INFOKAM Nomor II / Th. XI/Sept / 15
` 126
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA EDUKASI CUSTOMERS CERDAS PADA TRANSAKSI PERDAGANGAN ON LINE MENGHADAPI MEA Ira Setiawati STMIK Himsya Semarang ABSTRAK Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dimulai akhir tahun 2015 ini, sangat menggiurkan para pelaku bisnis online bagi sebagian masyarakat Indonesia. Media sosial memiliki peran penting dalam proses perdagangan online, terutama bagi start up business, untuk memasarkan serta melakukan transaksi menggunakan media jejaring sosial. Daya beli masyarakat mendorong meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi masyarakat dimana permintaan akan barang-barang konsumsi baik dalam maupun luar negeri juga meningkat. Maraknya peredaran barang dan jasa di pasar membuat customers terkecoh untuk memilih sesuai apa yang dilihat atau diinginkan bukan yang dibutuhkan. Diharapkan konsumen dapat menjadi customers cedas dengan berperilaku cermat, pintar dan bersikap hati-hati ketika hendak mengkonsumsi barang ataupun jasa, dengan meningkatkan pemahaman konsumen tentang hak dan kewajibannya. Tujuan dari penulisan artikel ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat sebagai bahan edukasi bagi masyarakat ekonomi, yang gemar menjadi customers belanja online untuk dapat bertransaksi cerdas di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Customers harus mampu mencermati dan mengerti bahkan harus dapat mempertanyakan tentang keunggulan serta keamanan suatu produk yang dijual saat dan sebelum melakukan transaksi perdagangan online. Kata kunci : Edukasi, media sosial, customers cerdas, MEA, transaksi, online
1. PENDAHULUAN Perekonomian nasional yang tercermin dari angka pertumbuhan ekonomi menunjukkan kondisi yang cukup kuat sebagai fundamental perekonomian. Pertumbuhan ekonomi ini didukung oleh sumber-sumber dari konsumsi masyarakat, konsumsi pemerintah, dan investasi. Kemajuan teknologi saat ini, memperlihatkan perluasan laju perdagangan semua sektor perekonomian. Internet sebagai salah satu jaringan komunikasi internasional telah menjadi sarana yang cukup signifikan dalam proses pemasaran produk dan transaksi perdagangan. Kemunculan berbagai media sosial atau yang sering disebut sosmed (social media) telah memberikan warna tersendiri pada transaksi bisnis perdagangan online, salah satunya sebagai sarana memperkenalkan dan memasarkan produk barang atau jasa. Perdagangan online di Indonesia diyakini dapat mendongkrak potensi penjualan produk dan jasa lokal ke masyarakat luas dalam skala nasional maupun internasional. Sisi finansial transaksi perdagangan online teramat sangat menjanjikan. Melihat perkembangan sektor perdagangan, masyarakat kita cenderung konsumtif sehingga berakibat pada kemampuan masyarakat untuk memproduksi barang sangat rendah, terutama menyangkut kebutuhan barang-barang yang berkaitan dengan teknologi, sehingga lebih sering dijadikan pasar produk-produk impor daripada sebagai produsen. Tantangan global yang ada di depan mata adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang diselenggarakan pada akhir tahun 2015 ini, mengisyaratkan adanya liberalisasi perdagangan barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil secara bebas, dan arus modal yang besar. Kondisi ini sangat menggiurkan para pelaku transaksi perdagangan online bagi sebagian masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan oleh padatnya aktivitas sebagai pekerja dan pengusaha dengan waktu yang sedikit untuk sekedar berbelanja atau membeli barang diluar rumah atau kantor, sehingga banyak masyarakat yang memilih untuk membeli barang melalui transaksi online karena kemudahannya, kecepatan dan efisiensi waktu. Selain keuntungan yang diperoleh, kerugian dalam melakukan transaksi perdagangan online juga meresahkan konsumen, bahkan customers, dikarenakan oleh banyaknya kebohongan dari akun penjual (Zinaida, 2015). Artikel ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai bahan edukasi bagi masyarakat ekonomi, yang gemar menjadi customers belanja online untuk dapat bertransaksi
127
INFOKAM Nomor II / Th. XI/ Sept /15
cerdas di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Customers harus dapat mencermati dan mengerti bahkan harus mempertanyakan tentang keunggulan serta keamanan suatu produk yang dijual maupun proses transaksi sebelum melakukan perdagangan online.
2. PEMBAHASAN Dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin terbuka dan kompetitif, terkait dengan masalah – masalah sosial, ekonomi dan finansial, maka diperlukan peran teknologi untuk memperluas jangkauan wilayah pemasaran dan perdagangan. Media sosial memiliki peran penting dalam proses perdagangan online, terutama bagi start up business, untuk memasarkan serta melakukan transaksi menggunakan media jejaring sosial. Daya beli masyarakat mendorong meningkatnya Indeks Harga Konsumen (IHK) serta naiknya laju pertumbuhan ekonomi masyarakat dimana permintaan akan barang-barang konsumsi baik dalam maupun luar negeri juga meningkat, serta pertumbuhan subsektor perdagangan besar dan eceran terkait dengan kinerja impor dan konsumsi masyarakat. Permasalahan yang dibahas dalam artikel ini adalah bagaimana “Pemanfaatan Media Sosial sebagai Sarana Edukasi Customer Cerdas pada Perdagangan Online menghadapi MEA”. Pemahaman mengenai edukasi ini khususnya diperuntukan bagi customers penggemar belanja online.
2.1. Edukasi Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri ( self direction), aktif memberikan informasiinformasi atau ide baru (Craven dan Hirnle, 1996 dalam Suliha, 2002). Dapat dikatakan bahwa Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat. Definisi di atas menunjukkan bahwa edukasi adalah suatu proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok, atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu, tentang berbagai macam informasi maupun pengetahuan serta dari tidak mampu mengatasi permasalahan sendiri menjadi mandiri.
2.2. Customers Cerdas Customer atau seorang pelanggan (juga dikenal sebagai klien, atau pembeli) adalah penerima layanan, baik, produk, atau ide, yang diperoleh dari penjual, atau pemasok untuk pertimbangan berharga moneter atau lainnya. Sebagai contoh Facebook, kini pengguna Facebook sudah mencapai satu miliyaran, namun tak ada dari kita yang membayar kepada Facebook. Tapi, faktanya adalah Facebook mendapatkan pendapatan lebih dari US$ 50 miliar dan memiliki sekitar 3000 karyawan. Hal ini sangat membantu para pengiklan untuk memetakan konsumen mereka. Namun, pemetaan atau segmentasi ini yang kadang mengakibatkan terlalu bebasnya pengiklan mengetahui data pribadi konsumen itu sendiri yang kadang mengakibatkan penyalahgunaan sumber informasi tersebut. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Perilaku konsumen merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu : a. Tahap perolehan (acquisition) :Mencari (searching) dan Membeli (purchasing) b. Tahap konsumsi (consumption) : Mengunakan (using) dan Mengevaluasi
(evaluating) c. Tahap tindakan pasca beli (disposition) : apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi. Proses tahapan dari perilaku konsumen dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut :
INFOKAM Nomor II / Th. XI/Sept / 15
` 128
Gambar 1. Proses Perilaku Konsumen (Zinaida, 2015) Dalam artikel ini, konsumen yang merupakan pelanggan kita sebut sebagai customers. Mengapa harus menjadi customers cerdas ? Maraknya peredaran barang dan/atau jasa di pasar membuat customers terkecoh untuk memilih sesuai apa yang dilihat atau diinginkan bukan yang dibutuhkan. Menjadi customers cerdas adalah customers yang kritis dan berani memperjuangkan haknya apabila barang/jasa yang dibelinya tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan tidak sesuai dengan yang diperjanjikan, tetapi customers juga harus mengerti akan kewajibannya. Namun, memang tak mudah menjadi customers cerdas di tengah maraknya pasar dan tingginya kebutuhan konsumen. Untuk menghindari diri dari ekses negatif penggunaan suatu barang, hendaknya customers cermat dalam memilih barang/jasa yang akan dikonsumsinya. Melalui sarana informasi ini, diharapkan customers cedas dapat berperilaku cerdik, pintar dan bersikap hati-hati ketika hendak mengkonsumsi barang ataupun jasa, dengan meningkatkan pemahaman konsumen tentang hak dan kewajibannya. Tersosialisasinya kiat menjadi customers cerdas sebagai tanggung jawab sosial konsumen, dapat mendorong tumbuh kembangnya komunitas customers cerdas dan menjadi motivator konsumen di lingkungannya, sehingga diharapkan dapat terbebas dari ekses negatif mengkonsumsi barang/jasa yang tidak sesuai dengan kesehatan, keamanan, keselamatan dan lingkungan hidup (K3L). Kritis dan berani memperjuangkan haknya apabila barang/jasa yang dibelinya tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan tidak sesuai dengan yang diperjanjikan, tetapi konsumen juga harus mengerti akan kewajibannya. Kiat menjadi customers cerdas adalah sebagai berikut : a. Tegakkan Hak & Kewajiban Anda Selaku Konsumen Konsumen diajarkan untuk kritis dan berani memperjuangkan hak dan perlindungan konsumen apabila barang/jasa yang dibelinya tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan tidak sesuai dengan diperjanjikan, tetapi konsumen juga harus mengerti kewajibannya. b. Teliti Sebelum Membeli Customer diajarkan selalu memiliki kebiasaan untuk teliti atas barang dan atau jasa yang ditawarkan atau tersedia dipasar. Minimal secara kasat mata dapat digunakan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dari barang dan atau jasa tersebut, dan apabila kurang jelas atau tidak paham, dapat bertanya untuk memperoleh informasi atas barang dan atau jasa yang akan dikonsumsi tersebut. Berdasarkan hal ini, dapat diperoleh gambaran umum atas barang dan atau jasa yang ditawarkan di pasar.
129
INFOKAM Nomor II / Th. XI/ Sept /15
2.3. Transaksi Perdagangan online Perdagangan adalah kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan pengumpulan dan penjualan kembali (tanpa perubahan bentuk), barang-barang baru maupun bekas. Transaksi perdagangan online merupakan transaksi yang dilakukan penjual dan pembeli secara online melalui media internet, tidak ada perjumpaan langsung antara pembeli dan penjual. Manfaat transaksi perdagangan online adalah : a. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar). Transaksi online yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media komputer dan tidak terbatas jarak dan waktu. b. Menurunkan biaya operasional (operating cost). Transaksi perdagangan online adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban gaji yang berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi c. Melebarkan jangkauan (global reach). Transaksi perdagangan online yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan media perantara komputer. d. Meningkatkan customer loyalty. Ini disebabkan karena sistem transaksi online menyediakan informasi secara lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri produk yang dia inginkan. e. Meningkatkan supply management. Transaksi perdagangan online menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem supply management yang baik harus ditingkatkan.
2.4. Masyarakat Ekonomi ASEAN Pengertian ekonomi atau economic dari banyak literatur berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang berarti rumah tangga dan “nomos” yang berarti peraturan. Dengan demikian, ekonomi dapat diartikan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan dalam rumah tangga. Kata rumah tangga mempunyai arti yang luas tidak hanya terbatas dalam satu keluarga saja, yang terdiri dari suami, istri dan anak, melainkan rumah tangga bangsa, negara, dan dunia (Putong, 2003). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ekonomi adalah pengetahuan dan penelitian mengenai asas-asas penghasilan, produksi, distribusi, pemasukan dan pemakaian barang serta kekayaan. Sedangkan masyarakat dalam bahasa Inggris yaitu Society yang berarti kawan. Adapun dalam bahasa Arab “masyarakat” berasal dari kata syirk artinya bergaul. Para ahli seperti Maclver, J. L. Gillin dan J.P. Gillin sepakat, bahwa adanya bergaul dan interaksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma yang menjadi pengikat dalam berinteraksi pada suatu sistem yang dijalin bersama (Munandar, 1986). Berikut pengertian masyarakat menurut para ahli yang ditulis oleh Abu Ahmadi dalam bukunya Ilmu Sosial Dasar (1991) diantaranya: a. Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat ( society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva - kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok lebih baik atau sub kelompok. b. Prof. M. M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebutuhan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia. c. Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama. Dari berbagai pendapat di atas penulis mengartikan bahwa masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang hidup berdampingan yang memiliki tatanan, norma-norma, nilai-nilai
INFOKAM Nomor II / Th. XI/Sept / 15
` 130
sebagai pengikat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Ekonomi masyarakat dalam penelitian ini adalah semua hal yang berkenaan dengan asas-asas penghasilan, produksi, distribusi, pemasukan dan pemakaian barang yang menjadi sumber kekayaan masyarakat. Perekonomian dunia saat ini ditandai dengan semakin mengelompoknya kekuatan ekonomi berdasarkan letak geografis dan geopolitik. Noe, Hollenbeck, Gerhart dan Wright (2000) mengemukakan bahwa tantangan yang dihadapi organisasi bisa dikategorikan dalam dua hal, yaitu global challenge dan stakeholder challenge. Global challenge ditandai dengan adanya globalisasi, deregulasi pasar di sejumlah negara, kerjasama antar negara diberbagai kawasan seperti AFTA dan NAFTA, perubahan teknologi, serta pembebasan tarif. Sedangkan stakeholder challenge diwarnai dengan permintaan konsumen akan peningkatan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan serta kualitas layanan, tanggung jawab sosial organisasi di lingkungan sekitar. Berkaca dari semakin terpolarisasinya kekuatan ekonomi maka integrasi kekuatan ekonomi ASEAN merupakan langkah penting untuk meningkatkan daya saing dan berperan dalam ekonomi global. MEA merupakan bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).
Gambar 2. MEA (Kuntadi, 2015) Untuk mendukung arus bebas tenaga terampil, maka disusunlah Mutual Recognation Arragement (MRA). MRA dapat diartikan sebagai kesepakatan bersama seluruh anggota ASEAN
untuk menerima beberapa atau semua aspek hasil penilaian seperti hasil tes atau sertifikat. Adapun tujuan MRA adalah untuk menciptakan mekanisme prosedur dan akreditasi untuk mendapatkan kesamaan atau kesetaraan serta mengakui perbedaan antar negara untuk pendidikan, pelatihan, pengalaman dan persyaratan lisensi untuk para profesional yang ingin berpraktek. Tantangan terberat bagi masyarakat ekonomi di Indonesia adalah bagaimana mempersiapkan menjadi produsen maupun customers cerdas yang mampu beradaptasi, dan bersaing dalam menghadapi MEA 2015.
131
INFOKAM Nomor II / Th. XI/ Sept /15
3. KESIMPULAN Artikel ini mendeskripsikan bahwa pada era jejaring saat ini peningkatan dan upaya media sosial menjadi maksimal serta stategis bagi para pebisnis untuk memasarkan produk secara online. Masalah yang dihadapi oleh konsumen dalam konteks ini adalah customers akan terus mengalami perkembangan sehingga kebijakan terkait perlindungan terhadap konsumen perlu terus direvisi agar dapat mengikuti perkembangan yang ada. Edukasi untuk menjadi customer cerdas memiliki peran penting pada peningkatan kerjasama dalam penyelenggaraan kebijakan serta pengawasan di lapangan terkait dengan peningkatan peredaran produk berkualitas melalui penyusunan regulasi, yang berorientasi pada perlindungan terhadap konsumen serta menciptakan kepastian hukum dan kepastian usaha. Hasil edukasi dengan memanfaatkan media sosial, diharapkan akan tercipta customers cerdas yang mandiri dengan meningkatkan kesadaran konsumen terhadap hak dan kewajibannya. Oleh karena itu, edukasi customer cerdas memiliki peranan yang sangat penting dan perlu dilaksanakan secara berkala dan terus-menerus, terlebih dalam menghadapi MEA yang akan diberlakukan pada akhir tahun 2015 ini.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 1991, “Ilmu Sosial Dasar”, Cet. 4, Jakarta, Rineka Cipta. Kuntadi, Eddy. 2015, “Peranan Pengusaha Daerah dalam Menghadapi MEA 2015 ”. KADIN. DKI Jakarta. Kementrian Perdagangan RI, 2013. “Konsumen Cerdas Paham Perlindungan Konsumen”, http://oi-oia.blogspot.com/2013/03/konsumen-cerdas-paham-perlindungankonsumen.html, tgl. Akses 15 juni ’15 pukul : 15:56 Munandar Sulaeman, 1986. “Ilmu Budaya Dasar, Suatu Pengantar”, Bandung, Eresco Putong, Iskandar, 2003. “ Ekonomi Mikro dan Makro” , Edisi Kedua, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Suliha, Uha. 2002, “Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan”, Jakarta, EGC. Zinaida, Rahma Santhi. 2015. “Menuju Masyarakat Ekonomi Asean 2015 : Antara Komunikasi Antar Pribadi Dan Customer Trusted”. Prosiding, Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT).