Pembangunan Minat Berkarier sebagai Auditor dengan Pengukuran Persepsi Mahasiswa terhadap Lingkungan Kerja Auditor Secara Global (Survei pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Maranatha Bandung)
Rapina Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Abstract Transformations and alterations are brought about by the Indonesian government, from practices related to accounting methods to the establishment of the professional body and the Public Accountant Compartment. A great number of cases happening to the profession of public accountants cause the decreasing trust of the public to the profession of an auditor. This research discusses how the influence of accounting student’s perception about the job atmosphere of an auditor to his job choice as an auditor. The influence of studen’ts perception can be judged from job duties and responsibilities; advancement training and superviso;, and personal concern. This research uses doubled linier regression method to 50 respondents by using SPSS Pogram 17.0. The influence of accounting student’s perception about the job atmosphere of an auditor covers 36.6%, where the value has quite a big influence over a job choice as an auditor and there is a strong relationship between the two variables, namely 67.2%. Keywords: students perception about auditor, the job choice as an auditor, job duties and responsibilities
I.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Setiap akuntan publik wajib menjadi anggota Institute Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh Pemerintah. Adanya peraturan-peraturan tersebut diharapkan tidak terjadi penyimpangan terhadap perilaku auditor terkait dengan skandal-skandal akuntansi yang dapat menyeret profesi akuntan. Para akuntan harus menjalankan tugasnya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang ditetapkan organisasi profesi serta mengikuti ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dunia kini makin sulit percaya pada kejujuran para akuntan. Awal abad 21 yang lalu kita dikejutkan adanya skandal Enron gate dan WorldCom yang menghebohkan kalangan dunia usaha, skandal di Enron dan WorldCom tersebut terjadi karena timbul praktik persekongkolan (kolusi) yang melibatkan profesi akuntan publik, auditor internal dan manajemen, dan yang lebih mengejutkan lagi, akuntan publik yang terlibat dalam skandal tersebut adalah akuntan Arthur Andersen yang masuk dalam The Big Five (lima akuntan terbesar) di Amerika Serikat. Kasus Enron tersebut membuat kepercayaan masyarakat Amerika Serikat khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya terhadap profesi di bidang jasa publik ini semakin merosot. Bukti dari kejadian tersebut adalah dengan menurunnya jumlah mahasiswa jurusan akuntansi di Amerika Serikat (Sugiarto,2010). 132
Pembangunan Minat Berkarier sebagai Auditor dengan Pengukuran Persepsi Mahasiswa terhadap Lingkungan Kerja Auditor Secara Global (Rapina)
Pada negeri adidaya seperti Amerika Serikat, skandal akuntansi itu bisa terjadi, apalagi di Indonesia, pada tanggal 19 September 2009, Pemerintah melalui menteri keuangan Republik Indonesia (RI) SriMulyani telah menetapkan pemberian sanksi pembekuan izin usaha kepada 8 (delapan) Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Penetapan sanksi pembekuan izin usaha itu berdasarkan peraturan menteri keuangan No.17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Terjadinya beberapa skandal yang melibatkan akuntan, kemudian dibuatkannya rancangan undang– undang akuntan publik dimana rancangan undang–undang tersebut antara lain akan mengatur lingkup jasa Akuntan Publik (AP), perizinan AP, kerjasama KAP dengan KAP asing, regulator profesi AP, asosiasi AP, hak, kewajiban dan larangan bagi AP dan KAP, komite pertimbangan profesi AP, sanksi administrasi dan ketentuan pidana diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi generasi berikutnya. Cukup disayangkan minat generasi muda saat ini terhadap profesi akuntan publik sangat mengkhawatirkan (Sugiarto,2010) Pilihan karier merupakan suatu proses atau aktivitas individu dalam usaha mempersiapkan diri untuk memasuki karier yang berhubungan dengan pekerjaan melalui suatu rangkaian proses kegiatan yang terarah dan sistematis. Menurut Flippo dalam Tampubolon (2006) karier merupakan suatu rangkaian kegiatan kerja yang terpisahkan tetapi berkaitan, yang memberikan kesinambungan, ketentraman dan arti dalam hidup seseorang. Selain itu pilihan karier juga dipengaruhi oleh gender, AICPA (2004) yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan pertimbangan antara laki-laki dan perempuan dalam proses pemilihan kariernya untuk bekerja menjadi akuntan publik atau tidak. Responden pria lebih mempertimbangkan gaji dan tempat bekerja, sedangkan responden wanita lebih mementingkan keamanan (safety). Samekto (1999) menemukan bahwa terdapat kesetaraan antara akuntan pria dan wanita dalam bekerja terutama menyangkut motivasi, komitmen kerja dan kemampuan kerja. Karier akuntan publik merupakan karier yang dipandang menjanjikan prospek yang cerah karena profesi ini memberikan tantangan intelektual dan pengalaman belajar yang tidak ternilai menurut Wheeler (1983). Akuntan publik juga menghadapi banyak masalah dan tantangan berat, seperti peningkatan risiko, tanggung jawab, adanya batasan waktu, persaingan sesama KAP, dan teknologi yang semakin canggih menurut Collins(1993). Keadaan ini membentuk persepsi tentang kelemahan menjadi akuntan publik. Felton (1994) menemukan bahwa pemilihan karier mahasiswa akuntansi dipengaruhi oleh faktor-faktor intrinsik, gaji dan pertimbangan pasar kerja. Akan tetapi, keputusan memilih karier bukan merupakan hal yang mudah karena seseorang tidak dapat begitu saja memutuskan pilihan kariernya tanpa mempertimbangkan berbagai faktor. Pertimbangan atas faktor informasi tersebut begitu penting kaitannya dalam proses pengambilan keputusan seorang individu, termasuk mahasiswa akuntansi yang akan membuat keputusan dalam memilih karier agar karier yang dipilih sesuai dengan yang diinginkan. Pernyataan Illya Avianty pada Acara National Accounting Week 2009 yang menyatakan bahwa saat ini profesi akuntan dikatakan sebagai profesi kakek-nenek, semakin sedikit golongan muda yang berperan aktif menjadi akuntan. Sejauh pengetahuan penulis, penelitian ini pernah dilakukan oleh Irawan (2006) didapatkan simpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pemilihan kariernya di kantor akuntan publik. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Hartono (2009) mengenai persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pemilihan kariernya sebagai akuntan publik memiliki pengaruh yang kurang signifikan. Selain itu, penulis mencari data jumlah lulusan mahasiswa akuntansi tahun 2010/2011 dari beberapa Universitas serta jumlah mahasiswa fresh graduate yang bekerja di KAP yang berada di Kota Bandung, dan juga kriteria-kriteria yang diperlukan untuk dapat bekerja di KAP.
133
Zenit Volume 1 Nomor 2 Agustus 2012
Tabel I Jumlah Mahasiswa Fresh Graduate yang bekerja di KAP Kota Bandung Kantor Akuntan Publik Pria Wanita Total Fresh Graduate 1 KAP. DRS BAMBANG BUDI TRESNO 5 7 12 0 2 KAP. DRS. KAREL & WIDYARTA 3 5 8 2 3 KAP. DR. LA MIDJAN & REKAN 7 2 9 0 4 KAP. DRS. SANUSI, SUPARDI & 13 2 15 9 SOEGIHARTO 5 KAP. AHMAD, EASYID, HISBULLAH & 10 5 15 0 JERRY (CAB) 6 KAP. DRS. MOCH ZAINNUDIN 5 2 7 2 Sumber : Hasil Survei (Februari 2012) Kriteria – kriteria untuk dapat bekerja ditempat akuntan publik yaitu: 1. Lulusan di bidang akuntansi ( S1 ) 2. IPK minimal 3,00 3. Menguasai bidang akuntansi 4. Memiliki pengalaman ( sebelumnya pernah magang ) No
Tabel II Jumlah Mahasiswa Akuntansi Yang Telah Lulus Untuk Thn 2010/2011 No Universitas Jumlah Mahasiswa Akuntansi Yang Lulus Thn 2010/2011 1 Universitas Kristen Maranatha 324 2 Universitas Katolik Parahyangan 341 3 Universitas Padjajaran 372 4 STMIK LIKMI 62 5 Universitas Nasional Pasim 46 Sumber : Hasil Survei (Februari 2012) Berdasarkan uraian data diatas masih sedikit lulusan fresh graduate yang bekerja di KAP. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi yang diterima mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi pilihan kariernya memasuki profesi akuntan, dituangkan dalam judul: Pembangunan Minat Berkarier sebagai Auditor dengan Mengukur Persepsi Mahasiswa Mengenai Lingkungan Kerja Auditor Secara Global 1.2 Identifikasi Masalah 1. Seberapa besar pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi terhadap pilihan karier sebagai auditor? II. Kajian Teori 2.1 Pengertian Auditing Arens, Elder dan Beasley(2008:4) dalam buku Auditing and Assurance ServiceAs Integrated Approach mendefinisikan auditing sebagai : “The accumulation and evolution of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by competent and independent person”. Pengertian audit juga dikemukakan beberapa ahli yaitu menurut Agoes(2002:3) auditing adalah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap
134
Pembangunan Minat Berkarier sebagai Auditor dengan Pengukuran Persepsi Mahasiswa terhadap Lingkungan Kerja Auditor Secara Global (Rapina)
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan buktibukti pendukung. Sedangkan menurut Mulyadi(2006:31) auditing adalah : “Salah satu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasil kepada pemakai yang berkepentingan”. Selanjutnya A Standar Of Basic Aaudit Concepts (ASOBAC) yang diterjemahkan oleh Halim(2003:1) adalah : “Suatu proses sistematis untuk menghimpun dan megevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya pada para pemakai yang berkepentingan” 2.2 Jenis-jenis Audit Menurut Boynton dan Kell(2003:6) terdapat tiga tipe audit yaitu: 1. Audit laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). 2. Audit kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu. 3. Audit operasional (operational audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Audit jenis ini sering disebut audit manajemen. Selain tiga jenis audit diatas terdapat satu jenis audit lainnya, yaitu Audit Sistem Informasi (Information System Audit). Audit sistem informasi adalah suatu audit yang meliputi perolehan dan pengevaluasikan bukti untuk menentukan apakah system computer (sistem informasi), melindungi aset, menjaga integritas data, memungkinkan tujuan perusahaan tercapai secara efektif serta menggunakan sumber daya secara efisien. Sesuai dengan tujuan penelitian maka pengertian audit yang relevan untuk dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah pengertian audit atas laporan keuangan. Menurut Arens, Elder, Beasley(2008:16) beberapa jenis audit melihat dari segi fungsinya terdiri dari: 1. Audit Operasional Audit operasional adalah tinjauan atas bagian tertentu dari prosedur serta mtode operasional organisasi tertentu yang bertujuan untuk mengevaluasi efesiensi serta efektivitas prosedur serta metode tersebut. Pada saat suatu audit operasional selesai dilaksanakan, manajemen mengharapkan sejumlah rekomendasi untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan. Contoh dari audit operasional adalah mengevalusi efesiensi serta ketepatan pemrosesan transaksi terhadap setiap penjualan. Dalam audit operasional, tinjauan-tinjauan yang dibuat tidak terbatas pada akuntansi, dapat juga mencakup evaluasi atas struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemasaran, serta banyak area audit lainnya sesuai dengan kualifikasi auditor. 2. Audit Kepatuhan Tujuan audit kepatuhan adalah menentukan apakah klien (auditee) telah mengikuti prosedur, tata cara, serta peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi. Audit kepatuhan pada perusahaan didalamnya tercakup penentuan apakah staf akuntansi telah mematuhi peraturan-peraturan yang disusun oleh pengawas perusahaan, meninjau tingkat upah apakah telah memenuhi aturan upah minimum, atau menguji kontrak perjanjian dengan pihak bank serta pihak kreditur lainnya. Temuan audit kepatuhan umumnya disampaikan secara khusus pada unit organisasi yang diaudit dan tidak umum jika disampaikan pada suatu lingkup pengguna yang lebih luas. 135
Zenit Volume 1 Nomor 2 Agustus 2012
Manajemen merupakan pihak utama yang menaruh perhatian pada prosedut-prosedur serta peraturan-peraturan yang berlaku. 3. Audit atas Laporan Keuangan Pada umumnya, kriteria tersebut adalah pernyataan standard akuntansi keuangan, walaupun merupakan hal yang umum untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan yang dibuat dengan metode kas atau metode akuntansi lainnya yang cocok bagi perusahaan tersebut. Laporan keuangan mencakup neraca, laba rugi, serta laporan arus kas, termasuk pula catatan atas laporan keuangan. Pihak auditor merupakan pihak yang melakukan ujian yang tepat untuk menentukan apakah laporan tersebut mengandung kesalahan bahan atau pernyataan salah lainnya, dan dalam hal menentukan apakah laporan keuangan dinyatakan dengan adil sesuai dengan GAAP. Pendekatan terpadu kepada audit membahas baik risiko kesalahan dan control operasional yang dimaksudkan untuk mencegah kesalahan. Pendekatan terpadu ini meningkat dengan menggabungkan pandangan strategis dan entitas bisnis. 2.3 Standar Auditing Menurut Bastian (2006:210), standar audit memuat persyaratan professional auditor, mutu pelaksanaan audit, dan persyaratan laporan audit yang professional dan bermutu . Pernyataan Standar Auditing No.1 (2001) menyatakan bahwa standar audit mencakup ukuran mutu profesional (professional qualities) auditor independen dan pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Dalam setiap tahap audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen harus ditetapkan standard auditing. Standard auditing merupakan suatu kaidah agar mutu auditing dapat dicapai sebagaimana mestinya. Seperti yang tercantum di dalam Standar Profesional Akuntan Publik, PSA No. 01 (IAI,2001:150.1) menyatakan bahwa standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Standar Umum a. Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusuna laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2. Standar Pekerjaan Lapangan a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat ataas laporan keuangan auditan. 3. Standar Pelaporan a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. b. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterpkan dalam periode sebelumnya. c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit. d. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. Hal–hal yang berkaitan 136
Pembangunan Minat Berkarier sebagai Auditor dengan Pengukuran Persepsi Mahasiswa terhadap Lingkungan Kerja Auditor Secara Global (Rapina)
antara auditor dan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor dan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya. 2.4 Persepsi Mahasiswa dan Pilihan Karier sebagai Auditor Menurut Krech, Cruthfield dan Ballachey yang dikutip oleh Wicaksono(2005:1) pengertian pilihan karier adalah : “ Merupakan usaha individu untuk mempersiapkan diri untuk memasuki kerja yang berhubungan dengan pekerjaan melalui serangkaian proses kegiatan yang terarah dan sistematis sehingga mampu memilih kerja sesuai dengan yang diinginkan.” Kerja sendiri menurut Flippo (2000:248) adalah sebagai berikut “ A career can be defined as a segment of separated but related work activities that provide continuity order and meaning in a person’s life”. Sukardi (2003:40) menyebutkan bahwa pada dasarnya informasi yang berguna dalam membuat pilihan karier ada 3 jenis yaitu : (1) informasi pribadi sosial, (2) Informasi pendidikan, (3) informasi pekerjaan. Informasi pribadi sosial berkaitan dengan konsep pemahaman diri dan berhubungan dengan orang lain yang akan berpengaruh kepada pilihan jabatan. Informasi pendidikan berkaitan dengan pengetahuan tentang pendidikan apa yang harus dimiliki untuk memperoleh suatu pekerjaan. Sementara informasi pekerjaan berkaitan dengan pengetahuan mengenai pekerjaan mana yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi dirinya, misalnya informasi mengenai persyaratan, pekerjaan, imbalan kerja dan kondisi dunia kerja. Salah satu informasi mengenai profesi yang dapat berguna dalam membuat pilihan karier adalah informasi mengenai kondisi lingkungan kerja profesi tersebut, yaitu bagaimana kondisi yang akan dihadapi oleh seseorag pada saat bekerja. Begitu juga dengan auditor, salah satu informasi yang berguna bagi mahasiswa akuntansi dalam membuat keputusan bekerja sebagai auditor adalah informasi mengenai lingkungan kerja auditor. Menurut Walgito(2004:69) persepsi adalah “Suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus itu diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi”. Wheeler(1983) menemukan bahwa karier akuntan publik merupakan karier yang dipandang menjanjikan prospek yang cerah karena profesi ini memberikan tantangan intelektual dan pengalaman belajar yang tidak ternilai. Akuntan publik juga merupakan penasehat bisnis yang terpercaya dan profesi akuntan publik banyak yang menjadi manajer. Hal ini membentuk persepsi positif terhadap profesi akuntan publik. Akuntan publik juga menghadapi banyak masalah dan tantangan berat, seperti peningkatan risiko dan tanggung jawab, adanya batasan waktu, standar overload, persaingan sesama KAP, dan teknologi yang semakin canggih yang harus selalu diikuti Collins(1993). Keadaan ini membentuk persepsi tentang kelemahan menjadi akuntan publik. Spector (2000:196) mengatakan bahwa pekerjaan menghasilkan uang, kebebasan, dan kemandirian. Biasanya orang akan merasa puas atas kerja yang telah dijalankannya apabila apa yang dikerjakannya itu dianggapnya telah memenuhi harapannya sesuai dengan tujuannya bekerja. Apabila seseorang mendambakan sesuatu itu berarti ia memiliki suatu harapan dan dengan demikian ia termotivasi untuk melakukan tindakan pencapaian harapan itu. Jika harapannya itu terpenuhi, ia akan merasa puas. Kepuasan kerja merupakan komponen dari sikap yang paling banyak diteliti. Hal ini disebabkan karena kepuasan kerja dapat meningkatkan motivasi kerja dan produktivitas kerja individu. Penghasilan atau gaji juga merupakan faktor yang berpengaruh dalam memilih karier. Hasil penelitian Felton et al.(1994) dalam menjelaskan bahwa gaji awal yang tinggi merupakan faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk memilih berprofesi pada non akuntan publik dan gaji jangka panjang yang tinggi merupakan faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk memilih berprofesi sebagai akuntan publik. 137
Zenit Volume 1 Nomor 2 Agustus 2012
Hasil penelitian Felton et al.(1994) dalam menjelaskan bahwa pertimbangan pasar kerja yaitu pekerjaan yang aman bukan merupakan faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk memilih berkarier sebagai akuntan publik dan akuntan perusahaan. Pelatihan profesional merupakan pertimbangan penting dalam pertimbangan penting dalam pemilihan profesi akuntan publik. Akan tetapi faktor pelatihan profesional tidak mempengaruhi mahasiswa untuk memilih profesi akuntan perusahaan, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik. Gambar 1 Gambar Paradigma Penelitian Ha (pengaruh signifikan) Persepsi Mahasiswa Mengenai Lingkungan Kerja
Pilihan Karier Sebagai Auditor
2.5 Hipotesis Berdasarkan identifikasi masalah dan tujuan yang ingin dicapai maka Ho dan Ha dinyatakan sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi mahasiswa akuntansi di Universitas Kristen Maranatha mengenai lingkungan kerja auditor terhadap pilihan kariernya sebagai auditor di KAP. Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan persepsi mahasiswa akuntansi di Universitas Kristen Maranatha mengenai lingkungan kerja auditor terhadap pilihan kariernya sebagai auditor di KAP.
III. Metode Penelitian 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis adalah metode survei yang merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Dalam penelitian survei, peneliti meneliti karakteristik atau hubungan sebab akibat antar variabel tanpa adanya intervensi peneliti. Penelitian survei ditandai dengan proses pengambilan sampel dari suatu populasi serta digunakannya kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data dengan unit analisisnya adalah mahasiswa akuntansi di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Penulis dengan menggunakan objek tersebut ingin menguji apakah akan terdapat pengaruh diantara persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor, terhadap pilihan karier sebagai auditor. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Menurut Sugiyono (2009:64), wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. 2. Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan secara tertulis yang akan dijawab oleh responden penelitian, agar peneliti memperoleh data lapangan / empiris untuk memecahkan masalah penelitian dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Supardi,2005:127). Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu model pertanyaan dimana pertanyaan tersebut telah disediakan jawabannya, sehingga responden hanya memilih dari alternative jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pilihannya (Supardi,2005:133). Kuesioner ini dibuat dengan menggunakan skala likert, dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan tentang perilaku, objek, orang, atau kenyataan (Kuncoro, 2003:156). Pertanyaan yang dibuat adalah dengan skor lima titik, dengan susunan sebagai berikut: 138
Pembangunan Minat Berkarier sebagai Auditor dengan Pengukuran Persepsi Mahasiswa terhadap Lingkungan Kerja Auditor Secara Global (Rapina)
• Sangat Setuju (SS) =5 • Setuju (S) =4 • Kurang Setuju (KS) = 3 • Tidak Setuju (TS) = 2 • Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 3. Studi Kepustakaan Pengumpulan data dalam teknik ini diperoleh dari sumber kepustakaan dengan membaca, mempelajari dan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan topik yang diteliti. 3.2 Metode Pengumpulan Data Alat yang digunakan oleh penulis untuk mengukur data yang dihasilkan oleh para responden adalah dengan menggunakan kuesioner, yaitu suatu penyelidikan mengenai masalah yang dilaksanakan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir yang diajukan secara tertulis beserta pilihan jawaban yang tersedia dan kolom jawaban. Penulis memilih orang-orang yang berkaitan dengan topik yang diteliti yaitu adalah mahasiswa akuntansi di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Jumlah responden yang akan dimintai informasi sebanyak 50 orang. 3.3 Operasionalisasi Variabel Variabel Persepsi Mengenai Lingkungan Kerja Auditor (X)
Tabel III Operasionalisasi Variabel Sub Variabel Konsep Sub Variabel Skala Pengukuran Job Duties & a. Pengetahuan dan Ordinal Responsibilities keahlian yang dibutuhkan
NoItem 1-4 5-10
b. Atribut dan manfaat profesi auditor Advancement Training & supervision
a. Kemahiran pekerjaan 2 tahun pertama
Ordinal
11 12-13 14-15
b. Harapan atas pelatihan oleh KAP c. Harapan atas tingkat dan kecukupan supervisi kerja
139
Zenit Volume 1 Nomor 2 Agustus 2012
Variabel Persepsi Mengenai Lingkungan Kerja Auditor (X)
Tabel III Operasionalisasi Variabel (Lanjutan) Sub Variabel Konsep Sub Variabel Skala Pengukuran Personal a. Standar etik dan Ordinal Concern interaksi dan rekan
NoItem 16-21
b. Dukungan perusahaan dalam persiapan USAP (Ujian Sertifikasi Akuntan Publik c. Harapan atas waktu lembur d. Jumlah perjalanan e. Harapan atas penugasan kerja f. Balas jasa
Pilihan Career plan Karier Sebagai Auditor (Y) Sumber: Felton (1994) 3.5.
a. Auditor
Ordinal
-
b. Non-Auditor
Uji Validitas
Analisis uji validitas ini ditujukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Dalam suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi, bila alat tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan pengukuran. Analisis uji validitas ini mengunakan uji korelasi product moment dan diolah dengan mengunakan SPSS versi 17.0. Menurut Sugiyono (2004:109) valid dapat didefinisikan sebagai instrumen yang dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan demikian untuk mengukur sesuatu harus menggunakan instrumen atau alat ukur yang tepat. Untuk menguji validitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, digunakan analisis butir atau item dengan menguji karakteristik masing-masing item yang menjadi bagian kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor item terhadap skor total. Koefisien korelasi yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan nilai kritis koefisien korelasi Pearson. Item-item yang memiliki koefisien korelasi lebih kecil atau sama dengan nilai kritis tersebut harus dibuang , karena memiliki tingkat validitas yang rendah. Sedangkan yang dimasukkan dalam penelitian adalah hanya item-item yang memiliki koefisien korelasi yang lebih besar dari nilai kritisnya. Korelasi yang digunakan adalah Korelasi Product Moment (Sugiyono, 2004:182) yang rumusnya yaitu :
Dimana : x = skor setiap item pernyataan y = skor total seluruh item pertanyaan xy = skor pertanyaan dikalikan skor total Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : Jika maka pernyataan dinyatakan valid 140
Jika
maka pernyataan dinyatakan tidak valid
Pembangunan Minat Berkarier sebagai Auditor dengan Pengukuran Persepsi Mahasiswa terhadap Lingkungan Kerja Auditor Secara Global (Rapina)
3.6.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan dipercaya atau tidak. Reliabilitas merupakan syarat tercapainya validitas kuesioner dengan tujuan tertentu. Reliabilitas dari suatu pengukuran mencerminkan apakah suatu pengukuran terbebas dari kesalahan (error) sehingga memberikan hasil pengukuran yang konsisten pada kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing butir instrumen (Sekaran, 2006). Suatu alat ukur dikatakan reliabel atau handal ketika menghasilkan pengukuran yang konsisten pada kondisi yang berbeda (Cooper & Schindler, 2003). Sekaran (2006) mengklasifikasikan tingkat koefisien reliabilitas menjadi tiga, yaitu: 1. Koefisien Cronbach Alpha kurang dari 0.60 menandakan reliabilitas kurang baik. 2. Koefisien Cronbach Alpha 0.60 sampai dengan 0.80 menandakan tingkat reliabilitas yang dapat diterima. 3. Koefisien Cronbach Alpha lebih dari 0.80 menandakan reliabilitas yang baik. Semakin besar nilai koefesien Cronbach Alpha, maka instrumen penelitian dan data yang diperoleh memiliki konsistensi yang baik, handal, dan dapat dipercaya. Uji Validitas dan Reliabilitas bertujuan untuk menguji masing-masing pertanyaan dalam kuesioner apakah sudah dapat dikatakan valid dan reliabel. Bila dalam pengujianterdapat pertanyaan yang tidak valid dan reliabel maka pertanyaan tersebut harus dibuang. 3.7.
Analisis Korelasi
Analisis korelasi adalah suatu analisis yang menguji apakah terdapat hubungan antara dua variabel dan seberapa kuat hubungan antara variabel tersebut. Nilai korelasiadalah antara 0,000 sampai dengan 1,000 (Simamora, 2004:331). Nilai 0,000menunjukkan korelasi sangat rendah, sedangkan 1,000 menunjukkan korelasi yangsangat kuat, dapat digunakan pedoman sebagai berikut ini: - Korelasi antara 0,000 – 0,200 , korelasi sangat rendah - Korelasi antara 0,200 – 0,400 , korelasi rendah - Korelasi antara 0,400 – 0,600 , korelasi sedang - Korelasi antara 0,600 – 0,800 , korelasi kuat - Korelasi antara 0,800 – 1,000 , korelasi sangat kuat 3.8.
Analisis Regresi
Metode pengolahan data lainnya yang akan digunakan oleh penulis agar lebih akurat adalah metode analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan terutama untuk tujuan peramalan, dimana dalam model ini terdapat variabel bebas (independent) dan variabel tergantung (dependent). Variabel bebas (independent) yang dimaksud adalah persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor. Variabel tergantung (dependent) adalah pilihan karier sebagai auditor. Metode regresi dapat memperkirakan besarnya dampak kuantitatif yang terjadi dari persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor terhadap pilihan karier sebagai auditor. Persamaan regresi yang digunakan oleh penulis adalah persamaan regresi berganda. Persamaan regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh beberapa variabel terhadap suatu variabel. Variabel yang digunakan meliputi variabel bebas (independen) dan variabel tak bebas (dependen).Menurut Hasan (2002:249), kegunaan regresi adalah untuk menentukan hubungan variabel yang satu (X) terhadap variabel yang lain (Y). Bentuk rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut : y = a + b 1x 1 + b 2x 2 + b 3x 3 Persamaan regresi di atas merupakan regresi linier dua variabel, dimana : a = konstanta atau nilai y taksiran pada saat x = 0 (harga konstan) 141
Zenit Volume 1 Nomor 2 Agustus 2012
x x1 x2 x3 y
b = koefisien regresi, yang menunjukan besarnya perubahan unit akibat adanya perubahan tiap satu unit x. = variabel bebas / independent = Job Duties & Responsibilities = Advancement Training & supervision = Personal Concern = variabel tergantung / dependent
Konstanta (a) diperoleh dari perhitungan :
a= Keterangan : n = banyaknya data Y = rata – rata X = rata – rata Konstanta (b) diperoleh dari perhitungan :
b= Pengujian juga dibantu dengan menggunakan Software SPSS 3.9. Uji Signifikansi Menurut Sekaran (2006), signifikansi adalah meyakinkan kebenaran hipotesis, biasanya disimbolkan dalam bentuk α (alpha). Pada ilmu-ilmu sosial penggunaan tingkat signifikansi pada taraf nyata sebesar 5% atau 0,05. Hal ini berarti kesalahan (eror) dalam pengambilan keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebesar 5% dari resiko pengambilan keputusan yang benar sebesar 95%. Sehingga tingkat kesalahan (eror) yang ditoleransi adalah berkisar 1%, 5%, dan 10%. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:147), teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik, terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Perbedaan statistik parametrik dan nonparametrik dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel IV Perbedaan Pengertian Statistik Parametrik dengan Nonparametrik Pengertian
Parametrik Parametrik mengandung pengertian parameter. Parameter adalah indikator dari suatu distribusi hasil pengukuran. Parameter yang digunakan berasal dari distribusi normal.
Nonparametrik Merupakan metode statistik yang dapat digunakan dengan mengabaikan segala asumsi yang melandasi metode statistik parametrik, terutama yang berkaitan dengan distribusi normal.
Tabel V Perbedaan Pengujian Statistik Parametrik dengan Nonparametrik BentukPengujian Parametrik Nonparametrik Ujisatusampel One Sample T-test Binomial & Chi Square Uji 2 sampel bebas Independent Sample T-test U-mann Whitney Test Uji 2 sampel berpasangan Paired Sample T-test Wilcoxon Test Uji lebih dari 2 sampel bebas One Way ANOVA Kruskal Wallis Test 142
Pembangunan Minat Berkarier sebagai Auditor dengan Pengukuran Persepsi Mahasiswa terhadap Lingkungan Kerja Auditor Secara Global (Rapina)
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan statistik parametrik dengan peluang kesalahan sebesar 5%, sehingga taraf kepercayaan menjadi sebesar 95%. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis regresi berganda ini mempunyai kriteria pengujian sebagai berikut: Jika probabilitas ≥ 0,05 Ho tidak berhasil ditolak Jika probabilitas < 0.05 Ho ditolak dan Ha diterima
IV. Pembahasan 4.1 Karakteristik Responden Tabel IV Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
laki-laki
35
70.0
70.0
70.0
perempuan
15
30.0
30.0
100.0
Total 50 100.0 100.0 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 50 orang responden, mayoritas responden adalah responden laki-laki dengan jumlah 35 orang (70%) dan sisanya adalah responden perempuan sebesar 15 orang atau sebesar 30%. Tabel VII Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
18-20 tahun
9
18.0
18.0
18.0
21-22 tahun
25
50.0
50.0
68.0
23-25 tahun
12
24.0
24.0
92.0
4
8.0
8.0
100.0
>25 tahun
Total 50 100.0 100.0 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 50 orang responden, mayoritas responden berusia 21-22 tahun dengan jumlah 25 orang atau sebesar 50%. Sedangkan paling sedikit adalah responden yang berusia lebih dari atau sama dengan 25 tahun, yaitu sebanyak 4 orang atau sebesar 8%. 4.2.
Analisis Pengujian Data
Berdasarkan kuesioner yang telah diolah, peneliti akan melakukan analisis data kuantitatif dengan pengujian validitas dan reliabilitas berasarkan skor jawaban pertanyaan kuesioner dengan skala Likert’s. Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, dan jenis data yang dikumpulkan, maka metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh langsung dari variabel langsung dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian validitas dan reliabilitas dari masing-masing variabel, yaitu : x1 = Job Duties & Responsibilities x2 = Advancement Training & Supervision x3 = Personal Concern y = Pilihan karier sebagai auditor 143
Zenit Volume 1 Nomor 2 Agustus 2012
4.3.
Analisis Regresi Korelasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan antara variabel X (persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor) dengan variabel Y (pilihan karier sebagai auditor) secara bersamaan dan besaran pengaruh antara variabel X (persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor) terhadap variabel Y (pilihan karier sebagai auditor). Tabel VIII Koefisien Korelasi dan Taksirannya Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,000 – 0,200 sangat rendah 0,200 – 0,400 rendah 0,400 – 0,600 sedang 0,600 – 0,800 kuat 0,800 – 1,000 sangat kuat Dari hasil perhitungan di atas dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows, maka koefisien korelasi antara variabel X (persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor) dengan variabel Y (pilihan karier sebagai auditor) secara bersamaan adalah sebagai berikut : Tabel IX Model Summary Change Statistics Mode l
R
R Adjusted Square R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Change
F Change
df1
1 .672a .411 .366 .44045 .411 10.074 a. Predictors: (Constant), perconcern.gab2, adv.gab2, jobduties.gab2
df2 3
46
Sig. F Change .000
Berdasarkan analisis di atas, maka diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.672 yang termasuk ke dalam korelasi yang kuat. Korelasi yang terjadi adalah korelasi positif, yaitu berada diantara 0,600 – 0,800. Dan besaran pengaruh antara variabel X (persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor) dengan variabel Y (pilihan karier sebagai auditor) adalah sebesar 36.6%. Tabel X Uji Signifikasi ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
4.845
3
1.615
Residual
8.112
46
.176
F
Sig.
10.074
.000a
Total 12.957 49 a. predictors : (Constant, perconcern.gab2, adv.gab2, jobduties.gab2 b. Dependent variable: careerplan Berdasarkan tabel sebelumnya maka dapat diperoleh nilai signifikasi sebesar 0.000 < 0.05 yang berarti pernyataan Ha diterima dan pernyataan H0 ditolak. Hal tersebut menjelaskan bahwa persepsi mahasiswa akuntansi di Universitas Kristen Maranatha Bandung berpengaruh terhadap pilihan karier sebagai auditor. 1. Nilai R adalah 0.672 (67.2%), maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang kuat antara variabel persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor dengan pilihan karier sebagai auditor, karena nilai R kedua variabel tersebut berada di atas 60%. 2. Nilai adjusted R square adalah sebesar 0.366 (36.6%), sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh untuk variabel X dapat dijelaskan oleh variabel Y sebesar 36.6% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain. 144
Pembangunan Minat Berkarier sebagai Auditor dengan Pengukuran Persepsi Mahasiswa terhadap Lingkungan Kerja Auditor Secara Global (Rapina)
3. Dari tabel Anova, dapat dilihat sig dari penelitian ini adalah sebesar 0.000. Jika tingkat sig. < 0.05, maka dapat dikatakan bahwa tabel Anova dapat menggambarkan realita yang terjadi di masyarakat, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini memang menggambarkan realita yang terjadi di masyarakat sesungguhnya. V.
Simpulan
Secara simultan, persepsi mahasiswa akuntansi di Universitas Kristen Maranatha Bandung berpengaruh positif terhadap pilihan karier sebagai auditor. Besarnya pengaruh persepsi mahasiswa dapat dilihat dari nilai variabel X dapat dijelaskan oleh variabel Y sebesar 36.6% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain. Keeratan antara persepsi mahasiswa akuntansi di Universitas Kristen Maranatha Bandung terhadap pilihan karier sebagai auditor memiliki hubungan yang kuat. Besarnya hubungan antara variabel dapat dilihat pada tabel Model Summary, dimana nilai korelasinya atau R sebesar 0.672 atau 67.2%.
Daftar Pustaka Arens, A.A., Elder, dan Beasley (2008). Auditing and Assurance Service As Integrated Approach. Edisi keduabelas. Jilid 1.Erlangga. Jakarta. Agoes, Sukrisno. 2002. Auditing, Jakarta : SalembaEmpat. Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (PemeriksaanAkuntan) oleh Kantor Akuntan Publik Jilid 1, Edisi 3, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta. Boynton, Willian C. and Walter G. Kell. 2003. Modern Auditing : 7th Edition. New York : John Willey and Sons, Inc Bastian, Indra. 2006. Standar Audit. Jakarta :Visi Global media Howard, Rhoda E, 2002, Auditing, Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti. Collins,K,1993.Stress and Departure From The Public Accounting Proffesion: A Study of Gender Differences.Accounting Horizons(March),pp 29-38. Edwin. B. Flippo., 2000, Personal Management 8th ed. Singapore. McGraw Hill Book Company. Felton, S., N. Buhr, and M. Northey. 1994. “Factors influencing the business student’s choice of a career in chartered accountancy.” Issues in Accounting Education (Spring), 131-141. Flippo, Edwin, B. 2000. Manajemen Personalia. Alih Bahasa Moh. Masud. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga. Guy, Dan M, Alderman, C. Wayne, and Winters, Alan J. 2002. Auditing.Edisi kelima, jilid I, Erlangga. Jakarta. Halim, Abdul.2003. Auditing : A Standar Of Basic Audit Concepts (ASOBAC). Edisi dua.Yogyakarta :Salemba Empat. Hartono,Eka B.2009. Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Lingkungan Kerja Auditor Terhadap Pilihan Kariernya Sebagai Auditor.Skripsi.Bandung:FE Unpad. Hasan, M. I. 2002. Metodologi Penelitiandan Aplikasinya.Ghalia Indonesia. Jakarta. Irawan,Febby A.2006.Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Lingkungan Kerja Auditor Terhadap Minat Kariernya Sebagai Auditor.Skripsi Bandung:Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. IAI Kompartemen Akuntan Publik. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta :Salemba Empat.
145
Zenit Volume 1 Nomor 2 Agustus 2012
Mulyadi. 2000. Auditing I. Jakarta :SalembaEmpat Mulyadi, (2006).Auditing, Edisikeenam, JilidSatu, PenerbitSalembaEmpat. Jakarta Samekto,Agus.1998.Perbedaan Kinerja Laki-laki dan Wanita pada Kantor Akuntan Publik.FE-UGM Sekaran, U. (2006). Metode Penelitian Untuk Bisnis 1. (4th Ed). Jakarta: Salemba Empat. Simamora, Hendry. 2002. Auditing. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Supardi,(2005), MetodologiPenelitianEkonomidanBisnis, Yogyakarta : UII Press. Sugiarto,Dermawan.2010.Regulasi Ketat Sebagai Tantangan Profesionalisme Auditor Masa Depan.Portal Akuntansi.Jumat,12 Februari 2010. Sugiyono, 2004.MetodePenelitianBisnis, Bandung : CV Alfabeta. Sugiyono. 2009. MetodePenelitianPendidikan. Bandung : CV Alfabeta Sugiyono. 2010. MetodePenelitianKuantitatif ,Kualitatifdan R&D. Alfabeta, Bandung. Sumarlin, J.B. 2005.Pemeriksa, Jakarta :SuaraKarya. Sukardi. 2003. MetodologiPenelitianPendidikan.Jakarta : PT. BumiAksara Spector, P.E. (2000). Industrial and Organizational : Research and Practice. United State : John Wiley & Sons, Inc. Walgito, Bimo. 2004. PengantarPsikologiUmum. Yogyakarta :Andi Offset Wheeler,K.G.,1983. Perceptions of Labour Market Variables by College Students in Business,Education and Psychology,Journal of Vocational Behavior 22,pp 1-11. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengolahan dan analisis data.pdf http://spupe07.wordpress.com/2009/12/29/kajian-teori-dan-definisi-operasional-variabel-penelitian/ www.infoanda.com, 12/07/2002 www.detik.com, 19/09/2009 www.kompas.com, 16/03/2009 http://www.scribd.com/doc/62693018/35/Analisis-Korelasi http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/12/profesi-akuntansi-lokal-dan-internasional.
146