Oktober 2015
PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PABRIK KERTAS SEBAGAI MEDIA KECAMBAH BENIH KECAMBAH BENIH AKASIA (Acacia mangium Willd) DENGAN METODE HYDROSEEDING The Utilization of Sludge From Paper Mill as the Germination Media Acacia (Acacia mangium Willd) seeds by Employing Hydroseeding method Erwin Suryana, Ismanto, Prasetyorini Program Studi Biologi FMIPA Universitas Pakuan Bogor ABSTRACT Solid waste from paper mill is produced from the primary and secondary processing of waste at the Waste Water Processing Plant (IPAL). The research indicates that the utilization of sludge from paper mill and compost is significantly different in affecting the germination power which is shown by the treatment of 10% of sludge from paper mill + 30% of compost and the treatment of 30% sludge from paper mill + 30% of compost, however the score of the control treatment is still higher. There is a significant difference between the growing power of sprout and the height of sprout at the age of 10 days after being planted, whereas at the age of 24 days after being planted the difference is not significant. So, mixed sludge from paper mill and compost not effective to germination media acacia (Acacia mangium Willd). Keyword : sludge from paper mill, compost, seed acacia, germination PENDAHULUAN Limbah padat pabrik kertas atau Sludge merupakan limbah yang dihasilkan dari pengolahan primer dan sekuder yang berasal dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Limbah padat pabrik kertas saat ini masih mengalami masalah penanganan yang sewaktu – waktu dapat menjadi sumber pencemaran bagi lingkungan. limbah padat pabrik kertas biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk karena terdapat sumber bahan organik yang baik bagi tanaman. Tanaman akasia (Acacia mangium Willd) ini merupakan tanaman yang dapat hidup dengan mudah dan cepat tanpa memiliki syarat yang sulit untuk tumbuh sehingga sering digunakan untuk kegiatan penghutan kembali lahan kritis karena mudah dan cepat beradaptasi dengan lingkungannya. Metode Hydroseeding
digunakan pada fase awal rehabilitasi lahan dengan tumbuhan rumput-rumputan dan legum sebagai tanaman pioner (Riyanto dkk, 2010). Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanah sehingga tanaman akan mendapatkan lingkungan yang baik untuk tumbuh. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2015 di Laboratorium dan Rumah Kaca SEAMEO BIOTROP. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 2 kali ulangan diantaranya Kontrol, Limbah Padat Pabrik Kertas 10% + Kompos 5%, Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 5%, Limbah Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos 5%, Limbah Padat Pabrik Kertas 10% + Kompos 30%, Limbah Padat
Oktober 2015 Pabrik Kertas 30% + Kompos 30%, dan Limbah Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos
satu, komponen tersebut ditanam pada masing-masing kotak reng dengan jumlah benih akasia yang digunakan sebanyak 10 benih. Parameter yang diamati diantaranya Daya kecambah, Daya tumbuh dan Tinggi kecambah. Daya kecambah dihitung menggunakan rumus : Persen Daya Kecambah (PDK) :
30%. Metode penelitian meliputi pembuatan areal miring dengan menggunakan triplek sebagai alasnya yang dibuat secara miring sekitar 25º kemudian kotak reng berukuran 15 cm x 15 cm diletakkan pada triplek. Proses selanjutnya adalah penyortiran benih dimana benih yang akan digunakan , direndam dalam air, untuk memecahkan dormasi benih dimasukkan kedalam air HASIL DAN PEMBAHASAN mendidih selama 30 detik, setelah itu, 1. Daya Kecambah didinginkan dengan cara direndam dalam air Berdasarkan hasil penelitian yang dingin selama 2 jam. selanjutnya dihitung dengan uji jarak Duncan (DMRT) pencampuran komponen dengan metode menunjukkan bahwa daya kecambah benih Hydroseeding. Komponen tersebut meliputi akasia (Acacia mangium Willd) yang limbah padat pabrik kertas, kompos, tanah, diamati pada umur 8, 10, 12 dan 14 hari dan organik polimer (perekat) sesuai dengan setelah tanam (HST) menunjukkan hasil konsentrasi yang diujikan, kemudian setelah yang berbeda nyata (Tabel 1). semua komponen dicampur rata menjadi Tabel 1. Rata – Rata Daya Kecambah Akasia Pada Umur 8,10,12 dan 14 HST Daya Kecambah (%) Perlakuan 8 10 12 14 HST HST HST HST Kontrol 50 b 80 b 85 b 85 b Limbah Padat Pabrik Kertas 10% + Kompos 5% 5 a 15 a 50 a 60 a Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 5% 5 a 5 a 25 a 45 a Limbah Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos 5% 5 a 15 a 25 a 40 a Limbah Padat Pabrik Kertas 10% + Kompos 30% 40 b 70 b 80 b 80 b Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 30% 45 b 75 b 80 b 80 b Limbah Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos 30% 25 a 35 a 50 a 50 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5% Berdasarkan Tabel 1. diperoleh sebesar 45% - 80%, Limbah Padat Pabrik bahwa daya kecambah benih akasia (Acacia Kertas 10% + Kompos 30% sebesar 40% mangium Willd) yang diamati pada umur 8, 80%, Limbah Padat Pabrik Kertas 10% + 10, 12 dan 14 HST perlakuan kontrol Kompos 5% sebesar 5% - 60%, Limbah memiliki persentase daya kecambah Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos 30% tertinggi antara 50 – 85 %, perlakuan Limbah sebesar 25% - 50%, Limbah Padat Pabrik Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 30% Kertas 30% + Kompos 5% sebesar 5% -
Oktober 2015
45%, Limbah Padat Pabrik Kertas 50% + perkecambahan benih yang akan digunakan Kompos 5% sebesar 5% - 40%. mencapai minimal 80%. Dalam penelitian Penurunan daya kecambah sering ini perlakuan Kontrol, Limbah Padat Pabrik terjadi pada saat benih sudah berkecambah Kertas 10% + Kompos 30% dan Limbah secara maksimal, dan ini terjadi hampir di Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 30% setiap jenis atau varietas benih karena pada memiliki persentase daya kecambah sebesar saat itu kemampuan benih untuk 80% sehingga bisa dikatakan bahwa ketiga berkecambah mulai menurun, sehingga perlakuan tersebut baik sebagai media hampir tidak ada benih yang berkecambah kecambah akasia (Acacia mangium Willd). lagi setelah titik maksimal daya kecambah 2. Daya Tumbuh telah dicapai. Daya kecambah biasanya Berdasarkan hasil uji jarak Duncan dipengaruhi oleh viabilitas benih, dimana menunjukkan bahwa daya tumbuh benih yang memiliki kualitas baik akan kecambah akasia (Acacia mangium Willd) tumbuh dengan baik dan cepat. Serta pada umur 10 HST berbeda nyata sedangkan dipengaruhi juga oleh proses fisiologi benih. pada umur 24 HST menunjukkan tidak Benih dikatakan layak pakai untuk proses berbeda nyata. sertifikasi apabila presentase Tabel 2. Rata-Rata Daya Tumbuh Kecambah Akasia Pada Umur 10 dan 24 HST Daya Tumbuh Kecambah (%) Perlakuan 10 HST 24 HST Kontrol 80 b 35 a Limbah Padat Pabrik Kertas 10% + Kompos 5% 15 a 70 a Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 5% 5 a 70 a Limbah Padat Pabrik Kertas50% + Kompos 5% 15 a 85 a Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 10% 60 b 80 a Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 30% 75 b 80 a Limbah Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos 30% 35 a 55 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5% Berdasarkan Tabel 2. diperoleh + Kompos 30% sebesar 35%, Limbah Padat bahwa persentase daya tumbuh pada 10 HST Pabrik Kertas 10% + Kompos 5% dan Limbah menunjukkan bahwa perlakuan yang Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos 5%
mendapatkan nilai rata-rata persentase daya tumbuh yang paling tinggi adalah perlakuan Kontroldengan jumlah persentase 80%, Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 30% dengan jumlah persentase 75%, Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 10% sebesar 60%, Limbah Padat Pabrik Kertas 50%
sebesar 15% dan yang paling rendah adalah Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 5% sebesar 5%. Perlakuan Kontrol memiliki jumlah persentase daya tumbuh yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang diberi campuran limbah padat pabrik kertas dan
Oktober 2015
kompos. Hal ini dapat disebabkan karena benih akasia (Acacia mangium Willd) lebih mudah beradaptasi dengan cepat dibandingkan dengan perlakuan yang menggunakan limbah padat pabrik kertas. Salah satu faktor penting dalam suatu perkecambahan benih yaitu dari proses fisiologi bijinya itu sendiri dan juga faktor adaptasi benih terhadap lingkungannya serta kualitas benih pun mempengaruhi daya kecambah benih karena benih yang berkualitas akan memiliki daya kecambah yang baik dan benih yang kurang berkualitas atau berkualitas rendah daya kecambahnya biasanya kurang baik (Sutopo, 2006 dan Marinova, 2009). Pada umur 24 HST menunjukkan persentase tertinggi daya tumbuh adalah perlakuan Limbah Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos 5% sebesar 85%, Limbah Padat Pabrik Kertas 10% + Kompos 30% dan Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 30% sebesar 80%, Limbah Padat Pabrik Kertas 10% + Kompos 5% dan Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 5% sebesar 70%, Limbah Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos 10% sebesar 55% dan Kontrol sebesar 30% hampir semua perlakuan mengalami peningkatkan kecuali perlakuan Kontrol yang mengalami penurunan. Penurunan perlakuan Kontrol diduga disebabkan oleh kurangnya nutrisi atau unsur hara bagi pertumbuhan kecambah sehingga menyebabkan banyaknya kecambah yang mati pada umur 24 HST, sedangkan untuk perlakuan dengan menggunakan limbah padat pabrik kertas dan kompos mengalami peningkatkan, hal ini diduga disebabkan oleh adanya ketersedian unsur hara yang cukup bagi
kecambah untuk tumbuh sehingga proses perkecambahan atau pertumbuhannya menjadi meningkat. Limbah padat pabrik kertas memiliki unsur – unsur senyawa organik diantaranya adalah kandungan kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (Fe) dan sulfida yang berguna untuk pertumbuhan tanaman (Suriatna, 1994 dan Hastutik dkk, 2005). Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan limbah padat pabrik kertas memiliki kandungan unsur hara dan kualitas sebagai berikut : kadar air sebesar 36,20%, C organik sebesar 19,24%, N total sebesar 1,21%, Nisbah C/N sebesar 15,90%, P205 total sebesar 0,48%, CaO 0,31%, MgO 0,24%, K2O 0,48%, Pb 0,05 ppm dan Cd 0,04 ppm (Biotrop,2000), sedangkan dalam kompos terdapat sumber bahan organik dan nutrisi tanaman karena memiliki unsur hara yang banyak walaupun jumlahnya sedikit. Sehingga perlakuan yang menggunakan campuran limbah padat pabrik kertas dan kompos memiliki cukup unsur hara yang diperlukan kecambah untuk tumbuh. Selain kandungan unsur hara faktor lingkungan juga berpengaruh dalam proses perkecambahan diantaranya adalah air, cahaya, oksigen, suhu, dan medium. Air sangat berpengaruh penting dalam proses perkecambahaan karena air yang diserapoleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm, memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen kedalam biji, serta sebagai alat transport larutan makanan dari kotiledon ke titik tumbuh (Kamil, 1982). Untuk medium perkecambahaan (substrate of germination) campuran limbah padat pabrik kertas + kompos + tanah
Oktober 2015
menunjukkan bahwa media tersebut memiliki sifat fisik yang lumayan baik, agak gembur, dan mudah menyerap air.
menunjukkan bahwa benih akasia (Acacia mangium Willd) yang diamati pada umur 10 HST menunjukkan berbeda nyata sedangkan pada umur 24 HST tidak berbeda nyata. Hasil analisis disajikan pada Tabel 3 dibawah ini.
3. Tinggi Kecambah Persentase tinggi kecambah benih akasia (Acacia mangium Willd) yang dihitung dengan uji jarak Duncan (DMRT) Tabel 3. Rata-Rata Tinggi Kecambah Akasia Pada Umur 10 dan 24 HST Tinggi Kecambah (cm) Perlakuan 10 HST 24 HST Kontrol 2,65 b 3,19 a Limbah Padat Pabrik Kertas10% + Kompos 5% 0,98 a 3,41 a Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 5% 0,21 a 3,53 a Limbah Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos 5% 0,61 a 2,84 a Limbah Padat Pabrik Kertas 10% + Kompos 30% 1,81 a 3,31 a Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 30% 2,29 b 3,56 a Limbah Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos 30% 1,36 a 2,82 a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5% Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan Pabrik Kertas 10% + Kompos 30% sebesar bahwa pada umur 10 HST persentase tinggi 3,31 cm, Kontrol sebesar 3,19 cm, Limbah kecambah tertinggi ditunjukkan pada Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos 5% perlakuan Kontrol sebesar 2,65 cm, Limbah sebesar 2,84 cm, dan Limbah Padat Pabrik Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 30% Kertas 50% + Kompos 30% sebesar 2,82 cm. sebesar 2,29 cm, Limbah Padat Pabrik Kertas Pada umur 10 HST perlakuan 10% + Kompos 30% sebesar 1,81 cm, Kontrol dan Limbah Padat Pabrik Kertas 30% Limbah Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos + Kompos 30% memiliki tinggi tanaman 30% sebesar 1,36 cm, Limbah Padat Pabrik tertinggi dibandingkan dengan perlakuan Kertas 10% + Kompos 5% sebesar 0,98 cm, lain hal ini dapat diduga karena adanya Limbah Padat Pabrik Kertas 50% + Kompos pengaruh dari jumlah persentase daya
5% sebesar 0,61 cm dan yang terendah adalah perlakuan Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 5% sebesar 0,21 cm. Sedangkan pada umur 24 HST persentase tinggi kecambah tertinggi ditunjukkan pada perlakuan Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 30% sebesar 3,56 cm, Limbah Padat Pabrik Kertas 30% + Kompos 5% sebesar 3,53 cm, Limbah Padat Pabrik Kertas 10% + Kompos 5% sebesar 3,41 cm, Limbah Padat
kecambah benih itu sendiri. Pada umur 24 HST semua perlakuan mengalami peningkatan terhadap tinggi kecambah. Tinggi kecambah biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan yaitu nutrisi, pH, cahaya, air dan oksigen. Berdasarkan hasil pengukuran pH diketahui bahwa pH media pada masing-masing perlakuan relatif sama yaitu 6 (asam) sedangkan untuk pH A0 (kontrol) adalah 7 (netral) hal ini diduga
Oktober 2015
karena pH awal limbah padat pabrik kertas berkisar antara 6,9 sampai 7,2 (Soetopo, 2006). Menurut Komaryati (2011) dikatakan bahwa tanaman akasia (Acacia mangium Willd) dapat tumbuh dengan pH 4,5.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa pemberian campuran limbah padat pabrik kertas dan kompos masih kurang efektif sebagai media kecambah benih Akasia (Acacia mangium Willd) DAFTAR PUSTAKA Riyanto, H.D. Heri, P. dan Susi, A. 2010. Teknik Rehabilitasi Lahan dengan Sistem Hydroseeding. Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Balai Penelitian Kehutanan Solo. Solo Soetopo, R dan Sri, P. 2006. Karakteristik Vermikompos dari Limbah Padat IPAL Industri Kertas. Dalam BS (volume 41 no 2). Balai Besar Pulp dan Kertas. Marinova, S. 2009. The Effect of Heavy Metals On Seed Germination And Plant Growth On Alfalfa Plant (Medicago Sativa). Agricultural Science 15 (4) : 347 - 350 Hastutik ,Woro, Apriyanto dan Hasan Basri Nasution, 2005, Pengaruh Limbah Padat Pabrik Kertas Terhadap Hasil Tanaman Bawang Merah. Dalam PKMI (2-18), Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Tunas Pembangunan, Surakarta Suriatna S., 1994. Pupuk dan Pemupukan. Melton Putra. Jakarta.
Biotrop. 2000. Pedoman pengharkatan hara kompos. Laboratorium Natural Products, SEAMEO - BIOTROP. Bogor. Kamil. 1982. Teknologi Benih 1. Angkasa Raya. Bandung.