Pemanfaatan MS Access ………….. Irigasi Kulon Progo
Nizar Achmad
PEMANFAATAN MS ACCESS DALAM PERHITUNGAN KEBUTUHAN IRIGASI, KASUS IRIGASI KULON PROGO Nizar Achmad Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta
INTISARI
P
erhitungan kebutuhan air irigasi pada umumnya dapat dilakukan dengan baik menggunakan aplikasi microsoft access. Hal ini menarik mengingat dalam perhitungan sebenarnya terdapat sejumlah data yang besar dimana microsoft access sangat baik dalam pengelolaan data tersebut. Korelasi data dalam microsoft access akan bersifat aktif dibandingkan jika dikerjakan dengan microsoft excel. Penelitian ini dilaksanakan berdasakan hipotesis bahwa microsoft access dapat digunakan untuk proses hitungan tabel, mempunyai kolom hitungan, dan dapat membuat baris rekapitulasi crosstab untuk hasil-hasilnya. Berdasarkan penerapannya pada hitungan kebutuhan Irigasi di Kulonprogo dapat disimpulkan bahwa microsoft access dapat memenuhi semua kebutuhan hasil, membuat tabel hasil, dan grafik hasil dengan baik. Kata kunci : kurva intensitas durasi frekuensi (kurva IDF)
I. PENDAHULUAN Kabupaten kulon Progo memiliki luas 58.090 ha dengan jumlah penduduk 370.944 jiwa dimana sebagian wilayahnya merupakan lahan sawah dengan luas kurang lebih 10.628 ha yang merupakan lahan beririgasi teknis, setengah teknis, sederhana dan tadah hujan. Kebutuhan air total wilayah ini ± 109,8 juta m3/tahun, yang dipenuhi dari beberapa sumber air yakni Sungai Progo yang diambil dari intake Kalibawang, intake Sapon serta Waduk Sermo yang membendung Sungai Ngrancah. Kedua sumber tersebut telah menjadi satu kesatuan sistem interkoneksi untuk memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Kulon Progo. Dalam penelitian ini akan memanfaatkan aplikasi microsoft access yang memiliki kemampuan lebih baik daripada microsoft excel dalam pengelolaan basisdata. Penelitian ini dibatasi pada hitungan kebutuhan irigasi yang dapat didetailkan untuk kebutuhan mulai dari per Daerah Irigasi, Petak Sekunder, hingga Petak Tersier. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan alternatif alat hitung khususnya untuk hitungan yang berbasis pada suatu set data. Dengan hasil penelitian ini maka tingkat pengelolaan hasil hitungan menjadi lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan microsoft excel.
ISSN 1441 - 1152
71
JANATEKNIKA VOL.11 NO. 2/JULI 2009
II. TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan air untuk irigasi dihitung berdasarkan kebutuhan air untuk penyiapan tanaman di lahan, kebutuhan air untuk pertumbuhan dan juga berdasarkan informasi pola tata tanam tahunan.
A. Pehitungan kebutuhan irigasi tanaman Untuk menghitung kebutuhan irigasi untuk jenis tanaman padi dan palawija dapat dilakukan dengan proses hitungan sebagai berikut : 1. Kebutuhan netto air irigasi di sawah untuk tanaman padi (NFR) dalam (mm/hari) adalah NFR = ETc + P – Re + WLR ................................................................................(1) dengan : : Penggunaan konsumtif (mm) : Kehilangan air akibat perkolasi (mm/hari) : Curah hujan efektif (mm/hari) : Penggantian lapisan genangan air (mm/hari)
ET c P Re WLR
Tabel 1. Nilai Perkolasi No. 1 2 3
Jenis Tanah Nilai Perkolasi (mm/hari) Tanah Lempungan 1–2 Tanah Lempung Pasiran 2– 3 Tanah Pasiran 3–6 Sumber : Dirjen Pengairan, Bina Program PSA 010, 1985.
Besarnya perkolasi di Daerah Irigasi Kulon Progo yang merupakan tanah keras atau lempungan adalah 2 mm/hari. Setelah jangka waktu 1 sampai 2 bulan dari transplantasi, dilakukan penggantian lapisan air (WLR) sebanyak 50 mm setiap kalinya. Lapisan setinggi 50 mm diberikan dengan jangka waktu satu bulan, jadi kebutuhan air tambahan adalah 50/30 yaitu dibulatkan menjadi 1,7 mm/hari. Air irigasi juga diberikan secara terus-menerus dan merata untuk seluruh areal selama jangka waktu penyiapan lahan. 2. Penggunaan Konsumtif (ETc) dalam (mm) adalah : ETc = Kc x ETo ....................................................................................................(2) dengan : Kc ETo
: Koefisien tanaman (Tabel 2) : Evapotranspirasi (mm/hari)
ISSN 1441 - 1152
72
Pemanfaatan MS Access ………….. Irigasi Kulon Progo
Nizar Achmad
Tabel 2. Koefisien Tanaman (Kc) Padi
Periode Tengah Bulanan
Varietas Biasa
Palawija Varietas Unggul
Varietas Biasa
Varietas Unggul 1
Varietas Unggul 2
1 1,2 1,20 1,1 1,1 2 1,2 1,27 1,1 1,1 3 1,32 1,33 1,1 1,05 4 1,4 1,30 1,1 1,05 5 1,35 1,30 1,1 0,95 6 1,24 0 1,05 0 7 1,12 0,95 8 0 0 Sumber : Dirjen Pengairan, Bina Program PSA 010, 1985.
0,5 0,75 1,0 0,82 0,45
3. Kebutuhan air irigasi untuk padi (WRD) dalam (l/dt ha) adalah : DR =
NFR ....................................................................................................(3) ef × 8,64
dengan : NFR ef
: Kebutuhan air untuk tanaman di lahan tersier (mm/hari) : Efisiensi irigasi secara keseluruhan (%)
efisiensi jaringan tersier sebesar 80%, saluran sekunder sebesar 90% dan efisiensi di saluran primer sebesar 90%, sehingga efisiensi total adalah 80% x 90% x 90% dibulatkan menjadi 65%. Koefisien 8,64 adalah faktor karena konversi satuan dari mm/hari menjadi ltr/det. 4. Kebutuhan air irigasi untuk tanaman palawija (WRP)
IR = (ETc − Re )
ef × 8,64
.....................................................................................(4)
5. Kebutuhan air irigasi selama waktu penyiapan lahan (PL) dihitung dengan rumus berikut :
IR = M e
k
(e
k
) .................................................................................................(5)
−1
dengan : IR M
E0
: kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan (mm/hari) : kebutuhan air untuk mengganti air yang hilang akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang telah dijenuhkan M = E0 + P : evaporasi air terbuka yang diambil 1,1×ET 0 selama penyiapan lahan (mm/hari)
k
: MT
T
: jangka waktu penyiapan lahan (hari) (padi 30 hari, palawija 15 hari)
S
ISSN 1441 - 1152
73
JANATEKNIKA VOL.11 NO. 2/JULI 2009
S e
: air yang dibutuhkan untuk penjenuhan ditambah dengan 50 mm.(padi 200+50=250 mm dan palawija 0+50=50 mm) : bilangan alami yaitu 2.718281828
Dengan prosedur tersebut di atas maka kebutuhan air irigasi per jenis tanaman dapat dihitung, selanjutnya untuk pengelolaan kegiatan irigasi dibutuhkan informasi dari lahannya meliputi: - Klimatologis : perhitungan hujan efektif, perhitungan evapotranspirasi - Basis data : pengelolaan data petak irigasi, saluran irigasi, bangunan bagi, sumber air, dan informasi pendukungnya. - Manajemen : penggolongan petak irigasi, pembagian musim tanam , dan pemilihan jenis tanaman, yaitu untuk memperoleh total beban kebutuhan air yang merata sepanjang tahun. - Alokasi air : berdasarkan jaringan air yang ada dan distibusi kebutuhan petak-petak maka dapat ditetapkan aturan Untuk menyelesaikan hal-hal tersebut selanjutnya dibahas pada penelitian ini, sedangkan hitungan hujan efektif tidak disampaikan dalam tulisan ini.
III. METODE PENELITIAN Pemanfaatan microsoft access dalam hitungan analisis irigasi dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan kemampuannya dalam mengelola informasi berbasis data. Selanjutnya agar perhitungan ini dapat dipahami maka secara skematis pengelolaan data dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Skematik proses hitungan menggunakan basis data Kebutuhan per tanaman telah dapat diselesaikan dengan cara tersebut dalam pustaka disimpan dalam tabel data jenis tanaman. Pengelolaan data terkait lokasi irigasi meliputi hujan efektif, evapotranspirasi, dan perkolasi lahan merupakan data yang relatif sama untuk semua daerah irigasi yang diteliti, hitungan tidak disampaikan, tetapi hasilnya masuk pada tabel klimatogis (tabel hujan). Nama petak irigasi, luas petak dan efisiensi petak masuk pada tabel petak tersier. Proses hitungan akan dimasukkan sebagai tabel Query yang disusun dari tabel-tabel data tersebut diatas. Hasil dari hitungan dalam bentuk resume dari tabel diproses dengan menggunakan proses Query Cross Tabulasi untuk menghasilkan kebutuhan dengan kolom per bulan.
ISSN 1441 - 1152
74
Pemanfaatan MS Access ………….. Irigasi Kulon Progo
Nizar Achmad
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pembahasan ini kami paparkan mengenai penataan data yang menunjang berikut dilanjutkan dengan proses hitungan dan pengolahan hasil.
A. Penataan sistem informasi pendukung Informasi yang diperlukan dalam hitungan kebutuhan irigasi disusun sebagai berikut: 1. Data hasil analisis kebutuhan irigasi per tanaman ditata dalam basis data terdiri dari dua tabel sebagai berikut
Gambar 2. Tabel data tanaman dengan deskripsi informasi nama dan masa tanam hingga panen pada tabel danaman, sedangkan tabel tanaman1 akan berisi informasi sebagai berikut:
Gambar 3. Deskripsi field data tanaman1 Data padi jenis unggul (Padi-U1) dengan umur 6 dwiminggu (3 bulan) dan palawija unggul (Plwj-U1) dengan umur 6 (enam) dwiminggu yaitu:
ISSN 1441 - 1152
75
JANATEKNIKA VOL.11 NO. 2/JULI 2009
Gambar 4. Data hasil kompilasi untuk Padi-U1 dan palawija unggul 2. Data hasil analisis klimatogi meliputi Evaporati potensial, hujan efektif dan perkolasi harian sebagai berikut
Gambar 5. Tabel data klimatologi dengan deskripsi field nya ISSN 1441 - 1152
76
Pemanfaatan MS Access ………….. Irigasi Kulon Progo
Nizar Achmad
3. Data pengelolaan tanam yaitu pergiliran masa tanam dan variasi tanaman adalah sebagai berikut:
Gambar 6. Tabel data manajemen pola tanam berikut deskripsi per field nya. Pada baris pertama dapat dibaca: golongan I pada dwiminggu ke-2 dari 24 dwiminggu atau Januari dua minggu akhir dapat menanam padi Padi-U1 4. Data petak lahan terkecil (tersier) sebagai berikut:
Gambar 7. Tabel Petak tersier Sedangkan hubungan informasi antara petak dengan Daerah Irigasi sebagai berikut:
Gambar 8. Skema tabel hubungan antara petak irigasi dan wilayah admnistrasi ISSN 1441 - 1152
77
JANATEKNIKA VOL.11 NO. 2/JULI 2009
Tabel DI, Petak sekunder dan tersier sesuai pada gambar 7 dapat ditampilkan per DI per petak sekunder sebagai berikut:
Gambar 9. Tabel informasi pada petak lahan irigasi Pada areal petak tersier tersebut di atas merupakan satuan terkecil, sehingga semua data terkait luas, efisiensi lahan dan golongan ada di sini. Demikian halnya data administratif dan data kelompok tani pemakai air. 3.2 Pengelolaan tabel hitungan (Query Table) Dari tabel tanam1(gambar 3-4) tentang kebutuhan air per tanaman dan tabel gol1 (gambar 6) tentang penggolongan masa tanam dapat disusun hitungan kebutuhan air per golongan per variasi tanam dengan query sebagai berikut: Query gol11 SELECT gol1.gol, gol1.jenis, tanaman1.dwiminggu, tanaman1.Kc, IIf( gol1.[No] + tanaman1.dwiminggu > 25, gol1.[No] + tanaman1.dwiminggu – 25 , gol1.[No]+tanaman1.dwiminggu -1) AS [no], tanaman1.RW, tanaman1.TS, tanaman1.PL FROM gol1 LEFT JOIN tanaman1 ON gol1.jenis = tanaman1.jenis Gambar 10. Query Gol11 untuk kebutuhan air per golongan variasi tanaman
ISSN 1441 - 1152
78
Pemanfaatan MS Access ………….. Irigasi Kulon Progo
Nizar Achmad
Maka dihasilkan tabel query GOL11 sebanyak 72 record yaitu ada 3 gol x 3 masa tanam x 3 variasi tanaman x 6 dwiminggu umur tanam:
Gambar 10. Tabel query Gol11 untuk kebutuhan air per golongan variasi tanaman Dapat diperhatikan pada perintah IIF yang setara dengan IF pada pemrograman yang merupakan hal kunci untuk dapat membentuk query Gol11 tersebut. Iif ( gol1.[No] + tanaman1.dwiminggu > 25, gol1.[No] + tanaman1.dwiminggu – 25 , gol1.[No]+tanaman1.dwiminggu-1) AS [no] Query ini menyatakan jika dwiminggu mencapai angka 25 maka data ini telah melewati waktu siklus (setahun ada 24 dwiminggu) sehingga harus dikurangi 25 agar masuk ke awal tahun siklus. Selanjutnya tabel Query Gol11 ini perlu dikaitkan ke data klimatologi (tabel hujan) yaitu dengan Query gol12 sebagai berikut:
ISSN 1441 - 1152
79
JANATEKNIKA VOL.11 NO. 2/JULI 2009
SELECT gol11.gol, hujan.[no], hujan.bulan, hujan.blnama, gol11.jenis, gol11.dwiminggu, gol11.Kc, hujan.Re, hujan.P, gol11.RW, tanaman1!Kc*hujan!Eto AS ETC, IIf(gol11!PL=1,hujan!Eto*1.1+ hujan!P,hujan!P) AS m, [m]*gol11!TS AS k, Exp([k]) / (Exp([k])-1) *[m] AS IR, IIf(gol11!PL=1,[IR],[ETC]+[RW ]+[P]) AS KebAbr, IIf([Re]<[KebAbr],[KebAbr][Re],0) AS KebANet, [KebANet]*0.1157 AS KebAirNet FROM gol11 INNER JOIN hujan ON gol11.[no] = hujan.[no] Gambar 11. Query gol12 untuk kebutuhan air setahun per golongan dan variasi tanaman Apabila dijalankan query gol12 tersebut menghasilkan tabel hasil seperti ini :
Gambar 12. Tabel Query Gol11 untuk kebutuhan air per golongan variasi tanaman Yang perlu diperhatikan dari query gol12 tersebut adalah ekspresi: tanaman1!Kc*hujan!Eto AS ETC, Evapotransirasi konsumsi IIf(gol11!PL=1,hujan!Eto*1.1+hujan!P,hujan!P) AS m, parameter hitungan [m]*gol11!TS AS k, Exp([k]) / (Exp([k])-1) *[m] AS IR, kebutuhan air tanaman IIf (gol11!PL=1,[IR],[ETC]+[RW]+[P]) AS KebAbr, Kebutuhan air bruto IIf([Re]<[KebAbr],[KebAbr]-[Re],0) AS KebANet, Kebutuhan ari netto Dimana ekspresi tersebut merupakan hitungan-hitungan yang diperlukan dalam menganalisa kebutuhan air irigasi dalam setahun. 3.3 Hitungan kebutuhan irigasi di lahan pertanian Hasil hitungan pada query gol12 ini sangat banyak dan perlu di rekapitulasi untuk hasil yang lebih informatif. ISSN 1441 - 1152
80
Pemanfaatan MS Access ………….. Irigasi Kulon Progo
Nizar Achmad
Apabila diperlukan maka data pada baris (row) dapat dijadikan kolom (column) misalnya saat diinginkan tabulasi bulanan kebutuhan air untuk masing masing golongan sedangkan data bulan adalah data pada baris-baris di tabel gol12. Untuk ini maka diperlukan sebuah crosstab query sebagai berikut dalam satuan m3/hari/ha. TRANSFORM Sum(gol12.KebANet) AS SumOfKebANet proses tabulasi total dari kebutuhan air netto SELECT gol12.gol, Sum(gol12.KebANet) AS [Total Of KebANet] pilih data golongan dan total kebutuhan air nett FROM gol12 kelompokkan baris berdasarkan GROUP BY gol12.gol PIVOT gol12.blnama; barisnya adalah golongan dan kolomnya namabulan
Gambar 13. Tabel kebutuhan air bruto dalam ltr/det/ha per golongan Hasil kebutuhan satuan ini harus dibagi efisiensi total yaitu 0.65 untuk memberikan kehilangan air di petak tersier, saluran sekunder dan saluran primer. Grafik dari tabel ini dan ditambahkan tinggi hujan efektif sebagai berikut:
Gambar 13. kebutuhan air irigasi bruto. 3.4 Hitungan debit kebutuhan irigasi lahan Kebutuhan volume air irigasi tergantung pada luas lahan dan jarak yang ditempuh aliran tersebut untuk sampai ke lahan. Oleh sebab itu maka hasil dari query Gol12 akan dikaitkan dengan tabel petak sekunder untuk menghasilkan debit kebutuhan sebagai berikut: - pertama menghitung parameter yang diperlukan untuk petak sekunder, yaitu luas dan efisiensi lahan, dengan membuat query QluasPS sebagai berikut: ISSN 1441 - 1152
81
JANATEKNIKA VOL.11 NO. 2/JULI 2009
SELECT PSekunder.idDI, PSekunder.id, PSekunder.SekunderNama, PTersier.gol, PTersier.IE, Sum(PTersier.luas) AS luas FROM PSekunder INNER JOIN PTersier ON PSekunder.id = PTersier.idsekunder GROUP BY PSekunder.idDI, PSekunder.id, PSekunder.SekunderNama, PTersier.gol, PTersier.IE;
Gambar 14. Menghitung parameter hitungan per petak sekunder per golongan - berikutnya query QluasPS digabungkan dengan query Gol12 sebagai berikut:
SELECT QLuasPS.idDI AS kdDI, QLuasPS.id AS kdPS, QLuasPS.SekunderNama, QLuasPS.luas AS Luas, QLuasPS.gol, gol12.[no], gol12.blnama, gol12.KebAirNet, QLuasPS.IE, (QLuasPS!luas/QLuasPS!IE*gol12!KebAirNet) AS Qkeb debit kebutuhan merupakan luas x keb air net / efisiensi petak FROM gol12 INNER JOIN QLuasPS ON gol12.gol=QLuasPS.gol; Gambar 15. Kompilasi data kebutuhan air dengan luas petak sekunder ISSN 1441 - 1152
82
Pemanfaatan MS Access ………….. Irigasi Kulon Progo
Nizar Achmad
Tabel tersebut dapat diolah menjadi cross tab bulanan per petak tanpa melihat pergolongan tanam, sebagai berikut:
Selanjutnya dapat disusun grafik kebutuhan debit petak sekundernya sebagai berikut:
Gambar 16. Grafik kebutuhan air petak sekunder.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Demikian dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berkut: 1. Penggunaan MS Access dapat menghitung kebutuhan irigasi dengan baik. ISSN 1441 - 1152
83
JANATEKNIKA VOL.11 NO. 2/JULI 2009
2. Tabel hitungan atau tabel Query dapat digunakan untuk menjabarkan rincian hitungan dengan pola tanam. 3. Tabel Crosstab query dapat menjadi resume dari tabel query hitungan sehingga menghasilkan informasi yang mudah dibaca 4. Kelebihan MS Access dibandingkan Excel adalah lebih mudah dalam membuat hitungan tabel, dan tidak kuatir terhapus/teredit. Saran 1. Pemanfaatan MS Access sebagai basis data yang mampu dijalankan dengan multi user akan sangat baik untuk pengisian data secara kolaborasi/multi user. 2. Pemanfaatan hitungan yang lebih lanjut dapat lebih digali tidak sebatas pada hitungan kebutuhan tetapi sampai pada suplai air dan distribusinya sebagaimana sumber yang diacu
DAFTAR PUSTAKA Achmad Nizar, Edna Bakti Tania dkk, 2004, Laporan Kegiatan Penyusunan Sofware Alokasi Air di Kulonprogo, CV Karsa Prawira-Jurusan Teknik Sipil UJB Anonim, Help File MS Access ver. 2002, Microsoft TM
ISSN 1441 - 1152
84