PEMANFAATAN LIMBAH AIR KELAPA DAN ASAM SITRAT UNTUK MEMPERPANJANG KESEGARAN BUNGA POTONG SEDAP MALAM (Polianthes tuberose) Hairurraziqin1), Budi Santosa2), Kgs Ahmadi3) Program Studi Teknologi Indunstri Pertanian Fakultas Pertanian Uversitas Tribhuwana Tunggadewi Jl. Telaga Warna Tlogomas Malang
ABSTRACT This study aimed to obtain a concentration of coconut water and citric acid in an attempt to prolong the freshness of the best cut flowers tuberose. This research in the Laboratory of Process Engineering and Production Systems Tribhuwana Tunggadewi University of Malang from September 2014 through November 2014. The method uses two-factor completely randomized design with two replications. The first factor is the concentration of coconut water (0%, 1%, 2%, 3% and 4%), the second factor of citric acid concentration (0 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm and 400 ppm). It was found that the tuberose flower on a combination of coconut water treatment 3% citric acid and 300 ppm is the best treatment at 9 days old freshness. Keywords: Flowers tuberose, coconut water, citric acid.
PEMANFAATAN LIMBAH AIR KELAPA DAN ASAM SITRAT UNTUK MEMPERPANJANG KESEGARAN BUNGA POTONG SEDAP MALAM (Polianthes tuberose) Hairurraziqin1), Budi Santosa2), Kgs Ahmadi3) Program Studi Teknologi Indunstri Pertanian Fakultas Pertanian Uversitas Tribhuwana Tunggadewi Jl. Telaga Warna Tlogomas Malang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi terbaik aor kelapa dan asam sitrat dalam upaya untuk memperpanjang kesegaran bunga potong sedap malam. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Langkap (RAL) dua faktor dengan dua ulangan. Faktor yang pertama adalah konsentrasi air kelapa (0%, 1%, 2%, 3% dan 4%) dan faktor yang kedua konsentrasi asam sitrat (0 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm dan 400 ppm). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan terbaik terdapat pada konsentrasi air kelapa 3% dan asam sitrat 300ppm dengan lama kesegaran bunga 9 hari, presentase bunga mekar 6.05%. Kata kunci : Bunga sedap malam, air kelapa, asam sitrat, lamanya kesegaran bunga.
PENDAHULUN Bunga sedap malam (Polianthes tuberose) merupakan salah satu bunga potong yang memiliki keunikan yaitu aroma yang khas dan tajam terutama pada malam hari. Bunga sedap malam banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional. Selain itu, bunga sedap malam banyak dibutuhkan dalam berbagai keperluan. Bunga sedap malam banyak dimanfaatkan untuk keindahan dan pengharum ruangan, sebagai rangkaian penghias pada setiap acara kenegaraan, hari raya keagamaan dan resepsi pernikahan, sebagai bunga tabur saat berziarah ke makam, sebagai ungkapan rasa duka cita saat kematian dan sebagai bahan kosmetik, karena mengandung minyak atsiri (Direktorat Budidaya Tanaman Hias, 2008). Bunga sedap malam dipanen pada kondisi bunga masih kuncup hanya 1-2 kuntum yang mekar dan daya simpan bunga potong sedap malam ditentukan mulai bunga dipetik hingga bunga mengalami kelayuan. Bunga yang telah mekar akan layu dalam 23 hari tetapi sering terjadi bunga gagal mekar (Suyanti, 2002). Hal tersebut merupakan suatu tanda bahwa keseimbangan airnya terganggu dan asupan nutrisi yang kurang. Padahal, tampilan bunga yang baik dengan daya tahan kesegaran bunga yang panjang menjadi harapan para konsumen. Oleh karena itu, perlu perhatian secara khusus pada penanganan pascapanen bunga potong sedap malam untuk mempertahankan kesegaran dan mendapatkan manfaat yang maksimal sebagai penghias dan pengharum dalam waktu yang lama. Salah satu cara penanganan pasca panen adalah perendaman menggunakan larutan holding sebagai penyegar bunga potong sedap malam. Larutan holding tersebut terdiri dari
gula. Penggunaan gula dalam larutan holding dapat meningkatkan mutu yang berperan sebagai sumber energi dalam melakukan respirasi yang dapat menjaga kesegaran bunga potong sedap malam. Namun demikian, gula di Indonesia masih tergolong bahan yang mahal sehingga perlu dicari alternatif pengganti gula seperti air kelapa. Air kelapa tergolong sebagai limbah yang mudah didapatkan terutama di pasarpasar tradisional. Selama ini air kelapa kebanyakan hanya terbuang percuma dan pemanfaatannya belum maksimal. Telah diketahui bahwa didalam setiap 100 ml air kelapa mengandung sejumlah zat gizi, yaitu protein 0,2 g, lemak 0,2 g, gula 3,8 g, vitamin C 1,0 mg, asam amino, dan hormon pertumbuhan. Jenis gula yang terkandung pada air kelapa adalah : glukosa, fruktosa, sukrosa dan sorbitol (Warisno, 2004). Kandungan gula dalam air kelapa dapat dimanfaatkan sebagai pengganti gula didalam larutan holding. Untuk mengefektifkan serapan gula maka dapat digunakan asam sitrat. Penambahan asam sitrat berfungsi untuk menurunkan pH larutan yang dapat meningkatkan penyerapan larutan oleh tangkai bunga potong sedap malam. Sifat antibiotik pada asam sitrat juga dapat mengurangi perkembangbiakan bakteri yang dapat merusak kesegaran bunga potong sedap malam (Prabawati, 2001). Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk memanfaatkan limbah air kelapa dan asam sitrat sbebagai larutan holding yang dapat mempertahankan kesegaran bunga potong sedap malam. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi air kelapa dan asam sitrat terbaik dalam usaha
memperpanjang kesegaran potong sedap malam.
bunga
BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang dari bulan September 2014 sampai November 2014. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dua faktor dengan dua kali ulangan. Perlakuan yang diteliti adalah sebagai berikut . Faktor yang pertama konsentrasi air kelapa (K) yang terdiri dari lima taraf yaitu : K1 =air kelapa 0% K2 = air kelapa 1% K3 = air kelapa 2% K4 = air kelapa 3% K5 = air kelapa 4% Faktor yang kedua konsetrasi asam sitrat (A) yang terdiri dari lima taraf yaitu : S1 = asam sitrat 0 ppm S2 = asam sitrat 100 ppm S3 = asam sitrat 200 ppm S4 = asam sitrat 300 ppm S4 = asam sitrat 400 ppm Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap penyiapan larutan holding yaitu campurkan air kelapa, asam sitrat dan aquades. Cara pembuatan larutan holding ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengukur kebutuhan total larutan yang akan digunakan untuk merendam bunga potong sedap malam untuk setiap kombinasi perlakuan. Misalnya kebutuhan total larutan untuk masingmasing kombinasi perlakuan yang akan digunakan untuk merendam tangkai bunga potong sedap malam sebanyak 250 ml. Cara pembuatan larutan holding ialah limbah cair air kelapa disaring, kemudian disterilisasi
selama 30 menit dan didinginkan, setelah itu ambil air kelapa sesuai konsentrasi dan timbang asam sitrat sesuai konsentrasi, kemudian masukkan kedalam labu ukur ukuran 250 ml dan tambahkan aquades sampai tanda, kemudian dikocok supaya homogen. Adapun contoh perhitungan dalam pembuatan 250 ml larutan holding dengan kosentrasi air kelapa 1% dan asam sitrat 100 ppm sebagai berikut : A. Air kelapa 1% dihitung dengan cara 1/100 dikalikan 250 ml sama dengan 2,5 ml. B. Asam sitrat 100 ppm = 100 mg/l = 0,1 g/l = 0,025 g/250ml Selanjutnya air kelapa 2,5 ml dan asam sitrat 0,025 g dimasukkan kedalam labu ukur kemudian tambahkan aquades hingga tanda dan digocok sampai homogen. Cara memperlakukan larutan holding terhadap bunga potong sedap malam. Larutan holding yang sudah siap digunakan untuk merendam bunga potong sedap malam dimasukkan kedalam botol. Bunga potong sedap malam disamakan panjangnya dan potongan tangkai bunga potong sedap malam juga disamakan (berbentuk runcing), kemudian masukkan (direndamkan) bunga potong sedap malam tersebut kedalam botol yang berisi larutan holding. Parameter yang akan diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Lamanya kesegaran bunga / vaselife, (Wiraatmaja, Astawa dan Devianitri, 2007)
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah hari dari saat bunga setengah mekar sampai bunga menjadi layu. Pengamatan dihentikan
pada saat minimal 50% bunga menjadi layu dari keseluruhan kuntum bunga. Kriteria bunga setengah mekar s/d bunga layu dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Skor Kemekaran Bunga Sedap Malam SKOR KEMEKARAN KETERANGAN 4 Bunga setengah mekar - Mahkota bunga terbuka maksimal 45o terhadap garis vertical. - Mata bunga masih merapat 3 Bunga mekar sempurna - Mahkota bunga terbuka maksimal 90o terhadap garis vertikal. - Mata bunga mulai mengembang atau menyembul diantaralingkar mahkotanya. - Berwarna putih cemerlang 2 Bunga lewat mekar sempurna - Mahkota bunga terbuka maksimal 900 terhadap garis vertical - Mata bunga mulai mengembang atau menyembul di antara lingkar mahkotanya - Warnanya putih pucat 1 Bunga layu - Mekarnya mata bunga serta mahkota bunganya luruh / rontok - Mahkota bunganya menutup (kriput) atau menggulung ke dalam - Mahkota bunga terbuka lebih dari 900 terhadap garis vertical. - Terkulainya tangkai bunga sebelum mekar penuh. - Terjadi perubahan warna menjadi lebih pucat atau memudarnya warna mahkota bunga. 2. Persentase Bunga Mekar (%), (Hardian. R, 1999) Rumus =
∑୩୳୬୲୳୫ ୠ୳୬ୟ୫ ୣ୩ୟ୰ ୭୲ୟ୪୩୳୬୲୳୫ ୠ୳୬ୟ
x 100%
Data dianalisa dengan metode Analysis of Varians (ANOVA) apabila hasil ANOVA menunjukan beda nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan tingkat kesalahan 5% (Gomes dan Gomes, 1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Lamanya Kesegaran Bunga Rata-rata bunga sedap malam yang direndam dalam larutan holding yang terdiri dari air kelapa dan asam sitrat memiliki lama kesegaran bunga (vaselife) yang lebih lama daripada pada bunga sedap malam yang tidak direndam dalam larutan holding. Hasil perhitungan analisa ragam menunjukan bahwa vaselife bunga sedap malam yang direndam dalam larutan holding dipengaruhi oleh
faktor utama air kelapa. Sedangkan faktor yang lainnya asam sitrat tidak berpengaruh terhadap vaselife bunga sedap malam. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Rata-rata Air Kelapa Pada Perlakuan Lamanya Kesegaran Bunga. Perlakuan Air Rata-rata Notasi Kelapa (%) (hari) 0 6,0 a 1 8,0 b 2 8,4 b 3 8,4 b 4 8,6 b BNT 1% = 0,8 Angka yang didampingi oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata. Dari tabel diatas tampak bahwa bunga sedap malam yang direndam dalam larutan holding air kelapa memiliki vaselife yang berbeda nyata dengan bunga sedap malam yang tidak direndam dalam larutan air kelapa,. bunga sedap malam yang tidak direndam dalam air kelapa memiliki vaselife selama 6 hari saja. Sedangkan bunga sedap malam yang direndam dalam larutan air kelapa memiliki vaselife selama 6 – 8,6 hari. Hal tersebut karena air kelapa sebagai nutrisi untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk proses
kelangsungan hidup bunga sehingga bunga sedap malam akan lebih lama kesegarannya. Sesuai dengan pendapat Sjaifullah et., all. (2001) yang menyatakan adanya kandungan gula dalam larutan perendam memungkinkan ketersediaan karbohidrat yang cukup banyak untuk aktifitas respirasi bunga potong, sehingga dapat memperlama kesegaran bunga B. Presentase Bunga Mekar (%) Bunga sedap malam banyak yang dimanfaatkan dalam kondisi masih kuncup. Konsumen bunga sedap malam lebih menyukai tangkaian bunga yang masih kuncup karena kelihatannya masih awet dan tampak lebih indah. Pemberian larutan holding dalam penanganan pasca panen dan penyimpanan bunga sedap malam sebagai media perendaman salah satu tujuannya untuk menghambat bunga cepat mekar. Hasil analisa sidik ragam menunjukan bahwa ada interaksi yang nyata antara faktor air kelapa dan faktor asam sitrat didalam larutan holding untuk menekan persentase bunga mekar pada bunga sedap malam. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3. Rata-rata Persentase Bunga Mekar Pada Bunga Sedap Malam. Perlakuan
Rata-rata (%)
Air Kelapa (%) Asam sitrat (ppm) 0 0 40.60 100 42.51 200 43.06 300 41.09 400 44.69 1 0 36.63 100 37.32 200 38.04 300 34.94 400 37.89 2 0 30.48 100 31.08 200 33.19 300 29.04 400 30.82 3 0 8.79 100 10.98 200 12.23 300 6.05 400 12.95 4 0 16.50 100 17.92 200 18.59 300 14.58 400 20.22 BNT 1% = 1,65 Angka yang didampingi oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata. Tabel 3 diatas menunjukan bahwa bunga sedap malam yang direndam dalam larutan holding kombinasi air kelapa 4% dan asam sitrat 400 ppm memiliki persentase bunga mekar terendah dibandingan dengan perlakuan lainnya yaitu hanya sebesar 6,050 %. sedangakan bunga sedap malam yang tidak direndam dengan larutan air kelapa dan asam sitrat memiliki persentase bunga mekar yang cukup tinggi.
Notasi o pq qr op s m mn n l n ij j k i j b c cd a de f fg gh e h
Hal tersebut menunjukan bahwa air kelapa dan asam sitrat sebagai larutan holding dalam perendaman bunga sedap malam memberi pengaruh yang nyata terhadap persentase bunga mekar pada bunga sedap malam. Bunga sedap malam yang direndam dalam larutan air kelapa dan asam sitrat memiliki persentase bunga mekar yang rendah karena air kelapa sebagai salah satu komponen didalam larutan holding
berfungsi sebagai adanya bahan makanan untuk kelangsungan proses metabolisme bunga selama perendaman sehingga bunga tidak cepat mekar. Pernyataan ini didukung oleh Wiraatmaja, et. al (2007) yang menyatakan bunga dalam keadaan kuncup akan mengalami kemekaran, kondisi ini merupakan indikator bahwa jaringan tanaman masih melakukan aktifitas metabolisme dan aktifitas itu berangsur-angsur menurun akibat terbatasnya suplai air dan cadangan makanan dalam jaringan tanaman. KESIMPULAN Perlakuan terbaik terdapat pada konsentrasi air kelapa 3% dan asam sitrat 300 ppm yang dapat memperpanjang bunga potong sedap malam selama 9 hari dan menghambat persentase bunga mekar. SARAN Perlu dilakukan penelitian lanjut tentang usaha memperpanjang kesegaran bunga potong sedap malam menggunakan sumber karbohidrat yang lain. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Budidaya Tanaman Hias, Departemen Pertanian. 2008. Standar Operasional Prosedur Budidaya Bunga Potong Sedap Malam (Polianthes tuberose L.).http://florikultura.org/pedum/ sedapmalam_polianthes_tuberos a.pdf. Diakses 20 Juni 2014. Gomez, K. A. Gomez, A. A. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian. Diterjemahkan Oleh Endang Syamsuddin dan Justika S. Baharsyah.
Penerbit. Universitas Indonesia. Jakarta. Hardian, R. 1999. Formulasi Larutan Penyegar Pulsing dan Holding Bunga Sedap Malam Berbentuk Serbuk (Polianthes tuberose var. Gracilis). Fakultas Teknologi Pertanian. IPB, Bogor. Prabawati, S. 2001. Krisan Awet 20 Hari dengan “Gula Pasir. Trubus. Edisi Maret, Th. XXXII, No. 376. Hal. 100. Sjaifullah, Yulianingsih, dan D. Amiarsi. 2001. Pengaruh dan Pengangkutan Bunga Anggrek (Dendrobium Whoch Sien) Potong. J. Hort.11(4):269-274. Suyanti. 2002. Teknologi Pasca Panen Bunga Sedap Malam. Jurnal Litbang Pertanian. 21(1): 24-31. Warisno. 2004. Mudah dan Praktis Membuat Nata de Coco. Media Pustaka. Jakarta. Wiraatmaja, I. W., I. N. G. Astawa, N. N Devianitri. 2007. Memperpanjang Kesegaran Bunga Potong Krisan (Dendranthema grandifora Tzvelev.) dengan Larutan Perendam Sukrosa dan Asam Sitrat. Agritrop 26(3): 129-135