PEMANFAATAN MEDIA LIGHT FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 2BOJONGSARI
Makalah Diajukan dan Dipresentasikan pada Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan 2015
Disusun Oleh : Nokman Riyanto, S.Pd.Si NIP. 19851113 200903 1 001 Guru SMP Negeri 2 Bojongsari Purbalingga
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
i
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: NOKMAN RIYANTO, S.Pd.Si
NIP
: 19851113 200903 1 001
Jabatan
: Guru Pertama
Pangkat
: Penata Muda Tingkat I
Golongan
: III/b
Pada hari ini, Sabtu, tanggal tujuh belas bulan Oktober tahun dua ribu lima belas, penulis menyatakan bahwa karya tulis berbentuk makalah yang berjudul Pemanfaatan Media Light Flash Card untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA pada Peserta Didik SMP Negeri 2 Bojongsaribenar-benar karya pribadi yang berasal dari penelitian yang dilakukan oleh penulis. Untuk menyusun karya tulis ini, penulis juga menggunakan literatur dan atau sumber pustaka milik orang lain. Sebagai bentuk pengakuan atas pengutipan dan atau penggunaan karya orang lain, penulis mencantumkannya dalam bentuk citasi dan dituliskan
kembali
pada
daftar
pustaka.
Penulis
bersedia
untuk
mempertanggungjawabkan keaslian karya tulis ini dan siap menerima sanksi jika terdapat pelanggaran. Dibuat di
: Bojongsari
Tanggal
: 17 Oktober 2015
Yang menyatakan, Mengetahui,
Penyusun,
Kepala SMP Negeri 2 Bojongsari
Eko Sulistyo Wahono, S.Pd
Nokman Riyanto, S.Pd.Si
NIP. 19640713 198601 1 003
NIP. 19851113 200903 1 001
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji hanya milik Allah Azza Wa Jalla semata. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya yang tetap setia mengikuti jejak beliau. Akhirnya dengan izin Allah Azza Wa Jalla karya tulis ilmah “Pemanfaatan Media Light Flash Card untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA pada Peserta Didik SMP Negeri 2 Bojongsari” dapat selesai dengan baik. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah digerakkan hatinya oleh Sang Khaliq untuk memberikan dukungan, bantuan dan bimbingan bagi penulis. Dengan selesainyakarya tulis ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada : 1. Kepala SMP Negeri 2 BojongsariKabupaten Purbalingga yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian. 2. Teman-teman
Guru
IPA
dan
guru
mata
pelajaran
lainSMP
Negeri
2BojongsariKabupaten Purbalingga yang telah memberikan masukan yang sangat berarti dalam penyusunan karya tulis ini. Dengan iringan do’a
dan harapan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi
penulis pribadi, teman sejawat serta siswa dalam meningkatkan kompetensinya dan dunia pendidikan pada umumnya. Penulis merasa bahwa dalam penyusunan laporan pelaksanaan penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca, senantiasa penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Bojongsari, 17 Oktober 2015
Nokman Riyanto
iii
ABSTRAK
Nokman Riyanto. 2015. Pemanfaatan Media Light Flash Card untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA pada Peserta Didik SMP Negeri 2 Bojongsari. Makalah. Jakarta: Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan. Kata kunci: cahaya, flash card, aktivitas, hasil belajar Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi siswa pada pembelajaran IPA untuk materi cahaya di SMP 2 Bojongsari. Penelitian ini merupakan penelitian inovasi pembelajaran. Langkah-langkah penelitian meliputi perencanaan, bertindak, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media flash card dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam setiap siklusnya yaitu dengan hasil 62,44% pada siklus I, dan 75,12% pada siklus II. Hasil Belajar siswa pada siklus I terdapat 22 siswa (70,97%) telah memenuhi kualifikasi sama atau diatas KKM, serta rata-rata nilai Tes Harian pada siklus I adalah 73,71. Sedangkan untuk siklus II terdapat 27 siswa (87,10%) telah memenuhi kualifikasi sama atau diatas KKM. Sedangkan rata-rata nilai Tes Harian pada siklus I adalah 79,52.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................
ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................
iii
ABSTRAK.......................................................................................................
iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................
3
A. Pembelajaran Sains ...........................................................................
3
B. Kualitas Pembelajaran Sains .............................................................
3
C. Aktivitas Belajar ..............................................................................
3
D. Hasil belajar ........................................................................................
4
E. Media Pembelajaran Flash card .......................................................
4
F. Cahaya ...............................................................................................
5
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................
6
A. Hasil Penelitian .................................................................................
6
B. Pembahasan .......................................................................................
12
BAB IV PENUTUP ..........................................................................................
16
A. Kesimpulan .......................................................................................
16
B. Rekomendasi .....................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
17
LAMPIRAN .................................................................................................. 18
v
BAB I PENDAHULUAN
SMP Negeri 2 Bojongsari Purbalingga terletak pada lokasi yang cukup strategis, selain berada didekat pusat kota, pada setiap tahunnya input peserta didik baru dari SD pun juga memiliki nilai yang cukup bagus karena peserta didik SD yang tidak lolos seleksi dari SMP Negeri 1 Bojongsari dan SMP Negeri 1 Kutasari mendaftar ke SMP Negeri 2 Bojongsari. Karakteristik peserta didik yang ada sangat beragam baik dari segi kemampuan belajarnya juga latar belakang ekonomi lingkungannya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi belajar peserta didik baik di rumah maupun saat berada di sekolah. Kondisi riil saat pembelajaran di kelas banyak peserta didik yang kurang aktif atau bahkan tidak aktif sama sekali sehingga membuat kondisi kelas juga kurang kondusif. Begitu juga saat pelaksanaan pembelajaran IPA, peserta didik cenderung hanya mendengarkan saja sehingga nilai awal saat pembelajaran IPA di semester II juga masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah disepakati yaitu 74. Dimana hasil kondisi masuk semester II adalah sebesar 64,30. Model pembelajaran konvensional yang lebih berpusat pada guru tentu saja akan mempersulit mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik yang hanya duduk dan mendengarkan gurunya mengajar mungkin hanya akan berkembang kemampuan kognitifnya saja, sedangkan kemampuan afektif dan psikomotor akan sulit berkembang. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 tahun 2009 mengenai Siatem Panjaminan Mutu Pendidikan pada pasal 3 mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik yang memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong peserta didik menjadi insan pembelajar mandiri yang kreatif, inovatif, dan berkewirausahaan; dan pendidikan untuk perkembangan, pengembangan, dan/atau pembangunan berkelanjutan (education
for
sustainable
development),
yaitu
pendidikan
yang
mampu
mengembangkan peserta didik menjadi rahmat bagi sekalian alam. Sejalan dengan hal tersebut maka diharapkan guru menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang
1
meliputi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran secara spesifik. Ciri model pembelajaran yang baik meliputi adanya keterlibatan intelektual – emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap; adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran; guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik; serta penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik agar meningkatkan keterlibatan baik intelektual maupun emosional adalah dengan media flash card. Penggunaan media flash card digunakan untuk membantu proses pembelajaran Activity Based Learning. Flash card sebagai salah satu sumber belajar peserta didik pada tahap pencarian informasi sehingga peserta didik menjadi lebih mudah memahami konsep cahaya dan sifat-sifatnya dengan media belajar yang lebih menarik. Flash card yang digunakan berisi ringkasan materi cahaya dan sifat-sifatnya dalam bentuk kartu serta kartu soalnya. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana hasil belajar peserta didik SMP Negeri 2 Bojongsari Kelas VIII C Tahun Pelajaran 2014/2015 pada materi cahaya jika pembelajaran yang dilakukan dengan media light flash card? Dan Bagaimana aktifitas peserta didik SMP Negeri 2 Bojongsari Kelas VIII C Tahun Pelajaran 2014/2015 pada materi cahaya jika pembelajaran yang dilakukan dengan media light flash card?” Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: “Meningkatkan pemahaman peserta didik tentang materi cahaya dan sifat-sifatnya pada cermin dan lensa, meningkatkan aktivitas peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, serta meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA
2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Sains Menurut Supriyadi (2007 : 46) Sains berasal dari kata “Scientia” yang berarti saya tahu dalam artian kompeten dengan keilmuan sains beserta nilai-nilai sampingannya yaitu nilai-nilai dan sikap ilmiah. Untuk mendapatkan keilmuan sains, seharusnya menuruti hakekat dari ilmu sains itu sendiri. Selain itu, menurut Alfred dan Chiapetta (1994 : 30) yang menyatakan bahwa :Science should be viewed as a way of thinking in the pursuit of understanding nature, as a way of investigating claims about phenomena, and a body of knowledge that has resulted from inquiry. B. Kualitas Pembelajaran Sains Kualitas menurut Hamzah (2008:153) mengarah pada suatu benda atau keadaan yang baik. Sedangkat pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Jadi kualitas pembelajaran artinya mempersoalkan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Kualitas pembelajaran menurut Widoyoko (2008) meliputi beberapa aspek diantaranya : kinerja guru dalam kelas, fasilitas pembelajaran, iklim kelas, sikap dan motivasi belajar siswa. C. Aktivitas Belajar Rosseau
dalam
Sardiman
(2007)
mengemukakan
bahwa
segala
pengetahuan itu harus diperoleh dari pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekarja sendiri, denagn fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa adanya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran maka proses belajar mengajar tidak mungkin terjadi. Dari uraian diatas, jelaslah bahwa dalam kegiatan belajar siswa harus aktif sendiri. Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah tradisional. Diedrich dalam Sardiman (2007) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa. Aktivitas belajar siswa
3
pada penelitian ini dibatasi pada aktivitas siswa dalam belajar kimia yang dapat diukur melalui observasi langsung terhadap setiap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas. Jenis aktivitas tersebut adalah sebagai berikut: a) Visual activities b) Oral activities, c) Writing activities, d) Listening activities, D. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori hasil belajar yang disebut the domainds of learning, yaitu sebagai berikut : a.
Kecakapan verbal
b.
Keterampilan intelektual
c.
Strategi kognitif
d.
Sikap.
e.
Keterampilan motoris (motor skill)
E. Media Pembelajaran Flash Card Flash card atau Education Card adalah kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania. Gambar padaflash card dikelompokkan antara lain: seri binatang, buah-buahan, pakaian, warna, bentuk, angka, dsb. Flash card adalah kartu yang terdiri dari kata, kalimat, atau gambar sederhana di atasnya. Kedua sisi flash card harus digunakan dalam mengajar kosakata. Flash
4
card dapat dibuat oleh para guru dan siswa. Flash card dapat berisi kosakata, tanggal sejarah, formula atau topik yang dapat dipelajari melalui pertanyaan dan format jawaban. Flash card yang banyak digunakan untuk membantu menghafal dengan cara pengulangan (Komachali, 2012) . Adapun kelebihan media pembelajaran flash card, yaitu: 1.
Dapat menerjemahkan ide ide abstrak dalam bentuk yang lebih nyata.
2.
Mudah diperoleh, baik dalam buku, majalah atau koran.
3.
Sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan.
4.
Relatif tidak mahal dan mudah untuk membuatnya.
5.
Dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi.
6.
Lebih mudah dalam memberikan pengertian dan pemahaman kepada siswa.
7.
Siswa akan lebih mudah untuk mengingat, sambil melihat flash card
Adapun kelemahan media pembelajaran flash card: 1.
Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan kelas yang besar.
2.
Belajar tidak selalui mengetahui bagaimana menginterpretasikan gambar.
3.
Tidak dapat memberikan kesan yang berhubungan dengan gerak, emosi dan suara.
F. Cahaya Benda-benda yang memancarkan cahaya disebut sumber cahaya, misalnya matahari, bintang, lampu listrik, dan lilin.Bagaimana perambatan cahaya itu?Bayang-bayang benda terjadi karena cahaya merambat lurus dan cahaya tidak dapat menembus benda itu. Di belakang benda tak tembus cahaya yang terkena cahaya akan terbentuk bayang-bayang benda.
Bayang-bayang gelap (umbra) adalah ruang gelap di
belakang benda tak tembus cahaya yang sama sekali tidak dilalui cahaya, sedangkan ruang gelap di belakang benda tak tembus cahaya yang masih dilalui sebagian cahaya disebut bayang-bayang kabur (penumbra). Cahaya
mempunyai
sifat-sifat,
yaituCahaya
merupakan
gelombang
elektromagnetik sehingga dapat merambat di ruang hampa;Cahaya Merambat lurus dan dapat menembus benda bening;Cahaya dapat dipantulkan, dibiaskan, berpolarisasi, dan melentur;Cahaya merupakan salah satu bentuk energi.
5
BAB III PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Pada siklus I dilakukan pada pokok
bahasan sifat cahaya pada cermin. sebanyak 4 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan memerlukan waktu 2 X 40 menit. Pembagian waktunya 10 menit digunakan untuk memberikan pendahuluan dan apersepsi yang digunakan untuk memberi motivasi dan pertanyaan untuk diskusi kelas yang berkaitan dengan sifat cahaya pada cermin dalam kehidupan sehari- hari. Setelah pendahuluan, peserta didik dihantarkan untuk melakukan permainan dengan menggunakan light flah cards dan peserta didik bekerja maupun berdiskusi secara berkelompok. Pembentukan kelompok dilakukan oleh peneliti. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara mempersiapkan kelengkapan seperti sebuah kotak berukuran 30 x 20 x 15 cm, 30 buah amplop ukuran 8 x 14 cm, dan berisi 30 lembar kartu pesan ukuran 7,5 x 12,5 cm. Flash Card dapat dibuat secara sederhana yang fungsinya sebagai wadah tempat amplop-amplop berisi kartu pesan. Kartu pesan merupakan kartu yang berisi materi pembelajaran yang sedang diajarkan saat itu. Kartu pesan tersebut dimasukkan di dalam amplop yang di dalamnya berisi materi pelajaran yang ingin disampaikan kepada peserta didik, diformasikan dalam bentuk perintah, petunjuk, pertanyaan, pemahaman gambar, bonus atau sanksi Aturan permainan dalam pembelajaran flash card adalah sebagai berikut : 1) Masing-masing kelompok terdiri atas delapan peserta didik atau terdapat 4-5 kelompok dalam kelas. Setian anggota tim duduk menghadap papan tulis. Media flash card dengan kelengkapannya di letakkan di depan papan tulis di atas sebuah meja, sedangkan guru sudah menyiapkan sebuah tabel skor di papan tulis. 2) Anggota setiap kelompok diwakili seorang ketua yang dipilih oleh guru bersama-sama peserta didik. 3) Selama permainan berlangsung, ketua dibantu sepenuhnya oleh anggota. 4) Ketua kelompok selain bertugas mengambil satu amplop dari dalam flash card secara acak dan tidak boleh dilihat, juga membacakan isi amplop dengan keras (boleh juga dibacakan anggota lain) dan harus diperhatikan oleh seluruh anggota. 5) Kelompok lain berhak
6
menyelesaikan tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu kelompok. 6) Pemenang ditentukan dari skor tertinggi dan berhak mendapatkan bonus. 7) Kelompok yang hanya mendapatkan setengah atau kurang dari setengah jumlah skor pada setiap kartu pesan akan dikenakan sanksi. Selama pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap kinerja guru dan peserta didik dalam pembelajaran IPA yang dilakukan oleh observer. aktivitas peserta didik diukur dengan lembar observasi yang telah disediakan dan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik berupa tes setelah selesai siklus I ini. Pada siklus I ini peneliti di temani oleh seorang observer dimana selain mengobservasi guru dalam proses pembelajaran tetapi juga mengobservasi peserta didik dalam ranah aktivitas belajarnya di kelas saat terjadi pembelajaran ini. Selain observer mengobservasi keterlaksanaan pembelajaran, observer juga mengobservasi aktivitas belajar peserta didik, aktivitas yang dilakukan peserta didik pada setiap pertemuan
pada
siklus
I,
berdasarkan pengamatan oleh
observer
diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Aktivitas Belajar Peserta didik Siklus I N
Kegiatan yang Diamati
Jumlah
o 1
Presentase
Peserta didik Visual activities a. Memperhatikan
dan
mengamati
26
83,87%
20
64,52%
20
64,52%
15
48,39%
14
45,16%
20
64,52%
penjelasan guru b. Membaca
buku
pegangan
sebagai
panduan untuk mengerjakan latihan soal. c. Memperhatikan penjelasan
teman
dan
mengamati
yang
menyampaikan
pendapat. 2
Oral activities a. Menyampaikan
pendapat
maupun
menjawab pertanyaan yang diajukan. b. Bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum di pahami. c. Berdiskusi dengan temannya
7
3
Writing activities a. Mengerjakan Soal latihan didepan kelas
10
32,26%
b. Mengerjakan soal dari kartu, serta dapat
16
51,61%
19
61,29%
yang
27
90,32%
yang
21
67,74%
a. Menanggapi pendapat yang disampaikan
18
58,06%
18
58,06%
26
83,87%
menggambarkan tentang sifat cahaya. c. Mencatat dan membuat ringkasan ketika pelajaran berlangsung 4
Listening activities a. Mendengarkan
penjelasan
disampaikan oleh guru b. Mendengarkan
pendapat
disampaikan oleh teman 5
Mental activities
teman. b. Memecahkan
masalah
Mengilustrasikan
gambar
serta dengan
dapat baik
dan benar c. Membuat kesimpulan ketika berdiskusi dengan teman maupun bersama-sama Rata-rata seleuruh indikator
62,44%
Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata-rata aktivitas belajar peserta didik 62,44%, dimana ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar peserta didik dalam kelas masih tergolong kurang walaupun sudah terjadi peningkatan dari aktivitas Pra Siklus. Selain dari aktivitas belajar, peneliti juga mengobservasi dari hasil tes siklus I, berdasarkan peserta didik yang ikut tes didapatkan sebanyak 22 peserta didik atau 70,97% peserta didik lulus KKM, dengan rata-rata kelas 73,71. Dimana KKM yang harusnya dicapai adalah 74. Setelah dilakukan refleksi berdasarkan hasil pengamatan, melalui diskusi antara peneliti dan observer disimpulkan bahwa kinerja peneliti pada siklus I, Meskipun sudah terjadi peningkatan aktivitas belajar peserta didik dari pra siklus ke siklus I, namun indikator keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti belum tercapai yaitu
8
setidaknya rata-rata aktivitas belajar peserta didik mencapai 75%, dan aktivitas belajar peserta didik pada siklus I termasuk kriteria sedang. Selain aktivitas belajar peserta didik, peningkatan juga terlihat dari hasil belajar peserta didik dari pra siklus ke siklus I, dari hasil pra siklus diperoleh rata-rata kelas 64,30 dengan 8 peserta didik atau 25,81% yang lulus KKM, dan pada siklus I rata-rata nilai peserta didik dalam kelas 73,71 yaitu sebanyak 22 peserta didik atau 70,97% yang lulus KKM. Dimana KKM telah ditetapkan oleh peneliti adalah 74. Terlihat adanya kenaikan rata-rata kelas dari pra siklus ke siklus I dan adanya peningkatan jumlah peserta didik yang lulus KKM yaitu sebanyak 13 peserta didik. Meskipun terjadi peningkatan, tetapi rata-rata nilai kelas belum terpenuhi sesuai dengan keinginan peneliti yang minimal nilai rata-rata kelas 74. Oleh karena itu, peneliti masih perlu melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan penerapan media pelajaran flash card, untuk bisa mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Setelah dilakukan analisa dapat disimpulkan bahwa saat proses pembelajaran siklus I, masih terjadi hambatan-hambatan antara lain: a) Berdasarkan hasil observasi, aktivitas belajar peserta didik belum mencapai seperti yang ditetapkan oleh peneliti yaitu mencapai 75%. b) Pembagian kelompok yang dilakukan guru hanya berbekal pada nilai ulangan harian peserta didik, dan tempat duduk saat pelajaran saja. Sehingga aktivitas peserta didik kurang merata.
c)
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil dari proses pembelajaran, masih ada peserta didik dalam kelompok yang tidak saling berdiskusi satu sama lain, malahan menjawab sendiri soal-soal yang ada pada kartu flash tersebut. d) Guru kurang bisa memotivasi peserta didik untuk berdiskusi dalam mengerjakan soal-soal yang ada pada kartu.e) Dalam kegiatan diskusi peserta didik yang pandai bicara yang menguasai jalannya permainan tersebut. Guru kurang memperhatikan alokasi waktu sesuai dengan yang telah ditentukan pada RPP sehingga terdapat beberapa kegiatan yang belum berjalan efektif atau bahkan tidak dilakukan. Beberapa
kekurangan
yang
terdapat
pada
tindakan siklus I akan diperbaiki dalam tindakan selanjutnya yaitu siklus II. Pada siklus II Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan rencana tindakan pada siklus I. Direncanakan pengelolaan kelas yang dilakukan penelitiserta memberi penghargaan dalam pembelajaran lebih ditingkatkan.
9
Adapun langkah-langkah pada perencanaan siklus II ini adalah sebagai berikut. 1) Melakukan perbaikan tindakan hasil refleksi. 2) Menyusun RPP yang akan di gunakan pada pembelajaran siklus II. 3) Menyusun seperangkat media flash card yang akan di gunakan dalam proses pembelajaran siklus II. 4) Membuat lembar observasi aktivitas peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Lembar aktivitas belajar berisi sesuai dengan indikator- indikatir aktivitas belajar. 5) Membuat soal ulangan untuk siklus II yang disesuaikan dengan materi pada proses pembelajaran yang dilangsungkan. Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat. Materi pembelajaran yang disajikan pada siklus II mengenai cahaya dan sifat-sifatnya pada lensa cekung dan cembung. Di awal siklus II peneliti memberi apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran, setelah itu peserta didik dibagi ke tiap-tiap kelompok seperti yang diutarakan pada rencana. Peneliti menyampaikan informasi tentang cahaya dan sifat-sifat cahaya pada lensa secara global terlebih dahulu. Kemudian peneliti memulai proses pembelajaran dengan menggunakan media flash card yang telah disiapkan. Selama pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap kinerja guru dan peserta didik dalam pembelajaran IPA yang dilakukan oleh observer. aktivitas peserta didik diukur dengan lembar observasi yang telah disediakan dan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik berupa tes setelah selesai siklus II ini. Pada siklus II ini peneliti di temani oleh seorang observer dimana selain mengobservasi guru dalam proses pembelajaran tetapi juga mengobservasi peserta didik dalam ranah aktivitas belajarnya di kelas saat terjadi pembelajaran ini. Secara umum peneliti melakukan proses pembelajaran lebih baik dari pada siklus I, peserta didik sudah mulai terbiasa dengan adanya seorang guru lain sebagai observer, suasana kelas tampak hidup dengan permainan yang lebih efektif dan menyenangkan, sebagian besar peserta didik terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran terutama pada saat kegiatan diskusi baik saat menjawab soal masingmasing kelompok maupun soal lemparan dari kelompok lain. Kelompok yang memiliki nilai tertinggi akan mendapat reward berupa tambahan poin pada nilai yang ada pada siklus II ini. Sedangkan hasil rangkuman aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya pada lensa disajikan pada tabel berikut.
10
Tabel 2. Hasil Aktivitas Belajar Peserta didik Siklus II N
Jumlah
o
Peserta
Kegiatan yang Diamati
Presentase
didik 1
Visual activities a. Memperhatikan dan mengamati penjelasan
29
93,55%
23
74,19%
22
70,97%
maupun
19
61,29%
b. Bertanya kepada guru apabila ada materi
20
64,52%
24
77,42%
18
58,06%
dapat
19
61.29%
c. Mencatat dan membuat ringkasan ketika
26
83,87%
yang
28
90.32%
b. Mendengarkan pendapat yang disampaikan
25
80,65%
guru b. Membaca buku pegangan sebagai panduan untuk mengerjakan latihan soal. c. Memperhatikan dan mengamati penjelasan teman yang menyampaikan pendapat. 2
Oral activities a. Menyampaikan
pendapat
menjawab pertanyaan yang diajukan.
yang belum di pahami. c. Berdiskusi dengan temannya 3
Writing activities a. Mengerjakan Soal latihan didepan kelas b. Mengerjakan soal dari kartu,
serta
menggambarkan tentang sifat cahaya.
pelajaran berlangsung 4
Listening activities a. Mendengarkan
penjelasan
disampaikan oleh guru
oleh teman
11
5
Mental activities a. Menanggapi pendapat yang disampaikan
24
77,42%
22
70,97%
27
87,10%
teman. b. Memecahkan
masalah
serta
dapat
Mengilustrasikan gambar dengan baik dan benar . c. Membuat
kesimpulan
ketika
berdiskusi
dengan teman maupun bersama-sama Rata-rata seleuruh indikator
75,12%
Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata-rata aktivitas belajar peserta didik 75,12%, dimana ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar peserta didik dalam kelas sudah tergolong bagus, walaupun sudah terjadi peningkatan dari aktivitas Pra Siklus maupun siklus I, namun aktivitas belajar peserta didik masih berada pada batas minim. Selain dari aktivitas belajar, peneliti juga mengobservasi dari hasil tes siklus I, berdasarkan peserta didik yang ikut tes didapatkan sebanyak 27 peserta didik atau 87,10% peserta didik lulus KKM, dengan rata-rata kelas 79,52.
B.
Pembahasan Sebagian permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil
belajar IPA. Hal tersebut karena guru belum menggunakan media yang tepat untuk membantu peserta didik mempelajari materi cahaya sehingga peserta didik menganggap bahwa pelajaran IPA sulit, membosankan dan tidak menarik. Perlu pemilihan media yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Media yang dimaksud adalah Light Flash Card. Media Light Flash Card membantu peserta didik untuk menemukan atau membuktikan konsep dasar cahaya melalui pengalaman belajar aktif. Pembelajaran aktif akan membawa pengetahuan ke dalam memori jangka panjang, sehingga konsep cahaya dan sifat-sifatnya akan bertahan lama. Hasil penelitian membuktikan bahwa media light flash card membantu peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar di setiap siklus. Peserta didik menjadi lebih aktif mengikuti pembelajaran dan lebih tertarik untuk mempelajari fisika selain materi yang diberikan oleh peneliti.
12
Meningkatnya aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi materi pembelajaran IPA dengan pembelajaran dengan media flash card berbanding lurus dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Kelemahan yang dijumpai dalam hal pengelolaan kelas terjadi apabila guru kurang memberikan waktu untuk peserta didik berdiskusi dengan engan kelompoknya masing-masing masing masing sehingga terkadang banyak soal yang belum bisa terjawab dan akan di lemparkan ke kelompok lain. Oleh karena itu diharapkan ada kerjasama antar peserta didik dalam kelompoknya masing-masing masing masing agar kegiatan pembelajaran dengan media edia flash card ini berjalan dengan lebih baik. Permasalahan yang lain muncul juga karena pembelajaran dengan media flash card ini hanya mengandalkan apa yang ada di dalam kartu flash tersebut sehingga ada beberapa materi yang belum tersampaikan dengan jelas dan rinci. Alhasil masih banyak peserta didik yang belum mampu menguasasi semua materi yang diberikan guru walaupun secara nilai sudah sebagian besar sampai pada taraf nilai KKM.
Aktivitas belajar peserta didik Sebelum adanya tindakan pada pembelajaran yaitu tahap pra siklusdiketahui bahwa rata-rata rata aktivitas belajar peserta didik mencapai 43,55%. Setelah pelaksanaan tindakan tindaka pada siklus I diketahui bahwa rata-rata rata rata aktivitas belajar peserta didik mencapai 61,88% Jika dibandingkan dengan capaian rata-rata rata rata aktivitas belajar peserta didik sebelum adanya tindakan, maka dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase rata-rata rata aktivitas belajar. Capaian persentase rata-rata rata rata aktivitas belajar peserta didik pada Pra Siklus, siklus I dan siklus II terdapat pada grafik berikut Grafik 1. Persentase Aktivitas Belajar Peserta didik Persentase aktivitas belajar peserta didik 75.12% 80.00%
62.44%
70.00% 60.00% 50.00% 40.00%
38.48%
30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
Pra Tindakan
Siklus I
13
Siklus II
Berdasarkan pelaksanaan tindakan dari Pra Siklus sampai siklusi II, dihasilkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar peserta didik dari 38,48% menjadi 62,44% yaitu dari Pra Siklus ke siklus I, atau terjadi peningkatan sebesar 23,96%. Sedangkan untuk siklus I dan siklus II terjadi juga peningkatan yaitu dari 62,44% menjadi 75,12% atau sebesar 12,68%.
Hasil belajar peserta didik Sedangkan untuk hasil belajar peserta didik diukur berdasarkan hasil tes siklus yang diadakan pada setiap akhir siklus. Capaian nilai tes peserta didik pada pra siklus, siklus I dan siklus II disajikan pada tabel. tabel. Nilai hasil belajar setiap siklus adalah sebagai berikut. Grafik 2. Persentase Hasil Belajar Peserta didik Persentase Hasil Belajar Peserta didik Pra Siklus, Siklus I, Siklus II 87.10% 90.00%
74.19%
80.00%
70.97%
70.00% 60.00% 50.00% 40.00%
≥ KKM
25.81%
29.03%
< KKM
30.00%
12.90% 20.00% 10.00% 0.00%
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Berdasarkan data diatas diperoleh kenaikan tiap siklus adalah sebagai berikut:Rata-rata rata nilai hasil belajar siklus I naik sebesar 45,16% dibandingkan rata-rata rata nilai hasil belajar sebelum diberi tindakan. tindakan Rata-rata rata nilai hasil belajar siklus II naik sebesar 16,13% % dibandingkan rata-rata rata nilai hasil belajar siklus I. Berdasarkan data di atas, Hasil penelitian ini bermanfaat bagi peserta didik, seperti (1) peserta didik memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu melalui kegiatan permainan dan membuktikan konsep dasar fisika, (2) gairah belajar peserta didik dik meningkat, tercermin dari keaktifan peserta didik dalam pembelajaran di kelas
14
melalui munculnya kemampuan terkait literasi autentik seperti bertanya, menjawab dan mengemukaan hal-hal yang berkaitan dengan materi, dan (3) belajar menjadi bermakna, karena setelah konsepnya dipahami dan ditemukan melalui pembelajaran aktif maka konsep tersebut lebih lama dapat diingat.
15
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas VIII C SMP Negeri 2 Bojongsari, Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015 dapat disimpulkan bahwa: 1. Adanya usaha peneliti untuk meningkatkan kinerja dalam pembelajaran berdampak meningkatnya aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi cahaya. 2. Dengan menggunakan pembelajaran dengan media flash card materi cahaya dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik, yaitu dari 38,48% pra siklus menjadi 62,44% pada siklus I, dan 75,12% pada siklus II. 3. Dengan menggunakan pembelajaran dengan media flash card materi cahaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yang sama dengan atau lebih besar dari KKM dengan kenaikan 45,16% dari pra siklus ke siklus I, dan 16,13% dari siklus I ke siklus II.
B. Rekomendasi Rekomendasi yang ditawarkan dari tulisan ini adalah perlu adanya pengembangan media pembelajaran berbasis flash card, kemudian diuji coba pada skala terbatas maupun skala luas sehingga bisa mengetahui pengaruh pada proses pembelajaran, dan hal ini merupakan informasi bagi sekolah dan guru untuk mengintegrasikan materi IPA dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan lulusan
16
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pengajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Asrori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima. Collete, Alfred. And Chiappetta, Eugene L. 1994. Science Instruction in the Middle and Secondary Schools. Third Edition. New York : Macmillan Publishers. Darsono, Max dkk., 2000, Belajar dan Mengajar, Semarang, IKIP Press Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, Oemar, 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: Bumi Aksara Hamdani. 2011.Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia Hamzah, Uno. 2008. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan efektif. Jakarta : Bumi Aksara. Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara. Komachali, ME dan Khodareza, M. 2012. The effect of using vocabulary flash card on Iranian pre-university students, vocabulary knowledge. International Education Studies. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Supriyadi. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Cakrawala ilmu. Tilaar, H.A.R., 2002, Pendidikan. Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia; Strategi Reformasi Pendidikan Nasional, Cet. III, Bandung: Remaja Rosdakarya Widoyoko, S.E.P. (2008). Pengembangan Model Evaluasi Kualitas dan Output Pembelajarn IPS di SMP. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 11(1).
17
LAMPIRAN
BIODATA PESERTA SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Lengkap (lengkap dengan gelar) Tempat/ Tanggal Lahir Jenis Kelamin NIP Jabatan Pangkat / Golongan Unit Kerja NUPTK Alamat Unit Kerja
: : : : : : : :
10
Alamat Rumah
:
11 12 13
Nomor Telepon/ HP Alamat Surel (email) Pendidikan Terakhir a. Perguruan Tinggi b. Fakultas/ Jurusan c. Tahun Tamat 14 Mata Pelajaran yang diampu 15 Pengalaman Mengajar
16
Prestasi/ Penghargaan pernah diraih a. Tingkat Sekolah
: NOKMAN RIYANTO, S.Pd.Si
: : : : : : : :
Banjarnegara, 13 November 1985 Laki-laki 19851113 200903 1 001 Guru Pertama Penata Muda Tingkat I/ III b SMP Negeri 2 Bojongsari 5445 7636 6520 0023 Jl. Metenggeng, Bojongsari, Purbalingga Linggasari RT 01 RW 03, Wanadadi, Banjarnegara 0856 287 1824
[email protected] Sarjana S1 Universitas Negeri Yogyakarta FMIPA/ Pendidikan Kimia 2008 IPA SMP Negeri 2 Bojongsari Purbalingga (2009 – sekarang) 6 Tahun
yang : Juara 1 Seleksi Lomba Inovasi : Pembelajaran Tahun 2014 untuk Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional
: Instruktur Nasional Kurikulum 2013
b. Tingkat Kab/ Kota c. Tingkat Provinsi d. Tingkat Nasional e. Tingkat Internasional
18
Mapel
IPA
17
Pengalaman Penelitian/karya tulis
:
a.
b.
c. d.
e.
f.
g.
18
Kegiatan peningkatan Profesional guru yang diikuti
a. b. c.
d.
19
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem Melalui Pembelajaran Cooperative Integrated Readingand Composition (CIRC) pada siswa SMP Negeri 2 Bojongsari kelas VII E Tahun Pelajaran 2010/2011 Berpikir dengan Hati (Mozaik Renungan Hikmah) Tahun 2012 pernah diikutkan dalam lomba buku pengayaan pusbukkur. Science Camp For Young Scientist (Tahun 2013) Pengembangan mediaaudio visual praktikum asam basa sebagai media pembelajaran mandiri bagi siswa SMP/MTs kelas VII semester 1 (Tahun 2013) Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Tekanan Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Pada Peserta Didik Smp Negeri 2 Bojongsari Kelas Viii G Tahun Pelajaran 2013/2014. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Cahaya melaluiPembelajaranWhole Brain Learning pada Siswa SMP Negeri 2 Bojongsari Kelas VIII F Tahun Pelajaran 2013/2014. Pemanfaatan Media Pembelajaran Light Flashcards untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Cahaya Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 2 Bojongsari Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015. Workshop of Education for Curicullum Tahun 2009 Seminar of Education for Curicullum Workshop Pengembangan Pembelajaran PAKEM SMP Tingkat Jawa Tengah Tahun 2010 oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Workshop Sertifikasi, PAK,
e. f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
20
Inpassing Guru oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga Digital Simulations tahun 2013 oleh Seamolec Pelatihan Pembuatan MPI Berbasis Power Point oleh Formulasi tahun 2013 Workshop MGMP SMP Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah IHT Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga Workshop Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru IPA SMP Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 oleh MGMP IPA SMP Purbalingga Workshop Bedah Kisi-kisi UN Tahun Pelajaran 2013/2014 oleh MGMP IPA SMP Purbaingga Pelatihan Instruktur Nasional IPA Implementasi Kurikulum 2013 jenjang SMP tahun 2014 oleh LP2KS Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru Sasaran Jenjang SMP Provinsi Jawa Tengah oleh p4tk seni budaya Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) tahun 2014 oleh Kwarcab Gerakan Pramuka Purbalingga. Diklat Calon Penilai PK Guru dan PKB Guru Tahun 2014 oleh LPMP Provinsi Jawa Tengah. Workshop Bedah Kisi-kisi UN Tahun Pelajaran 2014/2015 oleh MGMP IPA Purbalingga. Workshop Science Center sebagai Media Pembelajaran Sains Sekolah oleh PPIPTEK tahun 2015 Diseminasi Pembelajaran yang Baik (CTL) Modul 1 dan 2 dari USAID Prioritas untuk Indonesia Tahun 2015