120. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS KERUSAKAN TELEVISI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Suhardi1, Irman Firmansyah2 Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Potensi Utama STMIK Potensi Utama, Jl. K.L.Yos Sudarso Km.6,5 No.3A Tanjung Mulia Medan Email :
[email protected]
ABSTRACT To date there have been several results of the expert system development in various fields of expertise according to a person such as education, medicine and related field equipment repair, electronic color television. Color television is one of the electronic equipment that is often disturbed or damaged so by relying on advances in technology and information, would need the creation of a "Damage Diagnosis Expert System In Colour Television". Preparation of an expert system for diagnosis of damage to the television using the method of forward chaining by using Visual Basic 6.0 programming language and uses Microsoft Access 2003 to design a database to be used in the manufacture of an expert system for diagnosis of damage to this television. This application can be used by both television technicians are experts as well as for the beginners in order to facilitate in knowing the type - the type of damage and solutions solutions that are effective on television. Keywords: Expert System, Television, Microsoft Visual Basic 6.0, Microsoft Access 2003.
ABSTRAK Sampai saat ini sudah ada beberapa hasil perkembangan sistem pakar dalam berbagai bidang sesuai dengan kepakaran seseorang misalnya bidang pendidikan, kedokteran maupun bidang yang menyangkut perbaikan peralatan elektronik khususnya televisi berwarna. Televisi berwarna merupakan salah satu peralatan elektronik yang sering mengalami gangguan atau kerusakan sehingga dengan mengandalkan kemajuan di bidang teknologi dan informasi tersebut, kiranya perlu adanya pembuatan sebuah “ Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Pada Televisi Berwarna ”. Pembuatan sistem pakar untuk diagnosis kerusakan televisi menggunakan metode forward chaining dengan menggunakan bahasa pemrograman visual basic 6.0 dan menggunakan Microsoft Access 2003 untuk merancang database yang akan digunakan dalam pembuatan sistem pakar untuk diagnosis kerusakan televisi ini. Aplikasi ini dapat digunakan oleh para teknisi televisi baik sudah ahli maupun bagi yang pemula agar dapat memudahkan dalam mengetahui jenis - jenis kerusakan dan solusi - solusinya yang terdapat pada televisi dengan efektif . Kata Kunci : Sistem Pakar, Televisi, Microsoft Visual Basic 6.0, Microsoft Access 2003.
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi sekarang ini berjalan sangan cepat dan memegang peranan penting dalam berbagai hal. Komputer merupakan salah satu bagian penting dalam peningkatan teknologi informasi. Kemampuan komputer dalam mengingat dan menyimpan
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…121
informasi dapat dimanfaatkan tanpa harus bergantung kepada hambatan-hambatan seperti yang dimiliki pada manusia, misalnya saja kondisi lapar, haus ataupun emosi. Dengan menyimpan informasi dan sehimpunan aturan penalaran yang memadai memungkinkan komputer memberikan kesimpulan atau mengambil keputusan yang kualitasnya sama dangan kemampuan seorang pakar bidang keilmuan tertentu. Salah satu cabang ilmu komputer yang dapat mendukung hal tersebut adalah sistem pakar. Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana “mengadopsi” cara seorang pakar berpikir dan bernalar dalam menyelesaikan suatu permasalahnan, dan membuat suatu keputusan maupun mengambil kesimpulan dari sejumlah fakta yang ada. Dasar dari suatu sistem pakar adalah bagaimana mentansfer pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar ke dalam komputer, dan bagaimana membuat keputusan atau mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan itu. Sampai saat ini sudah ada beberapa hasil perkembangan sistem pakar dalam berbagai bidang sesuai dengan kepakaran seseorang misalnya bidang pendidikan, kedokteran maupun bidang yang menyangkut perbaikan peralatan elektronik khususnya televisi berwarna. Televisi berwarna merupakan salah satu peralatan elektronik yang sering mengalami gangguan atau kerusakan sehingga dengan mengandalkan kemajuan di bidang teknologi dan informasi tersebut, kiranya perlu adanya pembuatan sebuah “ Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan Pada Televisi Berwarna ” dan memberikan bekal pengetahuan dan pembelajaran yang menyangkut kerusakan pada Televisi Berwarna dengan memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran. Pemilihan masalah menyangkut kerusakan-kerusakan pada televisi berwarna deijadikan sebagai sistem pakar adalah kenyataan bahwa kerusakan-kerusakan pada sebuah televisi berwarna sering kali menggangu pengguna televisi, sehingga perlu adanya solusi untuk menangani hal-hal kerusakan pada televisi berwarna tersebut melalui teknologi komputer yang didalamnya terdapat software yang dapat membantu memecahkan masalah kerusakan-kerusakan yang terjadi. Dalam penulisan makalah ini, penulis merumuskan masalah-masalah yaitu bagaimana pembuatan sistem pakar untuk diagnosis kerusakan televisi menggunakan metode forward chaining dapat membantu para teknisi televisi, dan juga bagaimanakah proses perancangan dan pembuatan sistem pakar untuk diagnosis kerusakan televisi menggunakan metode forward chaining. Agar penyelesaian masalah tidak menyimpang dari tujuan, maka perlu dibuat beberapa batasan masalah seperti pembuatan sistem pakar untuk diagnosis kerusakan televisi menggunakan metode forward chaining dengan menggunakan bahasa pemrograman visual basic 6.0, kemudian sistem pakar ini hanya untuk diagnosis TV berwarna, dan juga pembuatan sistem pakar untuk mendeteksi kerusakan pada televisi berwarna hanya menyangkut kerusakan-kerusakan yang umum terjadi pada televisi berwarna diantaranya kerusakan pada bagian gambar, suara, catu daya dan lain-lain.
LANDASAN TEORI Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh pakar dalam bidang tertentu (Martin dan Oxman,1988). Seorang pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya. Knowledge dalam sistem pakar mungkin saja seorang ahli, atau knowledge yang umumnya terdapat dalam buku, majalah, internet, dan orang yang mempunyai pengetahuan terhadap suatu bidang. Semakin banyak knowledge (pengetahuan) yang ditambahkan untuk pemandu cerdas maka sistem tersebut akan semakin baik dalam bertindak sehingga semakin menyerupai pakar sebenarnya. Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi. Lingkungan pengembangan digunakan untuk memasukkan pengetahuan
122. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
pakar kedalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.
Gambar 1. Konsep Dasar Sistem Pakar Sumber : Konsep Dasar Sistem Pakar, Muhammad Arhami;2005:4.
Gambar di atas merupakan gambaran konsep dasar Sistem Pakar, dimana pengguna (user) menyampaikan fakta atau informasi kepada Sistem Pakar, kemudian fakta dan informasi tersebut akan di simpan ke knowledge-base (basis pengetahuan), dan diolah dengan mekanisme inferensi, sehingga sistem dapat memberikan respon kepada penggunanya berupa keahlian atau jawaban berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya Dalam sistem pakar ada beberapa orang yang terlibat yaitu : 1. Pakar (Domain Expert). Adalah orang ahli yang memiliki pengetahuan khusus , pendapat, pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk pengaplikasian keahlian tersebut guna menyelesaikan masalah. 2. Perekayasa Sistem (Knowladge Enginer), adalah orang yang membantu pakar menyusun area permaslahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi, dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual. 3. Pemakai (User), adalah seseorang yang berkonsultasi dengan system untuk mendapatkan saran yang disediakan oleh system. Pemakai adalah orang-orang yang bukan pakar (Non-Expert) seperti pelajar, dan bias juga seorang pakar (Expert) yang ingin meningkatkan kemampuan kepakarannya. 4. Pembangun sistem(System Enginer), adalah seseortang yang membauat anatarmuka pengguna, merancang bentuk basis pengetahuan secara deklaratif dan mengimplementasikan mesin inferensi. ”Otak” Sistem Pakar adalah mesin inferensi, yang dikenal juga sebagai struktur kontrol atau penerjemah aturan (dalam ES berbasis-aturan). Komponen ini sebenarnya adalah program komputer yang menyediakan metodologi untuk mempertimbangkan informasi dalam pengetahuan dan workplace, dan merumuskan kesimpulan. Mesin Inferensi Mesin inferensi adalah keahlian yang dibutuhkan disimpan di dalam knowledge-base (basis pengetahuan), komputer diprogram sehingga dapat menghasilkan solusi. Terdapat dua cara (metode) mekanisme inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan, yaitu: 1. Runut maju (forward chaining) Runut maju adalah aturan-aturan diuji satu demi satu dalam urutan tertentu (data driven). 2. Runut mundur ( backward chaining) Runut mundur adalah penalaran dimulai dari kesimpulan dan akan dibuktikan kebenarannya(goal driven). Kedua cara di atas dipengaruhi oleh macam penelusuran yang terdiri dari 3 macam/ teknik penelusuran: Depth first search, teknik penelusuran dari node ke node bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. Breadth first search, teknik penelusuran pada semua node dalam satu level sebelum berpindah ke level di bawahnya.
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…123
Best first search, kombinasi antara depth first search dan breadth first search. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar Banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain: (1) Membuat seorang yang awam dapat bekerja seperti layaknya seorang pakar. (2) Dapat bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti.(3) Meningkatkan output dan produktivitas. (4) Meningkatkan kualitas. (5) Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan. (6) Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian. (7) Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks. (8) Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan. Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain : 1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal. 2. Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya. 3. Sistem Pakar tidak 100% bernilai benar Televisi Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (τῆ λε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.” Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an, dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui Internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu. Walaupun terdapat bentuk televisi lain seperti televisi sirkuit tertutup, namun jenis televisi yang paling sering digunakan adalah televisi penyiaran, yang dibuat berdasarkan sistem penyiaran radio yang dikembangkan sekitar tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi untuk memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang televisi. Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 megahertz. Kini gelombang TV juga sudah memancarkan jenis suara stereo ataupun bunyi keliling di banyak negara. Hingga tahun 2000, siaran TV dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran digital. Sebuah kotak televisi terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik didalamnya, termasuk di antaranya sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang tidak memiliki perangkat penerima sinyal biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat dipakai dalam berbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Sistem televisi kini juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan pengarahan senjata, terutama untuk tempat-tempat yang biasanya terlalu berbahaya untuk diobservasi secara langsung.
PEMBAHASAN Analisis dan rancangan Masalah diagnosis kerusakan televisi berwarna dapat dimasukkan ke dalam salah satu cabang ilmu artificial intelligent yaitu sistem pakar. Pada permasalahan ini, pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai seorang teknisi televisi. Dengan kata lain terjadi pemindahan atau proses pengolahan yang membangun dan mengoperasikan basis pengetahuan dari seorang pakar ke sebuah sistem komputer. Fakta-fakta dari
124. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
seorang pakar atau dokter olahraga disimpan dalam suatu basis pengetahuan. Dengan bantuan mesin inferensi dan memori kerja, maka proses penarikan kesimpulan dalam menentukan jenis olahraga dan intensitas yang tepat bagi penggunanya dapat dilakukan. Tabel Keputusan Basis pengetahuan yang di dalam sistem pakar ini akan digunakan untuk menentukan proses pencarian atau menentukan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis. Hasil yang diperoleh setelah pengguna melakukan interaksi dengan sistem pakar yaitu dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sistem pakar. Tabel keputusan untuk sistem pakar ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Tabel Keputusan Ruang (Slots) S1 ID Kerusakan Kerusakan pada Kerusakan blok Power Supply
Isi (Fillers) S2
S3
S4
Rangkaian horizontal, vertikal, dan suara
Kerusakan pada blok Power Supply (bagian osilator) a. TV mati total b. Sekring Tidak Putus c. Tegangan Output Tidak Ada Kerusakan pada blok Power Supply (bagian osilator). Potong jalur output tegangan ke rangkaian lain dengan mencabut solderan pada jumper atau kaki komponen. Lalu, ukur tegangan output. Jika ada, berarti kerusakan terjadi pada rangkaian di depannya. Jika tidak pada bagian osilator power, periksa resistor dengan tahanan diatas 100k Ohm sebagai catu osilator.
Kerusakan bukan pada blok Power Supply a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Normal c. gambar normal
Gejala Kerusakan
a. TV mati total b. Sekring Putus
a. TV mati total b. Sekring Tidak Putus c. Tegangan Output Ada
Solusi
Periksa komponen di rangkaian power yang berhubungan dengan sekring tersebut. Potonglah beberapa bagian di sekitar jalur jalajala listrik dan lakukan pengukuran dengan multitester pada posisi pengukuran Ohm meter untuk mengukur komponen yang dikira rusak atau melakukan pengukuran tegangan langsung.
Sebenarnya kerusakan bukan pada blok Power Supply. Kemungkinan, pada rangkaian horizontal, vertikal, dan suara. Potong setiap jalur yang menghubungkannya ke rangkain tersebut, lalu ukur tegangannya. Jika tegangan normal, pasanglah satu-satu, lalu ukur lagi hingga ditemui ke jalur mana tegangan tersebut hilang dan lanjutkan dengan memeriksa komponen.
Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan
Gejala Kerusakan
Kerusakan bukan pada blok Power Supply, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lainnya.
Isi (Fillers) S5
S6
S7
S8
Kerusakan pada bagian Osilator Power Supply a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Tidak normal c. Tegangan Power
Kerusakan pada bagian kontrol Power Supply a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Tidak normal
Bagian yang berhubungan dengan tapis a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Normal c. Gambar tidak
Bagian yang berhubungan dengan tapis a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Normal c. Gambar tidak
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…125
Solusi
Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan
Gejala Kerusakan
Solusi
Supply naik lebih dari 130 V DC
c. Tegangan Power Supply drop/tidak normal
normal d. Gambar bergoyang e. Goyangan kuat
Kerusakan pada bagian Osilator Power Supply. Lepaskan semua jalur output dari power supply ke rangkaian lainnya agar tidak merusak komponen lainnya, kemudian periksa elektrolitnya.
Kerusakan pada bagian kontrol Power Supply. Periksa optokopler, resistor, dan transistor sekitar power adjusment.
Kerusakan pada blok Power Supply (bagian yang berhubungan dengan tapis). Periksa semua elektrolit kapasitor di power, terutama kapasitor tapis 220 mikrofarad / 400 V.
normal d. Gambar bergoyang e. Goyangan tidak kuat Kerusakan pada blok Power Supply (bagian yang berhubungan dengan tapis). Periksa semua elektrolit kapasitor di power, terutama kapasitor tapis 220 mikrofarad / 400 V.
Isi (Fillers) S9
S10
S11
S12
Kerusakan pada bagian tapis di power supply a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Normal c. gambar tidak normal d. gambar normal e. Gambar goyang kiri dan kanan Kerusakan pada bagian tapis di power supply. Periksa diode tapis dan elektrolit kondensator. Komponen yang sering rusak adalah elektrolit kondensator 250 mikrofarad / 400 V dc.
Kerusakan pada bagian tapis di power supply a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Normal c. gambar tidak normal d. gambar normal e. gambar tidak goyang Kerusakan pada bagian tapis di power supply. Periksa diode tapis dan elektrolit kondensator. Komponen yang sering rusak adalah elektrolit kondensator 250 mikrofarad / 400 V dc.
Saklar push-on yang ada pada panel kontrol
Kerusakan pada IC Program yang mati total (short) / tidak bekerja a. TV hidup b. kontrol tidak berfungsi
a. TV mati b. Steker terpasang dengan benar c. tombol on d. kontrol tidak berfungsi
Periksa saklar push-on yang ada pada panel kontrol. Tombol pushon dapat diukur apakah berfungsi atau tidak dengan multitester pada posisi Ohm meter. Pada saat saklar ditekan, jarum penunjuk akan menunjukkan angka nol (terhubung). Namun, jika saat ditekan tidak menunjukkan angka nol (terhubung), berarti saklarnya rusak. Jika key kontrolnya baik, tinggal mengikuti jalur dan komponen yang menghubungkan antara key kontrol dan IC program, biasanya hanya terdiri atas beberapa buah resistor
Kerusakan pada IC Program yang mati total (short) / tidak bekerja. Ukur tegangan 5 V dc pada catu utama IC Program (umumnya ditulis V cc atau V dd). Jika tegangan catu 5 V dc pada pin catu utama (V dd) IC program tidak ada, lepaskan solder pin IC program dengan PCB, lalu ukur tegangan 5 V dc pada PCB. Jika ternyata tegangan 5 V dc pada PCB ada dalam keadaan televisi tersebut hidup, hubungkan tegangan tersebut dengan ujung multitester dengan pin catu IC program sambil tetap mengamati apakah tegangan tetap ada. Jika tegangan 5 V dc-nya hilang saat dihubungkan/disolder
126. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
dan diode. Jika tidak ditemukan kerusakan, kemungkinan yang rusak adalah IC Programnya.
Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan
Gejala Kerusakan
Solusi
pada IC program, dapat dipastikan IC program tersebut rusak. Namun, saat pin catu IC program dilepaskan dari PCB tegangan 5 V dc dan pada PCB juga tidak ada kerusakan, kemungkinan bukan pada IC program. Periksalah lebih dulu sumber tegangan 5 V dc tersebut dan rangkaian lain yang berhubungan.
Isi (Fillers) S13
S14
S15
S16
Kerusakan pada OSD (On Screen Display) a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tidak tampil
Kerusakan pada IC utama
Kerusakan pada IC utama
Rangkaian IC program pin ident
a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tampil e. suara terdengar f. tidak ada warna
Kerusakan pada OSD (On Screen Display). Periksa kerusakan pada OSD ini dimulai pada pin VSync (Vertikal Sinkronisasi) dan HSync (Horizontal Sinkronisasi) pada IC program. Pin ini biasanya berdekatan. Umpamanya, VSync pin 26 berarti H-Sync-nya pin 27. V-Sync jika ditelusuri akan terhubung ke arah IC Penguat Vertikal, sementara H-Sync jika ditelusuri akan terhubung ke arah FBT.
Kerusakan seperti ini dapat terjadi pada IC utama, tapi umumnya terjadi pada rangkaian pendukungnya, seperti pada kontrol warna dari IC program, crystal warna, dan komponen lain sekitar bagian warna. Kerusakan pada bagian kontrol warna dapat ditelusuri dari IC program pin color control. Caranya dengan mengukur tegangan dari IC program yang sampai ke IC utama pin color control input. Tegangan ini bergerak (dapat) diatur sesuai dengan tegangan yang dikeluarkan oleh IC program atau dapat langsung dihubungkan dengan tegangan catu RGB
a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tampil e. suara tidak terdengar f. warna ada Kerusakan seperti ini juga dapat terjadi pada IC utama, tapi umumnya terjadi pada rangkain pendukungnya, seperti pada kontrol volume, mute dari IC program, serta komponen lain sekitar bagian suara dan penguat suara. Kerusakan pada bagian kontrol volume dan mute dapat ditelusuri dari IC program pin volume kontrol. Caranya dengan mengukur tegangan dari IC program yang sampai ke IC utama pin volume control input. Tegangan ini berubah jika pengaturan volume ditambah atau diturunkan, dapat dilihat dengan mengamati pergerakan jarum penunjuk alat ukur sesuai dengan tegangan yang
a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tampil e. suara tidak terdengar f. tidak ada warna Kerusakan seperti ini sering terjadi pada televisi yang terkena petir (ada sebagian jenis televisi yang power-supply-nya rusak). Kerusakan seperti ini dapat berasal dari rangkaian IC program pin ident, dapat juga dari IC Utama, sekitar AFT atau pada bagian sinkronisasi. Kerusakan seperti iniagak sulit dilacak karena yang rusak adalah komponen kecil, seperti resistor atau kapasitor yang berubah nilai. Jadi, umumnya kerusakan seperti ini bukan pada IC program atau pada IC Utama, melainkan pada
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…127
dengan sebuah resistor untuk membuktikan apakah yang rusak pada bagian kontrol atau pada bagian warna IC utama.
Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan
Gejala Kerusakan
Solusi
dikeluarkan oleh IC program. Untuk membuktikan apakah yang rusak pada bagian kontrol atau pada bagian warna IC Utama, dapat langsung dihubungkan dengan tegangan catu bagian volume (5 V dc) ke pin volume kontrol Utama dengan sebuah resistor. Dengan demikian, diharapkan tegangan kontrol dalam keadaan maksimal (volume suara maksimal).
komponen pendukung pada bagian yang rusak.
Isi (Fillers) S17
S18
S19
S20
IC utama atau pada rangkaian sebelumnya (input) a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tidak tampil e. suara terdengar Kerusakan seperti ini dapat terjadi jika rangkaian horizontal pada IC utama tidak rusak (bekerja), tapi bagian gambar dan suara mengalami kerusakan. Kerusakan seperti ini bisa terjadi pada IC utama atau pada rangkaian sebelumnya (input), dapat juga pada rangkaian setelahnya (outputnya). untuk mengetahuinya, diperlukan kejelian dalam melokalisasi kerusakan, baik dengan cara potong maupun dengan cara injeksi. Cara Injeksi adalah menggunakan sinyal injektor atau multitester posisi capasity meter (pengukuran kapasitas kapasitor). Fasilitas ini biasanya ada pada
Bukan pada blok IC program/utama
-
-
a. TV mati b. Steker terpasang dengan benar c. tombol on d. control berfungsi Kerusakan bukan pada blok IC program/utama, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain.
a. TV mati b. Steker terpasang dengan benar c. tombol off
a. TV mati b. Steker tidak terpasang dengan benar
Pastikan tombol Power On, dan steker terpasang dengan benar.
Pastikan steker terpasang dengan benar.
128. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
multitester sanwa tipe CX-605. Dengan menginjeksi sinyal input, outputnya diamati. Jika yang diinjeksi pada bagian video, hasilnya dapat dilihat pada layar televisi yaitu berupa perubahan gambar. Namun, jika yang diinjeksi sinyal input suara, pada speaker akan terdengan suara "bib". jika pada bagian input gambar dan suara injeksi secara bergantian (tidak sekaligus), kemudian ada reaksi pada outputnya, dapat diambil simpulan sementara bahwa jalur yang dilaluinya (IC utama) bekerja. Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan
Gejala Kerusakan
Solusi
Isi (Fillers) S21
S22
S23
S24
Bagian utama gambar dan bagian output gambar pada IC utama a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tidak tampil e. suara terdengar
Antena
IC program pin UHF
a. UHF tidak dapat diterima b. Sinyal VHF tidak dapat diterima c. antena tidak terpasang dengan baik
a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF tidak dapat diterima
Periksa bagian utama gambar dan bagian output gambar pada IC utama, ukur tegangan yang diterima dengan tester, kemungkinan kerusakan ada pada bagian ini.
Pasang antena dengan benar dan pastikan kabelnya tersambung pada TV.
Jika tegangan UHF tidak ada, biasanya masalah dari IC program pin UHF; dapat mengakibatkan televisi tidak dapa menerima channel yang menggunakan saluran UHF (seperti Trans, Indosiar, RCTI, SCTV, Metro, dll).
Gangguan pada antena, kabel antena, konektor antena, pengaturan AGC a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar ada d. gambar kabur e. suara ada f. suara tidak bersih Jika suara dan gambar tidak bersih, gangguan dapat terjadi pada antena, kabel antena, konektor antena, pengaturan AGC, dan tuner itu sendiri. Antena sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas gambar dan suara. Langkah yang dapat dilakukan adalah mengatur antena ke arah yang tepat. Jika gambar masih tidak bersih, cobalah atur
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…129
AGC adjustment, kemudian lakukan pencarian ulang. Seandainya gambar dan suara masih juga tidak bersih, cobalah ganti tuner dengan tipe yang sama, lalu bandingkan hasilnya dengan tuner awal. Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan
Gejala Kerusakan
Solusi
Ruang (Slots) ID Kerusakan
Isi (Fillers) S25
S26
S27
S28
AFT atau voltage tuning yang tidak stabil a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar ada d. gambar bersih e. gambar cacat
-
Posisi antenna
Pada tuner
a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. Gambar ada d. Gambar bersih e. Gambar tidak cacat f. Suara ada g. Suara bersih Kerusakan bukan pada bagian tuner, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain.
a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar ada d. gambar bersih e. gambar tidak cacat f. tidak ada suara
a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar ada d. gambar kabur e. suara tidak ada
Putar posisi antena, ubah posisi sampai suara ada, jika masih tidak ada, cek volume dan pastikan tombol mute tidak di mute. Jika masih tidak ada, cek channel yang lain. Jika masih tidak ada suara, masalah bukan pada bagian tunner, periksa kemungkinan kerusakan bagian lain.
Jika tegangannya 0 V dc (tidak ada sama sekali), gambar dan suara tidak ada. Jika tegangannya berubah-ubah (cat: bukan pada saat search), hal itu mengakibatkan gambarnya berlarilari (sinyal berubahubah). Jika tegangan sumbernya tidak sampai 33 V dc, sebagian saluran tidak didapatkan (seharusnya di dapat 15 channel, ternyata hanya 5 channel). Pada tuner, umumnya yang selalu bermasalah adalah sekitar bagian VT ini. Untuk yang lainnya, sangat jarang.
Jika sinyal gambar yang diterima mulamula baik (suara dan gambar bersih), pelan-pelan berubah, dan lama kelamaan gambar jadi hilang, kerusakan seperti ini terjadi akibat AFT atau voltage tuning yang tidak stabil. Untuk jenis televisi yang menggunakan AFT tank (spoel aft yang dapat di trimer), jika AFT tank-nya sudah diputar-putar, dapat menimbulkan kerusakan seperti ini. Ciri-ciri kerusakan seperti ini adalah ketika dilakukan pencarian (search), sinyal yang diterima tidak mau disimpan.
Isi (Fillers) S29
S30
S31
S32
130. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
Kerusakan
Tegangan catu daya pada tuner
Gejala Kerusakan
a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar tidak ada d. tidak ada suara Jika tegangan catu daya pada tuner tidak ada (0 V dc), sudah dipastikan gambar dan suara pada televisi tidak ada. Tegangan kurang mengakibatkan gambar buram. Tegangan berubahubah dapat mengakibatkan sinyal beubah-ubah. Kerusakan pada AGC dapat mengakibatkan gambar tidak mau bersih (banyak lebahnya), tapi kerusakan AGC sangat jarang terjadi pada tuner. Biasanya setelan AGC (AGC adjustment) kurang pas
Solusi
Komponen pendukung pada bagian suara di IC utama a. suara terdengar b. suara tidak bersih
Kerusakan ada pada IC penguat suara
Kerusakan pada IC program
a. suara tidak terdengar b. tidak bersuara sama sekali
a. suara tidak terdengar b. bersuara tidak jelas c. suara kecil
Jika suara tidak bersih, sedangkan volumenya bisa dibesarkan dan dikecilkan, kerusakan terjadi pada komponen pendukung pada bagian suara di IC utama. Hal ini juga dapat terjadi karena antena kurang tepat. Namun, bisa juga pengaturan sistem suara bukan pada sistem PAL/BG. Pengaturan ini dapat dilakukan di remote control. Setelah pengetahuan di remote control dan antena sesuai, tapi suara tetap tidak bersih, dapat dilakukan pengukuran komponen yang berhubungan dengan bagian suara pada IC utama.
Jika suara tidak ada sama sekali, kemungkinan kerusakan ada pada IC penguat suara. Sangat perlu diperhatikan apakah kontrol mute dalam posisi off dan apakah speaker baik. Cara memastikan apakah IC penguat suara rusak adalah dengan melepaskan R618, kemudian sentuh (lebih baik menggunakan sinyal injektor atau dapat diambil sinyal dari tape atau VCD) pada kaki C610 atau kaki IC penguat suara secara keseluruhan (khusus jika disentuh tangan). Jika terdengar suara nada pada speaker, berarti IC penguat suara dalam kondisi baik (bekerja). Dapat juga dipastikan dengan menghubungkan R618 ke amplifier. Jika tidak ada suara, berarti yang rusak IC penguat suara. Jika ada suara, berarti yang rusak adalah rangkaian di belakangnya. Khusus untuk kerusakan yang disebabkan ident pada IC program, biasanya kerusakan yang diakibatkan oleh sambaran petir ini ditandai dengan terkelupasnya jalur pada PCB. Komponen yang selalu rusak adalah kapasitor dengan kapasitas sangat kecil atau
Jika suara tidak mau dibesarkan atau dikecilkan, kerusakan terjadi pada IC program. Kerusakan dapat terjadi pada IC prorgram itu sendiri, dapat juga pada komponen pendukungnya, terutama resistor. Dari skema rangkaian di atas, kontrol volume pada IC program terletak pada pin 30; dipasang sebuah resistor R770 dengan hambatan sebesar 100 Ohm. Jika jalur ini ditelusuri, masih banyak ditemukan komponen pendukung, seperti transistor dan diode yang juga dapat mempengaruhi fungsi volume kontrol.
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…131
transistor yang berhubungan dengan pin ident pada IC program. Mencari kerusakan seperti ini sangat diperlukan ketelitian. Tegangan catu kurang (tidak stabil) dapat juga menyebabkan kerusakan seperti ini. Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan Gejala Kerusakan
Solusi
Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan
Gejala Kerusakan
Isi (Fillers) S33
S34
S35
S36
a. suara tidak terdengar b. bersuara tidak jelas c. suara tidak kecil Seharusnya suara bisa terdengar sebagaimana mestinya.
a. suara terdengar b. suara bersih c. suara tidak kecil
Bagian Horizontal a. tv mati
Heater pada CRT a. tv hidup b. tidak ada cahaya
Suara tidak ada masalah sama sekali. suara terdegar sebagaimana mestinya
Catu V cc H pada IC utama, H-out dari IC utama, transistor Hdriver, Catu H-driver, HDT (horizontal driver transformator), transistor penguat horizontal dan FBT (fly back transformator). Horizontal dan FBT (Fly Back Transformator). Mengatasi kerusakan dengan cara mengukur tegangan dan komponen yang berhubungan dengan bagian-bagian tersebut.
Heater pada CRT, tegangan catu 6 V ac, tegangan screen (G2) ada dan dapat dinaikan atau diturunkan. Ini berarti bagian horizontal bekerja dengan baik. Kemungkinan kerusakan pada R 6,8 Ohm dari FBT ke pin heater CRT. Heater pada CRT dapat dipastikan baik atau rusak dengan menggunakan multitester x 1 Ohm terukur kira-kira 1-4 Ohm pin H1 dan H2
Isi (Fillers) S41
S42
S43
S44
Potensiometer
Kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal, FBT, yoke a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang verticla e. layar tidak vertikal
-
catu osilator vertikal di IC utama
a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang verticla e. layar tidak vertikal f. layar penuh
a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar horizontal
a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang verticla e. layar tidak vertikal f. layar penuh
132. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
g. rolling tidak horizontal h. blanking
Solusi
Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan Gejala Kerusakan
Solusi
Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan
Setelan screen nya (G2 adjustment) terlalu tinggi. Jika direndahkan beberapa saat, kemudian blanking lagi, berarti potensiometernya yang disatukan dengan FBT rusak, dapat dimodifikasi atau ganti FBT langsung. Jika tegangan G2 normal, periksa elco pada catu 180 V dc untuk RGB.
f. layar penuh g. rolling tidak horizontal h. tidak blanking i. transistor putus terus Kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal, FBT, yoke. Jika keadaan ini terjadi, gantilah transistor penguat horizontal dengan transistor yang mempunyai arus besar dengan harapan saat menguji tidak langsung rusak dan masih sempat melakukan pengukuran guna memastikan komponen yang rusak.
h. rolling tidak horizontal h. tidak blanking i. normal
Kerusakan bukan pada bagian horizontal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain.
Bagian yang rusak dapat pada catu osilator vertikal di IC utama, osilator vertikal pada IC utama, catu IC penguat vertikal, dan IC penguat vertikal
Isi (Fillers) S45
S46
S47
S48
Catu IC penguat vertikal a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. layar menyempit keatas
Kapasitor tapis pada penguat vertikal a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. tidak menyempit g. layar menyempit bawah
Penguat vertikal
Catu IC penguat vertikal
Kapasitor tapis pada penguat vertikal (biasanya elco 100 microfarad - 330 microfarad).
Sinkronisasi vertikal a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. tidak menyempit g. tidak menyempit h. tidak menyempit i. rolling vertical Sinkronisasi vertikal (yang sering rusak resistor dari IC utama pin sinkronisasi input atau output).
a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. tidak menyempit g. tidak menyempit h. layar menyempit bawah dan atas Penguat vertikal (tapi bukan IC vertikal) mendapatkan adjustment vertikal atau pengatur penguatan vertikal, bisa juga elco kapasitor.
Isi (Fillers) S49
S50
S51
S52
-
Potensioner untuk fokus pada FBT
Tegangan yang dikeluarkan FBT
Catu 180 V dc bersumber dari FBT
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…133
Gejala Kerusakan
Solusi
Ruang (Slots) ID
a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. tidak menyempit g. tidak menyempit h. tidak menyempit i. tidak rolling vertical Kerusakan bukan pada bagian vertikal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain.
untuk screen a. tv focus b. cahaya gelap
a. tv tidak focus
Jika gambar pada televisi tidak fokus (terlihat snow atau bintik lebah yang besar-besar), mengaturnya dapat dengan memutar potensioner untuk fokus pada FBT. Jika tetap tidak ada perubahan, yang rusak adalah soket fokus (lingkaran merah putus-putus). Gejalanya dapat dilihat pada kawat konduktor: pada pin fokus ada korosi warna hijau. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa soket fokus rusak sehingga tegangan yang dikirim FBT hilang karena pengarbonan (terjadi hambatan akibat kotoran korosi).
Terang gelapnya cahaya pada layar sangat bergantung pada tegangan yang dikeluarkan FBT untuk screen. Jika tegangan pada screen di bawah 100 V dc, layar akan gelap. Pada screen, biasanya dipasang sebuah resistor dan kapasitor (garis persegi merah putus-putus). Jika kapasitor ini short, tegangan pada screen akan turun dan dapat mengakibatkan layar gelap walaupun potensiometer pada FBT diputar (adjust) maksimum.
a. tv focus b. cahaya terang c. terang tidak bisa dikontrol
Catu 180 V dc digunakan sebagai penguat video yang terangkum dalam sinyal RGB (Red, Green, Blue). Catu 180 V dc bersumber dari FBT (tegangan output) melalui sebuah resistor fuse dan sebuah diode penyearah tegangan serta ditapis oleh sebuah kapasitor elektrolit dengan kapasitas sekira 22 mf/250 V. Nilai tegangan 180 V dc inilah yang dimanfaatkan untuk catu RGB. jika salah satu dari tiga komponen tersebut rusak (resistor fuse, diode, dan kapasitor elektrolit), gambar menjadi bergarisgaris buku (kecerahannya tidak dapat dikontrol). Hal ini terjadi karena catu untuk RGB tidak mencukupi. Umumnya, komponen yang sangat rentan terhadap kerusakan pada catu RGB 180 V dc adalah kapasitor elektrolit tersebut.
Isi (Fillers) S53
S54
S55
S56
134. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
Kerusakan Kerusakan
Heater pada CRT
Gejala Kerusakan
a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater tidak berfungsi
Solusi
Untuk keadaan normal, kerusakan heater pada CRT jarang terjadi. Yang sering mengalami kerusakan adalah solderan yang berhubungan dengan heater dan resistor yang dipasang pada heater. Namun, apabila terjadi masalah pada heater, akibatnya sangat fatal, layar televisi akan gelap.
Ruang (Slots) ID Kerusakan Kerusakan Gejala Kerusakan
IC utama pin 19 (2,2 V dc), resistor 902 (100 Ohm), transistor V 902 (C 2688) a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. ada gangguan pada RGB f. ada gangguan pada warna merah
IC utama pin 20 (2,2 V dc), resistor 912 (100 Ohm), transistor V 912 (C 2688)
Gangguan sinyal merah (R) dari skema di samping dapat ditelusuri dari IC utama pin 19 (2,2 V dc), resistor 902 (100 Ohm), transistor V 902 (C 2688). Outputnya melalui konektor dengan sebuah resistor 908 (2,7 k Ohm) dan resistor beban untuk catu (12 k Ohm/3 watt) Jika terjadi masalah dengan sinyal merah, hanya komponenkomponen tersebutlah yang diperiksa kondisinya.
Gangguan sinyal hijau (G) dari skema dapat ditelusuri dari IC utama pin 20 (2,2 V dc), resistor 912 (100 Ohm), transistor V 912 (C 2688). Outputnya melalui kolektor dengan sebuah resistor 918 (2,7 k Ohm) dan resistor beban 917 untuk catu (12 k Ohm / 3 watt).
a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. ada gangguan pada RGB f. tidak ada gangguan pada warna merah g. ada gangguan pada warna hijau
IC utama pin 21 (2,2 V dc), resistor 922 (100 Ohm), transistor V 922 (C 2688) a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. ada gangguan pada RGB f. tidak ada gangguan pada warna merah g. tidak ada gangguan pada warna hijau h. ada gangguan pada warna biru Gangguan sinyal biru (B) dapat ditelusuri dari IC utama pin 21 (2,2 V dc), resistor 922 (100 Ohm), transistor V 922 (C 2688). Outputnya melalui kolektor dengan sebuah resistor 928 (2,7 k Ohm) dan resistor beban 927 untuk catu (12 k Ohm/3 watt).
Isi (Fillers) S57
S58
S59
Output RGB pada IC utama a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. ada gangguan pada RGB f. tidak ada gangguan pada warna merah
CRT
-
a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. tidak ada gangguan pada RGB f. CRT sudah tua
a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. tidak ada gangguan pada RGB f. CRT masih muda
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…135
Solusi
g. tidak ada gangguan pada warna hijau h. tidak ada gangguan pada warna biru Menulusuri sinyal yang bermasalah dimulai dari output RGB pada IC utama: dapat dilihat dari gambar input CRT. Tegangan RGB pada input CRT dalam keadaan normal sekira 115 V dc. Jika tegangan RGB lebih dari 115 V dc atau mendekati nilai tegangan catu RGB (180 V dc), layar akan gelap. Ini berarti, transistor penguat RGB tidak bekerja karena sinyal input pada setiap kaki basisnya tidak ada.
Dalam mengganti CRT, yang sangat perlu diperhatikan adalah ukuran CRT pengganti harus benar-benar sama agar ketika dipasang mendapatkan hasil yang memuaskan. Ukuran CRT yang dimaksud adalah ukuran diagonal layar, ukuran diameter leher layar, dan letak kaki (heater, fokus, G2 dan pin RGB). Khusus untuk letak kaki, bisa saja dimodifikasi, tentunya dngan sangat hati-hati agar tidak terjadi kekeliruan, seperti kaki heater tertukar dengan kaki catu RGB. Hal ini akan langsung merusak lensa atau kaki fokus tertukar dengan G2. Jika ukuran leher CRT tidak sama, yoke dan purity magnet pada CRT pengganti harus dibawa serta.
Kerusakan bukan pada bagian CRT, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain.
Penyusunan Basis Pengetahuan Dari tabel diatas maka akan diperoleh kaidah produksi untuk memperoleh kesimpulan dan dituliskan dalam bentuk pernyataan If - Then. Dimana If sebagai premis maka Then sebagai konklusi. Pada representase pengetahuan sistem pakar ini premis adalah gejala dan sebagai konklusi adalah solusi, sehingga bentuk pernyataanya adalah If [gejala] Then [solusi]. Dan representasi pengetahuannya yang merupakan basis pengetahuan bersifat dinamis, sehingga pakar dapat menambah atau mengubah basis pengetahuan tersebut sesuai dengan data yang baru. Untuk kaidah produksinya dapat dilihat dibawah ini : Rule 1 If gejala: TV mati total And sekring putus Then kerusakan pada blok power supply (S1) Rule 2 If gejala: TV mati total And sekring tidak putus And Tegangan Output Ada Then kerusakan pada Rangkaian horizontal, vertikal, dan suara (S2)
136. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
Rule 3 If gejala: TV mati total And Sekring Tidak Putus And Tegangan Output Tidak Ada Then kerusakan pada blok Power Supply (bagian osilator) (S3) Rule 4 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Normal And gambar normal Then kerusakan bukan pada blok Power Supply (S4) Rule 5 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Tidak normal And Tegangan Power Supply naik lebih dari 130 V DC Then Kerusakan pada bagian Osilator Power Supply (S5) Rule 6 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Tidak normal And Tegangan Power Supply drop/tidak normal Then Kerusakan pada bagian kontrol Power Supply (S6) Rule 7 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Normal And Gambar tidak normal And Gambar bergoyang And Goyangan kuat Then kerusakan pada Bagian yang berhubungan dengan tapis (S7) Rule 8 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Normal And Gambar tidak normal And Gambar bergoyang And Goyangan tidak kuat Then kerusakan pada Bagian yang berhubungan dengan tapis (S8) Rule 9 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Normal And gambar tidak normal And gambar normal And Gambar goyang kiri dan kanan Then Kerusakan pada bagian tapis di power supply (S9) Rule 10 If gejala: TV hidup And Tegangan Power Supply Normal And gambar tidak normal And gambar normal And gambar tidak goyang Then Kerusakan pada bagian tapis di power supply (S10)
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…137
PERANCANGAN Rancangan Proses Diagram alir data yang ditunjukkan pada gambar III.1 memberikan gambaran bahwa: (1). Pakar memasukkan data-data tentang basis pengetahuan . (2). Data-data tentang basis pengetahuan ini akan diberikan kepada perekayasa sistem untuk membuat mesin inferensi. (3). Mesin Inferensi ini kemudian akan diberikan kepada pembangun sistem untuk pembuatan antarmuka basis pengetahuan. (4). Pengguna akan menggunakan sistem dengan menginputkan gejala kerusakan yang terjadi pada televisi dan sistem akan memberikan saran dan solusi bagi pengguna.
Gambar 2. Diagram Konteks Untuk Diagnosis Kerusakan Televisi
Diagram Alir data level 0 merupakan pengembangan dari diagram data alir level 0 yang menggambarkan aliran data dan detail proses-proses yang akan diintegrasikan kedalam sistem, seperti ditunjukkan pada gambar 3 di bawah ini
138. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
Gambar 3. DFD Level 0 Untuk Diagnosis Kerusakan Televisi
TAMPILAN HASIL Tampilan Halaman Pengguna Halaman Pengguna ini digunakan oleh user sebelum melakukan diagnosa kerusakan pada sistem pakar. Untuk masuk ke halaman ini user harus memilih level pengguna sebagai pengguna di halaman login. Berikut adalah tampilan untuk menu pengguna
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…139
Gambar 4. Tampilan Halaman User untuk Diagnosis
Pada halaman ini user melakukan diagnosis kerusakan yaitu dengan menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Pertanyaan yang diajukan sistem sesuai dengan gejala-gejala kerusakan pada televisi. Setiap user menjawab satu pertanyaan maka akan dilanjutkan kepertanyaan selanjutnya sehinga didapatkan solusi kerusakan sesuai dengan basis aturan yang ada di dalam sistem pakar.
Gambar 5. Tampilan Halaman Hasil Diagnosis
140. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
Gambar 6. Tampilan Halaman Penanganan
Tampilan Halaman Pakar Halaman Pakar ini adalah halaman utama untuk pakar. Untuk masuk ke halaman ini pakar harus memilih level pengguna sebagai pakar dan mengisi User Id dan Password di halaman login. Berikut adalah tampilan untuk menu pakar
Gambar 7. Tampilan Halaman Pakar
Suhardi, Sistem Pakar Untuk Diagnosis…141
Tampilan Basis Pengetahuan Halaman ini digunakan oleh pakar untuk edit basis pengetahuan. Pakar dapat menambah, mengubah dan menghapus basis pengetahuan, jenis kerusakan dan solusi.
Gambar 8. Tampilan Halaman Basis Pengetahuan
KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian di lapangan, proses diagnosis kerusakan TV berwarna masih dilakukan secara manual dan tidak adanya panduan resmi yang menjadi acuan. “Sistem Pakar Diagnosis Kerusakan pada TV berwarna” yang berbasis komputer merupakan penyelesaian dari masalah yang terjadi saat ini dalam hal proses diagnosis kerusakan pada TV berwarna. Maka dari itu Sistem Pakar yang kami buat ini diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat dalam proses diagnosis kerusakan pada TV berwarna. Saran Untuk yang bermaksud mengembangkan system pakar ini diharapkan lebih memahami informasi yang bisa diserap dari buku atau dari pakar itu sendiri. Disamping itu antar muka program harus lebih diperhatikan agar pengguna merasa nyaman ketika menggunakan sistem pakar ini.
DAFTAR RUJUKAN Arhamni, Muhammad, 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta. Anonim, 2003, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic, jilid I, edisi ke-2, Andi, Yogyakarta, Halaman 13 – 23. Jayadikara Edi A & Paulus Sigit, 2002: Merawat dan Memperbaiki Televisi Berwarna, Puspa Swara, Jakarta. Kusrini, S.Kom, 2006, Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi, Andi Offet, Yogyakarta Oetomo, Budi Sutedjo Dharma, S.Kom., MM, 2006, Perencanaan & Pembangunan Sistem Informasi, Andi Offet, Yogya karta Rio, S. Reka,Yoshikatsu Sawamura, 2001: “Teknik Reparasi TV Berwarna”, Jakarta, Pradnya Paramita Sutabri, Tata, S.Kom., MM, 2004, Analisa Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta
142. CSRID Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120 - 142
Suyanto, ST, Msi, 2007, Artificial Intellegence Learning, Kreasoning, Planning, Informatika, Bandung. http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi