komponen keterampilan ber-bahasa
untuk
de-ngan
merujuk
kepada
komunikatif. komponen
Komponen yang
penilaian
paling
jelas
pendekatan terpadu, pendekatan komunikatif,
menunjukkan bah-wa RPP tersebut banyak
dan pendekatan siswa aktif.
yang tidak memiliki fokus pembelajaran. Ben-
Namun, fakta yang banyak terjadi di
tuk atau alat penilaian hasil belajar tidak
kelas-kelas SD ialah pem-belajaran bahasa
sesuai dengan Kompetensi Da-sar (KD) yang
dan sastra Indo-nesia yang kurang padu, tidak
ingin
ber-fokus, dan kurang komunikatif. Dari RPP-
“Mendeskipsikan benda-benda di sekitar dan
RPP yang disusun oleh banyak mahasiswa
fungsi anggota tubuh dengan kalimat seder-
PGSD Alih Program, yaitu mahasiswa yang
hana.” KD ini diambil dari rumpun ”berbicara”.
sudah menjadi guru SD, dapat disimpulkan
Untuk mengukur penca-paian KD ini guru
bahwa pembelajaran bahasa dan sastra In-
seharusnya meng-gunakan bentuk tes lisan
donesia yang mereka rencanakan dan lakukan
karena kompetensi yang ingin dicapai ialah
belum terpadu, belum berfokus, dan kurang
keterampilan berbicara.. Namun, tes yang
komunikatif.
banyak tercantum dalam RPP adalah tes tulis.
Dalam
identitas
RPP-RPP
tersebut tidak tercantum fokus pembelajaran.
dicapai.
Con-tohnya
Pembelajaran
bahasa
untuk
dan
KD
sastra
Padahal, fokus itu harus ada dan sudah
Indonesia yang kurang padu, tidak jelas fokus
dinyatakan dengan jelas dalam Kompetensi
pembelajarannya,
Dasar. Tidak tercantum
juga pemaduan
sudah tentu merupakan pembelajaran yang
keterampilan berba-hasa yang akan dilakukan
tidak sesuai dengan KBK. Oleh karena itu,
dan
kurang
komunikatif
1 Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.2 Juli 2011
pembelajaran seperti itu harus diper-baiki.
c.
Langkah perbaikan yang pa-ling awal dan mendasar
adalah
perbaikan
Rencana
berbicara
(mendeskripsikan)-
mendengarkan-menulis d.
membaca-menulis (kalimat berita)
Pelaksanaan Pembelajaran/RPP.
Fokus itulah yang akan mendapat porsi
A. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
waktu pembelajaran
paling
banyak
dalam satu pertemuan pembelajaran.
YANG BERFO-KUS DAN KOMUNIKATIF 1. Pembelajaran Bahasa Indo-nesia yang Berfokus
2.
Apa Saja yang Bisa Dija-dikan Fokus Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Pembelajaran bahasa Indo-nesia yang berfokus ialah pem-belajaran yang
memiliki
Indo-nesia? Mata pelajaran Bahasa Indo-nesia
fokus da-lam proses belajar. Fokus inilah yang
mencakup
4
menjadi pusat perhatian dan pusat kegiatan
berbahasa,
yaitu:
belajar dalam satu pertemuan.
Berbicara, 3) Membaca, 4) Menulis. Karena
1.1 Mengapa
Pembelajaran
Ba-hasa
komponen 1)
kete-rampilan
Mendengarkan,
2)
itu, ke-empat komponen keterampilan ber-
Indonesia Harus Ber-fokus?
bahasa ini harus ada dalam setiap unit
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
tematik. Komponen-komponen kete-rampilan
Kurikulum Pendidikan Dasar SD ’94 dan Kuri-
berbahasa itulah yang dapat dijadikan fokus
kulum
2004
dalam satu kegiatan pembelajaran bahasa
menyatakan bahwa pem-belajaran Bahasa
dan sastra Indonesia. Karena itu dalam satu
Indonesia menca-kup aspek mendengarkan,
unit tematik, sekurang-kurang-nya harus ada 4
berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
fokus dan 4 RPP.
aspek tersebut sebaiknya mendapat porsi
Pelaksanaan Pembelajaran hanya ada satu
yang
fokus pembelajaran. Tiap fokus pem-belajaran
Berbasis
seimbang.
Kompetensi
Dalam
SD
pelak-sanaannya,
Dalam satu Rencana
sebaiknya memadukan 2-3 aspek, misalnya:
itu dicapai melalui pema-duan 2 atau 3
a.
Mendengarkan-menulis-berbicara
keterampilan berba-hasa yang lain. Pemaduan
(berdiskusi)
itu terjadi dalam dalam kegiatan inti pem-
b.
menulis-berbicara (melaporkan)
belajaran. Bila digambarkan maka pemaduan
c.
berbicara
tersebut adalah seperti di bawah ini.
(mendeskripsikan)-
mendengarkan-menulis d.
Komponen
membaca-menulis
keterampilan
membaca
merupakan fokus dalam pembelajaran di atas.
Dalam pemaduan beberapa aspek di
Tentu yang dievaluasi dalam tes formatif
atas, guru tetap harus menentukan satu fokus
adalah keterampilan murid dalam mem-baca
pembelajaran.
kata
lancar kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5
bercetak tebal dalam satu pemaduan bawah
kata sesudah mem-peroleh contoh dari guru
ini.
dalam pembelajaran.. Tes yang digunakan
a.
Contohnya
seperti
Mendengarkan-menulis-berbicara
ialah tes membaca lancar dan nyaring.
(berdiskusi) b.
Menulis-berbicara (melaporkan)
2 Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.2 Juli 2011
3.
Apakah ciri Pembelajaran Bahasa dan
komunikasi digunakan untuk berba-gai macam
Sastra Indonesia yang Berfokus?.
fungsi
Satu
pelaksanaan
pem-belajaran
sesuai
dengan
apa
yang
ingin
disampaikan oleh pen-utur, misalnya untuk
Bahasa Indonesia yang berfokus pada satu
menyatakan
komponen kete-rampilan berbahasa memiliki
(mengidentifikasi, melaporkan, menanyakan,
ciri-ciri berikut:
mengo-reksi), menyatakan sikap intelektual
1)
Fokus
pembelajaran
tercantum
pada
identitas RPP. 2)
3)
Fokus
(setuju-tidak
sesuai
dengan
rumpun
yang
menyanggah,
menyatakan
(meminta
faktual
sikap
maaf,
dan moral
menyatakan
menjadi sumber KD dalam RPP.
penyesalan/penghargaan, dan seba-gainya),
Kegiatan
dan
inti
dalam
pembelajar-an
untuk
bersosialisasi
(menyapa,
menyediakan waktu yang lebih banyak
memperkenalkan diri, menyampaikan selamat,
untuk
meminta perhatian, dan sebaginya). Pem-
keterampilan
berbahasa
yang
Penilaian/tes
formatif
belajaran
sesuai
dengan
fungsi
penggunaan
terse-but
disajikan di dalam konteks, tidak dalam
fokus pembelajaran dan ditujukan untuk
kalimat
mengukur
bermacam fungsi ter-sebut dipadukan melalui
kete-rcapaian
fokus
pembelajaran oleh siswa.
lepas.
Dalam
pelak-sanaannya,
berbagai macam kegiatan pembelajaran (bermain
4.
setuju,
sebagainya),
menjadi fokus dalam RPP. 4)
informasi
Pembelajaran Bahasa Indone-sia yang
peran,
percakapan
mengenai
topik
tertentu, dan sebagainya).
Komunikatif Pembelajaran
Bahasa
Indo-nesia
2.1
sudah seharusnya mengacu kepada fungsifungsi
komunikasi.
Kompetensi
2004
Kurikulum dan
Berbasis
KTSP
sudah
memberikan acuan itu secara jelas dalam butir-butir rambu. Satu rambu itu menya-takan seperti berikut: “Pada haki-katnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan ke-mampuan siswa dalam berko-munikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulis.” Rambu ini dengan jelas menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indo-nesia di SD (juga di tingkat SLTP dan SLTA) harus dirancang dan dilaksanakan berdasarkan pende-katan komunikatif. menegaskan
Butir
rambu
keharus-an
berikut
Pendekatan Komunikatif Pendekatan komunikatif ber-sumber
dari teori belajar bahasa komunikatif. Teori ini merujuk kepada kemampuan kita menggunakan bahasa untuk interaksi sosial dan komunikatif. Kemampuan itulah yang akan membentuk Kompetensi
kompetensi ini
menca-kupi
komunikatif. berbagai
kemampuan yang terkait dengan penggunaan bentuk-bentuk bahasa sesuai dengan konteks peristiwa komunikasi, baik lisan maupun tulis. Misalnya: kemampuan menyampaikan ucapan selamat sesu-ai dengan peristiwa dan orang yang diberi ucapan, kemampuan memilih kosakata dan bentuk kalimat saat menulis surat pribadi kepada ibu/ bapak.
makin
penerapan
2.2
Prinsip Pendekatan Komuni-katif
pendekatan komu-nikatif dalam pembelajaran
Dari Furqanul dan Chaidar diperoleh
Bahasa Indonesia, “Bahasa sebagai alat
delapan prinsip yang harus diperhatikan oleh 3
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.2 Juli 2011
guru
dalam
melak-sanakan
pembelajaran
pendekatan komu-nikatif ialah adanya dua
Bahasa Indo-nesia yang komunikatif, yaitu:
kegiatan yang saling berkaitan. Dua kegiat-
1)
Pembelajar akan belajar bahasa dengan
an itu ialah:
baik bila ia diperlakukan sebagai individu
1) Kegiatan komunikasi fungsional,
yamng memi-liki kebutuhan dan minat.
2) Kegiatan komunikasi interaksi-onal sosial.
Pembelajar akan belajar bahasa dengan
Kegiatan komunikasi fungsional ialah berbagai
baik bila ia diberikan kesempatan untuk
peristiwa
berpartisipasi dalam penggunaan bahasa
penerapan fungsi-fungsi bahasa. Kegiatan
sasran secara komunikatif dalam ber-
inter-aksi
bagai macam aktivitas.
berbahasa yang memungkinkan te-rjadinya
Pembelajar akan belajar bahasa dengan
interaksi sosial. Kedua ciri inilah yang harus
baik bila ia dipajangkan (exposed) ke
tampak dalam setiap pembelajaran Bahasa
dalam
Indonesia.
2)
3)
data
komu-nikatif
yang
bisa
berbahasa
sosial
yang
ialah
memungkinkan
berbagai
peristiwa
dipahami dan relevan dengan kebutuhan dan minatnya. 4)
Pembelajar akan belajar bahasa dengan
5. Strategi
baik bila ia secara senga-ja memfokuskan
Indonesia
pembelajar-annya
Komunikatif
kepada
bentuk,
keteram-pilan, dan strategi untuk men-
5)
6)
7)
8)
Pembelajaran yang
Bahasa
Berfokus
dan
Dalam konteks pembahasan ini trategi
dukung proses pemerolehan bahasa.
ialah rencana yang cermat dan menyeluruh
Pembelajar akan belajar bahasa dengan
mengenai kegiatan pembelajaran bahasa dan
baik bila ia dibeberkan dalam data
sastra Indonesia berdasarkan pendekatan
sosiokultural dan pengalaman langsung
komunikatif
dengan budaya menjadi bagian dari
komponen keterampilan berbahasa. Strategi
bahasa sasaran.
pembelajaran
Pembelajar akan belajar bahasa dengan
cermat dan tepat atas 6 komponen di bawah
baik bila ia akan peran dan hakikat
ini:
bahasa dan budaya.
1)
yang
terfokus
meliputi
pada
satu
perencanaan
yang
Tujuan Belajar
Pembelajar akan belajar bahasa dengan
Tujuan belajar sudah tentu harus sesuai
baik bila ia diberi umpan balik yang tepat
dengan kompetensi ko-munikasi yang
yang menyang-kut kemajuan mereka..
sudah
Pembelajar akan belajar bahasa dengan
Dasar dari setiap rumpun/komponen kete-
baik bila ia diberi ke-sempatan untuk
rampilan berbahasa.
mengatur pem-belajaran mereka sendiri.
2)
dalam
Kompetensi
Materi Ajar Materi
ajar
harus
sesuai
dengan
Kompetensi Dasar yang akan dicapai
2.3 Ciri Pembelajaran Bahasa Indonesia
dalam pembelajaran.
yang Komunikatif Dengan
dinyatakan
merujuk
kepada
prin-sip-
3)
Metode Pembelajaran
peinsip pendekatan komunikatif di atas maka
Tiap komponen keterampilan berbahasa
dapat
dapat
disimpulkan
bah-wa
ciri
utama
diajarkan
de-ngan
berbagai 4
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.2 Juli 2011
motode.
Metode
5)
harus
Pemaduan:
menulis,
berbicara, lafal dan intonasi berita.
diterapkan dan karakter keteram-pilan
I.
yang
dijadikan
Standar Kompetensi
fokus
Memahami cerita dan teks drama
pembelajaran.
anak yang dilisankan.
Teknik Pembelajaran
II.
Kompetensi Dasar
Teknik pembelajaran harus va-riatif dan
Memberikan
mudah dilaksanakan oleh guru dan murid.
tentang cerita pengalaman teman yang
Teknik pembelajaran harus merupakan
didengarnya.
Media Belajar
tanggapan
sederhana
III. Indikator
Media dan sumber belajar ba-hasa dan
1)
Siswa dapat menjelaskan inti isi
sastra Indonesia amat banyak. Media dan
cerita pengalaman teman secara
sumber bela-jar harus sesuai dengan
tertulis.
Kom-petensi Dasar yang akan dicapai
6)
Mendengarkan,
sesuai de-ngan pendekatan yang akan
berbahasa
4)
pembelajaran
2)
Siswa dapat memberikan tanggapan
dalam pembelajaran.
sederhana atas pengalaman teman
Penilaian/Evaluasi Hasil Belajar
secara lisan.
Penilaian/evaluasi hasil belajar: bentuk,
IV. Tujuan Pembelajaran
jenis, dan alat penilaian, harus sesuai
Siswa dapat menjelaskan inti isi cerita
dengan Kompetensi Dasar dan fokus
pengalaman
pembelajaran
tanggapan sederhana secara lisan.
yang
akan
diukur
ketercapai-annya oleh murid.
V.
teman
dan
memberikan
Materi Ajar Dua cerita sederhana pengalaman sakit
6.
Contoh
Rancangan
Pembel-ajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia yang Berfokus dan Komunikatif Rancangan
dicontohkan
dalam
sendiri secara lisan oleh siswa yang mengalami.
pembelajaran
ba-hasa
Indonesia yang berfokus dan komunikatif dapatlah
seorang anak/siswa. Cerita ini diceritakan
Rencana
Pelaksanaan Pem-belajaran (RPP) di bawah ini.
a. Sakit Gigi Kemarin aku(Adit) sakit gigi. Kemarin aku tidak sekolah. Pipiku bengkak yang sebelah sini (sambil menunjuk ke pipi kiri). Gigiku sakiiiiit
RENCANA PELAKSANAAN
sekali. Aku nangis terus.
PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SDN KEDAUNG 12 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester: 3/II Alokasi Waktu : 4 X 35 menit (2 Pertemuan) Tema/Subtema:KESEHATAN/ Sakit Gigi dan Sakit Kepala
Ibuku
marah,
“Kamu
sih, makan permen terus.” Kata Ibuku. Ibuku menyuruh aku sikat gigi.
Ibuku
membeli
obat
dan
menyuruh aku minum obat Biogesik setengah saja. Habis
minum
obat
Ibu
menyuruh aku tidur. Aku tidak bisa tidur karena masih sakit gigi. Aku
Fokus Pembelajaran : Mendengarkan 5 Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.2 Juli 2011
nonton tv saja. Lama-lama gigiku
2) Tanya-jawab tentang inti isi cerita
tidak sakit lagi.
pengalaman teman dengan beberapa siswa secara bergiliran. Misalnya:
b. Sakit Kepala Kemarin aku/Panji sakit
a.
Adit sakit apa? (gigi)
kepala.. Kemarin aku tidak sekolah.
b.
Kapan Adit sakit gigi (kemarin)
Kepalaku pusiiiiiing sekali.(sambil
c.
Adit nangis tidak? (nangis)
memegang kepala). Aku nangis
d.
Siapa yang marah? (Ibu Adit)
saja.
e.
Obat apa yang ibu Adit beli?
Ibuku
marah,
“Kamu
(Biogesik)
sih, main terus.” Kata Ibuku. Ibuku menyuruh
aku
makan.
f.
Ibuku
3) Siswa
membeli obat dan menyuruh aku
minum
obat
mencatat
Ibu
memberikan
tanggapan
secara
tidur
pengalaman teman.
kepalaku
masih
lisan
pusing. Aku nonton tv saja. Lama-
Misalnya:
lama
a.
aku
tidur.
Bangun
isi
cerita
4) Melalui tanya-jawab, 2-3 siswa latihan
menyuruh aku tidur. Aku tidak bisa karena
inti
pengalaman teman.
minum obat Biogesik setengah saja. Habis
Adit bisa tidur tidak? (tidak bisa)
tidur
kepalaku tidak pusing lagi.
Kalian
sederhana
tentang
mau
tidak
isi
cerita
sakit
gigi?
(Tidak mau, Bu Guru.) b.
Mengapa gigi Adit sakit? (Karena Adit banyak makan permen, Bu
VI. Kegiatan Pembelajaran
Guru.)
Pertemuan ke-1: a. Kegiatan Awal (10 menit)
c.
1) Mengkondisikan seluruh siswa untuk
harus bagaimana? (Tidak banyak
siap mengikuti kegiatan pembelajaran. 2) Tanya-jawab dengan siswa tentang
Agar kalian tidak sakit gigi, kalian
makan permenh, Bu Guru) d.
Mengapa
ibu
menyuruh
Adit
pengalaman sakit kepala, misalnya:
tidur? (Biar giginya bersih dan
Siapa yang kepalanya pernah pusing?
tidak sakit lagi, Bu Guru.)
3) Menyanyikan lagu “”
5) Guru
melaksanakan
tes
formatif
Bangun tidur kuterus mandi,
dengan menyuruh siswa menjawab
tidak lupa menggosok gigi.
pertanyaan tertulis dan memberikan
Habis mandi kutolong ibu,
tanggapan sederhana secara lisan.
Merapikan tempat tidurku.
Tes dilakukan melalui tanya-jawab lisan. Tes dilakukan terhadap 15-20
b. Kegiatan Inti (50 menit) 1) Siswa
mendengarkan
siswa saja lebih dahulu. 1
cerita
pengalaman teman sakit gigi. (Boleh diulang sampai 3 kali agar siswa lebih ingat dan paham.)
c. Kegiatan Akhir (10 menit) 1) Merangkum
isi
cerita
dan
inti
tanggapan siswa. 6
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.2 Juli 2011
2) Menyanyikan lagu ”Bangun Tidur”. 3) Guru menanyakan siswa yang pernah sakit
kepala/pusing
dan
menyuruh
bersiap-siap untuk bercerita besok.
4) Melalui
tanya-jawab,
bergiliran
2-3
memberikan
siswa
tanggapan
sederhana secara lisan tentang isi cerita pengalaman teman. Misalnya: a.
Pertemuan ke-2: a. Kegiatan Awal (10 menit)
Kalian mau tidak sakit kepala? (Tidak mau, Bu Guru.)
1) Mengkondisikan seluruh siswa untuk
b.
siap mengikuti kegiatan pembelajaran.
kepala
Panji
sakit?
(Karena Panji main terus kalau
2) Tanya-jawab dengan siswa tentang pengalaman sakit kepala, misalnya:
Mengapa
pulang sekolah, Bu Guru.) c.
Agar kalian tidak sakit kepala,
Siapa yang kemarin pernah pusing
kalian harus bagaimana? (Tidak
kepalanya?
banyak main habis sekolah, Bu
3) Menyanyikan
lagu
“Kepala
Saya
Bundar”
Guru) d.
Mengapa ibu menyuruh Panji
Kepala saya bundar,
tidur? (Biar kepalanya tidak sakit/
bundar kepala saya.
pusing lagi, Bu Guru.)
Kalau tidak bundar,
5) Guru
bukan kepala saya.
melaksanakan
tes
formatif
dengan menyuruh siswa menjawab pertanyaan tertulois dan memberikan tanggapan sederhana secara lisan.
b. Kegiatan Inti (50 menit) 1) Siswa
mendengarkan
pengalaman
teman
1
sakit
cerita
Tes dilakukan melalui tanya-jawab
kepala.
lisan. Tes dilakukan terhadap 15-20
(Boleh diulang sampai 3 kali agar
siswa
siswa lebih ingat dan paham.)
pertemuan ke-1) (Seluruh siswa yang
2) Siswa
mencatat
inti
isi
cerita
yang
belum
dites
pada
ada dalam kelas harus dites.).
pengalaman teman. 3) Tanya-jawab tentang inti isi cerita pengalaman teman dengan beberapa siswa secara bergiliran.
1) Merangkum 2) Menyanyikan
a.
Panji sakit apa? (kepala/pusing)
b.
Kapan
Panji
sakit
cerita
dan
inti
lagu
”Kepala
Saya
Bundar”
kepala?
(kemarin) c.
Panji nangis tidak? (nangis)
d.
Siapa yang marah? (Ibu Panji)
e.
Obat apa yang ibu Panji beli? (Biogesik) Panji bisa tidur tidak? (lama-lama bisa)
isi
tanggapan siswa.
Misalnya:
f.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
VII. Penilaian/Tes Formatif: a. Metode
:
Ceramah,
tanya jawab, pelatihan b. Sumber:
Cerita
berdasarkan
pengalaman siswa/guru. c. Penilaian: Tulis dan Lisan (Terlampir) d. Kriteria Penilaian: (terlampir) 7
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.2 Juli 2011
e. Lembar penilaian: Acuan jawaban tertulis dan lembar SOAL-SOAL TES FORMATIF Pertemuan ke-1: a. Soal Tertulis: 1) Siapa yang sakit gigi? 2) Mengapa Adit sakit gigi? 3) Siapa yang memarahi Adit? 4) Bagaimana caranya agar kamu tidak sakit gigi? b.
Soal Lisan:
Berikan pendapatmu tentang isi cerita Sakit
Pertemuan ke-2: Soal Tertulis: Nilai 100 1)
Panji
2)
Karena main terus sepulang sekolah.
3)
Ibu
4)
Supaya tidak pusing.
Soal Lisan: (Nilai 100) Berikan pendapatmu tentang isi cerita Sakit Kepala secara lisan. Panji harus istirahat di rumah habis pulang sekolah
bervariasi;
Jawaban
No.
Nama Siswa
Nilai Tertulis
1
Aditya
75
2
Panji
100
1) Siapa yang sakit pusing? 2) Mengapa kepala Panji pusing? 3) Siapa yang memarahi Panji? 4) Mengapa kamu tidak boleh main habis pulang sekolah? b.
pusing.
(Jawaban
disampaikan
secara
LEMBAR PENILAIAN TES MEMAHAMI DAN MENANGGAPI CERITA PENGALAMAN SEDERHANA
Pertemuan ke-2 Soal Tertulis:
tidak
lisan.)
Gigi secara lisan.
a.
supaya
Nilai Tanggapan Nilai RataLisan Rata Kesesuaian Kejelasan dengan isi lafal dan cerita intonasi 10-50 10-50 30 45 75+75:2= 75 35
40
100+75:2= 87,5
Soal Lisan:
Berikan pendapatmu tentang isi cerita Sakit Kepala secara lisan.
3
Taufik
dst.
Bila dilakukan analisis dan kajian atas
ACUAN JAWABAN Pertemuan ke-1:
RPP di atas maka berikut inilah hasilnya.
Soal Tertulis: Nilai 100
1.
Identitas RPP
1)
Adit
Unsur penting yang harus ada dalam
2)
Karena banyak makan permen.
komponen
3)
Ibu
Indonesia ialah tema, subtema, fokus
4)
Tidak banyak makan permen.
pembelajaran, pemaduan, dan alokasi
identitas
RPP
Bahasa
waktu pembelajaran. Unsur Tema dan Soal Lisan: Nilai 100
subtema harus ada karena unsur ini
Berikan pendapatmu tentang isi cerita Sakit
merupakan acuan dasar pembelajaran.
Gigi secara lisan.
Satu rambu dalam kurikulum dengan jelas
Saya tidak mau banyak makan permen.
menyatakan bahwa pembelajaran Bahasa
(Jawaban bervariasi; Jawaban disampaikan
Indonesia harus berangkat dari tema agar
secara lisan.)
bersifat
tematik.
Tema
yang
luas
cakupannya sudah tentu harus dibatasi oleh subtema atau anak tema. Subtema 8 Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.2 Juli 2011
inilah yang kemudian akan menjadi acuan
Komponen ini merupakan penjabaran dari
ajar. Unsur fokus pembelajar-an harus
Kompetensi Dasar (KD). Komponen ini
ada karena dalam satu pelaksanaan
sudah tentu harus sesuai dengan KD.
pembelajaran, harus ada satu fokus
Ada 2 indikator dalam RPP di atas. Dua
keterampilan berbahasa yang menjadi
indikator tersebut sudah memungkinkan
tujuan pencapaian pembelajaran. Hal ini
pencapaian KD. Dua indikator tersebut
dinyatakan dalam satu butir rambu dalam
juga memungkinkan untuk dicapai oleh +
kurikulum. Fokus pembelajaran ini diambil
40 siswa kelas III dalam 4 x 35 menit (2
dari komponen Kompetensi Dasar dalam
pertemuan). Dua indikator dalam RPP di
kurikulum. Unsur pemaduan harus ada
atas
karena unsur inilah yang menggambarkan
pembelajaran “dari yang mudah ke yang
terjadinya pemaduan beberapa aspek
sukar”. Indikator-indiktor tersebut juga
dalam
masih
sebuah
menyatakan
Satu bahwa
pelaksanaan butir dalam
rambu
sudah
memenuhi
sesuai
dengan
prinsip
tingkat
perkembangan intelektual, pengalaman,
tiap
pemmbelajaran harus terjadi pemaduan
dan kejiwaan siswa kelas III SD. 5.
Tujuan Belajar
2 sampai 3 aspek. Unsur ini akan
Tujuan belajar dalam RPP di atas jelas
membayangkan bagai-mana pemaduan
tidak menyimpang dari KD dan indikator
itu terjadi dalam pembelajaran. Alokasi
yang jadi acuan.
waktu sudah tentu harus ada sebab menjadi
6.
Materi Ajar
pedoman pengaturan waktu
Dalam KD dinyatakan 2 materi ajar yang
dalam pelaksanaan pembelajaran. Unsur
harus disajikan kepada siswa, yaitu: cerita
ini merujuk kepada alokasi waktu per
dan drama. Materi ajar yang dipilih dalam
semester dan jam belajar efektif yang ada
RPP di atas ialah cerita pengalaman
dalam kalender pendidikan. Jumlah tema
sederhana. Materi drama sederhana tidak
dalam
ikut disajikan karena boleh disajikan
satu
semester
juga
menjadi
rujukan unsur ini.
dalam tema lain dan RPP lain. Jika drama
Standar Kompetensi
disajikan juga maka materi ajar menjadi
Komponen ini harus ada karena menjadi
lebih luas dan tidak mungkin dipelajari
pedoman umum kompetensi yang akan
oleh siswa dalam waktu yang tersedia.
dicapai dalam pembelajaran. Komponen
3.
Indikator
dalam memilih dan merancang materi
pembelajaran.
2.
4.
7.
Kegiatan Pembelajaran
ini harus sama dengan kurikulum karena
Kegiatan dalam komponen ini merupakan
itu tidak perlu dikaji lagi.
langkah-langkah untuk mencapai KD.
Kompetensi Dasar
Komponen ini terbagi menjadi 3 bagian,
Komponen ini merupakan kompetensi
yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan
khusus yang harus dicapai dalam satu
kegiatan akhir. Aktivitas dalam kegiatan
kegiatan pembelajaran. Komponen ini
awal
tinggal dikutip saja dari kurikulum karena
pengalaman, dan imajinasi siswa yang
itu tidak perlu dikaji lagi.
terkait dengan materi ajar baru yang akan
sudah
membangkitkan
ingatan,
9 Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.2 Juli 2011
disajikan.
Dengan
menyanyikan
lagu
makin
memudahkan
siswa
dalam
sederhana, cocok, dan dapat diikuti oleh
menjawab tes formatif tertulis dan lisan
siswa,
yang dilaksanakan sebagai
diharapkan
siswa
akan
lebih
aktivitas
termotivasi untuk antusias dalam belajar.
terakhir bagian ini.
Aktivitas
sudah
Aktivitas dalam kegiatan akhir sudah
sejalan dengan 2 indikator yang akan
memberikan penguatan dalam bentuk
ditumbuh-kembangkan pada diri siswa
merangkum materi ajar yang baru saja
untuk
aktivitas
dipelajari. dan umpan-balik kepada 15-20
menncatat inti isi cerita melalui tanya-
siswa atas hasil belajar yang sudah
jawab. Ada aktivitas latihan memberikan
dicapainya. Guru juga sudah meminta
tanggapan
siswa untuk bersiap-siap melanjutkan
dalam
kegiatan
mencapai
melalui
KD.
Ada
sederhana
tanya-jawab.
inti
secara Aktivitas
lisan dalam
pembelajaran pada pertemuan ke-2.
kegiatan inti ini juga sudah menampilkan
Kegiatan pembelajaran dalam pertemuan
pemaduan kegiatan berbahasa seperti
ke-1
yang tercantum dalam identitas RPP,
kesempatan yang banyak kepada siswa
yaitu: ada aktivitas mendengarkan cerita,
untuk melakukan aktivitas komunikasi dan
ada menulis inti isi cerita, ada berbicara
interaksi sosial. Itu berarti, pembelajaran
dalam memberikan tanggapan. Aspek
sudah memenuhi prinsip pembelajaran
lafal dan intonasi sudah tentu akan
yang komunikatif.
muncul pada saat latihan memberikan
8.
dan
ke-2
jelas
memberikan
Penilaian
tanggapan secara lisan, yaitu melalui
Komponen penilaian dalam RPP di atas
umpan-balik perbaikan dari guru. Namun,
berisi tes formatif berbentuk tulis dan lisan.
aktivitas
tetap
Bentuk tes yang digunakan sudah sesuai
pada
dengan
dalam
memberikan
kegiatan
porsi
yang
ini besar
indikator
yang
akan
diukur
pencapaian fokus pembelajaran, yaitu:
ketercapaiannya oleh setiap siswa, yaitu:
mendengarkan
menjelaskan inti isi cerita secara tertulis,
cerita
pengalaman.
Oleh karena itu, aktivitas mendengarkan
dan
cerita diulang sampai 3 kali. Dengan
sederhana secara lisan. Intrumen yang
demikian siswa berkesempatan belajar
digunakan juga sudah sesuai dengan
mendengarkan sebanyak 3 kali. Secara
fokus
teoritis, hasil mendengarkan 3 kali sudah
keterampilan
tentu
pengalaman
akan
lebih
banyak
dari
mengungkapkan
yang
akan
tanggapan
diukur,
mendengarkan teman.
Untuk
cerita mengukur
mendengarkan satu kali saja. Siswa tentu
indikator
akan makin ingat dan paham akan isi
pertanyaan
cerita
tertulis. Untuk mengukur indikator kedua
latihan
yang
didengarkannya.
menjawab
Aktivitas
pertanyaan
dan
digunakan
kesatu
yaitu:
yang
digunakan dijawaban
lembar
soal secara
pengamatan
memberikan tanggapan lisan tentu akan
pelaksanaan tugas/perintah mengucapkan
semakin mendukung pencapaian kedua
tanggapan lisan sederhana.
indikator yang harus dicapai oleh setiap siswa. Semua aktivitas itu tentu akan 10 Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.2 Juli 2011
bahasa dan sastra Indonesia dalam satu RPP
B. PENUTUP Pembelajaran
bahasa
dan
sastra
juga harus komunikatif.
Indonesia yang berfokus dan komunikatif
Acuan penentuan fokus pembelajaran
merupakan keharusan yang dituntut oleh
dalam satu RPP ialah KD. Langkah-langkah
kurikulum berbasis kompetensi. Oleh karena
pembelajaran
itu,
pembelajaran
pembelajaran
bahasa
dan
sastra
dan
aktivitas
murid
merupakan
dalam acuan
Indonesia dalam satu RPP harus berfokus
kekomunikativan pembelajaran bahasa dan
pada satu keterampilan berbahasa dan aspek
sastra indonesia.
lain yang “memboncengnya”. Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA Dadan Djuanda. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Ketenagaan, 2006. Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi 2006. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Furqanul Azies, A. Chaidar A.. Pengajaran Bahasa Komunikatif: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996. Nurhadi. Kurikulum 2004: Pertanyaan & Jawaban. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004. Puji Santoso, dkk.. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka, 2006. Daftar Riwayat Hidup Penulis: Drs. Juhana Sakmal, M.Pd., adalah dosen PGSD FIP UNJ.
11 Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.2 Juli 2011