1 PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS X SMA KARTIKA SILIWANGI 4 CIMAHI Heru Pramana Agustiansyah 0821.210
[email protected] STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Judul skripsi ini adalah “Pembelajaran Apresiasi Puisi Dengan Metode Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas X SMA”. Penelitian ini mencakup kegiatan apresiasi puisi dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), Apresiasi puisi merupakan bagian dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam puisi secara teori, tetapi siswa harus memahami dan menghayati nilai keindahan yang terkandung dalam sebuah puisi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dengan desain pretes dan postes. Teknik tersebut digunakan untuk mengukur keefektifan metode yang digunakan dalam pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama, rencana pembelajaran yang dijadikan acuan dalam proses belajar mengajar. Kedua, lembar evaluasi yang berupa tes pilihan ganda sebanyak 10 soal, dan tes tersebut diberikan pada saat pretes dan postes. Ketiga, angket dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung mengenai objek yang penulis teliti. Dari data penilaian tersebut dapat terlihat perbedaan yang signifikan antara nilai pretes dan postes. Berdasarkan analisis pengolahan data dan angket dapat disimpulkan bahwa metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) efektif diterapkan dalam pembelajaran apresiasi puisi, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi. Kata kunci: Kooperatif Tipe Teams Games Tournament, Apresiasi Puisi
PENDAHULUAN Sastra sebagai karya manusia mengandung unsur seni yang menghubungkan pembaca dengan dunia kemanusiaan (Shafwan Hadi Umry, 1997 : 15). Sastra merupakan alat komunikasi ekspresif yang diciptakan pengarang dengan berbagai daya dan kekuatan imajinasinya untuk dapat diapresiasi pembaca. Secara Etimologis (menurut asal-usul kata) kesusastraan berarti karangan yang indah (Mursal Esten, 1993 : 7). Jika tujuan akhir bahasa Indonesia adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa yang mencakup kegiatan mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis maka sastra tidak bisa terpisahkan sebagai bagian dari pembelajaran bahasa. Sekurang-kurangnya ada empat manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran sastra yaitu membantu mengembengkan keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan (Budaya), mengembangkan daya, cipta, dan rasa, serta menumbuhkan pertumbuhan watak (Moody dalam Rahmanto, 1988 : 16-25).
Mengingat sastra memiliki dua wilayah yang bisa membuatnya berkembang yaitu bahasa dan seni, seharusnya satra dapat berkembang dan bersosialisasi dengan baik, khususnya bagi para pencinta sastra dikalangan siswa SMA. Salah satu pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah apresiasi puisi. Pembelajaran apresiasi puisi itu harus diajarkan baik teori maupun keterampilannya. Namun pada kenyataannya banyak guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang mengajarkan puisi dengan menekankan terhadap teorinya saja sedangkan keterampilan apresiasi sastranya jarang sekali diberikan. Menyikapi uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran apresiasi puisi seharusnya ditangani dengan sungguh-sungguh agar dapat mempermudah dan mempercepat pencapaian kompetensi pada seluruh siswa khususnya tingkat SMA. Metode didefinisikan sebagai keseluruhan rencana pengaturan tertentu yang sifatnya prosedural, sehubungan dengan itu itu serangkaian usaha yang kreatif dengan menciptakan metode-metode pembelajaran yang
2 bermakna, menarik, efektif, dan komperhensif sangan diperlikan sekali. Dengan berlatar belakang pernyataan di atas, penulis merumuskan suatu judul penelitian yaitu Pembelajaran Apresiasi Puisi Dengan Metode Kooperatif Tipe Teams Games Tournamen (TGT) Pada Siswa Kelas X SMA. KAJIAN TEORI DAN METODE “model pembelajaran merupakan rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan member petunjuk kepada pengajar di kelas (Dahlan, 1990:21). Sedangkan Nurgiantoro menjelaskan bahwa “Pembelajaran adalah suatu proses belajar mengajar untuk meningkatkan kopetensi siswa” (200:33). Berdasarkan definisi di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa model pembelajaran itu merupakan suatu rancangan yang digunakan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Adapun tujuan dari pembelajaran yang ingin dicapai tersebut adalah meningkatkan kognitif, psikomotorik, dan keafektifan yang terdapat dalam diri siswa. Model pembelajaran itu ada berbagai macam, dan kebaikan model mengajar sangat tergantung kepada tujuan pembelajaran itu sendiri. Dahlan (1990:24-25) mengemukakan empat rumpun model pembelajaran, yaitu: 1. Model pemrosesan informasi Rumpun ini terdiri atas model pengajaran yang menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah. Model ini memfokuskan perhatian kepada aktivitas yang membina keterampilan dan isi pembelajaran. 2. Model pribadi Rumpun model pribadi mengutamakan hubungan antar pribadi dan pertumbuhan
siswa yang dihasilkan dari aktivitas belajar. Model ini lebih banyak memperhatikan kehidupan emosional siswa. 3. Model interaksi sosial Rumpun model interaksi sosial menitik beratkan perhatiannya pada proses interaksi yang terjadi dalam kelompok. 4. Model perilaku Cirri model perilaku ialah adanya kecenderungan memecahkan tugas belajar pada sejumlah perilaku yang berurutan. Model pembelajaran rumpun ini meliputi teori belajar, teori belajar sosial, pengubahan perilaku, dan terapi perilaku. Berbicara tentang tujuan pengajaran apresiasi sastra, Rusyana dalam Effendi dkk. (1998;1.13) menyatakan bahwa “Tujuan pengajaran sastra adalah untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang sastra”. Tujuan untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan sastra dijelaskan olehnya dua bagian itu, yaitu tujuan memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam mengapresiasi sastra, dan tujuan memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam mengekspresi sastra. Untuk memperkuat pendapatnya, Rusyana dalam Effendi dkk (1998;1.13) menyatakan bahwa “Tujuan untuk beroleh pengetahuan sastra itu berjalin erat dengan tujuan beroleh pengalaman sastra”. Hal ini terjadi Karena pengalaman yang mereka miliki diperjelas dengan pengetahuan tentang hal itu. Kesatuan tujuan pembelajaran sastra dihimpun dalam kata apresiasi yang artinya memahami, meletakan penghargaan dengan nilai yang tinggi dan menghargai dengan kritis. Istilah apresiasi berasal dari bahasa Perancis aprecier ataupun appretiare, yang berakar dari bahasa Latin yaitu pretium yang berarti price atau harga (Ahmadi, 1990:86). Dalam kontek yang lebih luas Aminuddin (1987:34) menjelaskan bahwa Istilah apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatio yang berarti mengindahkan atau menghargai. Sedangkan istilah apresiasi menurut Gove mengandung makna 1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin ; 2) pemahaman dan pengakuan
3 terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan sebagai suatu proses. Dan apresiasi tersebut melibatkan 3 (tiga) unsur inti, yakni : 1) aspek kognitif ; 2) aspek emotif ; 3) aspek evaluatif. Pengertian sastra menurut Rusyana dalam Effendi (1988;1.3) sastra adalah hasil kegiatan kreatif manusia dalam mengungkapkan penghayatannya dengan menggunakan bahasa. Berdasarkan uraian tentang apresiasi dan sastra diatas dapat disimpulkan bahwa pengajaran apresiasi sastra adalah suatu proses interaksi antara guru dan murid tentang sastra. Di dalam interaksi itu terjadi proses yang memungkinkan terjadinya pengenalan, pemahaman, penghayatan, penikmatan terhadap karya sastra. Dengan demikian pembelajaran apresiasi sastra memperoleh manfaat dari karya sastra. Akhmadi dalam Effendi (1988;14) menggambarkan bahwa pengajaran apresiasi sastra berfungsi sebagai berikut : a. Melatih keempat keterampilanberbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, menulis). b. Menambah pengetahuan pengalaman tentang hidup manusia, adat istiadat, agama, kebudayaan. c. Membantu pengembangan kepribadian. d. Membantu pembentukan otak. e. Member kenyamanan, keamanan, dan kepuasan melalui kehidupan manusia dalam fiksi. f. Memperluas dimensi kehidupan dengan pengalaman baru hingga dapat melarikan diri sejenak dari kehidupan yang sebenarnya. Dengan fungsi-fungsi seperti yang di atas, maka sudah jelas bahwa apresiasi sastra akan bermanfaat Manfaat pengajaran apresiasi sastra sebagai berikut :
disebutkan pengajaran bagi kita. antara lain
a. Meningkatkan kemampuan membaca, menyimak, berbicara, menulis. b. Menambah pengetahuan dan wawasan. c. Mengembangkan kepribadian kearah yang lebih mantap. d. Membentuk watak yang baik. e. Memperoleh keamanan, kenyamanan, dan kepuasan. f. Memperoleh hiburan. Rusyana (1984:322) menjelaskan, “bahwa apresiasi puisi dapat diartikan sebagai pengalaman dan pemahaman yang tepat terhadap nilai sastra(puisi) dan kegairahannya serta kenikmatan yang timbul sebagai akibat semua itu”. Dengan mengenal, memahami, menghayati, siswa dapat menukmati, menghargai, dan mencintai karya sastra. Puisi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata poiesis yang berarti penciptaan. Dalam bahasa Inggris padanan kata puisi adalah poetry yang erat hubungannya dengan kata poet dan kata poen (Tarigan, 1984 : 4). Disamping itu Poerwadaminta (1999 : 772) berpendapat bahwa puisi itu adalah karangan kesusastraan yang berbentuk sajak (syair, pantun, dan sebagainya). Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batin (Waluyo, 1995 : 25). Puisi merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan tuhan melalui media bahasa yang estemik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya dalam bentuk tek yang dinamakan puisi (Zulfahnur, dkk., 1997:79). Aminuddin (1995 : 34) lebih lanjut menjelaskan bahwa puisi diartikan membuat dan perbuatan, karena lewat puisi dasarnya orang telah
4 menciptakan suatu dunia sendiri yang mungkin berisi pesan atau gambar suasana tertentu baik fisik maupun batiniah. Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas, puisi dapat disimpulkan sebagai karangan kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan diungkapkan melalui media bahasa yang estetik.
Arikunto (1996 : 150) mengemukakan bahwa “untuk mencapai hasil suatu penelitian diperlukan sebuah metode-metode. Johnson and Johnson dalam Lie (2002 : 17) mengatakan bahwa metode kooperatif adalah sutau model diskusi yang dibimbing guru, dan terdiri dari beberapa kelompok didalam kelas, satu kelompok terdiri dari empat sampai enam orang.
Hakikat puisi adalah apa yang menyebabkan puisi itu disebut puisi. Menurut Pradopo (2002:315-318) ada tiga aspek yang perlu diperhatikanuntuk mengerti hakikat puisi, yaitu sifat seni atau fungsi seni, kepadatan, dan ekspresi. Dalam mengapresiasi puisi, kita harus memahami hakikat puisi. Richards (dalam Nadeak, 1985:33) mengemukakan hakikat puisi terdiri dari tema atau makna, rasa, nada, dan tujuan.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak sekali variasi. Salah satu diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Rusyana (1984 : 322) mengemukakan bahwa apresiasi puisi dapat diartikan sebagai pengalaman dan pemahaman yang tepat terhadap nilai puisi sastra dan kegairahan kepadanya serta kenikmatan yang timbul sebagai akibat semua itu.
Untuk menyimpulkan data penelitian dalam model pembelajaran apresiasi puisi dengan metode kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), penulis mengunakan metode deskriftif analitik. Metode deskriftif analitik ini membahas masalah dengan langkah-langkah mengumpulkan, kemudian menyusun dan menganalisis serta menginterpretasikan tentang arti data itu
Efendi dalam Aminuddin (1987 : 32) apresiasi puisi adalah kemampuan menggauli karya sastra puisi secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran yang kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra puisi tersebut. Dari beberapa definis yang dikemukakan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa apresiasi puisi adalah kegiatan untuk mengenal, mengagumi, mengakrabi suatu hasil kebudayaan berupa karya sastra dengan cara sungguhsungguh sehingga timbul penghargaan terhadap karya sastra tersebut.
Melalui metode deskriftif analitik ini ingin memperoleh apa adanya pemahaman siswa terhadap suatu dengan mengunakan tipe Teams Tournament (TGT).
penulis tentang wacana Games
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Studi Pustaka, Tes/Penilaian, Uji coba. Teknik pengolahan data dilakukan untuk menganalisis dan mengolah data. Pengolahan
5 data yang dibahas berdasarkan jenis data, dan setelah pengumpulan data selesai dan terkumpul, maka perlu diadakan pengolahan agar data tersebut lebih menjurus kepada hasil penelitian ini.
Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) (Postes). Artinya , bahwa model pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sangat efektif diterapkan pada siswa kelas X SMA
HASIL DAN PEMBAHASAN DAFTAR PUSTAKA Data hasil pembelajran apresiasi puisi dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) diperoleh dari hasil tes pilihn ganda sebanyak 10 butir soal. Kegiatn pertama yang dilakukan adalah memberikan soal pretes yang berjumlah 10 butir soal pilihan ganda dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang pembelajaran apresiasi puisi yang nantinya akan diterapkan. Kegiatan kedua yang dilakukan yaitu kegiatan postes yang dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar dilakukan tentang pembelajaran apresiasi puisi dengan metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) selesai, dengan cara, siswa diberikan 10 butir soal yang berbentuk pilihan ganda, dan soal tersebut adalah soal yang digunakan pada kegiatan pretes.
Aminudin.1987. Teori Pembelajaran Sastra. Bandung: Sinar Baru. Nurgiyantoro. 1988. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogya: BPFE. Rahmanto. B. 2005. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Tarigan. H.G. 1984. Sastra. Bandung: Angkasa. Tarigan. H.G. 1984. Metodologi Pengajaran Bahasa Sastra. Bandung: Angkasa. Tarigan. H.G. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Effendi. 2004. Pembelajaran Apresiasi. Bandung: Armico.
SIMPULAN Setelah penulis meneliti, mengolah, dan menganalisis data, maka kesimpulan yang dapat penulis simpulkan yaitu: Tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang penulis terapkan mengalami peningkatan, data ini terlihat pada perbedaan yang signifikan antara hasil tes siswa sebelum mendapatkan pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan metode Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) (Pretes), dan tes setelah siswa mendapatkan pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan metode
Poerwadarminta. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Depdiknas. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI. Furchan, A. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: UN Sudjana, N. 2002. Metode Pembelajaran Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sudjana, N. 2002. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung: Sinar Baru Algesindo.