PEMANFAATAN IT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR UNTUK MEMBANTU MEMAJUKAN KOPERASI DI INDONESIA Suraya1
1
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknpologi AKPRIND Yogyakarta Email:
[email protected] Email:
[email protected]
ABSTRACT The research is conducted based on the need of software applications for credit system of “Koperasi”. The applications is an expert system which using Visual Basic 6.0. This system helps for managing a priority scale for creditor. The Application manages the priority scale based on previous Installment of creditor. Foreword chain with Depth First Search is used as inference method in this work. The system output is the rank of prospective creditor from the most prospective creditor to the least prospective creditor. Keywords : Expert System, Koperasi, Depth First Search, Visual Basic.
INTISARI Penelitian ini dilakukan berdasarkan kebutuhan akan adanya alat bantu bagi masyarakat pengguna mengenai sistem simpan pinjam dalam perkoperasian. Alat bantu tersebut berupa system pakar dengan memanfaatkan Visual Basic 6.0., system pakar ini sebagai alat bantu untuk membantu dalam pencarian sekala prioritas untuk peminjam dana perkoperasian. Sistem pakar ini dalam menentukan prioritas peminjam berdasarkan proses angsuran peminjaman sebelumnya. Metode inferensi yang digunakan adalah forward chaining dengan model Depth First Search. Keluaran dari sistem ini berupa sekala prioritas nama peminjamnya dari rangking paling tinggi peluangnya sampai ke rangking pinjaman paling rendah koperasi tersebut. Kata kunci : Sistem Pakar, Koperasi, Depth First Search, Visual Basic.
1
PENDAHULUAN Kemajuan di berbagai bidang teknologi terutama kemajuan teknologi informasi dan komputer, mendorong munculnya berbagai inovasi baru dalam penyajian informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi. Kemajuan teknologi yang begitu pesat ternyata telah mendukung berkembangnya teknologi baik teknologi multimedia, networking dan sebagainya. Teknik yang berorientasi untuk menjadikan computer mampu mengolah pengetahuan, disebut teknik kecerdasan buatan (Artificial Intelligent). Di sini dapat dipelajari bagaimana merancang sebuah aplikasi yang dapat seolah-olah berpikir seperti manusia. Sistem pakar merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik (Turban, 1995). Implementasi sistem pakar banyak digunakan untuk kepentingan komersial karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar dalam bidang tertentu ke dalam program komputer sedemikian rupa sehingga dapat memberikan keputusan dan melakukan penalaran secara cerdas. Pada saat ini system pakar sangat berguna untuk memecahkan masalah yang rumit, mengambil keputusan bahkan berguna untuk membenahi system pada koperasi. Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang sedang mendapatkan perhatian pemerintah. Koperasi merupakan organisasi yang berbadan hukum. Pembangunan koperasi di Indonesia merupakan bagian dari usaha pembangunan nasional secara keseluruhan. Koperasi harus dibangun untuk menciptakan usaha dan pelayanan dalam menciptakan azas kekeluargaan. Usaha koperasi adalah usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi, karena didalam demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. Pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian menegaskan bahwa: Koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar azas kekeluargaan. Koperasi disini dalam kaitannya dengan demokrasi ekonomi adalah sebagai organisasi atau lembaga modern yang mempunyai tujuan, sistem pengolahan, tertib organisasi dan mempunyai azas serta sendisendi dasar. Secara umum yang disebut koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang perekonomian, beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha dibidang ekonomi. Koperasi mempunyai tujuan yang berorientasi pada kebutuhan para anggotanya. Seiring dengan tuntutan dunia usaha yang semakin kompleks, koperasi harus mampu bangkit dan sejajar dengan BUMN dan BUMS. Koperasi akan mampu untuk bersaing dalam dunia usaha, jika koperasi dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mengelola usahanya. Dalam situasi yang demikian, maka koperasi harus mampu menilai kinerja keuangannya melalui laporan keuangan. Laporan keuangan suatu koperasi merupakan interpretasi kondisi keuangan suatu koperasi selama periode tertentu, sehingga fungsi laporan keuangan memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan. Menurut Suad Husnan (1998: 558), laporan keuangan yang pokok yaitu terdiri dari laporan neraca, laporan laba-rugi dan laporan arus kas. Bertolak pada pernyataan di atas, maka penulis ingin mencoba menganalisis rangking antrian untuk menentukan siapa yang berhak untuk mendapatkan pinjaman pada koperasi berdasarkan kelancaran pengembalian pinjaman sebelumnya oleh peminjam dengan menggunakan metode Forward Chaining (Pelacakan Kedepan)
2
Mengingat pentingnya pembahasan tentang analisis rangking antrian peminjaman dana koperasi berdasarkan kelancaran pengangsuran oleh peminjam keuangan koperasi, maka penulis mengambil judul: Pemanfaatan It Dengan Menggunakan Sistem Pakar Untuk Membantu Memajukan Koperasi Di Indonesia. TINJAUAN PUSTAKA Sistem pakar dikembangkan oleh komunitas artificial intelligence pada pertengahan tahun 1960. Pada periode ini, penelitian tentang artificial intelligence didominasi oleh adanya kepercayaan bahwa beberapa aturan-aturan dari serangkaian pemikiran dengan memanfaatkan kemampuan komputer dapat menghasilkan performansi pakar atau setaraf dengan manusia super. Arah pengembangan dari sub bidang artificial intelligence ini adalah general-purpose problem solver (GPS). General-purpose problem solver (GPS) merupakan prosedur yang dikembangkan oleh Newell dan Simon [1973] dari teori mesin logika, yang mempunyai tujuan untuk menghasilkan suatu komputer “cerdas”. Inilah yang kemudian dianggap sebagai pendahulu dari sistem pakar. Pada pertengahan tahun 1960 terjadi pergeseran dari general-purpose menjadi special-purpose program dengan perkembangan dari DENDRAL yaitu suatu system mengidentifikasi struktur molekul suatu komposisi kimia yang dikembangkan oleh E. Feigenbaum di Stanford University. Mulai saat itu para peneliti mengakui bahwa mekanisme pemecahan masalah hanya merupakan sebagian kecil dari suatu permasalahan yang komplek. Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan atau artificial intelengence merupakan salah satu bagian dari ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia (Kusumadewi, 2003). Pada awal diciptakannya, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan umat manusia. Komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai alat hitung, lebih dari itu komputer diharapkan untuk dapat diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang biasa dikerjakan oleh manusia. Untuk melakukan aplikasi kecerdasan buatan ada 2 bagian utama yang sangat dibutuhkan, yaitu (Kusumadewi, 2003) : a. Basis Pengetahuan (Knowledge Base), berisi fakta-fakta, teori, pemikiran dan hubungan antara satu dengan yang lainnya. b. Mesin inferensi (Inference Engine), yaitu kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman. Keterangan di atas bisa dilihat pada gambar 1 di bawah ini: Komputer Input Masalah
Output Basis Pengetahuan
Pertanyaan
Jawaban Solusi dll.
Gambar 1 Penerapan Konsep Kecerdasan Buatan pada Komputer Sistem Pakar
3
Secara umum sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah yang biasa dilakukan oleh para ahli (Kusumadewi, 2003). Dengan sistem pakar ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikaan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. Konsep Dasar Sistem Pakar Menurut Efraim Turban, konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian, ahli, pengalihan ahli, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan (Kusumadewi, 2003). Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain), menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan-aturan jika dibutuhkan, dan menentukan relevan tidaknya keahlian. Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama sistem pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu: tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber lainnya), representasi pengetahuan (ke komputer), inferensi pengetahuan, dan pengalihan pengetahuan ke user. Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan untuk menalar, dan kemampuan untuk merekomendasi, kemampuan inilah yang membedakan sistem pakar dengan sistem konvensional. Berikut perbedaan system pakar dengan program komputer yang konvensional: Tabel 1 Perbedaan Program Konvensional dengan Sistem Pakar No Sistem Konvensional Sistem Pakar 1 Informasi dan pemrosesannya Basis pengetahuan merupakan bagian biasanya jadi satu dengan program terpisah dari mekanisme inferensi 2 Biasanya tidak bias menjelaskan Penjelasan adalah bagian terpenting dari mengapa suatu input data itu sitem pakar dibutuhkan, atau bagaimana output itu diperoleh. 3 Pengubahan program cukup sulit dan Pengubahan aturan dapat dilakukan dengan membosankan mudah 4 System hanya akan beroperasi jika System dapat beroperasi hanya dengan system tersebut sudah lengkap beberapa aturan 5 Eksekusi dilakukan langkah demi Eksekusi dilakukan pada keseluruhan basis langkah pengetahuan 6 Menggunakan data Menggunakan pengetahuan 7 Tujuan utamanya adalah efisiensi Tujuan utamanya adalah efektivitas Struktur Sistem Pakar Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu (Kusumadewi, 2003) 1. Lingkungan Pengembangan ( Development Environment ). Digunakan sebagai pembangunan sistem pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan. 2. Lingkungan Konsultasi ( Consultation Environment ). 4
Digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.
User
Antarmu ka
Aksi yang direkomen dasikan
Basis Pengetahuan
Fakta-fakta Tentang kejadian Fasilitas penjelas khusus an
Fakta: Apa diketahui
yang
tentang domain
area
Aturan: Inter reference
pret er Motor Inferensi * BLACKBOARD Scheduler
Rekayasa logical Pengetah uan Pengetah uan ahli
Penyaring Pengetah Con uan siste
Rencana Agenda Gambar 2 Struktur Sistem Pakar nce Komponen-komponen yang ada pada sistem pakar berdasarkan gambar 2 diatas adalah: Solusi Enfo 1. Subsistem Penambahan Pengetahuan. rcer Bagian ini digunakanDeskripsi untuk memasukkan pengetahuan, mengkonstruksi atau memperluas
2.
3.
4.
5. 6.
7.
pengetahuan alam basis pengetahuan. Pengetahuan itu bias berasal dari : ahli, buku, basis data, penelitian dan gambar. Basis Pengetahuan. Pada basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami memformulasikan dan menyelesaikan masalah. Penambahan Motor Inferensi (inference engine). Program yang berisi metodelogi pengetahuan yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi-informasi yang digunakan dalam basis pengetahuan dan blackboard, serta digunakan untuk memformulasikan konklusi. Ada 3 elemen utama dalam motor inferensi, yaitu : a. Interpreter : mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan menggunakan aturan-aturan dalam basis pengetahuan yang sesuai. b. Scheduler : akan mengontrol agenda. c. Consistency enforcer : akan berusaha memelihara kekonsistenan dalam merepresentasikan solusi yang bersifat darurat. Blackboard. Merupakan area dalam memori yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Antarmuka. Digunakan untuk media komunikasi antara user dan program. Fasilitas Penjelasan. Digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan. Sistem Penyaringan Pengetahuan.
5
8.
Sistem ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan dimasa mendatang.
User Interface Karena sistem pakar menggantikan seorang pakar dalam situasi tertentu, maka sistem menyediakan pendukung yang diperlukan oleh pemakai yang tidak memahami masalah teknis. Sistem pakar juga menyediakan komunikasi antara sistem dan pemakainya, yang disebut sebagai antar muka. Antar muka yang efektif dan ramah (user friendly) penting bagi pemakai yang tidak ahli dalam bidang yang diterapkan pada sistem pakar. Menurut McLeod (1995), pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Basis pengetahuan merupakan bagian dari program sistem pakar dimana pengetahuan ini diperoleh dari seorang pakar dan sumber lain yang berupa buku, majalah, dan media internet. Basis pengetahuan sistem pakar dapat dikembangkan menjadi suatu basis data pengetahuan dan basis data domain. Kedua basis data diatur oleh sistem manajemen basis data. Basis data pengetahuan barisi kaidahkaidah, sedangkan basis domain berisi fakta-fakta, alasan tentang pemisahan bermanfaat untuk pengembangan sistem pakar secara leluasa disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan pada suatu domain. Perubahan dan pengurangan dapat dilakukan pada basis pengetahuan ini tanpa mengganggu mesin inferensi. Ada dua bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan (Kusumadewi, 2003) : 1. Penalaran berbentuk aturan (Rule-Based Reasoning) Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan mengusahakan aturan berbentuk : IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu. Dan si pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Disamping itu, bentuk ini juga digunakan apabila dibutuhkan penyelesaian tentang jejak (langkah-langkah) pencapaian solusi. 2.
Penalaran Berbentuk Kasus (Case-Based Reasoning) Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini digunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir sama atau mirip. Selain itu bentuk ini juga digunakan apabila kita memiliki sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam basis pengetahuan.
Mesin Inferensi Mesin inferensi adalah bagian yang menyediakan mekanisme fungsi berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Mekanisme ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terunik. Mesin ini akan dimulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data. 6
Ada dua teknik inferensi, yaitu (Kusumadewi, 2003) : 1. Backward Chaining ( Pelacakan Kebelakang) Melalui penalarannya dari sekumpulan hipotesis menuju fakta-fakta yang mendukung tersebut. Jadi proses pelacakan berjalan mundur dimulai dengan menentukan kesimpulan yang akan dicari baru kemudian fakta-fakta pembangun kesimpulan atau A Good Driver 2. Forward Chaining (Pelacakan Kedepan) 3. Forward Chaining merupakan kebalikan dari Backward Chaining yaitu mulai dari pengumpulan data menuju kesimpulan. Suatu kasus kesimpulannya dibangun berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahui atau data driver. Kedua metode inferensi tersebut dipengaruhi oleh 3 macam penelusuran, yaitu : 1. Depth-first search, melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari node akar bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. 2. Breadth-first search, bergerak dari node akar, node yang ada pada setiap tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat selanjutnya. 3. Best-first search, bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode DFS dan BFS dengan mengambil kelebihan dari kedua metode tersebut. METODOLOGI PENELITIAN Metode Analisis Data Data yang telah terkumpul dari wawancara, observasi dan referensi tersebut akan dipilah-pilah berdasaran output yang akan membantu kelancaran pengelolaan koperasi yang ada. Alat yang digunakan dalam menganalisa data adalah basis pengetahuan (knowledge base). Knowledge base akan membandingkan dan mencocokan semua inputan yang berupa pemasukan dan pengeluaran dalam pengelolaan koperasi berdasarkan aturan manajemen yang berlaku dalam pengelolaan koperasi. Data-data tersebut merupakan basis data (database), sedangkan yang digunakan sebagai alat pembandingnya disebut aturan (rule base) yang berisi aturan-aturan pembanding. Analisis Dan Perancangan Pada tahap ini dilakukan analisis serta desain yang diperlukan dalam membuat sistem, diantaranya akuisisi pengetahuan, representasi pengetahuan, mekanisme inferensi, perancangan basisdata dan perancangan user interface Akuisisi pengetahuan adalah proses pengumpulan pengetahuan. Pada penelitian ini informasi mengenai pekoperasian diperoleh dari seorang pakar yang dilengkapi dengan buku-buku mengenai proses sismpan pinjam dalam perkoperasian. Pengetahuan yang diperoleh meliputi : Inputan anggota koperasi, Inputan anggota koperasi yang mai pinjam, dan Inputan angsuran peminjaman dana koperasi sesuai dengan aturan yang berlaku. Setelah akuisisi pengetahuan diperoleh, selanjutnya dilakukan representasi pengetahuan yang dikumpulkan. Tujuan representasi pengetahuan adalah untuk mengembangkan suatu struktur yang akan membantu pengkodean pengetahuan ke dalam program. Dalam penelitian ini basis pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan kaidah produksi, yaitu berupa IF – THEN. IF Kondisi1 (AND Kondisi2 …) THEN Kesimpulan Kaidah produksi merupakan statemen dua bagian yang disatukan menjadi sepenggal kecil pengetahuan. Kaidah bagian pertama IF yang menyatakan premis, kondisi atau antecedent, dan kaidah bagian kedua THEN yang menyatakan suatu kesimpulan atau konklusi. Pada contoh
7
berikut diberikan beberapa inputan antecedent dan memberikan satu kesimpulan berdasarkan premis yang ada untuk menentukan rangking peminjaman koperasi. IF Rangking 1 AND Angsuran 1 AND Angsuran 2 AND Angsuran 3 AND Angsuran 4 AND Angsuran 5 AND Angsuran 6 AND Angsuran 7 AND Angsuran 8 AND Angsuran 9 AND Angsuran 10 THEN Lunas (Angsuran 1, Angsuran 2, Angsuran 3, Angsuran 4, Angsuran 5, Angsuran 6, Angsuran 7, Angsuran 8, Angsuran 9, Angsuran 10) selalu tertib mengangsur, maka mesin inferensi mengambil kesimpulan bahwa peminjam dana koperasi lunas dan tidak pernah menunggak dalam angsuran, sehingga anggota koperasi yang meminjam dana koperasi tersebut mendapat rangking teratas untuk kesempatan meminjam, begitu sebaliknya apabila dalam angsuran sering tidak tertib dalam mengangsur pinjamanan, maka apabila mau pinjam lagi akan mendapat rangking peminjam di bawahnya dan seterusnya. Setelah representasi selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah menentukan mekanisme inferensi atau sistem pelacakan. Dalam penelitian ini sistem pelacakan yang dilakukan adalah menggunakan forward chaining dengan metode penelusuran Depth First Search. Proses pelacakan ini bermula dari simpul akar dan bergerak ke bawah ke tingkat dalam yang berurutan. Proses ini berlangsung terus sampai kesimpulan ditemukan. Implementasi Pada tahap ini, rancangan sistem yang telah dibuat diimplementasikan menggunakan Visual Basic 6.0, dan Microsoft Access. Uji Coba Dan Evaluasi Pada tahap ini, akan dilakukan uji coba dan evaluasi terhadap sistem serta akan dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASANA Implementasi Sistem Implementasi sistem merupakan tahap akhir dari proses desain sistem yang telah dibuat. Setelah melalui tahap demi tahap penulisan maupun penyusunan kode – kode sehingga menghasilkan sebuah sistem seperti yang telah dibuat ini. Tahapan implementasi sistem dilakukan setelah tahapan desain sistem diselesaikan. Pada pembahasan implementasi diuraikan bagian-bagian sistem sebagaimana yang telah didesain pada bagian perancangan. Pembahasan Pada sub bab ini akan ditampilkan dari desain layar beserta keterangan – keterangan yang mendukung. Dari sekian banyak tampilan hasil dari desain layar analisis hanya akan menampilkan bagian yang penting – penting saja.
Halaman Menu Utama 8
Aplikasi program telah diujicobakan pada form Menu Utama, dalam menu utama ini terdapat menu Anggota yaitu menu yang digunakan untuk menginputkan daftar nama anggota koperasi, didalam menu utama terdapat juga menu Pinjaman yaitu menu yang digunakan untuk mendata siapa saja anggota koperasi yang mau pinjam dana koperasi tersebut, kemudian ada menu Angsuran yaitu menu yang dipergunakan untuk melakukan angsuran bagi peminjam dana koperasi, di dalam menu utama terdapat menu Seleksi yang di dalamnya terbagi dua (2) menu pilihan yaitu menu Entry Peminjam, dan menu Seleksi Peminjam, menu Entry Peminjam yaitu menu yang dipergunakan untuk mendata siapa saja anggota koperasi yang mau pinjam yang di dalam menu ini diberi tambahan kolom data proses angsuran dana koperasi, sedangkan menu Seleksi Peminjam dipergunakan untuk menentukan prioritas dari nama peminjam koperasi, dan menu Keluar yaitu suatu menu apabila kita klik menu tersebut maka system akan keluar dari menu utama, ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Form Menu Utama Halaman Entry Data Anggota
Setelah kita klik menu Anggota maka kita akan masuk ke dalam form menu Anggota. Form ini dipergunakan untuk mendata para anggota koperasi, untuk menginputkan data anggota koperasi ke dalam form menu anggota maka harus di inputkan No Id yaitu nomor anggota yang dimiliki oleh anggota koperasi yang bersifat unik karena masing-masing anggota kpoperasi mempunyai no id yang tidak sama, kemudian menginpukan Nama anggota, menginputkan Alamat anggota, dan menginputkan no telpon yang dimiliki anggota koperasi, di dalam menu Anggota di sediakan tombol Simpan yang berfungsi untuk menyimpan data anggota setelah di inputkan sesuai dengan form yang ada, dan ada tombol Batal yang dipergunakan untuk untuk membatalkan in putan yang terdapat dalam form anggota apabila dianggap tidak dipergunakan atau mengalami kesalahan, dalam Form menu Anggota terdapat grid yang dipergunakan untuk menyimpan dan menampilkan semua daftar anggota koperasi, Form menu Anggota ditunjukkan pada Gambar 4 sebagai berikut: 9
Gambar 4. Form Entry Data Anggota Halaman Form Menu Pinjaman
Setelah selesai kita mengentry anggota koperasi, maka kita masuk ke menu Pinjaman, Form ini dipergunakan untuk menginputkan peminjam bagi para anggota koperasi, untuk menginputkan data peminjam koperasi ke dalam form menu Pinjaman, maka harus di inputkan No Id dan kemudian kita tekan enter, maka akan keluar nama yang sesuai dengan no id tersebut dan status pinjaman bagi peminjam, status pinjaman bisa pemberitahuan bagi nama peminjam tersebut sudah lunas atau belum lunas, apabila peminjam tersebut sudah lunas maka orang tersebut berhak untuk mengajukan pinjaman, tetapi apabila statusnya belum lunas maka peminjam tersebut tidak boleh untuk meminjam lagi selama uang pinjaman koperasi belum dilunasi, yaitu nomor anggota yang dimiliki oleh anggota koperasi yang bersifat unik karena masingmasing anggota kpoperasi mempunyai no id yang tidak sama, kemudian menginpukan Nama anggota, menginputkan Alamat anggota, dan menginputkan no telpon yang dimiliki anggota koperasi, di dalam menu Anggota di sediakan tombol Simpan yang berfungsi untuk menyimpan data anggota setelah di inputkan sesuai dengan form yang ada, dan ada tombol Batal yang dipergunakan untuk untuk membatalkan in putan yang terdapat dalam form anggota apabila dianggap tidak dipergunakan atau mengalami kesalahan, dalam Form menu Anggota terdapat grid yang dipergunakan untuk menyimpan dan menampilkan semua daftar anggota koperasi. Di dalam form menu Pinjaman terdapat juga inputan jumlah pinjaman, yang bisa dipakai untuk menginputkan seberapa besar jumlah pinjaman yang dipinjam oleh anggota koperasi tersebut, selain itu terdapat inputan berupa jasa dalam %, seberapa besar jasa yang diberlakukan dalam koperasi itu, selain itu ada juga menu inputan berupa angusran yaitu berupa inputan berapa kali angsuran tersebut akan dilunasi, apabila inputan berupa Jumlah pinjaman, Jasa dalam persen ( %), dan inputan berapa kali mengangsur pinjaman sudah terisi, maka ada tombol OK apabila di tekan tombol tersebut maka aka nada pemberitahuan secara otomatis mengenai seberupa besar jumlah angsuran yang harus di cicil setiap bulan, total pinjaman keseluruhan, dan tanggal yang 10
berisi tanggal saat melakukan transaksi pinjaman. Data tersebut di atas bisa disimpan dengan cara menekan tombol SImpan, dan semua data yang ada pada menu Pinjaman akan tersimpan dalam Grid yang telah disediakan. Di dalam Menu Pinjaman terdapat juga tombol Hapus Data Lunas, tombol ini berfungsi untuk menghapus data peminjam yang telah lunas, untuk data peminjam yang belum lunas tidak bisa dihapus oleh tombol Hapus Data Lunas, ada juga tombol Refresh, tombol ini akan digunakan apabila ingin mengembalikan data sebelumnya, dan ada tombol Selesai, tombol ini dipergunakan apabila menu Pinjaman sudah selesai kita gunakan atau akan menutup menu Pinjaman tersebut. Form menu Pinjaman yang berhubuyngan dengan penjelasan di atas bisa dilihat pada Gambar 5 berikut ini:
Gambar 5. Form Menu Pinjaman Halaman Form Menu Angsuran
Setelah selesai menginputkan data ke menu Pinjaman maka untuk mengangsur pinjaman tersebiut kita membuka menu Angsuran yang terdapat pada Menu Utama, pada menu Angsuran terdapat form inputan berupa No id, yaitu nomor khusus yang diberikan bagi anggota peminjam dan nomor id ini masing-masing peminjam tidak ada yang sama, setelah kita masukkan no id peminjam dana koperasi yang ingin mengangsur, maka kita tekan Enter untuk memunculkan secara otomatis nama peminjam, Total Pinjaman, Total Angsuran yaitu total keseluruhan bagi peminjam yang sudah pernah mengangsur, juga ada form Sisa, Tanggal Akhir dari waktu mengadakan transaksi peminjaman, dan form Status yang berisi inputan Pinjam Aktif atau Lunas, kalau si peminjam masih meminjam dana koperasi berarti statusnya Pinjam Aktif dan anggota ini berkewajiban untuk mengangsur pinjaman di bulan itu, form inputan di atas muncul secara otomatis setelah peminjam memasukkan no id dan kemudian di Enter. Dalam Menu Angsuran ini juga ada form inputan Jumlah Angsuran, menu ini dipergunakan untuk mengisi berapa besar jumlah angsuran per bulan yang ingin dimasukkan dalam rangka mengangsur pinjaman koperasi, form ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengangsur seluruh pinjaman yang tersisa sehingga si peminjam dinyatakan lunas dan bisa mengantri untuk melakukan transaksi 11
peminjaman lagi, selain itu ada juga form menu Terlambat, form ini berupa opsion yang isinya angka-angka dipergunakan untuk memilih angka tersebut berapa kali tidak bisa mengangsur pinjaman koperasi tersebut, dalam menu Angsuran ini dilengkapi dengan tombol Simpan, tombol Simpan ini apabila di klik maka semua data yang sudah diinputkan dalam menu Angsuran akan disimpan ke dalam Grid yang telah disediakan, setelah menu Angsuran semua form inputan sudah diberi inputan maka disediakan pula tombol Refresh, tombol Refresh dipergunakan untuk mengulangi kembali atau mengedit kembali data-data yang sudah disimpan, dan tombol Selesai untuk mengakhiri daripada inputan data dalam menu Angsuran, keterangan di atas bisa dilihat pada form menu Angsuran pada Gambar 6 di bawah ini:
Gambar 6. Form Menu Angsuran Halaman Form Menu Entry Peminjam
Dalam Menu Utama system koperasi disediakan juga menu Seleksi di dalam menu terdapat dua Form pilihan yaitu Form menu Entry Peminjam dan menu Seleksi Peminjam, menu Entry Peminjam dipergunakan untuk menginputkan siapa saja anggota koperasi yang mau pinjam berdasarkan rekam jejak angsuran peminjam, dalam menu Entry Pinjam ini terdapat form inputan berupa No Id, apabila No Id ini diisikan maka tinggal tekan Enter untuk langsung secara otomatis nama peminjam akan muncul, setelah selesai menginputkan No Id dan mengenternya maka langkang selanjutnya menginputkan data pada Form Jumlah Pinjam, form ini menyediakan tempat untuk menginputkan seberapa besar jumlah pinjaman yang akan di pinjam oleh anggota koperasi tersebut, dan data inputan ini kita simpan dengan cara menekan tombol Simpan, maka data inputan semua akan tersimpan di dalam Grid yang telah disediakan pada menu Entry Peminjam, laporan dari semua anggota peminjam akan bisa terekam jejaknya termasuk masalah rekam jejak angsuran si peminjam, sehingga dengan dasar ini akan dipakai untuk merangking siapa saja yang berhak untuk meminjam paling dahulu, keterangan di atas bisa dilihat pada Gambar 7 di bawah ini:
12
Gambar 7. Form Menu Entry Peminjam Halaman Form Menu Seleksi Peminjam
Pilihan yang lain dari menu Seleksi adalah menu Seleksi Peminjam, menu ini digunakan untuk menyeleksi siapa saja yang boleh pinjam berdasarkan rangking yang sudah ditentukan oleh system berdasarkan rekam jejak dari menu Angsuran yang digunakan untuk mengasur bagi peminjam dana koperasi, adapun menu Seleksi Peminjam laporannya berdasarkan pada data semua peminjam yang ada pada menu Entry Peminjam, di dalam menu Seleksi Peminjam disediakan tombol Proses, tombol ini bila di klik maka secara otomatis akan merangking data menu Entry Peminjam dari yang pertama kali paling berhak untuk pinjam dana koperasi sampai ke nomor terakhir yang berhak meminjam dana koperasi tersebut, pada menu Seleksi Peminjam terdapat juga tombol Hapus dan tombol Selesai, tombol Hapus digunakan apabila ada anggota koperasi membatalkan peminjamannya, maka pada kolom nama peminjam yang ingin dihapus di klik kemudian di tekan tombol Hapus, sedangkan tombol Selesai digunakan apabila proses menu Seleksi Peminjam sudah dianggap selesai atau cukup maka tinggal menekan tombol Selesai, keterangan di atas bisa dilihat pada Gambar 8 di bawah ini:
13
Gambar 8. Form Menu Seleksi Peminjam KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. sistem pakar untuk membantu memajukan koperasi di Indonesia khususnya koperasi di Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta dapat bekerja sesuai yang diharapkan. Sistem dapat mengidentifikasikan penalaran sesuai dengan inputan yang diberikan. 2. Sistem juga dilengkapi dengan fasilitas yang memungkinkan Pengguna memiliki kesempatan untuk mengetahui kapan dia harus pinjam koperasi tersebut, dan kapan dia tidak boleh meminjam dana koperasi. 3. Aplikasi ini memiliki tampilan-tampilan yang user friendly sehingga pemakai dapat menggunakan aplikasi ini dengan mudah. Pembangunan ini dibangun dan dirancang sedemikian rupa dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0 dan basis datanya menggunakan Ms. Accsess. Aplikasi ini dibuat dengan tampilan yang menarik, agar pemakai aplikasi ini tidak merasa bosan dan bisa nyaman. SARAN Selain kemampuan aplikasi yang dibahas di atas, sebagai sebuah aplikasi yang baru dikembangkan, aplikasi ini sangat banyak membantu untuk menyelesaikan permasalahan di dunia usaha terutama masalah perkoperasian. Penulis merasa masih banyak terdapat berbagai kekurangan. Untuk pengembangan aplikasi ini dikemudian hari, ada beberapa hal perlu diperhatikan: 1. Dapat dikembangkan menjadi aplikasi yang lebih luas lagi dari pengetahuan yang ada dan yang dimilikinya. 2. Aplikasi Sistem Pakar untuk menyeleksi anggota koperasi yang mengajukan pinjaman, perlu beberapa penyempurnaan baik dari segi tampilan maupun isinya, sehingga dapat 14
menampilkan form-form yang lebih spesifik di dalam proyek perkoperasian, sehingga akan lebih mengena pada sasaran sesuai dengan keinginan pasar yang lebih nyata pada system pakar ini. Aplikasi ini diharapkan dapat dikembangkan lagi menjadi aplikasi system pakar yang lebih mendekati kepada solusi yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Alam, M. Agus J. 2000. Management Data Base dengan Microsoft Visual Basic 6.0. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Arhami, Muhammad. (2005). Konsep Dasar Sistem Pakar, Yogyakarta: Andi. Dany. (2003). Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic,Yogyakara: Andi http://bumnwatch.com/peran-koperasi-dalam-perekonomian-indonesia/ diunduh pada tanggal 05 Maret 2014 http://jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2006/v03n01/lusia0301.pdf diunduh pada tanggal 05 Maret 2014 http://journal.uii.ac.id/index.php/media-informatika/article/viewFile/112/75 tanggal 05 Maret 2014
diunduh
pada
http://wiryal2.blogspot.com/2011/11/peran-koperasi-dalam-masyarakat.html tanggal 05 Maret 2014
diunduh
pada
http://www.logicol.com.au/images/page/EatingHabits_cust.jpg diunduh pada tanggal 05 Maret 2014 http://www.trubus-online.com/mod.php?, diunduh pada tanggal 05 Maret 2014 Kadir, Abdul. 1999. Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data. Yogyakarta : Andi. Kusumo, Ari Suryo. 2000. Buku Latihan Microsoft Visual Basic 6.0. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Kusumadewi, Sri. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Yogyakarta: Graha Ilmu. Mangkulo, Hengky Alexander. 2004. Membuat Aplikasi Database Sistem Inventori dengan Visual Basic 6.0. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Subari & Yuswanto. (2008). Pemrograman Visual Basic 6.0, Jakarta: Yang Cerdas Pustaka.
15