Kode Produk Target : 1.04 Kode Topik Riset : 1.04.02
PEMANFAATAN SILASE KULIT BUAH KAKAO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KAMBING PADA SISTEM INTEGRASI KAKAO-KAMBING Peneliti: Wisri Puastuti Yeni Widiawati Dwi Yulistiani Isbandi
[ Kementerian Pertanian ] 2012
LATAR BELAKANG Produksi biji kakao yang tinggi tentunya diikuti dengan produksi KBK. Menumpuknya KBK di kebun menimbulkan pembusukan (penyakit tanaman). KBK sebaiknya dikeluarkan dari lokasi perkebunan disisi lain perlu pupuk. KBK sangat potensial sebagai pakan ruminansia. Dari aspek nutrisi, KBK memiliki keterbatasan dari segi kandungan dan keseimbangan nutriennya maupun karena tingkat kecernaannya yang rendah maupun anti nutrisi. Kadar air tinggi (>80%) mudah busuk. Produktivitas ternak bergantung pada ketersediaan pakan, berfluktuasi karena musim Perlu pengolahan KBK, untuk meningkatkan daya simpan, ketersediaan nutrien Formula pakan berbasis KBK untuk meningkatkan produksi ternak .
Diperlukan teknologi silase dengan bahan yag tersedia di lokasi Suplementasi sumber protein untuk meningkatkan kualitas pakan Pengolahan kotoran ternak sebagai kompos/pupuk organik.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
PERMASALAHAN Membusuknya KBK di kebun menjadi masalah karena meningkatnya suhu dan kelembaban, Phytopthora palmivora mudah berkembang Berlimpahnya produk samping KBK sangat potensial sebagai pakan di sisi lain kekurangan hijauan di musim kemarau Pemanfaatan KBK terolah belum memenuhi kebutuhan nutrien bagi ternak terutama proteinnya, sehingga perlu suplementasi protein. Pakan serat (KBK) memiliki efisiensi yang rendah dikarenakan sebagian energi metabolik dibuang dalam bentuk gas metana, menimbulkan GRK. Dengan dikeluarkannya KBK sebagai pakan, maka diperlukan tambahan pupuk dari luar dalam hal ini pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
METODOLOGI •Ruang Lingkup Kegiatan •Memanfaatkan KBK sebagai pakan melalui pengolahan (silasae). •Pengkajian pakan silase KBK dan pelatihan. •Pengujian ransum berbasis KBK yang rendah emisi gas metana. •Fokus Kegiatan •Kakao yaitu memanfaatkan KBK sebgai pakan ternak ruminansia •Desain Penelitian •1. Diseminasi teknologi ransum berbasis silase KBK di sentra produksi kakao •2. Evaluasi ransum berbasis silase KBK yang rendah emisi gas metana
•Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan Survey lokasi pengkajian yang dilakukan di Provinsi Lampung. Pengkajian penggunaan pakan berbasis silase KBK pada kambing Pengukuran emisi gas metana (in vitro). Survei dan sosialisasi di sentra kakao Provinsi Sulawesi Selatan Penyusunan laporan.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
lanjutan
•Perkembangan dan Hasil Kegiatan •1. Diseminasi teknologi ransum berbasis silase KBK di sentra produksi kakao Pengkajian pakan silase KBK, pelatihan pengolahan KBK sebagai pakan, pengolahan kotoran ternak sebagai pupuk organik, pengolahan urine menjadi biourine sudah selesai dilaksanakan. •2. Evaluasi ransum berbasis silase KBK yang rendah emisi gas metana •Pengujian secara in vitro sudah selesai dilakukan. •
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
5
SINERGI KOORDINASI •
Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan • Koordinasi dengan Dispet: Sosialisasi dan pelatihan pakan silase KBK • LSM, Kelompok tani: pengkajian pakan silase pada SITT kakao – kambing • •
Nama lembaga yang diajak koordinasi Dispet Lamtim, Dispet Pinrang, BPTP, LSM, Desa
•
Strategi pelaksanaan koordinasi • Koordinasi dengan LSM, Desa: Dipilih satu kelompok untuk pengkajian pakan silase KBK, percontohan. • Koordinasi dengan dispet: untuk mempercepat adopsi teknologi
•
Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan : • Koordinasi dengan dispet, disbun, Kepala Desa dan Kelompok Tani berhasil dilaksanakan untuk mewujudkan rencana kegiatan.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN • Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan • Dilakukan penyebaran informasi melalui pertemuan informal antar warga • Sosialisasi / pelatihan oleh Tim Peneliti dibantu warga yang sudah dilatih sebelumnya. • Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan • Sosialisasi dan pelatihan pengolahan KBK sebagai pakan ternak dan pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik. • Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan • Lamtim: Kel Tani Al Hidayah, anggota 30 0rang dan Tani Rukun, anggota aktif 20 orang. Warga sekitar Labuhan ratu 4 • Pinrang: Perwakilan kelompok tani sewilayah Kab Pinrang jumlah 30 orang • Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan • Telah dimanfaatkan pakan silase KBK sebagai pengganti rumput, • cadangan pakan berupa silase KBK untuk waktu yang cukup lama >3 7 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 bulan.
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN • Rancangan Pengembangan ke depan • Membangun sentra-sentra ternak di lahan perkebunan kakao (SITT kakao ternak) • Strategi Pengembangan ke depan • Sosialisasi, pelatihan dan pendampingan teknologi pakan silase KBK, pembuatan pupuk organik • Membina dan mendampingi satu kelompok percontohan SITT • Kerjasama institusi terkait termasuk dalam hal pembiayaan • Tahapan Pengembangan ke depan • Koodinasi pokja yang terdiri institusi terkait • Aksi pembangunan usaha ternak terintegrasi dengan perkebunan kakao • Pelatihan, pengawalan dan pendampingan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
8
FOTO KEGIATAN
Koordinasi
Koordinasi dengan Dispet Kab. Lamtim
Koordinasi dengan Dispet Kab. Pinrang
Pelaksanaa n
Pengkajian pakan silase KBK (Lamtim) Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
Pembuatan pupuk organik (Lamtim) 9
FOTO KEGIATAN
Pelaksanaa n
Pengolahan kohe menjadi kompos (Lamtim)
Foto bersama peserta dan PPL
Pelatihan
Pelatihan pembuatan silase KBK (Pinrang) Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
Foto bersama peserta, BPTP, Dispet (Pinrang) 10
TERIMA KASIH NAMA TIM PENELITI: Wisri Puastuti Yeni Widiawati Dwi Yulistiani Isbandi