PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN STRUCTURED NUMBERED HEADS DIBANTU MEDIA FLASH CARD (Studi Eksperimen pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya) The Difference of Learning Result Between the Student Using Cooperative Learning Model on Student Team Achievement Divisions (STAD) Type and Structured Numbered Heads Type by Flash Card Media
Nita Agustina Purwati Kuswarini Suprapto
[email protected]
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail :
[email protected]
ABSTRACT This research aims to know the difference of students learning result on cooperative model student team achievement divisions type and structured numbered heads type by flash card media in ecosystem concept in seventh grade State Junior High School 13 Tasikmalaya. This research was conducted in January 2016 until May 2016. The method of this research is using pre-experimental design. The population of thisresearch is all of the seventh grade student State Junior High School 13 Tasikmalaya consisting of 12 clasess with 407 student and the sample used is two clasess taken by using random sampling.The research instrument used in this researchis the result of students learning,the question sheet has 35 questions with multiple choices and four options. was a test in the form of multiple-choice with four options. Technique of data analysis used is t-test with the degree of significance is (α) = 5%. Based on analyzing the data and hypothesis testing, the research concludes that there was a difference in student learning result which the process using cooperative model student team achievement divisions type and structured numbered heads type in ecosystem concept that can be seen in the cognitive aspects, the student learning result using cooperative model student team achievement divisions type was better than structured numbered heads type.
Keyword: student heads,ecosystem
teams
achievement
divisions,structured
numbered
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions dengan structured numbered heads dibantu media flash card pada konsep ekosistem di kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Januari 2016 sampai bulan Mei 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya sebanyak 12 kelas dengan jumlah siswa 407 orang dan sampel penelitian ini siswa sebanyak dua kelas yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes hasil belajar yang berbentuk multiple choice dengan empat optionyang berjumlah 35 soal. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dengan taraf siginifikan (∝)=5%. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis diperoleh simpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions dengan structured numbered heads dibantu media flash cardpada konsep ekosistem dilihat dari aspek kognitifnya. Hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisionslebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipestructured numbered heads. Kata Kunci :model student teams achievement divisions, model structured numbered heads,ekosistem. Pendahuluan Hasil belajar siswa merupakan suatu indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan seorang guru dalam proses mengajar siswanya. Keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi oleh efektifitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut. Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran yang ideal memerlukan adanya interaksi dari berbagai komponen pembelajaran yang ada baik guru, siswa, media, maupun lingkungannya. Selain itu demi mencapai tujuan pembelajaran yang optimal diperlukan adanya relevansi antara tujuan pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk menciptakan kondisi tersebut dalam kegiatan
pembelajaran guru dapat menerapkan model pembelajaran sebagai pola untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Model pembelajaran merupakan suatu landasan yang menjadi pola yang akan digunakan oleh seorang pengajar atau tutor dalam kegiatan praktik pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dewasa ini banyak sekali berbagai macam model pembelajaran yang memicu siswa agar dapat aktif dalam proses belajarnya sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran seoptimal mungkin. Namun sayangnya tidak semua guru mampu mengaplikasikan model pembelajaran tersebut dengan baik, bahkan ada yang sama sekali tidak pernah menggunakan model pembelajaran dalam proses pembelajarannya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ini terbukti berdasarkan hasil observasi pada siswa di SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya. Tujuan pembelajaran yang ada belum tercapai sepenuhnya. Hasil belajar siswa masih belum sesuai dengan yang diharapkan khususnya dalam mata pelajaran IPA. Selain itu kegiatan pembelajaran yang ada masih terkesan monoton, guru masih menjadi pusat aktivitas pembelajaran yang seolah guru menjadi sumber belajar, sedangkan siswa hanya duduk, melihat, dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian aktivitas belajar siswa menjadi tidak tereksplor dengan baik. Adapun nilai-nilai hasil belajar siswa SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya konsep Ekosistem masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 69,00. Sedangkan KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 75,00. Kondisi demikian perlu diperbaiki. Salah satu upaya yang dilakukan dengan melakukan pembiasaan menerapkan model pembelajaran dalam setiap kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Model pembelajaran yang diterapkan harus mampu memicu siswa untuk dapat aktif dalam kegiatan pembelajarannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat memicu siswa agar dapat aktif dalam kegiatan pembelajarannya adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengarahkan siswa belajar dengan berkelompok. Model pembelajaran kooperatif berbeda dengan kerja kelompok biasa. Dalam model pembelajaran ini siswa dibentuk dalam kelompok dan setiap
anggota dalam kelompok tersebut memiliki tanggung jawab dan tuntutan kontribusi yang merata demi mencapai tujuan bersama dalam kelompoknya. Model ini memicu siswa untuk aktif sehingga tidak akan ada siswa yang berlaku apatis (acuh tak acuh) dalam proses pembelajarannya. Dengan demikian aktifitas belajar siswa menjadi lebih tereksplor. Dengan didorongnya siswa untuk aktif akan mengurangi rasa kejenuhan siswa dalam proses belajaranya sehingga motivasi belajar siswa menjadi meningkat. Dengan motivasi belajar siswa yang meningkat idealnya hasil belajarnya pun akan meningkat. Model pembelajaran kooperatif yang dipandang tepat dengan materi Ekosistem adalah model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisionsdan tipe structured numbered heads. Model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisionsmerupakan model pembelajaran yang mengandalkan kerjasama tim. Dalam model ini siswa akan berdiskusi memecahkan suatu masalah, setelah itu keberhasilan diskusi setiap kelompok akan diukur melalui kuis yang dilakukan secara individual, peningkatan skor setiap individu dari skor hasil tes terakhir hingga skor hasil kuis pada model ini akan dirata-ratakan dan nilai rata-rata dari setiap individu tersebut akan menjadi poin bagi kelompoknya. Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered heads adalah model pembelajaran yang bertujuan mengarahkan siswa agar dapat bekerjasama dengan efektif. Dalam model ini setiap anggota dalam kelompok akan dibagi tugas secara struktural. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisionsdan structured numbered heads dibantu media flash card pada konsep ekosistem. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode preexperimental. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistika setelah peserta didik melakukan post-test.
Disain penelitian yang digunakkan dalam penelitian ini adalah one shot case study, artinya penulis mengadakan perlakuan satu kali yang diperkirakan sudah memiliki pengaruh, yang selanjutnya diadakan post-test atau evaluasi.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor postest kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisionsadalah 27,15. Sedangkan rata-rata skor postest kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe structured nembered heads adalah 25,08. Untuk lebih jelas lihat tabel berikut: Tabel 1: Data Hasil Penelitian Data Model Pembelajaran student teams achievement divisions Model pembelajaran structured nembered heads
KKM
Post-test
26,25
27,15
26,25
25,08
Selanjutnya hasil Uji t deskriptif pada model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisionsmenunjukkan thitung > ttabel yaitu 2,12 lebih besar dari 1,69. Dan pada model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered headsthitung < ttabel yaitu -2,93 lebih kecil dari 1,69. Tabel 2: Ringkasan Data Uji t Deskriptif Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions.
thitung 2,12
ttabel 1,69
Hasil Analisis
Kesimpulan
KKM
thitung> -ttabel
Terima Ho
26,25
Rata-rata Post-test 27,15
Tabel 3:Ringkasan Data Uji t Deskriptif Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajaerannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Structured Numbered Heads
thitung -2,93
ttabel 1,69
Hasil Analisis thitung ≤ -ttabel
Kesimpulan
KKM
Tolak Ho
26,25
Rata-rata Post-test 25,08
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya yang dijadikan sampel menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions dan model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered heads memberikan hasil yang tidak sama, artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tipe student teams achievement divisions dan tipe structured numbered heads pada konsep ekosistem. Hal ini terlihat dari rata-rata skor siswa di kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered heads memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dibanding nilai rata-rata skor siswa di kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions. Berikut disajikan diagram yang menunjukan perbedaan rata-rata skor siswa setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda, yaitu model pembelajaran kooperatif tipestudent teams achievement divisionsdan model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered heads. 27,5
27,15
27 26,5
26,25
26 25,5
25,08
25 24,5 24 Structured Numbered Heads
KKM
STAD
Sumber : Pengolahan data Gambar 1: Perbedaan Skor Rata-Rata Hasil PostestPada Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Koopertaif TipeStudent Teams Achievement DivisionsDan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Structured Numbered Heads Berdasarkan diagram tersebut diketahui bahwa proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement
divisions dan model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered heads dibantu media flash card memberikan hasil yang berbeda. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisionslebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered heads.Hal ini ditunjukan dengan data statistika, model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisionsmemiliki rata-rata 27,15 sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered headsmemiliki rata-rata 25,08. Selain dilihat dari nilai rata-rata kedua model, adanya perbedaan hasil belajar siswa dilihat dari nilai post-test dilihat dari ranah kognitif setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda, yaitu model pembelajaran kooperatif tipestudent teams achievement divisionsdan model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered heads. 100(%) 80
81 83
85
80
79 70
67 57
60
STAD
40
SNH
20 0 C1
C2
C3
C4
C5
Gambar 2: Perbedaan Hasil PostestDilihat Dari Ranah Kognitif Pada Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Koopertaif TipeStudent Teams Achievement DivisionsDan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Structured Numbered Heads. Dari diagram tersebut menunjukan perbedaan siswa pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe student teams achievement divisionssiswa yang menjawab soal C1 berjumlah 81%, C2 berjumlah 80%, C3 berjumlah 67%, dan siswa yang menjawab soal C4 berjumlah 85%. Sedangkan pada model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered headssiswa yang menjawab soal C1 berjumlah 83%, C2 berjumlah 70%, C3 berjumlah 57%, dan siswa yang menjawab soal C4 berjumlah 79%.
Dalam proses pembelajarannya, model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri 45 siswa yang heterogen, baik perstasi akademik, jenis kelamin, ras ataupun etnis. Guru yang menggunakan student teams achievement divisions juga mengacu pada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi kepada siswa. Secara individual setelah selesai pembelajaran siswa di beri kuis, dengan adanya kuis ini siswa harus memahami materi karena skor yang didapat dari hasil kuis akan menjadi skor kelompok, kemudian skor kelompok yang mencapai keriteria tertentu akan mendapat penghargaan, sehingga siswa akan terpacu untuk meningkatkan keampuan belajarnya. Selain itutingkat interaksi sosial dalam kelompok, model pembelajaran ini dapat membuat siswa lain yang berkemampuan dan latar belakang yang berbeda akan meningkat karena pada model pembelajaran ini pembagian anggota kelompok secara heterogen. Oleh sebab itu, model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions ini dapat menumbuhkan motivasi belajar untuk lebih giat, siswa juga dapat mengasah keterampilan sosialnya serta dituntut untuk lebih bertanggung jawab atas keberhasilan kelompok sehingga memacu diri agar meningkatkan prestasi belajarnya. Adanya pre-test dan post-test siswa yang pintar dalam kelompoknya bertanggung jawab untuk membuat temannya memahami materi yang disampaikan, karena nilai yang didapat oleh masing-masing siswa akan menjadi nilai kelompok. Adanya tutor teman sebaya siswa menjadi lebih siap dalam pemahaman materi sehingga pada saat tes hasil yang didapat siswa pun lebih baik. Selain dilihat dalam proses pembelajaran dapat dilihat juga dari perolehan skor akhir siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions rata-rata siswa mendapatkan nilai yang tinggi karena pada saat pembelajaran siswa dapat memahami materi. Model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered heads siswa fokus pada lembar kerja dengan tugas berantai (terstruktur) dalam pengerjaannya siswa memiliki tanggung jawab masing-masing, selain itu setiap siswa juga dituntut memahami materi. Karena pada saat melaporkan hasil diskusi guru menyuruh siswa dengan nomor secara acak. Hal ini berkaitan dengan kesiapan
siswa, masih ada siswa yang kurang siap dalam pemahaman materi yang menyebabkan laporan hasil diskusinya kurang maksimal. Selain dilihat dari proses pembelajaran dapat dilihat pula dari hasil post-test padamodel pembelajaran kooperatif tipe structured numbered headskebanyakan siswa memiliki nilai ratarata yang rendah, hal ini disebabkan karena kurangnya siswa dalam memahami materi pembelajaran. Kesimpulan 1. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions denganstructured numbered headsdibantu media flash card di kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya pada konsep ekosistem. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe tipe student teams achievement divisions dibantu media flash card menunjukan hasil belajar yang lebih baik dari pada model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered headsdibantu media flash card di kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya pada konsep ekosistem. Saran 1. Untuk
penelitian
selanjutnya,
penulis
menyarankan
untuk
mencoba
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions pada materi lain. 2. Untuk mengajarkan konsep-konsep biologi diperlukan media sebagai penguatinformasi belajar yang mampu membantu siswa pada kondisi mudah untuk memahamimateri. Selain itu, seorang guru pada saat memilih sebuah media
pembelajaran
sebaiknyamempertimbangkan
pada
kemudahan,
kesesuaian, serta kemenarikannya bagisiswa. 3. Untuk model pembelajaran kooperatif tipe structured numbered heads, agar mendapatkan hasil belajar yang baik, siswa dituntut untuk memahami materi karena pada saat laporan hasil diskusi guru memanggil nomor secara acak. Daftar Pustaka Aqib, Zainal. (2014). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung : Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Azhar, Arsyad. (2014). Media pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Campbell, Neil A et.al (2010). Biologi 1 Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Dewi, Lussana Rossita. (2014). Pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Group Investigation (GI) Pada Materi Pokok Ekosistem Ditinjau Dari Sikap Peduli Lingkungan Siswa. (Studi Eksperimen di SMA Negeri 3 Sukoharjo, pada Kelas X, Semester Genap Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi.IKIP PGRI Semarang : tidak Diterbitkan. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan, Zain. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Garnies Permanasari. (2009). Pembelajaran Tematik Dengan Metode Kepala Bernomor Terstruktur Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi. Universitas Sebelas Maret: Tidak Diterbitkan. Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Hernawan, Edi. (2013). Pengantar Statistika Parametrik. Tasikmalaya: LPPM Universitas Siliwangi, Tasikmalaya Huda, Miftahul. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Irwan, Zoer’aini Djamal. (2014). Prinsip-prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya. Jakarta : PT Bumi Aksara. Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo. Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Konstektual. Bandung : Refika Aditama. Lie, Anita. (2008). Cooperatif Learning. Jakarta : PT Grasindo. Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Slavin, Robert E. (2005). Cooperatif Learning. Bandung : Nusa Media. Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz. Solihatin, Etin dan Raharjo. (2007). Cooperative Learning. Jakarta : PT Bumi Aksara. Suharsono dan Popo M.K. (2012). Biologi Umum. Tasikmalaya : Universitas Siliwangi.
Suprapto, Purwati Kuswarini dan Diki Muhamad Chaidir. (2014). Buku Ajar Ekologi Hewan. Tasikmalaya: FKIP Biologi Universitas Siliwangi. Tim Penyusun. (2015). Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi. Tasikmalaya : Universitas Siliwangi. Widodo, Ari. (2005). Taksonomi Tujuan Pembelajaran Didaktis. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia. 4 (2), (Hal. 61-69).