ISBN :978-602-73159-0-7
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII “Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi” Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April 2015
MAKALAH PENDAMPING
POSTER
ISBN : 978-602-73159-0-7
PEMANFAATAN SLUDGE HASIL PENGOLAHAN LIMBAH AIR INDUSTRI PUPUK SEBAGAI BAHAN BAKU PUPUK KOMPOS Armi Wulanawati1,*, Widya Astuti2, Reyno Pramudiyono Widyasmara3 1, 2
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB 3 PT Pupuk Kujang Cikampek Telp:: (0251-8624567),Email:
[email protected]
ABSTRAK Sebagian besar industri seperti industri pupuk menghasilkan limbah sludge, yang mengandung unsur hara makro (nitrogen, fosfor, kalium) dan mikro yang diperlukan tanaman, hingga mencapai50 ton/minggu dari pengolahan airnya yang dilakukan melalui proses clarifier. Oleh karena itu, pada penelitian ini, limbah tersebut akan dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku pupuk kompos yang dapat berfungsi mengembalikan kesuburan tanah. Pengomposan dilakukan dengan menambahkan rumput dan kotoran sapi yang memiliki kandungan nirtogen tinggi dalam 3 jenis komposisi , yaitu pada nisbah sludge:rumput:kotoran sapi berturut-turut 70:20:10, 70:5:25, dan 55:25:20 untuk menurunkan nisbah C/N yang tinggi dalam sludge sebesar 28.6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga jenis kompos memiliki C/N 11.1411.65, dan telah memenuhi standar SNI19-7030-2004 yaitu 10-20. Pupuk kompos yang dihasilkan dibandingkan dengan pupuk urea komersil dalam pengujiannya pada tanaman bayam. Aplikasi kompos dengan nisbah 70:5:25 terhadap tanaman bayam memberikan hasil pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun lebih baik daripada pupuk urea. Hai ini berarti, Sludge hasil pengolahan limbah air industri pupuk sangat baik dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk kompos Kata kunci: kompos, pupuk, sludge. sedimentasi. Namun, penanganan sludge
PENDAHULUAN Industri pupuk selain menghasilkan produk
utama
berupa
pupuk
juga
industri pupuk
dibuang
samping proses produksinya. Sludge yang
dipersiapkan.
lumpur
pengolahan air proses
dalam
koagulasi,
diperoleh clarifier flokulasi,
dari
optimal
hingga saat ini karena hanya sebatas
menghasilkan limbah sludge sebagai hasil
merupakan
tersebut belum
pada
Pembuangan
lahan
yang
telah
sludge
pada
lahan
melalui
terbuka menghadapi masalah keterbatasan
dan
daya tampung dikarenakan jumlah sludge
ISBN :978-602-73159-0-7 yang
dihasilkan
dapat
mencapai
50
Pemanfaatan sludge
ton/minggu dan kemungkinan akan terus
berbagai
bertambah [1]. Salah satu cara menangani
nisbah C/N yang optimal,dengan komposisi
limbah
sludge:rumput:kotoran
tersebut
pengomposan
adalah sludge
untuk
memperoleh
sapi
70:20:10,
diketahui
70:5:25, dan 55:25:20. Tanaman yang
mengandung bahan organik berupa unsur
digunakan untuk aplikasi kompos adalah
hara makro (nitrogen, fosfor, kalium) dan
bayam karena memiliki umur panen yang
mikro
[2].
pendek dan tahan terhadap gangguan
mengembalikan
hama penyakit dengan parameter kualitas
bahan organik dari sludge ke dalam tanah
pengamatan meliputi tinggi tanaman dan
melalui fermentasi atau dekomposisi bahan
jumlah daun.
yang
karena
dengan
komposisi
dilakukan dengan
diperlukan
Pengomposan
tanaman
dapat
organik tersebut sehingga dapat membantu memulihkan
kesuburan
tanah
melalui
perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologinya
METODE PENELITIAN Alat dan Bahan
[3]. Kompos dikategorikan berkualitas baik apabila nisbah karbon terhadap nitrogen (C/N) berkisar 10─20 [4]. Pengomposan dengan nisbah C/N yang tinggi akan memakan waktu yang lama. Berdasarkan penelitian
sebelumnya,
pengomposan
sludge yang dicampur dengan abu ketel [5] menghasilkan nisbah C/N sebelum dan setelah
pengomposan
berturut-turut
sebesar 32,24 dan 26,95. Nisbah C/N sludge ini cukup tinggi sehingga diperlukan bahan
organik
dengan
untuk
meningkatkan
menurunkannya kadar
nitrogen.
Salah satu bahan organik yang memiliki kadar nitrogen tinggi adalah rumput dan kotoran sapi [6]. Sebaliknya, bila nisbah C/N
rendah,
maka
nilai
ini
dapat
ditingkatkan dengan menambahkan bahan yang kaya karbon, seperti jerami, sekam,
Berdasarkan hal-hal tersebut, pada penelitian ini dilakukan upaya pengelolaan dan pemanfaatan limbah sludge industri sebagai
bersinergi
yang
digunakan
adalah
spektrofotometer UV-Vis(Shimadzu 1800), spektrometer serapan (AAS) (Savant AA GBC-SDS
720),
termometer,
pH-meter
(TOA-DKK HM-30R), Kjeltec 8400, labu Kjeldahl,
pendestruksi
porselen,
drum,
nitrogen,
pipa,
alat-alat
cawan kaca,
pemanas, dan kertas saring Whatman 41. Bahan-bahan sludge proses
yang
(limbah
pengolahan
clarifier
Cikampek),
digunakan
PT
adalah
air
Pupuk
H2SO4
97%,
dalam Kujang
amonium
molibdovanadat, larutan penyangga pH 7,0 dan 4,0, CaCl2, HClO4, HNO3 pekat, asam borat,
NaOH
48%,
HCl,kotoran
sapi,
rumput, aktivator PROBIO®, air bebas ion dan air distilasi Cara Kerja Analisis Sludge Pengukuran Suhu Kompos
atau serbuk kayu.
pupuk
Alat-alat
kompos dengan
agar
dapat
lingkungan.
Kompos menggunakan
dalam
drum
termometer
diukur yang
dimasukkan pada kedalaman kurang lebih 20 cm, didiamkan selama 5 menit dan dicatat. Pengukuran Nilai pH [7]
ISBN :978-602-73159-0-7 Sebanyak 25 g sludge ditimbang
saring Whatman no. 41 ke dalam gelas
kemudian ditambahkan 75 mL air distilasi
piala,filtrat dipipet sebanyak 5 mL ke dalam
dan diaduk sampai homogen. Setelah itu
labu ukur 100 mL kemudian ditambahkan 5
diukur
telah
mL larutan amonium molibdovanadat dan
dikalibrasi menggunakan larutan buffer pH
diencerkan hingga tanda tera dengan air
7,0 dan pH 4,0 dan dicatat hasilnya.
bebas ion. Larutan akan berubah warna
Penentuan Kadar Air [8]
menjadi kekuningan, lalu diukur intensitas
dengan
pH
meter
yang
Sludge sebanyak 5 g ditimbang dan
warnanya
dengan
dimasukkan ke dalam cawan porselen, lalu
spektrofotometer
dimasukkan ke dalam oven selama 16 jam
gelombang 400 nm.
pada suhu 105 °C. Setelah itu, dimasukkan
Penentuan Kadar K [9]
ke dalam eksikator dan ditimbang. Penentuan Kadar C-organik [8]
Prosedur
menggunakan
UV-Vis
kerjanya
pada
panjang
sama
seperti
penentuan kadar fosfor, dengan pereaksi
Sludge yang telah ditentukan kadar
warna yang digunakan ialah 10 mL larutan
airnya, diabukan pada suhu 350 °C selama
CaCl2 dan serapan diukur pada panjang
1 jam lalu dilanjutkan dengan suhu 550 °C
gelombang 766.5 nm.
selama 4 jam. Setelah itu, dimasukkan ke Pembuatan Kompos
dalam eksikator dan ditimbang. Penentuan Kadar N-organik [9]
Kompos
dibuat
dengan
Sludge ditimbang sejumlah 2 g di atas
mencampurkan sludge, rumput segar, dan
kertas timbang. Kertas timbang dibungkus
kotoran sapi dengan nisbah 70:20:10 (A),
rapat agar tidak ada sludge yang terbuang.
70:5:25 (B), 55:25:20 (C). Masing-masing
Setelah itu sludge dimasukkan ke dalam
diaduk kemudian ditambahkan 100 mL
tabung Kjeldahl dan dilarutkan dengan
aktivator PROBIO®, dimasukkan ke dalam
menambahkan 10 mL H2SO4 97% (b/v)
drum yang telah diberi pipa dan lubang,
kemudian didestruksi selama 20 menit
ditutup dengan plastik. Parameter yang
pada suhu 420 ºC. Setelah itu,didinginkan
diukur adalah pH, kadar karbon (C), kadar
dan siap dimasukkan ke dalam instrumen
nitrogen (N), nisbah C/N, kadar fosfor
analisis nitrogen.
(P2O5), kadar kalium (K2O), dan pH.
Penentuan Kadar P [9] Sebanyak 2 g sludge dimasukkan ke dalam gelas piala100 mL,dilarutkan dengan
Pengujian
Kompos
sebagai
Media
Tanam (Bayam)
20 mL HNO3 pekat,lalu dipanaskan pada
Hasil pengomposan pada skala kecil
suhu 120 °C sampai volume kira-kira 5 mL.
(100 kg) digunakan sebagai media tanam
Setelah itu, ditambahkan 10 mL asam
bayam. Sebelum ditanam, tanah dibentuk
perklorat dan
guludan dengan ukuran 1x1 m sebanyak 4
volume
dipanaskan lagi sampai
kira-kira
5
mL,lalu
dilarutkan
bedengan, 3 bedengan digunakan untuk
dengan air bebas ion sampai 500 mL.
pengujian
Larutan sludge disaring dengan kertas
digunakan sebagai parameter keberhasilan
kompos
dan
1
bedengan
ISBN :978-602-73159-0-7 kompos. Sebelum penanaman, tanah yang sudah dibentuk terlebih dahulu dicampur dengan kompos dan didiamkan selama 1 minggu.
Parameter
pengukuran
yang
digunakan adalah tinggi tanaman dan jumlah daun
HASIL DAN PEMBAHASAN mengandung
mikroorganisme,
sejumlah
hasil
Min 0.40 9.80─32 10─20
0.38 11.41 28.61
Min 0.10
0.29
Min 0.20
0.22
Maks 2.00
0.69
Maks 2.20
0.39
Nisbah C/N merupakan parameter penting
Sludge merupakan endapan lumpur yang
Nitrogen (%) Karbon (%) C/N Fosfor (P2O5) (%) Kalium (K2O) (%) Besi (Fe) (%) Alumunium (Al) (%)
dari
proses
dalam proses pengomposan karena dapat memengaruhi sebagai
aktivitas
sumber
mikroorganisme
energi
dan
untuk
pengolahan limbah cair. Pada umumnya,
pembentukan
sludge hasil industri mengandung 3 unsur
diperlukan penambahan bahan campuran
hara makro, yaitu nitrogen, fosfor, dan
dalam sludge untuk menurunkan nisbah
kalium [2]. Jika salah satu unsur tersebut
C/N. Hasil analisis lain menunjukkan bahwa
ada dalam jumlah yang tinggi, maka 2
bahan
unsur
dalam
kotoran sapi memiliki kandungan nitrogen
konsentrasi yang rendah [10]. Sludge dapat
yang cukup tinggi . Dengan demikian,
dimanfaatkan
karena
bahan campuran tersebut dapat digunakan
memiliki kandungan nitrogen yang tinggi
untuk meningkatkan kandungan nitrogen
dan merupakan salah satu faktor penyubur
dalam sludge yang berakibat menurunkan
tanah.
Kandungan
nisbah C/N
dengan
nisbah
yang
lain
akan
sebagai
berada
kompos
nitrogen C/N
ini
dalam
terkait proses
sel.
campuran
Oleh
berupa
karena
rumput
itu,
dan
Gambar 2. Kadar nitrogen pada sludge,
pengomposan. Menurut SNI 19-7030-2004,
rumput, kotoran sapi
dengan kisaran nilai 10─20. Pencirian sludge merupakan tahap awal dalam mengidentifikasi kandungan sludge untuk pemanfaatannya sebagai kompos. Berdasarkan
hasil
analisis,
sludge
kadar nitrogen (%)
kompos yang baik memiliki nisbah C/N 2.5 2 1.5 1 0.5
berpotensi untuk dijadikan kompos karena 0
memiliki kualitas parameter dengan rentang nilai yang mendekati standar SNI kecuali pH,
kadar
air,
bahan
organik,
kadar
nitrogen, dan nisbah C/N
SNI (Kompos) Analisis Sludge
Parameter pH Kadar air (%) Bahan organik (%)
rumput
kotoran sapi
.Selain dari kandungan nitrogen, faktor yang
dapat
memengaruhi
penurunan
nisbah C/N sludge adalah kandungan
Gambar 1 Karakteristik sludge Parameter
sludge
karbon. Semakin tinggi kandungan karbon dalam
proses
pengomposan,
semakin
banyak gas CO2 yang dihasilkan dan
SNI (Kompos) 6.80─7.49 Maks 50
Analisis Sludge 6.25 63.03
27─58
19.67
menguap
sehingga
kandungan
karbon
yang terdapat dalam kompos semakin rendah. Rumput dan kotoran sapi memiliki
ISBN :978-602-73159-0-7 kandungan karbon yang tinggi sehingga
°C dan selanjutnya terjadi pematangan
keduanya
untuk
kompos tingkat lanjut
dalam
Ambar 4.
dapat
menurunkan
digunakan
kandungan
karbon
Pola perubahan suhu kompos
sludge
akibat proses pengomposan.Keterangan:
Gambar 3. Kadar karbon pada sludge,
sludge:rumput:kotoran sapi =70:20:10 (A);
rumput, kotoran sapi
70:5:25 (B); 55:25:20 (C)
hari ke-4 Suhu °C
kadar karbon (%)
25 20 15 10 5
A
Hari keB
C
0 sludge rumput kotoran sapi
Ambar 5Kadar air saat pengomposan. Keterangan: sludge:rumput:kotoran sapi =
Analisis Proses Pengomposan terbentuknya
kompos
dengan
70:20:10 (A); 70:5:25 (B); 55:25:20
sludge
kualitas
baik,
(C)
menjadi selain
dipengaruhi oleh campuran bahan organik (rumput dan kotoran sapi) juga dapat
Kadar air (%)
Proses
dipengaruhi beberapa faktor, antara lain suhu, kadar air, dan nilai pH. Pada awal proses pengomposan yang merupakan
Waktu (minggu ke-) A B
tahap aktif, suhu cenderung meningkat. Peningkatan ini berlangsung pada hari
Kenaikan
suhu
tersebut
menunjukkan
adanya aktivitas mikroorganisme dalam mendegradasi senyawa-senyawa organik
Kadar air (%)
pertama hingga hari ke-4 sebesar 9 °C.
dengan bantuan oksigen menjadi CO2, uap air, dan panas yang akan dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik [11]. Namun, suhu
Waktu (minggu ke-) A C
yang dicapai hanya berkisar antara 33─42 °C, sedangkan mikroba mesofilik hidup
Rendahnya suhu saat pengomposan ini
pada suhu 35-45 °C. Hal ini berarti, proses
dapat dipengaruhi oleh kurangnya aerasi
pengomposan berlangsung tidak optimal.
sehingga uap air yang dihasilkan saat
Setelah sebagian besar bahan organik
pengomposan tidak dapat keluar dengan
terurai pada suhu 42
oC,
suhu akan
mengalami penurunan hingga mencapai 33
maksimal.
Uap
air
yang
terjerap
ISBN :978-602-73159-0-7 mengakibatkan kadar air kompos menjadi
menguap membentuk amoniak, atau akan
lebih tinggi.
berubah menjadi nitrat, sehingga pH akan
Mikroorganisme membutuhkan kadar air
meningkat.
40─60% untuk hidup dan berkembang
perombakan kompos ini masih berlangsung
dalam mendegradasi bahan organik. Kadar
dalam campuran dengan kotoran sapi yang
air
metabolisme
lebih banyak, sedangkan pada campuran
mikroorganisme dan mengakibatkan proses
dengan kotoran sapi yang lebih sedikit
pengomposan menjadi bersifat anaerob
langsung mengalami proses pematangan
yang dapat menghasilkan CH4, CO2, dan
yang ditunjukkan dengan penurunan nilai
H2S. Berdasarkan hasil analisis, tingginya
pH menuju netral. Hal ini disebabkan
kadar air saat pengomposan dapat juga
kandungan nitrogen pada kotoran sapi lebih
disebabkan adanya kandungan air dari
banyak sehingga perombakan protein dan
bahan-bahan
asam amino menjadi ion amoniium juga
memengaruhi
proses
yang
digunakan.
Pada
menjadi
kadar air yang lebih tinggi dibandingkan
Sementara itu, kompos dengan jumlah
dengan penambahan rumput berturut-turut
sludge, lebih sedikit cenderung langsung
sebesar 67 dan 63,6% Gambar 5a. Kadar
mengalami
air juga cenderung lebih meningkat dengan
disebabkan karena jumlah sludge yang
keberadaan sludge yang lebih banyak
lebih sedikit relatif seimbang dengan jumlah
dibandingkan
penambahan
bahan campuran yang digunakan sehingga
campuran rumput dan kotoran sapi ambar
perombakan protein dan asam amino tidak
5b.
terjadi dan langsung mengalami proses
Degradasi
bahan-bahan
mikroorganisme pengomposan
organik
pada juga
oleh proses
dipengaruhi
oleh
lama
ketiga
Penambahan kotoran sapi menghasilkan
dengan
lebih
minggu
penurunan
(Lampiran
pH.
6─8.5
[9].
Hasil
Gambar
6
Perubahan
nilai
pengompos
analisis pH
menunjukkan bahwa nilai pH mengalami penurunan pada minggu pertama karena pada tahap awal proses dekomposisi, terbentuk asam-asam organik, antara lain asam laktat, asam propanoat, asam asetat, dan asam butirat. Kemudian pada minggu kedua
terjadi
peningkatan
pH
yang
disebabkan adanya perombakan protein dan asam amino yang akan membentuk ion amonium. Ion amonium yang terbentuk ini dapat mengalami 3 hal, yaitu digunakan oleh mikroorganisme untuk berkembang biak membentuk sel-sel baru, hilang karena
ini
pematangan .
kondisi nilai pH. Kisaran nilai pH ideal adalah
Hal
6a).
Waktu (minggu ke-) A
B
pH
saat
ISBN :978-602-73159-0-7 yang kandungan bahan organiknya lebih
pH
tinggi dibandingkan dengan sludge.
Gambar 8 Hasil analisis kualitas kompos Perbandingan (sludge:rumput:kotoran sapi) 70:20:1 70:05:2 55:25: 0 5 20 Coklat Coklat Coklat tua tua tua Berbau Berbau Berbau tanah tanah tanah 7.20 7.18 7.40
Parameter
Warna
Waktu (minggu ke-) A C
kompos
ditentukan
oleh
tingkat kematangan kompos yang dapat dilihat dari sifat fisik dan kimianya. Menurut SNI
19-7030-2004,secara
fisik
kompos
yang telah matang memiliki ciri berwarna cokelat sampai kehitaman (Gambar 7). Gambar
7Penampakan
fisik
Merah muda
Kehitaman
-
Kadar air (%) Bahan organik (%) Nitrogen (%)
38.40
34.28
31.28
0.41
Maks 50
24.47
25.31
30.68
-
27─58
1.27
1.28
1.53
46.41
Min 0.40
Karbon (%)
14.19
14.68
17.80
-
9.80─32
C/N Fosfor (P2O5) (%) Kalium (K2O) (%) Besi (Fe) (%) Alumunium (Al) (%)
11.14
11.45
11.65
-
10─20
1.12
1.16
1.26
-
Min 0.10
0.60
0.42
0.75
-
Min 0.20
pH
Kualitas
Standar SNI 2004
Berbau tanah 6.80─7.49
Bau
Kualitas Kompos
Urea
-
1.37
1.54
1.29
0.02
Maks 2.00
0.09
0.09
0.09
-
Maks 2.20
(warna)
kompos matang pada nisbahsludge:rumput
Aplikasi Kompos pada Tanaman Bayam
kotoran sapi, 70:20:10.
Aplikasi kompos pada tanaman bayam dilakukan
untuk
mengetahui
pengaruh
kompos
yang
dihasilkan
terhadap
pertumbuhan tanaman dan kesesuaian kompos terhadap tanah yang digunakan. Parameter yang diamati selama masa pertumbuhan tanaman
tanaman
dan
jumlah
meliputi daun.
tinggi
Tanaman
bayam memerlukan banyak asupan air saat Hasil analisis kualitas kematangan kompos
berdasarkan
sifat
pertumbuhannya sehingga harus dikelola
kimia
secara kontinyu. Dalam aplikasi kompos ini,
menunjukkan bahwa secara umum kompos
juga digunakan pupuk urea yang berfungsi
sudah memenuhi standar SNI 19-7030-
sebagai indikator
2004 Gambar 8). Namun, kompos dengan
limbah sludge.
campuran sludge yang lebih banyak, baik
Berdasarkan
kualitas kompos dari
hasil
pengamatan
nisbah 70:10:20 maupun 70:5:25, masing-
selama 3 minggu pertumbuhan bayam
masing memiliki kandungan bahan organik
dengan 4 kali pengukuran, kompos dengan
yang kurang dari standar SNI. Hal ini dapat
nisbah sludge:rumput:kotoran sapi 70:5:25
disebabkan karena kurangnya tambahan
menunjukkan tinggi tanaman dan jumlah
bahan campuran rumput atau kotoran sapi
daun
yang
berturut-turut
lebih
baik
dengan
27
cm
dan
7
rerata helai
ISBN :978-602-73159-0-7 dibandingkan 55:25:20
kompos
yang
dengan
secara
nisbah
analisis
kimia
dengan nisbah 70:5:25 tetap lebih baik (Gambar 9).
mempunyai sifat relatif baik berdasarkan
Gambar
seluruh parameter standar. Hal ini dapat
penambahan
disebabkan
Keterangan: A, B, C, D kompos dengan
oleh
kandungan
Fe
yang
9 Pertumbuhan bayam dengan kompos
maupun
terdapat dalam kompos 70:5:25 relatif lebih
nisbah sludge:rumput:kotoran
tinggi.
70:20:10,
Unsur
Fe
berfungsi
sebagai
urea)
fotosintesis dan respirasi. Ketersediaan Fe
30
yang tinggi dari kompos tersebut diduga
25
diserap secara optimum oleh tanaman. Fe
20
elektron
pada
saat
diserap tanaman dalam bentuk Fe2+ dan Fe3+. Fe penting bagi pembentukan klorofil, zat karbohidrat, lemak, protein dan enzim.
sapi
(A=
B= 70:5:25, C= 55:25:20,
tinggi (cm)
D=
jumlah daun (helai)
rer
proses
pembawa
urea.
15 10 5
Meskipun Fe tidak menjadi komponen zat klorofil,
namun
katalisator
Fe
pada
berperan
sintesis
sebagai
0 A
B
C
D
polisakarida,
sehingga semakin tinggi kandungan Fe maka proses fotosintesis yang terjadi pada
KESIMPULAN
tanaman bayam menjadi lebih cepat [12].
Berdasarkan nisbah C/N, kompos
Kompos dengan nisbah 70:20:10 yang
hasil pencampuran antara sludge industri
memiliki kandungan Fe lebih tinggi 5.84%
pupuk, rumput, dan kotoran sapi pada
dibandingkan
nisbah
komposisi 70:20:10, 70:5:25, dan 55:25:20
55:25:20 menghasilkan pertumbuhan yang
secara umum menghasilkan kompos yang
kurang baik. Hal tersebut dapat disebabkan
sesuai dengan SNI 19-7030-2004,sehingga
pengaruh kandungan fosfor dan kalium
limbah
yang lebih besar berturut-turut sebesar
dimanfaatkan
11.11% dan 20%. Kalium berperan pada
Selain itu, pada pengaplikasian kompos
proses
terhadap tanaman bayam diperoleh bahwa
kompos
fotosintesis
dengan
dalam
pembukaan
sludge
industri
sebagai
pupuk
kompos.
kompos
unsur
akar,
memberikan hasil yang baik dibandingkan
sedangkan fosfor berperan memperkuat
kontrol pupuk urea dengan tinggi tanaman
batang, perkembangan akar, memperbaiki
rerata 27 cm dan jumlah daun rerata 7
kualitas tanaman terutama sayur-sayuran
helai.
[13]. Oleh karena, itu kompos dengan
UCAPAN TERIMA KASIH
dan
perkembangan
perbandingan
dapat
stomata, memengaruhi penyerapan unsurlain,
dengan
pupuk
70:5:25
menghasilkan
Penulis mengucapkan terima kasih
pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan
yang sebesar-besarnya kepada PT Pupuk
dengan kompos 70:20:10 sedangkan jika
Kujang dan IPB yang telah memberikan
dibandingkan dengan pupuk urea, kompos
kontribusi pada penelitian yang dilakukan
nisbah
55:25:20
ISBN :978-602-73159-0-7 Departemen
DAFTAR RUJUKAN [1]
PT Pupuk Kujang Cikampek. 2012. Data Pengolahan Proses Clarifier Sistem PT
[2]
Wahyuni W. 2009. Pemanfaatan Lumpur
Pengelolaan
Hasil
Falsafah
Cair
Untuk
Bahan Campuran Media Tanam [Skripsi].
[SNI]
Standarisasi SNI
Nasional
Sarjana. Institut Petanian Bogor.
19-7030:2004.
Departemen
[Skripsi].
Perindustrian
Bogor:
Institut
Pertanian Bogor. Lubis D.2001. Kualitas Kompos dari Campuran Sampah Pasar Organik dan Kotoran Sapi Perah (Feces)yang Ditambah Inokulasi Starbio [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. APHA. 2005. Standart Method for The Examintion of Water and Wastewater 21th Edition. Baltimore:Victor Grapihcs Inc. [AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 1984. Official Methods Analysis of TheAOAC International. Washington DC: AOAC International. ]Standarisasi
Bioteknologi
Kualitas Anthurium. Agrosains 12: 29-33.
dalam Pemanfaatan Abu Ketel dan Sludge
[SNI
Penelitian
Spesifikasi
Pengomposan dengan Perlakuan Aerasi
Gula
Balai
Pemberian Unsur Mikro Besi (Fe) terhadap
Dwiyanti E.2011. Kajian Rasio Karbon
Industri
Pasca
Indonesia.
Terhadap Nitrogen (C/N) pada Proses
[9]
Prog
[12] Sakya AT, Rahayu M. 2010. Pengaruh
Republik Indonesia.
[8]
Bogor:
Perkebunan Indonesia, Bogor.
Jakarta:
[7]
Sains].
Upaya [Makalah
Cara Cepat Membuat Kompos. Jakarta:
Kompos dari Sampah Organik Domestik.
[6]
Lingkungan.
Organik.
2004.
[5]
Sebagai
Djuarnani N, Kristian, Setiawan BS. 2005.
Agromedia Pustaka. [4]
Pangan
[11] Isroi. 2007. Pengomposan Limbah Padat
Bogor: Institut Pertanian Bogor. [3]
[10] Sulistijorini. 2003. Pemanfaatan Sludge Industri
Limbah
Republik
Indonesia.
Pupuk Kujang Cikampek. Cikampek.
Pengolahan
Perindustrian
Nasional
Indonesia.
2010. SNI 2803:2010. Pupuk NPK. Jakarta:
[13] Hardjowigeno S.2010.Ilmu Tanah. Jakarta: AkademikaPressindo