PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM KEMUDAHAN BEKERJA SERTA PENINGKATAN KINERJA DOSEN PADA UNIVERSITAS DARWAN ALI Darmono
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Darwan Ali (
[email protected]) ABSTRAK Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kemudahan bekerja serta peningkatan kenirja dosen adalah serangkaian kegiatan dan strategi yang ingin dicapai untuk mencapai enam tujuan pendidikan yang di anggap mampu memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran, termasuk di dalamnya pengelolaan lembaga pendidikan. Yang memiliki sasaran, tujuan, terhadap bidang pendidikan guna tercipta sistem pendidikan modern. Fokus penelitian adalah bagaimana pemanfaatan dan faktor pendukung serta kendala pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kemudahan bekerja serta peningkatan kenirja dosen pada Universitas Darwan Ali. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta faktor pendukung dan kendala pada Universitas Darwan Ali. Penelitian ini menggunakan kualitatif dengan metode deskriptif, lokasi penelitian di Universitas Darwan Ali. Metode penelitian ini menggunkan tehnik pengumpulan data yaitu observasi ke lokasi penilitian, wawancara langsung dengan objek penelitian dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang diperlukan. Kata kunci : Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kemudahan bekerja, peningkatan kinerja dosen
1. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat telah menimbulkan tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Sehingga membawa pengaruh terhadap penggunaan alat-alat bantu mengajar di perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Mungkin saja, bagi universitas – universitas yang sudah maju dan mampu, telah menggunakan alat-alat tersebut sebagai alat bantu mengajar, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam kebijakan nasional, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mempunyai kunci dalam 2 hal yaitu (1) effisiensi proses, dan (2) memenangkan kompetisi, demikian juga dengan lembaga pendidikan (universitas). Tanggung jawab universitas dalam memasuki era globalisasi yaitu harus menyiapkan mahasiswa untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat. Hal ini menyebabkan universitas dituntut untuk mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang
mampu bersaing dalam kompetisi global. Peningkatan kualitas dan kemampuan mahasiswa dapat dilakukan dengan mudah, yakni dengan memanfaatkan internet sebagai lahan untuk mengakses ilmu pengetahuan seluas-luasnya. Upaya ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai media dalam proses pembelajaran pada Lembaga Pendidikan (Universitas). Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam dunia pendidikan dapat dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu (1) Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) sebagai alat atau berupa produk teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan, (2) Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) sebagai konten atau sebagai bagian dari materi yang bisa dijadikan isi dalam pendidikan, dan (3) Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) sebagai program aplikasi atau alat bantu untuk manajemen pendidikan yang efektif dan efisien. Ketiga paradigma tersebut disinergikan dalam sebuah kerangka sumberdaya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang secara khusus diposisikan dan diarahkan untuk mencapai visi dan misi pendidikan di Indonesia. Sedangkan dalam dunia pendidikan di Indonesia itu sendiri, ada beberapa alasan problematik yang melatar belakangi pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yaitu: (1) meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang, (2) mengatasi kesenjangan layanan pendidikan akibat kondisi geografis yang mana jika diabaikan akan menimbulkan disparitas mutu layanan, (3) perubahan sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis, dan (4) memupuk rasa nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Dalam dunia pendidikan media pembelajaran dapat
memanfaatkan
beberapa media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, chatting, e-library dan e-book. Interaksi antara dosen dan mahasiswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Demikian pula mahasiswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut
“cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Perubahan tersebut disebabkan oleh karakteristik pesarta didik saat ini. Jika dimasa lalu, pendidikan terpusat pada peran dosen sebagai tutor (teacher – controlled), namun sekarang lebih menekankan pada mahasiswa diarahkan (student-directed), dimana peserta didik diharapkan lebih aktif dan turut bertanggungjawab dalam menyiapkan proses pembelajaran. Selanjutnya dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Universitas Darwan Ali unit Kuala Pembuang masih dirasa belum terpenuhi sarana dan prasarana serta kelengkapan untuk memudahkan dosen dalam memberikan materi pembelajaran. Sedangkan untuk mewujudkan mutu pendidikan ada tiga hal yang harus diwujudkan, yaitu: 1. Peserta didik dan dosen harus memiliki akses teknologi digital di dalam lingkungan lembaga pendidikan. 2. Adanya sarana dan prasarana teknologi informasi dan komunikasi guna menunjang dan memudahakan proses pembelajaran. 3. Dosen harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan media-media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komuniksai untuk membantu mahasiswa agar mencapai standar akademik dan mengembangkan potensinya
2. KERANGKA TEORI Kerangka Teori merupakan suatu model yang mererangkan bagaimana hubungan suatu factor – factor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Arti teori merupakan suatu kumpulan proposisi umum yang saling berkaitan dan akan digunakan untuk menjelaskan hubungan yang akan timbul antara variabel yang di observasi.
2.1 Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi memikili arti tersendiri yaitu, Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi yang di maksud adalah penggunaan seperangkat komputer untuk mengolah data, system jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan,
dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Arti teknologi informasi bagi dunia pendidikan berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan. Teknologi informasi dan komunikkasi (TIK) juga memainkan peran penting dalam menunjang tiga pilar kebijakan pendidikan nasional, yaitu:(1) perluasan dan pemerataan akses; (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik pendidikan, untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, akuntabel, murah, merata dan terjangkau rakyat banyak. Sedangkan Menurut Puskur Diknas Indonesia, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. 1. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. 2. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer atau pemindahan informasi antar media. Secara khusus, tujuan mempelajari teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah: 1. Menyadarkan akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi.Memotivasi kemampuan agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri. 2. Mengembangkan kompetensi dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari. 3. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong agar lebih terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama. 4. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari.
Penerapannya di lingkungan pendidikan atau pembelajaran dapatlah dikatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mencakup perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi dan infrastruktur yang fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi dalam sistem pendidikan. Pemahaman mengenai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tidak lagi hanya sebatas pada halhal yang canggih (sophisticated), seperti komputer dan internet, tetapi juga mencakup yang konvensional, seperti bahan cetakan, kaset audio, Overhead Transparancy (OHT) atau Overhead Projector (OHP), bingkai suara (sound slides) dan LCD Proyektor. Namun teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tersebut dapat digunakan sebagai sarana dan prasarana penunjang dalam proses belajar mengajar di lembaga pendidikan guna memberikan kemudahan bagi seorang pendidik maupun peserta didik yang manfaatnya dapat dirasakan langsung.
2.2 Kemudahan Bekerja Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) kemudahan di artikan sebagai suatu keadaan yang mudah atau sesuatu yang dapat mempermudah dan memperlancar usaha atau kegiatan. Kemudian arti bekerja dalam kamus besar bahasa indonesua (KBBI) adalah melakukan suatu pekerjaan, baik sacara bersama – sama maupun sendiri – sendiri. Sedangkan menurut Malayu Hasibuan (2006:41) kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan.
Kemudahan bekerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kemudahan bekerja yang berbeda – beda sesuai dengan kemampuan dan bidang pekerjaannya.
2.3 Peningkatan Kinerja Dosen Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Bambang Kusriyanto dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2005: 9), “Kinerja adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu (lazimnya per jam)”. Selanjutnya menurut Faustino Cardosa Gomes dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2005: 9) mengemukakan bahwa: “Definisi kinerja sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas”. Dari urain di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja sumber daya manusia (SDM) adalah prestasi kerja, atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai sumber daya manusia (SDM)
per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
3. METODE PENELITIAN Dalam rancangan penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Administrasi mengatakan bahwa: “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain” (Sugiyono, 2002: 11). Menurut Sukardi, mengatakan bahwa: “Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya”. Sumber data merupakan tempat atau obyek ataupun subyek yang menjadi sumber informasi untuk memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Sumber data penelitian yang di gunakan pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data primer adalah data yang diambil dari lapangan yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) pada saat melaksanakan penelitian. Dalam penelitian Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Universitas Darwan Ali (UNDA), sumber data primer dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel Data Primer No
Sumber Data Primer
Jumlah
1
Dosen
5 Orang
2
Mahasiswa
5 Orang
Jumlah
10 Orang
Sumber Data: Universitas Darwan Ali unit Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan tahun 2013 Jadi, sumber data primer yaitu orang-orang atau pegawai yang menjadi pemberi informasi atau narasumber yang berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer yaitu beberapa dosen di Universitas Darwan Ali unit kuala pembuang dan mahasiswa yang menjadi tolak ukurnya (lihat tabel diatas). 2.
Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh instansi terkait dan atau pihak lain) dalam bentuk dokumentasi arsip, dan laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah-masalah penelitian.
3.1 Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yaitu cara yang dipergunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dan merupakan faktor yang sangat menentukan. Menurut Sugiyono mengungkapkan bahwa “Pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi…” (Sugiyono, 2005: 63). Hal ini akan diuraikan sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Kemudian metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang situasi dan kondisi secara universial dari obyek penelitian, yakni letak geografis atau lokasi universitas, struktur organisasi dan peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Universitas Darwan Ali (UNDA).
b.
Wawancara Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data melalui tanya – jawab langsung antara peneliti
dengan informan yang ditujukan untuk mendapatkan data
berupa keterangan atau pendapat yang
kompeten. Dalam penelitian ini peneliti mengadakan wawancara dengan informan, yaitu orang – orang yang dianggap sangat potensial atau dalam arti oarng tersebut banyak memiliki informasi mengenai masalah yang diteliti. Yang menjadi informan utama atau obyek wawancara adalah dosen di Universitas Darwan Ali (UNDA). c.
Dokumentasi Dokumentasi adalah sumber data yang berupa catatan atau dokumen yang tersedia. Hal ini sejalan
dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang mengatakan bahwa: “Dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya” (Suharsimi Arikunto, 2002: 135). Dokumentasi disini digunakan peneliti yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan mendokumentasikan buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dokumen adalah catatan-catatan penting dari suatu peristiwa atau seseorang yang digunakan sebagai bukti keterangan yang dapat berupa foto, catatan biografi dan dokumen - dokumen lain yang ada hubungannya dengan penelitian.
3.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yaitu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik sehingga data yang diperoleh mudah diolah. Kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan harus diutamakan dalam penelitian kualitatif. Karena dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama yang melakukan pengamatan terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data dan informasi mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada kemudahan dalam bekerja dan peningkatan kinerja dosen di universitas darwan ali unit kuala pembuang. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono yang menyatakan bahwa: “Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melali observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun kelapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap fokused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan” (Sugiyono, 2005:61). Sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Pedoman Wawancara berisi “Tentang rincian penelitian yang biasa dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik” (Riduwan, 2005: 74). 2. Catatan Anekdot atau catatan lapangan adalah “Catatan peneliti segala sesuatu yang terjadi pada saat pengamatan berlangsung peristiwa atau sesuatu yang dianggap penting dicatat dengan singkat tanpa harus menuruti aturan tertentu” (Riduwan, 2005: 76). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam instrumen penelitian selain peneliti itu sendiri yang terjun langsung dan terlibat di lapangan, juga menggunakan instrumen/ alat berupa pedoman wawancara dan catatan anekdot sebagai alat untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dari lapangan
3.3 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan upaya mencari dan menetapkan secara sistematis dari catatan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Menurut Matthew B. Miles dan H Michael Huberman dalam bukunya Analisis Data Kualitatif, menjelaskan hal-hal apa yang terdapat dalam analisis kualitatif yaitu : a. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabsahan dan transpormasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis karena reduksi data merupakan bagian dari analisis data. Reduksi data juga merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan – kesimpulan finalnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi. b. Penyajian data Penyajian data termasuk dalam teknik analisis data. Karena penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang akan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan demikian maka akan dapat dipahami apa ynag sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Lebih jauh menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan atasa pemahaman yang didapat dari penyajian – penyajian data tersebut. c. Menarik Kesimpulan atau verifikasi Menarik Kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan paling penting dalam analisis data kualitatif. Karena kesimpulan final, mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir, tergantung pada besarnya kumpulan –kumplan catatan lapangan, penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu kegiantan konfigurasi yang utuh. Komponen – komponen analisis data dapat digambarkan dalam bagan berikut ini : Pengumpulan Data
Penyajian data
Reduksi data Kesimpulankesimpulan : Penarikan / verifikasi
Gambar Komponen Analisis Data Dalam penelitian ini, analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menurus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkain kegiatan analisis yang saling susul menyusul.
3.4 Teknik Pengecekan Kevalidan Data Agar hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan maka diperlukan pengecekan data apakah data yang disajikan valid atau tidak, maka diperlukan teknik keabsahan atau kevalidan data, antara lain: 1.
Triangulasi Triangulasi adalah dimana peneliti menggunakan berbagai teknik pengumpulan data dan melakukan
pengecekan dari berbagai sumber, orang, waktu, tempat yang berbeda. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono yang menyatakan bahwa “Triangulasi dalam pengujian krebilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu” (Sugiyono, 2005:125). 2.
Member Check Member chek adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti dari pemberi data. Menurut
Sugiyono “Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data” (Sugiyono, 2005:129). Tujuan member check adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Dalam pelaksanaan member chek dilakukan setelah proses pengumpulan data selesai atau setelah mendapat suatu temuan atau kesimpulan pelaksanaan berupa peneliti datang langsung kepada narasumber atau pemberi data. Untuk melakukan pembuktian bersama tentang seluruh data yang diperoleh peneliti.
4 HASIL PENELITIAN 1.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Memberikan Kemudahan Bekerja Bagi Dosen Dapat dijelaskan bahwa pemanfaatan teknologi informsai dan komunikasi (TIK) benar – benar
sangat memberi kemudahan kepada dosen Universitas Darwan Ali (UNDA) dalam aktivitas kerja sehari – hari. Salah satu medianya teknologi informsai dan komunikasi (TIK) ialah LCD projctor yang digunakan untuk proses belajar mengajar, komputer atau laptop yang digunakan untuk mengerjakan atau menyelesaikan tugas dan kewajiban dosen serta internet yang di gunakan untuk mencari bahan kajian penelitian, bahan ajar dan mencari informasi tentang sumber – sumber ilmu para ahli. Secara
umum,
intervensi teknologi informsai dan komunikasi (TIK)
mengajar dapat dikelompokkan menjadi
dalam proses belajar
dua: komplementer dan substitusi.
Yang
pertama
mengandaikan bahwa cara belajar mengajar dengan pertemuan tatap-muka masih berjalan tetapi ditambah dengan model interaksi dengan bantuan teknologi informsai dan komunikasi (TIK). Sedang yang kedua sebagian besar proses belajar mengajar dilakukan dengan bantuan teknologi informsai dan komunikasi (TIK). Saat ini, regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi pemanfaatan teknologi informsai dan komunikasi (TIK), sebagai substitusi proses belajar mengajar konvensional. 2.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Penigkatan Kinerja Dosen Dosen di lingkungan Universitas Darwan Ali (UNDA) mengalami peningkatan kinerjanya setelah
memanfaatan teknologi informsai dan komunikasi (TIK) dalam mengerjakan atau menyelesaikan tugas tugas dan tanggung jawabnya sebagai dosen, seperti tepat waktu dalam pengumpulan nilai- nilai mahasiswa ke prodi, kemudian kehadiran dosen dalam mengajar juga ada peningkatan setelah memanfaatkan teknologi informsai dan komunikasi (TIK) walaupun dalam mengajar atau menyampaikan materi ke mahasiswa tidak bertatap muka secara langsung dengan mahasiswa, akan tetapi menggunakan media peralatan teknologi informsai dan komunikasi (TIK) yaitu media teleconference. Kemudian dengan Beban kerja dosen
mencakup kegiatan pokok
yaitu
merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melaksanakan evaluasi pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan serta melakukan pengabdian pada masyarakat. Beban kerja sekurang–kurangnya sepadan dengan 12 (dua belas) satuan kredit semester (SKS) dan sebanyak banyaknya 16 (enam belas) satuan kredit semester. Dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga meningkatkan kinerja dosen dalam pertukaran informasi dan kerja sama dalam berbagai bidang, walaupun jarak terpisah oleh jarak yang jauh. 3.
Faktor Pendukung dan Kendala Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Faktor pendukung dan beberapa kendala – kendala yang dihadapi dalam kegiatan pemanfaatan
teknologi
informsai
dan
komunikasi
(TIK)
yaitu
:
a. Faktor Pendukung Tersedianya peralatan atau faslitas teknologi informsai dan komunikasi (TIK) pada Universitas Darwan Ali bertujuan untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar di kampus, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan Universitas Darwan Ali perlunya pendukung pemanfaatan teknologi informsai dan komunikasi (TIK) yang sesuai kebutuhan untuk menunjang kegiatan akademik dan proses belajar mengajar di Universitas Darwan Ali (UNDA). b. Kendala – kendala yang dihadapi Dalam pemanfaatan teknologi informsai dan komunikasi (TIK) di Universitas Darwan Ali masih banyak kendala – kendala yang di hadapi. Kendala – kendala tersebut yaitu : 1. Masih kurangnya infrastruktur dan mahalnya biaya pengadaan serta penggunaan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK), 2. Masih digunakannya fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berupa multimedia yang kurang update, 3. Kurang memadainya sarana dan prasarana teknologi informasi dan komunikasi (TIK), 4. Tidak ada aloksi dana khusus untuk perawatan terhadap sarana dan prasarana teknologi informasi dan komunikasi (TIK), 5. Masih kurangnya unsur manajemen yang di laksanakan dalam pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), 6. Kurangnya perencanaan dalam pengadaan peralatan atau perlengkapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Panji dan Sri Suryati. 1995. Perilaku Keorganisasian, Cetakan Pertama. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek, Edisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. As’ad, Moch. 1998. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Cascio, W.F. 1998. Applied Psychology in Personel Management. Third edition. New Jersey : Prestice Hill, Inc. Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Dosen. Bandung: Fokusmedia 2005 Gomes, Foustino Cardoso. 2000. manajemen personalia dan sumber daya manusia, edisi kedua. Yogyakarta: Andy Offset. Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Kountur, Ronny. 2007. Metode Penelitian untuk penulisan Skripsi dan Tesis, edisi revisi. Jakarta : Penerbit PPM. Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Miles , M.B. & Huberman, A.M. 1984. Qualitative data analysis , Asourcebook of new method. Bevelly hills, CA : sage. Moleong. 1990. Metodologi Pendidikan Kualitattif. Bandung : Remaja Pustaka Karya. Notoadmojo. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Cahaya Ilmu. Prabu, A.A Anwar. Mangkunegara. 2005. Perilaku Konsumen. Bandung: PT. Refika Aditama. Riduwan. 2005. Belajar Mudah untuk Guru-guru dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Rosenberg. 2001. Pemanfaatan Multimedia dalam Pendidikan. New york : Addison Wesley Longman. Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju. Sisdiknas. 2005. Himpunan Peraturan Per Undang – Undangan Guru dan Dosen. Bandung: Fokus Media. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Werther,William B dan Davis,Keith.1996.Human Resources and Personnel Management.New York:McGraw-Hill. Yanto D. 2008. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Nidya Pustaka.