ISSN: 2089-3949 : 2089-3949 ISSN
VOL 5
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI 1. Analisis Temperatur Terhadap Kuat Tekan Beton Normal dengan Software ANSYS ( Lilis Indriani, ST, MT dan Rabiyati, ST)
TAHUN 2013
2. Analisis Perencanaan Struktur Bangunan Walet (Studi Kasus Bangunan Walet H.M. Hanafie Jl. Cut Nyak Dien Kuala Pembuang) ( Lilis Indriani, ST, MT dan Nursiyah, ST) 3. Bangkitan Perjalanan dan Parkir Pada Pasar Saik di Kota Kuala Pembuang (Donny DJ Leihitu, ST, MT dan Tommy Firmansyah, ST)
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS DARWAN ALI VOL 5 EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
DEWAN REDAKSI JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI
1.KETUA : DONNY DJ LEIHITU, ST,MT 2.SEKRETARIS : LILIS INDRIANI, ST, MT 3.ANGGOTA : 1.RIDWAN, ST 2.HABLI, ST 3.BUDI TJAHJONO, SSi, ST 4.MUHAMMAD NUR KAMALI, ST
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah rahmat dan karunia – Nya sehingga Jurnal dengan judul “Jurnal Penelitian Dosen Fakultas Teknik Universitas Darwan Ali Volume 5”. dapat diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan Jurnal ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari, meskipun dalam penyusunan Jurnal ini sudah berusaha semakimal mungkin tetapi tetap tidak luput dari kekurangan, kelemahan dan bahkan kekeliruan. Oleh karenanya segala kritik dan saran yang bersifat membangun bagi kesempurnaannya sangat diharapkan dan akan diterima dengan tangan terbuka. Akhir kata, semoga Jurnal ini bermanfaat bagi kita semua.
Kuala Pembuang, AGUSTUS 2013
DEWAN REDAKSI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
i
DEWAN REDAKSI
ii
DAFTAR ISI
iii
1.
2.
3.
Analisis Temperatur Terhadap Kuat Tekan Beton Normal dengan Software ANSYS ( Lilis Indriani, ST, MT dan Rabiyati, ST)
1
Analisis Perencanaan Struktur Bangunan Walet (Studi Kasus Bangunan Walet H.M. Hanafie Jl. Cut Nyak Dien Kuala Pembuang) ( Lilis Indriani, ST, MT dan Nursiyah, ST)
11
Bangkitan Perjalanan dan Parkir Pada Pasar Saik di Kota Kuala Pembuang) (Donny DJ Leihitu, ST, MT dan Tommy Firmansyah, ST)
20
ANALISIS TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL DENGAN SOFTWARE ANSYS Lilis Indriani, ST, MT ,Rabiyati, ST E-mail:
[email protected] Abstrak Akhir-akhir ini seringkali terjadi kerusakan pada konstruksi beton, yang disebabkan oleh kebakaran dan pengaruh lainnya. Jika dibandingkan dengan material lain, beton merupakan bahan bangunan yang memiliki daya tahan terhadap api yang relatif lebih baik, karena beton merupakan material yang memiliki daya hantar panas yang rendah, sehingga dapat menghalangi rambatan panas ke bagian dalam struktur beton tersebut. Permodelan menggunakan analisis elemen hingga menggunakan software ANSYS ED Release11.Model eksperimental yang digunakan berdimensi 15cm x 15cm x 15cm dengan temperatur 6000C dan mutu beton fc’ =9,18MPa. Mutu beton yang digunakan untuk model implementasi adalah fc’ =13,36MPa. Variasi temperatur yang digunakan adalah 4000C, 6000C dan 10000C Sample beton yang digunakan adalah 2 buah bentuk kubus dan 1 buah bentuk silinder. Hasil permodelan akan dilakukan validasi dan verifikasi dengan literatur hasil uji eksperimental terdahulu. Pengaruh kenaikan temperatur terhadap kuat tekan beton adalah beban akan mengalami penurunan dengan bertambahnya temperatur. Prosentase penurunan beban RBI K.600 terhadap RBI K.400 adalah 29,71 %. Prosentase penurunan beban RBI K.1000 terhadap RBI K.400 adalah 94,83 %.Prosentase penurunan beban RBI S.600 terhadap RBI S.400 adalah 94,57 %. Prosentase penurunan beban RBI S.1000 terhadap RBI S.400 adalah 99,60 %. Deformasi akan mengalami penurunan dengan bertambahnya temperatur. Prosentase penurunan deformasi RBI K.600 terhadap RBI K.400 adalah 18,08 %. Prosentase penurunan beban RBI K.1000 terhadap RBI K.400 adalah 39,83 %. Prosentase penurunan beban RBI S.600 terhadap RBI S.400 adalah 90,58 %. Prosentase penurunan beban RBI S.1000 terhadap RBI S.400 adalah 87,17 %. Pengaruh temperatur pada kuat tekan beton adalah pengaruh temperatur terhadap tegangan. Hasil kurva fitting untuk model RBI.K akibat pengaruh temperature terhadap tegangan. Dengan persamaan f = (-2,75833x10-6) T2 + (-0,01443767 T + 17,7942. Hasil kurva fitting untuk model RBI.S akibat pengaruh temperature terhadap tegangan. Dengan persamaan f = (-9,14967x10-5) T2 + (0,146394667 T + (-43,3202). Pengaruh temperatur terhadap deformasi. Hasil kurva fitting untuk model RBI.K akibat pengaruh temperature terhadap deformasi. Dengan persamaan D = (8,08333x10-7) T2 + (-0,00103783) T + 0,7934. Hasil kurva fitting untuk model RBI.S akibat pengaruh temperature terhadap deformasi. Dengan persamaan D = T2 + T. Semakin tinggi temperatur maka akan semakin berkurang mutu beton. Persamaan kurva fitting hubungan beban ultimit dan temperature. Untuk model RBI.K B = (5,39583X10-5) T2 + (-0,49695833) T + 455,93. Untuk model RBI.S B = (-0,001202375) T2 + 1,202375 T + 15,18 Keyword: beton kubus, beton silinder, temperature, tegangan dan deformasi I.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan pesat seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, terutama di kota-kota besar yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan terhadap sarana dan prasarana, khususnya bangunan rumah dan gedung. Pada umumnya sebagian besar sarana dan prasarana (infrastruktur) yang ada menggunakan konstruksi beton, dimana teknologinya telah dapat dikuasai oleh seluruh lapisan masyarakat dari tingkat bawah hingga tingkat atas. Beton masih dapat memenuhi kebutuhan untuk pembangunan konstruksi dan secara keseluruhan konstruksi beton masih dianggap lebih murah dibandingkan dengan konstruksi lainnya. Akhir-akhir ini seringkali terjadi kerusakan pada konstruksi beton, yang disebabkan oleh kebakaran dan pengaruh lainnya. Jika dibandingkan dengan material lain, beton merupakan bahan bangunan yang memiliki daya tahan terhadap api yang relatif lebih baik, karena beton merupakan JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 1
material yang memiliki daya hantar panas yang rendah, sehingga dapat menghalangi rambatan panas ke bagian dalam struktur beton tersebut. Saat terbakar beton tidak dapat menghasilkan api namun dapat menyerap panas sehingga akan terjadi suhu tinggi yang berlebihan, yang akan mengakibatkan perubahan pada microstructure beton tersebut. Perubahan atau kerusakan akibat kebakaran dipengaruhi oleh ketinggian suhu, lama pembakaran, jenis bahan pembentuk campuran beton, dan perilaku pembebanan. Jika kita cermati, kerugian terbesar yang terjadi pada bangunan akibat dari bencana kebakaran adalah rusaknya bangunan tersebut. Terjadinya perubahan temperatur yang cukup tinggi, seperti yang terjadi pada peristiwa kebakaran, akan berpengaruh terhadap elemen-elemen struktur. Karena pada proses tersebut akan terjadi suatu siklus pemanasan dan pendinginan yang bergantian, yang akan menyebabkan adanya perubahan fase fisis dan kimiawi secara kompleks, hal ini akan menyebabkan beton menjadi getas. Masalah utama yang dihadapi dalam menangani bangunan pasca kebakaran adalah bagaimana melakukan tindakan perbaikan untuk memulihkan kondisinya seperti semula. Sehingga bangunan yang telah mengalami kebakaran dapat difungsikan kembali.Selama ini, bangunan yang telah mengalami kebakaran langsung dibongkar/dihancurkan (demolished action), padahal mungkin elemen struktur bangunan yang terbakar tersebut masih memiliki kekuatan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan Permasalahan yang telah diuraikan tersebut diatas maka diambil perumusan masalah yaitu bagaimana perbandingan nilai kekuatan tekan sebelum dan setelah bakar menggunakan program komputasi ANSYS ED Release11. ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui gambaran kuat tekan beton setelah terbakar. 2. Mengetahui Pengaruh temperatur pada kuat tekan beton. 3. Mengetahui model hubungan antara temperatur dan kuat tekan beton setelah terbakar. 1.4 Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Permodelan menggunakan analisis elemen hingga menggunakan software ANSYS ED Release11. 2. Model eksperimental yang digunakan berdimensi 15cm x 15cm x 15cm dengan temperatur 6000C dan mutu beton fc’ =9,18MPa. 3. Mutu beton yang digunakan untuk model implementasi adalah fc’ =13,36MPa. 4. Variasi temperatur yang digunakan adalah 4000C, 6000C dan 10000C 5. Sample beton yang digunakan adalah 2 buah bentuk kubus dan 1 buah bentuk silinder. 6. Hasil permodelan akan dilakukan validasi dan verifikasi dengan literatur hasil uji eksperimental terdahulu. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan hasil analisis dari pengaruh temperatur terhadap kuat tekan beton normal ,menggunakan program komputasi ANSYS untuk memvalidasi hasil dari analisis berdasarkan uji eksperimental sebelumnya. 2. Memberikan informasi mengenai nilai kekuatan tekan beton sebelum dan setelah terbakar. II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat Beton Pascabakar Menurut Sumardi (2000) kebakaran pada hakekatnya merupakan reaksi kimia dari combustible material dengan oksigen yang dikenal dengan reaksi pembakaran yang menghasilkan panas. Panas hasil pembakaran ini diteruskan ke massa beton/mortar dengan dua macam mekanisme yakni pertama secara radiasi yaitu pancaran panas diterima oleh permukaan beton sehingga permukaan beton menjadi panas. Pancaran panas akan sangat potensial, jika suhusumber panas relatif tinggi. Kedua secara konveksi yaitu udara panas yang bertiup/bersinggungan dengan permukaan beton/mortar sehingga beton menjadi panas. JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 2
Bila tiupan angin semakin kencang, maka panasyang dipindahkan dengan cara konveksi semakin banyak.Tjokrodimuljo (2000) mengatakan bahwa beton pada dasarnya tidak diharapkan mampu menahan panassampai di atas 250oC. Akibat panas, beton akan mengalami retak, terkelupas (spalling), dan kehilangan kekuatan. Kehilangan kekuatan terjadi karena perubahan komposisi kimia secara bertahap pada pasta semennya. Selain hal tersebut di atas, panas juga menyebabkan beton berubah warna. Bila beton dipanasi sampai suhu sedikit di atas 300oC, beton akan berubah warna menjadi merah muda. Jika di atas 600oC, akan menjadi abu-abu agak hijau dan jika sampai di atas 900oC menjadi abuabu. Namun jika sampai di atas 1200oC akan berubah menjadi kuning. 2.2 Kuat Tekan Beton Dalam SK SNI M - 14 -1989 - E dijelaskan pengertiankuat tekan beton yakni besarnya beban persatuan luasyang menyebabkan benda uji beton hancur biladibebani gaya tekan tertentu, yang dihasilkan olehmesin tekan. Selanjutnya Mulyono (2006)mengemukakan bahwa kuat tekan betonmengidentifikasikan mutu sebuah struktur di manasemakin tinggi tingkat kekuatan struktur yangdikehendaki, maka semakin tinggi pula mutu betonyang dihasilkan.Kekuatan tekan karakteristik σ'bk dihitung σ'bk =σ'bm - 1,64 dengan taraf signifikan 5%. 2.3 Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Akibat Pengaruh Kenaikan Temperatur Berdasarkan analisa regresi kurva kuat tekan beton dan temperatur, persamaan usulan Hertz lebih mendekati hasil eksperimental terdahulu. Sehingga lebih banyak digunakan sebagai pendekatan model matematik untuk analisa kuat tekan beton dengan pengaruh kenaikan temperatur (Moftah, 2008). Model persamaan pendekatan matematik untuk nilai perubahan kuat tekan akibat kenaikan temperatur pada beton mutu tinggi usulan Hertz adalah = 2.4 Modulus Elastisitas Beton Mutu Tinggi Akibat Kenaikan Temperatur Persamaan model usulan Anderberg dan Thelandersson dapat dapat direkomendasikan dan digunakan dalam analisis para peneliti. Persamaan nilai Modulus Elastisitas beton mutu tinggi akibat kenaikan usulan Anderberg dan Thelandersson tercantum dalam persamaan berikut
adalah kuat tekan beton pada temperatur T (MPa), adalah regangan puncak beton pada temperatur T. 2.7 Regangan Puncak Beton Mutu Tinggi Akibat Kenaikan Temperatur Dari analisis regresi model pendekatan matematika terhadap hasil uji eksperimental terdahulu dan beberapa model perhitungan pendekatan matematik, model perhitungan pendekatan matematik usulan Xiao dan Konig, (2004)lebih mendekati hasil berdasarkan uji eksperimental terdahulu (Moftah, 2008). Model usulan Xiao dan Konig direkomendasikan dan digunakan dalam penelitian ini karena memperhitungkan nilai regangan awal sebelum beton dibakar. Model pendekatan matematik usulan Xiao dan Konig tercantum dalam persamaan berikut
adalah puncak regangan beton pada temperatur T, adalah puncak regangan beton pada temperatur ruang dan T adalah temperatur analisis, satuan celcius (Xioa dan Konig, 2004) 2.8 Regangan Rayapan Beton Mutu Tinggi Akibat Kenaikan Temperatur Regangan rayapan sementara (transientcreep strain) akibat kenaikan temperatur perlu diperhitungkan dalam perhitungan nilai tegangan regangan tekan beton pada temperatur yang dianalisa. Regangan rayapan sementara diasumsikan harus sebanding dengan besarnya tegangan dan regangan akibat kenaikan temperatur. Model persamaan pendekatan matematik usulan Diedierecs untuk nilai regangan rayapan sementara akibat kenaikan temperatur pada beton mutu tinggi adalah sebagai berikut (Li dkk., 2005)
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 3
Dari analisis nilai regangan rayapan sementara pada beton mutu tinggi akibat kenaikan temperatur, dapat disimpulkan dengan kenaikan temperatur yang terjadi, regangan akibat rayapan sementara yang terjadi juga meningkat. 2.9 Regangan Total Beton Akibat Kenaikan Temperatur Regangan total beton akibat kenaikan temperatur merupakan penjumlahan regangan akibat regangan rayapan sementara dan regangan puncak beton seperti persamaan berikut :
III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Sistem Model balok beton mutu normal dengan akan dimodelkan berdasarkan variabel dalam batasan penelitian pada bab sebelumnya. Analisa model balok persegi menggunakan analisa elemen hingga dengan bantuan program komputasi ANSYS Ed.9.0. Model beton mutu normal pada balok dimodelkan menggunakan material SOLID65. Nilai tegangan dan regangan beton mutu normal diperoleh berdasarkan dari perhitungan matematik menggunakan usulan Kent and Park. Model tumpuan perletakan pada model balok dan tumpuan menggunakan model material SOLID45 dan model ini diasumsikan bersifat linier. 3.2 Perancangan Model 3.2.1 Model Beton Model beton pada model balok dalam program ANSYS Ed.9.0 menggunakan elemen model concrete SOLID65. Digunakannya material model concrete SOLID65 karena mampu menggambarkan perilaku retak dalam tiga sumbu koordinat, kehancuran, deformasi plastis dan rayapan seperti model beton. Material model concrete SOLID65 dapat bekerja bersama dengan material lain, misalnya baja tulangan. Model ini didefinisikan dalam delapan nodes dan merupakan material yang isotropic. 3.2.2 Prosedur Pelaksanaan Pembuatan model balok dalam ANSYS Ed.9.0 dijelaskan dibawah ini: 1) Jenis referensi model yang akan dibuat. Ansys main menu, preferences pilih structural. 2) Model beton dan baja tulangandibuattipe materialnya. Ansys main menu, preprocessor, element type pilih add Tipe 1, model beton, pilih solid concrete65. Tipe 2, model tumpuan perletakan balok , beban pilih solid brick 8node 45. 3) Setting untuk definisi tipe elemen. Ansys main menu, preprocessor, real constant pilih add Set 1 untuk model definisi tipe material1 dengan elemen tipe 1 Set 2 untuk model definisi tipe material 2 dengan elemen tipe 2 3.3 Jumlah Model Jumlah model ditentukan berdasarkan variasi temperatur yaitu temperatur 400°C, 600°C dan 1000°C.
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 4
3.4 Dimensi Model Dimensi model ditentukan berdasarkan model eksperimetal irma iswandi ahmad, 2009 yaitu150 mm x 150 mm x 150 mm seperti Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Model Eksperimental dan Model Implementasi
IV. PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Model Menggunakan ANSYS Ed.11 Hasil ANSYS ditampilkan dalam bentuk diagram tegangan, regangan, beban deformasi untuk masingmasing model dengan kondisi retak ultimit.
Gambar 4.1 Kurva Hubungan Beban dan Deformasi Hasil ANSYS untuk Beban UltimitModelRBIK Berdasarkan Gambar 4.1terlihat bahwa beban ultimit terbesar terjadi pada model RBI K.400, sedangkan nilai deformasi terbesar ada pada model RBI K.1000, dikarenakan adanya peningkatan temperatur.Jadi semakin besar temperatur maka semakin besar deformasi dan semakin kecil bebannya. JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 5
4.2 Analisis Model dengan Pendekatan Matematik Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran F diperoleh kapasitas lentur untuk model adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Kapasitas dan Deformasi Balok dengan Pendekatan Matematik
1
RBI.EKS
Beban (kN) 199,310
2
RBI.K.400
260,501
0,3873
3
RBI.K.600
183,118
0,4728
4
RBI.K.1000
13,459
0,6437
5
RBI.S.400
2651,785
5,0183
6
RBI.S.600
143,879
0,4728
7
RBI.S.1000
10,575
0,6437
No
Model
Deformasi (mm) 0,3015
4.3 Validasi Model dengan Hasil ANSYS, Hasil Pendekatan Matematik dan Hasil Eksperimental Validasi hasil model antara ANSYS Ed.11, perhitungan matematik dan hasil eksperimental terdahulu adalah terhadap nilai kapasitas lentur.Besarnya nilai deformasi pada kolom akibat beban ditentukan berdasarkan perbandingan antara momen dengan modulus elastisitas bahan.Nilai deformasi menurut Oscar (2009) dapat ditentukan dengan persamaan:
No
Model
Hasil Eksperimental Beban (kN)
Hasil ANSYS Beban (kN)
Hasil Manual Beban (kN)
Rasio` Eks/ ANSYS
Manual/ ANSYS
Eks/ Manual
1
RBI.EKSP
223,965
199,6875
199,307
0,1084
0,0019
0,1100
2
RBI.K.400
N/A
265,7813
260,501
N/A
0.2241
N/A
3
RBI.K.600
N/A
177,1875
183,119
N/A
0.0795
N/A
4
RBI.K.1000
N/A
12,9375
13,460
N/A
0.0779
N/A
5
RBI.S.400
N/A
303,7500
157.53
N/A
0.1875
N/A
6
RBI.S.600
N/A
303,7500
119.93
N/A
0.1995
N/A
7
RBI.S.1000
N/A
15,1875
92.41
N/A
0.1343
N/A
4.4 Hasil dan Pembahasan 1.
Berdasarkan hasil ANSYS maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: Beban Ultimit a. Hasil kurva fitting untuk model RBI.K akibat pengaruh temperatur terhadap beban. Dengan persamaan B = (5,39583X10-5) T2 + (-0,49695833) T + 455,93. Kurva fitting dengan model RBI.K akibat pengaruh temperatur terhadap beban dapat dilihat pada gambar 4.7 :
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 6
Gambar 4.7
b.
Kurva Fitting Model RBI K Pengaruh Temperatur Terhadap Beban
Dari kurva dapat dilihat bahwa semakin besar temperature maka semakin kecil nilai beban ultimitnya. Hasil kurva fitting untuk model RBI.S akibat pengaruh temperatur terhadap beban. Dengan persamaan B = (-0,001202375) T2 + 1,202375 T + 15,18. Kurva fitting dengan model RBI.S akibat pengaruh temperatur terhadap beban dapat dilihat pada gambar 4.8 :
Gambar 4.8 Kurva Fitting Model RBI S Pengaruh Temperatur Terhadap Beban Dari kurva dapat dilihat bahwa semakin besar temperature maka semakin kecil nilai beban ultimitnya. 2.
Tegangan Ultimit a. Hasil kurva fitting untuk model RBI.K akibat pengaruh temperature terhadap tegangan. Dengan persamaan f = (-2,75833x10-6) T2 + (-0,01443767 T + 17,7942. Kurva fitting dengan model RBI.K akibat pengaruh temperature terhadap tegangan dapat dilihat pada gambar 4.9 :
Gambar 4.9 Kurva Fitting Model RBI K Pengaruh Temperatur Terhadap Tegangan Dari kurva dapat dilihat bahwa semakin besar temperature maka semakin kecil nilai tegangannya. JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 7
b.
3.
Hasil kurva fitting untuk model RBI.S akibat pengaruh temperature terhadap tegangan. Dengan persamaan f = (-9,14967x10-5) T2 + (0,146394667 T + (-43,3202). Kurva fitting dengan model RBI.S akibat pengaruh temperature terhadap tegangan dapat dilihat pada gambar 4.10 :
Gambar 4.10 Kurva Fitting Model RBI S Pengaruh Temperatur Terhadap Tegangan Dari kurva dapat dilihat bahwa semakin besar temperature maka semakin besar nilai tegangannya. Deformasi Ultimit a. Hasil kurva fitting untuk model RBI.K akibat pengaruh temperature terhadap deformasi. Dengan persamaan D = (8,08333x10-7) T2 + (-0,00103783) T + 0,7934. Kurva fitting dengan model RBI.K akibat pengaruh temperature terhadap deformasi dapat dilihat pada gambar 4.11 :
Gambar 4.11
b.
Kurva Fitting Model RBI K Pengaruh Temperatur Terhadap
Deformasi
Dari kurva dapat dilihat bahwa semakin besar temperature maka semakin besar nilai deformasinya. Hasil kurva fitting untuk model RBI.S akibat pengaruh temperature terhadap deformasi. Dengan persamaan D = T2 + T. Kurva fitting dengan model RBI.S akibat pengaruh temperature terhadap deformasi dapat dilihat pada gambar 4.12 :
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 8
Gambar 4.12
Kurva Fitting Model RBI S Pengaruh Temperatur Terhadap Deformasi
5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaruh kenaikan temperatur terhadap kuat tekan beton adalah : a. Beban akan mengalami penurunan dengan bertambahnya temperatur. 1) Prosentase penurunan beban RBI K.600 terhadap RBI K.400 adalah 29,71 % 2) Prosentase penurunan beban RBI K.1000 terhadap RBI K.400 adalah 94,83 % 3) Prosentase penurunan beban RBI S.600 terhadap RBI S.400 adalah 94,57 % 4) Prosentase penurunan beban RBI S.1000 terhadap RBI S.400 adalah 99,60 % b. Deformasi akan mengalami penurunan dengan bertambahnya temperatur. 1) Prosentase penurunan deformasi RBI K.600 terhadap RBI K.400 adalah 18,08 % 2) Prosentase penurunan beban RBI K.1000 terhadap RBI K.400 adalah 39,83 % 3) Prosentase penurunan beban RBI S.600 terhadap RBI S.400 adalah 90,58 % 4) Prosentase penurunan beban RBI S.1000 terhadap RBI S.400 adalah 87,17 % 2. Pengaruh temperatur pada kuat tekan beton adalah : a. Pengaruh temperatur terhadap tegangan : 1) Hasil kurva fitting untuk model RBI.K akibat pengaruh temperature terhadap tegangan. Dengan persamaan f = (-2,75833x10-6) T2 + (-0,01443767 T + 17,7942. 2) Hasil kurva fitting untuk model RBI.S akibat pengaruh temperature terhadap tegangan. Dengan persamaan f = (-9,14967x10-5) T2 + (0,146394667 T + (-43,3202). b. Pengaruh temperatur terhadap deformasi : 1) Hasil kurva fitting untuk model RBI.K akibat pengaruh temperature terhadap deformasi. Dengan persamaan D = (8,08333x10-7) T2 + (-0,00103783) T + 0,7934. 2) Hasil kurva fitting untuk model RBI.S akibat pengaruh temperature terhadap deformasi. Dengan persamaan D = T2 + T. 3. Semakin tinggi temperatur maka akan semakin berkurang mutu beton. Persamaan kurva fitting hubungan beban ultimit dan temperatur a. Untuk model RBI.K: B = (5,39583X10-5) T2 + (-0,49695833) T + 455,93 b. Untuk model RBI.S B = (-0,001202375) T2 + 1,202375 T + 15,18 5.2 Saran 1. Untuk beton yang terbakar dengan suhu 600oC dengan kekuatan sisa 29,71 %, masih bisa digunakan karena masih aman. 2. Konstruksi yang terbakar dengan suhu 1000oC sebaiknya tidak digunakan sebelum dilakukan pembongkaran. 3. Hasil penelitian ini hanya untuk beton tanpa tulangan sebaiknya dilakukan penelitian lagi dengan beton yang bertulangan.
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 9
DAFTAR PUSTAKA Tjokrodimulyo, K., 2000, Pengujian Mekanik Laboratorium Beton Pasca Bakar, Yogyakarta:Nafri. Dalam Jurnal Irma Aswani Ahmad (2009). Irma Aswani Ahmad., 2009, Analisis Pengaruh Temperatur terhadap Kuat Tekan Beton, Makassar: Jurnal Teknik Sipil ANSYS Release 9.0, (2004). ANSYS Structural Analysis Guide. (http://ansys.com diakses tanggal 29 Juni 2013) ANSYS Release 9.0. (2007). Programmer’s Manual for ANSYS. ANSYS Incorporations and ANSYS Europe, Ltd. (http://ansys.com diakses tanggal 29 Juni 2013) Tut Nguyen. Beginner Ansys Tutorial. (http://ansys.com diakses tanggal 29 Juni 2013) I Putu Laintarawan, I Nyoman Suta Widnyana, I Wayan Artana, (2009). Buku Ajar Konstruksi Beton I. Universitas Hindu Indonesia. J. Thambah Sembiring G, (2002). Beton Bertulang. Rekayasa Sains. Bandung Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. (2007). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Edisi pertama. ITS Press. Surabaya. Indonesia Mark Dintel, ( 1987). Buku Pegangan Tentang Teknik Beton. Pradyana Paramita. Jakarta Park, R. Paulay, T. (1975). Reinforced Concrete Structures. John Wiley & Sons. New York. USA
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 10
ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN WALET ( Studi Kasus Bangunan Walet H.M. Hanafie Jl. Cut nyak Dien Kuala Pembuang) Lilis Indriani, ST, MT ,Nursiyah, ST E-mail:
[email protected] Abstrak Bangunan bertingkat merupakan suatu sistem struktur bangunan yang terdiri dari beberapa lapis lantai. Bangunan tersebut bisa berupa gedung – gedung bertingkat,dimana dikuala pembuang banyak terdapat bangunan tersebut yaitu berupa bangunan gedung walet. Dalam merencanakan bangunan terutama bangunan bertingkat seperti gedung walet harus dipikirkan dengan matang supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. Struktur bangunan walet yang dianalisis berupa kolom, balok, tulangan geser dan pondasi. Pada perhitungan ini menggunakan pedoman yaitu Standar Nasional Indonesia, dimana yang dipakai SNI 03 – 2849 – 2002. Pada analisis data struktur bangunan walet pertama- tama akan dilakukan pengambilan data dimana diperoleh dari perhitungan sebelumnya yaitu berupa perhitungan Beban mati dan beban hidup suatu bangunan. Dari data tersebut maka dapat dianalisis dengan menggunakan pedoman Standar Nasional Indonesia. Dengan menggunakan pedoman SNI 03 – 2849 – 2002 dapat dihitung analisis struktur bangunan walet tersebut. Dan didapat pembebanan pada bagian atap, perhitungan penulangan kolom dengan dimensi 25/25 cm, penulangan balok dengan dimensi 20/25 cm dan juga perhitungan pada pondasi. Pada perhitungan pembebanan portal didapat momen maksimum balok = 27,720 KNm, beban maksimum kolom = 852,588 KN, momen maksimum kolom = 540,788 KN, beban maksimum pondasi = 81,165 KN, momen vertikal pondasi = 3295,36 KN, dan momen horizontal pondasi =80,61 KN. Kata kunci : Kolom, balok, tulangan geser dan pondasi. I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bangunan bertingkat merupakan suatu sistem struktur bangunan yang terdiri dari beberapa lapis lantai. Bangunan tersebut bisa berupa gedung – gedung bertingkat tinggi seperti gedung walet. Perencanaan gedung bertingkat harus dipikirkan dengan matang karena menyangkut investasi dana yang jumlahnya tidak sedikit. Dalam setiap perencanaan bangunan gedung bertingkat harus dipenuhi persyaratan teknis bahwa bangunan yang akan didirikan harus kuat untuk menerima beban yang dipikul, baik beban sendiri gedung maupun beban yang berasal dari luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa. Jika ingin mendirikan bangunan, bukan hanya keindahan tampak bangunan dan keserasian bangunan terhadap lingkungan yang harus diperhatikan. Namun juga keamanan bangunan tersebut terhadap segala bencana yang dapat diakibatkan oleh kurang diperhatikannya perencanaan instalasi yang terdapat didalam bangunan tersebut. Selain itu juga harus diusahakan kemudahan bagi penyelamatan penghuni bila terjadi bencana. Jadi dalam perencanaan untuk bangunan – bangunan gedung bertingkat seperti gedung walet harus berpedoman pada peraturan – peraturan yang berlaku seperti Standar Nasional Indonesia dan harus memenuhi persyaratan teknis yang ada. Pada zaman sekarang banyak bangunan – bangunan bertingkat yang terlihat seperti salah satunya bangunan gedung walet. Bangunan walet sangat banyak digemari oleh masyarakat, seperti yang terjadi dikuala pembuang kabupaten Seruyan. Bangunan walet dikuala pembuang sangat pesat, masyarakatnya sebagian besar mendapat penghasilan dari walet tersebut. Bangunan walet yang terdapat dikuala pembuang karena daerahnya termasuk daerah dekat laut. Dengan banyaknya bangunan walet yang terdapat dikuala pembuang maka disini akan dilakukan penganalisaan struktur terhadap bangunan walet yang berdasarkan Standar Nasional Indonesia ( SNI ). Dengan dilakukannya penganalisaan maka dapat JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 11
1.2
1.3
1.4
1.5
II.
diketahui apakah desain bangunan tersebut telah dilaksanakan dengan menggunakan SNI serta tahan terhadap beban yang dipikul atau bangunan tersebut bisa bertahan dalam beberapa tahun saja. Rumusan Masalah Analisis perencanaan struktur ini akan menyelesaikan permasalahan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana merancang struktur bangunan gedung walet yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia ( SNI ) ? 2. Bagaimana cara merancang balok lantai atap gedung bertingkat ? Maksud dan Tujuan Maksud dari analisis perencanaan struktur bangunan adalah untuk memperluas pengetahuan dan wawasan dalam upaya menguasai ilmu rekayasa pada teknik sipil, salah satunya struktur bangunan bertingkat. Adapun tujuan dari penganalisisan struktur bangunan tersebut yaitu : 1. Untuk mengetahui struktur bangunan atas, bawah dan kolom gedung tersebut 2. Untuk menghitung beban gedung bertingkat, apakah sudah memenuhi persyaratan sesuai Standar Nasional Indonesia ( SNI ) dengan menggunakan GRASP. Batasan Masalah Adapun batasan masalah atau ruang lingkup yaitu : 1. Menghitung konstruksi sistem struktur bangunan gedung walet dengan cara menganalisis kolom, balok dan pondasi. 2. Perencanaan struktur dengan menggunakan Standar Nasional Indonesia ( SNI 03-2847-2002 ) untuk perencanaan struktur beton. 3. Sebagai data sekunder pembanding yaitu gambar rencana dan perhitungan konstruksi sebelumnya. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat yang didapat dalam menganalisa struktur bangunan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kualitas bangunan yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesi ( SNI ). 2. Memberikan gambaran kepada masyarakat, bagaimana merencanakan bangunan yang aman dari segi analisa struktur bangunan. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perencanaan Balok Pada Bangunan Struktur Dalam memeriksa balok penampang balok harus memenuhi kriteria : 1. Rn Ru atau Mn > Mu 2. Rn ( Kuat Rencana ) Ru ( Kuat Perlu ) atau Mn > Mu Dimana : Faktor reduksi akibat kesalahan dalam pelaksanaan : Momen nominal dari penampang n u : Momen batas terfaktor Untuk mendapatkan Mu = 1,2 DL + 1,6 LL Dimana : DL ( Dead Load ) adalah beban mati LL ( Live Load ) adalah bebaan hidup 2.2 Analisa Kolom Untuk kekuatan nominal ( Pn ) ; Pn = Kc x f’c x Ac + fy x Ast + ( Ks x Fsy x Asp ) Keterangan: Kc = 0,85 koefisien = f ( uji silinder beton ) f’c = Kuat tekan beton silinder Ac = Luas penampang beton netto = Luas kasar penampang dengan kolom pengikat
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 12
= Luas inti ( core ) kolom dengan spiral Ast = Luas tulangan pokok fy = tegangan leleh tulangan pokok Ks = Konstanta : 1,5 2,5 , rata – rata = 1,95 Fsy = tegangan leleh tulangan spiral Asp = Volume dari tulangan spiral persatuan panjang kolom Kekuatan nominal maksimum, Pn = Po 2.3 Tulangan Geser Pada penampang beton bertulang dengan tulangan geser, selain gaya-gaya diatas terdapat satu komponen gaya lagi, yaitu sambungan dari baja tulangan geser (Vs), sehingga persamaannya menjadi: Vu = (Vcz + Vd + Vay + Vs) atau Vu = Vc + Vs 2.4 Perencanaan Struktur Pondasi Daya dukung untuk beban konsentris, Persamaan daya dukung terzaghi yang dipakai q ult = c . Nc . sc + q . Nq . sq + ½ .B . N . s Keterangan : qult = Kapasitas beban batas c = kohesi tanah q = Beban tambahan effektif ( surcharge ) = x Df, jika beban tambahan tidak ada = berat volume “ subsoil “ B = Lebar ( diameter ) fondasi Nc, Nq, N = factor- factor kapasitas dukung akibat kohesi,beban tambahan dan berat tanah Sc, sq, s = Faktor – factor bentuk penampang pondasi II.
METODE PENELITIAN
3.1 Pendahuluan Metode – metode yang dipakai dalam laporan ini terdiri dari metode – metode pengumpulan data, metode analisis dan perhitungan, metode penyajian dan tahapan pengerjaan laporan. 3.2 Metode Pengumpulan Data Penelitian Sebelumnya Dalam membuat dan menyusun laporan diperlukan beberapa data yang digunakan sebagai dasar analisis perencanaan struktur gedung walet. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data – data yang diambil dari hasil perencanaan. Data – datanya dapat berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan langsung dilapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur atau penelitian sebelumnya dengan menggunakan GRASP 3.3 Analisis dan Perhitungan Tahapan – tahapan dari analisis perencanaan struktur bangunan dilakukan pada seluruh struktur bangunan gedung, meliputi a. Mempersiapkan data – data struktur b. Perencanaan kolom terhadap geser c. Menentukan beban – beban yang bekerja pada struktur 3.4 Metode Penyajian Laporan Penelitian Metode penyajian laporan penelitian berdasarkan pedoman pembuatan laporan yaitu berupa sistematika penulisan, penggunaan bahasa dan bentuk akhiran.
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 13
3.5 Tahapan Pengerjaan Laporan Penelitian Pada tahapan ini akan dilakukan beberapa tahap yaitu : 1. Tahap pengumpulan data yang diperlukan dalam analisis 2. Pembuatan proposal yang akan digunakan sebagai bahan acuan dalam pengerjaan laporan selanjutnya yang akan dipresentasikan ke dosen – dosen pembimbing. 3. Tahap analisis perhitungan struktur 4. Perbandingan hasil antara struktur bangunan walet yang sudah ada dengan analisis yang dilakukan pada bangunan walet tersebut. IV. PEMBAHASAN Perhitungan Analisis Struktur Portal Data Umum Konstruksi Data sebelumnya : Tabel 4.1. Data sebelum penganalisis 1
Dimensi kolom
25/25 cm
2
Dimensi balok
20/25 cm
3
Plat lantai
Ulin
4
Dinding
Bata
5
Potongan A-A
6
7
8
9
Momen maksimum balok
32,027 KN
Momen maksimum kolom
10,063 KN
Beban maksimum pondasi
429,080 KN
Potongan B-B Momen maksimum balok
33,649 KN
Momen maksimum kolom
11,796 KN
Beban maksimum pondasi
474,090 KN
Perencanaan penulangan balok Mu
33,649 KN
b/h
20/30 cm
fy
400 Mpa
fc'
25 Mpa
Tulangan tekan
3D-12
Tulangan tarik
5D-12
Perencanaan penulangan kolom Momen maksimum kolom
25,336 KN
Beban maksimum kolom
11,796 KN
Perencanaan pondasi Kedalaman pondasi
g tanah Sumber: Perhitungan sebelumnya Data : a. Dimensi Kolom b. Dimensi Balok c. Plat Lantai
0,80 1,75 t/m²
= = =
25/25 20/25 0,05 m
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 14
d. e. f. g. h. 2.
Dinding Berat jenis bata Berat jenis beton Berat jenis kayu ulun Berat jenis kayu lanan
= = = = =
Bata 250 kg/m2 2400 kg/m2 800 kg/m3 725 kg/m3
Beban kuda – kuda
= = =
b x h x Bj beton 0,20 x0,25 x 2400 (404,164x 6 )/ 24 Qdl1 =
Beban Hidup Beban hidup bangunan
=
100
Potongan A-A Pembebanan Portal Ekivalen a. Lantai IV Beban Mati Berat sendiri balok 20/25
Beban merata total untuk lantai IV Qt1
b.
Lantai III Beban Mati Berat balok 20/25
Berat sendiri plat lantai
Berat dinding bata
Berat lantai I
b x h x Bj Beton 0,20 x 0,25 x 2400 = 120 kg/m’ Tebal Plat x Bj Kayu x Lebar Plat 0,05 x 725 x 8,00 = 290 kg/m’ Tinggi dinding x Bj Bata 2,50 x 250 = 625 kg/m’ =221,04 kg/m’ =1256,041kg/m’
=
100
Beban merata total untuk lantai III Qt2
Lantai II Beban Mati Berat balok 20/25
Berat sendiri plat lantai
Berat dinding bata
Berat lantai II
Qdl1 Beban Hidup Beban hidup bangunan
= 100 kg/m’ Qll1 = 100 kg/m’ = 1,2 (Qdl1) + 1,6 (Qll1) = (1,2 x 221,041) + (1,6 x 100 ) = 425,2492 kg/m’
= = = = = =
Qdl1 Beban Hidup Beban hidup bangunan
c.
= 120 kg/m’ = 101,041kg/m’ 221,041 kg/m’
= 100 kg/m’ Qll1 = 100 kg/m’ = 1,2 (Qdl1) + 1,6 (Qll1) = ( 1,2 x 1256,041 ) +( 1,6 x 100 ) = 1667,2492 kg/m’
= b x h x Bj beton = 0,20 x 0,25 x 2400 = 120kg/m’ = Tebal plat x Bj kayu x lebar plat = 0,05 x 725 x 8,00 = 290kg/m’ = Tinggi dinding x Bj bata = 2,50 x 250 = 625kg/m’ = 1256,041kg/m’ = 2291,0 kg/m’
Beban merata total untuk lantai II Qt3
=
100
= 100 kg/m’ Qll1 = 100 kg/m’ = 1,2 (Qdl1) + 1,6 (Qll1) = ( 1,2 x 2291,041 ) + ( 1,6 x 100 ) = 2702,2492 kg/m’
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 15
d.
Lantai I Beban Mati Berat balok 20/25
Berat sendiri plat lantai
Berat dinding bata
Berat lantai III Qdl1 Beban Hidup Beban hidup bangunan
= b x h x Bj Beton = 0,20 x 0,25 x 2400 = 120kg/m’ = Tebal plat x Bj kayu x lebar plat = 0,05 x 725 x 4,00 = 145kg/m’ = Tinggi dinding x Bj Bata = 3,00 x 250 = 750kg/m’ = 2291,041kg/m’ = 3306,041 kg/m’ =
Beban merata total untuk lantai IV Qt4
100
= 100 kg/m’ Qll1 = 100 kg/m’ = 1,2 (Qdl1) + 1,6 (Qll1) = ( 1,2 x 3306,041 ) + ( 1,6 x 100 ) = 4127,2492 kg/m’
Gambar 4.4 Pembebanan Potongan A-A
Gambar 4.5 Momen Potongan A-A
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 16
Gambar 4.6 Lintang Potongan A-A
Gambar4.7 Reaksi Perletakan Potongan A-A
Gambar 4.8 Gaya Normal Potongan A-A
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 17
Gambar 4.9 Lendutan Potongan A-A Dari hasil perhitungan struktur dengan menggunakan program GRASP diperoleh : Momen Maksimum Balok : Momen yang bekerja pada balok secara maksimum, dimana pada portal A mempunyai nilai = 257,780 kNm Beban Maksimum Kolom : Beban yang bekerja secara maksimum pada sebuah kolom, dimana pada gaya normal portal A mumpunyai nilai = 948,384 kN Momen Maksimum Kolom : Momen yang bekerja pada kolom secara maksimum, dimana pada portal A momem maksimum mempunyai nilai = 591,968 kN Beban Maksimum Pondasi : Suatu beban yang bekerja pada pondasi secara maksimum dan didapat pada momen maksimum portal A = 94,634 kN Momen Horizontal Pondasi : Momen yang bekerja secara horizontal pada portal A dan didapat dari reaksi perletakan = 93,11 kN Momen Vertikal Pondasi : Momen yang bekerja secara vertikal pada portal A dimana didapat dari reaksi perletakan = 3618,57 kN V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil perhitungan analisis struktur bangunan walet tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1. Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada rangka atap telah diketahui jumlah seluruh batang 27,8344 m, dan total beban kuda – kuda 404,164 Kg, sedangkan pada kolom digunakan dimensi ukuran 25/25 cm dan balok 20/25 cm dengan jumlah tulangan kolom 6D-12, pada balok tulangan tekan 2D-12 dan tulangan tarik 4D-12 serta tulangan geser pada potongan A-A jarak sengkang ( S ) = 8,2237 mm dan pada potongan B-B jarak sengkangnya 9,5254 mm. 2. Terjadinya perbedaan momen maksimum balok pada data sebelumnya dan data hasil analisis yang dipengaruhi oleh beban – beban yang bekerja pada potongan– potongan dari struktur bangunan sebesar 19,5054 %, pada beban maksimum pondasi terjadi selisih 77,0440 %, sedangkan pada potongan B-B momen maksimum terjadi selisih sebesar 17,6201 % dan beban maksimum pondasi terjadi selisih sebesar 82,8798 %. 3. Pada perhitungan struktur dengan menggunakan Standar Nasional Indonesia ( SNI 03-2847-2002 ) pembebanan pada struktur bangunan walet yang dianalisis sudah memenuhi persyaratan dan dianggap sudah aman. 4. Pada perhitungan pondasi , data tanah yang digunakan adalah 2,594 KN/m2. 5. Pada perhitungan struktur data sebelumnya hanya mengulas momen maksimum balok, momen maksimum kolom dan beban maksimum pondasi. Sedangkan pada perhitungan analisis mengulas momen maksimum balok, momen maksimum kolom, beban maksimum pondasi, beban maksimum kolom, momen horizontal pondasi, dan momen vertikal pondasi.
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 18
5.2 Saran Setelah melakukan analisis data struktur bangunan walet dalam Tugas Akhir maka penulis bermaksud memberikan saran yang berkaitan dengan analisis bangunan gedung walet yaitu : 1. Dalam merencanakan suatu bangunan bertingkat hendaknya didahului dengan pemilihan tipe struktur yang akan digunakan sehingga pada perhitungan struktur berikutnya dapat diperoleh hasil bangunan yang awet dan tahan lama. 2. Dalam struktur bangunan bertingkat seperti bangunan walet harus benar – benar diperhatikan perhitungan strukturnya, supaya tidak terjadi keruntuhan dalam pembangunan. 3. Walaupun didaerah kuala pembuang tidak rawan gempa tetapi sebaiknya dalam pembangunan bangunan bertingkat diperlukan juga perencanaan struktur bangunan yang tahan terhadap gempa. 4. Untuk dapat menghasilkan struktur bangunan yang kokoh, aman dan efisien dalam suatu bangunan bertingkat diperlukan suatu perencanaan struktur yang baik dan benar, yaitu dengan menggunakan peraturan – peraturan perencanaan struktur yang berlaku seperti Standar Nasional Indonesia ( SNI ). 5. Dalam struktur bangunan atas, bawah dan kolom maka harus memperhatikan beban – beban yang bekerja pada bangunan tersebut, 6. Dalam menganalisis perencanaan pondasi harus memperhatikan data tanah sebagai acuan dalam analisis struktur pondasi, untuk mendapatkan hasil yang kuat dan aman. DAFTAR PUSTAKA Darmansyah Tjitradi ( 2008 ) , Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang II, Universitas Lambung Mangkurat Christady Hary Hardiyanto ( 2010 ) , Analisis Dan Perancangan Pondasi bag I , Gadjah Mada University Press J. Thambah Sembiring Gurki ( 2007 ) ,Beton Bertulang Edisi Revisi , Rekayasa Sains RachmatPurwono dan Tavio dan Iswandi Imran dan I Gusti Putu Raka ( 2005 ) , Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung ( SNI 03-2847-2002 ) dilengkapi Penjelasan ( S-2002 ) Revany Iskandar M.Damanik, Kekuatan Kayu, Universitas Sumatera Utara
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 19
BANGKITAN PERJALANAN DAN PARKIR PADA PASAR SAIK (SAYUR DAN IKAN) DI KOTA KUALA PEMBUANG Oleh : Donny Dwy Judianto Leihitu, ST, MT dan Tommy Firmansyah, ST Staf Pengajar di Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Unversitas Darwan Ali Jl. Ahmad Yani No 1 Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan e- mail :
[email protected]
Abstrak Kota Kuala Pembuang sebagai ibukota Kabupaten Seruyan saat ini sedang berkembang dalam pembangunan terutama pembangunan tempat perbelanjaan. Masalah penyediaan lahan untuk tempat parkir menjadi hal yang penting mengingat pusat-pusat perbelanjaan selalu berada pada tempat-tempat strategis dimana arus lalu lintas pada umumnya sudah padat dan harga lahan parkir sangat mahal. Sementara itu dengan bervariasinya aktivitas pengunjung (termasuk kendaraannya) ke tempat tersebut akan semakin banyak, sehingga kebutuhan akan ruang parkir akan semakin meningkat. Apabila ruang parkir disediakan terlalu besar maka akan terjadi pemborosan lahan. Dengan demikian, jika perencanaan kebutuhan parkir dan fasilitasnya dipersiapkan dengan baik maka diharapkan tidak terjadi pemborosan pemakaian lahan. Langkah pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan observasi pada pasar saik (sayur dan ikan) yang ada di kota Kuala Pembuang untuk melihat keadaan dilapangan untuk memudahkan dalam menyusun strategi dan penempatan surveyor dalam pengumpulan data yang diperlukan. Setelah observasi dilakukan, ditentukan waktu untuk pengumpulan data serta mempersiapkan segala perlengkapan untuk pengumpulan data tersebut. Pada waktu yang telah ditentukan, survey untuk pengumpulan data dilaksanakan pada lokasi yang ditinjau yaitu pasar saik (sayur dan ikan) di Kuala Pembuang. Setelah seluruh data yang diperlukan diperoleh, dilakukan rekapitulasi data untuk melihat apakah masih ada kekurangan data untuk keperluan analisa. Karakteristik pengunjung dan parkir pada pasar saik (sayur dan ikan) di Kuala Pembuang dan analisa bangkitan pengunjung dan factor kebutuhan parkir dapat disimpulkan antara lain : Bangkitan pengunjung pasar saik (sayur dan ikan) adalah : 0,53 orang/m2/hari pada hari Sabtu dan 1,98 orang/m2/hari pada Minggu. Akumulasi pengunjung terbesar terjadi pada pukul 09:45 WIB sampai pukul 10:00 WIB pada hari Sabtu dan pukul 11:30 WIB sampai pukul 11:45 WIB pada hari Minggu. Bangkitan parkir (Parking Generation) harian pada hari Sabtu adalah :1,2 mobil/m2/hari 0,6 sepeda motor/m2/hari hari Minggu sebesar : 0,8 mobil/m2/hari 0,6 sepeda motor/m2/hari. Akumulasi kendaraan parkir terbesar terjadi pada pukul 09:45 WIB sampai pukul 10:00 WIB untuk mobil dan pukul 09:45 WIB sampai pukul10:00 WIB untuk sepeda motor pada hari Sabtu sedangkan pada hari Minggu Akumulasi parkir terbesar terjadi pada pukul 10:15 WIB sampai pukul 10:30 WIB untuk mobil dan pukul 09:45 WIB sampai pukul 10:00 WIB untuk sepeda motor. Durasi parkir rata-rata diperoleh sebesar : 8,4 menit pada hari Sabtu, 7,1 menit pada hari Minggu. Kapasitas parkir harian diperoleh sebesar : 420 kendaraan pada hari Sabtu, 335 kendaraan pada hari Minggu. Kata Kunci: Parkir, Bangkitan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Kuala Pembuang sebagai ibukota Kabupaten Seruyan saat ini sedang berkembang dalam pembangunan terutama pembangunan tempat perbelanjaan. Masalah penyediaan lahan untuk tempat parkir menjadi hal yang penting mengingat pusat-pusat perbelanjaan selalu berada pada tempattempat strategis dimana arus lalu lintas pada umumnya sudah padat dan harga lahan parkir sangat mahal. Sementara itu dengan bervariasinya aktivitas pengunjung (termasuk kendaraannya) ke tempat JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 20
tersebut akan semakin banyak, sehingga kebutuhan akan ruang parkir akan semakin meningkat. Apabila ruang parkir disediakan terlalu besar maka akan terjadi pemborosan lahan. Dengan demikian, jika perencanaan kebutuhan parkir dan fasilitasnya dipersiapkan dengan baik maka diharapkan tidak terjadi pemborosan pemakaian lahan. 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan : 1. Kebutuhan tempat parkir pada pasar saik (sayur dan ikan) di Kuala Pembuang. 2. Perkiraan bangkitan pengunjung pada pasar saik (sayur dan ikan) di Kuala Pembuang. 3. Konfigurasi parkir 1.3 Manfaat Penelitian 1. Meningkatkan perhatian pemerintah, instansi terkait dan peran serta masyarakat dalam mematuhi peraturan berlalu lintas khususnya masalah parkir. 2. Memberikan saran kepada pemerintah dan instansi terkait supaya lebih memperhatikan standar kebutuhan parkir yang lebih teratur di Kota Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan. 1.4 Batasan Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang ditinjau adalah pasar saik (sayur dan ikan) di Kuala Pembuang yang mempunyai tempat parkir tersendiri (tidak tergabung dengan tempat parkir dijalan umum sekitarnya) serta diminati pengunjung karena terletak pada tempat yang strategis dan aman. 2. Waktu Penelitian Penelitian data-data yang dibutuhkan pada penelitian dilakukan pada hari sabtu dan minggu dari pukul 06:00 Wib sampai pukul 15:00 Wib. 3. Data Data yang dikumpulkan untuk dijadikan bahan pada pengolahan selanjutnya adalah : a. Jumlah pengunjung b. Jumlah kendaraan parkir c. Durasi parkir II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian tempat parkir Bertambahnya jumlah penduduk dan semakin meningkatnya kepemilikan kendaraan akan menimbulkan meningkatnya permintaaan jalan untuk menampung kegiatan lalu lintas. Penyediaan fasilitas parkir juga dapat berfungsi sebagai salah satu alat pengendali lalu lintas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pada kawasan-kawasan tertentu dapat disediakan fasilitas parkir untuk umum yang diusahakan sebagai suatu kegiaatan usaha yang berdiri sendiri dengan memungut bayaran. Beberapa orang mendefinisikan parkir secara berlainan,tetapi mempunyai maksud yang sama, yaitu sebagai berikut : 1. Semua kendaraan tidak mungkin bergerak terus, pada suatu saat ia harus berhenti untuk sementara waktu (menurunkan muatan) atau berhenti cukup lama yang disebut parkir (Warpani,1992;176). 2. Jangka waktu parkir (parking duration) adalah lama parkir suatu kendaraan untuk satu ruang parkir (Edward,1992;176) 3. Parkir adalah memangkalkan atau menempatkan dengan memberhentikan kendaraan angkutan orang/barang (bermotor/tidak bermotor) pada suatu tempat parkir dalam jangka waktu tertentu. 2.2. Cara dan Jenis parkir Lalu-lintas baik yang bergerak pada suatu saat akan berhenti. Setiap perjalanan akan sampai pada tujuan sehingga kendaraan harus diparkir. Sarana perparkiran merupakan bagian dari sistem transportasi dalam perjalanan mencapai tujuan karena kendaraan yang digunakan memerlukan parkir. JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 21
Sarana parkir ini pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998) : a. Parkir di jalan (on street parking) b. Parkir di luar jalan (off street parking) 2.3. Penyediaan fasilitas parkir Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada kurun waktu. Pusat kota sebagai kawasan penarik perjalanan, telah menimbulkan banyak permasalahan di bidang lalu lintas, antara lain tingkat penggunaan fasilitas parkir yang tidak merata dan keterbatasan penyediaan lokasi parkir di pusat kota. Fasilitas parkir sebagai salah satu elemen penting dalam sistem transportasi perkotaan saat ini, perlu pengaturan dalam penggunaannya. Fasilitas parkir yang efisien dapat menciptakan lalu lintas di kawasan tersebut menjadi lebih tertib dan lancar. Pemilihan lokasi parkir terkait dengan tingkat kepuasan yang didapatkan oleh para pengguna parkir dalam memilih lokasi parkir, antara lain disebabkan oleh tarif, jarak berjalan menuju tempat tujuan, kenyamanan dan keamanan, dan kemudahan mendapat lokasi parkir. 2.4 Metode Parkir Metode parkir ada beberapa macam jenis diantaranya, yaitu parkir sejajar, parkir menyudut, dan juga parkir tegak lurus dengan uraian sebagai berikut : 1. Parkir Sejajar Metode parkir yang diterapkan pada sepanjang jalur atau daerah parkir yang sejajar. Keamanan bagi pengguna parkir lain kurang baik akibat aktivitas pengguna jalan lain yang melintas di sepanjang jalan tersebut. 2. Parkir Menyudut Metode parkir dengan sudut tertentu, yaitu menyudut 30 , 45 dan menyudut 60 . Metode ini lebih efesien karena dapat menampung kendaraan lebih banyak dan mempermudah bagi pengguna parkir untuk melakukan gerakan masuk maupun keluar. 3. Parkir Tegak Lurus Parkir tegak lurus dengan sudut 90 adalah metode yang paling efesien karena mampu menampung kapasitas yang lebih banyak dengan perencanaan yang lebih mudah. III. METODE PENELITIAN Langkah pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan observasi pada pasar saik (sayur dan ikan) yang ada di kota Kuala Pembuang untuk melihat keadaan dilapangan untuk memudahkan dalam menyusun strategi dan penempatan surveyor dalam pengumpulan data yang diperlukan. Setelah observasi dilakukan, ditentukan waktu untuk pengumpulan data serta mempersiapkan segala perlengkapan untuk pengumpulan data tersebut. Pada waktu yang telah ditentukan, survey untuk pengumpulan data dilaksanakan pada lokasi yang ditinjau yaitu pasar saik (sayur dan ikan) di Kuala Pembuang. Setelah seluruh data yang diperlukan diperoleh, dilakukan rekapitulasi data untuk melihat apakah masih ada kekurangan data untuk keperluan analisa. Berdasarkan data telah tersedia dilakukan analisa untuk memperoleh hasil yang diharapkan dari penelitian ini untuk selanjutnya ditulis dalam suatu laporan penelitian.
3.1. Data yang dibutuhkan Data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah data jumlah pengunjung dan data jumlah kendaraan parkir yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
Data jumlah pengunjung Data jumlah pengunjung diperoleh dari hasil pencatatan pengunjung yang masuk dan keluar dari pasar saik (sayur dan ikan).
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 22
2.
Data jumlah kendaraan Data jumlah kendaraan diperoleh dari hasil pencatatan kendaraan yang masuk dan keluar dari pasar saik (sayur dan ikan) untuk setiap waktu. Metode pengambilan data ini akan diuraikan jelas pada bagian selanjutnya.
3.2. Metode pengumpulan data Dalam melaksanakan penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan lapangan secara langsung. Metode pengumpulan data dapat dilihat seperti bagan alur dibawah ini.
Gambar 3.1 Bagan alur metode pengumpulan data
3.3. Pelaksanaan pengamatan Pelaksanaan pengamatan dilaksanakan mulai pukul 06:00 Wib dimana diperkirakan waktu tersebut pasar saik (sayur dan ikan) belum melakukan aktivitas kegiatan. Baik pedagang ataupun pengunjung termasuk kendaraan yang ada pada pelataran parkir masih dalam keadaan kosong. Surveyor ditempatkan pada pintu keluar dan masuk pasar saik (sayur dan ikan) dan setiap pengunjung yang memasuki ataupun yang keluar dari lokasi pasar dicatat jumlah maupun kendaraan yang dipergunakan. Untuk kendaraan yang memasuki ataupun yang keluar dari lokasi pasar dicatat nomor polisinya untuk mempermudah pengamatan. 3.4. Hari dan interval waktu pengamatan Pengumpulan data dilakukan setiap hari pagi menjelang siang hari. Dengan demikian jumlah pengunjung dan kendaraan yang parkir diharapkan akan lebih besar dibandingkan sore hari. Besarnya jumlah pengunjung dan kendaraan yang parkir tidak akan sama setiap saat. Untuk melihat waktu-waktu optimum dari pengunjung dan kendaraan parkir, maka pencataan waktu diatur pada interval waktu tertentu. IV. PEMBAHASAN 4.1 Akumulasi Kendaraan Parkir Jam-jam puncak untuk mobil pada hari Sabtu berkisar antara pukul 09:45 WIB sampai dengan pukul 10:00 WIB sementara jam puncak pada hari Minggu berkisar antara pukul 10:50 WIB sampai dengan pukul 10:30 WIB sedangkan jam puncak untuk sepeda motor pada hari Sabtu berkisar pukul 09:45 WIB sampai dengan pukul 10:00 WIB dan puncak pada hari Minggu berkisar pukul 09:45
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 23
WIB sampai dengan pukul 10:00 WIB. Dibawah ini digambarkan akumulasi kendaraan parkir pada pasar saik (sayur dan ikan) di Kuala Pembuang : 120
120
110 100 93
90
69
Akumulasi kendaraan
80 70 60 50 41
40 30
24
20
16 12
10
12
0 6:00 0 0 0 0
0 3 0 9
7:00 3 12 2 22
8:00
11 34 12 41
M obil (Sabtu)
16 93 8 69
9:00
24 120 12 36
14 54 12 51
6 16 5 18
10:00 4 24 9 31
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
2 3 4 30
Sep eda motor (Sabtu)
M obil (M inggu)
Sep eda motor (M inggu)
4.2 Durasi Parkir Durasi kendaraan parker diperoleh dengan cara menghitung selisih waktu setiap kendaraan keluar dengan kendaraan masuk lokasi pasar. Jenis kendaraan dibedakan atas dua bagian yaitu jenis mobil dan sepeda motor. Dari hasil pencatatan pada pintu masuk dan pintu keluar dapat diketahui lama suatu kendaraan berada pada lokasi pasar atau lamanya parkir. 300
Kendaraan
250 200 150 100 50 0 0-1 263 191
1-2 140 147
Sabtu
18 75
2-3 0 0
0 0
3-4 >5 Durasi (Jam)
M inggu
4.3 Indeks Parkir Indeks parkir adalah suatu angka yang menunjukkan persentase tingkat pemakaian areal parkir yang merupakan perbandingan dari jumlah kendaraan dengan kapasitas parkir yang tersedia dean dihitung dengan rumus dibawah ini : IP = X 100 % Dimana : IP = Indeks Parkir Dari harga IP ini terlihat bahwa jika IP lebih besar dari 100 % berarti pemakaian areal parkir telah melibihi kapasitas yang tersedia. Selain itu IP juga dipakai untuk menentukan faktor kebutuhan parkir.
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 24
120
120
110 100 93
90
69
Indeks Parkir (%)
80 70 60 50 41
40 30
24
20
16 12
10
12
0 6:00 0 0 0 0
0 3 0 9
7:00 3 12 2 22
M obil (Sabtu)
V.
11 34 12 41
8:00 16 93 8 69
24 120 12 36
9:00 14 54 12 51
6 16 5 18
10:00 4 24 9 31
Sepeda motor (Sabtu)
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
2 3 4 30
M obil (M inggu)
Sep eda motor (M inggu)
PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian mengenai karakteristik pengunjung dan parkir pada pasar saik (sayur dan ikan) di Kuala Pembuang dan analisa bangkitan pengunjung dan factor kebutuhan parkir dapat disimpulkan antara lain : 1. Bangkitan pengunjung pasar saik (sayur dan ikan) adalah : 0,53 orang/m2/hari pada hari Sabtu dan 1,98 orang/m2/hari pada Minggu. 2. Akumulasi pengunjung terbesar terjadi pada pukul 09:45 WIB sampai pukul 10:00 WIB pada hari Sabtu dan pukul 11:30 WIB sampai pukul 11:45 WIB pada hari Minggu. 3. Bangkitan parkir (Parking Generation) harian pada hari Sabtu adalah : 1,2 mobil/m2/hari 0,6 sepeda motor/m2/hari hari Minggu sebesar : 0,8 mobil/m2/hari 0,6 sepeda motor/m2/hari 4. Akumulasi kendaraan parkir terbesar terjadi pada pukul 09:45 WIB sampai pukul 10:00 WIB untuk mobil dan pukul 09:45 WIB sampai pukul10:00 WIB untuk sepeda motor pada hari Sabtu sedangkan pada hari Minggu Akumulasi parkir terbesar terjadi pada pukul 10:15 WIB sampai pukul 10:30 WIB untuk mobil dan pukul 09:45 WIB sampai pukul 10:00 WIB untuk sepeda motor. 5. Durasi parkir rata-rata diperoleh sebesar : 8,4 menit pada hari Sabtu, 7,1 menit pada hari Minggu. 6. Kapasitas parkir harian diperoleh sebesar : 420 kendaraan pada hari Sabtu, 335 kendaraan pada hari Minggu. 5.2. Saran-saran Setelah mengamati dan menganalisa bangkitan pengunjung pada pasar saik (sayur dan ikan) diatas maka disarankan : 1. Mengadakan penelitian lebih lanjut bangkitan dan parkir pada pasar-pasar di kota-kota lain sehingga diperoleh suatu standar kebutuhan parkir untuk pasar-pasar di Indonesia. 2. Untuk meneliti pengaruh jumlah penduduk dan pemilikan kendaraan terhadap bangkitan pengunjung dan parkir pada pasar-pasar sehingga standar kebutuhnan parkir dapat dipergunakan diberbagi kota dengan jumlah penduduk yang berbeda. 3. Mengamati pengaruh pengunjung pada pasar untuk jam-jam sibuk.
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 25
DAFTAR PUSTAKA
The Puget Sound Regional Transportation Studi “ Metode Analisis Kategori atau Klasifikasi Silang “ , 1964. Indian Road Congress “ Kebutuhan Lahan Parkir” , 1973. Ir. Warpani “ Parkir adalah Semua kendaraan tidak mungkin bergerak terus, pada suatu saat ia harus berhenti untuk sementara waktu (menurunkan muatan) atau berhenti cukup lama “ Jakarta,1992. Edward “ Jangka waktu parkir (parking duration) adalah lama parkir suatu kendaraan untuk satu ruang parkir” ,1992. Direktorat Jendral Perhubungan Darat “ Klarifikasi Sarana
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 5, EDISI MEI 2013 – AGUSTUS 2013
Page 26