PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK DI KALANGAN MASYARAKAT PEDESAAN MALAYSIA
Karina Mako Oktaviani
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
vi
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook di Kalangan Masyarakat Pedesaan Malaysia” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dan skripsi saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Karina Mako Oktaviani NIM I34100101
viii
ABSTRAK KARINA MAKO OKTAVIANI. Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook di Kalangan Masyarakat Pedesaan Malaysia. Dibimbing oleh SUTISNA RIYANTO. Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini kian dirasakan oleh masyarakat dari belahan dunia, termasuk Malaysia. Kampung Gebok yang terletak di Nilai, Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia merupakan sebuah desa yang ratarata penduduknya sudah menggunakan komputer yang terhubung dengan internet. Salah satu media sosial yang ramai digunakan di kalangan masyarakat adalah jejaring sosial Facebook. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemahaman masyarakat pedesaan terhadap jejaring sosial Facebook, menganalisis pemanfaatan jejaring sosial Facebook terhadap masyarakat pedesaan serta untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan oleh jejaring sosial Facebook terhadap masyarakat pedesaan. Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan kuantitatif yang didukung data kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan instrument penelitian berupa kuesioner kepada 60 responden, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara pemanfaatan jejaring sosial Facebook dengan dampak positif pada aspek interaksinya. Responden Kampung Gebok menggunakan Facebook untuk keperluan berkomunikasi dengan keluarga dan teman yang tinggal berjauhan. Kata kunci: Facebook, Masyarakat Pedesaan, Fungsi Jejaring Sosial. ABSTRACT KARINA MAKO OKTAVIANI. The usage of the Social Network Facebook among the Rural Citizen. Supervised by SUTISNA RIYANTO. Citizen of the world is experiencing the rapid technological development, including those in Malaysia. Kampong Gebok which located in Nilai, Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia is a village which most of its inhabitant, in average, uses computer and the internet. One of the most common social media that is used there is Facebook. The purpose of this research is to analyze the rural citizen’s understanding on Facebook social networking. This research is conducted with quantitative method approach which supported by qualitative type of data. The quantitative data is gathered through questionnaire to 60 respondents, while the qualitative data is gathered through extensive interview and the observation. The obtained data processed by using descriptive analysis and correlation test. The results showed that there was a concrete relationship between the usage of Facebook and the positive impact in its aspect of interaction. Respondents of Kampung Gebok used Facebook to communicate with distant family and friends. Keywords: Facebook, Rural Citizen, Function of Social Networking.
x
PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK DI KALANGAN MASYARAKAT PEDESAAN MALAYSIA
KARINA MAKO OKTAVIANI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
xii
Judul Skripsi Nama NIM
: Pemanfaatan Jejaring Sosial Masyarakat Pedesaan Malaysia : Karina Mako Oktaviani : I34100101
Disetujui Oleh
Ir Sutisna Riyanto, MS Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah, MSc. Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
Facebook
di
Kalangan
xiv
PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook di Kalangan Masyarakat Pedesaan Malaysia” ini dengan baik. Skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Ir. Sutisna Riyanto, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan waktu dan tenaganya untuk memberikan motivasi, arahan, saran, dan kritik selama penyusunan skripsi ini. Kepada kedua orangtua penulis, Bapak Adolf Asih Supriyanto dan Ibu Dyah Susilowati serta Kakak tercinta Dhikadian Aulia yang selama ini selalu sabar dan tiada henti memberikan doa, kasih sayang, dan semangat kepada penulis. Teman-teman satu bimbingan, Fadhianisa Pratiwi dan Nazar Kusuma atas kerjasama dan kebersamaannya selama ini. Nurul Maghfiroh, Arini Handayani, Bebby Olivianti, dan Gebyar Trisula sahabat yang telah memberikan semangat, motivasi, doa dan kebersamaannya selama di kampus. Siti Indah Pratiwi dan Andre Sitompul sahabat yang selalu memberikan semangat dan masukan kepada penulis. Keluarga besar GIC, Annisyia Zarina, Citra Dewi, Fika Bayasut, Wilyanti, Fikra Sufi, Venny sahabat yang selalu memberikan semangat dan pengalaman belajar yang luar biasa kepada penulis selama proses penulisan ini. Seluruh keluarga besar SKPM, para dosen dan staf administrasi yang telah banyak memberikan bantuan, pelajaran dan nasehat-nasehat yang berarti bagi penulis. Seluruh teman-teman seperjuangan SKPM 47 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih telah menjadi bagian dari kehidupan penulis semasa duduk di bangku perkuliahan dan semua pihak yang telah memberikan bantuannya yaitu para responden serta staf Kampung Gebok, terima kasih saya ucapkan sebesar-besarnya. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Bogor, September 2014
Karina Mako Oktaviani
v
v
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan pustaka Komunikasi Massa Internet Sebagai Media Massa Jejaring Sosial di Internet Situs Jejaring Sosial Facebook Dampak Jejaring Sosial Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Definisi Operasional PENDEKATAN LAPANG Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penentuan Responden dan Informan Teknik Pengumpulan Data Validitas dan Reliabilitas Instrumen Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Kampung Gebok Karakteristik Penduduk GAMBARAN UMUM RESPONDEN Karakteristik Individu Responden Karakteristik Lingkungan Sosial PEMAHAMAN TENTANG FACEBOOK Tingkat Pemahaman Tentang Facebook Hubungan Karakteristik Individu dengan Pemahaman Facebook di Kampung Gebok Hubungan Karakteristik Lingkungan Sosial dengan Pemahaman Facebook di Kampung Gebok PEMANFAATAN FACEBOOK Tingkat Pemanfaatan Facebook Hubungan Pemahaman tentang Facebook dengan Pemanfaatan Facebook di Kampung Gebok DAMPAK PEMANFAATAN FACEBOOK Tingkat Dampak Pemanfaatan Facebook Hubungan Pemanfaatan Facebook dengan Dampak dari Pemanfaatan Facebook di Kampung Gebok
vii vii viii 1 3 4 4 5 5 6 7 8 12 14 15 16 19 19 19 20 20 20 23 26 27 29 31 35 36 37 40 41 42
vi
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
45 45 47 51 57
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6
Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13
Penggunaan lahan pertanian di Kampung Gebok tahun 2013 Jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2013 Jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok berdasarkan jenis pekerjaan tahun 2013 Jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok, Negeri Sembilan berdasarkan usia tahun 2013 Persentase responden menurut karakteristik responden di Kampung Gebok tahun 2014 Jumlah dan persentase karakteristik lingkungan sosial responden menurut tingkat interaksi keluarga dan tingkat interaksi teman di Kampung Gebok tahun 2014 Sebaran responden Kampung Gebok berdasarkan pemahaman Facebook tahun 2014 Korelasi antara karakteristik individu dengan pemahaman Facebook di Kampung Gebok tahun 2014 Korelasi antara karakteristik lingkungan sosial dengan pemahaman Facebook di Kampung Gebok tahun 2014 Sebaran responden Kampung Gebok berdasarkan pemanfaatan Facebook tahun 2014 Korelasi antara pemahaman tentang Facebook dengan pemanfaatan Facebook di Kampung Gebok tahun 2014 Sebaran persentase dan rataan penduduk Kampung Gebok terhadap dampak positif dan negatif tahun 2014 Korelasi antara pemanfaatan Facebook dengan dampak dari pemanfaatan Facebook di Kampung Gebok tahun 2014
23 25 25 26 27
29 31 35 36 37 40 41
42
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Perbedaan kunjungan situs jejaring sosial Facebook dan Twitter Kerangka Pemikiran Pemanfaatan Jejaring Sosial pada Masyarakat Pedesaan Malaysia Tampilan home Facebook
9 15 32
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4
Sketsa lokasi penelitian Hasil uji reabilitas dan validitas Daftar responden Dokumentasi penelitian
51 52 54 55
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi komunikasi dan informasi dewasa ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hampir pada setiap aspek kegiatan manusia, baik yang dilakukan secara pribadi maupun bersama-sama selalu mempunyai hubungan dengan teknologi. Perkembangan media komunikasi antara lain dapat dilihat dari semakin meningkatknya ketergantungan terhadap penggunaan alat eletronik seperti Tablet PC, iPhone, iPad, dan Android, sehingga akses informasi lebih condong dilakukan melalui koneksi internet. Data jumlah pengguna ponsel yang dilaporkan oleh International Telecommunication Union (ITU) (tidak ada tahun) menyatakan bahwa saat ini, 86 dari 100 orang setidaknya memiliki satu buah ponsel, sehingga diperkirakan total pengguna ponsel di dunia sudah menembus angka 6 milyar. Kehadiran internet telah membawa revolusi pada cara manusia melakukan komunikasi. Menurut O`Brien (2003) seperti dikutip oleh Nindia (2013), internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang saling berhubungan dengan jumlah penggunanya berada di lebih dari 200 negara. Kehadiran internet di dunia, memungkinkan masyarakat dimana saja untuk saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Internet juga merupakan salah satu media massa yang dapat menyediakan berbagai informasi, hiburan, edukasi, komunikasi dan interaksi. Situs jejaring sosial sebagai teknologi cyber yang dikembangkan oleh internet sudah semakin banyak menjangkau khalayak. Internet saat ini tidak hanya dapat dijangkau oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan saja, tetapi masyarakat desa pun sudah mulai mengakses dan menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari mereka. Seiring berjalannya waktu, penggunaan internet di pedesaan bukan lagi dinilai sebagai barang mewah, karena pada kenyataannya internet sudah menjangkau berbagai lapisan masyarakat desa dari anak-anak sampai orang tua. Masyarakat tidak hanya dapat mencari berbagai informasi dengan menggunakan komputer, tetapi juga dapat mencarinya dengan menggunakan gadget seperti handphone sehingga memudahkan masyarakat untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi dengan sangat mudah dan cepat. Teknologi informasi saat ini banyak menggantikan komunikasi interpersonal atau tatap muka sehingga menyebabkan hubungan antar manusia secara tatap muka berkurang. Hadirnya internet telah memudahkan masyarakat dalam berkomunikasi sehingga semakin banyak pula bermunculan situs-situs baru yang dapat diakses oleh pengguna internet. Saat ini, internet telah mengalami perkembangan yang cukup pesat diseluruh dunia. Berdasarkan sebuah situs yang bernama Internet World Stats, diketahui bahwa jumlah pengguna internet di dunia hingga bulan Maret 2008 mencapai angka melebihi 1,4 milyar. Hal ini menegaskan bahwa kehadiran internet sebagai media informasi dan komunikasi semakin diterima dan dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Tidak terkecuali di Malaysia, penggunaan internet juga makin disadari oleh masyarakatnya dari berbagai kalangan. Terbukti dari data statistik yang menunjukkan bahwa pengguna internet di Malaysia adalah sebanyak lebih dari 16 juta pengguna pada tahun 2010. Perkembangan ini
2
menandakan bahwa internet dijadikan sebagai media penting bagi individu (Noor 2012). Tidak dapat dipungkiri keberadaan internet cukup berperan dalam memajukan pengetahuan serta membantu pemecahan berbagai permasalahan yang dihadapi manusia melalui informasi. Namun dengan ketersediaan sumber informasi yang tak terbatas membuat internet tidak hanya memiliki dampak positif tetapi juga negatif bagi masyarakat penggunanya di pedesaan. Situs jejaring sosial yang saat ini berhasil menarik perhatian masyarakat di seluruh dunia adalah situs jejaring sosial Facebook, dengan lebih dari 800 juta pengguna di seluruh dunia. Sementara itu, menurut Internet World Stats (2012) pengguna Facebook di Malaysia berada pada posisi keenam di Asia Tenggara setelah India, Indonesia, Filipina, Thailand dan Jepang. Hampir 14 juta penduduk Malaysia mendaftarkan diri sebagai pengguna Facebook. Menurut Rachmayani (2011) jejaring sosial merupakan suatu layanan dari sebuah cakupan sistem software internet yang memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna yang lain dalam skala yang besar. Dengan adanya jejaring sosial seperti Facebook, masyarakat dapat lebih interaktif dalam berinteraksi dengan sahabat lama. Selain itu, menurut Lin dan Atkin (2002) dalam Juditha (2011) menyatakan bahwa situs jejaring sosial juga membantu dalam penyebaran informasi agar dapat berlangsung secara cepat. Pemanfaatan internet oleh masyarakat khususnya jejaring sosial Facebook bukan hanya sebagai sarana interaksi, namun juga digunakan sebagai sebuah sarana sosialisasi, membentuk hubungan yang lebih bertahan lama, bahkan dapat berkembang secara nyata di dalam kehidupan sosial. Salah satu daerah pedesaan yang memanfatakan jejaring sosial Facebook adalah Desa Gebok (selanjutnya menggunakan bahasa lokal menjadi Kampung Gebok), Mantin, Negeri Sembilan Malaysia. Situs jejaring sosial Facebook di desa tersebut merupakan salah satu situs pertemanan yang sangat berkembang pesat dibanding situs pertemanan lainnya. Hal ini membuat masyarakat Malaysia khususnya masyarakat Kampung Gebok, Mantin, Negeri Sembilan turut menggunakan Facebook sebagai media jejaring sosial. Pemanfaatan jejaring sosial Facebook dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Dampak negatif dapat muncul bagi masyakakat yang masih belum memahami tentang Facebook. Dampak positif penggunaan Facebook dapat berupa peningkatan pengetahuan dan peningkatan keterampilan pengguna. Sedangkan dampak negatif dapat berupa kecanduan dan cybercrime. Penting bagi peneliti sosial untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan facebook sebagai salah satu media sosial, dan dampaknya terhadap masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan.
3
Perumusan Masalah Facebook merupakan salah satu situs jejaring pertemanan atau jejaring sosial yang sangat berkembang pesat dibanding dengan situs pertemanan lainnya. Hal ini bersesuaian dengan pernyataan yang diberikan oleh Rochgiyanti et al. (2010) bahwa pada tahun 2007 pengguna aktif Facebook telah mencapai sebanyak 180 juta pengguna di seluruh dunia. Data statistik yang diperoleh dari socialbakers.com menyatakan bahwa pengguna Facebook di Malaysia sudah mencapai lebih dari 13 juta pengguna. Namun, terdapat masyarakat Malaysia khususnya masyarakat yang tinggal di pedesaan masih belum memahami tentang Facebook walaupun sudah memiliki akun Facebook itu sendiri. Penggunaan Facebook sebagai sarana informasi, komunikasi dan hiburan oleh masyarakat akan ditentukan dengan pemahamannya. Setiap individu pasti mempunyai pemahaman sendiri mengenai situs jejaring sosial ini tergantung pada kebutuhan dalam menggunakannya sehingga, penting untuk dianalalisis tentang pemahaman masayarakat pedesaan terhadap jejaring sosial Facebook. Penggunaan Facebook saat ini sudah menjadi rutinitas sehari-hari bukan hanya untuk kalangan remaja tetapi juga untuk kalangan menengah ke atas karena masalah penggunaan internet sudah bukan merupakan barang yang mahal. Jejaring sosial Facebook mempunyai berbagi fitur yang memudahkan penggunanya untuk saling berinteraksi. Fitur-fitur tersebut mempunyai berbagai kegunaan seperti wall diperuntukkan untuk ruang berkomunikasi antara satu pengguna dengan pengguna lainnya. Dengan adanya berbagai fitur dalam Facebook, pengguna situs jejaring sosial Facebook dapat memilih dan menggunakannya dengan bebas sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya. Oleh karena itu, penting untuk dikaji tentang pemanfataan jejaring sosial Facebook terhadap masyarakat pedesaan. Jejaring sosial yang ramai digunakan oleh masyarakat khususnya masyarakat pedesaan adalah Facebook. Jejaring sosial ini sangat membantu mereka dalam menjalin pertemanan dengan orang-orang yang telah lama tidak dijumpai atau orang-orang baru yang berasal dari berbagai daerah. Dengan beberapa pemanfaatan jejaring sosial seperti untuk hiburan, membina hubungan personal, atau bahkan untuk mencari informasi dan pengetahuan, jejaring sosial juga dapat menjadi sebuah media yang dapat memberikan dampak yang berbahaya bagi penggunanya apabila dipergunakan dengan cara yang salah. Pelecehan seksual, tindakan asusila, pertengkaran, penghinaan dan pencemaran nama baik merupakan beberapa contoh kecil dari penyalahgunaan jejaring sosial yang dapat kita temukan di beberapa jejaring sosial saat ini. Oleh karena itu, penting untuk dianalisis tentang dampak yang ditimbulkan oleh jejaring sosial Facebook terhadap masyarakat pedesaan.
4
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis pemahaman masayarakat pedesaan terhadap jejaring sosial Facebook. 2. Menganalisis pemanfataan jejaring sosial Facebook terhadap masyarakat pedesaan. 3. Menganalisis dampak yang ditimbulkan oleh jejaring sosial terhadap masyarakat pedesaan. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pemanfaatan jejaring sosial melalui internet dikalangan masyarakat pedesaan. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, diantaranya adalah: 1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai penggunaan jejaring sosial oleh khalayak di pedesaan. 2. Bagi kalangan akademik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi penunjang untuk penelitian-penelitian sejenis. 3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan agar masyarakat dapat lebih bermanfaat dalam penggunaan jejaring sosial. 4. Bagi pembaca, dapat memberikan pengetahuan baru.
5
TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Bitner 1980) seperti dikutip oleh (Riswandi, 2009). Menurut (Riswandi 2009), batasan komunikasi massa ini lebih menitikberatkan pada komponen-komponen dari komunikasi massa yang mencakup pesan-pesan, dan media massa (seperti koran, majalah, TV, radio, dan film), serta khalayak. Sementara itu, Mc Quail (1985) seperti dikutip oleh Riswandi (2009) menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikator menggunakan media untuk penyebaran pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara, sedangkan menurut Tan dan Wright dalam Utamy (2012), komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Riswandi (2009) juga menyebutkan bahwa dengan adanya perkembangan yang pesat dibidang teknologi komunikasi seperti Internet, newsgroup, mailing list, World Wide Web dan perbincangan di radio dan televisi yang bersifat interaktif menyebabkan definisi komunikasi massa mengalami perubahan. Perkembangan media cetak ditandai dengan munculnya media cetak jarak jauh, sedangkan media elektronik antara lain ditandai dengan adanya high definition television video yang mampu menyuguhkan gambar-gambar sesuai adanya. Munculnya media telematika seperti telex dan videotext merupakan perkembangan yang paling mutakhir. Media telematika mencakup beberapa unit seperti layar gambar, jaringan komputer, sistem transmisi, sistem miniaturisasi, sistem penyimpanan, sistem pencarian dan sistem pengendalian. Ciri-ciri media baru secara umum menurut Riswandi (2009) adalah: 1. Pengadaan informasi tidak sepenuhnya berada pada sumber informasi. 2. Kemampuan yang tinggi dalam pengiriman pesan-pesan melalui kabel dan satelit sehingga mengatasi hambatan komunikasi. 3. Proses komunikasi berjalan dua arah (inter-activity) antara sumber dan penerima. Artinya penerima dapat memilih, menjawab kembali, dan menukar informasi secara langsung. 4. Adanya kelenturan/flexibility dalam hal bentuk, isi, dan penggunaan medium. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukan oleh Bitner (tidak ada tahun) seperti dikutip oleh Ardianto (2004), yakni: komunikasi massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Media massa merupakan salah satu alat untuk melakukan sosialisasi. Salah satu media massa yang sering digunakaan saat ini adalah internet.
6
Internet Sebagai Media Massa Internet merupakan salah satu bagian dari kemajuan teknologi dunia dan merupakan suatu teknologi yang sering digunakan oleh masyarakat saat ini. Menurut tata bahasa internet berasal dari bahasa Yunani “inter” yang berarti “antara”. Internet berasal dari jaringan komputer Departemen Pertahanan AS yang diciptakan pada 1969 yang disebut ARPAnet, singkatan dari Advanced Research Project Agency Network (Vivian 2008). Sementara itu menurut situs Wikipedia, internet merupakan singkatan dari interconnection-networking yang merupakan sistem jaringan yang menghubungkan tiap-tiap komputer secara global di seluruh penjuru dunia. Koneksi yang menghubungkan masing masing komputer tersebut memiliki standar yang digunakan yang disebut Internet Protocol Suite (TCP/IP). Komputer yang terhubung ke internet akan memiliki kemampuan melakukan pertukaran data dengan sangat cepat. Namun, menurut O`Brien (2003) dalam Nindia (2013), internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang saling berhubungan dengan jumlah penggunanya lebih dari 200 negara. Dengan adanya internet kita dapat dengan mudah, murah serta cepat memperoleh informasi dari beragam penjuru dunia, seperti dalam mengetahui berita terkini perihal politik di satu negara, ekonomi, olahraga serta yang lainnya. Menurut Sidharta (1996), walaupun secara fisik internet adalah interkoneksi antar jaringan komputer namun secara umum internet harus dipandang sebagai sumber daya informasi. Internet menyediakan berbagai informasi yang sangat lengkap. Bahkan internet dipandang sebagai dunia dalam bentuk lain (maya), karena dengan adanya internet informasi-informasi mengenai bisnis, hiburan, olahraga, politik dan lain sebagainya dapat diakses dengan sangat mudah. Internet telah membuat revolusi baru dalam dunia komputer dan dunia komunikasi yang tidak pernah diduga sebelumnya. Internet telah mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat dunia dalam suatu demonstrasi di International Computer Communication Conference (ICCC) pada bulan Oktober. Ditinjau dari teori perspektif fungsional tentang media yang dikemukakan oleh McQuail (2000) seperti dikutip oleh Larakinanti (2011), internet sebagai media massa memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Information: Internet menyediakan informasi secara berkelanjutan. Dengan adanya internet masyarakat dapat mengetahui mengenai peristiwa dari berbagai belahan dunia hanya dalam waktu beberapa detik setelah peristiwa itu terjadi, bahkan kita dapat mengakses secara langsung melalui video streaming. 2. Correlation: Internet membantu kita untuk memahami informasi yang kita dapat. Internet memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi. Informasi yang didapat dari internet tidak hanya berupa berita dari suatu peristiwa tetapi juga didukung oleh opini-opini dari masyarakat dan dari beberapa ahli. 3. Continuity: Internet memiliki fungsi dalam mengekspresikan budaya yang dominan, mengenalkan perkembangan budaya baru, dan menanamkan nilainilai yang umum berkembang di dalam masyarakat.
7
4. Entertainment: Internet hiburan dan ketegangan sosial. Dengan adanya internet, masyarakat dapat mengakses berbagai situs yang dapat meringankan pikiran seperti game online, musik, film, dan situs jejaring sosial seperti Facebook. 5. Mobilization: Internet mendorong pembangunan ekonomi, pekerjaan, agama atau memberi dukungan kemanusiaan di saat peperangan. Internet juga dapat menggerakkan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. Jejaring Sosial di Internet Hadirnya internet memudahkan ruang dan jarak dalam berkomunikasi. Seperti yang digambarkan oleh McLuhan dalam bukunya yang berjudul Understanding Media (2001) sebagai kampung global (global village), dimana masyarakat berinteraksi dan dibentuk oleh teknologi elektronik di dunia semakin mengerut. Sejak kemunculan internet, mendukung pula munculnya situs jejaring sosial (social networking site) melalui komunikasi antar komputer (Fakhrurroja dan Munandar 2009) seperti dikutip oleh (Hidayah 2013). Di antara situs jejaring sosial yang cukup fenomenal dan paling sering digunakan adalah Friendster, Facebook, Twitter, dan Multiply. Meskipun inti tujuannya sama, masing-masing jejaring sosial memiliki fitur yang berbeda. Ada yang khusus untuk menjaring pertemanan saja, menjaring pertemanan lebih interaktif dan menguak memori dengan teman lama, atau lebih menonjolkan komunikasi dan interaksi dengan teman (Darma dan Shenia 2009) seperti dikutip oleh Hidayah (2013). Telah disadari bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat, yaitu; interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan atau industri maupun pemerintah. Hadirnya internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainnya (Unikom 2002). Dengan munculnya Warung Internet (warnet) penggunaan jejaring sosial dikalangan masyarakat khususnya bagi para remaja semakin banyak diminati (Niranti 2013). Fenomena jejaring sosial kini semakin besar terlihat di kalangan masyarakat. Situs jejaring sosial merupakan web yang di dalamnya terdapat profil pengguna dan berbagai informasi yang termuat di dalam situs tersebut. Melalui jejaring sosial kita dapat mengundang teman atau mengajukan diri kita untuk bergabung ke dalam situs tersebut, sehingga jejaring sosial yang kita miliki bertambah pengunjungnya dan kita dapat melakukan interaksi di dalamnya (Lestari 2012). Menurut Boyd dan Ellison (2007) seperti dikutip oleh Hidayah (2013) menyatakan jejaring sosial yang merupakan layanan berbasis web yang mengizinkan individu untuk mengkonstruksi profil publik, menghubungkan sekelompok pengguna yang saling berbagi koneksi, dan melintasi koneksikoneksi dalam sebuah sistem. Situs jejaring sosial merupakan bentuk media elektronik yang memberikan kemudahan dalam menambah pertemanan. Tidak ada lagi batasan dalam mendapatkan pertemanan. Dengan menggunakan jejaring sosial, waktu dan tempat bukan lagi suatu halangan bagi manusia untuk saling berinteraksi. Selain mempererat hubungan sosial yang telah terjalin sebelumnya,
8
situs jejaring sosial juga sebagai pembuka hubungan sosial antara individu (IDesocial, 2012). Pada intinya, jejaring sosial merupakan suatu struktur sosial yang terdapat pada internet. Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring sosial dapat memudahkan kita untuk berhubungan dengan teman, keluarga, atau kolega sehingga komunikasi dapat terus terjalin dengan cepat dan praktis. Dengan hadirnya berbagai fitur yang terdapat pada jejaring sosial, pengguna dapat menampilkan dirinya sehingga dapat menambah teman dan memudahkan pengguna lainnya mengenalinya. Situs Jejaring Sosial Facebook Facebook merupakan salah satu jejaring sosial yang sangat digemari dikalangan masyarakat. Pengertian Facebook menurut wikipedia berbahasa Indonesia adalah sebuah situs web jejaring sosial populer yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook dapat juga diartikan sebuah web jejaring sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg dan diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook memungkinkan para pengguna menambahkan profil dengan foto, kontak, ataupun informasi personil lainnya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya (Rachmayani, 2011). Sejarah Facebook berawal ketika Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984 dan mantan murid Ardsley High School membuat situs jejaring sosial Facebook. Awalnya, pengunaannya hanya diperuntukkan bagi mahasiswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston, Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Seiring waktu berjalan, Facebook terus berkembang dan pada tahun 2007 terdapat penambahan 200 ribu akun baru setiap harinya. Lebih dari 25 juta pengguna aktif menggunakan Facebook setiap harinya. Sampai pada tahun 2009, penghasilan Facebook mencapai nominal 800 juta US dollar. Untuk jumlah pengguna, di tahun 2010 menurut sumber terbaru sudah melebihi angka 500 juta pengguna. Situs jejaring sosial Facebook mulai berkembang ke seluruh dunia. Sejak tahun 2007, penggunaan situs jejaring sosial terutama Facebook mengalami peningkatan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Malaysia. Bumgarner (2007) seperti dikutip oleh Mahmud (2013) berpendapat bahwa kini, jumlah pengguna yang menggunakan Facebook telah mencapai 124 juta pengguna pada tahun 2008. Peningkatan jumlah pengguna ini telah menghasilkan 1,6 milyar akun yang dikunjungi oleh pengguna Facebook setiap harinya. Andini (2010) menyatakan bahwa Facebook jauh mengungguli situs jejaring sosial lainnya. Pendapat ini didukung oleh grafik pada Gambar 1 yang menunjukkan perbedaan kunjungan Facebook dan Twitter. Pada bulan Juni 2014, Facebook menerima lebih dari 160 juta pengunjung, sedangkan Twitter hanya mendapatkan kunjungan sebanyak lebih dari 48 juta pengunjung.
9
Gambar 1 Perbedaan kunjungan situs jejaring sosial Facebook dan Twitter (Sumber: siteanalytics.compete.com, 13 Juli 2014) Hadirnya situs jejaring sosial menurut Melha (2012) adalah suatu kemudahan bagi para penggunanya untuk berinteraksi dengan orang-orang di seluruh dunia dengan biaya yang murah dibandingkan menggunakan telepon dan penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat. Namun, selain memberikan kemudahan bagi penggunanya, kemunculan situs jejaring sosial Facebook juga menyebabkan interaksi interpersonal secara tatap muka (face to face) cenderung menurun. Jejaring sosial ini menurut J.A Barnes (1954) dalam Alela (2012) adalah situs yang menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Alela (2012) menjelaskan bahwa situs jejaring sosial merupakan layanan berbasis web dimana digunakan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan pihak lain baik dengan teman, keluarga, maupun suatu komunitas yang memiliki tujuan yang sama. Malaysia, merupakan salah satu negara yang menerima kehadiran Facebook sebagai situs jejaring sosial yang banyak diminati saat ini. Salah satu penelitian tentang situs jejaring sosial di Malaysia oleh Persatuan Digital Malaysia (MDA) mendapati bahwa pengguna yang mendaftarkan diri pada situs jejaring sosial Facebook adalah sebanyak 8 juta orang pengguna. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Facebook merupakan situs jejaring sosial yang terbanyak mencatat jumlah pengguna berdaftar di Malaysia. Facebook menawarkan keprivasian dan beragam fitur yang sangat lengkap bila dibandingkan dengan situs jejaring sosial lainnya. Facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi social networking, chatting, blogging, multimedia, photo sharing dan bahkan email. Beberapa bagian dalam Facebook adalah profile, news feed, wall, application, photo, video, poke, group, events, marketplace, post, notes,dan gifts. Seseorang juga bisa menemukan teman di Facebook dengan berbagai cara, antara lain dengan mengakses dan bergabung dalam sebuah jaringan yang disusun dalam empat kategori, yaitu daerah, akademi, tempat kerja, dan sekolah (Melha 2012). Menurut Patria dan Yulianto (2011) sejauh ini diperoleh informasi bahwa jumlah maksimum teman yang dapat dimiliki oleh seorang pengguna Facebook adalah sebanyak 5000.
10
Singgih (2011) berpendapat bahwa, komunikasi yang lazim terjadi pada jejaring sosial seperti Facebook, adalah melalui pemberian komentar. Pengguna dapat memberikan status dan pengguna lain yang sudah terdaftar sebagai teman dari pengguna itu dapat memberi komentar. Bila komentar tersebut direspon secara kontinu, maka terjadi proses dimana terdapat komunikasi antar pengguna tersebut. Namun, sistem komentar ini menyerupai e-mail, dimana terdapat jeda dalam penerimaan pesan dan pemberian komentar, sehingga komunikasi yang sedang berlangsung dapat terputus. Selain itu, sistem komentar ini tidak memberi batasan pada satu orang pengguna lainnya, jadi terdapat kemungkinan komunikasi yang terjadi adalah komunikasi kelompok yang sering kali agak sulit karna yang harus di respon kembali semakin banyak. Pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah, laba, untung. Pemanfaatan mempunyai arti proses, cara, perbuatan memanfaatkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Pemanfaatan ada kaitannya dengan motivasi. Berawal dari kata “motif”, motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak. Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang (Sardiman, 2004). Berdasarkan teori Maslow, motivasi dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan ego, dan kebutuhan aktualisasi diri (Sumarwan, 2003). Oleh karena itu, penggunaan atau pemanfaatan dalam menggunakan internet dan jejaring sosial tergantung pada motivasi seseorang. Perilaku dalam menggunakan internet dapat ditunjukkan dari aspek yang mendukungnya. Djohari membagi aspek-aspek tersebut menjadi tiga, yaitu motif yang menjadi latar belakang penggunaan, durasi penggunaan dan frekuensi penggunaan (Andina, 2006). Motif seseorang dalam menggunakan internet dibagi menjadi tiga yaitu motif hiburan, sosial dan pengetahuan (Andina, 2006). Motif hiburan memungkinkan pengguna untuk mencari kesenangannya di dunia maya misalnya mendengarkan musik dan melihat cuplikan (trailer) film layar lebar. Motif sosial mengacu pada hubungan sosial. Pengguna dapat mengembangkan pergaulannya tidak hanya dalam satu negara, bahkan di seluruh dunia dengan menggunakan fasilitas e-mail dan chatting di internet. Menurut Hall & Parsons (2001) seperti dikutip oleh Kusumaardhiati (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Perilaku Penggunaan Internet Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor menyatakan bahwa, individu menjadi kecanduan internet lebih kepada alasan sosial daripada intelektual. Sedangkan motif pengetahuan mengacu pada kegiatan mencari informasi untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan yang dibutuhkan pengguna. Pancaputra (2002) seperti dikutip oleh Nirmala (2006) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor kunci dalam ubahan informasi, yaitu akses, sarana, dan keahlian. Dengan dasar ini, faktor yang dianggap mempengaruhi pemanfaatan internet adalah: 1. Ketersediaan komputer sebagai sarana mengakses internet, 2. Ketersediaan waktu untuk mengakses internet, 3. Kredibilitas sumber informasi, 4. Ketersediaan biaya untuk mengakses internet, 5. Aplikasi yang sederhana dan mudah digunakan (user friendliness), 6. Kecepatan akses internet.
11
Nirmala (2006) juga menyebutkan bahwa internet digunakan tidak hanya sekedar mencari informasi dan ilmu pengetahuan. Seseorang dapat menggunakan internet untuk mengkonsumsi produk barang atau jasa maupun untuk kepentingan sosial. Konsumen dapat mencari suatu merek ataupun produk baru dengan cepat melalui internet. Menurut data dari salah satu situs, internet juga dapat memberikan keuntungan berikut: (1) berbagi data penelitian dan bisnis antarkolega dan antarorang yang mempunyai pendapat yang sama; (2) berkomunikasi dengan orang lain dan mengirim arsip atau data melalui surat elektronik (e-mail); (3) meminta dan menyediakan bantuan pensolusian masalah dan pertanyaan; (4) pemasaran dan publikasi produk dan jasa; dan (5) mengumpulkan umpan balik dan saran berharga dari pelanggan dan mitra bisnis Hadirnya jejaring sosial yang merupakan salah satu media teknologi informasi, telah menuntut setiap orang untuk dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan. Berdasarkan teori Uses and Gratification, motivasi penggunaan media dalam jejaring sosial, dapat dibagi menjadi tiga, yaitu (Sumarwan 2003): 1. Motivasi Diversi (Hiburan atau Kebutuhan Pelepas Ketegangan) Media, dalam hal ini situs jejaring sosial dijadikan sebuah sarana hiburan untuk memenuhi kebutuhan hiburan yang tidak didapatkan dari orang lain atau media lain. 2. Motivasi Identitas Personal (Membina Hubungan Sosial) Motivasi membina hubungan sosial mengacu pada motif untuk mengembangakan hubungan antar remaja yang dipengaruhi oleh kesempatan yang dimiliki oleh remaja untuk mengembangkan motivasi tersebut. 3. Motivasi Orientasi Kognitif (Pengetahuan) Kebutuhan akan informasi atau pengetahuan, dapat juga diperoleh melalui jejaring sosial. Lengkapnya fasilitas yang disediakan, membuat jejaring sosial menjadi sebuah media diskusi bagi anggota dari grup-grup tertentu. Remaja juga dapat mengirimkan artikel-artikel ilmiah kepada sesama pengguna jejaring sosial untuk sekadar berbagi ilmu pengetahuan kepada teman-teman mereka. Dilain pihak, seringkali anak-anak muda merasa minder jika tidak punya akun Facebook atau Twitter. Mereka takut dianggap kampungan atau ketinggalan jaman. Tidak mengejutkan bahwa motif sepele seperti itu mendorong remaja untuk mengikuti pola yang ditorehkan rekan-rekan mereka. Terlepas kemampuan mereka untuk memahami konten dan konsep jaringan online tersebut, remaja hanya ingin dikenali (Andini, 2010). Menurut Rachmayani (2011) hadirnya Facebook membuat remaja selalu terpacu untuk melakukan hal-hal yang baru, dengan melihat profil orang-orang yang dikenalnya, melihat foto-foto, dan mengomentari status dari temannya. Bagi para remaja khususnya bagi siswa dengan hadirnya jejaring sosial Facebook menjadi lebih ekspresif dengan bebas membuat status, upload foto dan berbagi catatan. Guru yang cerdas dapat memanfaatkan hal ini dengan berinteraksi lebih personal dengan siswanya, sehingga guru dapat menjadi pengarah sekaligus pengawas yang baik bagi para siswa di sekolah maupun di luar sekolah. Fitur-fitur Facebook banyak yang dapat dioptimalkan oleh para pendidik, seperti fitur foto tagging. Guru yang bisa mengumpulkan siswanya melalui Facebook, bisa melakukan penjelasan materi
12
pelajaran dengan sebuah foto. Siswa-siswa di tag oleh gurunya dan kemudian diminta untuk berkomentar terhadap foto tersebut. Dengan itu, guru bisa mengambil peranan sebagai fasilitator yang baik. Teori uses and gratification menurut Severin dan Tankard (2008) seperti dikutip oleh Utomo (2013) menjelaskan tentang aktivitas audience dimana pilihan yang disengaja oleh pengguna media untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sedangkan Katz, Blumler, dan Gurevitch (1974) seperti dikutip oleh Hidayah (2013) menjelaskan mengenai asumsi dasar teori uses and gratifications, yaitu: 1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan. 2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pemilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak. 3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan. 4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan media tersebut kepada para peneliti. 5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak. Aleman dan Wartaman (2009) seperti dikutip oleh Juditha (2011) menyatakan bahwa keberadaan situs jejaring sosial ini memudahkan kita untuk berinteraksi secara mudah dengan orang‐orang dari seluruh belahan dunia dengan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan telepon. Namun, penggunaan situs jejaring sosial lebih banyak bermotifkan untuk berinteraksi dan hiburan dibandingkan dengan menggunakan jejaring sosial untuk ilmu pengetahuan. Hal ini menyebabkan terdapat beberapa dampak positif dan negatif yang dapat diambil dari penggunaan jejaring sosial. Dampak Jejaring Sosial Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dampak adalah pengaruh kuat yg mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif). Dengan adanya situs jejaring sosial, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat (Lin & Atkin 2002) dalam (Juditha 2011). Namun kemunculan situs jejaring sosial ini menyebabkan interaksi interpersonal secara tatap muka (face-to-face) cenderung menurun. Orang lebih memilih untuk menggunakan situs jejaring sosial karena lebih mudah dan praktis. Selain itu, Herring dan Susan (1996) dalam Qamariyah (2009) menyatakan bahwa terdapat beberapa manfaat internet yang terbagi dalam empat kategori, yaitu: 1. Internet sebagai media komunikasi, merupakan manfaat internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia. 2. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup dan WWW (World Wide Web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah. 3. Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan WWW sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat. 4. Manfaat komunitas, internet membentuk masyarakat baru yang beranggotakan para pengguna internet dari seluruh dunia. Dalam
13
komunitas ini pengguna internet dapat berkomunikasi, mencari informasi, berbelanja, melakukan transaksi bisnis, dan sebagainya. Internet sering disebut sebagai cyberspace atau virtual world (dunia maya). Dibalik atmosfer positifnya ternyata tidak dapat dipungkiri, situs jejaring sosial Facebook menyimpan pula sisi negatifnya. Terutama kasus-kasus kejahatan melalui media Facebook yang menimpa para remaja sebagai korbannya. Maraknya pelecehan seksual, praktek prostitusi, tindakan asusila, pertengkaran, penghinaan, pencemaran nama baik, dan cybercrime lainnya yang turut melibatkan remaja banyak ditemui melalui Facebook (Kusumaningtyas 2010). Dampak negatif bermedia Facebook sangat potensial dialami oleh remaja puteri. Hal tersebut dapat dipicu karena remaja puteri cenderung lebih memiliki keterbukaan diri daripada remaja laki-laki. Keadaan ini sangat ironis dengan tujuan utama jejaring sosial dibuat, yaitu untuk memperluas hubungan sosial. Tidak hanya kehidupan umum saja yang terkena dampak dari jejaring sosial, namun pengaruhnya mulai dirasakan dalam dunia pendidikan. Dampak terburuk dalam dunia pendidikan yang dihasilkan dari jejaring sosial adalah mulai menurunnya motivasi dan prestasi belajar siswa. Motivasi adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh siswa demi mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Jika motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran telah menurun, maka prestasi belajar yang akan mereka capai juga akan menurun (Rachmayani 2011). Di lain pihak, kemunculan situs jejaring sosial ini membuat anak muda dapat mengakses internet. Dalam kadar yang berlebihan, situs jejaring sosial ini secara tidak langsung membawa dampak negatif, seperti kecanduan (adiksi) yang berlebihan dan terganggunya privasi seseorang. Beberapa ciri‐ciri orang yang teradiksi terhadap internet, yaitu penggunaan yang berlebihan, kegelisahan ketika tidak mengakses internet dalam interval waktu tertentu, peningkatan toleransi terhadap addiksi internet itu sendiri, dan dampak negatif (termasuk isolasi sosial) Jerald (2008) seperti dikutip oleh Juditha (2011).
14
KERANGKA PEMIKIRAN Perkembangan teknologi komunikasi informasi kian dirasakan oleh kebanyakan orang di dunia saat ini, termasuk masyarakat Malaysia. Internet merupakan salah satu teknologi yang pesat digunakan. Terbukti dari data statistik yang menyatakan bahwa pengguna internet di Malaysia adalah sebanyak 18 juta orang pada tahun 2012 dan akan terus bertambah tiap tahunnya sehingga diperkirakan sebanyak 25 juta orang menjelang tahun 2015 akan menggunakan internet (Berita Harian Online, 2013). Perkembangan ini menandakan bahwa internet dijadikan sebagai media penting bagi individu. Internet memunculkan banyak situs yang dapat memberi berbagai hiburan. Salah satunya adalah situs jejaring sosial. Jejaring sosial melalui internet dipahami oleh khalayaknya sebagai bentuk media elektronik yang memberikan kemudahan dalam menambah pertemanan. Dengan adanya jejaring sosial ini, masyarakat dapat mengundang teman atau mengajukan diri kita untuk bergabung ke dalam situs tersebut, sehingga jejaring sosial yang kita miliki bertambah pengunjungnya dan dapat melakukan interaksi di dalamnya. Facebook, merupakan situs jejaring sosial yang berkembang pesat saat ini bukan hanya di Indonesia tetapi juga di Malaysia. Hal ini dapat dilihat dari penelitian tentang situs jejaring sosial di Malaysia oleh Persatuan Digital Malaysia (MDA) mendapati bahwa pengguna yang mendaftarkan diri pada situs jejaring sosial Facebook adalah sebanyak 8 juta orang pengguna. Severin dan Tankard (2008) dalam Utomo (2013) yang menjelaskan teori uses and gratification mengatakan bahwa aktivitas audience dimana pilihan yang disengaja oleh pengguna media adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka. Penggunaan dan pemanfaatan media melekat pada individu. Faktor penggunaan media dapat berbeda pada masing-masing individu. Hal ini berarti, dalam penelitian media, perlu diketahui karakteristik individu pengguna media. Faktor individu yang menjadi variabel pada penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, pekerjaan dan kepemilikan handphone. Tingkat pemahaman pengguna Facebook berpengaruh pada jenis pemanfaatan yang dilakukan oleh pengguna Facebook. Tingkat pemahaman ini dipengaruhi oleh faktor sosial, yaitu keluarga dan teman. Keluarga dan teman dianggap sebagai faktor sosial terdekat yang mampu memberikan pengaruh pada tingkat pemahaman pengguna Facebook. Pemanfaatan Facebook dapat memunculkan berbagai dampak di kalangan penggunanya, baik positif maupun negatif. Dampak positif dari penggunaan Facebook antara lain dapat memberikan berbagai informasi terkait dengan isu-isu yang sedang terjadi saat ini, menambah ketrampilan, memperoleh gambar dan meningkatkan interaksi. Sedangkan, dampak negatifnya adalah pelecehan seksual, memperoleh gambar berunsur negatif, kecanduan, cyber-crime dan kekerasan psikologis (pembulian). Berdasarkan uraian diatas, keterkaitan berbagai variabel tersebut secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.
15
Faktor individu
Jenis kelamin Usia Pekerjaan Status dalam keluarga Kepemilikan handphone Pemanfaatan Facebook Pemahaman tentang Facebook
Faktor sosial
Melihat profil pengguna lainnya Ekspresi diri Berinteraksi Publikasi
Dampak dari pemanfaatan Facebook Positif Negatif
Teman Keluarga
Keterangan: : Berhubungan Gambar 2 Kerangka Pemikiran Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook pada Masyarakat Pedesaan Malaysia
Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan nyata antara faktor individu dan faktor sosial terhadap pemahaman tentang Facebook 2. Terdapat hubungan nyata antara pemahaman tentang Facebook dengan pemanfaatan Facebook. 3. Terdapat hubungan nyata antara pemanfaatan Facebook dengan dampak dari penggunaan Facebook.
16
Definisi Operasional Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan secara operasional, sebagai berikut: 1. Faktor individu adalah ciri-ciri spesifik yang dapat membedakan dirinya dengan orang lain, seperti: a. Jenis kelamin adalah identitas biologis responden. Diukur dalam skala nominal. Jenis kelamin dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 1: laki-laki 2: perempuan b. Usia menurut Hoetomo (2005) adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan) dan dihitung secara skala rasio. Pengkategorian umur dewasa tersebut berdasarkan pendapat Havighurst (1950) seperti dikutip oleh Mugniesyah (2006) yaitu dewasa awal (18-29 tahun), dewasa pertengahan (30-50 tahun) dan dewasa tua (≥ 50 tahun). c. Pekerjaan adalah kegiatan responden yang dapat dijadikan sumber pemasukan keuangan responden, yang diukur dalam skala nominal. d. Status dalam keluarga adalah hubungan darah yang terjadi dalam satu keluarga, yaitu ayah, ibu dan anak. e. Kepemilikan handphone adalah pernyataan responden terhadap merk handphone yang digunakan, dan diukur dalam skala nominal. 2. Faktor sosial adalah situasi yang menggambarkan keadaan lingkungan diluar diri responden yang mungkin dapat mempengaruhi atau menimbulkan keterdedahan terhadap Facebook dan diukur dalam skala interval. Indikator faktor sosial terbagi menjadi dua, yaitu: a. Tingkat interaksi teman adalah seberapa sering responden membicarakan situs jejaring sosial Facebook dengan temannya sehingga dapat mempengaruhi satu sama lain. b. Tingkat interaksi keluarga adalah situasi yang menggambarkan keadaan lingkungan keluarga responden dan seberapa sering responden membicarakan situs jejaring sosial Facebook dengan anggota keluarganya sehingga dapat mempengaruhi satu sama lain. 3. Pemahaman tentang Facebook adalah tingkat pengetahuan responden terhadap aplikasi atau jejaring sosial Facebook. Pemahaman ini diukur dari seberapa paham responden terhadap fungsi, isi, dan fitur Facebook yang diukur dalam skala ordinal dan dikategorikan ke dalam: Kurang paham : skor 1-2 Paham : skor 3-4 4. Pemanfaatan Facebook adalah aktifitas-aktifitas responden yang dilakukan terhadap jejaring sosial Facebook serta diukur dengan skala interval dengan skor 1-6. Hadirnya jejaring sosial yang merupakan salah satu media teknologi informasi, telah menuntut setiap orang untuk dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan. Terdapat beberapa pemanfaatan yang mungkin dilakukan pengguna Facebook seperti: a. Melihat profil pengguna lainnya atau teman i. Melihat informasi dari pengguna lainnya. ii. Melihat tempat & tanggal lahir dari pengguna lainnya. iii. Melihat pekerjaan.
17
b. Ekspresi i. Pengguna Facebook dapat mengungkapkan gagasan melalui status. ii. Pengguna Facebook dapat mengungkapkan pikiran mengenai suatu peristiwa melalui status. iii. Pengguna Facebook dapat mengungkapkan perasaannya melalui status. iv. Pengguna Facebook dapat memberikan suatu informasi melalui status, seperti link terhadap suatu peristiwa. c. Interaksi i. Pengguna Facebook dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui komentar terhadap status, video, dan foto seseorang yang menjadi temannya. ii. Pengguna Facebook dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui wall to wall. iii. Pengguna Facebook dapat berinterkasi dengan pengguna lainnya melalui aplikasi chatting. iv. Pengguna Facebook dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui aplikasi poke. v. Pengguna Facebook dapat berbagi informasi dengan pengguna lainnya melalui aplikasi group. vi. Pengguna Facebook dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui aplikasi permainan (games). vii. Pengguna Facebook dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui aplikasi event, yaitu daftar kegiatan yang diagendakan. Dengan adanya aplikasi ini, pengguna Facebook ataupun teman pengguna harus merespon terhadap event tersebut. d. Publikasi i. Publikasi foto-foto. ii. Publikasi video iii. Publikasi tulisan yang berupa notes. 5. Dampak dari penggunaan Facebook adalah pengaruh kuat yg mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif) dari penggunaan Facebook, seperti: a. Dampak positif: i. Menambah pengetahuan ii. Menambah ketrampilan iii. Memperoleh gambar atau foto iv. Meningkatkan interkasi v. Membantu menyelesaikan tugas b. Dampak negatif: i. Memperoleh foto berunsur negatif ii. Kecanduan iii. Cyber-crime iv. Kekerasan psikologis (pembulian)
18
19
PENDEKATAN LAPANG
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data (Singarimbun dan Effendi 1989). Pengumpulan data secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam terhadap informan. Unit analisis dari penelitian ini adalah individu.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu desa yang terdapat di Malaysia yaitu Desa Gebok atau dalam bahasa lokal disebut Kampung Gebok, Mantin, Bandar (kabupaten) Nilai, Seremban, Negeri Sembilan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan sebagian besar masyarakat desa tersebut telah memiliki gadget, sehingga memungkinkan akses terhadap internet dapat dengan mudah dilakukan. Pada tahun 2012, data penduduk Kampung Gebok yang telah memiliki kemudahan seperti komputer adalah sebanyak 150 rumah dari 198 rumah keseluruhannya. Selain itu, jumlah penduduk yang memiliki jaringan terhadap internet adalah sebanyak 97 rumah dari 198.
Teknik Penentuan Responden dan Informan Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat pedesaan Kampung Gebok, Nilai, Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia yang menggunakan jejaring sosial Facebook. Penelitian ini melibatkan responden dan informan sebagai perolehan data primer di lapangan. Responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi dan data relevan untuk mendukung penelitian ini. Pemilihan responden dipilih dengan prosedur sebagai berikut: Jumlah responden yang diteliti adalah sebanyak 60 responden yang dipilih dengan menggunakan metode accidental sampling. Metode ini dipilih karena populasi yang diteliti infinite (populasi yang jumlah dan identitasnya anggota populasi tidak diketahui). Accidental Sampling menurut Sugiyono (2004) yaitu mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang ditemui oleh peneliti bisa digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data dengan kriteria utamanya adalah pengguna Facebook dengan ketentuan umur yang ditetapkan. Disamping responden, penelitian ini juga melibatkan informan yang diambil dari tokoh masyarakat di lingkungan desa, dan kecamatan lokasi penelitian. Informan terdiri dari tokoh agama, adat, pemuda, dan wanita.
20
Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari sumber data dengan menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Wawancara terstruktur, yaitu wawancara dengan menggunakan kuesioner dilakukan kepada responden untuk melengkapi data yang dibutuhkan. 2. Wawancara terbuka dan mendalam, yaitu mendalam dilakukan dengan menggunakan pedoman pertanyaan kepada informan yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya. 3. Observasi, yaitu memperoleh gambaran keadaan desa dan masyarakat secara langsung serta untuk kebutuhan dokumentasi. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur terhadap data monografi Kampung Gebok, data kependudukan desa, dan literatur lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kuesioner sebagai instrument yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel. Validitas kuesioner dilakukan dengan cara: 1. Menyesuaikan dengan kondisi lapang 2. Menggunakan bahasa yang dipahami responden 3. Merujuk kepada berbagai konsep dan teori yang relevan 4. Dikonsultasikan isinya kepada ahli, yaitu dosen pembimbing Reliabilitas kuesioner dilakukan dengan cara melakukan uji coba kuesioner kepada 10 orang di luar responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Perhitungan koefisien realibilitas dilakukan dengan menggunakan prosedur split half (belah dua). Hasil yang didapat dari beberapa responden diluar kerangka contoh yang memiliki karakteristik relatif sama dengan responden penelitian menunjukan bahwa nilai koefisienn reliabilitas pemanfaatan Facebook sebesar 0.865. Hasil ini menunjukan bahwa kuesioner penelitian ini reliabel. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif: Dilakukan untuk mendeskripsikan keragaman karakteristik khalayak, pemahaman tentang Facebook, pemanfaatan Facebook, dan dampak dari Facebook. Beberapa prosedur statistika yang digunakan meliputi: rataan, standar deviasi, nilai maksimum dan minum, serta frekuensi dan distribusi. 2. Analisis Hubungan: Dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel penelitian, dengan menggunakan prosedur korelasi Rank-Spearman dan Chi-Square sebagai berikut: a. Uji Rank-spearman digunakan untuk melihat keterhubungan antar variabel dengan skala ordinal. Rumus Rank-spearman sebagai berikut :
21
Keterangan : rs = rank-spearman di = determinan n = jumlah data atau sampel Korelasi dapat menghasilkan angka positif yang menunjukkan hubungan yang searah antara dua variabel yang diuji atau negatif yang menunjukkan hubungan yang tidak searah. Keeratan hubungan dari koefisien rs dan C ditetapkan dari korelasi dengan kriteria yang dikemukakan Guilford (1956) dalam Rakhmat (2002) sebagai berikut: < 0.20 : Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0.20 – 0.40 : Hubungan rendah tetapi pasti 0.40 – 0.70 : Hubungan yang cukup berarti 0.70 – 0.90 : Hubungan yang tinggi; kuat > 0.90 : Hubungan sangat tinggi; kuat sekali, dapat diandalkan
b. Uji Chi-Square digunakan untuk melihat keterhubungan antar variabel dengan skala nominal. Rumus Chi-Square sebagai berikut :
Keterangan : = Nilai chi-kuadrat fe : Frekuensi yang diharapkan fo : Frekuensi yang diperoleh/diamati
22
23
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Kampung Gebok Pada bab ini dipaparkan mengenai profil Kampung (Desa) Gebok yang akan dibagi menjadi beberapa bab, yaitu wilayah dan geografis, karakteristik penduduk, sosial ekonomi, gambaran umum lokasi, karakteristik responden dan karakteristik individu responden. Wilayah dan Geografis Penelitian ini dilakukan di Kampung Gebok. Kampung dalam bahasa Malaysia merupakan sebuah tingkatan yang sama dengan desa di Indonesia. Kampung Gebok merupakan salah satu desa yang rata-rata penduduknya telah menggunakan komputer yang tersambung dengan internet dan Facebook yang terletak di wilayah Negeri Sembilan, Malaysia. Kampung Gebok juga berbatasan dengan tiga wilayah yaitu pada sebelah barat Kampung Gebok terdapat Kampung Batang Benar, sebelah Utara, terdapat Kampung Beranang, sementara sebelah Timur dan Selatan Kampung Gebok terdapat Kampung Mantin. Luas wilayah Kampung Gebok secara keseluruhan adalah 250 ha. Wilayah yang digunakan untuk bangunan umum, pemukiman, jalan raya, pertanian dan lain-lain adalah seluas 200 ha. Sebanyak 83 ha lahan digunakan untuk lahan pemukiman dan bangunan umum. Namun, wilayah Kampung Gebok sebagian besar digunakan untuk pertanian dan peternakan. Luas lahan yang dijadikan sebagai lahan pertanian dan peternakan adalah sebanyak 117 ha. Lebih lengkapnya data tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1: Tabel 1 Penggunaan lahan pertanian di Kampung Gebok tahun 2013 Lahan Pertanian Luas (ha) Pertanian (tanaman) 57 Peternakan 45 Industri (kue tradisional) 15 Total 117 Sumber: Data Monografi Kampung Gebok 2013
Persen (%) 28.5 22.5 7.5 58.5
Tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar lahan pertanian disana digunakan sebagai lahan pertanian buah-buahan seperti nangka, tebu dan pisang. Selain itu, masyarakat Kampung Gebok juga beternak ayam, kambing dan sapi. Kegiatan industri yang terdapat di Kampung Gebok adalah pembuatan kue-kue tradisional yang lebih digiatkan oleh kaum wanita.
Sosial Ekonomi Masyarakat Kampung Gebok dihuni oleh sebagian besar penduduk asli masyarakat disana. Mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam, namun ada juga sebagian penduduk yang menganut agama Budha dan Hindu. Hal ini dilihat dari
24
jumlah penduduk kaum Cina yang berjumlah 95 orang dan kaum India yang berjumlah 89 orang. Terdapat dua buah masjid di Kampung Gebok. Setiap bulan Ramadhan tiba, masayarakat desa mulai mengadakan kegiatan-kegiatan seperti buka puasa bersama dan mengaji di masjid Kampung Gebok. Kehidupan religius sangat terasa di desa ini. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh responden sebagai berikut: “Bile dah masuk bulan Ramadhan, biasenye kitorang nih selalu buat masak-masak untuk berbuka puasa kat Masjid Nurul Iman. Kadang, makcik tengok bukan sahaja orang Kampung Gebok yang berbuka puasa kat masjid ni, orang dari luar kampong pun ada juga yang berbuka kat sini. Dengan begini kitorang pun dapatlah lebih mengenal orang-orang Kampung Gebok” (Makcik Lisna, 30thn) “Biasanya, apabila bulan Ramadhan tiba kami selalu bergantian masak untuk sajian buka puasa bersama di Masjid Nurul Iman. Kadang bukan saja penduduk Kampung Gebok yang datang, tetapi juga masyarakat dari luar kampong juga datang di masjid ini untuk berbuka puasa bersama. Dengan adanya kegiatan seperti ini, penduduk Kampung Gebok dapat lebih mengenal satu sama lain” (Makcik Lisna, 30 thn) Sarana dan prasarana perekonomian yang terdapat di Kampung Gebok yaitu terdapat peternakan yang hasil ternaknya dapat dijual kepada pengusaha besar, pengolahan makanan dan minuman yang dapat menghasilkan kue-kue tradisional setempat, serta terdapatnya pasar tani. Biasanya, pasar tani hanya diadakan sekali dalam seminggu. Pasar tani merupakan pasar yang menjual hasil usaha tani yang mereka tanam. Seperti menjual hasil panen nangka, pisang, dan tebu. Kampung Gebok sudah memiliki sarana telekomunikasi seperti jaringan internet dan jaringan telepon. Sebanyak 150 dari 198 rumah telah mempunyai kemudahan telekomunikasi seperti komputer dan telah terhubung dengan internet. Disamping itu, penduduk Kampung Gebok juga rata-rata memiliki telepon rumah dan beberapa telepon genggam. Selain itu, sarana dan kemudahan jalan yang terdapat di Kampung Gebok sudah cukup memadai karena adanya aspal. Sementara itu, sarana pendidikan di Kampung Gebok ini masih minim. Kampung Gebok hanya memiliki 1 buah taman kanak-kanak dan 2 buah sekolah menengah yang setaraf dengan SMP dan SMA. Meskipun begitu, kesadaran penduduk Kampung Gebok untuk melanjutkan sekolah hingga ke Perguruan Tinggi sudah cukup tinggi. Kondisi penduduk Kampung Gebok berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 2.
25
Tabel 2 Jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2013 Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Belum bersekolah 87 Sekolah Agama (MTS) 25 SD 140 SMP 569 SMA 569 Diploma 78 S1 36 Total 1504 Sumber: Data monografi Kampung Gebok tahun 2013
Persentase (%) 5.78 1.67 9.31 37.83 37.83 5.19 2.39 100
Tabel 2 menjelaskan bahwa distribusi tingkat pendidikan penduduk Kampung Gebok didominasi oleh tamatan SMP/SMA, yaitu sebanyak 569 orang. Diikuti oleh tamatan SD, yaitu sebanyak 140 orang. Penduduk Kampung Gebok juga mempunyai kesadaran untuk melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, sebanyak 78 orang penduduk telah bergelar diploma dan 36 orang telah menjadi sarjana. Sebagian penduduk Kampung Gebok memilih untuk bersekolah di sekolah agama yang setara dengan Madrasah Terapadu Tsanawiyah (MTS), yaitu sebanyak 25 orang. Namun, terdapat juga penduduk yang belum sekolah, yaitu sebanyak 87 orang. Tabel 3 Jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok berdasarkan jenis pekerjaan tahun 2013 Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Petani 35 Pedagang 8 PNS 25 Buruh Pabrik 390 Lainnya (kerja kampung, 1046 pelajar dan belum bersekolah) Total 1504 Sumber: Data Monografi Kampung Gebok Tahun 2013
Persen (%) 2.33 0.53 1.66 25.93 69.55
100
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan yang terdapat di Kampung Gebok didominasi oleh kaum pelajar, kerja kampung dan penduduk yang masih belum bersekolah. Kerja kampung di Indonesia dikenal sebagai kader, yang terdiri dari kader kesehatan, kader kesenian, kader olahraga, dan kader pemuda. Kemudian, diikuti dengan pekerja pabrik sebanyak 390 orang, petani sebanyak 35 orang, pegawai negeri sebanyak 25 orang dan pedagang sebanyak 8 orang.
26
Karakteristik Penduduk Berdasarkan data demografi Kampung Gebok pada tahun 2013, penduduk Kampung Gebok sebanyak 1.504 orang dengan jumlah bilangan keluarga sebanyak 252 keluarga. Penduduk terbanyak terdapat pada kelompok usia 0-19 tahun yaitu sebanyak 49.33% dari total penduduk. Namun, pada kelompok usia tersebut yang paling dominan adalah dalam kisaran umur 0-17 tahun yaitu sebanyak 46%. Manakala kelompok usia 20-39 tahun sebanyak 21.41%, 40-59 tahun sebanyak 18.62% dan > 60 tahun sebanyak 10.64%. Lebih lengkapnya data tersebut dapat dilihat dalam tabel 4. Tabel 4 Jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok, Negeri Sembilan berdasarkan usia tahun 2013 Usia Jumlah (orang) Persentase (%) 0-19 (tahun) 742 49.34 20-39 (tahun) 322 21.40 40-59 (tahun) 280 18.62 > 60 (tahun) 160 10.64 Total 1504 100 Sumber: Data Monografi Kampung Gebok Tahun 2013 Tabel 4 menunjukan bahwa usia produktif muda di Kampung Gebok masih banyak, yaitu sebanyak 322 orang. Sementara itu, penduduk usia dewasa menengah (40-59 tahun) sebanyak 280 orang dan penduduk usia dewasa tua (> 60 tahun) sebanyak 160 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan di Kampung Gebok ini cukup bagus, sehingga masalah kesehatan yang dialami oleh penduduk kampung ini dapat diatasi dengan segera.
27
GAMBARAN UMUM RESPONDEN
Karakteristik Individu Responden Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 60 orang, dengan usia mulai dari dewasa awal (18-29 tahun), dewasa menengah (30-50 tahun), hingga dewasa atas (≥50 tahun). Rata-rata penduduknya memiliki pekerjaan sebagai pelajar, buruh pabrik, dan pegawai negeri. Pada tabel 5 disajikan mengenai jumlah dan persentase penduduk Kampung Gebok: Tabel 5 Persentase responden menurut karakteristik responden di Kampung Gebok tahun 2014 1.
Karakteristik Jenis kelamin
2.
Usia
3.
Jenis pekerjaan
4.
Status dalam keluarga
5.
Kepemilikan handphone
Kategori Laki-laki Perempuan Dewasa awal (18-29 tahun) Dewasa menengah (30-50 tahun) Dewasa akhir (≥50 tahun) Petani Pedagang Pegawai negeri Buruh pabrik Lainnya (kerja kampung, pelajar dan mahasiswa) Suami Istri Anak Samsung Sony Blackberry iPhone Nokia Lainnya
Persentase (%) 60.00 40.00 90.00 6.67 3.33 1.67 1.67 13.33 26.67 56.66 11.67 15.00 73.33 63.34 13.33 5.00 6.67 8.33 3.33
Jenis Kelamin Pada penelitian ini, jumlah individu yang dijadikan sebagai responden adalah sebanyak 60 orang yang dibagikan menjadi 36 orang responden laki-laki dan 24 orang responden perempuan. Persentase untuk responden laki-laki yaitu sebesar 60 persen dan 40 persen pada responden perempuan. Usia Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah termasuk dalam usia produktif, yaitu sebanyak 90 persen terletak pada usia antara 18-29
28
tahun yang menurut pendapat Havighurst (1950) dalam Mugniesyah (2006) termasuk dalam usia dewasa awal. Hal ini dapat dilihat dari rataan kisaran usia pada penelitian ini adalah rata-rata penduduk berumur 24 tahun. Terdapat juga 6.67 persen responden yang termasuk dalam usia dewasa menengah (30-50 tahun) dan sebanyak 3.33 persen responden yang termasuk dalam usia dewasa akhir (≥50 tahun). Jenis Pekerjaan Kebanyakan responden memiliki pekerjaan sebagai pelajar, mahasiswa dan kerja kampung dengan jumlah persen sebanyak 56.66 persen. Artinya, sebanyak 34 orang dari 60 responden tersebar pekerjaannya menjadi pelajar, mahasiswa dan kerja kampung. Namun juga terdapat 26.67 persen atau sebanyak 16 orang responden yang bekerja sebagai buruh pabrik dan 13.33 persen atau sebanyak 8 orang responden bekerja sebagai pegawai negeri. Responden yang bekerja sebagai petani dan pedagang pada penelitian ini masing-masing berjumlah 1.67 persen, yaitu sebanyak 2 orang responden yang bekerja sebagai petani dan pedagang. Hal ini dikarenakan oleh, pekerjaan petani bukanlah pekerjaan utama yang mereka lakukan. Pelajar, mahasiswa dan kerja kampung, mereka selalu membantu orang tua mereka dengan cara bertani, menanam tanam-tanaman, dan memungut hasil tani. Namun, pekerjaan utama mereka tetap sebagai pelajar, mahasiswa dan kerja kampung. Status dalam Keluarga Responden yang terlibat pada penelitian ini kebanyakannya berstatus anak, yaitu sebanyak 44 orang responden dengan persentase sebesar 73.33 persen. Sementara, responden yang berstatus istri sebanyak 9 orang responden dengan persentase sebesar 15.00 persen. Manakala, responden yang berstatus suami pada penelitian ini adalah sebanyak 7 orang responden dengan persentase sebesar 11.67 persen. Hal ini karena, kebanyakan anak-anak atau remaja di Kampung Gebok lebih banyak akses terhadap Facebook dibandingkan dengan orangtuanya. Sangat jarang orangtua baik suami atau istri yang akses atau menggunakan Facebook. Kepemilikan Handphone Responden sebagian besar menggunakan handphone bermerek Samsung, dengan jumlah responden sebanyak 38 orang dan dengan persentase sebesar 63.34 persen. Selain itu, merek handphone yang banyak digunakan oleh penduduk Kampung Gebok adalah Sony, yaitu sebanyak 8 orang responden dengan persentase sebesar 13.33 persen. Penduduk Kampung Gebok tidak banyak yang menggunakan handphone bermerek Blackberry, yaitu sebanyak 3 orang responden dengan persentase sebanyak 5.00 persen. Namun, pemilik handphone bermerek iPhone di desa ini masih sedikit dibandingkan dengan pemilik handphone Nokia. Sebanyak 4 orang responden yang menggunakan handphone bermerek iPhone dengan persentase sebesar 6.67 manakala, sebanyak 5 orang responden dengan persentase sebesar 8.33 persen responden yang memiliki handphone bermerek Nokia. Terdapat sebanyak 2 orang responden dengan persentase sebanyak 3.33 persen responden yang menggunakan handphone bermerek Oppo dan HTC.
29
Karakteristik Lingkungan Sosial Faktor sosial adalah situasi atau kondisi di luar diri responden yang diduga dapat menimbulkan keterdedahan terhadap penggunaan Facebook. Faktor lingkungan sosial responden dapat diukur dengan dua kategori, yaitu tingkat interkasi teman dan tingkat interaksi keluarga. Teman adalah orang lain yang sering berinteraksi dengan responden yang dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Keluarga adalah suatu hubungan yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah dan memiliki hubungan darah. Pada Tabel 6 disajikan mengenai tingkat interaksi teman dan keluarga. Tabel 6 Jumlah dan persentase karakteristik lingkungan sosial responden menurut tingkat interaksi keluarga dan tingkat interaksi teman di Kampung Gebok tahun 2014 No.
Karakteristik
Kategori
1.
Tingkat interaksi teman Tingkat interaksi keluarga
2.
Rendah Tinggi
Jumlah (orang) 27 33
Persentase (%) 45.00 55.00
Rataan skor* 2.54
Rendah Tinggi
53 7
88.33 11.67
1.96
*kisaran skor 1-3
Tingkat interaksi teman dapat diukur dari seberapa sering responden berinteraksi dengan temannya mengenai Facebook. Indikator ini diukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu rendah jika responden jarang membicarakan dengan temannya dan tinggi jika responden sering membicarakan dengan temannya mengenai Facebook. Tabel 6 mengungkapkan bahwa responden menggunakan Facebook lebih banyak karena pengaruh dari teman yaitu dengan rataan skor sebesar 2.54 dibandingkan dengan pengaruh dari keluarga (rataan skor 1.96). Hal ini dikarenakan, saat ini teman dari responden banyak yang menggunakan Facebook sehingga sangat wajar apabila responden mempunyai akun Facebook. Seperti yang diungkapkan oleh Judhita (2011) bahwa perilaku remaja ini juga dapat dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan, dimana saat semua teman‐teman di sekitar mereka memanfaatkan situs jejaring sosial maka mereka juga akan melakukan hal yang sama. Selain itu, sebelum responden menggunakan Facebook kebanyakkan teman dari responden sudah menggunakannya terlebih dahulu sehingga responden menjadi tertarik untuk dapat menggunakannya. Responden juga mengaku bahwa salah satu alasan menggunakan Facebook adalah karena ajakan dari temannya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Andini (2010) yang menyatakan bahwa seringkali anakanak muda tersebut merasa minder jika tidak mempunyai akun Facebook atau Twitter karena takut dianggap ketinggalan jaman. Berbeda dengan tingkat interaksi keluarga. Responden jarang mendapat pengaruh untuk menggunakan Facebook dari keluarganya, sehingga tingkat interaksi keluarga cenderung rendah.
30
31
PEMAHAMAN TENTANG FACEBOOK
Tingkat Pemahaman Tentang Facebook Pemahaman tentang Facebook adalah tingkat pengetahuan responden terhadap aplikasi atau jejaring sosial Facebook. Pemahaman ini dapat diukur dengan beberapa indikator seperti fungsi Facebook, isi Facebook, dan fitur Facebook. Pada Tabel 7 disajikan mengenai pemahaman Facebook. Tabel 7 Sebaran responden Kampung Gebok berdasarkan pemahaman Facebook tahun 2014 No.
Karakteristik
Kategori
1. 2.
Fungsi Facebook Isi Faceebook
3.
Fitur Faceebook
Kurang paham Paham Kurang paham Paham Kurang paham Paham
Total
Persentase (%) 6.67 93.33 13.33 86.67 8.33 91.67
Rataan skor* 3.47 3.42 3.45 3.44
*kisaran skor 1-4
Keseluruhan responden sudah paham tentang bagaimana memanfaatkan Facebook. Hal ini dapat dilihat pada tabel 7 bahwa total rataan skor pada ketiga indikator diatas adalah sebesar 3.44, yang artinya kebanyakkan responden telah paham dalam memanfaatkan dan menggunakan Facebook tersebut. Fungsi Facebook Pemahaman responden tentang fungsi Facebook merupakan pengetahuan responden mengenai maksud dari adanya jejaring sosial Facebook ini. Fungsi Facebook dikategorikan menjadi dua, yaitu kurang paham, yang menjelaskan bahwa responden memahami fungsi Facebook dari rataan skor 1-2 dan paham yang mewakili responden sudah cukup memahami fungsi Facebook (rataan skor 3-4). Dapat dilihat pada tabel 7 bahwa rata-rata responden sudah cukup memahami fungsi Facebook itu sendiri yaitu sebanyak 93.33 persen responden dengan rataan skor sebesar 3.47 dan hanya kurang dari 7 persen responden yang kurang paham terhadap fungsi Facebook ini. Hal ini dikarenakan oleh Facebook merupakan situs jejaring sosial yang sangat ramai dibicarakan orang sehingga responden telah mengetahui secara umum fungsi Facebook tersebut sebelum menggunakannya. Facebook digunakan oleh responden karena pemahaman responden untuk menggunakan atau mengoperasikan Facebook sudah cukup baik. Artinya, responden sudah memahami fungsi Facebook untuk sebatas yang mereka gunakan. Hampir semua responden berpendapat bahwa Facebook merupakan wadah untuk bersosialisasi dan menambah teman. Lampe, Ellison, & Steinfield (2007) seperti dikuti oleh Wijaya (2012) juga berpendapat bahwa salah satu fungsi
32
utama dalam penggunaan situs jejaring sosial adalah pemeliharaan relasional. Dengan ini, dapat diasumsikan bahwa responden Kampung Gebok telah memahami fungsi dari Facebook itu sendiri. Isi Facebook Pemahaman responden tentang isi Facebook adalah sejauhmana responden mengetahui apa saja yang terdapat didalam situs jejaring sosial Facebook. Biasanya, isi Facebook lebih kepada tampilan Facebook itu sendiri. Misalnya, apa saja yang terdapat pada home atau beranda Facebook, profile, dan content-content lainnya. Berikut merupakan tampilan dari home Facebook:
Gambar 3 Tampilan home Facebook (Screenshoot) Terdapat beberapa isi pada tampilan home Facebook. Menurut Patria dan Yulianto (2011), isi tampilan home Facebook meliputi: 1. Profil pengguna, berisi nama serta data pengenal yang lain mengenai pengguna. Dilengkapi dengan gambar pengenal pengguna. 2. Aplikasi dan game, yaitu nama-nama aplikasi penunjang dan permainan yang dipergunakan oleh pengguna. 3. Daftar grup, yaitu daftar nama grup atau kelompok dimana pengguna terdaftar atau bergabung. 4. Pilihan status, merupakan fungsi utama yang dipergunakan oleh pengguna Facebook untuk berinteraksi dengan temannya dengan berbagi status. Status yang bisa dibagikan dengan temannya adalah: a) Text, biasanya tentang keadaan atau sistuasi yang dialami atau dirasakan oleh pengguna dan ingin membaginya dengan para teman yang dimiliki.
33
b) Photo, adalah status berisi gambar. Ini adalah status paling populer yang dipergunakan oleh para pengguna Facebook. c) Link, adalah status yang berisi link ke suatu alamat website. d) Video, adalah status yang berisikan rekaman digital peristiwa dan suara. e) Question, adalah status yang berisikan pertanyaan yang diajukan kepada teman untuk mendapatkan jawaban. Misalnya menanyakan opini teman terhadap sesuatu peristiwa atau pengalaman. 5. Wall, yaitu area dimana para pengguna yang saling terhubung dapat mengetahui status-status yang dibagi oleh para temannya dalam akun Facebooknya. 6. Komentar, yaitu dokumentasi komentar atas suatu status. Komentar akan ditata sesuai dengan urutan waktu komentar diberikan. 7. Pengaturan akun, merupakan menu-menu dimana profil, hak akses, keamanan serta bentuk notifikasi yang diharapkan dapat diatur oleh pengguna Facebook itu sendiri. 8. Tanda notifikasi, merupakan catatan dan pemberitahuan tentang adanya informasi terbaru dari teman yang terkait dengan pengguna. Warna merah dan angka yang ditunjukkan merupakan jumlah notifikasi terbaru yang masuk dan belum dibaca oleh pengguna. Notifikasi pada mobile device dilengkapi dengan suara sehingga bisa menarik perhatian pemilik tentang adanya informasi terbaru yang terkait dengan akun Facebook-nya. 9. Event, yaitu daftar kegiatan yang diagendakan, baik oleh pengguna ataupun karena ada undangan dari teman pengguna. 10. Chatting, adalah sebuah fasilitas yang memungkinkan pengguna Facebook berkomunikasi secara realtime dengan teman yang pada waktu yang bersamaan sedang online juga. 11. Kolum pencarian, yaitu kolum yang digunakan untuk mencari teman, tempat dan bahkan barang-barang yang ingin dicari. Isi Facebook dihitung secara ordinal dengan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu kurang paham (rataan skor 1-2) dan paham (rataan skor 3-4). Tabel 8 menjelaskan bahwa responden yang memahami isi Facebook adalah sebanyak 86.67 persen dan dengan rataan skor sebesar 3.42. Kebanyakan responden sering membuka situs jejaring sosial ini, sehingga rata-rata responden telah memahami sepenuhnya isi dari Facebook dan hanya 13.33 persen yang masih paham sebagian terhadap isi Facebook. Fitur Facebook Pemahaman responden tentang fitur Facebook adalah sejauhmana responden mengetahui penggunaan dari aplikasi-aplikasi yang ada di jejaring sosial Facebook. Berbeda dengan situs jejaring sosial lainnya, Facebook mempunyai fitur yang lebih lengkap. Menurut Holzner (2009) seperti dikutip oleh Sumendap (2011), Facebook memiliki enam fitur yang meliputi: 1. Profile Profile adalah halaman web anggota dari Facebook yang dapat dilihat oleh temannya. Profile berisi gambaran umum dari pengguna seperti nama, tanggal lahir, dan berbagai informasi pribadi lainnya.
34
Pengguna dapat mengatur informasi mana yang dapat dilihat orang lain dan mana yang tidak dapat dilihat orang lain. 2. Wall Letak wall ada di setiap halaman profil. Wall memungkinkan pengguna atau teman menuliskan pesan dan dapat saling memberikan balasan berupa komentar di tempat yang telah disediakan yang berupa text box. 3. Friends Friends merupakan salah satu fitur yang memudahkan penggunanya untuk dapat mengkoleksi teman-teman yang telah terhubung. Selain itu, pengguna juga dapat mengorganisasikan daftar teman berdasarkan tempat tinggal, tempat belajar dan lainnya. Jumlah teman di Facebook dapat mencapai 5000 orang dalam satu profile. 4. Photo dan video Biasanya terdapat di dalam profile. Fitur ini memungkinkan pengguna mengunggah foto sebanyak mungkin serta mengorganisasikannya sendiri. Setiap foto dapat ditandai untuk dapat terhubung dengan orang lain yang diinginkan dengan fasilitas tag. Demikian pula halnya dengan video, dapat diorganisasi oleh pengguna sesuai keinginan sendiri dan dapat ditandai agar dapat terhubung dengan orang lain menggunakan fasilitas tag. 5. Group Fitur dalam Facebook untuk membuat suatu kelompok pertemanan sesuai dengan minat yang sama. Biasanya group digunakan untuk berdiskusi, membuat pengumuman, dan sebagainya. Sebuah group terdiri dari anggota yang bergabung, berita terbaru, panel diskusi, wall, foto kiriman, dan video yang semuanya dapat diberi komentar. Keanggotaan dari sebuah group dapat diatur oleh administrator dalam tiga kategori, yang pertama group terbuka. Group ini memperbolehkan siapa saja untuk dapat mendaftar. Yang kedua group terbatas. Dalam group ini siapa saja diperbolehkan untuk didaftarkan dan jadi anggota atas ijin dari administrator, dan yang terakhir adalah group sangat terbatas, hanya teman yang diundang saja. 6. Page Salah satu fitur yang mirip dengan group. Sebutan lainnya adalah fanpage atau public profile. Merupakan sebuah fitur yang berfungsi seperti sebuah website. Siapa saja dapat bergabung menjadi fans dengan jumlah anggota yang tidak terbatas. Biasanya digunakan oleh pelaku bisnis sebagai sarana promosi produknya dan oleh para public figure. Fitur Facebook ini dikategorikan menjadi kurang paham dengan rataan skor 1-2 dan paham dengan rataan skor 3-4. Pada Tabel 7 tersebut, dapat dilihat bahwa responden sudah memahami fitur Facebook secara garis besar yaitu hampir sebanyak 92 persen responden telah memahami fitur Facebook tersebut dan dengan rataan skor sebesar 3.45. Hal ini dikarenakan oleh, kebanyakan responden adalah remaja yang masih bersekolah, sehingga mereka sudah memiliki pemahaman yang banyak terhadap fitur Facebook dari pergaulan mereka seharihari. Dengan ini, responden sudah paham dalam menggunakannya dan sangat sedikit responden yang masih kurang memahaminya, yaitu sebanyak kurang dari 10 persen responden.
35
Hubungan Karakteristik Individu dengan Pemahaman Facebook Hubungan antara karakteristik individu dengan pemahaman Facebook dianalisis dengan menggunakan koefisien Chi Square dan Rank Spearman ditunjukkan pada Tabel 8. Tabel 8 Korelasi antara karakteristik individu dengan pemahaman Facebook di Kampung Gebok tahun 2014 Karakteristik individu
Koefisien*
Pemahaman Facebook Fungsi Facebook
Isi Facebook
Fitur Facebook
Jenis kelamin
χ2
0.402
0.024
0.000
Usia
γs
0.089
-0.044
-0.114
Status dalam keluarga Pekerjaan
χ2
1.470
1.234
1.184
χ2
0.973
7.950
11.920
Kepemilikan handphone
χ2
5.442
4.376
1.649
*γs = koefisien Rank Spearmen, χ2 koefisien Chi Square
Dapat dilihat pada Tabel 8, bahwa uji korelasi Chi Square dan Rank Spearmen telah dilakukan antara karakteristik individu dengan pemahaman Facebook. Secara umum, tidak terdapat hubungan nyata diantara kedua variabel tersebut karena p > 0.05. Hal ini menunjukkan, tidak adanya perbedaan pemahaman tentang Facebook diantara responden yang berbeda karakteristiknya. Hal terjadi karena kebanyakan responden Kampung Gebok telah memahami Facebook untuk memanfaatkan atau mengorganisasikan Facebook, sehingga responden sudah cukup paham untuk menggunakannya. Oleh karena itu, hampir semua golongan masyarakat, baik dari segi usia, jenis kelamin, profesi, status dalam keluarga dan juga kepemilikan hanphone sudah tahu dan paham dalam menggunakannya. Hal ini dapat dibuktikan dari kebanyakkan responden yang berumur dan berstatus sebagai pelajar bahkan ibu rumah tangga pun dapat menggunakkan Facebook. Pemahaman Facebook sudah berlaku umum di kalangan responden sehingga tidak adanya hubungan yang terjadi apabila dikaitkan dengan karakteristik individu. Hasil pengujian membuktikan bahwa karakteristik individu tidak berhubungan dengan pemahaman Facebook. Hipotesis pertama yang berbunyi “terdapat hubungan antara karakteristik individu dan karakteristik sosial dengan pemahaman tentang Facebook” ditolak. Hal ini terjadi karena upaya Facebook menjelaskan kepada pengguna sudah tepat atau sesuai untuk semua golongan pengguna.
36
Hubungan Karakteristik Lingkungan Sosial dengan Pemahaman Facebook Hubungan antara karakteristik lingkungan sosial dengan pemahaman Facebook dianalisis dengan menggunakan koefisien Rank Spearman ditunjukkan pada Tabel 9. Tabel 9 Korelasi antara karakteristik lingkungan sosial dengan pemahaman Facebook di Kampung Gebok tahun 2014 Keterdedahan terhadap Facebook Tingkat interaksi teman Tingkat Interaksi keluarga
Pemahaman Facebook Fungsi Facebook Isi Facebook
Fitur Facebook
0.161
0.138
0.091
0.097
0.143
0.110
Tabel 9 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara karakteristik lingkungan sosial dengan pemahaman Facebook karena p > 0.05. Pemahaman responden terhadap fungsi, isi dan fitur Facebook bukan dari tingkat interaksinya dengan teman dan keluarga melainkan dari diri mereka sendiri. Hal ini terjadi karena pemahaman responden terhadap fungsi, isi, dan fitur Facebook sudah cukup bagus sehingga mereka dapat menggunakannya dengan cukup baik. Penyajian Facebook yang sudah baik dan jelas juga memudahkan responden untuk dapat memahami tentang fungsi, isi, dan fitur Facebook dengan sendirinya sehingga, tingkat interaksi teman dan keluarga tidak berpengaruh terhadap pemahaman Facebook. Hasil pengujian membuktikan bahwa karakteristik lingkungan sosial tidak berhubungan dengan pemahaman Facebook. Hipotesis pertama yang berbunyi “terdapat hubungan antara karakteristik individu dan karakteristik sosial dengan pemahaman tentang Facebook” ditolak. Hal ini terjadi karena upaya Facebook menjelaskan kepada pengguna sudah tepat.
37
PEMANFAATAN FACEBOOK
Tingkat Pemanfaatan Facebook Jejaring sosial Facebook saat ini dapat menyebabkan dampak positif maupun negatif. Kemunculan dampak jejaring sosial Facebook tergantung pada penilaian mereka terhadap pemanfaatan jejaring sosial tersebut. Penilaian dalam hal ini terdiri dari beberapa variabel, seperti: pertemanan, ekspresi diri, berinteraksi, dan publikasi. Penilaian responden terhadap pemanfaatan Facebook dapat dilihat dari skor penginterpretasian responden. Penilaian dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu kategori rendah dan tinggi. Sebaran responden berdasarkan pemanfaatan Facebook disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Sebaran responden Kampung Gebok berdasarkan pemanfaatan Facebook tahun 2014 No. Pemanfaatan Kategori Jumlah Persentase Rataan (orang) (%) skor* Facebook 1. Pertemanan Rendah 22 36.67 3.90 Tinggi 38 63.33 2. Ekspresi diri Rendah 27 45.00 3.64 Tinggi 33 55.00 3. Berinteraksi Rendah 27 45.00 3.55 Tinggi 33 55.00 4. Publikasi Rendah 36 60.00 3.29 Tinggi 24 40.00 5. Total 3.60 *kisaran skor 1-6
Berdasarkan Tabel 10, data menunjukkan bahwa kebanyakkan responden telah menggunakan Facebook dalam beberapa pemanfaatan. Tabel 10 menjelaskan bahwa rata-rata responden cukup banyak dalam memanfaatkan Facebook terutama dalam hal pertemanan dengan rataan skor hampir sebanyak 4. Begitu juga dengan ekspresi diri. Pemanfaatan Facebook dalam hal ini juga cukup tinggi yaitu dengan rataan skor sebesar 3.64. Namun, terlihat pada Tabel bahwa rataan skor pada pemanfaatan interkasi berada di tengah-tengah dengan rataan skor sebesar 3.55 dan pemanfaatan publikasi yang masih sedikit digunakan yaitu hanya sebesar 3.29. Pertemanan Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial yang sebagian besar penggunanya memanfaatkan untuk pertemanan. Begitu juga dengan pengguna di Kampung Gebok. Rata-rata responden menggunakan Facebook untuk hal pertemanan, dengan rataan skor yang cukup tinggi yaitu sebanyak 3.90. Responden berpendapat bahwa hal yang paling sering dilihat dari profil temannya adalah galeri foto, tampilan profil, dan identitas pribadi teman. Hal ini terjadi
38
karena biasanya, dengan melihat ketiga aspek penggunaan tersebut responden dapat lebih mengenal temannya. Responden dapat melihat pribadi temannya dari foto yang di-upload, tampilan profilnya dan identitas pribadinya. Menurut Mahmud (2013), dengan melihat foto-foto atau galeri foto teman, seseorang dapat merasa terhibur. Selain itu, apabila membuka identitas atau membaca profil seorang teman, seseorang akan dapat merasa lebih gembira melihat orang yang dikenalnya berada di jejaring sosial. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh responden sebagai berikut: “Saye rase seronok jer tengok gambar kawan-kawan saye. Kadang kan diorang post gambar tapi expression diorang tuh lain tau, jarang kitorang tengok. Macam….eh betul ker dia pose cemtu haha seronok lah. Lawak juga lah terkadang” (Aminur, 26thn) “Saya senang saja kalo melihat galeri foto temen-temen saya. Kadang mereka meng-upload foto tapi ekspresi mereka lain, jarang kita lihat dia seperti itu. Seperti…serius nih dia tampil gayanya gitu haha seneng deh. Lucu kadang.” (Aminur, 26thn) Namun, terkait dengan kebutuhan eksistensi, Andini (2010) menyatakkan bahwa mereka berusaha mendapatkan teman sebanyak-banyaknya. Dalam polling yang diadakan Facebook-tips.com dalam Andini (2010), diketahui bahwa motif utama mengikuti jaringan pertemanan ini adalah memperluas relasi. Oleh karena itu para pengguna Facebook tidak segan menerima permintaan pertemanan dari siapa saja, bahkan dari yang tidak dikenal. Dengan ini, mereka dapat memperluas jaringan pertemanan di luar lingkungan mereka. Ekspresi Diri Pemanfaatan responden terhadap ekspresi diri sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari rataan skor yang terdapat pada pemanfaatan ekspresi diri ini yaitu sebanyak 3.64. Responden rata-rata lebih suka memberi komentar terhadap suatu peristiwa dan mengungkapkan suatu pendapat/gagasan dibanding dengan mencurahkan perasaan hatinya sendiri. Mereka biasanya mengekspresikan diri mereka dengan menulis status di Facebook mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka dan tentang pengalam mereka. Dengan adanya wadah untuk mengekspresikan diri seperti ini, pengguna Facebook akan lebih merasa mempunyai banyak teman dan merasa lega apabila sudah mem-posting sesuatu yang nantinya akan dikomentar oleh teman-teman mereka atau pengguna lainnya. Namun juga, tidak sedikit responden yang mengungkapkan suatu pendapat mengenai suatu peristiwa dan isu-isu semasa di situs jejaring sosial Facebook ini. Dengan adanya kemudahan seperti newsfeed, pengguna dapat dengan mudahnya mengakses informasi secara terorganisasi (Kusumaningtyas, 2010). Interaksi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), interaksi adalah hubungan sosial yang dinamis antara orang perseorangan dan orang perseorangan,
39
antara perseorangan dan kelompok, dan antara kelompok dan kelompok. Interaksi sosial dapat berlaku apabila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial. Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan (Gintasasi 2012). Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial yang menyediakan wadah untuk para pengguna agar dapat melakukan interaksi secara mudah dan murah. Pada umumnya pengguna Facebook di Kampung Gebok memanfaatkan jejaring sosial ini untuk berinteraksi dengan pengguna lainnya. Rataan skor pada pemanfaatan ini termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 3.55. Biasanya, responden melakukan interaksi dengan menggunakan kemudahan atau aplikasi chatbox yang telah disediakan oleh Facebook. Responden menyatakan bahwa dengan adanya kemudahan ini, interkasi dengan keluarga dan teman yang berjauhan dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus bertatap muka secara langsung. Facebook dapat menjadi alternatif komunikasi yang digemari banyak orang. Terlebih lagi bagi orang yang memiliki kepribadian tertutup, pemalu, ataupun pendiam. Berkomunikasi melalui Facebook, tidak perlu memperlihatkan diri secara fisik, misalnya saling bertatap muka (Kusumaningtyas 2010). Menurut Utina (2012), internet digunakan oleh masyarakat untuk saling berinteraksi satu dengan yang lain tanpa adanya batasan waktu dan wilayah. Hal ini sangat membantu masyarakat itu sendiri. Mengingat kondisi masyarakat sekarang ini yang tidak lagi mempunyai waktu luang untuk berkumpul atau bertemu secara langsung yang disebabkan oleh tingkat kompleksitas hidup masyarakatnya yang sangat tinggi. Oleh karena itu, internet dijadikan sebagai salah satu kebutuhan bagi masyarakat modern dalam proses interaksinya. Selain itu, responden Kampung Gebok juga sering menggunakan inbox untuk melakukan interaksi yang lebih privat atau lebih tertutup. Responden juga sering memberikan komentar terhadap posting-an temannya. Dengan cara seperti ini, responden dapat terus melakukan interaksi dengan pengguna lainnya secara kontinu, karena biasanya komentar terhadap posting-an teman belum tentu dijawab pada saat itu juga, sehingga interkasi dengan teman dapat berlanjut hingga keesokan harinya. Publikasi Publikasi merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa menyiarkan, menerbitkan, mengedarkan dan menyampaikan suatu materi, seperti objek, ide, gagasan dan informasi yang disampaikan pada khalayak umum atau masyarakat dalam bentuk atau media apapun (Utami 2013). Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial yang dapat melakukan fungsi seperti publikasi ini. Namun, terlihat pada tabel diatas bahwa pemanfaatan responden Kampung Gebok terhadap publikasi cukup rendah dengan rataan skor sebanyak 3.29. Hal ini dikarenakan oleh responden di Kampung Gebok masih jarang yang mempublikasikan foto dan video pribadinya sendiri. Responden lebih menyukai untuk mempublikasikan foto-foto tentang suatu peristiwa dan informasi melalui link dibanding dengan berbagi foto dan video pribadi. Namun ada juga pengguna yang memanfaatkan Facebook untuk mempublikasikan barang jualan mereka. Hanya dibutuhkan untuk meng-upload foto jualan mereka ke dalam Facebook,
40
dan apabila pengguna yang lain berminat mereka hanya perlu untuk berkomentar di foto tersebut. Dengan adanya kemudahan seperti ini, pengguna dapat sekaligus menggunakan Facebook sebagai tempat berjualan. Selain itu, konsumen juga dapat mencari suatu merek ataupun produk baru dengan cepat melalui internet. Menurut Situmorang (2010), pemasaran dapat segera terjadi dapat segera terjadi karena banyak pengguna Facebook misalnya yang sangat aktif sepanjang hari sehingga dapat sebagai pembawa atau pengirim pesan kepada temannya secara cepat.
Hubungan Pemahaman tentang Facebook dengan Pemanfaatan Facebook Hubungan antara pemahaman tentang Facebook dengan pemahaman Facebook dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman ditunjukkan pada tabel dibawah: Tabel 11 Korelasi antara pemahaman tentang Facebook dengan pemanfaatan Facebook di Kampung Gebok tahun 2014 Pemahaman Facebook Fungsi Facebook Isi Facebook Fitur Facebook
Pertemanan 0.074
Pemanfaatan Facebook Ekspresi diri Interaksi 0.027 0.045
Publikasi 0.082
0.109
0.138
0.166
0.120
0.146
0.091
0.112
0.123
Tabel 11 menunjukkan bahwa tidak terdapatnya hubungan yang nyata antara pemahaman Facebook dengan pemanfaatan Facebook karena karena p > 0.05. Dalam hal ini, responden tidak merasakan adanya hubungan antara fungsi, isi, dan fitur Facebook dengan pemanfaatan Facebook karena biasanya pemanfaatan Facebook dapat terjadi meskipun tanpa memahami sepenuhnya fungsi, isi dan fitur dari Facebook itu sendiri. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningtyas (2010), yang menemukan bahwa terdapatnya hubungan antara fitur dan pemanfaatan pertemanan. Hal tersebut dapat dilihat pada fitur dan kemampuan seperti membuat pertemanan dan terus dapat berhubungan dengan teman-teman atau relasi melalui personal whiteboards atau umumnya disebut walls, membuat group, tergabung ke dalamnya, advertising parties atau events, mengirimkan pesan personal layaknya e-mail, saling meng-upload dan sharing image, campus advertising dan membuat pernyataan status. Dengan cara seperti ini, pertemanan melalui Facebook dapat terus terjalin. Hasil pengujian membuktikan bahwa pemahaman tentang Facebook tidak berhubungan dengan pemanfaatan Facebook. Hipotesis kedua yang berbunyi “terdapat hubungan antara pemahaman tentang Facebook dengan pemanfaatan Facebook” ditolak. Hal ini terjadi karena responden tidak harus memahami sepenuhnya fitur yang terdapat di Facebook untuk dapat menggunakannya.
41
DAMPAK PEMANFAATAN FACEBOOK
Tingkat Dampak Pemanfaatan Facebook Penggunaan situs jejaring sosial saat ini sudah semakin pesat. Dengan berbagai pemanfaatan dan penggunaan yang meluas tentunya dapat menimbulkan dampak. Terdapat dua dampak yang mungkin terjadi, yaitu dampak positif dan negatif dari pemanfaatan jejaring sosial Facebook. Penilaian responden terhadap dampak pemanfaatan Facebook dapat dilihat dari skor penginterpretasian responden, seperti yang disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Sebaran persentase dan rataan penduduk Kampung Gebok terhadap dampak positif dan negatif tahun 2014 No.
Dampak
Kategori
1.
Positif
2.
Negatif
Rendah Tinggi Rendah Tinggi
Persentase (%) 8.33 91.67 81.67 18.33
Rataan skor* 4.59 2.63
*kisaran skor 1-6
Berdasarkan data pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa dampak positif dari pemanfaatan Facebook cukup tinggi dengan rataan sebesar 4.59, sementara dampak negatif dari pemanfaatan Facebook rendah dengan rataan sebesar 2.63. Dampak Positif Dapat dilihat pada Tabel 12 bahwa, dampak positif dari pemanfaatan Facebook sudah tinggi, yaitu sebanyak 91.67 persen atau dengan rataan sebesar 4.59. Responden beranggapan bahwa Facebook membawa manfaat bagi diri mereka terutama dalam hal memperluas jaringan pertemanan dan berinteraksi sesama pengguna. Facebook merupakan salah satu situs yang dapat memperbolehkan penggunanya berinteraksi dengan teman dan keluarganya secara mudah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Katz, Gurevitch & Haas dalam Hidayah (2013) bahwa Facebook dapat meningkatkan hubungan dengan keluarga, teman, dan kerabat lainnya. Selain itu, dampak positif yang ditimbulkan dari pemanfaatan Facebook di Kampung Gebok adalah responden dapat memahami suatu peristiwa dengan lebih jelas. Kebanyakkan responden lebih suka untuk menulis status atau berkomentar tentang suatu peristiwa sehingga memudahkan pengguna Facebook lainnya untuk mendapatkan informasi mengenai peristiwa tersebut. Hal ini diperkuat oleh pendapat dari Joinson (2008) dalam Hidayah (2013) yang menyatakan bahwa secara virtual orang-orang yang menggunakan jejaring sosial bisa berhubungan untuk social searching atau mencari tahu informasi tentang orang-orang.
42
Dampak Negatif Dampak negatif dari pemanfaatan Facebook yang terlihat pada tabel diatas termasuk pada kategori rendah, yaitu sebanyak 81.67 persen dari jumlah responden beranggapan bahwa Facebook tidak menimbulkan dampak negatif. Namun, sebanyak 18.33 persen dari responden menyatakkan bahwa Facebook dapat menimbulkan dampak negatif pada diri mereka. Hal ini karena, menurut responden informasi yang mereka dapatkan dari Facebook terkadang berlebihan sehingga menyebabkan sebagian responden merasa terganggu. Selain itu, responden juga berpendapat bahwa dengan menggunakan Facebook mereka menjadi lupa waktu karena sebagian waktunya digunakan hanya untuk chatting di Facebook. Bukan hanya itu, sebagian responden Kampung Gebok menyatakkan bahwa mereka dapat menghabiskan waktu mereka dengan bermain games apabila sudah membuka Facebook. “saya nih kalo dah buka Facebook memang tak boleh la kalo tak main games. Mesti punye lah kene main…haha. Ntah itu dota ker atau counter strike ker mesti saye main punye” (Iqbal, 26thn) “saya tuh kalo sudah buka Facebook susah deh kalo tidak bermain games. Pasti banget harus main…haha. Mau itu main dota atau counter strike, yang penting main aja” (Iqbal, 26thn)
Hubungan Pemanfaatan Facebook dengan Dampak dari Pemanfaatan Facebook di Kampung Gebok Hubungan antara pemanfaatan Facebook dengan dampak pemanfaatan Facebook dianalisis dengan menggunakan koefisien Rank Spearman ditunjukkan pada Tabel 13. Tabel 13 Korelasi antara pemanfaatan Facebook dengan dampak dari pemanfaatan Facebook di Kampung Gebok tahun 2014 No.
Koefisien
1.
Pemanfaatan Facebook Pertemanan
γs
Dampak Positif 0.021
Dampak Negatif 0.003
2.
Ekspresi diri
γs
0.212
0.082
3.
Berinteraksi
γs
0.357*
0.051
4.
Publikasi
γs
0.246
-0.123
*berhubungan nyata
43
Data pada Tabel 13 menunjukkan bahwa pemanfaatan Facebook tidak sepenuhnya berhubungan nyata dengan dampak dari pemanfaatan Facebook. Terlihat pada Tabel 13 bahwa pemanfaatan Facebook dalam hal berinteraksi hanya berhubungan nyata (p=0.005<0.05) positif (γs=0.357) dengan dampak positif. Artinya, semakin tinggi seorang pengguna melakukan interaksi melalui Facebook maka semakin tinggi pula dampak positif yang didapat. Hal ini dikarenakan oleh, responden beranggapan bahwa dengan adanya kemudahan/aplikasi seperti chatbox mereka dapat berinteraksi dan berkomunikasi secara mudah dan murah tanpa harus bertatap muka. Sebagian besar responden menggunakan aplikasi chatbox terutama adalah untuk berhubungan dengan teman atau keluarga yang tinggal berjauhan dari mereka. Oleh karena itu, interaksi sesama anggota keluarga dan teman akan senantiasa terjalin. Dengan adanya ruang untuk berinteraksi seperti ini pengguna dapat terus menjaga hubungan mereka dengan teman dan keluarganya sehingga jalinan pertemanan dan kekeluargaan akan selalu dirasa. Selain itu, sebagian besar responden menggunakan Facebook untuk berinteraksi karena Facebook menyediakan tempat untuk mencari teman atau individu yang ingin kita cari berdasarkan nama atau kesamaan nama, kesamaan tempat tinggal atau sekolah, dan lainnya. Tabel 13 menunjukan bahwa, meskipun tidak berhubungan nyata secara statistik, namun terdapat dua variabel korelasi yang menunjukkan hubungan rendah tetapi pasti yaitu (γs=0.212), pada aspek pemanfaatan ekspresi diri dengan dampak positifnya dan (γs=0.246), pada aspek pemanfaatan publikasi dengan dampak positifnya. Hasil pengujian adanya hubungan nyata ini membuktikkan bahwa pemanfaatan Facebook berhubungan nyata dengan dampak dari pemanfaatan Facebook. Hipotesis yang berbunyi “terdapat hubungan antara pemanfaatan Facebook dengan dampak dari pemanfaatan Facebook” dapat diterima pada aspek berinteraksi.
44
45
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Responden di Kampung Gebok sudah cukup memahami Facebook untuk dapat menggunakan dan memanfaatkan. Pemahaman tentang Facebook sama baiknya diantara responden yang berbeda karakteristik. Sehingga, karakteristik responden tidak berhubungan dengan pemahaman Facebook. 2. Facebook paling banyak digunakan oleh responden di Kampung Gebok sebagai media pertemanan, yakni untuk mencari teman, menemukan teman lama dan mempererat hubungan teman. Pemanfaatan lainnya adalah untuk mengekspresikan diri, berinteraksi, dan publikasi. Pemahaman tentang Facebook tidak berhubungan dengan pemanfaatan karena pemahaman responden tentang Facebook adalah pemahaman untuk pemanfaatan dengan tingkat pemahaman yang sudah sama-sama baik 3. Responden di Kampung Gebok lebih banyak menggunakan Facebook untuk hal yang dapat menimbulkan dampak positif seperti memperluas jaringan pertemanan dan interaksi, menumbuhkan keberanian dan keterampilan, mencari informasi terkini, mengungkapkan pemikiran, serta dapat memahami suatu peristiwa dengan lebih jelas. Sementara itu, dampak negatif yang muncul pada penelitian ini adalah responden juga sering menggunakan Facebook untuk chatting atau bermain games namun pada tahap yang berlebihan.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa hal yang dijadikan masukan atau saran diantaranya sebagai berikut: 1. Pemanfaatan Facebook sebaiknya diarahkan untuk hal positif lainnya, seperti menggunakan Facebook sebagai media berinteraksi sesama kaderkader desa agar dapat memajukan desa. 2. Diperlukan pengawasan yang khusus bagi para remaja agar pemanfaatan Facebook tidak menimbulkan efek negatif yang berlebihan.
46
47
DAFTAR PUSTAKA Alela RAJ. 2012. Pemanfaatan situs jejaring sosial facebook sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi siswa kelas xi SMAN 1 Depok Sleman Yogyakarta [Internet]. [diunduh pada: 4 Desember 2013]. Tersedia pada: http://eprints.uny.ac.id/9749/3/bab%202%20-08520244026.pdf Andina HP. 2006. Pola penggunaan internet dan dampaknya terhadap remaja. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Andini E. 2010. Studi dampak negatif facebook terhadap remaja Indonesia. Jurnal Kepakaran [Internet]. [diunduh pada 18 Oktober 2013]. Tersedia pada: http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/jurnal_kepakaran/Aspirasi-1-1Juni- 2010.pdf#page=124 Ardianto E. 2004. Komunikasi massa. Bandung [ID]: Simbiosa Rekatama Media Brown M. 2014. Data overview for Facebook.com and Twitter.com [Internet]. [diunduh pada 13 Juli 2014] Terdapat pada: http://siteanalytics.compete.com/facebook.com#.U81CdMukdAh Gintasasi R. 2008. Interaksi sosial. Jurnal Online [Internet]. [diunduh pada: 5 April 2014]. Tersedia pada: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032RAHAYU_GININTASASI/INTERAKSI_SOSIAL.pdf Hidayah LA. 2013. Perbedaan Kepuasan Penggunaan Internet pada Media Sosial Facebook dan Twitter. Skripsi Online [Internet]. [diunduh pada: 2 Desember 2013]. Tersedia pada: https://www.academia.edu/3535887/Perbedaan_Kepuasan_Penggunaan_In ternet_Medi a_Sosial_Facebook_dan_Twitter Hoetomo. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Mitra Pelajar. ID-Esocial. 2012. Pandangan mengenai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (digital) yang menghasilkan konversi media cetak pada media elektronik. [diunduh pada: 3 Januari 2014]. Terdapat pada: http://idesocial.wordpress.com/2012/05/09/pandanganmengenaiperkembangan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-digital-yangmenghasilkan-konversi-media-cetak-pada-media-elektronik/ Juditha C. 2011. Hubungan penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap perilaku remaja di Kota Makassar. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM [Internet]. [diunduh pada: 29 November 2013]. Terdapat pada: http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/bppkiyogyakarta/files/2012/06/01-HUBUNGAN-PENGGUNAAN-SITUSJEJARING-SOSIAL- FACEBOOK-TERHADAP-PERILAKU REMAJA.pdf [KBBI] Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. Interaksi. KBBI Online. [Internet]. [diunduh pada 13 Juli 2014]. Tersedia pada: http://kbbi.web.id/interaksi Kusumaardhiati E. 2011. Perilaku penggunaan internet mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor. Skripsi Online [Internet]. [diunduh pada 4 Januari 2014]. Terdapat pada: http://www.scribd.com/doc/76248613/I11eku Kusumaningtyas RD. 2010. Peran media sosial online (Facebook) sebagai saluran self disclosure remaja putri di Surabaya. Skripsi Online [Internet].
48
[diunduh pada 2 Desember 2013]. Tersedia pada: http://eprints.upnjatim.ac.id/439/1/file1.pdf Larakinanti F. 2011. Peran dan Dampak Internet sebagai Media Massa [Internet]. [diunduh pada: 10 Februari 2014]. Terdapat pada: http://teknologi.kompasiana.com/internet/2011/01/12/peran-dan-dampakinternet sebagai-media-massa-332354.html Lestari RD. 2012. Fenomena jejaring sosial [Internet]. [diunduh pada 23 Oktober 2013]. Tersedia pada: http://komunikasi.us/index.php/matakuliah/dmnm/125-fenomena-jejaringsosial Mahmud MZ. 2013. Motif dan Kekerapan Penggunaan Facebook Dalam Kalangan Pelajar Universiti. Jurnal Komunikasi [Internet]. [diunduh pada: 15 Februari 2014]. Terdapat pada: http://www.ukm.my/jkom/journal/pdf_files/2013/V29_1_35-54.pdf McLuhan M. 2001. Understanding media. London: Routledge Melha TV. 2012. Motivasi Penggunaan Facebook dan Pemenuhan Kebutuhan Afilasi Pada Remaja Pedesaan (Studi Kasus Desa Aek Tapa, Kecamatan Merbau, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara) [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. Mugniesyah SS. 2006. Ilmu Penyuluhan. Institut Pertanian Bogor Nindia MJ. 2013. Pengaruh kualitas informasi, kemampuan individu dan norma subjektif terhadap minat mahasiswa dalam menggunakan internet sebagai sumber referensi. Jurnal Online [Internet]. [diunduh pada: 12 maret 2014]. Terdapat pada: http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/326/273 Niranti DF. 2013. Pola perilaku pengguna Facebook. Jurnal Online [Internet]. [diunduh pada: 21 Oktober 2013]. Tersedia pada: http://eprints.uns.ac.id/1157/1/1707-3811-1-SM.pdf Nirmala IY. 2006. Perilaku Penggunaan Internet Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. Noor AR. 2012. Prospek cerah bisnis e-commerce di Indonesia. Artikel Online [Internet]. [diunduh pada 15 Oktober 2013]. Terdapat pada: http://inet.detik.com/read/2012/11/02/175841/2080180/398/prospek-cerahbisnis-ecommerce-di-indonesia Patria, Yulianto. 2011. Pemanfaatan Facebook untuk Menunjang Kegiatan Belajar Mengajar Online Secara Mandiri [Internet]. [diunduh pada: 10 Desember 2013]. Terdapat pada: http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/fmipa201113.pdf Qomariyah AN. 2009. Perilaku penggunaan Internet pada kalangan remaja di perkotaan. Jurnal Online [Internet]. [diunduh pada 21 Oktober 2013]. Tersedia pada: http://palimpsest.fisip.unair.ac.id/images/pdf/astutik.pdf Rachmayani. 2011. Studi Penggunaan Social Networking sebagai Media Pembelajaran Bagi Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jatim. Skripsi Online [Internet]. [diunduh pada: 15 Oktober 2013]. Tersedia pada: https://www.academia.edu/3535887/Perbedaan_Kepuasan_Penggunaan_In ternet_Medi a_Sosial_Facebook_dan_Twitter
49
Rakhmat J. 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Razi F. 2012. Adopsi dan difusi inovasi dalam penyuluhan perikanan [Internet]. [diunduh pada: 12 Mei 2014]. Tersedia pada: http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2012/01/adopsi-dandifusi-inovasi-dalam.html Riswandi. 2009. Ilmu komunikasi. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu Rochgiyanti, Sigit, Ruswinarsih, Alfisyah, Lumban, Arofah. 2010. Facebooker kampus: dari isu privat ke ruang publik (studi terhadap pengguna facebook di kalangan mahasiswa prodi pendidikan sosiologi – unlam) [Internet]. [diunduh pada: 10 Agustus 2014]. Tersedia pada: http://eprints.unlam.ac.id/234/1/3%20Facebooker%20Kampus.pdf Sadirman AM. 2004. Interkasi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta (ID): PT RajaGrafindo Persada Sidharta L. 1996. Sistem Informasi Bisnis: Analisa dan Desain Sistem Informasi Bisnis. Jakarta (ID): ElexMedia Komputindo Singarimbun M, Effendi S. 2008. Metode penelitian survey. Jakarta (ID): CV. Alphabeta Singgih D. 2011. Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi dalam Menciptakan Hubungan Akrab [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. Socialbakers. 2014. Malaysia Facebook Statistics [Internet]. [diunduh pada: 12 Februari 2014]. Terdapat pada: http://www.socialbakers.com/facebookstatistics/malaysia Sugiyono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Bandung [ID]: CV. Alfabeta. Sumarwan U. 2003. Motivasi dan kebutuhan. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. Sumendap ECF. 2011. Pengembangan sistem layanan depan perpustakaan melalui Facebook (studi kasus di perpustakaan Tiranus Bandung) [Tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor Unikom. 2002. Sejarah dan perkembangan internet [Internet]. [diunduh pada: 3 Januari 2014]. Terdapat pada: http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/466/jbptunikompp-gdl-sangrajuli23260-2-02.babi-t.pdf Utami IA. 2013. Psikologi dan teknologi internet [Internet]. [diunduh pada: 28 Juni 2014]. Terdapat pada: http://intanayuda8.wordpress.com/2013/09/ Utina MR. 2012. Internet sebagai media transformasi masyarakat nyata menuju masyarakat virtual digital (studi terhadap pengguna internet dikalangan mahasiswa FISIP UNHAS). Skripsi [Online]. [diunduh pada: 4 November 2013]. Terdapat pada: http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2885/aa%20Hal aman%20Judul.pdf?sequence=1 Utomo. 2013. Motif pengguna jejaring sosial Google+ di Indonesia. Jurnal Online [Internet]. [diunduh pada: 30 Desember 2013]. Terdapat pada: http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/ilmukomunikasi/article/viewFile/929/829
50
Utamy. 2012. Komunikasi massa [Internet]. [diunduh pada: 25 Juni 2014]. Terdapat pada: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33590/4/ Chapter%20II.pdf Vivian J. 2008. Teori komunikasi massa. Jakarta (ID): Kencana Wijaya RC. 2012. Hubungan perilaku sosial dalam beraktivitas di situs jejaring sosial dan dunia nyata pada remaja di Jakarta. [Skripsi]. Jakarta (ID): Bina Nusantara University Wikipedia. Internet. Tersedia pada: http://id.wikipedia.org/wiki/Internet
51
LAMPIRAN
Lampiran 1 Sketsa Lokasi Penelitian
Sumber: Data monografi Kampung Gebok (2013)
52
Lampiran 2 Hasil uji reabilitas dan validitas kuesioner Pemanfaatan Facebook Validitas pemanfaatan Facebook
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9 Pertanyaan 10 Pertanyaan 11 Pertanyaan 12 Pertanyaan 13 Pertanyaan 14 Pertanyaan 15 Pertanyaan 16 Pertanyaan 17 Pertanyaan 18 Pertanyaan 19 Pertanyaan 20 Pertanyaan 21 Pertanyaan 22 Pertanyaan 23 Pertanyaan 24 Pertanyaan 25
Item-Total Statistics Scale Scale Corrected Squared Cronbach' Mean if Variance Item-Total Multiple s Alpha if Item if Item Correlatio Correlatio Item Deleted Deleted n n Deleted 88.65 402.131 .709 .806 .915 88.83 405.071 .650 .815 .916 88.58 403.276 .635 .837 .916 89.30 414.472 .422 .596 .920 89.05 396.254 .722 .795 .914 89.20 392.010 .687 .808 .915 89.18 400.866 .593 .870 .917 88.85 414.028 .440 .845 .919 88.90 408.810 .557 .734 .917 89.68 399.404 .564 .727 .917 88.75 412.090 .526 .831 .918 89.45 411.844 .493 .789 .918 88.05 421.946 .342 .794 .921 89.03 418.692 .248 .776 .924 90.53 408.871 .594 .811 .917 89.60 406.759 .570 .776 .917 88.25 405.526 .670 .811 .916 90.00 418.103 .273 .510 .923 88.63 404.548 .645 .922 .916 88.95 412.408 .462 .719 .919 89.75 400.756 .547 .805 .918 90.60 401.836 .610 .721 .916 89.88
400.317
.616
.905
.916
89.05 89.50
404.715 396.154
.545 .584
.800 .791
.918 .917
53
Reabilitas pemanfaatan Facebook Reliability Statistics Value
.883
Part 1 N of Items Cronbach's Alpha
Value
13a .843
Part 2 N of Items Total N of Items Correlation Between Forms
12b 25 .764
Equal Length
.866
Unequal Length
.867
Spearman-Brown Coefficient
Guttman Split-Half Coefficient
.865
54
Lampiran 3 Daftar responden
No
Nama
Umur
No
Nama
Umur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Lisnawati Vigneswari Farah Gillbert Nurul Billy Syafiq Muh. Hafiz Vedde Muh. Fauzi Abdul Wahab Sulaiman Nur Zahrah Siti Nur Saifuddin Gloria James Ten Chia Machyudin Abdul Maliq Mohd. Syafik Lily Yong Mohd. Dzulfiqa Shirley Tham Nurul Alya Chai Jui Muhd. Nazrul Nor Muhamad Nageswary Zura Emiylia Hakim
30 25 18 20 24 21 18 26 19 19 23 35 20 19 25 20 22 27 24 25 19 20 25 20 27 18 19 25 24 27
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Pavitra Halim Lam Kin Baim Kun Jane Lian Jayaprakash Aminur Tulasirani Intan Ajwin Elwin Noor Aini Siti Khodijah Neo Jia Shaimiya Ahmad Afiq Norazlina Nur Azizi Ong Kean Iqbal Saleh Bilandan Joe Sunarti Illiana Shairazzi Ganapathu Muh. Syafi’ Mohd. Isa Fatin Arun Rizaudin Catherine
24 20 23 18 26 25 26 23 24 22 25 23 22 24 19 19 26 27 28 29 54 33 24 19 29 60 23 19 33 20
55
Lampiran 4 Dokumentasi penelitian
56
57
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Blora, 22 Oktober 1991 dari pasangan Adolf Asih Supriyanto dan Dyah Susilowati. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pendidikan formal yang pernah dijalani penulis, diantaranya TK Dewi Sartika Bandung (1995-1997), SDN Buah Batu (1998-1999), SDN Batan Indah (1999-2000), Sekolah Rendah Kebangsaan Padang Matsirat Malaysia (20002002), Sekolah Rendah Kebangsaan Mantin (2002-2003), Sekolah Menengah Kebangsaan Mantin Malaysia (2004-2005), SMP Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (2005-2007), SMA Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis diterima menjadi mahasiwa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selain aktif pada perkuliahan, penulis juga aktif dalam organisasi dan kepanitiaan, diantaranya sebagai anggota divisi Fotografi dan Cinematografi HIMASIERA (Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat) pada masa kepengurusan 2011-2012, dan sebagai direktur divisi Fotografi dan Cinematografi HIMASIERA pada masa kepengurusan 2012-2013. Penulis juga aktif dalam mengikuti kepanitiaan diantaranya menjadi panitia Masa Perkenalan Departemen dan Masa Perkenalan Fakultas tahun 2012, panitia Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi (PDD) dalam acara Himasiera Olah Talenta (HOT) pada tahun 2012, dan panitia Humas dalam acara HIMASIERA EXPO pada tahun 2013. Selain itu penulis juga pernah menjadi Master of Ceremony dalam acara Communication Day tahun 2013.