PEMBELAJARAN APRESIASI NOVEL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VI MI PAWENANG PURWAKARTA Roni Adrojini
ABSTRAK Selama ini pemahaman siswa terhadap suatu bacaan begitu minim. Bahkan cenderung dianggap sulit. Banyak factor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam pemahaman bacaan terutama pemahaman siswa terhadap bacaan novel anak . Salah satu penyebabnya adalah kurangnya penghayatan siswa terhadap bacaan. Untuk itu pembelajaran apresiasi novel anak perlu diberikan sedini mungkin. Di tingkat sekolah dasar pembelajaran apresiasi novel anak telah diberikan, hanya saja kurang maksimal. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan di lapangan yang menunjukan bahwa siswa banyak mengalami kesulitan dalam pembelajaran apresiasi novel anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa madrasah ibtidaiyah khususnya kelas enam terhadap pembelajaran apresiasi novel anak. Dengan diketahuinya tingkat pemahaman siswa terhadap apresiasi novel anak dengan teknik kontekstual ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk lebih meningkatkan pembelajaran siswa terhadap apresiasi novel dan lebih berkualitas. Kata Kunci: pemahaman, siswa,apresiasi novel
tersebut, metode dan teknik apa yang tepat untuk di gunakan dalam apresiasi novel? Karena itu guru harus mencari dan mencoba beberapa pendekatan yang tepat agar pengajaran apresiasi novel dapat berhasil dengan baik sesuai dengan tuntutan kurikulum.
PENDAHULUAN Novel merupakan salah satu hasil karya sastra yang telah banyak beredar di masyarakat, pada majalah, dan surat kabar sering memuat walau setiap hari ditampilkan bersambung. Walaupun sarana yang menunjang pengajaran novel sudah mencukupi, ternyata untuk memahami dan mengapresiasi isinya siswa masih sulit. Hal ini disebabkan dalam proses pengajaran apresiasi novel di sekolah belun dapat dilakukan secara optimal oleh seorang guru Bahasa dan Sastra Indonesia karena terdapat keterbatasan, diantaranya adalah keterbatasan waktu tatap muka di kelas serta penguasaan materi novel ( Rusyana:1982 )
Gani (1980:2) sebelum seorang subjek didik (peserta didik) mencoba menganalisis novel dalam suatu kesempatan, yang bersangkutan perlu memiliki keterampilan dasar tentang sistam atau pendekatan rancangan analisis yang dapat diterapkan teerhadap tiap-tiap novel yang akan dikaji. Kegiatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam mengapresiasi novel dapat di tempuh dengan berbagai cara seperti membaca novel kemudian memahami, menjelaskan dan member penilain. Selain itu untuk meningkatkan hasil pembelajaran apresiasi novel, maka guru pun harus dapat memilih metode, atau pendekatan yang sesuai dengan pembelajaran apresiasi novel di sekolah. Pendekatan ini merupakan suatu cara yang dapat digunakan dalam menyusun materi, serta member petunjuk kepada pengajar dalam kegiatan proses belajar mengajar lebih bervariasi dan terarah. Oleh karena itu penulis mengambil judul “ Pembelajaran Apresiasi Novel dengan Menggunakan pendekatan
Dalam meningkatkan pengajaran novel, berusahalah untuk tidak terpaku pada teori saja, melainkan berupaya untuk menumbuhkan sikap dan pengalaman siswa. Selain itu perlu adanya motivasi kepada siswa, agar timbul persaan cinta terhadap karya saatra Indonesia. Apabila sudah timbul perasaan cinta, maka secara langsung siswa akan belajar memahami dan mendalami karya saatra yang berupa novel. Berdasarkan hal-hal di atas, maka timbul beberapa permasalahan, bagaimana menumbuhkan minat dan kreatifitas siswa agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan 1
Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas VI MI Pawenang Purwakarta.
belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnyua (authentic assessment). Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif, dengan rincian data akan dikumpulkan, disusun , diklasipikasikan, dianalisis, untuk kemudian diinterpretasikan dan disimpulkan. Lebih jelas lagi Winarni (1990:139) menyatakan bahwa “ Penyelidikan deskriptif ditujukan pada pemecahan masalah pada masa sekarang. Penyelidikan deskriptif ini menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang sedang dialami/berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang meruncing dan sebagainya”.
KAJIAN TEORI DAN METODE Apresiasi sering diartikan dengan penganalisisan secara mendalam tentang suatu hasil karya. Sedangkan cakupan apresiaasi itu sangat luas, meliputi berbagai aspek kehidupan, khususnya yang mengandung nilai pada tingkat yang lebih tinggi, seperti kesenian, termasuk di dalam lukisan, musik, sastra, dan lain-lain..Yus Rusyana (1984:322) menjelaskan bahwa: “ Apresiasi merupakan pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap nilai sastra yang lebih tinggi dan kegairahan, serta kenikmatan yang timbul sebagai akibat semuanya.
Instrumen penelitian yang merupakan alat evaluasi dan akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes sebagai alat penunjang metode deskriptif. Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan beelajar siswa dalam proses belajar mengajar baik pre-tes paupun pada postes.
Kemampuan seseorang dalam mengapresiasi karya sastra itiu ber beda-beda.Hal ini membuktikan bahwa seseorang dalam mengapresiasi itu tidaklah sama Orang yang memiliki kemampuan daya apresiasi yang tinggi, yaitu orang yang dapat menikmati hasil karya saatra yang dibacanya. Begitupun sebaliknya orang yang daya apresiasi rendah adalah orang yang tidak menikmati hasil karya sasrta yang dibacanya. Novel merupakan hasil karya saastra yang panjang ceritanya dan mengandung unsure ektrinsik dan inrtrinsik. Pendekatan kontekstual sudah lama dikembangkan oleh Jhon Dewey pada tahun 1916 yaitu filosofi belajar yang menekankan pada pengembangan minat dan pengalaman siswa. Pendekatan kontekstual lahir karrena kesadaran bahwa pembelajran yang dilakukan di kelas kurang produktif. Sehari-hari di kelas diisi dengan pemaksaan terhadap siswa untuk belajar dengan cara menerima dan menghapal. Harus segera ada pilihan strategi pembelajaran yang lebih berpihak dan memberdayakan siswa. Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahhuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efaktif, yakni kontruktivisme (contruktivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat 2
Dari 1 soal yang dikemukakan ternyata ada 18 siswa yang dapat menjawab 1 soal dengan benar (100%), dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VI MI Pawenang Purwakarta telah dapat mengidentifikasi novel Detektif Rumah Kretif karya Aep Saepuloh dengan baik dan sisanya kurang memhami.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dikemukakan data-data hasil yang berkaitan dengan kemampuan menentukan unsur intrinsic novel. Kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur novel tersebut akan ditelliti satu persatu terlebih dahulu sebelum akhirnya sampai kapada hasil keseluruhan.
-Kemampuan Siswa Mengidentifikasi Latar
Sebelum mengetengahkan data-data hasil tes itu, terlebih dahulu penulis kemukakan jumlah soal yang diteskan. Soal keseluruhan adalah 10 soal pilihan ganda. Soal yang berkaitan dengan tema berjumlah 2 soal yaitu nomor 3 dan 9 . Soal yang berkaitan dengan alur berjumlah 1 soal yaitu nomor 4. Soal yang berkaitan dengan karakter berjumlah 2 soal yaitu nomor 5 dan 7.. Soal yang berkaitan dengan latar berjumlah 3 soal yaitu nomor 1, 2, 8. Soal yang berkaitan dengan amanat berjumlah 2 soal yaitu nomor 6 dan 10.
Adanya latar dalam novel akan membantu pengarang untuk mengekspresikan watak tokohtokoh. Suatu peristiwa akan terasa kaku apabils hanya berisikan percakapan yang monoton tanpa dibumbui oleh keadaan yang menghidupkan cerita itu. Salah satunya ialah latar. Latar adalah tempat terjadinya peristiwa yang digambarkan melalui pelukisan benda-benda, lingkungan social, alam, serta waktu. Untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengidentifikasi latar, penulis mengemukakan 3 pertanyaan yaitu nomor 1, 2, dan 7. Dari data yang terkumpul dapat penulis ketahui bahwa dari 28 siswa yang penulis teliti 24 siswa menjawab benar (100%). 4 siswa dapat menjawab 2 soal dengan benar (80%). Dengan demikian dapat penulis simpulkan hamper secara keseluruhan (24) siswa kelas VI MI pawenang Purwakarta telah mengidentifikasi latar novel Detektif Rumah Kreatif karya Aep Saepuloh dengan kriteria sangat baik dan sisanya (12) siswa dapat kriteria cukup.
-kemampuan Siswa Mengidentifikasi Tema Tema merupakan ide pokok atau pokok permasalahan dalam sebuah cerita yang disampaikan pengarang kepada pembaca. Untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengidentifikasi tema, penulis mengemukakan 2 pertanyaan yaitu soal nomer 3 dan 8’ dari data yang terkumpul dapat penulis ketahui bahwa dari 28 siswa yang penulis teliti ternyata 19 siswa yang menjawab benar, 6 orang hanya menjawab benar salah satu antara nomor 3 dan 8, sisnya 2 orang menjawab salah.
-Kemampuan Siswa Mengidentifikasi Karakter Unsur lain dalam sebuah cerita adalah karakter atau penokohan. Di dalam sebuah cerita pengarang menggambarkan tokoh cerita sedemikian rupa, sehingga watak setiap tokoh tergambar dengan jelas sesuai keinginan sang pengarang. Fungsi tokoh dalam sebuah cerita adalah untuk memberikan gambaran tentang watak atau karakter yang hidup dalam angan-angan (Rusyana, 1987:67).
-Kemampuan Siswa Mengidentifikasi Alur Alur merupakan rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungkan dengan hukum sebab akibat, akhirnya peristiwa pertama menyebabkan terjadinya peristiwa kedua, peristiwa kedua menyebabkan peristiwa ketiga dan demikian selanjutnya sehingga selesai.
Untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengidentifikasi karakter/watak, penulis mengemukakan 2 pertanyaan, yaitu nomor 4 dan 6. Dari data yang terkumpul dapat penulis ketahui dari 28 siswa yang penulis teliti ternyata 8 siswa yang bisa menjawab benar semua, 17 siswa menjawab benar 1 pertanyaan, dan sisanya 3 siswa menjawab salah.
Untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengapresiasi alur, penulis mengemukakan 1 pertanyaan yaitu soal nomor 10, dari data yang terkumpul dapat penulis ketahui bahwa dari 28 siswa yang penulis teliti ternyata 18 siswa yang menjawab benar dan 10 siswa yang menjawab salah. Mereka menganggap alur yang digunakan dalam novel tersebut alur mundur, sedangkan seharusnya adalah alur maju.
Dari 2 soal yang dikemukakan ternyata 8 siswa menjawab benar semua (100%). 17 siswa 3
dapat menjawab 2 soal dengan benar (80%) 3 siswa menjawab salah.
18 19
-Kemampuan Siswa Mengidentifikasi Amanat
20
Amanat yang hendak dikemukakan oleh pengarang banyak bergantung kepada pekerjaan, citacita, pandangan dan keyakinan yang di anut oleh pengarang. Amanat yang bersipat dibalik kata-kata yang disusun, juga berada dibalik tema yang diungkapkan.
21 22 23 24 25
Untuk mengukur kemampuan siswa mengidentifikasi amanat, penulis mengemukakan 2 pertanyaan yaitu nomor 5 dan 9. Dari data yang terkumpul dapat penulis ketahui bahwa dari 28 siswa yang penulis teliti ternyata 21 siswa yang dapat menjawab benar semua (100%). 4 siswa menjawab benar 1 pertanyaan (50%) dan sisanya 3 siswa menjawab salah.
26 27 28
Kemampuan Siswa Menemukan Unsur Intrinsik Novel
1 2
Ahmad Faoji Andry Yanuardin Annisa Zahraeni Anton Maulana Asiah Fitria Dewi Fatimah Devi Nurul Azizah Dudung Ela Nurlaela Erna Kurniawati Eva Siti Farid Harja Farhan Syadidan Isna Fitria Imas Safitri Jalaludin Mantri Somantri
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jumlah Jawaban Benar
Jumlah
A
B
C
D
E
2 2
3 3
1
1 1
1 2
7 9
1
3
1
2
2
9
2
3
1
1
2
9
1 1
3 3
1 1
1 1
2 2
8 8
2
2
1
1
-
6
2 2 2
3 2 3
-
1 2 1
2 2 2
8 8 8
2 2 -
3 3 3
1 1 -
1 -
2 2 2
8 9 5
2 1 2 -
3 2 3 2
1 1
1 2 1 1
2 2 1 1
10 7 7 5
3
1
2
2
10
2
3
1
1
2
9
1
3
-
2
2
8
1 2
3 3
1 1
1 1
2 2
8 9
2
3
1
1
2
9
2 2
3 3
1
2
2 -
7 8
2
3
1
1
-
7
-
3
1
1
2
7
2
3
-
1
2
8
A
= Tema
B
= Latar
C
= Alur
D
= Karakter
E
= Amanat
Berdasarkan data di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa siswa kelas VI MI Pawenang Purwakarta tahun pelajaran 2011-2012 mampu mengapresiasi unsur intrinsik novel Detektif Rumah Kreatif karya Aep Saepuloh dengan baik dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan demikian pendekatan kontekstual efektif di gunakan dalam pembelajaran apresiasi novel pada siswa kelas VI MI Pawenang Purwakarta. Hal ini terbukti dari 28 siswa, 2 orang memperoleh nilai 10, 7 orang memperoleh nilai 9, 10 orang memperoleh nilai 8, 5 orang memperoleh nilai 7, 1 orang memperoleh nilai 6.
Tabel 1
Nama Siswa
2
Keterangan
Dari 2 soal yang dikemukakan ternyata hampir secara keseluruhan dapat menjawab dengan benar, Dengan demikian dapat penulis simpulkan siswa kelas VI MI Pawenang Purwakarta dapat mengidentifikasi amanat dalam novel Detektif Rumah Kreatif karya Aep Saepuloh, berikut penulis tampilkan dalam bentuk tabel.
N o
Mimah Nurhalimah M. Yusli Karyana Rani Hermawati Ratna Listi Roni Muharram M. Rifal Rifai Santi Dewi Susi Susilawati Titin Rahmawati Yuyun Yuningsih Argi
F
Dari 5 soal yang dikemukakan ternyata 2 orang yang dapat menjawab 5 pertanyaan dengan benar (100%). 7 orang yang dapat menjawab 4 pertanyaan (80%). 10 orang menjawab 3 pertanyaan(60%). Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VI MI Pawenang Purwakarta tahun pelajaran 2011-2012 telah dapat mengidentifikasi intrinsik novel Detektif Rumah Kreatif karya Aep Saepuloh dengan kriteria baik dan sisanya (3) siswa dapat criteria cukup.
4
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil analisis, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Depdiknas.(2003). Pendidikan Kontekstual; Contextual Teaching And Learning (CTL).
1. Hampir seluruhnya siswa kelas VI MI Pawenang Purwakarta dapat mengapresiasi novel anak dari segi unsure intrinsiknya dengan baik. 2. Hampir seluruhnya siswa kelas VI MI Pawenang Purwakarta dapat memahami dalam mengapresiasi novel anak. 3. Pembelajaran apresiasi novel anak dengan menggunakan teknik kontekstual sangat tepat digunakan di sekolah MI Pawenang Purwakarta.
Jakarta : Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Depaartemen Pendidika Nasional. Suprijono et.al. 2009. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Trianto. 2007. Model-model pembelajaran. Jakarta. Prestasi Pustaka.
5