ISSN: 2089-3949 : 2089-3949 ISSN
VOL 3
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI 1. Studi Perencanaan Turap baja untuk Perkuatan Tebing Sungai Seruyan di Desa Pematang Panjang Kabupaten Seruyan ( Lilis Indriani, ST, MT)
TAHUN 2012
2. Studi Pemilihan Moda Transportasi Darat Antara Sampit – Palangka Raya ( Budi Tjahjono, S.Si, ST ; Heny Verawati, ST)
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS DARWAN ALI VOL 3 EDISI SEPTEMBER 2012 – DESEMBER 2012
DEWAN REDAKSI JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI
1.KETUA : DONNY DJ LEIHITU, ST,MT 2.SEKRETARIS : LILIS INDRIANI, ST, MT 3.ANGGOTA : 1.BAGUS SUBAGANATA, ST, MT 2.SITI NURRAJ’AH WATI, ST 3.BUDI TJAHJONO, SSi, ST 4.MUHAMMAD NUR KAMALI, ST
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah rahmat dan karunia – Nya sehingga Jurnal dengan judul “Jurnal Penelitian Dosen Fakultas Teknik Universitas Darwan Ali Volume 3”. dapat diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan Jurnal ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari, meskipun dalam penyusunan Jurnal ini sudah berusaha semakimal mungkin tetapi tetap tidak luput dari kekurangan, kelemahan dan bahkan kekeliruan. Oleh karenanya segala kritik dan saran yang bersifat membangun bagi kesempurnaannya sangat diharapkan dan akan diterima dengan tangan terbuka. Akhir kata, semoga Jurnal ini bermanfaat bagi kita semua.
Kuala Pembuang, Desember 2012
DEWAN REDAKSI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
i
DEWAN REDAKSI
ii
DAFTAR ISI
iii
1. Studi Perencanaan Turap Baja Untuk Perkuatan Tebing Sungai Seruyan Di Desa Pematang Panjang Kabupaten Seruyan (Lilis Indriani, ST, MT) 2. Studi Pemilihan Moda Transportasi Darat Antara Sampit – Palangka Raya ( Budi Tjahjono, S.Si, ST ; Heny Verawaty, ST)
1
6
STUDI PERENCANAAN TURAP BAJA UNTUK PERKUATAN TEBING SUNGAI SERUYAN DI DESA PEMATANG PANJANG KABUPATEN SERUYAN Lilis Indriani, ST, MT ,Rina Mariani, ST E-mail:
[email protected] Abstrak Sungai seruyan sangat bermanfaat bagi penduduk di daerah sekitarnya,sungai ini dimanfaatkan sebagai sumber air minum dan irigasi serta berbagai sarana transportasi, sehingga di sepanjang sungai treus berkembang pesat daerah pemukiman sejalan dengan mobilitas penduduk.Namun, penduduk yang tinggal di sekitar Sungai Seruyan juga menghadapi resiko banjirbsaat curah hujan tinggi, hal tersebut masih ditambah dengan kelongsoran tebing di alur sungai yang mengakibatkan banyaknya kerusakan. Salah satu daerah di sekitar Sungai Seruyan yang mengalami permasalahan ini adalah Desa Pematang Panjang Kecamatan Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan.Studi erencanaan ini bertujuan untuk mengetahui dimensi perkuatan tebing sungai (turap) yang mampu melindungi tebing Sungai Seruyan di Desa Pematang Panjang serta untuk mengetahui besarnya volume/kuantitas setiap item pekerjaan dalam pelaksanaan turap baja ini. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder berupa data hasil penelitian di Laboratorium untuk tanah asli dan tanah timbunan, serta dari hasil boring di lapangan untuk mengetahui kedalamamn muka air tanah. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Seruyan. Perencanaan turap dimulai dengan menganalisis stabilitas lereng dengan metode Bishop, kemudian dilanjutkan dengan mendemensi turap, gording, jangkar, plat jangkar, dan perhitungan volume/kualitas setiap item pekerjaan dalam pelaksanaan turap baja ini. Berdasarkan hasil analisis stabilitas lereng didapat angka keamanan lereng (Fs) adalah 0,805 < 1,2, artinya daerah ini tidak aman atau rawan terhadap longsor. Kedalaman keruk sebesar 4,5 m, tinggi keseluruhan turap sebesar 10 m. Turap direncanakan menggunakan baja Larsen dengan bentuk kotak dari FSP IIIA dan FSP IIA sebanyak 750 buah dan gording NP 20 sepanjang 300 m. Batang jangkar (Dbj = 35 mm) yang diperlukan = 188 buah dengan panjang 7 m. volume timbunan 6732 m³ dan volume cor beton 64,8 m³. Berat besi tulangan pokok yang diperlukan = 7398,144 kg dan berat tulangan susut yang diperlukan = 479,52 kg. Keyword: perkuat tebing, turap baja
I. PENDAHULUAN Sungai Seruyan sangat bermanfaat bagi penduduk di daerah sekitarnya. Sungai ini sangat dimanfaatkan sebagai sumber air minum dan irigasi serta sebagai sarana transportasi, tidak mengherankan apabila di sepanjang sungai terus berkembang pesat daerah pemukiman sejalan dengan mobilitas penduduk. Namun penduduk yang tinggal di sekitar Sungai Seruyan juga menghadapi resiko benjir pada saat curah hujan tinggi, hal tersebut masih bertambah dengan kelongsoran tebing dialur sungai yang mengakibatkan banyaknya kerusakan. Salah satu daerah di sekitar Sungai seruyan yang mengalami permasalahan tersebut adalah Desa Pematang Panjang Kecamatan Pematang Kambat Kabupaten Seruyan. Oleh karena itu, perencanaan perkuatan tebing sungai di daerah ini sangat diperlukan untuk melindungi daerah bantaran sungai dari kelongsoran tanah.
1.1 LOKASI PERENCANAAN Lokasi perencanaan ini terletak di Desa Pematang Panjang Kecamatan Pematang Kambat Kabupaten Seruyan Kalimanta Tengah yang berjarak ± 3 km dari Kota Seruyan. Desa Pematang Panjang mempunyai luas sebesar 1225 km². Desa Pematang Panjang ini mempunyai batas – batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Pematang Kambat 2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kartika Bakti 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Seruyan 4. Sebelah barat berbatasan dengan Trans Unit I
Keterangan : Lokasi Penelitian Desa Pematang Pajang Kuala Pembuang Kab. Seruyan
dalam tanah. Perbedaan dengan dinding penahan tanah adalah konstruksi lebih tipis, stabilitasnya tinggi karena konstruksinya jepit. Keuntungan pembuatan turap bila dibandingkan dengan dinding penahan tanah biasa adalah: 1. Pelaksanaan / pembuatannya tak terpengaruh oleh air, dapat dipancang tanpa mengeringkan air nya terlebih dahulu. 2. Konstruksi bersifat ringan, dapat dipakai di atas tanah lunak. 3. Konstruksi ini paling banyak digunakan untuk penahan tanah sementara, karena pelaksanaannya cepat, dapat dibongkar lagi untuk dibuat/dipasang di tempat lain.
Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian 1.2 TUJUAN PENELITIAN Tujuan perencanaan perkuata tebing ini adalah: 1. Untuk merencanakan dimensi perkuatan tebing sungai yang mampu melindungi tebing sungai Desa Pematag Panjang. 2. Untuk mengetahui besarnya volume/kuantitas setiap jenis pekerjaan pelaksanaan turap baja. 1.3 BATASAN MASALAH Batasan masalah yang diambil pada studi perencanaan ini adalah: 1. Lokasi perencanaan adalah di Desa Pematang Panjang Kecamatan Pematang Kambat pada STA 0 + 000 sampai STA 0 + 300. 2. Jenis turap atau perkuat tebing sungai direncanakan terbuat dari profil baja dengan menggunakan jangkar. 3. Data yang digunakan adalah data mekanika tanah meliputi bentuk tebing Sungai Seruyan di desa Pematang Panjang, data hasil laboratorium untuk tanah asli, data hasil laboratorium untuk tanah timbunan. 4. Tanah urugan berupa pasir putih yang diambil dari Desa Bakau Kabupaten Seruyan.
2.2 Stabilitas Lereng Menganalisis stabilitas lereng dilakukan untuk mengetahui diperlukan atau tidaknya perkuata tebing. Permukaan tanah yang tidak datar cenderung untuk bergerak kebawah, sehingga jika gerakan tanah tersebut lebih besar dari kemampuan tanah untuk menahan geseran tahan tersebut maka akan terjadi kelongsoran lereng. Analisis stabilitas pada permukaan tanah yang miring ini disebut analisis stabilitas lereng. Analisis ini sering dipergunakan dalam perancangan bangunan seperti jalan kereta api, jalan raya, bendungan urugan tanah, saluran , dan lain – lain (Hardiyatmo, 2002). Contoh bentuk – bentuk bidang longsor ini dapat diperlihatkan dalam Gambar 2.1
Metode Bishop disederhaakan menganggap bahwa gaya – gaya yang bekerja pada sisi – sisi irisan pada Gambar 2.1 mempunyai resultan nol pada arah vertikal.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkuatan Tebing atau Turap Turap adalah suatu konstruksi penahan tanah berupa papan – papan yang dipancang berjajar
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 3, EDISI SEPTEMBER 2012 – DESEMBER 2012
Page 2
timbunan, serta dari hasil boring di lapangan untuk mengetahui kedalaman muka air tanah. Data sekunder ini diperolah dari Dinas Pekerjaan Umum Seruyan.
Gambar 2.2 Analisis stabilitas lereng dengan metode irisan 2.3 Perencanaan Turap Baja, Jangkar, dan Blok Jangkar Prosedur perencanaan turap dengan jangkar adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis stabilitas lereng untuk mengetahui diperlukan atau tidaknya perkuatan tebing. 2. Perencanaan perkuatan tebing sungai/turap baja dengan jangkar. a. Perhitungan koefisien tekanan tanah b. Membuat diagram gaya dan menghitung besarnya gaya tekanan tanah. c. Perhitungan titik berat gaya tekanan tanah terhadap jangkar dan menghitung kedalaman keruk. d. Menentukan besarnya momen maksimum e. Menentukan dimensi turap f. Menghitung gaya yang ditahan jangkar dan menentukan dimensi jangkar g. Mendemensi gording h. Menghitung jumlah baut yang dipakai ditinjau perjarak antar jangkar i. Desain papan jangkar j. Penulangan papan jangkar k. Penggambaran hasil perhitungan dan perencanaan l. Perhitungan volume/kuantitas setiap item pekerjaan 3. METODE PERENCANAAN 3.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mencari informasi dan untuk melangkapi data perencanaan. Data yag dikumpulkan adalah data sekunder berupa bentuk tebing Sungai Seruyan di desa Pematang Panjang, data hasil penelitian di Laboratorium untuk tanah asli dan tanah
3.2 Diagram Alir Studi Perencanaan Untuk mempermudah perencanaan ini, maka dibuat diagram alir agar studi perencanaan turap baja untuk perkuatan tebing Sungai Seruyan di Desa Pematang Panjang Kabupaten Seruyan dapat terselesaikan. Secara garis besar tahapan – tahapan studi perencanaan turap baja untuk perkuatan tebing sungai dilihat pada diagram 3.1 berikut ini: Mulai Pengumpulan Data: 1. Bentuk Sungai Seruyan di Desa Pematang Panjang 2. Data Hasil penelitian di Laboratorium untuk tanah asli 3. Data hasil penelitian di Laboratorium untuk tanah timbunan Analisis stabilitas lereng dengan metode Bishop Perencanaan Perkuatan Tebing Sungai: 1. Perhitungan kedalaman muka air tanah 2. Perhitungan koefisien tekanan tanah’ 3. Membuat diagram gaya 4. Menghitung besarnya gaya tekanan tanah 5. Perhitungan titik berat gaya tekanan tanah terhadap jangkar 6. Menghitung kedalaman keruk 7. Menentukan besarnya momen maksimum 8. Mendemensi turap 9. Menghitung gaya yang ditahan jangkar 10. Menggambar hasil perhitungan dan perencanaan 11. Menghitung volume / kuantitas setiap pekerjaan Kesimpulan : Dimensi Jangkar dan Volume Pekerjaan
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 3, EDISI SEPTEMBER 2012 – DESEMBER 2012
Selesai
Page 3
4. PERENCANAAN TURAP BAJA 4.1 Analisis Stabilitas Lereng dengan metode Bishop Metode Bishop ini digunakan untuk mementukan factor keamanan lereng, apabila stabilitas lereng kurang dari factor keamanan (SF) maka lereng harus diberi perkuatan. Data mekanika tanah untuk tanah asli adalah sebagai berikut: C = 11,5 KN/m² = 17,3 KN/m³ = 5,5°
Gambar 4.2 Kondisi Tanah di Lokasi Perencanaan Berdasarkan langkah – langkah perhitungan diperoleh persamaan nilai D sebagai berikut: 6,5750 D² + 52,600 D – 272,5933 = 0 Maka diperoleh nilai D dengan metode Triall Error sebesar 3,5802 m. Agar pemancangan tetap dalam keadaan seimbang maka nilai D = 1,2 x 3,5802 = 4,2962 atau 4,5 m. 5.
Gambar 4.1 Cara Perhitungan dengan Metode Bishop Dari hasil analisa Gambar 4.1 diperoleh persamaan faktor keamanan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan dengan Triall Error maka diperoleh angka keamanan lereng adalah F = 0,805 < 1,2. Ini berarti bahwa lokasi tersebut cukup rawan terhadap longsor, sehingga diperlukan adanya perkuatan tebing sungai. 4.2 Perencanaan Turap Baja Dengan Menggunakan Jangkar Pada perencanaan ini bertujuan untuk menentukan kedalaman turap baja yang tertanam di dalam tanah agar mampu menahan lereng dari guling dan geser.
PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dari perencanaan turap baja di Desa Pematang Panjang Kabupaten Seruyan, maka dapat disimpulkan: a. Koefisien tekanan tanah aktif pada lapisan I = 0,247 b. Koefisien tekanan tanah pasif pada lapisan I = 4,040 c. Koefisien takanan tanah aktif pada lapisan II = 1 d. Koefisien tekanan tanah pasif pada lapisan II = 1 e. Didapat nilai D = 4,5 m f. Panjang keseluruhan turap baja = 10 m g. Desain turap baja menggunakan profil baja Larsen bentuk kotak dari FSP IIIA dan FSP IIA. h. Desain batang jangkar, diameter jangkar 35 mm dan panjang batang jangkar 7,0 m. i. Dimensi papan jangkar ditinjau per 1,6 m. j. Dimensi gording, profil gording NP 20, jumlah baut per 1,6 = 3 buah, diameter baut = 20 mm. k. Desain plat landasan batang jangkar, dimensi bujur sangkar
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 3, EDISI SEPTEMBER 2012 – DESEMBER 2012
Page 4
15 cm x 15 cm dengan tebal 3 cm. l. Desain papan jangkar dengan tebal 18 cm, pelat beton dengan tulangan pokok 8Ø20-100 dan tulangan susut pada papan jangkar = 6Ø6-150. m. Volume perencanaan turap 1) Volume tanah timbunan = 6732 m³ 2) Jumlah batang FSP IIIA dan IIA= 750 buah. 3) Batang jangkar yang diperlukan = 188 buah dengan panjang 7 m. 4) Panjang gording NP 20 = 300 m. 5) Jumlah baut berdiameter 20 mm = 563 buah. 6) Jumlah mur = 188 buah 7) Luas total plat landasan 5,1 m² dengan tebal 3 cm. 8) Volume beton cor = 64,8 m³. 9) Berat besi tulangan pokok = 7398,144 kg. 10) Berat besi tulangan susut = 479,52 kg.
5.2 Saran Perlunya perhatian pemerintah untuk segera membangun perkuatan tebing Sungai Seruyan di Desa Pematang Panjang agar kelongsoran tanah yang terjadi tidak bertambah lagi karena berbahaya untuk keselamatan masyarakat di Desa Pematang Panjang. DAFTAR PUSTAKA Anonim, (1987), Pedoman Perencanaan Hidrologi dan Hidraulika Untuk Bangunan Sungai, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Bowles, Joseph E, (1993), Analisis dan Desain Pondasi Jilid 2, Erlangga, Jakarta Das, Braja, M (1995), Erlangga, Jakarta
Mekanika Tanah,
Dipohusodo, Istimewa, (1999), Struktur Beton Bertulang, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Hardiyanto, Hary Christady, (2000), Teknik Pondasi 2, Beta Offset, Jakarta Hardiyanto, Hary Christady, (2000), Mekanika Tanah 2, Beta Offset, Jakarta Ibrahim, Bahtiar, (1993), Rencana dan Estimate Real of Cost, Bumi Aksara, Jakarta Mubtadi,Ghufron, Rudiarto, (2005), Analisis Perkuatan Tebing Sungai Barito Dengan Steel Sheet Pile Kombinasi Bronjong di Buntok Kabupaten Barito Selatan, Universitas Muhammadiyan , Palangka Raya. Sosrodarsono, Suyono (1985), Perbaikan dan Pengaturan Sungai, Pradnya Paramitha, Jakarta Sosrodarsono, Suyono (1985), Mekanika Tanah dan Teknik pondasi, Pradnya Paramitha, Jakarta Sunggono kh (1984), Nova, Bandung.
Buku Teknik Sipil,
Teng, wayne C, (1981), Foundation Design, Prentice Hall of India Privat Limited, New Delhi.
Anonim, (2004), Tugas Besar Rekayasa Pondasi, Universitas Palangka Raya, Palangka Raya. Bardan, Mochammad, (2001), Modul Kuliah Rekayasa Pondasi, Universitas Palangka Raya, Palangka Raya.
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 3, EDISI SEPTEMBER 2012 – DESEMBER 2012
Page 5
STUDI PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI DARAT ANTARA SAMPIT – PALANGKA RAYA Budi Tjahjono, S.Si, ST; Heny Verawaty, ST E-mail: budi tjahjono, S.Si,
[email protected] Abstrak Sejak dibukanya jalur transportasi darat rute Palangka Raya – Sampit pada tahun 1982, kendaraan mulai ramai melewati rute tersebut walaupun hanya sebatas kendaraan pribadi. Dengan peningkatan kualitas jalan pada tahun 1990, membuat para pengusaha angkutan berminat untuk memilih rute ini sebagai jalur usaha angkutan. Salah satu jenis angkutan itu adalah Bis dan Travel. Meningkatnya arus kendaraan pada rute Palangka Raya – Sampit membuat para pengguna jasa angkutan diharuskan memilih moda angkutan secara selektif dengan melihat faktor keamanan maupun efisiensi atas waktu dan biaya. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pemilihan moda angkutan dalam berbagai alternatif kondisi perjalanan dengan meningkatkan pelayanan yang dilakukan pada angkutan bis sedangkan pada angkutan travel masih tetap pada kondisi pelayanan awal. Untuk mengetahui probabilitas pilihan moda dari pengguna jasa angkutan diperlukan bantuan responden untuk menjawab kuesioner. Yang menjadi responden pada survai stated preference yaitu para pemakai jasa angkutan rute Palangka Raya – Sampit yang berada di Palangka Raya. Model pemilihan moda dari survai stated preference menunjukkan hasil yang mampu menerangkan perilaku pemilihan moda angkutan antara angkutan bis dan angkutan travel pada rute Palangka Raya – Sampit. Model yang ditetapkan untuk dianalisis ada empat buah yaitu model dengan probabilitas pilihan individual, model dengan probabilitas pilihan rata – rata pemakai jasa, model dengan probabilitas pilihan rata – rata kategori pekerja dan model dengan probabilitas pilihan rata- rata kategori non pekerja. Dari empat model yang dibuat setelah dilakukan kalibrasi model logit biner dengan regresi ternyata hanya tiga model yang layak untuk diaplikasikan karena untuk kategori individual memiliki nilai R²yang kecil yaitu sebesar 0,012. Dari hasil aplikasi permodelan pada setiap model yang dihasilkan dan dari skenario yang disusun dalam formulir survai dapat dilihat bahwa dengan peningkatan pelayanan pada angkutan bis terjadi penurunan probabilitas pemilihan moda angkutan travel.Sedangkan kenaikan pemilih bis sebesar 25,523 % dengan skenario biaya perjalanan Rp 27.500, waktu perjalanan 240 menit dan frekuensi perjalanan 10 kali/hari. Kata Kunci: Pemilihan Moda,Rute Perjalanan 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada tahun 1990 jalan Palangka Raya – Sampit sudah mulai mengalami peningkatan sehingga jalan sudah bisa dilalui dengan mempertimbangkan faktor keamanannya. Hal ini menimbulkan minat bagi pelaku perjalanan untuk menggunakan moda darat sebagai pilihan untuk sampai ke tujuan walaupun untuk sampai ke tujuan masih menggunakan ferry sebagai sarana penyeberangan pada 2 sungai besar yaitu sungai Katingan dan sungai Mentaya. Dari seringnya pelaku perjalanan menggunakan moda darat ini menimbulkan minat dari pengusaha angkutan untuk menggunakan rute ini sebagai jalur usaha.
Dengan makin meningkatnya arus penumpang karena lancarnya transportasi darat maka terlihat persaingan antar operator untuk mencari penumpang. Untuk menarik calon penumpang maka operator berupaya meningkatkan pelayanan pada penumpang baik pelayanan dibidang keamanan, kenyamanan dan kelancaran maupun efisiensi atas waktu dan biaya. Dari hal tersebut dapat dilihat faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan moda angkutan rute Palangka Raya – Sampit. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian yang dilakukan agar dapat memberi masukan bagi pemerintah dan pengusaha angkutan penumpang dalam melayani penumpang secara maksimal sesuai
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 3, EDISI SEPTEMBER 2012 – DESEMBER 2012
Page 6
dengan tingkat kepentingan dari calon penumpang. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Membuat model perjalanan pada rute Palangka Raya – Sampit. 2. Untuk dapat menentukan faktor – faktor yang berpengaruh dalam pemilihan angkutan mobil penumpang. 3. Mengetahui seberapa besar jumlah proporsi orang yang akan menggunakan angkutan mobil penumpang. 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana model perjalanan pada rute Palangka Raya – Sampit. 2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi dalam pemilihan angkutan mobil penumpang. 3. Berapa besar proporsi orang yang akan menggunakan angkutan mobil penumpang. 4. Bagaimana tingkat pelayanan masing – masing angkutan untukl rute Palangka Raya – Sampit. 5. Berapa besar perubahan yang terjadi dalam pemilihan moda jika dilakukan perubahan tingkat kualitas perjalanan. 1.4 Batasan Masalah Untuk membatasi masalah agar tidak meluas dalam penelitian ini maka masalah yang ada dibatasi sebagai berikut : 1. Model perjalanan yang ditinjau dalam penelitian ini adalah perjalanan pada moda darat. 2. Dalam penulisan tugas akhir ini, yang ditinjau sebagai sarana transportasi darat rute Palangka Raya – Sampit adalah : - Angkutan mobil penumpang travel. - Angkutan mobil penumpang bis. 3. Perubahan karakteristik dilakukan pada angkutan bis yaitu dengan meningkatkan pelayanan dalam biaya, waktu dan frekuensi. 4. Model yang akan dibuat ada 4 (empat) buah model regresi, yaitu : - Model dengan probabilitas pilihan individual. - Model dengan probabilitas pilihan rata – rata pemakai jasa. - Model dengan probabilitas pilihan rata – rata kategori pekerja. - Model dengan probabilitas pilihan rata – kategori non pekerja.
5.
6.
Keempat model ini dibuat berdasarkan hasil responden dari pelaku perjalanan apabila dilakukan peningkatan kualitas pelayanan yang diteliti dengan teknik Stated Preference. Untuk memperoleh data primer dari pengguna sarana transportasi darat digunakan responden untuk merespon kuesioner dan respondennya adalah penumpang dan pengusaha yang ada di Palangka Raya saja. Model yang dibuat dalam penelitian diperhitungkan hanya berdasar pada masa waktu survai pengambilan data.
2. LANDASAN TEORI 2.1 Permodelan Transportasi Model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita (dunia sebenarnya) secara terukur, beberapa diantaranya adalah (Tamin, 1997). a. Model fisik (model arsitek, model teknik, wayang golek dan lain-lain) b. Model peta dan diagram c. Model statistik dan matematik (fungsi dan persamaan) yang dapat menerangkan secara terukur beberapa aspek fisik, sosial ekonomi atau model transportasi. 2.2 Pemilihan Moda Pemilihan moda sangat sulit dimodelkan walaupun hanya dua buah moda yang akan digunakan (umum atau pribadi). Ini disebabkan oleh banyak faktor yang sulit dikuantifikasikan dan juga ketersediaan mobil pada saat diperlukan. Dengan lebih dari dua moda (misal bus, oplet, sepeda motor, kereta api), proses pemodelan ini jauh lebih sulit (Tamin, 1997). 2.3 Metode Analisis Teknik Stated preference
1.
2.
Teknik diobservasi aktual (revealed preference) mempunyai permasalahanpermasalahan sebagai berikut (Pearmain, 1990 dalam Amin, 1999) : Observasi perilaku yang ada dirasakan kurang bervariasi untuk membuat suatu model peramalan dan evalusi yang handal, selain itu antara satu variabel dengan variabel yang lainnya dapat terjadi multikolinierasi. Perilaku yang dapat diamati kemungkinan bukan hal-hal yang diperlukan oleh peneliti, hal ini umumnya terjadi pada variabel yang merupakan variabel kuantitatif sekunder
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 3, EDISI SEPTEMBER 2012 – DESEMBER 2012
Page 7
3.
4.
seperti layanan informasi angkutan umum, penyediaan ruang bagsi. Dalam kebijakan yang bersifat baru (contohnya pengoperasian kendaraan angkutan umum baru yang sebelumnya tidak ada), tidak ada informasi bagaimana masyarakat memberi tanggapan. Untuk memperoleh data yang cukup, diperlukan biaya yang sangat tinggi dan seringkali data yang diperoleh tidak dapat dimanfaatkan secar optimal, sedangkan informasi dari operator atau pengusaha angkutan sulit diperoleh.
3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Palangka Raya, pada terminal keberangkatan penumpang jalan Cilik Riwut km. 8, pada 9 kantor biro travel, 4 kantor biro bis dan pada sejumlah rumah warga pada setiap komplek yang ada di Palangka Raya yang pernah atau terbiasa melakukan perjalanan rute Palangka Raya Sampit. Penyebaran lembar pertanyaan kuisioner bertujuan untuk memperoleh data jawaban dari situasi imajiner stated prefecence yang sudah disusun. Untuk mendukung data primer, diperlukan data sekunder yang diperoleh dari para pengusaha angkutan rute Palangka Raya – Sampit yang berada di Palangka Raya. 3.2 Cara Pelaksanaan Survey Sebelum pelaksanaan survai, dilakukan pengarahan kepada surveyor. Pengarahan tersebut dimaksudkan agar: a.
b.
a.
b.
Diperoleh pengertian maksud survai dan tujuan survai, situasi perjalanan yang ditawarkan dan cara memberi respon yang diharapkan, serta mengerti tata cara survai. Dapat melaksanakan survai dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi selama pelaksanaan survai. Cara pelaksanaan survai dilakukan dengan urutan langkah sebagai berikut : Surveyor mengucapkan selamat pagi, siang atau sore kepada pemakai jasa angkutan yang akan menjadi responden. Surveyor meminta kesediaan pemakai jasa angkuatan tersebut untuk menjadi responden survai.
c.
d.
e.
f.
g.
Surveyor menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan survai, menjelaskan model pertanyaan yang akan diajukan dengan cara memberikan responnya. Surveyor menyampaikan butir-butir pertanyaan dan menandai respon yang diberikan oleh responden pada lembar jawaban survai. Surveyor melanjutkan penyampaian butirbutir pertanyaan dan mencatat jawaban yang diberikan responden sampai dengan butir pertanyaan terakhir. Surveyor memeriksa semua isian pada formulir survai bahwa semua isian telah berisi. Surveyor mengakhiri wawancara dan menyampaikan terima kasih kepada responden. Setelah pelaksanaan survai, formulir hasil survai dikumpulkan dan diadakan penyutingan sehingga data siap untuk dianalisis.
3.3 Pengolahan Data Data yang sudah dikumpulkan baik data primer maupun data sekunder selanjutnya diolah untuk memperoleh informasi penting baik dalam bentuk tabel maupun grafik/diagram. Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam pengolahan data dengan menggunakan program microstat versi 2.0 adalah proses editing. Dalam proses editing (penyuntingan) dapat terlihat kesalahankeslahan pada data yang sudah dikumpulkan atau melihat jawaban dari responden apakah sudah lengkap atau belum. Dari proses penyutingan ini dapat dilakukan perbaikan data atau klarifikasi pada sumber yang bersangkutan. Dalam survei utama pelaksanaan penelitian ini data responden yang dikumpulkan dan terisi lengkap adalah sebagai berikut : Jumlah responden orang Jumlah set data yang terisi data
:
100
:
700
4. ANALISIS DAN PERMODELAN 4.1 Desain Instrumen Penelitian Penyusun prosedur pengumpulan data untuk studi mengacu pada metode pengumpulan
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 3, EDISI SEPTEMBER 2012 – DESEMBER 2012
Page 8
data dengan teknik stated preference. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1.
Melakukan kajian terhadap studi yang terkait dengan rencana pengembangan moda angkutan yang akan ditingkatkan karakteristik pelayanannya. 2. Melakukan identifikasi awal atribut yang melekat pada masing-masing moda angkutan yang diteliti, yaitu angkutan travel dan bis. 3. Menyusun skenario pengembangan moda angkutan travel. 4. Menyusun skenario pengembangan moda angkutan Bis. 5. Menyusun alternatif pilihan hipotesis. 6. Menyusun alternatif pilihan hipotesis dalam instrumen penelitian (formulir survai). 7. Melakuakn uji coba survai. 8. Analisis awal respon yang diperoleh dan merevisi instrumen penelitian bilamana perlu. 4.2 Penyusunan Alternatif Pilihan Hipotesisi Kondisi dasar masing-masing atribut perjalanan dengan angkutan travel dan bis untuk penyusunan alternatif pilihan situasi perjalanan hipotesis yang mungkin seperti tercantum pada tabel berikut :
Langkah selanjutnya adalah melakukan justifikasi semua kemungkinan situasi perjalanan hipotesisi tersebut dengan skenario pengembangan angkutan yang telah ditetapkan untuk mendapatkan alternatif pilihan situasi perjalanan yang layak secara teknologi (technologically alternatives).
4.3 Analisis Data Dalam pengumpulan data primer (survai stated preference) didapatkan 2 (dua) jenis data, yaitu data karakteristik penumpang dan data pilihan moda. Survai karakteristik penumpang akan memberikan gambaran sosial-ekonomi penumpang yang akan membantu melihat pengaruh terhadap pemilihan moda. Sedangkan survai pemilihan moda untuk melihat seberapa besar pengaruh seseorang akan memilih moda apabila faktor-faktor atribut pelayanan yang melekat pada moda yang ditawarkan disampaikan/diketahui oleh penumpang (responden). 1.
Survai karakteristik penumpang
2.
Diskripsi data hasil survai Data yang diperoleh dari pelaksanaan survai adalah respon pemakai jasa angkutan berupa kemungkinan pilihan moda angkutan dalam beberapa situasi perjalanan yang disediakan. Respon diwujudkan dalam pilihan antara memilih bis atau travel. Untuk memilih bis atau travel terdapat skala pilihan yaitu ; pasti pilih bis, mungkin pilih bis,mungkin pilih travel dan pasti pilih travel.
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 3, EDISI SEPTEMBER 2012 – DESEMBER 2012
Page 9
4.4 Analisis Secara khusus terdapat indikasi bahwa pemakai jasa dan pekerja lebih cederung menggunakan angkutan travel dibanding pekerja. Sedangkan non pekerja lebih terdorong meningkat menggunakan bis seiring peningkatan pelayanan bis. 1.
1.
2.
3.
4.
2.
1.
2.
Probabilitas pilihan moda rata-rata kategori pekerja Ln (Pb/Pt) = -13,858 +0,0001704 (Ct – Cb) + 0,280 (Tt – Tb) + 0,802 (Ft – Fb)
3.
Probabilitas pilihan moda rata-rata kategori non pekerja Ln (Pb/Pt) = -0,427 + 0,000125 (Ct – Cb) + 0,0190 (Tt – Tb) + 0,017 (Ft – Fb)
3.
Signifikan Kalibrasi Biaya, kalibrasi biaya, Waktu Perjalanan dan Frekuensi Pelayanana terhadap Pilihan Moda dengan Regresi Berganda
Kalibrasi Model Logit Biner dengan Regresi Kalibrasi probabilitas pilihan moda dilakukan dengan 4 (empat) model regresi, yaitu : Regresi probabilitas pilihan moda dari semua pemakai jasa angkutan hasil survai secara individual. Jumlah pasangan data dalam regresi ini sebanyak 805 pasangan data (100 responden x 7 alternatif kondisi perjalanan). Regresi rata-rata probabilitas pilihan moda angkutan jasa angkutan dalam 7 alternatif kondisi perjalanan. Jumlah pasangan data dalam regresi ini sebanyak 7 pasangan data. Regresi rata-rata probabilitas pilihan moda pemakai jasa angkutan kategori pekerja dalam 7 alternatif kondisi perjalanan. Jumlah pasangan data dalam regresi ini sebanyak 7 pasangan data. Regresi rata-rata probabilitas pilihan moda pemakai jasa angkutan kategori non pekerja dalam 7 alternatif kondisi perjalanan. Jumlah pasangan data dalam regresi ini sebanyak 7 pasangan data. Persamaan Model Pilihan Moda yang dihasilkan. Persamaan model pilihan moda dengan mempertimbangkan biaya perjalanan yang diperoleh adalah sebagai berikut : Probabilitas pilihan moda rata-rata pemakai jasa angkutan Ln (Pb/Pt) = -0,788 + 0,00002504 (Ct – Cb) + 0,0015 (Tt – Tb) +0,001 (Ft – Fb)
Untuk mengetahui apakah hasil regresi tersebut signifikan perlu dilakukan pengujian sebagaimana hitungan berikut (Dajan, 1974). 1.
Regresi terhadap probabilitas pilihan rata-rata pemakai jasa angkutan persamaan regresi : Ln (Pb/Pt) =-0,788+0,00002504 (Ct – Cb) + 0,0015 (Tt – Tb) +0,001(Ft – Fb) Hipotesis : Ln (Pb/Pt) = ao + a1 (Ct-Cb) + a2 (Tt-Tb) + a3 (Ft-Fb) H0
: a1 = 0 a2 = 0 a3 = 0
Ha
: a1 0 a2 0 a3 0
Nilai kritis : ………. Statistik Induktif (Djarwanto Ps. Dan Subagyo) T tabel = 3,182 Untuk ( = 5 %, DF = 3, uji 2 arah) Nilai yang diperoleh dari hasil analisis regresi adalah : Ta1 = 4,334 Ta2 = 0,771 Ta3 = 0,026
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 3, EDISI SEPTEMBER 2012 – DESEMBER 2012
Page 10
Nilai Ta1 berada pada daerah penolakan, sedangkan Ta2 dan Ta3 berada pada daerah penerimaan. Hal ini berarti pernyataan a1 = 0 ditolak sedangkan a2 = 0 a3 =0 diterima. Pernyataan a1 0 diterima sedangkan a2 0 dan a3 0 ditolak. Dari pernyataan ini nilai koefesien Ta1 signifikan, sedangkan a2 dan a3 tidak signifikan. 2.
Regresi terhadap probabilitas pilihan rata-rata kategori pekerjaan persamaan regresi : Ln (Pb/Pt)= -13,858 +0,0001704 (Ct – Cb) + 0,280 (Tt – Tb) + 0,802 (Ft – Fb) Hipotesisi : Ln (Pb/Pt) = ao + a1 (Ct-Cb) + a2 (Tt-Tb) + a3 (Ft-Fb) H0 : a1 = 0 a2 = 0 a3 = 0 Ha : a1 0 a2 0 a3 0 Nilai kritis : ………. Statistik Induktif (Djarwanto Ps. dan Subagyo) T tabel = 3,182 Untuk ( =5 %, DF = 3, uji 2 arah) Nilai T yang diperoleh dari hasil analisis regresi adalah : Ta1 = 2,141 Ta2 = 1,395 Ta3 = 1,523 Nilai Ta1,Ta2 dan Ta3 berada pada daerah penerimaan. Hal ini berarti pernyataan a1 = 0, a2 =0, a3 = 0 diterima. Pernyataan a1 0 , a2 0 dan a3 0 ditolak. Dari pernyataan ini nilai koefesien Ta1, Ta2 dan Ta3 tidak signifikan.
3.
Regresi terhadap probabilitas pilihan rata-rata kategori non pekerja persamaan regresi : Ln (Pb/Pt) = -0,427 + 0,000125 (Ct – Cb) + 0,0190 (Tt – Tb) + 0,017(Ft – Fb)
Hipotesisi : Ln (Pb/Pt) = ao + a1 (Ct-Cb) + a2 (Tt-Tb) + a3 (Ft-Fb) H0 : a1 = 0 a2 = 0 a3 = 0 Ha : a1 0 a2 0 a3 0 Nilai kritis : ………. Statistik Induktif (Djarwanto Ps. dan Subagyo) T tabel = 3,182 Untuk ( = 5 %, DF = 3, uji 2 arah) Nilai T yang diperoleh dari hasil analisis regresi adalah : Ta1 = 3,871 Ta2 = 1,177 Ta3 = 0,161 Nilai Ta1 berada pada daerah penolakan, sedangkan Ta2 dan Ta3 berada pada daerah penerimaan. Hal ini berarti pernyataan a1 = 0 ditolak sedangkan a2 =0 a3 = 0 diterima. Pernyataan a1 0 diterima sedangkan a2 0 dan a3 0 ditolak. Dari pernyataan ini nilai koefesien Ta1 signifikan, sedangkan a2 dan a3 tidak signifikan. 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan pembahasan pada penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Aplikasi Teknik stated preference dalam studi ini menghasilkan data respon probabilitas pilihan moda yang digunakan. 2. Dalam melakukan analisis ada empat variabel yang digunakan. tiga variabel bebas (cost, time dan frekuensi) dan satu variabel terikat (Ln (Pb/Pt)). 3. Dalam pembuatan model pemilihan moda antara angkutan travel dan angkutan bis rute Palangka Raya – Sampit ada 3 variabel yang terukur yaitu
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 3, EDISI SEPTEMBER 2012 – DESEMBER 2012
Page 11
biaya perjalanan, waktu perjalanan dan frekuensi perjalanan, sedangkan faktor – faktor lain yang mempengaruhi pemilihan moda dimasukkan ke dalam variabel yang tidak terukur (unobserved variabel). 4. Model persamaan matematis yang dihasilkan dengan mempertimbangkan 3 variabel terukur adalah sebagai berikut: a. Probabilitas pilihan moda rata – rata pemakai jasa angkutan Ln(Pb/Pt) = -0,788 + 0,00002504 (Ct – Cb) + 0,0015 (Tt – Tb) +0,001 (Ft – Fb) Dengan R² = 0,909 b. Probabilitas pilihan moda rata – rata kategori pekerja Ln(Pb/Pt) = -13,858 +0,0001704 (Ct – Cb) + 0,280 (Tt – Tb) + 0,802 (Ft – Fb) Dengan R² = 0,651 c. Probabilitas pilihan moda rata – rata kategori non pekerja Ln(Pb/Pt) = -0,427 + 0,000125 (Ct – Cb) + 0,0190 (Tt – Tb) + 0,017 (Ft – Fb) Dengan R² = 0,920 5.
6.
Berdasarkan model probabilitas pilihan moda, hasil analisis menunjukan bahwa probabilitas pilihan moda dipengaruhi oleh atribut dengan nilai terbesar yaitu atribut waktu perjalanan disusul oleh atribut frekuensi dan yang terkecil atribut biaya.
Hasil aplikasi menunjukan bahwa probabilitas pilihan bis jika mengalami peningkatan pelayanan relatif naik hanya pada kategori pekerja sedangkan pada kategori rata – rata pemakai jasa dan kategori non pekerja terjadi penurunan.
5.2 Saran 1. Untuk memperoleh hasil data yang lebih mewakili semua kelompok pengguna jasa angkutan maka jumlah responden sebaiknya diperbanyak.
2.
3.
4.
5.
Perlu adanya pengelompokan yang lebih spesifik lagi tentang kategori dari responden . Agar responden bisa mengerti dan memahami maksud dari pernyataan pada kuisioner untuk diperolehnya data yang baik, maka surveyor sebaiknya perlu menjelaskan maksud dari point-point pertanyaan. Sebelum melaksanakan tugasnya dalam melakukan survai, sebaiknya surveyor diberi arahan terlebih dahulu agar bisa tahu apa yang menjadi sasaran dari kuisioner yang akan diedarkan. Agar lebih baik model yang dihasilkan hingga bisa mendekati bentuk nyatanya, maka variabel-variabel yang tidak terukur ( a0 ) perlu diperhatikan dan bisa dimasukan dalam lembar kuisioner untuk dijawab oleh responden dan masuk dalam perhitungan kalabrasi, karena variabel yang tidak terukur ini memiliki pengaruh yang cukup besar dalam pembuatan model.
DAFTAR PUSTAKA Amin, M. (1999), Pengaruh Peningkatan Jalan Terhadap Penurunan Penumpang Angkutan Sungai Antara Palangka Raya – Kuala Kapuas (Tesis), Universitas gajah Mada, Yogyakarta. Buchari, E. (1997), Studi Of The Share Of Modal Split Between Public Transport Or Car In Palembang City, Universitas Sumatera Utara, Medan. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah (1998), Statistik Perhubungan Kalimantan Tengah Tahun 1998, BPS Kalimantan Tengah, Palangkaraya. Basuki, N. (1998), Transportasi Sungai di Provinsi Kalimantan Tengah dan Aspek Hukum Beserta Peraturan yang Ada, kanwil Departemen Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya. KBK Rekayasa Transportasi. (1997), Modul Penelitian Transportasi, LPPM ITB, Bandung.
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 3, EDISI SEPTEMBER 2012 – DESEMBER 2012
Page 12
KBK Rekayasa Transportasi. (1997), Modul Penelitian Permodelan Transportasi, LPPM ITB, Bandung.
Tamin,
Sembiring, K. (1997), Origin and Destinasion Studies, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Universitas Gunadarma (1997), Transportasi, Gunadarma.
Tamboen,
F. (1997), Basis Transportasion Planning, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Tamin,
O. Z. (1997), Modul Pelatihan Perencanaan Transportasi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
O. Z. (1997), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Sistem
Warpani, S. (1990), Meremcamakan Sistem Angkutan. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
JURNAL PENELITIAN DOSEN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARWAN ALI, VOL 3, EDISI SEPTEMBER 2012 – DESEMBER 2012
Page 13