OPTIMASI PEMANFAATAN AIRTANAH UNTUK IRIGASI BERDASARKAN PADA TINGKAT KEBUTUHAN TANAMAN
T 551.49 HID
R I N G KASAN
Pemanfaatan airtanah untuk irigasi diarahkan kepada pola pertanaman yang paling menguntungkan masyarakat tani. Alokasi dan distribusi air irigasi dipertimbangkan secara keseluruhan dari berbagai faktor yang menjadi dasar perhitungan misalnya kebutuhan air untuk tanaman, pemanfaatan curah hujan efektif, pemanfaatan airtanah yang tepat antara lain dengan menggunakan debit aman secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi airtanah di DPS Krikilan, mengetahui kebutuhan air irigasi di daerah penelitian dan menentukan pola tanam altetnatif yang paling optimal. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kalijambe. Sragen, dan Kecamatan Nogosari, Boyolali, pada bulan Maret 1996 - September 1996. Metodologi penelitian dengan melakukan analisa data sekunder (klimatologi, hidrogeologi, pertanian), analisa laboratorium (tekstur tanah), dan pengamatan di lapangan (perkolasi). Hasil analisa neraca air menunjukkan jumlah cadangan air (dS) di DPS Krikilan adalah sebesar 0 - 125,25 mm/bulan atau 0 - 833.614 m'/hari atau 0 - 283.854,67 m' /hari untuk luas 68 km " . Dengan menggunakan metode Darcy diketahui potensi airtanah untuk luas 68 km ' adalah sebesar 35.195,86 m'/hari, dan jika eksploitasi dilakukan serempak yang tersisa kira-kira sebesar 11245 m ' /hari. Kebutuhan air irigasi untuk tanaman padi dilakukan pada bulan November hingga Maret, dengan debit terkecil sebesar 1,10 I/det/ha pada bulan Pebruari dan terbesar pada bulan Oktober sebesar 2,09 1/det/ha. Perhitungan untuk tanaman palawija (kedelai, kacang tanah, jagung) dilakukan pada bulan Januari hingga Desember untuk masingmasing tanaman, kebutuhan terbesar pada bulan Agustus sebesar 0, 95, 0,81, 0.98 1/det/ha untuk masing-masing tanaman. Kebutuhan air irigasi terbesar untuk tanaman cabe sebesar 0, 79 1/det/ha. Pola tanam ditentukan berdasarkan keuntungan yang maksimum dengan faktor pembatas luas lahan dan jumlah air yang tersedia secara aman. Pola tanam yang terpilih berdasarkan keuntungan terbesar selama setahun adalah padi dan palawija (MT I), padi dan palawija (MT II), palawija ( MT III) atau padi dan palawija (MT I), cabe (MT II) yang dimulai pada bulan Januari. Hingga scat ini eksploitasi airtanah di DPS Krikilan masih terus dilakukan sehingga keberadaan potensi airtanahnya harus terus dipantau. Peningkatan daya guna
ABSTRACT
The use of groundwater for an irrigation is directed toward on the most beneficial cropping pattern for farmers. The allocation and an available irrigation water distribution are considered globally from several factors in response to be fundamental such as water requirements to plants, the use of effective rainfall, the use of groundwater by using safety discharge optimally. The researchs are purposed to find out the potential groundwater resources in the DPS Krikilan, irrigation water requirements, and to determine the alternative cropping pattern optimally. The research was carried out in Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, and Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, during March to September 1996. The research methodologies were conducted by performing secondary data analysis (climatology, hydrogeology, plantations), laboratory analysis ( soil texture) and field observations (percolation). The analysis shows that the soil water storage (dS) in the DPS Krikilan is 0 - 125,25 rm33/month or 0 - 283.854,67 m 3 /day for area of 68 km 2 . By using the Darcy's methode, it is known that the potential of groundwater resource for area of 68 km 3 is 35.195,86 m 3 /day, and if water can exploited by simultaneous pumping around 11,245 m 3 /day. The rice plant is planted from September to March. The minimum water requirement for it (padi) is 1,10 1/sec/ha in February and the maximum is 2,09 1/sec/ha in Oktober. By assuming that palawija is planted from January to Desember, is maximum water requirements is 0, 95. 0,81, 0.98 I/sec/ha for soybean, pea nut, maize, respectively in August. The maximum water requirement for chilly (cabe) is 0,79 liseu/ia. The cropping pattern is determined by the maximum profit with constrain for area and continuous water supply. "f'he chosens cropping pattern which are based on the hightest profit in a year are padi and palawija (CS I), padi and palawija (CS II), palawija (CS III), or padi and palawija (CS I), cabe (CS II), where are planted in January. Up to now the groundwater exploitation in the DPS Krikilan is still being conducted so the groundwater condition should be monitored. The exploitation of groundwater must be upgraded by agriculture research for bight value cropps.