PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS XI SMA TUT WURI HANDAYANI CIMAHI TAHUN AJARAN 2012-2013 DIWI PRATIWI OKTARIANI 09210112
[email protected] STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini berjudul pembelajaran apresiasi puisi dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching And Learning) pada siswa kelas XI SMA Tut Wuri Handayani Cimahi. Penelitian mengangkat permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah siswa mampu mengapresiasikan kemampuan pembelajaran puisi siswa kelas XI SMA dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)? 2. Apakah pendekatan CTL efektif dalam pembelajaran peningkatan keterampilan apresiasi puisi siswa di kelas XI SMA Tut Wuri Handayani tahun ajaran 2012-2013 ? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikasi antara kemampuan apresiasi puisi siswa kelas XI SMA Tut Wuri Handayani tahun ajaran 2012-2013 sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)? Tujuan dari pada penilitian ini adalah ingin mengetahui sebatas mana kemampuan siswa dalam apresiasi puisi dengan menggunakan pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dan dapat efektifkah motode ini dalam pembelajaran. metode yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi, dimana menekankan pada proses belajar terjadi dalam diri siswa dan dapat diterima dengan baik, dan dapat memberikan hasil yang maksimal. Setelah di analisis, dapat ditentukan bahwa efek yang terjadi setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunkan pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) di SMA tersebut, jumlah rata-rata keseluruhan peserta didik pada awal pretes 5 dan postes 7 jadi hasil rata-rata nilai postes lebih tinggi dari pada nilai pretes. Ini membuktikan bahwa metode pembelajaran kontekstual telah berhasil walau tidak signifikan tetapi telah dikatan berhasil dalam pembelajaran apresiasi puisi. Kata kunci : Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) PENDAHULUAN : Bahasa indonesia merupakan bahasa Adapun rumusan masalah berdasarkan indonesia adalah bahasa nasional yang wajib latar belakang penelitian ini yaitu : Untuk di pelajari dan dipahami oleh setiap memperoleh gambaran yang jelas mengenai masyarakat, oleh setiap itu pembelajaran yang penelitian ini, perlu ada pembatasan masalah. berkaitan dengan Bahasa Indonesia harus Adapun pembatasan masalah dalam penelitian diajarkan dari dini. Pembelajaran keterampilan ini, menjelaskan bahwa pembelajaran apresiasi berbahasa Indonesia disekolah tentunya puisi diberikan ke siswa agar dapat mengerti didukung pula dari, tetapi pada kenyataannya pemahaman arti dari apresiasi dan juga puisi. peserta didik kurang termotifasi dalam hal Setiap pembelajaran tentunya memiliki pokokmembaca dan menyimak. Sehinga pokok pembahasan yang menjadi inti dari fasilitatorlah yang menjadi peran penting setiap materi yang diajarkan agar siswa dapat dalam memilih metode pembelajaran pada saat mengerti dan memahami nilai-nilai yang ada menyampaikan materi yang kan disampaikan. dalam materi yang diajarkan dalam Metode kontekstual diharapkan dapt membuat pembelajaran apresiasi puisi peserta didik lebih termotivasi pada saat Di dalam proses penyampaian materi kegiatan belajar mengajar berlangsung. pembelajaran apresiasi puisi tentunya materi harus didukung dengan pendekatan yang
sesuai, agar dalam proses penyampaiannya mudah diterima dan dipahami oleh siswa dengan baik. Dengan metode pendekatan kontekstual CTL (Contextual Teaching And Learning). Penelitian dilakukan berdasarkan pola berfikir siswa dan juga dilihat dari kehidupan keseharian siswa lah metode ini di gunakan agar dapat mendukung keberhasilan penelitian dan yang dianggap sesuai dengan pola dan cara berfikir siswa. Pendekatan kooperatif merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan materi terutama dapat mendukung keberhasilan pembelajaran apresiasi puisi di SMA Tut Wuri Handayani. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Tut Wuri Handayani tahun ajaran 2012-2013 kelas XI tentunya diharapkan peningkatan pemahaman siswa tentang apresiasi puisi, baru penelitian bisa dikatan berhasil. Jadi, penelitian yang dilakukan memiliki batasan yang harus ditetapkan dalam penyampaiannya, agar terfokus dan mencapai tujuan peningkatan pembelajaran apresiasi puisi siswa dapat terwujud. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran apresiasi puisi dapat dilihat dari tingkat pemahaman siswa yang bertambah atau tetap bahkan tidak ada perubahan pemahaman akan materi yang telah disampaikan. Kajian Teori dan Metode A. Kajian Teori Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya dapat membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka (Trianto : 104 ). Berdasarkan definisi diatas dapat menarik kesimpulan bahwa model pembelajaran itu merupakan suatu susunan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran atau belajar mengajar untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuannya. Adapaun tujuan dari pembelajaran yang dicapai tersebut adalah meningkatkan kognitif, psikomotor dan keafektifan yang terdapat didalam siswa. Istilah apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatio mengindahkan atau menghargai. Dalam konteks yang lebih luas, istilah apresiasi menurut Gove mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau
kepekaan batin (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Pada sisi lain, squire dan taba berkesimpulan bahwa sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsur inti yaitu 1) aspek kognitif 2) aspek emotif 3) aspek evaluatif (amminudin, 1987/2009 : 34). Hakikat puisi adalah apa yang menyebabkan puisi itu disebut puisi. Menurut praodpo ada tiga aspekyang perlu diperhatikan dengan baik agar dapat mengerti hakikat puisi, yaitu sifat seni atau fungsi seni, kepadatan dan ekspresi (pradopo, 2002:315-318). Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Tema/makna (sense) : media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. b. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Dalam pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. c. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. d. Amanat/tujuan/maksud (itention): sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual (Trianto, 2011:107), yakni : a. Konstruktivisme (constructivism) Salah satu landasan teoritis pendidikan modern termasuk CTL adalah teori pembelajaran kostruktivis. Pendekatan ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri penetahuan mereka lewat keterampilan aktif proses belajar mengaja. Sebagian besar waktu proses belajar mengajar berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa. b. Inkuiri (Inquiry) Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya, siklus inkuiri terdiri dari: a. Observasi (Observation) b. Bertanya (Questioning) c. Mengajukan dugaan (Hyphotesis) d. Pengupulan data (Conclussion) Langkah-langkah kegiatan inkuri adalah sebagai berikut : a. Merumuskan masalah b. Mengamati atau melakukan c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya. d. Mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi yang lainnya. c. Bertanya (Quenstioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya”Questioning” (bertanya) merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Hampir pada semua aktifitas belajar dapat menerapkan Questioning (bertanya) : antara siswa dengan siswa, antara guru dengan
siswa, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas dan sebagainya. d. Masyarakat belajar (learning Community) Konsep Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar menimbang massa benda dengan menggunakan neraca O’ haus, ia bertanya kepada temannya. Maka dua orang anak tersebut sudah membentuk masyarakat belajar (learning Community) e. Pemodelan (modelling) Dalam sebuah belajar keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru oleh siswa, misalnya guru memodelkan langkah-langkah cara menggunakan neraca O’ haus dengan demonstrasi sebelum siswanya melakukan suatu tugas tertentu. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa. f. Refleksi (reflection) Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang harus dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa yang lalu. Siswa mengedepankan apa yang harus dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respons terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang harus diterima. g. Penilaian autentik (Authentic Assessment) Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. B. Metode Penelitian dan Teknik Penelitian a) Metode Penelitian Untuk menghasilkan penelitian diperlukan sebuah metode-metode. Metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk menyimpulkan data penelitian (Arikunto, 1996 : 150). Agar dapat menyimpulkan data penelitian dalam model pembelajaran apresiasi puisi dengan metode
kontekstual, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif membahas masalah dengan mengumpulkan data, kemudian menyusun dan menganalisis serta menginterpretasikan arti dari data tersebut.
Menurut teori pembelajaran kontekstual, bahwa belajar hanya terjadi ketika murid (pelajar) memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian sehingga informasi atau pengetahuan tersebut dipahami mereka dalam kerangka acuan (memori, pengalaman, dan respons mereka sendiri. Pembelajaran kontekstual atau (contextual teaching and learning) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan. b) Teknik Penelitian
Data yang dikumpulkan berupa hasil pembelajaran apresiasi puisi. Dengan menggunakan metode kontekstual data tersebut diperoleh dengan cara menguji pada siswa kelas XI SMA dengan memberikan tes awal (pretes) sebelum memperdalam materi dalam penelitian. Kegiatan uji coba mengajar tersebut diakhiri dengan pelaksanaan tes akhir (postes). Hasil kegiatan tes tersebut berupa nilai tes dari siswa kelas XI yang menjadi sampel penelitian. Nilai tes tersebut oleh penyusun dijadikan bahan dalam melakukan penganalisisan untuk pembelajaran unsur-unsur intrinsik dalam pembelajaran apresiasi Puisi Pada kelas XI C. Deskripsi Data Dan Pembahasan Data hasil penelitian ini adalah data nominal berupa skor hasil pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan
pendekatan kontekstual. Skor tersebut diperoleh dari hasil tes tentang apresiasi puisi setelah kegiatan pembelajaran apresiasi puisi dengan metode kontestual (contextual teaching and learning) pada siswa kelas XI. Bentuk tes berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 10 butir soal. Skala penilaian berkisar antara 0-10, dengan skor penilaian tiap butir soal memperoleh nilai 1 untuk jawaban yang benar, dan nilai 0 untuk jawaban yang salah. Data hasil pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan metode kontekstual (contextual teaching and learning) diperoleh dari hasil tes pilihan ganda sebanyak 10 butir soal. Kegiatan pertama yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang akan diterapkan dalam pembelajaran apresiasi puisi yaitu dengan memberikan pretes. D. KESIMPULAN Setelah penulis meneliti, mengolah, dan menganalisis data, maka kesimpulan yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan metode kontekstual (contextual teaching and learning) yang penulis terapkan mengalami peningkatan cukup baik. Data ini terlihat pada perbedaan yang signifikanantara hasil tes siswa sebelum mendapatkan pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan pendekatan (Metode) kontekstual (contextual teaching and learning) (Pretes) dengan nilai rata-rata 4 (empat) dan tes setelah siswa mendapatkan pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunkan Pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning) (Postes) dengan nilai rata-rata 7 (tujuh). Artinya, bahwa model pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan metode (contextual teaching and learning) efektif diterapkan pada siswa kelas XI SMA, karena dapat merangsang, mempengaruhi, dan khususnya pada pembelajaran apresiasi puisi. 2. Tingkat keberhasilan pembelajaran bergantung pada kesiapan seorang guru, baik kesiapan dalam penyusunan perencanaan persiapan pembelajaran atau kesiapan dalam menguasai materi yang
akan disampaikan. Artinya, bahwa dalam menerapkan model pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan metode kontekstual (contextual teaching and learning) diperlukan persiapan yang sangat matang dari seorang pengajar atau guru, agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan baik, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. DAFTAR PUSTAKA Trianto. 2010, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Aminuddin. 1987. Teori Pembelajaran sastra. Bandung Sinar Biru. Pradopo. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Zain. Aswan dan Djamarah. S.B. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Esten. Mursal. 2007 . Memahami Puisi. Bandung : Angkasa. Effendi. 2004. Pembelajaran Apresiasi. Bandung : Armico.